bab ii landasan teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/tsa-2014-0039...

25
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan Strategis SI/TI Sebuah harapan yang dijanjikan oleh perencanaan strategis adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari operational bisnis organisasi saat ini dan dimasa mendatang. Perencanaan strategis menyediakan suatu kerangka kerja sebagai suatu arahan ke masa depan bagi manajemen untuk mengelola bisnisnya dengan lebih baik. Proses di dalam penerapan strategi tersebut menentukan bagaimana organisasi berkembang untuk dapat memanfaatkan kesempatan yang ada dalam membantu menyelaraskan dengan kebutuhan pelanggan. Proses perencanaan strategis digunakan oleh pengelola bisnis untuk menentukan sasaran yang ingin dicapai, menjadwalkan langkah-langkah implementasi yang akan di jalankan untuk mencapai sasaran tersebut termasuk cara-cara yang digunakan dalam mengukur dampaknya pada kinerja unit-unit bisnis pada organisasi yang di hasilkan dari penerapan suatu strategi. Teknologi informasi dan komunikasi merupakan suatu sarana yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan mutu layanan pemerintahan. Seperti halnya sumber daya bisnis lainnya aplikasi TIK memerlukan pemikiran strategis untuk pengembangannya, seperti halnya individu memerlukan perencanaan keuangan. Menurut Malaysian ICT Strategic Plan Guideline (MAMPU, 2003) Strategi merupakan pola yang berasal dari tujuan, sasaran dan kebijakan serta rencana penggunaan sumberdaya secara signifikan yang dinyatakan dengan suatu cara untuk mendefinisikan cakupan bisnis organisasi saat ini dan bagaimana organisasi itu akan

Upload: vokien

Post on 13-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0039 2.pdf · Sebuah harapan yang dijanjikan oleh perencanaan strategis adalah untuk

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Perencanaan Strategis SI/TI

Sebuah harapan yang dijanjikan oleh perencanaan strategis adalah untuk

meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari operational bisnis organisasi saat ini dan

dimasa mendatang. Perencanaan strategis menyediakan suatu kerangka kerja sebagai

suatu arahan ke masa depan bagi manajemen untuk mengelola bisnisnya dengan

lebih baik. Proses di dalam penerapan strategi tersebut menentukan bagaimana

organisasi berkembang untuk dapat memanfaatkan kesempatan yang ada dalam

membantu menyelaraskan dengan kebutuhan pelanggan. Proses perencanaan

strategis digunakan oleh pengelola bisnis untuk menentukan sasaran yang ingin

dicapai, menjadwalkan langkah-langkah implementasi yang akan di jalankan untuk

mencapai sasaran tersebut termasuk cara-cara yang digunakan dalam mengukur

dampaknya pada kinerja unit-unit bisnis pada organisasi yang di hasilkan dari

penerapan suatu strategi.

Teknologi informasi dan komunikasi merupakan suatu sarana yang sangat

bermanfaat untuk meningkatkan mutu layanan pemerintahan. Seperti halnya sumber

daya bisnis lainnya aplikasi TIK memerlukan pemikiran strategis untuk

pengembangannya, seperti halnya individu memerlukan perencanaan keuangan.

Menurut Malaysian ICT Strategic Plan Guideline (MAMPU, 2003) Strategi

merupakan pola yang berasal dari tujuan, sasaran dan kebijakan serta rencana

penggunaan sumberdaya secara signifikan yang dinyatakan dengan suatu cara untuk

mendefinisikan cakupan bisnis organisasi saat ini dan bagaimana organisasi itu akan

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0039 2.pdf · Sebuah harapan yang dijanjikan oleh perencanaan strategis adalah untuk

menjadi yang diinginkan. Oleh karena itu strategi dan visi bisnis berkaitan sangat

erat.

Perencanaan strategis SI/TI akan membantu organisasi untuk dapat menerapkan

teknologi informasi secara kreatif agar dapat mendukung peningkatan mutu layanan

di lembaga pemerintahan. Selain itu strategi SI/TI dapat mengendalikan

pembelanjaan anggaran untuk pengembangan TI dengan lebih efisien, dan juga

investasi-investasi SI/TI yang sudah dilakukan dimasa lalu dapat di identifikasikan

peluang pemanfaatannya agar lebih berdaya guna.

Dalam melakukan perencanaan strategis sistem informasi, ada beberapa

metodologi yang membahas tentang tahap-tahap penyusunan strategis sistem

informasi, diantaranya adalah sebagai berikut:

2.1.1 Metodologi Versi Ward and Peppard

Proses Pendekatan metodologi dengan cara ini dimulai dari keadaan investasi

SI/TI di masalalu yang kurang memberikan manfaat bagi tujuan bisnis perusahaan

dan menangkap peluang bisnis, serta fenomena menambah keunggulan kompetitif

suatu perusahaan karena dapat memanfaatkan SI/TI dengan lebih optimal. Kurang

bermanfaatnya investasi SI/TI bagi suatu organisasi disebabkan karena perencanaan

strategis SI/TI yang lebih fokus ke arah teknologi, bukan berdasarkan kebutuhan

bisnis perusahaan.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0039 2.pdf · Sebuah harapan yang dijanjikan oleh perencanaan strategis adalah untuk

Gambar 2.1 Metodologi Ward and Peppard (Ward and Peppard 2003)

Kerangka kerja yang di jalankan dalam menyusun perencanaan strategis sistem

informasi berdasarkan metodologi ini terdiri atas tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Analisis lingkungan bisnis internal organisasi.

Pada tahapan ini dilakukan analisis terhadap faktor-faktor lingkungan bisnis

didalam organisasi yang mempengaruhi kinerja organisasi. Dimana pada analisis

ini akan dilakukan identifikasi terhadap visi serta misi organisasi, kemudian

dilakukan analisis terhadap tujuan organisasi dengan menggunakan metode

analisis Critical Success Factors (CSFs), untuk mengetahui faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap keberhasilan atau kegagalan organisasi.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0039 2.pdf · Sebuah harapan yang dijanjikan oleh perencanaan strategis adalah untuk

10 

b. Analisis ekternal bisnis organisasi.

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap faktor-faktor di luar organisasi yang

mempengaruhi kinerja organisasi. Faktor-faktor eksternal tersebut akan dianalisis

dari aspek politik, ekonomi dan hukum, lalu akan dianalisis menggunakan Five

Force Competitive Model untuk mengetahui faktor apa yang berhubungan secara

langsung ataupun tidak langsung terhadap organisasi, yang berasal dari luar

organisasi. Hasil dari analisis Five Force Competitive Model akan dimasukkan

kedalam diagram SWOT untuk mengidentifikasikan kekuatan dalam

memanfaatkan peluang, juga untuk mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan

peluang yang ada. Setelah itu akan dilakukan analisis value chain untuk merinci

rangkaian kegiatan bisnis dari awal sampai akhir di dalam organisasi tersebut.

c. Analisis eksternal SI/TI.

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap kondisi teknologi yang digunakan

dalam pembangunan sistem informasi menggunakan teknologi yang sedang

berkembang saat ini dan memperkirakan trend di masa depannya seperti apa,

meliputi hardware, software, infrastruktur, komunikasi dan sebagainya. Dari hasil

ini akan diperoleh peluang SI/TI yang dapat digunakan dalam mendukung strategi

organisasi.

d. Analisis internal SI/TI.

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap kondisi berbagai macam sistem

informasi yang sudah dibangun serta teknologi saat ini yang sedang digunakan

dalam mendukung kegiatan bisnis organisasi meliputi hardware, sofware,

infrastruktur, dan sumber daya manusianya.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0039 2.pdf · Sebuah harapan yang dijanjikan oleh perencanaan strategis adalah untuk

11 

e. Menentukan strategi SI/TI :

Berdasarkan analisis terhadap poin a,b, c dan d maka akan ditentukan:

1) Strategi SI bisnis, yang meliputi bagaimana setiap fungsi bisnis

Di dalam organisasi akan memanfaatkan SI/TI untuk mencapai sasaran bisnisnya,

portofolio aplikasi dan gambaran penggunaan/penyebaran informasinya.

2) Strategi pengelolaan dan pengembangan SI / TI berdasarkan kebijakan yang

sudah ditetapkan oleh organisasi

3) Strategi TI untuk mengelola teknologi yang sudah diterapkan ke dalam SI

dengan menggunakan sumber daya manusia yang ada.

f. Portofolio Aplikasi dan Teknologi.

Mengacu pada point e.1) sampai dengan e.3), maka akan ditentukan portofolio

aplikasi dan teknologi yang akan digunakan dalam mendukung strategi

bisnis organisasi.

2.1.2 METODOLOGI VERSI TOZER

Metodologi ini melakukan pendekatan secara praktis serta mendasarkan pada

model strategi bisnis yang menentukan cara memaksimalkan penggunaan sumber

daya SI/TI untuk kemanfaatan dari sisi bisnis perusahaan. Metodologi ini memiliki 5

fase perencanaan SI/TI yang meliputi, penentuan konteks dan ruang lingkup program

perencanaan, penentuan informasi bisnis yang dibutuhkan serta sarana yang

diperlukan untuk mendapatkannya, evaluasi kesesuain sistem dengan kebutuhan

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0039 2.pdf · Sebuah harapan yang dijanjikan oleh perencanaan strategis adalah untuk

12 

fungsi-fungsi bisnis dalam organisasi, penentuan solusi strategi yang berupa aplikasi

dan teknologi yang akan diterapkan, dan terakhir adalah proses penyiapan untuk

rencana implementasi. Gambar 2.2. berikut ini menggambarkan tahapan

perencanaan strategis SI/TI versi Tozer.

Gambar 2.2 Metodologi versi Tozer

Metode ini terdiri atas 5 aktivitas diantaranya adalah

a. Menentukan konteks dan ruang lingkup agar dapat memperoleh batasan,

waktu, kontrol,penyelarasan terminologi, komitmen manajemen, dan harapan

dari sistem yang akan dibangun.

b. Menentukan informasi bisnis saat ini dan kebutuhan sistem yang

mendukungnya termasuk sumber daya manusianya

c. Mengevaluasi kesesuaian sistem dengan kebutuhan saat ini dan

mengidentifikasi solusi alternatif yang lebih sesuai

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0039 2.pdf · Sebuah harapan yang dijanjikan oleh perencanaan strategis adalah untuk

13 

d. Menetukan solusi strategi SI/TI, output dari fase ini adalah pilihan dari

beberapa solusi, definisi solusi yang paling tepat dengan struktur database

yang mendukungnya, penjelasan alasan pemilihan solusi, hasil update

arsitektur informasi, spesifikasi teknologi, dan strategi migrasi.

e. Menyiapkan dan melakukan rencana teknis implementasi SI/TI termasuk

rencana detil pengembangan sumber daya manusia untuk pengelolaan

teknologi dan sistem informasinya.

2.1.3. METODOLOGI VERSI PRICE WATER HOUSE

Metodologi Price Water House merupakan suatu metodologi yang terdiri atas

4 tahap (Price Water House, 1996) yang mendasarkan pada hal-hal diantaranya,

Pertama, menggunakan arah dan tujuan organisasi yang telah dibuat kedalam

business plan. Segala sesuatu yang menjadi sasaran pada business plan tersebut

diterjemahkan sebagai kebutuhan informasi yang harus dipenuhi. Kedua,

menggunakan Critical Success Factor (CSF) sebagai salah satu tolok ukur dalam

membuat prioritas strategi SI/TI yang akan dibangun. Ketiga menggunakan analisis

value dan resiko yang memperhitungkan tangible dan intangible value dalam

mengungkapkan manfaat SI/TI. Keempat, memanfaatkan pengalaman praktis yang

mendukung teori yang telah ada seperti Total Cost of Ownership (TCO) dari Gartner

Group.Metodologi Price Water House terdiri dari empat tahap, yang terlihat seperti

pada gambar 2.3.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0039 2.pdf · Sebuah harapan yang dijanjikan oleh perencanaan strategis adalah untuk

14 

Gambar 2.3 Metodologi Price Water House

Pada stage pertama, melakukan analisis kebutuhan bisnis dan informasi,

dimana akan dilakukan kegiatan untuk memeperoleh informasi yang

menggambarkan kondisi bisnis dan SI/TI saat ini dari perusahaan, kebutuhan bisnis

di masa yang akan datang dan peluang pemanfaatan SI/TI dalam bisnis. Masukan

yang perlu disiapkan dalam tahapan ini adalah rencana bisnis, rencana SI/TI, kondisi

persaingan usaha dan perkembangan SI/TI dalam industri yang terkait dengan

perusahaan.

Pada stage kedua, menentukan target yang harus dipenuhi oleh SI/TI, dalam hal

ini dilakukan analisis terhadap berbagai macam peluang-peluang yang ada dalam

memanfaatkan SI/TI untuk memenuhi kebutuhan strategi bisnis perusahaan dan

rincian detil kebutuhan SI/TI yang harus disiapkan. Detil kebutuhan tersebut berupa

arsitektur aplikasi, infrastruktur, sistem pengelolaan SI/TI, dan kebijakan SI/TI

terhadap perusahaan secara keseluruhan. Masukan yang diperlukan dalam stage ini

adalah identifikasi kebutuhan bisnis perusahaan di masa mendatang, identifikasi

peluang bisnis dari eksternal perusahaan, dan syarat-syarat pemenuhan kebutuhan

SI/TI saat ini.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0039 2.pdf · Sebuah harapan yang dijanjikan oleh perencanaan strategis adalah untuk

15 

Pada stage ketiga, dilakukan penetapan strategi SI/TI, menentukan prioritas,

pilihan strategi, dan spesifikasi strategi SI/TI.

Pada stage keempat, dibuat rencana implementasi, dengan merencanakan

jadwal implementasi strategi SI/TI dengan masukan detil strategi SI/TI. Untuk itu

dilakukan proses diantaranya adalah membuat rencana pendukung strategi SI/TI,

penentuan jadwal waktu kerja, serta membuat rencana pelaksanaan.

2.1.4. METODOLOGI VERSI WETHERBE

Menurut Turban (Turban et al. 1999), penekanan dari metodologi ini lebih ke sisi

teknologi dan kegiatan perencanaan strategis SI/TI dibagi menjadi empat aktivitas,

seperti terlihat pada gambar 2.4:

Gambar 2.4 Metodologi Versi Wetherbe

1. Perencanaan Strategis TI

Aktifitas ini mengaitkan rencana keseluruhan organisasi dengan rencana TI,

identifikasi portofolio aplikasi yang membantu bisnis dan identifikasi aplikasi SI/TI

yang dapat meningkatkan keunggulan bersaing. Perencanaan strategis TI dilakukan

melalui:

a. Business Sistem Planning (BSP), yang berorientasi pada proses bisnis dan

kelas data. BSP dilakukan untuk menentukan database perusahan dan aplikasi

yang mendukung strategi bisnis.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0039 2.pdf · Sebuah harapan yang dijanjikan oleh perencanaan strategis adalah untuk

16 

b. Strategic of Growth, untuk melihat indikator pertumbuhan TI dan

pengeluaran organisasi sebagai dasar menentukan peran portofolio aplikasi

mendatang, sumber daya TI (perangkat lunak, perangkat keras, dan SDM),

serta perencanaan dan kendali manajemen.

c. End/Means (E/M) Analysis, untuk mengetahui kebutuhan informasi ditingkat

organisasi, departemen, individu, atau manajerial.

d. Critical Success Factor (CSF).

2. Information Requirement Analysis (IRA).

Merupakan suatu proses analisis yang dilakukan dalam rangka mencari rincian

kebutuhan informasi yang nantinya akan diperlukan oleh unit-unit didalam

organisasi secara keseluruhan.

3. Alokasi sumber daya SI/TI.

Alokasi sumber daya SI/TI merupakan kegiatan perencanan pengembangan software,

hardware, komunikasi data, fasilitas, personel, dan aspek finansial, sesuai dengan

rencana utama yang telah didefinisikan dalam Information Requirement Analysis.

4. Perencanaan Proyek.

Perencanaan proyek meliputi kegiatan pengembangan sistem yang disesuaikan

dengan kerangka kerja yang sudah dibuat dan diatur penjadwalannya.

2.1.5. METODOLOGI DARI U.S. NUCLEAR REGULATORY COMMISSION

a. Tujuan dan Ruang lingkup Perencanaan Strategis Sistem Informasi U.S.

Nuclear Regulatory Commission (NRC)

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0039 2.pdf · Sebuah harapan yang dijanjikan oleh perencanaan strategis adalah untuk

17 

Tujuan Perencanaan Strategis Sistem Informasi U.S. Nuclear Regulatory

Commission adalah untuk menambah produktifitas, efisiensi, dan keefektifan dari

program organisasi dan operasinya, serta meningkatkan kegunaan informasi untuk

semua pengguna, baik di dalam maupun di dalam organisasi.

Sedangkan ruang lingkupnya meliputi semua infrastruktur teknologi informasi

baik local maupun wide-area, desktop computer, dan telekomunikasi,semua

pengembangan aplikasi dan web site dan semua aktifitas manajemen informasi yang

melalui organisasi seperti: manajemen dokumen, manajemen record, dan kebebasan

pemrosesan informasi.

Gambar 2.5. Metodologi US. NRC

b. Struktur Dokumen Perencanaan Strategis Sistem U.S. Nuclear Regulatory

Commission (NRC)

Struktur Dokumen Perencanaan Strategis Sistem U.S. Nuclear Regulatory

Commission terdiri dari beberapa section, yakni:

· Section 1

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0039 2.pdf · Sebuah harapan yang dijanjikan oleh perencanaan strategis adalah untuk

18 

Kebutuhan perencanaan SI/TI dan keterhubungan dokumen ini dengan dokumen

perencanaan yang lain

· Section 2

Menyediakan lingkungan dan isi perencanaan

· Sections 3 and 4

Mendiskusikan perencanaan program SI/TI, visi dan strategi, serta ukuran hubungan

dengan setiap tujuan.

· Section 5

Menjelaskan proses integrasi perencanaan strategi SI/TI dengan proses perencanaan

lembaga yang lain serta dengan proses aturan SI/TI yang baik.

c. Kesimpulan

Dokumen perencanaan strategis sistem informasi U.S. Nuclear Regulatory

Commission didalamnya menjelaskan bagaimana aktivitas teknologi informasi/

manajemen informasi membantu menyelesaikan dengan baik misi organisasi.

Dimana dokumen tersebut disusun untuk menambah produktivitas, efisiensi, dan

keefektifan dari program organisasi dan operasinya, serta meningkatkan kegunaan

informasi untuk semua pengguna, baik di dalam maupun di dalam organisasi.

Penyusunannya dilakukan dalam tiga langkah, dan pada setiap langkahnya terdapat

tiga tingkatan.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0039 2.pdf · Sebuah harapan yang dijanjikan oleh perencanaan strategis adalah untuk

19 

2.1.6. METODOLOGI INFORMATION SYSTEMS PLAN (CASSIDY, 2006)

Gambar 2.6 Metodologi Information Systems Plan

Secara keseluruhan metodologi ini memiliki tahapan awal yang hampir sama

dengan metodologi lainnya seperti, menganalisa kondisi SI/TI organisasi saat ini,

menganalisa kondisi industri pada lingkup bisnis perusahaan, analisa SWOT dan

sebagainya. Meskipun demikian pada metodologi ini memiliki rincian yang lebih

detil mengenai analisis cost dan planning proses serta adanya support requirements

dalam perencanaan.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0039 2.pdf · Sebuah harapan yang dijanjikan oleh perencanaan strategis adalah untuk

20 

2.2. Metode Analisis Perencanaan Strategis SI/TI

Dalam melakukan perencanaan strategis, akan dilakukan beberapa analisis

untuk mendapatkan perencanaan strategis yang sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan, beberapa metode analis itu akan dibahas pada bagian berikut ini.

2.2.1. Analisis SWOT

Analisis SWOT digunakan oleh suatu organisasi pada saat melakukan analisa

lingkungan bisnis, yang dapat mengetahui bagaimana SI/TI memberikan kontribusi

dalam pencapaian tujuan utama organisasi sehingga dapat mengarahkan dalam

perumusan strategi organisasi.. Dimana kekuatan (Strength) diidentifikasikan dengan

tujuan untuk mengetahui apa saja kekuatan yang dimiliki oleh organisasi untuk dapat

melanjutkan dan mempertahankan bisnis. Dengan mengetahui kekuatan yang

dimilikinya maka organisasi akan dapat mempertahankan serta meningkatkan

kekuatan sebagai upaya untuk mencapai keunggulan dibandingkan organisasi yang

lain. Mengidentifikasi kelemahan (Weakness) bertujuan untuk dapat mengetahui apa

kekurangan-kekurangan yang masih ada, dan dengan mengidentifikasikan kelemahan

tersebut, maka organisasi dapat berusaha untuk memperbaikinya. Kelemahan yang

tidak atau terlambat diketahui akan memberikan dampak yang merugikan bagi

organisasi. Oleh karena itu dengan semakin cepat mengetahui kelemahan yang ada,

maka organisasi dapat sesegera mungkin mencari cara agar dapat menutupi

kelemahan tersebut. Dengan mengetahui peluang (Opportunity), baik peluang saat ini

maupun peluang dimasa yang akan datang, maka perusahaan dapat mempersiapkan

diri untuk mendapatkan peluang tersebut. Berbagai strategi dapat disiapkan lebih

awal dan terencana dengan lebih baik sehingga peluang yang telah diidentifikasi

dapat diwujudkan. Berbagai jalan untuk dapat merealisasikan peluang atau

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0039 2.pdf · Sebuah harapan yang dijanjikan oleh perencanaan strategis adalah untuk

21 

kesempatan dan mempertahankan kelangsungan bisnis organisasi tentunya akan

mengalami banyak ancaman (Threat). Ancaman yang teridentifikasi dapat dicarikan

solusinya sehingga organisasi dapat meminimalkan atau bahkan menghilangkan

ancaman tersebut.

2.2.2 Critical Success Factor (CSF)

Analisa CSF dipergunakan oleh organisasi untuk mengidentifikasi faktor-faktor

kritis apa saja yang berpengaruh pada keberhasilan atau kegagalan dari tujuan yang

hendak dicapai oleh organisasi. Tujuan dari dibuatnya CSF adalah untuk

menerjemahkan objektif organisasi secara lebih jelas untuk menentukan kegiatan

yang harus dilakukan dan informasi apa yang dibutuhkan oleh organisasi. Peranan

CSF dalam perencanaan strategis adalah sebagai penghubung antara strategi bisnis

organisasi dengan strategi Sistem Informasinya, mengarahkan proses perencanaan

strategis SI pada area yang strategis atau yang berdampak jangka panjang,

memprioritaskan usulan aplikasi SI dan mengevaluasi strategi SI, seperti terlihat

pada gambar 2.5 berikut ini :

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0039 2.pdf · Sebuah harapan yang dijanjikan oleh perencanaan strategis adalah untuk

22 

Gambar 2.7 Critical Success Factor (Ward and Peppard 2003)

2.2.3 McFARLAN STRATEGIC GRID

Setelah dilakukan analisis pada lingkungan bisnis dan SI/TI organisasi baik

eksternal maupun internal, maka dilakukan pemetaan kebutuhan-kebutuhan sistem

informasi yangsudah diidentifikasikan dengan menggunakan McFarlan strategic

grid. Pemetaan dilakukan pada empat kuadran (strategic, high potential, key

operational, and support). Kategori strategic berarti pemanfaatn SI yang wajib ada

dan sangat menentukan keberhasilan kerja organisasi saat ini dan ke depan. Kategori

high potential berarti pemanfaatan SI/TI yang mungkin akan meningkatkan daya

saing organisasi di masa depan, tapi saat ini belum dibuktikan, maka belum wajib

ada. Kategori key operational berarti bahwa penerapan dan pemanfaatan SI wajib

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0039 2.pdf · Sebuah harapan yang dijanjikan oleh perencanaan strategis adalah untuk

23 

ada untuk meningkatkan kinerja dan kesuksesan organisasi saat ini. Kategori support

berarti pemanfaatan SI untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas tapi tidak

menjadi hal yang kritis dalam merubah daya saing, maka tidak wajib ada. Dari hasil

pemetaan tersebut didapat gambaran konstribusi sebuah aplikasi SI terhadap

organisasi dan pengembangan dimasa mendatang (Ward & Griffith 1996), keempat

kuadran tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.8 McFarlan Strategic Grid, Ward and Peppard 2003

2.2.4 Cost Benefit Analysis

Analisa Cost Benefit dalam metode penghitungan investasi pengembangan

teknologi informasi menggunakan prinsip memperbandingkan biaya yang harus

dikeluarkan dengan manfaat yang diperoleh oleh perusahaan. Pendekatan ini biasa

dipergunakan di dalam situasi dimana penggunaan teknologi informasi memberikan

manfaat yang tangible dan cenderung mudah diukur (measurable) secara kuantitatif.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0039 2.pdf · Sebuah harapan yang dijanjikan oleh perencanaan strategis adalah untuk

24 

Diantara pendekatan dalam analisa Cost Benefit adalah dibuatnya suatu perhitungan

terhadap biaya proses bisnis yang dapat direduksi dengan digunakannya sistem

informasi atau teknologi informasi. Pendekatan ini biasa dipergunakan, pada saat

teknologi informasi dipergunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kinerja

efisiensi, dalam hal ini memanfaatkan keunggulan yang ditawarkan untuk

mengurangi total biaya yang harus dikeluarkan perusahaan

2.2.5 IT Balanced Score Card

Menurut Grembergen dan Saull (2001), Balanced Scorecard (BSC) pertama

kali diperkenalkan oleh Kaplan dan Norton yang merupakan sistem manajemen

kinerja yang harus memungkinkan perusahaan untuk mendorong strategi perusahaan

pada pengukuran dan tindak lanjut. Dalam beberapa tahun terakhir BSC telah

diterapkan untuk teknologi informasi (TI) dan saat ini aplikasi TI sudah muncul

dalam kehidupan nyata. untuk mengukur IT Balanced Scorecard memiliki empat

perspektif, yaitu:

Business Contribution menggambarkan nilai bisnis dari investasi TI.

User Orientation merupakan evaluasi pengguna TI

Operational Excellence merupakan proses TI yang digunakan untuk

mengembangkan dan menyampaikan aplikasi.

Future Orientation menggambarkan sumber daya manusia dan teknologi yang

dibutuhkan oleh TI untuk memberikan layanannya.

Masing-masing perspektif harus diterjemahkan ke dalam matriks dan ukuran

yang memberikan nilai pada situasi saat ini. Penilaian ini harus diulang secara

berkala dan harus disesuaikankan dengan tujuan yang harus ditetapkan sebelumnya

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0039 2.pdf · Sebuah harapan yang dijanjikan oleh perencanaan strategis adalah untuk

25 

dan dengan perbandingan. IT BSC harus mempertimbangkan dua macam ukuran

yaitu pengukuran hasil akhir dan penggerak kinerja.

Tabel 2.1 Perspektif IT Balanced ScoreCard

Perspektif Keterangan Misi Strategi Business Contribution

Bagaimana manajemen melihat departemen TI?

Untuk memperoleh kontribusi bisnis yang relevan dari investasi TI yang sudah direncanakan

Mengendalikan pengeluaran TI

Nilai bisnis dari proyek TI

Menyediakan kemampuan bisnis yang baru

User Orientation

Bagaimana user melihat departemen TI?

Menjadi pemasok sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan

Pemasok pilihan untuk aplikasi

Pemasok pilihan untuk operasional

Pemberi usul solusi yang terbaik

Kerjasama dengan user

Kepuasan user

Operational Excellence

Seberapa efektif dan efisienkah proses TI?

Untuk memberikan layanan TI dengan aplikasi yang efektif dan efisien

Pengembangan yang efisien dan efektif

Operasional sistem yang efisien dan efektif

Future Orientation

Seberapa baik posisi TI untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di masa yang akan datang

Untuk memberikan kesempatan dalam menghadapitantangan di masa yang akan datang

Melatih staff TI Keahlian staff TI Penelitian teknologi yang sedang berkembang

Usia portfolio aplikasi

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0039 2.pdf · Sebuah harapan yang dijanjikan oleh perencanaan strategis adalah untuk

26 

2.3 E-Government

E-government adalah istilah yang menurut beberapa kalangan, didefinisikan

secara beragam. Menurut Keppres No. 20 Tahun 2006 E-Government adalah

pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pemerintahan untuk

meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas penyelenggaraan

pemerintahan. E-government dapat diartikan sebagai suatu proses pemanfaatan

teknologi informasi sebagai alat untuk membantu menjalankan sistem pemerintahan

secara lebih efisien. Karena itu, dalam melihat e-government, jangan terpaku oleh

unsur 'e' (electronic) -nya semata, tetapi yang lebih penting lagi adalah proses dan

jalannya pemerintahan melalui fasilitas internet atau media online. Sehingga terdapat

dua hal utama dalam pengertian e-government di atas, pertama adalah penggunaan

teknologi komunikasi informasi (salah satunya adalah internet) sebagai alat bantu,

dan kedua adalah tujuan pemanfaatannya sehingga jalannya pemerintahan dapat

lebih efisien. Melalui teknologi informasi dan sistem informasi seluruh proses atau

prosedur yang ada di pemerintahan dapat dilalui dengan lebih cepat sesuai dengan

aturan baku yang telah ditetapkan sebelumnya. e-government bukan berarti

mengganti cara pemerintah dalam berhubungan dengan masyarakat umum.

Pada konsep e-government, masyarakat masih bisa berhubungan dengan pos-

pos pelayanan, berbicara melalui telepon untuk mendapatkan pelayanan pemerintah,

atau berkirim surat secara elektronik. E-government hanya berfungsi pada konteks

penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara

lembaga-lembaga pemerintah dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Pada

pelaksanaan e-government, informasi, komunikasi, dan transaksi antara masyarakat

umum atau perusahaan dan pemerintah dilakukan melalui jaringan internet. Sehingga

ada beberapa manfaat yang dihasilkan seperti misalnya, komunikasi dalam sistem

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0039 2.pdf · Sebuah harapan yang dijanjikan oleh perencanaan strategis adalah untuk

27 

administrasi berlangsung dalam hitungan jam, bukan lagi dalam hitungan minggu.

Artinya, pelayanan pemerintah pada masyarakat menjadi lebih responsif, service dan

informasi dapat disediakan 24 jam sehari, tujuh hari dalam seminggu. Informasi

dapat dicari dari kantor, rumah, bahkan secara mobile dimanapun tanpa harus secara

fisik datang ke kantor pemerintahan atau tempat-tempat pelayanan umum. Akselerasi

kecepatan pelayanan berarti juga merupakan penghematan dalam waktu, energi dan

biaya.

2.3.1 Pola Arsitektur E-Government

Dalam pengembangan e-government digunakan suatu pola arsitektur tertentu

yang disesuaikan dengan peraturan yang berlaku di negaranya masing-masing.

Kerangka arsitektur E-Government terdiri dari empat lapis struktur, yakni:

Kerangka arsitektur E-Government terdiri dari empat lapis struktur, yakni:

1. Akses. Jaringan telekomunikasi, jaringan internet, dan media komunikasi

lainnya yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk dapt mengakses situs

pelayanan publik.

2. Portal Pelayanan Publik. Situs web pemerintah pada internet penyedia

layanan publik tertentu yang mengintegrasikan proses pengolahan dan

pengelolaan informasi dan dokumen elektronik di sejumlah instansi yang

terkait.

3. Organisasi Pengelolaan dan Pengolahan Informasi. Organisasi pendukung

yang mengelola, menyediakan dan mengolah transaksi informasi dan

dokumen elektronik.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0039 2.pdf · Sebuah harapan yang dijanjikan oleh perencanaan strategis adalah untuk

28 

4. Infrastruktur dan Aplikasi Dasar. Semua prasarana, baik perangkat keras

dan lunak yang diperlukan untuk mendukung pengelolaan, pengolahan,

transaksi, dan penyaluran informasi antarportal pelayanan publik dengan

jaringan internet secara handal, aman, dan terpercaya.

Gambar 2.9 Kerangka arsitektur E-Government

2.3.2. Indonesia Go Open Source (IGOS)

Indonesia, Go Open Source! disingkat IGOS adalah sebuah semangat gerakan

untuk meningkatkan penggunaan dan pengembangan perangkat lunak sumber

terbuka di Indonesia. IGOS dideklarasikan pada 30 Juni 2004 oleh 5 kementerian

yaitu Kementerian Negara Riset dan Teknologi, Departemen Komunikasi dan

Informatika, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Departemen Pendidikan Nasional.

Gerakan ini melibatkan seluruh stakeholder TI (akademisi, sektor bisnis,

instansi pemerintah dan masyarakat) yang dimulai dengan program untuk

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0039 2.pdf · Sebuah harapan yang dijanjikan oleh perencanaan strategis adalah untuk

29 

menggunakan software open source di lingkungan instansi pemerintahan.

Diharapkan dengan langkah ini dapat mengefisiensikan anggaran dalam pengadaan

software di lingkungan pemerintah.

Langkah-langkah aksi dalam menerapkan deklarasi IGOS diantaranya adalah :

1. Menggunakan perangkat lunak legal di setiap instansi pemerintah.

2. Menyebarluaskan pemanfaatan Open Source Software di Indonesia.

3. Menyiapkan panduan (guideline) dalam pengembangan dan pemanfaatan Open

Source Software di Indonesia.

4. Mendorong terbentuknya pusat-pusat pelatihan, competency center dan pusat-

pusat inkubator bisnis berbasis open source di Indonesia.

5. Mendorong dan meningkatkan koordinasi, kemampuan, kreativitas, kemauan dan

partisipasi di kalangan pemerintah dan masyarakat dalam pemanfaatan Open

Source Software secara maksimal.

2.3.3 Hubungan antara E-Government dengan Perencanaan Strategis

Pengembangan sistem e-government dilakukan dengan cara yang tidak jauh

berbeda dengan perencanaan strategis SI/TI, dimana dalam pengembangan sistem

e-government juga melakukan analisis-analisis seperti CSF dan SWOT, terutama

kaitannya dengan penggunaan software open source, seperti yang dilakukan dalam

perencanaan strategis SI/TI, karena e-government sendiri termasuk dalam bagian dari

perencanaan strategis sistem informasi lembaga pemerintah, seperti yang akan

dilakukan dalam studi kasus ini.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0039 2.pdf · Sebuah harapan yang dijanjikan oleh perencanaan strategis adalah untuk

30 

2.4 Enterprise Architecture

Menurut Bernard (2005, p31), Enterprise Architecture (EA) adalah

analisis dan dokumentasi dari keadaan mengenai integrasi strategi, bisnis, dan

teknologi perusahaan disaat ini dan di masa yang akan datang. EA akan

memberikan pandangan mengenai perusahaan yang membantu orang-orang di

dalam perusahaan untuk membuat rencana dan keputusan yang lebih baik. EA

merupakan program manajemen dan metode dokumentasi yang menyediakan

sebuah pandangan yang dapat dijalankan dan terkoordinasi dari tujuan strategis,

layanan bisnis, alur informasi, dan penggunaan sumber daya perusahaan.

Framework EA menyediakan struktur lengkap untuk menggambarkan

bisnis dan lingkungan teknologi perusahaan. Setiap komponen EA membentuk

bagian-bagian yang berbeda bagi keseluruhan kemampuan operasional TI.

Gambar 2.10 Kerangka Dokumentasi EA(Bernard, 2005)

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0039 2.pdf · Sebuah harapan yang dijanjikan oleh perencanaan strategis adalah untuk

31 

Enterprise architecture memiliki konsep sebagai berikut :

• Sebagai program menejemen EA, menyediakan pendekatan yaitu dengan strategi

terintegrasi untuk perencanaan sumber daya IT. Program EA merupakan bagian

dari proses secara keseluruhan dalam menentukan sumber daya,

mengembangkanstandar kebijaksanaan, meningkatkan dukungan keputusan, dan

mengawasi kegiatan pengembangan sumber daya.

• EA dapat membantu mengidentifikasi kesenjangan dalam kinerja kegiatan usaha

dan kemampuan dalam mendukung layanan IT, sistem, dan jaringan.

EA terdiri dari standar, artefak dokumentasi, dan proses tata kelola memiliki tujuan

sebagai berikut :

• Mencapai tujuan strategis yang bergantung pada sumber data IT.

• Meningkatkan kinerja bisnis dengan memaksimalkan efisiensi IT.

• Mendukung keinginan eksekutif dan manajerial untuk memiliki pioritas strategis

atau kebutuhan bisnis yang mendorong solusi IT.

• Menghubungkan beberapa jaringan IT, sistem, aplikasi, service, dan database

pada perusahaan/organisasi.

• Berbagi informasi antar lini bisnis.

• Mengintegrasikan beberapa bentuk aplikasi dan local/ wide area network yang

tidak memiliki standar.

• Mengurangi duplikasi sumber daya IT pada seluruh perusahaan/organisasi.

• Melindungi data dan asset IT yang mengandalkan pendekatan ke seluruh

perusahaan.

• Memaksimalkan efektifitas penggunaan anggaran yang terbatas.

• Meningkatkan manajemen sumber daya manusia pada bidang IT.