bab ii kajian teori 2.1 hakikat model · menurut molenda (1996), ada 2 macam model yang lazim...

19
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Model Model adalah sesuatu yang menggambarkan adanya pola berpikir. Sebuah model biasanya menggambarkan keseluruhan konsep yang saling berkaitan. Model juga dapat dipandang sebagai upaya untuk mengkonkretkan sebuah teori sekaligus juga merupakan sebuah analogi dan representasi dari variabel-variabel yang terdapat di dalam teori tersebut (Udin, 2001). Banyak pendapat yang mengungkapkan tentang definisi model. Ming dkk. (2005: 167-168) menyatakan bahwa model adalah suatu deskripsi naratif untuk menggambarkan prosedur atau langkah-langkah dalam mencapai satu tujuan khusus, dan langkah-langkah tersebut dapat dipergunakan untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan. Model adalah suatu abstraksi yang dapat digunakan untuk membantu memahami sesuatu yang tidak bisa dilihat atau dialami secara langsung sehingga memudahkan untuk dipahami. Model adalah representasi realitas yang disajikan dengan suatu derajat struktur dan urutan (Seels & Richey, 1994). Sementara Law dan Kelton (1991:5) dan Sudarman (1998:22) mengemukakan bahwa model adalah representasi suatu sistem yang dipandang dapat mewakili sistem yang sesungguhnya.

Upload: others

Post on 07-Aug-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Model · Menurut Molenda (1996), ada 2 macam model yang lazim dikenal dalam pembelajaran, yakni model mikromorf dan paramorf. Mikromorf adalah model

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Hakikat Model

Model adalah sesuatu yang menggambarkan adanya

pola berpikir. Sebuah model biasanya menggambarkan

keseluruhan konsep yang saling berkaitan. Model juga dapat

dipandang sebagai upaya untuk mengkonkretkan sebuah teori

sekaligus juga merupakan sebuah analogi dan representasi

dari variabel-variabel yang terdapat di dalam teori tersebut

(Udin, 2001).

Banyak pendapat yang mengungkapkan tentang definisi

model. Ming dkk. (2005: 167-168) menyatakan bahwa model

adalah suatu deskripsi naratif untuk menggambarkan

prosedur atau langkah-langkah dalam mencapai satu tujuan

khusus, dan langkah-langkah tersebut dapat dipergunakan

untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan dalam

mencapai tujuan. Model adalah suatu abstraksi yang dapat

digunakan untuk membantu memahami sesuatu yang tidak

bisa dilihat atau dialami secara langsung sehingga

memudahkan untuk dipahami. Model adalah representasi

realitas yang disajikan dengan suatu derajat struktur dan

urutan (Seels & Richey, 1994). Sementara Law dan Kelton

(1991:5) dan Sudarman (1998:22) mengemukakan bahwa

model adalah representasi suatu sistem yang dipandang dapat

mewakili sistem yang sesungguhnya.

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Model · Menurut Molenda (1996), ada 2 macam model yang lazim dikenal dalam pembelajaran, yakni model mikromorf dan paramorf. Mikromorf adalah model

Model bisa menjadi sarana untuk men-terjemahkan

teori ke dalam dunia kongkret untuk aplikasi ke dalam

praktek. Bisa juga model menjadi sarana memformulasikan

teori berdasarkan temuan praktek. Model merupakan salah

satu tool untuk teorisasi. Arti teorisasi adalah proses empirik

dan rasional yang menggunakan bermacam alat, seperti

prosedur penelitian, model, logika dan alasan. Tujuannya

adalah memberikan penjelasan penuh mengapa suatu

peristiwa terjadi sehingga bisa memandu untuk memprediksi

hasil (Sudrajat, 2010).

Menurut Molenda (1996), ada 2 macam model yang

lazim dikenal dalam pembelajaran, yakni model mikromorf dan

paramorf. Mikromorf adalah model yang visual, nyata secara

fisik, contohya adalah planetarium dan simulasi komputer,

flow chart suatu proses. Paramorf adalah model simbolik yang

biasanya menggunakan deskripsi verbal. Model paramorf

dibagi menjadi 3 macam, yakni (1) model konseptual, (2)

model prosedural, dan (3) model matematik. Model konseptual

sering sekali disamakan dengan teori, model ini merupakan

deskripsi verbal sebuah pandangan atas realitas. Model ini

tidak memberikan penjelasan penuh, tetapi komponen yang

relevan untuk disajikan dan didefinisikan secara penuh.

Model konseptual bersifat deskriptif yang mendeskripsikan

peristiwa relevan berdasarkan proses deduktif dari logika atau

analisis dan juga kesimpulan dari observasi. Salah satu

fungsinya yang penting adalah memberikan landasan untuk

penelitian yang bisa menciptakan teori induktif.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Model · Menurut Molenda (1996), ada 2 macam model yang lazim dikenal dalam pembelajaran, yakni model mikromorf dan paramorf. Mikromorf adalah model

Model prosedural mendeskripsikan langkah-langkah

untuk melakukan suatu pekerjaan. Dalam ilmu pembelajaran,

langkah-langkah ini biasanya berdasarkan pengetahuan yang

memberikan ke-suksesan produk. Model matematik

mendeskripsikan hubungan bermacam-macam komponen

dalam suatu situasi. Model ini menjadi abstrak dibandingkan

model lainnya. Intinya model ini adalah kuantifikasi dari

komponen-komponen yang mempengaruhi produk suatu

peristiwa. Dengan memasukkan data dari situasi baru ke

dalam model matematik, bisa didapatkan suatu hasil.

Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan di atas

maka dapat dikatakan bahwa suatu model memiliki

karakteristik: (1) merupakan deskriptif naratif; (2) memiliki

prosedur atau langkah-langkah; (3) memiliki tujuan khusus;

(4) digunakan untuk mengukur keberhasilan; dan (5)

merupakan representasi suatu sistem. Dalam penelitian ini

jenis model yang dikembangkan adalah model prosedural

tentang bagaimana pola penyajian hasil belajar berbasis web

dan pola prosedural kegiatan tindak lanjut dari hasil belajar

dalam kelas online.

2.2. Penyajian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar peserta didik merupakan sesuatu

yang sangat penting dan strategis dalam kegiatan belajar

mengajar. Dengan penilaian hasil belajar maka dapat

diketahui seberapa besar keberhasilan peserta didik telah

menguasai kompetensi atau materi yang telah diajarkan oleh

guru. Dengan penilaian hasil belajar yang baik akan

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Model · Menurut Molenda (1996), ada 2 macam model yang lazim dikenal dalam pembelajaran, yakni model mikromorf dan paramorf. Mikromorf adalah model

memberikan informasi yang bermanfaat dalam perbaikan

kualitas proses belajar mengajar. Sebaliknya, jika terjadi

kesalahan dalam penilaian hasil belajar, maka akan terjadi

salah informasi tentang kualitas proses belajar mengajar dan

pada akhirnya tujuan pendidikan yang sesungguhnya tidak

akan tercapai. Hasil belajar adalah kompetensi atau

kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun

psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah

mengikuti proses belajar mengajar. Menurut Sudjana (2002)

pada dasarnya “hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki

oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar”. Sedangkan

menurut Hamalik (2003) menjelaskan bahwa “hasil belajar

adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

dan sikap-sikap serta kemampuan peserta didik”. Lebih lanjut

disebutkan oleh Jamil (2014: 37) menjelaskan bahwa “hasil

belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui

penampilan siswa (learner’s performance). Jamil (2014:37)

mengatakan secara spesifik bahwa “hasil belajar adalah suatu

kinerja (performance) yang diindikasikan sebagai suatu

kapabilitas (kemampuan) yang telah diperoleh. Hasil belajar

selalu dinyatakan dalam bentuk tujuan (khusus) perilaku

(unjuk kerja)”.

Berdasarkan uraian pengertian hasil belajar, maka

dapat disimpulkan pengertian hasil belajar. Hasil belajar

merupakan hasil yang dicapai siswa dalam menuntut suatu

pelajaran yang menunjukkan taraf kemampuan siswa dalam

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Model · Menurut Molenda (1996), ada 2 macam model yang lazim dikenal dalam pembelajaran, yakni model mikromorf dan paramorf. Mikromorf adalah model

mengikuti program belajar pada waktu tertentu sesuai dengan

kurikulum yang telah ditentukan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaporan

hasil belajar yang dilakukan oleh guru kepada orang tua

diperlukan manajemen yang baik agar fungsi manajemen

sebagai sarana komunikasi dapat berjalan dengan baik. Perlu

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi

agar proses komunikasi berjalan dengan baik sehingga hasil

belajar yang dilaporkan dapat dimengerti dan ditindak lanjuti

oleh orang tua sesuai tuntutan kompetensi yang telah

ditetapkan.

2.3. Tindak Lanjut Pembelajaran

Permendiknas 41 tahun 2007 tentang standar proses

bagian pelaksanaan pembelajaran disebutkan bahwa setiap

kali selesai pembelajaran, guru wajib melakukan penilaian

untuk melihat ketercapaian tujuan pembelajaran. Hasil

penilaian ini akan dilaporkan kepada pesera didik dan orang

tua dan digunakan untuk melakukan refleksi dan rencana

tindak lanjut dari hasil tersebut. Tindak lanjut biasanya

dilakukan dalam bentuk pembelajaran remedi, program

pengayaan, layanan konseling dan/ atau memberikan tugas

baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil

belajar peserta didik.

Dengan demikian yang dimaksud dengan tindak lanjut

adalah kegiatan lanjutan yang dilakukan oleh guru dari hasil

penilaian dan refleksi pembelajaran dalam bentuk

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Model · Menurut Molenda (1996), ada 2 macam model yang lazim dikenal dalam pembelajaran, yakni model mikromorf dan paramorf. Mikromorf adalah model

pembelajaran remedial, pengayaan, layanan konseling dan

pemberian tugas baik individu maupun kelompok. Kegiatan

tersebut didasarkan pada hasil belajar dari masing-masing

peserta didik. Tujuan dari kegiatan tindak lanjut ini dalam

rangka untuk mengantar peserta didik sukses dalam

mencapai kompetensi yang diharapkan. Pola penyajian yang

dilakukan dengan kegiatan tatap muka maupun dalam

kegiatan online. Dalam penelitian ini akan disajikan dalam

bentuk kegiatan online yang dikembangkan dengan LMS

moodle. Untuk memberikan jaminan mutu terhadap

pembelajaran online ini maka berikut akan diuraikan syarat

penjaminan mutu pembelajaran online.

2.3.1. Penjaminan Mutu Pembelajaran Online

Seringkali dalam menilai sebuah pembelajaran online

ataupun pembelajaran berbasis teknologi, masing-masing

pengajar memiliki persepsi yang berbeda-beda. Oleh karena

itu, perlu adanya instrumen standard yang mampu mengukur

hal tersebut. Dalam penelitian ini digunakan rubrik dari

Quality Matters Program (Maryland Online Inc., 2011). Dalam

rubrik tersebut terdapat delapan komponen penilaian utama.

1) Course overview and introduction

Ikhtisar atau ringkasan materi dan perkenalan

merupakan bagian utama yang harus ada dalam

pembelajaran online. Dalam bagian ini ada kejelasan

tentang bagaimana dan dari mana perserta didik mulai

belajar, struktur pembelajarannya, pengetahuan dan

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Model · Menurut Molenda (1996), ada 2 macam model yang lazim dikenal dalam pembelajaran, yakni model mikromorf dan paramorf. Mikromorf adalah model

keahlian awal yang harus dimiliki untuk dapat

mengikuti pembelajaran, dan perkenalan antara

pengajar dan peserta didik.

2) Learning objectives (competencies)

Komponen yang kedua adalah tujuan pembelajaran.

Dalam komponen ini, disebutkan dengan jelas tentang

hasil akhir dari pembelajaran materi tersebut yang

dapat dengan mudah diukur. Dalam hal ini, perserta

didik dapat melihat perkembangan hasil belajarnya.

3) Assessment and measurement

Komponen yang berikutnya adalah penilaian dan

pengukuran.Dalam komponen ini diharapkan terdapat

kesesuaian antara tujuan pembelajaran dengan aktifitas

online yang dinilai, materi, dan sumber belajarnya.

Sistem penilaian juga dijelaskan di sini.

4) Instructional materials

Komponen yang keempat adalah materi instruksional.

Dalam hal ini materi yang digunakan dapat membantu

ketercapaian tujuan pembelajaran. Bagaimana materi-

materi tersebut digunakan juga dijelaskan dalam

komponen ini. Semua materi adalah up-to-date atau

terkini serta dapat dipertanggungjawabkan melalui

pemberian referensi atau sumber materi tersebut.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Model · Menurut Molenda (1996), ada 2 macam model yang lazim dikenal dalam pembelajaran, yakni model mikromorf dan paramorf. Mikromorf adalah model

5) Learner interaction and engagement

Komponen yang ke-5 (lima) adalah interaksi perserta

didik dan ketertarikan. Dalam hal ini aktifitas belajar

siswa harus sesuai dengan tujuan pembelajaran dan

memberikan kesempatan untuk adanya interaksi untuk

mendukung terjadinya belajar aktif. Waktu untuk

memberi respon dan umpan balik juga dijelaskan.

6) Course technology

Komponen yang ke enam adalah teknologi. Dalam

komponen ini dijelaskan tentang teknologi yang

digunakan untuk mendukung pembelajaran. Teknologi

yang digunakan juga mampu meningkatkan keaktifan

siswa dalam belajar. Tombol navigasinya juga mudah

untuk dikendalikan. Teknologi yang digunakan adalah

terkini dan dapat langsung digunakan oleh perserta

didik

7) Learner support

Komponen yang berikutnya adalah dukungan bagi

perserta didik. Dalam kelas online ini disediakan link

bantuan dan layanan bagi perserta didik yang kesulitan

mengakses pembelajaran online tersebut.

8) Accessibility

Komponen yang berikutnya adalah aksesibilitas. Dalam

komponen ini, desain pembelajaran harus memberikan

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Model · Menurut Molenda (1996), ada 2 macam model yang lazim dikenal dalam pembelajaran, yakni model mikromorf dan paramorf. Mikromorf adalah model

panduan untuk kemudahan dalam mengakses dan

membaca dan juga meminimalkan adanya gangguan.

2.3.2. Persiapan Penerapan Pembelajaran Online sebagai

Kegiatan Tindak Lanjutnya

Untuk dapat menerapkan pembelajaran online dengan

model pembelajaran terpadu menggunakan teknologi

informasi dan komunikasi, maka ada beberapa langkah

persiapan awal yang harus dilakukan sebelum dilaksanakan

pembelajaran.

a. Membuat Silabus dan mempersiapan bahan ajar

Dalam pembuatan silabus mata pelajaran, komponen-

komponen utama yang terdapat dalam rubrik Quality

Matters juga dimasukan dan di unggah ke dalam kelas

online sebagai kegiatan tindak lanjut dari remedial nilai

yang dibuka di dalam LMS sesuai dengan yang

diajarkan langsung dikelas. Semua materi yang

digunakan juga dipersiapkan dan dirancang sedemikian

rupa agar dapat diakses dengan mudah nantinya di

dalam LMS. Materi-materi tersebut berupa materi

multimedia yang dapat berupa kombinasi antara teks

dan audio, teks dan visual, atau teks dan video.

b. Membuat kelas dan desain materi di LMS (Moodle)

Setelah silabus dan bahan ajar dipersiapkan, langkah

berikutnya adalah membuat kelas baru di LMS bagi

mata pelajaran yang menjadi bahan tindak lanjut dari

remedial nilai. LMS yang digunakan untuk membuat

kelas tersebut adalah Moodle. Moodle merupakan open

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Model · Menurut Molenda (1996), ada 2 macam model yang lazim dikenal dalam pembelajaran, yakni model mikromorf dan paramorf. Mikromorf adalah model

source program yang dapat digunakan dengan gratis

oleh siapapun. Setelah kelas tersebut dibuat, maka

saatnya untuk mendesain pembelajaran online.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Setting pembelajaran dibuat kedalam Topical Setting

atau diurutkan menurut jumlah topik yang akan

disajikan.

2) Topik pertama berisi sebuah link untuk silabus, dan

link untuk perkenalan.

3) Topik kedua dan seterusnya berisi 4 hal utama.

a) Judul topik atau materi yang akan dipelajari

sebagai tindak lanjut dari remedial nilai.

b) “Ringkasan Materi” berupa link ke website untuk

ringkasan materi dikemas dalam multimedia.

c) “Sumber Belajar” berupa link ke materi-materi

tambahan berkaitan dengan topik.

d) “Tugas” tempat pengumpulan tugas atau

pelaksanaan kegiatan tindak lanjut remedial dari

nilai sebelumnya. Disini diharapkan terjadinya

pembelajaran online yang aktif antar peserta didik

dan guru serta peran orangtua.

c. Mendaftarkan perserta didik yang akan mengikuti

remedial ke dalam kelas online

Setelah dirancang pembelajaran online, langkah

berikutnya adalah mendaftarkan peserta didik kedalam

pembelajaran tersebut. Dalam hal ini pendaftaran dapat

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Model · Menurut Molenda (1996), ada 2 macam model yang lazim dikenal dalam pembelajaran, yakni model mikromorf dan paramorf. Mikromorf adalah model

dilakukan secara otomatis dengan menyediakan

enrolment key atau kata kunci bagi para peserta agar

dapat masuk kedalam kelas online tersebut.

2.4. Belajar Mandiri

Pembelajaran mandiri (self directed learning) dapat

diartikan sebagai mata proses, dimana individu mengambil

inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain. Kegiatan yang

dilakukan oleh individu tersebut adalah mencakup

mendiagnosis kebutuhan belajar, merumuskan tujuan belajar,

mengidentifikasi sumber belajar, memilih dan melaksanakan

strategi belajar dan menilai hasil belajar. Haris (2011: 9),

memberikan batasan “Belajar mandiri adalah kegiatan belajar

aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai

suatu kompetensi guna mengatasi sesuatu masalah, dan

dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang

telah dimiliki.” Belajar mandiri dalam pengertian self regulated

learning menurut Bell dan Akroyd (2006) merupakan bagian

dari teori pembelajaran kognitif yang menyatakan bahwa

perilaku, motivasi, dan aspek lingkungan belajar

mempengaruhi prestasi seorang siswa. Montalvo dan Torres

(2004) berpendapat bahwa mahasiswa yang telah mampu

melakukan self regulated learning akan tercermin dari

kemampuan mereka berpartisipasi aktif dalam pembelajaran

baik dari segi metakognitif, motivasi dan kesungguhan

perilaku dalam pencapaian tujuan belajar.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Model · Menurut Molenda (1996), ada 2 macam model yang lazim dikenal dalam pembelajaran, yakni model mikromorf dan paramorf. Mikromorf adalah model

Ciri-ciri pebelajar mandiri adalah sebagai berikut:

a. Inisiatif atau dorongan internal.

Konsep belajar mandiri lebih kepada kondisi inisiatif

atau motivasi yang ada pada diri siswa. Belajar mandiri

bukan dalam artian seseorang belajar sendiri. Proses

belajar dapat dilakukan sendiri (seorang diri), atau

dalam kelompok. Siswa mandiri selalu memiliki inisiatif

atau dorongan dari dalam dirinya untuk memulai suatu

proses pembelajaran.

b. Menetapkan tujuan.

Siswa mandiri selalu memiliki tujuan yang ditetapkan

sendiri. Tujuan dari siswa mandiri, peserta didik di

sekolah misalnya, bukan semata-mata untuk memenuhi

kewajiban sebagai peserta didik, yang harus mengikuti

proses belajar mengajar, menyelesaikan tugas-tugas

dari guru. Tujuan siswa mandiri sudah lebih

komprehensif. Ditetapkan dalam kerangka mencapai

tujuan secara mikro dan makro. Tujuan secara mikro,

berkaitan dengan penguasaan kompetensi atas mata

ajar yang diikuti. Tujuan secara makro dalam rangka

mempersiapkan diri mencapai tingkatan tertentu untuk

memaknai peran, tugas dan tanggungjawabnya dalam

kehidupan yang saat ini dan yang akan datang.

c. Aktif dan kreatif mencari sumber belajar

Ketersediaan sumber belajar sering menjadi persoalan

bagi penguasaan kompetensi yang dituntut. Sekolah

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Model · Menurut Molenda (1996), ada 2 macam model yang lazim dikenal dalam pembelajaran, yakni model mikromorf dan paramorf. Mikromorf adalah model

seringkali hanya menyediakan sumber belajar yang sangat

terbatas, dan sifatnya sektoral. Pada umumnya sumber

belajar hanya tiga, dan seringkali tidak lengkap, yaitu

perpustakaan, buku pelajaran pegangan siswa, dan lembar

kerja siswa. Penekanan sumber-sumber belajar ini

sektoral, memenuhi tuntutan materi semata. Berbentuk

penguasaan secara kognitif dan terpisah-pisah. Bagi siswa

mandiri, sumber belajar yang demikian akan selalu

dirasakan kurang. Proses penguasaan kompetensi

dilakukan dengan memperbanyak sumber belajar. Siswa

aktif dan kreatif mencari dan memanfaatkan sumber

belajar. Baik sumber belajar yang berbentuk cetak,

elektronik, maupun langsung dari masyarakat. Sumber

belajar cetak dapat berupa buku-buku diperpustakaan

yang secara langsung merujuk pada materi ajar tertentu,

maupun dari tempat lain yang secara luas memberikan

informasi yang terkait, langsung maupun tidak langsung,

dengan materi aja. Sumber elektronik dapat berupa

mutlimedia pembelajaran, sumber internet, atau sumber-

sumber lain. Langsung kepada masyarakat, dapat kepada

orang-orang yang memang mempunyai kompetensi

tertentu, maupun dalam mengamati, menyelidiki dan

menemukan kaitan materi ajar dengan kehidupan riil, dan

menjadi sumber untuk memahami dan menguasai

kompetensi tertentu.

d. Sadar siapa dirinya.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Model · Menurut Molenda (1996), ada 2 macam model yang lazim dikenal dalam pembelajaran, yakni model mikromorf dan paramorf. Mikromorf adalah model

Kesadaran dan pengenalan diri sendiri berdampak pada

motivasi belajar pada siswa. Kesadaran diri berkaitan

dengan kemampuan, bakat, dan minat diri atas ilmu

dan pengetahuan, juga terkait dengan tipe belajar yang

paling efektif. Siswa dikenalkan pada tipe belajar visual,

auditori atau kinestetik. Siswa yang memahami

kemampuan, bakat dan minatnya akan termotivasi

mempelajari materi ajar dengan tanpa menghiraukan

hasilnya. Proses belajar menjadi sesuatu yang sangat

bermakna. Karena siswa yang sadar bahwa kemampuan

matematikanya rendah misalnya, tidak akan mengalami

demotivasi belajar matematika, karena sadar bahwa

manfaat belajar matematika akan sangat menentukan

dalam proses belajar selanjutnya. Pengenalan diri atas

tipe belajarnya, akan memaksimalkan usaha siswa

dalam melakukan pembelajaran. Ketika seorang guru

hanya memakai metode ceramah misalnya, seorang

siswa visual akan memanfaatkan buku dan atau

catatan untuk meningkatkan efektifitas proses belajar

mengajarnya.

Belajar mandiri dikembangkan untuk me-ningkatkan

tanggungjawab siswa dalam proses pembelajaran.

Tanggungjawab siswa dalam proses pembelajaran akan

meningkatkan motivasi (intrisik). Motivasi intrisik dibangun

dengan pemahaman bahwa segala sesuatu yang dilakukan

sekarang, adalah dalam rangka mempersiapan masa yang

akan datang, sehingga siswa mempunyai keyakinan dan

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Model · Menurut Molenda (1996), ada 2 macam model yang lazim dikenal dalam pembelajaran, yakni model mikromorf dan paramorf. Mikromorf adalah model

dorongan kuat untuk mengembangkan dirinya. Motivasi

intrisik membantu siswa membuat pilihan informasi dan

mengambil tanggungjawab untuk memutuskan apa yang

perlu lakukan dalam rangka untuk belajar. Untuk

melakukan ini dan untuk memiliki motivasi belajar

independen, peserta didik harus: (1) percaya diri dalam

mengambil keputusan dan bertindak, (2) menghargai nilai

dalam merefleksikan pembelajaran, (3) memutuskan apakah

pembelajaran telah efektif atau apakah perlu mencoba

pendekatan lain.

2.5. Penelitian yang Relevan

Salah satu penelitian yang pernah dilakukan adalah

tentang “Sistem Pelaporan Hasil Belajar (SIPENHAJAR) Di

SMK Muhammadiyah 1 Moyudan”. Penelitian ini bertujuan

membangun Perangkat Lunak Sistem Pelaporan Hasil

Belajar (SIPENHAJAR) berbasis web dan mengetahui unjuk

kerja dari segi usability fitur, usability umum, graphic

design, sistem navigasi, content dan compatibility serta

kelayakan perangkat lunak dari segi usability, sistem

navigasi, grapich design, dan content di SMK

Muhammadiyah 1 Moyudan. Hasil dari penelitian ini

diharapkan dapat memberikan kemudahan pihak sekolah

dalam melakukan pengolahan dan penyajian hasil belajar

siswa serta memudahkan siswa dalam melihat nilai hasil

belajarnya (Effendi, 2007).

Penelitian selanjutnya yang pernah dilakukan adalah

tentang “Aplikasi Berbasis Web Sebagai Pendukung

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Model · Menurut Molenda (1996), ada 2 macam model yang lazim dikenal dalam pembelajaran, yakni model mikromorf dan paramorf. Mikromorf adalah model

Kurikulum untuk Pelaporan Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 1

Curup”. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem

aplikasi berdasarkan web sebagai pendukung kurikulum

untuk melaporkan hasil studi siswa di SMA Negeri 1 Curup.

Dimana jika kita menggunakan sistem ini, para guru akan

memproses nilai-nilai pemeriksaan siswa secara langsung

dalam jangka waktu tertentu. Selain itu setelah siswa

melakukan pemeriksaan bisa mengetahui hasil pemeriksaan

langsung. Jadi transparansi nilai akan diketahui oleh semua

siswa (Mochammad dan Anggit, 2013).

Kedua penelitian diatas hanya menyajikan hasil belajar

dalam bentuk angka dan deskripsinya, dan hanya

diperuntukkan kepada siswa bukan kepada orang tua.

Disamping itu belum diintegrasikan bagaimana proses

pembelajaran tindak lanjut dari hasil belajar tersebut. Namun

dalam penelitian ini akan disajikan hasil belajar beserta report

dan harus dikerjakan jika ada siswa yang masih belum sesuai

kriteria. Orang tua juga bisa mengetahui bagaimana hasil

belajar anaknya secara periodik dan bisa berperan dalam

proses perbaikan dalam pembelajaran online yang disediakan.

2.6. Kerangka Pikir

Hasil belajar merupakan salah satu komponen yang

dapat digunakan untuk melihat keberhasilan pembelajaran di

kelas. Hasil belajar ini wajib diinformasikan kepada peserta

didik maupun kepada orang tua sebagai bentuk pertanggung

jawaban sekolah kepada mereka. Pola penyajian hasil belajar

sangat beragam perkembangannya. Mulai dari berupa angka

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Model · Menurut Molenda (1996), ada 2 macam model yang lazim dikenal dalam pembelajaran, yakni model mikromorf dan paramorf. Mikromorf adalah model

sampai dengan angka dilengkapi dengan deskripsi. Biasanya

disajikan dalam laporan cetak yang diberikan kepada orang

tua.

Cara penyajian ini diberikan setiap tengah semester dan

akhir semester yang kemudian ditanda tangani orang tua.

Sehingga peserta didik dan orang tua hanya melihat saat hasil

itu dibagikan tanpa memahami betul bagaimana arti dari hasil

tersebut. Jika ada yang kurang bagi anaknya, tidak semua

orang tua mampu memberikan dampingan dan/atau

memberikan solusi terhadap masalah tersebut. Sehingga perlu

disajikan pola penyajian hasil belajar yang diatur dengan pola

manajemen yang baik. Tujuannya peserta didik dan orang tua

mendapat informasi yang lengkap dari hasil tersebut sehingga

dapat melakukan tindakan untuk mengatasi jika ada hasil

anaknya yang belum sesuai kriteria. Tidak hanya memberi

informasi tetapi harus bisa diakses secara mudah, kapan dan

dimana saja. Salah satunya dalam bentuk penyajian berbasis

web.

Selain hasil belajar, report dan petunjuk tindak

lanjutnya, tetapi perlu dikelas kegiatan pembelajaran sebagai

langkah tindak lanjut dalam kelas online untuk membantu

peserta didik belajar mandiri. Fasilitas ini juga akan memberi

wahana bagi orang tua untuk mendampingi dan membantu

siswa belajar secara mandiri. Dengan demikian peserta didik

yang belum mendapat hasil sesuai dengan kriteria dapat

belajar mandiri dan akhirnya mandapatkan hasil sesuai

kriteria.

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Model · Menurut Molenda (1996), ada 2 macam model yang lazim dikenal dalam pembelajaran, yakni model mikromorf dan paramorf. Mikromorf adalah model

Secara skematik kerangka pikir dalam penelitian ini

dapat dicermati melalui Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Kerangka Pikir

2.7. Model Hipotetik

Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori dan

hasil pengamatan di lapangan, maka diajukan hipotesis dalam

penelitian ini adalah: “Model Penyajian Hasil Belajar Berbasis

Web dan Tindak Lanjutnya dalam Kelas Online untuk

Membantu Siswa Belajar Mandiri”. Maka model hipotetik

dapat dilihat pada gambar 2.2.

Hasil belajar diinformasikan kepada peserta

didik dan orang tua dengan cara konvensional

(laporan cetak)

Perancangan Penyajian Hasil

Belajar Berbasis Web

Perancangan Tindak Lanjut

dalam Kelas Online

1. Dapat diakses dengan

mudah, cepat, dan dimana

saja

2. Mendapat informasi yang

lengkap

3. Informasi berupa remedial/

pengayaan

1. Membuat silabus &

mempersiapkan bahan ajar

2. Membuat kelas & desain

materi di LMS (Moodle)

3. Mendaftarkan peserta didik

ke dalam kelas remedial

HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

MENINGKAT

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Model · Menurut Molenda (1996), ada 2 macam model yang lazim dikenal dalam pembelajaran, yakni model mikromorf dan paramorf. Mikromorf adalah model

Gambar 2.2. Model hipotetik penelitian

Kegiatan Pembelajaran

di Sekolah

Evaluasi Hasil

Pembelajaran di Sekolah

Desain Pembelajaran

Remedial Online

Penyajian Hasil

Belajar Berbasis Web

Analyze learner (analisis karakteristik

siswa)

State objectives (menetapkan tujuan

pembelajaran)

Select method,

media & materials (memilih metode, media,

& bahan ajar)

Utilize media &

materials (memanfaatkan media &

bahan ajar)

Require learner

participation (melibatkan siswa dalam

kegiatan pembelajaran)

Evaluated &

revise (evaluasi & revisi)

Memahami Panduan

Guru, Murid &

Orangtua

Penyajian Hasil Nilai

Belajar Berdasarkan

Evaluasi Pembelajaran

Pengelompokan

Hasil Nilai Belajar

Tuntas & Tidak

Tuntas

Kegiatan Tindak

Lanjut Hasil Belajar

yang Tidak Tuntas di

Kelas Online secara

Mandiri

Menyelesaikan Tugas-Tugas dari Guru di

Kelas Online sebagai

Remedial

Nilai Akhir

Ketuntasan Hasil

Belajar

Peran Orangtua mengawasi Progress

Penilaian Hasil Belajar Putra/ Putrinya