bab ii kajian pustaka a. hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf ·...

40
12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatan Sehat adalah karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat dan segala kemampuan. Nikmat makan, minum, tidur, serta kemampuan bergerak, bekerja dan berfikir, akan berkurang atau bahkan hilang dengan terganggunya kesehatan kita. Oleh karena itu kita harus senantiasa mensyukuri nikmat sehat karunia Allah ini dengan senantiasa memelihara bahkan meningkatkannya. Namun orang sering lupa bersyukur manakala ia sedang sehat dan baru akan menyadari betapa nikmatnya sehat setelah ia menjadi sakit. Kesehatan merupakan dasar yang sangat penting bagi keberhasilan melaksanakan pekerjaan. Pembinaan kesehatan meliputi pembinaan kesehatan jasmani, kesehatan rohani dan kesehatan sosial, yang merupakan sehat paripurna sesuai dengan konsep sehat WHO. Garis Garis Besar Haluan Negara (GBHN,1998) menjelaskan tentang tujuan Pambangunan Nasional yaitu sebagai berukut: Pembangunan Nasional pada hakekatnya bertujuan untuk menumbuhkan sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusi guna mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin yang lebih selaras, adil, dan merata. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah telah melakukan berbagai upaya yang salah satunya adalah upaya dalam pembangunan kesehatan. Upaya dalam pembangunan kesehatan bertujuan agar tercapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk dan terwujudnya derajat kesehatan

Upload: vothu

Post on 03-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakekat kesehatan

Sehat adalah karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat dan

segala kemampuan. Nikmat makan, minum, tidur, serta kemampuan bergerak,

bekerja dan berfikir, akan berkurang atau bahkan hilang dengan terganggunya

kesehatan kita. Oleh karena itu kita harus senantiasa mensyukuri nikmat sehat

karunia Allah ini dengan senantiasa memelihara bahkan meningkatkannya.

Namun orang sering lupa bersyukur manakala ia sedang sehat dan baru akan

menyadari betapa nikmatnya sehat setelah ia menjadi sakit. Kesehatan merupakan

dasar yang sangat penting bagi keberhasilan melaksanakan pekerjaan. Pembinaan

kesehatan meliputi pembinaan kesehatan jasmani, kesehatan rohani dan kesehatan

sosial, yang merupakan sehat paripurna sesuai dengan konsep sehat WHO.

Garis – Garis Besar Haluan Negara (GBHN,1998) menjelaskan tentang

tujuan Pambangunan Nasional yaitu sebagai berukut:

Pembangunan Nasional pada hakekatnya bertujuan untuk menumbuhkan

sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka

meningkatkan kualitas sumberdaya manusi guna mewujudkan kesejahteraan lahir

dan batin yang lebih selaras, adil, dan merata.

Oleh karena itu untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah telah

melakukan berbagai upaya yang salah satunya adalah upaya dalam pembangunan

kesehatan. Upaya dalam pembangunan kesehatan bertujuan agar tercapai

kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk dan terwujudnya derajat kesehatan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

13

masyarakat yang optimal. Salah satu sasaran pembangunan kesehatan adalah

mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang

produktif dan mampu berperan serta secara aktif dalam pembangunan nasional.

Salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan meningkatkan

kualitas non-fisik yang meliputi segi intelektual, emosional dan psikososial pada

kesehatan remaja (Depkes RI, 2001).

1. Definisi kesehatan

Kesehatan sangat diperlukan oleh manusia untuk dapat menjalankan

aktivitas sehari-hari tanpa ada gangguan yang menghalanginya. Setiap orang

ingin selalu sehat itu merupakan hal yang wajar karena karena sempurna apapun

keadaan seseorang, bila terkena sakit pasti tidak akan merasa senang dan tidak

dapat memanfaatkan segala kemampuan yang dimilikinya tersebut.

Departemen kesehatan dengan bersumber pada Organisasi Kesehatan

Dunia (WHO) menyatakan bahwa:

Sehat adalah sejahtera jasmani, rohani dan sosial bukan hanya bebas dari

penyakit, ataupun kelemahan. Secara skema hal tersebut dapat ditulis sebagai

berikut :

SEHAT = SEJAHTERA + BEBAS

Jasmani Penyakit

Rohani Cacat

Sosial Kelemahan

Menurut batasan ilmiah dan teori kesehatan WHO, sehat atau kesehatan

telah dirumuskan dalam Undang – Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009

sebagai berikut : “Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif

secara sosial dan ekonomi”. Notoatmodjo (2005:2) menjelaskan kesehatan yaitu:

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

14

„kesehatan adalah keadaan seseorang dalam kondisi tidak sakit, tidak ada

keluhan, dapat menjalankan kegiatan sehari – hari, dan sebagainya.‟ „Kesehatan

adalah keadaan sejahtera dari fisik, mental dan social yang memungkinkan setiap

orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi‟ (Poltekes Depkes 2010:64)

Dari beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa untuk

dikatakan sehat, seseorang harus berada pada suatu kondisi fisik, mental dan

social yang bebas dari gangguan, seperti penyakit atau perasaan tertekan yang

memungkinkan orang tersebut untuk hidup produktif dan mengendalikan stress

yang terjadi sehari – hari serta hubungan sosial secara nyaman dan berkualitas.

Atas dasar definisi kesehatan tersebut, maka manusia selalu dilihat sebagai satu

kesatuan yang utuh yang terdiri dari unsur fisik (organobiologik), mental

(psikoedukatif), social (sosiokultural) yang tidak hanya dititik beratkan pada

penyakitnya, tetapi pada kualitas hidup (quality of life), yang terdiri dari

kesejahteraan (wellbeing), dan produktifitas social ekonomi (productivity).

2. Pengetahuan Kesehatan

Pengetahuan merupakan hasil pemahaman seseorang yang didapatkan

melalui indera, sebagaian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera

pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata). Berdasarkan penjelasan dari

Notoatmodjo (2005:50) menyatakan bahwa „Pengetahuan adalah hasil

penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera

yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya)‟. Pengetahuan kesehatan

merupakan modal utama seseorang untuk dapat memiliki derajat hidup sehat yang

sesuai dengan sehat WHO, pengetahuan kesehatan merupakan pemahaman

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

15

tindakan manusia untuk melaksanakan cara-cara hidup sehat. Seperti yang

dijelaskan oleh Notoatmodjo (2005:56) bahwa „Pengetahuan kesehatan (health

knowledge) adalah cakupan apa yang diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara

memelihara kesehata‟.

Namun, dalam aplikasi dilapangan pengetahuan kesehatan masyarakat

Indonesia sangatlah tinggi akan tetapi dalam aplikasi dikehidupan sehari-hari

sangatlah rendah. Itu semua dapat kita lihat dari segi gaya hidup aktif sehari-hari

masyarakat Indonesia, setiap kegiatan yang memerlukan aktivitas fisik dilakukan

dengan alat-alat modern seperti remaja apabila berangkat sekolah menggunakan

sepeda motor ada juga yang menggunakan angkutan umum. Maka dari itu

berdampak kepada tingkat kebugaran jasmani masyarakat Indonesia yang jauh di

bawah normal sehingga badan mudah lelah dan rentan terserang penyakit. Oleh

sebab itu selain pengetahuan kesehatan, gaya hidup aktif dan tingkat kebugaran

jasmani yang baik pula perlu dimiliki manusia terutama remaja. Karena

pengetahuan kesehatan merupakan hasilpemahaman manusia untuk diaplikasikan

dalam kehidupan agar tercapainya derajat hidup sehat yang sesuai dengan sehat

secara WHO.

3. Kesehatan individu

Setiap individu (pribadi) dapat melakukan kelangsungan hidup secara baik

dengan merasakan segala kenikmatan dari kehidupan ini apabila kondisi tubuh

individu tersebut dalam keadaan sehat. Kesehatan individu merupakan suatu hal

yang sangat penting untuk diperhatikan oleh masing-masing individu tersebut,

karena kesehatan tidak hanya berguna untuk saat ini saja melainkan juga untuk

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

16

masa mendatang. Oleh karena itu, kesehatan pribadi harus senantiasa dipelihara

dan ditingkatkan secara terus menerus sepanjang kehidupannya. Kesehatan

adalah sumber dari kesenangan, kenikmatan dan kebahagiaan dalam menjalani

semua aktivitas dalam kehidupan. Orang dapat bekerja dengan baikdan

memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan tujuannya itu hanya dapat

dilakukan dengan kondisi badan yang sehat, bahkan untuk melakukan aktivitas

tertentu memerlukan derajat kesehatan yang tinggi seperti seorang atlet dalam

mejalankan latihan maupun pertandingan.

Apabila seseorang kondisi badannya kurang sehat (sakit), maka dia tidak

bisa melakukan pekerjaan sehari-hari (tidak produktif) dan hal ini merupakan

suatu penghambat atau kendala bagi individu yang bersangkutan. Keadaan sakit

membutuhkan perawatan dan pengobatan yang menggunakan biaya didalamnya,

selain itu orang sakit juga menimbulkan penderitaan dan menjadi beban bagi

keluarga dan masyarakat. Sebagai mana yang dijelaskan oleh Entjang yang

dikutip juga oleh Ating Sumantri (2008:20) bahwa “penderita adalah sumber

penularan penyakit, yang mengancam kesehatan warga dan masyarakat yang

lainnya”.

Berkurangnya orang yang sakit di suatu lingkungan masyarakat, hal ini

dapat meringankan beban masyarakat serta hilangnya sumber penularan penyakit.

Orang yang sehat dapat mengurus keadaannya sendiri dan berguna bagi

kehidupan masyarakat sekitarnya karena dapat menyumbangkan tenaga dan

pikirannya itu bagi perkembangan dan kemajuan bangsa dan negara. Kesehatan

individu dapat mempengaruhi terhadap kesehatan masyarakat, makin banyak

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

17

orang memperhatikan pemeliharaan dan peningatan kesehatan dirinya, maka

semakin baik pula tingkat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, kita sebagai

pribadi bagian dari masyarakat harus senantiasa melakukan upaya kesehatan

pribadi. Entjang yang dikutip juga oleh Ating Sumantri (2008:21) menjelaskan

tentang upaya kesehatan pribadi “usaha kesehatan pribadi adalah daya upaya dari

seorang demi seorang untuk memelihara dan mempertinggi derajat kesehatannya

sendiri”.

Usaha kesehatan pribadi berkenaan dengan segala aspek yang dibutuhkan

bagi tubuh individu sendiri, dimana individu senantiasa memperhatikan dan

memenuhi kebutuhan hidupnya itu dengan teratur sesuai porsi yang dibutuhkan.

Kesehatan ini sangat dibutuhkan oleh para atlet yang mempunyai kesibukan yang

lebih dari pada individu lain sehingga remaja harus memiliki derajat kesehatan

yang tinggi pula, mengingat aktifitas yang dilakukan remaja sangat menguras

segala komponen atau aspek-aspek tubuh yaitu dengan menggunakan segala

kemampuan fisik dan pikirannya (jiwa).

Kesehatan pribadi merupakan seuatu kebutuhan yang mutlak harus

dimiliki, karena orang yang kerjanya banyak menggunakan dan menguras tenaga

dan pikirannya. Pada dasarnya manusia menjalankan kehidupannya selalu

mempunyai keadaan silih berganti antara istirahat dan bergerak, untuk itu manusia

remaja harus mempunyai tingkat kesehatan yang baik antara sehat statis maupun

sehat dinamis. Giriwijoyo (2007:7) menjelaskan “sehat dapat dibedakan antara

dalam keadaan istirahat (sehat statis) dan sehat dalam keadaan bergerak (sehat

dinamis)”.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

18

Sehat dinamis ini yang perlu dipelihara dan ditingkatkan melalui

pembinaan kesehatan pribadi, karena orang memiliki kesehatan dinamis yang

baik, maka sehat statisnya pun baik pula, namun tidak berlaku untuk sebaliknya.

Sasaran utama remaja dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya

itu adalah kesehatan dinamis, sebagai mana yang dijelaskan oleh Giriwijoyo

(2007:11) bahwa :

Sehat dinamis adalah sasaran yang harus dicapai melalui kegiatan

olahraga, karena berolah-raga atau mengolah-raga sesungguhnya adalah melatih

alat-alat tubuh agar tetap dapat berfungsi normal pada waktu bekerja/berolahraga,

yang pasti juga normal pada keadaan istirahat.

Untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan tubuh individu,

perlu kiranya dilakukan upaya-upaya kesehatan individu sehingga apabila

kesehatan individu tercapai dengan baik maka kesehatan masyarakat pun baik

pula. Karena antara kesehatan individu dan kesehatan masyarakat ini saling

mempengaruhi diantara keduanya. Antjang yang dikutip juga oleh (Ating

Sumantri 2008:22) yang menyebutkan bahwa :

Usaha-usaha kesehatan pribadi adalah

a. Memelihara kebersihan

b. Makanan yang sehat

c. Cara hidup yang teratur

d. Meningkatkan daya tahan tubuh dan kesemaptaan jasmani

e. Menghindari terjadinya penyakit

f. Meningkatkan taraf kecerdasan dan rihaniah

g. Melengkapi rumah dengan fasilitas-fasilitas yang menjamin hidup

sehat

h. Pemeriksaan kesehatan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

19

a. Memelihara kebersihan

Memelihara kesehatan ini harus diperhatikan dan dilakukan secara terus

menerus sewaku kita masih hidup, karena kebersihan ini sangat erat kaitannya

dengan diri seseorang. Dalam memelihara kesehatan ini meliputi beberapa unsur

yaitu badan (mandi dua kali sehari, gosok gigi, cuci tangan dan sebagainya),

pakaian (dicuci dan disetrika), rumah dan lingkungan (disapu, buang sampah,

buang kotoran dan air pada tempatnya).

b. Makanan yang sehat

Makanan merupakan kebutuhan pokok yang tidak bisa ditinggalkan dalam

kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya, tetapi dalam mengkonsumsi

makanan ini kita harus selektif tidak boleh sembarangan karena dapat mengancam

bagi kesehatan tubuh kita sendiri. Dalam upaya kesehatan ini harus bersih, bebas

dari bibit penyakit, cukup kualitas dan kuantitasnya. Dengan demikian kesehatan

dapat terjaga dengan baik dari segi kebutuhan makanan.

c. Cara hidup yang teratur

Dalam menjalankan kehidupan ini, tentu kita harus mengelola dengan baik

segala aktivitas yang kita lakukan yaitu dengan melakukan cara hidup yang

teratur. Dimana cara hidup yang teratur ini meliputi segala kebutuhan tubuh

manusia seutuhnya dengan makana makanan yang bergizi, tidur, bekerja, dan

beristirahat secara teratur, rekreasi dan menikmati hiburan pada waktunya.

d. Meningkatkan daya tahan tubuh dan kesemaptaan jasmani

Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan

daya tahan tubuh dan kesemaptaan jasmani yaitu dengan memberikan vaksinasi

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

20

untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit-penyakit tertentu dan

berolahraga atau aerobic secara teratur.

e. Menghindari terjadinya penyakit

Manusia dalam menjalankan kehidupannya ini selalu menghadapi

berbagai ancaman salah satu yang mengancam keberlangsungan kehidupan

manusia ini adalah penyakit. Oleh karena itu manusia harus senantiasa dapat

menjaga dan memelihara tubuhnya agar tetap sehat dengan menghindari

terjadinya penyakit. Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk menghindari

terjadinya penyakit yaitu:

o Menghindari kontak dengan sumber penularan penyakit baik yang berasal dari

penderita maupu sumber-sumber yang lainnya.

o Menghindari pergaulan yang tidak baik.

o Selalu berfikir dan berbuat baik.

o Membiasakan diri untuk mematuhi atauran-aturan kesehatan.

f. Meningkatkan taraf kecerdasan dan rohaniah

Kita harus menyadari betapa banyak ancaman yang akan mengganggu

kesehatan kita dan ancaman yang paling berbahaya adalah ketidak tahuan kita

terhadap sesuatu hal. Oleh karena itu, manusia dianugrahi pola fikir yang aik

untuk digunakan sebaik-baiknya. Dengan pengetahuan dan keimanan yang bagus,

maka kita akan terhindar dari segala keburukan yang dapat mengancam kehidupan

yang fana ini, manusia harus meningkatkan taraf kecerdasan dan rohaniahnya

dengan cara patuh pada ajaran agama, cukup santapan rohani, dan meningkatkan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

21

pengetahuan baik dengan cara membaca buku-buku ilmu pengetahuan, menurut

ilmu dibangku sekolah ataupun dengan belajar dari pengalaman hidup.

g. Melengkapi rumah dengan fasilitas-fasilitas yang menjamin hidup

sehat

Rumah merupakan tempat tinggal manusia, dimana manusia selalu

melakukan aktivitas sehari-hari mulai dari tidur sampai tidur lagi. Oleh karena

itu, kondisi fasilitas rumah harus selalu dalam keadaan bersih dan layak pakai,

fasilitas-fasilitas itu diantaranya adanya sumber air yang baik, adanya kakus yang

sehat, adanya tempat buang sampah dan air limbah yang baik dan adanya

perlengkapan PPPK untuk menanggulangi kecelakaan/sakit yang mendadak.

h. Pemeriksaan kesehatan

Menjaga kesehatan tubuh pribadi tidak hanya melakukan tindakan-

tindakan yang telah diuraikan diatas. Agar derajat kesehatan kita dapat terjaga

dengan baik, maka pemeriksaan kesehatan pun tidak boleh ditinggalkan begitu

saja. Pemeriksaan kesehatan ini dilakukan secara periode, pada waktu-waktu

tertentu walaupun merasa sehat, dan segera memeriksakan diri bila merasa sakit.

Mansia adalah mahluk sosial yang hidupnya bermasyarakat, maka

kesehatan individu dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat dan berlaku

sebaliknya. Oleh karena itu, upaya-upaya kesehatan harus dilakukan oleh semua

individu yang merupakan bagian dari masyarakat, tetapi untuk mencapai tingkat

keberhasilan dalam menjaga kesehatan individu dan masyarakat diperlukan juga

kepekaan pemerintah dalam menangani masalah bersama ini. Notoatmodjo

(2003:5) menjeaskan bahwa “upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

22

memelihara dan meningkatka kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau

masyarakat”.

Giriwijoyo (2007:12) menjelaskan bahwa “usaha pembinaan kesehatan

pada dasarnya hanya dari dua bidang garapan saja yaitu:

1) Pembinaan kesehatan yang ditujukan pada faktor manusia.

2) Pembinaan kesehatan yang ditujukan pada faktor lingkungan”.

Yang dimaksud dengan pembinaan kesehatan pada faktor manusia

meliputi usaha-usaha penyembuhan (kuratif) termasuk didalamnya usaha

pemulihan (rehabilitasi) dan pencegahan (preventif) termasuk didalamnya usaha

peningkatan (promotif), sedangkan pembinaan pada faktor lingkungan umumnya

termasuk sebagai bagian dari usaha pencegahan (preventif). Apabila kedua aspek

ini dipelihara dan ditingkatka maka akan tercipta kesehatan masyarakat yang baik

pula. Sebagai mana yang dinyatakan Winslow (1920) yang dikutip Notoatmodjo

(1993:7) bahwa :

Kesehatan masyarakat (health public) adalah ilmu dan seni mencegah

penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui usaha

pengorganisasian masyarakat untuk :

1) Perbaikan sanitasi lingkungan

2) Pembersihan penyakit-penyakit menular

3) Pendidikan untuk kebersihan perorangan (personal hygiene)

4) Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis

dini dan pengobatan

5) Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi

kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatan.

4. Prilaku kesehatan

Mahluk hidup yang ada dimuka bumi ini mempunyai perilaku masing-

masing, karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulasi terhadap

mahluk hidup dan kemudian mahluk hidup tersebut merespon atas stimulasi yang

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

23

ada. Agar lebih mengarah, maka perilaku ini difokuskan kepada prilaku manusia.

Menurut Notoatmodjo (2003:14) menjelaskan bahwa “prilaku (manusia) adalah

semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun

yang tidak dapat diamati oleh pihak luar”. Hal ini juga sejalan dengan penjelasan

M. Taufik (2007) yang dikutip Atimg Sumantri (2008:27) tentang penglompokan

aktivitas manusia bahwa :

Aktivitas manusia dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu:

a. Aktivitas yang dapat diamati atau dilihat oleh orang lain seperti

berjalan, bernyanyi, tertawa dan lain sebagainya.

b. Aktivitas yang tidak dapat diamati oleh orang lain (dari luar) seperti

berpikir, bernafas, bersikap dan lain-lain.

Manusia pada umumnya tidak ingin badannya terkena penyakit (tidak

sehat), ini sangat wajarjika didambakan oleh manusia seluruh dunia karena

dengan kesehatan mereka bisa melakukan apapun sesuai dengan keinginannya

tanpa ada hambatan yang mengganggunya. Untuk dapat memperoleh kesehatan

tersebut, manusia mempunyai perilaku kesehatan dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatannya. Perilaku kesehatan ini didefinisikan oleh

Notoatmodjo (2003:135) menjelaskan bahwa “perilaku kesehatan adalah suatu

respons seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan

penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan”.

Definisi lain dijelaskan Becker (1979) yang dikutif oleh Notoatmodjo

(2003:139) bahwa

Perilaku kesehatan adalah hal-hal yang berkaitan dengan tindakan atau

kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Termasuk

juga tindakan-tindakan untuk mencegah penyakit kebersihan perorangan, memilih

makanan, sanitasi dan sebagainya.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

24

Jadi, perilaku manusia berkaitan dengan kesehatan ini diperlihatkan

dengan selalu memperhatikan keadaan baik dalam keadaan sehat maupun dalam

keadaan sakit sebagai bentuk pemeliharaan kesehatan tubuhnya. Karena setiap

perilaku manusia yang dilakukannya akan berkaitan dengan kesehatan oleh karena

itu manusia harus selalu berperilaku untuk mecegah penyakit agar kesehatan

manusia tersebut selalu terjaga serta biasakanlah berperilaku bersih dilingkungan

rumah atau diri sendiri.

Kemudian Notoatmodjo (2003:136) mengklasifikasikan perilaku

kesehatan sebagai berikut:

Klasifikasi perilaku kesehatan yaiutu sebagai berikut :

1. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana

manusia berespons, baik secara pasif maupun aktif (tindakan) yang

dilakukan sehubungan dengan penyakit atau sakit tersebut.

2. Perilaku terhadap system pelayanan kesehatan, adalah respons

seseorang terhadap pelayanan kesehatan baik system pelayanan

kesehatan modern maupun tradisional.

3. Perilaku terhadap makanan (nutrition behaviour), yakni respons

seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan.

4. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental health

behaviour) adalah respons seseorang terhadap lingkungan sebagai

determinan kesehatan manusia.

Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

kita sebagai manusia yang mempunyai kepentingan terhadap kesehatan baik

kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat masyarakat harus senantiasa

mempunyai perilaku kesehatan yang baik. Manusia mempunyai perilaku

kesehatan yang diklasifikasikan kedalam empat kelompok yaitu pertama, prilaku

pemeliharaan kesehatan yang mencakup empat aspek didalamnya yakni:

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

25

a. Perilaku mencegah penyakit dan menyembuhkan penyakit bila sakit, serta

pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.

b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat dan

ingin lebih meningkatkan derajat kesehatannya itu, karena kesehatan sangat

dinamis dan relative, maka orang yang sehat pun perlu diupayakan supaya

mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin.

Kedua, perilaku pencarian dan penggunaan system fasilitas pelayanan

kesehatan, dinama tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri

sampai mencari pengobatan kemanapun. Ketiga perilaku terhadap makanan

dengan memperhatikan dan selektif dalam memilih makanan serta

mempertimbangkat takaran nutrisi yang dibutuhkannya. keempat perilaku

kesehatan lingkungan dengan memperhatikan kebersihan keadaan disekitarnya

agar tidak mengganggu kesehatannya sendiri, keluarga atau masyarakat, misalnya

dengan cara pengelolaan air minum, pembuangan tinja, tempat pembuangan

sampah, pembuangan limbah dan sebagainya. Kesadaran akan kesehatan ini,

perlu dan penting untuk ditumbuh kembangkan dari kehidupan pribadi, keluarga,

masyarakat bahkan bangsa dan negara agar tercipta kehidupan yang sehat.

5. Prilaku hidup sehat

Manusia yang sehat mempunyai aktivitas masing-masing sesuai dengan

kemampuan sendiri, sehingga manusia harus memelihara bahkan meningkatkan

kesehatannya itu agar dapat menjalankan semua aktifitas yang dimiliki dengan

baik dan mandapatkan hasil yang maksimal. Dalam memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan manusia, maka manusia perlu menerapkan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

26

prilaku hidup sehat dalam menjalankan kesehatannya. Notoatmodjo (2003:118)

menjelaskan bahwa “perilaku hidup sehat adalah perilaku-perilaku yang berkaitan

dengan upaya atau kegiatan untuk mempertahankan dan meningkatan

kesehatannya”. Sebagaimana penjelasan tersebut, dengan menerapkan prilaku

hidup sehat dalam setiap menjalani kehidupannya akan terpelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan manusia tersebut.

Orang yang senantiasa menerapkan kebiasaan hidup yang baik akan

memperoleh tingkat kesehatan yang menjanjikan yaitu seperti halnya orang yang

masih muda. Perilaku kesehatan ini harus dimiliki oleh semua orang untuk dapat

menjaga kesehatan dirinya dan lingkungan. Adapun klasifikasi kesehatan ini

dijelaskan olek Becker yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003:118) yaitu:

a. Perilaku hidup sehat

1) Makan dengan menu seimbang

2) Olahraga teratur

3) Tidak merokok

4) Tidak minum-minuman keras dan narkoba

5) Istirahat cukup

6) Mengendalikan stress

7) Prilaku atau gaya hidup lain yang positif begi kesehatan

b. Perilaku sakit

c. Perilaku peran sakit

1) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan

2) Mengenal/mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan/penyembuhan

penyakit yang layak

3) Mengetahui hak (memperoleh perawat, pelayanan kesehatan dsb).

Sebagaimana yang dijelaskan diatas mengenai klasifikasi prilaku hidup

sehat, dimana kedua point yaitu perilaku sakit dan prilaku peran sakit dikhususkan

bagi orang yang sakit untuk dapat mencapai kesembuhan sedangkan point

pertama yaitu perilaku hidup sehat dilakukan bagi orang yang sehat untuk tetap

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

27

manjaga dan meningkatkan derajat kesehatannya. Dengan demikian, sudah

sepantasnya kita menerapkan prilaku hidup sehat untuk senantiasa menjaga

kesehatan. Kesehatan ini bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri saja

melainkan untuk kepentingan bersama karena kesehatan tidak akan tercapai

dengan baik jika hanya seorang saja yang melakukan prilaku hidup sehat dalam

kehidupan masyarakat. Untuk lebih jelasnya mengenai prilaku hidup sehat yang

perlu diterapkan dalam kehisupan sehari-hari adalah sebagai berikut :

a. Makan dengan menu seimbang

Makan-makanan dengan menu seimbang sangat baik untuk tubuh kita,

menu seimbang disini dalam artian kualitas (mengandung zat-zat gizi yang

diperlukan oleh tubuh), dan kuantitas dalam artian jumlahnya cukup untuk

memenuhi kebutuhan tubuh (tidak kurang, tetapi juga tidak lebih). Kekurangan

ataupun kelebihan dalam mengkonsumsi zat-zat gizi sangat tidak baik untuk tubuh

kita dan dapat berakibat negatif.

Disamping mutu gizi yang terjamin, makanan sehat harus pula bebas dari

kuman-kuman atau zat-zat yang dapat menyebabkan penyakit. Makanan

sempurna ini berlaku bagi semua kalangan terlebih pada anak-anak, tetapi pada

anak-anak sering kali pola makannya tidak teratur. Giriwijoyo (2007:86)

menyatakan bahwa “anak-anak pubertas pola makannya tidak teratur dan sering

bagian besar dari asupan nutrisinya diperoleh dari makanan-makanan kecil

(snack) diantara waktu-waktu makannya yang tidak teratur dan bahkan sering

melupakan sarapan dan makan siangnya”.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

28

b. Olahraga teratur

Olahraga yang dilakukan juga harus sesuai dengan dosis yang benar

(kualitas dan kuantitasnya), dengan sendirinya kedua aspek ini akan tergantung

dari usia dan setatus kesehatan seseorang. Giriwijoyo (2007:49) menjelaskan

bahwa “dosis (volume) olahraga adalah sejumlah tertentu kegiatan raga yang

harus dilakukan seseorang”. Sehingga apabila seseorang melakukan olahraga

yang sesuai dengan dosisinya akan tercapai kesehatan tubuh yang baik dengan

memperhatikan anjuran bagi keperluan kesehatan.

Olahraga yang dianjurkan untuk keperluan kesehatan adalah aktivitas

gerak raga dengan intensitas yang setingkat diatas intensitas gerak raga yang biasa

dilakukan untuk keperluan pelaksanaan tugas kehidupan sehari-hari”. (Cooper

yang dikutip Giriwijoyo, 2007:32)

Dengan demikian olahraga merupakan salah satu cara yang dapat

dilakukan untuk pembinaan kesehatan dan merupakan satu-satunya cara untuk

meningkatkan derajat sehat dinamis, sehingga manusia dapat melaksanakan tugas

kehidupan sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.

c. Tidak merokok

Merokok adalah kebiasaan buruk yang mengakibatkan berbagai macam

penyakit. Bagi beberapa orang merokok itu nikmat, tetapi sebenarnya kenikmatan

yang membahayakan. Akibat buruk dari merokok adalah sakit jantung, sakit

lambung, sakit batuk, salesma, dan kanker paru-paru. Padahal rokok merupakan

barang yang paling banyak mengandung zat kimia yang berbahaya bagi tubuh,

Irianto Kus (2007:143) mengatakan bahwa “rokok mengandung nikotin dan ter,

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

29

asap rokok juga mengandung gas kabondioksida (CO2), gas karbonmonoksida

(CO), asam sianida (HCN) dan gas nitrogenoksida (NO2)”.

Rokok tidak hanya berbahaya bagi yang mengkonsumsi saja, tetapi juga

berbahaya bagi orang yang yang berada disekitarnya yang menghisap asap rokok

tersebut (perokok pasif). Anggota keluarga merupakan perokok pasif, dimana

rokok ini dapat menimbulkan istri terkena kanker dan anak menjadi bodoh.

Untuk itu, untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kita maka kita

harus menjauhi dan menghindari merokok.

d. Tidak minum minuman keras dan narkoba

Sesuai dengan peraturan pemerintah Menteri Kesehatan RI No. 86 tahun

1977 disebutkan bahwa minuman keras adalah semua jenis minuman beralkohol

tetapi bukan obat. Gangguan kesehatan karena minuman keras tidak timbul

seketika tetapi dapat terjadi pemakaian dalam waktu lama. Minuman keras dapat

menyebabkan seseorang menjadi ketagihan dan apalagi terjadi kelebihan takaran

mengakibatkan penekanan fungsi pernapasan, penurunan tekanan darah, gangguan

pembentukan darah, shock, koma dan dapat terjadi kematian. Menurut Irianto

Kus (2007:129) menjelaskan bahwa :

Gangguan lain yang dapat ditimbulkan yaitu : 1) keracunan langsung pada

sel-sel hati, perlemakan hati, alkoholik hepatitis, dan pengerasan sel hati (sirosis),

2) pada saluran pencernaan; peradangan pada esophagus, lambung, dan

duodenum; 3) pada jantung terjadi penyakit payah jantung; dan 4) pada sel

kelamin; penurunan hormone androgen dan terjadi ipotensi atau seteril.

Begitu pula dengan pemakaian narkoba sangatlah berbahaya bahkan dapat

mengalami kerusakan organ tubuh dan menjadi sakit sebagai akibat langsung

adanya narkoba dalam darah, misalnya kerusakan paru-paru , ginjal, jantung, otak,

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

30

usus dan sebagainya. Biasanya narkoba banyak digunakan oleh kalangan remaja

karena dapat menghilangkan rasa januh dan stress dari masalah.

Pemakaian narkoba dan minuman keras tidak hanya mengalami kerusakan

kesehatan secara fisik tetapi juga kerusakan secara mental yaitu psikologi serta

mantal dan moral. Oleh karena itu, kita harus menjaga diri sendiri dan lingkungan

sekitar agar terhindar dari segala ancaman bagi kesehatan.

e. Istirahat cukup

Istirahat yang cukup diperlukan oleh tubuh kita untuk memulihkan tenaga.

Dengan istirahat yang cukup, kemampuan dan keterampilan kita meningkat.

Susunan saraf serta tubuh terpelihara agar tetap segar dan sehat: tidak lupa berdoa

dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Tidurlah dalam kamar yang udaranya bersih, suasana tenang, dan cahaya

lampu remang-remang (tidak terang benderang). Sebaiknya tungkai diletakkan

agak tinggi sedikit agar memperlancarperedaran darah di anggota gerak bawah.

Kebutuhan waktu tidur ini dipengaruhi oleh berbagai faktor pada setiap orangnya,

untuk itu kebutuhan waktu tidur pada setiap orang berbeda-beda. Ichsan (1989)

yang dikuti Ating Smantri (2008:37) menjelaskan tentang kebutuhan waktu tidur

untuk setiap orang adalah sebagai berikut:

Pada bayi dibutuhkan 13 jam untuk tidur, kemudian pada usia 6 sampai 12

tahun sebanyak 8 samapi 10 jam, sedangkan pada usia remaja samapi dewasa

sebanyak 7 samapai 8 jam dan pada orang tua rata-rata 7 jam sehari. Tetapi

keadaan keletihan kerja, kondisi tubuh bahkan cuaca juga banyak memberikan

pengaruh pada kebutuhan akan tidur.

Untuk memelihara derajat kesehatan kita agar tidak mudah terserang

penyakit, maka sepatutnya manusia harus memperhatikan kebutuhan akan waktu

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

31

tidur sebagai penyegaran kembali tubuh kita baik secara jasmani maupun

psikologis yang telah letih dipakai untuk bekerja seharian penuh.

f. Mengendalikan stress

Stress akan terjadi pada siapa saja dan akibatnya bermacam-macam bagi

kesehatan. Kecenderungan stress akan meningkat pada setiap orang terlebih

dengan kesibukan atas tuntutan hidup yang keras. Stress ini tidak dapat kita

hindari, maka yang penting agar stress tidak menyebabkan gangguan kesehatan,

kita harus dapat mengendalikan atau mengelola stress dengan kegiatan-kegiatan

positif.

g. Perilaku atau gaya hidup yang positif begi kesehatan

Perilaku atau gaya hidup lain yang positif ini akan mengalihka perhatian

kita terhadap segala sesuatu yang dapat merugikan diri sendiri sehingga kesehatan

kita akan terpelihara dengan baik. Perilaku ini dapat dituangkan dengan

melakukan hal-hal positif disetiap waktu senggang ataupun dikesibukan lain.

Beberapa kegiatan positif yang dapat dilakukan adalah dengan tidak berganti-

ganti pasngan dalam kehidupan seks, penyesuaian diri kita dengan lingkungan dan

sebagainya.

B. Hakekat gaya hidup aktif

Dalam masa remaja terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

perkembangan perilaku diantaranya faktor intelektual, kognitif, verbal, motorik

dan faktor emosional. Faktor intelektual sering diartikan sebagai faktor

kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri,

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

32

khususnya berkenaan dengan konsep dan berbagai lambang atau symbol seperti

huruf, angka, kata dan gambar. Pikiran mempunyai kedudukan yang menentukan,

karena itulah para pendidik berkewajiban mengembangkan aspek intelektual

siswa. Suparyanti (1992) yang dikuti oleh Encek Kamil (2008:15) menjelaskan

“Kemahiran intelektual seseorang semakin meningkat dengan semakin menguasai

cara berpikir yang tidak berperaga, dimana orang memperoleh pemahaman dan

menggunakan konsep, kaidah dan prinsip”. Berdasarkan penjelasan tersebut dan

pengamatan dilapangan menunjukkan bahwa kondisi intelektual siswa sekolah

menengah atas pada umumnya sudah berada pada tingkat tinggi berdasarkan

jenjang pendidikan. Namun potensi yang dimiliki siswa dapat terindikasi sejak

berada disekolah dasar. Hal ini berarti bahwa kemahiran intelektual siswa sekolah

dasar perlu terus diberdayakan dan ditingkatkan agar saat beranjak kejenjang

selanjutnya khususnya tingkat menengah atas dapat bersosialisasi dengan

lingkungannya secara baik.

Gaya hidup aktif tidak dapat dengan sendirinya muncul pada setiap

individu itu sendiri. Lutan (2002) yang dikutip oleh Encek Kamil (2008:12)

menjelaskan bahwa “Anak-anak muda perlu diajarkan dengan keterampilan untuk

menjalankan gaya hidup aktif. Kepada mereka juga dajarkan pengetahuan, sikap

dan pembentukan perilaku yang menyebabkan mereka aktif secara teratur”.

Kemudian Lutan (2002) yang dikutip oleh Encek Kamil (2008:12) melanjutkan

penjelasannya, yaitu „Pengembangan pendidikan jasmani harus berorientasi

kepada mempromosikan gaya hidup aktif disepanjang hayat, keseimbangan isi

kurikulum untuk pengembangan domain kognitif, di sepanjang hayat‟. Kebiasaan

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

33

setelah dewasa dan usia lanjut, banyak dibekali oleh kebiasaan pada waktu

remaja, merupakan investasi bagi pencapaian keadaan bugar dan sehat ketika

sudah dewasa dan bahkan pada usia lanjut.

Berkenaan dengan gaya hidup aktif maka perlu dijelaskan tentang gaya

hidup aktif. Lutan (1991) yang dikutip oleh Encek Kami (2008:16) menjelaskan

bahwa “Gaya hidup aktif adalah pengalaman kebiasaan hidup aktif dalam

melakukan aktifitas fisik secara berkesinambungan dan keteraturan berlatih”.

Maka yang dimaksud gaya hidup aktif dalam penelitian ini adalah kebiasaan

siswa dalam berpartisipasi melakukan berbagai aktivitas secara fisik dalam

kesehariannya.

1. Gaya hidup aktif melalui aktivitas olahraga

Ditinjau dari istilah olahraga yaitu terdiri dari dua kata “Olah” dan “Raga”.

Dirjen PLS dan Olahraga menjelaskan arti kata olahraga yaitu sebagai berikut:

Olahraga terdri dari dua kata olah dan raga, kata olah disini berarti

mengolah, meramu, mengurus, memasak atau mematangkan serta membina

materi yaitu bahan atau potensi. Kata raga berarti semata-mata berarti badan,

tetapi terdiri dari raga badag dan raga halus. Antara raga badag dan raga halus

atau lazimnya dikenal dengan jasmani dan rohani yang tidak dapat dipisahkan

atau dibagi.

Dalam Kepres No. 131 Tahun 1982 dijelaskan, “Olahraga mempunyai arti

yang seluas-luasnya yang meliputi segala kegiatan dan usaha untuk mendorong,

membimbing, membangkitkan mengembangkan dan membina kekuatan jasmani

maupun rohani”. Dokumen Internasional Counsil Of Sport an Physical Education

(ICSPE) juga menjelaskan bahwa “Olahraga adalah setiap aktivitas jasmani yang

mengandung sifat/ciri permainan dan melibatkan unsur perjuangan menentang diri

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

34

sendiri atau orang lain atau konfrontasi dengan faktor alam”. Selanjutnya

Metveyef (1981) dalam Lutan (1991) yang dikutip oleh Encek Kamil (2008:24)

menjelaskan, “Olahraga merupakan satu kegiatan otot yang energik dan dalam

kegiatan itu atlet memperagakan kemampuan geraknya dan kemauannya

semaksimal mungkin”.

Kemudian dijelaskan juga oleh Giriwijoyo (2007:36) mengenai olahraga

yaitu “Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk

meningkatkan kemampuan gerak, yang berarti meningkatkan kualitas hidup”.

Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

olahraga merupakan peristiwa gerak yang mengandung aktivitas raga atau

jasmani.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas, maka hubungannya

dengan gaya hidup aktif adalah melakukan aktivitas olahraga yang dilakukan

secara rutin dan teratur dalam jangka waktu yang lama, maka aktivitas tersebut

sudah merupakan cerminan dari gaya hidup aktif. Dalam hal ini aktivitas

olahraga sudah menjadi kebiasaan yang harus dilakukan oleh remaja atau individu

dengan tujuan meningkatkan gaya hidup aktif dalam kehidupan sehari-hari.

2. Gaya hidup aktif melalui aktivitas rekreasi

Istilah rekreasi sudah dikenal dari sejak jaman dahulu yang mempunyai

arti kelonggaran untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak sendiri. Saat

ini istilah rekreasi sudah digunakan untuk aktivitas yang dilakukan baik secara

kelompok maupun individu dalam waktu luangnya untuk memperoleh kesenangan

dan kegembiraan. Seperti rekreasi ke obyek wisata, berkunjung ke pusat

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

35

perbelanjaan, berkunjung ke tempat atau taman bermain dan lain sebagainya.

Namun akhir-akhir ini istilah rekreasi banyak dikenal sebagai waktu bersenang-

senang dan bergembira yang memerlukan uang, padahal rekreasi tidak harus

mengeluarkan uang seperti halnya kita berkunjung ketaman bermain atau taman

kota pada hari minggu dengan berolahraga itu semua sudah dapat dikatakan

sebagai rekreasi. Karena hal yang terpenting dalam rekreasi yatiu dapat

menenangkan pikiran dan menghilangkan stress yang kita dapatkan selama di

tempat bekerja.

Kata rekreasi berasal dari bahasa Yunani yaitu “recreare” yang berarti

diperkenankan. Dalam bahasa inggris rekreasi berasal dari kata “to create” yang

berarti membentuk atau menciptakan. Sedangkan sinonim kata rekreasi adalah

“recreation” yang berarti menyegarkan atau membangun. Oleh karena itu rekreasi

dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memperoleh kesegaran. Berkenaan dengan

pengertian rekreasi, Marjono (1972) yang dikuti oleh Encek Kamil (2008:30)

menjelaskan tetang rekreasi sebagai berikut: “Rekreasi adalah kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang atau secara bersama-sama dengan orang lain dalam

waktu-waktu senggang secara sadar serta sukarela untuk mendapatkan

kesenangan, kepuasan, serta kesegaran pribadi dengan langsung dan segera”.

Berdasarkan penjelasan di atas tersebut dapat disimpulakan mengenai

rekreasi yaitu merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang perorangan atau

kelompok dalam waktu senggang, dilakukan secara sadar dan sukarela, untuk

mendapatkan kesenangan serta mengandung unsur kreativitas. Jadi rekreasi dapat

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

36

diartikan sebagai kegiatan di waktu luang untuk memperoleh kesenangan dan

kegembiraan.

1. Ciri-Ciri Rekreasi

Aktivitas rekreasi berbeda dengan aktivitas lainnya, dari istilahnya saja

juga sudah berbeda. Perbedaan tersebut nampak pada ciri-ciri kegiatannya,

seperti dilakukan secara sukarela, biasanya dilakukan pada waktu senggang atau

luang, berupa aktivitas yang mengandung unsur bermain dan hiburan. Seperti

yang dijelaskan oleh Haryono (1974) yang dikutip oleh Encek Kamil (2008:30)

menjelaskan mengenai beberapa ciri-ciri di dalam rekreasi sebagai berikut:

1. Rekreasi dapat memberi hasil

2. Kegiatan dalam rekreasi dasarnya sukarela

3. Rekreasi ditentukan oleh motivasi

4. Rekreasi tidak memiliki bentuk mandiri

5. Rekreasi itu melibatkan aktivitas

Kemudian Lutan (1990) yang dikutip oleh Encek Kamil (2008:25)

mengemukakan beberapa ciri-ciri yang tercakup dalam kegiatan rekreasi, terutama

dari segi tujuannya yaitu: “1. Sebagai pelepas lelah, 2. Sebagai penyalur dalam

pengisi waktu luang, 3. Sebagai imbangan kerja dan 3. Sebagai pemenuh

dorongan untuk bergabung dalam kelompok”. Berdasarkan beberapa penjelasan

diatas mengenai rekreasi dapat ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri dari rekreasi

yaitu rekreasi merupakan aktivitas, dapat dilakukan sendiri atau berkelompok,

dorongan melakukan untuk memperoleh kepuasan dan kesenangan, dilakukan

dengan sengaja, terprogram, dan dorongan melakukannya timbul dari diri sendiri.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

37

2. Jenis dan Bentuk Rekreasi

Jenis dan bentuk rekreasi dapat dibedakan berdasarkan jenisnya yaitu

rekreasi aktif secara fisik dan rekreasi pasif secara fisik. Tiap jenis rekreasi

mempunyai bentuk yang berbeda-beda. Untuk lebih jelasnya mengenai hal

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Rekreasi Aktif Secara Fisik

Rekreasi aktif merupakan kegiatan yang memberikan kesenangan dan

kepuasan pada pelakunya melalui aktivitas yang mereka lakukan secara sendiri

atau berkelompok di lapangan. Seperti yang dijelaskan oleh Saputra (2000) yang

dikuti oleh Encek Kamil (2008:27) menjelaskan: “Kegiatan dalam lingkup aktif

ini merupakan kegiatan yang melibatkan banyak aktivitas tubuh dan gerakan-

gerakan tubuh”. Jadi rekreasi aktif secara fisik adalah kegiatan rekreasi melalui

aktivitas fisik secara aktif di lapangan untuk memperoleh kesenangan dan

kepuasan. Mengenai bentuk rekreasi yang bersifat aktif dijelaskan oleh Saputra

(2000) yang dikutip oleh Encek Kamil (2008:27) bahwa: “Beberapa bentuk

pendidikan rekreasi yang bersifat aktif adalah sebagai berikut: rekreasi melalui

olahraga, rekreasi melalui seni dan budaya, rekreasi dialam terbuka, rekreasi

melalui kegiatan sosial dan rekreasi melalui kegiatan keterampilan”.

b. Rekreasi Pasif Secara Fisik

Rekreasi pasif merupakan kegiatan yang memberikan kesenangan dan

kepuasan pada pelakunya melalui aktivitas yang mereka lakukan secara sendiri

atau berkelompok. Seperti yang dijelaskan oleh Saputra (2000) yang dikutip oleh

Encek Kamil (2008:28) yaitu sebagai berikut: “Ruang lingkup pasif ini dapat pula

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

38

diartikan sebagai kegiatan yang tidak terlalu melibatkan aktivitas fisik dan

pelakunya tidak melalui kegiatan dilapangan”. Jadi rekreasi pasif secara fisik

adalah kegiatan rekreasi melalui aktivitas fisik secara pasif yang dilakukan pada

suatu tempat tertentu dan bukan lapangan untuk memperoleh kesenangan dan

kepuasan. Mengenai bentuk rekreasi secara pasif dijelaskan juga oleh Saputra

(2000) yang dikutip oleh Encek Kamil (2008:28) bahwa: “Bentuk pendidikan

rekreasi pasif adalah sebagai berikut: rekreasi melalui bacaan, rekreasi melalui

pertunjukan dan rekreasi melalui musik”.

C. Kebugaran jasmani

Manusia dalam melakukan aktifitas memerlukan kesiapan secara fisik mau

pun non fisik. Kesiapan fisik yang berhubungan langsung dengan kemampuan

melakukan aktifitas baik dalam bekerja, belajar samapai bermain untuk kalangan

anak – anak dan non fisik berhubungan dengan mental emosi, rasa dan

pengindraan. Sebagai seorang pelajar dalam kegiatannya sehari – hari yang

paling utama adalah belajar, selanjutnya waktu senggangnya dilakukan untuk

barmain sebagian untuk bekerja. Kegiatan tersebut dilakukan oleh siswa itu

dalam mengisi dan mencapai tujuan kehidupan. Aktifitas siswa sehari – hari

membutuhkan pengetahuan, keterampilan yang didukung kesiapan fisik secara

baik. Kesiapan fisik yang dimaksud di atas adalah kebugaran jasmani.

Kebugaran jasmani merupakan salah satu kondisi dasar yang harus

dimiliki setiap orang yang dapat menjamin tercapainya suatu kehidupan yang

lebih baik. Pembinaan dan pemeliharaan kebugaran jasmani sangat penting bagi

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

39

setiap orang guna menjadi kebiasaan hidup. Hal ini berarti mau tidak mau

merupakan suatu keharusan untuk dilaksanakan. Pentingnya kebugaran jasmani

bagi anak usia sekolah antara lain dapat meningkatkan kemampuan organ tubuh,

sosial emosional, sportivitas dan semangat kompetisi.

1. Definisi kebugaran jasmani

Beberapa istilah yang sering digunakan untuk maksud yang sama dengan

kebugaran jasmani, Giriwijoyo (2007:43) menyebutkan, yaitu „kesegaran jasmani,

kesanggupan jasmani, kesamaptaan jasmani. ‟Dari ketiga istilah tersebut

merupakan terjemahan dari suatu istilah yaitu physical fitness, arti dari istilah

physical fitness menurut Giriwijoyo (2007:44) adalah „kecocokan fisik atau

kesesuaian jasmani.‟

Giriwijoyo (2007:44) mengemukakan definisi kebugaran jasmani adalah

sebagai berikut :

Kebugaran jasmani adalah kcocokan keadaan fisik terhadap tugas yang

harus dilaksanakan oleh fisik itu; atau dengan perkataan lain: untukdapat

melaksanakan tugas fisik tertentu – dengan hasil yang baik – diperlukan syarat-

syarat fisik tertentu yang sesuai dengan sifat tugas fisik itu. Syarat – syarat fisik

yang dimaksud itu dapat bersifat:

1. Anatomi (structural) --- Anatomical (structural) fitness.

2. Fisiologis (fungsional) --- Physiological (functional) fitness)

Menurut Giriwijoyo (2007:23) menyatakan bahwa :

Kebugaran jasmani adalah keadaan kemampuan jasmani yang dapat

menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya terhadaptugas jasmani tertentu dan atau

terhadap keadaan lingkungan yang harus diatasi dengan cara efisien, tanpa

kelelahan yang berlebihan dan telah pulih sempurna sebelum datang tugas yang

sama pada hari esoknya.

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

40

Lebih lanjut lagi penulis kemukakan beberapa definisi kebugaran jasmani

menurut beberapa ahli di antaranya ialah:

a. Sutarman (Suherman 2009:123) menjelaskan mengenai kebugaran jasmani

bahwa:

Kebugaran jasmani adalah suatu aspek, ialah aspek dari segi kesegaran yang

menyeluruh (“total fitness”) yang memberi kesanggupan kepada seseorang

untuk melakukan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap

pembebanan (stress) fisik yang layak.

b. The President‟s Council on Physical Fitness And Sport, yang dikutip dari

(Suherman 2009:124), mengemukakan tentang kebugaran jasmani dari

kegiatan sehari – hari sebagai berikut :

Kebugaran jasmani adalah kemampuan dan kesanggupan fisik untuk

melaksanakan tugas sehari-hari dengan baik dalam waktu relatif lama, tanpa

menimbulkan kelelahan yang berarti dan masih memiliki cadangan energi

untuk menikmati waktu senggangnya maupun tugas-tugas mendadak lainnya.

c. Soejatmo Soemowerdoyo (Suherman 2009:123) mendefinisikan mengenai

kebugaran jasmani adalah sebagai berikut :

Kebugaran jasmani lebih tertitik berat pada Physiological Fitness, yaitu

kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya dalam batas-

batas fisiologis terhadap keadaan lingkungan dan/ atau kerja fisik dengan cara

yang cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan, sehingga masih dapat

melakukan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat rekreatif dan telah mengalami

pemulihan yang sempurna sebelum datangnya tugas yang sama pada esok

harinya.

Dari beberapa penjelasan di atas mengenai kebugaran jasmani dapat

dijelaskan bahwa kebugaran jasmani adalah suatu tingkat (derajat) yang

menggambarkan kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas fisik dalam

kondisi dan lingkungan tertentu, tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti dan

pulih kembali sebelum datang pekerjaan (tugas) berikutnya. Jadi setiap orang

memiliki tingkat kebugaran jasmani yang berlainan, misalnya : kebugaran jasmani

seorang pelajar tidak sama dengan atlet.

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

41

2. Komponen kebugaran jasmani

Akhir – akhir ini partisipasi masyarakat terhadap olahraga sangat besar,

hal ini dapat dilihat dari variatif olahraga masyarakat yang makin tumbuh dan

berkembang dengan pesat, hal ini terlihat banyak orang melakukan latihan – latiha

olahraga sesuai denga kesenangan dan kemampuan masing – masing, namun hal

ini semua mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk mendapatkan kebugaran

jasmani. Kebugaran jasmani terdiri atas beberapa komponen, pembagian setiap

komponen kebugaran jasmani menurut Harsono (1988) yang dikutip Miftah

Hakim (2009:22) mengemukakan terdiri dari beberapa komponen, yakni :

1. Daya tahan (Endurance)

2. Kekuatan otot (Muscle Strength)

3. Tenaga ledak otot (Muscle Eksplosive Power)

4. Kecepatan (Speed)

5. Ketangkasan (Agility)

6. Kelentukan (Flexibility)

7. Keseimbangan (Balance)

8. Kecepatan reaksi (Reaction Time)

9. Koordinasi (Coordination)

Dari penjelasan di atas tersebut terdapat adanya kesamaan pandangan

mengenai pembagian komponen kebugaran jasmani. Jadi dalam hal ini dapat

penulis simpulkan bahwa kebugaran jasmani seseorang terbagi menjadi beberapa

kompone – komponen yang terdiri dari kekuatan, daya tahan, kecepatan,

kelentukan dan kelincahan. Lebih lanjut akan diuraikan mengenai komponen –

komponen kebugaran jasmani sebagai berikut:

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

42

2.1 Kekuatan

Kekuatan merupakan salah satu komponen kebugaran jasmani yang

merupakan unsur gerak dasar dalam semua bentuk gerak, terutama dalam setiap

bentuk aktivitas fisik, seperti bergerak atau berolahraga. Mengenai kekuatan

menurut Imanudin (2008:96) menjelaskan bahwa “kekuatan adalah kemampuan

otot untuk melakukan kontraksi guna membangkitkan tegangan terhadap suatu

tahanan.” Kekuatan sangat penting bagi semua orang, karena merupakan daya

tahan penggerak dalam beraktivitas fisik. Kekuatan memegang peranan penting

dalam melindungi seseorang atau atlet dari kemungkinan cedera. Dengan

kekuatan, atlet dapat berlari dengan cepat, melempar atau menendang lebih jauh

atau efisien, memukul lebih keras, demikian pula dapat membantu memperkuat

stabilitas sendi – sendi.

Menurut Imanudin (2008:97) membagi kekuatan menjadi 3 bentuk

kekuatan, yaitu:

1. Kekuatan maksimal (Maximum Strength)

2. Kekuatan yang cepat (Speed Strength/Power)

3. Daya tahan kekuatan (Muscle Endurance)

Latihan – latihan tahanan, berdasarkan kontraksi ototnya dapat dibagi

menjadi 3, yaitu : 1) Kontraksi isometrik, 2) Kontraksi isotonik dan 3) kontraksi

isokinetik. Kontraksi isometric merupakan kontraksi dimana otot tidak

mengalami perubahan ukuran panjang, ini biasanya terjadi apabila otot melakukan

tegangan atau kontraksi untuk melawan tahanan tanpa beban. Kontraksi isotonik

yaitu kontraksi disertai dengan perubahan ukuran panjang atau pendek pada saat

kontraksi, ini biasanya terjadi pada saat melakukan latihan beban baik beban

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

43

internal ataupun beban eksternal. Sedangkan kontraksi isokinetik merupakan

kontraksi kombinasi antara isometrik dan isotonik, biasanya terjadi pada saat

latihan beban dengan alat yang dirancang khusus sehingga memberikan

pembebanan di seluruh sudut gerak yang sama berat.

2.2 Kecepatan

Menurut Dick (1989) (Imanudin 2008:110) „kecepatan adalah kapasitas

gerak dari anggota tubuh atau bagian dari system pengungkit tubuh atau

kecepatan dari seluruh tubuh yang dilaksanakan dalam waktu yang singkat.‟

Menurut Imanudin (2008:111) kecepatan dibagi menjadi 3 bentuk

kecepatan yaitu :

1. Kecepatan maksimal (Speed)

2. Agility (Kelincahan)

3. Quickness (Aksi-Reaksi)

Kecepatan merupakan factor kemampuan tubuh yang paling dominan

pengaruhnya pada saat melakukan gerak. Kecepatan gerak merupakan suatu hal

yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari – hari, sebab manusia yang

memiliki kecepatan akan memudahkan dalam segala hal tugas dan pekerjaan.

Kecepatan gerak didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggerakkan tubuh

atau bagaian – bagaian tubuhnya dalam waktu yang singkat. Beberapa cabang

olahraga yang harus memiliki kecepatan gerak yaitu lari sprint, tinju, anggar dan

olahraga lainnya.

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

44

Mengenai kecepatan gerak Bloomfield (Imanudin 2008:110) menjelaskan

sebagai berikut

Kecepatan gerak adalah kecepatan berkontraksi dari beberapa otot untuk

menggerakan anggota tubuh secara cepat atau kemampuan membuat gerak

(gerakan) melawan tahanan gerak yang berbeda - beda dengan kecepatan setinggi

– tingginya.

Dalam melatih kecepatan terdapat faktor – faktor yang tidak bisa

diabaikan, faktor – faktor tersebut adalah kkuatan, waktu reaksi dan fleksibilitas.

Seperti yang dijelaskan oleh Harsono (1988) Miftah hakim (2009: 24) “kalau

berlatih untuk memperkembangkan kecepatan atlet harus pula dilatih kekuatan,

fleksibilitas dan kecepatan reaksi dan tidak hanya semata – mata berlatih

kecepatan saja.” Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan mengenai kecepatan

gerak merupakan salah satu unsur yang penting dalam kehidupan manusia untuk

melakukan gerakan – gerakan, terutama untuk mencapai suatu jarak tertentu

seperti lari, renang, sepak bola dan lain – lain.

2.3 Kelentukan

Salah satu unsure yang penting dalam menunjang untuk melakukan

aktivitas fisik adalah kelentukan. Kelentukan merupakan keleluasaan gerak dalam

persendian seperti yang di jelaskan oleh Imanudin (2008:107) bahwa „kelentukan

atau fleksibilitas adalah kemampuan gerak dalam ruang gerak sendi yang seluas –

luasnya.‟ Ruang gerak sendi pada setiap tubuh tergantung pada struktur sendi,

elastisitas otot, tendon dan ligament. Cedera dapat terjadi apabila anggota badan

atau otot dipaksa diluar batas kemampuannya, latihan kelentukan atau fleksibilitas

dapat menolong mengurangi resiko cedar dengan meningkatkan jangkauan gerak

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

45

sendi. Jadi dapat dikatakan bahwa „Orang yang fleksibel adalah orang yang

mempunyai ruang gerak yang luas dalam sendi – sendinya dan mempunyai otot

yang elastis‟ (Harsono 1988) yang dikutip Miftah Hakim (2009:24)

Kelentukan sering dilupakan dan diabaikan oleh semua orang, akhirnya

banyak orang yang mudah cedera dalam melakukan aktivitas fisik. Padahal

kelentikan sering diartikan seseorang untuk menggerakan tubuhnya pada bagian –

bagian tubuh dalam suatu ruang gerak yang seluas mungkin tanpa mengalami dan

tanpa menimbulkan cedera pada otot dan persendian. Setiap orang mempunyai

tingkat elatisitas otot yang berbeda – beda sehingga memiliki derajat kelentukan

yang berbeda pula. Kelentukan dapat ditingkatkan melalui latihan – latihan

stretching exercises yaitu melakukan gerakan meregangkan otot – otot secara

maksimal dan perlahan yang dilakukan dengan gerakan yang benar.

Metode yang lazim dugunakan untuk latihan meningkatkan kelentukan ada

3 cara, yaitu : 1) Peregangan statis, 2) Peregangan Dinamis dan 3) Peregangan

kontaksi relaksasi / Proffrioseptik neuronmuscular fasilitation (PDF). Peregangan

satis dapat dilakukan dengan meregangkan otot tertentu tanpa mengerak - gerakan

dan tanpa bantuan orang lain, jadi tanpa ekstra tenaga yang diteruskan dengan

mempertahankan posisi penguluran terjauh dalam beberapa waktu. Peregangan

dinamis disertai dengan gerakan – gerakan renggutan secara aktif, jadi tanpa

mempertahankan posisi terjauhnya. Sedangkan peregangan PDF melakukan

kontraksi pada otot dengan bantua orang lain.

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

46

2.4 Daya tahan

Daya tahan yang dimaksid menurut Imanudin (2008:115) adalah „daya

tahan adalah kemampuan fisik seseorang untuk melakukan kerja dalam waktu

yang relative lama.‟ Ternyata daya tahan jauh lebih komplek deri kekuatan,

bahkan faktor kekuatan itu sendiri ada keterkaitan dengan daya tahan otot lokal,

seperti yang dibutuhkan pendayung jarak pendek atau pemain tenis yang

dibutuhkan gerakan servis smash berulang kali selama lima shet.

Ketahanan atau daya tahan (endurance) terbagi menjadi yaitu ketahanan

otot (lokal) dan daya tahan ketahanan kardiorespirasi. Ketahanan otot (lokal) ialah

kesanggupan oto mempertahankan aktivitasnya, statis dan dinamis untuk waktu

yang lama. Sedangkan katahanan kardiorespirasi ialah kemampuan jantung dan

paru dalam mengambil oksigen sebanyak – banyaknya dan mempertahankan

aktivitasnya. Sejalan dengan pernytaan Sutarman yang dikutip (Nurhasan

2000:24).

Daya tahan dapat ditingkatkan melalui tiga tahap yaitu aerobic foundation,

aerobic development dan aerobic threshold. Pemberian porsi latihan pada tahap

pesiapan umum penekanan latihan adalah pada daya tahan, karena persiapan

umum adalah pondasi untuk keberlangsungan tahap – tahap berikutnya sehingga

atlet harus benar – benar memiliki daya tahan yang tinggi agar dapat menunjang

dalam proses latihan pada tahap berikutnya.

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

47

3. Tingkat golongan kebugaran jasmani

Tingkat kebugaran jasmani semua orang tidak sama, karena setiap orang

mempunyai tujuan dan keinginan yang berbeda. Masing – masing manusia

memiliki tugas dan kewajiban yang berbeda, oleh karena itu jadi tingkat

kebugaran jasmaninya juga berbeda berdasarkan tugas dan kewajibannya. Semua

lapisan manusi mempunyai sasaran tingkat kebugaran jasmani yang berbeda.

Sasaran kebugaran jasmani mempunyai sasaran semua lapisan masyarakat, dari

anak – anak hingga orang tua, pria maupun wanita. Kebutuhan kebugaran

jasmani dibagi menjadi tiga golongan, dimana masing – masing golongan

memiliki tujuan tertentu, adapun penggolongannya dapat diuraikan sebagai

berikut :

3.1. Tingkat kebugaran jasmani berdasarkan golongan :

1.1.1 Golongan berdasarkan pekerjaannya misalnya:

Kebugaran jasmani bagi olahragawan untuk meningkatkan prestasi.

Kebugaran jasmani bagi ABRI untuk mempertinggi daya tempur

prajurit.

Kebugaran jasmani bagi pelajar untuk meningkatkan kemampuan

belajar.

1.1.2 Golongan yang berdasarkan keadaan misalnya:

Kebugaran jasmani bagi orang cacat atau sakit untuk rehabilitasi.

Kebugaran jasmani bagi ibu hamil untuk memelihara kesehatan ibu

dan bayi yang sedang dikandungnya.

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

48

1.1.3 Golongan berdasarkan umur misalnya:

Kebugaran jasmani bagi anak – anak adalah merangsang pertumbuhan.

Kebugaran jasmani bagi orang tua adalah untuk mempertinggi

ketahanan tubuh terhadap gangguan –gangguan fisik.

3.2. Pola pembinaan kebugaran jasmani

Guna untuk dapat meningkatkan kebugaran jasmani secara maksimal,

ada beberapa cara pembinaan yang harus meliputi unsur – unsur keolahragaan,

kesehatan dan rekreasi (Hasnan Said : 1998) yang dikutip Miftah Hakim

(2009:28).

3.2.1. Unsur keolahragaan

Latihan olahraga hendaknya merupakan unsur pendidikan untuk

menyiapkan seseorang dalam menghadapi tantangan kehidupan

dimasyarakat.

Prestasi dalam pekerjaan dan pengisian waktu luang hendaknya dicapai

seirama dengan kegiatan olahraga.

Kegiatan olahraga hendaknya beraneka warna coraknya sehingga dapat

memenuhi tuntutan dari tiap – tiap tabiat individu.

Pembinaan olahraga hendaknya juga meliputi usaha – usaha

penyusunan bentuk – bentuk latihan untuk memeperbaiki cacat atau

kelainan fisik.

3.2.2. Unsur kesehatan

Tujuan kesehatan adalah membentuk manusia sehat tubuhnya alam

perasaannya dan pikiran serta juga tindakan dengan jalan :

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

49

Meningkatkan kesehatan.

Pencegahan.

Diagnose disini untuk pengobatan.

Membatasi terjadi cacat dan rehabilitasi.

3.2.3. Unsur rekreasi

Rekreasi bertujuan untuk mengambil keseimbangan dalam kehidupan

sehari – hari. Manusia sebagai mahluk hidup membutuhkan waktu

istirahat, rekreasi, penyegaran serta pembaharuan untuk mengembalikan

potensi dan vitalitasnya. Siswa sebagai seorang individu membutuhkan

kesegaran jasmani, maka unsur – unsur tersebut terdapat di dalam

kegiatan–kegiatan yang dilakukan di sekolah, baik itu intrakulikuler

maupun ekstrakulikuler.

4. Faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani

Olahraga yang dilakukan sesuai dengan porsi tubuh akan memberikan

manfaat bagi tubuh pelaku olahraga, karena dengan olahraga semua organ tubuh

dipaksa untuk bekerja dan dengan demikian akan secara otomatis terbiasa dan

terlatih. Perubahan-perubahan yang terjadi pada organ tubuh yang merupakan

hasil dari melakuka olahraga ini akan berdampak secara anatomis dan fisiologis

yang akhirnya akan menyebabkan peningkatan kemampuan fungsional alat-alat

tubuh.

Perubahan fisiologis pada organ tubuh hasil melakukan olahraga adalah

pada persendian, otot-otot dan tendo, susunan saraf, darah, jantung, pembulu

darah dan olahdaya metabolism. Keseluruhan perubahan-perubahan fisiologis

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

50

tersebut akan menuju pada satu perubahan menyeluruh yaitu meningkatnya

kemampuan fungsional tubuh individu dengan kata lain akan meningkatkan

jasmani seseorang.

Kebugaran jasmani merupakan daya tahan umum yang dimiliki seseorang

melakukan aktivitas, salah satu daya tahan umum ini adalah kardiovaskuler

sehingga jika seseorang mempunyai salah satu penyakit terhadap apa yang ada

dalam komponen kebugaran jasmani maka ia tidak dapat dikatakan sebagai orang

yang memiliki kebugaran jasmani yang baik. Menurut Giriwijoyo (2007:67) ada

3 faktor risiko/predisposisi yang tidak dapat dicegah/dihindari yaitu:

a. Keturunan

b. Pertambahan usia

c. Jenis kelamin

Dengan demikian, ada tiga hal yang menjadi faktor penentu dalam

kebugaran jasmani yaitu keturunan, jika dalam keluarga ada yang menderita suatu

penyakit bawaan, maka sangat besar kemungkinan orang tersebut dapat terkena

penyakit itu sendiri. Pertambahan usia, dengan bertambahnya usia seseorang

maka akan mengalami beberapa penurunan fungsional tubuhnya. Jenis kelamin,

pada dasarnya struktur anatomi manusia berbeda antara laki-laki dan perempuan

seperti halnya pada setruktur otot.

Kebugaran jasmani tidak didapat dengan cara begitu saja, karena untuk

meningkatkan kebugaran jasmani dibutuhkan latihan secara berkesinambungan

dan dalam waktu yang relatif lebih lama. Namun, ada juga faktor-faktor yang

mempengaruhi kebugaran jasmani seseorang seperti halnya yang diungkapkan

oleh Irianto (2004:24) yaitu “kebugaran jasmani seseorang dapat dipengaruhi

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatana-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(11).pdf · mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu

51

beberapa faktor seperti faktor latihan, biologis, psikologis, lingkungan, fiscal dan

motivasi”.

Sebagaimana yang dijelaskan tersebut, olahraga dengan frekuensi yang

tinggi akan memberikan dampak terhadap otot-otot dan fungsional organ-organ

lain. Perbedaan biologis pada manusia memberikan cara kerja individu berbeda

pula, seperti halnya perbedaan jenis kelamin dan usia. Keadaan psikologis

seseorang akan mendorong terhadap pekerjaannya, jika keadaan psikologisnya

stabil maka setiap yang dikerjakannya akan dirasakan lebih menyenangkan.

Lingkungan memberikan kontribusi yang cukup besar atas segala sesuatu yang

terjadi pada diri seseorang, hidup dilingkungan yang suka berolahraga maka akan

terbawa dengan sendirinya mengikuti kegiatan olahraga. Keadaan ekonomi yang

serba mencukupi dapat membantu seseorang dengan meludah dalam setiap

melakukan kegiatan atau keinginannya salah satunya olahraga. Faktor motivasi

terjadi dari diri sendiri (intrinsik) dan dari luar dirinya (ekstrinsik), sehingga

keduanya akan mendorong dan memacu seseorang untuk melakukan aktivitas

olahraga sehingga dengan dorongan tersebut ia melakukan olahraga dengan rutin.