bab i pendahuluan 1.1 latar belakang...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia tidak lepas dari kebutuhan material dan non-material. Adapun
yang dimaksud dengan kebutuhan material adalah kebutuhan primer, sekunder
dan tersier, sedangkan dalam pengupayaan pemenuhan kebutuhan non-material,
dapat dilakukan dalam beberapa cara, sa lah satunya dengan karya sastra. Sastra
dianggap sebagai karya seni yang dinilai dapat memenuhi kebutuhan manusia,
sehingga keberadaan karya sastra merupakan keinginan dasar manusia untuk
memenuhi kebutuhan non-materialnya. Dengan demikian sastra muncul sebagai
ekspresi pengarang dalam memberikan reaksi dan atau kritik mengenai situasi
saat itu kepada pihak lain (Nurwahid, 2013:1).
Karya sastra merupakan ungkapan ekspresi pengarang sebagai reaksi
terhadap situasi nyata yang diwujudkan dalam bentuk imajinasi (Sangidu,
2007:1). Wellek dan Austin Warren juga menekankan bahwa sastra dapat
dikatakan sebagai kegiatan kreatif sebuah karya tulis yang indah karena dapat
dimanfaatkan sebagai konsumsi intelektual dan emosional (1993:3 via Sangidu,
2007:34) .
Karya sastra bukan semata-mata permainan kata atau kalimat, melainkan
sastra juga mengandung nilai seni dalam berbahasa. Sastra juga merupakan cara
bagi pengarangnya untuk menjelaskan masalah yang berhubungan dengan
perbuatan baik, imajinasi dan emosi yang diperliha tkan oleh tokoh-tokohnya
Nilai Moral dalam Cerpen Shiroi Tori Karya Kusuyama Masao: Analisis Tema, Fakta Cerita danSaranaSastraRILANDA REZEKIKA Z.Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
2
(Semi, 1993: 1 via Nurwahid, 2013:1). Melalui tokoh-tokoh tersebut
pengarang dapat menyampaikan pesan kepada orang lain secara tidak langsung,
termasuk juga keinginan pengarang itu sendiri sebagai usaha untuk memuaskan
diri.
Tokoh dalam karya sastra fiksi hanyalah rekaan atau imajinasi pengarang.
Meskipun begitu, penokohan merupakan bagian penting dalam membentuk
sebuah cerita. Tokoh dalam cerita biasanya lebih dari satu orang, berfungsi
sebagai penghubung cerita, juga sebagai penyampai ide, motif, alur da n tema,
sehingga kemahiran pengarang dalam mendeskripsikan karakter tokoh cerita
yang disesuaikan dengan tuntutan cerita dapat digunakan sebagai indikator
kekuatan sebuah karya fiksi (Fananie, 2002:86-87).
Karakter tokoh dapat ditentukan dari apa yang diucapkan dan dilakukan
tokoh tersebut (Abrams, 1981:20 via Fananie, 2002:87). Identifikasi ini
berdasarkan konsistensi dari beberapa hal, seperti moralitas, perilaku, pemikiran
dalam memecahkan sesuatu, memandang dan bersikap dalam menghadapi setiap
kejadian. Oleh karena itu, untuk memahami karakter tokoh dalam suatu cerita
tidak mungkin terlepas dengan alur cerita dengan fungsinya dalam cerita. (Frye,
1973:52 via Fananie, 2002:87).
Penyampaian berupa penuturan ataupun tindakan yang dilakukan oleh
tokoh dalam cerita memiliki pesan yang ingin diungkapkan pengarang terhadap
pembaca karya sastranya, sehingga pengarang yang baik tentu akan merancang
pesan yang mengena dalam hati pembaca. Pesan tersebut berujung pada tema
suatu karya sastra. Hal ini menyebabkan tema menjadi hal yang sangat penting
Nilai Moral dalam Cerpen Shiroi Tori Karya Kusuyama Masao: Analisis Tema, Fakta Cerita danSaranaSastraRILANDA REZEKIKA Z.Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
3
karena tema merupakan ide atau gagasan dasar, bahkan pandangan hidup
pengarang yang melatarbelakangi terciptanya karya sastra. Oleh karena karya
sastra merupakan cerminan dari kehidupan masyarakat, maka tema diangkat
sangat beragam, meliputi masalah moral, etika, agama, sosial budaya, ekonom i,
bahkan politik (Fananie, 2002:84).
Tidak sedikit pengarang karya sastra yang menyampaikan pesan yang
bersifat moral. Secara umum, moral adalah ajaran tentang batasan baik buruk
yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan sebagainya
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993:592).
Dalam cerita, moral biasanya diarahkan sebagai sarana yang berhubungan
dengan nilai moral tertentu yang bersifat praktis yang dapat diartikan melalui
cerita yang bersangkutan dengan kepentingan pembaca (Kenny, 1966:89 via
Nurgiyantoro, 1998:321). Perlu diperhatikan bahwa nilai moral tidak terbatas
hanya dalam lingkup moral, tapi dapat mencakup seluruh persoalan dalam
kehidupan yang berhubungan dengan harkat dan martabat manusia. Secara umum,
persoalan hidup manusia dibedakan menjadi empat yaitu, persoalan hubungan
manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lainnya dalam
lingkup sosial, hubungan manusia dengan alam dan hubungan manusia dengan
Tuhannya (Nurgiyantoro, 1998:323-324).
Cerpen merupakan salah satu jenis karya sastra yang cukup diminati
pembaca. Allan Poe (via Stanton, 2007:79) mengungkapkan, deskripsi cerpen
yang ringkas, bisa langsung selesai sekali baca dan langsung dapat
menyampaikan pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Sumardjo
Nilai Moral dalam Cerpen Shiroi Tori Karya Kusuyama Masao: Analisis Tema, Fakta Cerita danSaranaSastraRILANDA REZEKIKA Z.Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
4
mengemukakan, cerpen merupakan karya fiksi pendek yang efeknya cepat
mengenai pembacanya (1997:184). Jika tidak cermat memahami, maka sulit bagi
pembaca untuk menganalisis unsur-unsur dalam cerpen, fakta cerita, sarana sastra
dan tema atau pesan yang hendak disampaikan pengarang. Apabila pembaca
gagal dalam memahami unsur-unsur tersebut, maka mereka tidak dapat
memahami pesan intrinsik secara mendalam.
Cerpenis yang baik harus cermat dalam menghadirkan unsur-unsur
intrinsik dengan jelas. Dalam mengeksplorasi ide cerita, cerpenis harus cermat
dalam memilih kata, sehingga padat dan kaya dengan makna.
Jepang adalah salah satu negara yang memiliki banyak cerpenis yang
berkualitas. Kusuyama Masao adalah salah satu sastrawan Jepang yang khusus
menulis cerpen dan dongeng untuk anak-anak. Beliau juga adalah seorang
penerjemah cerita anak dari bahasa asing ke dalam bahasa Jepang.
Salah satu karya dari Kusuyama Masao adalah cerpen yang berjudul Shiroi
Tori. Cerpen ini diterbitkan pada tahun 1942 oleh Shinchosha bersama dengan
cerpen-cerpen karya Kusuyama yang lain dalam buku Antologi Cerpen Anak
Futari no Shonen to Koto. Cerpen Shiroi Tori menceritakan tentang seorang pria
malas bernama Ikagotomi yang beruntung karena dapat menikahi seorang wanita
cantik yang wujud asalnya adalah seekor burung putih. Namun setelah menikah
perilaku Ikagotomi tidak begitu berubah, dia kerap bermain dengan kawan-kawan
prianya sampai pagi. Di sisi lain, sang istrilah yang beke rja keras membuat sake1
yang sangat enak dan tidak ada duanya. Masalah muncul ketika orang tua
1 Minuman keras ; arak Jepang ; minuman beralkohol dari beras .
Nilai Moral dalam Cerpen Shiroi Tori Karya Kusuyama Masao: Analisis Tema, Fakta Cerita danSaranaSastraRILANDA REZEKIKA Z.Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
5
Ikagotom i mempermasalahkan kegiatan sang istri tiap hari yang tidak memasak
dan mengurus sawah. Namun Ikagotomi tidak membela istrinya, yang
menyebabkan dia kehilangan istri dan anak-anaknya.
Cerpen Shiroi Tori adalah cerpen yang unik. Walaupun cerpen tersebut
sudah diterbitkan dalam jangka waktu yang lama, akan tetapi pesannya tetap bisa
dijadikan acuan di masa sekarang. Penulis berasumsi bahwa zaman dahulu sang
suamilah yang pasti menjadi tulang punggung keluarga, namun cerpen ini
menceritakan hal yang sebaliknya, yaitu sang istrilah yang menjadi tulang
punggung keluarga, hal yang umum terjadi di masa sekarang.
Berdasarkan keunikan yang terdapat dalam karya Shiroi Tori, dalam
penelitian ini, penulis ingin mengetahui tema, fakta cerita dan sarana sastra yang
terdapat dalam cerpen, dan ingin mengetahui keterkaitan antara tema, fakta cerita
dan sarana sastra, dan juga ingin mengetahui ajaran moral dalam cerpen Shiroi
Tori, yang tersirat melalui tema, fakta cerita dan sarana sastra.
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di a tas, maka penulis dapat
merumuskan permasalahannya. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Apakah tema besar yang terdapat dalam cerpen Shiroi Tori?
2. Bagaimanakah fakta cerita yang terdapat dalam cerpen Shiroi Tori?
3. Bagaimanakah sarana sastra yang terdapat dalam cerpen Shiroi Tori?
4. Bagaimanakah keterkaitan antara tema, fakta cerita dan sarana sastra dalam
membangun totalitas makna cerpen Shiroi Tori?
Nilai Moral dalam Cerpen Shiroi Tori Karya Kusuyama Masao: Analisis Tema, Fakta Cerita danSaranaSastraRILANDA REZEKIKA Z.Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
6
5. Nilai moral apakah yang terkandung dalam cerpen Shiroi Tori, yang tersirat
melalui tema, fakta cerita dan sarana sastra?
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu tujuan teoritis dan tujuan praktik.
Secara teoritis, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui unsur -unsur intrinsik
berupa tema, fakta cerita dan sarana sastra dari cerpen Shiroi Tori dengan
menggunakan teori struktural Robert Stanton. Selain itu penulis juga ingin
mengetahui keterkaitan antar unsur intrinsik, serta nilai moral yang terkandung
dalam cerpen tersebut.
Secara praktis, penulis berusaha memperkenalkan karya sastra Jepang
modern khususnya karya Kusuyama Masao kepada pembaca di seluruh
Indonesia dengan memahami karya sastra secara ilmiah dan memberi apresiasi
sastra dengan menggunakan analisis tema, fakta cerita dan sarana cerita.
1.3 Tinjauan Pustaka
Sejauh pengetahuan penulis, teori struktural Robert Stanton sudah
digunakan dalam berbagai penelitian. Beberapa di antaranya yaitu “Analisis
Fakta Cerita dan Tema Cerpen “Filosofi Kopi” karya Dewi Lestari Menurut
Stanton” yang ditulis o leh Anwari Eka Putra pada tahun 2008 dan “Ajaran
Moral dalam Cerpen Hashire Merosu Karya Dazai Osamu: Analisis Tema dan
Fakta Cerita” yang ditulis oleh Sarah Aulia Nurwahid pada tahun 2013.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian
ini selain mengungkap tema dan fakta cerita, juga mengungkap sarana sastra
Nilai Moral dalam Cerpen Shiroi Tori Karya Kusuyama Masao: Analisis Tema, Fakta Cerita danSaranaSastraRILANDA REZEKIKA Z.Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
7
dalam objek penelitian, sedangkan penelitian sebelumnya tidak mengungkap
sarana sastra dalam objek penelitian.
Cerpen Shiroi Tori sebagai objek penelitian sebelumnya pernah diteliti
oleh Shella Marinda pada tahun 2014 dengan judul penelitian “Perbandingan
Struktur Cerita Dongeng Jaka Tarub dalam Kumpulan Cerita Anak Karya Ali
Muakhir dengan Dongeng Shiroi Tori karya Kusuyama Masao”. Jurnal karya
mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya ini berisi tentang
perbandingan struktur cerita dongeng Jaka Tarub dengan dongeng Shiroi Tori. 2
1.4 Landasan Teori
Pada penelitian ini, penulis menggunakan teori struktural Robert Stanton
untuk menganalisis tema, fakta cerita dan sarana sastra. Sedangkan untuk
meneliti nilai moral, peneliti menggunakan pesan moral yang disampaikan oleh
Nurgiyantoro.
1.4.1 Tema
Tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan “makna” dalam
pengalaman manusia, merupakan hal yang menjadikannya selalu diingat (Stanton,
2007:36). Layaknya pengalaman manusia, tema mengacu dan menyorot pada
aspek-aspek kehidupan sehingga akan ada nilai tertentu yang melingkupi cerita.
Dengan adanya tema, cerita menjadi lebih fokus, menyatu, mengerucut,
berpengaruh kuat dan membawa akibat (Stanton, 2007:37). Cara paling efektif
untuk mengenali sebuah tema adalah dengan mengamati secara teliti setiap
konflik yang ada dalam karya sastra (Stanton, 2007:42).
2 Sumber: portalgaruda.org. Diakses pada 26 Januari 2015. Pukul. 20.15 WIB.
Nilai Moral dalam Cerpen Shiroi Tori Karya Kusuyama Masao: Analisis Tema, Fakta Cerita danSaranaSastraRILANDA REZEKIKA Z.Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
8
1.4.2 Fakta Cerita
Karakter, alur, latar merupakan fakta-fakta cerita. Ketiga elemen ini
dijadikan satu, sehingga dinamakan “struktur faktual” atau “tingkatan faktual”
cerita (Stanton, 2007:22).
1.4.2.1 Karakter
Stanton menggunakan istilah utama yaitu karakter dalam teorinya.
Karakter itu sendiri terdiri dari dua konteks. Pertama, karakter sebagai individu -
individu yang mucul dalam cerita. Yang kedua, karakter sebagai gabungan dari
bermacam-macam kepentingan, keinginan, emosi, dan prinsip moral dari
individu-individu tersebut (2007:33).
Dalam sebagian besar cerita terdapat satu karakter utama, yaitu karakter
yang berkaitan dengan semua peristiwa dalam cerita. Biasanya, peristiwa -
peristiwa ini memberi dampak perubahan pada diri sang karakter atau pada sikap
individu pada karakter tersebut (Stanton, 2007:33) .
Sikap dan perilaku karakter dalam sebuah cerita tentunya didasarkan oleh
alasan tertentu. Alasan seorang karakter bertindak sebagaimana yang dia lakukan
disebut „motivasi‟. „Motivasi spesifik‟ adalah alasan dari reaksi spontan seorang
karakter, yang diperlihatkan dengan adegan atau dialog tertentu. „Motivasi dasar‟
adalah hasrat dan maksud yang memandu sang karakter dalam melewati
keseluruhan cerita (Stanton, 2007:33).
1.4.2.2 Alur
Alur merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa dalam suatu cerita. Kata
alur biasanya terbatas pada peristiwa-peristiwa yang terhubung secara kausal.
Nilai Moral dalam Cerpen Shiroi Tori Karya Kusuyama Masao: Analisis Tema, Fakta Cerita danSaranaSastraRILANDA REZEKIKA Z.Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
9
Peristiwa kausal adalah peristiwa yang menjadi sebab atau menjadi akibat dari
berbagai peristiwa lain. Peristiwa kausal tidak hanya berupa hal fisik seperti
tindakan dan ucapan, tetapi juga meliputi perubahan sikap karakter, kilasan-
kilasan pandangannya, keputusan-keputusannya dan semua hal yang menjadi
variabel pengubah dalam dirinya (Stanton, 2007:26).
Alur disebut sebagai tulang punggung cerita, karena dapat membuktikan
dirinya sendiri walaupun jarang dibahas panjang lebar dalam sebuah analisis.
Sama seperti elemen lainnya, alur memiliki hukum sendiri, yaitu alur hendaknya
memiliki bagian awal, bagian tengah, dan bagian akhir yang nyata, meyakinkan
dan logis, dapat menciptakan bermacam-macam kejutan, dan memunculkan
sekaligus mengakhiri ketegangan tersebut (Stanton, 2007:28).
Berdasarkan urutan waktu, alur dibedakan menjadi tiga, yaitu : alur lurus,
alur sorot balik, dan alur campuran (Nurgiyantoro, 1998:153-156). Alur lurus
atau progresif merupakan peristiwa-peristiwa yang diceritakan secara berurutan.
Alur sorot balik atau flash-back adalah peristiwa-peristiwa yang diceritakan
secara tidak berurutan. Sedangkan, alur campuran merupakan peristiwa -peristiwa
dalam cerita yang diceritakan secara beururutan, namun terdapat peristiwa yang
diceritakan secara flash back.
„Konflik‟ dan „klimaks‟ adalah unsur dasar dalam membangun alur.
Setiap karya fiksi setidaknya memiliki „konflik internal‟ (yang tampak jelas)
yang muncul melalui hasrat dua orang karakter atau hasrat seorang karakter
dengan lingkungannya. Konflik-konflik spesifik ini merupakan bagian dari
„konflik utama‟ yang dapat bersifat eksternal, internal atau keduanya. „Konflik
Nilai Moral dalam Cerpen Shiroi Tori Karya Kusuyama Masao: Analisis Tema, Fakta Cerita danSaranaSastraRILANDA REZEKIKA Z.Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
10
utama‟ bersifat fundamental membenturkan „sifat-sifat‟ dan „kekuatan-kekuatan‟
yang saling berlawanan seperti kejujuran dengan kemunafikan, kenaifan dengan
pengalaman, atau individualitas dengan kemauan beradaptasi. Sebuah cerita
mungkin mengandung lebih dari satu konflik kekuatan, te tapi konflik utamalah
yang dapat merangkum peristiwa-peristiwa dalam alur. Sedangkan klimaks
adalah titik yang pertemukan kekuatan-kekuatan konflik dan menentukan
bagaimana pertentangan tersebut terselesaikan (Stanton, 2007:31-32).
1.4.2.3 Latar
Latar adalah lingkungan yang melingkupi suatu peristiwa dalam cerita,
semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang berlangsung. Latar
dapat berwujud tempat tertentu, seperti sebuah kafe di Paris, pegunungan di
California, sebuah jalan buntu di sudut kota Dublin dan sebagainya. Latar juga
dapat berwujud waktu-waktu tertentu (hari, bulan, tahun), cuaca, atau satu
periode sejarah. Walaupun tidak langsung merangkum karakter utama, latar dapat
merangkum orang-orang yang menjadi penghias dalam cerita (Stanton, 2007:35).
Latar juga memiliki daya untuk menghadirkan tone dan mood emosional yang
melingkupi sang karakter (Stanton, 2007:36).
1.4.3 Sarana Sastra
Sarana-sarana sastra adalah metode pengarang memilih dan menyusun
detail cerita agar tercapai pola-pola yang bermakna (Stanton, 2007:46).
1.4.3.1 Judul
Biasanya pembaca menyangka bahwa judul selalu relevan dengan
karyanya sehingga keduanya membentuk satu kesatuan. Pendapat ini bisa
Nilai Moral dalam Cerpen Shiroi Tori Karya Kusuyama Masao: Analisis Tema, Fakta Cerita danSaranaSastraRILANDA REZEKIKA Z.Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
11
diterima ketika judul mengacu pada sang karakter utama atau suatu latar tertentu.
Tetapi, penting bagi kita untuk berhati-hati apabila judul tersebut mengacu pada
hal yang tidak menonjol (Stanton, 2007:51).
1.4.3.2 Sudut Pandang
Sudut pandang adalah pusat kesadaran ketika kita memahami peristiwa -
peristiwa dalam cerita. Dilihat dari tujuannya, sudut pandang terbagi menjadi
empat tipe utama. Empat tipe tersebut adalah sudut pandang orang pertama -
utama, sudut pandang orang pertama-sampingan, sudut pandang orang ketiga-
terbatas, dan sudut pandang orang ketiga-tidak terbatas. Pada sudut pandang
orang pertama-utama, karakter utamalah yang bercerita dengan kata -katanya
sendiri. Pada sudut pandang orang pertama-sampingan, salah satu karakter
sampinganlah yang menuturkan cerita. Pada sudut pandang orang ketiga -terbatas,
pengarang mengacu pada semua karakter dan memposisikannya sebagai orang
ketiga tetapi hanya satu karakter saja yang digambarkan oleh pengarang untuk
dapat dilihat, didengar dan diketahui pikirannya. Pada orang ketiga -tidak terbatas,
pengarang mengacu pada setiap karakter dan memposisikannya seba gai orang
ketiga. Pengarang juga dapat membuat beberapa karakter melihat, mendengar
atau berpikir atau saat ketika tidak ada satu karakter pun yang hadir. Walaupun
begitu, perlu diperhatikan bahwa kombinasi dan variasi dari keempat tipe tersebut
tidak terbatas (Stanton, 2007:53-54).
1.4.3.3 Gaya dan Tone
Gaya adalah metode pengarang dalam menggunakan bahasa. Walaupun
ada dua pengarang yang menggunakan karakter, alur dan latar yang sama, hasil
Nilai Moral dalam Cerpen Shiroi Tori Karya Kusuyama Masao: Analisis Tema, Fakta Cerita danSaranaSastraRILANDA REZEKIKA Z.Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
12
karyanya bisa sangat berbeda. Perbedaan tersebut secara umum terletak pada
kerumitan, ritme, panjang pendek kalimat, detail, humor, kekonkretan, dan
banyaknya imaji dan metafora. Gabungan dari beberapa aspek di atas ak an
membentuk gaya (Stanton, 2007:61).
Elemen yang sangat berkaitan dengan gaya adalah „ tone‟. Tone adalah
sikap emosional pengarang yang dimunculkan dalam cerita. Tone dapat berwujud
ringan, romantis, ironis, misterius, senyap, bagai m impi atau penuh perasaan
(Stanton, 2007:63).
1.4.3.4 Simbolisme
Simbol berwujud sebagai detail-detail faktual dan konkret dan
mempunyai kemampuan untuk menerbitkan gagasan dan emosi dalam pikiran
pembaca. Pada karya fiksi, simbolisme dapat memunculkan tiga efek yang
masing-masing bergantung pada bagaimana simbol tersebut dipakai. Pertama,
sebuah simbol yang muncul pada satu kejadian penting dalam cerita
menunjukkan makna peristiwa tersebut. Kedua, satu simbol yang ditampilkan
berulang-ulang membuat kita ingat akan beberapa elem en konstan dalam semesta
cerita. Ketiga, sebuah simbol yang muncul pada konteks yang berbeda -beda akan
membantu dalam menemukan tema (Stanton, 2007:64-65).
1.4.3.5 Ironi
Ironi adalah cara untuk menunjukkan bahwa hal yang terjadi berlawanan
dengan apa yang sudah diduga sebelumnya. Ironi bisa ditemukan dalam sebagian
besar cerita, terutama cerita yang masuk dalam kategori „bagus‟ (Stanton,
2007:71).
Nilai Moral dalam Cerpen Shiroi Tori Karya Kusuyama Masao: Analisis Tema, Fakta Cerita danSaranaSastraRILANDA REZEKIKA Z.Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
13
1.4.4 Moral
Moral dalam karya sastra biasanya mengacu pada pandangan hidup
pengarang tentang nilai-nilai kebenaran yang ini disampaikan kepada pembaca
(Nurgiyantoro, 1998:321). Moral dalam cerita merupakan suatu saran yang
berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis yang dapat
ditafsirkan melalui cerita yang bersangkutan oleh pembaca. Nilai moral adalah
“petunjuk” yang diberikan oleh pengarang tentang hal-hal yang berhubungan
dengan masalah kehidupan seperti sikap, tingkah laku dan sopan santun dalam
pergaulan (Kenny, 1966:89 via Nurgiyantoro, 1998:321).
Sebuah karya fiksi yang ditulis oleh pengarang bertujuan untuk
menawarkan model kehidupan yang diidealkan olehnya. Fiksi mengandung
penerapan nilai moral dalam sikap dan perilaku para karakter sesuai dengan
pandangan pengarang tentang moral. Melalui cerita, sikap dan perilaku para
karakter, pembaca diharapkan dapat mengambil hikmah dari pesan-pesan moral
yang diamanatkan. Moral dalam karya sastra dapat dipandang sebagai amanat.
Unsur amanat merupakan gagasan yang mendasari diciptakannya karya sastra
sebagai pendukung pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang (Nurgiyantoro,
1998:321).
Setiap karya sastra memiliki jenis dan wujud nilai moral yang berbeda -
beda. Jenis dan wujud nilai moral bergantung pada keyakinan, keinginan dan
minat pengarang (Nurgiyantoro, 1998:323). Secara umum, persoalan hidup
Nilai Moral dalam Cerpen Shiroi Tori Karya Kusuyama Masao: Analisis Tema, Fakta Cerita danSaranaSastraRILANDA REZEKIKA Z.Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
14
manusia dibedakan menjadi empat yaitu, persoalan hubungan manusia dengan
diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lainnya dalam lingkup sosial,
hubungan manusia dengan alam dan hubungan manusia dengan Tuhannya
(Nurgiyantoro, 1998:323-324).
1.5 Metode Penelitian
Secara harfiah, metode dapat diartikan sebagai cara atau jalan untuk
menganalisis (Hassan, 1977:16 via Sangidu, 2007:13). Menurut KBBI, metode
adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan
(1993:580-581).
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode objektif, yaitu metode
yang memberi perhatian penuh pada karya sastra, memaparkan fakta dan data
yang ada dalam teks kemudian menganalisis untuk memberikan pemahaman dan
penjelasan secukupnya (Ratna, 2004:54 via Putra, 2008:17). Pada penelitian ini,
penulis meneliti unsur-unsur tema, fakta cerita dan sarana sastra dalam cerpen
Shiroi Tori.
Urutan langkah yang dilalui penulis dalam penelitian ini, yang pertama,
menentukan objek material dan formal. Objek material dalam penelitian ini
adalah Cerpen Shiroi Tori, sedangkan objek formalnya adalah teori struktural
Robert Stanton untuk mengungkap tema, fakta cerita dan sarana sastra. Kedua,
setelah menentukan objek material dan formal, penulis mencari data -data terkait
dengan tema penelitian berupa data pustaka dan data lainnya. Ketiga, penulis
melakukan analisis data. Keempat, setelah melakukan analisis data, penulis
menyimpulkan hasil dari analisis dalam bentuk tulisan.
Nilai Moral dalam Cerpen Shiroi Tori Karya Kusuyama Masao: Analisis Tema, Fakta Cerita danSaranaSastraRILANDA REZEKIKA Z.Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
15
1.6 Sistematika Penyajian
Penelitian ini tersusun dalam empat bab. Bab I merupakan pendahuluan
yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,
Tinjauan Pustaka, Landasan Teori, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
Bab II berisi riwayat hidup pengarang dan karir kepengarangannya. Bab III
merupakan sinopsis cerpen, analisis tema, analisis fakta cerita, analisis sarana
sastra dan keterkaitan antara unsur tema, fakta cerita dan sarana sastra dalam
cerpen Shiroi Tori. Nilai moral cerpen tersebut juga akan diuraikan dalam bab ini.
Bab IV adalah kesimpulan.
Nilai Moral dalam Cerpen Shiroi Tori Karya Kusuyama Masao: Analisis Tema, Fakta Cerita danSaranaSastraRILANDA REZEKIKA Z.Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/