bab i pendahuluanrepository.unimus.ac.id/1484/2/bab i (myc).pdf · dibentuk di sumsum tulang tetapi...

7
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan adanya kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin baik secara relatif maupun secara absolut. Jika hal ini dibiarkan tidak terkendali dapat terjadi komplikasi metabolik akut maupun komplikasi vaskuler jangka panjang, baik mikroangiopati maupun makroangiopati (Hadisaputro S, 2007). Diabtes mellitus yang tidak terkendali dapat mengakibatkan hiperglikemia yang akan berujung pada kejadian neuropati dan iskemia jaringan dan kemudian bermanifetasi menjadi ulkus daibetik (PERKENI, 2011). Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi kronik yang sering terjadi pada pasien Diabetes Mellitus (DM). Sebesar 15% Insiden setiap tahunnya, lebih dari 2% di antara pasien DM dan sebesar 5-7,5% diantara pasien DM dengan neuropati perifer. Sebesar 85% amputasi ekstremitas bawah pada pasien DM di dahului dengan ulkus diabetikum (Ilmiawan, 2011). Ulkus diabetika merupakan luka terbuka pada permukaan kulit yang disebabkan adanya makroangiopati sehingga terjadi vaskuler insusifiensi dan neuropati. Ulkus diabetika mudah berkembang menjadi infeksi karena masuknya kuman atau bakteri dan adanya gula darah yang tinggi menjadi tempat yang strategis untuk pertumbuhan kuman (Waspadji, 2009). Prevalensi penderita ulkus repository.unimus.ac.id

Upload: tranlien

Post on 19-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUANrepository.unimus.ac.id/1484/2/BAB I (MYC).pdf · dibentuk di sumsum tulang tetapi bagian terbesar dibentuk dalam kelenjar limfe, timus dan limpa dari sel ... Apakah

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan

adanya kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal dan gangguan

metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh kekurangan

hormon insulin baik secara relatif maupun secara absolut. Jika hal ini dibiarkan

tidak terkendali dapat terjadi komplikasi metabolik akut maupun komplikasi

vaskuler jangka panjang, baik mikroangiopati maupun makroangiopati

(Hadisaputro S, 2007). Diabtes mellitus yang tidak terkendali dapat

mengakibatkan hiperglikemia yang akan berujung pada kejadian neuropati dan

iskemia jaringan dan kemudian bermanifetasi menjadi ulkus daibetik (PERKENI,

2011).

Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi kronik yang sering

terjadi pada pasien Diabetes Mellitus (DM). Sebesar 15% Insiden setiap tahunnya,

lebih dari 2% di antara pasien DM dan sebesar 5-7,5% diantara pasien DM

dengan neuropati perifer. Sebesar 85% amputasi ekstremitas bawah pada pasien

DM di dahului dengan ulkus diabetikum (Ilmiawan, 2011).

Ulkus diabetika merupakan luka terbuka pada permukaan kulit yang

disebabkan adanya makroangiopati sehingga terjadi vaskuler insusifiensi dan

neuropati. Ulkus diabetika mudah berkembang menjadi infeksi karena masuknya

kuman atau bakteri dan adanya gula darah yang tinggi menjadi tempat yang

strategis untuk pertumbuhan kuman (Waspadji, 2009). Prevalensi penderita ulkus

repository.unimus.ac.id

Page 2: BAB I PENDAHULUANrepository.unimus.ac.id/1484/2/BAB I (MYC).pdf · dibentuk di sumsum tulang tetapi bagian terbesar dibentuk dalam kelenjar limfe, timus dan limpa dari sel ... Apakah

2

diabetika di Indonesia sebesar 15%, angka amputasi 30%, angka mobilitas 32%

dan ulkus diabetika merupakan sebab perawatan rumah sakit yang terbanyak

sebesar 80% untuk diabetes mellitus (Riyanto B, 2007).

Kulit pada daerah ekstremitas bawah merupakan tempat yang paling sering

mengalami infeksi. Ulkus pada kaki yang terinfeksi biasanya melibatkan banyak

mikroorganisme dan organisme yang paling sering berkaitan dengan ulkus

tersebut yaitu Staphylococcus, Streptococcus, batang gram negatif dan kuman

anaerob (PERKENI, 2011). Respon humoral imunitas dalam mengatasi infeksi

ialah sistem pertahanan tubuh atau sel darah putih leukosit, fungsi primer leukosit

adalah melindungi tubuh dari infeksi dan fungsi primer limfosit merupakan

komponen penting pada respons imun dan berasal dari sel stem hemopoietik

(Mehta & Hoffbrand, 2005).

Pada keadaan normal terdapat 4.000 - 11.000 sel darah putih per mikroliter

darah manusia, dan jumlah tersebut jenis terbanyak adalah granulosit (lekosit

polimorfonuklear) sebagian besar sel tersebut terdiri dari granula netrofilik

(netrofil), sedangkan sebagian kecil terdapat granula yang dapat diwarnai dengan

zat warna asam (eosinofil), dan sebagian lagi terdapat granula basofilik (basofil).

Dua jenis sel lain yang lazim ditemukan dalam darah tepi adalah limfosit, yang

memiliki inti bulat besar dan sitoplasma sedikit, serta monosit yang mengandung

banyak sitoplasma tidak bergranula. Kerja sama sel-sel tersebut menyebabkan

tubuh memiliki sistem pertahanan yang kuat terhadap berbagai tumor dan infeksi

virus, bakteri serta parasit (Sudowo A.W dkk, 2009).

repository.unimus.ac.id

Page 3: BAB I PENDAHULUANrepository.unimus.ac.id/1484/2/BAB I (MYC).pdf · dibentuk di sumsum tulang tetapi bagian terbesar dibentuk dalam kelenjar limfe, timus dan limpa dari sel ... Apakah

3

Invasi bakteri kedalam luka pada penderita ulkus diabetikum, akan

mencetuskan respon peradangan yang kemudian merangsang sumsum tulang

memproduksi leukosit dalam jumlah besar, dimana antigen yang dihasilkan oleh

kuman penyebab infeksi akan mengaktifkan berbagai mekanisme pertahanan

tubuh untuk memfagositosit agen infeksi tersebut (Williams, 2003).

Limfosit merupakan unsur kunci pada proses kekebalan, beberapa limfosit

dibentuk di sumsum tulang tetapi bagian terbesar dibentuk dalam kelenjar limfe,

timus dan limpa dari sel prekursor yang berasal dari sumsum tulang. Ada dua

jenis limfoit T dan limfosit B yang masing-masing mempunyai peran dalam

mengatasi agen infeksi. Adanya invasi antigen dari mikroorganisme (virus, jamur,

dan bakteri) pada penderita ulkus diabetikum akan mengaktivasi limfosit untuk

mengenali dan memfagosit antigen dari kuman penyebab infeksi, dan memberi

informasi antar sel fagositik (netrofil, makrofag, Natural Killler cells, sel NK)

untuk memfagosit antigen asing tersebut. Limfosit yeng telah mengalami sensitasi

oleh antigen spesifik dari mikrooranisme yang sama tetap dalam keadaan dormant

(tidak aktif) sampai terjadi pajanan antigen kedua (infeksi berulang) sebagai

respon imun sekunder, pada ulkus diabetikum secara tepat mampu mematikan sel-

sel target dengan beberapa mekanisme yang menyebabkan kontak langsung

limfosit sebagai sel memori terhadap antigen yang masuk tersebut (Sudowo A.W

dkk, 2009).

repository.unimus.ac.id

Page 4: BAB I PENDAHULUANrepository.unimus.ac.id/1484/2/BAB I (MYC).pdf · dibentuk di sumsum tulang tetapi bagian terbesar dibentuk dalam kelenjar limfe, timus dan limpa dari sel ... Apakah

4

1.2. Rumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan antara jumlah leukosit dan jumlah limfosit pada

pasien ulkus diabetikum ?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan jumlah leukosit dan jumlah limfosit pada pasien

dengan ulkus diabetikum.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Menghitung jumlah leukosit pada pasien dengan ulkus diabetikum.

b. Menghitung jumlah limfosit pada pasien dengan ulkus diabetikum.

c. Menganalisis hubungan antara jumlah leukosit dan jumlah limfosit pada

pasien dengan ulkus diabetikum.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bidang Kedokteran

Dapat dipakai untuk melengkapi teori mengenai ulkus pada pasien DM

dari sudut pandang hitung jumlah leukosit dan hitung jumlah limfosit.

1.4.2. Institusi Kesehatan ( Rumah Sakit atau Departemen Kesehatan)

Dapat dipakai untuk menambah wawasan tentang hubungan antara

hitung jumlah leukosit dan hitung jumlah limfosit pada pasien ulkus

diabetikum.

repository.unimus.ac.id

Page 5: BAB I PENDAHULUANrepository.unimus.ac.id/1484/2/BAB I (MYC).pdf · dibentuk di sumsum tulang tetapi bagian terbesar dibentuk dalam kelenjar limfe, timus dan limpa dari sel ... Apakah

5

1.4.3. Masyarakat

Dapat dipakai sebagai informasi tentang hubungan antara hitung jumlah

leukosit dan hitung jumlah limfosit pada pasien dengan ulkus

diabetikum.

1.4.4. Peneliti

a. Dapat dipakai sebagai sumber informasi dan rujukan untuk melakukan

penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian yang telah

saya lakukan.

b. Dapat menambah wawasan mengenai hubungan antara hitung jumlah

leukosit dan hitung jumlah limfosit pada pasien dengan ulkus

diabetikum.

repository.unimus.ac.id

Page 6: BAB I PENDAHULUANrepository.unimus.ac.id/1484/2/BAB I (MYC).pdf · dibentuk di sumsum tulang tetapi bagian terbesar dibentuk dalam kelenjar limfe, timus dan limpa dari sel ... Apakah

6

1.5. Keaslian/ Originalitas Penelitian

Tabel 1.1 Orisinalitas Penelitian No Judul Peneliti Hasil

1. Faktor-Faktor Risiko

Ulkus Diabetika Pada

Penderita Diabetes

Mellitus

Hastuti, 2008 Dari penelitian tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa ; 1). Faktor tidak

dapat diubah yang terbukti sebagai

faktor risiko ulkus diabetika adalah lama

menderita DM ≥ 10 tahun. 2). Faktor

dapat diubah yang terbukti sebagai

faktor risiko ulkus diabetika adalah

kadar kolesterol ≥ 200 mg/dl, kadar

HDL ≤ 45 mg/dl, ketidak patuhan diet

DM, kurangnya latihan fisik yaitu

kebiasaan olah raga kurang dari 3 kali

dalam seminggu selama 30 menit,

perawatan kaki tidak teratur, dan

penggunaan alas kaki tidak tepat, dengan

memberikan sumbangan secara

bersama-sama terhadap ulkus diabetika

sebesar 99,9 %.

4). Faktor dapat diubah yang tidak

terbukti sebagai faktor risiko ulkus

diabetika adalah obesitas (IMT wanita ≥

23 kg/m2 dan pria ≥25 kg/m2),

Hipertensi (TD>130/80 mm hg)

(p=0,730), merokok ≥ 12 batang per

hari, kadar glukosa darah tidak

terkontrol ((GDP≥100 mg/dl,

GD2JPP≥144 mg/dl), kadar trigliserida

≥ 150 mg/, kadar glukosa darah tidak

terkontrol (GDP≥100 mg/dl,

GD2JPP≥144 mg/dl), dalam analisis

bivariat bermakna atau merupakan

faktor risiko.

5). Faktor tidak dapat diubah yang tidak

terbukti sebagai faktor risiko ulkus

diabetika adalah umur ≥ 60 tahun. 6).

Sebagian besar responden tidak teratur

minum obat-obat DM karena bosan dan

kurang mengetahui tentang pentingnya

minum obat DM. 2. Nilai Hematologis Pada

Kelinci Jantan (DME)

Penderita Diabetes

Mellitus Eksperimental

Akibat Induksi Aloksan

Astrid Ardiyanti,

2002

Peningkatan nilai hematologis yang

berbeda nyata pada kelinci jantan DME

akibat induksi aloksan, yang meliputi

kadar Glukosa darah (249.41±73.66 ;

P<0.05), pada hari ke 3 dan ke 7 setelah

injeksi aloksan 75 mg/kg BB jumlah

leukosit (9.13x104//mm3±0.83;

9.68x103/mm3±2.34 ; P<0.05), jumlah

Trombosit (201.16x104/mm3±29.02 ;

P<0.05), nilai Hematokrit ( 40.5%±1.00

; P<0.01), nilai Hemoglobin (11.7

g/dl±0.58 ; P<0.05).

repository.unimus.ac.id

Page 7: BAB I PENDAHULUANrepository.unimus.ac.id/1484/2/BAB I (MYC).pdf · dibentuk di sumsum tulang tetapi bagian terbesar dibentuk dalam kelenjar limfe, timus dan limpa dari sel ... Apakah

7

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada

penelitian sebelumnya yaitu mengetahui faktor-faktor resiko ulkus diabetika pada

penderita diabetes mellitus, dan bertujuan untuk mengetahui perubahan nilai

hematologi pada kelinci jantan yang digunakan sebagai hewan model pada

penelitian Diabetes Mellitus eksperimental dengan induksi aloksan. sedangkan

pada penelitian ini adalah peneliti ingin berfokus pada hitung jumlah leukosit dan

hitung jumlah limfosit pada pasien dengan ulkus diabetikum dengan

menggunakan metode desain penelitian observasional deskriptif.

repository.unimus.ac.id