bab dua telaah pustaka dan pengembangan model ......52 bab dua telaah pustaka dan pengembangan model...

63
52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik berupa sumberdaya manusia, sumber dana, sumber energi maupun sumber lainnya dapat dianggap sebagai input yang memungkinkan perusahaan untuk melakukan kegiatan. Sumber daya dan kemampuan internal dapat menetukan pilihan strategis yang dibuat oleh perusahaan saat berkompetisi dalam lingkungan bisnis. Kemampuan yang dimiliki perusahaan memungkinkan beberapa perusahaan untuk menambah nilai dalam customer value chain, mengembangkan produk baru (product development) atau mengembangkan ke dalam pasar yang baru (market development). Organisasi harus memiliki kemampuan untuk menganalisis dinamika lingkungan dengan tujuan mencari, mendapatkan dan memper- tahankan keuntungan kompetitifnya. Terdapat beberapa perpektif untuk menjelaskan tentang keterkaitan organisasi dengan lingkungannya, salah satunya adalah Resources Based View (RBV). Perspektif Resources Based View (RBV) merupakan suatu perspektif organisasi dalam bidang stratejik yang mengfokuskan pada

Upload: others

Post on 08-Dec-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

52

Bab Dua

Telaah Pustaka Dan Pengembangan

Model Teoretikal Dasar

Telaah Pustaka

Teori Resourced Based View (RBV)

Sumber daya baik berupa sumberdaya manusia, sumber dana,

sumber energi maupun sumber lainnya dapat dianggap sebagai input yang

memungkinkan perusahaan untuk melakukan kegiatan. Sumber daya dan

kemampuan internal dapat menetukan pilihan strategis yang dibuat oleh

perusahaan saat berkompetisi dalam lingkungan bisnis. Kemampuan yang

dimiliki perusahaan memungkinkan beberapa perusahaan untuk menambah

nilai dalam customer value chain, mengembangkan produk baru (product

development) atau mengembangkan ke dalam pasar yang baru (market

development). Organisasi harus memiliki kemampuan untuk menganalisis

dinamika lingkungan dengan tujuan mencari, mendapatkan dan memper-

tahankan keuntungan kompetitifnya.

Terdapat beberapa perpektif untuk menjelaskan tentang keterkaitan

organisasi dengan lingkungannya, salah satunya adalah Resources Based

View (RBV). Perspektif Resources Based View (RBV) merupakan suatu

perspektif organisasi dalam bidang stratejik yang mengfokuskan pada

Page 2: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

31

tingkat sumber daya organisasi, berupaya memiliki sumberdaya yang

menonjol dan memaksimalkan keseluruhan sumberdaya yang dimiliki

organisasi dibandingkan dengan pesaing.

Teori RBV memandang perusahaan sebagai kumpulan sumber daya

dan kemampuan (Penrose 1959; Wernerfelt, 1984). Perbedaan sumber

daya dan kemampuan perusahaan dengan perusahaan pesaing akan

memberikan keuntungan kompetitif (Peteraf, 1993). Sumber daya

organisasi tersebut akan menjadi sumber keuntungan kompetitif organisasi.

Perspective Resources Based View (RBV) menjelaskan tentang sumber daya

yang sifatnya valuable, rare, imitable, and not subsitutable (VRIN) yang

mampu menjelaskan pertumbuhan dan keuntungan kompetitif organisasi

yang berkelanjutan(Madhani, 2009):

a. Valuable (V): Sumber daya akan menjadi berharga jika dapat memberikan

nilai strategis pada perusahaan.

b. Langka (R): Sumber daya yang sulit untuk ditemukan diantara para

pesaing dan menjadi potensi perusahaan.

c. Imperfect Imitability (I): Sumber daya dapat menjadi sumber keunggulan

kompetitif yang berkelanjutan hanya jika perusahaan yang tidak

memegang sumber daya ini tidak bisa mendapatkan mereka atau tidak

dapat meniru sumber daya tersebut.

d. Non-Substitution (N): Non-substitusi berarti bahwa sumber daya tidak

dapat disubstitusikan oleh sumber daya alternatif lainnya.

Gold et al., (2001) berdasarkan pendekatan knowledge-based view

menegaskan bahwa kapabilitas manajemen pengetahuan dibangun oleh

dua variabel, yaitu kapabilitas infrastruktur manajemen pengetahuan dan

kapabilitas proses manajemen pengetahuan. Kapabilitas proses manajemen

pengetahuan berarti kemampuan organisasi untuk memperoleh, menyebar-

Page 3: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

30

kan, dan mengaplikasikan pengetahuan pada pelanggan, pegawai, dan

rekan kerja (Chen & Huang, 2009). Lebih jauh lagi, Prusak menegaskan

bahwa komponen utama dari kapabilitas-kapabilitas tersebut adalah

knowledge, terutama yang bersifat sangat tacit dan spesifik bagi

perusahaan. Knowledge-based view atau knowledge-based theory

sebenarnya juga baru belakangan ini secara luas didiskusikan oleh para

pakar, termasuk dalam berbagai tulisan di jurnal-jurnal terkemuka seperti

Strategic Management Journal.

Basis pertumbuhan perusahaan berubah dari bisnis yang

berdasarkan tenaga kerja (labor-based business) menjadi bisnis berdasarkan

pengetahuan (knowledge-based business). Dengan kata lain terdapat

fenomena pergeseran tipe masyarakat dari masyarakat industrialis dan jasa

ke masyarakat pengetahuan. Dalam masyarakat berbasis pengetahuan,

pengetahuan, menurut Sullivan dan Sullivan (2000), merupakan bagian

besar dari nilai produk serta kekayaan perusahaan. Adanya masyarakat

pengetahuan (knowledge society) telah mengubah penciptaan nilai

organisasi. Hal ini menekankan bahwa sumber daya yang berharga ketika

perusahaan memungkinkan untuk memahami atau menerapkan strategi

yang meningkatkan efisiensi dan efektivitas. RBV juga membantu manajer

perusahaan untuk memahami mengapa kompetensi dapat dianggap

sebagai aset paling penting perusahaan dan pada saat yang sama, untuk

menghargai bagaimana aset tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan

kinerja bisnis.

Menurut Barney (1991) dalam Madhani (2010) sumber daya yang

berharga harus memungkinkan perusahaan untuk melakukan hal – hal dan

berperilaku dengan cara mengarahkan pada penjualan yang tinggi, biaya

rendah, margin tinggi, atau dalam cara lain menambah nilai keuangan untuk

perusahaan.

Page 4: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik
Page 5: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

32

Sumber daya perusahaan dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu

berwujud, tidak berwujud dan sumber daya manusia (Grant, 2002).

Kemampuan menunjukkan apa yang dapat dilakukan perusahaan dengan

sumber dayanya (Amit dan Schoemaker, 1993). Asumsi dasar teori RBV

adalah bahwa kemampuan perusahaan untuk bersaing sangat tergantung

kepada keunikan sumberdaya yang ada dalam organisasi (Wernefelt, 1984).

RBV juga dipandang sebagai kemampuan bersaing organisasi yang

merupakan fungsi dari keunikan serta nilai dari sumberdaya serta

kapabilitas yang dimiliki oleh organisasi tersebut. RBV juga menganggap

bahwa kapabilitas merupakan sumber utama untuk mencapai keunggulan

bersaing berkelanjutan. Pendekatan RBV menyatakan bahwa perusahaan

dapat mencapai keunggulan bersaing yang berkesinambungan dan

memperoleh keuntungan superior dengan memiliki atau mengendalikan

aset-aset strategis baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud.

Knowledge Management

Sukses di pasar yang semakin kompetitif sangat bergantung pada

kualitas pengetahuan, yang berlaku untuk organisasi bisnis. Tantangan

menggunakan pengetahuan untuk menciptakan keunggulan kompetitif

menjadi lebih penting. Untuk dapat memenuhi keinginan konsumen dan

menghadapi tantangan, perusahaan mencoba untuk lebih baik

menggunakan salah satu sumber yang paling penting yaitu sumber:

pengetahuan (knowledge) organisasi. Secara historis, pengetahuan ini

sudah disimpan dalam dokumen/ catatan atau dalam pikiran orang. Ketika

masalah muncul, orang akan mencari ahli di pekerjaan kita, bergantung

pada orang yang kita kenal, atau kita mencari dokumen. Namun demikian,

dokumen memiliki aksesibilitas terbatas dansulit untuk memperbarui. Di sisi

lain, dalam organisasi yang besar, pemahaman suatu pengetahuan mungkin

akan terjadi kesulitan untuk menemukan siapa yang mampu mengetahui

Page 6: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

33

dan akan berakibat komplek jika pengetahuan yang dimiliki sumberdaya

manusia tersebut meninggalkan perusahaan. Oleh karena itu, pengetahuan

(knowledge) harus sistematis dikumpulkan, disimpan dalam korporasi

memori, dan dibagi di seluruh organisasi. Oleh karena itu manajemen

pengetahuan (knowledge management) sangat penting.

Definisi knowledge management masih beragam antar berbagai ahli.

Perbedaan ini terutama karena masih beragamnya persepsi atau pendapat

tentang perbedaan informasi dan pengetahuan. Tiwana (1999)

mendefinisikan knowledge management secara luas dalam arti

memanajemeni pengetahuan sebagai “ ...management of organizational

knowledge for creating business value and generating a competitive

advantage.” Knowledge Management memberikan kemampuan untuk

mencipta, mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan yang

diperlukan dan berguna bagi pencapaian semua jenis tujuan bisnis.

Penciptaan pengetahuan dalam organisasi apapun dilakukan secara terus

menerus.

Dalam rangka untuk bersaing secara efektif di pasar global dan

mencapai keunggulan kompetitif, perusahaan perlu untuk menggunakan

pengetahuan yang efektif dalam praktek manajemen. Khusus dalam UKM,

manajer dalam kebanyakan kasus pemilik, yang menyiratkan bahwa

pengambilan keputusan adalah terletak pada pimpinan pucuk, dan lebih

sedikit dari manajemen bawah. Hal tersebut menunjukkan bahwa

pengambilan keputusan pada UKM lebih pendek daripada dalam organisasi

besar. Keuntungan bagi pemilik dalam UKM adalah bahwa mereka menjadi

pendorong utama untuk implementasi manajemen pengetahuan, tentu saja

dengan asumsi bahwa mereka menghargai pentingnya manajemen

pengetahuan (Wong, dan Aspinwall, 2004).

Sementara itu menurut resource-based theory (Barney, 1986;

Haanes et al., 2000; Prahalad et al., 1990), intellectual capital merupakan

Page 7: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

34

sumber daya strategik organisasi, sedangkan knowledge management

digunakan untuk mengubah sumber daya tersebut menjadi produk atau

jasa yang menciptakan nilai bagi pelanggan. Keberhasilan pengelolaan

intellectual capital berhubungan dengan knowledge management karena

keduanya mencakup aktivitas intelektual dari penciptaan pengetahuan

hingga menggerakan pengetahuan (Huang et al., 2010; Zhou et al., 2003;

Nonaka et al., 2000). Berikut definisi KM yang diambil dari berbagai sumber:

Tabel 2.1. Ringkasan Definisi Knowledge Management

C.A.A. Sousa,

P.H.J.

Hendriks

(2006)

Knowledge management addresses policies, strategies, and techniques

aimed at supporting an organization’s competitiveness by optimizing

the conditions needed for efficiency improvement, innovation, and

collaboration among employees.’’

Sabherwal ,

Sabherwal.

(2005)

Knowledge management is defined as doing what is needed to get the

most out of knowledge 2005 resources.’’

Hult. (2003) Knowledge management is defined as the organized and systematic

process of generating and disseminating information and selecting ,

distilling ,and deploying explicit and tacit knowledge to create unique

value that can be used to achieve a competitive advantage in the

marketplace by an organization.’’

Alavi and

Leidner.

(2001)

Knowledge management refers to identifying and leveraging the

collective knowledge in an organization to help the Organization

compete....‘‘Knowledge management is largely regarded as a process

involving various activities ... At a minimum, one considers the four

basic processes of creating, storing/retrieving ,transferring ,and

applying knowledge.’’

O’Leary.1999 Knowledge management is the formal management of knowledge for

facilitating creation, access ,and reuse of Knowledge, typically using

advanced technology.’’

Ruggles.(199 a term which has now come to be used to describe everything from

Page 8: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

35

4) organizational learning efforts to database Management tools.’’

Maier. (2004) the management of knowledge goes far beyond the storage and

manipulation of data, or even of information. It is the attempt to

recognize what is essentially a human asset buried in the minds of

individuals, and leverage itinto an organizational asset that can be

accessed and used by a broader set of individuals on whose decisions

The firm depends.’’

Wiig. (1994) knowledge management (KM) is a conceptual framework that

encompasses all activities and perspectives required to making the

organization intelligen tacting on sustained basis.

Sumber: Rahimi dan Maroosi, (2011)

Berdasarkan definisi dalam matrik di atas secara umum KM

mempunyai aras ke dalam mendapatkan hasil yang maksimal suatu

organisasi melalui sumber-sumber pengetahuan yang terbagi ke dalam:

memilih pengetahuan, menyaring pengetahuan, memperoleh pengetahuan,

baik pengetahuan yang bersifat dalam pengalaman (dalam benak individu),

mendistribusikan pengetahuan, menerapkan pengetahuan yang proses

tersebut dapat dibantu melalui peran teknologi. Sehingga tekanannya

konsep KM pada tiga dimensi: sumberdaya manusia, proses, dan

penggunaan teknologi.

Konsep Organization Learning (pembelajaran organisasi)

Organizational learning adalah sebuah pembelajaran organisasi.

Pembelajaran organisasi digunakan untuk menggambarkan proses melalui

mana pengetahuan adalah akumulasi. Menurut (Probst and Buchel, 1997)

Organizational learning (OL) adalah proses dimana pengetahuan dan

perubahan-perubahan nilai-nilai dasar organisasi diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan dan kapasitas organisasi di dalam pengambilan

Page 9: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

36

keputusan ke arah tindakan. Organizational learning adalah proses

mendeteksi dan mengoreksi kesalahan. Organizational Learning adalah

proses di mana organisasi-organisasi belajar mengubah diri dalam

organisasi, yaitu organisasi dengan kapasitas untuk mendukung penciptaan

pengetahuan individu dalam arah tertentu adaptif dan generatif melalui

proses belajar (Senge 1990 dalam Romano dan Secundo, 2009:3).

Keterkaitan knowledge management (KM) dan organizational

learning tidak dapat dipisahkan. Hal tersebut sebagaimana yang

disampaikan Smith dan Lyles (2003): organizational learning fokus pada

proses, sedangkan KM fokus padakonten, memperoleh pengetahuan,

menciptakan pengetahuan, proses dan akhirnya menggunakan

pengetahuan.

Organisasi mempelajari tentang perilaku individu sebagai agennya:

individu dan pembelajaran perilaku. “Ada 4 hal yang berkaitan dengan

organizational learning yaitu pengetahuan tambahan, penyebaran

informasi, interpretasi informasi dan organizational memory” (Hubber,

1991). Dalam mewujudkan organization learning dapat dilakukan dengan

beberapa cara seperti training, kursus, outbond, dan lainnya. Cara tersebut

dapat diterapkan untuk karyawan atau seluruh civitas dalam sebuah

organisasi.

Komponen Knowledge Management dalam Organisasi

Komponen manajemen pengetahuan (KM) secara pasti tidak diatur

secara jelas. Akan tetapi secara umum mempunyai kesepakatan tentang

tiga komponen utama KM: orang/ budaya, proses, dan teknologi. Meskipun

ada kesepakatan umum tentang konsep komponen KM, ada pengalaman

bervariasi tentang bagaimana untuk menempatkan KM dalam praktek di

sebuah organisasi, proyek, atau kelompok untuk mencapai tujuan yang

terukur.

Page 10: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

37

Menurut CIO Council menyebutkan people, process, dan technology

merupakan elemen kunci dari KM. KM melibatkan transformasi berwujud,

pengetahuan tacit (yaitu, informasi dalamkepala orang) menjadi

pengetahuan eksplisit (yaitu, pengetahuan dalam format yang dapat

disimpan dan dibagi dengan orang lain).

Grafis ini menggambarkan hubungan antara pengetahuan tacit dan

pengetahuan eksplisit. Kegiatan KM sering melibatkan menangkap dan

mengorganisir pengetahuan eksplisit bahwa organisasi menghasilkan, untuk

memaksimalkan efektivitas dan efisiensi organisasi. Banyak orang fokus

pada solusi teknologi ketika mereka berpikir tentang KM. Namun, KM tidak

bisa ada tanpa orang-orang dan proses, teknologi yang berfungsi sebagai

mekanisme yang memungkinkan.

Gambar 2.1.Komponen Knowledge Management

Sumber: Cong dan Pandya (2003)

Proses KM dapat mencakup menciptakan, menangkap, sintesis,

berbagi, dan mendorong penggunaan informasi yang tersedia.

Page 11: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

38

Menurut Cong dan Pandya (2003), fokus KM pada:

a. People adalah untuk merangsang dan memelihara berbagi pengetahuan

dan penggunaan pengetahuan,

b. Process untuk mencari, membuat, menangkap dan berbagi pengetahuan.

c. Technology untuk menyimpan dan membuat pengetahuan mudah

diakses dan untuk memungkinkan orang bekerja sama.

Knowledge management yang diperlukan dalam organisasi/ perusa-

haan berbeda karena sifat dan karakteristik yang ada dalam organisasi

tersebut. Sehingga perkembangan komponen KM dapat berkembang

sebagai berikut (Bhatt, 2000):

a. Culture adalah sifat organisasi dan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang

dijunjung, cara itu beroperasi, pernyataan visi dan pernyataan tujuan.

b. Organisation adalah sistem bisnis, struktur dan proses di tempat (seperti

Informasi resmi, public records, privasi, keuangan publik dan sektor

negara kisah, kode sektor publik etik, eGovernment strategy).

c. Content adalah penelitian, perpustakaan, catatan, data operasional,

kontak dan informasi manajemen.

d. Technology adalah alat yang digunakan oleh organisasi, seperti sistem

manajemen dokumen, intranet, email, data warehouse dan groupware.

Gambar 2.2.Komponen Knowledge Management

Sumber: (Bhatt, 2000)

Page 12: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

39

Nonaka dan Takeuchi (the knowledge creating company, 1995) lebih

lanjut mendiskusikan empat gaya konversi atau ciptaan pengetahuan yang

diperoleh dari kedua macam pengetahuan:

Sosialisasi

Sosialisasi merupakan konversi pengetahuan tacit-tacit terjadi pada

tingkat individu dan kelompok. Sosialisasi merupakan proses penyebaran

pengalaman, dan penciptaan pengetahuan seperti penyebaran model

mental dan skill teknis. Sosialisasi dilakukan melalui kegiatan penangkapan

pengetahuan lewat kedekatan fisik seperti interaksi antara pimpinan dan

pegawai, pimpinan dengan pimpinan, pegawai dengan pegawai.

Ekternalisasi

Eksternalisasi adalah konversi tacit-eksplisit pada tingkat organisasi

antar organisasi dengan kelompok.Eksternalisasi membutuhkan penyajian

pengetahuan tacit ke dalam bentuk yang lebih umum sehingga dapat

dipahami oleh orang lain.Pada tahap eksternalisasi ini, individu memiliki

komitmen terhadap sebuah kelompok dan menjadi satu dengan kelompok

tersebut.

Kombinasi

Kombinasi meliputi konversi pengetahuan eksplisit ke dalam bentuk

himpunan pengetahuan eksplisit yang lebih kompleks. Kombinasi

merupakan proses sistemisasi konsep dalam system pengetahuan.

Kombinasi pengetahuan dapat difasilitasi melalui media seperti menurut

Liebowitz (1999) dalam penerapan knowledge management terdapat tiga

proses dasar yaitu 1) penciptaan pengetahuan (knowledge creation), 2)

Page 13: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

40

berbagi pengetahuan (knowledge sharing), dan 3) penerapan pengetahuan

(knowledgeimplementing).

Internalisasi

Internalisasi adalah konversi eksplisit-tacit.Internalisasi pengetahuan

baru merupakan konversi dari pengetahuan eksplisit ke dalam pengeta-

huan tacit organisasi.Internalisasi merupakan proses perubahan pengeta-

huan eksplisit ke pengetahuan tacit. Hal ini dekat dengan konsep learning

by doing.

Digman(1999) menegaskan bahwa faktor penentu keberhasilan

berguna untuk penataan analisis lingkungan karena ada link pentingan

antara analisis lingkungan dan faktor penentu keberhasilan yang mengarah

kekeberhasilan organisasi. Analisis faktor ini memberikan arti penting untuk

manajemen pengetahuan melalui identifikasi proses inti yang sangat

penting untuk penerapan manajemen pengetahuan yang sukses, seperti

yang dijelaskan oleh Quinnetal. (1996).

Gambar 2.3.Proses Pembentukan Pengetahuan

Sumber: Nonaka dan Takeuchi (1995)

SOSIALISASI EKSTERNA LISASI

INTERNA LISASI

KOMBINASI

Page 14: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

43

Dengan demikian, program manajemen pengetahuan perlu

mengidentifikasi indikator kinerja kritis faktor keberhasilan untuk mengukur

kinerjanya (Choi, 2000). Dalam mencapai hal ini, berbagai model

manajemen pengetahuan telah ditinjau sehingga kerangka terpadu

manajemen pengetahuan dapat dikembangkan. Dari analisis model,

ditemukan bahwa beberapa penelitian telah mengusulkan beberapa

variabel kunci bagi keberhasilan pelaksanaan manajemen pengetahuan.

Sebagai contoh, Davenportetal., (1998) telah mengidentifikasi delapan

manajemen pengetahuan faktor keberhasilan seperti(1) infrastruktur

teknologi; (2) infrastruktur organisasi; (3) keseimbangan fleksibilitas, evolusi

dan kemudahan akses kepengetahuan; (4) pengetahuan bersama; (5)

budaya ramah-pengetahuan; (6) pekerja termotivasi yang mengembangkan,

berbagi dan menggunakan pengetahuan; (7) berarti transfer pengetahuan

dengan menggunakan berbaga infrastruktur teknologi informasi; dan (8)

dukungan manajemen senior dan komitmen. Ryan danPrybutok (2001)

mengusulkan lima faktor keberhasilan seperti (1) budaya organisasi

terbuka; (2) kepemimpinan manajemen senior dan komitmen; (3)

keterlibatan karyawan; (4) kerja tim dan(5) sistem informasi infrastruktur.

Pemikiran yang lebih komprehensif dari faktor keberhasilan telah disajikan

oleh Moffettetal. (2003), sepuluh komponen kunci untuk manajemen

pengetahuan yang sukses di identifikasi: (1) budaya organisasi yang ramah;

(2) kepemimpinan manajemen senior dan komitmen; (3) keterlibatan

karyawan; (4) pelatihan karyawan; (5) kerja tim dapat dipercaya; (6)

pemberdayaan karyawan; (7) sistem informasi infrastruktur; (8) pengukuran

kinerja; (9) bench marking dan struktur (10) pengetahuan.

Studi ini mengacu konsep Cong dan Pandya (2003) yang akan

dikembangkan dalam penelitian yang diarahkan dalam konteks Knowledge

Management yang mencakup people, process, technology yang ada dan

terjadi dalam objek industri kreatif.

Page 15: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

42

Gambar 2.4. Model Knowledge Management

Sumber: Model olahan dikembangkan untuk disertasi

Pertimbangan dalam studi ini dikarenakan KM yang akan

dikembangkan dalam UKM sektor industri kreatif yang mempunyai

kecenderungan ke 3 dimensi tersebut (people, process, technology) dapat

diterapkan dalam penyerapan, pendistribusian, penyimpanan, dan

penerapan pengetahuan di industri kreatif. Dalam konteks ini akan melihat

sejauh mana kombinasi ke 3 dimensi tersebut diimplementasikan di industri

kreatif.

Perkembangan Penelitian Knowledge Management

Pada awal mulanya isu-isu dalam penelitian KM terkait dengan

transfer pengetahuan dan teknologi. Berdasarkan pernyataan Gillingham

dan Roberts (2006) awal mulanya knowledge management digerakkan oleh

teknologi, khususnya explicit knowledge yang lebih mudah disusun.

Menurut Marwick (2001) teknologi bukanlah hal baru dalam knowledge

PEOPLE PROCESS TECHNOLOGY

KNOWLEDGE MANAGEMENT

indikator indikator indikator

indikator indikator indikator

indikator indikator indikator

Page 16: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

43

management, dan pengalaman yang telah dibentuk oleh para ahli

sebelumnya menjadi bahan pertimbangan terbentuknya teknologi itu

sendiri. Seiring dengan berjalannya waktu teknologi yang mendukung

knowledge management akan selalu berkembang dalam bentuk sistem-

sistem yang mempermudah proses penyebaran knowledge. Penelitian KM

yang terkait dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (IT) antara lain:

menilai sistem manajemen pengetahuan penerimaan pengguna dengan the

technology acceptance model (Money dan Turner, 2005); memberdayakan

pengguna UKM melalui inovasi teknologi: sebuah pendekatan layanan

komputasi (Dai dan Uden, 2008); implementasi manajemen pengetahuan

yang sukses di perusahaan software global, (Mehta, 2008). Mereka

menganggap bahwa inovasi, penggunaan teknologi internet, dan

pemanfaatan IT dapat dikembangkan dengan pemanfaatan KM. Artinya KM

mempunyai peran yang sangat dominan dalam transfer pengetahuan dalam

meningkatkan inovasi, penggunaan teknologi internet, pemanfaatan IT

maupun penggunaan IT Management. Pengetahuan yang diciptakan melalui

proses konversi pengetahuan SECI (sosialization, externalization, combina-

tion dan internalization) dan disebarkan ke seluruh bagian dalam organisasi

menjadi pengetahuan, selanjutnya akan diimplementasikan dalam

organisasi. Menurut Liebowitz (1999) penerapan pengetahuan dapat

berupa: (1). Patent, lisenses technology, (2). Knowledge based customer

services, (3). Knowledge product and embedded technology, (4). Separate

KBS Application Product, (5). Knowledge workers at all level.

Pada perkembangan berikutnya penelitian KM mulai mengkaji pada

konteks Learning Organization. Pembelajaran merupakan proses individu

dan organisasi untuk membuat ilmu pengetahuan baru dalam menghadapi

perubahan lingkungan. Proses pembelajaran tidak hanya mengenai

perolehan pengetahuan dan keahlian, tetapi juga mengenai pengembangan

visi yang berdasarkan pada pemahaman system nilai organisasi (Trim dan

Page 17: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

44

Lee, 2007). Organisasi yang akan benar-benar terhitung di masa depan akan

menjadi organisasi yang menjangkau bagaimana mengetuk komitmen dan

kapasitas sumber daya manusia untuk belajar pada semua level dalam

organisasi.

Beberapa penelitian Learning Organization (LO) dalam antesenden

Knowledge Management (American Productivity and quality Centre (1997);

Konsep pengetahuan di KM: Sebuah model dimensi (Meyer dan Sugiyama,

2006), dalam kaitannya orientasi pasar, dan kinerja perusahaan (Chaterine

etal., 2009); mana yang lebih dahulu antara learning organization atau

knowledge (Lena Aggestam, 2006), survei faktor efektif manajemen

pengetahuan pendirian industri cat guilan provinsi (Rezaet al., 2012).

Selanjutnya beberapa penelitian juga mempertimbangkan beberapa

variabel dalam kaitannya dengan KM antara lain: mengkaji mengembang-

kan kerangka kerja integratif teoritis untuk manajemen pengetahuan

organisasi dan budaya organisasi (Rai, 2011); menguji strategi transfer

pengetahuan dalam kerangka tenaga kerja multi-generasi (Stevens, 2010);

membahas cara berpikir baru tentang peran KM di UKM melalui

pengembangan kerangka kerja yang menggabungkan lima fase siklus hidup

KM: capture, penciptaan, kodifikasi, komunikasi, dan kapitalisasi (Alawneh

et al., 2009); menjelaskan enabler manajemen pengetahuan dalam

perusahaan ukuran kecil dan menengah (UKM) (Gholipour et al., (2010);

menguji manajemen pengetahuan, modal sosial dan kinerja perusahaan

(Daud dan Wan Yusoff, 2010); mengeksplorasi pengaruh organisasi, budaya,

dan struktur karakteristik pada tingkat praktek manajemen pengetahuan

dan organisasi efektivitas (Islam et al., (2008).

Dalam perkembangannya penelitian yang terkait dengan konteks

KM mulai menempatkan KM sebagai variabel moderasi/ dimoderasi atau

mediasi/ dimediasi dengan/oleh variabel lain. Mempelajari pengaruh

manajemen pengetahuan terhadap kinerja bisnis sebagai variabel moderat

(Mahdi Mahmoodsalehi, Saeed Jahanyan, 2009); menguji hubungan antara

Page 18: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

45

manajemen pengetahuan proses dan kinerja organisasi, dan untuk

menganalisis efek mediasi modal intelektual pada hubungan antara proses

manajemen pengetahuan dan kinerja organisasi (Daud dan Wan Yusoff

,2011); peran mediasi knowledge management dalam hubungannya

organizational culture, structure, strategy, dan organizational effectiveness

(Yang dan McLean ,2009); mengetahui kemampuan knowledge process

capability berperan sebagai mediator hubungan antara intellectual capital

dengan Organizational Effectiveness (Hsu dan Mykytyn Jr.2006).

Penelitian di atas menempatkan posisi KM dalam dua kelompok.

Yang pertama sebagai variabel independent dalam hubungannya dengan

variabel lain dimana intellectual capital sebagai variabel intervening

(memediasi KM). Sedangkan kelompok kedua menempatkan KM sebagai

variabel Intervening (memediasi Intellectual capital).

Beberapa penelitian dalam konteks hubungan KM dan IC mulai

nampak, mengelola pengetahuan organisasi dengan mendiagnosis modal

intelektual (Bontis,1999); model struktural untuk modal intelektual di

perguruan tinggi berdasarkan manajemen pengetahuan (Nazem, 2012);

mengevaluasi kontribusi pengetahuan [knowledge] terhadap generasi

modal intelektual (Orzea dan Bratianu,2012).

Page 19: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

46

Tabel 2.2 Matriks Studi Knowledge Management

NO AUTHOR, TITLE PERMASALAHAN PENELITIAN

METODE PENELITIAN

TEMUAN

Penelitian KM yang terkait dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (IT)

1.

William Money and

Arch Turner, (2005),

Assessing

Knowledge

Management

System User

Acceptance with

The Technology

Acceptance Model

Ingin menyelidiki

penerapan Davis

'Technology

Acceptance Model

(TAM) untuk

penerimaan

pengguna knowledge

management system

(KMS) di lingkungan

organisasi modern

Literature Research Penerimaan pengguna

dan penggunaan KMS

dalam lingkungan

organisasi modern di

mana kolaborasi,

berbagi pengetahuan,

dan peng gunaan

sistem berbasis peran

diperlukan untuk

organisasi berfungsi

kompetitif. Studi ini

mem berikan bukti awal

me nunjukkan TAM

dapat berfungsi sebagai

dasar untuk penelitian

KMS pengguna

penerima an

2.

Wei Dai and Lorna

Uden,

(2008),Empowering

SME Users Through

Technology

Innovation: A

Services Computing

Approach

Bertujuan untuk

memberikan dasar

untuk memahami

potensi manfaat,

hambatan dan solusi

untuk

mengintegrasikan

lingkungan UKM

tradisional dengan

layanan terdepan

online.

Percobaan (eksperi

men) menunjukkan

efektivitas aplikasi

online integrasi melalui

layanan adaptif, dan

pengeta huan model-

driven inovatif untuk

peng gunaan ekonomi

sumber daya informasi.

3.

Nikhil

Mehta,(2008)Succes

sful knowledge

management

implementation in

global software

Companies,

Untuk mengembang

kan & mengevaluasi

kerangka ringkas

untuk meneliti

bagaimana

Perusahaan

perangkat lunak

global dengan

manajemen

pengetahuan yang

Pendekatan

penelitian

dievaluasi pada 3

perusahaan

perangkat lunak

global

dengan program

KM sukses. Data

yang dihasilkan

berdasarkan 20

Memberikan bukti

berbagai isu strategis,

teknologi, dan budaya

Mempengaru hi

keberhasilan program

KM di perusahaan

perangkat lunak global.

Perusahaan dengan

program KM sukses

biasanya

Page 20: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

47

sukses wawancara dengan

berbagai individu

terlibat dengan

program KM dari 3

perusahaan.

mengembangkan 3

kemampuan khusus u

yaitu, Mengartikulasi

kan KM Strategic Intent,

Memfasilitasi

Pengetahuan Arus

Aktifkan Inovasi, dan

Menilai KM Nilai

Penelitian KM mulai mengkaji pada konteks Learning Organization

4.

Bertolt Meyer and

Kozo Sugiyama,

(2006),

Untuk mempertajam

konsep implisit dan

eksplisit

pengetahuan dengan

menghubung kan

temuan dari psikologi

kognitif dan ilmu

memori dan dengan

demikian

menemukan

Kemungkinan untuk

mengukur pengetahu

an non-eksplisit.

Sebuah tinjauan KM

dan literatur ilmu

kognitif mengarah

ke

Model dimensi jenis

pengetahuan yang

menghubungkan

konsep-konsep dari

KM ke lebih spesifik

dari konsep

psikologi

Konsep di KM dapat

dihubungkan dengan

konsep-konsep dari

psikologi dan

dengan demikian

menerima dukungan

teoritis

5.

Wang, Chaterine,

et.al (2009),

Knowledge

management

orientation, market

orientation, and

firm performance

integration and

empirical

examination

Untuk memeriksa

hubungan antara

orientasi manajemen

pengetahuan,

orientasi pasar, dan

kinerja perusahaan

Kuantitative

Research

Analisis Faktor

dan SEM

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

orientasi manajemen

pengetahuan dapat

meningkatkan kinerja,

tetapi orientasi pasar

diperlukan dalam

rangka mewujudkan

manfaat tersebut.

6.

Aggestam Lena,

(2006), Learning

Organization Or

Knowledge

Management –

Which Came First,

The Chicken Or The

Egg?

Untuk memetakan

LO dan KM dan

menyajikan model

konseptual yang

didasarkan pada

teori dari LO dan KM.

Apakah dapat

berfungsi sebagai

dasar untuk mengem

bangkan pedoman

Kualitative Research Untuk menjadi LO

membutuhkan KM,

yang pada gilirannya

tergantung dari LO. Hal

ini seperti ayam dan

telur. Untuk menjawab

pertanyaan yang

datang pertama, dan

mereka berdua

tergantung pada satu

Page 21: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

48

bagaimana memper

kenalkan KM dan

bekerja untuk

menjadi seorang LO

sama lain untuk sukses.

7.

Esmaeilpour Reza;

et al., (2012) Survei

Faktor Efektif

Manajemen

Pengetahuan

Pendirian Industri

Cat Guilan Provinsi

Ingin mengetahui

hubungan antara

faktor-faktor yang

efektif pada

manajemen

pengetahuan di

Guilan \ s industri cat

berdasarkan 7C

Model

Kuantitative

Research

Alat analisis

Korelasi

Deskriptip

Disimpulkan bahwa

variabel

konsumsi, kerjasama,

penciptaan,penjatah

an pengetahuan dan

ekspansi,penghambat,

pertukaran dan

budaya, masing-masing,

sangat berkontribusi

terhadap pembentuk

an manajemen pe

ngetahuan dalam

empat

paintmanufacturing

Penelitian juga mempertimbangkan beberapa variabel dalam kaitannya dengan KM

8.

Rajnish Kumar Rai,

(2011), Knowledge

management and

organizational

culture: a

theoretical

integrative frame

work

Untuk

mengembangkan

kerangka kerja

integratif teoritis

untuk manajemen

pengetahuan

organisasi dan

budaya organisasi.

Sebagai kajian

konseptual yang

memodifikasi

"Competing values

framework” dengan

menambahkan

dimensi baru yang

mewakili budaya

etis dan trust.

Kecenderungan

organisasi gaya budaya

dominan yang berbeda

untuk terlibat dalam

empat proses

penciptaan

pengetahuan dan

konversi.

9.

Roxanne Helm

Stevens, (2010),

Managing Human

Capital: How to Use

Knowledge

Management to

Transfer Knowledge

in Today’s Multi-

Generational

Workforce

Untuk menguji

strategi transfer

pengetahuan dalam

kerangka tenaga

kerja multi-generasi.

Penelitian ini

membandingkan

perbedaan tenaga

kerja generasi dan

memeriksa metode

yang berbeda untuk

lulus pengetahuan

lintas-generationally

Penelitian studi

komparatif

perbedaan tenaga

kerja

generasi dan

memeriksa metode

yang berbeda untuk

lulus pengetahuan

lintas generasi

Banyak manajer

mengabaikan

pentingnya modal

intelektual dan gagal

untuk memanfaatkan

manfaatnya, namun

aturan yang paling

penting adalah bahwa

pengetahuan perlu

dikelola, sehingga

membutuhkan visi dan

strategi.

10.

Ali A. Alawneh,

Amer Abuali,

Tamara Y.

Membahas cara

berpikir baru tentang

peran KM di UKM

Literature Research UKM bisa mendapatkan

keuntungan

dari perkembangan di

Page 22: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

49

Almarabeh, (2009),

The Role of

Knowledge

Management in

Enhancing the

Competitiveness of

Small and Medium-

Sized Enterprises.

melalui pengembang

an kerangka kerja

yang menggabung

kan lima fase siklus

hidup KM (capture,

penciptaan, kodifika

si, komunikasi, dan

kapitalisasi)

KM. Pengetahuan

adalah yang paling

sumber daya yang kuat

dan di mana-mana

setiap perusahaan pada

umumnya dan UKM

pada khususnya. Oleh

karena itu,

menerapkan siklus

hidup KM di UKM

berguna dan penting.

11.

Rahmatollah

Gholipour,

Gholamreza

Jandaghi and Seyed

Ali Akbar

Hosseinzadeh,

(2010), Explanation

of knowledge

management

enabler as alatent

variable: A case

study of SMEs in

Iran

Untuk menjelaskan

enabler manajemen

pengetahuan dalam

perusahaan ukuran

kecil dan menengah

(UKM) dari

Mazandaran industri

provinsi dan

organisasi Mines

menggunakan

pemeriksaan empiris

Penelitian ini

melakukan survei

berdasarkan daftar

pertanyaan standar

manajer menengah

dari UKM Iran untuk

menyajikan model

persamaan

struktural KME

dalam empiris

pemeriksaan.

Sampel dipilih dari

UKM aktif

Mazandaran

provinsi di Iran.

Sampel dipilih

secara acak dengan

probabilitas yang

sama.

Temuan penelitian

mengkonfirmasi bahwa

KME dikaitkan dengan

budaya faktor- faktor

seperti kolaborasi,

kepercayaan, dan

belajar. Membentuk

faktor budaya sangat

penting untuk

kemampuan

perusahaan untuk

mengelola

pengetahuan secara

efektif. Dukungan TI

tidak mempenga ruhi

pada KME dalam model

persama an struktural

UKM.

12.

Salina Daud And

Wan Fadzilah Wan

Yusoff, (2010),

Knowledge

Management And

Firm Performance

In Smes: The Role

Of Social Capital As

A Mediating

Variable

Hendak menguji

manajemen

pengetahuan, modal

sosial dan kinerja

perusahaan.

Melalui penggunaan

kuesioner diarahkan

untuk usaha kecil

dan menengah

perusahaan - semua

dari mereka berada

dalam Multimedia

Super Corridor di

Lembah Klang

Malaysia

Hasil menunjukkan (i)

proses manajemen

pengetahuan

mempengaruhi modal

sosial positif; (ii) modal

sosial mening katkan

kinerja perusa haan;

dan (iii) modal sosial

merupakan mediator

antara proses

manajemen

pengetahuan dan

Page 23: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

50

kinerja perusahaan.

Penelitian ini menun

jukkan bahwa proses

manajemen pengeta

huan dan modal sosial

dapat diintegra sikan

untuk meningkatkan

kinerja.

13.

Md. Zahidul

Islam,Hanif

Mahtab,Zainal

Ariffin Ahmad

(2008) : The Role Of

Knowledge

Management

Practices On

Organizational

Context And

Organizational

Effectiveness

Mengeksplorasi

pengaruh organisasi,

budaya, dan struktur

karakteristik pada

tingkat praktek

manajemen

pengetahuan dan

organisasi efektivitas

Kuantitative

Research

Path Analysis

Terdapat peran media

si praktik Knowledge

Manage ment yang

menghu bungkan

Organizational Context

dengan Orga nizational

Effective ness.

Knowledge

Management memi

likihubung an positif

dalam

pencapaianOrganizatio

nal Effec tiveness.

Penelitian KM mulai menempatkan KM sebagai variabel moderasi/

dimoderasi atau mediasi/ dimediasi dengan/oleh variabel lain

14.

Mahdi

Mahmoodsalehi,

Saeed Jahanyan,

(2009), The Effect

Of Knowledge

Management On

Relationship

Between

Intellectual Capital

And Business

Performance

Mempelajari

pengaruh

manajemen

pengetahuan

terhadap kinerja

bisnis sebagai

variabel moderat.

Penelitian

kuantitatif,

Dengan 30

perusahaan sebagai

sampel yg diambil

secara acak dipilih,

kuesioner dikirim

untuk 4 orang ahli

di masing-masing.

Teknik analisisnya

Korelasi

Ditemukan bahwa

adanya moderasi

sistem knowledge

management dalam

hubungan antara modal

intelektual dan kinerja

bisnis. Juga

diketemukan korelasi

positif antara tiga

dimensi modal

intelektual dan kinerja

bisnis.

15.

Salina Daud1 and

Wan Fadzilah Wan

Yusoff [2011] :

How intellectual

capital mediates the

relationship

between knowledge

management

processes and

Untuk menguji

hubungan antara

manajemen

pengetahuan proses

dan kinerja

organisasi, dan untuk

menganalisis efek

mediasi modal

intelektual pada

kuesioner yang

dibagikan kepada

pemilik atau

manajer senior kecil

dan menengah

(UKM) multimedia

yang super corridor

(MSC) organisasi

status. Sebanyak

Hasil menunjukkan

bahwa proses mana

jemen pengetahuan

dikonfirmasi sebagai

anteseden modal

intelektual; dan modal

intelektual didirikan

sebagai

mediator antara proses

Page 24: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

51

organizational

performance?

hubungan antara

proses manajemen

pengetahuan dan

kinerja organisasi

289 bisa digunakan

kuesioner

dikumpulkan dari

mereka.

manajemen

pengetahuan dan

kinerja organisasi.

16.

Wei Zheng, Baiyin

Yang, GaryN.

McLean (2009) :

Linking

Organizational

Culture, Structure,

Strategy, and

Organizational

Effectiveness:

Mediating Role of

Knowledge

Management

Sejauhmanakah

Peran Mediasi

Knowledge

Management Dalam

hubungannya

Organizational

Culture, Structure,

Strategy,dan Orga

nizational Effective

ness

Kuantitative

Research

Path Analysis

KMberperan sebagai

mediator dalam

hubungan Organizati

onalStructure,

Organizational Culture,

dan Organi zational

Strategy terhadap

Organizati onal

Effectiveness.

Knowledge Manage

ment secara signifi kan

berhubungan positif

dengan Organ izational

Effective ness.

Penelitian dalam konteks hubungan KM dan IC

17. Bontis, Nick (1999),

Managing organi

zational knowledge

by diagnosing

intellectual capital :

framing and advan

cing the state of the

field

Bagaimana

mengelola

pengetahuan

organisasi dengan

mendiagnosis modal

intelektual?

Merupakan kajian

literatur yang

komprehensif dari

berbagai disiplin

ilmu manajerial.

18. Fattah Nazem

(2012) :

The Compilation of

a Structural Model

for Intellectual

Capital Based on

the Knowledge

Management in

Universities

Untuk menyediakan

model struktural

untuk modal

intelektual di

perguruan tinggi

berdasarkan

manajemen

pengetahuan .

Quantitative

Research

SEM

Populasi : sel

pegawai IAU di

Iran sebanyak

1906, dg sampel

sbanyk 89

Hasil analisis jalur

menunjukkan dimensi

modal intelektual

memiliki efek langsung

pada pemberdayaan.

Model ini juga

menunjukkan bahwa

faktor modal pelanggan

dalam modal

intelektual memiliki

pengaruh langsung

signifikan tertinggi di

faktor dalam

pemberdaya an

Page 25: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

52

19. Ivona Orzea and

Constantin Bratianu

(2012):

Knowledge

Contribution to the

Intellectual Capital

within Romanian

Business

Environment

Untuk mengevaluasi

kontribusi pengetahu

an [Knowledge]

terhadap generasi

modal intelektual .

Quantitative

Research

Factor Analysis

Hasil analisis statistik

menunjukkan faktor-

faktor pengaruh utama

yang mempengaruhi

proses penciptaan

pengetahuan organisasi

dalam lingkungan bisnis

Rumania

Sumber: Hasil olahan dari berbagai sumber

Intellectual Capital

Modal intelektual merupakan sebagian dari sumber dayayang

merupakan asset tidak berwujud (intangible assets) yang dimiliki oleh

perusahaan. Sumberdaya atau resources mengacu kepada ketersediaan

berbagai sumberdaya yang dimiliki dan dikendalikan oleh perusahaan (Amit

dan Scoemaker, 1993). Sumberdaya terdiri dari komponen-komponen

berwujud seperti aset keuangan dan fisik misalnya bangunan, pabrik dan

peralatan. Sedangkan komponen-komponen tidak berwujud seperti

sumberdaya manusia, paten, pengetahuan teknologi (Grant, 1991; Amit dan

Schoemaker, 1993). Menurut Barney, (1991), pandangan teori berbasis

sumber daya (resource-based theory-RBT) perusahaan menyatakan bahwa

perusahaan mencapai keunggulan komparatif yang berkelanjutan dan

memperoleh keuntungan yang lebih besar dengan memiliki atau

mengontrol aset-aset strategis baik tangible assets (aset berwujud) maupun

intangible assets (aset tidak berwujud).

Mengelola dengan bijak adalah kunci untuk kesuksesan bisnis di era

pengetahuan. Di Indonesia, modal intelektual (intellectual capital)

merupakan topik yang baru berkembang sekitar tahun 2000an. Fenomena

intellectual capital (IC) mulai berkembang terutama setelah munculnya

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 19 (revisi 2000) tentang

aktiva tidak berwujud. Menurut PSAK No. 19, aktiva tidak berwujud adalah

aktiva nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud

Page 26: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

53

fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan

barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan

administratif (Ikatan Akuntan Indonesia, 2007). Implementasi modal

intelektual merupakan sesuatu yang masih baru, bukan saja di Indonesia

tetapi juga dilingkungan bisnis global, hanya beberapa negara maju saja

yang telah mulai untuk menerapkan konsep ini, contohnya Australia,

Amerika dan negara-negara Skandinavia. Pada umumnya kalangan bisnis

masih belum menemukan jawaban yang tepat mengenai nilai lebih apa

yang dimiliki oleh perusahaan. Nilai lebih ini sendiri dapat berasal dari

kemampuan berproduksi suatu perusahaan sampai pada loyalitas

pelanggan terhadap perusahaan. Nilai lebih ini dihasilkan oleh modal

intelektual yang dapat diperoleh dari budaya pengembangan perusahaan

maupun kemampuan perusahaan dalam memotivasi karyawannya sehingga

produktivitas perusahaan dapat dipertahankan atau bahkan dapat

meningkat (Sawarjuwono dan Kadir, 2003).

Menurut Abidin (2000) Intellectual capital masih belum dikenal

secara luas di Indonesia. Hal ini disebabkan karena perusahaan-perusahaan

di Indonesia masih menggunakan conventional based dalam membangun

bisnisnya, dan perusahaan-perusahaan tersebut belum memberikan

perhatian lebih kepada human capital, structural capital, maupun customer

capital. Apabila perusahaan-perusahaan tersebut mengikuti perkembangan

yang ada, yaitu manajemen berbasis pengetahuan, maka perusahaan-

perusahaan di Indonesia dapat bersaing secara kompetitif melalui inovasi-

inovasi kreatif yang dihasilkan oleh modal intelektual yang dimiliki

perusahaan.

Keberhasilan perusahaan tidak hanya dilihat dari kinerja yang dapat

diukur melalui rasio keuangan perusahaan pada saat ini, namun sumber

daya yang ada dalam perusahaan hendaknya dapat menghasilkan kinerja

keuangan yang terus meningkat dari tahun ke tahun, sehingga

Page 27: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

54

kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin. Kelangsungan hidup

perusahaan dan kinerja keuangan perusahaan bukan hanya dihasilkan oleh

aktiva perusahaan yang bersifat nyata (tangible assets) tetapi hal yang lebih

penting adalah adanya intangible assets yang berupa sumber daya manusia

(SDM) yang mengatur dan mendayagunakan aktiva perusahaan yang ada.

Intellectual Capital merupakan cara untuk memperoleh keunggulan

kompetitif dan menjadi komponen yang sangat penting bagi kemakmuran,

pertumbuhan dan perkembangan perusahaan di era ekonomi baru berbasis

pengetahuan.

Nick Bontis (1998), menyatakan "Modal Intelektual adalah mata

uang milenium baru. Intellectualcapital (IC) secara sederhana dapat

diartikan sebagai modal yang berbasis pengetahuan yang dimiliki

perusahaan, yang mana IC merupakan bagian dari intangible assets tidak

hanya yang bersifat tradisional saja (seperti brand names, dan trademark),

tetapi juga bentuk intangible yang baru (seperti knowledge, technology

value, dan good customer relationship). Nilai Intrinsik Perusahaan

(Companys Intrinsic Value) yang diibaratkan sebuah pohon yang

menghasilkan buah jeruk sebagai hasil pembibitan yang produknya nampak

(kasat mata) sebagai Financial capital, namun ada nilai yang tidak kalah

penting dalam menghasilkan buah jeruk tersebut yaitu akar tunjang dan

serabut sebagai nilai dasar yang tidak terlihat yang menghasilkan nilai yang

nampak sebagai Intellectual capital.

Aset perusahaan, hasil penjualan maupun keuntungan diibaratkan

sebagai buah jeruk yang merupakan Tangible value merupakan Financial

capital. Sedangkan Intangible value merupakan Intellectual capital dapat

berupa: human resources, corporate culture, brand, innovation power,

technical capabilities, dan customer base.

Page 28: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

55

Beberapa definisi intellectual capital adalah sebagai berikut:

a. Intellectual capital bersifat elusive, tetapi sekali ditemukan dan dieksploi-

tasi akan memberikan organisasi basis sumber baru untuk berkompetisi

dan menang (Bontis, 1996).

b. Intellectual capital adalah istilah yang diberikan untuk mengkombinasi-

kan intangible asset dari pasar, property intelektual, infrastruktur dan

pusat manusia yang menjadikan suatu perusahaan dapat berfungsi

(Brooking, 1996).

c. Intellectual capital adalah materi intelektual (pengetahuan, informasi,

property intelektual, pengalaman) yang dapat digunakan untuk

menciptakan kekayaan. Ini adalah suatu kekuatan akal kolektif atau

seperangkat pengetahuan yang berdaya guna (Stewart, 1997).

d. Intellectual capital adalah pengejaran penggunaan efektif dari penge-

tahuan (produk jadi) sebagaimana beroposisi terhadap informasi (bahan

mentah) (Bontis, 1998).

e. Intellectual capital dianggap sebagai suatu elemen nilai pasar perusahaan

dan juga market premium (Olve, Roy & Wenter, 1999).

Beberapa model IC dalam perkembangannya baik yang berdasarkan

konteks financial maupun non financial. Salah satunya adalah Model VAIC

yang mempunyai argumentasi bahwa IC yang merupakan intangible assets

adalah sesuatu yang tidak mudah untuk diukur, karena itulah kemudian

muncul model/ konsep value added intellectual coefficient (VAIC) yang

menjadi solusi untuk mengukur dan melaporkan IC dengan mengacu pada

informasi keuangan perusahaan (Pulic, 1998).

Model VAIC yang dikembangkan oleh Pulic (1998), didesain untuk

menyajikan informasi tentang efisiensi nilai tambah dari aset berwujud

(tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible assets) yang dimiliki

Page 29: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

56

perusahaan. Pulic (1998) mengembangkan "Value Added Intellectual

Coefficient" (VAIC) untuk mengukur nilai intellectual capital perusahaan

secara kuantitatif. Sesuai dengan model Pulic (1998) formulasi perhitungan

VAIC adalah sebagai berikut (Ze’ghal dan Maaloul, 2010):

VA = OUT – IN

Output (OUT) = Total penjualan dan pendapatan lain.

Input (IN) = Beban dan biaya-biaya (selain beban karyawan).

Value Added (VA) = Selisih antara Output dan Input.

Model intelektual kapital telah dikembangkan oleh kelompok usaha

asal Swedia yakni Skandia sebagai pendekatan dalam pengukuran modal

intelektualitas. Model ini memfokuskan dalam pentingnya kewajaran,

manusia, pelanggan dan juga inovasi dalam mengatur aliran dari

pengetahuan dalam dan luar melewati jaringan kolega. Skandia Model atau

Skandia value scheme dikembangkan oleh Edvinson.Skema ini menyatakan

bahwa adanya indikasi IC berasal dari market value suatu perusahaan.

Model Skandia menggambarkan ilmu pengetahuan sebagai berikut:

Gambar 2.5. Skandia Model

Sumber: Roos et al., 1997

Page 30: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

57

Market Value = Financial Capital + Intellectual Capital

Intellectual Capital = Human Capital+ Structural Capital

1. Human Capital (modal manusia)

Human capital merupakan lifeblood dalam modal intelektual. Disinilah

sumber innovation dan improvement, tetapi merupakan komponen yang

sulit untuk diukur. Human capital juga merupakan tempat bersumbernya

pengetahuan yang sangat berguna, keterampilan, dan kompetensi dalam

suatu organisasi atau perusahaan. Human capital mencerminkan

kemampuan kolektif perusahaan untuk menghasilkan solusi terbaik

berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang yang ada dalam

perusahaan tersebut. Human capital akan meningkat jika perusahaan

mampu menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawannya.

Brinker (2000) memberikan beberapa karakteristik dasar yang dapat diukur

dari modal ini, yaitu training programs, credential, experience, competence,

recruitment,mentoring, learning programs, individual potential and

personality.

2. Structural Capital atau Organizational Capital (modal organisasi)

Structural capital merupakan kemampuan organisasi atau perusahaan

dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang

mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang

optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan, misalnya: sistem

operasional perusahaan, proses manufakturing, budaya organisasi, filosofi

manajemen dan semua bentuk intellectual property yang dimiliki

perusahaan. Seorang individu dapat memiliki tingkat intelektualitas yang

tinggi, tetapi jika organisasi memiliki sistem dan prosedur yang buruk maka

Page 31: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

58

intellectual capital tidak dapat mencapai kinerja secara optimal dan potensi

yang ada tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.

3. Relational Capital atau Costumer Capital (modal pelanggan)

Elemen ini merupakan komponen modal intelektual yang memberikan

nilai secara nyata. Relational capital merupakan hubungan yang harmonis/

association network yang dimiliki oleh perusahaan dengan para mitranya,

baik yang berasal dari para pemasok yang andal dan berkualitas, berasal

dari pelanggan yang loyal dan merasa puas akan pelayanan perusahaan

yang bersangkutan, berasal dari hubungan perusahaan dengan pemerintah

maupun dengan masyarakat sekitar.

Modal intelektual paling tepat digambarkan sebagai informasi dan

pengetahuan dalam perusahaan. Informasi sifatnya lebih statis; sedangkan

pengetahuan bersifat dinamis. Pengetahuan adalah bahan baku perusahaan

yang paling penting. Modal intelektual adalah sumber yang paling penting

dari nilai tambah serta output. Jika pengetahuan tidak dikelola dengan baik,

akan dapat merugikan bisnis. Modal intelektual bukan hanya masalah

hukum, tetapi harus meningkatkan kekayaan bersih perusahaan (Adrian,

2008).

Perkembangan konsep IC menjadi lebih luas dan detail, dimana

masing-masing komponen IC dikelompokkan lagi sebagaimana tabel

berikut. Strctural capital mempunyai dimensi intellectual properties dan

process, sedangkan human capital mempunyai dimensi management dan

employees. Dimensi dari relational capital terdiri dari network, brand, dan

customers.

Modal intelektual telah menyebabkan pergeseran dalam paradigma

melakukan bisnis, sumber kekuatan akan bergeser dari modal fisik menjadi

sumber daya manusia, dari sumber daya alam menuju sumber daya

Page 32: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

59

pengetahuan, dari posisi sosial seseorang menjadi proses hubungan dan

dari kekuatan pemegang saham menjadi kekuatan pelanggan. Kini

perusahaan mengakui pentingnya modal intelektual yang bersifat abstrak

dan tidak nyata untuk dijadikan penggerak utama dalam pengembangan

bisnis.

Sumber :<www2.icmg.co.jp>[diakses,10 Juni 2015]

Pergeseran paradigma yang muncul dalam teori pemasaran seperti

fokus pada hubungan jangka panjang daripada transaksi pertukaran jangka

pendek, membawa perbaikan yang signifikan bagi perusahaan. Melalui

interaksi jangka panjang dengan konsumen perusahaan dapat memperoleh

akses secara detail dan pengetahuan yang berguna tentang konsumen. Oleh

karena itu konsumen yang loyal merupakan salah satu modal hubungan

yang paling penting sehingga perusahaan harus menaruh perhatian lebih

dalam masalah tersebut (Roos dan Roos, 1997). Di tabel berikut ringkasan

komponen Intellectual capital dari berbagai rujukan.

Gambar 2.6. Dimensi Intellectual Capital

Page 33: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

60

Tabel 2.3. Ringkasan Komponen Intellectual Capital

No. KOMPONEN INTELLECTUAL CAPITAL

1. Goran

Roos,1997

Human Capital

Competence

Attitude

Intellectual

agility

Organizational Capital

Inovation organisation

Process

Intellectual property,

cultural assets

Renewal And Development

New patent

Training efforts

Relationships that involve

employees from outside

and within the company

2. Stewart,

1997

Human Capital

Leadership

Management

People

Trainning/

Metoring

Ethos

Structural Capital

Intellectual Property

KMS

Process

Culture

Organizational Memory

Relationship Capital

Customer

Supplier

Brand

Contract

External Network

3. García-

Merino et

al. (2008)

Human Capital

Knowledge

and/or skills of

the workers

Motivation of

the workers

Capability of

the

management

team

Structural Capital

Innovative

organisational culture

Flexible organisa tional

structure or adaptation

capability

Efficient cost

management

Relational Capital

Capability to work with

other agents

Customer orientated

organisational culture

Customer loyalty

Response speed to

changes in the

environment and

competition

Company’s reputation

or image

Knowledge about

industry, market and

clientele

4. www2.icmg.

co.jp

Human Capital

Intellectual

propeties

Processes

Organizational Capital

Management

Employess

Relationship Capital

Network

Brand

Customer

5. Bashin,

2012

Human Capital

Knowledge

Competence

Skill individual

& Collective

Experience

training

Communities of

Structural Capital

Business process

Manual policies

Information system

Researcg findings

Trade mark

Brand

Customer Capital

Customer relation

Customer loyalty

Repeat business

Relational capital

Relation with vendor

Investor trus & feedback

Page 34: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

61

practice

6. Papula

danVolná,

2012

Human Capital

Skills

Knowledge

inside the

person

Organizational Capital

Skills

Knowledge oriented

outside the person and

inside the company

Relational Capital

Skills

Knowledge oriented

outside the person and

outside the company

7. Sánchez and

Basilio,

2012

Human Capital

Professio nal

competences

Social

competences

Employee

motivation

Leadership

skills

Structural Capital

Internal cooperation

ICT and explicit

knowledge

Product innovations

Process innovations

Management tools

Relational Capital

Clients

Providers

External collaborators

Other partners

Financial sector

8. Carrington

and Tayles,

2012

Personal Capital

Personal

competence

Human

resources

praxes

Structural Capital

Information system

Inovation

Organization

Relationsship Capital

Customer

Brand

Community capital

Sumber: Hasil olahan dari berbagai sumber

Pembahasan tentang konstruksi atau dimensi intellectual capital

merupakan bagian dari definisi atau cakupan konsep. Namun, dalam hal ini

dipisahkan untuk mengurai unsur-unsur pembentuk intellectual capital ini

sehingga relatif memudahkan untuk melihat kaitannya.

Ross (1997) serta Papula dan Volná, (2012) memfokuskan

intellectual capital dalam human capital, organizational capital, dan

relational capital. Sedangkan Stewart, (1997), serta García-Merino et al.,

(2008), Sánchez dan Basilio, (2012) membagi intellectual capital dalam

human capital, structural capital dan relational capital. Dua kelompok

klasifikasi tersebut di atas mempunyai kesamaan pada dimensi human

capital dan relational capital, sedangkan perbedaannya terletak pada

Page 35: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

62

organizational analog dengan dimensi structural capital. Adapun Bashin

(2012) menggantikan relational capital dengan customer capital.

Makna setiap dimensinya hampir selaras, yang mempunyai makna

analog satu dengan lainnya yang mengarah pada tiga dimensi yaitu : human

capital, structural capital dan relational/customer capital.

Studi ini mengacu Model Skandia yang akan dikembangkan dalam

penelitian yang diarahkan dalam konteks Intellectual Capital dalam

cakupan Modal Insani (Human capital), Modal struktural (Structural

capital), dan Modal Relasi (Relational capital) yang ada dan terjadi dalam

objek industri kreatif. Pertimbangan dalam studi ini dikarenakan IC yang

akan dikembangkan dalam konteks Non financial. Dalam konteks ini akan

melihat sejauh mana pemetaan Intellectual Capital yang tercermin dalam

Human capital, Structural capital serta Relational capital diimplementasikan

di industri kreatif.

Gambar 2.7. Model Intellectual Capital

Sumber: Model olahan dikembangkan untuk disertasi ini

HUMAN CAPITAL STRUCTURAL

CAPITAL

RELATIONAL CAPITAL

INTELLECTUAL CAPITAL

indikator indikator indikator

indikator indikator indikator

indikator indikator indikator

Page 36: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

63

Perkembangan Penelitian Intellectual Capital

Penelitian yang terkait dengan Intellectual Capital memang tidak

sedikit, akan tetapi sebagian besar bermula dan lebih fokus mengkaji

intellectual capitaldalam perpektif finacial seperti: hubungan antara

intellectual capital dengan kinerja keuangan perusahaan multinasional

(Belkaoui, 2003); hubungan antara intellectual capital dengan nilai pasar

dan kinerja keuangan (Chen et Al.,2005); hubungan antara intellectual

capital disclosure dan market capitalization (Abdolmohammadi, 2005); dan

dampak intellectual capital pada capital gain investor di saham

(Appuhami,2007); mengelola modal intelektual dalam pasar tertutup

(Malinowska – Olszowy, 2012); keterkaitan antara komponen modal

intelektual terhadap nilai perusahaan (Naidenova dan Oskolkova .2012).

Evolusi penelitian intellectual capital yang terkait dengan kajian non

financial mulai nampak dalam perkembangannya. Kajian non financial

sangat diperlukan sebagai langkah konstruktif aspek sumber daya manusia

dalam industri. Beberapa penelitian yang terkait dengan intellectual capital

dalam kajian non financial dapat diketemukan sebagaimana berikut: sebuah

teoritis capital model intelektual di terapkan ke kota-kota (Sonyadan Peter,

2006); Dinamika intellectual capital (Ammann, 2012 ); Modal intelektual di

dunia ekonomi informasi (Adrian, 2008); intellectual capital dan keunggulan

bersaing (Chen, 2004); Pemodelan intellectual capital (Agoston dan Dima,

2012 ); model pengukuran IC di UKM (Santos etAl., 2012).

Perkembangan penelitian dalam konteks IC semakin banyak

terutama keterkaitannya dengan kinerja perusahaan. Choi (2002) uses the

definition of organizational performance defined by Elenkov (2002) - the

degree to which the company achieves its business objectives. Moreover,

the organizational performance measures used by Choi (2002) is a measure

that is felt by respondents on the level of overall success, market share,

Page 37: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

64

profit growth rate, and the company's innovation compared to its major

competitors. Bontis et al., (2001) keterhubungan antara intellectual capital

dengan business performance; Lennox, (2012) hubungan melalui investigasi

kualitatif persepsi intellectual capital oleh para pengusaha di UKM;

Malinowska – Olszowy, (2012) evaluasi terjadinya dan manajemen modal

intelektual di kalangan produsen tekstil dan pakaian Polandia; Matos et.,

(2012)mengukur modal intelektual di UKM. Chen et al., (2004) state that

there is a positive relationship between intellectual capital and enterprise

performance. Cabrita and Bontis (2007) also state that each variables of the

intellectual capital interact with the business performance. Perkembangan

penelitian di atas sudah mulai berkembang pada kajian Intellectual Capital

dalam keterkaitannya dengan kinerja perusahaan, dan dalam obyek

UKM.Selanjutnya, untuk mendukung studi ini disampaikan rangkuman dari

beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan IC dalam konteks financial,

non financial, maupun keterkaitannya dengan kinerja perusahaan.

Tabel 2.4. Matriks Studi Intellectual Capital

NO AUTHOR, TITLE PERMASALAHAN

PENELITIAN

METODE

PENELITIAN

TEMUAN

1. Belkaoui, Ahmed

Riahi. [2003] :

Intellectual Capital

and Firm

Performance of US

Multinational Firms

Bagaimanakah

Hubungan Antara

Intelectual Capital

dan Kinerja

Perusahaan Multi

nasional

Kuantitative

Research

Multiple Re

gression

Terdapat Hubungan Antara

Intelectual Capital dan Kinerja

Perusahaan Multinasional

2. Chen et al (2005 ) :

An Empirical

Investigation of The

Relationship

Between Intellectual

Capital and Firm‟s

Market Value and

Financial

Performance”

Sejauhmanakah

Hubungan antara

Intelectual

terhadap Nilai

Pasar perusahaan

dan Dampaknya

Terha dap Kinerja

Keuangan

Kuantitative

Research

Multiple Re

gression

Terdapat Hubungan antara

Intelectual terhadap Nilai Pasar

perusahaan dan Nilai pasar

mempunyai Hubungan

Terhadap Kinerja Keuangan

Page 38: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

65

3. Abdolmohammadi,

Mohammad J.

(2005), Hubungan

antara intellectual

capital disclosure

dan market

capitalization

Ingin mengembang

kan kerangka

deskriptif

komponen modal

intelektual dalam

laporan tahunan.

Serta bertujuan

juga untuk

mengetahui

pengaruh

pengungkapan

modal intelektual

kapitalisasi pasar

Komponen modal

intelektual yang

digunakan sebagai

unit analisis konten

menganalisis

laporan tahunan

sampel 58

perusahaan

Fortune 500

selama periode

lima tahun dari

1993-1997

Frekuensi pengungkapan

informasi tentang merek dan

proses kepemilikan telah

meningkat selama periode

penelitian. Hasil penelitian juga

menunjukkan efek yang sangat

signifikan bagi pengungkapan

modal intelektual kapitalisasi

pasar

4. Appuhami, B.A.

Ranjith, (2007), The

Impact of Intellectual

Capital on Investors’

Capital Gains on

Shares

Untuk mengetahui

dampak dari

efisiensi

penciptaan nilai

pada capital gain

investor terhadap

saham

Quantitative

Research

Menggunakan data

yang

dikumpulkan

dari perusahaan

yang terdaftar di

pasar saham

Thailand dan

Pulic

Model regresi

berganda

Diketemukan: modal

intelektual memiliki hubungan

positif yang signifikan dengan

investor 'capital gain atas

saham

5. Monika Malinowska

– Olszowy [2012] :

Managing

Intellectual Capital in

the Companies- an

Analysis Results of

the Study for Textiles

– Clothing Market

Untuk mengetahui

dan meng evaluasi

terjadinya dan

mana jemen modal

intelektual di

kalangan

produsen tekstil

dan pakaian

Polandia

Qualitative

Research

Modal intelektual di kalangan

produsen tekstil dan pakaian

penting untuk memperkokoh

daya saing

6. Iuliia Naidenova And

Marina Oskolkova

(2012):Interaction

Effects of Intellectual

Capital in Company’s

Value Creation

Process

Untuk mengetahui

bagaimana

keterkaitan antara

komponen modal

intelektual

berkontribusi

terhadap nilai

perusahaan

Qualitative

Research

sampel dari 59

perusahaan dari

negara-negara

Eropa dengan

tingkat

pembangunan

ekonomi yang

tinggi

Dapat Dikenali tingkat

homogenitas unsur-unsur

modal intelektual yang

dikombinasikan dalam modal

manusia, modal structural atau

modal relasional yang

menggambarkan salah satu

aspek dari kegiatan

perusahaan.

Page 39: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

66

7. HY Sonya Hsu, Peter

P. Mykytyn Jr. (2006)

: Intellectual Capital

Ingin mengetahui

kemampuan

Knowledge Process

Capability

berperan sebagai

mediator hubung

an antara Intellec

tual Capital

dengan Organi

zational Effective

ness.

Kuantitative

Research

SEM

Knowledge Process Capability

berperan sebagai mediator

hubungan antara Intellectual

Capital dengan Organizational

Effectiveness

8. Eckhard Ammann

(2012) :

Intellectual Capital

Dynamics and the IC

Space

Bagaimanakah

pendekatan

Intellectual Capital

Dynamics dan IC

Space

Theoritical

Research

IC Space

Memiliki dua pendekatan

dikombinasikan dengan cara ini

, yaitu ruang IC dan navigasi

melalui jalur dan transfor masi

dan konversi lebih atau kurang

agregat IC atau aset pengeta-

huan , tubuh pemodelan yang

kuat untuk IC dinamika muncul.

9. Angela Adrian,

(2008), Intellectual

Capital in the World

of Information

Economies

Ingin mengkaji

Modal intelektual

di Dunia Ekonomi

Informasi

Theoritical

Research

Modal intelektual adalah bukan

hanya masalah hukum, tetapi

harus meningkatkan kekayaan

bersih perusahaan. Ini harus

menjadi focus pemikiran

strategis dan keunggulan

kompetitif. Modal intelektual

adalah aset utama perusahaan

dalam pengeta-huan ekonomi

yang semakin ditandai dengan

saling ketergantungan eknologi

10

.

Ming-Chin Chen,

(2004), Intellectual

capital and

competitive

advantages

Ingin mengetahui

peran modal

intelektual TTY

dalam membangun

keunggulan

kompetitif dan

meningkatkan

pencapaian

strategi

perusahaan

Qualitative

Research

Dengan

melakukan

wawancara

mendalam

dengan CEO dan

manajemen atas

TTY Biopharm

Perusahaan,

5.sebuah

perusahaan

farmasi yang

berbasis di

Taiwan

Dengan mengadopsi strategi R

& D yang memadai dan

investasi dalam modal

intelektual dapat berbuah hasil.

Dengan mengembangkan

modal intelektual, perusahaan

mampu untuk menjaga kualitas

tenaga kerja, meningkatkan

hubungan dengan para

pemangkukepenting an,

memenuhi fit strategi R & D,

dan mendirikan sebuah

organisasi yang mendukung

11

.

Simona Agoston and

Alina Mihaela Dima

Bagaimanakah

pemodelan

Perspective

Model (Quali

Diperoleh petunjuk penting

mengenai kemungkinan

Page 40: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

67

(2012) :

Modeling Intellectual

Capital Using

Analytic Hierarchy

Process (AHP)

Intellectual Capital

dengan

Menggunakan

Analytic Hierarchy

Process (AHP)

tative Rese

arch)

Analytic

Hierarchy

Process (AHP)

pemodelan modal intelektual

organisasi, dengan memasuk-

kan variable integrator, seperti

teknologi, visi dll untuk kepen-

tingan praktis model ini

12

.

Helena Santos et.Al,

(2012), System of

Innovation and

innovative SMEs

Ingin mengukur

dampak dari IC

terhadap

pertumbuhan

kumulatifUKM

Quantitative

Research

Sampel dari 140

UKM yang

inovatif di

wilayah Galicia

(Spanyol)

Menunjukkan bahwa hubungan

utama antara modal manusia

dan modal struktural (HC-SC).

Anehnya, HC-RC memiliki

dampak yang sangat rendah

pada pertumbuhan kumulatif.

13

.

Bontis, N and

William Chua Chong

Keow dan Stanley

Richardson. [2001] :

Assessing Knowledge

Assets : A Review of

The Model Used To

Measure Intellectual

Capital

Sejauhmanakah

keterhubungan

antara Intellectual

Capital dengan

Business

Performance

Kuantitative

Research

Path Analysis

Intelectual Capital Mempunyai

Hubungan Dengan Kinerja

Bisnis Di Industri Malaysia

14

.

Henry Lennox [2012]:

Intellectual Capital in

a Recessionary

Period

Ingin mengkaji

bagaimanakah

hubungan melalui

investigasi

kualitatif persepsi

Intellectual Capital

oleh para

pengusaha di UKM

Theoritical

Research

Kesimpulan umum adalah

bahwa pengusaha yang

memahami prinsip-prinsip

modal intelektual dan

eksploitasi yang lebih cocok

untuk menghadapi tantangan

mengejar kewirausahaan

dalam periode resesi

15

.

Monika Malinowska

– Olszowy [2012] :

Managing

Intellectual Capital in

the Companies- an

Analysis Results of

the Study for Textiles

– Clothing Market

Untuk mengetahui

dan mengevaluasi

terjadinya dan

mana jemen modal

intelektual di

kalangan

produsen tekstil

dan pakaian

Polandia

Qualitative

Research

Modal intelektual di kalangan

produsen tekstil dan pakaian

penting untuk memperkokoh

daya saing

16

.

Florinda Matos,

Albino Lopes and

Nuno Matos [2012]

:A Tool to Audit

Intellectual Capital

Management

Bagaimanakah

cara mengukur

modal in telektual

di UKM?

Quantitative

Research

Analisis Faktor

Sampel 1107

Pelaku UKM

Tingkat pengembangan modal

intelektual, dapat diaudit

secara kredibel, menggunakan

metodologi yang memungkin-

kan mengukur parameter ICM

Sumber: Hasil olahan dari berbagai sumber

Page 41: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

68

Knowledge Broker

Seorang broker Pengetahuan adalah perantara (sebuah organisasi

atau seseorang), yang bertujuan untuk mengembangkan hubungan dan

jaringan dengan, antara, dan antara produsen dan pengguna pengetahuan

dengan menyediakan hubungan, sumber-sumber pengetahuan dan dalam

beberapa kasus pengetahuan itu sendiri, (misalnya pengetahuan teknis -

bagaimana, wawasan pasar, bukti penelitian) kepada organisasi dalam

jaringannya.

Sementara peran yang tepat dan fungsi broker pengetahuan yang

dikonsep dan dioperasionalkan secara berbeda di berbagai sektor dan

pengaturan, fitur kunci tampaknya memfasilitasi pertukaran pengetahuan

atau berbagi antara dan di antara berbagai pemangku kepentingan,

termasuk para peneliti, praktisi, dan pembuat kebijakan. Menurut Andrew

(1998), seorang broker pengetahuan dapat beroperasi di beberapa pasar

dan domain teknologi. Konsep broker pengetahuan berkaitan erat dengan

konsep spillovers pengetahuan.

Dalam bidang kesehatan masyarakat, dalam penelitian terapan

pelayanan kesehatan, dan ilmu sosial, broker pengetahuan sering disebut

sebagai jembatan atau perantara (Lomas, 2007); Verona dan Sawhney,

2006); Lavis (Winter 2006); Lyons, Warner dan Phillips,2006) bahwa

produsen link bukti penelitian untuk pengguna bukti penelitian sebagai

sarana untuk memfasilitasi kolaborasi untuk mengidentifikasi masalah,

memecahkan masalah (Kitson, Harvey dan Cormack, 1998), dan

mempromosikan pembuatan keputusan berdasarkan bukti, yang

merupakan proses kritis menilai dan menggabungkan yang terbaik yang

tersedia bukti penelitian, bersama dengan bukti-bukti dari berbagai sumber

lain ke dalam keputusan kebijakan dan praktek (Robeson, Dobbins, dan

Decorby, 2008); Brownson, Gurney dan Land,1999); canadian health

services research foundation (2003);

Page 42: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

69

Canadian Health Services Research Foundation (2004); Kammen,

Savigny dan Sewankambo, 2006); Hartwich, dan von Oppen, 2000).

Menggunakan broker pengetahuan untuk memfasilitasi pertukaran

pengetahuan dan adopsi wawasan adalah salah satu strategi dalam bidang

yang lebih luas dari Knowledge Management (Jackson-Bowers, Kalucy, dan

McIntyre, 2006).

Fungsi dan Peran Knowledge Broker

Broker Pengetahuan memfasilitasi transfer dan pertukaran

pengetahuan dari mana itu melimpah ke tempat itu diperlukan, sehingga

mendukung pengembangan dan peningkatan kemampuan inovatif organi-

sasi dalam jaringan mereka. Menurut Dobbins et al., (2009) Broker

pengetahuan biasanya terlibat dalam kegiatan-kegiatan berikut di bawah

ini:

Menilai hambatan dan membangun akses ke pengetahuan (yaitu

penyaringan dan mengakui pengetahuan yang berharga di seluruh

organisasi dan industri)

Belajar (misalnya internalisasi pengalaman dari beragam perspektif

termasuk industri, teknologi atau kesehatan disiplin)

Menghubungkan kolam pengetahuan yang terpisah (misalnya melalui

penelitian bersama, jasa konsultasi, dan mengembangkan saling

pengertian tujuan dan budaya)

Mendukung pengetahuan dan keterampilan pengembangan.

Memfasilitasi pengembangan kapasitas individu/ organisasi untuk

penggunaan pengetahuan (misalnya, menilai penggunaan pengetahuan

saat ini, serap dan kapasitas reseptif, dan kesiapan untuk perubahan)

Menerapkan pengetahuan dalam pengaturan baru (misalnya mengga-

bungkan pengetahuan yang ada dengan cara baru).

Page 43: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

70

Gambar 2.8.Framework Knowledge Broker

Sumber: Oldham dan McLean (1997)

Dari Framework di atas dapat diurakan sebagai berikut:

• "Creator" mengacu pada lembaga yang terlibat terutama dalam

penciptaan pengetahuan: yaitu, universitas, lembaga penelitian, dan lain-

lain.

• "Yusers" mengacu pada organisasi yang membutuhkan pengetahuan

untuk pengambilan keputusan tujuan-pemerintah, perusahaan, dan lain-

lain.

"Interface" menghubungkan"pengguna" dan"pencipta"

• "Direct" mengacu padafakta bahwa dalam beberapa kasus ada interface

langsung antara pengetahuan menggunakan dan organisasi pengetahuan

menciptakan. Hal ini cenderung terjadi pada sebagian kecil kasus.

• "Distributor" mengacu pada organisasi yang luas menyebarkan

pengetahuan. Itu Hubungan utama untuk distributor adalah dengan

pencipta. Contohnya termasuk penerbit, on-line penyedia, dan lain-lain.

• "Integrator" mengacu pada organisasi yang mengambil ilmu yang dibuat

oleh orang lain dan menafsirkannya untuk kepentingan pengguna

tertentu. Integrator hubungan utama adalah dengan pengguna.

INTERFACE

DIRECT

CREATORS DISTRIBUTORS YUSERS

INTEGRATORS

INTERMEDIARIES

Sumber: OldhamBRdOanKEMRcSLean (1997)

Page 44: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

71

Contohnya termasuk konsultan, Komisi Royal, kebijakan organisasi

penelitian. Banyak organisasi transfer teknologi akan masuk ke dalam

kategori ini juga.

•"Inter mediaries" mengacu pada organisasi yang menghubungkan

pengguna dan pencipta. Seperti integrator, hubungan utama adalah

dengan pengguna. Perbedaan utama dengan integrato radalah bahwa

perantara tidak memiliki kemampuan pengiriman mereka sendiri, tetapi

bukan harus menghubungkan pengguna dengan pencipta.

• "Broker" mirip dengan perantara. Perbedaannya adalah bahwa seperti

denganreal estate atau broker saham, broker pengetahuan memperoleh

pendapatan yang merupakan fungsi dari nilai dipertukarkan dalam

transaksi antara pengguna dan pencipta.

Distributor, integrator, perantara, dan broker dalam kerangka kerja

ini adalah semua peran yang sah. Namun, kemampuan organisasi yang

diperlukan untuk memainkan peran-peran yang berbeda sangat bervariasi.

Adapun peran individu/ kelompok/ organisasi melakukan KB bisa

sangat berbeda. Dengan mengacu pada tipologi kerangka broker

pengetahuan (Magnuszewski et al., 2010) peran broker bisa dikategorikan

sebagai Co-ordinator, Itinerant, Gatekeeper, Representative atau Liaison

yang menurut domain yang dimiliki seperti digambarkan pada Gambar2.9.

Page 45: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

72

Gambar 2.9. Tipologi Kerangka Knowledge Broker

Co-ordinator Itinerant

Gatekeeper Liaison

Representative

Sumber: (Magnuszewski et al., 2010)

Co-ordinator semua aktor termasuk broker dan sumber ilmu

pengetahuan berada dalam kelompok yang sama.

Itinerant broker, broker menengahi antara aktor dalam kelompok yang

sama, tetapi broker bukan bagian dari grup ini.

KB

A B

KB

A B

KB B

A

KB

A B

A

KB B

Page 46: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

73

Gatekeeper layar pengetahuan eksternal untuk mendistribusikannya

dalam kelompok mereka sendiri.

Representative diberikan jika delegasi kelompok peran percaloan

pengetahuan eksternal untuk seseorang dalam kelompok.

Liaison adalah ketika mereka pengetahuan ditengahi seluruh kelompok

yang berbeda, tak satu pun dari mana broker adalah anggota.

Berbagai tingkatan Broker Pengetahuan

Kegiatan Broker pengetahuan berada pada tingkat-berbeda

mengacu pada tingkat individu, kelompok atau organisasi (Currie

etal.,2010.):

a. Individual level: broker pengetahuan dilakukan oleh orang, yang

berperan berbeda dari penelitian dan kebijakan dan/ atau praktek

dengan menerjemahkan, mentransfer, dan bertukar pengetahuan

(misalnya konsultan, penasihat).

b. Group level: Pada tingkat kelompok brokering social capital (makelar

modal sosial) merupakan sarana melalui mana pengetahuan di

pertukarkan (Nahapiet dan Ghoshal, 1998). Perkembangan modal sosial

dalam jaringan atau komunitas mengharuskan pelaku saling terhubung

satu sama lain (dimensi struktural), memahami perspektif satu sama

lain (dimensi kognitif) dan saling percaya (dimensi relasional). Melalui

interaksi terletak, terlibat aktor terlibat dalam kegiatan Pengetahuan

broker membangun kepercayaan dan pemahaman yang mendorong

mereka untuk bertukar pengetahuan.

c. Organisational level, mencakup lembaga/ organisasi dapat mengem-

bangkan: mereka bisa independen atau berafiliasi dengans alah satu

Lembaga/ departemen (misalnya penyuluhan, tokosains, departemen

Page 47: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

74

transfer pengetahuan Universitas penghubung departemen di

kementerian, dll). Broker pengetahuan di tingkat organisasi memiliki

fungsi sosial-integratif dan memediasi kepentingan yang berbeda

dengan fokus pada organisasi mekanisme dan proses yang

memungkinkan kolaborasi dan meningkatkan kerjasama antara pelaku

yang terlibat (Currie et al.,2010).

Studi ini mengacu konsep Magnuszewski et al., (2010) yang akan

dikembangkan dalam penelitian yang diarahkan dalam konteks knowledge

broker (KB) yang ada dan terjadi dalam objek industri kreatif. Pertimbangan

dalam studi ini dikarenakan KB yang akan dikembangkan dalam UKM sektor

industri kreatif mempunyai kecenderungan mempunyai kebutuhan

terhadap peran KB dalam meningkatkan kinerja di industri kreatif. Dalam

konteks ini akan melihat sejauh mana KB bertindak sebagai Co-ordinator,

Itinerant, Gatekeeper, atau Liaison maupun sebagai Representative dalam

meningkatkan kinerja di industri kreatif.

Sumber: Model olahan dikembangkan untuk disertasi ini

Perkembangan Penelitian Knowledge Broker

Penelitian yang mengkaji peran knowledge broker (KB) dalam

interdependensinya antara knowledge management dan intellectual capital

Gambar 2.10 Model Knowledge Broker

SUMBER PENGETAHUAN

INDUSTRI KREATIF

KNOWLEDGE BROKER

Page 48: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

75

masih belum ditemukan peneliti. Jika adapun dengan tema yang berbeda

sebagaimana hal berikut: model pembelajaran dan transfer modal sosial

(Lok etal., 2008); mediasi peran manajemen pengetahuan (Zheng et al.,

2009); pemetaan dan analisis knowledge sharing (Siagian dan Sensuse,

2010).

Dalam perkembangan penelitian KB bermula di awali dalam bidang

kesehatan: Canadian Health Services Research Foundation (2003); Canadian

Health Services Research Foundation (2004). Dalam bidang kesehatan

masyarakat, broker pengetahuan memfasilitasi penggunaan yang tepat dari

bukti penelitian terbaik yang tersedia dalam proses pengambilan

keputusan, meningkatkan kapasitas individu dan organisasi untuk

berpartisipasi secara efektif dalam pengambilan keputusan. Dalam kegiatan

ini, broker pengetahuan mempromosikan penelitian yang digunakan

(Robeson, Dobbins, dan Decorby (2008), Dobbins et al., (2009).

Perkembangannya secara dinamis peran knowledge broker semakin

dirasakan manfaatnya bagi transfer pengetahuan. Beberapa penelitian yang

terkait dengan KB dapat diketemukan: knowledge broker untuk

meningkatkan transfer pengetahuan (Ziam et al.,2009); koneksitas peran

broker pengetahuan (Meyer, 2010); peran broker pengetahuan,

pendamping, dan navigator (Casey,et.al., 2013); peran broker pengetahuan

(KB) di Usia riset kesehatan(Conklin, et.al., (2013); reflections on knowledge

brokering (Urquhart et al., 2011); knowledge brokerage in a software

engineering firm (Hellström, Malmqvist dan Mikaelsson, 2001); knowledge

brokerage and absorptive capacity in enhancing regional innovativeness

(Parjanen, Melkas dan Uotila, 2010), Sebuah meta-analisis perantara

pengetahuan dalam manajemen proyek (Holzmann, 2013).

Page 49: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

76

Tabel 2.5. Matriks Studi Knowledge Broker

NO AUTHOR, TITLE PERMASALAHAN

PENELITIAN

METODE

PENELITIAN

TEMUAN

1.

Saliha Ziam, Réjean

Landry, Nabil Amara,

(2009),Knowledge

brokers: a winning

strategy for

improving

knowledge transfer

and use in the field

of health

Sejauh manakah

knowledge broker

dapat memainkan

peran penting dalam

pembaharuanPengeta-

huan yang mendukung

perawatan yang

berkualitas dan

membenarkan alokasi

resources dalam

pelayanan kesehatan,

beberapa strategi

untuk meningkatkan

pemanfaatan

pengetahuan dan

inovasi telah

dipromosikan

Literature

Research

Kajian ini memilik i

keuntungan dari menangani

integra si pengetahuan

dalam hal kapasi tas dinamis

individu, dan khususnya

mereka yang bekerja pada

batas organisasi. Pendekatan

membantu kita untuk

mengidentifi kasi

keterampilan yang

diperlukan broker untuk

berkontribusi

efektif untuk inovasi.

2.

Morgan Meyer,

(2010), The Rise of

the Knowledge

Broker

Ingin menjabarkan

beberapa pemikiran

tentang bagaimana

menganalisis dan

berteori praktek

percaloan

pengetahuan

Merupakan

kajian literatur

tentang

percaloan

pengetahuan

Hasil menunjukkan bahwa

broker pengetahuan

tidak hanya bergerak

pengetahuan, tetapi mereka

juga memproduksi jenis baru

pengetahuan:

3.

Victoria

Casey,Valorie A

Crooks, Jeremy

Snyder, Leigh Turner,

(2013), Knowledge

Brokers,

Companions, And

Navigators: A

Qualitative

Examination Of

Informal Caregivers'

Roles In Medical

Tourism

Bagaimanakah peran

broker pengetahuan,

pendamping, dan

navigator. Sebagai

broker pengetahuan,

pengasuh memfasilitasi

transfer informasi

antara turis medis

Penelitian

dilakukan dengan

mewancarai 21

Pasien Koordina-

tor Internasional

(IPC) yang bekerja

di rumah sakit

pariwisata medis

di sepuluh negara.

Pelindo bekerja

sama dengan

Pengasuh informal

penyedia bantuan

pribadi non-medis,

dan karena itu

dapat menawar-

kan wawasan yang

Diketemukan bahwaTiga peran

muncul yaitu broker

pengetahuan, pendamping,

dan navigator. Sebagai broker

pengetahuan, pengasuh

memfasilitasi transfer

informasi antara turis medis

dan kesehatan formal peduli

penyedia serta anggota staf

lain di fasilitas pariwisata

medis.

Page 50: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

77

luas pada peran

pengasuh

4.

James Conklin,

Elizabeth Lusk,

Megan Harris and

Paul Stolee, (2013),

Knowledge brokers

in a knowledge

network: the case of

Seniors Health

Research Transfer

Network knowledge

brokers

Untuk menjelaskan

dan mencerminkan

peran broker

pengetahuan (KBS) di

Usia Riset Kesehatan

transfer Network

(SHRTN). Ingin

mengulas literatur

yang relevan pada

pengetahuan

brokering, dan

kemudian menjelaskan

peran berkembang

pengetahuan makelar

dalam jaringan

pengetahuan ini.

Deskripsi

pengetahuan

makelar yang

tersedia di sini

adalah berdasar-

kan program

evaluasi perkem-

bangan dan pada

Pengalaman

penulis. Data

dikumpulkan

melalui metode

kualitatif dan

kuantitatif.

Evaluasi SHRTN dan

pengalaman kami sebagai

evaluator dan KBS

menunjukkan bahwa SHRTN

KB memfasilitasi

Proses pembelajaran dimana

orang yang terhubung dengan

sumber pengetahuan tacit

maupun eksplisit yang akan

membantu mereka untuk

menyelesaikan tantangan yang

berhubungan dengan

pekerjaan

5.

Robin Urquhart,et.al.

(2011), Reflections

On Knowledge

Brokering Within A

Multidisciplinary

Research Team

Untuk mengkaji sejauh

mana KB diciptakan

untuk melakukan dua

tugas utama: (1)

memfasilitasi

Komunikasi terus

menerus antara

anggota tim; dan (2)

mengembangkan dan

memelihara kolaborasi

antara peneliti

dan pengambil keputu-

san untuk membangun

kemitraan untuk trans-

fer dan penggunaan

hasil penelitian

Penilaian

tersebut

didasarkan pada

refleksi dari

broker dan dua

anggota tim.

Banyak refleksi,

yang berfokus

pada KB posisi

dan fungsi dira-

sakannya /

dampak sampai

saat ini, terjadi

sebagai konse-

kuensi dari

diferensiasi

antara broker

pengetahuan

dan peran koor-

dinator peneli-

tian.

Broker telah memfasilitasi

pendekatan terjemahan

pengetahuan terpadu untuk

melakukan penelitian dan

menyebabkan pengemba-

ngan baru kolaborasi dengan

pemangku kepentingan eks-

ternal dan peneliti layanan

kanker / kesehatan lainnya

6.

Tomas Hellström, Ulf

Malmqvist and Jon

Mikaelsson, (2001),

Knowledge

Brokerage in a

Software Engineering

Tulisan ini mengurai-

kan latar belakang

filosofis serta kasus

praktis dari di sebut

desentralisasi pengelo-

laan pekerjaan penge-

Literature

Research

Dikatakan bahwa top-down

perspektif pengetahuan telah

mendominasi inisiatif

manajemen di daerah ini, ini

menjadi beban yang terjadi

secara alami, ataupola kerja

Page 51: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

78

Firm - Towards a

practical model for

managing knowledge

work in social

networks

tahuan muncul dari organisasi.

Model manajemen

berdasarkan pertukaran

pengetahuan individu semi-

terorganisir atau"Broker"

diusulkan sebagai solusi.

7.

Satu Parjanen,

Helina¨ Melkas &

Tuomo Uotila (2010),

knowledge

brokerage and

absorptive capacity

in enhancing

regional

innovativeness

Penelitian ini berfokus

pada konsep jarak,

proximities, daya serap

dan broker

pengetahuan dalam

kaitannya dengan

inovasi dalam jaringan

inovasi daerah.

Penelitian ini

menggunakan

pengalaman

broker

pengetahuan

untuk menjawab

pertanyaan

tentang

bagaimana

daerah inovasi

bisa terampil

ditingkatkan

dengan broker

fungsi-

khususnya,

dengan

memanfaatkan

jarak dan

proximities

Hasil dari penelitian ini, lima

peran sentral ditetapkan

untuk broker pengetahuan.

Peran dan fungsi pengeta-

huan broker 'menuntut

seperti yang diakui oleh

broker sendiri. Broker sukses

dan peningkatan terkait daya

serap memerlukan pende-

katan holistik untuk seluruh

proses inovasi dan lingku-

ngan yang lebih luas.

8.

Vered Holzmann,

(2013), A meta-

analysis of brokering

knowledge in project

management

menganalisis dan

mengklasifikasikan

penelitian tentang

pengetahuan

percaloan dan transfer

pengetahuan dalam

manajemen proyek

yang diterbitkan di

jurnal terkemuka

selama dekade terakhir

Riset Kualitatif Temuan menunjukkan bahwa

bidang penelitian

berkembang pesat, terutama

di sektor teknik dan teknologi

informasi

Sumber: Hasil olahan dari berbagai sumber

Kinerja Industri Kreatif

Kinerja atau performance adalah segala sistem yang berhubungan

dengan aktivitas dan hasil (out come) yang diperoleh. Perusahaan yang

berorientasi pasar memberikan dampak positif pada kinerja perusahaan-

perusahaan besar (Kohli dan Jaworski, 1993) dan perusahaan-perusahaan

kecil (Pelhant dan Wilson, 1996). Kinerja adalah merujuk pada tingkat

Page 52: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

79

pencapaian atau prestasi dari perusahaan dalam periode waktu tertentu.

Kinerja sebuah perusahaan adalah hal yang sangat menentukan dalam

perkembangan perusahaan. Tujuan perusahaan yang terdiri dari: tetap

berdiri atau eksis (survive), untuk memperoleh laba (benefit). Kinerja

(performa) perusahaan dapat dilihat dari tingkat penjualan, tingkat

keuntungan, pengembalian modal, tingkat turn over dan pangsa pasar yang

diraihnya (Jauch dan Glueck,1988)

Kinerja adalah salah satu faktor penting yang menentukan kemajuan

dan kemunduran suatu perusahaan, maknanya adalah dengan meningkat-

kan kinerja berarti meningkatkan kesejahteraan dan mutu perusahaan.

Kinerja perusahaan dapat diukur melalui alat yang berbeda berdasarkan

aspek keuangan dan non-keuangan. Alat pengukuran kinerja dapat

membantu bisnis mengevaluasi alokasi sumber daya melalui proses untuk

menentukan bagaimana sumber daya dapat lebih baik dikelola dan

didistribusikan ke jalur yang tepat (Chen et al., 2005).

Ukuran kinerja bisnis perusahaan dapat dibagi menjadi dua yakni

ukuran financial dan non financial (Fisher, 1998). Ukuran financial

sebenarnya menunjukkan berbagai tindakan yang terjadi di luar bidang

keuangan. Peningkatan financial return merupakan akibat berbagai kinerja

operasional yakni diantaranya adalah meningkatnya kepercayaan

konsumen terhadap produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan,

meningkatnya cost effectiveness proses bisnis internal yang digunakan

perusahaan untuk menghasilkan produkdan meningkatnya produktivitas

serta komitmen pegawai (Mulyadi dan Setyawan, 2001).

Terkait dengan industri kreatif, menurut Simon (2006), kinerja

industri adalah hasil kerja yang dipengaruhi oleh struktur dan perilaku

industri. Menurut para ekonom, kinerja industri biasanya memusatkan pada

tiga aspek pokok yaitu efisiensi, kemajuan teknologi dan kesinambungan

Page 53: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

80

dalam distribusi. Suatu industri selalu mempunyai motivasi untuk

menguasai pasar. Tujuan ini secara lebih khusus disebut performance

(kinerja) industri. Tiga aspek pokok dari kinerja adalah efisiensi dalam

pengalokasian sumber daya, kemajuan teknologi, dan keseimbangan dalam

distribusi (Simon, 2006). Kinerja ini secara ekonomi dapat dibagi menjadi

dua yaitu kinerja laba, dan kinerja efisiensi. Kinerja industri adalah hasil

kerja yang dipengaruhi oleh struktur dan perilaku industri. Kinerja laba

adalah menghasilkan suatu nilai keluaran yang maksimal dengan

menggunakan sejumlah masukan tertentu, sedangkan kinerja efisiensi

alokasi menggambarkan pengalokasian sumber daya ekonomi yang

sedemikian rupa dalam berproduksi yang dapat menaikan nilai dari output.

Menurut Shepherd (2004), kinerja industri adalah hasil kerja yang

dipengaruhi oleh struktur dan perilaku industri. Kinerja industri antara lain

kesempatan kerja, tingkat keuntungan, pertumbuhan industri, pemerataan

pendapatan, dan kemampuan teknologi. Shepherd (2004), menjabarkan

bahwa seperti elemen manapun pangsa pasar (market share) penting

terutama sebagai sumber keuntungan perusahaan. Dan hubungan umum

antar pangsa pasar perusahaan dan derajat keuntungan perusahaan.

Semakin besar pangsa pasar yang berhasil dikuasai perusahaan maka

derajat keuntungan yang diraih akan semakin meningkat. Pandangan

tersebut juga diperkuat oleh Collin dan Preston (baca Hanum, 2004), yang

menyatakan bahwa hubungan yang positif ini terjadi karena semakin tinggi

konsentrasi pasar menyebabkan semakin tinggi pula kekuatan pangsa pasar

dan pada akhirnya mampu meningkatkan keuntungan perusahaan termasuk

Usaha Kecil Menengah Industri Kreatif. Kelancaran proses bisnis dan

kemajuan usaha tidak terlepas dari peran kinerja itu sendiri. Industri Kreatif

yang merupakan salah satu bentuk kegiatan bisnis yang berada pada suatu

wilayah/ daerah yang memiliki peran sangat penting bagi berlangsungnya

perekonomian daerah, kesejahteran masyarakat.

Page 54: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

81

Penggunaan pengukuran business performance yang dikembangkan

oleh Bontis (1998) telah banyak dirujuk dan digunakan oleh peneliti lain

dalam konteks industri kreatif, baik secara keseluruhan ataupun dengan

berbagai modifikasi, antara lain Sharabati et al., (2010), Cabrita dan Bontis

(2008), Cabrita et al., (2007), Hsu (2006), Bontiset al., (2000). Bontis (1998)

mengembangkan pengukuran business performance yang terdiri dari sepuluh

item performance yang dirasakan oleh responden dibandingkan dengan

pesaing perusahaan dalam industri yang sama beberapa tahun terakhir.

Sepuluh item tersebut adalah 1) kepemimpinan industri, 2) prospek masa

depan, 3) laba, 4) pertumbuhan laba, 5) pertumbuhan penjualan, 6) return on

assetsse telah pajak, 7) return on sales setelah pajak, 8) respon secara

keseluruhan terhadap persaingan, 9) tingkat kesuksesan dalam peluncuran

produk baru, 10) kinerja kesuksesan perusahaan secara keseluruhan.

Menurut Tsaiet al., (1991); Wiklund, (1999) dimensi pertumbuhan

dikenal sebagai ukuran kinerja yang paling penting, terutama pada

perusahaan kecil dan merupakan uji kinerja yang baik ditengah kondisi

resesi ekonomi dan persaingan yang ketat (Swamidass dan Newell, 1987).

Pertumbuhan penjualan merupakan indikator kinerja yang sangat lazim dan

telah menjadi consensus sebagai ukuran pertumbuhan yang baik.

Pertumbuhan pangsa pasar dapat digunakan untuk mengukur efektivitas

pasar. Pertumbuhan laba juga merupakan indikator pertumbuhan yang

penting dan dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan.

Pengukuran kinerja industri kreatif yang mengacu pada definisi yang

dikemukakan oleh Kementerian Perdagangan RI (2008) yang mengandung

pointer: meningkatkan kreativitas; meningkatkan keterampilan; meningkat-

kan bakat individu; menciptakan kesejahteraan; menambah lapangan

pekerjaan.

Page 55: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

82

Indikator kinerja industri kreatif dalam penelitian ini mengacu pada

beberapa rujukan diatas yang perlu disesuaikan (Shepherd (2004), Bontis

(1998), Swamidass dan Newell, (1987), Kementerian Perdagangan RI (2008)

yang terdiri dari: a. pertumbuhan laba, b. pertumbuhan penjualan, c.

tingkat kesuksesan dalam peluncuran produk baru, d. kesempatan kerja, e.

pertumbuhan pangsa pasar.

Pengembangan Hipotesis Dan Model Konseptual Penelitian

Pengembangan Hipotesis

Pengaruh Knowledge Management terhadap Intellectual Capital

Knowledge management merupakan suatu sistem, alat untuk

mengorganisir sumber daya tidak berwujud untuk mencapai tujuan

organisasi. Input knowledge management adalah aset organisasi yang tidak

berwujud. Filosofi manajemen pengetahuan meliputi penciptaan, pengelo-

laan serta mendistribusikan informasi dan pengetahuan tersebut agar

berguna bagi peningkatan sumber daya [modal] perusahaan. Baik dalam hal

sumber daya modal keuangan, sumber daya manusia maupun sumber daya

lainnya.

Menurut Nonaka dan Takeuchi perusahaan Jepang mempunyai daya

saing karena mereka memahami bahwa knowledge merupakan sumber

inovasi yang mendukung daya saing, dimana knowledge ini harus dikelola

(managed), karena harus direncanakan dan dimplementasikan. Semakin

kokoh knowledge management yang dimiliki perusahaan akan berdampak

memperkokoh intellectual capital yang ada di dalam perusahaan, baik

dalam bentuk human capital, structural capital maupun relational capital.

Intellectual capital yang dimiliki oleh SDM dalam organisasi tercipta

sebagai akibat dari adanya manajemen/ pengelolaan pengetahuan yang

sistematis dan kokoh. Pengelolaan pengetahuan (knowledge management)

yang kokoh dilakukan melalui penangkapan pengetahuan, penyimpanan

Page 56: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

83

dan pendistribusian serta penerapan pengetahuan tidak dapat terjadi

secara kebetulan dan tidak sistematis, akan tetapi melalui pengelolaan

pengetahuan (knowledge management) yang baik. Makna dari uraian di

atas menunjukkan bahwa ketersediaan dan lahirnya Intellectual capital

yang handal dibangun dari pengelolaan pengetahuan yang sistematis.

Uraian di depan diperkuat oleh Nonaka dan Takeuchi (1995), alasan

fundamental mengapa perusahaan di Jepang menjadi sukses karena

keterampilan dan pengalaman mereka terdapat pengelolaan/ penciptaan

pengetahuan (management/ creation of knowledge) pada organisasi.

Makna dari kalimat Nonaka dan Takeuchi (1995), di atas adalah intellectual

capital yang berwujud keterampilan adalah hasil terbentuknya knowledge

management yang kokoh. Melalui KM yang kokoh tersebut akan

menjadikan SDM yang dimiliki semakin meningkatkan kemampuan insani

(human capital), kemampuan struktural (structural capital), serta

kemampuan hubungan (relational capital).

Kajian empirik terkait dengan hal tersebut sejalan dengan yang

disampaikan Fattah Nazem (2012): Hasil analisis jalur dengan menggunakan

software LISREL menunjukkan bahwa dimensi manajemen pengetahuan

memiliki efek langsung pada modal intelektual. Temuan dari studi ini, lebih

jauh lagi, menunjukkan peran manajemen pengetahuan berpengaruh

terhadap modal intelektual. Pendapat yang sama dari Hsu dan Sabherwal

(2011) mendukung bahwa dampak manajemen pengetahuan pada modal

intelektual. Demikian juga Huang (2011): terdapat pengaruh positif yang

signifikan dari manajemen pengetahuan tentang modal intelektual. Marr

(2003) juga menggarisbawahi peran manajemen pengetahuan pada

peningkatan modal intelektual dalam organisasi. Temuan lain dari Rastogi

(2002), Wiig (1997), Daud dan Yusoff (2011) juga meneliti peran manajemen

pengetahuan dan hubungannya dengan modal intelektual. Berdasarkan

uraian di atas dapat ditarik kesimpulan knowledge management yang

Page 57: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

84

digunakan semakin kokoh maka akan berakibat semakin kuat kemampuan

Intellectual Capital.

Pengaruh Intelectual Capital terhadap Kinerja Industri Kreatif

Globalisasi, inovasi, teknologi dan persaingan yang ketat pada abad

ini memaksa perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan

bisnisnya dari resources-based business menjadi knowledge based business.

Perusahaan lebih mengandalkan knowledge dalam mempertajam daya

saingnya, hal ini digambarkan dengan semakin mengecilnya investasi yang

dialokasikannya untuk physical Assets, sementara untuk modal intelektual

mendapat alokasi investasi yang semakin besar. Knowledge based company

adalah perusahaan yang diisi oleh komunitas yang memiliki pengetahuan,

keahlian, dan keterampilan. Komunitas ini memiliki kemampuan belajar,

daya inovasi, dan kemampuan problem solving yang tinggi. Ciri lainnya

adalah perusahaan ini lebih mengandalkan knowledge dalam mempertajam

daya saingnya. Hal ini digambarkan dengan semakin mengecilnya investasi

yang dialokasikannya untuk physical goods, sementara untuk soft factors

mendapat alokasi investasi yang semakin besar. Investasi dalam soft factors

ini disebut sebagai investasi di bidang intellectual capital (Stewart,1997).

Dengan memaksimalkan IC yang dimiliki perusahaan yang tercermin

dalam peningkatan human capital, structural capital dan relational capital

maka akan membawa dampak terhadap peningkatan kinerja bisnis.

Pentingnya modal intelektual (IC) terkait keberhasilan perusahaan

diakui oleh beberapa peneliti (Brooking, 1996; Edvinsson dan Malone,

1997; Hussi dan Ahonen, 2002; Kujansivu dan Lo¨nnqvist, 2007; Marr dan

Hipotesis 1 :

Knowledge management mempunyai pengaruh signifikan positif

terhadap Intellectual Capital industri kreatif.

Page 58: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

85

Schiuma, 2001; Mayo, 2001; Roos et al., 1997; Sveiby, 1997). Hal senada

disampaikan juga oleh (Bontis, 2004; Medina et al., 2007) yang

menghasilkan temuan keeratan hubungan antara IC yang mendorong

kinerja bisnis.

Hal tersebut sebagaimana dalam penelitian Nick Bontis et al., (2000)

menyatakan bahwa intelellectual capital yang terdiri dari 3 elemen yaitu

human capital, structural capital, relational capital, dimana seluruh element

Intelellectual Capital mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja bisnis,

dengan Cronbach’s alpha seluruh element intelellectual capital >0.70

dengan signifikansi < 0.05. Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh:

Dimitrios Maditinoset al., (2010), menghasilkan kesimpulan bahwa

Intelellectual Capital memiliki hubungan positif terhadap kinerja bisnis di

kedua jenis industri.

Hal senada disampaikan oleh Cabrita dan Bontis (2008). Tujuan

penelitian adalah untuk menguji antar-hubungan dan interaksi antara

komponen modal intelektual dan kinerja bisnis di Portugal industri

perbankan. Menghasilkan temuan bahwa modal intelektual memiliki

dampak yang signifikan dan substantif terhadap kinerja.Sebuah kinerja

bisnis dapat berbentuk kinerja jasa, kinerja dagang, kinerja keuangan,

kinerja industri/pabrik, kinerja industri kecil, termasuk industri kreatif.

Pengaruh Knowledge Management terhadap Kinerja industri Kreatif

Sebagaimana dibahas di depan bahwa knowledge management

[KM] meliputi penciptaan, pengelolaan serta mendistribusikan informasi

dan pengetahuan tersebut agar berguna bagi peningkatan sumber daya

Hipotesis 2 :

Intellectual capital mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap

kinerja industri kreatif.

Page 59: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

86

[modal] perusahaan. Ketika proses manajemen pengetahuan dalam

organisasi mendorong karyawan-karyawannya untuk selalu saling belajar,

karyawan memiliki informasi dan pengetahuan yang diperlukan untuk

beradaptasi atas keadaan organisasi yang terus berubah. Dengan adanya

KM, karyawan dapat belajar lebih baik daripada karyawan dalam

perusahaan yang tidak menerapkan KM. Dengan adanya KM, karyawan

dapat lebih siap atas perubahan. Dampak-dampak ini membuat karyawan

merasa lebih baik karena pengetahuan yang diperoleh dan peningkatan

keterampilan serta dampak meningkatnya nilai pasar/ market value mereka

dibandingkan karyawan organisasi lain. Dampak langsung KM pada kinerja

organisasi muncul ketika pengetahuan digunakan untuk menciptakan

produk inovatif yang dapat menghasilkan pendapatan dan keuntungan atau

ketika strategi KM selaras dengan strategi bisnis. Sehingga dampak langsung

berkaitan dengan pendapatan dan/ atau biaya dan secara eksplisit

berkaitan dengan visi atau strategi organisasi.

Hal ini sesuai dengan kajian peneliti terdahulu yaitu Mills dan Smith

(2011) serta Zaied, Hussein, dan Hassan (2012).Mills dan Smith (2011)

meneliti dari sumber daya knowledge management pada kinerja

perusahaan, tujuannya untuk menunjukkan knowledge management

berdampak pada kinerja perusahaan. Sedangkan Zaied, Hussein, dan Hassan

(2012) meneliti peran pengelolaan pengetahuan dalam meningkatkan

kinerja perusahaan di beberapa perusahaan Mesir dengan hasil yang

menunjukkan hubungan positif antara knowledge management dan kinerja

perusahaan (R = 0,69). Selaras dengan hal tersebut didukung pernyataan

Azadehdel etal., (2013),hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan

antara KM (tacit pengetahuan) dan inovasi kualitas dan juga di antara

kualitas inovasi dan kinerja perdagangan dan manufaktur perusahaan di

provinsi Guilan.

Page 60: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

87

Peran Knowledge Broker Dalam Memoderasi Hubungannya antara

Knowledge Management dan Intellectual Capital

Keberadaan knowledge broker (KB) dalam dunia bisnis dalam

persaingan sangat diperlukan dalam membantu pengembangan

pengetahuan dalam proses yang akan berdampak pada modal intelektual.

Banyak perusahaan yang mengalami kendala dalam meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan intelektualnya tanpa bantuan KB.

Keberadaan KB sangat dibutuhkan dalam mempercepat proses transformasi

dari knowledge management kearah peneingkatan modalintelektual. Hal

tersebut dapat dimengerti adanya persaingan yang ketat maupun

keterbatasan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Kondisi demikian

dibutuhkan adanya mediator/ perantara dalam mengatasi keterbatasan

tersebut di atas. Jika ditinjau ulang tentang Framework Knowledge Broker

(Oldham dan McLean,1997) yang terdiri dari : •"Interface" menghubungkan

pengguna dan pencipta •"Direct" mengacu pada fakta bahwa dalam

beberapa kasus ada interface langsung antara menggunakan pengetahuan

dan menciptakan pengetahuan, •"Distributor" menyebarkan pengetahuan

(contohnya termasuk penerbit, on-line penyedia, dll), •"Integrator"

mengambil ilmu yang dibuat oleh orang lain dan menafsirkannya untuk

kepentingan pengguna tertentu (contohnya termasuk konsultan, Komisi

Royal, kebijakan organisasi penelitian, transfer teknologi). Di samping itu

sebagai •"Intermediaries" yang menghubungkan pengguna dan pencipta,

dan yang terakhir adalah sebagai •"Broker" mirip dengan perantara,

perbedaannya adalah bahwa seperti dengan real estate atau broker saham,

Hipotesis 3 :

Knowledge management mempunyai pengaruh signifikan

positif terhadap kinerja Industri kreatif.

Page 61: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

88

broker pengetahuan memperoleh pendapatan yang merupakan fungsi dari

nilai dipertukarkan dalam transaksi antara pengguna dan pencipta.

Di lihat dari uraian di atas dengan adanya peran Knowledge Broker

sudah barang tentu akan dapat meningkatkan transfer kemampuan

knowledge management ke dalam intellectual capital industri/ perusahaan

yang menggunakan peran KB melalui peran membantu pendistribusikan

pengetahuan, membantu mengintegrasikan pengetahuan, membantu

menghubungkan pengetahuan antara sumber pengetahuan ke/ menuju

pengguna pengetahuan. Uraian yang mendukung pernyataan di atas yaitu

oleh Ziam, Landry, dan Amara, (2009), dalam knowledge brokers: a winning

strategy for improving knowledge transfer and use in the field of health.

Dalam konteks ini, broker pengetahuan dapat memainkan peran penting

dalam pembaharuan pengetahuan mendukung perawatan yang berkualitas

dan membenarkan alokasi resources. Dalam meningkatkan kinerja

pelayanan kesehatan, beberapa strategi untuk meningkatkan pemanfaatan

pengetahuan dan inovasi telah diprioritaskan melalui peran broker

pengetahuan (knowledge broker).

Mengacu dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

dengan adanya KB akan berdampak terhadap pembaharuan pengelolaan

pengetahuan (knowledge management), dalam hubungannya dengan

intellectual capital. Padahal pengetahuan dalam industri kreatif yang lebih

operasional adalah pengetahuan dalam menciptakan produk kreatif, dan

pengetahuan pembaharuan produk inovatif yang dibangun melalui

kemampuan modal intelektualnya.

Hipotesis 4:

Knowledge broker memoderasi hubungan antara

knowledge management dan intellectual capital

Page 62: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

89

Model Konseptual Penelitian

Sumber: Model Dikembangkan Untuk Disertasi Ini

Gambar 2.11 Model Konseptual Penelitian

Justifikasi Model Konseptual Penelitian

Proses manajemen dalam menangkap pengetahuan, menyerap

pengetahuan, mendistribusikan dan menerapkan pengetahuan di dalam

industri kreatif adalah merupakan aktivitas dalam pengelolaan pengetahuan

(knowledge management). Dengan proses pengelolaan pengetahuan yang

kokoh tersebut akan menghasilkan sebuah modal pengetahuan yang lebih

operasional. Modal tersebut merupakan modal kemampuan intelektual.

Semakin kuatnya modal intelektual tersebut yang tercermin dengan

semakin kuatnya modal insani, modal structural, dan modal keterhubungan

yang dimiliki industri kreatif. Kuatnya modal insani tersebut terlihat dari

semakin kuatnya kualitas SDM, sikap, kompetensi dan kecerdasan SDM

yang ada dalam industri kreatif. Kuatnya modal struktural akan terlihat dari

H3

H1 H2

Knowledge Management

Intellectual Capital

Kinerja Indus Kreatif

H4

Knowledge Broker

Page 63: Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model ......52 Bab Dua Telaah Pustaka Dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar Telaah Pustaka Teori Resourced Based View (RBV) Sumber daya baik

90

semakin kuatnya budaya perusahaan, tertibnya birokrasi perusahaan,

infrastruktur dan teknologi yang digunakan, proses manajemen yang

transparan dan terkendali. Sedangkan kuatnya modal keterhubungan akan

nampak dari semakin baiknya merek dan citra perusahaan, saluran

distribusi yang lancar, kuatnya kerjasama dengan mitra, dan loyalitas

pelanggan yang tinggi. Kondisi intelellectual capital yang kuat tersebut akan

berdampak terhadap semakin tinggi kinerja industri kreatif yang tercermin

dari semakin kreatif SDM dalam menghasilkan produk, semakin baiknya

bakat kreativitas dan inovasi SDM dalam bekerja, semakin tingginya

penghasilan industri kreatif, dan yang berdampak semakin luasnya lapangan

kerja. Meningkatnya kemampuan knowledge management dalam

hubungannya dengan modal intelektual tersebut dapat diperkuat oleh

peran pihak lain sebagai mediator yang memfasilitasi transfer pengetahuan

dan kemampuan modal intelektual yang disebut Broker Pengetahuan

(knowledge broker). Hal tersebut dapat disebabkan adanya persaingan yang

ketat maupun keterbatasan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Kondisi

demikian dibutuhkan adanya mediator/ perantara dalam mengatasi

keterbatasan tersebut di atas.