bab-3-sudut-curah-fix.doc

18
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sifat fisik bahan pangan berkaitan erat dengan angle of repose, densitas, dan spesifik gravity. Selain itu, sifat fisik juga memiliki hubungan dengan mutu bahan pangan karena sifat fisik digunakan sebagai informasi dasar dalam menentukan metode penanganan atau bagaimana cara mendesain peralatan pengolahan terutama peralatan pengolahan yang bersifat otomatis dan mendesain kemasan. Untuk mempertahankan mutu bahan produk pangan diperlukan pemahaman tentang sifat bahan pangan, faktor yangmem pengaruhi penurunan mutu, dan upaya untuk menghambat penurunan mutu. Karakteristik sifat fisik pertanian antara lain yaitu warna, penampakkan, berat, porositas, bentuk, ukuran, kadar air, densitas dan sudut curah. Angle of repose atau sudut curah adalah sudut antara permukaan gundukan terhadap permukaan horizontal. Sudut repos dapat juga disebut sudut yang terbentuk antara bidang alas datar dan bidang miring dari suatu bentuk segitiga pada saat bahan curah (biji-bijian) mulai bergerak jatuh secara bebas. Besarnya angle of repose ini dipengaruhi oleh kadar air,massa jenis,luas permukaan dan koefisien gesekan bahan. 1.2 Tujuan

Upload: rizka-dwi-khairunnisa

Post on 28-Jan-2016

1.018 views

Category:

Documents


85 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB-3-Sudut-curah-fix.doc

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sifat fisik bahan pangan berkaitan erat dengan angle of repose, densitas, dan

spesifik gravity. Selain itu, sifat fisik juga memiliki hubungan dengan mutu

bahan pangan karena sifat fisik digunakan sebagai informasi dasar dalam

menentukan metode penanganan atau bagaimana cara mendesain peralatan

pengolahan terutama peralatan pengolahan yang bersifat otomatis dan mendesain

kemasan. Untuk mempertahankan mutu bahan produk pangan diperlukan

pemahaman tentang sifat bahan pangan, faktor yangmem pengaruhi penurunan

mutu, dan upaya untuk menghambat penurunan mutu.

Karakteristik sifat fisik pertanian antara lain yaitu warna, penampakkan,

berat, porositas, bentuk, ukuran, kadar air, densitas dan sudut curah. Angle of

repose atau sudut curah adalah sudut antara permukaan gundukan terhadap

permukaan horizontal.

Sudut repos dapat juga disebut sudut yang terbentuk antara bidang alas datar

dan bidang miring dari suatu bentuk segitiga pada saat bahan curah (biji-bijian)

mulai bergerak jatuh secara bebas. Besarnya angle of repose ini dipengaruhi oleh

kadar air,massa jenis,luas permukaan dan koefisien gesekan bahan.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum analisa mutu fisik sudut curah adalah :

a. Untuk mempelajari cara penentuan sudut curah dari bahan - bahan hasil

pertanian.

b. Untuk mengetahui sudut curah dari beberapa bahan hasil pertanian

Page 2: BAB-3-Sudut-curah-fix.doc

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sudut Curah

Sudut curah atau sudut tumpukan adalah sudut yang terbentuk dari bahan

yang dicurahkan pada tempat yang berbidang datar sehingga terbentuk gundukan

yang menyerupai kerucut (Respati, 2000). Sudut curah dapat digunakan dalam

pemindahan dan pengangkutan bahan karena kapasitas belt conveyor berbeda-

beda. Beberapa hal yang memengaruhi sudut curah yaitu kandungan air, ukuran

partikel, bentuk partikel, karakteristik permukaan, berat kenos dan kerapatan

tumpukan (Kling dan Woehlbier, 1983 dalam Khalil, 1999b).

Sudut repos dapat juga disebut sudut yang terbentuk antara bidang alas datar

dan bidang miring dari suatu bentuk segitiga pada saat bahan curah (biji-bijian)

mulai bergerak jatuh secara bebas (Rusendi, 2010). Secara sederhana, sudut repos

dapat ditentukan dengan alat pengukur sudut repos.

2.2 Hal Yang Mempengaruhi Sudut Curah

Beberapa hal yang memengaruhi sudut curah yaitu ukuran partikel bahan,

bentuk bahan, karakteristik permukaan partikel, kandungan air, berat jenis dan

kerapatan tumpukan (Kling dan Woehlbier, 1983 dalam Khalil, 1999b).

a. Partikel bahan, Menurut Gauthama (1988) pengecilan ukuran dapat

memperbesar sudut tumpulan yang terbentuk.

b. Kerapatan tumpukan, semakin besar kerapan tumbukan maka semakin

besar sudut curah yang terbentuk karena porositas bahan semakin kecil.

c. Kandungan air, semakin tinggi kandungan air suatu bahan maka semakin

besar sudut tumbukan yang terbentuk.

Page 3: BAB-3-Sudut-curah-fix.doc

2.3 Penerapan Sudut Curah di Industri

Sudut repose terkadang digunakan untuk mendisain peralatan untuk

memproses partikel keras contohnya, digunakan untuk menentukan sudut

kemiringan corong pengumpan (hopper) atau kemiringan saringan mesin

sortasi (Mohsenin,1984). Sudut repos penting artinya untuk desain wadah,

fasilitas penyimpanan, dan alat-alat pembantu lain dalam pengolahan biji-

bijian. Sudut repos ini juga untuk menetapkan perhitungan untuk wadah

yang tepat untuk bahan hasil pertanian (Supriyono, 2003).

Page 4: BAB-3-Sudut-curah-fix.doc

BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

1. Penggaris

2. Alat tulis

3.1.2 Bahan

1. Kacang tanah

2. Beras ketan putih

3. Kacang hijau

4. Biji kopi

5. Beras merah

6. Beras

7. Beras ketan hitam

8. Kedelai

9. Gula

10. Ketumbar

11. Lada

Page 5: BAB-3-Sudut-curah-fix.doc

3.2 Skema Kerja

Gambar 1. Diagram alir pengukuran sudut curah

Sampel

Pengukuran diameter curahan

Pengukuran tinggi curahan

Pengukuran sudut cura

Page 6: BAB-3-Sudut-curah-fix.doc

BAB 4. HASIL PENGAMATAN DAN HASIL PERHITUNGAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil pengamatan tinggi dan jari-jari bahan

Kelompok BahanTinggi (cm)

Jari – jari (cm)

1 Kacang Tanah 17 152 Kacang Otok 4,5 7,53 Kacang Hijau 2,8 6,24 Kedelai 4.7 95 Beras Merah 4.8 76 Beras 4 67 Beras Ketan Hitam 4,3 6,58 Kopi 4.9 4,39 Gula Kristal Putih 4.5 9.510 Beras Ketan Putih 4,2 12,2511 Beras Jagung 7 15,1

4.2 Hasil Perhitungan

Tabel 2. Hasil perhitungan sudut curah bahan

Kelompok Bahan Sudut curah

1 Kacang Tanah 53,97o

2 Kacang Otok 34,40 o

3 Kacang Hijau 27,60 o

4 Kedelai 30,64o

5 Beras Merah 38,27 o

6 Beras 37,43o

7 Beras Ketan Hitam 37,21 o

8 Kopi 54,15 o

9 Gula Kristal Putih 28,16o

10 Beras Ketan Putih 21,03 o

11 Beras Jagung 27,63 o

Page 7: BAB-3-Sudut-curah-fix.doc

BAB 5. PEMBAHASAN

5.1 Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan

Hal pertama yang dilakukan adalah mencurahkan bahan dari ketinggian 30

cm sehingga menjadi gundukan berbentuk kerucut atau gundukan. Setelah kerucut

terbentuk kemudian ukur diameter dan juga tinggi kerucut yang terbentuk.

Terakhir adalah pengukuran sudut curah dari kerucut yang terbentuk.

5.1 Analisa Data

Pada praktikum pengujian suduh curah terdapat 11 bahan pangan yang

diukur yaitu kacang tanah, kacang otok, kacang hijau, kedelai, beras merah, beras,

beras ketan hitam, kopi, gula kristal putih, beras ketan putih dan beras jagung.

Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil. Pada bahan kacang tanah

memiliki jari-jari 15 cm, dengan tinggi 17 cm, dan memiliki sudut curah 53,97o.

Pada kacang otok memiliki jari-jari 7,5 cm, dengan tinggi 4,5 cm, dan memiliki

sudut curah 34,40 o. Kacang hijau memiliki jari-jari 12,4 cm, tinggi 2,8 cm, dan

sudut curah 27,60 o. Kedelai memiliki jari-jari 9, tinggi 4,7 cm, dan sudut

curahnya 30,64o. Pada beras merah memiliki jari-jari 7 cm, tinggi 4,8, dan

membentuk sudut curah sebesar 38,27 o. Beras memiliki jari-jari 6 cm dan tinggi

4 cm dengan sudut curah 37,43o. Pada beras ketan hitam memiliki jari -jari 6,5 cm

dan tinggi 4,3 cm dengan sudut curah 37,21 o. Untuk kopi memiliki jari-jari 4,3

cm, tinggi 4,9 cm dan sudut curah 54,15 o. Pada Gula memiliki jari-jari 9,5 cm ,

tinggi 4,5 cm dan sudut curah 28,16o. Beras ketan putih memiliki jari-jari 12,25

cm dan tinggi 4,2 cm dengan sudut curah 21,03 o. Untuk beras jagung putih

memiliki jari-jari 15,1 cm dan tinggi 7 cm dengan sudut curah 27,63 o.

Dari data tersebut dapat dilihat sudut curah yang tertinggi yaitu kopi

yang mencapai 54,15 o dan yang terendah yaitu beras ketan putih sebesar 21,03 o.

Dari data yang dihasilkan dapat dilihat data tidak sesuai dengan literature. Bahan

hasil pertanian yang memiliki ukuran lebih kecil dari bahan pangan lainnya

memiliki sudut curah yang lebih besar karena apabila ukuran biji semakin kecil

dan makin seragam maka tumpukannya akan lebih banyak dan tidak menyebar

Page 8: BAB-3-Sudut-curah-fix.doc

luas pada permukaan bidang karena sudut curah dipengaruhi oleh ukuran dan

bentuk bahan (Sahay, 1994). Ukuran yang lebih kecil dapat menyebabkan

porositasnya rendah sehingga tumpukan bahan tersebut tidak memiliki rongga

udara yang besar sehingga kerapatan massanya semakin besar dan dapat

mempermudah bahan untuk membentuk tumpukan. Seharusnya sudut yang

dihasilkan kopi lebih kecil daripada beras ketan putih karena ukuran kopi lebih

besar daripada beras ketan putih. Semakin besar jari-jari maka sudut yang

dihasilkan semakin kecil karena hal tersebut berbanding terbalik. Semakin

seragam bentuk maka sudut curah makin besar begitu sebaliknya (Mujnisa, 2008).

Page 9: BAB-3-Sudut-curah-fix.doc

BAB 6. PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum yang telah dilkukan adalah :

a. Pengukuran sudut curah dilakukan dengan cara mengukur diameter dan

tinggi curahan yang terbentuk setelah bahan dicurahkan. Selanjutnya

dilakukan perhitungan menggunakan rumus tan-1 θ = y/x.

b. Sudut curah yang tertinggi yaitu kopi yang mencapai 54,15 o dan

yang terendah yaitu beras ketan putih sebesar 21,03 o

6.2 Saran

Sebaiknya saat melakukan pengukuran sudut curah para praktikan lebih

teliti agar data yang dihasilkan tidak mengalami menyimpangan.

Page 10: BAB-3-Sudut-curah-fix.doc

DAFTAR PUSTAKA

Gauthama, P. 1998. Sifat fisik pakan lokal sumber energi, sumber mineral serta

hijauan pada kadar air dan ukuran partikel yang berbeda. Skripsi.

Fakultas Peternakan. IPB, Bogor.

Khalil. 1999. Pengaruh Kandungan Air dan Ukuran Partikel terhadap Sifat Fisik

Pakan Lokal : Sudut Tumpukan, Daya Ambang dan Faktor

Higroskopis.Media Peternakan, 22 (1) : 33-42.

Mohsenin, N. M. 1984. Electromagnetic Radiation Properties of Food and

Agricultural Products. Gordon and Breach Science Publisher. New York

Mujnisa, A. 2008. Karakteristik Sifat Fisik Pakan. Makassar: Jurusan Nutrisi Dan

Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.

Respati, H. 2000. Kimia Dasar Terapan Modern. Jakarta: Erlangga

Rusendi, Dadi. Sudaryanto. Nurjannah, Sarifah. Widyasanti, Asri. Rosalinda,

S.2010. Penuntun Praktikum MK. Teknik Penanganan Hasil Pertanian.

Unpad

Sahay, K. M dan Singh. 1994. Unit Operation Of Agricultural Processing. Vikas

Publishing House PVT LTD.

Supriyono. 2003. Melakukan Pengemasan Secara Manual. Proyek Pengembangan

Sistem dan Standar Pengelolaan. Departemen Pendidikan Nasional.

Page 11: BAB-3-Sudut-curah-fix.doc

LAMPIRAN PERHITUNGAN

a. Kelompok 1 (Kacang Tanah)Tan-1 (y/x) = θ

= Tan-1 ( )

= 53,97o

b. Kelompok 2 (Kacang Otok)

Tan-1 (y/x) = θ

= Tan-1 ( )

= 34,40 o

c. Kelompok 3 (Kacang Hijau)

Tan-1 y/x = θ

= Tan-1 ( )

= 27,60 o

d. Kelompok 4 (Kedelai)

Tan-1 y/x = θ

= Tan-1

= 30,64o

e. Kelompok 5 (Beras Merah)

Tan-1 y/x= θ

= Tan-1 ( )

= 38,27 o

f. Kelompok 6 (Beras)

Tan-1 y/x = θ

= Tan-1 ( )

= 37,43o

g. Kelompok 7 (Beras Ketan

Hitam)

Tan-1 y/x = θ

= Tan-1 ( )

= 37,21 o

h. Kelompok 8 (Kopi)

Tan-1 (y/x) = θ

= Tan-1 ( )

= 54,15 o

i. Kelompok 9 (Gula Kristal

Putih)

Tan-1 y/x = θ

= Tan-1 ( )

= 28,16o

j. Kelompok 10 (Beras Ketan

Putih)

Tan-1 y/x = θ

Page 12: BAB-3-Sudut-curah-fix.doc

= Tan-1 ( )

= 21,03 o

k. Kelompok 11 (Beras Jagung)

Tan-1 y/x = θ

= Tan-1 ( )

= 27,63 o

LAMPIRAN GAMBAR