bab 3 rona awal_tsa
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
1/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
RONA LINGKUNGAN HIDUP
3.1. KOMPONEN GEOFISIKA KIMIA
3.2.KOMPONEN BIOLOGI
3.3. KOMPONEN SOSIAL EKONOMI BUDAYA
3.3.1. Komponen Sosial
3.3.1.1 Demografi
A. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur
Secara administrasi, lokasi kegiatan tambang batubara PT.
Teguh Sinarabadi terletak di 3 kecamatan yakni Muara Pahu,
Muara Lawa dan Melak yang meliputi 8 Kampung antara lain
Kampung Empas, Empakuq dan Muara Bunyut masuk Kec.
Melak, Kampung Lambing, Kampung Benggeris masuk
wilayah Kec. Muara Lawa, dan kampung Dasaq, Mendung
dan Kampung Jerang Melayu masuk wilayah Kec. Muara
Pahu. Struktur penduduk menurut kelompok umur di
kampung-kampung wilayah studi menunjukkan bahwa
kelompok umur antara 15 64 tahun jumlahnya lebih besar
dari kelompok umur 0 14 tahun (pra produktif) dan
kelompok umur > 65 tahun (non produktif).
Tabel 3.26. Struktur Penduduk Wilayah Studi Berdasarkan
Kelompok Umur
No.
Kecamatan/Kampung
Kelompok UmurJiwa KK0-
1415-64 >65
1. Melaka. Empas 165 419 24 608 173b. Empakuq 86 221 13 320 180c. Muara Bunyut 236 579 60 875 175
III- 1
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
2/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
2. Muara Lawaa. Lambing 489 1232 93 1814 429
b. Benggeris 151 367 40 558 1453. Muara Pahu
a. Dasaq 246 616 50 912 455b. Mendung 79 203 10 292 59c. Jerang Melayu 60 149 12 221 78Sumber : Data Lapangan, 2009
B. Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Struktur penduduk Kampung wilayah studi berdasarkan jenis
kelamin dapat dilihat pada Tabel 3.27.
Tabel 3.27. Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Tahun 2009
No.
Kecamatan/NamaKampung
Jumlah(Jiwa)
Total
(Jiwa)
RasioJenis
KelaminL P
1. Kec. Melak
a. Kampung Empas 243 365 608 66,57b. Kampung Empakuq 151 169 320 89,34c. Kampung MuaraBunyut
400 475 875 84,21
2. Kec. Muara Lawaa. Kampung Lambing 906 908 1.81
499,78
b. Kampung Benggeris 281 277 558 104,443. Kec. Muara Pahu
a. Kampung Dasaq 365 547 912 66,72b. Kampung Mendung 120 172 292 69,76
c. Kampung JerangMelayu 150 71 221 211
Sumber : Data lapangan, 2009
Rasio jenis kelamin adalah perbandingan antara banyaknya
penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada
suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dengan
banyaknya penduduk laki-laki untuk 100 penduduk perempuan.
Dari Tabel 3.27 diatas terlihat misalnya bahwa rasio jenis kelamindi kampung terkait bervariasi antara 67 sampai dengan 211
III- 2
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
3/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
artinya untuk setiap 100 penduduk perempuan terdapat 67 sampai
211 laki-laki. Secara umum kampung yang masuk wilayah studi,
struktur penduduk berdasarkan rasio jenis kelamin pada umumnya
lebih banyak perempuan daripada laki-laki. Untuk kampung Jerang
Melayu terdapat laki-laki paling dominan.
C. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk
Luas wilayah, jumlah dan kepadatan penduduk kampung di
wilayah studi ditampilkan pada Tabel 3.28. Secara
administrasi, lokasi kegiatan tambang batubara PT. Teguh
Sinarabadi terletak di 8 Kampung dan 3 Kecamatan.
Tabel 3.28. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Wilayah
Studi Tahun 2009
No.
Kecamatan/KampungLuasWilayah(Km2)
Jiwa
Kepadat
an(Jiwa/Km
2)1. Kec. Melak
a. Kampung Empas 60,96 608 9,9b. Kampung Empakuq 85,84 320 3,72c. Kampung Muara
Bunyut43,17 875 20,26
2. Kec. Muara Lawaa. Kampung Lambing 51,91 1814 34,94b. Kampung Benggeris 71,38 558 7,82
3. Kec. Muara Pahua. Kampung Dasaq 39,91 912 22,8b. Kampung Mendung 16,63 292 17,56c. Kampung Jerang
Melayu24,39 221 9,06
Sumber : Data lapangan, 2009
Berdasarkan data pada Tabel 3.28 di atas terlihat bahwa jumlah
total penduduk yang paling banyak terdapat pada Kampung
Lambing Kec Muara Lawa adalah sebanyak 1.814 jiwa dengan rata-
III- 3
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
4/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
rata kepadatan penduduk sekitar 34,94 jiwa/km2. Sedangkan untuk
Kabupaten Kutai Barat adalah 4,67 jiwa/km2.
D. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk di Kabupaten ini, jika dilihat dari rata-
ratanya selama 3 tahun (2000-2004) menunjukkan angka yang
relative rendah, yakni 1,71%. Pada tiga kecamatan yang menjadi
wilayah studi bahkan ada yang pertumbuhannya negatif, artinya
selama lima tahun terjadi pengurangan, yakni Kecamatan Muara
Lawa dengan pertumbuhan 3,56 pertahun. Pertumbuhan penduduk
di wilayah studi yang paling tinggi adalah di Kecamatan Melak,
yakni 2,57%, lebih tinggi dari pertumbuhan tingkat Kabupaten
Kutai Barat. Sedangkan pertumbuhan penduduk mulai tahun 2006
sampai dengan tahun 2009 secara rata-rata menunjukkan
kenaikan pada tiga Kecamatan (Melak, Muara Lawa dan Muara
Pahu) antara 7 - 9,5%/tahun dan kenaikan jumlah penduduk secara
signifikan terdapat pada kampung Lambing Kec. Muara Lawa. Hal
ini dapat dipahami, dimana kampung tersebut berdekatan dengan
lokasi kegiatan tambang dan tersedianya sejumlah sarana
prasarana ekonomi di daerah tersebut. Secara rinci pertumbuhan
selama 4 tahun sebagaimana Tabel 3.29 berikut ini.
Tabel 3.29. Pertumbuhan Penduduk Tingkat KecamatanTahun 2006-2009 pada Lokasi Studi.
Kecamatan Tahun Persentase rata-rata pertumbuhan
Penduduk2006 2009
Melak 1303 1803 9,5%
Muara Lawa 1764 2372 8,5%Muara Pahu 1113 1425 7%
Sumber: Diolah Dari Data Kecamatan, 2009
E. Komposisi Penduduk Menurut Suku/Etnis
Komposisi penduduk Kabupaten Kutai Barat merupakan komunitas
dengan latar belakang multi etnis, yang umumnya telah beberapagenerasi tinggal menetap di wilayah ini. Di wilayah studi, penduduk
III- 4
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
5/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
yang berasal dari latar belakang etnis asli adalah Suku Dayak
(dominan : Tunjung, Benuaq dan Kutai), selebihnya yakni etnis
pendatang seperti Jawa, Melayu, Cina dan etnis lainnya.
F. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Ratio Ketergantungan (DR) adalah perbandingan kelompok usia pra
produktif dan non produktif dengan kelompok usia produktif.
Berdasarkan data pada Tabel 3.30, rasio ketergantungan (DR) di
wilayah studi adalah 43,84%-52,04 %.
Tabel 3.30. Rasio Ketergantungan di wilayah studi
No. Kecamata/Kampung
JumlahPenduduk (Jiwa)
Usia PraProduktif
UsiaProdukt
if
UsiaNon
Produktif
DR (%)
Jiwa Jiwa Jiwa1. Melak
a. Empas 608 165 419 24 45,10b. Empakuq 320 86 221 13 44,70
c. Muara Bunyut 875 236 579 60 51,122. Muara Lawa
a. Lambing 1.814 489 1232 93 47,24b. Benggeris 558 151 367 40 52,04
3. Muara Pahu
a. Dasaq 912 246 616 50 48,05b. Mendung 292 79 203 10 43,84
c. Jerang Melayu 221 60 149 12 48,32Sumber : Perhitungan Tim Studi, 2009
G. Tingkat Pengangguran
Kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar areal tambang dilihat
dari sisi kesempatan kerja relatif belum berkembang/maju.
Sedangkan peluang kerja di perusahaan lain sangat kecil hal ini
disebabkan terbatasnya perusahaan di sekitar kampung seperti
IUPHHK. Demikian juga dengan krisis ekonomi sekarang yang
berdampak terhadap perekonomian masyarakat setempat. Salah
satu komoditas sebagai andalan Kab. Kutai Barat dan kampung-
kampung terkait sebagai wilayah studi adalah karet, dimana pada
III- 5
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
6/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
masa krisis ini harganya jauh turun sekitar Rp.4.000/kg. Sedangkan
sebelum kondisi krisis ekonomi global harga getah karet secara
rata-rata Rp. 8.000/kg. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap
ekonomi masyarakat setempat. Sedangkan yang berprofesi
sebagai pegawai negeri tergolong sangat kecil yaitu hanya tenaga
pengajar pada sekolah yang ada di Kecamatan dan di kampung
tersebut. Kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar areal
tambang, jika dilihat dari sisi kesempatan kerja relatif belum
berkembang. Alternatif lapangan kerja bagi masyarakat sekitar
hanya sektor pertanian. Sedangkan perusahaan swasta (seperti
perkebunan kelapa sawit) belum menjadi prioritas.
H. Proses Penduduk
Proses penduduk atau mobilitas penduduk adalah pergerakan
jumlah penduduk pada suatu wilayah yang dipengaruhi oleh faktor-
faktor : kelahiran, kematian, kepergian dan kedatangan penduduk.
Masyarakat kampung studi sangat jarang bepergian (kampung
Dasaq, Mendung dan Jerang melayu), kecuali untuk belanja
kebutuhan hidup yang tidak tersedia di kampung tersebut, maka
masyarakat belanja di ibukota Kecamatan. Berbeda dengan
Kecamatan Melak dan Muara Lawa aksesibilitas sangat terjangkau
dengan kampung-kampung yang ada di sekitarnya. Tingkat
mobilitas penduduk kampung studi relatif kecil yaitu sekitar 2 3 %
( hanya dipengaruhi oleh faktor tingkat kelahiran dan tingkat
kematian).
3.3.1.2. Ekonomi
A. Tingkat Pendapatan
Perkembangan perekonomian kampung yang relatif baik
dikarenakan kedekatannya dengan pusat perekonomian seperti
III- 6
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
7/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
Melak dan Kecamatan Muara Lawa dimana keberadaan perusahaan
di sekitarnya yang dapat memberi kesempatan kerja dan peluang
berusaha akan berimplikasi pada pendapatan/pengeluaran
penduduk setempat.
Tingkat pendapatan yang dimiliki oleh masyarakat dapat dipakai
untuk menggambarkan apakah masyarakat tersebut sudah berada
pada taraf sejahtera atau masih miskin. Untuk menentukan kriteria
bahwa seseorang itu ada pada pada kategori miskin atau bukan
ada beberapa parameter yang dapat dipakai misalnya parameter
yang dikeluarkan oleh BPS (2007) dan Bank Dunia (2007) serta
kriteria berdasarkan Sayogyo (kriteria berdasarkan konsumsi
kalori).
Untuk memudahkan pengklasifikasian, pada studi ANDAL ini akan
dipakai kriteria yang dikeluarkan oleh Bank Dunia, dimana
seseorang itu dikatakan miskin apabila pendapatannya kurang dari
2 U$/orang/hari atau jika dikonversi ke nilai rupiah maka seseorang
itu dikatakan miskin apabila pendapatannya kurang dari
Rp.18.000/orang/hari (asumsi 1 U$ = Rp.9.000).
Terkait dengan kondisi di wilayah studi, rata-rata dalam 1 KK di
wilayah studi terdiri dari 3 5 jiwa dalam 1 KK. Maka dengan data
tersebut dapat diasumsikan bahwa berdasarkan kriteria Bank
Dunia bahwa keluarga tersebut masih dikatakan miskin apabila
pendapatan keluarga tersebut perbulannya < Rp.18.000 x 4 jiwa x
30 hari (1 bulan) atau < Rp. 2.160.000.
Berdasarkan wawancara dengan responden (n=20-40), maka
diperoleh kesimpulan bahwa sekitar sekitar 48 % berpenghasilan
antara Rp. 575.000 s/d Rp. 2.160.000/bulan/KK sedangkan yang
III- 7
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
8/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
berpenghasilan lebih besar dari Rp.2.160.000/bulan/KK sekitar 52
%. Maka secara sederhana berdasarkan data-data tersebut
penduduk di wilayah studi sekitar 48 % masih dalam kategori
miskin s/d hampir miskin dan 52 % menuju ke taraf sejahtera.
Berdasarkan daftar harga yang diperolah untuk kebutuhan
sembilan bahan pokok, maka dapat dikemukakan semakin sulit
keterjangkauan aksesibilitas suatu wilayah, maka harga barang
akan semakin tinggi. Persoalan yang dihadapi dengan perbedaan
harga juga akibat dari preferensi mayoritas penduduk atas bahan
kebutuhan tersebut, dimana merk-merk tertentu yang harganya
relatif lebih mahal justru di sukai. Dalam hal ini tidak lagi berlaku
kebutuhan primer saja, tetapi juga sekunder dan bahkan tersier.
Dua kebutuhan terakhir (sekunder dan tersier) seringkali disebut
sebagai pola konsumtif masyarakat yang sering dikaitkan dengan
persoalan prestise sosial atau gaya hidup, dimana situasi ini
berkembang seiring dengan pertumbuhan perekonomian dan
akses terhadap pasar.
B. Mata Pencaharian
Sebagian besar mata pencaharian penduduk yang berada di
sekitar lokasi perusahaan adalah bertani-ladang (subsisten), dan
menyadap di kebun karet alami (kampung Empas, Empakuq,
Dasaq dan Mendung). Tetapi untuk kampung Jerang Melayu lebih
dari 75 % masyarakat sudah mengandalkan pertanian menetap.
Pekerjaan mencari ikan di sungai Kedang Pahu sebagai pekerjaan
sampingan dan sebagian besar hasilnya hanya untuk digunakan
sendiri. Mata pencaharian lainnya adalah usaha/dagang atau
wiraswata yang jumlahnya kecil dan ada juga sebagian kecil yang
bekerja di perusahaan. Sedangkan yang berprofesi sebagai
pegawai negeri tergolong sangat kecil yaitu hanya tenaga pengajar
di Kecamatan dan sekolah di kampung tersebut. Bagi kampung-
III- 8
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
9/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
kampung yang bermata pencaharian bertani-ladang rata-rata
setiap KK memiliki ladang seluas kurang lebih 1 2 ha lahan
perladangan.
Pola pertanian yang diterapkan adalah dengan cara tradisional
yaitu tebas tebang bakar, tanpa pengolahan tanah, pemupukan,
dan input pertanian lainnya. Kemudian setelah 58 tahun ditinggal,
lahan bekas ladang ini dibuka kembali untuk perladangan.
Penduduk yang bertani umumnya menggarap ladang atau lahan di
pinggiran hutan atau di sepanjang aliran sungai. Berdasarkan hasil
wawancara dengan masyarakat, hasil padi yang diperoleh dengan
cara bertani ladang adalah dengan perbandingan apabila
menanam 3 kaleng benih padi (sekitar 1 ha), maka padi yang
dihasilkan pada saat panen rata-rata 40 50 kaleng, tergantung
tingkat kesuburan tanah dan iklim sepanjang tahun. Sedangkan
untuk ladang seluas 2 hektar padi yang dihasilkan adalah 80 100
kaleng. Berbeda halnya untuk daerah Jerang Melayu, secara umum
masyarakat sudah menerapkan pola pertanian menetap. Rapaq
dapat dicapai dengan berjalan kaki sekitar setengah jam. Bagi
beberapa rumah tangga yang masih memiliki ladang, mereka
mencapai ladangnya dengan cara jalan kaki dan naik perahu.
C. Kesempatan Kerja Dan Berusaha
Peluang kerja yang paling banyak menyerap tenaga kerja
masyarakat kampung di sekitar areal studi adalah sektor
pertanian. Termasuk dalam sektor pertanian adalah pertanian
tanaman pangan, perikanan (mencari ikan), sedangkan kehutanan
meliputi pemungutan hasil hutan non kayu (rotan, madu, dll).
Status pekerjaan di sektor pertanian tersebut pada umumnya
adalah sebagai tenaga kerja keluarga.
III- 9
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
10/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
Dengan adanya kegiatan tambang batubara PT. Teguh Sinarabadi
yang beroperasi di lokasi ini maka kesempatan kerja baru bagi
penduduk angkatan produktif akan terbuka lebar, seperti kegiatan
pengadaan bibit, penanaman, serta pemeliharaan tanaman yang
akan memerlukan banyak tenaga kerja harian. Dengan makin
banyak orang bekerja maka akan memberikan peluang berusaha
lebih besar akibat konsumsi meningkat. Peluang berusaha pada
sektor jasa misalnya warung kelontongan dsb untuk kebutuhan
sehari-hari sangat terbuka bagi masyarakat sekitar yang
mempunyai lokasi strategis.
Pada saat ini perusahaan sudah melakukan rekruitmen tenaga
kerja lokal. Salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah test
kesehatan yang diharuskan oleh pihak perusahaan. Dari jumlah
tenaga kerja yang akan direkrut dan sudah ditest, kegagalan
terjadi pada test kesehatan. Sehingga perlu dipikirkan upaya
penempatan atau menyeleksi tenaga kerja ini untuk ditempatkan
pada bidang pekerjaan yang tidak membutuhkan syarat kualifikasi
kesehatan yang tinggi. Disamping ini skill rata-rata tenaga kerja
yang melamar juga secara umum adalah tamat SD, SMP dan SMA.
Sehingga pihak perusahaan/kontraktor sangat kesulitan untuk
merekrut dengan kualifikasi bidang yang dibutuhkan. Untuk
mengatasi masalah ini perlu dilakukan peningkatan skill seperti
pelatihan-pelatihan terhadap karyawan-karyawan sebelum
recruitment.
III- 10
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
11/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUHIII- 11
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
12/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
Tabel 3.31. Laporan Karyawan PT. Teguh Sinarabadi dan Sub Kontraktor
pada Bulan Mei 2009.
Nama Perusahaan Keterangan
Jumlah Karyawan Lokal Non LokalGran
dTotal
Lokal
(%)
NonLokal(%)
Expatriate
Staff
NonStaf
f
Staff
NonStaf
f
Total
Staff
NonStaf
f
Total
PT. TSA 5 16 64 3 41 44 13 24 37 85 52% 44%Kontraktor PT. TSAPT. Neo Bor Survey dan
Bor0 1 25 0 0 0 1 25 26 26 0% 100%
PT. Anugrah Mallawali Bangunan/infrastruktur
0 1 9 1 9 10 19 29 48 10 100%
480%
PT. Thiess Mine Project 5 62 400 5 300 305 50 100 150 467 65% 32%
PT. Darma Secure Bergerak dibidangsecurity
0 5 39 0 14 14 5 25 30 44 32% 68%
PT. Sumagud SaptaSinar
Pemboran 0 1 27 0 8 8 0 20 20 28 29% 71%
Grand Total 5 70 500 6 331 337 75 199 274 575 59% 48%Sumeber : Dept P & A PT. TSA
III- 12
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
13/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
D. Pola Pemilikan dan Penguasaan Lahan
Secara garis besar bentuk penguasaan lahan di areal studi dapat
digolongkan menjadi tiga bentuk yaitu penguasaan secara
perorangan, komunal, dan kolektif. Hak perorangan berlaku pada
lahan yang telah dikuasai oleh seseorang atau satu keluarga dan
tidak dapat digunakan oleh orang lain kecuali dengan ijin pemilik
lahan. Lahan perorangan tersebut biasanya berasal dari lahan
hutan yang dibuka dan dimanfaatkan oleh penduduk kampung
untuk tempat tinggal dan kegiatan usaha tani. Jenis lahan yang
dikuasai secara perorangan antara lain berupa lahan pekarangan,
ladang, kebun, dan semak belukar (bekas ladang). Hak komunal
adalah penguasaan bersama warga suatu kampung terhadap lahan
hutan dan segala isinya di wilayah yang secara adat merupakan
lingkungan kehidupan mereka. Sementara itu pengusaaan secara
kolektif adalah penguasaan terhadap lahan hutan yang telah
dibuka atau dicadangkan untuk dimanfaatkan bagi kepentingan
umum di kampung seperti untuk bangunan kampung, lapangan,
tanah kas kampung dan lain-lain.
Status pemilikan lahan merupakan salah satu sumber konflik yang
sering muncul antara perusahaan dan masyarakat setempat.
Munculnya tuntutan masyarakat tersebut umumnya dikarenakan
tuntutan kebutuhan hidup yang sangat tinggi pada masa sekarang
ini yang tidak didukung oleh peningkatan tingkat pendapatan.
E. Fasilitas Perekonomian
Pusat perekonomian berada di Ibukota Kecamatan dan di Ibukota
Kabupaten. Sarana perekonomian yang ada di kampung-kampung
umumnya berupa warung yang menjual kebutuhan hidup sehari-
hari. Di Kecamatan Muara Lawa terdapat Pasar dan Pertokoan,
warung/toko kecil yang menjual kebutuhan hidup sehari-hari.
III- 13
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
14/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
Demikian juga dengan lokasi penginapan sudah tersedia di daerah
ini.
Hasil budidaya pertanian masyarakat setempat sebagian besar
tidak diperjual belikan tetapi digunakan untuk konsumsi keluarga
kecuali hasil tanaman kebun. Koperasi di setiap kampung sudah
tersedia, tetapi pengelolaannya ada yang masih kurang optimal.
Keberadaan koperasi cenderung untuk melayani simpan pinjam
bagi masyarakat setempat.
Tabel 3.32. Keberadaan Koperasi di Wilayah Studi
Kampung
Jumlah
(Unit)
Keterangan
1. Empas 12.Empakuq
3
3. Muara
Bunyut
3
4.Lambing
1
5.Benggeris
2 Koperasi Simpan Pinjam danKoperasi Serba Usaha
6. Dasaq 17.Mendung
1
8. JerangMelayu
2 Koperasi Serba Usaha danUsaha Bersama Kampungyang bergerak di bidangsimpan pinjam.
Sumber : Data lapangan, 2009
F. Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Produk Domestic
Regional Bruto ( PDRB )
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kutai Barat dapat dilihat melalui
laju pertumbuhan pendapatan Regional Bruto Atas Dasar Harga
Konstan. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kutai Barat di
tahun 2007 menunjukkan perkembangan yang positif yaitusebesar 6,45 persen. Petumbuhan tersebut didukung oleh
III- 14
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
15/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
meningkatnya pertumbuhan Sektor Jasa-jasa, Sektor
Pengangkutan dan Komunikasi serta Sektor Industri Pengolahan.
Secara umum seluruh sektor di Kabupaten Kutai Barat mengalami
pertumbuhan. Sektor yang mengalami kenaikan tertinggi adalah
sektor bangunan/konstruksi yaitu sebesar 14,59 persen, sektor
jasa-jasa sebesar 13,46 persen kemudian diikuti oleh sektor
industri pengolahan sebesar 12,18 persen.
Struktur ekonomi Kabupaten Kutai Barat dapat dilihat melalui
kontribusi sektor-sektor produksi yang membentuk nilai PDRB nya.
Sepanjang tahun 2007, sektor Pertambangan dan Penggalian
masih menjadi sektor unggulan di Kabupaten Kutai Barat
dikarenakan kontribusinya yang cukup besar. Di tahun 2007 Sektor
Pertambangan dan Penggalian menyumbang 47,52 persen bagi
nilai PDRB Kabupaten Kutai barat. Sektor kedua yang dapat
diandalkan adalah sektor Bangunan/kontribusi dengan kontribusi
sebesar 19,13 persen. Sektor yang dapat diandalkan berikutnya
adalah Sektor Pertanian dengan andil sebesar 18,48 persen.
Namun jika dilihat lagi, dua dari tiga sektor yang diandalkan di
Kabupaten Kutai Barat adalah sektor Primer yang sangat
tergantung dengan Sumber Daya Alam yang terdapat di Kabupaten
Kutai Barat. Oleh karena itu Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai
Barat harus dapat mengembangkan sektor-sektor yang lain agar
perekonomian di wilayahnya tidak bergantung pada kondisi alam
yang ada.
Tabel 3.33. Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten
Kutai Barat Atas Dasar Harga Konstan dan Berlaku tahun
2007
Lapangan usaha PDRB dan Laju Pertumbuhan
III- 15
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
16/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
PDRB 2007 (Rp.000) Lajupertumbuhan
2007 (%)Berl
akuKonsta
nBerlakuKonstan
Pertanian 735.273,76 531.279,04 18,48 2,40
Pertambangan &penggalian
1.890.239,641.286.564,33 47,52 4,37
Industry pengolahan 73.691,62 61.970,88 1,86 12,18Listrik,gas & air minum 7.302,53 6.352,98 0,18 0,63Bangunan 761.068,37 376.118,20 19,13 14,59Perdagangan, hotel,restaurant
238.573,64 211.569,70 6,00 10,54
Pengangkutan dankomunikasi 60.892,48 40.479,44 1,53 8,24
Keuangan, persewaan &jasa perusahaan
80.612,26 64.583,73 2,03 10,11
Jasa-jasa 130.254,60 105.603,81 3,27 13,46PDRB 3.977.908,8
82.684.532,10 100,00 6,45
Sumber : Kabupaten Kutai Barat Dalam Angka Tahun 2008
Nilai Pendapatan Domestik Regional Bruto per kapita merupakan
ukuran rata-rata nilai tambah Bruto yang diciptakan oleh masing-masing penduduk akibat adanya aktifitas ekonomi sedangkan
Pendapatan Per Kapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan
yang diterima oleh masing-masing penduduk sebagai keikut
sertaannya dalam proses produksi. Pada tahun 2007 PDRB per
kapita Kabupaten Kutai Barat mencapai 23,42 juta rupiah dan
besarnya pendapatan regional per kapita Kabupaten Kutai Barat
adalah sebesar 18,10 juta rupiah
Tabel 3.34. Pendapatan Regional dan Angka Perkapita
Kabupaten Kutai Barat atas Dasar Harga Konstan dan
Berlaku Tahun 2007
No Pendapatan Regional (satuan)Pendapatan Regional &Angka Perkapita 2007
Berlaku Konstan5) 1 6) PDRB ( juta rupiah ) 3.597.809,5
82.521.799,18
III- 16
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
17/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
7) 2 8) Penyusutan (juta rupiah) 200.646,15 146.024,56
3 Produk domestic Regional Netto atas
dasar harga pasar (juta rupiah)
3.397.163,4
3
2.375.774,63
4 Pajak tidak langsung (juta rupiah) 616.905,21 470.957,62
5 Produk Domestik Regional Netto atasBiaya faktor (juta rupiah)
2.780.258,23
1.904.817,00
6 Jumlah penduduk pertengahan tahun(jiwa)
153.589 153.589
7 PDRB perkapita (rupiah) 23.424.917,04
16.419.139,29
8 Produk domestic regional Nettoperkapita (rupiah)
18.101.935,85
12.402.040,54
Sumber : Kabupaten Kutai Barat Dalam Angka Tahun 2008
3.3.1.3. Budaya
A. Adat Istiadat
Masyarakat yang bermukim di kampung sekitar areal PT. Teguh
Sinarabadi merupakan masyarakat Dayak dari etnis Dayak
Tunjung, Benuag, Kutai dan beberapa suku pendatang. Kebiasaan
seperti upacara adat yang masih dilakukan oleh etnis Dayak
seperti, belian gugu tautn, kuangkai yang merupakan upacara adat
kematian yang dipimpin oleh seorang wara. Dalam upacara ini
tulang belulang keluarga yang sudah meninggal digali lagi,
dibersihkan kemudian dikuburkan lagi. Sedangkan perubahan
upacara adat masa lalu dibandingkan upacara adat sekarang,
hanya berubah pada sisi jumlah bahan-bahan. Sedangkan pada sisi
waktu upacara adat, gotong-royong upacara adat, dan tujuan adat,
tidak terjadi perubahan atau masih sama. Kebiasaan masyarakat
dalam usaha tani adalah budaya usaha tani ladang yang dibuka
secara tebas bakar yang hingga sekarang masih dianut. Hal ini
karena pertimbangan kepraktisan pelaksanaan dan keyakinan
adanya abu sisa pembakaran yang dapat meningkatkan kesuburan
tanah. Usaha tani yang diterapkan adalah ladang secara tradisional
dengan tanaman semusim tahunan seperti padi, singkong, sayuran
dan lain-lain serta dengan pemeliharaan minimal dan input yang
III- 17
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
18/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
sangat terbatas, sebaliknya lahan perkarangan yang ada di setiap
rumah masih banyak yang belum dimanfaatkan sebagai lahan
pertanaman, umumnya dibiarkan tanpa tanaman. Sedangkan
untuk kampung Jerang Melayu sudah menerapkan pola pertanian
menetap. Kampung Jerang Melayu melaksanakan upacara adat
hanyalah selamatan naik ayun anak. Berdasarkan wawancara
dengan Petinggi kampung Jerang Melayu, secara keseluruhan
hampir tidak ada perubahan pada upacara adat baik dari sisi waktu
maupun bahan-bahan. Kecuali tingkat gotong royong yang
dirasakan semakin kuat. Sedangkan dari sisi tujuan telah terjadi
perubahan karena pada saat ini sudah ada kerjasama dengan
pemerintah. Menurut petinggi, hampir tidak ada generasi muda
yang mendapatkan pengetahuan-pengetahuan asli/tradisi dari para
orang tua. Hal ini merupakan ancaman bagi kelangsungan budaya
dan ilmu pengetahuan tradisi.
B. Nilai dan Norma (Pranata Sosial)
Norma ataupun pranata sosial sangat diperlukan dalam rangka
mengatur dan mengarahkan kegiatan ataupun interkasi sosial agar
dapat dicapai tujuan bersama (misalnya dalam pemanfaatan
sumberdaya agar tetap lestari) serta menghindarkan konflik
(akibat tujuan yang sama dengan kepentingan yang seringkali
berbeda).
Berbagai peraturan yang bersifat hukum positif maupun aturan
agama dan masyarakat berlaku di masyarakat. Khusus untuk
aturan agama dan atau norma lainnya kuat tidaknya daya ikat
kepada masyarakat juga dipengaruhi oleh berbagai faktor mulai
latar belakang pendidikan, peran kepala/tokoh masyarakat, serta
perubahan pola pikir.
III- 18
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
19/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
Demikian pula di kampung (lokasi studi) juga dijumpai beberapa
norma/pranata sosial antara lain yang bersifat peraturan
pemerintah, norma keagamaan, serta peraturan yang disusun dan
disepakati sendiri antar warga. Menurut informasi keseluruhan
peraturan/norma tersebut hingga sekarang masih diikuti dengan
baik oleh warganya. Latar belakang dari upaya untuk tetap
menaati norma atau peraturan tersebut adalah keinginan untuk
hidup aman, tentram, rukun dan damai.
Lembaga formal yang ada ialah lembaga Badan Perwakilan
Kampung (BPK), PKK, dan Koperasi. Lembaga ini aktivitasnya
terbatas pada aspek yang berhubungan dengan pelaksanaan
kebijakan yang diinstruksikan dari kecamatan.
Lembaga non-formal yang ada terdiri dari lembaga agama dan
lembaga adat. Lembaga ini pada aktivitas tertentu dapat
merupakan satu kesatuan aktivitas dan pandangan. Misalnya
kelompok pengurusan kematian dan perkawinan. Keberadaan
lembaga non-formal dan formal dapat berdampingan secara
harmonis dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal keseharian,
norma yang ditetapkan oleh lembaga non-formal memiliki
efektivitas yang tinggi dalam mengarahkan dan mengendalikan
kegiatan pada tingkat kampung tersebut. Tokoh masyarakat yang
menjadi panutan dan didengarkan petuahnya adalah kepala
kampung, tokoh agama dan tokoh adat.
C. Proses Sosial (Asosiatif)
Proses sosial yang terjadi dalam masyarakat menggambarkan
kedinamisan hidup suatu masyarakat. Proses sosial ini dapat
III- 19
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
20/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
bersifat asosiatif (kerjasama dan akomodasi) dan disosiatif
(persaingan dan konflik). Dalam kehidupan masyarakat di 3
Kecamatan (Melak, muara Lawa, dan Muara Pahu), proses sosial
yang bersifat asosiatif tergambar dari berbagai bentuk kerjasama
masyarakat dalam berbagai aktivitas kehidupan sehari-hari
(gotong royong, tenggang rasa dan toleransi terhadap nilai dan
norma budaya lain).
B. Proses Konflik Sosial (Disosiatif)
Kompetisi terjadi bila beberapa pihak/individu memiliki tujuan yang
sama dalam kesempatan yang terbatas. Kompetisi dapat bersifat
positif bilamana mampu memacu prestasi dalam rangka
menunjukkan kinerja/kemampuan terbaik yang dimiliki. Akan
tetapi dapat pula menjadi hal yang negatif, bilamana berjalan tidak
sehat, mengarah kepada kebencian atau upaya untuk saling
menjatuhkan fihak yang lain dengan cara-cara yang curang/fitnah
(contravention). Kondisi ini dapat berlanjut kepada konflik atau
bahkan sengketa terbuka. Bilamana hal tersebut terjadi maka
sudah semakin sulit pemecahannya.
Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa perselisihan antar
warga (horizontal conflicts) memang tidak dapat dihindarkan, akan
tetapi isu persengketaan bersifat umum, dalam arti menyangkut
persoalan kehidupan keseharian antar warga dari suatu komunitas.
Warga tampak telah memahami permasalahan-permasalahan yang
bersifat sensitif, yaitu berkenaan dengan tata batas kepemilikan
lahan (land tenurial) termasuk di dalamnya persoalan ganti rugi.
Demikian pula, masyarakat di lokasi sekitar kegiatan lebih
cenderung memecahkan perselisihan dalam bentuk musyawarah.
Upaya di luar pengadilan seperti itu tampakya lebih efektif karena
tidak sekedar menghasilkan pemenang dan pecundang (winner
III- 20
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
21/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
and looser), yang seringkali tidak memecahkan masalah yang
sebenarnya.
Dalam kaitannya dengan persoalan lahan dan ganti rugi lahan
nantinya (terutama tanam tumbuh) yang ada di atasnya, maka ada
baiknya perusahaan lebih melihat masalah ini lebih spesifik agar
jangan terjadi konflik dengan pihak perusahaan (vertical conflicts).
Dan perusahaan lebih mengendepankan aturan yang ada seperti
Perda No. 21 Tahun 2007, tentang Penetapan harga dasar tanah
dan tanam tumbuh dalam wilayah Kabupaten Kutai Barat.
Proses sosial yang bersifat disosiatif juga muncul mewarnai
dinamika kehidupan masyarakat di wilayah ini. Persaingan untuk
mencari nafkah hidup dan perbedaan etos kerja kadang-kadang
memicu terjadinya konflik sosial yang dapat memicu timbulnya isu
kecemburuan sosial antara pendatang dengan penduduk lokal.
C. Kohesi Sosial
Dalam suatu proses sosial yang berjalan secara dinamis, baik
interaksi antar warga dan/atau dengan pihak perusahaan, maka
disamping kedisharmonian juga dapat diukur dari kualita positif
yang dicapai. Situasi ini disebut sebagai proses yang assosiatif.
Interaksi positif tersebut sudah seharusnya dijaga atau bahkan
ditingkatkan dengan berbagai upaya bersama.
Berdasarkan data/informasi yang diperoleh di lapangan, maka
kohesifitas warga terutama dalam menangani pekerjaan yang
berkaitan dengan kepentingan publik cukup tinggi. Peran tokoh
masyarakat sebagai penggerak juga sangat penting, dan hal
tersebut menunjukkan posisi mereka yang dihormati.
Kohesifitas yang tinggi dalam merealisasikan kepentingan bersama
juga merefleksikan tingkat interaksi antar warga yang cukup
III- 21
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
22/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
intensif, yang sekaligus menunjukkan rasa kebersamaan (in-group
feeling). Meskipun demikian, pada saat kepentingan antar
kelompok dalam masyarakat berseberangan, maka kohesifitas
seperti ini juga dapat hilang begitu saja dan berganti dengan nilai
kelompok atau individual, terutama bila tokoh masyarakat tidak
lagi berwibawa. Biasanya kohesifitas relatif dapat terjaga bila
didukung dengan sistem kelembagaan di masyarakat yang baik.
D. Agama
Sebagian besar penduduk di wilayah studi adalah beragama
Kristen Katholik dan Protestan selebihnya adalah agama Islam
(terutama pada kampung Jerang Melayu). Sarana ibadah yang
terdapat di kampung sekitar lokasi adalah dapat dilihat pada Tabel
3.35 di bawah ini :
Tabel 3.35. Sarana Ibadah di Kampung Sekitar Lokasi
No. Nama Kampung Sarana IbadahGereja Mesjid Surau
1. Empas 3 - -2. Empaku
q4 - -
3. MuaraBunyut
4 1 1
4. Lambing 5 1 15. Bengger
is2 1 -
6. Dasaq 3 - -7. Mendun
g2 - -
8. JerangMelayu
- 1 -
Sumber : Data Lapangan, 2009
Tingkat toleransi kehidupan antar agama pada
masyarakat di wilayah studi dapat dikatakan sangat
baik.
III- 22
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
23/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
E. Sarana Prasarana Pendidikan
Sarana prasarana pendidikan yang terdapat di sekitar areal PT.
Teguh Sinarabadi dapat dikatakan masih sangat minim. Hal ini
terlihat dari jumlah gedung sekolah belum memadai dan tidak
terdapatnya Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah
Menengah Umum (SMU). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 3.36 dibawah ini.
Tabel 3.36. Jumlah Sarana Pendidikan di
Lokasi Studi
No Kampung TK SD SLTP SMU
1 Empas1**
1 - -
2 Empakuq - 1 - -
3 MuaraBunyut 1 1 1
4 Lambing 2 3 1 1
5 Benggeris
1 1 - -
6 Dasaq - 1 1 -
7 Mendung - 1 - -
8 JerangMelayu
- 1 - -
Sumber Data : Data Lapangan, 2009Ket : ** Kerjasama dengan yayasan PESAT dan PT. BANPU
F. Mobilitas Penduduk
Mobilitas penduduk adalah pergerakan jumlah penduduk pada
suatu wilayah yang dipengaruhi oleh faktor-faktor: kelahiran,
kematian, kepergian dan kedatangan penduduk. Masyarakat
kampung studi sangat jarang bepergian, kecuali untuk belanja
kebutuhan hidup ke Ibu Kota Kecamatan. Transportasi utama
III- 23
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
24/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
keluar daerah untuk kampung Dasaq, Mendung dan Kampung
Jerang Melayu menggunakan transportasi air yaitu spead boad,
long boad, kapal, ces, dan sangat jarang menggunakan
transportasi darat karena saat ini kondisi jalan rusak. Dengan
demikian apabila mau bepergian keluar daerah maka akan
membutuhkan biaya yang besar.
Pada musim kemarau dimana air Sungai Mahakam menurun
sehingga sulit untuk dilayari long boat/spead boat. Frekuensi
perjalanan yang sering dilakukan oleh penduduk kampung adalah
ke Kecamatan terutama untuk urusan-urusan kepemerintahan,
sedangkan ke ibu kota Kabupaten di Sendawar banyak dilakukan
pada saat mau mendaftarkan anak-anak masuk sekolah lanjutan.
Disimpulkan tingkat mobilitas penduduk kampung studi relatif kecil
yaitu sekitar 2 3 % ( hanya dipengaruhi oleh faktor tingkat
kelahiran dan tingkat kematian).
G. Sarana dan Prasarana Olahraga
Sarana dan prasarana olah raga yang ada di kampung-kampung di
sekitar lokasi perusahaan adalah dapat dilihat pada Tabel 3.37 di
bawah ini :
Tabel 3.37. Sarana dan Prasarana Olahraga
No.
NamaKampung
Sarana Olah Raga
Lap.SepakBola
Lap.Volly
Lap.BuluTangkis
TenisMeja
1. Empas
1 1 - -
2. Empa
kuq
- 2 - 1
3. Muara
1 1 1 -
III- 24
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
25/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
Bunyut
4. Lambing
1 1 1 1
5. Benggeris
1 2 - 1
6. Dasaq
- 1 1 -
7. Mendung
1 - -
8. JerangMelayu
- 1 - -
Sumber : Kec. Muara Lawa Dalam Angka 2008, dan Data Primer, 2009
H. Sikap Dan Persepsi Masyarakat Terhadap Usaha
Penambangan Batubara
Pada saat ini secara umum terdapat hubungan yang harmonis
antara masyarakat dengan pihak perusahaan. Walaupun dari data
lapangan bahwa beberapa kampung yang ada di sekitar kegiatan
belum terdapat hubungan yang harmonis yang disebabkan olehjangkauan lokasi kegiatan dengan kampung terkait dan belum
adanya realisasi kegiatan CSR/CD dari pihak perusahaan. Kondisi
yang ada ini disebabkan antara lain oleh presepsi masyarakat
terhadap aktivitas pihak perusahaan, baik yang berkaitan langsung
ataupun tidak langsung dengan masyarakat, beserta dampak-
dampak yang ditimbulkannya.
Dampak positif (atau seringkali disebut sebagai manfaat) dan
dampak negatif (risiko) senantiasa berjalan bersama, dengan
intensitas dan lingkup yang dapat saja berbeda. Dampak-dampak
tersebut seharusnya dikelola secara baik, dalam arti dampak positif
ditingkatkan dan dampak negatif dilakukan mitigasi (pencegahan,
penanggulangan, dan pengendalian).
III- 25
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
26/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
Persepsi masyarakat terhadap dampak lingkungan, kegiatan
pembinaan masyarakat (community development) yang
dilaksanakan oleh PT. Teguh Sinarabadi, serta perspektif mereka
atas kehidupan/penghidupan mereka bersama berkaitan dengan
keberadaan PT. Teguh Sinarabadi diuraikan secara lebih detil
sebagaimana berikut ini.
1. Dampak Lingkungan
Kegiatan pembangunan pada dasarnya merupakan gangguan
terhadap keseimbangan lingkungan, akan tetapi bertujuan guna
memperoleh keseimbangan baru yang lebih meningkatkan aliran
manfaat (dampak positif) dan mengurangi risiko (dampak negatif)
bagi kehidupan masyarakat. Oleh karenanya setiap kegiatan
senantiasa menimbulkan dampak, yang harus dikelola sebaik-
baiknya agar tujuan pembangunan dapat direalisasikan.
Dampak Positif ataupun dampak negatif dari beroperasinya PT.
Teguh Sinarabadi menurut persepsi masyarakat sekitarnya (dan
yang dapat berkembang menjadi opini publik) sesuai dengan hasil
studi ini. Terlihat pada tabel, bahwa kehadiran PT. Teguh
Sinarabadi berpotensi untuk memberikan lapangan kerja, dan
bantuan fisik (sarana dan prasarana). Hal yang menarik, bahwa
perusahaan juga merupakan obyek klaim bagi ganti rugi tanah dan
tanam tumbuh. Situasi ini pada dasarnya juga menjadi risiko bagi
perusahaan, yaitu akan semakin tingginya potensi dan sekaligus
juga (yang telah terjadi) kasus konflik lahan. Terlebih bilamana
tidak tersedia kepastian/standar atas harga tanah dan tanam
tumbuh.
III- 26
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
27/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
Tabel 3.38. Persepsi Masyarakat tentang Dampak Positif
dan Negatif dari Kegiatan PT. Teguh Sinarabadi di Wilayah
Studi (Kampung Empas, Empakuq dan Muara Bunyut)
Dampak Kecamatan MelakEmpas Empakuq Muara Bunyut
Dampakpositif
- Lapangan kerja - Lapangan kerja - Lapangan kerja- Ganti rugi lahan - Ganti rugi
lahan
- Ganti rugi lahan
- Akses jalan - Akses jalan - Akses jalan- Perekonomian
meningkat(kontrakan,sembako dll).
- Perekonomianmeningkat(kontrakan,sembako dll).
- Perekonomianmeningkat(kontrakan,sembako dll).
Dampaknegative yangdirasakan
- Tanah jaditandus setelahditambang
- Tanah jaditandus setelahditambang
- Tanah jaditandus setelahditambang
- Dapat membuatsungai menjadi
keruh
- Dapatmembuat
sungai menjadikeruh
- Dapat membuatsungai menjadi
keruh
Sumber : Hasil Wawancara dan Pengolahan Tim Studi, 2009
Tabel 3.39. Persepsi Masyarakat tentang Dampak Positif
dan Negatif dari Kegiatan PT. Teguh Sinarabadi di Wilayah
Studi (Kampung Lambing, Benggeris)
Dampak Kecamatan MelakEmpas Empakuq Muara Bunyut
Dampakpositif
- Lapangan kerja - Lapangan kerja - Lapangan kerja- Ganti rugi lahan - Ganti rugi
lahan- Ganti rugi lahan
- Akses jalan - Akses jalan - Akses jalan- Perekonomian
meningkat(kontrakan,sembako dll).
- Perekonomianmeningkat(kontrakan,sembako dll).
- Perekonomianmeningkat(kontrakan,sembako dll).
Dampaknegatif yangdirasakan
- Tanah jaditandus setelahditambang
- Tanah jaditandus setelahditambang
- Tanah jaditandus setelahditambang
III- 27
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
28/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
Sumber : Hasil Wawancara dan Pengolahan Tim Studi, 2009
Tabel 3.40. Persepsi Masyarakat tentang Dampak Positif
dan Negatif dari Kegiatan PT. Teguh Sinarabadi di Wilayah
Studi (Kampung Dasaq, Mendung
Dan Jerang Melayu)
Dampak Kecamatan MelakDasaq Mendung Jerang Melayu
Dampakpositif
- Lapangan kerja - Lapangan kerja - Lapangan kerja- Ganti rugi lahan - Ganti rugi lahan - Ganti rugi lahan- Akses jalan - Akses jalan - Akses jalan- Perekonomian
meningkat.- Perekonomian
meningkat- Perekonomian
meningkatDampaknegative yang
dirasakan
- Tanah jaditandus setelah
ditambang- Dampak
negatif tidakberpengaruhlangsung
- Tanah jaditandus setelah
ditambang- Dampak negatif
tidakberpengaruhlangsung.
- Tanah jaditandus setelah
ditambang- Dampak negatif
tidakberpengaruhlangsung.
Sumber : Hasil Wawancara dan Pengolahan Tim Studi, 2009
Sedangkan persepsi ini, dampak positif (+) dapat dimanfaatkan
dan dirawat sedangkan dampak negatif (-) dapat ditangani
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan perusahaan.
2. Kegiatan CSR/Comdev
Setiap pengusahaan sumberdaya alam, termasuk pertambangan
batu bara, disamping menganut azas menguntungkan juga
diharapkan memenuhi azas penghematan/ramah lingkungan (bagi
non-renewable resources), serta azas manfaat. Azas terakhir
terkait dengan kontribusi bagi perekonomian daerah serta ekonomi
keluarga penduduk yang ada di sekitarnya. Beberapa bantuan
III- 28
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
29/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
yang sudah diberikan oleh pihak perusahaan terhadap masyarakat
sekitar yang dilaporkan sebagai bentuk CSR/CD, meliputi
pengembangan sumber daya manusia, bantuan sarana dan
prasarana (infrastruktur), bidang ekonomi kerakyatan dan bantuan
sosial, seperti pada Tebel 3.41 berikut ini.
III- 29
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
30/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
Tabel 3.41. Bantuan PT. Teguh Sinarabadi Kepada Kampung-Kampung Sekitarnya Dalam
Rangka Program Community Development (s/d bulan mei 2009)
No BantuanBidang
KampungEmpas Empakuq Muara
BunyutLambing Benggeri
sDasaq Mendung Jerang Melayu
1. SumberDayaManusia
Bantuandanaperayaankeagamaan
Bantuandanaperayaankeagamaan
Bantuandanaperayaankeagamaan.
Bantuandanaperayaankeagamaan
Bantuandanaperayaankeagamaan
Bantuandanaperayaankeagamaan
Bantuan danaperayaankeagamaan
Bantuan danalembagapengembanganTilawatil quran.
2. Sarana danPrasarana(infrastruktur)
BantuanFisikberupapengadaan4 unit mejaguru dan 4unit kursi.
- Bantuanpengadaancomputeruntuk SDdan SMPsatu atap.
BantuandanauntuksaranadanprasaranauntukSMAN 9Sendawar.
- - Bantuan Fisikberupapengadaan 4unit meja gurudan 4 unitkursi.
Bantuan Fisikberupapengadaan 5 unitmeja guru dan 5unit kursi.
3. Ekonomikerakyatan
- - - - - - - -
4. Bantuansosial
Biayapengobatanmasyrakatsetempat
- - - - - Bantuan sosialuntuk KepalaAdat Kampungmendung.
-
Sumber : Laporan bulanan realisasi Kegiatan CSR/CD sampai dengan PT. TSA, Mei tahun 2009.
III- 30
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
31/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
Pembinaan masyarakat (community development) atau dapat pula
disebut sebagai pemberdayaan masyarakat (empowerment) yang
dilaksanakan oleh PT. Teguh Sinarabadi pada dasarnya juga
merupakan salah satu upaya untuk memberikan dukungan atas
dampak positif yang dihasilkan dari aktivitas perusahaan lainnya
(misal perekrutan tenaga kerja dan pembukaan peluang berusaha).
Sebagian bidang-bidang tertentu seperti ekonomi kerakyatan
belum terealisasi sama sekali.
Dari hasil evaluasi secara keseluruhan pelaksanaan CSR/CD,
perusahaan harus merobah paradigma dimana pembangunan
masyarakat terkadang hanya bersifat formalisme tanpa dilandasi
semangat untuk memandirikan masyarakat dan pada umumnya
juga bersifat charityatau derma. Hal ini banyak berkaitan dengan
anggapan perusahaan bahwa urusan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat setempat adalah urusan pemerintah. Pada dasarnya
konsep CSR adalah strategi pembangunan berkelanjutan yang
mengintegrasikan dimensi ekonomi, ekologi dan sosial yang
menghargai kemajemukan ekologi dan sosial budaya. Hal ini
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas, dimana salah satu pasalnya menyebutkan
bahwa: setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang
pengelolaan sumber daya alam, maka perusahaan tersebut wajib
melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility atau yang
biasa disingkat dengan CSR. Arti dari CSR ini adalah pihak
perusahaan harus mempunyai kepedulian atau rasa tanggung
jawab sosial terhadap masyarakat yang ada di sekitar lokasi
kegiatan.
Community Development adalah suatu kegiatan pengembangan
komunitas/masyarakat sekitar yang diarahkan untuk memperbesar
III- 31
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
32/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
akses komunitas sekitar usaha pertambangan untuk mencapai
kondisi sosial ekonomi budaya yang lebih baik apabila
dibandingkan dengan sebelum adanya kegiatan usaha
pertambangan. Masyarakat sekitar usaha kegiatan diharapkan
menjadi lebih mandiri dan tidak bergantung keberadaan usaha
pertambangan baik selama perusahaan beroperasi maupun
sesudah selesai, yang dalam pelaksanaannya perlu dilakukan
dengan membuat skala prioritas dan juga secara
anggaran/ekonomis dan tidak akan mengganggu kelangsungan
hidup perusahaan. Disamping itu program Community
Developmentjuga akan dibuat sejalan dengan program yang
dibuat oleh pemerintah setempat agar tidak tumpang tindih
sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara maksimal oleh
masyarakat sekitar. Program ComDev yang akan dijalankan oleh
pihak perusahaan terhadap masyarakat sekitar sebaiknya
bersinergi dengan program pemerintah nantinya.
3. Perspektif ke Depan
Menggali harapan masyarakat terhadap keberadaan perusahaan
PT. Teguh Sinarabadi dalam kenyataannya bukanlah hal yang
mudah, mengingat terdapat suasana yang dilematis di masyarakat.
Akibatnya banyak dari responden yang memilih tidak menjawab.
Hanya saja dari yang memberikan jawaban, lebih besar responden
yang mengharapkan PT. Teguh Sinarabadi tetap beroperasi,
dengan harapan ada perbaikan signifikan yang akan dilaksanakan
oleh pihak manajemen perusahaan guna meningkatkan dampak
positif terhadap masyarakat sekitar atau mempererat kerjasama
dengan mereka. Bagaimanapun kehadiran perusahaan telah
membangkitkan perekonomian lokal, meskipun dirasakan belum
optimal.
III- 32
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
33/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
Akan tetapi tidak satupun dari masyarakat yang menyadari bahwa
sebagai perusahaan di bidang sumberdaya alam yang tak
terbaharui, kekekalan kehadiran perusahaan pertambangan seperti
PT. Teguh Sinarabadi tidaklah mungkin terealisir. Dengan kata lain
mereka harus mampu memberdayakan atau memperkuat
perekonomian mereka sendiri dengan fasilitasi awal dari pihak
perusahaan. Diharapkan bahwa pihak perusahaan dapat
menjelaskan kondisi ini terhadap masyarakat sekitar.
Bagaimana persepsi masyarakat di lokasi studi terhadap masa
depan mereka dengan melihat penting atau tidak pentingnya
kehadiran PT. Teguh Sinarabadi dapat dilihat secara lebih jelas
pada Tabel 3.42 berikut.
Tabel 3.42. Persepsi Masyarakat tentang Perspektif ke
Depan Kegiatan CSR/CD Kec Melak.
PersepsiMasyaraka
tl
Kecamatan Melak
Empas Empakuq Muara Bunyut
Harapanterhadapkehadiranperusahaanke depan
Semakin baikAlasan :- Menyerap tenaga
kerja lokal harusdiutamakan.
- Peningkatanekonomi
- Perusahaan dapatmemfasilitasi batasantara melak danMuara Pahu.
- Agar programCSR/CD dapatdirealisasikanseperti yang telahdilakukan oleh pihakPT. BANPU.
- Masyarakatmengharapkanperhatianperusahaan untukbidang pendidikandan kesehatan.
Semakin baikAlasan :- Menyerap tenaga
kerja lokal harusdiutamakan.
- Adanya fee,terutama untukpenguruskampung.
- Dapatmemberikan
beasiswaterhadap lulusanSLTP seperti yangtelah dilakukanoleh perusahaanlain.
- Dapatberpartisipasiuntukpembersihansungai.
Semakin baikAlasan :- Menyerap tenaga
kerja lokal harusdiutamakan.
- Dapat bekerja samadengan penguruskampung.
- Dapat membantuuntuk bidngpendidikan dan
kesehatan.- Dapat member
bantuan berupalistrik/penerangan.
Sumber : Hasil Wawancara dan Pengolahan Tim Studi, 2009
Tabel 3.43. Persepsi Masyarakat tentang Perspektif ke
III- 33
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
34/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
Depan Kegiatan CSR/CD untuk Kecamatan Muara LawaPersepsi
Masyarakatl
Kecamatan Muara Lawa
Lambing BenggerisOptimisterhadapkemajuankampung kedepan
Semakin baikAlasan :- Menyerap tenaga
kerja lokal harusdiutamakan.
- Peningkatan ekonomi- Pembebasan lahan
dapat melibatkanaparat kampung.
Semakin baikAlasan :- Menyerap tenaga kerja lokal harus
diutamakan.- Harus ada dampak positif yang dirasakan
oleh masyarakat setempat.- Agar masyarakat dapat dijadikan
kontraktor lokal- Untuk mengembangkan peluang usaha,
agar masyarakat setempat dapatdijadikan sebagai supplier barang.
- Jika perusahaan punya budget maka
comdev dapat meniru yang telahdilakukan oleh PT. BANPU.
Sumber : Hasil Wawancara dan Pengolahan Tim Studi, 2009
Tabel 3.44. Persepsi Masyarakat tentang Perspektif ke
Depan Kegiatan CSR/CD untuk Kecamatan Muara Pahu .
PersepsiMasyarakatl
Kecamatan Muara Pahu
Dasaq Mendung Jerang MelayuHarapanterhadapkehadiranperusahaan kedepan
Semakin baikAlasan :- Menyerap tenaga
kerja lokal harusdiutamakan.
- Masyarakat tidakterlalu berharapbanyak, karenaareal (lahan) yangberdekatan dengankampung tersebutbelum ada yangdigarap oleh pihakperusahaan.
Semakin baikAlasan :- Menyerap
tenaga kerjalokal harusdiutamakan.
- Dapatmemperbaikiakses jalan
- Bantuandibidangkesehatan.
Semakin baikAlasan :- Menyerap tenaga kerja
lokal harusdiutamakan.
- Adanya kerjasamayang baik denganpengurus kampung.
- Kegiatan CSR/Comdevdapat meniru yangtelah dilakukan oleh PT.BANPU.
- Proposal sudahdisampaikan terhadappihak perusahaansehubungan dengan
program-programkampung (sepertipembuatan jalan, dll).
Sumber : Hasil Wawancara dan Pengolahan Tim Studi, 2009
Hal yang sangat menggembirakan bahwa masyarakat merasa
optimis atas masa depan mereka yang lebih baik. Optimisme
semacam itu sangat penting dalam memberi motivasi membangun
upaya bersama, tidak hanya antar warga masyarakat, tetapi juga
dengan pihak perusahaan serta Pemerintah (Daerah) di sekitar
III- 34
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
35/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
mereka. Pada umumnya masyarakat sudah mengetahui tentang
rencana kegiatan pertambangan batubara oleh PT. Teguh
Sinarabadi di daerah ini. Selain informasi yang diperoleh dari
teman juga dari pihak perusahaan sendiri. Optimisme penduduk
dengan beroperasinya tambang ini muncul oleh karena tersedianya
peningkatan lapangan pekerjaan di masyarakat yang akan
berdampak langsung terhadap peningkatan pendapatan, bantuan
sosial dan pembangunan perekonomian wilayah.
Persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap rencana
penambangan batubara (Laporan Utama AMDAL, 2006 ),
berdasarkan wawancara terstruktur dengan responden yang
diambil sebagai sampel, pada umumnya masyarakat belum
mengetahui bahwa PT. Teguh Sinarabadi akan melakukan
penambangan batubara diwilayah Kutai Barat. Berdasarkan hasil
wawancara langsung 58,33% responden belum mengetahui bahwa
PT. Teguh Sinarabadi akan melakukan penambangan batubara.
Namun 75 % responden merasa senang dengan informasi yang
akan dilakukan kegiatan penambangan batubara, 20% merasa
biasa saja dan sisanya 5% merasa keberatan. Responden yang
merasa senang dengan alasan akan mendapat kompensasi tanam
tumbuh, akan menambah penghasilan, sedangkan yang keberatan
menyatakan bahwa pengalaman yang ada perusahaan tidak
pernah melibatkan tenaga kerja lokal, kalau ada hanya sedikit dan
kegiatan ini dapat menimbulkan dampak negatif berupa debu dan
berkurangnya lahan pertanian karena tambang.
Harapan masyarakat terhadap kegiatan PT. Teguh Sinarabadi
(Laporan Utama AMDAL 2006) adalah :
III- 35
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
36/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
1. PT. Teguh Sinarabadi mengutamakan warga sekitar dalam
penerimaan karyawan maupun kesempatan usaha (menjadi
rekan/ kontraktor jasa atau logistik lainnya).
2. PT. Teguh Sinarabadi memberikan bantuan sosial untuk
kepentingan umum warga Kabupaten Kutai Barat terutama
kampung-kampung yang akan terkena dampak lingkungan
3. PT. Teguh Sinarabadi melakukan pemberdayaan masyarakat
setempat.
Jika dibandingkan dengan kondisi saat ini (saat pembuatan
Laporan Revisi AMDAL PT. Teguh Sinarabadi), harapan dan
keinginan masayarakat masih sama terhadap perusahaan.
I. Persepsi Masyarakat Terhadap Lingkungan Hidup
Indikator-indikator yang dipergunakan dalam membahas
persepsi/sikap masyarakat terhadap lingkungan hidup didekati dan
diukur dengan persentase responden terhadap kualitas dan
sumber air yang biasa digunakan sebagai air minum dan MCK,
sistem pemilikan lahan, kerusakan hutan, perburuan satwa dan
perladangan. Tolok ukur sikap masyarakat terhadap lingkungan
hidup di dekati atas reaksi yang diberikan terhadap suatu aksi.
Sikap tersebut sangat tergantung pada nilai budaya setempat,
yakni apa yang baik atau buruk menurut sistem nilai masyarakat
tersebut. Aspek yang dibahas dari sikap masyarakat tersebut
meliputi kualitas dan sumber air yang biasa digunakan sebagai air
minum dan MCK, pemilikan lahan, kerusakan hutan, perburuan
satwa dan perladangan di hutan. Lingkungan alam disekitar tempat
mereka tinggal merupakan lahan dan areal yang biasanya
dipergunakan untuk mempertahankan hidup melalui usaha-usaha
bertani, berburu, mencari ikan dan beternak. Penduduk setempat
berpandangan bahwa alam sekitarnya, termasuk hutan dan sungai
III- 36
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
37/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
merupakan tempat dipergunakannya untuk kegiatan menangkap
ikan, mencari kayu dan berburu binatang.
I. Adaptasi Ekologis
Kearifan terhadap lingkungan dan alam merupakan salah satu nilai
budaya yang mampu dipertahankan masyarakat Dayak, termasuk
Dayak Tunjung, Benuaq hingga saat ini. Kearifan budaya seperti ini
dapat dijadikan modal utama dalam pembangunan yang
berwawasan lingkungan. Kehidupan masyarakat Dayak seperti
disingung di bagian awal tidak bisa dilepaskan dari alam
sekitarnya. Selama berpuluh-puluh tahun mereka telah menyatu
dengan alam dan membentuk pola interaksi yang saling
menguntungkan (mutualisme simbiosis). Semua kebutuhan
masyarakat setempat diperoleh dari alam dan unsur-unsur yang
ada di dalamnya mulai dari kebutuhan makanan, minuman, tempat
tinggal, peralatan rumah tangga, perlengkapan berburu dan
sebagainya.
Dalam prespektif orang Dayak, alam tidak hanya dipandang
sebagai komoditas dimana orang bisa seenaknya memanfaatkan
kekayaan di dalamnya. Orang Tunjung dan Benuaq sangat
menghargai eksistensi alam sehingga dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya alam senantiasa berdasar pada nilai-
nilai kearifan budaya. Mereka memiliki tanggung jawab besar
untuk tetap menjaga dalam melestarikan alam.
Secara umum di dalam masyarakat setempat tidak ada konsep
ilmiah atau teori-teori yang mereka pelajari tentang kelestarian
alam. Mereka langsung belajar dari alam dan sinyal-sinyal atau
pertanda yang disampaikan melalui binatang, pohon, angin, hujan
dan lainnya. Dari waktu ke waktu, kecintaan, keakraban dan
III- 37
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
38/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
kedekatan dengan alam makin kuat dan membentuk sikap kearifan
orang Dayak terhadap alam. Kearifan inlah yang mendasari semua
perilaku orang terhadap alam sekitarnya. Dalam praktek kehidupan
sehari-hari perilaku ini tercermin dari adat-istiadat dan norma-
norma budaya masyarakat Dayak yang menjunjung tinggi
kelestarian alam.
Adaptasi ekologis merupakan salah satu kearifan masyarakat
setempat dalam memanfaatkan alam ini mampu mereka
pertahankan secara konsisten dari generasi ke generasi dan
mereka mewariskannya kepada anak-cucu sampai sekarang.
3.4. Komponen Kesehatan Masyarakat
3.4.1. Fasilitas Kesehatan
* Fasilitas sarana dan prasarana kesehatan masyarakat di daerah
studi cukup minim, kecuali untuk kampung-kampung yang
berdekatan dengan pusat Kecamatan Melak dan Muara Lawa.
Akibat dari kurangnya sarana dan prasarana ini maka penduduk
yang sakitnya tidak dapat diobati di kampung akan dirujuk ke
Ibukota Kecamatan atau Ibukota Kabupaten.
* Kondisi sanitasi lingkungan umumnya kurang baik, hal ini terlihat
dari kurangnya saluran pembuangan air dan umumnya air sungai
masih dominan untuk kebutuhan sehari-hari. Jenis penyakit yang
umumnya diderita penduduk antara lain ISPA, demam, disentri,
muntaber dan malaria. Umumnya pertolongan pertama yang
mereka gunakan adalah obat-obat tradisional dan apabila usaha
tersebut tidak berhasil maka mereka pergi ke posyandu/polindes.
Jumlah sarana kesehatan yang terdapat di sekitar lokasi studi
seperti terlihat pada tabel di bawah ini. Fasilitas kesehatan di
kampung-kampung studi dapat dilihat pada Tabel 3.45.
III- 38
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
39/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
Tabel 3.45. Jumlah Sarana Kesehatan di Wilayah
Studi
No KampungPuskes
mas
Pustu
(Unit)
Posyandu
(Unit)
Keterangan
1 Empas
-- 1
2 Empakuq
-1 1
3 MuaraBunyut
-
1 1 Dilayani oleh Dokterdari melak
4 Lambing 1
- 3 Dilayani oleh 2 Dokter(1 Dokter umum, 1Dokter gigi)
5 Benggeris
-- 1
6 Dasaq
-1 1
7 Mend
ung-
- 1 Dilayani oleh bidan dan
berkunjung setiap tgl 1awal bulan untukmelakukan kegiatanimunisasi.
8 JerangMelayu
-
- 1 Posyandu ini dilayanioleh bidan danberkunjung setiap tgl 1awal bulan untukmelakukan kegiatanimunisasi.
Sumber Data : Data Lapangan, 2009
3.4.2. Sanitasi Lingkungan
Sanitasi lingkungan dipengaruhi oleh kondisi rumah, saluran
(drainase) pembuangan limbah cair, sampah dan tingkah laku
hidup sehat masyarakat. Kondisi rumah pada umumnya cukup
memadai, namun saluran drainase umumnya kurang baik,
didukung oleh topografi lahan yang cukup datar, beberapa wilayah
studi pernah mengalami banjir besar sebagai luapan dari sungai-
III- 39
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
40/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
sungai besar seperti Mahakam. Sungai masih menjadi tempat MCK
hampir disemua wilayah studi (kecuali daerah Melak (PDAM),
Kampung Mendung dan Dasaq mengandalkan air Gunung sebagai
sumber air minum).
3.4.3. Vektor Penyakit
Beberapa vektor penyakit yang umunya dijumpai di wilayah studi
adalah lalat, tikus, kecoa dan nyamuk. Berdasarkan hasil
pengamatan bahwa lalat dan nyamuk merupakan vektor penyakit
terbanyak di wilayah studi, urutan selanjutnya tikus dan kecoa.
Keberadaan berbagai vektor tersebut erat kaitannya dengan
kondisi sanitasi lingkungan yang kurang sehat. Nyamuk sebagai
vektor penyakit diprakirakan akan meningkat jumlahnya apabila
terdapat peningkatan genangan air di lokasi kegiatan kegiatan
tambang batubara PT. Teguh Sinarabadi terutama dengan adanya
kegiatan pembukaan lahan, sehingga dalam perencanaan
pengembangan yang ada nantinya harus benar-benar
mengantisipasi kemungkinan adanya berbagai genangan yang
dapat meningkatkan populasi nyamuk.
Jenis nyamuk yang ditemukan pada saat survei di base camp
hanya 1 (satu) jenis saja, yaitu Anopheles maculatus yang
merupakan vektor penyakit malaria dengan daerah penyebaran
Malaysia, Indonesia, Kalimantan , Filipina, Cina Selatan dan Bengal.
Penyakit malaria umumnya lebih banyak menyerang anggota
masyarakat yang sehari-harinya banyak bekerja dikebun dan
penebangan kayu dan hal ini sesuai dengan tabel 3.37 yang
menyatakan malaria termasuk 10 jenis penyakit penting di daerah
Kutai Barat. Nyamuk sebagai vektor penyakit diprakirakan akan
meningkat jumlahnya apabila terdapat peningkatan lubang yang
tergenang air di lokasi kegiatan pertambangan batubara PT. TSA.
III- 40
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
41/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
3.4.4. Prevalensi Penyakit
Berdasarkan data sekunder dari kabupaten Kutai Barat dalam
Angka 2008, jenis penyakit yang kerap diderita penduduk adalah
penyakit lain lain (tak terinci) dan infeksi saluran pernapasan atas
(ISPA).
Demikian halnya dengan hasil wawancara penyakit yang kerap
diderita pedagang pasar, sebagian besar responden (83,33%)
menjawab bahwa penyakit yang kerap diderita adalah ISPA
(termasuk batuk pilek) sisanya penderita malaria (3,33 %) pegal-
pegal (8,33%) dan diare disentri ( 5%). Berdasarkan data dari
Kabupaten Kutai Barat dalam Angka 2008 dan hasil wawancara
langsung, kerawanan dari wabah penyakit menular, baik dari jenis
penyakit menular yang disebarkan melalui udara (airborne disease)
maupun melalui media air (waterborne disease) jarang terjadi.
Penyakit menular yang masih dijumpai berdasarkan 10 jenis
penyakit antara lain Diare, ISPA, disentri, penyakit kulit dan
malaria. Hal ini mengidentifikasikan bahwa kondisi kualitas
kesehatan masyarakat tergolong kurang baik.
Tabel 3.46. Data 10 Jenis Penyakit di Wilayah Kabupaten
Kutai Barat
No Jenis penyakit Jumlah %
1 Peny.lain-lain 39502 41.172 ISPA 23349 24.333 Penyakit kulit 5939 6.194 Diare 5346 5.575 Hipertensi 5074 5.296 Peny.lain pd sal.
Pernapasan4643 4.84
7 Peny malaria 3961 4.138 Tukak lambung 3914 4.089 Peny. Gigi & rongga mulut 2984 3.1110 Peny. Mata 1237 1.29
Jumlah 18.478 100Sumber ; Data Kabupaten Kutai Barat Dalam Angka Tahun 2008
III- 41
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
42/43
ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH
Gambar 3.9. Peta Lokasi Titik Sampel Komponen Sosial
III- 42
-
7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA
43/43
Gambar 3.10. Peta Lokasi Titik Sampel Komponen Geofisik
Kimia- Biologi