bab 2 typoid fever

Upload: octynuslaia

Post on 01-Mar-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 BAB 2 Typoid Fever

    1/10

    BAB 2

    TINJAUAN TEORITIS

    A. KONSEP MEDIS KEPERAWATAN

    1. PENGERTIAN

    Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman

    Salmonella Thypi ( Arif Mansjoer, 1999 ).

    Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi Salmonella

    Thypi. rganisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh

    faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella ( !runer and Suddart, 199" ).

    2. ETIOLOGI

    #enyebab penyakit ini adalah jenis salmonella typhosa, kuman ini memiliki $iri%$iri sebagai

    berikut&

    1. !asil gram negatif yang bergerak dengan bulu getar dan tidak berspora.

    '. Memiliki paling sedikit ma$am antigen ( somalitik yang terdiri atas at kompleks

    lipopolisakarida ), antigen * ( flagella ), dan antigen +. !erdasarkan hasil pemeriksaan

    laboratorium pasien, biasanya terdapat at anti ( aglutinin ) terhadap ketiga ma$am antigen

    tersebut.

    . Masa inkubasi 1 % ' hari.

    Salmonella terdiri atas beratus%ratus spesies, namun memiliki susunan antigen yang

    serupa, yaitu sekurang%kurangnya antigen ( somatik ), dan antigen * ( flagella ). #erbedaan

    diantara spesies tersebut disebabkan oleh faktor antigen dan sifat biokimia.

    3. PATHWAY

  • 7/25/2019 BAB 2 Typoid Fever

    2/10

    4. MANIFESTASI KLINIS

  • 7/25/2019 BAB 2 Typoid Fever

    3/10

    -ejala klinis pada anak umumnya lebih ringan dan lebih berariasi dibandingkan

    dengan orang de/asa. 0alaupun gejala demam typhoid pada anak lebih berariasi, tetapi

    se$ara garis besar terdiri dari demam satu minggulebih, terdapat gangguan saluran

    pen$ernaan dan gangguan kesadaran. 2alam minggu pertama, keluhan dan gejala mrnyerupai

    penyakit infeksi akut pada umumnya seperti demam, nyeri kepala, anoreksia, mual, muntah,

    diare, konstipasi, serta suhu badan yang meningkat terutama malam hari.

    #ada minggu kedua maka gejalatanda klinis menjadi makin jelas, berupa demam

    remiten, lidah typhoid, pembesaran hati dan limpa, perut kembung, bisa disertai gangguan

    kesadaran dari ringan sampai berat. 3idah typhoid dan tampak kering, dilapisi selaput

    ke$oklatan yang tebal, dibagian ujung tepi tampak lebih kemerahan. Sejalan dengan

    perkembangan penyakit, suhu tubuh meningkat dengan gambaran 4anak tangga5. Menjelang

    akhir minggu pertama, pasien menjadi bertambah toksik.

    2emam 6 7 hari terutama malam hari, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia,

    mual dan muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak diperut atau kembung, batuk atau

    epitaksis, lidah yang khas ( otot ditengah, tepi dan ujung merah ), hepatomegaly,

    splenomegaly, gangguan mental ( berupa somnolen, stupor, koma, delirium atau psikosis ).

    5. KOMPLIKASI

    8omplikasai biasanya terjadi pada usus halus, namun hal tersebut jarang terjadi.

    Apabila komplikasi ini terjadi pada seorang anak, maka dapat berakibat fatal. -angguan pada

    usus halus ini dapat berupa &

    a. #erdarahan usus

    Apabila perdarahan terjadi dalam jumlah sedikit, perubahan tersebut hanya dapat ditemukan

    jika dilakukan pemeriksaan feses dengan benidin, jika perdarahan banyak, maka dapat

  • 7/25/2019 BAB 2 Typoid Fever

    4/10

    terjadi melena yang bisa disertai nyeri perut dengan tanda%tanda renjatan. #erfotasi usus

    biasanya timbul pada minggu ketiga atau setelahnya dan terjadi pada bagian usus distal

    ileum.

    b. #erforasi yang tidak disertai peritonotis hanya dapat ditemukan bila terdapat udara dirongga

    peritoneum, yaitu pekak hati menghilang dan terdapat udara diantara hati dan diafragma pada

    foto rontgen abdomen yang dibuat dalam keadaan tegak.

    $. #eritonitis

    #eritonitis biasanya menyertai perforasi, namun dapat juga terjadi tanpa perforasi usus.

    2itemukan gejala abdomen akut seperti nyeri perut yang hebat, dinding abdomen tegang

    (defense mus$ulair ), dan nyeri tekan.

    8omplikasi diluar usus &

    Terjadi lokasi peradangan akibat sepsis ( bakterimia ), yaitu meningitis, kolesistiasis,

    ensefelopsti, dan lain%lain.komplikasi diluar usus ini terjadi karena infeksi sekunder, yaitu

    bronkopneumonia.

    6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

    #emeriksaan diagnosti$ pada klien dengan typhoid adalah pemeriksaan laboratorium,

    yang terdiri dari &

    a. #emeriksaan leokosit

    2idalam beberapa literatur dinyatakan bah/a demam typhoid terdapat leukopenia dan

    limposistosis relatif tetapi kenyataanya leukopenia tidak lah sering dijumpai. #ada

    kebanyakan kasus demam typhoid adalah jumlah leukosit pada sediaan darah tepi berada

    pada batas%batas normal bahkan kadang%kadang leukosit /alaupun tidak ada komplikasi atau

  • 7/25/2019 BAB 2 Typoid Fever

    5/10

    infeksi sekunder. leh karena itu pemeriksaan jumlah leokosit tidak berguna untuk diagnosa

    demam typhoid.

    b. #emerisaan S-T dan S-#T

    S-T dan S-#T pada demam typhoid sering kali meningkat tetapi dapat kembali normal

    setelah sembuhnya typhoid.

    $. !iakan darah

    !ila biakan darah positif hal itu menandakan dema typhoid, tetapi bila biakan darah negatif

    tidak menutup kemungkinan akan terjadi demam typhoid. *al ini dikarenakan biakan darah

    tergantung dari beberapa fa$tor &

    Teknik #emeriksaan 3aboraterium

    *asil pemeriksaan satu laboraterium berbeda dengan laboraterium yang lain, hal ini

    disebabkan oleh perbedaan teknik dan media biakan yang digunakan. 0aktu pengambilan

    darah yang baik adalah pada saat demam tinggi yaitu pada saat bakterimia berlangsung.

    Saat pemeriksaan selama perjalanan penyakit

    !iakkan darah terhadap salmonella tyohi terutama positif pada minggu pertama dan

    berkurang pada minggu%minggu berikutnya. #da /aktu kambuh biakkan darah dapat positif

    kembali.

    +aksinasi di masa lampau

    +aksinasi terhadap demam typhoiddi masa lampau dapat menimbulkan antibody dalam darah

    klien, antibody ini dapat menekan bakterimia sehingga biakkan darah negatif.

    #engobatan dengan obat anti mikroba

  • 7/25/2019 BAB 2 Typoid Fever

    6/10

    !ila klien sebelum pembiakkan darah sudah mendapatkan obat anti mikroba pertumbuhan

    kuman dalam media biakkan terhambat dan hasil biakkan mungkin negatif.

    d. ji /idal

    ji /idal adalah suatu reaksi aglutinasi antar"a antign dan antibody (aglutinin). Aglutinin

    yang spesifik terhadap salmonella typhi terdapat dalam serum klien dengan typhoid juga

    terdapat pada orang yang pernah diaksinasikan. Antigen yang digunakan untuk uji /idal

    adalah suspensi salmonella yang sudah dimatikan dan di olah dilaboratorium. Tujuan dari uji

    /idal ini adalah tujuan untuk menentukan adanya agluinin dalam serum klien yang disangka

    penderita typhoid. Akibat infeksi oleh salmonella thypi, klien membuat antibodi atau

    aglutinin yaitu& aglutinin , yang dibuat karena rangsangan antigen ( berasal dari tubuh

    kuman ), aglutinin *, yang dibuat karena rangsangan antigen * ( berasal dari flagel kuman ),

    aglutinin +i, yang dibuat karena rangsangan antigen +i ( berasal dari simpai kuman ). 2ari

    ketiga aglutin tersebuthanya aglutinin dan * yang ditentukan titernya untuk diagnosa,

    makin tinggi titernya makin besar klien menderita typhoid.

    :aktor%faktor yang mempengaruhi uji /idal &

    :a$tor yang berhubungan ddengan pasien &

    8eadaan umum & gii buruk dapat menghambat pembentukan antibodi.

    Saat pemeriksaan selama perjalan penyakit & aglutinin baru dijumpai dalam darah

    setelah klien sakit 1 minggu dan men$apai pun$aknya pada minggu ke%7 atau ke%;. #enyakit%penyakit tertentu & ada beberapa penyakit yang dapat menyertai demam

    typhoidyang tidak dapat menimbulkan antibodi seperti agamablobulinemia, leukimia

    dan karsinoma lanjut.

    #engobatan dini dengan antibodi & pengobatan dini dengan obatb antimikroba dapat

    menghambat pembentukan antibodi.

    bat%obatan imunosupresif atau kortikosteroid & obat%obat tersebut dapat menghambat

    terjadinya pembentukan antibodi karena supresi sistem retikuloendotelial.

  • 7/25/2019 BAB 2 Typoid Fever

    7/10

    +aksinasi dengan kotipa atau tipa & seseorang yang diaksinasi dengan kotipa atau tipa,

    titer aglutinin dan * dapat meningkat. Aglutinin biasanya menghilang setelah ;

    bulan sampai 1 tahun, sedangkan titer aglutinin * menurun perlahan%lahan selama 1

    atau ' tahun. leh sebab itu titer aglutinin * pada orang yang pernah diaksinasi

    kurang mempunyai nilai diagnostik.

  • 7/25/2019 BAB 2 Typoid Fever

    8/10

    o Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya transfusi bila ada

    komplikasi perdarahan.

    Terapi &

    o 8loramfenikol. 2osis yang diberikan adalah 1mgkg !!hari, maksimum

    pemberian 'ghari. 2apat diberikan se$ara oral atau intraena, sampai > hari bebas

    panas.

    o Tiamfenikol.dosis yang diberikan "?7mghari.

    o 8ortimoksaol. 2osis "@mgkg !!hari ( sibagi ' dosis ) per oral sela 1 hari.

    o Ampi$ilin dan Amok$ilin. 2osis berkisar 1mgkg !!, selama ' minggu.

    o Sefalosporingenerasi ketiga seperti seftriakson dosis @mgkg !!

  • 7/25/2019 BAB 2 Typoid Fever

    9/10

    a)8eluhan utama

    2emam tinggi sekitar minggu, mual, muntah, tidak nafsu makan, nyeri kepala.

    b) =i/ayat penyakit sekarang

    Tanyakan kepada keluarga sejak kapan klien mulai demam dan merasakan keluhan%keluhan

    seperti diatas, tindakan apa yang sudah dilakukan keluarga untuk menanggulanginya.

    $) =i/ayat penyakit keluarga

    Tanyakan apakah ada keluarga yang menderita penyakit seperti ini.

    d) =i/ayat penyakit dahulu

    Tanyakan tentang ri/ayat penyakit infeksi terdahulu, apakah klien pernah menderita penyakit

    ini sebelumnya.

    e) =i/ayat psikososial

    Tanyakan tentang kebiasaan kliaen dan keluarga sehari%hari baik tentang kebersihan diri

    ataupun lingkungan, kebiasaan makan, tingkat pengetahuan keluarga tentang kesehatan.

    '. #emeriksaan fisik

    a.

  • 7/25/2019 BAB 2 Typoid Fever

    10/10

    d. Auskultasi

    ntuk mengetahui adanya bunyi timpani apabila terdapat kembung (distensi) pada abdomen.

    . Studi diagnostik

    #ada pemeriksaan laboratorium didapatkan &

    o !iakkan darah positif terhadap kuman salmonella

    o #ada /idal test didapatka peningkatan titer aglutitin dan * sejak minggu kedua dan

    tetap positif selama beberapa bulan atau bebeapa tahun. Titer reaksi /adal diatas 1'

    menyokong diagnosis.

    o #ada pemeriksaan hematologi didapatkan anemi ringan, 3B2 meningkat, S-T dan

    S-#T serta alakali pospatase meningkat.

    o #emeriksaan feses dan urine ditemukan adanyasalmonella, begitu pula pada

    pemeriksaan sum%sum tulang dan $airan duodenum.