bab 2. pengamatan pencemaran air

12
TUGAS INDIVIDUAL PRAK. BIOLOGI UMUM II PRATIKUM BIOLOGI UMUM II REFERENSI TENTANG : PENGAMATAN PENCEMARAN AIR Oleh : Pino Rinando NIM : 4 1 3 1 2 1 0 0 1 0 Jurusan kimia Kelas: Kimia NK-13 F M I P A U N I V E R S I T A S N E G R I M E D A N PINO RINANDO (KIMIA NK-13) 1

Upload: pinorinando

Post on 26-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 2. Pengamatan Pencemaran Air

TUGAS INDIVIDUAL PRAK. BIOLOGI UMUM II

PRATIKUM BIOLOGI UMUM IIREFERENSI TENTANG :

PENGAMATAN PENCEMARAN AIR

Oleh : Pino RinandoNIM : 4 1 3 1 2 1 0 0 1 0

Jurusan kimia Kelas: Kimia NK-13

F – M I P A

U N I V E R S I T A S N E G R I M

E D A N

PINO RINANDO (KIMIA NK-13) 1

Page 2: Bab 2. Pengamatan Pencemaran Air

TUGAS INDIVIDUAL PRAK. BIOLOGI UMUM II

Bab ii. PENGAMATAN PENCEMARAN

AIR

1. Jenis-jenis parameter yang digunakan dalam

pengamatan pencemaran air.

A. Parameter Biologi

Parameter biologi yaitu berdasarkan ada atau tidaknya mikroorganisme patogen atau

non patogen yang terdapat di dalam air minum (Awaludin, 2007). Secara umum, mikroba

yang paling banyak mengkontaminasi air adalah mikroba yang berasal dari faeces manusia

maupun hewan yang mengkontaminasi. Faeces tersebut merupakan sumber dari mikroba

patogenik yang meliputi bakteri, protozoa, dan virus serta cacing (WHO, 2004).

Air minum juga bisa menjadi media penularan penyakit yang disebabkan oleh bakteri,

protozoa ataupun virus. Oragnisme yang banyak ditemukan di air minum yang

membahayakan kesehatan manusia, yaitu

(1). bakteri : enteropathogenic Escherichia coli (E. coli 0157:H7), Vibrio cholerae,

Shigella, Campylobacter jejuni, Salmonella, Yersinia enterocolitica,

(2). protozoa: Giardia lamblia, Cryptosporidium parvum, Entamoeba histolytica,

Toxoplasma gondii, Balantidium coli, and

(3). virus: Norwalk and Norwalk-like, Rotavirus, Hepatitis A and E (Davies dan

Mazumder, 2003). Selain bakteri, virus, dan protozoa, organisme penyebab penyakit

yang juga tersebar melalui air yaitu cacing..

PINO RINANDO (KIMIA NK-13) 2

Page 3: Bab 2. Pengamatan Pencemaran Air

TUGAS INDIVIDUAL PRAK. BIOLOGI UMUM II

Mikroorganisme lain yang belum menjadi perhatian pemerintah (dalam hal ini

Menkes RI) adalah cyanobacteria. Kelimpahan cyanobacteria (blue-green algae) di sumber

air minum merupakan isu kesehatan yang penting. Grup alga ini diketahui menghasilkan

toksin sehingga cyanobacteria merupakan resiko yang paling besar pada freshwater. Spesies

toksigenik yaitu meliputi Anabaena, Aphanizomenon, Nodularia, Oscillatoria, Microcystis

dan dua famili meliputi Prymnesiophyceae dan Dinophyceae. Cyanobacteria diketahui

memproduksi racun hepatotoxins, cytotoxins, neurotoxins, dan gastrointestinal disturbances

serta respiratory dan reaksi alergi. Cyanotoksin dapat melewati proses water treatment dan

resisten pada suhu tinggi (100oC). Oleh karena itu pencegahan blooming cyanobacteria lebih

efektif mereduksi toksin daripada water treatment (Davies dan Mazumder, 2003).

A. Parameter Kimia

Standar baku air minum dari aspek kimia meliputi kandungan bahan organik,

kandungan bahan inorganik, tingkat keasaman, tingkat kesadahan, pestisida, dan desinfektan

(Awaludin, 2007; KEPMENKES RI, 2002). Dalam KEPMENKES tahun 2002, standar

kandungan bahan organik dan anorganik dibagi menjadi dua yaitu bahan organik dan

anorganik yang berpengaruh langsung pada kesehatan dan bahan organik dan anorganik yang

kemungkinan menimbulkan keluhan pada konsumen. Standar baku air berdasarkan aspek

kimia sudah terinci dan tercantum dalam KEPMENKES RI tahun2002, baik mengenai

kandungan bahan organik, kandungan bahan inorganik, pestisida, maupun desinfektan.

Air yang layak minum memiliki kandungan kimia yang tidak melebihi batas yang

ditentukan. Tubuh membutuhkan bahan kimia tertentu tetapi dalam jumlah tertentu pula, jika

melebihi batas maka akan menyebabkan gangguan. Tubuh juga memiliki ambang batas

toleransi bahan kimia yang bisa diakumulasi, jika telah melebih ambang batas maka fungsi

organ tubuh akan mengalami gangguan.

Tingkat keasaman dapat mempengaruhi rasa air minum. Berdasarkan PERMENKES

RI Nomor 416 Tahun 1990, batas pH minimum dan maksimum air layak minum berkisar 6,5-

8,5. Dalam PERMENKES RI Nomor 416 Tahun 1990 juga ditentukan derajat kesadahan

(CaCO3) maksimum air yang layak minum adalah 500 mg per liter. Akan tetapi derajat

kesadahan ini tidak berpengaruh pada kesehatan. Hanya saja kesadahan air ini dapat

PINO RINANDO (KIMIA NK-13) 3

Page 4: Bab 2. Pengamatan Pencemaran Air

TUGAS INDIVIDUAL PRAK. BIOLOGI UMUM II

membentuk kerak jika bereaksi dengan sabun. Kesadahan air ditentukan oleh kandungan

kation logam antara lain Ca2+, Mn2+, Sr2+, Fe2+, dan Mg2+ (Awaludin, 2007).

B. Parameter Radiologis

Air minum mungkin mengandung substansi radioaktif (radionuklida) yang dapat

membahayakan kesehatan manusia. Resiko ini lebih kecil jika dibandingakn dengan resiko

yang timbul dari mikroorganisme atau bahan kimia yang mungkin terdapat dalam air minum

kecuali dalam keadaan ekstrim (WHO, 2004). Radionuklida yang umum ditemukan di air

minum adalah Radon-222 dan Radium, keduanya banyak ditemukan di air tanah. Uranium

dan radionuklida lainnya yang berpotensi menjadi kontaminan di air tanah maupun air

permukaan (Davies dan Mazumder, 2003).

Penentuan standar baku air minum aspek radiologi yaitu dengan menentukan besaran

radiasi sinar alfa dan beta. Berdasarkan KEPMENKES RI tahun 2002, batas maksimum

aktivitas sinar alfa yang diperbolehkan yaitu sebesar 0.1 Bq/liter sedangkan batas maksimum

aktivitas sinar beta yang diperbolehkan yaitu sebesar 1 Bq/liter.

C. Parameter (Fisik)

Syarat air minum tidak hanya aman untuk dikonsumsi tapi juga dapat diterima

secara fisik, yaitu berdasarkan kenampakan, rasa, dan bau, merupakan prioritas tinggi.

Beberapa substansi yang berpengaruh pada kesehatan memiliki efek pada rasa, bau, dan

kenampakan air minum yang secara normal menyebabkan penolakan oleh konsumen (WHO,

2004). KEPMENKES RI tahun 2002 menentukn standar baku aspek fisik meliputi warna,

rasa, bau, temperatur, dan kekeruhan.

Penentuan standar baku fisik yang meliputi warna, rasa, bau, temperatur, dan

kekeruhan sangat berhubungan dengan zat yang terkandung dalam air atau kondisi air. Warna

air minum dipengaruhi oleh adanya zat kimia tertentu yang larut dalam air atau mikroorganik

tertentu yang terdapat dalam air. Rasa dan bau juga ditentukan oleh zat yang terlarut dalam

air. Rasa dan bau yang tidak enak pada air menggambarkan kualitas air yang buruk. Air

minum yang baik adalah air minum yang tidak berbau dan tidak berasa. Temperatur yang

tidak normal menunjukkan adanya reaksi kimia yang terjadi dalam, sehingga air yang layak

minum dapat disimpulkan memiliki temperatur yang normal. Kekeruhan yang disebabkan

banyaknya zat padat tak terlarut juga menurunkan kualitas air berdasrkan kenampakannya.

Air yang layak minum haruslah nampak benarbenar jernih (Awaludin, 2007).

PINO RINANDO (KIMIA NK-13) 4

Page 5: Bab 2. Pengamatan Pencemaran Air

TUGAS INDIVIDUAL PRAK. BIOLOGI UMUM II

2. Ciri ciri air layak minum

Beberapa kondisi dan ciri air berikut adalah tanda-tanda bahwa air tersebut layak untuk

dikonsumsi.

a. Airnya Jernih

air yang tidak jernih biasanya memiliki kandungan butir tanah liat halus, semakin

keruh berarti semakin banyak butiran tanah dan kotoran yang terkandung dalam air.

b. Tidak Berbau

Air yang memiliki bau yang langsung tercium hidung, sebaiknya tidak diminum. Air

yang berbau timbul dari adanya bakteri yang ada dalam minuman.

c. Rasanya Segar dan tawar

Air yang layak minum seharusnya saat diminum terasa segar. Jika saat minum air

rasanya getir di lidah, bisa jadi mengandung zat-zat yang tidak baik untuk kesehatan tubuh.

d. Tidak Membuat Gatal atau Iritasi

Ciri lain air yang layak untuk dikonsumsi adalah air tersebut tidak menimbulkan iritas

terhadap kulit. Bila air membuat kulit terasa gatal, maka bisa dipastikan air tersebut tidak

bersih.

3. Ciri-Ciri Kualitas Air yang Baik Secara Fisiknya.

Berikut ini kita membahas tentang kualitas air yang baik secara fisik. Kualitas air yang

baik secara fisik adalah;

1. Rasa

PINO RINANDO (KIMIA NK-13) 5

Page 6: Bab 2. Pengamatan Pencemaran Air

TUGAS INDIVIDUAL PRAK. BIOLOGI UMUM II

Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berasa. Rasa dapat ditimbulkan karena

adanya zat organik atau bakteri.usur lain yang masuk kedalam badan air

2. Bau

Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berbau, karena bau ini dapat ditimbulkan

oleh pembusukan zat organik seperti bakteri serta kemungkinan akibat tidak langsung dari

pencemaran lingkungan, terutama sistem sanitasi.

3. Suhu

Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan kenaikan aktifitas biologi

sehingga akan membentuk O2 lebih banyak  lagi. Kenaikan suhu perairan secara alamiah

biasanya disebabkan oleh aktifitas penebangan vegetasi di sekitar sumber air tersebut,

sehingga menyebabkan banyaknya cahaya matahari yang masuk tersebut mempengaruhi

akuifer yang ada secara langsung atau tidak langsung.

4. Kekeruhan

Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan anorganik,

kekeruhan juga dapat mewakili warna. Sedang dari segi estetika kekeruhan air dihubungkan

dengan kemungkinan hadirnya pencemaran melalui buangan sedang warna air tergantung

pada warna buangan yang memasuki badan air.

5. TDS atua jumlah zat padat terlarut (total dissolved solids)

Adalah bahan padat yang tertinggal sebagai residu pada penguapan dan pengeringan

pada suhu 103 C – 105 C dalam portable water kebanyakan bahan bakar terdapat dalam

bentuk terlarut yang terdiri dari garam anorganik selain itu juga gas-gas yang terlarut.

Kandungan total solids pada portable water biasanya berkisaran antara 20 sampai dengan

1000 mg/l dan sebagai suatu pedoman kekerasan dari air akan meningkatnya total solids,

disamping itu pada semua bahan cair jumlah koloit yang tidak terlarut dan bahan yang

tersuspensi akan meningkat sesuai derajat dari pencemaran (sutrisno, 1991).

PINO RINANDO (KIMIA NK-13) 6

Page 7: Bab 2. Pengamatan Pencemaran Air

TUGAS INDIVIDUAL PRAK. BIOLOGI UMUM II

4. Indikator Air Yang Sehat

Air yang sehat harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain :

1. Air harus jernih atau tidak keruh.

Kekeruhan pada air biasanya disebabkan oleh adanya butir-butir tanah liat yang

sangat halus. Semakin keruh menunjukkan semakin banyak butir-butir tanah dan kotoran

yang terkandung di dalamnya.

2. Tidak berwarna.

Air yang berwarna berarti mengandung bahan-bahan lain berbahaya bagi kesehatan,

misalnya pada air rawa berwarna kuning , air buangan dari pabrik , selokan, air sumur yang

tercemar dan lain-lain.

3. Rasanya tawar.

Air yang terasa asam, manis, pahit, atau asin menunjukan bahwa kualitas air

tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air,

sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik.Tidak

berbau. Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari dekat. Air

yang berbau busuk mengandung bahan-bahan organik yang sedang didekomposisi

(diuraikan) oleh mikroorganisme air.

4. Derajat keasaman (pH) nya netral sekitar 6,5 – 8,5 .

Air yang pHnya rendah akan terasa asam, sedangkan bila pHnya tinggi terasa pahit.

Contoh air alam yang terasa asam adalah air gambut (rawa)

5. Tidak mengandung zat kimia beracun.

misalnya arsen, timbal, nitrat, senyawa raksa, senyawa sulfida, senyawa fenolik,

amoniak serta bahan radioaktif.

6. Kesadahannya rendah.

PINO RINANDO (KIMIA NK-13) 7

Page 8: Bab 2. Pengamatan Pencemaran Air

TUGAS INDIVIDUAL PRAK. BIOLOGI UMUM II

Kesadahan air dapat diakibatkan oleh kandungan ion kalsium (Ca2+)dan magnesium

(Mg2+) . Hal ini dapat dilihat bila sabun atau deterjen yang digunakan sukar berbusa dan di

bagian dasar peralatan yang dipergunakan untuk merebus air terdapat kerak atau endapan.

Air sadah dapat juga mengandung ion-ion Mangan (Mn2+)dan besi (Fe2+) yang memberikan

rasa anyir pada air dan berbau, serta akan menimbulkan noda-noda kuning kecoklatanpada

peralatan dan pakaian yang dicuci. Meskipun ion kalsium, ion magnesium, ion besi dan ion

mangan diperlukan oleh tubuh kita. Air sadah yang banyak mengandung ion-ion tersebut

tidak baik untuk dikonsumsi. Karena dalam jangka panjang akan menimbulkan kerusakan

pada ginjal, dan hati. Tubuh kita hanya memerlukan ion-ion tersebut dalam jumlah yang

sangat sedikit sedikit sekali. Kalsium untuk pertumbuhan tulang dan gigi, mangan dan

magnesium merupakan zat yang membantu kerja enzim, besi dibutuhkan untuk

pembentukan sel darah merah.Batas kadar ion besi yang diizinkan terdapat di dalam air

minum hanya sebesar 0,1 sampai 1 ppm ( ppm = part per million, 1ppm = 1 mgr/1liter).

Untuk ion mangan ; 0,005 – 0,5 ppm, ion kalsium : 75 – 200 ppm dan 1on magnesium : 30 –

150 ppm.

7. Tidak boleh mengandung bakteri patogen

seperti Escheria coli , yaitu bakteri yang biasa terdapat dalam tinja atau kotoran,

serta bakteri-bakteri lain yang dapat menyebabkan penyakit usus dan limpa, yaitu kolera,

typhus, paratyphus, dan hepatitis. Dengan memasak air terlebih dahulu hingga mendidih,

bakteri tersebut akan mati.

PINO RINANDO (KIMIA NK-13) 8

Page 9: Bab 2. Pengamatan Pencemaran Air

TUGAS INDIVIDUAL PRAK. BIOLOGI UMUM II

Referensi :

Awaludin, N. 2007. Teknologi Pengolahan Air Tanah sebagai Sumber Air Minum pada Skala

Rumah Tangga. Seminar ”Peran Mahasiswa Dalam Aplikasi Keteknikan Menuju

Globalisasi Teknologi” Pekan Apresiasi Mahasiswa LEM-FTSP Universitas islam indonesia

WHO. 2004. Guidelines for Drinking-water Quality, Fourth Edition. WHO Library Cataloguing-

in-Publication Data

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/Menkes/Sk/Vii/2002 tentang Syarat-

Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum

Davies, John-Mark, Asit Mazumder. 2003. Health and environmental policy issues in Canada: the

role of watershed management in sustaining clean drinking water quality at surface sources.

Journal of Environmental Management 68 (2003) 273–286

PINO RINANDO (KIMIA NK-13) 9