bab 1

28
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Retina merupakan selembar tipis jaringan saraf semitransparan dan multilapis yang melapisi bagian dalam dua per tiga posterior dinding bola mata. 1 Retina atau selaput jala, merupakan bagian mata yang mengandung reseptor yang menerima rangsangan cahaya. 2 Retina berbatas dengan koroid dengan sel pigmen epitel retina, dan terdiri dari beberapa lapis. Lapisan retina dimulai dari sisi dalamnya yaitu, membrana limitans interna, lapisan serat saraf, lapisan sel ganglion, lapisan pleksiform dalam, lapisan nukleus dalam badan sel bipolar, amakrin, dan sel horisontal, lapisan pleksiformis luar, lapisan inti luar sel fotoreseptor, membrana limitans eksterna, lapisan fotoresptor, dan lapisan epitelium pigmen retina. 1-3 Retina berperan penting dalam ketajaman penglihatan manusia. Karena di dalam retina mengandung sel fotoreseptor yaitu sel batang dan kerucut. Sel kerucut ini yang berfungsi penglihatan sentral. Cahaya yang datang dari luar akan difokuskan ke bagian retina yang disebut makula lutea. Di makula lutea ini terdapat fovea, dan di fovea inilah sel kerucut berada. Jadi jika ada 1

Upload: hamdan-muarifin-ii

Post on 23-Oct-2015

15 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Retina merupakan selembar tipis jaringan saraf semitransparan dan multilapis yang melapisi

bagian dalam dua per tiga posterior dinding bola mata.1 Retina atau selaput jala, merupakan

bagian mata yang mengandung reseptor yang menerima rangsangan cahaya.2

Retina berbatas dengan koroid dengan sel pigmen epitel retina, dan terdiri dari beberapa lapis.

Lapisan retina dimulai dari sisi dalamnya yaitu, membrana limitans interna, lapisan serat saraf,

lapisan sel ganglion, lapisan pleksiform dalam, lapisan nukleus dalam badan sel bipolar,

amakrin, dan sel horisontal, lapisan pleksiformis luar, lapisan inti luar sel fotoreseptor,

membrana limitans eksterna, lapisan fotoresptor, dan lapisan epitelium pigmen retina.1-3

Retina berperan penting dalam ketajaman penglihatan manusia. Karena di dalam retina

mengandung sel fotoreseptor yaitu sel batang dan kerucut. Sel kerucut ini yang berfungsi

penglihatan sentral. Cahaya yang datang dari luar akan difokuskan ke bagian retina yang disebut

makula lutea. Di makula lutea ini terdapat fovea, dan di fovea inilah sel kerucut berada. Jadi jika

ada kerusakan dibagian struktur mata yang bernama retina ini, maka dunia yang indah ini tidak

dapat terlihat oleh mata kita. Pengolahan informasi di retina berlangsung dari lapisan fotoresptor

melalui akson sel ganglion menuju ke saraf optikus dan otak.1

Karena peranan retina yang begitu penting dalam penglihatan manusia, maka dari itulah penulis

membahasnya lebih detail agar lebih memahami tentang penyakit yang berhubungan dengan

retina dikemudian hari.

1

Page 2: Bab 1

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah:

1. memenuhi tugas dalam proses Kepanitraan Klinik Senior (KKS) Ilmu penyakit mata

di RSUD Embung Fatimah

2. mengetahui lebih dalam mengenai anatomi dan fisiologi retina dan adneksanya.

2

Page 3: Bab 1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 RETINA

2.1.1 Definisi

Retina adalah selembar tipis jaringan saraf semitransparan dan multilapis yang melapisi

bagian dalam dua per tiga posterior dinding bola mata.1 Retina atau selaput jala, merupakan

bagian mata yang mengandung reseptor yang menerima rangsangan cahaya.2 Retina

membentang ke depan hamper sama jauhnya dengan korpus siliare, dan berakhir di tepi ora

serrata.

Gambar 1. Struktur-struktur dalam mata manusia. (Dikutip dari

www.orangkesehatan.blogspot.com)

3

Page 4: Bab 1

2.1.2 Anatomi

Retina adalah suatu membran yang tipis dan bening, terdiri atas penyebaran dari pada serabut-

serabut saraf optik. Letaknya antara badan kaca dan koroid.1,2 Bagian anterior  berakhir pada ora

serata.

Secara umum, retina terdiri dari dua bagian yaitu bagian fotoresptor (pars optica retinae) dan

non-fotoreseptor (pars caeca retinae). Bagian fotoreseptor retina meliputi 10 lapisan retina

sedangkan bagian non-fotoreseptor membentuk badan epitel ciliar dan iris. Pars optica retina dan

pars caeca retina menyatu di ora serata.5

Dilihat dari embriologinya, retina berkembang dari suatu divertikulum dari otak depan

(proencepalon). Vesikel optik berkembang dan berivaginasi untuk membentuk doublewalled

mangkuk, cangkir optik. Dinding luar ini kemudian menjadi epitel pigmen dan dinding dalam

akan berdiferensiasi menjadi 9 lapisan retina. Retina tetap berhubungan dengan otak depan

sepanjang hidup melalui struktur yang dikenal sebagai saluran retinohypothalamic.5

Retina mempunyai tebal 0,1 mm pada ora serata dan 0,23 mm pada kutub posterior. Di dekat ora

serata inilah daerah yang sering terjadi robekan pada retina. Di tengah-tengah retina posterior

terdapat makula lutea yang yang berdiameter 5,5 sampai 6 mm, yang secara klinis dinyatakan

sebagai daerah yang dibatasi oleh cabang-cabang pembuluh darah retina temporal dan

mempunyai peran penting untuk penglihatan sentral.3,5 Di tengah makula, sekitar 3,5 mm di

sebelah lateral diskus optikus, terdapat fovea, yang merupakan suatu cekungan yang memberikan

pantulan khusus bila dilihat dengan oftalmoskop. Foveola adalah bagian tengah fovea dimana sel

fotoreseptornya adalah sel kerucut dan merupakan bagian retina yang paling tipis. Retina

melapisi bagian dalam 2/3 posterior dinding bola mata. Retina berbatas dengan koroid dan badan

kaca (vitreus). Di bagian anterior, retina berakhir pada ora serata. Pada orang dewasa, ora serata

berada sekitar 6,5 mm dibelakang garis Schwalbe pada sisi temporal dan 5,7 dibelakang garis ini

pada sisi nasal.3

4

Page 5: Bab 1

Gambar 2. Ketebalan Retina (Dikutip dari kepustakaan no.5)

Secara klinis, makula dapat didefinisikan sebagai daerah pigmentasi kekuningan yang

disebabkan oleh pigmen luteal (xantofil), yang berdiameter 1,5 mm. Definisi alternatif

secara histologis adalah bagian retina yang lapisan ganglionnya mempunyai lebih dari satu

lapis sel. Di tengah makula sekitar 3,5 mm disebelah lateral diskus optikus, terdapat fovea

yang secara klinis merupakan suatu cekungan yang memberikan pantulan khusus bila dilihat

dengan oftalmoskop. Fovea merupakan zona avaskuler di retina dan terletak disebelah

lateral dari N II. Secara histologis, fovea ditandai dengan menipisnya lapisan inti luar dan

tidak adanya lapisan-lapisan parenkim karena akson-akson sel fotoreseptor (lapisan serat

Henle) berjalan oblik dan penggeseran secara sentrifugal lapisan retina yang lebih dekat ke

permukaan dalam retina. Foveola adalah bagian paling tengah pada fovea, disini

fotoreseptornya adalah kerucut, dan bagian retina yang paling tipis. Rangsangan cahaya di

wilayah ini dapat langsung bertindak pada sel-sel sensorik (neuron pertama) karena sel

bipolar (kedua neuron) dan sel-sel ganglion (neuron ketiga) yang berada di perifer. Ruang

ekstraseluler retina yang normalnya kosong potensial paling besar di makula dan penyakit

yang menyebabkan penumpukan bahan di ekstasel dapat menyebabkan daerah ini menjadi

tebal sekali.3,5

5

Page 6: Bab 1

Gambar 3. Normal Fundus (Dikutip dari kepustakaan no.5)

Berdasarkan topografinya retina dibagi menjadi retina sentral yaitu kurang lebih sama

dengan daerah makula dan retina perifer yaitu di daerah diluar makula.4

Retina memiliki struktur sangat kompleks yang terbagi menjadi 10 lapisan terpisah. Lapisan

Permukaan dalam retina menghadap ke vitreus. Lapisan-lapisan retina, mulai dari sisi

dalamnya, adalah sebagai berikut :2-4

1. Membran limitans interna

Merupakan membran hialin antara retina dan badan kaca.

2. Lapisan serabut saraf

Merupakan lapis akson sel ganglion menuju ke arah saraf optik. Di dalam lapisan-lapisan

ini terletak sebagian besar pembuluh darah retina.

3. Lapisan sel ganglion

Merupakan lapisan badan sel dari neuron kedua.

4. Lapisan pleksiformis dalam

Merupakan lapisan aseluler tempat sinaps sel bipolar, sel amakrin dengan sel ganglion.

5. Lapisan nukleus dalam

6

Page 7: Bab 1

Merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal, dan sel Muller. Lapis ini mendapat

metabolisme dari arteri retina sentral.

6. Lapisan pleksiformis luar

Dikenal sebagai “Lapisan serat Henle” (Fiber layer of henle) merupakan lapisan aseluler

dan tempat sinaps sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal.

7. Lapisan nukleus luar

Merupakan susunan lapis nukleus sel batang dan sel kerucut. Lapisan ini avaskular.

8. Membran limitans eksterna

Merupakan membran ilusi dan avaskular.

9. Lapisan fotoreseptor,

Merupakan lapisan terluar retina, terdiri atas sel batang yang mempunyai bentuk

ramping, dan sel kerucut.

10. Lapisan sel epitel pigmen retina (EPR)

Merupakan lapisan kubik tunggal dari sel epithelial berpigmen, melekat longgar pada

retina kecuali di perifer (ora serata) dan disekitar lempeng optic.

7

Page 8: Bab 1

Gambar 4. Lapisan-lapisan retina (Dikutip dari kepustakaan no. 5)

8

Page 9: Bab 1

Epitel Pigmen Retina

Epitel pigmen retina (EPR) ini membentuk mikrovili yang menonjol diantara lempeng segmen

luar sel batang dan sel kerucut dan menyeimbanginya. Lapisan ini berfungsi memfagosit sisa

segmen eksternal sel batang dan sel kerucut, memfasilitasi pasase nutrient dan metabolit antara

retina dan koroid, serta berperan dalam regenerasi rhodopsin dan opsin sel kerucut, pigmen

visual fotoreseptor yang mengolah kembali vitamin A. EPR juga mengandung granula melanin

yang mengolah kembali vitamin A dan mengabsorpsi cahaya yang terpencar.5

Permukaan luar retina sensorik bertumpuk dengan lapisan epitel pigmen retina juga bertumpuk

dengan membrana bruch, khoroid, dan sklera. Di sebagian besar tempat retina dan epitelium

pigmen retina mudah terpisah hingga membentuk suatu ruang subretina, seperti yang terjadi pada

ablasio retina. Tetapi pada diskus optikus dan ora serata, retina dan epithelium pigmen retina

saling melekat kuat, sehingga membatasi perluasan cairan subretina pada ablasio retina.3,4

Gambar 5. Hubungan anatara koroid, EPR, dan retina (Dikutip dari kepustakaan no.4)

9

Page 10: Bab 1

Vaskularisasi Retina

Retina menerima darah dari dua sistem vaskuler terpisah, yaitu sistem retina (a. Sentralis retina)

dan koroid (khoriokapilaria). Khoriokapilaris yang berada tepat di luar membrana Bruch, yang

mendarahi sepertiga luar retina, termasuk lapisan fleksiformis luar dan lapisan inti luar,

fotoresptor, dan lapisan epitel pigmen retina; serta arteri sentralis retina masuk melalui papil

saraf optik yang mendarahi 2/3 sebelah dalam retina. Fovea sepenuhnya diperdarahi oleh

khoriokapilaria dan mudah terkena kerusakan yang tak dapat diperbaiki bila retina mengalami

ablasi. Pembuluh darah retina mempunyai lapisan endotel yang tidak berlubang, yang

membentuk sawar darah-retina. Lapisan endotel pembuluh koroid dapat ditembus. Sawar darah

retina sebelah luar terletak setinggi lapisan epitel pigmen retina.3

Gambar 6. Vaskularisasi Retina (Dikutip dari www.duniamata.blogspot.com)

Pembuluh darah retina dan koroid semuanya berasal dari arteri oftalmika yang merupakan

cabang dari arteri karotis interna. Sirkulasi retina adalah sebuah sistem end-arteri tanpa

10

Page 11: Bab 1

anostomose. Arteri sentralis retina keluar pada optic disk yang dibagi menjadi dua cabang

besar. Arteri ini berbelok dan terbagi menjadi arteriole di sepanjang sisi luar optic disk.

Arteriol ini terdiri dari cabang yang banyak pada retina perifer.2,4

Gambar 7. Pasokan darah okular (Dikutip dari kepustakaan no.4)

Sistem vena ditemukan banyak kesamaan dengan susunan arteriol. Vena retina sentralis

meninggalkan mata melalui nervus optikus yang mengalirkan darah vena ke sistem

kavernosus.3

Saraf Optik

Saraf optik yang keluar dari polus posterior bola mata membawa 2 jenis serabut saraf, yaitu:

saraf penglihatan dan serabut pupilomotor. Kelainan saraf optik menggambarkan gangguan

yang diakibatkan tekanan langsung atau tidak langsung terhadap saraf optik ataupun

perubahan toksik dan anoksik yang mempengaruhi penyaluran aliran listrik.2

11

Page 12: Bab 1

2.1.3 Fisiologi

Retina adalah jaringan kompleks di mata. Untuk melihat, mata harus berfungsi sebagai suatu alat

optis, sebagai suatu reseptor kompleks dan transducer yang efektif. Retina bertanggung jawab

untuk mengubah cahaya menjadi sinyal listrik. Integrasi awal dari sinyal-sinyal ini juga

dilakukan oleh retina. Ada dua jenis fotoreseptor di retina yaitu sel batang (Rod cells) dan sel

kerucut (cone cells). Sel-sel batang dan kerucut di lapisan fotoreseptor mampu mengubah

rangsangan cahaya menjadi impuls saraf yang dihantarkan oleh lapisan serat saraf retina melalui

saraf optikus dan akhirnya ke korteks penglihatan. Di dalam retina kira-kira terdapat 6,5 juta sel

kerucut dan 100 juta sel batang.3,5,6

Sel – Sel Fotoreseptor

Dua sel fotoreseptor pada retina adalah sel batang dan sel kerucut Kedua fotoreseptor ini dapat

dibedakan berdasarkan karakteristik khususnya masing-masing seperti  bentuk, segmen luar dan

dalam, posisi nukleus, dan bentuk terminal sinapsisnya. Semua sel fotoreseptor memiliki segmen

luar yang mengandung pigmen penglihatan dan segmen dalam yang berisi nukleus dan terminal

sinapsis. Segmen luar dan dalam, baik untuk sel batang ataupun sel kerucut dihubungkan oleh

suatu jembatan sitoplasma yang bersilia.

Klasifikasi sel-sel fotoreseptor didasarkan pada gambaran mikroskopik pada ujung sel tersebut.

Sel kerucut semakin mengecil pada segmen luarnya, sedangkan sel batang berbentuk silinder

atau seperti batang. Segmen luar pada sel kerucut dihubungkan oleh suatu terminal sinapsis yang

lebar yang disebut pedicle, sedangkan terminal sinapsis pada sel batang berbentuk lebih kecil

yang disebut sphrules. Selain berdasarkan gambaran morfologi tersebut, pengklasifikasian sel

fotoreseptor juga  didasarkan pada kemampuan fotosensitivitasnya.5

Fotoreseptor kerucut dan batang terletak di lapisan terluar yang avaskuler pada retina sensorik

dan merupakan tempat berlangsungnya reaksi kimia yang mencetuskan proses penglihatan.6

12

Page 13: Bab 1

Gambar 8. Sel batang dan Sel Kerucut Retina (dkutip dari fajarini.wordpress.com)

Sel Kerucut

Sel kerucut bertanggung jawab untuk penglihatan siang hari. Sub grup dari sel kerucut responsif

terhadap gelombang pendek, menegah dan panjang (biru, hijau, merah). Karena fungsi sel

kerucut sebagai penglihatan sentral dan warna maka disebut juga penglihatan fotopik (photopic

vision).5,6

Makula bertanggung jawab pada ketajaman penglihatan dan warna, sehingga selnya sebagian

besar adalah sel kerucut. Sel-sel ini akan terkonsentrasi di fovea yang bertanggung jawab untuk

penglihatan detil seperti membaca huruf kecil. Di fovea sentralis, terdapat hubungan hampir 1:1

antara fotoreseptor kerucut, sel ganglionnya, dan serat saraf yang keluar, dan hal ini menjamin

penglihatan yang paling tajam.1

Setiap sel fotoreseptor kerucut mengandung rhodopsin, yang merupakan suatu pigmen

penglihatan fotosensitif yang terbentuk sewaktu molekul protein opsin bergabung dengan 11-sis-

13

Page 14: Bab 1

retinal. Sewaktu foton cahaya diserap oleh rodopsin, 11-sis-retinal segera mengalami isomerisasi

menjadi bentuk ali-trans. Rhodopsin adalah suatu glikolipid membran yang separuh terbenam di

lempeng membran lapis ganda pada segmen paling luar fotoreseptor. Penyerapan cahaya puncak

oleh terjadi pada panjang gelombang sekitar 500 nm, yang terletak di daerah biru-hijau pada

spektrum cahaya. Penelitian-penelitian sensitivitas spektrum fotopigmen kerucut memperlihat-

kan puncak penyerapan panjang gelombang di 430, 540, dan 575 nm masing-masing untuk sel

kerucut peka-biru, -hijau, dan –merah. Fotopigmen sel kerucut terdiri dari 11-sis-retinal yang

terikat ke berbagai protein opsin.1,5

Sel Batang

Sel batang berfungsi untuk penglihatan malam dan perifer (Scotopic vision). Sel-sel ini sensitif

terhadap cahaya dan tidak memberikan sinyal informasi panjang gelombang (warna). Sel batang

menyusun sebagian besar fotoreseptor di retina bagian lainnya.3

Penglihatan skotopik seluruhnya diperantarai oleh fotoreseptor sel batang. Pada bentuk

penglihatan adaptasi gelap ini, terlihat bermacam-macam nuansa abu-abu, tetapi warna tidak

dapat dibedakan. Sewaktu retina telah beradaptasi penuh terhadap cahaya, sensitivitas spektral

retina bergeser dari puncak dominasi rodopsin 500 nm ke sekitar 560 nm, dan muncul sensasi

warna. Suatu benda akan berwarna apabila benda tersebut mengandung fotopigmen yang

menyerap panjang-panjang gelombang dan secara selektif memantulkan atau menyalurkan

panjang-panjang gelombang tertentu di dalam spektrum sinar tampak (400-700 nm). Penglihatan

siang hari terutama diperantarai oleh fotoreseptor kerucut, senjakala oleh kombinasi sel kerucut

dan batang, dan penglihatan malam oleh fotoreseptor batang.1,5

Segmen Luar Fotoreseptor

Segmen luar mengandung fotopigmen dan merupakan tempat berlangsungnya proses

fototransduksi, yang merupakan suatu proses pengubahan energi cahaya menjadi sinyal-sinyal

elektrik. Sel batang sensitif terhadap cahaya karena mengandung pigmen penglihatan peka

14

Page 15: Bab 1

cahaya yang disebut rodopsin yang mampu menangkap foton. Substansi ini merupakan

kombinasi protein skotopsin dengan senyawa protein retinal. Retinal tersebut secara kimiawi

berhubungan erat dengan vitamin A dan merupakan tipe khusus yang disebut 11-cis retinal.

Bentuk cis dari retinal adalah penting sebab, hanya bentuk ini saja yang dapat berikatan dengan

opsin agar dapat mensintesis rodopsin5,6. Molekul penyerap cahaya pada sel kerucut hampir sama

persis dengan komposisi kimiawi rodopsin dalam sel batang. Perbedaan hanya terletak pada

bagian protein opsin yang disebut fotopsin pada sel kerucut, berbeda dengan skotopsin dalam sel

batang. Bagian retinal semua pigmen visual sama persis dengan apa yang ada di dalam sel batang

ataupun kerucut.6

Segmen Dalam Fotoreseptor

Segmen luar dan dalam fotoreseptor dihubungkan oleh suatu tangkai silinder sempit bersilia

yang mempunyai 9 pasang filamen. Filamen berakhir pada sentriol pada badan basal yang

terletak pada apeks segmen dalam.

Dua morfologi yang membedakan segmen dalam adalah daerah ellipsoid dan myoid. Ellipsoid

pada segmen dalam fotoreseptor memiliki cirri adanya agregrasi mitokondria, sedangkan pada

daerah myoid terdapat kompleks golgi dengan komponen-komponen vesikel dan ribosom yang

tersebar letaknya. Nukleus terletak di bagian bawah segmen dalam pada bagian yang melebar.

Perluasan axon berakhir pada badan terminal yang bersinaps dengan procesus sel-sel bipolar dan

horizontal5.

Matriks Interfotoreseptor / Interphotoreceptor Matrix (IPM)

IPM terletak antara permukaan apikal  retina sensorik dan RPE (Retina Pigmented Ephitel) yang

mengelilingi bagian ellipsoid segmen dalam dan segmen luar pada sel-sel fotoreseptor. Matriks

ini merupakan rute utama lintasan nutrisi dan metabolit antara sel-sel fotoreseptor dan pembuluh

darah koroid. Interphotoreceptor retinol binding protein (IRBP) merupakan komponen terlarut

IPM yang merupakan suatu glikoprotein mediasi transport derivat vitamin A retinol anatara RPE

dan fotoreseptor5.

15

Page 16: Bab 1

Distribusi Sel – Sel Fotoreseptor

Rata-rata retina manusia memiliki 4,6 juta sel kerucut dan 92 juta sel batang. Penyebaran sel-sel

fotoreseptor  pada retina membentuk suatu pola. Distribusi sel kerucut terbanyak terdapat pada

fovea, sekitar 10% dari jumlah total sel kerucut yang ada di retina sehingga berperan dalam

penglihatan warna dan ketajaman penglihatan terbaik. Kemudian, distribusi sel kerucut ini

menurun setelah melewati makula. Sel batang juga memiliki distribusi sendiri pada retina.

Sekitar 0,25 mm sentral dari fovea, tidak terdapat sel batang. Distribusi sel batang ini kemudian

akan meningkat sekitar 5 dan 7 mm pada wilayah eksenteritas berikutnya. Distribusi sel batang

terbanyak terdapat pada cincin elips pada eksenteritas lempeng optik dan meluas ke retina nasal

dengan lokasi terbanyak pada retina superior. Distribusi sel batang inilah yang menjadikan

peranannya dalam fungsi penglihatan perifer.

Gambar 9. Distribusi Sel Batang dan Sel Kerucut retina (dikutip dari fajarini.wordpress.com)

Penyakit retina biasanya tidak memberi keluhan nyeri dan mata tidak merah. Pemeriksaan retina

dilakukan dengan oftalmoskop direk dan indirek, foto fundus dan angiografi.

16

Page 17: Bab 1

Gambar 10. Fotoresptor Retina (Dikutip dari www. cidpusa.org)

Jalur Penglihatan

Cahaya masuk melewati kornea,camera oculi anterior,lensa, camera oculi posterior, lensa,

viterus humor, dan retina. Di retina cahaya di fokuskan di makula lutea (fovea centralis),

kemudian diteruskan ke nervus opticus dan ditransfer ke otak.

Serat saraf sel ganglion adalah meneruskan seratnya menjadi saraf optik dan keluar melalui

lamina kribrosa sklera. Setelah keluar dari bola mata, saraf optik dibungkus oleh selaput

otak. Serabut yang berasal dari bagian perifer retina akan terletak di bagian perifer. Saraf

optik serabut yang terletak dekat dengan papil saraf optik akan terletak di bagian sentral

saraf optik. Serat papilomakula perlahan-lahan meletakan diri di bagian sentral saraf optik.

Di daerah kiasma optik saraf berasal dari bagian temporal retina adalah terletak tetap pada

bagian temporal kiasma sedang serat dari bagian nasal retina adalah bersilang pada kiasma

optik sehingga terletak disisi lain dari pada jalur penglihatan. Serat ini akan masuk kedalam

ganglion genikulatum lateral, melalui radiasi optik serabut ini akan mencapai korteks

penglihatan.4,5

17

Page 18: Bab 1

Gambar 11. Jalur penglihatan dari kornea-nervus optikus (Dikutip dari

4uliedz.wordpress.com/image)

18

Page 19: Bab 1

Gambar 12. Jalur penglihatan dari nervus optikus - otak ( Dikutip dari

fransiscakumala.wordpress.com/image)

19

Page 20: Bab 1

BAB III

KESIMPULAN

Retina adalah selembar tipis jaringan saraf semitransparan dan multilapis yang melapisi bagian

dalam dua per tiga posterior dinding bola mata.1 Dan merupakan bagian mata yang mengandung

reseptor yang menerima rangsangan cahaya.2

Retina terdiri dari dua bagian yaitu bagian fotoresptor (pars optica retinae) dan non-fotoreseptor

(pars caeca retinae). Bagian fotoreseptor retina meliputi 10 lapisan retina dimulai dari sisi

dalamnya yaitu, membrana limitans interna, lapisan serat saraf, lapisan sel ganglion, lapisan

pleksiform dalam, lapisan nukleus dalam badan sel bipolar, amakrin, dan sel horisontal, lapisan

pleksiformis luar, lapisan inti luar sel fotoreseptor, membrana limitans eksterna, lapisan

fotoresptor, dan lapisan epitelium pigmen retina. Sedangkan bagian non-fotoreseptor membentuk

badan epitel ciliar dan iris.

Retina bertanggung jawab untuk mengubah cahaya menjadi sinyal listrik. Ada dua jenis

fotoreseptor di retina yaitu sel batang (Rod cells) dan sel kerucut (cone cells). Sel-sel batang dan

kerucut di lapisan fotoreseptor mampu mengubah rangsangan cahaya menjadi impuls saraf yang

dihantarkan oleh lapisan serat saraf retina melalui saraf optikus dan akhirnya ke korteks

penglihatan.

20

Page 21: Bab 1

DAFTAR PUSTAKA

1. Hardy, RA. 2000. Retina dan Tumor Intraokuler. Dalam : Vaughan D.G, Asbury T.,

Riordan E.P, Editor. Oftalmologi Umum Edisi 14. Widya Medika: Jakarta h.197-219

2. Ilyas, Sidarta, SpM, Prof,. Rahayu, Sri, SpM. 2011. Ilmu Penyakit Mata Edisi Keempat.

Fakultas Kedpkteran Universitas Indonesia: Jakarta h.10-11

3. Vaughan, Daniel, dkk. 2000. Oftalmologi Umum Edisi 14. Widya Medika: Jakarta. h.13-

14

4. James, Bruce, dkk. 2006. Lecture Notes Oftamologi Edisi 19. Erlangga: Jakarta. h.7-9,13

5. Lang, Gehard,K. 2000. Ophtalmology Text Book. Germany Publish: New York. h.299-

304

6. Sidarta, I. 2002. Anatomi dan Fisiologi Mata. Dalam : Ilmu Penyakit Mata Edisi kedua.

Balai Penerbit Fakultas kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta

21