bab 1
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Retina merupakan selembar tipis jaringan saraf semitransparan dan multilapis yang melapisi
bagian dalam dua per tiga posterior dinding bola mata.1 Retina atau selaput jala, merupakan
bagian mata yang mengandung reseptor yang menerima rangsangan cahaya.2
Retina berbatas dengan koroid dengan sel pigmen epitel retina, dan terdiri dari beberapa lapis.
Lapisan retina dimulai dari sisi dalamnya yaitu, membrana limitans interna, lapisan serat saraf,
lapisan sel ganglion, lapisan pleksiform dalam, lapisan nukleus dalam badan sel bipolar,
amakrin, dan sel horisontal, lapisan pleksiformis luar, lapisan inti luar sel fotoreseptor,
membrana limitans eksterna, lapisan fotoresptor, dan lapisan epitelium pigmen retina.1-3
Retina berperan penting dalam ketajaman penglihatan manusia. Karena di dalam retina
mengandung sel fotoreseptor yaitu sel batang dan kerucut. Sel kerucut ini yang berfungsi
penglihatan sentral. Cahaya yang datang dari luar akan difokuskan ke bagian retina yang disebut
makula lutea. Di makula lutea ini terdapat fovea, dan di fovea inilah sel kerucut berada. Jadi jika
ada kerusakan dibagian struktur mata yang bernama retina ini, maka dunia yang indah ini tidak
dapat terlihat oleh mata kita. Pengolahan informasi di retina berlangsung dari lapisan fotoresptor
melalui akson sel ganglion menuju ke saraf optikus dan otak.1
Karena peranan retina yang begitu penting dalam penglihatan manusia, maka dari itulah penulis
membahasnya lebih detail agar lebih memahami tentang penyakit yang berhubungan dengan
retina dikemudian hari.
1
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah:
1. memenuhi tugas dalam proses Kepanitraan Klinik Senior (KKS) Ilmu penyakit mata
di RSUD Embung Fatimah
2. mengetahui lebih dalam mengenai anatomi dan fisiologi retina dan adneksanya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 RETINA
2.1.1 Definisi
Retina adalah selembar tipis jaringan saraf semitransparan dan multilapis yang melapisi
bagian dalam dua per tiga posterior dinding bola mata.1 Retina atau selaput jala, merupakan
bagian mata yang mengandung reseptor yang menerima rangsangan cahaya.2 Retina
membentang ke depan hamper sama jauhnya dengan korpus siliare, dan berakhir di tepi ora
serrata.
Gambar 1. Struktur-struktur dalam mata manusia. (Dikutip dari
www.orangkesehatan.blogspot.com)
3
2.1.2 Anatomi
Retina adalah suatu membran yang tipis dan bening, terdiri atas penyebaran dari pada serabut-
serabut saraf optik. Letaknya antara badan kaca dan koroid.1,2 Bagian anterior berakhir pada ora
serata.
Secara umum, retina terdiri dari dua bagian yaitu bagian fotoresptor (pars optica retinae) dan
non-fotoreseptor (pars caeca retinae). Bagian fotoreseptor retina meliputi 10 lapisan retina
sedangkan bagian non-fotoreseptor membentuk badan epitel ciliar dan iris. Pars optica retina dan
pars caeca retina menyatu di ora serata.5
Dilihat dari embriologinya, retina berkembang dari suatu divertikulum dari otak depan
(proencepalon). Vesikel optik berkembang dan berivaginasi untuk membentuk doublewalled
mangkuk, cangkir optik. Dinding luar ini kemudian menjadi epitel pigmen dan dinding dalam
akan berdiferensiasi menjadi 9 lapisan retina. Retina tetap berhubungan dengan otak depan
sepanjang hidup melalui struktur yang dikenal sebagai saluran retinohypothalamic.5
Retina mempunyai tebal 0,1 mm pada ora serata dan 0,23 mm pada kutub posterior. Di dekat ora
serata inilah daerah yang sering terjadi robekan pada retina. Di tengah-tengah retina posterior
terdapat makula lutea yang yang berdiameter 5,5 sampai 6 mm, yang secara klinis dinyatakan
sebagai daerah yang dibatasi oleh cabang-cabang pembuluh darah retina temporal dan
mempunyai peran penting untuk penglihatan sentral.3,5 Di tengah makula, sekitar 3,5 mm di
sebelah lateral diskus optikus, terdapat fovea, yang merupakan suatu cekungan yang memberikan
pantulan khusus bila dilihat dengan oftalmoskop. Foveola adalah bagian tengah fovea dimana sel
fotoreseptornya adalah sel kerucut dan merupakan bagian retina yang paling tipis. Retina
melapisi bagian dalam 2/3 posterior dinding bola mata. Retina berbatas dengan koroid dan badan
kaca (vitreus). Di bagian anterior, retina berakhir pada ora serata. Pada orang dewasa, ora serata
berada sekitar 6,5 mm dibelakang garis Schwalbe pada sisi temporal dan 5,7 dibelakang garis ini
pada sisi nasal.3
4
Gambar 2. Ketebalan Retina (Dikutip dari kepustakaan no.5)
Secara klinis, makula dapat didefinisikan sebagai daerah pigmentasi kekuningan yang
disebabkan oleh pigmen luteal (xantofil), yang berdiameter 1,5 mm. Definisi alternatif
secara histologis adalah bagian retina yang lapisan ganglionnya mempunyai lebih dari satu
lapis sel. Di tengah makula sekitar 3,5 mm disebelah lateral diskus optikus, terdapat fovea
yang secara klinis merupakan suatu cekungan yang memberikan pantulan khusus bila dilihat
dengan oftalmoskop. Fovea merupakan zona avaskuler di retina dan terletak disebelah
lateral dari N II. Secara histologis, fovea ditandai dengan menipisnya lapisan inti luar dan
tidak adanya lapisan-lapisan parenkim karena akson-akson sel fotoreseptor (lapisan serat
Henle) berjalan oblik dan penggeseran secara sentrifugal lapisan retina yang lebih dekat ke
permukaan dalam retina. Foveola adalah bagian paling tengah pada fovea, disini
fotoreseptornya adalah kerucut, dan bagian retina yang paling tipis. Rangsangan cahaya di
wilayah ini dapat langsung bertindak pada sel-sel sensorik (neuron pertama) karena sel
bipolar (kedua neuron) dan sel-sel ganglion (neuron ketiga) yang berada di perifer. Ruang
ekstraseluler retina yang normalnya kosong potensial paling besar di makula dan penyakit
yang menyebabkan penumpukan bahan di ekstasel dapat menyebabkan daerah ini menjadi
tebal sekali.3,5
5
Gambar 3. Normal Fundus (Dikutip dari kepustakaan no.5)
Berdasarkan topografinya retina dibagi menjadi retina sentral yaitu kurang lebih sama
dengan daerah makula dan retina perifer yaitu di daerah diluar makula.4
Retina memiliki struktur sangat kompleks yang terbagi menjadi 10 lapisan terpisah. Lapisan
Permukaan dalam retina menghadap ke vitreus. Lapisan-lapisan retina, mulai dari sisi
dalamnya, adalah sebagai berikut :2-4
1. Membran limitans interna
Merupakan membran hialin antara retina dan badan kaca.
2. Lapisan serabut saraf
Merupakan lapis akson sel ganglion menuju ke arah saraf optik. Di dalam lapisan-lapisan
ini terletak sebagian besar pembuluh darah retina.
3. Lapisan sel ganglion
Merupakan lapisan badan sel dari neuron kedua.
4. Lapisan pleksiformis dalam
Merupakan lapisan aseluler tempat sinaps sel bipolar, sel amakrin dengan sel ganglion.
5. Lapisan nukleus dalam
6
Merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal, dan sel Muller. Lapis ini mendapat
metabolisme dari arteri retina sentral.
6. Lapisan pleksiformis luar
Dikenal sebagai “Lapisan serat Henle” (Fiber layer of henle) merupakan lapisan aseluler
dan tempat sinaps sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal.
7. Lapisan nukleus luar
Merupakan susunan lapis nukleus sel batang dan sel kerucut. Lapisan ini avaskular.
8. Membran limitans eksterna
Merupakan membran ilusi dan avaskular.
9. Lapisan fotoreseptor,
Merupakan lapisan terluar retina, terdiri atas sel batang yang mempunyai bentuk
ramping, dan sel kerucut.
10. Lapisan sel epitel pigmen retina (EPR)
Merupakan lapisan kubik tunggal dari sel epithelial berpigmen, melekat longgar pada
retina kecuali di perifer (ora serata) dan disekitar lempeng optic.
7
Gambar 4. Lapisan-lapisan retina (Dikutip dari kepustakaan no. 5)
8
Epitel Pigmen Retina
Epitel pigmen retina (EPR) ini membentuk mikrovili yang menonjol diantara lempeng segmen
luar sel batang dan sel kerucut dan menyeimbanginya. Lapisan ini berfungsi memfagosit sisa
segmen eksternal sel batang dan sel kerucut, memfasilitasi pasase nutrient dan metabolit antara
retina dan koroid, serta berperan dalam regenerasi rhodopsin dan opsin sel kerucut, pigmen
visual fotoreseptor yang mengolah kembali vitamin A. EPR juga mengandung granula melanin
yang mengolah kembali vitamin A dan mengabsorpsi cahaya yang terpencar.5
Permukaan luar retina sensorik bertumpuk dengan lapisan epitel pigmen retina juga bertumpuk
dengan membrana bruch, khoroid, dan sklera. Di sebagian besar tempat retina dan epitelium
pigmen retina mudah terpisah hingga membentuk suatu ruang subretina, seperti yang terjadi pada
ablasio retina. Tetapi pada diskus optikus dan ora serata, retina dan epithelium pigmen retina
saling melekat kuat, sehingga membatasi perluasan cairan subretina pada ablasio retina.3,4
Gambar 5. Hubungan anatara koroid, EPR, dan retina (Dikutip dari kepustakaan no.4)
9
Vaskularisasi Retina
Retina menerima darah dari dua sistem vaskuler terpisah, yaitu sistem retina (a. Sentralis retina)
dan koroid (khoriokapilaria). Khoriokapilaris yang berada tepat di luar membrana Bruch, yang
mendarahi sepertiga luar retina, termasuk lapisan fleksiformis luar dan lapisan inti luar,
fotoresptor, dan lapisan epitel pigmen retina; serta arteri sentralis retina masuk melalui papil
saraf optik yang mendarahi 2/3 sebelah dalam retina. Fovea sepenuhnya diperdarahi oleh
khoriokapilaria dan mudah terkena kerusakan yang tak dapat diperbaiki bila retina mengalami
ablasi. Pembuluh darah retina mempunyai lapisan endotel yang tidak berlubang, yang
membentuk sawar darah-retina. Lapisan endotel pembuluh koroid dapat ditembus. Sawar darah
retina sebelah luar terletak setinggi lapisan epitel pigmen retina.3
Gambar 6. Vaskularisasi Retina (Dikutip dari www.duniamata.blogspot.com)
Pembuluh darah retina dan koroid semuanya berasal dari arteri oftalmika yang merupakan
cabang dari arteri karotis interna. Sirkulasi retina adalah sebuah sistem end-arteri tanpa
10
anostomose. Arteri sentralis retina keluar pada optic disk yang dibagi menjadi dua cabang
besar. Arteri ini berbelok dan terbagi menjadi arteriole di sepanjang sisi luar optic disk.
Arteriol ini terdiri dari cabang yang banyak pada retina perifer.2,4
Gambar 7. Pasokan darah okular (Dikutip dari kepustakaan no.4)
Sistem vena ditemukan banyak kesamaan dengan susunan arteriol. Vena retina sentralis
meninggalkan mata melalui nervus optikus yang mengalirkan darah vena ke sistem
kavernosus.3
Saraf Optik
Saraf optik yang keluar dari polus posterior bola mata membawa 2 jenis serabut saraf, yaitu:
saraf penglihatan dan serabut pupilomotor. Kelainan saraf optik menggambarkan gangguan
yang diakibatkan tekanan langsung atau tidak langsung terhadap saraf optik ataupun
perubahan toksik dan anoksik yang mempengaruhi penyaluran aliran listrik.2
11
2.1.3 Fisiologi
Retina adalah jaringan kompleks di mata. Untuk melihat, mata harus berfungsi sebagai suatu alat
optis, sebagai suatu reseptor kompleks dan transducer yang efektif. Retina bertanggung jawab
untuk mengubah cahaya menjadi sinyal listrik. Integrasi awal dari sinyal-sinyal ini juga
dilakukan oleh retina. Ada dua jenis fotoreseptor di retina yaitu sel batang (Rod cells) dan sel
kerucut (cone cells). Sel-sel batang dan kerucut di lapisan fotoreseptor mampu mengubah
rangsangan cahaya menjadi impuls saraf yang dihantarkan oleh lapisan serat saraf retina melalui
saraf optikus dan akhirnya ke korteks penglihatan. Di dalam retina kira-kira terdapat 6,5 juta sel
kerucut dan 100 juta sel batang.3,5,6
Sel – Sel Fotoreseptor
Dua sel fotoreseptor pada retina adalah sel batang dan sel kerucut Kedua fotoreseptor ini dapat
dibedakan berdasarkan karakteristik khususnya masing-masing seperti bentuk, segmen luar dan
dalam, posisi nukleus, dan bentuk terminal sinapsisnya. Semua sel fotoreseptor memiliki segmen
luar yang mengandung pigmen penglihatan dan segmen dalam yang berisi nukleus dan terminal
sinapsis. Segmen luar dan dalam, baik untuk sel batang ataupun sel kerucut dihubungkan oleh
suatu jembatan sitoplasma yang bersilia.
Klasifikasi sel-sel fotoreseptor didasarkan pada gambaran mikroskopik pada ujung sel tersebut.
Sel kerucut semakin mengecil pada segmen luarnya, sedangkan sel batang berbentuk silinder
atau seperti batang. Segmen luar pada sel kerucut dihubungkan oleh suatu terminal sinapsis yang
lebar yang disebut pedicle, sedangkan terminal sinapsis pada sel batang berbentuk lebih kecil
yang disebut sphrules. Selain berdasarkan gambaran morfologi tersebut, pengklasifikasian sel
fotoreseptor juga didasarkan pada kemampuan fotosensitivitasnya.5
Fotoreseptor kerucut dan batang terletak di lapisan terluar yang avaskuler pada retina sensorik
dan merupakan tempat berlangsungnya reaksi kimia yang mencetuskan proses penglihatan.6
12
Gambar 8. Sel batang dan Sel Kerucut Retina (dkutip dari fajarini.wordpress.com)
Sel Kerucut
Sel kerucut bertanggung jawab untuk penglihatan siang hari. Sub grup dari sel kerucut responsif
terhadap gelombang pendek, menegah dan panjang (biru, hijau, merah). Karena fungsi sel
kerucut sebagai penglihatan sentral dan warna maka disebut juga penglihatan fotopik (photopic
vision).5,6
Makula bertanggung jawab pada ketajaman penglihatan dan warna, sehingga selnya sebagian
besar adalah sel kerucut. Sel-sel ini akan terkonsentrasi di fovea yang bertanggung jawab untuk
penglihatan detil seperti membaca huruf kecil. Di fovea sentralis, terdapat hubungan hampir 1:1
antara fotoreseptor kerucut, sel ganglionnya, dan serat saraf yang keluar, dan hal ini menjamin
penglihatan yang paling tajam.1
Setiap sel fotoreseptor kerucut mengandung rhodopsin, yang merupakan suatu pigmen
penglihatan fotosensitif yang terbentuk sewaktu molekul protein opsin bergabung dengan 11-sis-
13
retinal. Sewaktu foton cahaya diserap oleh rodopsin, 11-sis-retinal segera mengalami isomerisasi
menjadi bentuk ali-trans. Rhodopsin adalah suatu glikolipid membran yang separuh terbenam di
lempeng membran lapis ganda pada segmen paling luar fotoreseptor. Penyerapan cahaya puncak
oleh terjadi pada panjang gelombang sekitar 500 nm, yang terletak di daerah biru-hijau pada
spektrum cahaya. Penelitian-penelitian sensitivitas spektrum fotopigmen kerucut memperlihat-
kan puncak penyerapan panjang gelombang di 430, 540, dan 575 nm masing-masing untuk sel
kerucut peka-biru, -hijau, dan –merah. Fotopigmen sel kerucut terdiri dari 11-sis-retinal yang
terikat ke berbagai protein opsin.1,5
Sel Batang
Sel batang berfungsi untuk penglihatan malam dan perifer (Scotopic vision). Sel-sel ini sensitif
terhadap cahaya dan tidak memberikan sinyal informasi panjang gelombang (warna). Sel batang
menyusun sebagian besar fotoreseptor di retina bagian lainnya.3
Penglihatan skotopik seluruhnya diperantarai oleh fotoreseptor sel batang. Pada bentuk
penglihatan adaptasi gelap ini, terlihat bermacam-macam nuansa abu-abu, tetapi warna tidak
dapat dibedakan. Sewaktu retina telah beradaptasi penuh terhadap cahaya, sensitivitas spektral
retina bergeser dari puncak dominasi rodopsin 500 nm ke sekitar 560 nm, dan muncul sensasi
warna. Suatu benda akan berwarna apabila benda tersebut mengandung fotopigmen yang
menyerap panjang-panjang gelombang dan secara selektif memantulkan atau menyalurkan
panjang-panjang gelombang tertentu di dalam spektrum sinar tampak (400-700 nm). Penglihatan
siang hari terutama diperantarai oleh fotoreseptor kerucut, senjakala oleh kombinasi sel kerucut
dan batang, dan penglihatan malam oleh fotoreseptor batang.1,5
Segmen Luar Fotoreseptor
Segmen luar mengandung fotopigmen dan merupakan tempat berlangsungnya proses
fototransduksi, yang merupakan suatu proses pengubahan energi cahaya menjadi sinyal-sinyal
elektrik. Sel batang sensitif terhadap cahaya karena mengandung pigmen penglihatan peka
14
cahaya yang disebut rodopsin yang mampu menangkap foton. Substansi ini merupakan
kombinasi protein skotopsin dengan senyawa protein retinal. Retinal tersebut secara kimiawi
berhubungan erat dengan vitamin A dan merupakan tipe khusus yang disebut 11-cis retinal.
Bentuk cis dari retinal adalah penting sebab, hanya bentuk ini saja yang dapat berikatan dengan
opsin agar dapat mensintesis rodopsin5,6. Molekul penyerap cahaya pada sel kerucut hampir sama
persis dengan komposisi kimiawi rodopsin dalam sel batang. Perbedaan hanya terletak pada
bagian protein opsin yang disebut fotopsin pada sel kerucut, berbeda dengan skotopsin dalam sel
batang. Bagian retinal semua pigmen visual sama persis dengan apa yang ada di dalam sel batang
ataupun kerucut.6
Segmen Dalam Fotoreseptor
Segmen luar dan dalam fotoreseptor dihubungkan oleh suatu tangkai silinder sempit bersilia
yang mempunyai 9 pasang filamen. Filamen berakhir pada sentriol pada badan basal yang
terletak pada apeks segmen dalam.
Dua morfologi yang membedakan segmen dalam adalah daerah ellipsoid dan myoid. Ellipsoid
pada segmen dalam fotoreseptor memiliki cirri adanya agregrasi mitokondria, sedangkan pada
daerah myoid terdapat kompleks golgi dengan komponen-komponen vesikel dan ribosom yang
tersebar letaknya. Nukleus terletak di bagian bawah segmen dalam pada bagian yang melebar.
Perluasan axon berakhir pada badan terminal yang bersinaps dengan procesus sel-sel bipolar dan
horizontal5.
Matriks Interfotoreseptor / Interphotoreceptor Matrix (IPM)
IPM terletak antara permukaan apikal retina sensorik dan RPE (Retina Pigmented Ephitel) yang
mengelilingi bagian ellipsoid segmen dalam dan segmen luar pada sel-sel fotoreseptor. Matriks
ini merupakan rute utama lintasan nutrisi dan metabolit antara sel-sel fotoreseptor dan pembuluh
darah koroid. Interphotoreceptor retinol binding protein (IRBP) merupakan komponen terlarut
IPM yang merupakan suatu glikoprotein mediasi transport derivat vitamin A retinol anatara RPE
dan fotoreseptor5.
15
Distribusi Sel – Sel Fotoreseptor
Rata-rata retina manusia memiliki 4,6 juta sel kerucut dan 92 juta sel batang. Penyebaran sel-sel
fotoreseptor pada retina membentuk suatu pola. Distribusi sel kerucut terbanyak terdapat pada
fovea, sekitar 10% dari jumlah total sel kerucut yang ada di retina sehingga berperan dalam
penglihatan warna dan ketajaman penglihatan terbaik. Kemudian, distribusi sel kerucut ini
menurun setelah melewati makula. Sel batang juga memiliki distribusi sendiri pada retina.
Sekitar 0,25 mm sentral dari fovea, tidak terdapat sel batang. Distribusi sel batang ini kemudian
akan meningkat sekitar 5 dan 7 mm pada wilayah eksenteritas berikutnya. Distribusi sel batang
terbanyak terdapat pada cincin elips pada eksenteritas lempeng optik dan meluas ke retina nasal
dengan lokasi terbanyak pada retina superior. Distribusi sel batang inilah yang menjadikan
peranannya dalam fungsi penglihatan perifer.
Gambar 9. Distribusi Sel Batang dan Sel Kerucut retina (dikutip dari fajarini.wordpress.com)
Penyakit retina biasanya tidak memberi keluhan nyeri dan mata tidak merah. Pemeriksaan retina
dilakukan dengan oftalmoskop direk dan indirek, foto fundus dan angiografi.
16
Gambar 10. Fotoresptor Retina (Dikutip dari www. cidpusa.org)
Jalur Penglihatan
Cahaya masuk melewati kornea,camera oculi anterior,lensa, camera oculi posterior, lensa,
viterus humor, dan retina. Di retina cahaya di fokuskan di makula lutea (fovea centralis),
kemudian diteruskan ke nervus opticus dan ditransfer ke otak.
Serat saraf sel ganglion adalah meneruskan seratnya menjadi saraf optik dan keluar melalui
lamina kribrosa sklera. Setelah keluar dari bola mata, saraf optik dibungkus oleh selaput
otak. Serabut yang berasal dari bagian perifer retina akan terletak di bagian perifer. Saraf
optik serabut yang terletak dekat dengan papil saraf optik akan terletak di bagian sentral
saraf optik. Serat papilomakula perlahan-lahan meletakan diri di bagian sentral saraf optik.
Di daerah kiasma optik saraf berasal dari bagian temporal retina adalah terletak tetap pada
bagian temporal kiasma sedang serat dari bagian nasal retina adalah bersilang pada kiasma
optik sehingga terletak disisi lain dari pada jalur penglihatan. Serat ini akan masuk kedalam
ganglion genikulatum lateral, melalui radiasi optik serabut ini akan mencapai korteks
penglihatan.4,5
17
Gambar 11. Jalur penglihatan dari kornea-nervus optikus (Dikutip dari
4uliedz.wordpress.com/image)
18
Gambar 12. Jalur penglihatan dari nervus optikus - otak ( Dikutip dari
fransiscakumala.wordpress.com/image)
19
BAB III
KESIMPULAN
Retina adalah selembar tipis jaringan saraf semitransparan dan multilapis yang melapisi bagian
dalam dua per tiga posterior dinding bola mata.1 Dan merupakan bagian mata yang mengandung
reseptor yang menerima rangsangan cahaya.2
Retina terdiri dari dua bagian yaitu bagian fotoresptor (pars optica retinae) dan non-fotoreseptor
(pars caeca retinae). Bagian fotoreseptor retina meliputi 10 lapisan retina dimulai dari sisi
dalamnya yaitu, membrana limitans interna, lapisan serat saraf, lapisan sel ganglion, lapisan
pleksiform dalam, lapisan nukleus dalam badan sel bipolar, amakrin, dan sel horisontal, lapisan
pleksiformis luar, lapisan inti luar sel fotoreseptor, membrana limitans eksterna, lapisan
fotoresptor, dan lapisan epitelium pigmen retina. Sedangkan bagian non-fotoreseptor membentuk
badan epitel ciliar dan iris.
Retina bertanggung jawab untuk mengubah cahaya menjadi sinyal listrik. Ada dua jenis
fotoreseptor di retina yaitu sel batang (Rod cells) dan sel kerucut (cone cells). Sel-sel batang dan
kerucut di lapisan fotoreseptor mampu mengubah rangsangan cahaya menjadi impuls saraf yang
dihantarkan oleh lapisan serat saraf retina melalui saraf optikus dan akhirnya ke korteks
penglihatan.
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Hardy, RA. 2000. Retina dan Tumor Intraokuler. Dalam : Vaughan D.G, Asbury T.,
Riordan E.P, Editor. Oftalmologi Umum Edisi 14. Widya Medika: Jakarta h.197-219
2. Ilyas, Sidarta, SpM, Prof,. Rahayu, Sri, SpM. 2011. Ilmu Penyakit Mata Edisi Keempat.
Fakultas Kedpkteran Universitas Indonesia: Jakarta h.10-11
3. Vaughan, Daniel, dkk. 2000. Oftalmologi Umum Edisi 14. Widya Medika: Jakarta. h.13-
14
4. James, Bruce, dkk. 2006. Lecture Notes Oftamologi Edisi 19. Erlangga: Jakarta. h.7-9,13
5. Lang, Gehard,K. 2000. Ophtalmology Text Book. Germany Publish: New York. h.299-
304
6. Sidarta, I. 2002. Anatomi dan Fisiologi Mata. Dalam : Ilmu Penyakit Mata Edisi kedua.
Balai Penerbit Fakultas kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta
21