bab 1
DESCRIPTION
bab 1TRANSCRIPT
LATAR BELAKANG
PAGE 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Hippolyte Mege Mouries adalah seorang kimiawan Perancis yang pertama kali menemukan margarin pada tahun 1870 dalam suatu sayembara yang diadakan oleh Kaisar Napoleon III. Saat itu margarin dibuat untuk mengimbangi kekurangan akan kebutuhan mentega karena perang dan berkurangnya lahan pertanian. Waktu itu masih dinamakan oleomargarine yang biasanya dibuat dari lemak sapi atau babi yang ditambahkan lemak nabati untuk mempercepat melting point pada saat pencampuran. Kata margarin sendiri berasal dari bahasa Yunani Margarites yang berarti mutiara.
Margarin mengalami banyak perkembangan sejak penemuan tersebut. Mulai tahun 1890, margarin menggunakan susu dan garam sebagai sumber rasa. Di awal tahun 1900, margarin baru dibuat dari 100% minyak nabati yang biasanya diperoleh dari minyak kelapa, minyak sawit, minyak biji bunga matahari, minyak wijen, dll. Dan pada tahun 1923, margarin ditambahkan vitamin A. Walaupun proses hidrogenasi sudah diperkenalkan pada tahun 1910, tetapi pembuatan margarin dengan proses hidrogenasi baru dilakukan pada tahun 1934.
(Baileys, vol 2)
Salah satu minyak nabati yang mempunyai nilai bisnis tinggi berasal dari minyak bunga matahari. Dengan kadar minyak 32% - 45%, minyak bunga matahari diambil dari biji bunga matahari yang dapat digunakan sebagai bahan baku dalam industri margarin. Biji bunga matahari memiliki nama latin Helianthus annuus yang merupakan tanaman asli Amerika Utara karena memiliki waktu pancaran matahari yang tinggi. Untuk membudidayakan lahan pertanian yang cukup luas maka banyak ditanam tanaman bunga matahari. Dan sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan lemak disana maka banyak diproduksi margarin dari minyak biji bunga matahari. Di Asia tanaman ini banyak di tanam di China, India, Turki dan sejalan peningkatan permintaan minyak di Indonesia, tanaman ini mulai dibudidayakan di beberapa tempat Jawa Tengah dan Jawa Timur melalui rekayasa genetika dengan waktu pancaran matahari 10 jam saja. Biaya produksi setiap hektar antara Rp. 3 - 4 juta, setelah 100 hari tanam dapat dilakukan panen, dan menghasilkan biji siap olah sebanyak 3 ton. Dengan harga jual biji rata rata Rp. 4.000 / kg.
(H. Unus Suriawiria)
Berdasarkan data dari DESPERINDAG untuk wilayah Jawa Timur, kapasitas produksi margarin untuk kebutuhan ekspor pada tahun 2004 yaitu 20.615 ton/tahun. Negara tujuan ekspor margarin antara lain Hongkong, Vietnam, Mozambique, dll.
1.2 TEORIMargarin dimaksudkan sebagai pengganti mentega dengan rupa, bau, konsistensi rasa dan nilai gizi yang hampir sama dengan mentega. Margarin merupakan emulsi dengan tipe emulsi water in oil (W/O), yaitu fase air berada dalam fase minyak atau lemak.
Lemak yang digunakan untuk pembuatan margarine dapat berasal dari lemak hewani atau lemak nabati. Lemak hewani yang digunakan biasanya lemak babi, lemak sapi. Sedangkan minyak nabati yang sering digunakan adalah minyak kelapa, minyak inti sawit, minyak kedelai, minyak biji kapas, minyak wijen, minyak kacang tanah, minyak gandum, minyak biji bunga matahari dan minyak jagung.
Minyak nabati umumnya berwujud cair, karena mengandung asam lemak tidak jenuh, seperti asam oleat, linoleat, dan linolenat. Minyak tersebut sebelum dijadikan margarin terlebih dahulu dihidrogenasi. Hidrogenasi minyak bertujuan merubah minyak cair menjadi lemak berwujud padat, sehingga margarine bersifat plastis, padat pada suhu ruang, agak keras pada suhu rendah dan segera dapat mencair dalam mulut.
(Ketaren,Minyak dan Lemak Pangan,1986)
Minyak nabati yang dapat dipakai sebagai bahan baku untuk pembuatan margarin harus memenuhi syarat syarat sebagai berikut :
Bilangan Iod yang rendah
Jumlah ikatan rangkap dalam minyak ditentukan dengan mengukur bilangan iod. Makin besar bilangan iod maka jumlah ikatan rangkap semakin besar dan titik cair semakin rendah. Lemak yang memiliki bilangan iod rendah lebih tahan terhadap kerusakan karena proses oksidasi.
Warna minyak
Warna yang diinginkan pada margarin adalah warna kuning mentega (Butter Yellow). Sedangkan pembuatan margarin dari munyak nabati yang berwarna pucat, harus ditambahkan karoten dan lechitin yang lebih besar sehingga diperoleh warna kuning mentega.
Flavor minyak yang baik
Minyak yang baik umumnya memiliki flavor yang tidak enak, sehingga flavor ini perlu dihilangkan dengan proses deodorisasi.
Asam lemak yang stabil
Ketidakjenuhan asam lemak berpengaruh terhadap kerusakan lemak oleh proses oksidasi. Asam linolenat (3 ikatan rangkap) lebih mudah teroksidasi dari pada asam linoleat (2 ikatan rangkap), sedangkan asam linoleat lebih mudah teroksidasi daripada asam oleat (1 ikatan rangkap). Untuk mempertinggi stabilitas dan titik cair lemak dapat dilakukan dengan cara hidrogenasi.
Titik beku dan titik cair disekitar suhu kamar
Jika margarin dimakan, maka margarin sebaiknya mencair di mulut sehingga mudah dicerna. Pada suhu kamar, margarin harus mempunyai konsistensi plastis sebagai bahan pelapis (pengoles) dalam roti.
Jenis minyak yang digunakan
Jenis minyak yang digunakan harus banyak terdapat disuatu daerah. Hal ini berhubungan erat dengan kontinuitas proses produksi dan segi ekonomis. Jika bahan banyak terdapat di suatu daerah, maka harganya relatif murah dan ongkos-ongkos transportasi ke pabrik lebih rendah.
(Ketaren,Minyak dan Lemak Pangan,1986)
Penambahan zat aditif
Zat aditif yang ditambahkan pada pembuatan margarine :
a. Letichine, digunakan untuk penstabil emulsi
b. Garam, digunakan untuk penambah rasa asin pada margarine
c. Vitamin A dan D sebagai nutrisi
d. Natrium benzoate sebagai bahan pengawet
e. TBHQ sebagai anti oksidan
f. karoten sebagai zat warna
(Anthony Woolen,Food Additive Users Handbook,1968)
1.3 SIFAT FISIKA DAN KIMIA BAHAN
Dalam proses pembuatan margarine terdapat beberapa sifat fisika dan kimia bahan yaitu sifat fisika dan kimia Crude Sunflower Oil dan bahan pembantu. Selain itu terdapat juga sifat fisika dan kimia margarine serta syarat mutu margarine yang layak dikonsumsi.
1.3.1 SIFAT FISIKA DAN KIMIA CRUDE SUNFLOWER OIL
Dari 100 gr biji bunga matahari mengandung 30,6 gr protein, 42,1 gr lemak, 5,55 gr kalori, 13,8 gr kalsium, 312 mgr fosfor, 6,2 gr Fe, 0,02 gr vitamin C. Dalam biji bunga matahari terkandung 24% - 35% minyak (biji berkulit) atau 45% - 55% minyak (biji tanpa kulit). Minyak biji matahari mengandung asam lemak tidak jenuh sebanyak 88%, tersusun dari asam linoleat (44% - 72%), sehingga minyak bunga matahari tergolong rendah kolesterol yang sangat baik untuk kesehatan dan sangat cocok digunakan dalam industri margarin.
TABEL 1.1 Sifat Fisika dan Kimia Crude Sunflower Oil
KARAKTERISTIKVALUE/NILAI
Bentuk Cair
Warna Yellow
Densitas (60oC)0,897
Kadar Minyak (%)45-55
Bilangan Iod130-144
Spesifik Gravity (25oC)0,92561
Flash Point (oC)121 minimum
Free Fatty Acid (%)1,35 average
Bilangan Penyabunan191
Moisture (%)0,20 average
Impurities (%)0,05 average
Flavor Sweet
(Bailey, vol 2)
1.3.2 SIFAT FISIKA DAN KIMIA BAHAN PEMBANTU
1. NaOH
Bentuk
: Padatan
Warna
: Putih
Sifat Kristal
: Higroskopis (mudah mencair)
Berat molekul
: 40 gr/mol
Spesifik gravity
: 2.13
Titik Lebur
: 318.4oC
Titik Didih
: 1390oC
Kelarutan dalam setiap 100 bag
Air Dingin (0oC)
: 42
Air Panas (100oC)
: 347
Sangat larut dalam
: Alkohol (95%) etanol, etil eter, glycerol
Densitas
: 1.12595 gr/cm31. Hidrogen
Berat molekul
: 2.016
pada 0oC (ml/cm3). 103: 0.446
Compressibility factor
: 1.00042
Adiabatic Compressibility: 7.03
Coefficient of Vol Expansion: 0.00333
Cp pada 0oC, j/mol.K
: 28.59
Cv pada 0oC, j/mol.K
: 20.53
Entrophy pada 0oC, j/mol.K: 139.59
Spesifik gravity
: 0.06948
Viskositas (68oF, 1 atm): 0.0093 Cp
Melting point
: - 259.1oC
Boiling point
: -423oF (-252.78oC)
Kelarutan dalam setiap 100 bag
Air Dingin (0oC)
: 2.1
Air Panas (100oC)
: 0.85
Enthalphy pada 0oC
: 7749.2
Internal Enthalphy pada 0oC: 5477.1
Bentuk
: Gas
2. Katalisator Ni
Warna
: Silver
Berat molekul
: 58.69 gr/mol
Spesifik gravity
: 8.9
Melting point
: 1452oC
Boiling point
: 2900oC
(Perry, Handbook of Chemical Engineering,6 edition)
3. Karbon aktif
Berwarna hitam kebiruan
Mampu mengadsorbsi 95-97% zat warna yang terdapat dalam minyak
Daya adsorbsi tinggi untuk bermacam-macam liquid, gas, dan padatan serta koloid
Inert, tidak bereaksi dengan larutan.
Tabel 1.2 Sifat Fisika Karbon Aktif
SpesifikasiLiquid phase carbonGas pahase carbon
Lignite baseWood baseBituminous coal baseGranular basePelleted cokeGranular coconut
Mesh (tyler)
(mm)
CCl4 activity,%min
Iodine no.min
Bulk density. g/ml,min
Ash,% max-100
(0.15)
30
500
0.48
18-100
(0.15)
40
700
0.25
78-30
(2.38-0.59)
50
950
0.50
8-4, +10
(4.76,1.70)
60
1000
0.50
8-6, +8
(3.36,2.38)
60
1000
0.52
2-6, +14
(3.36,1.18)
60
1000
0.53
4
(KirkOtmer ,vol12,1971)
1.3.3 SIFAT FISIKA DAN KIMIA MARGARIN
Bentuk
: padat
Warna
: kuning mentega
Bersifat plastis
Spesifik gravity
: 0.64
Melting point
: 42oC
Kandungan FFA
: 0.03% max
Moisture
: 0.05% max
Tidak larut dalam pelarut organic
Tabel 1.3 Syarat Mutu Margarin
No.Kriteria UjiPersyaratan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.Keadaan permukaan
Bau
Rasa
Air
Lemak
Asam Lemak Bebas
Garam NaCL
Besi (Fe), mg/kg
Tembaga (Cu), mg/kg
Timbal (Pb), mg/kg
Raksa (Hg), mg/kgNormal, tidak tengik dan tidak berjamur
Enak
Agak sedikit asin
Maks.18%
Min. 80%
Maks. 0,3%
Maks.4%
Maks.0,5
Maks.0,1
Maks.0,1
Maks.0,03
(SII 0004-90)
1.4 MANFAAT
Manfaat dari produk margarine yaitu, sebagai salah satu bahan yang dipakai untuk membuat kue/roti, meningkatkan daya terima makanan, membentuk struktur dan memberikan cita rasa enak serta sebagai alternatif pengganti minyak goreng.