asuhan kebidanan_sepsis neonatorum
TRANSCRIPT
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN SEPSIS NEONATORUM
Disusun Oleh :
1. Asnaida (03)
2. Endang Sukarlina (07)
3. Farahatin Zakiya (09)
4. Fatilah (11)
5. Hamdia (13)
6. Ida Fitriyah (14)
7. Indah Setyowati (15)
8. Indayanti (16)
9. Lutfia Dewi N. (20)
10. Pretty Saragatama (30)
11. Riza Selvia Damayanty (34)
12. Siska Fantikasari (36)
13. Titrin Indrianti (42)
14. Zaqqia Kholifatur R. (48)
PRODI DIII KEBIDANANUNIVERSITAS MAYJEN SUNGKONO
MOJOKERTO2007 – 2008
LAPORAN PENDAHULUAN
SEPSIS NEONATORUM
I. DEFINISI
Sepsis neonatorum adalah suatu infeksi bakteri berat yang menyebar ke
seluruh tubuh bayi baru lahir. Sepsis terjadi pada kurang dari 1 % bayi baru lahir
tetapi merupakan penyebab dari 30 % kematian pada BBL.
(www.medicastore.com)
Sepsis neonatorum adalah suatu sindroma respon inflamasi janin/firs
disertai gejala klinis infeksi yang diakibatkan adanya kuman di dalam darah
neonatus. (cermin dunia kedokteran no.151, 200617)
Infeksi bakteri 5 kali lebih sering terjadi pada BBL dengan berat
badannya < 2,75 kg dan 2 kali lebih sering menyerang bayi laki-laki. Pada lebih
dari 50 % kasus, sepsis mulai timbul dalam waktu 6 jam setelah bayi lahir, tetapi
kebanyakan muncul dalam waktu 72 jam setelah lahir.
Sepsis yang baru timbul dalam waktu 4 hari atau lebih kemungkinan
disebabkan oleh infeksi nosokomial. (www.medicastroe.com)
Sepsis merupakan kumpulan gejala klinis sebagai respon inflamasi
secara sistematik. (dr. I Nyoman Rudi Susantha, SPOG).
Sepsis berat adalah sepsis yang dihubungkan dengan disfungsi organ-
organ, hipoperfusi atau hipotensi, sedangkan syok septik adalah sepsis yang
menginduksi hipotensi terkecuali adanya resusitasi cairan yang adekuat.
II. ETIOLOGI
Bayi prematur
Ketuban pecah dini
Ibu telah menderita penyakit infeksi
Toucher
Persalinan lama / terlantar
Hipotermi
III. PATOFISIOLOGI
Ibu menderita infeksi
Sirkulasi utero plasenta
Sistem imun (-) sempurna
Transfer infeksi ke janin
KPD(ketuban pecah dini)
Pertus prematur
Transfer imun ibu (-) sempurna
Daya tahan tubuh (-)
Organ tubuh belum matang
Barier hilang
Kuman masuk
Infeksi pada janin
Mudah infeksi Terminasi > 18 jam
Sirkulasi Darah Bayi
SEPSIS NEONATORUM
Toucher > 8x
Kuman masuk
Chorioamnionitis
Sal. Pencernaan bayi
Infeksi pada bayi
Persalinan lama
Perdarahan
Syok
Infeksi luar rahim
Infeksi dalam rahim
Sal. pencernaan
Infeksi janin
Bayi Hipotemi
↑↑↑ Metabolisme
Kebutuhan O2 ↑
Metabolisme an.aerob
Jike terkena infeksi
Menyebar seluruh tubuh
NARASI
Sepsis neonatorum bisa disebabkan oleh :
1. Ibu menderita infeksi sehingga melalui sirkulasi utero plasenta infeksi ibu
ditularkan ke janin sedangkan janin sendiri kurang mempunyai kekebalan yang
sempurna sehingga infeksi yang masuk ke janin tidak bisa dinetralisir sehingga
janin pun ikut terinfeksi penyakit ibu. Ineksi tersebut jika sudah lama akan masuk
ke dalam sirkulasi darah janin sehingga menjadi sepsis neonatorum.
2. KPD, pada ketuban pecah dini, selaput ketuban robek / pecah sebelum waktunya,
sehingga tidak ada barier antara dunia dalam rahim dan luar rahim sehingga
memudahkan kuman-kuman masuk ke dalam rahim dan menginfeksi janin. Jika
tidak dilakukan terminasi dalam waktu < 18 jam, infeksi akan masuk sirkulasi
darah janin, sehingga bisa menyebabkan sepsis neonatorum. Selain itu ketuban
pecah dini dapat menyebabkan partus prematur; pada partus prematur organ-
organ tubuh bayi belum matang selain itu transfer imun ibu ke janin yang belum
sempurna menyebabkan daya tahan tubuh berkurang sehingga mudah terinfeksi
kuman dari lingkungan luar, karena sistem organ belum matang sehingga tubuh
tidak bisa menetralisir sehingga infeksi akan masuk ke sirkulasi darah janin
sehingga terjadilah spesis neonatorum.
3. Toucher lebih 8x karena setiap kali toucher jika tehnik PI kurang akan
menyebabkan kuman masuk melalui tangan kita sehingga menyebabkan
chorioamnionitis, padahal kita tahu janin minum cairan amnion. Jadi cairan
amnion yang terinfeksi akan diminum oleh janin, sehingga menimbulkan infeksi
dalam tubuh janin, infeksi yang tidak diobati akan masuk ke sirkulasi darah janin
sehingga menyebar ke seluruh tubuh janin dan menjadi sepsis neonatorum.
4. Persalinan lama resiko tinggi perdarahan, jika ibu kehilangan banyak darah, ibu
akan syok, jika ibu syok daya tahan ibu akan turun sehingga memudahkan kuman
masuk dari vagina menuju rahim dan menginfeksi janin, dan jika tidak dapat
dinetralisir oleh tubuh janin semua infeksi tersebut akan masuk ke sirkulasi darah
janin dan menyebabkan sepsis neonatorum, selain itu partus lama akan
menyebabkan bayi hipotermi, pada bayi hipotermi metabolismen ↑↑↑ untuk
mengimbangi suhu tubh sehingga kebutuhan O2 juga meningkat, jika kebutuhan
O2 tidak terpenuhi akan menyebabkan metabolisme anaerob yang mana jika
terkena infeksi, infeksi akan cepat menyebar dan masuk ke sirkulasi darah karena
umumnya bakteri hidup anaerob sehingga cepat terjadi sepsis
IV. KLASIFIKASI SEPSIS
Sepsis berat : sepsis yang disertai hipetensi dan disfungsi organ tunggal.
Syok sepsis : sepsis berat disertai hipotensi.
V. MANIFESTASI KLINIS
Bayi tampak lesu; menangis lemah
Tidak kuat menghisap
Nadi > 180 x/menit atau < 100 x/menit
RR > 60 x/menit dengan retraksi apnea
Letargi
Intoleransi glukosa : hiperglikemia (plasma glukosa > 10 mmol/L atau > 170
mg/dl) atau hipoglikemia (< 2,5 mmol/L atau < 45 mg/dl)
Tekanan darah < 250 menurut usia bayi
Tes CRT > 3 detik
Suhu tidak stabil (< 36o C atau > 37,5o C)
Jaundice (kuning)
Muntah
Diare
Perut kembung
Adapun gejala tergantung kepada sumber ineksi dan penyebarannya.
Omfalitis → keluarnya nanah dari pusar / darah dari pusar
Meningitis → koma, kejang, opistotonus, penonjolan pada ubun-ubun
Osteomielitis → terbatasnya pergerakan
Persendian → pembengkakan, kemerahan, nyeri tekan, dan sendi yang
terkena terasa hangat
Peritonitis → pembengkakan perut dan diare berdarah
(www.medicastore.com)
VI. PENATALAKSANAAN
1. Pertahankan tubuh bayi tetap hangat
2. ASI tetap diberikan atau diberi air gula
3. Lingkungan yang bersih dan nyaman
4. Perawatan sumber infeksi
5. Observasi TTV
6. Kolaborasi dengan tim medis dalam rawat gabung dan pemberian tx.
VII. DIAGNOSA BANDING
Kelainan bawaan jantung, paru dan organ-organ lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Staf Pengajar IKA, 1985. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 3. Jakarta : Infomedika.
www.medicastore.com
Manjoer Arif dkk, 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid ke 2. Jakarta : Media
Aesculapius.
Syaifuddin Bariadbdul. Prof. dr. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal & Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Manuaba Ida Bagus Gde. Prof. dr. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan &
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
By Ny. “T” umur 2 hari dengan Sepsis Neonatorum
Di BPS Kartini Mojosari
I. PENGKAJIAN DATA Jam : 09.00 WIB
A. Biodata
1. Identitas
Nama Bayi : By. Ny. “T”
Umur : 28 Tahun
Tgl/Jam Lahir : 03-05-09 / 09.00 WIB
Jenis Kelamin : ♂
BB / PB Lahir : 3.000 gr / 45 cm
Nama Ibu : Ny. “T”
Umur : 35 th
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat : Dsn. Plososari
Nama Ayah : Tn. “H”
Umur : 40 th
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tani
Alamat : Dsn. Plososari
2. Anamnesa (Data Subyektif)
# Keluhan Utama :
Ibu bayi mengatakan bayinya tampak lesu, tidak kuat menghisap
ASI, suhu badannya tidak stabil (naik turun).
# Riwayat keluhan utama :
Ibu mengatakan dalam riwayat persalinannya ibu mengalami partus
lama dan satu hari setelah partus yaitu pada tanggal 4-05-09. Bayinya
tidak mau menetek dan suhu badannya tidak stabil, badan tampak
lesu, pucat dan akhirnya pada tanggal 5-05-09 ibu langsung
membawanya ke BPS Kartini pada jam 08.00 WIB.
# Riwayat penyakit kehamilan
Ibu bayi mengatakan selama kehamilan, ibu pernah terinfeksi
TORCH dan ibu dinyatakan belum sembuh total.
# Kebiasaan selama hamil
Ibu mengatakan selama hamil ibu sering kontak langsung dengan
kucing.
# Riwayat selama hamil
a. Jenis persalinan : normal / partus lama
b. Penolong : bidan
c. Lama persalinan : Kala I : Prolong fase aktif
Kala II : 40 menit
Kala III : 15 menit
Kala IV : 2 PP
d. Ketuban : (+)
e. Komplikasi : Infeksi TORCH
# Riwayat neonatus
Apgar scor : 5
3. Pemeriksaan Fisik (Data Subyektif)
k/u : cukup / lemah
BB : 2800 gram
PB : 45 cm
LK : 31 cm
LD : 30 cm
LL : 10 cm
TTV : N : 180 x/menit
RR : 63 x/menit
S : 35o C
Kepala : Bersih, rambut hitam, caput succedanium (-), cephal
hematum (-), molase (-).
Ukuran kepala : SOB : 34 cm, FO : 32 cm, MO : 36 cm.
Mata : Sekret (-), sklera ikterus (+), perdarahan sub
konjungtiva (-).
Telinga : Polip (-), benjolan (-).
Mulut : Simetris, lapio palato schizis (-), palato schizis (-),
reflek menghisap (+), reflek menghisap lemah.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar
Dada : Bentuk normal, benjolan (-) tidak ada tarikan dada,
LD = 36 cm.
Perut : Kembung, perkusi bunyi redup.
Extremitas : Simetris, polidactil / synclactil (-), tonus otot baik.
Genetalia : Tidak ada kelainan.
Anus : Normal, atnesia ani (-)
Warna kulit : Ikterik
Tali pusat : Merah / kotor / bau.
IV. ASSESMENT
1. Diagnosa / Masalah Aktual
Tgl : 05-05-09
DX : By Ny. “T” umur 2 hari dengan sepsis neonatorum
Masalah : terjadi ikterus pada mata dan kulit
DX potensial : Ikterus neonatorum
2. Kebutuhan Segera
1) Berikan ASI secukup mungkin
2) Rujuk segera ke RS
V. INTERVENSI
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan 3 x 60 menit diharapkan reflek
menghisap BBL menjadi kuat sehingga infeksi yang diderita segera
bisa dinetralisir.
Kriteria hasil : - TTV bayi normal
- tidak terjadi sianosis ataupun jaundice
- tidak hipotermi
- kebutuhan nutrisi (ASI) terpenuhi dengan baik sehingga
sepsis neonatorum bisa segera diatasi.
4. Berikan lingkungan yang tenang dan bersih.
R/ memberikan kenyamanan pada bayi.
5. Pertahankan tubuh bayi agar tetap hangat.
R/ untuk menormalikan suhu dan meminimalisir kehilangan panas dari
tubuh bayi.
6. Berikan ASI
R/ untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.
7. Perawatan pada sumber infeksi (tali pusat)
R/ untuk mempercepat penyembuhan infeksi.
8. Berikan antibiotik
R/ untuk membunuh mikroorganisme penyebab infeksi.
9. Observasi TTV
R/ untuk menilai perkembangan kesehatan bayi.
10. Kolaborasi dengan tim medis
R/ untuk rujukan.
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal / Jam : 05-05-09 / 09.30 WIB
11. Memberikan lingkungan yang nyaman
12. Mempertahankan tubuh bayi agar tetap hangat
13. Memberikan ASI eksklusif
14. Memberikan perawatan sumber infeksi
15. Memberikan antibiotik
16. Melakukan observasi TTV
17. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam rujukan
VII. EVALUASI
Tanggal / Jam : 05-05-09 / 12.00 WIB
S : Ibu bayi mengatakan anaknya sudah bisa menghisap ASI meskipun tidak
terlalu kuat.
O : k/u : lemah
Kesadaran : somnolen
N : 170 x/menit
RR : 40 x/menit
S : 37o C
Kulit : ikterus, menangis lemah, gerak kurang aktif
Tali pusat : merah, tidak ada perdarahan, tidak bau
A : Neonatus 3 jam setelah asuhan
P : 1. Mempertahankan suhu / kehangatan bayi
2. Rujuk ke RS