askeb pnc (post natal care
DESCRIPTION
Wajib Leave Comment yah :)kesulitan download? contact me di :twitter: @irmafitrianaFB: Irma Sari Fitrianakunjungi blog :midwifenote.blogspot.comisinya yahud :DDTRANSCRIPT
Laporan Asuhan Kebidanan
Pada Ny. ”L” Post Partum Fisiologis Hari ke-1
Di Rumah Sakit Ibu dan Anak IBI Dupak Surabaya
(19 November – 3 Desember 2010)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setelah persalinan seorang wanita mengalami suatu masa yang dusebut masa nifas
(puerperium). masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir setelah alat kandungan
kembali ke keadaan sebelum hamil. masa nifas berlangsung kira-kira 6-8 minggu. (Sarwono,
2006:12).
Pada masa nifas, terjadi perubahan-perubahan fisiologis yaitu perubahan fisik, involusi
uterus, pengeluaran lochea, lakatasi, perubahan sistem tubuh lainnya dan perubahan psikologis.
masa nifas berlangsung selama 6 minggu, sekitar 42 hari, pada keadaan normal dijumpai 2
keadaan penting, yaitu involusi dan laktasi (FKUI, 2001:316)
Masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari menurut hitungan orang awam
merupakan masa nifas yang penting sekali untuk terus di pantau, lama masa nifas itu berbeda-
beda pada setiap ibu. Darah nifas mengandung trombosit, sel-sel degeneratif, sel-sel nekrosis, sel-
sel endometrium sisa.
Cepat ataupun lambat, darah nifas harus lancar mengalir keluar. Bila tidak, misalnya
karena tertutupnya mulut rahim maka kuman dapat tumbuh subur di dalam rahim, sehingga bisa
terjadi infeksi.
Oleh karena itu dibutuhkan perawatan bagi ibu nifas meliputi kebersihan diri, istirahat, latihan,
penurunan gizi, menyusui, perawatan payudara, senggama maupun KB. (Buku Panduan Praktis
Maternal & Neonatal, 2002 : N26–N28
Adapun kebiasaan ibu yang tidak bermanfaat, bahkan dapat membahayakan seperti
menghindari makanan berprotein seperti ikan atau telur, karena ibu menyusui perlu ambahan
kalori sebesar 500 kal/hari.(Buku Praktis Maternal & Neonatal, 2000: N29)
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Seteah melakukan praktek di RS IBI Dupak Surabaya, maka mahasiswa diharapkan
mampu melakukan asuhan Kebidanan pada ibu post partum fisiologis dengan menerapkan pola
pikir melalui pendekatan Manajemen Kebidanan Kompetensi Bidan di INdonesia.
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data subyektif dan data obyektif
pada post partum fisiologis.
1.2.2.2 Mahasiswa mampu mengidentifikasi yang terjadi pada ibu nifas fisiologis
1.2.2.3 Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas fisiologis
1.2.2.4 Mahasiswa mampu memberikan konseling dan penyuluhan pada ibu nifas
fisiologis
1.2.2.5 Mahasiswa mampu mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi lebih lanjut
1.2.2.6 Mahasiswa mampu mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
1.3 Pelaksanaan
Laporan ini merupakan hasil dan praktek belajar lapangan yang dilakukan mulai tanggal
5 Desember - 18 desember 2009 di Rumah Sakit Ibu dan Anak IBI Surabaya.
1.4 Metode Penulisan
1.4.1 Metode Deskriptif
1.4.1.1 Studi Kepustakaan
Dengan mempelajari literature dari berbagai buku yang berhubungan
dengan laporan asuhan kebidanan.
1.4.1.2 Studi Kasus
Mengadakan pengamatan langsung pada klien untuk kemudian mengkaji
masalah klien, merencanakan tindakan kebidanan untuk evaluasi.
1.4.2 Teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan :
1.4.2.1 Wawancara langsung dengan klien, keluarga dan petugas
1.4.2.2 Mengamati keadaan, reaksi, sikap dan perilaku pasien meliputi bio-psiko-
social dan spiritual
1.4.3 Sumber Data
1.4.3.1 Data Primer
Diperoleh langsung dari klien dan keluarga
1.4.3.2 Data Sekunder
Diperoleh dari rekam medik dan keperawatan. Hasil pemeriksaan dan
catatan tenaga kesehatan yang lain.
1.5 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan makalah laporan individu ini menggunakan sistematika
penulisan antara lain :
Bab I Pendahuluan
Berisi latar belakang, tujuan, dan metode penulisan
Bab II Tinjauan teori
Berisi Konsep dasar nifas, Konsep Asuhan Kebidanan
Bab III Tinjauan Kasus
Berisi pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi
Bab IV Penutup
Berisi kesimpulan dan saran
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 KONSEP DASAR NIFAS
2.1.1 Definisi
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kemablai seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung sekitar 6 minggu. akan tetapi seluruh alat
genital baru pulih kembali sebelum kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Sarwono:2007,237)
Masa nifas dimulai setelah partus selesai & berakhir kira-kira 6 minggu, akan tetapi
seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan
(Sarwono P. 2005: 237).
Nifas atau puerperium adalah periode dimana organ-organ reproduksi kembali seperti
kepada keadaan tidak hamil. (Fairer Helen. 2001: 225).
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir & berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Abdul Bari.S, dkk. 2002).
kala puerperium berlangsug selama 6 minggu atau 42 hari merupakan waktu yang
dipergunakan untuk pulihnya alat kandungan ke keadaan normalyaitu involusi dan proses
laktasi (IBG Manuaba, 1998)
Masa nifas merupakan masa yang diawali dari beberapa jam setelah placenta lahir dan
berakhir setelah 6 minggu post partum. (http://situs-wanita.com/masa-nifas).
Masa nifas adalah masa setelah melahirkan hingga pulihnya rahim dan organ
kewanitaan yang umumnya diiringi dengan keluarnya darah nifas, berlangsung selama ±6
pekan(http://roihan.wordpress.com/2009/02/13/kenali-perubahan-pada-masa-nifas/).
Puerperium adalah periode pemulihan dari perubahan anatomis dan fisiologis yang
terjadi selama kehamilan, atau periode pasca persalinan umumnya berlangsung selama 6 – 12
minggu. (http://blogger.com/bambangwidjanarko/fisiologi-masa-nifas/).
Periode masa Nifas
Masa nifas dibagi dalam 3 peride, yaitu :
a. Puerperium dini
Yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan. Dalam agama Islam telah
dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
b. Puerperium Intermedial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
c. Remote puerperium
Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil
dan waktu persalinan mempunyai komplikasi (www.kuliahbidan:blogspot.com)
2.1.2 Kebutuhan dasar pada nifas
Kebutuhan dasar pada masa nifas salah satu diantaranya yaitu istirahat disertai dengan
mobilisasi bertahap. Mobilisasi dilakukan setelah 8 jam tidur terlentang pasca persalinan,
dengan cara miring ke kanan dan kiri, pada hari kedua diperbolehkan duduk, hari ketiga jalan-
jalan.
2.1.3 Fisiologi dan masalah yang dapat terjadi dalam masa nifas
2.1.3.1 Fisiologi nifas
Adalah hal-hal yang terjadi dan bersifat karakteristik dalam masa nifas. Perubahan
normal yang harus terjadi adalah : involusi, lochea, laktasi, serta perubahan psikologis, selain
itu terjadi hemokonsentrasi dan perubahan alat-alat tubuh yang lain. (Ibrahim ch, 1987 : 10).
A. Perubahan fisik
1. Keadaan umum segera setelah melahirkan umumnya sangat lemah, lebih-lebih bila
partus berlangsung lama. Sebenarnya nifas normal tidak sakit tetapi membutuhkan
waktu untuk mengembalikan keadaan umumnya yang mengalami perubahan pada saat
hamil dan persalinan sampai kemablai ke keadaan semula (Mochtar, 1998).
2. Suhu tubuh dapat meningkat 0.5 oC namun tidak lebih dari 38 oC, sesudah 12 jam pp
kembali normal (36,5oC - 37,5oC). Adakalanya terjadi peningkatan pada hari pertama
post partum yang disebabakan faktor laktasi. Bila melebihi 38oC pada 24 jam pertama
post partum merupakan tanda infeksi (Sarwono, 2007)
3. Denyut nadi umumnya berkisar 60-80 x/menit maksimal 100/menit dapat terjadi
bradikardi. Denyut nadi di masa nifas umumnya lebih dibandingkan suhunya. Kecuali
bila partus lama dan sulit sehingga kehilangan banyak darah dan dapat terjadi takikardi.
Bradikardi post partum pada hari 6-10 dengan denyut antara 40-70 kali/ menit adalah
perubahan normal. (Sarwono, 2007).
4. Pernafasan setelah melahirkan normal ± 18x/menit. Bila fungsi paru-paru baik,
pernapasan akan normal, teratur dan cukup (Mochtar, 1998).
5. Berat badan segera setelah melahirkan kehilangan sebesar 5kg atau berkurang sebesar
12 pound, yang desebabkan oleh keluarga bayi, plasenta dan air ketuban. Pada minggu
pertama post partum, kehilanagan berat badan sekitar 2 kg karena kehilangan cairan.
(Varney H., 1997 : 3-10).
B. Perubahan sistem reproduksi
1. Involusi dan tempat plasenta
Involusi uterus adalah proses kembalinya alat kandungan atau uterus dan jalan
lahir hingga mencapai keadaan sebelum hamil. Setelah plasenta lahir, uterus merupakan
alat yang keras karena kontraksi dan retraksi otot-ototnya. Uterus secara berangsur-angsur
menjadi seperti sebelum hamil. Proses involusi terjadi akibat proses autolisis. Aktivitas
otot-otot dan iskhemia dimana protein dinding rahim dipecah, daibsorpsi dan dibuang
meflalui urin (Rustam M,1998 : 115).
Tabel Perubahan uterus setelah melahirkan :
Involuasi TFU Berat uterusDiameter bekas
plasentaKeadaan cervix
Setelah plasenta
lahirSepusat 1000 gr 12,5 cm Lembek
1 mingguPertengahan
pusat simpisis500 gr 7,5 cm
Dapat dilalui 2
jari
2 minggu Tak teraba 350 gr 5 cmDapat dimasuki
1 jari
6 mingguSebesar hamil 2
minggu50 gr 2,5 cm
8 minggu Normal 30 gr
Sumber : Rustam Muchtar, 1998
Involusi tempat placenta setelah persalinan sebesar telapak tangan, akhir minggu kedua 3-
4 cm, akhir nifas 1-2 cm setelah janin lahir, tangan dapat masuk ke kavum uteri setelah 2-
3 hari, 1 minggu pp 1 jari (Wighyosastro.H, 1998 : 188).
2. Tinggi fundus dan kontraksi uterus
Akibat proses involusi TFU mengalami penurunan sampai keadaan sebelum
hamil. Kontraksi keras pada uterus berarti baik, dan sebaliknya.
Involusi uterus TFU
Hari ke-1 Setinggi pusat
Hari ke-2 1-2 jari dibawah pusat
Hari ke-3 Pertengahan simpisis
Hari ke-7 3 jari diatas simpisis
Hari ke-9 1 jari diatas simpisis
Hari ke-10 atau ke-12 Tidak teraba dari luar
Sumber : Sarwono, 2007
3. Lochea
Adalah sekret luka yang berasal dari luka dalam rahim terutama luka placenta
yang keluar melalui vagina, dibagi menjadi :
a. Lochea rubra
Warna merah seperti darah haid dan pengeluaran setelah persalinan-2hari pp.
b. Lochea Sanguinolenta
Warna merah kuning berisi darah dan lendir hari ke 3-7 post partum.
c. Lochea serosa
Berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 post partum.
d. Lochea alba
Cairan putih kekuning-kuningan, pengeluaran setelah 2 minggu.
e. Lochea purule
Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
f. Lochea statis
Lochea tidak lancar keluarnya. (www.wordpress.com)
4. After pain (mules-mules)
Adalah rasa sakit mules-mules yang disebabkan kontraksi rahim berlangsung 2-4
hari post partum.Afterpains yang terjadi post partum merupakan akibat dari kontraksi dari
uterus, kadang-kadang sangat mengganggu sampai 2-3 hari post partum. Perasaan mules
ini lebih terasa bila terdapat sisa-sisa selaput ketuban, sisa plasenta atau gumpalan darah
di dalma cavum uteri. Pada primi para, afterpains kurang terasa. Pada umumnya lebih
terasa pada multi para karena uterus sering berkontraksi kuat dengan interval sehingga
nyeri. (Sarwono, 2007)
C. Laktasi
Sejak hamil sudah terdapat persiapan-persiapan pada kelenjar mamae, untuk menghadapi
masa laktasi. Proses lakatasi ini timbul setelah ari-ari atau plasenta lepas. ASI sebagai makanan
alamiah terbaik yang dapat diberikan seorang ibu pada anak yang baru lahir sampai umur 6
bulan.
1. Colostrum
Glandula mammae mengeluarkan kolostrum pada bulan ke-3 kehamilan, akan
diproduksi terus sampai 2-3 hari post partum. Kolostrum adalah cairan kental warna
kekuningan/ jernih merupakna pencahar ideal untuk membersihkan zat yang tidak
terpakai dari usus BBL. Lebih banyak protein dna zat anati infeksi daripada ASI matang.
Kadar karbohidrat dan lemak lebih rendah dari ASI matang. Volume kolostrum 150-300
ml/ jam.
2. Asi dan Pengeluarannya
Menyusui
ASI mengadung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi
perlindungan terhadap infeksi, selelu segar, bersih, dan siap untuk diminum.
Tanda ASI cukup
g. Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam 24 jam, warnanya jernih sampai kuning muda.
h. Bayi sering buang air besar berwarna kekuningan berbiji
i. Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun dan tidur cukup. Bayi yang
selalu tidur bukan penanda baik.
j. Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam.
k. Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui.
l. Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran asi, setiap kali bayi menyusu.
m. Bayi bertambah berat badannya. (Buku Panduan Praktis Maternal dan Neonatal, 2002
: N 26)
ASI tidak cukup
Bayi harus diberi ASI setiap kali ia merasa lapar atau setidaknya 10-12 kali pasca
persalinan. Jika bayi dibiarkan tidur lebih dari 3-4 jam atau diberi makanan lain atau
payudara tidak dikosongkan dengan baik tiap kali menyusui, maka ”pesan hormonal”
yang diterima otak ibu adalah untuk menghasilkan susu lebih sedikit. (Maternal dan
Neonatal, 2002 : N 26).
D. Perubahan sistem tubuh lain
1. Pembuluh darah rahim
Di dalam uterus sebagian besar pembuluh darah mengalami obliterasi atau
menghilang oleh perubahan hialin sehingga pembuluh darah mengecil.
2. Serviks dan vagina
Setelah persalinan pinggir-pinggir serviks tidak rata, setelah 1minggu post partum
dapat dilalui 1 jari. Vagina mencapai ukuran normal pada minggu ke-3 pp.
3. Dinding perut dan peritoneum
Setelah persalinan perut longgar, pulih dalam 6 minggu. Peritoneum yang meliputi
usus menjadi berlipat-lipat dan keriput.
4. Perubahan sistem ginjal
Miksi spontan terjadi dalam 3 jam pp. Efek trauma persalinan dalam kandung
kencing dan ureter menghilang dalam 24 jam.
5. Gastrointestinal
1-2 jam pp lapar dan siap menyantap makanan. Konstipasi awal nifas disebabkan
tidak adanya input makanan padat selama persalinan.
6. Hematologi
Jumlah hemoglobin, hematokrit, eritrosit sangat bervariasi pada ibu tergantung
hidrasi, input cairan, kehilangan darah & cairan selama persalinan, serta pengurangan
normal jumlah darah.
7. Endokrin
Isapan bayi merangsang keluarnya oksitosin untuk pengeluaran air susu dan
mempercepat involusi. (Sarwono, 2007)
1.1.3.2 Perubahan Psikologis
1. Phace honey moon
Terjadi intimidasi dan kontak yang lama antara ibu ayah yang baik, hal ini
disebut juga psikis honeymoon yang tidak memerlukan hal-hal yang romantik.
namaun masing-masing saling memperhatikananaknya dan menciptakan
hubungan baru. (Varney 2007:3)
2. Bonding and attachment
terjadi pada kala IV dimana terjadi kontak antara ibu, ayah dan anak dan tetap
dalam ikatan kasih.penting bagi asuhan untuk memikirkana bagaimana agar hal tersebut dapat
terlaksana. partisipasi suami dalam proses persalinan merupakan salah satu upaya dalam
proses ikatan kasih sayang.
3. Phase Taking In (tahap ketergantungan)
terjadi pada hari 1-2 post partum. perhatian ibu terutama terhadap kebutuhan dirinya,
pasif dan tergantung. ibiu tidak mengirimkan kontak dengan bayi bukan berarti tidak
memperhatikan. dalam fase ini yang perlu diperhatikan adalan kontak dengan bayinya, bukan
cara merawat bayi (Hamilton, 1995:291)
4. Phase taking hold
berangsung kira-kira 10 hari mulai hari ke 2-4 post partum. paa saat ini sangat dibutuhkan
sistem pendukung terutama bagi ibu muda/ primi para karena pada fase ini sering terjadi post
partum blues.
5. Phase letting go atau saling ketergantungan(Manuaba, 1998).
dimulai ketika minggu ke 5-6 kelahiran. tubuh ib setelah sembuh secara fisik ibu mampu
menerima tanggung jawab normal an tidak lagi menerima peran sakit serta kegiatan
seksualnya telah dilakukan kembali.
6. Reaksi ibu
Reaksi positif termasuk berbicara pada bayi, memeluk, meneliti dan memberi
tanggapan positif tentang bayinya.
7. Post partum blues (Sinopsis Obstetri, 1983)
ibu merasa letih setelah persalinan, mengalami nyeri perineum, pembengkakan mamae.
hal ini disebabkan tingkat esterogen dan progesteron tubuh yang menurun setelah
persalinan, seringkali emosi yang semula tinggi menurun dengna cepat setelah kelahiran
dan tampak pada minggu 1-2 poost partum.
1.1.3.3 Permasalahan yang terjadi pada masa nifas
Beberapa diagnosa yang terjadi pada ibu post partum :
1. Rasa nyeri
2. Rasa gelisah
3. Infeksi
4. Perdarahan
Dalam masa puerperium ada beberapa masalah yang harus diwaspadai sebagai tanda-
tanda bahaya masa nifas, yaitu :
1. Perdarahan yang hebat yang tiba-tiba meningkat dari vagina
2. Pengeluaran dari vagina yang berbau busuk
3. Rasa nyeri di bagian bawah abdomen
4. Sakit kepala terus-menerus, nyeri epigastrium
5. Pembengkakan di tangan
6. Demam, muntah, sakit saat BAK
7. Payudara nampak merah, panas dan nyeri
8. Kehilangan nafsu makan untuk jangka waktu lama
9. Rasa nyeri warna merah dan lembek, bengkak pada kaki
10. Merasa sesak nafas
1.1.4 Patofisiologi
Partus
Plaseta lahir
Nifas
S. Reproduksi Involusi s.Kardio Hemokonsentrasi Laktasi Psikologis Endolrin
Uterus Berkontraksi
Bekas Implantasi tertutup Uterus mengecil
afterpains
1.1.4 Asuhan yang diperlukan pada masa nifas dengan persalinan spontan
a. Kebersihan diri
1 Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
2 Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.
3 Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya 2 kali sehari
4 Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan kelaminnya
5 Jika ibu punya luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari
menyentuh luka
b. Istirahat
Anjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan
Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, serta
untuk tidur siang.
Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :
- Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
- Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
- Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya
c. Latihan
Diskusikan pentingnya otot-otot perut dan panggul kembali normal
Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu, seperti
:
- Dengan tidur terlentang dengan lengan disamping, menarik otot perut selagi
menarik nafas, tahan nafas kedalam dan angkat dagu ke dada; tahan satu
hitungan sampai 5 dan ulangi sebanyak 10 kali
d. Gizi
Ibu menyusui harus :
1 Mengkonsumsi tambahan 500 kalori per hari
2 Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang
cukup
3 Minum setidaknya 3 liter air setiap hari
4 Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya 40 hari pasca
bersalin
5 Minum kapsul vitamin A agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui
ASI (Buku Panduan Praktis Maternal dan Neonatal, 2002 : N27)
e. Perawatan payudara
1 Menjaga payudara tetap bersih dan kering
2 Menggunakan BH yang menyokong payudara
3 Apabila puting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar disekitar puting
setiap selesai menyusui.
4 Bila lecet sangat berat istirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan
dengan menggunakan sendok
5 Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat minum paracetamol 1 tablet setiap 1-6 jam
6 Apabila terdapat bendungan ASI lakukan :
- Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5
menit
- Urut payudara dari arah pangkal menuju puting susu atau gunakan sisir untuk
mengurut payudara dengan arah ”Z” menuju putinng
- Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting susu
menjadi lunak
- Susukan bayi tiap 2-3 jam sekali jika tidak dapat menghisap seluruh ASI sisanya
keluarkan dengan tangan
- Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui dan keringkan. (Buku
Panduan Praktis Maternal dan Neonatal, 2002 : N27).
f. Hubungan perkawinan atau rumah tangga
Secara fisik aman untuk memulai hubungan seksual begitu darah merah berhenti
dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jari kedalam vagina tanpa rasa nyeri. (Saefuddin
AB, 2001 : 127).
g. Keluarga berencana
Pada umumnya sebagian besar metode KB dapat dimulai 2 minggu setelah
melahirkan (Buku Panduan Praktis Maternal dan Neonatal, 2002 : N28).
Penatalaksanaan Perawatan Masa Nifas
asuhan nifas diperlukan dalam fase ini karena merupakan fase kritis pada ibu maupun
bayi. diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinna dan
50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama.
Tujuan Umum
membantu ibu dan suami setelah masa transisi awal mengasuh anak
Tujuan Khusus
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologik
2. Melakukan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
3. Memberikan penyulhan tentanng perawatan diri, utrisi, KB, Menyusui, pemberian
imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
4. Memberikan openyuluhan dan pelayanan keluarga berencana.
Perawatan Masa Nifas
1. Early Ambulation
kini perawatan puerperium lebih aktif dengna dianjurkan untuk melakukan mobilisasi
dini atau early ambulation. perawatan mobilisasi dini mempunyai keuntungna yaitu :
- melancarkan pengeluaran lochea dan mengurangi resiko infeksi puerperium
- mempercepat involusi dalam kandungan
Melancarkan fungsi alat gastro intestinal dan alat perkemihan
- meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan
pengeluaran sisa-sisa metabolisme
2. Istirahat dan tidur
kebutuhan istirahat normalnya dalam 1 hari adalah 8 jam pada malam hari dan 1 jam
pada siang hari
Perawatan masa nifas dalam bentuk pengawasan, yaitu :
1. Rawat Gabung
2. Pemeriksaan Khusus
3. Pemeriksaan Umum
4. Pemulangan pasien dan pengawasan Lanjutan
5. Follow up
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam masa nifas adalah :
1. Keadaan Umum ibu
2. Involusi uterus
3. Perdarahan
4. Lochea
5. Perawatan Puerperium
6. Perawatan Mamae
7. Pola-pola fungsi kesehatan
8. Penyuluhan gizi, KB, Kebersihan diri dan perawatan BBL
Peran dan Tanggung Jawab bidan dalam masa nifas
1. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
2. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah
perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, memjaga gizi yang baik, serta
mempraktekkan kebersihan yang aman
3. Memfasilitasi hubungan ikatan batin antara ibu dan bayi
4. Memulai dan mendorong pemberian ASI
5. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan
diagnosa dan rencana tindakan segera melaksanakannya untukl menpercepat proses
pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama
periode nifas.
6. Memberikan asuhan secar profesional
Kebijakan Progam nasional Masa Nifas
Dalam kebijakan progam nasional masa nifas adalah melakukan kunjungna masa nifas
minimal 4 kali kunjungna untuk menilai status kesehatan ibu dan bayi aru lahir dan
untuk mendeteksi sertta menangani masalah-masl;ah yang terjadi.
Kunjungan masa nifas :
- Kunjungan / observasi I : 6-8 jam post partum
- Kunjungan II : 6 hari post partum
- Kunjungan III : 2 minggu post partum
- Kunjungan IV : 6 minggu post partum
KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM FISIOLOGIS
Tanggal Pengkajian :Jam :
No. Reg :
Oleh :
I. PENGKAJIAN
Data Subyektif
1. Identitas
Nama : Nama penderita dan suaminya untuk mengenal klien sehingga tidak keliru
dengan pasien lain. (Christina, 1993 : 84).
Umur : Menurut pendapat para ahli kehamilan yang pertama kali sebaiknya 19-35
tahun, dimana otot masih bersifat elastis dan mudah renggang. Tetapi
menurut pengalaman, penderita umur 25-35 masih mudah melahirkan. Primi
tua dikatakan 35th. (Christina, 1993 : 84).
Agama : Untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan
keseharian pasien.
Pendidikan : Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat pendidikan
mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang. (Depkes RI, 1995 : 14).
Pekerjaan : Untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi klien sehingga
penjelasan yang diberikan sesuai kondisi klien, juga untuk mengetahui
apakah pekerjaannya itu mengganggu kehamilannya atau tidak. (Christina,
1993 : 85).
Suku : Untuk mengetahui kebudayaan dan kebiasaan tempat tinggal klien yang
dapat mempengaruhi kesehatan klien.
Alamat : Untuk mengetahui klien tinggal dimana sehingga menghindari kekeliruan
bila misalnya ada nama yang sama. Diperlukan juga bila akan mengadakan
kunjungan rumah. (Christina, 1995 : 84).
2. Keluhan utama
Untuk mengetahui keluhan pasien, ketidaknyamanan dan gangguan
3. Riwayat menstruasi
3.1 Menarche
3.2 Lama haid
3.3 Siklus haid
3.4 Sifat darah
Menurut FK Unpad, 1987 : 78, darah haid kadang membeku bila banyak.
3.5 Teratur atau tidak
3.6 Desminorhea atau tidak : sebelum, selama, atau sesudah
3.7 HPHT
Bila siklus haid ± 28 hari dihitung dengan tafsiran dengan rumus Neagle, yaitu
tanggal +7, bulan -3, dan tahun +1. (Sarwono, 2006 : 155).
3.8 Flour albus
3.9 Tafsiran persalinan
4. Riwayat persalinan sekarang
Dikaji untuk mendapat data-data meliputi tanggal persalinan/cara bersalin, jumlah
perdarahan, lama persalinan, keadaan placenta, keadaan bayi; mulai BB, PB, APGAR,
jenis kelamin.
5. Riwayat obstetri
Untuk mengetahui sudah berapa kali ibu hamil dan melahirkan serta usia anaknya dan
apakan ada riwayat SC, HPP pada kehamilan yang lalu.
6. Status perkawinan
Ditanyakan untuk mengetahui berapa lama klien telah menikah
7. Riwayat kesehatan klien
1.1 Hipertensi
Hipertensi essensial; TD 140/90-160/100, dan hipertensi ganas; TD sistol
>200mmHg. (Manuaba, 1998 : 273-274).
1.2 TB1
Perlu perlindungan dan pengawasan untuk mengurangi bahaya terhadap bayi.
1.3 Diabetes
Tanda gejala yang mudah dikenali 3p : poliuri, polipagi, polidipsia.
1.4 Jantung
Tanda adanya penyakit jantung berat: bising diastolik, perisaltik, bising jantung,
kardiomegali, bising jantung nyaring disertai thrill. (Sarwono, 2005 : 431-432).
1.5 Asma
1.6 Ginjal
Terjadi bila ada gagal tumbuh, pucat, lidah kering, poliuri, hipertensi, protein urine.
8. Riwayat penyakit keluarga
- Hipertensi
- Ginjal
- Asma
- Diabetes
- Hepatitis
9. Riwayat KB
Untuk mengetahui klien selama ini menggunakan KB apa (suntik, pil, IUD).
10. Pola kebiasaan sehari-hari
10.1 Pola nutrisi
Untuk mengetahui apakah pemenuhan nutrisi selama hamil sudah terpenuhi atau
belum dibandingkan dengan pola sebelumnya.
10.2 Pola eliminasi
- eliminasi uri : untuk mengetahui frekuensi defekasi ibu, apakan sering atau ada
masalah
- eliminasi alvi : untuk mengetahui frekuensi defekasi ibu
10.3 Pola istirahat
Untuk mengetahui frekuensi/ waktu istirahat ibu, apakah cukup/kurang.
10.4 Pola personal higyene
Untuk mengetahui bagaimana ibu bisa menjaga kesehatan.
10.5 Pola psikososial
Untuk mengetahui apakah klien bisa menerima kehadiran bayinya.
10.6 Pola aktifitas
Untuk mengetahui apa saja yang dilakukan oleh ibu sebelum/setelah MRS.
Data Obyektif
1. Keadaan umum
Kesadaran : composmentis/tidak
TTV : TD =. . . ( N = 90/60 – 130/90 mmHg )
N =. . . ( N = 60 – 100 x/menit )
S =. . . ( 36 – 37 oC )
PR =. . . ( N = 18 – 24 x/m )
2. Pemeriksaan fisik
1.1 Inspeksi
1.1.1 Rambut : rontok/tidak – bersih/kotor
1.1.2 Muka : oedema/tidak – pucat/tidak
1.1.3 Mata : konjungtiva merah muda/tidak – sklera putih/tidak
1.1.4 Hidung : polip/tidak – sumbatan/tidak
1.1.5 Mulut dan gigi: caries/tidak – stomatitis/tidak – epolis/tidak
1.1.6 Leher : pembesaran kelenjar tiroid, limfe, bendungan vena
jugularis ada/tidak
1.1.7 Dada : simetris/tidak
Payudara : colostrum ada/belum, puting menonjol/tidak,
hiperpigmentasi ada/tidak, benjolan/tidak, nyeri/tidak.
1.1.8 Abdomen : kontraksi, TFU, striae, linea, bekas SC.
1.1.9 Anus : hemorrhoid/tidak
1.1.10 Ekstremitas atas: simetris/tidak, oedema/tidak
Bawah : simetris/tidak, oedema/tidak, varices/tidak.
2.2 Palpasi
2.2.1 Leher : pembesaran kelenjar tiroid/tidak, pembesaran kelenjar
limfe/tidak, bendungan vena jugularis
2.2.2 Payudara :ada massa/tidak, nyeri tekan/tidak
2.2.3 Abdomen :TFU, konsistensi
II. MENGINTERPRETASI DATA
Diagnosa.
PAPIAH post partum hari ke ........
Masalah
Berisi apa yang sedang dialami oleh ibu yang menjadi gangguan kenyamanan. Permasalahan
yang dapat terjadi pada wanita pospartum fisiologis :
1. Cemas: Ibu merasa takut luka jahitan tersebut akan sobek
Kebutuhan : Pengawasan involusi dan laktasi
Nutrisi, istirahat, mobilisasi
III. MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Diagnosa potensial
1. Infeksi
Perawatan luka perineum dan vulva higyene bisa mengurangi kemungkinan infeksi.
2. Perdarahan
Adanya perdarahan disekitar jahitan karena infeksi atau robekan.
Masalah potensial : tidak ada
IV. MENETAPKAN KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
V. RENCANA ASUHAN
1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
R/ Agar ibu mengetahui keadaan dirinya setelah proses persalinan
2. Observasi TFU, TTV dan lochea
R/ Untuk mengantisipasi terjadinya proses perdarahan post partum
3. Jelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya nifas, yaitu perdarahan dan infeksi
R/ Untuk mengntisipasi tanda bahaya nifas yang akan terjadi
4. Berikan HE kepada ibu tentang kebutuhan nutrisi ibu nifas
R/ Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu nifas
5. Jelaskan kepada ibu untuk menjaga kebersihan daerah kemaluannya, yaitu dengan
membersihkan dari arah depan ke belakang dan mengganti pembalut 2-3 x/hari
R/ Untuk mengantisipasi terjadinya infeksi pada luka perineum dan menjaga kebersihan
genetalia
6. Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini
R/ Mobilisasi dini dapat membantu mempercepat penyembuhan luka perineum dan proses
involusi
7. Ajarkan ibu cara menyusui yang benar dan berikan HE tentang ASI eksklusif
R/ Agar ibudapat mengetahui pentingnya ASI Eksklusif dan dapat menyusui bayinya
dengan baik sehingga kebutuhan nutrisi bayinya dapat terpenuhi.
8. Jelaskan pada ibu tentang perawatan bayi seharí-hari dan perawatan tali pusat
R/ Agar ibu dapat melakukan perawatan bayi sehari-hari dan perawatan tali pusat selama
di rumah
9. Berikan HE lepada ibu tentang KB
R/ Penggunaan metode KB dibutuhkan sebelum haid pertama kembali untuk mencegah
kehamilan baru
10. Diskusikan dengan ibu untuk kembali kontrol 1 minggu lagi
R/ Untuk menjadwalkan kontrol post partum
VI. INPLEMENTASI
Merupakan pelaksanaan yang sesuai dengan planning yang telah dibuat. Bidan
dituntut untuk melakukan tindakan kebiasaan secara mandiri, tetapi dalam pelaksanaannya
bidan harus melaksanakan kolaborasi. Pelaksanaan asuhan kebidanan selalu diupayakan
dalam waktu sesingkat dan seefisien mungkin.
VII. EVALUASI
Hasil evaluasi merupakan langkah awal dari langkah identifikasi dan analisa
selanjutnya bila diperlukan. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk kegiatan asuhan lebih
lanjut atau sebagai bahan peninjau terhadap langkah di dalam proses manajemen kebidanan,
sebelumnya oleh karena tindakan yang dilakukan kurang berhasil.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
Tanggal pengkajian : 21 November 2010
Pukul : 09.30 WIB
Oleh : Farah Abidah Rachmawati
3.1.1 Data Subyektif
3.1.1.1 Biodata
Nama Ibu : Ny. Camelia Nama Suami : Tn. Suli
Umur : 26 tahun Umur : 30 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jln. Tembok Dukuh III/30 Alamat : Jln. Tembok Dukuh III/30
3.1.1.2 Keluhan
Ibu mengatakan payudara terasa penuh dan luka jahitan pada kemaluan terasa
sakit bila duduk atau bergerak
3.1.1.3 Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ibu tidak mempunyai penyakit hipertensi, jantung, DM, hepatitis, asma, TBC,
ginjal.
3.1.1.4 Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit keluarga seperti asma, jantung,
hipertensi, DM, hepatitis, TBC, ginjal.
3.1.1.5 Riwayat Obstetri
1. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
N
O
Kehamilan Persalinan Nifas Anak
S
u
a
m
i
k
e
-
H
a
m
i
l
k
e
-
P
e
n
y
u
l
i
t
U
K
P
e
n
o
l
o
n
g
J
e
n
i
s
P
e
n
y
u
l
i
t
Penyulit S
e
x
B
B
(
g
r
)
H
d
p
u
m
u
r
M
a
t
i
u
m
u
r
Lama
mene
tek
1 1 1 -
At
er
m
Bi
da
n
Spt
B- - Pr
3,1
kg
5
thn- 1 thn
2 1 2 -
At
er
m
do
kte
r
Spt
B- - Pr
2,8
kg
3
thn- 1 thn
3 n I F A s i N i
2. Riwayat kehamilan dan persalinan sekarang
Tanggal Persalinan 21 November 2010
Pukul : 09.25 WIB
Tempat bersalin : RS Ibu dan Anak IBI Dupak Surabaya
Penolong persalinan : Bidan
Jenis persalinan : Spontan belakang kepala
9/12/2009 Kala I : lamanya 12 jam
Kala II : Lamanya 50 menit
Kala III : Lamanya 5 menit
Placenta lengkap,uk: 13 x 14 x 16, berat: 500 gr, panjang tali
pusat 50 cm.
Kalla IV : TFU 2 jari di bawah pusat
9/12/2009 pukul 09.25 WIB Bayi lahir spontan belakang kepala
A – S : 7 – 8 Jenis kelamin : Perempuan
BB : 3300 gram PB : 49 cm
Kelainan congenital : Tidak ada
3.1.1.6 Riwayat KB
Ibu belum pernah mengikuti KB
3.1.1.7 Keadaan psikososial
Ibu dan keluarga sangat senang atas kelahiran anak ketiga ini
3.1.1.8 Latar belakang sosial budaya
Selama hamil ibu tidak minum obat-obatan, jamu, alkohol, dan merokok.
3.1.1.9 Pola aktivitas sehari-hari
1. Pola nutrisi
Selama hamil : Ibu makan 3x/hari, porsi sedang : nasi, lauk pauk, sayur, buah, dan
susu 1 gelas, minum ± 6-8 gelas/hari air putih.
Setelah melahirkan : Ibu makan 3x/hari, porsi lebih banyak : nasi lauk pauk, sayur,
buah, dan susu, minum air putih 8-9 gelas/hari.
2. Pola eliminasi
Selama hamil : Ibu BAB 1x/hari, BAK ± 5-6 kali.
Setelah melahirkan : BAB belum, BAK 3x/hari
3. Pola Aktifitas
Sebelum melahirkan : Ibu biasa mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang ringan
seperti menyapu, memasak, mengepel.
Setelah melahirkan : Pekerjaan rumah tangga dibantu suami, ibu sudah bisa jalan ke
kamar mandi.
4. Pola Istirahat dan tidur
Selama hamil : Ibu tidur malam sekitar 8-9 jam dan siang selama 1 jam.
Setelah melahirkan : Ibu mengatakan tidur malam 8 jam dan tidak tidur siang.
5. Pola kebersihan diri
Ibu mandi sendiri ke kamar mandi, pembalut ganti 2x sehari.
Ibu gosok gigi 2x sehari dan ganti pakaian 2x sehari.
3.1.2 Data obyektif
1. Pemeriksaan fisik khusus
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Compos mentis
- Keadaan emosional : Ibu senang dengan kelahiran anaknya.
- TTV : TD : 110/80 mmHg S : 37 oC
N : 88 x/menit RR : 22x/menit
- Konjungtiva : merah muda, sklera : putih
- Bibir : mukosa bibir lembab
- Lidah : bersih, tidak pucat
- Ekstremitas atas dan bawah : tidak oedem
- Abdomen : linea nigra, tidak ada bekas SC
2. Pemeriksaan fisik umum
- Keadaan payudara
- Bentuk : simetris, membesar
- Putting : menonjol, areola menghitam
- Pengeluaran ASI : kolostrum dan ASI sudah keluar
- Keadaan abdomen
TFU : 2 jari di bawah pusat
Konsistensi : keras
- Kontraksi uterus : baik, uterus terletak di tengah-tengah
- Kandung kemih : kosong, sudah BAK 1 kali
- Pengeluaran darah : warna merah segar, bau anyir, keadaan luka bersih, tidak oedem
- Keadaan vulva : bersih, tidak ada oedem
- Anus : tidak ada hemorroid
3. Pemeriksaan penunjang
Hasil pemeriksaan lab : tidak ada
3.2 Menginterpretasi data
Diagnosa : P20002 post partum spontan belakang kepala hari ke 0 dengan nyeri luka
perineum dan payudara terasa penuh.
Masalah : Ibu merasa cemas dan takut jika luka jahitan tersebut robek saat melakukan
aktivitas dan merasa tidak nyaman karena payudaranya terasa penuh.
Kebutuhan : pengawasan involusi, pengawasan manajemen laktasi, kebutuhan nutrisi dan
mobilisasi.
3.3 Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial
Diagnosa potensial : Infeksi, Perdarahan post partum
3.4 Menentukan kebutuhan tindakan segera
Tidak ada
3.5 Rencana asuhan
1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
R/ Agar ibu mengetahui keadaan dirinya setelah proses persalinan
2. Observasi TFU, TTV dan perdarahan pada ibu
R/ Untuk mengantisipasi terjadinya proses perdarahan post partum
3. Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini
R/ Mobilisasi dini dapat membantu mempercepat penyembuhan luka perineum dan proses
involusi
4. Berikan HE kepada ibu tentang kebutuhan nutrisi ibu nifas
R/ Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu nifas
5. Berikan HE kepada ibu meliputi personal higiene dan sarankan ibu untuk ganti pembalut
minimal 3 x sehari
R/ Untuk mengurangi resiko infeksi pada luka jahitan
6. Ajarkan ibu cara menyusui yang benar dan berikan HE tentang ASI eksklusif
R/ Agar ibudapat mengetahui pentingnya ASI Eksklusif dan dapat menyusui bayinya
dengan baik sehingga kebutuhan nutrisi bayinya dapat terpenuhi.
7. Jelaskan pada ibu tentang perawatan bayi seharí-hari dan perawatan tali pusat
R/ Agar ibu dapat melakukan perawatan bayi sehari-hari dan perawatan tali pusat selama
di rumah
8. Berikan HE lepada ibu tentang KB
R/ Penggunaan metode KB dibutuhkan sebelum haid pertama kembali untuk mencegah
kehamilan baru
9. Ajarkan pada ibu untuk melakukan massase pada perut.
R/ Untuk mencegah perdarahan post partum
3.6 Implementasi
Tgl Pukul Pelaksanaan TTD
21/11/10 09.35 WIB
09.50 WIB
Menjelaskan kepada ibu tentang kondisinya saat ini
Mengobservasi TTV, TFU, dan perdarahan
TD : 110/80 mmHg
10.15 WIB
10.25 WIB
10.45 WIB
11.00 WIB
11.10 WIB
11.20 WIB
11.25 WIB
S : 37 oC
N : 88 x/menit RR : 22x/menit
TFU : 2 jari bawah pusat
Perdarahan : 1 pembalut ( 40 cc)
Menganjurkan pada ibu untuk mobilisasi dini
Memberikan HE kepada ibu tentang kebutuhan nutrisi
ibu nifas
Memberikan HE kepada ibu meliputi personal hygiene
dan sarankan pada ibu untuk ganti pembalut minimal 3
kali sehari
Mengajarkan ibu cara menyusui yang benar dan berikan
HE tentang ASI eksklusif
Mengajarkan ibu tentang perawatan bayi sehari-hari dan
perawatan tali pusat
Berikan HE kepada ibu tentang KB
Mengajarkan pada ibu untuk melakukan massage pada
perut
3.7 Evaluasi
Tanggal : 21 November 2010 Pukul : 12.00 WIB
S : Ibu mengatakan nyeri sudah agak berkurang
O : Keadaan umum : Baik
TD : 110/70 mmHg N : 76 x/menit
S : 36,5 oC RR : 24 x/menit
TFU : 2 jari bawah pusat
Kontraksi : baik Konsistensi : Keras
Darah : Merah segar
Miksi : lancar 5 x/hari, warna jernih
Defekasi : Ibu belum BAB
A : P20002 post partum fisiologis hari ke 0 dengan nyeri pada luka perineum
P : Observasi involusi dan laktasi
Pemenuhan kebutuhan nutrisi
Follow up 21 November 2010 pukul 09.00 WIB
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Masa nifas dimulai setelah partus selesai & berakhir kira-kira 6 minggu, akan tetapi
seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan
(Sarwono P. 2005: 237).
Masa nifas adalah masa pemulihan mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Mochtar, 1998). Banyak masalah yang
ditimbulkan dari ibu nifas fisiologis yaitu nyeri pada perineum, sakit kepala, mules-mules,
sampai akhirnya gangguan kebutuhan pemenuhan istirahat. Juga perlu dikaji kebutuhan dasar
untuk ibu nifas meliputi kebersian diri, mobilisasi dini, gizi, dan perawatan payudara maupun
laktasi.
Oleh karena itu hal yang terpenting bagi ibu nifas fisiologis bukan hanya banyak
istirahat, namun juga bertahap melakukan mobilisasi dini agar ibu kembali normal menjadi
sehat seperti semula.
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny "L" P10001 post partum hari ke 1 dengan
persalinan spontan belakang kepala terdapat beberapa kesimpulan, antara lain :
1. Data Subyektif, keluhan utama : ibu mengeluh nyeri pada perutnya pada teori menjelaskan
ibu post partum akan mengalami yeri atau mules-mules yang disebabkan oleh karena
kontraksi rahim yang berlangsung post partum hingga 2-4 hari post partum. Sehingga pada
keluhan utama terdapat kesesuaian antara teori dan kasus
2. Data Obyektif, pada pemerikaan fisik ibu ditemukan data : tinggi fundus uteri 2 jari bawah
pusat. Pada teori menyebutkan bahwa tinggi fundus uteri hari pertama post partum adalah
setinggi pusat, sehingga pada tinggi fundus uteri tidak trdapat kesesuaian antara teori dan
kasus.
3. Planning, terdapat kesesuaian antara teori dan kasus yaitu melakukan pemeriksaan
kontraksi uterus, lochea, dan laktasi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahawa post partum pada kasus termasuk post
partum yang fisiologis.
1.2 Saran
Penulis berharap agar literatur yang ada bisa ditambahkan dengan literatur yang baru agar
mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul, 2007. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta :(JNPK-KP POGI) dan JHPIEGO
Corporation
Bagian Obstetri dan Ginekologi Fak.Kedokteran UNPAD. 1983. obstetri Fisiologi. bandung:
Elemon
Bohak, dkk, 2006. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2002. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
http://situs-wanita.com/masa-nifas
http://blogger.com/bambangwidjanarko/fisiologi-masa-nifas/