ananas comosus
DESCRIPTION
nanasTRANSCRIPT
TUGAS FITOTERAPI
“EFEKTIFITAS BUAH NANAS (Ananas comosus (L) Merr.) UNTUK PENGOBATAN SINUSITIS”
Disusun Oleh :
AFRIZI RISKY HUSAIN (F1F110035)
NUR HATIDJAH AWALIYAH (F1F110075)
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2013
“Efektifitas Buah Nanas (Ananas Comosus (L) Merr.) Untuk Pengobatan Sinusitis”
A. Sinusitis
- Pegertian
Penyakit sinusitis adalah peradangan pada salah satu atau lebih
mukosa sinus paranasal.Sinusitis juga dapat disebut rinosinusitis, menurut
hasil beberapa diskusi pakar yang dipublikasikan di European Position
Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps (EP3OS), menggunakan istilah
rinosinusitis menggantikan sinusitis. Secara klinis, inflamasi sinus
(sinusitis) jarang terjadi tanpa inflamasi mukosa nasal yang berdekatan
secara bersamaan. Walaupun istilah yang saat ini digunakan ialah
rinosinusitis, para ahli yang menetapkan bahwa istilah rinosinusitis
maupun sinusitis dapat digunakan secara bergantian (Soetjipto, 2009).
Gambar 1. Bagian-bagian Sinus
Sinusitis dapat di klasifikasikan menjadi beberapa jenis. Menurut
Konsensus International tahun 2004 membagi sinusitis menjadi sinusitis
akut, sinusitis subakut dan sinusitis kronis. Sinusitis akut yaitu
infeksi pada sinus paranasal sampai dengan selama 30 hari baik dengan
gejala yang menetap maupun berat. Gejala yang menetap yang dimaksud
adalah gejala seperti adanya keluaran dari hidung, batuk di siang hari
yang akan bertambah parah pada malam hari yang bertahan selama 10-14
hari, yang dimaksud dengan gejala yang berat adalah di samping adanya
sekret yang purulen juga disertai demam (bisa sampai 39ºC) selama 3-4
hari. Sinusitis berikutnya adalah sinusitis subakut dengan gejala yang
menetap selama 30-90 hari. Sinusitis berulang adalah sinusitis yang
terjadi minimal sebanyak 3 episode dalam kurun waktu 6 bulan atau 4
episode dalam 12 bulan2. Sinusitis kronik didiagnosis bila gejala
sinusitis terus berlanjut hingga lebih dari 6 minggu. menjadi akut dengan
batas sampai 4 minggu, sub akut bila terjadi antara 4 minggu sampai 3
bulan atau 12 minggu, kronik bila lebih dari 3 bulan atau 12 minggu.8
dan berulang apabila terjadi serangan 3 kali atau lebih dalam 1 tahun dan
diantara tiap serangan yang terjadi ada masa sembuh dari gejala.
Sinusitis bakteri dapat pula terjadi sepanjang tahun oleh karena
sebab selain virus, yaitu adanya obstruksi oleh polip, alergi, berenang,
benda asing, tumor dan infeksi gigi. Sebab lain adalah immunodefisiensi,
abnormalitas sel darah putih dan bibir sumbing (Syamsul, 2005).
Kondisi yang dapat menyebabkan penyumbatan sinus adalah flu
biasa, alergi rhinitis (pembengkakan pada lapisan hidung), polip hidung
(pertumbuhan kecil di lapisan hidung), atau septum yang menyimpang
(pergeseran di rongga hidung). Rongga hidung sendiri punya empat sinus
yakni sinus maksilaris yang terdapat di bagian pipi, sinus etmoidalis pada
kedua mata, sinus frontalis pada bagian dahi dan sinus sfenoidalis di
belakang dahi. Akhirnya, penyakit sinusitis menyebabkan peradangan
pada jaringan yang melapisis sinus tersebut. Biasanya bagian sinus selalu
berisi udara namun karena peradangan ini sinus tersumbat oleh cairan,
kuman seperti virus, bakteri atau jamur.
Pada umumnya, gejala sinusitis yang paling umum yakni sakit
kepala, nyeri pada daerah wajah, dan demam. Hampir 25 persen dari
pasien sinusitis akan mengalami demam yang berhubungan dengan
sinusitis yang dideritanya. Gejala lainnya berupa wajah pucat, perubahan
warna ingus, hidung tersumbat, nyeri menelan, dan batuk. Beberapa
pasien akan merasakan sakit kepala bertambah hebat bila kepala
ditundukan ke depan. Pada sinusitis karena alergi maka penderita juga
akan mengalami gejala lain yang berhubungan dengan alerginya seperti
gatal pada mata, dan bersin bersin (Soekardono, 2005).
Sinusitis bakteri akut umumnya berkembang sebagai komplikasi
dari infeksi virus saluran napas atas. Bakteri yang paling umum menjadi
penyebab sinusitis akut adalah Streptococcus pneumoniae, Haemophilus
influenzae dan Moraxella catarrhalis. Patogen yang menginfeksi pada
sinusitis kronik sama seperti pada sinusitis akut dengan ditambah adanya
keterlibatan bakteri anaerob dan S. aureus.
- Terapi
Langkah pertama yang penting dalam mengobati sinusitis menurut
Pharmaceutical care untuk Pasien ISPA bagian Sinusitis (2010) yaitu
mengatasi pemicu potensial atau faktor kontribusinya. Untuk mengurangi
hambatan akibat sinusitis, dokter biasanya meresepkan semprotan hidung
(beberapa mungkin berisi semprotan steroid), tetes hidung, atau obat
dekongestan oral. Pada penderita sinusitis kronis parah, steroid oral akan
diresepkan untuk mengurangi peradangan, hanya jika obat lain tidak
berhasil. Antibiotik akan diresepkan untuk infeksi bakteri yang ditemukan
pada sinus (antibiotik tidak efektif melawan infeksi virus). Antihistamin
mungkin disarankan untuk pengobatan alergi. Obat anti jamur dapat
diresepkan untuk infeksi sinus akibat jamur. Imunoglobulin (antibodi)
dapat diberikan jika Anda memiliki kekurangan kekebalan tubuh tertentu.
- Berikut adalah Antibiotika yang dapat diberikan pada terapi sinusitis
B. Deskripsi Tanaman
Gambar 2. Buah Nanas
Tanaman nanas berbentuk semak dan hidupnya bersifat tahunan
(perennial). Nanas berasal dari Amerika Selatan, tepatnya di Brasil. Tanaman
ini telah dibudidayakan penduduk pribumi disana sejak lama. Kemudian pada
abad ke-16 orang Spanyol membawa nanas ini ke Filipina dan Semenanjung
Malaysia, masuk ke Indonesia pada abad ke-15, (1599).
Tanaman nanas terdiri dari akar, batang, daun, batang, bunga, buah dan
tunas-tunas. Akar nanas dapat dibedakan menjadi akar tanah dan akar
samping, dengan sistem perakaran yang terbatas Akar-akar melekat pada
pangkal batang dan termasuk berakar serabut (monocotyledonae). Kedalaman
perakaran pada media tumbuh yang baik tidak lebih dari 50 cm, sedangkan di
tanah biasa jarang mencapai kedalaman 30 cm .
Batang tanaman nanas berukuran cukup panjang 20-25 cm atau lebih,
tebal dengan diameter 2,0 -3,5 cm, beruas-ruas (buku-buku) pendek. Batang
sebagai tempat melekat akar, daun bunga, tunas dan buah, sehingga secara
visual batang tersebut tidak nampak karena disekelilingnya tertutup oleh
daun. Tangkai bunga atau buah merupakan perpanjangan batang .
Daun nanas panjang, liat dan tidak mempunyai tulang daun utama.
Pada daunnya ada yang tumbuh dari duri tajam dan ada yang tidak berduri.
Tetapi ada pula yang durinya hanya ada di ujung daun. Duri nanas tersusun
rapi menuju ke satu arah menghadap ujung daun .
Daun nanas tumbuh memanjang sekitar 130-150 cm, lebar antara 3-5
cm atau lebih, permukaan daun sebelah atas halus mengkilap berwarna hijau
tua atau merah tua bergaris atau coklat kemerah-merahan. Sedangkan
permukaan daun bagian bawah berwarna keputih-putihan atau keperak-
perakan. Jumlah daun tiap batang tanaman sangat bervariasi antara 70-80
helai yang tata letaknya seperti spiral, yaitu mengelilingi batang mulai dari
bawah sampai ke atas arah kanan dan kiri .
Nanas mempunyai rangkaian bunga majemuk pada ujung batangnya.
Bunga bersifat hermaprodit dan berjumlah antara 100-200, masing-masing
berkedudukan di ketiak daun pelindung. Jumlah bunga membuka setiap hari,
berjumlah sekitar 5-10 kuntum. Pertumbuhan bunga dimulai dari bagian
dasar menuju bagian atas memakan waktu 10-20 hari. Waktu dari menanam
sampai terbentuk bunga sekitar 6-16 bulan.
C. Klasifikasi Tanaman
Dalam klasifikasi atau sistematika tumbuhan (taksonomi), nanas
termasuk dalam famili bromiliaceae. Kerabat dekat spesies nanas cukup
banyak, terutama nanas liar yang biasa dijadikan tanaman hias, misalnya A.
braceteatus (Lindl) Schultes, A. Fritzmuelleri, A. Adapun secara lengkap,
klasifikasi tanaman Nanas adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Ordo : Farinosae (Bromeliales)
Famili : Bromiliaceae
Genus : Ananas
Species : Ananas comosus (L) Merr.
Di Indonesia tanaman ini dikenal dengan nama buah Nanas. Di luar negeri
disebut Pineapple (Inggris), ananas (Vietnam,Malaysia, Filipina, Jerman), Serta
nama simplisianya yaitu Ananas Fructus (buah nanas).
Nanas juga memiliki banyak nama lokal, di daerah Jawa disebut sebagai
berikut; nanas dikenal dengan nama Sumatera: ekahauku (Enggano), anes (Aceh),
nas (Gayo), henas, kenas, honas, hanas (Batak), gona (Nias), asit, nasit
(Mentawai), enas, kanas, nanas (Melayu), aneh, naneh (Minangkabau), kanas,
kanyas, nas, nyanyas (Lampung). Jawa: danas, ganas (Sunda), nanas (Jawa);
lanas, nanas (Madura): Kalimantan: kanas, samblaka, malaka, uro usan, kayu
usan, kayu ujan, belasan. Nusa Tenggara: manas (Bali), nanas (Sasak), aruma,
fanda, pandal (Bima), panda (Sumba), nana (Sawu), peda, anana, pedang (Flores),
parangena, nanasi (Taluud).Sulawesi: tuis mangandow, na'asi, nanasi, tuis, tuis ne
walanda, busa, pinang (Ut.Alf.), nanati (Gorontalo), lalato (Buol), nanasi (Toraja),
pandang (Makasar, Bugis), edan, ekam, hedan (Timor). esne (Kisar), ngewu
(Tanimbar). Maluku: ai nasi, than baba-ba, kai nasi (Seram Timur), bangkalo,
kampora, kanasoi (Seram Barat), anasu, banggala, bangkala, kai nasu, kambala,
kampala (Seram selatan), arnasinu, kanasi, kurnasin, mangala, nanasi (Amb.Alf.),
nanasu, anasul (Ulias). Irian Jaya: Manilmap, miniap
D. Penggunaan Tradisional
Dalam ramuan tradisional, buah Nanas dapat digunakan untuk pengobatan
sinusitis. Nanas dapat menolong kurangi sinus dikarenakan memiliki kandungan
bromelain, yakni sesuatu enzim yang bisa menolong meringankan tanda-tanda
sinus. Penggunaan buah nanas secara tradisional dapat dilakukan dengan
menyediakan 2 buah nanas masak, lalu kulitnya dikupas dan cuci sampai bersih,
setelah itu dipotong seperlunya kemudian diparut atau dibuat jus. Perasan airya
diminum 3 kali sehari, masing-masing 1/3 bagian ( Permana , 2013).
E. Kandungan Kimia
Nanas adalah buah tropis dengan daging buah berwarna kuning memiliki
kandungan air 90% dan kaya akan kalium, kalsium, Iodium, sulfur, dan khlor.
Selain itu juga kaya asam, biotin, vitamin B12m Vit E serta enzim bromelin.
Mengkonsumsi sari buah nanas akan meningkatkan protein dalam tubuh. nanas
juga dapat digunakan untuk menguranngi dehidrasi. Nutrisi nanas per 1 oz adalah
: kalium (kkal) = 17 energi (kj) = 73 lemak = 0 g karbohidrat = 4,3 g protein =
0,1 g serat = 0,1 g gula = 4,3 g kolesterol = 0 g abu = 0,3 mg alkogol = 0 (Badan
POM, 2004).
Kandungan dalam buah nanas yang berguna sebagai antiradang adalah
enzim bromelin. Hasil penelitian ilmiah menunjukkan kandungan senyawa
fenolik pada nanas antara lain Myricetin, Quercitin, Tyramine, dan Ferulic Acid
mampu meredam reaksi berantai radikal bebas dalam tubuh (Pratama, 2011).
F. Data Ilmiah
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk melihat kemampuan Buah
nanas untuk mengatasi sinusitis. Penelitian tersebut ada yang berupa uji praklinis
sampai dengan uji klinis fase III. Hasil penelitian berupa data ilmiah yang bisa
dijadikan sebagai rujukan dan penguat kebiasaan masyarakat dalam penggunaan
buah nanas sebagai anti radang .
Penelitian I : Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan relevansi
medis / klinis komponen-komponen bromelaine pada pengatasan sinusitis .
Tujuan dari uji klinis ini adalah : i ) untuk mendeteksi perbedaan dalam durasi
gejala antara anak yang diobati dengan enzim proteolitik Bromelain - POS® ,
dengan terapi kombinasi Bromelain - POS ® dan allopathica , atau dengan
allopathica sendiri ; ii ) untuk menilai pengaruh obat nyeri pada durasi gejala ;
iii ) untuk mengevaluasi pengaruh infeksi saluran pernapasan tambahan pada
durasi gejala , untuk mendokumentasikan efek samping dari Bromelain - POS ®
terapi iv. Metodenya menggunakan data klinis secara keseluruhan dari 116 anak-
anak sampai usia 11 tahun yang digunakan dalam percobaan ini. Semua anak
memenuhi kriteria inklusi. Enam puluh dua anak diobati dengan Bromelain-POS
® (monoterapi verum group), 34 dengan Bromelain-POS ® selain allopathica
(kombinasi terapi kelompok), dan 20 dengan allopathica (kelompok kontrol).
Hasil yang diperoleh dari pengujian data klinis tersebut Secara statistik
signifikan lebih sedikit pasien dalam kelompok monoterapi verum (3,2%)
menderita infeksi lain selain sinusitis akut (p <0,001) (Tabel II) dibandingkan
dengan pasien dari kelompok terapi kombinasi (55,9%) atau kelompok kontrol
(35,0% ).
Dalam studi ini , anak-anak di bawah usia 11 tahun dan
didiagnosis dengan sinusitis akut yang terdaftar dalam studi
kelompok ( bromelaine monoterapi ) dan kelompok kontrol
( terapi standar , terapi standar ditambah bromelaine ) . itu
in vivo diobati dengan Bromelain - POS ® ( monoterapi verum group ) , dengan
Bromelain - POS ® selain terapi standar ( kombinasi terapi kelompok ) , dan
dengan terapi standar ( kelompok kontrol ) . Tujuan utama dari penelitian ini
adalah untuk mengevaluasi durasi gejala . Anak-anak dari kelompok studi
( bromelaine monoterapi ) disajikan periode rata-rata terpendek gejala ( 6,66
hari ) dibandingkan dengan mereka dari kelompok kontrol ( 7,95 dan 9,06 hari
untuk terapi standar dan terapi standar ditambah bromelaine ) . Lebih lanjut,
pasien dari bromelaine monoterapi ( studi ) kelompok menunjukkan waktu yang
signifikan secara statistik lebih cepat pemulihan dari gejala ( p < 0,005 )
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dengan demikian, pengobatan
bromelaine dapat dianggap efektif dalam sinusitis akut untuk mengurangi waktu
rata-rata penyakit bergejala . Selain satu reaksi alergi membatasi diri ringan pada
satu anak dengan alergi nanas dikenal , tidak ada efek samping dari pengobatan
bromelaine didokumentasikan . Studi epidemiologi ini telah menunjukkan bahwa
pengobatan bromelaine anak-anak yang menderita sinusitis akut dapat dianggap
sebagai aman dan bermanfaat . Studi klinis lebih lanjut mengenai indikasi lain
saat ini sedang dilakukan sehingga dapat menjelaskan klinis / kemanjuran
therapeutical tanaman
Penelitian II : Penelitian ini dirangkum dalm sebuah artikel berjudul
Bromelain: biochemistry, pharmacology and medical use, Bromelain adalah,
ekstrak air mentah dari batang dan buah yang belum matang nanas (Ananas
comosusMerr.,terutama var. Cayenne dari keluarga Bromeliaceae),
merupakan campuran yang luar biasa kompleks yang berbeda tiol-endopeptidases
dan komponen belum sepenuhnya ditandai lain seperti fosfatase, glucosidases,
peroksidase, selulase, glikoprotein dan karbohidrat, antara lain [1, 2]. Selain itu,
bromelain berisi beberapa inhibitor proteinase [3, 4]. Stem-bromelain
(EC. 3.4.22.32) dibedakan dari buah-bromelain (EC. 3.4.22.33), sebelumnya
disebut bromelin .
Neubauer mengevaluasi bromelain gabungan dan terapi antibiotik dari 53
pasien rawat inap dengan pneumonia, bronkitis, infeksi staphylococcus,
tromboflebitis, pielonefritis dan dubur abses. Dua puluh tiga pasien telah di beri
antibiotik Terapi tanpa keberhasilan. Dua puluh dua pasien merespon baik
terhadap pengobatan gabungan bromelain dan antibiotik. Dalam setiap penyakit
negara penurunan yang signifikan dalam morbiditas tercatat sebagai lawan
antibiotik saja. Demikian pula, Ryan menyimpulkan dari nya double-blind
studi klinis pada sinusitis akut bahwa pasien yang menerima bromelain, 83%
menunjukkan resolusi lengkap peradangan mukosa hidung dibandingkan 52%
pada plasebo .
Hasil menunjukkan Telah diketahui selama beberapa tahun bahwa
bromelain adalah mampu meningkatkan permeabilitas jaringan penisilin dan
tetrasiklin setelah pemberian oral. Hal ini meningkatkan penyerapan dan
mengarah ke difusi membaik setelah aplikasi subkutan dan intramuskuler
antibiotik. Serum dan jaringan yang lebih tinggi diperoleh, dan efek samping
berkurang
Penelitian III : Bromelain , kompleks enzim proteolitik dari nanas , telah
banyak digunakan dalam sinusitis sebagai anti - inflamasi dan mucolytic . Sebuah
studi klinis Jerman tahun 2005 menemukan anak-anak dengan sinusitis akut
menunjukkan gejala pemulihan yang signifikan secara statistik lebih cepat ( p =
0,005 ) dibandingkan dengan pengobatan standar , membenarkan temuan klinis
dari tahun 1960-an . Satu 1967 studi melaporkan 85 persen pasien sinusitis
menerima bromelain diperoleh resolusi lengkap peradangan pada mukosa hidung
( p < 0,05 ) dibandingkan dengan 40 persen pada plasebo group.Bromelain
tampaknya sekresi hidung tipis dan telah terbukti menjadi agen mukolitik efektif
pada penyakit saluran pernapasan lainnya. Hal ini selain untuk aktivitas
proteolitik bromelain pada tempat-tempat inflamasi , yang diduga untuk
mempromosikan penghambatan pro - inflamasi prostaglandin biosintesis dan
inisiasi akumulasi prostaglandin E1 (yang menghambat pelepasan
polymorphonuclear leukosit enzim lisosomal ) . Bromelain sediaan oral biasanya
500 -1.000 mg / hari , dengan sampai 2.000 mg / hari yang umum digunakan
G. Farmakologi
Nanas dapat mengurangu sinus karena mengandung brromelain, enzim
yang dapat membantu meringankan gejala sinus. Bromolain mengandung sifat
anti-inflamasi yang membantu mengurangi inflamasi (radang) dan bengkak
dibagian hidung. Hal ini didasarkan pada artikel yang dipublikasikan dalam
Celular and Molecular Life Sciences edisi Agustus 2001.
DAFTAR PUSTAKA
H.R. Maurer. 2001. ReviewBromelain: biochemistry, pharmacology and medical use. CMLS, Cell. Mol. Life Sci. 58 (2001) 1234 – 1245.
J.M. Braun, B. Schneider, and H.J. Beuth . 2005. Therapeutic Use, Efficiency and Safety of the Proteolytic Pineapple Enzyme Bromelain-POS® in Children with Acute Sinusitis in Germany. Jurnal InVivo 19:417-422. Germany.
Permana, Mispah. 2013. Manfaat buah Nanas & Efek samping. http://mymisfah.blogspot.com/2012/02/manfaat-buah-nanas-efek-samping.html.
diakses pada tanggal 6 Desember 2013 ,pukul 20:10.
Schulz V, Hansel R, Tyler VE. Rational Phytotherapy,3rd ed. Berlin Germany: Springer Verlag, 1998, 146–47
Sudarsono, D. Gunawan, S. Wahyono, I.A. Donatus, dan Purnomo. 2002.’’Tumbuhan Obat II’’. Yogyakarta: Pusat Studi Obat Tradisional UGM.