analisis pengaruh variabel makro ekonomi terhadap ...eprints.ums.ac.id/73646/14/naspub.pdf ·...
TRANSCRIPT
1
ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI
TERHADAP PERTUMBUHAN SUKUK KORPORASI
INDONESIA TAHUN 2011 – 2018
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan
Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam
Oleh :
AZZA APRILIA
B 300 152 022 / I 000 152 022
TWINING PROGRAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DAN FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
2
i
3
ii
4
iii
1
ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP
PERTUMBUHAN SUKUK KORPORASI INDONESIA
TAHUN 2011 - 2018
Abstrak
Saham termasuk instrumen investasi pasar modal dalam jangka pendek maupun
jangka panjang. Indonesia dianggap memiliki potensi besar untuk menjadi pasar
sukuk, mengingat populasi muslim yang besar serta besarnya pinjaman lintas
negara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan
ekonomi (PDB),inflasi,sertfikat bank indonesia syariah (SBIS), dan nilai tukar
rupiah (kurs) terhadap pertumbuhan sukuk korporasi indonesia. Populasi dalam
penelitian ini adalah Sukuk Korporasi. Penentuan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode sampel jenuh, dan sampel yang diperoleh adalah data harga
pasar bulanan per Triwulan dari sukuk Koprorasi untuk Tahun 2011-2018. Untuk
alat analisis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis Error Correction
Mechanism (ECM) untuk menganalisis Signifikansi antara Sukuk,Inflasi,Kurs Dan
Sertfikat Bank Indonesia Syariah (SBIS),Hasil dari penelitian ini menunjukan
bahwa hanya variabel Inflasi dan tingkat Imbalan SBIS yang mempunyai
pengaruh signifikan negatif terhadap pertumbuhan sukuk korporasi dalam jangka
panjang, sedangkan untuk variabel yang lain tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Hal ini dikarenakan
adanya peningkatan dan penurunan daya beli konsumen yang menyebabkan
permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa pada perusahaan yang nantinya
akan meningkatkan profit atau menurunkan profit suatu perusahaan.
Kata Kunci : Signifikansi, Sukuk, Pertumbuhan Ekonomi (PDB), Inflasi, Kurs, Sertfikat
Bank Indonesia Syariah (SBIS),Saham, Investasi.
Abstract
Stocks include short-term and long-term capital market investment instruments.
Indonesia is considered to have great potential to become a sukuk market, given
the large Muslim population and the magnitude of cross-country loans. This study
aims to determine the effect of economic growth (GDP), inflation, Indonesian
Islamic bank certificates (SBIS), and the exchange rate (exchange rate) on the
growth of Indonesian corporate sukuk. The population in this study is Corporate
Sukuk. Determination of the sample in this study using the saturated sample
method, and the sample obtained is the monthly market price data per Quarter
from the Kopukorasi sukuk for 2011-2018. The analytical tool in this study uses
the Error Correction Mechanism (ECM) analysis method to analyze the
significance of Sukuk, Inflation, Bank Indonesia Syariah Exchange Rate and
Certificates (SBIS). The results of this study indicate that only Inflation and SBIS
Rewards variables have a significant effect negative for the growth of corporate
sukuk in the long run, while for other variables it does not have a significant
2
influence in the long or short term. This is because there is an increase and
decrease in the purchasing power of consumers that causes public demand for
goods and services in companies that will later increase profits or reduce profits of
a company.
Keywords: Significance, Sukuk, Economic Growth (GDP), Inflation, Exchange
Rate, Bank Indonesia Syariah Certificate (SBIS), Shares, Investment.
1. PENDAHULUAN
Pasar modal merupakan salah satu bentuk aktivitas muamalah dengan prinsip
syariah, selama segala jenis transaksi yang terkait di dalamnya tidak bertentangan
dengan segala ketentuan yang ditetapkan oleh syariat Islam. Pasar Modal Syariah
merupakan bagian dari pasar modal Indonesia yang mempunyai peran penting
sebagai alternatif pembiayaan bagi dunia usaha dan pemerintah, serta sebagai
sarana bagi pemilik modal untuk memperoleh return melalui instrumen-intrumen
investasi yang ditawarkan di pasar modal. Salah satu instrumen pasar modal
syariah yang mempunyai potensi besar dalam menyerap dana masyarakat pasca
krisis adalah Sukuk (surat berharga syariah). Indonesia dianggap memiliki potensi
besar untuk menjadi pasar sukuk, mengingat populasi muslim yang besar serta
besarnya pinjaman lintas negara.
Menurut Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI)
pada tahun 2002 mengeluarkan Fatwa No.32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi
Syariah yang kemudian dikenal dengan istilah sukuk. Sejak itu sukuk mulai
tumbuh dan berkembang berdampingan dengan obligasi meskipun dalam
perbedaan jumlah yang sangat jauh. Dilihat dari sisi tujuan, fungsi utama sukuk
sama halnya dengan obligasi. Sukuk akhirnya memiliki peran penting sebagai
salah satu sumber pendanaan perusahaan dan menjadi solusi untuk berinvestasi
secara syariah mengingat belum ada instrumen jangka panjang syariah pada masa
itu. Sejak diterbitkannya sukuk korporasi yang pertama pada tahun 2002 hingga
akhir 2014, sukuk korporasi terus mengalami pertumbuhan, walaupun market
share nilai sukuk terhadap pasar obligasi dan sukuk masih belum mencapai 5%.
3
2. METODE
2.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data penelitian yang di gunakan adalah data kuantitatif yang
bersifat deskriptif dengan menggunakan data sekunder periode waktu
2011-2018 yang mencakup data PDB, tingkat imbalan SBIS,Sukuk,Inflasi,
dan Kurs . Data yang digunakan bersumber dari OJK,BPS,Kemendagri
dan BI pada wilayah Indonesia
2.2 Metode Analisis Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan
metode penelitian kuantitatif. Sedangkan untuk analisis dalam penelitian
ini menggunakan metode analisis Error Correction Mechanism (ECM)
untuk menganalisis Signifikansi antara Sukuk, PDB, Inflasi, kurs dan
tingkat imbalan SBIS. Alat pengolah data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perangkat lunak (software) komputer eviews 8 dengan
metode analisis
Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah untuk mengetahui
hubungan variabel dalam Sukuk korporasi yang diwakili oleh variabel
pertumbuhan perekonomian, inflasi,kurs dan suku bunga terhada
perkembangan pertumbuhan sukuk koporasi secara konstan. Hubungan
tersebut memiliki hubungan secara fungsional dengan formulasi sebagai
berikut:
Y= f (XI, X2, X3) (1)
Y = β0+ β1X1+ β2X2 + β3X3 µ (2)
Keterangan :
Y = Sukuk
β0 = Konstanta
β1,β2, = Koefisien Regresi
X1 = PDB Konstan
X2 = Inflasi
X3 = Suku Bunga
X4 = Kurs
µ = error term
4
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 4.6 terlihat koefisien ECT (koefisien
adjustment, λ) memiliki nilai sebesar 0.577263, dan memenuhi syarat ( 0 < λ < 1).
Koefisien ini memiliki nilai p atau probabilitas (signifikansi) empirik statitik
sebesar 0.0358 yang berarti koefisien adjustment signifikan pada α = 0,1 ( 0.0358
> 0.01). Kedua kondisi ini memperlihatkan bahwa model terestimasi benar-benar
merupakan model ECM, yang melalui mekanisme koreksi kesalahan dapat
mencapai ekuilibrium teoritik jangka panjang antara variabel independen dan
variabel dependen dalam model ekonometrik, yang dipakai dalam penelitian ini.
Tabel 1. Hasil Estimasi Model Ekonometri Pengaruh Variabel Makro Terhadap
Perkembangan Sukuk Korporasi Di Indonesia Periode 2011-2018
= - 21.20954 + 0.588994 ∆logPDBt + -0.035577 ∆INFt + (0.1245) (0.5852) (0.4396)
-0.705549 ∆logKURSt + -0.023574 ∆TISBISt+ 1.130364 logPDBt-1
(0.3737) (0.6835) (0.3563)
+ -0.686934 INFt-1 + -0.330497 logKURSt-1 + -0.688868 TISBISt-1
(0.0278) **
(0.6965) (0.0245) **
+ 0.577263 ECTt
(0.0358) **
R2 = 0.505387 ; DW-Stat = 2.233920; F-Stat = 1.589437 ; Sig. F-Stat = 0.210759
Uji Diagnosis
(1) Multikolinieritas (uji VIF)
∆logPDB = 1.111565; ∆INF = 0.002000; ∆logKURS = 0.589564;
∆TISBIS= 0.003207; logPDBt-1 = 1.404399; INFt-1=0.078297;
logKURSt-1= 0.688885; TISBISt-1=0.074698
(2) Otokorelasi (uji Breusch Godfrey)
2 (3)
= 4.971880; Sig (
2 ) = 0.1739
(3) Spesifikasi model (uji Ramsey Reset)
F (2,12) = 0.2263; Sig ( F ) = 1.685868
(4) Normalitas (uji Jarque Bera)
JB (2) = 2.351617; Sig. ( X2 ) = 0.308569
(5) Heteroskedastisitas (uji White)
2 (17) = 21.50059; Sig (
2 ) = 0.2047
Sumber:BPS, OJK, BI, dan Kemendagri (diolah). Keterangan: *Signifikan pada
= 0,01; **
Signifikan pada = 0,05; ***
Signifikan pada = 0,10; Angka dalam kurung adalah probabilitas empirik (p value) t-statistik.
5
3.1 Uji Asumsi Klasik
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series,
sehingga seperti yang disajikan dalam Tabel 4.6 , uji asumsi klasiknya akan
meliputi uji multikolinieritas, uji normalitas residual, uji otokorelasi, uji
heteroskedastisitas, dan uji spesifikasi atau linieritas model.
3.1.1 Uji Multikolinieritas (VIF)
Uji Multikolinieritas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
VIF. Uji Multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah model
regresi masing-masing variabel bebas (independent) saling berhubungan
secara linear atau tidak. Jika probabilitas nilai Centered VIF > 10 (ada
masalah Multikolinieritas) namun bila probabilitas nilai Centered VIF<10
(tidak ada masalah Multikolinieritas).
3.1.2 Uji Normalitas Residual (Jarque Bera)
Normalitas residual akan diuji dengan menggunakan uji Jarque Bera
(JB). Dimana H0 uji JB adalah distribusi residual normal; dan HA-nya
distribusi residual tidak normal. H0 diterima jika nilai p (p value),
probabilitas, atau signifikasi empirik statistik JB > α; H0 ditolak. Jika nilai
p (p value), probabilitas, atau signifikasi empirik statistik JB α.terlihat
nilai p, probabilitas, atau signifikansi empirik stastistik JB adalah sebesar
0.308569 ( > 0,10 ); jadi H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa
distribusi residual normal.
3.1.3 Uji Otokorelasi (Breusch Godfrey)
Otokorelasi akan diuji dengan uji Breusch Godfrey (BG). Jika H0
dari uji BG adalah tidak terdapat otokorelasi dalam model; HA-nya
terdapat otokorelasi dalam model. H0 diterima apabila nilai p (p value),
probabilitas atau signifikansi empirik statistik 2 uji BG > α; H0 ditolak
apabila nilai p (p value), probabilitas atau signifikansi empirik statistik 2
uji BG α. Nilai p, probabilitas, atau signifikansi empirik stastistik 2 uji
BG sebesar 0.1739 ( > 0,10); maka H0 diterima sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa tidak terdapat masalah Otokorelasi dalam model.
6
3.1.4 Uji Heterokedastisitas (Uji White)
Uji White akan dipakai untuk menguji heterokedastisitas. H0 uji
White adalah tidak ada masalah heteroskedastisitas dalam model; dan
HA-nya terdapat masalah heteroskedastisitas dalam model. H0 diterima
apabila nilai p (p value), probabilitas atau signifikansi empirik statistik
2 uji White > α; H0 ditolak apabila nilai p (p value), probabilitas atau
signifikansi empirik statistik 2 uji White α. Nilai p, probabilitas, atau
signifikansi empirik stastistik 2
uji White adalah sebesar 0.2047 ( >
0,10 ) ; maka H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat masalah Heterokedastisitas yang serius dalam model.
3.1.5 Uji Spesifikasi Model (Ramsey Reset)
Ketepatan spesifikasi atau linieritas model dalam penelitian ini
akan diuji memakai uji Ramsey Reset. Uji Ramsey Reset memiliki H0
spesifikasi modelnya tepat atau linier; sementara HA-nya spesifikasi
modelnya tidak tepat atau tidak linier. H0 diterima apabila nilai p (p
value), probabilitas atau signifikansi empirik statistik F uji Ramsey
Reset > α; H0 ditolak apabila nilai p (p value), probabilitas atau
signifikansi empirik statistik F uji Ramsey Reset α.
Nilai p, probabilitas, atau signifikansi empirik stastistik F
uji
Ramsey Reset terlihat memiliki nilai sebesar 0.2263 > 0.10 maka Ho
diterima, sehingga spesifikasi model benar (model linier).
3.2 Uji Kebaikan Model
3.2.1 Uji Eksistensi Model (Uji F)
Model eksis apabila seluruh variabel independen secara simultan
memiliki pengaruh terhadap variabel dependen (koefisien regresi tidak
secara simultan bernilai nol). Uji eksistensi model adalah uji F. Dalam
penelitian ini, formulasi hipotesis uji eksistensi modelnya adalah
0 1 2 3 4: 0H , koefisien regresi secara simultan bernilai nol
atau model tidak eksis; 1 2 3 4: 0 | 0 | 0 | 0AH , koefisien
regresi tidak secara simultan bernilai nol atau model eksis.. H0 akan
7
diterima jika nilai p (p value), probabilitas, atau signifikasi empirik
statistik F > α.; H0 akan ditolak jika nilai p (p value), probabilitas, atau
signifikasi empirik statistik F α Terlihat bahwa nilai p, probabilitas, atau
signifikansi empirik stastistik F
pada estimasi model memiliki nilai
0.210759 > 0.10 sehingga Ho diterima. Maka model yang dipakai Tidak
Eksis.
3.2.2 Koefisien Determinasi ( R2)
Koefisien determinasi (R2) menunjukan daya ramal dari model
terestimasi. Dari Tabel 4.6 terlihat nilai R2 sebesar 0.505387 artinya
50.5387% variasi varaiabel Sukuk dapat dijelaskan oleh variabel inflasi
(INF), pertumbuhan ekonomi (PDB), Nilai Tukar (Kurs) dan tingkat
imbalan SBIS Sisanya 49,5 % dipengaruhi oleh variabel-variabel atau
faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini dan hasil regresi dengan model Error Corection
Model (ECM) mengenai pengaruh variabel makro ekonomi yakni Pertumbuhan
Ekonomi (PDB), Inflasi, Nilai tukar IDR/USD, dan Tingkat Imbalan Sertifikat
Bank Indonesia Syariah (TISBIS) terhadap Pertumbuhan Sukuk Korporasi di
Indonesia Tahun 2011-2018,dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Jangka Pendek
Dalam penelitian ini variabel independen yang diteliti tidak signifikan
sehingga tidak mempunyai pengaruh jangka pendek terhadap pertumbuhan
dan perkembangan sukuk korporasi di Indonesia periode 2011-2018.
b. Jangka panjang
Dalam jangka panjang indikator makro ekonomi yang mempunyai
pengaruh hubungan jangka panjang hanya variabel Inflasi dan tingkat
imbalan SBIS yang memiliki pengaruh negatif signifikan pada variabel
Inflasi dan dan tingkat imbalan SBIS. Dimana nilai Adjusted R-squared
0.187421 atau sebesar 19%. Artinya pengaruh jangka panjang antar
8
variabel makroekonomi dalam jangka panjang hanya sebesar 19% sisanya
81% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak di ikut sertakan dalam
varaibel lainnya.
Dari penjelasan pada bab sebelumnya, diperoleh hasil bahwa
variabel makro ekonomi yang memiliki pengaruh dominan terhadap
pertumbuhan sukuk korporasi adalah Inflasi dan TISBIS. Hal ini terlihat
dari hubungan jangka panajang yang diperoleh sehingga signifikan negatif
yang mampu mempengaruhi perkembangan sukuk korporasi. Maka dapat
disimpulkan bahwa kondisi ekonomi yang kondusif sangat mempengaruhi
pertumbuhan sukuk korporasi di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Adrian, S. (2009). Aspek Hukum Obligasi Syariah . Jakarta: Sinar Grafika.
Ajija,dkk. (2011). Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat.
Anggraini, L. (2016). Analisis pengaruh sertifikat bank indonesia syariah (SBIS),
non performing financing (NPF), kurs, dan inflasi terhadap pembiayaan
murabahah pada perbankan syariah di indonesia (periode januari 2010 -
januari 2016). Jakarta: Skripsi UIN Syarif Hidayatullah.
Antonio, M. S. (2001). Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek. Jakarta: Gema
Insani.
Appa, Y. (2014). Pengaruh Inflasi dan Kurs Rupiah/Dolar Amerika terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
eJournal Administrasi Bisnis, 498-512.
Boediono. (2005). Ekonomi Moneter. Yogyakarta: BPFE.
Boediono. (2011). Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE.
Burhanudin, S. (2008). Pasar Modal Syariah. Yogyakarta: UII PERS.
Ghazali, I. (2009). Ekonometrika Teori,Konsep dan Aplikasi. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Gregory, N. M. (2006). Pengantar Ekonomi MMakro. Jakarta: Salemba Empat.
Gujarati, D. (2003). Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.
9
Gujarati, D. (2004). Basic Econometric. New York: McGraw-Hill Higher
Education.
Gujarati, D. (2010). Dasar-Dasar Ekonometrika Buku 1 Edisi 5. Jakarta: Salemba
Empat.
Hamid, A. R. (2008). Lembaga Keungan Syariah . Jakarta: Zikrul Hakim.
Hasan, I. (2002). Pokok-Pokok Metodologi Penelitian dan Aplikasi. Bogor: Ghalia
Indonesia
Hermungsih, S. (2012). Pengantar Pasar Modal Indonesia. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.
Kuncoro, M. (2001). Metode Kuantitatif. Yogyakarta: BPFE.
Mankiw, G. (2003). Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Mubarok, A. R. (2012). Buku Cerdas Investasi dan Transaksi Syariah. Jakarta:
Transmedia.
Murni, A. (2006). Ekonomika Makro. Bandung: PT.Refika Aditama.
Prof.Dr.Ir.Bambang Juanda, M. J. (2012). Ekonometrika Deret Waktu : Teori dan
Aplikasi. Bandung: Percetakan IPB.
Purnamawati, I. (2015). Perbandingan Sukuk dan Obligasi (Telaah Dari Perspektif
dan Akutansi). Jurnal Akutansi Universitas Jember, 65.
Putong, I. (2003). Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: Ghalia
Indonesia, Rahardja Pratama.
Rahardjo, S. (2004). Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. Jakarta: PT.Gramedia
Pustaka Utama.
Salvatore. (1997). ANALISIS PENGARUH INFLASI DAN SUKU BUNGA
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI. 6.
Samuelson, P. A. (2004). Ilmu Makro Ekonomi. Jakarta: PT. Media Global
Edukasi.
Santoso. (2013). Analisis Pengaruh Ekonomi Makro, Index Dow Jones, dan Index
Nikkei 225 terhadap Index Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI priode
2007-2011. FEB Universitas Surabaya.
10
Sasanti, N. I. (2008). Analisis Pengaruh Variabel-Variabel Makro terhadap
Pertumbuhan Obligasi Pemerintah di Indonesia. Bogor: Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Instituut Pertanian Bogor.
Siwi, I. N. (2016). ANALISIS PENGARUH INFLASI DAN SUKU BUNGA
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA 2005-2015.
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana, 2-3.
Soemitra, A. (2009). Bank dan Lemabaga Keuanagn Syariah. Jakarta : Kencana.
Sujoko, E. (2006). Metode Penlitian Akutansi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sukirno, S. (2008). Makro Ekonomi,Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Suryahadi. (2004). Statistik Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern Buku Bab 2
Edisi 1. Jakarta: Salemba Empat.
Susyanti, J. (2016). Pengelolaan Lembaga Keunagan Syariah. Malang: Empat
Dua.
Tandelilin, E. (2011). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta.
Tandelilin, E. (2012). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: Edisi
ke Empat: Kanisius.
Umam, K. (2013). Pasar Modal Syariah. Bandung: CV Pstaka Setia.
Widarjono, A. (2009). Ekonometrika: Peeengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta:
Ekonisia.
Widodo, A. A. (2017). Analisis Pengaruh Inflasi, Kurs Rupiah dan Sertifikat
Bank Indonesia Syariah Terhadap Volatilitas Jakarta Islamic Index
Periode 2013 – 2015. 2017: Skripsi UIN Walisongo.