analisis pemetaan sektor unggulan dan strategi pengembangannya di kabupaten sumenep

Download Analisis Pemetaan Sektor Unggulan Dan Strategi Pengembangannya Di Kabupaten Sumenep

If you can't read please download the document

Upload: ayudiariezky

Post on 04-Aug-2015

277 views

Category:

Documents


53 download

TRANSCRIPT

ANALISIS PEMETAAN SEKTOR UNGGULAN DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYADI KABUPATEN SUMENEPSUHERMANTO Mahasiswa Program Magister Ilmu Ekonomi Prof. Dr. MARYUNANI, SE., MS Dr. SASONGKO, SE., MS Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas BrawijayaABSTRACT This study aims to: 1) determine and map the leading sector, 2) formulating the development policy of the leading sectors in Sumenep. The analytical tool used in this study are: Analysis Typology Klassen, Shift Share Analysis (SSA), Analysis of Location Quotient (LQ) and the Sustainable Livelihood Approach (SLA). Result Analysis Typology Klassen shows that the agricultural sector is classified into the prime sector. Shift Share Analysis results show that the sector had an increasing level of competitiveness is the agricultural sector and construction sector. Location Quotient Analysis shows the agricultural sector, mining and quarrying sector, as well as the services sector are a sector basis in Sumenep. The result of the combined analysis of these three analytical tools indicate that the agricultural sector is the leading sector in Sumenep. Based on the mapping shows that the leading sector in the region more productive land in the development of food crops sub-sector with leading commodity is corn. While in the archipelago are more productive on the development of fisheries sub-sector with marine fisheries leading commodity. Based on the calculation pentagon capital index indicates that in the mainland has a weakness in the natural capital and physical capital, while in the archipelago has a weakness in physical capital and social capital. Once known the weaknesses that become obstacles in the development of leading sector, the policy strategy in the development sector leading in Sumenep should pay attention to weak of the capital. Keywords : Leading Sector, Klassen Typology, Shift Share, Location Quotient, and Sustainable Livelihood ApproachABSTRAK Klassen Typology menunjukkan bahwa sektor pertanian diklasifikasikan kedalam Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menentukan dan memetakan sektor unggulan, 2) merumuskan kebijakan pengembangan sektor unggulan di Kabupaten Sumenep. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Analisis Klassen Typology, Analisis Shift Share (SSA), Analisis Location Quotient (LQ) dan Sustainable Livelihood Approach (SLA). Hasil Analisis sektor prima. Hasil Analisis Shift Share menunjukkan bahwa sektor yang memiliki tingkat kekompetitifan yang semakin meningkat adalah sektor pertanian dan sektor bangunan. Analisis Location Quotient menunjukkan sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor jasa merupakan sektor basis di Kabupaten Sumenep. Hasil analisis gabungan dari ketiga alat analisis tersebut menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan sektor unggulan di Kabupaten Sumenep. Berdasarkan pemetaan sektor unggulanmenunjukkan bahwa di wilayah daratan lebih produktif pada pengembangan sub sektor tanaman pangan dengan komuditi unggulan adalah jagung. Sedangkan di wilayah kepulauan lebih produktif pada pengembangan sub sektor perikanan dengan perikanan laut sebagai komuditi unggulan. Berdasarkan hasil perhitungan indeks pentagon capital menunjukkan bahwa di wilayah daratan mempunyai kelemahan pada modal alam dan modal fisik, sementara di wilayah kepulauan mempunyai kelemahan pada modal fisik dan modal sosial. Setelah diketahui kelemahan-kelemahan yang menjadi kendala dalam pengembangan sektor unggulan, maka strategi kebijakan dalam pengembangan sektor unggulan di Kabupaten Sumenep harus memperhatikan modal wilayah yang lemah tersebut.Kata Kunci :Sektor Unggulan, Klassen Typology, Location Quotient, Shift Share, dan Sustainable Livelihood Approach.A. PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan sebagai suatu proses multidimensional yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial. Perubahan tersebut di dalamnya juga termasuk percepatan atau akselerasi ekonomi, pengurangan ketimpangan Pendapatan, dan pemberantasan kemiskinan absolut (Todaro, 1987). Dengan demikian paling tidak ada tiga komponen dasar atau nilainilai pembangunan yaitu: kebutuhan hidup, harga diri, dan kebebasan yang menggambarkan tujuan-tujuan umum yang diusahakan oleh individu dan masyarakat. Rumusan konsep ini sesuai dengan konsep pembangunan manusia dan masyarakat seutuhnya yang dianut oleh bangsa Indonesia.kesejahteraan rakyat di daerah. Melalui terpadu, diharapkan pembangunan daerah dapat berjalan secara efektif dan efisien menuju tercapainya kemajuan dan kemandirian daerah. Oleh karena itu secara mendasar perencanaan pembangunan pada dasarnya ada tiga aspek perencanaan yaitu: makro, sektoral, dan regional yang ketiganya tersusun dalam satu kesatuan sehingga ibarat cermin setiap sisi merefleksikan sisi yang lainnya (Kartasasmita, 1996). Pentingnya pengenalan dan pemahaman terhadap potensi yang dimiliki oleh suatu daerah menyebabkan banyak peneliti baik dari pihak akademisi atau pemerintah daerah melakukan penelitian. Akan tetapi penelitian yang dilakukan rata-rata hanya berhenti pada proses inventarisasi potensi saja. Hal ini dibutuhkan kajian lebih lanjut dalam upaya pengembangan potensi sehingga dapat diaplikasikan dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan mendorong aktivitas perekonomian. Selain itu, penelitian terkait dengan identifikasi potensi yang dilakukan di suatu daerah hasilnya tidak dapat diterapkan secara umum, karena pada dasarnya setiap daerah memiliki kekhasan potensi yang berbeda satu sama Sejalan yang lain. dengan konsep Adanya perbedaan potensi dan corak struktur ekonomi di masing-masing pembangunan daerah, maka perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah pertama-tama nasional, perlu mengenali karakter ekonomi, sosial dan fisik daerah itu sendiri, termasuk tujuan interaksinya pembangunan dengan daerah lain. Dengan demikian tidak ada strategi daerah pembangunan ekonomi daerah yang dapat berlaku untuk semua daerah, karena adalah pada dasarnya tidak ada satu daerahpun yang memiliki karakteristik yang sama untuk (Kartasasmita, 1997). meningkatkan taraf hidup danKabupaten Sumenep adalah salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Timur tepatnya berada di ujung Pulau Madura. Secara georafis Kabupaten Sumenep terdiri dua wilayah, yaitu: wilayah daratan dan wilayah kepulauan yang cukup luas dengan 126 pulau. Untuk mengetahui kondisi ekonomi Kabupaten Sumenep dapat dilihat pada data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sumenep sebagai berikut:Tabel. 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sumenep Tahun 2004 2008 Atas Dasar Sektor Ekonomi (Dalam Miliar Rp.) Harga KonstanSumber : BPS Sumenepnggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas & Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 7. Pengangkutan & Komunika 2.304,29 441,00 115,75 4,39 81,29 Kabupaten Sumenep mempunyai Dilihat dari pertumbuhan ekonominya,590,56 147,77 166,62 398,60 2.361,16 tingkat pertumbuhan 442,92 114,29 4,60 82,92 631,45 151,76 175,73 416,19 %. Dua secara rata-rata tahun 2004-2008 sebesar 3,80 2.433,73 471,09 117,00 4,81 86,85 676,39 158,86 186,95 431,63 sektor yang mempunyai pertumbuhan 90,69 730,37 167,86 197,76 458,98 2.513,16 502,75 120,38 5,00 yang tinggi adalah sektor perdagangan, 2.577,17 530,09 125,84 5,23 95,45 780,23 176,27 211,43 484,55 hotel dan restoran dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 6,50 %. Sedangkan sektor mempunyai laju pertumbuhan Jumlah PDRB rata-rata yang paling rendah adalah sektor 4.250,27 industri pengelolahan dengan laju pertumbuhan sebesar 1,94 %. 4.381,01 4.567,32 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumenep yang relatif rendah dengan laju 4.786,95 pertumbuhan yang masih rendah pula 4.986,25 membawa kepada persoalan yang krusial.Tahun Berdasarkan tabel 1.1, menunjukkan bahwa sektor yang memberikan kontribusi paling besar adalah sektor pertanian yaitu mencapai Rp. 2.577,17 miliar pada tahun 2008 atau dengan tingkat kontribusi rata-rata 53,12 %, sedangkan pada peringkat kedua adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu 2004 mencapai Rp. 780,23 miliar pada tahun 2008 dengan kontribusi rata-rata 14,80 %. 2005 Sedangkan sektor listrik, gas dan air bersih merupakan sektor yang memberikan 2006 2007 kontribusi paling rendah yaitu sebesar Rp. 5,23 miliar atau dengan kontribusi rata2008 rata tahun 2004-2008 sebesar 0,10%.Konsekwensi laju pertumbuhan ekonomi yang rendah, meskipun Kabupaten Sumenep mengalami pertumbuhan, akan membawa perekonomian Sumenep yang semakin tertinggal. Oleh karena itu, untuk memperkecil ketimpangan, maka Pemerintah Kabupaten Sumenep dituntut untuk menggali dan memanfaatkan secara optimal seluruh potensi yang dimiliki sehingga mampu memacu pertumbuhan ekonomi daerah.Sehubungan dengan persoalan tersebut, maka studi ini berupaya untuk memberikan sumbangan pemikiran yang berupa model pengukuran potensi ekonomi per sektor. Hal ini dimaksudkan agar Pemerintah Kabupaten Sumenep mengetahui potensi ekonomi yang dimilikinya dengan indikator yang digunakan adalah PDRB serta dapat mengetahui pada wilayah mana potensi tersebut berada. Dengan melakukan identifikasi terhadap potensi ekonomi yang dimiliki, maka dapat diketahui sektor-sektor ekonomi apa saja yang merupakan sektor unggulan di Kabupaten Sumenep. Dengan demikian pemerintah daerah dapat menentukan strategi pengembangan terhadap sektor unggulan tersebut, sehingga mampu mendorong peningkatan nilai tambah dan menumbuhkan kegiatan ekonomi di daerah. Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1Untuk mengetahui klasifikasi pertumbuhan sektor perekonomian Kabupaten Sumenep; 2Untuk mengetahui perubahan dan pergeseran sektor perekonomian Kabupaten Sumenep; 3Untuk mengetahui sektor-sektor yang merupakan sektor basis dalam perekonomian Kabupaten Sumenep; bangsa". 4Untuk mengetahui sektor apa saja yang diidentifikasi sebagai sektor unggulan Kemudian dalam perekonomian Kabupaten Sumenep selama tahun analisis; Arief (2002) 5Merumuskan strategi pengembangan sektor unggulan dengan menggunakan pandekatan Sustaible Livelihood Approach. menyebutkan bahwa pembangunan B. KAJIAN PUSTAKA sebenamya Pembangunan merupakan jargon yang tidak asing lagi kita dengar. Ia dianggap oleh para politisi, teknokrat, dan pengusaha dibanyak negara sebagai sesuatu merupakan suatu yang tidak dapat dielakkan. Suatu keniscayaan ini sering terungkap dari proses ungkapan-ungkapan retoris semacam ini: "Apapun yang terjadi kita harus tetap melanjutkan kometmen pembangunan", atau "Seburuk-buruknya pembangunan masih jauh lebih baik daripada tidak melaksanakannya sama sekali" (Kuncoro, 2000). Menurut Koentjaraningrat (2001) "pembangunan pada pokoknya merupakan usaha perubahan dan pembangunan dari suatu keadaan dan kondisi kemasyarakatan yang dianggap baik". Sedangkan Abimanyu (2001) menyatakan bahwa: "Pembangunan adalah suatu usaha atau rangkaian pertumbuhan dan perubahan yang berencana dilakukan secara sadar olehperubahan yang direncanakan dan dikehendaki, setidak-tidaknya pembangunan pada umumnya merupakan kehendak masyarakat yang terwujud dalam keputusan-keputusan yang diambil oleh pemimpinnya, hal mana kemudian disusun dalam suatu perencanaan yang selanjutnya dilaksanakan. Pembangunan tersebut tidak hanya menyangkut satu bidang kehidupan saja, tetapi juga berbagai bidang kehidupan yang saling berkaitan". Todaro (1987) mengemukakan bahwa pembangunan ekonomi harus dipandang sebagai suatu proses multi dimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat institusi-institusinasional, disamping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan absolut. Lebih lanjut Myrdal dalam Kuncoro (2000) mengartikan pembangunan sebagai pergerakan keatas dari seluruh sistem sosial.Jadi pada hakekatnya, pembangunan itu harus mencerminkan total suatu masyarakat atau penyesuaian sistem sosial secara keseluruhan, tanpa mengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan keinginan individu atau kelompokkelompok sosial yang ada didalamnya untuk bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang serba lebih baik, secara material maupun spiritual. potensi ekonomi, Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses pembentukan sumberdaya institusi-institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif, perbaikan manusia, kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih maupun baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu pengetahuan dan pengembangan kelembagaan perusahaan-perusahaan baru. Oleh karuna itu, dalam masyarakatnya, dibutuhkan proses tersebut untuk kerjasama antara pemerintah daerah dan masyarakat secara luas dalam mengelola sumberdayasumberdaya yang ada. Dengan kataitulain tujuan maka pembangunan ekonomi daerah adalah untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Hadjisaroso(1994) mengemukakan bahwa pembangunan wilayah merupakan suatu tindakan membangun wilayah atau dengan membangun daerah atau kawasan didalam usaha menaikkan kesejahteraan hidup masyarakat. Senada dengan hal tersebut, Soegijoko dan Kusbiantoro (1997) menyatakan pembangunan wilayah ialah usaha keseimbangan pembangunan dengan membangun wilayah-wilayah tertentu melalui berbagai kegiatan sektoral secara terpadu, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah itu secara efektif dan efisien serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Menurut Kartasasmita (1997), bahwa tidak ada satupun daerah yang memiliki karakteristik yang sama, baikkebijaksanaan yang bersifat nasional harus luwes (flexible), agar aparat pemerintahan dibawahnya dapat mengembangkan dan memodifikasi kebijaksanaan tersebut sesuai dengan kondisi masing-masing daerah. Perbedaan potensi ekonomi daerah ini dapat diidentifikasi dari salah satu faktor dasar yang membedakan antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain. berdasarkan struktur perekonomian wilayah dapat diketahui faktor pembeda dimaksud sehingga dapat diketahui basis ekonomi wilayah. Teori basis ekspor murni dikembangkan pertama kali oleh Tiebout. Teori ini membagi kegiatan produksi/jenis pekerjaan yang terdapat di dalam satu wilayah atas sektor basis dan sektor non basis. Kegiatan basis adalah kegiatan yang bersifat exogenous artinya tidak terikat pada kondisi internal perekonomian wilayah dan sekaligus berfungsi mendorong tumbuhnya jenis pekerjaan lainnya. Sedangkan kegiatan non basis adalah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah itu sendiri. Oleh karena itu, pertumbuhannya tergantung kepada kondisi umum perekonomian wilayah tersebut. Artinya, sektor ini bersifat endogenous (tidak bebas tumbuh). Pertumbuhannya tergantung kepada kondisi perekonomian wilayah secara keseluruhan (Tarigan, 2004). Teori basis ekonomi mendasarkan pandangannya bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut. Pertumbuhan industri-industri yang menggunakan sumberdaya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk diekspor, akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja (Arsyad, 1999). Asumsi inimemberikan pengertian bahwa suatu daerah akan mempunyai sektor potensial apabila daerah tersebut dapat memenangkan persaingan pada sektor yang sama dengan daerah lain sehingga dapat menghasilkan ekspor wilayah.Jadi sektor unggulan atau merupakan sektor yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah karena mempunyai keuntungan kompetitif (Competitive Advantage) yang cukup tinggi. Dalam kontek pembangunan daerah, sektor basis merupakan potensi yang dimiliki oleh daerah. Oleh karena itu idealnya menjadi priotitas dalam pembangunan di daerah. Implikasi dari logika tersebut, bila suatu daerah ingin meningkatkan pertumbuhan ekonominya maka hendaklah sektor yang mempunyai keunggulan itu dikembangkan. Dengan demikian, setiap daerah harus mengkaji keunggulan sektor-sektor ekonominya sehingga menjadi spesialis pada sektor tersebut. Untuk mengetahui potensi ekonomi daerah, dapat digunakan tiga pendekatan analisis, yaitu: Analisis Tipologi Klassen, Analisis Shif-Share, dan Analisis Location Question. Pembangunan ekonomi dengan mengacu pada sektor potensial selain berdampak pada percepatan pertumbuhan ekonomi juga akan berpengaruh pada perubahan mendasar dalam struktur ekonomi. Pengertian sektor potensial pada dasarnya dikaitkan dengan suatu bentuk perbandingan, baik itu perbandingan berskala internasional, regional maupun nasional. Pada lingkup nasional, suatu sektor dapat dikategorikan sebagai sektor potensial apabila sektor di wilayah tertentu mampu bersaing dengan sektor yang sama yang dihasilkan oleh wilayah lain, baik di pasar nasional ataupun domestik. Penentuan sektor unggulan menjadi hal yang penting sebagai dasar perencanaan pembangunan daerah sesuai era otonomi daerah saat ini, di mana daerah memiliki kesempatan dan kewenangan untuk membuat kebijakan yang sesuai dengan potensi daerah demi mempercepat pembangunan ekonomi daerah untuk peningkatan kemakmuran masyarakat. Jadi untuk mencapai keberhasilan pembangunan sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang optimal, maka kebijakan utama yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah adalah mengusahakan agar prioritas pembangunan dilaksanakan sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan. Dengan demikian pengembangan sektor ekonomi potensial yang memberikan kontribusi sangat besar terhadap kemajuan ekonomi daerah merupakan prioritas kebijakan yang harus dilaksanakan. Oleh karena itu, pada prinsipnya analisis tentang potensi yang dimiliki oleh suatu daerah merupakan hal yang sangat penting dalam upaya pengambilan kebijakan terkait dengan arah dan pelaksanaan pembangunan daerah tersebut.C. KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN ffd8ffe000104a4649460001020100c800c80000ffe20c584943435f50524f46494c45000 10100000c484c696e6f021000006d6e74725247422058595a2007ce0002000900060031 0000616373704d53465400000000494543207352474200000000000000000000000000 00f6d6000100000000d32d4850202000000000000000000000000000000000000000000 0000000000000000000000000000000000000000000000000000011637072740000015 00000003364657363000001840000006c77747074000001f000000014626b7074000002 04000000147258595a00000218000000146758595a0000022c000000146258595a0000 024000000014646d6e640000025400000070646d6464000002c4000000887675656400 00034c0000008676696577000003d4000000246c756d69000003f8000000146d6561730 000040c0000002474656368000004300000000c725452430000043c0000080c67545243 0000043c0000080c625452430000043c0000080c7465787400000000436f70797269676 874202863292031393938204865776c6574742d5061636b61726420436f6d70616e7900 00646573630000000000000012735247422049454336313936362d322e310000000000 00000000000012735247422049454336313936362d322e310000000000000000000000 00000000000000000000000000000000 Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian D. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada wilayah Kabupaten Sumenep, yang merupakan salah satu kabupaten di Pulau Madura Provinsi Jawa Timur. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dan studi ekplorataif. Deskriptif dimaksudkan untuk menjelaskan objek studi berdasarkan data dan fakta yang ada. Penelitian kuantitatif untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi, kontribusi sektor dalam perekonomian serta untuk mengidentifikasi sektor potensial serta menganalisis kelayakan usaha pengembangan sektor potensial di Kabupaten Sumenep. Sedangkan ekploratif dimaksudkan agar bisa menggali lebih dalam dari objek yang diteliti. Sehingga kombinasi keduanya yaitu deskriptif dan ekploratif dapat diperoleh hasil penelitian yang baik. Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui interview kepada responden dan observasi lapangan, sedangkan datasekunder diperoleh dengan teknik dokumentasi. Data yang digunakan antara lain:1Data PDRB Kabupaten Sumenep prekonomian daerah, dalam hal ini dan Propinsi Jawa Timur periode untuk menentukan sektor apa yang tahun 2000-2008 diidentifikasi sebagai sektor unggulan 2Data terkait komuditi-komuditi dan untuk melakukan pemetaan serta yang termasuk dalam sektor merumuskan strategi pengembangan unggulan, yang meliputi: jumlah sektor ekonomi potensial daerah dapat produksi pertanian, penggunaan digunakan metode analisis berikut: lahan, jumlah produksi perikanan, dll.Anal isis Tipo logi Klas 4. Data ketersediaan sarana dan sen prasaran umum, seperti: panjang 3. Data-data berkaiatan dengan tipologi klassen ini sektor-sektor Analisis Tipologi Klassen dalam jalan, sarana pendidikan, sumberdaya manusia, seperti: sarana perkonomian dapat data digunakan untuk mengetahui diklasifikasi kesehatan, dan gambaran fasilitas umum menjadi 4 kategori, kependudukan, tingkat yaitu: 1) Sektor pendidikan, lainnya seperti pasar dan kentenagakegakerjaan pelabuhan. tent Pri ang ma, pola 2) dan Sek stru tor ktur Pot pert ensi umb al, uha 3) n Sek eko tor nom Ber i kem mas ban ingg, mas dan ing 4) dae Sek rah tor dll. Ter (Wi beladod o, 200 6). Ana lisis ini bert ujua n unt uk mel aku kan. Den gan anal isiskan suatu g sektor Metode Analisis 5. Data-data lain yang terkait dengan penelitian ini. t mer erhadap empat kategori tersebut upa Untuk menjawab tujuan kan didasarkan pada laju Sekt pertumbuhan or relapenelitian yang diajukan, yaitu untuk tif kontribusi sektoralnya dan rata-rata memperoleh gambaran dan kontribusi terti nggsektoralnya terhadap PDRB, al, pemahaman terkait kondisi sebagaimana tabel berikut: Penentua Tabel 2 Matrik Tipologi Klassen n kategoriKeterangan: kik : Kontribusi rata-rata sektor i di Kabupaten Sumenep ki: : Kontribusi ratarata sektor i di Propinsi Jawa Timur rik : Laju Pertumbuhan rata-rata sektor i di Kabupaten Sumenep ri: : Laju Pertumbuhan rata-rata sektor i di Propinsi Jawa TimurAnalisis Shift-Share Menurut Widodo (2006) SSA menggunakan tiga informasi dasar yang Analisis Shift-Share (SSA) adalah saling berhubungan satu sama lain yaitu: suatu teknik yang digunakan untuk (1) Pertumbuhan ekonomi referensi menganalisis perubahan struktur ekonomi nasional/propinsi (national growth Rata-rata Kontribusi Rata-rata Laju Sektoral Pertumbuhan Sektoral effect), daerah relatif terhadap struktur ekonomi menunjukkan pengaruh kik ? ki: pertumbuhan wilayah administratif yang lebih tinggi ekonomi nasional kik < ki: terhadap daerah. (2) sebagai pembanding (Widodo, 2006). rik ? ri:Sektor Prima Sektor Berkembang rik < ri: Sektor Potensial Sektor TerbelakangPergeseran proporsi (propotional shift), menunjukkan perubahan relatif kinerja suatu sektor di daerah terhadap sektor yang sama di propinsi/nasional. (3) Pergeseran diffrerensial (differential shift), menunjukkan seberapa jauh daya saing industri daerah dengan perekonomian pembanding (propinsi). Adapun rumus persamaan dari SSA adalah sebagai berikut (Widodo, 2006): 1. Dampak nyata prtumbuhan ekonomi kabupaten atau penjumlahan dari pengaruh pertumbuhan : Dik = Nik + Mik +? ik 2. Untuk memperoleh pengaruh pertumbuhan ekonomi referensi (propinsi) adalah sebagai berikut: Nik = Eik . r: 3. Proportional shift dapat diperoleh dari rumus: Mik = Eik (ri: -r:) 4. pengaruh keunggulan kompetitif adalah: [ik = Eik (rik -ri: ) Dimana: Dik : Perubahan nyata Pertumbuhan ekonomi sektor i di Kabupaten Sumenep Nik : Komponen pengaruh pertumbuhan Propinsi Jawa Timur (provincial share) Mik : Komponen pergeseran proporsional (proposional shift) atau atau bauran industri (industry mix) [ik : Komponen pengaruh keunggulan kompetitif (differential shift) Eik : PDRB sektor i di Kabupaten Sumenep Ei: : PDRB sektor i di Propinsi Jawa Timur r: : laju perubahan PDRB Propinsi Jawa Timur ri: : laju perubahan PDRB sektor i Propinsi Jawa Timurrik : laju perubahan PDRB sektor i di Kabupaten Sumenep Analisis Location Quotient (LQ) Location Quotient (LQ) merupakan perbandingan besarnya peranan suatu sektor di suatu daerah terhadap peranan sektor tersebut secara nasional (Tarigan, 2005). Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: PDRBik jPDRBkLQ = PDRBi: p PDRB: Dimana : LQ : Location Quotient; PDRBik : Nilai output (PDRB) sektor i di Kabupaten Sumenep; PDRBi: : Nilai output (PDRB) sektor i di Propinsi Jawa Timur; PDRBk : PDRB Total Kabupaten Sumenep; PDRB: : PDRB Total Propinsi Jawa Timur. Dari formulasi di atas, akan dapat diketahui apakah sektor yang dianalisi merupakan sektor basis atau non basis, apabila: LQ > 1 : berarti sektor tersebut merupakan sektor basis (ekspor); LQ = 1 : berarti sektor tersebut merupakan sektor swasembada; LQ < 1 : berarti sektor tersebut merupakan sektor non basis (non ekspor). Analisis Sustainable Livelihood Approach Analisis Sustainable Livelihood Approach (SLA) ini digunakan untuk melihat kemampuan modal wilayah dimasing-masing kecamatan di Kabupaten Sumenep. Dalam analisis SLA ini menggunakan indeks dari lima modal yang dikenal dengan Pentagon Capital, yang meliputi: modalsumberdaya manusia, modal sumberdaya alam, modal fisik, modal sosial, dan modal keuangan. Dalam penelitian analisis SLA dilakakukan dengan beberapa tahab.Pertama melakukan perhitungan indeks seluruh komponen modal wilayah di masing-masing kecamatan di kabupaten Sumenep. Tahapan kedua perhitungan indeks modal wilayah adalah denganmelakukan pengelompokan seluruh kecamatan menjadi dua wilayah berdasarkan kondisi geografis yaitu wilayah daratan dan wilayah kepulauan. Tahab yang terakhir adalah menghitung rata-rata indeks, untuk mendapat indeks modal di wilayah daratan dan wilayah kepulauan. Dengan melakukan pengelompokan, maka dapat dilakukan komparasi terkait dengan kemampuan lima modal di dua wilayah tersebut.Dari formula Adapun perhitungan formulasi indeks perhitungan yang digunakan untuk menghitung kemampuan modal wilayah masingmasing wilayah, menurut Kuncoro (2005) indeks pada adalah dengan menggabungkan seluruh indeks kategori dengan menggunakan persamaan formulasi sebagai beriku: tersebut Xi akan menghasilkan skala 0 < X < 100. LXit = X100 Xmax Xit : Indeks gabungan masing-masing komponen di setiap kecamatan Xi : Jumlah total masing-masing komponen di setiap kecamatan : Jumlah tertinggi dari jumlah total di setiap kategori masing-masing komponen yang ada disalah satu kecamatan XmaxE. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Penentuan dan Pemetaan Sektor Potensial Analisis Tipologi Klassen Analisis Klassen Tipology digunakan untuk melakukan klasifikasi terhadap sektorsektor ekonomi Kabupaten Sumenep berdasarkan besarnya kontribusi dan laju pertumbuhannya. Laju pertumbuhan ekonomi dan kontribusi sektor-sektor ekonomi terhadap PDRB di Kabupaten Sumenep dan Propinsi Jawa Timur dapat dilihat pada Tabel 5.6 berikut ini. Tabel 3 Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor PDRB Kabupaten Sumenep dan Provinsi Jawa Timur Tahun 2000-2008 (Dalam %)Sumber : BPS Kabupaten Sumenep dan Jawa Timur, data diolahn Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. K yang memiliki kontribusi rata-rata paling besar terhadap PDRB Kabupaten 9 4,77 3,68 Sumenep dengan kontribusi rata-rata sebesar 53,63 %, lalu diikuti sektor 3,48 3,97 9,53 9 6,95 4,44 perdagangan, hotel dan restoran dengan kontribusi rata-rata sebesar 14,38 %. ekonominya, 1Selama periode analisis tahun 20002008, sektor pertanian merupakan sektorSedangkan sektor yang mempunyai rata-rata kontribusi palingsektoradalah sektor kecil listrik, gas dan air bersih dengan kontribusi rata-rata selama tahun analisi sebesar yang 0,10%. memiliki Berdasarkan laju pertumbuhan pertumbuhan rata-rata yaitu sebesar 5,23 %, kemudian oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran paling tinggi sebasar adalah sektor listrik, gas dan air bersih5,11 %. Sedangkan sektor yang memiliki pertumbuhan paling rendah adalah sektor industri pengolahan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 1,09%. Di Provinsi Jawa Timur sebagai daerah referensi, sektor-sektor yang memiliki kontribusi rata-rata paling besar adalah sektor pergadangan hotel dan restoran dengan kontribusi rata-rata selama periode analisis tahun 2000-2008 sebesar 28,14 %, kemudian diikuti oleh sektor indusri pengolahan dengan kontribusi ratarata 27,79 %. Sedangkan sektor yang menyumbangkan kontribusi rata-rata paling kecil, yaitu sektor listrik, gas dan air bersih dengan kontribusi sebesar 1,69 %.Berdasarkan laju pertumbuhan ekonominya, sektor yang memiliki laju pertumbuhan paling tinggi adalah sektor perdagangan hotel dan restoran dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 8,63 %, kemudian diikuti sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 7,00 %. Sementara sektor bangunan mempunyai pertumbuhan paling rendah dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 1,82 %. Berdasarkan data pada Tabel 5.6, sektor-sektor dalam PDRB Kabupaten Sumenep tahun 2000-2008 dapat diklasifikasikan berdasarkan analisis Klassen Tipology yang hasilnya ditunjukkan pada Tabel 5.7 berikut ini.Cepat Tumbuh (rik ? rip) Tumbuh Lambat (rik < rip)Tabel 4 Klasifikasi Sektor PDRB Kabupaten Sumenep Tahun 2004-2008 berdasarkan Tipologi KlassenKontribusi Besar(kik ? kip) Sumber : data diolah SEKTOR PRIMA 1. Pertanian SEKTOR POTENSIAL 1. Pertambangan & Penggalian 2. Jasa-Jasa Berdasarkan hasil analisis Klassen Tipology terhadap PDRB Kabupaten Kontribusi Besar(kik ? kip) Sumenep tahun 2000-2008 sebagaimana pada tabel 5.7 dan gambar 5.2, sektor Kontribusi Kecil(kik < kip) SEKTOR BERKEMBANG 1. Bangunan dikategorikan sebagai sektor prima (Kuadran I) yaitu sektor maju dan yang SEKTOR TERBELAKANG 1. Industri Pengolahan 2. Listrik, Gas & Air Bersih 3. Perdag., Hotel & Restoran 4. Pengankutan & Komunikasi 5. Keu. Persewaan tumbuh pesat adalah sektor pertanian. Sementara itu, sektor pertambangan dan Kontribusi Kecil(kik < kip) Cepat Tumbuh (rik ? rip) Tumbuh Lambat (rik < rip)penggalian serta sektor jasa-jasa termasuk ke dalam sektor potensial (kuadran II), yaitu sektor yang mempunyai kontribusi rata-rata tinggi namun tertekan. Sektor yang tergolong ke dalam sektor berkembang (kuadran III) adalah sektor bangunan, yaitu sektor yang memiliki pertumbuhan rata-rata cukup tinggi tetapi memiliki kontribusi rata-rata kecil. Hasil analisis menunjukkan bahwa banyak sektor-sektor di Kabupaten Sumenep tergolong ke dalam sektor terbelakang ((kuadran IV), diantaranya: sektor industri pengolahan, sektor listrik dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan danSektor Ekonomi KomponenNik Mik Cik Dik1. Pertanian120.671,01 kumunikasi, dan sektor keuangan, menjadi referensi, yaitu Provinsi Jawa -58.867,19 persewaan dan jasa perusahaan. Timur. SSA dalam penelitian ini menggunakan 9.459,42 variabel 71.263,25 PDRB untuk menguraikan 2. Pertambangan dan Penggalian pertumbuhan ekonomi 23.269,94 2.939,41 -15.668,87 10.540,48 Kabupaten Sumenep. 3. Industri Pengolahan 6.068,39 Shift Share Analysis (SSA) digunakan -1.998,72 -2.327,13 Hasil perhitungan analisis shift 1.742,54 4. Listrik, Gas dan Air Bersih untuk mengetahui proses share 227,84 pertumbuhan PDRB Kabupaten 77,26 Sumenep disajikan pada ekonomi -77,03 228,07 Kabupaten Sumenep dikaitkan 5. Bangunan 4.242,86 dengan perekonomian daerah yang -2.768,67 Tabel 5 Hasil Perhitungan Shift Share Kabupaten Sumenep Tahun 2000-2008 2.198,58 3.672,76 6. Perdag., Hotel dan Restoran 32.521,78 Sumber : PDRB, dala diolah Keterangan : Nik = Provincial Share sektor i di Kabupten 21.147,11 Sumenep, Mik = Proportional Shift sektor i di Kabupten-21.895,71 Cik = Differential Shift Sumenep, sektor i di Kabupten Sumenep, Dik = Total Shift-Share sektor i di Kabupten Sumenep 31.773,18 7. Pengankutan dan Komunikasi Berdasarkan data Tabel 5.8 menunjukkan7.839,63 pengaruh pertumbuhan bahwa 2.350,33 ekonomi propinsi terhadap perekonomian Kabupaten Sumenep dengan Nik positif -4.649,53 pada setiap sektor dengan total nilai output Rp. 225,309 miliar. 5.540,43 8. Keu. Persewaan, dan Jasa Perush. 8.983,27 Proportional shift menunjukkan output yang dihasilkan dari bauran industri 2.965,93 (industry mix) dalam perekonomian Kabupaten Sumenep sebagai hasil interaksi -3.752,88 antar kegiatan industri. Sektor yang memiliki dampak bauran industri yang negatif 8.196,33 9. Jasa-Jasa yang ditunjukkan dengan nilai Mik negatif yaitu : sektor pertanian, sektor industri 21.484,59 pengolahan, sektor bangunan dan sektor jasa.-3.215,10 Sedangkan sektor-sektor yang -3.137,00 memiliki dampak bauran indutri yang positif yang ditunjukkan dengan Mik positif 15.132,49 dalam perekonomian Kabupaten Sumenep sebanyak lima sektor antara lain: Total sektor pertambangan dan penggalian, sektor 225.309,31 dan air bersih, sektor listrik, gas 0,00 perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komonikasi dan sektor -80.890,33 144.418,98 keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.Shift Share AnalysisNilai Differential Shift (Cik) sektor perekonomian Kabupaten Sumenep selama periode tahun 2000-2008 ada yang positif dan negatif. Nilai Cik positif, menunjukkan bahwa sektor tersebut memiliki tingkat kekompetitifan yang semakin tinggi Sedangkan nilai Cik negatif, berarti sektor tersebut memiliki tingkat kekompetitifan yang semakin menurun. Sektor dalam perekonomian Kabupaten Sumenep dengan nilai Cik positif hanya ada dua sektor, yaitu: sektor pertanian dengan nilai Cik sebesar 9.459,42, dan sektor bangunan dengan nilai Cik sebesar 2.198,58. Kedua sektor tersebut merupakan sektor yang memiliki tingkat kekompetitifan yang semakin tinggi dibandingkan dengan sektor yang sama di tingkat Propinsi Jawa Timur. Sedangkan tujuh sektor lainnya, yaitu: sektor pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik dan air minum, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan serta Sektor Ekonomi sektor jasa-jasa memiliki nilai Cik negatif. Sektor-sektor tersebut mengalami penurunan kekompetitifan relatif.Location Quotient2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Secara keseluruhan, selama perilode analisi tahun 2000-2008, PDRB 2007 2008 Kabupaten Sumenep mengelami pertambahan nilai absolut atau mengalami 1. Pertanian kenaikan kinerja ekonomi daerah sebesar Rp. 144,418 milliar. Hal ini dapat dilihat 2,67 pada nilai Dik positif pada seluruh sektor ekonomi di Kabupaten Sumenep. 2,86 2,89 Selama periode analisis tahun 20002008 PDRB Kabupaten Sumenep memiliki 2,96 pertabahan nilai absolut atau mengalami kenaikan kinerja ekonomi sebesar 3,03 Rp.144,418 miliar. Hal ini dapat dilihat3,09 nilai Dik yang positif pada seluruh dari 3,11 sektor ekonomi di Kabupaten Sumenep. 3,15 3,19 2. Pertambangan dan Penggalian 5,86 Analisis Location Quotient 4,40 4,76 Analisis Location Quotient (LQ) digunakan untuk mengetahui sektorsektor 5,20 ekonomi dalam PDRB yang dapat digolongkan ke dalam sektor basis atau non 5,47 5,16 basis. LQ merupakan suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor 5,13 di Kabupaten Sumenep terhadap besarnya peranan sektor tersebut di tingkat 5,02 Provinsi Jawa Timur. Hasil perhitungan 4,92 Kabupaten Sumenep disajikan pada LQ 3. Industri Pengolahan Tabel 5.9 berikut ini. 0,10 0,10 Tabel 6 Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Sumenep Tahun 0,10 2000-2008 0,10 0,10 0,09 0,10 Sumber : Data diolah 0,10 0,10 Hasil perhitungan LQ PDRB Kabupaten Sumenep selama periode analisis 4. Listrik, Gas dan Air Bersih tahun 2000-2008, maka dapat teridentifikasikan sektor-sektor basis dan non basis. 0,06 0,06 Sektor-sektor yang termasuk dalam sektor basis adalah: sektor pertanian, sektor 0,06 pertambangan dan penggalian, dan sektor jasa-jasa. Sedangkan enam sektor 0,06 yang lain, yaitu: sektor industri pengolahan, sektor bangunan, sektor 0,06 0,06 perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi dan 0,06 sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan selama tahun analisis tergolong 0,06 0,06 dalam sektor non basis dengan indeks LQ1 LQ secara keseluruhan dapatPertambangan tabel 5.19 berikut ini. 2. dilihat dari dan Penggalian Potensial 23.269,94 + ? >1 Tabel 7 Hasil Gabungan Analisis Klassen Tipology, SSA, dan LQ Sektor Ekonomi 3. Industri Pengolahan Kabupaten Sumenep Terbelakang 6.068,39 ? ? Sumber : data diolah Keterangan : Nik = Nasional Share, Mik = Proportional Shift, Cik =