analisis pembentukan portofolio...

143
ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM LQ 45 DAN JII DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN METODE CUT OFF POINT Skripsi Oleh Yuliati NIM : 106081002517 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M

Upload: phungdang

Post on 04-Apr-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA

SAHAM LQ 45 DAN JII DI BURSA EFEK INDONESIA

DENGAN METODE CUT OFF POINT

Skripsi

Oleh

Yuliati

NIM : 106081002517

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

iii

ABSTRACT

This research is purpose to analyze the optimal forming portofolio instocks LQ 45 and stocks JII by using method cut off point in the IDX stock.Variable this research is composite stock price index to stocks LQ 45 and stocksJII.The sample in this research is a company listed in the IDX stock such as LQ45 stocks and JII stocks from period 2006 to 2010. LQ 45 is selected as many as15 stock while the stock as much 8 stock in JII. This analysis tool compares theexcess return to beta wih the cut off point in determining the optimal portofolioERB stock that have greather than cut off point is a stock that will entry to thecandidate optimal portofolio, which certainly has a right proportion in eachstocks. This results showed that there were thirteen stocks in LQ 45 stock andseven stock of JII that became candidate portofolio because ERB has greaterappeal in cut off point.

Keywords : ERB, Cut Off Point, Syari’ah Portofolio

iv

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan portofolio yangoptimal pada saham LQ 45 dan saham JII dengan menggunakan cut off point diBEI. Variabel pada penelitian ini adalah IHSG terhadap saham LQ 45 dan sahamJII. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEI yaitusaham LQ 45 dan saham JII periode 2006-2010. Saham LQ 45 dipilih sebanyak15 saham sedangkan saham JII sebanyak 8 saham. Alat analisis inimembandingkan excess return to beta dengan cut off point dalam menentukanportofolio optimal. Saham yang memiliki ERB lebih besar dari pada cut off pointadalah saham yang akan masuk ke dalam kandidat portofolio optimal, yangtentunya memiliki proporsi yang tepat pada setiap saham. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa terdapat tiga belas saham pada LQ 45 dan tujuh saham padasaham JII yang menjadi kandidat portofolio karena memiliki ERB lebih besar dibanding cut off point-nya.

Kata kunci : ERB, Cut Off Point, Portofolio Syari’ah

v

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang menguasai alam semesta dan yang telah

begitu banyak memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya. Rangkaian kata syukur

tak akan pernah cukup untuk menggambarkan rasa terima kasih penulis kepada

Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM LQ 45

DAN JII DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN METODE CUT OFF

POINT”.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad

SAW sebagai tauladan terbaik, keluarga, sahabat, serta para pengikutnya, yang

telah merubah dari zaman jahiliyah menjadi zaman yang penuh dengan ilmu

pengetahuan dengan membawa risalah bagi seluruh umat manusia.

Sepenuhnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih

banyak kekurangan akibat dari keterbatasan penulis. Dan penulis juga menyadari

skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan dan motivasi berbagai pihak. Oleh karena

itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Ibu dan Ayah yang sangat Aku cintai yang memiliki peran yang begitu

penting dan tak terkira, yang telah memberikan doa tulus ikhlas, motivasi,

dan kasih sayang serta dukungan moril dan materil kepada penulis agar tetap

terus bersemangat dan selalu memberikan nasehat dengan penuh kesabaran

kepada penulis, semoga amal Ibunda dibalas dengan yang lebih baik oleh

Allah SWT, amiin!!

2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku Pembantu Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku dosen pembimbing I dan Bapak

Indoyama Nasarudin SE, MAB selaku dosen pembimbing II, terima kasih

atas bimbingan, pengarahan dan dorongan dengan penuh kesabaran serta

vi

memberikan ilmu yang berharga dan pengalaman yang tak terlupakan di hati

penulis.

5. Bapak Suhendra, S. Ag., MM selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Untuk para Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, staff akademik, karyawan dan petugas

perpustakaan, terima kasih, semoga Allah SWT memberikan rahmat dan

hidayah-Nya.

7. Untuk Kakakku Iyus, Aris, Hani yang turut memberikan dukungan dan do’a

yang begitu tulus kepada penulis, semoga Allah SWT memberikan

kemudahan dan kebahagiaan kepada kalian semua.

8. Untuk Ahmad Dahlan yang sudah banyak meluangkan waktunya untuk adik

selama penyelesaian skripsi ini, terima kasih tak hingga atas semuanya yang

sudah kamu berikan. Semoga kelak adik bisa membalas semua pengorbanan

kakak yang begitu besar kepada adik. Amien..!

9. Untuk Ijang, Tria, Uwi, Kiki, Eni, Siti, dan semua teman-temanku di kelas

Manajemen E 2006 dan Manajemen keuangan yang tidak bisa di sebutkan

satu-persatu, semoga persahabatan kita semua tetap terjalin sampai kapanpun.

10. Dan untuk semua teman-teman di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

banyak memberikan peran penting dalam setiap melangkah untuk selalu tetap

semangat, semoga kelak ilmu yang kita dapat di kampus ini dapat berguna

dan bermanfaat baik untuk saat ini maupun untuk masa mendatang.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

pencapaian yang lebih baik. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat

khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca semua, amiin.

Jakarta, Maret 2011

Yuliati

vii

DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................... i

ABSTRACT ................................................................................................ iii

ABSTRAK .................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR................................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ............................................................. 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ............................................................................. 14

1. Investasi.................................................................................... 14

2. Tingkat Keuntungan.................................................................. 15

3. Tingkat Risiko .......................................................................... 16

4. Portofolio.................................................................................. 18

5. Portofolio Efisien...................................................................... 25

6. Seleksi Portofolio Optimal ........................................................ 26

viii

7. Indeks Harga Saham Gabungan ................................................ 28

8. LQ 45 ....................................................................................... 29

9. Pasar Modal Syari’ah ................................................................ 31

a. Portofolio Syari’ah .............................................................. 32

b. Jakarta Islamic Index ........................................................... 33

B. Penelitian Sebelumnya.................................................................. 35

C. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 40

D. Hipotesis ..................................................................................... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian............................................................. 43

B. Metode Penentuan Sampel ............................................................ 44

C. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 46

D. Teknik Analisis Data .................................................................... 47

E. Operasional Variabel Penelitian .................................................... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Sampel............................................................. 56

1. Pasar Modal .............................................................................. 56

2. Bursa Efek Indonesia ................................................................ 58

B. Penemuan dan Pembahasan .......................................................... 59

1. Analisis Deskriptif ................................................................... 59

a. Analisis Deskriptif Objek Penelitian ..................................... 59

b. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ................................ 59

C. Proses Analisis ............................................................................. 61

ix

1. Mendeskripsikan Perkembangan Harga Saham IHSG dan SBI.. 61

2. Menghitung Realized Return, Expected Return Standar Deviasi

dan Varian dari Masing-masing saham Individual, IHSG, dan

SBI.......................................................................................... 66

3. Menghitung Alpha, Beta, dan variance error masing-masing

Saham ...................................................................................... 69

4. Menghitung Nilai Excess Return to Beta (ERB) dan Nilai Ci

Masing-masing saham .............................................................. 73

5. Menentukan Cut Off Point (C*) ............................................... 75

6. Menentukan Saham Kandidat Portofolio ................................... 77

7. Menentukan Portofolio Optimal dan Proporsi Dana Masing-

masing Saham Pembentuk Portofolio ....................................... 77

8. Menentukan Koefisien Korelasi dan Covariance Antar Saham

Pembentuk Portofolio Optimal ................................................. 79

9. Menghitung Tingkat Pengembalian dan Risiko Portofolio......... 82

D. Hasil Analisis .............................................................................. 86

E. Interpretasi ................................................................................. 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................. 91

B. Implikasi....................................................................................... 92

C. Saran ............................................................................................ 93

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 95

LAMPIRAN-LAMPIRAN

x

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan

2.1 Perkembangan IHSG di Asia-Pasifik 2005-2007 ................... 29

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ................................................... 38

3.1 Data Perusahaan LQ 45 ........................................................ 45

3.2 Data Perusahaan JII .............................................................. 45

3.3 Operasional Variabel Penelitian ............................................ 55

4.1 Data IHSG ............................................................................ 62

4.2 Data Return IHSG ................................................................ 63

4.3 Data SBI ............................................................................... 64

4.4 E(Ri), STDev, dan Varian Saham Individual LQ 45 .............. 67

4.5 E(Ri), STDev, dan Varian Saham Individual JII .................... 68

4.6 Alpha, Beta, dan Variance Error Saham Individual LQ 45 .... 69

4.7 Alpha, Beta, dan Variance Error Saham Individual JII .......... 71

4.8 Saham-Saham LQ 45 yang Memiliki (β > 1) dan (β < 1)........ 72

4.9 Saham-Saham JII yang Memiliki (β > 1) dan (β < 1) ............ 72

4.10 Hasil Penghitungan ERB dan Peringkat ERB Saham

LQ 45 periode 2006-2010 .................................................... 73

4.11 Hasil Penghitungan ERB dan Peringkat ERB Saham

JII yang Terbesar sampai Terkecil Periode 2006-2010 ......... 74

4.12 Perbandingan Nilain ERB dengan Cut off Point pada

LQ 45 Masing-Masing Saham Periode 2006-2010................. 75

4.13 Perbandingan Nilain ERB dengan Cut off Point pada

JII Masing-Masing Saham Periode 2006-2010....................... 76

4.14 Perhitungan Skala Tertimbang (Zi) dan (Xi) pada saham

LQ 45 ................................................................................... 78

4.15 Perhitungan Skala Tertimbang (Zi) dan (Xi) pada saham

JII ......................................................................................... 79

4.16 Koefisien Korelasi dan Kovarians Saham LQ 45

xi

Pembentuk Portofolio ........................................................... 80

4.17 Koefisien Korelasi dan Kovarians Saham JII

Pembentuk Portofolio ........................................................... 81

4.18 Perhitungan Return Portofolio Saham LQ 45 ........................ 82

4.19 Perhitungan Return Portofolio Saham JII ............................... 83

4.20 Perhitungan Risiko Portofolio Saham LQ 45 ......................... 84

4.21 Perhitungan Risiko Portofolio Saham JII ............................... 85

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan

2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................. 41

4.1 Grafik Data Variabel Return Pasar (IHSG / Rm) .................... 63

4.2 Grafik Data SBI (Rf).............................................................. 65

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan

1 Nama-nama Perusahaan LQ 45 dan JII yang Menjadi Sampel

Penelitian .............................................................................. 98

2 Data Return LQ 45 Setelah di Olah........................................ 99

3 Data Return JII Setelah di Olah.............................................. 105

4 Data IHSG Sebelum di Olah.................................................. 107

5 Data SBI Sebelum di Olah..................................................... 108

6 Data Return IHSG (Rm) Setelah di Olah................................ 108

7 Data Return SBI (Rf) Setelah di Olah.................................... 109

8 Hasil SPSS 17 Antara Return IHSG Terhadap Return LQ45. 110

9 Hasil SPSS 17 Antara Return IHSG Terhadap Return JII....... 118

10 Saham-saham LQ 45 Sebelum Menjadi Kandidat Portofolio

Optimal Periode 2006-2010 dengan Metode Cut Off Point..... 122

11 Saham-saham LQ 45 Setelah Menjadi Kandidat Portofolio

Optimal Periode 2006-2010 dengan Metode Cut Off Point..... 123

12 Saham-saham JII Sebelum Menjadi Kandidat Portofolio

Optimal Periode 2006-2010 dengan Metode Cut Off Point..... 124

13 Saham-saham JII Setelah Menjadi Kandidat Portofolio

Optimal Periode 2006-2010 dengan Metode Cut Off Point..... 125

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Prospek pertumbuhan pasar modal di Indonesia saat ini sangat pesat,

hal ini ternyata didorong oleh minat para investor asing yang masuk ke

dalam pasar modal Indonesia. Pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun

terakhir ini telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat

yang melakukan bisnis. Selain itu pasar modal di Indonesia memiliki peran

besar bagi perekonomian negara. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pasar

modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan masyarakat

dalam dunia bisnis, dimana investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan

dana dapat menginvestasikan dananya pada berbagai sekuritas dengan

harapan memperoleh imbalan (return). Sedangkan perusahaan sebagai

pihak yang memerlukan dana dapat menerbitkan saham dan menjualnya di

pasar modal untuk memanfaatkan dana tersebut dalam mengembangkan

proyek-proyeknya, tanpa harus membayar beban bunga tetap seperti jika

meminjam dana ke bank.

Melalui alternatif pendanaan dari pasar modal, perusahaan dapat

beroperasi untuk mengembangkan bisnisnya dan pemerintah dapat

membiayai berbagai kegiatannya sehingga meningkatkan kegiatan

perekonomian negara dan kemakmuran masyarakat luas.

2

Banyaknya alternatif investasi yang tersedia sangat dipengaruhi oleh

pasar modal khususnya pada faktor investasi saham yang mencakup

berbagai informasi yang berhubungan dengan harga saham yang

diperjualbelikan. Dalam hal ini para investor diharuskan dapat membuat

analisis investasi sebelum menanamkan dananya (investasi). Rasionalitas

investor dapat diukur sejauh mana mereka dapat menunjukkan pilihannya

untuk mendapatkan hasil yang maksimum pada risiko tertentu. Selain itu

peningkatan kemampuan analisis bagi investor sangatlah penting mengingat

belum terjaminnya kemampuan manajer investasi dalam pengelolaan dana,

sehingga investor dituntut mampu membentuk sendiri portofolio yang

efisien di berbagai alternatif investasi.

Pada saat ini investasi dapat diartikan sebagai komitmen untuk

menanamkan sejumlah dana dengan tujuan memperoleh keuntungan di

masa yang akan datang. Dengan kata lain, investasi merupakan komitmen

untuk mengorbankan konsumsi sekarang (sacrifice current consumption)

dengan tujuan memperbesar konsumsi di masa yang akan datang. Investasi

dapat berkaitan dengan penanaman sejumlah dana pada asset real seperti:

tanah, emas, rumah dan asset real lainnya atau pada asset financial seperti:

deposito, saham, obligasi, dan surat berharga lainnya (Eduardus Tandelilin,

2010:1). Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana

pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa

mendatang (Abdul Halim, 2003:17).

3

Investor dalam melakukan investasi saham di pasar modal bertujuan

memperoleh tingkat pengembalian (return) berupa deviden dan capital

gain. Investor yang rasional tentunya akan mengharapkan suatu tingkat

pengembalian yang semakin tinggi dari investasi yang dilakukannya

dengan mempertimbangkan risiko atau kemungkinan terjadinya

penyimpangan dari tingkat pengembalian yang akan diperoleh karena unsur

ketidakpastian (Business & Management Journal Bunda Mulia, Vol: 4, No.

1, Maret 2008:2).

Pada umumnya investor adalah risk averse (Reilly dan Brown,

2003:13). Risk Averse adalah investor yang jika dihadapkan pada dua

pilihan investasi dengan tingkat pengembalian yang diharapkan sama dan

risiko berbeda, maka ia memilih investasi dengan tingkat risiko lebih

rendah dan jika mempunyai beberapa pilihan portofolio efesien, maka

portofolio yang optimal yang dipilih (Fabozzi, 1999:63).

Untuk memperoleh tingkat keuntungan investasi yang maksimal

dengan tingkat risiko tertentu maka sebaiknya investor memegang beberapa

saham (portofolio) dari perusahaan (emiten) yang berbeda (sektor

industrinya). Hal ini sesuai dengan teori portofolio Markowitz (don’t put

your eggs into one basket) “Jangan taruh telur dalam satu ranjang’’ ini

menyatakan bahwa dengan memegang beberapa saham maka akan terjadi

proses diversifikasi (penyebaran risiko). Artinya apabila salah satu saham

investor mengalami penurunan harganya maka investor tidak akan

mengalami kerugian. Karena risiko kerugian saham yang menurun

4

harganya masih bisa di-cover oleh saham-saham lain yang harganya tidak

menurun. Bila diibaratkan saham-saham itu eggs maka portofolio adalah

basket. Satu basket jatuh sehingga eggs rusak tetapi masih ada basket-

basket lain yang tidak rusak (Suherman dan I Roni Setyawan, 2006:52).

Untuk itu dalam portofolio investasi seorang manajer investasi perlu

melakukan pengelolaan secara baik agar menghasilkan return yang

maksimal. Pengelolaan portofolio ini pada dasarnya merupakan bentuk

manajemen portofolio dimana bagian yang terpenting adalah pemilihan dan

pembentukan portofolio optimal.

Banyak pakar finance merumuskan bahwa tujuan pembentukan

portofolio secara umum ada dua. Dimana dua-duanya bertujuan untuk

memberikan kepuasan yang maksimum kepada para pemegang saham. Para

pemegang saham selalu saja menuntut secara maksimal kepada pihak

manajemen untuk bekerja dan mampu meningkatkan keuntungan setiap

tahunnya, dan jika pihak manajemen tidak mampu untuk meningkatkan

keuntungan maka pihak pemegang saham khususnya komisaris perusahaan

bisa langsung mendapat teguran. Ini disebabkan komisaris perusahaan

adalah memiliki karakteristik sebagai para penghindar risiko. Adapun

tujuan pembentukan portofolio adalah berusaha untuk memberikan

keuntungan yang maksimum sesuai dengan yang diharapkan atau adanya

return yang diharapkan (expected return), menciptakan risiko yang

minimum, menciptakan continuity dalam bisnis (Irham dan Yovie, 2009:3).

5

Masalah yang sering terjadi adalah investor berhadapan dengan

ketidakpastian ketika harus memilih saham-saham untuk dibentuk menjadi

portofolio pilihannya. Hal ini tergantung dari preferensi risiko para investor

itu sendiri. Para investor berhadapan dengan banyak kombinasi saham

dalam portofolio. Pada akhirnya harus mengambil keputusan portofolio

mana yang seharusnya dipilih oleh seorang investor (Mokhamad Sukarno,

2007:2). Seorang investor yang rasional tentu akan memilih portofolio yang

optimal (Jogianto, 2003:27).

Portofolio optimal adalah portofolio yang dipilih investor dari sekian

banyak pilihan yang ada pada portofolio efisien sedangkan portofolio

efisien adalah portofolio yang menyediakan return maksimal bagi investor

dengan tingkat risiko tertentu, atau portofolio yang menawarkan risiko

terendah dengan tingkat return tertentu (Eduardus Tandelilin, 2010:160).

Bila investor memiliki portofolio maka perlu menaksir jumlah tingkat

keuntungan yang diharapkan sebanyak jumlah saham yang membentuk

portofolio tersebut (Husnan, 2001:102).

Untuk mendapatkan portofolio yang optimal investor memerlukan

suatu alat analisis yang dapat menghasilkan return yang optimal. Salah satu

alternatif yang bisa digunakan investor adalah dengan menggunakan single

index model. Single index model merupakan penyederhanaan dari model

Markowitz, penghitungan single index model lebih sederhana karena

jumlah parameter yang digunakan lebih sedikit sehingga investor dapat

6

mengambil keputusan investasi lebih cepat (Hendrawati Vivin Dwi,

2007:1).

Secara garis besar model ini menyimpulkan bahwa return sekuritas

merupakan hasil dari pengaruh perubahan indeks harga pasar (berhubungan

linier). Salah satu sekuritas yang dapat dianalisis dengan model ini adalah

saham. Saham sebagai salah satu instrumen pasar modal yang paling aktif

diperjualbelikan dan bisa dijadikan pilihan bagi para investor untuk

mengalokasikan dana yang mereka miliki. Saham juga merupakan objek

investasi yang sangat rentan terhadap perubahan yang terjadi.

Oleh karena itu analisis terhadap portofolio saham dengan

menggunakan data-data tahun 2006 sangat tepat mengingat pada tahun

tersebut berbagai perubahan yang semula tidak diprediksikan terjadi akibat

adanya ketidakpastian (Uncertainty). Pertumbuhan ekonomi tahun 2006

diperkirakan mencapai 5,8 persen yang sudah direvisi dari proyeksi semula

6,2 persen. Walaupun angka pertumbuhan masih di bawah 6 persen, tapi

bisa membuat kita lebih optimis di tahun mendatang. Selain pertumbuhan

ekonomi yang relatif baik, tingkat inflasi terlihat membaik pula, tahun ini

diperkirakan 7 persen. Pada tahun ini, sampai dengan Juli tingkat inflasi

sebesar 3,29 persen, dengan tingkat inflasi tertinggi terjadi pada Januari

sebesar 1,36 persen, yang merupakan dampak ikutan (carry over) dari

tahun 2005. Lalu, stabilitas nilai rupiah terjadi di 9.200 per dolar AS,

surplus berjalan mencapai 4,5 milyar dolar AS, cadangan devisa 42,4

milyar serta suku bunga Bank Indonesia (BI rate) 10,75 persen.

7

Dengan demikian secara umum kinerja ekonomi Indonesia telah

menunjukkan keadaan yang stabil, seperti terlihat melalui

berbagai indikator makro di luar laju pertumbuhan ekonomi

(www. rullyindrawan.wordpress.com/.../evaluasi-ekonomi-tahun-2006/ ).

Analisis portofolio dengan model indeks tunggal yang dilakukan

secara konsisten dapat digunakan untuk menentukkan return maksimal

pada risiko yang minimal, dengan cara menghitung koefisien beta yang

mencerminkan tingkat risiko masing-masing saham yang diamati, dan

return saham yang bisa dilihat dari deviden yang dibagikan dan capital

gain saham dalam beberapa periode pengamatan (Ryan Oktanto, 2007:1).

Beta merupakan suatu pengukuran volatilitas (Volatility return) suatu

sekuritas/return portofolio terhadap return pasar (Jogiyanto, 2003:265).

Indeks beta merupakan salah satu alat ukur yang akurat untuk mengukur

suatu portofolio yang mempunyai risiko rendah, maka saham yang dipilih

adalah saham-saham yang memiliki covariance dengan portofolio yang

rendah, portofolio saham dapat mengurangi risiko yang timbul (Yuli

Kurniyati, 2007:5).

Untuk menganalisis portofolio, diperlukan sejumlah prosedur

perhitungan melalui sejumlah data sebagai input tentang struktur portofolio.

Salah satu teknik analisa portofolio optimal yang dilakukan oleh Elton

Gruber (1995), adalah menggunakan single index model. Analisis atas

sekuritas dilakukan dengan membandingkan excess return to beta (ERB)

8

dengan Cut off Rate-nya (Ci) dari masing-masing saham. Saham yang

memiliki ERB lebih besar dari Ci dijadikan kandidat portofolio, sedang

sebaliknya yaitu Ci lebih besar dari ERB tidak diikutkan dalam portofolio.

Pemilihan saham dan penentuan portofolio optimal yang dilakukannya

didasari oleh pendahulunya Markowitz (1952) yang dimulai dari data

historis atas saham individual yang dijadikan input, dan dianalisis untuk

menjadikan keluaran yang menggambarkan kinerja setiap portofolio,

apakah tergolong portofolio optimal atau sebaliknya.

Penelitian ini mencoba menerapkan model indeks tunggal yang

merupakan penyederhanaan dari model Markowitz. Metode indeks tunggal

juga dapat digunakan untuk menghitung return ekspektasi dan risiko

portofolio, hal tersebut yang dijadikan peneliti sebagai alasan dalam

penggunaan indeks tunggal sebagai alat analisis untuk membentuk

portofolio optimal pada saham-saham LQ 45 dan Jakarta Islamic Index.

Saham-saham yang harganya berfluktuasi berasal dari saham LQ 45

yang mempunyai kapitalisasi (volume transaksi) dan Likuiditas (frekuensi

transaksi) yang tinggi. Indeks LQ 45 hanya terdiri dari 45 saham terpilih

setelah melalui beberapa kriteria pemilihan yang juga didasarkan pada

saham-saham dengan tingkat likuiditas yang tinggi dan mempertimbangkan

kapitalisasi pasar terhadap saham-saham. Selain saham LQ 45 juga terdapat

saham aktif yang diperdagangkan dengan frekuensi tinggi yang merupakan

kelompok saham dengan tingkat likuiditas lebih tinggi. Dengan alasan

tersebut maka penulis berkeinginan untuk melakukan penilaian kinerja pada

9

portofolio optimal saham LQ 45 dan saham JII (Jakarta Islamic Index) atau

indeks syariah yang akan sangat berguna sebagai dasar pertimbangan

investor dalam menanamkan modalnya di bursa saham, sehingga mereka

mengetahui saham mana yang mampu memberikan kinerja terbaik dan

dapat memberikan hasil yang juga terbaik atas dana dan waktu yang

mereka korbankan.

Saham LQ 45 yang menjadi objek penelitian ini adalah saham-saham

yang favorit para investor di BEI (Bursa Efek Indonesia) dan terdaftar

kembali selama periode 2006-2010 sebanyak 15 saham yang dipilih. Selain

saham LQ 45 umumnya memiliki kapitalisasi saham. Saham LQ 45 juga

memiliki prospek pertumbuhan usaha yang sangat tinggi begitu pula

dengan bid-ask spread yang makin rendah secara otomatis akan membuat

daya saham tersebut di bursa menjadi semakin tinggi.

Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic Index) merupakan indeks

terakhir yang dikembangkan oleh BEI bekerja sama dengan Danareksa

Investment Management. Indeks ini merupakan indeks yang

mengakomodasi syariat investasi dalam Islam atau indeks yang berdasarkan

syariah Islam. Saham-saham yang masuk dalam indeks syariah adalah

emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah islam.

Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak

ukur (bencmark) untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham

dengan basis syariah. Melalui indeks diharapkan dapat meningkatkan

10

kepercayaan investor untuk mengembangkan investasi dalam ekuiti secara

syariah (Burhanudin Susanto, 2008:128).

Pemilihan obyek penelitian dengan menggunakan saham-saham yang

tercatat dalam Jakarta Islamic Index didasarkan pada pertimbangan bahwa

masih minimnya literatur yang membahas investasi syariah di pasar modal

dan Jakarta Islamic Index merupakan satu-satunya indeks yang

menggunakan syariat Islam pertama kali di Indonesia. Keberhasilan Jakarta

Islamic Index sebagai indeks yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar yang

terlihat dari nilai agregat saham-saham JII cukup signifikan dibandingkan

kapitalisasi seluruh saham yang aktif diperdagangkan.

Indeks harga saham setiap hari dihitung menggunakan harga saham

open dan close yang terjadi di bursa. Dua macam indeks yang digunakan di

Bursa Efek Indonesia adalah Indeks Harga Saham Individual yang

mencerminkan perkembangan harga suatu saham dan Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) yang mencerminkan perkembangan pasar secara

keseluruhan. Harga saham yang digunakan dalam perhitungan indeks di

bursa adalah harga saham yang terjadi di pasar reguler. Dengan kesimpulan

bahwa nilai kapitalisasi pasar adalah nilai seluruh saham yang dihitung

berdasarkan harga yang terakhir terjadi. Nilai dasar adalah nilai yang

dihitung berdasarkan harga perdana dari masing-masing saham atau

berdasarkan harga yang telah dikoreksi jika perusahaan telah melakukan

right issue, stock split atau pemberian saham bonus/deviden saham.

11

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis membuat hasil

penelitiannya yang berjudul : “Analisis Pembentukan Portofolio Optimal

Pada Saham LQ 45 dan Portofolio Syariah Pada JII di Bursa Efek

Indonesia dengan Metode Cut off Point”.

B. Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis pembentukan

portofolio saham LQ 45 dan portofolio optimal saham JII (Jakarta Islamic

Index) di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2006-2010, dan berdasarkan

latar belakang diatas penulis memberikan perumusan masalah sebagai

berikut:

Bagaimana proses pembentukan portofolio optimal saham LQ 45 dan

JII di Bursa Efek Indonesia berdasarkan metode cut off point?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas maka untuk

menganalisis portofolio yang optimal dengan menggunakan metode cut off

point tujuan yang ingin dicapai adalah:

12

Untuk mengetahui cara pembentukan portofolio yang optimal pada

saham LQ 45 dan JII dengan menggunakan metode cut off point di

BEI.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik

bagi para pembaca maupun penyusun khususnya. Adapun manfaat dari

penelitian ini adalah:

1. Bagi Penulis

Manfaat bagi penulis adalah menerapkan ilmu selama masa studi dan

memperluas informasi serta wawasan yang luas mengenai portofolio

optimal dengan menggunakan Single Index Model.

2. Manfaat bagi investor dan masyarakat

a. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang pembentukan

portofolio yang optimal.

b. Sebagai bahan pertimbangan bagi para investor dalam melakukan

pemilihan portofolio saham dalam melakukan diversifikasi yang

dimaksudkan untuk mengurangi resiko yang ditanggung.

c. Hasil penelitian ini dapat di maanfaatkan oleh perusahaan public

sebagai pengambilan dasar keputusan keuangannya, terutama

dalam menetapkan portofolio syariah berdasarkan tuntunan

Al-Qur’an dan Hadits.

13

3. Bagi Kalangan Akademis

Untuk pengembangan ilmu pengetahuan secara teoritis sebagaimana

yang telah dipelajari didalam perkuliahan dan sebagai pengetahuan

tentang pasar modal dan investasi. Bagi civitas akademika menambah

informasi, sumbangan penelitian bahan kajian dalam penelitian.

14

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Investasi

Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan

proporsi dana atau sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat

ini dan di masa yang akan datang. Investasi dapat diartikan sebagai

komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan

memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Dengan kata lain,

investasi merupakan komitmen untuk mengorbankan konsumsi sekarang

(sacrifice current consumption) dengan tujuan memperbesar konsumsi di

masa yang akan datang. Investasi dapat berkaitan dengan penanaman

sejumlah dana pada asset real seperti: tanah, emas, rumah dan asset real

lainnya atau pada asset financial seperti: deposito, saham, obligasi, dan

surat berharga lainnya (Eduardus Tandelilin, 2010:2).

Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan

didalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu

(Jogiyanto, 2000:5). Sedangkan menurut (Iswantoro, 2006:121) investasi

adalah tindakan menanamkan uang dalam bentuk tunai, aset dan surat-

surat berharga lainnya dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di

masa yang akan datang sebagai pendapatan dari investasi tersebut.

15

Investasi menurut Jones (2007:3) yaitu ”investment is the

commitment of funds to one or more assets thet will be held over some

future time period” sedangkan menurut Bodie (2009:1) yaitu ”an

Investment is the current commitment of money or other resourches in

the expectation of reaping future benefits”.

Menurut Irham dan Yovie (2009:6) tujuan investasi yaitu untuk

mencapai suatu efektifitas dan efisiensi dalam keputusan maka

diperlukan ketegasan akan tujuan yang diharapkan. Begitu pula halnya

dalam bidang investasi kita perlu menetapkan tujuan yang hendak

dicapai yaitu:

a. Terciptanya keberlanjutan (continuity) dalam investasi tersebut.

b. Terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan yang

diharapkan (profit actual).

c. Terciptanya kemakmuran bagi para pemegang saham.

d. Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa.

2. Tingkat Keuntungan

Menurut Mohammad Samsul (2006:219) return saham adalah

pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi.

Pendapatan dalam saham ini meliputi keuntungan jual beli saham, di

mana jika untung disebut capital gain dan jika rugi capital loss. Dari

return saham ini kita dapat mengetahui expected return suatu saham.

16

Expected return adalah keuntungan yang diharapkan oleh seorang

investor dikemudian hari terhadap sejumlah dana yang telah

ditempatkannya. Pengharapan menggambarkan sesuatu yang bisa saja

terjadi di luar dari yang diharapkannya (Irham dan Yovie, 2009:6).

Tingkat keuntungan yang di harapkan pemodal dari investasi

saham adalah adanya keuntungan yang diterima di masa depan. Karena

investasi saham mengandung resiko, maka keuntungan yang diharapkan

belum tentu sama dengan keuntungan yang sesungguhnya. Keuntungan

dan pendapatan investasi saham, berupa Capital Gain dan Deviden.

Capital gain diperoleh dari selisih harga jual dengan harga beli,

sedangkan deviden diperoleh dari pembagian laba bersih perusahaan.

3. Tingkat Risiko

Menurut teori portofolio risiko didefinisikan suatu keuntungan yang

menyimpang dari yang diharapakan (Suad Husnan, 2001:52). Baik

menyimpang lebih besar ataupun menyimpang lebih kecil. Semakin

besar penyimpangan antara hasil sesungguhnya dengan yang diharapkan

berarti semakin besar risiko yang ditanggung. Risiko dapat didefinisikan

sebagai kemungkinan untuk luka, rusak, atau hilang. Dalam investasi

risiko selalu dikaitkan dengan variabilitas return yang dapat diperoleh

dengan surat berharga (Ahmad Kammarudin, 2003:100).

17

Menurut (Eduardus Tandelilin, 2010:105) dalam teori portofolio

modern telah diperkenalkan bahwa risiko investasi total dapat dipisahkan

menjadi dua jenis risiko yaitu:

a. Risiko Sistematik

Risiko sistematis atau risiko pasar merupakan risiko yang berkaitan

dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan.

Perubahan pasar tersebut akan mempengaruhi variabelitas return

suatu investasi. Dengan kata lain, risiko sistematis merupakan risiko

yang tidak dapat didiversifikasikan (undiversifiable).

b. Risiko Tidak Sistematik

Disebut juga risiko khusus yang terdapat pada masing-masing

perusahaan, adalah risiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar

secara keseluruhan. Risiko perusahaan lebih terkait pada perubahan

kondisi mikro perusahaan penerbit sekuritas. Dalam manajemen

portofolio disebutkan bahwa risiko perusahaan bisa diminimalkan

dengan melakukan diversifikasi aset dalam suatu portofolio.

Risiko selalu ada dalam aktivitas ekonomi, dalam bisnis kita akan

mengenal pepatah no risk no return. Secara sederhana risiko disamakan

dengan ketidakpastian. Dalam islam ketidakpastian itu adalah gharar.

Dan gharar dilarang, oleh karenanya sangat penting melakukan upaya

pembebanan terhadap gharar, atau resiko atau ketidakpastian (Achsein,

2000: 50).

18

4. Portofolio

a. Pengertian Portofolio

Menurut Irham dan Yovie ( 2009:2) portofolio adalah sebuah

bidang ilmu yang khusus mengkaji bagaimana cara yang dilakukan

oleh seorang investor untuk menurunkan risiko dalam berinvestasi

secara seminimal mungkin, termasuk salah satunya dengan

menganekaragamkan risiko tersebut. Teori ini disebut teori

portofolio karena mempunyai cara mengestimasikan dana kedalam

bentuk surat-surat berharga, teori ini didasarkan pada kenyataan

bahwa pemilik modal akan menginvestasikan uangnya kedalam

berbagai jenis surat berharga dengan tujuan mengurangi risiko yang

harus ditanggung dan kemudian ingin mendapatkan santunan

(penghasilan) yang lebih tinggi. Dalam teori ini risiko investasi

dalam saham didefinisikan sebagai investasi standar dan tingkat

keuntungan. Menurut Jones (2002:3),“ Portfolio is the securities

held by an investor taken as a unit.” Artinya portofolio adalah

sejumlah sekuritas yang dipertahankan oleh investor dalam satu

kesatuan.

Risiko pasar dari masing-masing saham yang di masukkan

dalam portofolio tersebut, dengan kata lain jika ingin membentuk

portofolio yang memiliki risiko rendah, maka saham-saham yang

dipilih bukanlah saham-saham yang memiliki covariance dengan

portofolio yang rendah, apabila portofolio tersebut mewakili

19

kesempatan investasi yang ada, dengan proporsi sesuai dengan bobot

investasi tersebut, maka portofolio tersebut disebut sebagai

portofolio pasar (Husnan, 2001:104). Manajer uang yang ingin

mengubah risiko pasar yang dihadapinya dapat melakukan hal

tersebut dengan jalan merevisi beta dari portofolio.

Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menyeimbangkan kembali

portofolio saham yang akan menghasilkan beta yang diinginkan

dalam proses minimisasi risiko portofolio, varian (standar deviasi)

pengembalian merupakan alat ukur risiko portofolio, sebagai

tambahan kemungkinan tidak tercapainya pengembalian diharapkan

dapat dihitung. Jenis analisis ini disebut analisis risiko kerugian.

Portofolio normal merupakan tolak ukur yang disesuaikan terdiri dari

sekumpulan sekuritas yang umumnya dipilih dan ditimbang manajer

yang umumnya dilakukan. Pembentukan portofolio normal bukanlah

merupakan hal yang mudah dilakukan. Kesimpulan yang didapat

portofolio adalah serangkaian kombinasi dari beberapa aktiva yang

diinvestasi dan dipegang oleh pemodal, baik perorangan maupun

lembaga.

b. Prosedur Pembentukan Portofolio Optimal dengan

Menggunakan Single Index Model

Model indeks tunggal adalah model yang dikembangkan oleh

Sharpe, yang merupakan pengembangan dari index model yang

20

dikemukakan oleh Markowitz. Model ini diperkenalkan terutama

untuk mengatasi kelemahan Mean Variance Model yaitu terlalu

banyaknya variabel yang harus ditaksir dalam portofolio dan

kesulitan menilai koefisien korelasi yang menggunakan data historis

karena koefisien korelasi yang lalu mungkin sekali sangat berbeda

dengan korelasi saat ini.

Persamaan dasar Single Index Model :

Ri = α+βi(Rm)+ei

Dimana :

α = Bagian dari tingkat keuntungan saham I yang tidak dipengaruhi

oleh perubahan pasar (unique return sekuritas/saham i)

Rm = Tingkat keuntungan indeks pasar

βi = Ukuran kepekaan return sekuritas I terhadap perubahan return

pasar

Ri = Return sekuritas i

ei = Elemen random dari α

Persamaan tersebut diatas merupakan persamaan regresi liniear

sederhana yang dihitung dengan Ri sebagai variabel tergantung dan

Rm sebagai variabel bebas.

Beberapa langkah untuk menentukan saham mana yang dapat

dimasukkan ke dalam portofolio optimal berdasarkan single index

model.

21

1) Memeringkatkan saham

Dalam membuat peringkat saham di sini, maka akan sangat

berkaitan langsung dengan rasio excess return to beta (rasio

ERB). Excess return adalah perbedaan antara return yang

diharapkan (expected rate return) dalam saham dengan tingkat

suku bunga tanpa risiko (risk free return) seperti tingkat bunga

dalam deposito. Rasio ERB mengukur return tambahan diatas

risk return yang diterima per-unit risiko saham (Elton & Gruber,

1995:182).

Menentukan cut off rate (C*): adalah dilakukan

pemeringkatan berdasarkan rasio ERB dari nilai tertinggi ke

rendah, kemudian untuk menentukan saham-saham mana yang

akan dimasukkan ke dalam portofolio, maka digunakan suatu

peringkat pembatas (cut off rate=C*) maka cari dahulu nilai-nilai

Ci. Setelah mendapatkan nilai-nilai Ci dari saham-saham yang

ada, maka dapat dicari C*. Tujuan penentuan C* ini adalah

untuk memisahkan antara saham-saham yang akan masuk ke

dalam portofolio optimal atau keluar dari portofolio optimal.

Cara menentukan adalah dengan membandingkan antara rasio

ERB dengan C* yang telah ada. Apabila nilai rasio ERB lebih

besar dari nilai C*, maka saham tersebut masuk ke dalam

portofolio optimal.

22

2) Menentukan proporsi portofolio optimal

Setelah melakukan pemeringkatan saham dan kemudian

menentukan cut off rate maka dilanjutkan dengan menentukan

masing-masing saham yang akan membentuk portofolio optimal.

Proporsi investasi untuk masing-masing saham dicari dengan

membagi masing-masing nilai Zi dengan total nilai Zi. Dengan

demikian ditemukan proporsi yang merupakan alokasi dana yang

akan di investasikan pada masing-masing saham terpilih yang

akan membentuk portofolio optimal dengan menggunakan single

index model.

c. Penentuan Portofolio Optimal

Penentuan portofolio optimal dengan menggunakan single index

model (SIM)

1) Investasi Portofolio

Teori portofolio pertama kali dikembangkan oleh Harry

Markowitz (1952). Menurut Markowitz, portofolio adalah

mengajarkan tentang berinvestasi dengan cara memecah dana

yang diinvestasikan tersebut untuk kemudian meletakannya

bukan pada satu jalur namun pada jalur yang berbeda-beda

(Irham dan Yovi, 2009:58).

Dengan demikian, portofolio merupakan investasi dalam

bentuk sekuritas saham-saham yang memiliki risiko, sehingga

23

investor harus dapat memperkirakan berapa keuntungan yang

diharapkan, serta berapa penyimpangan yang terjadi dari hasil

yang diharapkan. Jika investor mengharapkan tingkat

pengembalian yang besar, maka besar pula risiko yang dihadapi.

Tingkat keuntungan yang diharapkan (Expected Return) dari

portofolio secara sederhana adalah rata-rata tertimbang dari

tingkat keuntungan yang diharapkan dari masing-masing saham.

Faktor penimbang adalah proporsi dana yang di investasikan

pada masing-masing saham (Abdul Halim, 2006:37).

Dalam hal ini expected return dari portofolio atau tingkat

keuntungan yang diharapkan dari portofolio adalah proporsi dana

yang diinvestasikan pada saham I dengan tingkat keuntungan

yang diharapkan dari saham i (Abdul Halim, 2006:37).

2) Proses Investasi

Proses investasi menunjukkan bagaimana investor

seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas yaitu sekuritas

apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut dan

kapan investasi akan dilakukan. Pengambilan keputusan investasi

memerlukan langkah-langkah sebagai berikut (Suad Husnan,

1996:48).

(a) Menentukan Kebijakan Investasi

Disini pemodal perlu menentukan tujuan investasinya

tersebut akan dilakukan. Karena ada hubungan yang positif

24

antara risiko dan keuntungan investasi, maka pemodal tidak

bisa mengatakan bahwa tujuan investasinya adalah

mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, tetapi menyadari

bahwa ada kemungkinan untuk menderita rugi, jadi tujuan

investasi harus dinyatakan baik dalam keuntungan maupun

risiko.

(b) Analisis Sekuritas

Dalam tahap ini investor melakukan analisis terhadap suatu

efek atau sekelompok efek. Salah satu tujuan penilaian ini

adalah untuk mengidentifikasikan efek yang salah harga

(mispriced), apakah harganya terlalu tinggi atau terlalu

rendah, dan analisis ini dapat mendeteksi sekuritas-sekuritas

tersebut.

(c) Pembentukan Portofolio

Portofolio berarti sekumpulan investasi, tahap ini

menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan

dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada

masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak

sekuritas dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang

ditanggung. Pemilihan sekuritas dipengaruhi antara lain:

preferensi risiko, pola kebutuhan kas, status pajak dan

sebagainya.

25

(d) Melakukan Revisi Portofolio

Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap

sebelumnya, dengan maksud kalau perlu melakukan

perubahan portofolio yang telah dimiliki. Apabila portofolio

sekarang tidak optimal atau tidak sesuai dengan preferensi

risiko pemodal, maka pemodal dapat melakukan perubahan

terhadap sekuritas yang membentuk portofolio tersebut.

(e) Evaluasi Kinerja

Dalam tahap ini pemodal atau investor melakukan penilaian

terhadap kinerja (performance) portofolio, baik dalam aspek

tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang

ditanggung. Tidak benar kalau portofolio yang memberikan

keuntungan yang lebih tinggi mesti lebih baik dari potofolio

lainnya (Husnan, 2000:49).

5. Portofolio Efisien

Menurut Jogianto (2008:503) portofolio efisien (Efficient

Portofolio) adalah portofolio yang berada di dalam kelompok (set) yang

layak menawarkan kepada para investor ekspektasi return maksimum

atas berbagai level risiko dan juga risiko minimum untuk berbagai level

ekspektasi return. Efisien selalu dilihat dari segi biaya, maka portofolio

yang efisien juga melihat dari segi biaya yang paling efektif dari

berbagai portofolio yang ditawarkan, karena setiap investor tidak

26

menginginkan menginvestasikan dananya pada tempat-tempat yang

dianggap tidak efisien.

Investor dapat menentukan kombinasi dari aspek-aspek dan

membentuk portofolio, baik yang efisien maupun yang tidak efisien.

Yang penting bagi investor adalah bagaimana menentukan portofolio

yang dapat memberikan kombinasi tingkat risiko dan keuntungan yang

optimal.

Suatu portofolio dikatakan efisien apabila portofolio tersebut

ketika dibandingkan dengan portofolio lain memenuhi kondisi berikut:

(Abdul Halim, 2005:54).

a. Memberikan ER (Expected Return) terbesar dengan risiko yang

sama, atau

b. Memberikan risiko terkecil dengan ER (Expected Return) yang

sama.

6. Seleksi Portofolio Optimal

Portofolio optimal adalah portofolio yang dapat memaksimalkan

preferensi investor sehubungan dengan pengembalian dan risiko. Salah

satu prosedur penetuan portofolio optimal adalah single index model

(Elton dan Gruber, 2003:183). Untuk membentuk portofolio optimal,

berbagai saham disusun menurut peringkat tertinggi sampai terendah

berdasarkan rasio dari kelebihan pengembalian terhadap beta (excess

return to beta).

27

Kelebihan pengembalian adalah selisih antara pengembalian yang

diperkirakan atas suatu asset dengan penengembalian bebas risiko.

Dengan demikian, Excess Return to Beta (ERB) merupakan ukuran

tambahan pengembalian dari suatu aset di atas pengembalian yang

ditawarkan oleh aset bebas risiko. Peringkat saham ditentukan oleh ERB

yang dirumuskan sebagai berikut: (Elton dan Gruber, 2003:184).

Rasio ERB diukur dengan membagi excess return dengan risiko

yang ditunjuk dengan koefisien beta.

Keterangan:

ERB = Rasio excess retun to beta

= Return yang diharapkan saham i

= Return saham bebas risiko

= Perubahan yang diharapkan di atas rate of return saham I yang

berhubungan dengan 1 % perubahan return pasar yang merupakan

ukuran sensitivitas return saham I terhadap return saham.

Jika saham disusun berdasarkan ERB yang dimiliki mulai dari

yang tertinggi sampai yang terendah, hal ini menggambarkan peringkat

keinginan investor dalam memilih saham yang akan dimasukkan ke

dalam portofolio. Diantara saham-saham yang memiliki ERB positif,

maka pemilihan selanjutnya dilakukan atas saham-saham yang

memberikan hasil optimal melalui pembatasan pada tingkat tertentu,

dimana batasan tersebut dinamakan Cut Off Rate.

28

Dengan demikian, apabila suatu saham memiliki ERB lebih besar

dari cutt of rate-nya (Ci), maka saham tersebut akan dimasukkan dalam

portofolio. Untuk menentukan Ci digunakan rumus: (Elton dan Gruber,

2003:186).

Keterangan :

Ci = Nilai-nilai yang dihitung untuk menentukan C

= Variansi return pasar

i = Variansi random error yang merupakan ukuran unsystematic risk

Ri = Expected return

= Beta saham i

Rf = Return asset bebas risiko

7. Indeks Harga Saham Gabungan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau composite stock price

index menggunakan seluruh saham tercatat sebagai komponen

penghitungan indeks. Masing–masing pasar modal memiliki indeks yang

dibentuk berdasarkan saham-saham yang dipakai sebagai dasar dalam

perhitungan indeks harga. Sebagai contoh IHSG di masing-masing

Negara memiliki tingkat perkembangan yang berbeda. Tabel di bawah

ini menyajikan perkembangan IHSG di Asia Afrika termasuk Indonesia

selama 2006-2010.

29

Tabel 2.1Perkembangan IHSG di Asia Pasifik 2005-2007

Sumber : Eduardus Tandelilin, 2010:86

Dalam dua tahun tersebut perkembangan IHSG di Indonesia

menunjukkan pertumbuhan yang baik mencapai lebih dari 51% dan

berada pada pringkat ketiga. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan

pasar modal di Indonesia semakin baik.

8. LQ 45

Perusahaan yang terdaftar pada Indeks LQ 45 adalah perusahaan

yang memiliki profit yang cukup tinggi dan memiliki saham yang cukup

besar. Perusahaan yang terdaftar pada LQ 45 terdiri dari 45 merupakan

perusahaan yang masuk ke dalam perusahaan yang telah Go public. Di

dalam indeks LQ 45 terdiri dari 45 perusahaan yang bervariasi dari

berbagai sektor yang telah memenuhi persyaratan dalam indeks LQ 45.

Intensitas transaksi setiap sekuritas di pasar modal berbeda-beda.

No Negara 29 Des 06 29 Des 07 %1 Shenzen 550,59 1.453,47 163,982 Shanghai 2.675,47 5.308,89 98,433 Indonesia 1.805,52 2.739,704 51,744 Mumbai 13.786,91 20.216,72 46,645 Hong Kong 19.964,72 27.824,93 39,466 Malaysia 1.096,24 1.437,82 31,167 Thailand 679,84 852,06 25,338 Philipina 2.982,54 3.667,64 22,979 Singapura 2.985,83 3.447,20 16,4610 DownJones 12.463,15 13.359,61 7,1911 Taiwan 7.823,72 8.313,72 6,2612 Jepang 17.225,83 15.564,69 (9,64)

30

Sebagian sekuritas memiliki frekuensi yang sangat tinggi dan aktif

diperdagangkan di pasar modal, namun sebagian sekuritas lainnya relatif

sedikit frekuensi transaksi dan cenderung bersifat pasif. Hal ini

menyebabkan perkembangan dan tingkat likuiditas IHSG menjadi

kurang mencerminkan kondisi real yang terjadi di bursa efek. Di

Indonesia persoalan tersebut dipecahkan dengan menggunakan indeks

LQ 45. Kriteria-kriteria berikut digunakan untuk memilih ke-45 saham

yang masuk dalam indeks LQ 45 sebagai berikut.

a. Masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar

regular (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).

b. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi

pasar selama 12 bulan terakhir).

c. Telah tercatat di BEI selama paling sedikit 3 bulan.

d. Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi,

dan jumlah hari transaksi di pasar regular.

Indeks LQ 45 pertama kali diluncurkan pada tanggal 24 februari

1997. Hari dasar untuk penghitungannya adalah 13 juli 1994 dengan

nilai dasar 100. Selanjutnya bursa efek secara rutin memantau

perkembangan kinerja masing-masing ke-45 saham yang masuk dalam

penghitungan Indeks LQ 45. Penggantian saham dilakukan setiap 6

bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Apabila

terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi, maka saham

31

tersebut dikeluarkan dari penghitungan indeks dan diganti dengan saham

lain yang memenuhi kriteria.

9. Pasar Modal Syari’ah

Berkaitan dengan peran modal sebagai suatu faktor produksi pada

dunia usaha dan kebutuhan masyarakat untuk menyalurkan dana dalam

investasi, keberadaan pasar modal yang berfungsi baik tentu sangat

dibutuhkan (Metwally, 1994:177) mengatakan pasar modal dalam

ekonomi harus melaksanakan fungsi-fungsi sebagai berikut:

a. Memungkinkan para penabung berpartisipasi penuh pada

kepemilikan kegiatan bisnis, dengan memperoleh bagian dari

keuntungan dan risikonya.

b. Memungkinkan para pemegang saham mendapat likuiditas dengan

menjual sahamnya sesuai dengan aturan bursa efek.

c. Memungkinkan kegiatan bisnis meningkatkan modal dari luar untuk

membangun dan mengembangkan lini produksinya.

d. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek

pada harga saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal non-

islami.

e. Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja

kegiatan bisnis sebagaiman pada harga saham.

32

a. Portofolio Syari’ah

Menurut Abdul adziz (2010) Portofolio efek adalah kumpulan

efek yang dimiliki secara bersama (kolektif) oleh para pemodal

dalam reksadana. Sementara efek syari’ah menurut fatwa Dewan

Syari’ah Nasional No:40/DSN-MUI/MUI/X/2003 yaitu efek

sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di

bidang pasar modal yang akad, pengelolaan perusahaan, maupun

cara penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip syaria’ah. Efek

syari’ah mencakup saham syari’ah, obligasi syari’ah, reksa dana

syari’ah, kontrak investasi kolektif efek beragun asset (KIK EBA)

syari’ah, dan surat berharga lainnya yang sesuai dengan prinsip-

prinsip syari’ah.

Saham syariah adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan

yang memenuhi kriteria sebagaimana tercantum dalam pasal 3, dan

tidak termasuk saham yang memiliki hak-hak istimewa. Obligasi

syari’ah adalah surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip

syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syari’ah

yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada

pemegang obligasi syari’ah berupa bagi hasil/margin/fee serta

membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. Reksa dana

syariah adalah reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan dan

prinsip syari’ah islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal

sebagai pemilik harta (shahib al-mal/rabb al-mal) dengan manajer

33

investasi, begitu pula pengelolaan dana investasi sebagai wakil

shahib al-mal, maupun antara manajer investasi wakil shahib al-mal

dengan pengguna investasi. Efek beragun aset syari’ah adalah efek

yang diterbitkan oleh kontrak investasi kolektif EBA syari’ah yang

portofolio-nya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul

dari surat berharga komersial, tagihan yang timbul dikemudian hari,

jual beli pemulikan aset fisik oleh lembaga keuangan, efek bersifat

investasi yang dijamin oleh pemerintah, sarana peningkatan

investasi/ arus kas serta aset keuangan setara, yang sesuai dengan

prinsip-prinsip syari’ah. Surat berharga komersial syari’ah adalah

surat pengakuan atas suatu pembiayaan dalam jangka waktu tertentu

yang sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah.

b. Jakarta Islamic Index

Jakarta Islamic Indeks adalah indeks yang mewakili saham-

saham yang sesuai syariah. Pengkategoriannya dilakukan oleh

pengawas syariah PT. Danareksa Invesment Management. Mereka

menetapkan jenis kegiatan utama suatu badan usaha yang tidak

memenuhi syariah Islam:

1). Kegiatan usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi

atau perdagangan yang dilarang

2). Keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan atau

asuransi konvensional

34

3). Kegiatan usaha produksi, mendistribusi atau menyediakan

barang-barang yang tergolong haram.

Kegiatan usaha yang memproduksi, mendistribusi atau

menyediakan barang-barang ataupun jasa yang termasuk moral

dan bersifat mudharat. Untuk menetapkan saham-saham yang

akan masuk dalam perhitungan indeks syariah ini dilakukan

seleksi sebagai berikut:

(a). Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang

tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah dicatat

lebih dari tiga bulan, kecuali termasuk dalam sepuluh

kapitalisasi pasar terbesar.

(b). Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau

tengah tahun terakhir yang memiliki rasio kewajiban

terhadap aktiva maksimal 90 %.

(c). Memilih 60 saham dari susunan saham saham diatas

berdasrkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar terbesar

selama satu tahun terakhir.

(d). Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat

likuiditas, dilihat dari rata-rata nilai perdagangkan regular

selama satu tahun terakhir (library research BEI).

Saat ini di Bursa Efek Indonesia terdapat lima kelompok pasar dari

seluruh jenis saham yang ditransaksikan. Yakni, kelompok gabungan

keseluruhan saham (IHSG), kelompok 45 jenis saham pilihan (LQ), dan

35

kelompok 134 jenis saham papan atas (Main Board Index/MBX). Kemudian

kelompok 205 jenis saham papan pengembangan (Development Board

Index/DBX), dan kelompok 30 jenis saham pilihan islami (JII). Sepanjang

tahun 2007, pertumbuhan indeks JII melebihi pertumbuhan indeks LQ 45

dan IHSG. Pertumbuhan indeks JII mencapai 58,38%, sedangkan

pertumbuhan indeks LQ 45 dan IHSG masing-masing 52,58% dan 52,08%.

Mengamati perkembangan tersebut, terlihat perkembangan keuntungan

pasar rata-rata pada saham yang tergabung di JII lebih tinggi dari

perkembangan keuntungan pasar di kelompok pasar LQ 45 (eduardus

Tandelilin, 2010:89).

B. Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang dilakukan oleh Suherman dan I Roni Setyawan

(2006), mengenai “Pembentukan Portofolio Optimal Saham Unggulan di

BEI dengan menggunakan Cut off Point “. Dalam analisis ini variabel yang

diteliti yaitu Return pasar (IHSG) terhadap Return sekuritas. Dengan

menggunakan metode single index model Peneliti menemukan 3 saham

yang membentuk portofolio optimal yaitu BBNI, BDMN, PNAI.

Penelitian yang dilakukan oleh Saptono Budi Satryo (2004), mengenai

“Optimisasi Portofolio Saham Syariah (Studi Kasus BEJ Tahun 2002-

2004)”. Dalam analisis ini variabel yang diteliti yaitu Return pasar (IHSG)

terhadap Return sekuritas. Berdasarkan kriteria-kriteria dan penghitungan

yang dilakukan, dengan menggunakan metode single indeks model. Peneliti

36

menemukan saham-saham syariah yang dapat dimasukkan sebagai

penghitungan portofolio optimal adalah AALI, ASGR, GJTL, INDF, INTP,

SMCB, SMGR, TINS, TLKM, dan UNTR.

Penelitian yang dilakukan oleh Yuli Kuriyati (2007), mengenai

“Analisis Portofolio yang Optimal di BEI dengan Menggunakan Indeks

Beta”. Dalam analisis ini variabel yang diteliti yaitu return pasar (IHSG)

terhadap return sekuritas. Hasil penelitiannya yaitu Tingkat keuntungan

portofolio dapat dilakukan dengan mencari beta portofolio dengan

menggunakan indeks tunggal yaitu sebesar 0,115579866 dan resiko

sekuritas saham individual sebesar -1,97555871.

Penelitian yang dilakukan oleh Mokhamad Sukarno (2008), mengenai

”Analisis pembentukan portofolio optimal saham dengan menggunakan

single indeks di Bursa Efek Jakarta”. Dalam analisis ini variabel yang diteliti

adalah return pasar (IHSG) terhadap return sekuritas. Hasil penelitian

menunjukkan terdapat 14 saham yang menjadi kandidat portofolio dari 33

saham yang diteliti dengan nilai cut off point. Portofolio optimal dibentuk

oleh 2 saham yang mempunyai excess returns to beta (ERB) terbesar, yaitu

saham AALI dan PGAS dengan nilai ERB 0,86% dan 0,37%.

Penelitian yang dilakukan oleh Yansen Ali (2008), mengenai

“Simplifying the Portofolio Optimization Process via Single Index Model”.

Dalam analisis ini variabel yang diteliti adalah Model Markowitz return dan

dow jones return. Peneliti menemukan Model Index tunggal bekerja dengan

baik dalam menaksir input pada model optimisasi Markowitz dasar. Ini

37

ditunjukkan oleh return yang dapat diperbandingkan, yang dihasilkan oleh

model Markowitz dan Dow Jones AIG-CI.

Penelitian yang dilakukan oleh Niels Bekkers, Ronald Q Doswijk,

Trevin wlam (2009), mengenai “Strategic Asset Allocation : Determining

The Optimal Portofolio with Ten Asset Classes”. Dalam analisis ini

penelitian berdasarkan pada Mean variance model dengan menggunakan

data indeks pasar US sebagai variabel independen dan perusahaan real

estate sebagai variabel dependen. Hasil penelitian menemukan investor

dapat mengkombinasikan saham dengan menggunakan Mean variance

model dengan portofolio pasar dan investor harus menentukan batasan

individu mereka sendiri dalam penentuan portofolio pasar dan saham yang

dioptimalkan oleh mean-variance sebagai batasan-batasan sebagai alokasi

aset.

Penelitian yang dilakukan oleh Jaksa Cvitanicy and Semyon

Malamudz (2010) mengenai “Nonmyopic Optimal Portfolios in Viable

Market”. Dalam analisis ini penelitian menggunakan data 31 saham. Data

yang digunakan yaitu tingkat suku bunga stochastic sebagai variabel

independen dan volatilitas non myopic sebagai dependen.

Hasil penelitian ini menyoroti mekanisme umum di belakang

fenomena countercyclicality MPR, nonmyopic (berlebihan) volatilitas, dan

portofolio optimal nonmyopic. Secara khusus, penelitian ini menunjukkan

bahwa volatilitas nonmyopic ditentukan oleh interaksi antara MPR dan

siklus suku bunga.

38

Tabel 2.2Hasil Penelitian Terdahulu

NoNama

PenelitiJudul

PenelitianPopulasi Sampel

Variabelyang diteliti

Hasil Penelitian

1Su

herm

an d

an I

Ron

iSe

tyaw

an(2

006)

PembentukanPortofolioOptimalSahamUnggulan diBEI denganmenggunakanCut off Point

Jumlah sampel 15saham unggulandengan criterialikuiditasfundamentalperiode2002-2003

Variabeldependen

Returnsekuritas

VariabelIndependen

Return asar(IHSG)

Peneliti menemukan 3saham yangmembentuk portofoliooptimal yaitu BBNI,BDMN, PNAI

2

Sapt

ono

Bud

i Sat

ryo

(200

4)

OptimisasiPortofolioSahamSyariah(Studi KasusBEJ Tahun2002-2004)

Jumlah sampelyang di ambil 10karena sahamtersebut telahterseleksi sebagaisaham syariahyang terdaftarsecara konsisten

Variabeldependen

Returnsekuritas JII(JakartaIslamic Index)

VariabelIndepende

Return pasar(IHSG)

Berdasarkan kriteria-kriteria danpenghitungan yangdilakukan, makasaham-saham syariahyang dapat dimasukkansebagai penghitunganportofolio optimaladalah AALI, ASGR,GJTL, INDF, INTP,SMCB, SMGR, TINS,TLKM, dan UNTR

3

Yul

i Kur

iyat

i(2

007)

AnalisisPortofolioyang Optimaldi BEI denganMenggunakanIndeks Beta

Sampel yang diambil dalampenelitian iniadalahproportionalcluster randomsampling. Jumlahyang diambil 187perusahaan

Variabeldependen

Returnsekuritas

VariabelIndependen

Return pasar(IHSG)

Tingkat keuntunganportofolio dapatdilakukan denganmencari beta portofoliodengan menggunakanideks tunggal yaitusebesar 0,115579866dan resiko sekuritassaham individualsebesar -1,97555871

4

Mok

ham

ad S

ukar

no(2

008)

Analisispembentukanportofoliooptimal sahamdenganmenggunakansingle indeksdi Bursa EfekJakarta

Jumlah sampel 33sampel

Variabeldependen

Returnsekuritas

VariabelIndependen

Return pasar(IHSG)

Hasil penelitianmenunjukkan terdapat14 saham yang menjadikandidat portofolio dari33 saham yang ditelitidengan nilai cut offpoint. Portofoliooptimal dibentuk oleh 2saham yangmempunyai excessreturns to beta (ERB)terbesar, yaitu sahamAALI dan PGASdengan nilai ERB0,86% dan 0,37%.

39

No NamaPeneliti

JudulPenelitian

Populasi Sampel

Variabelyang diteliti

Hasil Penelitian

5

Yan

sen

Ali

(200

8)

Simplifyingthe PortofolioOptimizationProcess viaSingle IndexModel

Jumlah sampel 48industri

ModelMarkowitzreturn dandow jonesreturn

Model Index tunggalbekerja dengan baikdalam menaksir inputpada model optimisasiMarkowitz dasar. Iniditunjukkan oleh returnyang dapatdiperbandingkan, yangdihasilkan oleh modelMarkowitz dan DowJones AIG-CI.

6

Nie

ls B

ekke

rs, R

onal

d Q

Dos

wijk

,T

revi

n w

lam

(200

9)

StrategicAssetAllocation :DeterminingThe OptimalPortofoliowith Ten AssetClasses

Data yangdigunakan adalahberjumlah 10kelas aset

Data yangdigunakanadalah indekspasar USsebagaivariabelindependendanperusahaanreal estatesebagaivariabeldependen

Investor dapatmengkombinasikansaham denganmenggunakan Meanvariance modeldengan portofolio pasardan investor harusmenentukan batasanindividu mereka sendiridalam penentuanportofolio pasar dansaham yangdioptimalkan olehmean-variance sebagaibatasan-batasansebagai alokasi asset.

7

Jaks

a C

vita

nic

and

Sem

yon

Mal

amud

(201

0)

NonmyopicOptimalPortfolios inViableMarkets

Data yangdigunakan 31saham

Data yangdigunakanyaitu tingkatsuku bungastochasticsebagaivariableindependentdan volatilitasnon myopicsebagaidependen

Hasil penelitian inimenyoroti mekanismeumum di belakangfenomenacountercyclicalityMPR, nonmyopic(berlebihan) volatilitas,dan portofolio optimalnonmyopic. Secarakhusus, penelitian inimenunjukkan bahwavolatilitas nonmyopicditentukan olehinteraksi antara MPRdan siklus suku bunga.

Sumber : Hasil Kesimpulan Penelitian Terdahulu

40

C. Kerangka Pemikiran

Investasi dapat diartikan sebagai cara penanaman modal, baik langsung

maupun tidak langsung yang bertujuan mendapatkan manfaat (keuntungan)

tertentu sebagai hasil penanaman modal tersebut. Investasi dapat dilakukan

dengan berbagai cara. Salah satu cara yaitu dengan melakukan investasi

pada surat-surat berharga (saham, obligasi, dan sebagainya) untuk memilih

berbagai jenis surat berharga sehingga mereka dikatakan membentuk

portofolio.

Definisi portofolio optimal adalah yang mampu memberikan tingkat

keuntungan tertentu dengan risiko yang lebih rendah untuk membentuk

suatu portofolio yang optimal maka dilakukan terlebih dahulu adalah

memilih saham-saham berdasarkan dengan kriteria, memeringkatkan saham

dengan menentukan cut off rate (C*), setelah saham-saham tadi dapat

dikatakan optimal dengan menentukan proporsi masing-masing saham yang

akan memberikan portofolio optimal.

41

Gambar 2.1Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis

Berdasarkan tujuan penelitian maka hipotesis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah regresi liniear sederhana sebagai berikut:

1. Hipotesis perbandingan antara ERB (Excess Return to Beta) dengan C*

(Cut Off Point) pada saham LQ 45 dengan menggunakan metode Single

Index Model (SIM)

Bank Indonesia Bursa Efek Indonesia

Return Pasar (IHSG)

Return Saham(LQ45 dan JII)

Varian Saham dan Pasar

Risiko Saham Sistematis dan Tidak SistematisSBI

ERB Cut Off Point (C*)

ERB < C*ERB > C*

Masuk Kandidat Portofolio Optimal Tidak Masuk Kandidat Portofolio Optimal

Kesimpulan

Regresi Linier Sederhana

42

H0 : ERB < C* Tidak termasuk kandidat saham portofolio optimal

saham LQ 45.

Ha : ERB > C* Termasuk kandidat saham portofolio optimal saham

LQ 45.

2. Hipotesis perbandingan antara ERB (Excess Return to Beta) dengan C*

(Cut Off Point) pada saham JII dengan menggunakan metode Single

Index Model (SIM)

H0 : ERB < C* Tidak termasuk kandidat saham portofolio optimal

saham JII.

Ha : ERB > C* Termasuk kandidat saham portofolio optimal saham

JII.

43

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah saham-saham yang terdapat

dalam Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder

yaitu yang diperoleh dari publikasi berupa data harga saham penutupan

volume perdagangan saham bulanan publikasi BI berupa data SBI 1 bulanan

selama tahun 2006-2010, dan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan).

Adapun saham-saham yang dipilih yaitu dengan menggunakan teknik

purposive sampling artinya harus terkategori paling likuid selama tahun

2006-2010. Saham-saham ini di bagi menjadi dua kelompok yaitu saham

yang mengalami pembentukan portofolio optimal di LQ 45 dan JII.

Kriteria saham yang masuk ke dalam LQ 45 adalah saham-saham yang

paling likuid dan saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) selama

Januari 2006 sampai bulan Desember 2010. Permasalahan ini dibatasi pada

15 saham unggulan dengan kriteria likuiditas fundamental yakni

berkapitalisasi pasar terbesar selama 2006-2010 yang termasuk ke dalam

kelompok LQ 45. Ini dipilih sebagai objek penelitian karena saham-saham

tersebut merupakan jenis-jenis saham favorit para investor di BEI.

Sedangkan kriteria saham-saham yang tercatat dalam daftar Jakarta Islamic

Index yang dipilih adalah selama periode Januari 2006 sampai Desember

44

2010 dan masuk kembali dalam daftar Jakarta Islamic Index Januari 2009

sampai Juni 2009 dengan kriteria tersebut hasil penelitian dapat

dipergunakan keputusan investasi pada semester satu Tahun 2009.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi sampel dalam penelitian ini adalah saham-saham unggulan

yang terdapat pada Bursa Efek Jakarta (BEJ). Saham-saham tersebut dipilih

berdasarkan data yang diperoleh dari pertama, saham emiten yang masuk

dalam perhitungan Jakarta Islamic Index yang terdiri dari 30 saham emiten.

Komponen saham yang masuk dalam perhitungan JII ini selalu dievaluasi

setiap enam bulan.

Oleh sebab itu setiap periode per enam bulan saham emiten yang

tercatat selalu berubah-ubah sedangkan saham emiten yang masuk dalam

perhitungan LQ 45, indeks ini terdiri atas 45 saham. Dan penentuan jenis-

jenis saham yang masuk sebagaimana JII, ditentukan per enam bulan sekali

Jumlah sampel perusahaan LQ 45 dan JII terdapat dalam tabel 3.1 dan 3.2

45

Tabel 3.1Data Perusahaan LQ 45

LQ 45

No. Perusahaan Kode Saham1 Astra Agro Lestari Tbk AALI2 Astra International Tbk ASII3 Bank Central Asia Tbk BBCA4 Bank Danamon Tbk BDMN5 Berlian Laju Tanker Tbk BLTA6 Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI7 Bakrie & Brothers Tbk BNBR8 Bank CIMB Niaga Tbk BNGA9 Bank International Ind. Tbk BNII10 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF11 Indah Kiat Pulp and Paper Tbk INKP12 Indosat Tbk ISAT13 Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA14 Perusahaan Gas Negara Tbk PGAS15 Medco Energi International Tbk MEDC

Sumber : Indonesian Capital Market Directory

Tabel 3.2Data Perusahaan JII

JII

No. Perusahaan Kode Saham1 Bumi Resources Tbk BUMI2 International Nickel Indonesia INCO3 Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP4 Kalbe Farma Tbk KLBF5 Tambang Batubara Bukit AsamTbk PTBA6 Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM7 United Tractors Tbk UNTR8 Unilever Indonesia Tbk UNVR

Sumber : Indonesian Capital Market Directory

46

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri atas;

1. Data indeks JCI Jakarta Composite Index / IHSG (Indeks Harga Saham

Gabungan). Merupakan indeks gabungan seluruh saham yang tercatat di

Bursa Efek Jakarta.

2. Data indeks LQ 45. Yaitu indeks yang mewakili saham-saham yang

likuid dan berkapitalisasi besar.

3. Data indeks JII (Jakarta Islamic Index). Merupakan indeks yang

mewakili saham-saham berkategori syariah.

4. Tingkat suku bunga sertifikat bank Indonesia. Merupakan suku bunga

tahunan. Sekuritas ini termasuk yang bebas resiko.

Data saham-saham yang tercatat dalam JII empat kali atau lebih serta

tercatat dibawah empat kali.

Data yang diperoleh dan digunakan dalam penelitian ini mencakup

periode waktu Januari 2006 sampai Desember 2010. Selain data-data diatas,

penulis menggunakan data indeks bulanan IHSG, JII, dan LQ 45.

47

D. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini perhitungan return dan resiko saham secara

individual berdasarkan pada harga saham rata-rata dan indeks harga saham.

Metode ini digunakan untuk mencari persamaan regresi. Beta sekuritas dapat

dilakukan dengan menggunakan return sekuritas sebagai variabel dependen

dan return pasar sebagai variabel independen. Persamaan regresi yang

dihasilkan dari data ini akan menghasilkan koefisien beta yang diasumsikan

stabil dari waktu kewaktu selama periode observasi, akan tetapi bila periode

observasi terlalu lama, anggapan beta konstan dan stabil adalah kurang tepat,

karena sebenarnya beta berubah dari waktu kewaktu (Jogianto, 2003:270).

Persamaan regresi yang digunakan untuk mengasumsikan beta dapat

didasarkan pada model indeks tunggal dengan rumus:

Ri = α+βi(Rm)+ei

Dimana :

α = Bagian dari tingkat keuntungan saham I yang tidak dipengaruhi

oleh perubahan pasar (unique return sekuritas/saham i)

Rm = Tingkat keuntungan indeks pasar

βi = Ukuran kepekaan return sekuritas I terhadap perubahan return

pasar

Ri = Return sekuritas i

ei = Elemen random dari α

48

Persamaan tersebut diatas merupakan persamaan regresi linier

sederhana yang dihitung dengan Ri sebagai variabel tergantung dan Rm

sebagai variabel bebas.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Memilih saham sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu

saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar yang

berpengaruh terhadap IHSG dan selanjutnya perhitungan-perhitungan

yang diperlukan sebagai berikut :

a. Menghitung return saham

atau

Keterangan :

Ri = Return Sekuritas

Pt = Harga Saham Penutup (close)

Pt-1 = Harga Saham Pembuka (open)

b. Menghitung return pasar

1

1

t

ttm IHSG

IHSGIHSGR atau

Keterangan :

Rm = Return pasar

49

IHSG t = Harga Saham Penutup (close)

IHSG t-1 = Harga Saham Pembuka (open)

c. Menghitung Standar Deviasi (SD) digunakan untuk mengukur risiko

dari realized return, yang dapat dihitung rumus:

Keterangan:

= Standar deviasi (SD)

Xi = Realized Return ke-i saham i

= Rata-rata realized return saham i

N = Jumlah realized return sahan i

Varian digunakan untuk mengukur risiko expected return saham i.

Varian dapat dihitung dengan cara, yaitu mengkuadratkan standar

deviasi.

d. Menghitung risiko sistematis saham dilambangkan dengan beta. Beta

adalah risiko unik dari saham individual, menghitung keseorangan

(slope) realized return suatu saham dengan realized return pasar

(IHSG) dalam periode tertentu. Beta digunakan untuk menghitung

excess return to beta (ERB) dan βi yang diperlukan untuk

menghitung cut off point. Beta dapat dihitung dengan program excel

menggunakan rumus di bawah ini atau menggunakan SPSS 17.

50

Keterangan :

βi = Beta Saham i

= Standar deviasi saham i

= standar deviasi pasar

rm = korelasi realized return saham i dengan realized return pasar

e. Menghitung alpha. Alpha merupakan intecept realized return saham

i dengan realized return pasar (IHSG), membandingkan perhitungan

realized return pasar (IHSG) dalam periode waktu tertentu. Alpha

dihitung dengan rumus atau menggunakan program SPSS 17.

Keterangan:

= Alpha saham i

= Beta saham i

Rm = Return pasar

2. Menentukan peringkat, saham berdasarkan ERB tertinggi sampai

terendah.

a. Menghitung excess return to beta (ERB). ERB digunakan untuk

mengukur return premium saham relatif terhadap 1 unit risiko yang

51

tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan beta. ERB

menunjukkan hubungan antara return dan risiko yang merupakan

faktor penentu investasi.

Keterangan :

ERB = Excess Return to beta

E(Ri) = Expected return

Rf = Risk free rate of return

b. Menentukan Cut Off Point (C*) yaitu titik pembatas (Ci) yang

merupakan nilai C untuk saham ke i yang dihitung dari akumulasi

nilai-nilai A1 samapai dengan nilai Ai dan nilai-nilai B1 sampai

dengan Bi. Nilai Ci merupakan hasil bagi varian pasar dan sensitifitas

saham individual terhadap variance error saham. Cut off point (C*)

merupakan nilai Ci terbesar dari sederetan nilai Ci saham. Unique cut

off point ini menunjukkan batas pemisah antara penerimaan dan

penolakan saham untuk portofolio efisien.

52

c. Menentukan portofolio optimal

Jika ERB ≥ C* maka saham masuk kedalam portofolio optimal. Jika

ERB < C* maka saham-saham tidak masuk dalam portofolio ptimal.

d. Menentukan skala timbangan saham atau investasi relatif saham (Zi)

Keterangan:

βi = Beta saham i

= Variance error saham i

ERB = Excess return to beta saham i

C* = Cut off point

e. Menentukan proporsi dana untuk potofolio optimal.

Keterangan rumus :

Xi = Prosentase dana saham i

Zi = Proporsi dana saham i

= Jumlah Xi

f. Menentukan alpha portofolio yang merupakan rata-rata tertimbang

dari alpha masing-masing saham. Alpha ini akan digunakan untuk

menghitung expected return portofolio atau tingkat keuntungan

yang diharapkan. Persamaannya adalah:

53

= Alpha portofolio saham

Xi = Proporsi saham i

= Alpha saham i

g. Menentukan beta portofolio yang merupakan rata-rata tertimbang

dari beta individual masing-masing saham pembentuk portofolio,

dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

= Beta portofolio

= Proporsi dana saham i

βi = Beta saham i

h. Menentukan expected return portofolio E(Rp) merupakan rata-rata

tertimbang dari return individual masing-masing saham pembentuk

portofolio, dihitung dengan rumus:

E(Rp) = Expected return portofolio

= Proporsi dana saham i

E(Ri) = Expected return saham i

54

i. Menentukan risiko suatu portofolio optimal yang dihitung

berdasarkan model indeks tunggal menggunakan persamaan

sebagai berikut (Jogianto, 1998:176):

Keterangan:

= Risiko portofolio saham

= Beta portofolio saham

= Risiko indeks pasar

= Proporsi saham i

= Varian dari kesalahan residu saham i

55

E. Operasional Variabel Penelitian

Tabel 3.3Operasional Variabel Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Definisi operasional variabel

penelitian ini adalah return pasar

(Market Return) yaitu IHSG (Indeks

Harga Saham Gabungan) selama

periode 2006-2010. Data IHSG

mewakili data pasar, diperlukan untuk

menghitung tingkat return (Rm) dan

risiko pasar. Dalam penelitian ini

konsep return yang digunakan adalah

market return (Rm) adalah prosentasi

perubahan harga penutupan bulanan

indeks sekarang pada bulan ke t

dikurangi harga penutupan indeks

sebelumnya pada hari ke t-1 kemudian

hasilnya dibagi dengan harga

penutupan saham A pada hari ke t-1.

Rm =

Definisi operasional variabel

penelitian ini adalah return saham.

Dalam penelitian ini konsep return

yang digunakan adalah realized

return (Rt) adalah prosentasi

perubahan harga penutupan saham A

pada bulan ke t dikurangi harga

penutupan saham A pada hari ke t-1

kemudian hasilnya dibagi dengan

harga penutupan saham A pada hari

ke t-1.

Return =

Sumber : Tabel Operasional Penelitian

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Sampel

1. Pasar Modal

Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki

kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara

memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian, pasar modal juga bisa

diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang

umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan

obligasi. Sedangkan tempat di mana terjadinya jual-beli sekuritas

disebut dengan bursa efek. Oleh karena itu, bursa efek merupakan arti

dari pasar modal secara fisik. Untuk kasus di Indonesia terdapat satu

bursa efek, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI). Sejak tahun 2007, Bursa

Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) bergabung dan

berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pasar modal dapat juga berfungsi sebagai lembaga perantara

(intermediaries). Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal

dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat

menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang

mempunyai kelebihan dana. Di samping itu, pasar modal dapat

mendorong terciptanya alokasi dana yang efesien, karena dengan

57

adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat

memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling

optimal. Asumsinya, investasi yang memberikan return relatif besar

adalah sektor-sektor yang paling produktif yang ada di pasar. Dengan

demikian, dana yang berasal dari investor dapat digunakan secara

produktif oleh perusahaan-perusahaan tersebut.

Instrumen pasar modal dalam konteks praktis lebih banyak

dikenal dengan sebutan sekuritas. Sekuritas (securities), atau juga

disebut efek atau surat berharga, merupakan aset finansial (financial

asset) yang menyatakan klaim keuangan. Undang-undang Pasar Modal

No.8 tahun 1995 mendefinisikan efek adalah surat berharga, yaitu surat

pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda

bukti hutang, unit penyertaan investasi kolektif, kontrak berjangka atas

efek, dan setiap derivatif dari efek. Sekuritas diperdagangkan di pasar

finansial (financial market), yang terdiri dari pasar modal dan pasar

uang.

Pasar uang (money market) pada dasarnya merupakan pasar

untuk sekuritas jangka pendek baik yang dikeluarkan oleh bank dan

perusahaan umumnya maupun pemerintah. Di pasar uang, sekuritas

yang diperjualbelikan antara lain adalah Sertifikat Bank Indonesia

(SBI), surat berharga pasar uang, commercial paper, promissory notes,

call money, repurchase agreement, banker’s acceptance, surat

perbendaharaan negara, dan lain-lain.

58

Pasar modal (capital market) pada prinsipnya merupakan pasar

untuk sekuritas jangka panjang baik berbentuk hutang maupun ekuitas

(modal sendiri) serta berbagai produk turunannya. Berbagai sekuritas

jangka panjang yang saat ini diperdagangkan di pasar modal Indonesia

antara lain adalah saham biasa dan saham preferen, obligasi

perusahaan dan obligasi konversi, obligasi negara, bukti right, waran,

kontrak opsi, kontrak berjangka, dan reksa dana. Sekuritas di pasar

modal ini mempunyai karakteristik berjatuh tempo lebih dari satu

tahun untuk secara mudahnya dibedakan dengan sekuritas di pasar

uang yang berjatuh tempo kurang dari satu tahun.

2. Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia (BEI) disebut juga Jakarta Stock Exchange

(JSX) merupakan perseroan terbatas swasta yang sahamnya dimiliki

oleh anggota bursa dan mendapat perizinan operasional dari bapepam

(Badan Pengawas Pasar Modal). Bursa Efek Jakarta merupakan

institusi yang terpusat dan mempertemukan kekuatan penawaran dan

permintaan efek. Kemajuan pasar modal juga ditentukan oleh kualitas

dan efisiensi bursa efeknya. Master Plan Pasar Modal Indonesia 2005-

2009 yang disusun Bapepam merencanakan untuk melakukan

penggabungan BEJ dan BES pada tahun 2008. Melalui penggabungan

ini dan implementasi dari program-program yang terarah, maka

diharapkan terdapat pengembangan pasar yang lebih terfokus dan

terpadu, efisiensi dalam pengembangan dan pemasaran produk,

59

penghematan biaya pengembangan teknologi informasi, serta

perbaikan infrastruktur perdagangan. Hal ini diharapkan dapat

berdampak pada pengenaan biaya jasa pelayanan yang semakin murah

kepada pelaku pasar yang pada akhirnya akan meningkatkan daya

saing pasar modal Indonesia.

B. Penemuan dan Pembahasan

1. Analisa Deskriptif

a. Analisis Deskriptif Obyek Penelitian

Pada penelitian ini yang dijadikan sebagai obyek adalah

perusahaan yang 15 saham yang termasuk ke dalam kelompok LQ 45

ini dipilih sebagai objek penelitian karena saham-saham tersebut

merupakan jenis-jenis saham favorit para investor di BEI. Sedangkan

kriteria saham-saham yang tercatat dalam daftar Jakarta Islamic Index

sebanyak 8 saham. Saham yang dipilih adalah Januari 2006 sampai

Desember 2010.

b. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

1) Variabel Return Saham Individual

Deskripsi variabel utama dalam penelitin ini adalah return

saham individual. Return saham individual adalah return yang

diperoleh investasi yaitu capital gain. Return saham individual di

peroleh dari return perusahaan yang listing di LQ 45. Indeks ini

60

terdiri dari 45 saham dengan likuiditas (liquid) tinggi, yang

diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian

atas likuiditas, seleksi atas saham-saham tersebut

mempertimbangkan kapitalisasi pasar. Perusahaan-perusahaan

LQ 45 yang dipilih hanya 15 perusahaan yaitu saham AALI

(Astra Agro Lestari), ASII (Astra), BBCA (Bank Central Asia),

BDMN (Bank Danamon Tbk), BLTA (Berlian Laju), BMRI

(Bank Mandiri), BNBR (Bakrie & Brothers), BNGA (Bank

Niaga), BNII (Bank Negara Indonsia), INDF (Indofood Sukses

Makmur), INKP (Indah Kiat), ISAT (Indosat tbk), KIJA

(Kawasan Industri), PGAS (Perusahaan Gas), MEDC (Medco

Energi). Selain itu saham lain yang di pilih dalam menentukkan

return invidual yaitu saham JII. Jakarta Islamic Index terdiri dari

30 jenis saham yang dipilih dari saham-saham yang sesuai

dengan syariah islam. Penentuan kriteria pemilihan saham dalam

Jakarta Islamic index melibatkan pihak Dewan Pengawas

Syariah PT Danareksa Investment Management (DIM). Saham

yang dipilih dalam penelitian ini hanya sebanyak 8 saham yaitu

BUMI (Bumi Resources), INCO (International), INTP

(Indocement), KLBF (Kalbe Farme), PTBA (Tambang Batu

Bara), TLKM (Telekomunikasi), UNTR (United Tractors),

UNVR (Unilever).

61

2) Variabel Return Pasar

Return pasar diperoleh dari investasi pada saham yang ada

di bursa saham yang mencerminkan dari perubahan IHSG

(Indeks Harga Saham Gabungan) pada periode tertentu. Indeks

Harga Saham Gabungan (IHSG) atau composite stock price

menggunakan seluruh saham tercatat sebagai komponen

penghitugan indeks. Masing-masing pasar modal memiliki

indeks yang dibentuk berdasarkan saham-saham yang dipakai

sebagai dasar dalam perhitungan indeks harga. Return pasar

yang di gunakan adalah IHSG bulanan dari tahun 2006 sampai

2010.

C. Proses Analisis

Adapun indikator untuk melakukan pemilihan saham-saham yang

menjadi kandidat portofolio dengan model indeks tunggal penghitungannya

menggunakan program Excel dan SPSS 17.

Langkah-langkah penghitungannya adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan perkembangan harga saham, IHSG dan SBI

Data harga saham adalah sejumlah dana yang harus dilakukan

investor untuk mendapatkan saham. Harga saham dalam penelitian ini

adalah selisih harga saham penutupan (closing price) dengan harga

62

saham pembukaan (opening price). Harga pasar saham yaitu harga bursa

yang diperjualbelikan dilantai bursa setiap bulan selama periode 2006-

2010.

Data kedua yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama periode tahun 2006-2010

yang diperoleh dari laporan Bursa Efek Indonesia (BEI). Data IHSG

mewakili data pasar yang diperlukan untuk menghitung tingkat return

pasar (Rm) dan risiko pasar (σ²m). Untuk menghitung tingkat return

pasar (Rm) digunakan rumus:

1

1

t

ttm IHSG

IHSGIHSGR (Jogiyanto, 2003:232)

Tabel di bawah ini menunjukkan data IHSG tahun 2006-2010

Tabel 4.1DATA IHSG

2006 2007 2008 2009 2010Bulan

Open Close Open Close Open Close Open Close Open Close

Jan 1161,98 1232,32 1813,45 1757,26 2739,59 2627,25 1377,45 1332,67 2533,95 2610,8

Feb 1233,96 1230,66 1765,87 1740,97 2657,16 2721,94 1330,02 1285,48 2610,59 2549,03

Mar 1222,81 1322,97 1752,11 1830,92 2651,88 2447,3 1285,48 1434,07 2548,83 2777,3

Apr 1322,47 1464,41 1837,18 1999,17 2463,74 2304,52 1434,07 1722,77 2777,7 2971,25

Mei 1468,29 1330 1995,17 2084,32 2333,56 2444,35 1722,77 1916,83 2971,75 2796,96

Jun 1340,17 1310,26 2100,68 2139,28 2447,63 2349,1 1917,45 2026,78 2796,66 2913,68

Jul 1310,58 1351,65 2140,62 2348,67 2361,48 2304,51 2026,88 2323,24 2912,88 3069,28

Agust 1352,74 1431,26 2318,7 2194,34 2283,02 2165,94 2323,85 2341,54 3070,28 3081,88

Sept 1431,54 1534,61 2194,43 2359,21 2157,02 1832,51 2341,43 2467,59 3081,49 3501,3

Okt 1531,98 1582,63 2366,61 2643,49 1766,94 1256,7 2467,9 2367,7 3501,2 3635,32

Nov 1582,7 1718,96 2692,51 2688,33 1281,51 1241,54 2365,65 2415,84 3635,52 3531,21

Des 1720,15 1805,52 2703,72 2745,83 1240,85 1355,41 2416,04 2534,36 3530,93 3703,51Sumber : Laporan BEI Tahun 2006-2010

63

Tabel 4.2DATA RETURN IHSG

Return IHSG (Rm)TAHUN

Bulan2006 2007 2008 2009 2010

Januari 70,34 -56,19 -112,34 -0,03251 0,030328Febuari -3,3 -24,9 64,78 -0,03349 -0,02358Maret 100,16 78,81 -204,58 0,115591 0,089637April 141,94 161,99 -159,22 0,201315 0,06968Mei -138,29 89,15 110,79 0,112644 -0,05882Juni -29,91 38,6 -98,53 0,057018 0,041843Juli 41,07 208,05 -56,97 0,146215 0,053693Agustus 78,52 -124,36 -117,08 0,007612 0,003778September 103,07 164,78 -324,51 0,053882 0,136236Oktober 50,65 276,88 -510,24 -0,0406 0,038307November 136,26 -4,18 -39,97 0,021216 -0,02869Desember 85,37 42,11 114,56 0,048973 0,048877

Sumber : Hasil olah data

Gambar 4.1 berikut ini menunjukkan data return IHSG (rm) yang digunakan

dalam penelitian ini selama periode 2006-2010.

-600

-500

-400

-300

-200

-100

0

100

200

300

400

TAHUN 2006

TAHUN 2007

TAHUN 2008

TAHUN 2009

TAHUN 2010

Gambar 4.1Grafik Data Variabel Return Pasar (IHSG)

64

Data di atas adalah data return IHSG (Rm) dapat dilihat bahwa

skor terendah atau minimum adalah -510,24. Dari nilai tersebut bisa

dilihat nilai terendah untuk return IHSG (Rm) pada bulan oktober tahun

2008 sedangkan nilai tertinggi (maksimum) adalah 276,88. dari nilai

tersebut bisa dilihat nilai tertinggi untuk return IHSG (Rm) pada bulan

oktober 2007.

Data ketiga yang diperlukan adalah data tingkat suku bunga SBI

per bulan, diperoleh dari laporan BI selama periode tahun 2006-2010.

Data SBI per bulan ini digunakan sebagai proxy return aktiva bebas

risiko atau risk free rate of return (Rf) dengan pertimbangan bahwa

return dan risiko saham juga dihitung secara bulanan. Seperti terlihat

pada tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3DATA SBI

TAHUNBULAN

2006 2007 2008 2009 2010Januari 12.75% 9.50% 8.00% 8.75% 6.50%Pebruari 12.75% 9.25% 8.00% 8.25% 6.50%Maret 12.75% 9.00% 8.00% 7.75% 6.50%April 12.75% 9.00% 8.00% 7.50% 6.50%Mei 12.50% 8.75% 8.25% 7.25% 6.50%Juni 12.50% 8.50% 8.50% 7.00% 6.50%Juli 12.25% 8.25% 8.75% 6.75% 6.50%Agustus 11.75% 8.25% 9.00% 6.50% 6.50%September 11.25% 8.25% 9.25% 6.50% 6.50%Oktober 10.75% 8.25% 9.50% 6.50% 6.50%November 10.25% 8.25% 9.50% 6.50% 6.50%Desember 9.75% 8.00% 9.25% 6.50% 6.50%Jumlah 5,97Rata-Rata SBI/Tahun 1,194Rata-Rata SBI/Bulan 0,0995

Sumber : Laporan BI setelah di olah tahun 2006-2010

65

Gambar 4.2 berikut ini menunjukkan data SBI yang digunakan

dalam penelitian ini selama periode 2006-2010.

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

TAHUN 2006

TAHUN 2007

TAHUN 2008

TAHUN 2009

TAHUN 2010

Gambar 4.2 Grafik Data SBI (Rf)

Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.3 di atas setelah melakukan

pengolahan data melalui SPSS 17 antara tingkat Return Pasar (Rm)

dengan return sekuritas saham LQ 45 dan JII maka memiliki hasil

Expected Return market sebesar 0.025117 (2,5117%). Hal ini bisa

dilihat dari lampiran 8 dan 9. Apabila Expected Return positif, dapat

disimpulkan bahwa pasar modal memberikan return bagi para investor.

Selanjutnya dalam menghitung tingkat pengembalian bebas risiko (Risk

free rate) digunakan tingkat suku bunga SBI yang berjangka waktu 1

bulan, dengan alasan bahwa suku bunga SBI merupakan sertifikat yang

bebas risiko. Untuk penghitungan risk free rate dilakukan secara

66

perbulan, yaitu dengan cara mencari rata-rata tertimbang dari tingkat

suku bunga SBI selama periode 2006-2010 tersebut.

Dari tabel data 4.3 di atas didapatkan rata-rata risk free rate

pertahun sebesar 1,194% artinya apabila investor menanamkan dananya

pada SBI berjangka 1 bulan, maka secara rata-rata pertahun investor

akan memproleh bunga sebesar 1,194% dari dana yang ditanamkannnya.

Dalam penelitian ini, karena harga saham yang dpergunakan adalah data

saham per bulan. Maka dari itu antara expected return E(Rm) dan tingkat

suku bunga dibandingkan untuk menentukkan portofolio optimal dalam

1 bulanan. Jika tingkat E(Rm) > SBI maka di pasar modal lebih

memberikan tingkat keuntungan yang lebih besar dengan Rf yaitu rata-

rata risk free rate per tahun dibagi 12 bulan, dan didapatkan nilai sebesar

0,0995 % per bulan. Adanya tingkat pengembalian bebas risiko sebesar

0,0995 % per bulan, serta tingkat pengembalian pasar sebesar 2,5117 %.

Menurut Suherman dan I Roni Setyawan (2006:61) menunjukkan

bahwa jika pasar modal (BEJ) dapat memberikan tingkat pengembalian

yang lebih besar dari pada tingkat pengembalian investasi bebas risiko

(Rf) maka investasi di pasar modal layak dalam kondisi pasar saat itu.

2. Menghitung realized return, expected return, standar deviasi dan varian

dari masing-masing saham individual, IHSG dan SBI menggunakan

program Excel atau SPSS 17.

67

Realized return diperoleh dari prosentase perubahan harga

penutupan saham i pada bulan ke t dikurangi harga penutupan saham i

pada bulan ke t-1 kemudian hasilnya dibagi dengan harga penutupan

saham i pada bulan ke t-1 Expected return dihitung dengan rumus

Average, standar deviasi dihitung dengan rumus STDev dan varian

dihitung dengan rumus Var. Hasil penghitungan realized return masing-

masing saham diperlihatkan pada lampiran.

Dalam penelitian ini yang menjadi alat investasi adalah saham-

saham LQ 45 dan JII pada periode 2006-2010 dengan menggunakan

single index model dalam menganalisis.

Berikut ini hasil penghitungan tingkat pengembalian (expected

return) dan risiko (standar deviasi) dan varian dari masing-masing

saham individual terlihat dalam tabel 4.4 dan tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.4E(Ri), STDev DAN VARIAN SAHAM INDIVIDUAL LQ 45

No PERUSAHAANLQ 45

E(Ri) STDev σ² (Varian)

1 AALI 0,033176 0,14122 0,019942 ASII 0.033291 0,12902 0,016643 BBCA 0.019173 0,17122 0,029314 BDMN 0,015601 0,12955 0,016785 BLTA -0,00266 0,16340 0,026696 BMRI 0,030631 0,12627 0,015947 BNBR 0,022143 0,18878 0,035638 BNGA 0,035022 0,14010 0,019629 BNII 0,032384 0,16964 0,0287710 INDF 0,035659 0,13698 0,0187611 INKP 0,028425 0,22452 0,05040

68

No PERUSAHAANLQ 45

E(Ri) STDev σ² (Varian)

12 ISAT 0,013399 0,13989 0,0195613 KIJA 0,019275 0,16936 0,0286814 PGAS 0,027256 0,11624 0,0135115 MEDC 0,06759 0,12602 0,01588

Sumber : Hasil olah data

Saham yang memiliki tingkat pengembalian E(Ri) yang positif

terdapat 14 saham pada saham LQ 45 sedangkan saham yang negatif

hanya terdapat 1 saham perusahaan saja yaitu saham BLTA. Sehingga

dapat diperoleh kesimpulan bahwa Expected return E(Ri) positif

menunjukkan bahwa saham itu layak untuk dijadikan alternatif dalam

berinvestasi. Sedangkan STdev digunakan untuk mengukur risiko dari

realized return. STdev yang paling tinggi terdapat pada perusahaan

INKP sebesar 0,22452.

Tabel 4.5E(Ri), STDev DAN VARIAN SAHAM INDIVIDUAL JII

No PERUSHAANJII

E(Ri) STDev σ²(Varian)

1 BUMI 0.115610 0,19319 0,037322 INCO 0.019234 0,19664 0,038663 INTP 0.031431 0,12331 0,015204 KLBF 0.029376 0,14363 0,020625 PTBA 0.054125 0,15678 0,024576 TLKM 0.002001 0,09141 0,008357 UNTR 0.046237 0,14470 0,020938 UNVR 0.022534 0,0770 0,00592

Sumber : Hasil olah data

Dengan melihat tabel di atas maka dapat diambil kesimpulan

bahwa:

69

Saham yang memiliki tingkat pengembalian E(Ri) yang positif

terdapat 8 saham pada saham JII. Karena semua saham pada saham JII

memiliki Expected return E(Ri) positif sehingga menunjukkan bahwa

saham itu layak untuk dijadikan alternatif dalam berinvestasi. Sedangkan

STdev pada saham JII yang memiliki nilai tertinggi adalah saham

0,19664 . Hal ini menunjukkan bahwa risiko pada saham INCO sangat

besar.

3. Menghitung alpha, beta, dan variance error masing-masing saham.

Untuk menghitung alpha dan beta saham menggunakan program

SPSS 17. Sedangkan variance error masing-masing saham

menggunakan program Excel. Alpha dihitung dengan rumus intercept,

merupakan perbandingan return realisasi suatu saham dengan return

pasar pada suatu periode tertentu. Beta dihitung dengan rumus slope,

mencerminkan volatilitas return suatu saham terhadap return pasar.

Variance error merupakan risiko unik atau unsystematic risk suatu

saham. Hasil perhitungan alpha, beta, dan variance error masing-masing

saham individual terlihat pada tabel 4.6 dan tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.6ALPHA, BETA DAN VARIANCE ERROR SAHAM INDIVIDUAL LQ 45

No SAHAM LQ 45 Alpha (αi) Beta (βi) STd ei

1 AALI 0,009 0,969 0,0162 ASII 0 1,311 0,0103 BBCA -0,007 1,046 0,0204 BDMN -0,012 1,114 0,0135 BLTA -0,032 1,185 0,018

70

No SAHAM LQ 45 Alpha (αi) Beta (βi) STd ei

6 BMRI 0 1,205 0,0117 BNBR -0,003 0,982 0,0238 BNGA 0,006 1,142 0,0149 BNII 0,03 0,098 0,01410 INDF 0,007 1,158 0,02311 INKP 0,002 1,059 0,02812 ISAT 0,002 0,460 0,01813 KIJA -0,013 1,301 0,01814 PGAS 0,008 0,776 0,01315 MEDC -0,17 0,932 0,014

Sumber : Hasil olah data

Tabel di atas menunjukkan bahwa regresi tersebut akan

menghasilkan nilai (merupakan ukuran return sekuritas I yang tidak

terkait dengan return pasar atau nilai yang menunjukkan pengharapan

dari bagian tingkat dari bagian tingkat saham i yang tidak dipengaruhi

oleh perubahan pasar) dan β (menunjukkan besarnya slope yang

mengindikasikan peningkatan return harapan pada sekuritas I untuk

setiap kenaikan return pasar sebesar 1% atau alat pengukur sistematik

dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar).

Variance error merupakan varian dari kesalahan residu sekuritas ke i.

Perusahaan yang memiliki nilai alpha tertinggi dari saham LQ 45 adalah

saham BNII sebesar 0,03 sedangkan Perusahaan yang memiliki nilai

beta tertinggi pada saham LQ 45 adalah saham ASII sebesar 1,311.

71

Tabel 4.7ALPHA, BETA DAN VARIANCE ERROR SAHAM INDIVIDUAL JII

No SAHAM JII Alpha (αi) Beta (βi) STd ei

1 BUMI 0,107 0,341 0,0262 INCO -0,014 1,250 0,0233 INTP 0,005 1,034 0,0124 KLBF 0,007 0,903 0,0175 PTBA 0,026 1,139 0,0176 TLKM -0,013 0,606 0,0117 UNTR 0,014 1,294 0,0148 UNVR 0,014 0,350 0,010

Sumber : Hasil olah data

Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa Perusahaan yang memiliki

nilai alpha tertinggi dari saham JII adalah saham BUMI sebesar 0,107.

sedangkan untuk saham JII adalah saham UNTR sebesar 1,294.

Dilihat dari tabel di atas secara umum saham yang peka terhadap

kondisi pasar ditunjukkan oleh koefisien beta (β). Koefisien beta dapat

bernilai positif dan negatif. Jika beta positif, maka kenaikkan return

pasar akan menyebabkan kenaikan return saham. Sebaliknya jika beta

negatif maka kenaikkan return pasar akan menyebabkan penurunan

return saham. Saham yang memiliki beta (β) secara keseluruhan bernilai

positif baik saham yang terdapat dalam saham LQ 45 maupun JII.

Besarnya koefisien beta yang normal adalah β = 1. Bila β < 1 disebut

sebagai saham yang lemah (defensive stock), yang berarti jika ada

kenaikan return pasar sebesar X %, maka return saham akan naik

kurang dari X % dan begitu pula sebaliknya. β > 1 disebut saham agresif

(aggressive stocks), yang berarti jika return pasar naik sebesar X %

72

maka return saham akan mengalami kenaikan lebih dari X % dan begitu

pula sebaliknya saham dalam penelitian ini semuanya bernilai positif,

maka kenaikan return pasar akan menyebabkan kenaikan return saham.

Yang termasuk dalam saham yang lemah (β < 1) dan kuat (β >1) adalah:

Tabel 4.8

SAHAM-SAHAM LQ 45 YANG MEMILIKI (β >1) Dan (β <1)

NoKODE SAHAM

LQ 45 Beta (β >1) KODE SAHAMLQ 45 Beta (β <1)

1 ASII 1,311 10 AALI 0,9692 BBCA 1,046 11 BNBR 0,9823 BDMN 1,114 12 BNII 0,0984 BLTA 1,185 13 ISAT 0,465 BMRI 1,205 14 PGAS 0,7766 BNGA 1,142 15 MEDC 0,9327 INDF 1,1588 INKP 1,0599 KIJA 1,301

Sumber: Hasil olah data

Dilihat pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa saham LQ 45 yang

memiliki saham agresif (aggressive stocks) atau β > 1 hanya terdapat 8

saham saja sedangkan saham yang lemah (defensive stock) atau β < 1

hanya terdapat 7 saham.

Tabel 4.9SAHAM-SAHAM JII YANG MEMILIKI (β >1) Dan (β <1)

No KODE SAHAMJII

Beta (β >1) KODE SAHAMJII

Beta (β <1)

1 INCO 1,25 5 BUMI 0,3412 INTP 1,034 6 KLBF 0,9033 PTBA 1,139 7 TLKM 0,6064 UNTR 1,294 8 UNVR 0,35

Sumber: Hasil olah data

73

Dilihat pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa saham JII yang

memiliki saham agresif (aggressive stocks) atau β > 1 hanya terdapat 4

saham saja sedangkan saham yang lemah (defensive stock) atau β < 1

hanya terdapat 4 saham.

4. Menghitung nilai exces return to beta (ERB) dan nilai Ci masing-masing

saham.

Tabel 4.10Hasil Perhitungan Excess Return to Beta (ERB) & Peringkat ERB Saham

LQ 45 periode 2006-2010

NoPERUSHAAN

LQ 45E(Ri) Risk free (SBI) (E(Ri)-Rf) βi ERB

1 AALI 0,033176 0,000995 0,03218 0,969 0,033211

2 ASII 0,033291 0,000995 0,0323 1,311 0,024635

3 BBCA 0,019173 0,000995 0,01818 1,046 0,017379

4 BDMN 0,015601 0,000995 0,01461 1,114 0,013111

5 BMRI 0,030631 0,000995 0,02964 1,205 0,024594

6 BNBR 0,022143 0,000995 0,02115 0,982 0,021536

7 BNGA 0,035022 0,000995 0,03403 1,142 0,029796

8 BNII 0,032384 0,000995 0,03139 0,098 0,320296

9 INDF 0,035659 0,000995 0,03466 1,158 0,029934

10 INKP 0,028425 0,000995 0,02743 1,059 0,025902

11 ISAT 0,013399 0,000995 0,0124 0,46 0,026965

12 KIJA 0,019275 0,000995 0,01828 1,301 0,014051

13 PGAS 0,027256 0,000995 0,02626 0,776 0,033841

14 MEDC 0,06759 0,000995 0,0666 0,932 0,071454

Sumber: Hasil olah data

Dilihat dari perhitungan pada tabel 4.10 Berdasarkan hasil

perhitungan di atas kemudian dihitung nilai excess return to beta (ERB)

dan nilai Ci masing-masing saham. Nilai ERB yang diperoleh diurutkan

atau diranking dari nilai ERB terbesar ke nilai ERB yang terkecil. Nilai

Ci merupakan hasil bagi varian pasar dan return premium terhadap

74

variance residual error saham dengan varian pasar pada sensitivitas

saham individual terhadap variance residual error saham. Nilai ERB

yang dipilih untuk masuk ke dalam portofolio optimal adalah saham-

saham yang memiliki ERB positif. Pada saham LQ 45 terdapat 14 saham

yang memiliki ERB positif. Sedangkan untuk saham yang ERB-nya

bernilai negatif hanya 1 saham saja yaitu saham BLTA. Saham-saham

yang memiliki ERB negatif tidak memenuhi syarat untuk membentuk

portofolio yang optimal.

Tabel 4.11Hasil Perhitungan Excess Return to Beta (ERB) & Peringkat ERB Saham

JII dari yang Terbesar Sampai yang Terkecil padaperiode 2006-2010

NoPERUSHAAN

JIIE(Ri) Risk free (BI) (E(Ri)-Rf) βi ERB

1 BUMI 0,11561 0,000995 0,114615 0,341 0,336114

2 INCO 0,019234 0,000995 0,018239 1,25 0,014591

3 INTP 0,031431 0,000995 0,030436 1,034 0,029435

4 KLBF 0,029376 0,000995 0,028381 0,903 0,03143

5 PTBA 0,054125 0,000995 0,05313 1,139 0,046646

6 TLKM 0,002001 0,000995 0,001006 0,606 0,00166

7 UNTR 0,046237 0,000995 0,045242 1,294 0,034963

8 UNVR 0,022534 0,000995 0,021539 0,35 0,06154

Sumber: Hasil olah data

Dilihat dari perhitungan pada tabel 4.11 tersebut, terdapat 8 saham

pada saham JII yang nilai ERB-nya positif. Saham yang memiliki nilai

ERB positif tersebut memiliki peluang untuk menjadi bagian dari

portofolio yang optimal. Untuk menentukan saham-saham mana dari

75

saham yang akan menjadi bagian portofolio optimal, harus terlebih

dahulu dibandingkan antara ERB dengan cut-off point (Ci) dari ke-2

saham tersebut yaitu saham LQ 45 dan JII.

5. Menentukan cut off point (C*)

Nilai cut off point (C*) adalah nilai Ci maksimum dari sederetan

nilai Ci saham. Nilai cut off point digunakan sebagai titik pembatas

untuk menentukan saham yang masuk kandidat dengan yang tidak

masuk kandidat portofolio.

Tabel 4.12Perbandingan Nilai ERB dengan Cut off point pada LQ 45

Masing-masing Saham pada Periode 2006-2010

No PERUSHAAN LQ 45 ERB C*1 AALI 0,033210526 > 0,0001567832 ASII 0,02463463 > 0,0111213313 BBCA 0,017378585 > 0,0119021394 BDMN 0,013111311 > 0,0121183545 BMRI 0,024594191 > 0,0127378576 BNBR 0,021535642 > 0,0132072687 BNGA 0,029795972 > 0,0149653848 BNII 0,320295918 > 0,0152034999 INDF 0,02993437 > 0,01611916810 INKP 0,025901794 > 0,01651980411 ISAT 0,026965217 > 0,01664386612 PGAS 0,033841495 > 0,01713299813 MEDC 0,071453863 > 0,019960072

Sumber : Hasil olah data = C* = 0,019960072

Setelah didapat hasil perhitungan cut off point (Ci), maka nilai ERB

yang positif diperbandingkan dengan nilai cut off point tersebut. Jika

ERB suatu saham lebih besar dari cut off point-nya (Ci), maka saham

tersebut memenuhi kriteria untuk masuk ke dalam portofolio optimal

76

dan jika ERB suatu saham lebih kecil dari cut off point-nya (Ci), maka

saham tersebut tidak memenuhi kriteria untuk masuk dalam

pembentukan portofolio optimal. Dari tabel 4.12 diatas dapat diketahui

bahwa ada 13 saham pada saham LQ 45 yang memenuhi kriteria untuk

masuk ke dalam pembentukan portofolio yang optimal, karena nilai

ERB dari masing-masing saham tersebut lebih besar dari nilai masing-

masing cut off point-nya (Ci). 13 saham yaitu AALI, ASII, BBCA,

BDMN, BMRI, BNBR, BNGA, BNII, INDF, INKP, ISAT, PGAS,

MEDC. Untuk penentuan unique cut-off point (C*) yang merupakan

nilai Ci tertinggi (optimum) berada pada angka 0,019960072 atau pada

saham MEDC pada saham LQ 45. Unique cut off point ini menunjukkan

batas pemisah antara penerimaan dan penolakan saham untuk portofolio

efisien.

Tabel 4.13Perbandingan Nilai ERB dengan Cut off point pada JII

Masing-masing Saham pada Periode 2006-2010

No PERUSHAAN JII ERB C*1 BUMI 0,33611437 > 0,007142042 INCO 0,0145912 > 0,0077006233 INTP 0,029435 > 0,0096467024 KLBF 0,03143 > 0,0106484265 PTBA 0,046646 > 0,0131026356 UNTR 0,034963 > 0,0148573187 UNVR 0,06154 > 0,015302494

Sumber: Hasil olah data = C* = 0,015302494

77

Dari tabel diatas yaitu tabel 4.13 dapat diketahui bahwa ada 7

saham pada JII yang memenuhi kriteria untuk masuk ke dalam

pembentukan portofolio yang optimal, karena nilai ERB dari masing-

masing saham tersebut lebih besar dari nilai masing-masing cut off

point-nya (Ci). sedangkan unique cut off point pada saham JII yaitu

saham BUMI sebesar 0,015302494.

6. Menentukan saham kandidat portofolio

Saham yang menjadi kandidat portofolio adalah saham yang

mempunyai nilai excess return to beta lebih besar atau sama dengan

nilai cut off point. Tabel 4.12 dan 4.13 telah memperlihatkan saham-

saham yang menjadi kandidat portofolio optimal berdasarkan ERB > C*.

7. Menentukan portofolio optimal dan proporsi dana masing-masing saham

pembentuk portofolio.

Setelah mengetahui ke dua saham dari LQ 45 dan JII yang terpilih

untuk masuk ke dalam pembentukan portofolio yang optimal, maka akan

dihitung besarnya proporsi (Xi) yang layak diinvestasikan pada saham-

saham terpilih tersebut. Terlebih dahulu akan ditentukan skala

tertimbang dari masing-masing saham (Zi) yang akan ditunjukkan oleh

tabel 4.14 dan 4.15.

78

Tabel 4.14Perhitungan Skala Tertimbang (Zi) dan Proporsi Dana (Xi)

Pada Saham LQ 45

NoPERUSHAAN

LQ 45βi σ2ei

βiσ2ei

ERB Zi Xi

1 AALI 0,969 0,016 60,5625 0,03321 0,802448765 0,016484878

2 ASII 1,311 0,01 131,1 0,02463 3,2296 0,066346367

3 BBCA 1,046 0,02 52,3 0,01738 0,908974 0,018673248

4 BDMN 1,114 0,013 85,69230 0,01311 1,123538462 0,023081092

5 BMRI 1,205 0,011 109,54545 0,0245942 2,694181818 0,055347156

6 BNBR 1,114 0,023 48,434782 0,02154 1,043285217 0,021432433

7 BNGA 0,982 0,014 70,1428571 0,0298 2,090257143 0,042940602

8 BNII 1,142 0,014 81,57142857 0,3203 26,12732857 0,53673933

9 INDF 1,158 0,023 50,34782609 0,02993 1,506910435 0,030956785

10 INKP 0,46 0,028 16,42857143 0,0259 0,4255 0,008741138

11 ISAT 1,301 0,018 72,27777778 0,02697 1,949331667 0,04004554

12 PGAS 0,776 0,013 59,69230769 0,03384 2,019987692 0,041497042

13 MEDC 0,932 0,014 66,57142857 0,07145 4,756528571 0,097714389

Jumlah 48,67787234 1

Sumber: Hasil olah data

Dilihat dari tabel 4.14 mengenai perhitungan skala tertimbang (Zi)

dan proporsi dana (Xi). Proporsi dana pada 13 saham yang terdapat pada

saham LQ 45 yaitu saham AALI sebesar 1,65%, ASII sebesar 6,63%,

BBCA sebesar 1,86%, BDMN sebesar 2,31%, BMRI sebesar 5,5%,

BNBR sebesar 2,14%, BNGA sebesar 4,3%, BNII sebesar 53,7%, INDF

sebesar 3,09%, INKP sebesar 0,9%, ISAT sebesar 4%, PGAS sebesar

4,15%, MEDC sebesar 9,77% .

79

Tabel 4.15Perhitungan Skala Tertimbang (Zi) dan Proporsi Dana (Xi)

Pada Saham JII

NoPERUSHAAN

JIIβi σ2ei

βi

σ2eiERB Zi Xi (100%)

1 BUMI 0,341 0,026 13,115385 0,336114 4,20756629 0,237485746

2 INCO 1,25 0,023 54,34782609 0,0145912 0,793 0,044758938

3 INTP 1,034 0,012 86,166667 0,029435 2,536315833 0,143156118

4 KLBF 0,903 0,017 53,117647 0,03143 1,669487647 0,09423013

5 PTBA 1,139 0,017 67 0,046646 3,125282 0,176398867

6 UNTR 1,294 0,014 92,428571 0,034963 3,231580143 0,182398605

7 UNVR 0,35 0,01 35 0,06154 2,1539 0,121571596

Jumlah 100%Sumber: Hasil olah data

Dilihat dari tabel 4.15 mengenai perhitungan skala tertimbang (Zi)

dan proporsi dana (Xi). Proporsi dana pada 7 saham yang terdapat pada

saham JII yaitu saham BUMI sebesar 23,8%, INCO sebesar 4,48%,

INTP sebesar 14,3%, KLBF sebesar 9,42%, PTBA sebesar 17,6%,

UNTR sebesar 18,24%, UNVR sebesar 12,16%.

8. Menentukan koefisien korelasi dan covariance antar saham pembentuk

portofolio optimal.

Setelah menentukan saham-saham pembentuk portofolio kemudian

dihitung koefisien korelasi diperlukan untuk mengetahui hubungan

return saham-saham pembentuk portofolio dan hubungan return saham

dengan return pasar yang dihitung dengan SPSS 17. Covariance

merupakan perbandingan perhitungan realized return saham A dengan

realized return saham B. Covariance dihitung dengan program SPSS 17.

Hasil penghitungan koefisien korelasi antar saham pembentuk portofolio

ditunjukkan pada tabel 4.16 dan 4.17 di bawah ini:

80

Tabel 4.16KOEFISIEN KORELASI DAN KOVARIANS SAHAM LQ 45 PEMBENTUK

PORTOFOLIO

No PERUSHAAN LQ 45 Korelasi(Ri,Rihsg) Cov(Ri,Rihsg)

1 AALI 0,555 0,006332 ASII 0,821 0,00863 BBCA 0,494 0,006844 BDMN 0,695 0,07275 BMRI 0,771 0,007866 BNBR 0,42 0,00647 BNGA 0,649 0,007468 BNII 0,683 0,009369 INDF 0,047 0,0005210 INKP 0,381 0,0069111 ISAT 0,266 0,00312 PGAS 0,54 0,0050713 MEDC 0,597 0,00608

Sumber : Hasil olah data

Dilihat dari tabel 4.16 menunjukkan bahwa korelasi memiliki nilai

positif dari masing-masing saham LQ 45 dengan IHSG. Dimana dalam

konteks diversifikasi, ukuran ini akan menjelaskan sejauh mana return

dari sekuritas terkait satu dengan yang lainnya hal ini sesuai dengan teori

jika penggabungan dua sekuritas berkorelasi positif sempurna (+1,0)

tidak akan memberikan manfaat pengurangan risiko. Risiko portofolio

yang dihasilkan dari penggabungan ini hanya merupakan rata-rata

tertimbang dari risiko individual sekuritas yang ada di portofolio. Oleh

karena itu, investor tidak akan bisa menghilangkan sama sekali risiko

portofolio. Hal ini yang bisa dilakukan adalah mengurangi risiko

portofolio (Eduardus Tandelilin, 2010:118).

81

Saham LQ 45 yang memiliki korelasi positif yang bernilai tinggi

adalah saham ASII sebesar 0,0821 sementara korelasi positif rendah

yaitu saham INDF yaitu sebesar 0,047. Sedangkan untuk kovarians yang

positif dimana kecenderungan dua sekuritas bergerak dalam arah yang

sama. Jika return LQ 45 naik maka return sekuritas IHSG naik,

demikian sebaliknya. Saham yang memiliki kovarians positif yang

memiliki bernilai tinggi BDMN sebesar 0,0727.

Tabel 4.17KOEFISIEN KORELASI DAN KOVARIANS SAHAM JII PEMBENTUK

PORTOFOLIO

No PERUSHAAN JII Korelasi(Ri,Rihsg) Cov(Ri,Rihsg)1 BUMI 0,143 0,002232 INCO 0,511 0,008123 INTP 0,678 0,009964 KLBF 0,508 0,005895 PTBA 0,587 0,007436 UNTR 0,723 0,008457 UNVR 0,367 0,0228

Sumber : Hasil olah data

Dilihat dari tabel 4.17 menunjukkan bahwa korelasi memiliki nilai

positif dari masing-masing saham JII dengan IHSG. Saham JII yang

memiliki korelasi positif yang bernilai tinggi adalah saham UNTR

sebesar 0,723 sementara korelasi positif rendah yaitu saham BUMI yaitu

sebesar 0,143. Sedangkan untuk kovarians yang positif dimana

kecenderungan dua sekuritas bergerak dalam arah yang sama. Jika

return JII naik maka return sekuritas IHSG naik, demikian sebaliknya.

Saham yang memiliki kovarians yang bernilai tinggi pada saham JII

adalah saham UNVR sebesar 0,0228.

82

9. Menghitung Tingkat Pengembalian dan Risiko Portofolio

Return harapan dari suatu portofolio dapat diestimasi dengan

menghitung rata-rata tertimbang dari return harapan dari masing-masing

aset individual yang ada dalam portofolio. Persentase nilai portofolio

yang diinvestasikan dalam setiap aset-aset individual dalam portofolio

disebut sebagai “bobot portofolio”, yang dilambangkan dengan W. Jika

seluruh bobot portofolio dijumlahkan, akan berjumlah total 100% atau

1,0; artinya seluruh dana telah diinvestasikan dalam portofolio.

Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan perhitungan alpha

portofolio, beta portofolio serta return portofolio :

Tabel 4.18Perhitungan Return Portofolio Saham LQ 45

NoPERUSAHAAN

LQ 45α βi Xi E(Rm) α Portofolio βi Portofolio

1 AALI 0,009 0,969 0,016484878 0,025117 0,000148364 0,015973847

2 ASII 0 1,311 0,066346367 0 0,086980087

3 BBCA -0,007 1,046 0,018673248 -0,000130713 0,019532217

4 BDMN -0,012 1,114 0,023081092 -0,000276973 0,025712336

5 BMRI 0 1,205 0,055347156 0 0,066693323

6 BNBR -0,003 1,114 0,021432433 -6,42973E-05 0,02387573

7 BNGA 0,006 0,982 0,042940602 0,000257644 0,042167671

8 BNII 0,03 1,142 0,53673933 0,01610218 0,612956315

9 INDF 0,007 1,158 0,030956785 0,000216697 0,035847957

10 INKP 0,002 0,46 0,008741138 1,74823E-05 0,004020923

11 ISAT 0,002 1,301 0,04004554 8,00911E-05 0,052099248

12 PGAS 0,008 0,776 0,041497042 0,000331976 0,032201705

13 MEDC -0,017 0,932 0,097714389 -0,001661145 0,091069811

Total 1 0,015021307 1,10913117

Return Portofolio E(Rp) = 0,042879354Sumber : Hasil olah data

83

Dapat dilihat hasil perhitungan pada tabel 4.18 diatas menunjukkan

bahwa return portofolio saham LQ 45 sebesar 0,042879354 atau

4,2879354 % per bulan.

Tabel 4.19 Perhitungan Return Portofolio Saham JII

No PERUSAHAAN α βi Xi E(Rm) α Portofolio βi Portofolio

1 BUMI 0,107 0,341 0,237485746 0,025117 0,025410975 0,080982639

2 INCO -0,014 1,25 0,044758938 -0,000626625 0,055948672

3 INTP 0,005 1,034 0,143156118 0,000715781 0,148023426

4 KLBF 0,007 0,903 0,09423013 0,000659611 0,085089808

5 PTBA 0,026 1,139 0,176398867 0,004586371 0,20091831

6 UNTR 0,014 1,294 0,182398605 0,00255358 0,236023795

7 UNVR 0,014 0,35 0,121571596 0,001702002 0,042550059

Total 0,035001695 0,849536708

Return Portofolio E(Rp) = 0,05634

Sumber : Hasil olah data

Dapat dilihat hasil perhitungan pada tabel 4.19 diatas menunjukkan

saham JII memiliki return portofolio sebesar 0,05634 atau 5,634%.

Return tersebut merupakan return yang cukup menjanjikan, karena

return portofolio tersebut diatas tingkat pengembalian pasar E(Rm) yang

besarnya adalah 2,5117 %, dan masih berada diatas tingkat

pengembalian bebas risiko yang besarnya adalah 0,0995 % per bulan.

Sedangkan untuk mencari risiko dari portofolio, kita harus menghitung

varian dari portofolio (σp2), terlebih dahulu kita harus menghitung beta

dari portofolio (systematik risk) yang dikuadratkan, varian pasar (σm2),

serta unsystematik risk dari portofolio (σep2).

84

Tabel 4.20Perhitungan Risiko Portofolio Saham LQ 45

Sumber : Hasil olah data

Dari hasil perhitungan tabel 4.20 diatas tersebut didapatkan risiko

portofolio pada saham LQ 45 sebesar 0,1114 atau 11,14 %. Risiko

portofolio tidak bisa dihitung hanya dengan menjumlahkan risiko

masing-masing sekuritas yang ada dalam portofolio. Menghitung risiko

portofolio tidak sama dengan menghitung return portofolio, karena

risiko portofolio bukan rata-rata tertimbang risiko masing-masing

sekuritas individual dalam portofolio.

Dengan menggunakan ukuran kovarians seperti yang telah dibahas

di muka, kita bisa menghitung besarnya risiko portofolio, baik yang

terdiri dari dua buah sekuritas maupun n sekuritas. Dalam menghitung

risiko portofolio, ada tiga hal yang perlu ditentukan, yaitu:

No PERUSHAAN LQ 45 βi2 Portofolio

1 AALI 1,230171953 0,00653 0,000271751 0,016 4,34802E-06

2 ASII 0,00440184 0,01 4,40184E-05

3 BBCA 0,00034869 0,02 6,9738E-06

4 BDMN 0,000532737 0,013 6,92558E-06

5 BMRI 0,003063308 0,011 3,36964E-05

6 BNBR 0,000459349 0,023 1,0565E-05

7 BNGA 0,001843895 0,014 2,58145E-05

8 BNII 0,288089108 0,014 0,004033248

9 INDF 0,000958323 0,023 2,20414E-05

10 INKP 7,64075E-05 0,028 2,13941E-06

11 ISAT 0,001603645 0,018 2,88656E-05

12 PGAS 0,001722004 0,013 2,23861E-05

13 MEDC 0,009548102 0,014 0,000133673

Total 0,004374695

Varians Portofolio (σp2) = β2 σm2 + σep2 = 0,012407718

Risiko Portofolio 0,1114

85

1. Varians setiap sekuritas

2. Kovarians antara satu sekuritas dengan sekuritas lainnya.

3. Bobot portofolio untuk masing-masing sekuritas.

Tabel 4.21Perhitungan Risiko Portofolio Saham JII

No PERUSAHAAN JII βi2 Portofolio

1 BUMI 0,721712619 0,00653 0,05639948 0,026 0,001466386

2 INCO 0,002003362 0,023 4,60773E-05

3 INTP 0,020493674 0,012 0,000245924

4 KLBF 0,008879317 0,017 0,000150948

5 PTBA 0,03111656 0,017 0,000528982

6 UNTR 0,033269251 0,014 0,00046577

7 UNVR 0,014779653 0,01 0,000147797

Total 0,003051884

Varians Portofolio (σp2) = β2 σm2 + σep2 = 0,007764667

Risiko Portofolio 0,088117347Sumber : Hasil olah data

Dari hasil perhitungan tabel 4.21 diatas tersebut didapatkan risiko

portofolio saham JII yaitu sebesar 0,088117347 atau 8,82%. Risiko

portofolio dilihat dari standar deviasi yaitu akar dari varian portofolio.

Risiko portofolio LQ 45 dan JII lebih kecil dari tingkat risiko saham

individul. Hal ini berarti risiko investasi dapat diperkecil dengan

mengadakan penganekaragaman saham (portofolio saham) sesuai

dengan penelitian (Poerwanto dan sylvanata, 2005:96).

86

D. Hasil Analisis

Penelitian yang dilakukan dengan sampel sebanyak 23 saham selama

periode tahun 2006-2010 yaitu saham LQ 45 dan saham JII dengan

menggunakan model indeks tunggal diperoleh dua kandidat portofolio.

Dari perhitungan expected return tertinggi dari saham LQ 45

E(Ri) MEDC = 0.06759

E(Ri) INDF = 0.03565

E(Ri) BNGA = 0.035022

Dari perhitungan expected return tertinggi dari saham JII

E(Ri) BUMI = 0.01156

E(Ri) PTBA = 0.05412

E(Ri) UNTR = 0.04623

Saham dengan expected return terendah dari saham LQ 45

E(Ri) BLTA = -0.0026

E(Ri) ISAT = 0.01399

E(Ri) BDMN = 0.0156

Saham dengan expected return terendah dari saham JII

E(Ri) TLKM = 0.0020

E(Ri) INCO = 0.01922

E(Ri) UNVR = 0.02253

Dari perhitungan standar deviasi tertinggi dari saham LQ 45

SD INKP = 0.2245

SD BNBR = 0.18878

87

SD BBCA = 0.1712

Dari perhitungan standar deviasi tertinggi dari saham JII

SD INCO= 0.1966

SD BUMI= 0.1931

SD PTBA = 0.1567

Dari perhitungan standar deviasi terendah dari saham LQ 45

SD PGAS = 0.1162

SD MEDC = 0.1260

SD BMRI = 0.1262

Dari perhitungan standar deviasi terendah dari saham JII

SD UNVR= 0.0770

SD TLKM= 0.09141

SD INTP = 0.1233

Dan perhitungan excess return to beta (ERB) dari 15 saham LQ 45 dan 8

saham JII diperoleh sebagai berikut:

Saham dengan ERB tertinggi dari saham LQ 45

ERB MEDC = 0,320296

Saham dengan ERB tertinggi dari saham JII

ERB BUMI = 0,336114

Nilai excess return to beta (ERB) mencerminkan besarnya return yang

dapat dihasilkan oleh suatu saham relatif terhadap suatu unit resiko yang

tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan beta. Beta mencerminkan

volatilitas return pasar, mengukur systematic risk dari suatu saham relatif

88

terhadap resiko pasar. Dengan demikian berarti masing-masing saham

memiliki kepekaan yang berbeda terhadap perubahan pasar. Semakin besar

koefisien beta saham berarti semakin peka terhadap perubahan pasar dan

disebut sebagai saham yang agresif. Sedangkan βi = 1 berarti saham

memiliki risiko yang sama dengan risiko rata-rata pasar. Oleh karena

systematic risk tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi, maka dalam

pembentukan portofolio investor perlu mempertimbangkan nilai ERB tiap

saham kandidat.

Diversifikasi yang dilakukan berhasil menurunkan risiko dilihat dari

risiko portofolio yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan risiko

individual saham. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa

faktor penting dalam diversifikasi portofolio adalah korelasi yang rendah

antar return asset pembentuk portofolio. Semakin rendah koefisien korelasi

maka semakin besar pula potensi manfaat dari diversifikasi tersebut.

Untuk mengetahui bahwa portofolio maka perlu dihitung ERB tiap

saham dengan menggunakan basis periode per tahun. Hasil perhitungan

ERB yang sudah diurutkan (diperingkat) dari nilai ERB terbesar ke nilai

ERB terkecil kemudian dibandingkan dengan rangking ERB tiap saham

kandidat yang dihitung menggunakan basis periode lima tahun. Hal ini

dilakukan untuk melihat konsistensi nilai ERB saham pembentuk portofolio

yang dihitung dengan basis periode berbeda.

89

Hasil perhitungan menunjukkan untuk tiap basis periode waktu nilai

ERB tiap saham mengalami perubahan sehingga saham yang menjadi

kandidat potofolio juga mengalami perubahan. Hal ini disebabkan oleh

fluktuasi harga saham antar waktu yang menyebabkan perubahan return

saham antar waktu dan selanjutnya menjadikan perbedaan koefisien beta

antar waktu. Beta saham yang tidak stabil tersebut akan mempengaruhi

nilai ERB tiap saham yang menjadi faktor penentu kandidat portofolio.

E. INTERPRETASI

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa saham-saham

yang yang memiliki ERB terbesar yaitu ERB yang bernilai positif lebih

layak masuk ke dalam portofolio optimal dan menjadi kandidat portofolio

berikutnya. Emiten-emiten yang masuk kandidat portofolio optimal dari

saham LQ 45 sebanyak 13 saham yaitu saham AALI, ASII, BBCA, BDMN,

BMRI, BNBR, BNGA, BNII, INDF, INKP, ISAT, PGAS, MEDC.

sedangkan dari JII sebanyak 7 saham yaitu BUMI, INCO, INTP, KLBF,

PTBA,UNTR dan UNVR. Hal ini sesuai dengan penelitian Suherman dan I

Roni Setyawan pada tahun 2006 yang menyatakan bahwa berdasarkan

excess return to beta (ERB) terdapat 12 saham yang mempunyai ERB

positif sehingga saham tersebut masuk ke dalam portofolio optimal.

Hasil penelitian yang lainnya yaitu Muhammad Yunus kasim pada

tahun 2004 yang menyatakan bahwa saham-saham yang membentuk

90

portofolio optimal adalah saham yang mempunyai ERB lebih besar atau

sama dengan niali ERB di titik cut off rate, sedangkan saham-saham yang

mempunyai nilai ERB lebih kecil dari pada cut off rate tidak di ikut sertakan

dalam pembentukkan portofolio optimal. Dari 31 saham yang

direkomendasikan oleh BNI securities, hanya 15 saham yang dapat

menghasilkan portofolio optimal.

Hal ini sesuai dengan teori salah satu teknik analisa portofolio

optimal yang dilakukan oleh Elton Gruber (2003:185), adalah menggunakan

single index model. Analisis atas sekuritas dilakukan dengan

membandingkan excess return to beta (ERB) dengan Cut-off Rate-nya (Ci)

dari masing-masing saham. Saham yang memiliki ERB lebih besar dari Ci

dijadikan kandidat portofolio, sedang sebaliknya yaitu Ci lebih besar dari

ERB tidak diikutsertakan dalam portofolio.

91

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Proses pembentukkan portofolio saham LQ 45 dan JII melalui

beberapa penyeleksian saham dengan menggunakan cut off point yang

terlebih dahulu dibandingkan dengan ERB. Sekuritas yang membentuk

portofolio optimal adalah sekuritas yang memiliki nilai ERB lebih besar

dibandingkan cut off point atau nilai ERB yang memiliki nilai positif.

Dari perhitungan dengan menggunakan model indeks tunggal terhadap 15

saham pada saham LQ 45 dan 8 saham pada saham JII, hasilnya

menunjukkan 13 saham pada saham LQ 45 dan 7 saham pada saham JII

yang memiliki nilai excess return to beta lebih besar dari cut off point dan

akan menjadi kandidat portofolio. Jadi dalam penelitian portofolio optimal

bentuk oleh 13 saham pada saham LQ 45 yaitu saham AALI, ASII, BBCA,

BDMN, BMRI, BNBR, BNGA, BNII, INDF, INKP, ISAT, PGAS, MEDC

dan 7 saham pada saham JII yaitu saham BUMI, INCO, INTP, KLBF,

PTBA, UNTR, UNVR.

Penggunaan metode model indeks tunggal untuk menentukkan portofolio

efisien berdasarkan besarnya nilai cut off point dan excess return to beta

mempunyai kelebihan karena mempertimbangkan juga systematic risk

saham yang di ukur dengan beta. Saham yang mempunyai koefisien beta

antar waktu relatif stabil berarti mempunyai excess return beta antar waktu

92

relatif stabil juga. Oleh karena itu investor perlu membandingkan nilai

excess return to beta tiap saham kandidat dengan basis periode waktu yang

berbeda. Investasi pada saham selalu mengandung unsur risiko, baik

unsystematic risk maupun systematic risk. Unsystematic risk dapat dihindari

investor melalui diversifikasi, yaitu dengan membentuk portofolio,

sedangkan systematic risk dapat dihindari investor dengan memilih saham-

saham yang mempunyai nilai excess return to beta yang besar. Informasi

nilai beta dan nilai excess return to beta dapat dimanfaatkan untuk

mempertimbangkan alternatif investasi dan mengoptimalkan penyusunan

portofolio saham.

B. Implikasi

Implikasi yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis penelitian ini dapat menambah wawasan dalam bidang

pasar modal khususnya mengenai instrument pasar modal saham. Serta

mengetahui bagaimana pentingnya memilih saham dan pembentukan

portofolio optimal.

2. Bagi akademisi untuk menambah pengetahuan mengenai keuangan dan

pasar modal khususnya mengenai investasi dalam portofolio.

3. Bagi investor penelitian ini dijadikan bahan acuan dalam

mempertimbangkan suatu keputusan investasi dari berbagai alternatif

investasi yang ditawarkan ketika investor menginginkan kekayaannya

diinvestasikan.

93

4. Bagi perusahaan sebagai pihak yang memerlukan dana dapat

menerbitkan saham dan menjualnya di pasar modal untuk memanfaatkan

dana tersebut dalam mengembangkan proyek-proyeknya, tanpa harus

membayar beban bunga tetap seperti jika meminjam dana ke bank.

5. Bagi pemerintah dapat meningkatkan kegiatan perekonomian negara dan

kemakmuran masyarakat luas.

C. Saran

1. Data harga saham, Indeks Harga Saham Gabungan dan Suku Bunga

Indonesia yang dugunakan adalah harga saham bulanan sehingga kurang

mencerminkan keadaan pada harian pengamatan. Penelitian selanjutnya

sebaiknya menggunakan harga saham harian sehingga kemungkinan

dapat memberikan hasil yang baik.

2. Perluasan penggunaan sampel dengan memperhatikan sektor industrinya

dapat dilakukan agar diketahui pengaruh sektor industrinya dapat

dilakukan agar diketahui pengaruh sektor industri terhadap hasil

penelitian.

3. Periode pengamatan penelitian cukup pendek hanya lima tahun, yaitu

dari tahun 2006-2010. Oleh karena itu perlu untuk memperpanjang

waktu pengamatan agar hasil penelitian lebih akurat.

94

4. Bagi perusahaan yang sahamnya belum memenuhi syarat untuk masuk

dalam portofolio optimal, dapat melakukan perbaikan kinerja

perusahaannya, agar performa sahamnya meningkat.

95

DAFTAR PUSTAKA

Achsein, Iggi.” Investasi Syariah di Pasar Modal Menggagas Konsep dan PraktekManejemen Portofolio Syariah”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, .2000.

Ahmad, Kamaruddin. “Dasar-Dasar Manajemen Investasi”, Rineka Cipta,Jakarta. 2003.

Aziz, Abdul. “ Manajemen Investasi Syari’ah”, Alfabeta, Bandung. 2010.

Bodie, Z.A, Kane, A.J.Marcus. “Investment”, Singapore, Irwin/Mc Graw Hill,2009.

Cvitanic Jaksa and Semyon Malamud. “Nonmyopic Optimal Portfolios in ViableMarkets”2010.

Eduardus, Tandelilin. “Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio”, BPFE,Yogyakarta, 2010.

Elton, E.J. and M.J. Gruber. ”Modern Portofolio Theory & InvestmentManagement”, Fourth Edition, Horizon Pubs & Distributor Inc, 1995.

Elton, E.J. and M.J. Gruber. ”Modern Portofolio Theory & InvestmentManagement”, Fourth Edition, Horizon Pubs & Distributor Inc, 2003.

Fabozzi, F.J. “Manajemen Investasi”, Salemba Empat. Pearson Education AsiaPte.Ltd.Prentice Hall,Inc. 1996.

Feijoo Colomine Duran, Carlos Cotta, dan Antonio J. Fernandez,” On the Use ofSharpe’s Index in Evolutionary PortfolioOptimization Under Markowitz’sModel”, 2003

Fahmi, Irham dan Yovi Lavianti Hadi. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”,Penerbit, Bandung, 2009.

Halim, Abdul. “Analisis Investasi”, Salemba Empat, Jakarta, 2006.

Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, FEIS UIN SyariefHidayatullah, Jakarta, 2007.

Husnan, S. “Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas”, BPFE,Yogyakarta, 2006.

96

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”,Universitas di Ponegoro, Semarang, 2008.

Iswantoro, H. W. “Kamus Istilah Populer”, Penerbit Buku Kompas, Jakarta, 2006.

Jogiyanto, H. M. ” Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, BPFE, Yogyakarta,2008.

Jones, Charles. P. ”Analisis Kredit Untuk Account Officer, PT. Gramedia PustakaUtama, Jakarta, 2002.

Jones, Charles. P. ”Analisis Kredit Untuk Account Officer, PT. Gramedia PustakaUtama, Jakarta, 2007.

Markowitz, M. Harry. “Portofolio Selection”, Efficient Diversification OffInvestment, The John Wiley and son. Inc, 1952.

Mokhamad Sukarno. ” Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham denganMenggunakan Single Indeks di Bursa Efek Jakarta”, Tesis UniversitasDiponegoro, 2007.

Niels Bekkers, Ronald Q Doswijk, Trevin wlam. ““Strategic Asset Allocation :Determining The Optimal Portofolio with Ten Asset Classes”. 2009

Oktanto, Ryan. “ Aplikasi Single Index Model Untuk Menentukan Saham-SahamPembentuk Portofolio Optimal dalam Pengambilan KeputusanInvestasi Saham di Bursa Efek Jakarta”, Theses Airlangga University,2007.

Poerwanto, dan Sylvanata Heru. “ Analisis Portofolio Saham Syariah PadaJakarta Islamic Indeks Pada Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Manajemen &Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2005.

Reilly Frank K, dan Keith C Brown. ”Investment Analysis and PortofolioManagement”, Edisi ke-5, USA: The Dryden Press, 2003.

Samsul Mohammad. “Pasar Modal dan Manajemen Portofolio”, PT. GeloraAksara Pratama, 2006.

Saptono Budi Satryo. ” Optimisasi Portofolio Saham Syariah (Studi Kasus BEJTahun 2002-2004)”, Jurnal Ekonomi Keuangan dan Bisnis Islami, 2004.

Suherman dan I Roni Setyawan.” Pembentukan Portofolio Optimal SahamUnggulan di BEI dengan Menggunakan Cutt off Point “, EconosainsVol.IV Nomor 1, 2006.

97

Susanti, Hendrawati Vivin Dwi,” Aplikasi Model Indeks Tunggal DalamMenghasilkan Portofolio Optimal Pada Saham yang Aktif diPerdagangkan di Bursa Efek Jakarta”, Theses Airlangga University,2008.

Susanto, Burhanuddin. “Pasar Modal Syariah (Tinjauan Hukum)”, UII Press,Yogyakarta, 2008.

Trihendradi, C. “7 Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik MenggunakanSPSS 17”, Edisi 1, C.V Andi Offset, 2009.

Yansen Ali. ” Simplifying the Portofolio Optimization Process via Single IndexModel”, Industrial Engineering Northwestern University, 2008.

Yuli Kuriyati. ” Analisis Portofolio yang Optimal di BEI dengan MenggunakanIndeks Beta”, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, 2007.

Yunus Muhammad, Kasim. “ Analisis Risk dan Return Portofolio Saham PadaBursa Efek Indonesia”.Jurnal Ilmiah Santina Vol.2 No. 2, 2005.

www.bi.go.id

www.yahoofinance.com

www. rullyindrawan.wordpress.com/.../evaluasi-ekonomi-tahun-2006.

www.Business & Management Journal Bunda Mulia, Vol: 4, No. 1, Maret2008:2.com

98

Lampiran 1

Nama-Nama Perusahaan LQ 45 dan JII yang Menjadi Sampel Penelitian

Sumber : Indonesian Capital Market Directory (ICMD)

LQ 45NO. Perusahaan Kode Saham

1 Astra Agro Lestari Tbk AALI

2 Astra International Tbk ASII

3 Bank Central Asia Tbk BBCA

4 Bank Danamon Tbk BDMN

5 Berlian Laju Tanker Tbk BLTA

6 Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI

7 Bakrie & Brothers Tbk BNBR

8 Bank CIMB Niaga Tbk BNGA

9 Bank International Ind. Tbk BNII

10 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF

11 Indah Kiat Pulp and Paper Tbk INKP

12 Indosat Tbk ISAT

13 Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA

14 Perusahaan Gas Negara Tbk PGAS

15 Medco Energi International Tbk MEDC

JIINO. Perusahaan Kode Saham

1 Bumi Resources Tbk BUMI

2 International Nickel Indonesia INCO

3 Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP

4 Kalbe Farma Tbk KLBF

5 Tambang Batubara Bukit AsamTbk PTBA

6 Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM

7 United Tractors Tbk UNTR

8 Unilever Indonesia Tbk UNVR

99

Lampiran 2

Data Return LQ 45 Setelah di Olah

RETURN LQ 45Tahun AALI ASII BBCA BDMN BLTA BMRI BNBR BNGA

Dec-10 0.08488613 0.04202483 0.04202483 -0.1230769 0.04761905 0.015625 -0.057971 0.15757576

Nov -10 -0.034 -0.1012987 -0.1012987 -0.0298507 -0.1818182 -0.0985915 0.27777778 0.22058824

Oct -10 0.20581114 -0.0121317 -0.0121317 0.1166667 0.375 -0.0277778 -0.0181818 0.04615385

Sep -10 0.05343511 0.18619247 0.18619247 0.09433962 0.1666667 0.22033898 0.08 0.04

Aug 10 0.00769231 -0.0684932 -0.0684932 -0.0183486 0 -0.0247934 0 0.12612613

Jul-10 0.00775194 0.05625 0.05625 0.00943396 -0.2727273 0 -0.1071429 0.04716981

Jun-10 -0.0177665 0.12325581 0.12325581 0.05882353 -0.1428571 0.14285714 -0.0806452 0.01904762

May 10 -0.1158129 -0.0779915 -0.0779915 -0.112069 -0.4253731 -0.0614035 -0.1285714 -0.009434

Apr-10 -0.1048387 0.1120283 0.1120283 0.08411215 0.08064516 0.0943962 -0.0540541 0.1777778

Mar-10 0.02074689 0.14794521 0.14794521 0.04 0.03278689 0.1888889 -0.0519481 0.17105263

Feb-10 0.01894737 0.0240113 0.0240113 0.03645833 -0.0895522 -0.0427807 -0.0722892 0.0555556

Jan-10 0.05764967 0.03751804 0.03751804 0.06593407 0.04545455 -0.0157895 -0.0232558 0.04225352

Dec- 09 0.015625 0.072642968 0.072642968 0.045977011 -0.029850746 0.068181818 -0.04494382 0

Nov -09 0.079903148 0.060655738 0.060655738 0 -0.029411765 -0.01111111 -0.01111111 0.106060606

Oct -09 0.028503563 -0.06006 -0.06006006 -0.085427136 -0.101265823 0.010582011 -0.251908397 -0.014492754

Sep-09 -0.018648019 0.106135987 0.106135987 0.058823529 0.067567568 0.13939393939 -0.007575758 0.029411765

Aug -09 0.096938776 0.029010239 0.029010239 -0.030927835 -0.108433735 -0.023809524 0.245283019 -0.028169014

Jul-09 0.142011834 0.233684211 0.233684211 0 -0.023529412 0.325396825 0.16666667 0.129032258

Jun-09 -0.069060773 0.117370892 0.117370892 0.253246753 0.024096386 0.049586777 0 -0.114285714

100

May- 09 -0.126582278 0.165266106 0.165266106 0.2 0.261538462 0.081818182 0.11494253 -0.054794521

Apr-09 0.112676056 0.232876712 0.232876712 0.275510204 0.226415094 0.241791011 0.7 0.4583333

Mar-09 0.105882353 0.261061947 0.261061947 0.19047619 0.04 0.25 0 0.175

Feb-09 0.173515982 -0.13740458 -0.13740458 0.1666667 0.052631579 -0.043956044 0 -0.048192771

Jan-09 0.058252427 0.181818182 0.1818182 -0.27777778 -0.221311475 -0.13333333 0 -0.141414141

Dec-08 0,1597633 0,055 0,2149533 0,1923077 0,348837209 0,35 -0,0740741 0,1785714

Nov -08 0,3203125 -0,0285714 -0,027027 -0,0366972 -0,307692308 -0,06875 -0,5496183 -0,16

Oct -08 -0,4958333 -0,4333333 -0,0689655 -0,4747475 -0,4921875 -0,38823529 -0,3409091 -0,3472222

Sep-08 -0,2845304 -0,173913 -0,015625 -0,0841121 -0,24 -0,05357143 -0,2794118 -0,1910112

Aug -08 -0,1728111 -0,0693512 0,0495868 -0,0181818 -0,053763441 -0,04237288 -0,1265823 -0,0631579

Jul-08 -0,2613828 0,1653747 0,21 0,1808511 -0,015706806 0,133333333 -0,2307692 0

Jun-08 0,134357 -0,1004673 -0,1160714 -0,1754386 -0,074698795 -0,10344828 0,0192308 0

May 08 0,1020833 0,0243902 -0,0901639 -0,0086957 0 0 0,0392157 0,4117647

Apr-08 -0,0988593 -0,1803279 -0,0839695 -0,1617647 0 -0,1015625 0,02 -0,0933333

Mar-08 -0,152459 -0,1181818 -0,0714286 -0,0482759 -0,127659574 -0,015625 0,5223881 0,0135135

Feb-08 0,0360656 0,0127273 0 0,0625 0,043010753 -0,02962963 0,1311475 0,0555556

Jan-08 0,0747331 0,0018382 -0,5136986 -0,1 -0,122641509 -0,05 0,0517241 -0,2111111

Dec- 07 0,0852713 0,092 0,028169 -0,047619 0,204545455 -0,02777778 0 0,0588235

Nov -07 0,1065217 -0,0384615 -0,0405405 -0,0621469 -0,022727273 -0,07792208 -0,0634921 -0,0229885

Oct -07 0,3313609 0,3298701 0,168 0,0297619 0,121134021 0,070921986 0,05 -0,0114943

Sep-07 0,1748252 0,0784314 0,025 0,0496894 0,258064516 0,084615385 0,1320755 -0,0333333

Aug -07 -0,0466667 -0,0403226 -0,0322581 -0,0301205 -0,175531915 -0,0647482 -0,1 -0,0217391

Jul-07 0,1123188 0,1094675 0,1559633 0,2246377 -0,066666667 0,128 0,0166667 0,1325301

Jun-07 -0,089404 0,0242424 0,0380952 -0,0212766 0,051282051 -0,04580153 -0,0166667 -0,0574713

101

May -07 -0,0382166 0,1388889 -0,009434 0,1023622 -0,025 0,056910569 0,25 0,0481928

Apr-07 0,2352941 0,0909091 0,0291262 -0,0152672 0,071428571 0,23 0,2765957 0,1351351

Mar-07 0 -0,0604982 0,035533 0,1293103 0,074285714 0,063829787 0,0331492 -0,038961

Feb-07 -0,0456274 -0,0538721 -0,0343137 -0,0416667 0,054216867 -0,10576923 0,04 -0,1444444

Jan-07 0,0153846 -0,0747664 -0,0192308 -0,1323529 -0,045977011 -0,11206897 0,1096774 -0,0217391

Dec -06 0,1830986 -0,0125786 -0,0280374 0,08 0,005780347 0,045045045 0,1481481 -0,0891089

Nov -06 0,0979381 0,1902985 0,1397849 0,0416667 -0,064516129 0,018348624 -0,1612903 0,1494253

Oct -06 0,0714286 0,0763052 -0,0362694 0,1226415 -0,12 0,172043011 0,0333333 0,1756757

Sep-06 -0,0108696 0,1216216 0,0662983 0,0816327 0,067839196 0,107142857 -0,0909091 0,0724638

Aug 06 0,1017964 0,1502591 0,0833333 0,1529412 0,117977528 0,193181818 0 0,09375

Jul-06 0,2945736 -0,0153846 0,0182927 0,0625 0,028901734 0,023255814 0,1333333 0,1636364

Jun-06 -0,0076336 -0,0101523 -0,0060606 -0,1405405 -0,064864865 0,005847953 -0,0909091 -0,0517241

May 06 0,0731707 -0,1764706 -0,0628571 -0,1067961 0,115853659 -0,11518325 0,030303 -0,0806452

Apr-06 0,0423729 0,0622222 0,0479042 0,0618557 0,146853147 0,136094675 0,030303 0,3052632

Mar-06 0,1683168 0,1804124 0,1597222 0,1294118 0,028985507 0,080745342 0,3076923 0,1898734

Feb-06 0,020202 -0,062201 -0,0068966 -0,0806452 0,230088496 -0,08988764 0 -0,0705882

Jan-06 0 0,0097087 0,0820896 -0,026178 0,096153846 0,085365854 0,1304348 0,037037

Jumlah 1,236896 0,265114 0,289004 -0,10845 0,04560482 0,4923284 0,380787 0,511138

Average 0,034358 0,007364 0,008028 -0,00285 0,00123256 0,0133062 0,009287 0,013815

102

(Lanjutan Lampiran 2)

Lanjutan Data Return LQ 45 Setelah di OlahRETURN LQ 45

Tahun BNII INDF INKP ISAT KIJA PGAS MEDC

Dec -10 0.1641791 0.05978261 -0.08888889 0 -0.0243902 0.02906977 -0.0217391

Nov -10 0.91304348 -0.1201923 -0.1219512 -0.1 -0.075188 0.0617284 -0.1829268

Oct -10 0.06153846 -0.0458716 -0.1075269 0.07142857 0.02290076 0.05194805 0.20740741

Sep-10 0.06557377 0.19125683 0.14814815 0.25 0.09322034 -0.0375 0.08130081

Aug -10 0.01666667 -0.026738 0.13764045 -0.0927835 0.24468085 -0.00062112 0.025

Jul-10 0.05263158 0.12804878 -0.0434783 -0.020202 0.01075269 0.05882353 0.01694915

Jun-10 0.0363664 0.1292517 0.01648352 -0.038835 -0.0210526 0.0130719 0.04424779

May -10 -0.1129032 -0.0580645 -0.1685393 -0.1271186 -0.2519685 -0.0429448 -0.0338983

Apr-10 0 0.04 0.04494382 0.05357143 0.17592593 -0.0465116 0.14563107

Mar-10 0.18867925 -0.0320513 0.08536585 0.06796117 0.03883495 0.17241379 0.05050505

Feb-10 -0.1333333 0.05555556 -0.0574713 -0.0892857 -0.1344538 -0.033333 0.04210526

Jan-10 -0.0757576 0.00699301 0.31818182 0.18518519 -0.0165289 -0.0320513 -0.0204082

Dec -09 -0.043478261 0.118110236 0.023529412 -0.030769231 0.008474576 0.068493151 -0.02

Nov -09 -0.041666667 0.03361445 -0.005714286 -0.058252427 0.044247788 0.028169014 -0.038461538

Oct -09 -0.076923077 0.008196721 -0.005524862 -0.055045872 -0.120300752 -0.006849315 -0.068376068

Sep-09 0 0.21 0.028248588 0.028301887 0.0390625 0.042857143 0

Aug -09 -0.093023256 0.086956522 -0.032786885 -0.036697248 -0.030534351 -0.007142857 -0.126865672

Jul-09 0.131578947 0.210106383 0.040229885 0.079207921 0.247619048 0.111111 0.127118644

103

Jun-09 -0.05 0.05 0.035714286 -0.070093458 0.039215686 0.086206897 -0.102941176

May 09 -0.120879121 0.390625 0.469026549 -0.061946903 0.315789474 0.105769231 0.257142857

Apr-09 0.409090909 0.361702128 0.284090909 0.185185185 0.52 0.209302326 0.1666667

Mar-09 0.084745763 0.093023256 -0.021978022 0.152439024 0 0.162162162 0.023255814

Feb-09 -0.117647059 -0.0833333 0.058139535 -0.263157895 0 -0.126436782 0.226190476

Jan-09 -0.105263158 0.031578947 0.157894737 -0.034188034 0 0.182795699 -0.105263158

Dec-08 -0,244898 -0,0792079 -0,075 0,0267857 0 0,021978022 0,0108108

Nov -08 0,0537634 -0,1565217 -0,1208791 -0,0555556 -0,090909091 0,268965517 -0,1395349

Oct -08 0,1204819 -0,4293194 -0,4675325 -0,1092437 -0,353658537 -0,35632184 -0,3823529

Sep-08 -0,2619048 -0,1191011 -0,3086957 0 -0,220338983 -0,14705882 -0,2676768

Aug 08 -0,2619048 -0,010989 -0,2539683 -0,0390625 -0,118518519 0,053719008 0,0652174

Jul-08 0 -0,0618557 0,23 -0,037037 0,046875 -0,0651341 -0,026455

Jun-08 0 -0,1428571 -0,1061947 0,173913 -0,104895105 -0,08127208 -0,0643564

May-08 0,021978 0,2173913 1,3333333 -0,0650407 0,324074074 0,157024793 0,2625

Apr-08 -0,0107527 -0,0319149 0,2580645 -0,1538462 -0,207407407 -0,15087719 0,1716418

Mar-08 0,3880597 -0,1769912 0,0108696 0,0757576 -0,2 0,063909774 -0,16875

Feb-08 0,1333333 0,0263158 0,010989 -0,0486111 -0,059459459 0,014705882 0,0185185

Jan-08 0,0526316 0,1078431 0,0952381 -0,183908 -0,213043478 -0,12703583 -0,2211538

Dec-07 0,0555556 0,019802 0,0120482 0,0421687 0,18556701 -0,09171598 -0,0550459

Nov- 07 0,0384615 0,1348315 -0,0869565 -0,0568182 -0,191666667 0,190140845 0,1368421

Oct -07 0,106383 0,1340206 -0,0107527 0,1298701 -0,157894737 0,161825726 0,1197605

Sep-07 0,175 0,0376344 0 0,062069 0,295454545 0,175609756 0,0641026

Aug -07 0,0631579 -0,0582278 -0,1621622 -0,0204082 -0,137254902 0,108108108 -0,0714286

Jul-07 0,0670391 -0,0123457 -0,0087719 0,1153846 0,23255814 -0,02116402 0,212766

Jun-07 -0,0725389 0,1571429 -0,0258621 -0,0441176 -0,044444444 -0,07804878 -0,0208333

104

May 07 0,0105263 0,0613497 0,0654206 0 0,125 -0,01442308 0,0141844

Apr-07 -0,0208333 0,0718954 0,244186 0,088 -0,113636364 0,111111111 4,875

Mar-07 0,0157895 -0,0318471 -0,0224719 0,0504202 0,208791209 0,038888889 -0,0272109

Feb-07 -0,1333333 -0,0823529 0,0113636 -0,0166667 0,052941176 -0,05291005 0,0503597

Jan-07 -0,0816327 0,2335766 -0,0645161 -0,1111111 0,070967742 -0,18965517 -0,0352113

Dec 06 0,0212766 -0,0357143 0 0,173913 0,291666667 0,074074074 0,0923077

Nov 06 0,1463415 0,0447761 -0,0105263 0,1165049 0 -0,04385965 -0,0225564

Oct -06 0,0789474 0,064 0,0561798 0,0196078 -0,04 -0,0617284 -0,05

Sep-06 0,0540541 0,0504202 -0,0217391 0,1638418 0 -0,0511811 -0,0347222

Aug-06 0,0277778 0,1442308 0,0337079 0,0292398 -0,038461538 0,072033898 -0,0463576

Jul-06 -0,027027 0,1931818 0,0229885 0,0118343 0 0,048888889 0,0201342

Jun-06 0,0277778 -0,0833333 -0,1111111 -0,1363636 0,083333333 -0,08536585 -0,0745342

May-06 -0,027027 -0,1607143 -0,125 -0,0740741 -0,2 -0,01209677 -0,171875

Apr-06 0,1212121 0,2840909 0,0754717 0,0485437 0,148148148 0,233830846 0,1566265

Mar-06 0,0666667 0,0595238 0,04 -0,0096154 0,181818182 0,03626943 0,0181818

Feb-06 -0,0322581 -0,0344828 -0,0648148 -0,1025641 0,222222222 0,162650602 0,0443038

Jan-06 0,0666667 -0,032967 0,0588235 0,0357143 -0,1 0,220588235 0,1555556

Jumlah 0,738771 0,301284 0,511729 0,099525 -0,12217178 0,5844747 4,608758

Average 0,104413 0,008369 0,014215 0,00269 -0,00313261 0,0162354 0,124561Sumber : Hasil olah data

105

Lampiran 3

Data Return JII Setelah di OlahRETURN JII

Tahun BUMI INCO INTP KLBF PTBA TLKM UNTR UNVR

Dec 08 -0,254901961 -0,015306122 0,314285714 -0,024390244 0 0,210526316 0,106918239 0,012987013

Nov 08 -0,488607595 0,138728324 -0,054054054 0,108108108 0,232142857 0,063636364 0,135714286 -0,025316456

Oct 08 -0,243478261 -0,450406504 -0,416666667 -0,411290323 -0,391666667 -0,244755245 -0,65 -0,032467532

Sep-08 -0,412844037 -0,168918919 -0,0625 -0,133333333 -0,355172414 -0,100628931 -0,082524272 0,034482759

Aug 08 -0,153846154 -0,181318681 0,040650407 -0,050632911 0,058394161 0,066666667 -0,115384615 0,058394161

Jul-08 -0,186746988 -0,239669421 0,138888889 -0,058823529 -0,182634731 0,040540541 -0,069387755 0,029850746

Jun-08 0,012345679 -0,008196721 -0,113821138 -0,034090909 0,100671141 -0,098765432 -0,15625 0

May 08 0,192592593 -0,082706767 0,088495575 -0,022222222 0,370892019 8,529411765 0,179591837 -0,01459854

Apr-08 0,055555556 -0,05 -0,211267606 -0,080808081 0,04950495 -0,082901554 -0,051181102 -0,014492754

Mar-08 -0,173333333 -0,239130435 -0,06 -0,048543689 -0,102678571 0,005208333 -0,034615385 0,037593985

Feb-08 0,184615385 0,159509202 -0,032258065 -0,139344262 -0,004347826 0,053763441 -0,025735294 -0,021582734

Jan-08 0,066666667 -0,174025974 -0,025157233 -0,05511811 -0,033898305 -0,088669951 0,209090909 0,022222222

Dec 07 0,043478261 0,020137785 0,064935065 0,032786885 -0,024390244 -0,009756098 -0,031111111 0,007462687

Nov 07 0,153061224 0,01344086 -0,083333333 -0,115942029 0,315217391 -0,077272727 0,013513514 -0,022058824

Oct 07 0,342657343 0,409375 0,344262295 0,014925373 0,371212121 -0,027149321 0,335365854 -0,043165468

Sep-07 0,401960784 0,163003663 -0,046875 -0,022058824 0,149122807 0,009174312 0,012345679 0

Aug 07 -0,055555556 -0,064236111 -0,007751938 -0,081081081 -0,128787879 -0,013636364 -0,058139535 -0,093333333

Jul-07 0,186813187 0,028776978 0,023622047 0,079710145 0,015267176 0,137055838 0,042424242 0,126865672

Jun-07 0,3 0,009090909 0,116071429 0,120967742 0,235849057 0,031413613 0,085526316 0,063492063

106

May 07 0,25 -0,098360656 -0,026315789 -0,015873016 0,346153846 -0,081730769 -0,019480519 0,115044248

Apr-07 0,037593985 0,105454545 0,106796117 0,041322314 0,130434783 0,065989848 0,067567568 -0,017391304

Mar-07 0,108333333 0,391805378 -0,113043478 0 0,037593985 0,076502732 0,072463768 0,017857143

Feb-07 0,12037037 0,175757576 0,064814815 -0,06870229 0,047619048 -0,068062827 0,01459854 -0,050847458

Jan-07 0,2 0,064516129 -0,069565217 0,083333333 -0,11971831 -0,064356436 0,015037594 -0,133333333

Dec 06 0,111111111 0,127272727 0,074766355 0,008474576 0,084615385 0,02020202 0,015503876 0,1

Nov 06 0,065789474 0,041666667 0,091836735 -0,132352941 -0,057971014 0,171597633 -0,015267176 0,25

Oct 06 0,040540541 10,40997831 0,025641026 0,03030303 0,022222222 0,005988024 0,073770492 0,043478261

Sep-06 -0,013333333 0,045454545 0,076502732 0,178571429 -0,007352941 0,069620253 0,052173913 0,027932961

Aug 06 -0,096385542 0,1 0,089285714 -0,058823529 0,038167939 0,060402685 0,026785714 0,052941176

Jul-06 0,077922078 0,012690355 0 -0,04 0,031496063 0,013605442 0,037037037 0,030487805

Jun-06 -0,072289157 -0,0126 0,076923077 -0,060150376 0,932333333 0,027972028 -0,009174312 0

May 06 -0,077777778 -0,0125 -0,245098039 -0,138157895 0,116666667 -0,084415584 -0,027027027 -0,120218579

Apr-06 0,02247191 0,146131805 0,104972376 0,117647059 0,463414634 0,094202899 0,211111111 0,076470588

Mar-06 0,072289157 0,106451613 -0,011299435 0,007407407 0,012195122 0,131147541 0,106918239 0,00591716

Feb-06 -0,011764706 0,072164948 0,120253165 0,046153846 0,045918367 -0,015873016 0,039215686 -0,011560694

Jan-06 0,118421053 0,106463878 0,128571429 0,313131313 0,088888889 0,058823529 0,040816327 0,005847953

Jumlah 0,92372529 11,0504949 0,51256797 -0,60889703 2,88737506 8,88547757 0,54821264 0,51896159

Average 0,02565904 0,30695819 0,014238 -0,01691381 0,08020486 0,24681882 0,01522813 0,0144156Sumber : Hasil olah data

107

Lampiran 4

Data IHSG Sebelum di Olah

2006 2007 2008 2009 2010BulanOpen Close Open Close Open Close Open Close Open Close

Januari 1161,98 1232,32 1813,45 1757,26 2739,59 2627,25 1377,45 1332,67 2533,95 2610,8Febuari 1233,96 1230,66 1765,87 1740,97 2657,16 2721,94 1330,02 1285,48 2610,59 2549,03Maret 1222,81 1322,97 1752,11 1830,92 2651,88 2447,3 1285,48 1434,07 2548,83 2777,3April 1322,47 1464,41 1837,18 1999,17 2463,74 2304,52 1434,07 1722,77 2777,7 2971,25Mei 1468,29 1330 1995,17 2084,32 2333,56 2444,35 1722,77 1916,83 2971,75 2796,96Juni 1340,17 1310,26 2100,68 2139,28 2447,63 2349,1 1917,45 2026,78 2796,66 2913,68Juli 1310,58 1351,65 2140,62 2348,67 2361,48 2304,51 2026,88 2323,24 2912,88 3069,28

Agustus 1352,74 1431,26 2318,7 2194,34 2283,02 2165,94 2323,85 2341,54 3070,28 3081,88September 1431,54 1534,61 2194,43 2359,21 2157,02 1832,51 2341,43 2467,59 3081,49 3501,3

Oktober 1531,98 1582,63 2366,61 2643,49 1766,94 1256,7 2467,9 2367,7 3501,2 3635,32November 1582,7 1718,96 2692,51 2688,33 1281,51 1241,54 2365,65 2415,84 3635,52 3531,21Desember 1720,15 1805,52 2703,72 2745,83 1240,85 1355,41 2416,04 2534,36 3530,93 3703,51

Sumber : Data sebelum di olah

108

Lampiran 5

Data SBI Sebelum di OlahTAHUN

BULAN 2006 2007 2008 2009 2010Januari 12.75% 9.50% 8.00% 8.75% 6.50%Februari 12.75% 9.25% 8.00% 8.25% 6.50%Maret 12.75% 9.00% 8.00% 7.75% 6.50%April 12.75% 9.00% 8.00% 7.50% 6.50%Mei 12.50% 8.75% 8.25% 7.25% 6.50%Juni 12.50% 8.50% 8.50% 7.00% 6.50%Juli 12.25% 8.25% 8.75% 6.75% 6.50%Agustus 11.75% 8.25% 9.00% 6.50% 6.50%September 11.25% 8.25% 9.25% 6.50% 6.50%Oktober 10.75% 8.25% 9.50% 6.50% 6.50%November 10.25% 8.25% 9.50% 6.50% 6.50%Desember 9.75% 8.00% 9.25% 6.50% 6.50%

Sumber : Data sebelum di olah

Lampiran 6

Return IHSG (Rm) Setelah di Olah

Return IHSG (Rm)TAHUN

Bulan2006 2007 2008 2009 2010

Januari 70,34 -56,19 -112,34 -0,03251 0,030328Febuari -3,3 -24,9 64,78 -0,03349 -0,02358Maret 100,16 78,81 -204,58 0,115591 0,089637April 141,94 161,99 -159,22 0,201315 0,06968Mei -138,29 89,15 110,79 0,112644 -0,05882Juni -29,91 38,6 -98,53 0,057018 0,041843Juli 41,07 208,05 -56,97 0,146215 0,053693Agustus 78,52 -124,36 -117,08 0,007612 0,003778September 103,07 164,78 -324,51 0,053882 0,136236Oktober 50,65 276,88 -510,24 -0,0406 0,038307November 136,26 -4,18 -39,97 0,021216 -0,02869Desember 85,37 42,11 114,56 0,048973 0,048877

Sumber : Hasil olah data

109

Lampiran 7

Data SBI (Rf) Setelah di OlahTAHUN

BULAN 2006 2007 2008 2009 2010Januari 12.75% 9.50% 8.00% 8.75% 6.50%Februari 12.75% 9.25% 8.00% 8.25% 6.50%Maret 12.75% 9.00% 8.00% 7.75% 6.50%April 12.75% 9.00% 8.00% 7.50% 6.50%Mei 12.50% 8.75% 8.25% 7.25% 6.50%Juni 12.50% 8.50% 8.50% 7.00% 6.50%Juli 12.25% 8.25% 8.75% 6.75% 6.50%Agustus 11.75% 8.25% 9.00% 6.50% 6.50%September 11.25% 8.25% 9.25% 6.50% 6.50%Oktober 10.75% 8.25% 9.50% 6.50% 6.50%November 10.25% 8.25% 9.50% 6.50% 6.50%Desember 9.75% 8.00% 9.25% 6.50% 6.50%Jumlah 5,97Rata-Rata SBI 0,0995

Sumber: Hasil olah data

Lampiran 8Hasil SPSS 17 Antara Return IHSG Terhadap Return LQ 45

110

1) AALI 2) ASII

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .009 .016 .551 .5841

R_IHSG .969 .191 .555 5.076 .000

a. Dependent Variable: R_AALI

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .000 .010 .036 .9711

R_IHSG 1.311 .120 .821 10.954 .000

a. Dependent Variable: R_ASII

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

R_AALI .033176 .1412268 60

R_IHSG .025117 .0808047 60

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

R_ASII .033291 .1290243 60

R_IHSG .025117 .0808047 60

Lampiran 8Hasil SPSS 17 Antara Return IHSG Terhadap Return LQ 45

111

3) BBCA

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -.007 .020 -.349 .7281

R_IHSG 1.046 .242 .494 4.323 .000

a. Dependent Variable: R_BBCA

4) BDMN

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

R_IHSG .025117 .0808047 60

R_BBCA .019173 .1712212 60

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -.012 .013 -.974 .3341

R_IHSG 1.114 .151 .695 7.361 .000

a. Dependent Variable: R_BDMN

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

R_BDMN .015601 .1295548 60

R_IHSG .025117 .0808047 60

Lampiran 8Hasil SPSS 17 Antara Return IHSG Terhadap Return LQ 45

112

5) BLTA

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -.032 .018 -1.795 .0781

R_IHSG 1.185 .215 .586 5.509 .000

a. Dependent Variable: R_BLTA

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

R_BLTA -.002667 .1634012 60

R_IHSG .025117 .0808047 60

6) BMRI

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .000 .011 .033 .9741

R_IHSG 1.205 .131 .771 9.224 .000

a. Dependent Variable: R_BMRI

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

R_BMRI .030631 .1262739 60

R_IHSG .025117 .0808047 60

Lampiran 8Hasil SPSS 17 Antara Return IHSG Terhadap Return LQ 45

113

7) BNBR

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

R_BNBR .022143 .1887887 60

R_IHSG .025117 .0808047 60

8) BNGA

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -.003 .023 -.108 .9141

R_IHSG .982 .278 .420 3.529 .001

a. Dependent Variable: R_BNBR

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .006 .014 .440 .6621

R_IHSG 1.142 .171 .659 6.671 .000

a. Dependent Variable: R_BNGA

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

R_BNGA .035022 .1401025 60

R_IHSG .025117 .0808047 60

Lampiran 8Hasil SPSS 17 Antara Return IHSG Terhadap Return LQ 45

114

9) BNII10) INDF

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .030 .023 1.289 .2031

R_IHSG .098 .276 .047 .355 .724

a. Dependent Variable: R_BNII

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

R_BNII .032384 .1696495 59

R_IHSG .025117 .0808047 60

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .007 .014 .482 .6321

R_IHSG 1.158 .163 .683 7.120 .000

a. Dependent Variable: R_INDF

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

R_INDF .035659 .1369880 60

R_IHSG .025117 .0808047 60

Lampiran 8Hasil SPSS 17 Antara Return IHSG Terhadap Return LQ 45

115

11) INKP 12) ISAT

13) KIJA

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .002 .028 .064 .9491

R_IHSG 1.059 .337 .381 3.140 .003

a. Dependent Variable: R_INKP

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

R_INKP .028425 .2245268 60

R_IHSG .025117 .0808047 60

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .002 .018 .100 .9201

R_IHSG .460 .219 .266 2.099 .040

a. Dependent Variable: R_ISAT

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

R_ISAT .013399 .1398920 60

R_IHSG .025117 .0808047 60

Lampiran 8Hasil SPSS 17 Antara Return IHSG Terhadap Return LQ 45

116

14) PGAS

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -.013 .018 -.740 .4621

R_IHSG 1.301 .216 .621 6.030 .000

a. Dependent Variable: R_KIJA

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

R_KIJA .019275 .1693968 60

R_IHSG .025117 .0808047 60

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .008 .013 .581 .5631

R_IHSG .776 .159 .540 4.880 .000

a. Dependent Variable: R_PGAS

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

R_PGAS .027256 .1162403 60

R_IHSG .025117 .0808047 60

Lampiran 8Hasil SPSS 17 Antara Return IHSG Terhadap Return LQ 45

117

15) MEDC

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -.017 .014 -1.207 .2321

R_IHSG .932 .164 .597 5.673 .000

a. Dependent Variable: R_MEDC

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

R_MEDC .006759 .1260262 60

R_IHSG .025117 .0808047 60

Lampiran 9Hasil SPSS 17 Antara Return IHSG Terhadap Return JII

118

1) BUMI 2) INCO

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .107 .026 4.102 .0001

R_IHSG .341 .311 .143 1.098 .277

a. Dependent Variable: R_BUMI

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

R_INCO .019234 .1966441 59

R_IHSG .025117 .0808047 60

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

R_BUMI .115610 .1931972 60

R_IHSG .025117 .0808047 60

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -.014 .023 -.612 .5431

R_IHSG 1.250 .279 .511 4.488 .000

a. Dependent Variable: R_INCO

Lampiran 9Hasil SPSS 17 Antara Return IHSG Terhadap Return JII

119

3) INTP 4) KLBF

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .005 .012 .441 .6611

R_IHSG 1.034 .147 .678 7.016 .000

a. Dependent Variable: R_INTP

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

R_INTP .031431 .1233163 60

R_IHSG .025117 .0808047 60

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .007 .017 .396 .6931

R_IHSG .903 .201 .508 4.493 .000

a. Dependent Variable: R_KLBF

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

R_KLBF .029376 .1436376 60

R_IHSG .025117 .0808047 60

Lampiran 9Hasil SPSS 17 Antara Return IHSG Terhadap Return JII

120

5) PTBA 6) TLKM

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -.013 .011 -1.256 .2141

R_IHSG .606 .125 .536 4.833 .000

a. Dependent Variable: R_TLKM

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

R_TLKM .002001 .0914142 60

R_IHSG .025117 .0808047 60

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .026 .017 1.473 .1461

R_IHSG 1.139 .206 .587 5.524 .000

a. Dependent Variable: R_PTBA

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

R_PTBA .054125 .1567813 60

R_IHSG .025117 .0808047 60

Lampiran 9Hasil SPSS 17 Antara Return IHSG Terhadap Return JII

121

7) UNTR 8) UNVR

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .014 .014 1.006 .3191

R_IHSG 1.294 .163 .723 7.964 .000

a. Dependent Variable: R_UNTR

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

R_UNTR .046237 .1447064 60

R_IHSG .025117 .0808047 60

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .014 .010 1.404 .1661

R_IHSG .350 .117 .367 3.006 .004

a. Dependent Variable: R_UNVR

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

R_UNVR .022534 .0770865 60

R_IHSG .025117 .0808047 60

Lampiran 9Hasil SPSS 17 Antara Return IHSG Terhadap Return JII

122

122

Lampiran 10

SAHAM-SAHAM LQ 45 SEBELUM MENJADI KANDIDAT PORTOFOLIO OPTIMALPERIODE 2006-2010 DENGAN METODE CUT OFF POINT

PERUSHAAN E(Ri)Risk Free

(SBI)ExcessReturn βi Ai Bi σm

2 Aij Bij ERB C*

AALI 0,033176 0,000995 0,032181 0,969 1,948962 58,68506 0,00653 0,033211 58,68506 0,033211 0,000157

ASII 0,033291 0,000995 0,032296 1,311 4,234006 171,8721 0,00653 4,267216 230,5572 0,024635 0,011121

BBCA 0,019173 0,000995 0,018178 1,046 0,950709 54,7058 0,00653 5,217926 285,263 0,017379 0,011902

BDMN 0,015601 0,000995 0,014606 1,114 1,251622 95,46123 0,00653 6,469547 380,7242 0,013111 0,012118

BLTA -0,00266 0,000995 -0,003655 1,185 -0,24062 78,0125 0,00653 6,228927 458,7367 -0,00308 0,01018

BMRI 0,030631 0,000995 0,029636 1,205 3,246489 132,0023 0,00653 9,475416 590,739 0,024594 0,012738

BNBR 0,022143 0,000995 0,021148 0,982 0,902928 41,92713 0,00653 10,37834 632,6661 0,021536 0,013207

BNGA 0,035022 0,000995 0,034027 1,142 2,775631 93,15457 0,00653 13,15397 725,8207 0,029796 0,014965

BNII 0,032384 0,000995 0,031389 0,098 0,219723 0,686 0,00653 13,3737 726,5067 0,320296 0,015203

INDF 0,035659 0,000995 0,034664 1,158 1,745257 58,30278 0,00653 15,11895 784,8095 0,029934 0,016119

INKP 0,028425 0,000995 0,02743 1,059 1,037442 40,05289 0,00653 16,1564 824,8623 0,025902 0,01652

ISAT 0,013399 0,000995 0,012404 0,46 0,316991 11,75556 0,00653 16,47339 836,6179 0,026965 0,016644

KIJA 0,019275 0,000995 0,01828 1,301 1,321238 94,03339 0,00653 17,79463 930,6513 0,014051 0,016419

PGAS 0,027256 0,000995 0,026261 0,776 1,56758 46,32123 0,00653 19,3622 976,9725 0,033841 0,017133

MEDC 0,06759 0,000995 0,066595 0,932 4,433324 62,04457 0,00653 23,79553 1039,017 0,071454 0,01996Sumber : Saham LQ 45 sebelum menjadi kandidat portofolio optimal periode 2006-2010

123

Lampiran 11

SAHAM-SAHAM LQ 45 SETELAH MENJADI KANDIDAT PORTOFOLIO OPTIMALPERIODE 2006-2010 DENGAN METODE CUT OFF POINT

PERUSHAAN E(Ri)RiskFree(BI)

ExcessReturn

Beta(βi)

Ai Bi σm2 Aij Bij ERB C* Zi Xi E(Rm) α Portofolio

βi

Portofolio

AALI 0,033176 0,000995 0,032181 0,969 1,948962 58,685063 0,00653 0,0332105 58,685063 0,0332105 0,0001568 0,8024488 0,01648488 0,025117 0,000148364 0,015973847

ASII 0,033291 0,000995 0,032296 1,311 4,234006 171,8721 0,00653 4,2672161 230,55716 0,0246346 0,0111213 3,2296 0,06634637 0 0,086980087

BBCA 0,019173 0,000995 0,018178 1,046 0,950709 54,7058 0,00653 5,2179255 285,26296 0,0173786 0,0119021 0,908974 0,01867325 -0,000130713 0,019532217

BDMN 0,015601 0,000995 0,014606 1,114 1,251622 95,461231 0,00653 6,4695474 380,72419 0,0131113 0,0121184 1,1235385 0,02308109 -0,000276973 0,025712336

BMRI 0,030631 0,000995 0,029636 1,205 3,246489 132,00227 0,00653 9,4754156 590,73897 0,0245942 0,0127379 2,6941818 0,05534716 0 0,066693323

BNBR 0,022143 0,000995 0,021148 0,982 0,902928 41,92713 0,00653 10,378343 632,6661 0,0215356 0,0132073 1,0432852 0,02143243 -6,43E-05 0,02387573

BNGA 0,035022 0,000995 0,034027 1,142 2,775631 93,154571 0,00653 13,153974 725,82067 0,029796 0,0149654 2,0902571 0,0429406 0,000257644 0,042167671

BNII 0,032384 0,000995 0,031389 0,098 0,219723 0,686 0,00653 13,373697 726,50667 0,3202959 0,0152035 26,127329 0,53673933 0,01610218 0,612956315

INDF 0,035659 0,000995 0,034664 1,158 1,745257 58,302783 0,00653 15,118954 784,80945 0,0299344 0,0161192 1,5069104 0,03095679 0,000216697 0,035847957

INKP 0,028425 0,000995 0,02743 1,059 1,037442 40,052893 0,00653 16,156396 824,86234 0,0259018 0,0165198 0,4255 0,00874114 1,75E-05 0,004020923

ISAT 0,013399 0,000995 0,012404 0,46 0,316991 11,755556 0,00653 16,473387 836,6179 0,0269652 0,0166439 1,9493317 0,04004554 8,01E-05 0,052099248

PGAS 0,027256 0,000995 0,026261 0,776 1,56758 46,321231 0,00653 19,362205 976,97252 0,0338415 0,017133 2,0199877 0,04149704 0,000331976 0,032201705

MEDC 0,06759 0,000995 0,066595 0,932 4,433324 62,044571 0,00653 23,795529 1039,0171 0,0714539 0,0199601 4,7565286 0,09771439 -0,001661145 0,091069811

48,677872 1 0,015021307 1,10913117

E(Rp) = 0,042879354

Sumber : Saham LQ 45 setelah menjadi kandidat portofolio optimal periode 2006-2010

124

Lampiran 12

SAHAM-SAHAM JII SEBELUM MENJADI KANDIDAT PORTOFOLIO OPTIMALPERIODE 2006-2010 DENGAN METODE CUT OFF POINT

PERUSAHAAN E(Ri)Risk Free

(BI)ExcessReturn

Beta(βi) Ai Bi σm

2 Aij Bij ERB C*

BUMI 0,11561 0,000995 0,11462 0,341 1,50322 4,4723462 0,00653 5,985255 684,8922 0,3361144 0,007142

INCO 0,019234 0,000995 0,01824 1,25 0,99125 67,934783 0,00653 6,976505 752,827 0,0145912 0,0077006

INTP 0,031431 0,000995 0,03044 1,034 2,62257 89,096333 0,00653 9,599074 841,9233 0,0294352 0,0096467

KLBF 0,029376 0,000995 0,02838 0,903 1,50753 47,965235 0,00653 11,10661 889,8886 0,0314297 0,0106484

PTBA 0,054125 0,000995 0,05313 1,139 3,55971 76,313 0,00653 14,66632 966,2016 0,0466462 0,0131026

TLKM 0,002001 0,000995 0,00101 0,606 0,05542 33,385091 0,00653 14,72174 999,5867 0,0016601 0,0127712

UNTR 0,046237 0,000995 0,04524 1,294 4,18165 119,60257 0,00653 18,90339 1119,189 0,0349629 0,0148573

UNVR 0,022534 0,000995 0,02154 0,35 0,75387 12,25 0,00653 19,65726 1131,439 0,06154 0,0153025

Sumber : Saham JII sebelum menjadi kandidat portofolio optimal periode 2006-2010

125

Lampiran 13

SAHAM-SAHAM JII SETELAH MENJADI KANDIDAT PORTOFOLIO OPTIMALPERIODE 2006-2010 DENGAN METODE CUT OFF POINT

PERUSAHAAN E(Ri)RiskFree(BI)

ExcessReturn

Beta(βi)

Ai Bi σm2 Aij Bij ERB C* Zi Xi (100%) E(Rm) α Portofolio βi Portofolio

BUMI 0,11561 0,000995 0,11462 0,341 1,50322 4,4723462 0,00653 5,985255 684,8922 0,3361144 0,007142 4,2075663 0,23748575 0,02512 0,025410975 0,080982639

INCO 0,019234 0,000995 0,01824 1,25 0,99125 67,934783 0,00653 6,976505 752,827 0,0145912 0,0077006 0,793 0,04475894 -0,000626625 0,055948672

INTP 0,031431 0,000995 0,03044 1,034 2,62257 89,096333 0,00653 9,599074 841,9233 0,0294352 0,0096467 2,5363158 0,14315612 0,000715781 0,148023426

KLBF 0,029376 0,000995 0,02838 0,903 1,50753 47,965235 0,00653 11,10661 889,8886 0,0314297 0,0106484 1,6694876 0,09423013 0,000659611 0,085089808

PTBA 0,054125 0,000995 0,05313 1,139 3,55971 76,313 0,00653 14,66632 966,2016 0,0466462 0,0131026 3,125282 0,17639887 0,004586371 0,20091831

UNTR 0,046237 0,000995 0,04524 1,294 4,18165 119,60257 0,00653 18,90339 1119,189 0,0349629 0,0148573 3,2315801 0,18239861 0,00255358 0,236023795

UNVR 0,022534 0,000995 0,02154 0,35 0,75387 12,25 0,00653 19,65726 1131,439 0,06154 0,0153025 2,1539 0,1215716 0,001702002 0,042550059

100% 0,035001695 0,849536708

E(Rp) = 0,05634

Sumber : Saham JII setelah menjadi kandidat portofolio optimal periode 2006-2010