analisis menurunkan defect rfv (radial force …

69
ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE VARIATION) PADA PROSES TEST UNIFORMITY DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR BAN Oleh: Burhan Alan Pratama 004201405029 Laporan Thesis ini disampaikan kepada Fakultas Teknik President University Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Industri 2019

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL

FORCE VARIATION) PADA PROSES TEST

UNIFORMITY DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAN

Oleh:

Burhan Alan Pratama

004201405029

Laporan Thesis ini disampaikan kepada

Fakultas Teknik President University Diajukan untuk Memenuhi

Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Sarjana Teknik

Program Studi Teknik Industri

2019

Page 2: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini berjudul “ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV

(RADIAL FORCE VARIATION) PADA PROSES TEST

UNIFORMITY DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR BAN” yang

disusun dan diajukan oleh Burhan Alan Pratama sebagai salah satu

syarat untuk mendapatkan gelar sarjana.Gelar sarjana pada Fakultas

Teknik telah ditinjau dan dianggap memenuhi persyaratan sebuah

skripsi.Oleh karena itu, saya merekomendasikan skripsi ini untuk

maju sidang skripsi.

Cikarang, Indonesia, Mei 2019

Prof. Dr. Ir. H. M. Yani Syafei, MT

Page 3: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang menyatakan bahwa skripsi ini berjudul “ANALISIS

MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE VARIATION)

PADA PROSES TEST UNIFORMITY DI PERUSAHAAN

MANUFAKTUR BAN” adalah hasil dari pengetahuan terbaik Saya

dan belum pernah diajukan ke Universitas lain maupun diterbitkan

baik sebagian maupun secara keseluruhan.Seluruh ide, pendapat atau

materi dari sumber lain-lain yang telah dikutip dengan penulisan

referensi yang sesuai.Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-

benarnya dan jika pernyataan ini tidak sesuai dengan kenyataan maka

saya bersedia menanggung sanksi yang akan dikenakan pada saya.

Cikarang, Indonesia, Mei 2019

Burhan Alan Pratama

Page 4: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

iii

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL

FORCE VARIATION) PADA PROSES TEST

UNIFORMITY DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAN

Oleh

Burhan Alan Pratama

NIM. 004201405029

Disetujui Oleh

Prof. Dr. Ir. H. M. Yani Syafei, MT

Dosen Pembimbing

Ir. Andira Taslim, M.T.

Kepala Program Studi Teknik Industri

Page 5: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

iv

ABSTRAK

Suatu perusahaan akan berhasil meraih pasar apabila kualitas produknya baik dan

tetap memperhatikan aspek kenyamanan suatu produk. Terutama produk ban yang

mempunyai faktor penting dalam suatu kendaraan. Dalam pembuatan ban, salah

satu proses yang paling penting dalam menjaga kualitas yaitu test uniformity.

Uniformity adalah uji keseragaman dan keseimbangan pada setiap ban. Test

uniformity memiliki beberapa jenis tes diantaranya ialah Radial Force Variation

(RFV), Lateral Force Variation (LFV), Conisity (Con) dan R1H. Berdasarkan

prasurvey yang telah dilakukan di perusahaan ban ini, diidentifikasi adanya

permasalahan yaitu banyaknya jumlah scrap yang terjadi pada proses test

uniformity dengan jenis defect Radial Force Variation (RFV) yaitu variasi gaya

ke arah atas dan bawah yang akan mengakibatkan ban bergetar dan membuat

kendaraan menjadi kurang nyaman saat dikemudi. Defect RFV (radial force

variation) menjadi yang paling banyak sebesar 1965 pcs dengan kumulatif 67%.

Akibat banyaknya jumlah defect RFV, hal ini berimbas pada jumlah produksi

menurun, jumlah scrap bertambah dan kualitas produk menurun. Maka, dalam

penelitian ini akan dilakukan pengurangan defect RFV pada proses test uniformity

dengan menggunakan metode PDCA. Setelah dilakukan perbaikan jumlah defect

RFV (radial force variation) mengalami penurunan yang sebelumnya jumlah

defect sebanyak 1965 pcs menjadi 96 pcs atau turun 85% setelah di lakukan

perbaikan.

Kata Kunci: Kualitas, Defect, RFV (radial force variation), uniformity, PDCA.

Page 6: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

v

ABSTRACT

A company will succeed in reaching the market if the product quality is good and

still pay attention to the comfort aspects of a product. Especially tire products that

have important factors in a vehicle. In making tires, one of the most important

processes in maintaining quality is test uniformity. Uniformity is a test of

uniformity and balance on each tire. Uniformity tests have several types of tests

including Radial Force Variation (RFV), Lateral Force Variation (LFV), Conisity

(Con) and R1H. Based on the pre-survey conducted at this tire company,

problems were identified, namely the large number of scrap that occurred in the

uniformity test process with the type of Radial Force Variation (RFV) defect,

which is the upward and downward variation of force which will cause the tire to

vibrate and make the vehicle less comfortable when driving. Defect RFV (radial

force variation) becomes the maximum of 1965 pcs with cumulative 67%. As a

result of the large number of RFV defects, this affects the number of production

decreases, the amount of scrap increases and the quality of the product decreases.

So, in this study, RFV defects will be carried out in the process of uniformity

testing using the PDCA method. After repairs to the number of RFV (radial force

variation) defects have decreased which previously the number of defects was

1965 pcs to 96 pcs or down 85% after repairs were made

Keywords: Quality, Defect, RFV (radial force variation), uniformity, PDCA.

Page 7: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa

karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi

ini tepat pada waktunya dengan judul “ANALISIS MENURUNKAN DEFECT

RFV (RADIAL FORCE VARIATION) PADA PROSES TEST UNIFORMITY

DENGAN MENGGUNAKAN METODE PDCA”.Penelitian ini merupakan salah

satu tugas dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh mahasiswa President

University jurusan Teknik Industri untuk dapat mencapai gelar Strata Satu (S1)

Teknik.

Penulis sadar bahwa skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa adanya pihak-pihak

yang membantu dan mendukung selama proses penyelesaiannya. Maka dari itu,

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. M. Yani Syafei, MT, selaku dosen pembimbing yang

sudah memberikan banyak arahan dan bimbingan serta informasi yang sangat

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

2. Dosen-dosen Industrial Enginnering dan President University : Ibu Andira

selaku kepala program studi teknik industri, Ibu Anastasia Lydia Maukar, Pak

Burhan Primantyo, Pak Johan Krisnanto Runtuk, Pak Hery Azwir, dan Pak

Herwan Yusmira.

3. Bapak Kristianto, selaku Kepala Departemen PTE (Process Technical

Engineering) di PT. MASA yang telah memberikan izin untuk mengerjakan

analisa sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Rekan-rekan kerja di PT. Multistrada Arah Sarana : Pak Dodi, Pak Khamali,

Pak Yuwono Bayu, Pak Teddy, Mas Anam dan seluruh rekan kerja di area

BU#4 dan uniformity atas dukungan dan bantuannya dalam menyelesaikan

skripsi ini.

5. Mama, bapak dan Keluarga yang selalu memberikan semangat dan selalu

mendoakan dalam menyelesaikan studi S1 di President University.

Page 8: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

vii

6. Teman-teman mahasiswa industrial engineering 2014 dan teman-teman

pejuang semester akhir (Muhammad Reza, Irwan, Adi Mistono, Anggi,

Hendra, Margo, Rudi, Ridho, Mugi, Tri Agung, Kristiono dan Riki) atas

kebersamaan dan dukungannya.

7. Teman-teman silahturahmi biji kacang.

8. Seluruh staf President University yang telah banyak membantu pada proses

perkuliahan (Pak Hakim, Pak Boy, dan lainnya).

9. Dan semua pihak yang telah terlibat dan mendukung dalam proses

penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas kebaikan yang telah

diberikan.Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi

ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

membantu dalam penyempurnaan dimasa yang akan datang. Penulis berharap

semoga karya Tugas Akhir ini dapat bermanfaat.Amin

Cikarang, Mei 2019

Burhan Alan Pratama

Page 9: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................................. iv

ABSTRACT ............................................................................................................ v

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi

DAFTAR ISTILAH ............................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3

1.4 Batasan Penelitian .................................................................................... 3

1.5 Asumsi ...................................................................................................... 4

1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 6

2.1 Pengertian Kualitas ................................................................................... 6

2.2 Dimensi Kualitas ...................................................................................... 7

2.3 Plan Do Check Action (PDCA) ................................................................ 8

2.4 Diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram) ............................. 12

2.6 Diagram Pareto ....................................................................................... 14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 15

3.1 Sistematika Penulisan ............................................................................. 15

3.2 Studi Pendahuluan .................................................................................. 16

3.3 Identifikasi Masalah ............................................................................... 16

3.4 Studi Literatur ......................................................................................... 16

3.5 Analisis Dan Perbaikan .......................................................................... 16

3.5.1 Tahap Plan ...................................................................................... 17

3.5.2 Tahap Do ......................................................................................... 19

Page 10: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

ix

3.5.3 Tahap Check .................................................................................... 20

3.5.4 Tahap Action ................................................................................... 20

3.6 Kesimpulan dan Saran ............................................................................ 20

BAB IV DATA DAN ANALISIS ........................................................................ 21

4.1 Tahap Plan ................................................................................................. 21

4.1.1 Penentuan Masalah ............................................................................. 21

4.1.2 Pengumpulan Data .............................................................................. 23

4.1.3 Penentuan Tema .................................................................................. 29

4.1.4 Penentuan Target ................................................................................ 31

4.1.5 Analisa Akar Penyebab ....................................................................... 32

4.1.6 Penetapan Penyebab Dominan............................................................ 35

4.1.7 Menyusun Rencana Perbaikan ............................................................ 35

4.2 Tahap Do .................................................................................................... 40

4.2.1 Melaksanakan Perbaikan .................................................................... 40

4.3 Tahap Check ............................................................................................... 48

4.3.1 Evaluasi Hasil Perbaikan .................................................................... 48

4.4 Tahap Action .............................................................................................. 51

4.4.1 Standarisasi Perbaikan ........................................................................ 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 53

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 53

5.2 Saran ....................................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 55

Page 11: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Scrap Uniformity Perbulan ....................................................... 23

Tabel 4.2 jumlah Defect Uniformity Out............................................................... 24

Tabel 4.3 Jumlah Defect RFV Out per Rim .......................................................... 26

Tabel 4.4 Jumlah Defect RFV Out Rim 20 Inch per Code Size ........................... 28

Tabel 4.5 Analisa QCDSM ................................................................................... 30

Tabel 4.6 Alasan Penetapan Target Terhadap Prinsip Smart ................................ 32

Tabel 4.7 Komparasi Kondisi Aktual Dengan Standar Problem Defect RFV ...... 33

Tabel 4.8 Rencana Perbaikan Defect RFV ............................................................ 36

Tabel 4.9 Hasil Uji Stitching Pressure .................................................................. 39

Tabel 4.10 Jadwal Training Operator Handling Tread Joint ................................ 41

Tabel 4.11 Sebelum dan Sesudah Perbaikan......................................................... 47

Tabel 4.12 Standar Prosedur ................................................................................. 52

Page 12: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus PDCA (Plan-Do-Check-Action) ............................................. 9

Gambar 2.2 Siklus Umpan Balik PDCA (Plan-Do-Check-Action) ...................... 9

Gambar 2.3 PDCA ISO 9001 ................................................................................ 10

Gambar 2.4 Tahapan PDCA (Mitra, 2016) ........................................................... 11

Gambar 2.5 Diagram Tulang ikan (fishbone) ....................................................... 12

Gambar 2.6 Diagram Pareto .................................................................................. 14

Gambar 3.1 Langkah-langkah penelitian .............................................................. 15

Gambar 4.1 Gambaran Aktivitas Proses Produksi di Area BU#4 ........................ 21

Gambar 4.2 Grafik Tyre Uniformity Out............................................................... 24

Gambar 4.3 Grafik Pareto Defect Uniformty Out ................................................. 25

Gambar 4.4 Grafik Pareto RFV Per Rim ( Inch ) ................................................. 27

Gambar 4.5 Grafik Pareto RFV Per Rim 20 Inch Per Code Size .......................... 29

Gambar 4.6 Target Defect Radial Force Variation size A154.............................. 31

Gambar 4.7 Diagram Ishikawa/Tulang Uniformity Out ....................................... 34

Gambar 4.8 Uji Shot Pressure Bar Dengan Code Size A154 ............................... 38

Gambar 4.9 Grafik Korelasi Stitching Pressure .................................................... 39

Gambar 4.10 Materi Training Tread Joint Terhadap Uniformity ......................... 42

Gambar 4.11 Cara Setting Presshape Proses......................................................... 43

Gambar 4.12 Proses Shapping Building................................................................ 44

Gambar 4.13 Cara Setting Stitching Pressure ....................................................... 45

Gambar 4.14 Proses Stitching Pressure ................................................................ 46

Page 13: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

xii

Gambar 4.15 Grafik Tyre Radial Force Variation (RFV) Hasil Perbaikan .......... 48

Gambar 4.16 Perbandingan Tyre Defect RFV dengan Tyre OK ........................... 49

Gambar 4.17 Hasil Analisa Yang Sesuai Standar ................................................. 49

Gambar 4.18 Grafik Scrap Uniformity.................................................................. 50

Page 14: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

xiii

DAFTAR ISTILAH

Axapta : Aplikasi bisnis perusahaan berisi tentang data-data

BU#4 : Business unit tire building

TBM : Tire building manufacture (Proses perakitan ban)

Uniformity : uji keseragaman dan keseimbangan

Defect : Produk cacat

RFV : Radial Force Variation (variasi gaya ke arah atas dan bawah)

LFV : Lateral Force Variation (gaya reaksi ke arah samping

Conicity : mobil berjalan mengarah ke satu sisi (kiri-kanan)

R1H : Mengetahui/mengukur kebulatan pada ban

Brand : Merek produk

Improvement : Perbaikan untuk meningkatkan status/kondisi

KPI : Key Performance Indicator

MASA : Multistrada Arah Sarana

PDCA : Plan Do Check Action

Page 15: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam menghadapi persaingan bebas yang begitu ketat sehingga menuntut

perusahaan­perusahaan yang bergerak di dalam sektor industri untuk dapat

memenuhi tingkat permintaan konsumen atas suatu produk yang berkualitas

tinggi, maka setiap produsen harus menunjukan daya saingnya agar eksistensi

produk yang dihasilkan tetap mendapat tempat dihati masyarakat terhadap produk

tersebut.Oleh karena itu, perusahaan harus dapat bekerja secara efisien dan efektif

di dalam memanfaatkan sumber daya yang ada agar dapat menjaga kualitas

produknya dengan baik, dan meningkatkan produktivitas. Salah satu cara yang

dapat dilakukan perusahaan agar dapat menjaga kualitas produknya adalah dengan

meminimasi masalah yang berkaitan dengan produk cacat. Adanya produk cacat

ini akan menciptakan pemborosan-pemborosan baik dari segi waktu, tenaga dan

biaya. Jika ditinjau dari segi pemasaran, adanya cacat pada produk akan

menyebabkan produk menjadi kurang menarik sehingga akan mengurangi

minat konsumen di pasaran untuk membelinya. Hal ini sudah tentu akan

membawa dampak yang buruk bagi perusahaan dimana produktivitasnya akan

berkurang. Oleh karena itu menjaga kualitas barang yang kita produksi agar

tetap dalam batas kontrol yang telah ditetapkan menjadi bagian yang penting

dan tak terpisahkan dalam kegiatan proses produksi.

Salah satu industri yang berkembang dengan cepat di Indonesia saat ini adalah

industri ban. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya jenis dan merk

produk ban yang terdapat di pasaran. Sehingga meningkatkan persaingan antar

produsen ban.

PT Multistrada Arah Sarana, Tbk disingkat MASA (“Perseroan”) adalah salah

satu produsen ban di Indonesia yang sebelumnya didirikan dengan nama PT

Oroban Perkasa berdasarkan akta Perseroan Terbatas No. 63 tahun 1988.

Page 16: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

2

Perseroan memproduksi ban kendaraan bermotor roda dua dan roda empat baik

merek sendiri (Achilles dan Corsa) maupun offtake, dengan area pemasaran di

pasar domestik dan ekspor.

Salah satu hal yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan adalah proses

produksi. Proses pembuatan ban melalui tahapan yang kompleks diawali dengan

proses preparasi bahan baku (raw material), mixing, semi-manufacturing

(extruding, bead, calendar, cutting), assembling (tire building), curing, finishing,

uniformity and balance.

Dalam pembuatan ban, salah satu proses yang paling penting yaitu test uniformity.

Uniformity adalah uji keseragaman dan keseimbangan ban sebelum produk di

pasarkan. Test uniformity memiliki beberapa jenis tes diantaranya ialah Radial

Force Variation (RFV), Lateral Force Variation (LFV), Conisity (Con) dan R1H.

Berdasarkan prasurvey yang telah dilakukan di perusahaan ban ini, diidentifikasi

adanya permasalahan yaitu banyaknya jumlah scrap yang terjadi pada proses test

uniformity dengan jenis defect Radial Force Variation (RFV) yaitu variasi gaya

ke arah atas dan bawah yang akan mengakibatkan ban bergetar dan membuat

kendaraan menjadi kurang nyaman saat dikemudi.

Scrap yang di hasilkan oleh defect Radial Force Variation (RFV) pada saat test

uniformity memiliki jumlah yang sangat besar karena proses ini berada di proses

akhir/finishing dimana semua semua proses produksi telah dilalui dan scrap yang

di hasilkan pula sudah berbentuk ban utuh yang siap di pasarkan.

Akibat Radial Force Variation (RFV) out tersebut dapat mengakibatkan kualitas

produk menurun, jumlah produksi menurun, meningkatnya scrap produksi.dalam

faktor keamanan pula penyebab Radial Force Variation (RFV) dapat

membahayakan pengendara serta kendaraan menjadi kurang nyaman saat

dikemudi.

Page 17: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

3

Oleh karena itu dalam upaya Menurunkan defect Radial Force Variation (RFV)

digunakan aplikasi siklus PDCA (Plan, Do, Check, Action) dengan menggunakan

beberapa alat bantu dari tujuh alat bantu (seven tools). Metode kerja siklus PDCA

memiliki beberapa tahapan, yaitu: tahap Plan (identifikasi masalah, spesifikasi

masalah, dan pengumpulan data), tahap Do (analisis data, buat kesimpulan

tentatif, dan periksa kesimpulan statistik), tahap Check (lakukan percobaan), dan

tahap Action (tindakan untuk mempertahankan hasil perbaikan).Dalam

penyelesaian masalah dengan metode kerja tersebut digunakan beberapa alat

bantu, meliputi pengumpulan data , diagram Pareto, dan diagram sebab akibat

atau diagram Ishikawa.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, rumusan masalah yang

dapat diangkat adalah :

1. Bagaimana penyebab terjadinya Radial Force Variation (RFV) ?

2. Bagaimana menurunkan defect Radial Force Variation (RFV) pada proses test

uniformity melalui tahapan PDCA ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan masalah dalam penelitian ini

adalah :

1. Mengetahui penyebab terjadinya Radial Force Variation (RFV).

2. Menurunkan defect Radial Force Variation (RFV) pada proses test uniformity

1.4 Batasan Penelitian

Untuk lebih terarahnya tulisan ini, maka definisi dan lingkup yang menjadi

batasan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Dari 30 mesin VMI, penelitian hanya dilakukan hanya pada mesin VMI08.

2. Hanya menurunkan defect Radial Force Variation (RFV).

3. Penelitian di lakukan di area TBM uniformity.

4. Penelitian hanya pada produk A154-245/30 ZR20 93WXL ATR SPORT

ACHILLES.

Page 18: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

4

5. Data scrap yang di hasilkan test uniformity adalah data 4 bulan terakhir yaitu

(September 2018 s/d Desember 2018).

1.5 Asumsi

Adapun untuk mempermudah dan mensederhanakan penelitian, kami membuat

asumsi-asumsi dalam penelitian sebagai berikut:

1. Kapasitas mesin sama.

2. Konsumsi material sama.

3. Produk yang dikerjakan sejenis atau sama.

4. Mesin diasumsikan bekerja selama 21 jam/hari dan 7 hari kerja.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam memberikan gambaran singkat tentang penilitian ini maka akan diuraikan

secara singkat bab demi bab dari penilitian ini yang menerangkan topik

pembahasan penilitian ini dalam bentuk sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab pendahuluan menjabarkan hal-hal yang menjadi latar belakang

penulis melakukan pengamatan dan penelitian yang terdiri atas :

rumusan masalah, tujuan, serta batasan-batasan dan asumsi yang

digunakan untuk mempermudah dalam proses penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini dijelaskan mengenai dasar-dasar teori yang digunakan

dalam proses pengolahan data yang berkaitan dengan topik yang

dibahas dan digunakan sebagai dasar dalam pembahasan serta

pemecahan masalah yang dipakai pada penelitian.

Page 19: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tahap-tahap yang dilakukan dalam

melaksanakan penelitian. Tahapan dimulai dengan

pengidentifikasian masalah, perumusan masalah, penetapan tujuan,

pembatasan masalah, pengumpulan dan pengolahan data, analisis,

serta simpulan dan saran.

BAB IV DATA DAN ANALISIS

Pada bab ini dimulai dengan pengumpulan data yang diperlukan

berdasarkan hasil penelitian dan perbandingannya dengan data

sebelumnya serta hasil analisa dari pengelolahan data dan

penelitian yang dilakukan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab terakhir memberikan simpulan dan pemecahan masalah dari

hasil penelitian yang dilakukan penulis, serta memberikan saran-

saran sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki

permasalahan di dan proses penelitian berikutnya.

Setelah melihat paparan dari bab 1, untuk mendukung penelitian maka dibutuhkan

teori-teori yang akan dijelaskan di bab selanjutnya.

Page 20: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kualitas

Menurut Kotler dan Keller (2016:164), kualitas produk adalah kemampuan suatu

barang untuk memberikan hasil atau kinerja yang sesuai bahkan melebihi dari apa

yang diinginkan pelanggan. Menurut Crosby (dalam Irwan dan Haryono,

2015:34) mendefinisikan kualitas sebagai pemenuhan persyaratan dengan

meminimalkan kerusakan yang mungkin timbul atau dikenal dengan standard

zero defect.

Kualitas produk memiliki suatu ketertarikan bagi konsumen dalam mengelola

hubungan yang baik dengan perusahaan penyedia produk. Adanya hubungan

timbal balik antara perusahaan dengan konsumen akan memberikan peluang

untuk mengetahui dan memahami apa yang menjadi kebutuhan dan harapan yang

ada pada persepsi konsumen. Maka, perusahaan penyedia produk dapat

memberikan kinerja yang baik untuk mencapai kepuasan konsumen melalui cara

memaksimalkan pengalaman yang menyenangkan dan meminimalisir pengalaman

yang kurang menyenangkan konsumen dalam mengkonsumsi produk. Apabila

kinerja dari suatu produk yang diterima atau dirasakan sesuai dengan harapan

konsumen, maka kualitas produk yang diterima atau dirasakan sesuai dengan

harapan konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2016:389) Banyak orang yang

berfikir bahwa produk adalah barang yang berwujud, tetapi secara teknik produk

merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan

keinginan atau kebutuhan, meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang,

tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide.

Page 21: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

7

2.2 Dimensi Kualitas

Beberapa ahli maupun akademisi telah melakukan penelitian tentang berbagai

dimensi kualitas produk maupun jasa yang diinginkan oleh konsumen yang

tentunya perlu diketahui oleh perusahaan untuk memuaskan kebutuhan konsumen.

Ada beberapa pendapat mengenai dimensi kualitas produk, antara lain menurut

Kotler dan Keller (2016:203) apabila perusahaan ingin mempertahankan

keunggulan kompetitifnya dalam pasar maka perusahaan harus mengerti aspek

dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang

dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Oleh karena itu kualitas

produk dapat dimasukkan ke dalam sembilan dimensi, yaitu : (Kotler dan Keller

(2016:203))

1. Bentuk

Produk dapat dibedakan secara jelas dengan yang lainnya berdasarkan bentuk,

ukuran, atau struktur fisik produk.

2. Ciri-ciri produk

Karakteristik sekunder atau pelengkap yang berguna untuk menambah fungsi

dasar yang berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya.

3. Kinerja

Berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakterisitik

utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut.

4. Ketepatan atau kesesuaian

Berkaitan dengan tingkat kesesuaian dengan spesifikasi yang ditetapkan

sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Kesesuaian merefleksikan derajat

ketepatan antara karakteristik desain produk dengan karakteristik kualitas standar

yang telah ditetapkan.

5. Daya Tahan

Berkaitan dengan berapa lama suatu produk dapat digunakan tanpa menimbulkan

masalah pada saat penggunaan.

Page 22: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

8

6. Keandalan

Berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang berhasil

menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan

dalam kondisi tertentu pula.

7. Kemudahan Perbaikan

Berkaitan dengan kemudahan perbaikan atas produk jika rusak. Idealnya produk

akan mudah diperbaiki sendiri oleh pengguna jika rusak.

8. Gaya

Penampilan produk dan kesan konsumen terhadap produk.

9. Desain

Keseluruhan keistimewaan produk yang akan mempengaruhi penampilan dan

fungsi produk terhadap keinginan konsumen.

2.3 Plan Do Check Action (PDCA)

Siklus Plan-Do-Check-Action pada Gambar 2.1 adalah model yang terdiri dari

empat tahapan yang digunakan untuk melakukan suatu perubahan. Membentuk

seperti sebuah lingkaran tidak berujung,siklus PDCA harus di ulang dan di ulangi

lagi untuk melakukan perbaikan secara berkelanjutan (continuous improvement).

Evolusi PDCA dimulai dengan awal kemunculan alat modern berkualitas pada

tahun 1920-an (Gupta, 2006). PDCA adalah umpan balik terus menerus untuk

mengidentifikasi dan mengubah elemen proses untuk mengurangi variasi. Dengan

kata lain, tujuan PDCA adalah untuk merencanakan untuk melakukan sesuatu,

membuat atau melakukannya, memverifikasi atau memeriksa agar memenuhi

persyaratan, dan memperbaiki proses untuk mempertahankan kinerja output yang

dapat diterima. Namun, literatur menunjukkan W. Edwards Deming telah

menyadari bahwa mempertahankan atau mengendalikan suatu proses tidaklah

cukup baik.

Page 23: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

9

Gambar 2.1 Siklus PDCA (Plan-Do-Check-Action)

Saat ini ISO 9001 didasarkan pada model PDCA di mana input adalah persyaratan

pelanggan dan deliverable adalah proses output yang memenuhi persyaratan

pelanggan. Tetapi konsep persyaratan telah dipahami sebagai spesifikasi atau

toleransi. Proses dirancang untuk menghasilkan produk dalam batas-batas ini, dan

verifikasi hanya terbatas pada persyaratan yang ditetapkan atau toleransi.

Gambar 2.2 Siklus Umpan Balik PDCA (Plan-Do-Check-Action)

Gambar 2.2 menunjukkan implementasi PDCA saat ini dalam sistem manajemen

mutu (QMSs) saat ini di mana produk atau hasil proses diperiksa terhadap batas

yang ditetapkan. Jika produk berada dalam batas-batas ini, maka akan diantar atau

dikirim ke proses berikutnya. Jika produk tersebut di luar batas, biasanya disortir,

diperbaiki, diverifikasi ulang dan dibuang dengan melalui proses papan

peninjauan material, diskrap atau dikirim seadanya atau setelah diperbaiki

Page 24: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

10

terkadang, formulir diisi untuk memulai tindakan korektif.Namun, karena

kurangnya waktu, tindakan korektif biasanya terbatas untuk menyelesaikan

formulir daripada mengambil tindakan korektif yang benar.

Satu kesalahan mendasar dan tidak disengaja yang terjadi dalam transformasi dari

model proses kontrol Shewhart menjadi versi PDCA Deming adalah mengabaikan

penggunaan statistic (Gupta, 2006). Menurut model Shewhart, diagram kontrol

diterapkan untuk menentukan proses yang diterima secara statistik, dan action

plan ditentukan untuk situasi ketika berada di luar kendali. Namun, di PDCA,

pemeriksaan berkaitan dengan spesifikasi produk dan bukan terhadap batas

kendali statistik. Akibatnya, tujuan pengendalian proses telah hilang, dan PDCA

mulai digunakan untuk manajemen produk (Gupta, 2006).

Model PDCA (Nancy dan Tague, 2004) dapat digunakan oleh sebuah organisasi

atau perusahaan untuk:

1. Sebagai model aktivitas continuous improvement.

2. Saat memulai proyek improvement.

3. Saat mengembangkan design suatu proses, produk ataupun jasa.

4. Saat mendefinisikan suatu proses pekerjaan yang berulang-ulang.

5. Saat merencanakan pengumpulan data dan analisis dengan tujuan untuk

memverifikasi dan memprioritaskan masalah atau akar masalah.

6. Saat mengimplementasikan perubahan.

Gambar 2.3 PDCA ISO 9001

Page 25: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

11

(Gupta, 2006) Pada gambar 2.3, Versi ISO 9001 mendefinisikan PDCA sebagai

berikut:

Plan : Menetapkan tujuan dan proses yang diperlukan untuk memberikan hasil

sesuai dengan persyaratan pelanggan dan kebijakan organisasi.

Do : Implementasi proses

Check : Memonitor dan mengukur proses dan produk terhadap kebijakan, tujuan,

dan persyaratan untuk produk, dan laporkan hasilnya.

Action : Melakukan tindakan untuk terus mengimprovisasi proses.

Sedangkan penjelasan lain mengenai tahapan PDCA ini antara lain (Mitra, 2016)

sebagaimana terdapat pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 Tahapan PDCA (Mitra, 2016)

PLAN: Pada tahap ini (digambarkan pada Gambar 2.4), peluang untuk

improvement dianggap dan diartikan secara operasional. Kerangka kerja yang

dikembangkan membahas efek variabel proses yang dapat dikontrol pada kinerja

proses. Karena kepuasan pelanggan adalah titik fokus, tingkat perbedaan antara

kepuasan kebutuhan pelanggan (seperti yang diperoleh melalui survei pasar dan

penelitian konsumen) dan kinerja proses (diperoleh sebagai informasi umpan

balik) dianalisis. Tujuannya adalah untuk mengurangi perbedaan tersebut.

Kemungkinan adanya hubungan antara variabel dalam suatu proses dan efeknya

terhadap hasil adalah hipotesis.

Page 26: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

12

DO: Teori dan tindakan yang dikembangkan dalam tahap Plan dimasukkan ke

dalam aktivitas dalam tahap Do. Uji coba dilakukan di laboratorium atau prototipe

yang sudah di setting.Umpan balik diperoleh dari pelanggan dan dari proses.

CHECK: Sekarang hasil pengujian dianalisis. Apakah perbedaan antara kebutuhan

pelanggan dan kinerja proses berkurang dengan tindakan yang diusulkan? Adakah

potensi kerugian terkait dengan karakteristik kualitas yang lain yang penting bagi

pelanggan? Metode statistik akan digunakan untuk menemukan jawaban tersebut.

ACTION: Dalam tahap Action, keputusan dibuat berkenaan dengan implementasi.

Jika hasil analisis yang dilakukan dalam tahap Check memiliki hasil yang positif,

maka rencana yang diusulkan akan diadopsi. Pelanggan dan umpan balik proses

akan kembali diambil setelah implementasi skala penuh.Informasi semacam itu

akan memberikan ukuran sebenarnya terhadap keberhasilan rencana. Jika hasil

dari tahap pemeriksaan tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan, rencana

alternatif harus dikembangkan, dan siklus berlanjut.

2.4 Diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram)

Diagram sebab-akibat dikembangkan oleh Kaoru Ishikawa pada tahun 1943 dan

sering disebut diagram Ishikawa (Mitra, 2016).Diagram ini juga dikenal sebagai

diagram tulang ikan (fishbone) karena bentuknya (dalam bentuk plot) seperti

tulang ikan yang tersusun, terlihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.5 Diagram Tulang ikan (fishbone)

Page 27: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

13

Pada dasarnya, diagram sebab-akibat digunakan untuk mengidentifikasi dan

secara sistematis mendaftar berbagai penyebab terkait dengan masalah (atau efek).

Dengan demikian diagram ini membantu menentukan penyebab yang memiliki

efek terbesar. Diagram sebab-akibat dapat membantu mengidentifikasi alasan

mengapa suatu proses tidak terkendali. Sebagai alternatif, jika suatu proses stabil,

diagram ini dapat membantu manajemen memutuskan penyebab mana yang perlu

diselidiki untuk perbaikan proses. Ada tiga aplikasi utama dari diagram sebab-

akibat, yaitu: cause enumeration, analisis dispersi, dan analisis proses.

Cause enumeration biasanya dikembangkan melalui sesi brainstorming di mana

semua jenis penyebab yang mungkin terdaftar untuk menunjukkan pengaruhnya

pada masalah (atau efek) yang dimaksud.Dalam analisis dispersi, setiap penyebab

utama dianalisis secara menyeluruh dengan menyelidiki sub penyebab dan

dampaknya terhadap karakteristik kualitas (atau efek) yang dimaksud. Proses ini

diulang untuk setiap penyebab utama dalam urutan yang diprioritaskan. Diagram

sebab-akibat ini membantu menganalisis alasan-alasan berbagai variabilitas atau

dispersi. Ketika diagram sebab-akibat dibuat untuk analisis proses, penekanannya

adalah pada daftar penyebab dalam urutan operasi yang dilakukan secara aktual.

Proses ini mirip dengan pembuatan diagram alir (flow diagram), kecuali jika

diagram sebab-akibat menyusun daftar secara terperinci penyebab yang

memengaruhi karakteristik kualitas yang menonjol pada setiap langkah dari suatu

proses.

Diagram Ishikawa ini dapat digunakan untuk menyusun brainstorming (Mitra,

2016). Kemudian menyortir ide hasil brainstroming tersebut ke dalam beberapa

kategori yaitu: Material, Metode, Equipment, Environtment, dan Man. Diagram

Ishikawa mempunyai keuntungan yang bervariasi antara lain:

a. Dapat membantu team untuk memahami bahwa masih terdapat banyak

penyebab yang berkontribusi terhadap suatu efek atau masalah.

b. Secara grafik menampilkan hubungan antara penyebab terhadap efek maupun

sebaliknya.

c. Untuk membantu mengidentifikasikan area untuk improvement.

Page 28: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

14

2.6 Diagram Pareto

Diagram pareto adalah alat penting dalam proses improvement kualitas (Mitra,

2016).AlfredoPareto, seorang ekonom Italia (1848–1923), menemukan bahwa

kekayaan terkonsentrasi di tangan segelintir orang.Pengamatan ini mendorongnya

untuk merumuskan prinsip Pareto, yang menyatakan bahwa sebagian besar

kekayaan dipegang oleh segmen kecil dari populasi yang tidak proporsional.Pada

organisasi manufaktur atau jasa, misalnya, area masalah atau jenis cacat

mengikuti distribusi yang sama. Dari semua masalah yang terjadi, hanya sedikit

yang cukup sering yang lainnya jarang terjadi. Dua area masalah ini

dinamakanvital few dan trivial many.Prinsip Pareto juga mendukung aturan 80/20,

yang menyatakan bahwa 80% masalah (ketidaksesuaian atau cacat) diciptakan

oleh 20% penyebab.

Gambar 2.6 Diagram Pareto

Diagram pareto membantu memprioritaskan masalah dengan mengaturnya dalam

urutan kepentingan yang mengecil (Mitra, 2016). Dalam lingkungan dengan

sumber daya yang terbatas, diagram ini membantu perusahaan untuk memutuskan

urutan masalah yang mana yang harus diatasi. Gambar 2.6 menunjukkan sebuah

diagram Pareto mengenai alasan ketidakpuasan pelanggan maskapai penerbangan.

Penundaan kedatangan (delays in arrival) adalah alasan utama, seperti yang

ditunjukkan oleh 40% pelanggan.Dengan demikian, ini adalah masalah yang

harus ditangani terlebih dahulu oleh maskapai penerbangan.

Page 29: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

15

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Sistematika Penulisan

Pada bab ini akan di uraikan mengenai sistematika penulisan yang dilakukan

untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini sebagaimana yang

digambarkan pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Sistematika Penulisan

Page 30: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

16

3.2 Studi Pendahuluan

Langkah awal pada penelitian ini adalah melakukan observasi di area BU#4

uniformity. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini berdasarkan

meningkatnya jumlah scrap pada proses test uniformity. Sering kali produk yang

di test masih tidak sesuai spesifikasi sehingga terjadi defect produk. Penelitian ini

yaitu menganalisa penyebab banyaknya produk defect pada proses test uniformity

dan mencari solusi untuk menurunkan tingkat kecacatan dan mengurangi kerugian

yang dialami perusahaan.

3.3 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yang dihasilkan dari hasil pemikiran yang sudah

dikemukakan pada latar belakang masalah menjadi sumber untuk penelitian yang

mana dari hasil identifikasi ini ditentukan tujuan penelitian, batasan -batasan yang

diperlukan untuk membuat penelitian ini fokus terhadap satu permasalahan serta

asumsi-asumsi dibuat untuk menjadikan analisis benar dalam pemecahan masalah.

3.4 Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan maksud dan tujuan untuk menunjang penelitian.

Dengan melengkapi teori-teori yang digunakan sebagai landasan penelitian dan

berperan dalam pengumpulan informasi secara lengkap untuk memecahkan suatu

permasalahan.

Dalam teori ini pertama adalah tentang definisi kualitas dan dimensi kualitas yang

bertujuan untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kualitas. Kemudian teori

Plan-Do-Check-Action, teori yang membahas tentang rencana perbaikan,

melakukan perbaikan, lalu pembuktian kemudian di lakukan an tindak lanjut agar

perbaikan yang telah dilakukan tetap dipertahankan dan dikembangkan secara

terus menerus.

3.5 Analisis Dan Perbaikan

Analisis adalah kegiatan yang dilakukan untuk menguraikan suatu data yang telah

dikumpulkan yang nantinya diolah menggunakan metode yang telah diusulkan

Page 31: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

17

untuk memperoleh hasil dan solusi untuk memecahkan permasalahan dalam

penelitian.

Analisis yang dilakukan yaitu dengan melakukan perbaikan pada hal-hal yang

berhubungan pada proses test uniformity. Kemudian membandingkan hasil

pencapaian sebelum perbaikan dan setelah dilakukan perbaikan.

3.5.1 Tahap Plan

Tahap perencanaan ada tujuh hal yang harus dilakukan dalam implementasinya

yakni penentuan masalah, pengumpulan data, penentuan tema, target,mencari

penyebab, menentukan penyebab dan membuat rencana perbaikan dengan

5W+1H. Dengan penjelasan sebagai berikut :

3.5.1.1 Penentuan Masalah

Untuk menentukan masalah yang akan di improve dapat diperoleh melalui

beberapa cara, yaitu :

1. Berdasarkan Key Performance Indicator (KPI) / Business Process (BP)

/Manager Activity Plan. KPI yang diambil adalah yang ada di level manager

atau kepala departemen Poin didalam KPI yang diambil adalah yang memiliki

bobot tinggi serta bisa dikelola oleh departemen. Lengkapi dengan data

pencapaian tahun lalu dan target tahun ini.

2. Berdasarkan penugasan manajer.

Harus jelas dasar penugasannya, harus ada analisa data dan fakta, serta

Komunikasi resmi penugasan projek.

3. Jajak Pendapat/Brainstorming.

Merupakan pola pengumpulan pendapat / ide dengan partisipasi dari seluruh

peserta. Dengan melakukan sumbang saran diharapkan akan diperoleh

masukan sebanyak mungkin dan juga hasil / pemikiran / ide yang terbaik.

3.5.1.2 Pengumpulan Data

Data terkait dengan masalah yang sudah di tentukan sebelumnya akan diambil.

Data tersebut bertujuan untuk membantu memahami situasi yang sebenarnya

menganalisis persoalan, mengendalikan proses, mengambil keputusan dan

Page 32: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

18

membuat rencana. Data yang akan diambil untuk masalah yang diangkat antara

lain data jumlah scrap yang bersumber dari data base Axapta serta data

pencapaian produksi.

3.5.1.3 Penentuan Tema

Setelah data dikumpulkan maka akan diolah melalui analisis diagram pareto.

Diagram pareto merupakan diagram penggabungan antara grafik balok dan grafik

garis yang menggambarkan perbandingan masing-masing jenis data terhadap

keseluruhan, sehingga dapat terlihat masalah mana yang dominan, guna

mengetahui prioritas penyelesaian masalah.

3.5.1.4 Penentuan Target

Penentuan target dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Pencapaian Terbaik (historical data) Bukan best achievement karena kejadian

khusus / non teknis.

2. Target KPI / Standard.

3. Benchmark.

Studi banding atau proses meninjau dan mempelajari tempat lain untuk

mendapatkan ide dan hal baru yang lebih baik untuk diterapkan.

4. Keputusan Manajemen

Bila ditetapkan atasan, harus bisa dibuktikan dengan bukti tertulis yang

ditanda tangani oleh atasan tersebut

Sasaran atau target perbaikan harus terarah dan berpedoman pada prinsip SMART

sehingga tujuan dari tindakan perbaikan menjadi jelas, terarah dan memotivasi.

SMART dapat di uraikan sebagai berikut :

1. Specific adalah sasaran harus dinyatakan secara jelas, khusus, terfokus dan

tidak bias.

2. Measureable adalah sasaran harus dapat diukur keberhasilannya dengan jelas.

3. Achieveable adalah menerangkan analisa data yang menunjukkan pencapaian

ukuran keberhasilan. Ukuran keberhasilan harus dapat membuat orang merasa

tertantang, meningkatkan motivasi dan semangat juang.

Page 33: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

19

4. Realistic adalah ukuran keberhasilan harus masuk di akal tetapi masih dapat

menjawab tantangan di atas.

5. Timeline adalah waktu pencapaian suatu sasaran harus ditentukan dari awal

sebagai acuan batas waktu keberhasilan.

3.5.1.5 Analisa Akar Penyebab

Kegiatan pada langkah ini adalah mencari dan menggali faktor-faktor yang diduga

menjadi penyebab dominan timbulnya persoalan, sesuai dengan judul yang telah

ditetapkan pada langkah sebelumnya. Tools yang akan digunakan dalam analisa

akar penyebab adalah diagram sebab akibat dan analisis Why-why analysis.

3.5.1.6 Penetapan Penyebab Dominan

Setelah mendapatkan akar penyebab, kemudian lakukan pembuktian dengan

menganalisa dampak yang diakibatkan oleh masing-masing faktor dominan

tersebut. Tools yang digunakan untuk penetapan penyebab dominan dalam

penelitian ini adalah analisis diagram pareto. Tujuannya adalah untuk

mempermudah dalam menentukan skala prioritas.

3.5.1.7 Menyusun Rencana Perbaikan

Pada step ini biasanya menggunakan prinsip 5W + 1H, akan tetapi tidak mutlak,

yang terpenting adalah harus memenuhi kejelasan dari aktivitas rencana yang

akan dilakukan.

3.5.2 Tahap Do

Setelah diketahui akar masalahnya, maka selanjutnya adalah melaksanakan

perbaikan. Melaksanakan perbaikan dengan menggunakan modelmatrik 5 W

(What, Why, When, Where, Who) + 1H (How).

3.5.2.1 Melaksanakan Perbaikan

Pada step ini point yang paling penting adalah bagaimana menunjukan usaha

dalam mencapai hasil yang terbaik. Usaha dilakukan dengan melakukan berbagai

percobaan yang telah ditentukan pada saat penyusunan rencana perbaikan.

Page 34: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

20

3.5.3 Tahap Check

Melaksanakan perbaikan dengan data sebelum perbaikan dan memeriksa hasil

perbaikan yang telah di lakukan.

3.5.3.1 Evaluasi Hasil Perbaikan

Pada tahap ini hasil aktivitas yang telah dilakukan akan di evaluasi dengan cara

membandingkan kondisi awal sebelum perbaikan dengan kondisi setelah

perbaikan. Kondisi setelah perbaikan akan dibuatkan grafik hasil perbaikan,

sehingga dapat terlihat apakah aktivitas dan solusi yang dilakukan sudah berhasil

atau masih perlu tindakan lebih lanjut.

3.5.4 Tahap Action

Pada tahap ini adalah untuk mengambil tindakan yang seperlunya terhadap hasil-

hasil dari tahap check. Tindakan untuk men-standarisasi-kan cara ataupun praktek

terbaik yang telah dilakukan, tindakan standarisasi ini dilakukan jika hasilnya

mencapai Target yang telah ditetapkan.agar masalah yang terjadi tidak terulang

kembali.

3.5.4.1 Standarisasi Perbaikan

Apabila hasil evaluasi memuaskan, maka aktivitas perbaikan yang telah di

lakukan di standardisasi agar dapat di implementasikan ke proses atau sistem yang

sama. Namun jika hasil tidak memuaskan, maka dapat di analisa kembali serta

dilakukan perencanaan terhadap aktivitas yang akan dilakukan selanjutnya.

3.6 Kesimpulan dan Saran

Sebagai tahap akhir dalam penelitian ini dibuat simpulan yang menyeluruh dari

hasil evaluasi perbaikan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan dan memberikan saran yang membangun terhadap perusahaan.

Setelah mempelajari langkah-langkah penelitian ini, selanjutnya akan dijelaskan

mengenai analisis permasalahan dan pembahasan yang dijelaskan pada bab 4.

Page 35: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

21

BAB IV

DATA DAN ANALISIS

4.1 Tahap Plan

4.1.1 Penentuan Masalah

Untuk menentukan masalah yang akan di improve dapat diperoleh melalui

beberapa cara, yaitu mengetahui gambaran aktivitas produksi yang akan di analisa

terutama pada area Business Unit #4 (BU#4). Karena masalah yang terjadi pada

area BU#4. Untuk mengetahui gambaran aktivitas produksi di area BU#4 dapat di

lihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Gambaran Aktivitas Proses Produksi di Area BU#4

Page 36: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

22

Berdasarkan gambar 4.1 Diagram aktivitas proses produksi di area BU#4

memiliki beberapa tahapan proses produksi untuk menjadi sebuah ban.

Diantaranya sebagai berikut:

1. Proses TBM (tyre building machine)

Pada tahap ini, lebih dikenal sebagai Tyre Building Process yaitu proses perakitan

terhadap komponen yang dihasilkan dari proses sebelumnya seperti Ply, Bead,

Tread, Sidewall, Steel. Dalam proses ini menghasilkan ban mentah.

2. Proses Curing

Tahap ini merupakan proses akhir produksi ban, Ban mentah (green tyre) dimasak

mengunakan mesin automatic press (Curing). Proses curing sendiri merupakan

pemasakan atau vulkanisasi yaitu penyatuan polimer (rubber) dengan carbon

black dan sulphur dengan dibantu oleh persenyawaan bahan kimia untuk

mendapatkan beberapa karakteristik compound yang diperlukan dari bagian-

bagian ban. Proses curing (pemasakan) ini membutuhkan suhu panas dan

sejumlah tekanan steam yang sangat tinggi, GT akan ditempatkan pada cetakan

(mold) dengan temperatur sesuai dengan yang diinginkan untuk produksi. Setelah

cetakan tertutup, GT akan melebur ke dalam cetakan tread dan side wall. Cetakan

tersebut tidak dapat dibuka sampai proses curing selesai secara keseluruhan.

Setelah proses pemasakan selesai.

3. Visual Inspection

Tahap ini merupakan tahap pemeriksaan kualitas yang dilakukan oleh checker.

Pemeriksaan di lakukan secara visual untuk memastikan tidak dara udara yng

terjebak atau blister under tread. Jika ban sudah OK maka selanjutnya ban akan

dikirim proses selanjutnya. Tetapi jika ban masih NG maka ban akan dikirim ke

area scrap

4. Test uniformity

Tahap ini merupakan proses akhir produksi ban. Ban yang telah di inspeksi

selanjutnya masuk ke test uniformity dimana sebuah ban di Balancing. Balancing

Page 37: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

23

merupakan pengujian keseimbagan ban. Pengujian ini dilakukan terhadap semua

jenis ban radial untuk mengetahui sejauh mana tingkat keseimbangan dan

keseragaman ban yang diuji. Pengujian ini dilakukan secara otomatis dengan

menggunakan mesin uniformity. Adapun parameter yang diperiksa meliputi LFV

(Lateral Force Variation), RFV (Radial Force Variation), Conicity dan RIH.

Seluruh ban diperiksa dengan mesin uniformity. Bila tyre tersebut out standard

Uniformity, maka mesin uniformity akan auto open conveyor out, sehingga tyre

transfer ke conveyor out untuk judge R&D scrap kemudian didata oleh quality

department.

4.1.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang menjadi dasar dalam menentukan identifikasi masalah.

Penghitungan scrap uniformity di departemen PTE untuk area BU#4 berasal dari

data Axapta. Data axapta adalah suatu aplikasi bisnis yang di gunakan di

multistrada untuk mengelola data dan informasi kegiatan bisnis di perusahaan.

Data Axapta yang digunakan adalah data dengan modul production uniformity

test. Data penghasil scrap pada proses test uniformity selama periode september

2018 hingga desember 2018 dapat di lihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Jumlah Scrap Uniformity Perbulan

Item Bulan Sep Okt Nov Des

Prod 487819 431632 472048 427293

Uniformity Pcs 688 730 846 654

% 0.141% 0.169% 0.179% 0.153%

Target % 0.130% 0.130% 0.130% 0.130%

Dari tabel 4.1 jumlah scrap uniformity perbulan memiliki peningkatan jumlah

scrap sebesar 846 pcs dari jumlah produksi 472048 perbulan november dengan

0.179% dan memiliki penurunan di bulan desember sebanyak 654 pcs atau

sebesar 0.153% dari 427.296 produksi dengan total produksi sebanyak 1.818.792

produk dari jumlah scrap selama empat bulan.hanya saja pernurunan tersebut

belum mencapai target yang di tetapkan.jika dilihat pada tabel 4.1 maka di

buatkan grafik terhadap scrap uniformity yang dapat di lihat pada gambar 4.2.

Page 38: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

24

Gambar 4.2 Grafik Tyre Uniformity Out

Jika di lihat pada gambar 4.2 mengenai grafik tyre uniformity out selama 4 bulan

dari September hingga desember 2018. Scrap yang di hasilkan masih di atas target

yang di tentukan oleh perusahan atau dengan rata-rata 0.161%,maka perbaikan

yang dilakukan agar mampu menurunkan scrap di bawah rata-rata 4 bulan

terakhir.

Dengan demikian masalah yang akan diambil untuk dijadikan proyek

improvement adalah masalah yang terjadi pada test uniformity. Untuk langkah

selanjutnya analisa di lakukan dengan mendata jumlah defect yang terjadi pada

saat test uniformity.

Tabel 4.2 jumlah Defect Uniformity Out

Uniformity Out Tyre (Pcs) Tyre Defect Unif

% Cumm

RFV 1965 67% 67.3%

LFV 451 15% 82.8%

CON 386 13% 96.0%

R 1H 116 4% 100.0%

Jumlah 2918 100%

Sep Okt Nov Des

Uniformity 0,141% 0,169% 0,179% 0,153%

Target 0,130% 0,130% 0,130% 0,130%

0,000%

0,050%

0,100%

0,150%

0,200%

Per

cen

t (%

)

Grafik Tyre Uniformity Out

Sep-Des 2018

Page 39: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

25

Berdasarkan data pada tabel 4.2 maka dapat di ketahui jumlah jenis defect

uniformity out di bulan September – Desember 2018 di sebabkan 4 jenis defect

yaitu defect RFV dengan jumlah 1965 pcs dengan persentase kumulatif 67.3%

,defect LFV dengan jumlah 451 pcs dengan persentase kumulatif 82.8%,defect

conicity dengan jumlah 386 pcs dengan persentase kumulatif 96.0% dan defect

R1H dengan jumlah 116 dengan persentase kumulatif 100% dengan total defect

2918 pcs. Sehingga jika di paretokan sebagaimana pada tabel 4.2 maka dapat di

lihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Grafik Pareto Defect Uniformty Out

Berdasarkan gambar 4.3 grafik pareto defect uniformty out ada beberapa tahapan

test uniformity di antaranya adalah :

1. RFV (Radial force Variation) adalah pemeriksaan dengan menggerakkan ban

ke atas dan ke bawah prose ini bertujuan untuk mengetahui kualitas ban agar

tidak terlihat benjolan. RFV (Radial Force Variation) yang besar pada tyre

akan mengakibatkan ban bergetar dan membuat mobil menjadi kurang

nyaman dan ban bergetar pada saat di kemudi.

2. LFV (Lateral Force Variation) adalah pemeriksaan dengan menggerakkan

ban ke kanan dan ke kiri proses ini bertujuan untuk mengetahui kualitas ban

tidak terjadi benjolan terutama pada bagian side wall (dinding ban).

RFV LFV CON R 1H

Tyre (Pcs) 1965 451 386 116

% 67% 15% 13% 4%

Cumm 67,3% 82,8% 96,0% 100,0%

0,0%10,0%20,0%30,0%40,0%50,0%60,0%70,0%80,0%90,0%100,0%

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

Per

cen

t (%

)

Qu

an

tity

(P

cs)

Grafik Pareto Defect Uniformity out

Page 40: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

26

3. Conicity untuk mengukur kecenderungan ban yang berjalan mengarah satu

sisi.conicity yang besar pada tyre mengakibatkan ban tidak nyaman pada saat

kendaraan berbelok.

4. R1H adalah radial harmoni yang bertujuan untuk mengetahui atau mengukur

kebulatan pada ban.

Maka jika di lihat pada gambar 4.3 defect RFV mendapatkan urutan pertama

dengan jumlah 1965 pcs dengan persentase kumulatif 67.3% dari 4 jenis defect

pada test uniformity. Oleh karena itu perbaikan akan di lakukan untuk

menurunkan defect RFV pada proses test uniformity.

Setelah mengetahui defect yang paling besar yang terjadi pada proses test

uniformity langkah selajutnya membreakdown masalah menjadi lebih kecil dan

fokus, dengan mendata defect RFV per rim. Rim adalah ukuran velg yang di

gunakan pada ban kendaraan.data tersebut dapat di lihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Jumlah Defect RFV Out per Rim

Rim (Inch)

Production (Pcs)

RFV production RFV Cumm

(%) Pcs %

20 55567 522 26.6% 26.6%

17 250431 431 21.9% 48.5%

16 269010 342 17.4% 65.9%

15 364226 182 9.3% 75.2%

19 76047 142 7.2% 82.4%

18 136048 132 6.7% 89.1%

14 385386 116 5.9% 95.0%

13 260193 46 2.3% 97.4%

22 12330 42 2.1% 99.5%

24 9554 10 0.5% 100.0%

Jumlah 1818792 1965 100%

Dari data jumlah defect RFV per rim dapat di ketahui ada beberapa jenis ukuran

rim yang di gunakan pada setiap ban kendaraan.beberapa jenis rim terbut adalah

rim 20 dengan jumlah produksi 55567 dengan jumlah defect 552 pcs dengan

Page 41: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

27

persentase 26.6%,rim 17 memiliki jumlah defect 431 dari jumlah produksi 250431

pcs dengan presentase sebesar 21.9 % sedangkan rim 16 mempunyai jumlah

defect sebesar 342 dengan presentase 17.4% dan beberapa jenis ukuran rim

lainnya dengan jumlah defect 1965 pcs di bulan September – Desember 2018

dengan total produksi 1818792 pcs.

Setelah medapatkan data jumlah defect RFV per rim maka selajutkan di buatkan

diagram pareto untuk mempermudah mengetahui prioritas mana yang akan

diperbaiki agar analisa menjadi fokus dan terarah untuk menurunkan defect RFV

pada proses uniformity. Sehingga jika di paretokan sebagaimana data pada tabel

4.3 diagram pareto dapat di lihat pada gambar 4.4.

Gambar 4.4 Grafik Pareto RFV Per Rim (Inch)

Berdasarkan gambar 4.4 grafik pareto RFV per rim menunjukan bahwa rim 20

mendapatkan urutan pertama dengan jumlah defect RFV sebesar 522 pcs atau

26,6% dari 55.567 produksi. Oleh karena itu perbaikan akan di lakukan dengan

menurunkan defect RFV dengan rim 20.

Setelah mendapatkan data RFV per rim,selanjutnya analisa di lakukan dengan

membreakdown masalah menjadi semakin kecil.dengan mendata defect RFV per

20 17 16 15 19 18 14 13 22 24

Tyre (Pcs) 522 431 342 182 142 132 116 46 42 10

% 26,6% 21,9% 17,4% 9,3% 7,2% 6,7% 5,9% 2,3% 2,1% 0,5%

RFV Cumm (%) 26,6% 48,5% 65,9% 75,2% 82,4% 89,1% 95,0% 97,4% 99,5% 100,0%

0,0%

10,0%

20,0%

30,0%

40,0%

50,0%

60,0%

70,0%

80,0%

90,0%

100,0%

0200400600800

100012001400160018002000

Per

cen

t (%

)

Cu

an

tity

(P

cs)

Grafik Pareto RFV Per Rim (Inch)

Page 42: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

28

rim sesuai dengan jenis code size yang akan di analisa, maka untuk data jenis size

code dapat di lihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Jumlah Defect RFV Out Rim 20 Inch per Code Size

Size Code Production (Pcs)

RFV Production RFV

Cumm (%) Pcs %

A 154 6941 137 26.2% 26.2%

A 101 6057 70 13.4% 39.7%

A 161 4438 65 12.5% 52.1%

A 148 7875 57 10.9% 63.0%

A 159 3947 25 4.8% 67.8%

A 21 4487 25 4.8% 72.6%

A 138 5822 22 4.2% 76.8%

Other 16000 121 23.2% 100.0%

Jumlah 55567 522 100%

Setelah mendapatkan data RFV per rim selajutnya pengambilan data RFV sesuai

dengan code size yang di gunakan. Terdapat beberapa jenis code size pada ban

kendaraan size tersebut untuk mengetahui berapa ukuran tinggi maupun lebar pda

ban tersebut.jika di lihat pada tabel 4.4 jumlah defect RFV terhadap code size

sebesar 552 pcs dengan jumlah produksi 55567 pada bulan September –

Desember 2018. Beberapa defect RFV terhadap code size diantaranya code size

A154 dengan jumlah defect 137 dengan presentase 26.2% dengan jumlah

produksi 6941, code size A101 dengan jumlah defect 70 dengan presentase 13.4%

dengan jumlah produksi 6057, code size A161 dengan jumlah defect 65 dengan

presentase 12.5% dan jumlah produksi 4438 sedangkan code size A148 dengan

jumlah defect 57 dengan presentase 10.9% dan jumlah produksi 7875.dan

beberapa jumlah jenis defect code size lainnya dapat di lihat pada tabel 4.4.

Setelah medapatkan data jumlah defect RFV per rim dengan code size maka

selajutkan di buatkan diagram pareto untuk mengetahui prioritas mana yang akan

diperbaiki dan mengetahui jumlah defect paling besar. Sehingga diagram pareto

dapat di lihat pada gambar 4.4.

Page 43: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

29

Gambar 4.5 Grafik Pareto RFV Per Rim 20 Inch Per Code Size

Berdasarkan gambar 4.5 grafik pareto RFV per rim 20 sesuai code size

menunjukan bahwa size A 154 mendapatkan urutan pertama dengan jumlah

defect RFV sebesar 137 pcs atau 26.2% dari 6941 produksi. Code size A154

merupakan size untuk ban jenis sport yang memiliki komposisi bahan yang

berbeda dari ban standar. Sehingga mengakibatkan jumlah defect terbesar.

Oleh karena itu setelah mengumpulkan beberapa data yang berhubungan dengan

RFV maka perbaikan akan di lakukan dengan menurunkan defect RFV dengan

rim 20 dengan code size A154.

4.1.3 Penentuan Tema

Setelah data dikumpulkan dengan diolah melalui analisis diagram Pareto.

Diagram pareto merupakan diagram penggabungan antara grafik balok dan grafik

garis yang menggambarkan perbandingan masing-masing jenis data terhadap

keseluruhan, sehingga dapat terlihat masalah mana yang dominan, guna

mengetahui prioritas penyelesaian masalah.

Oleh karena itu alasan pemilihan tema dalam studi ini adalah peningkatan mutu

dari hasil menurunkan RFV (radial force variation) out pada code size A154 –

A 154 A 101 A 161 A 148 A 159 A 21 A 138 Other

Tyre (Pcs) 137 70 65 57 25 25 22 121

% 26,2% 13,4% 12,5% 10,9% 4,8% 4,8% 4,2% 23,2%

RFV Cumm (%) 26,2% 39,7% 52,1% 63,0% 67,8% 72,6% 76,8% 100,0%

0,0%

10,0%

20,0%

30,0%

40,0%

50,0%

60,0%

70,0%

80,0%

90,0%

100,0%

0

100

200

300

400

500

600

Per

cen

t (%

)

Cu

an

tity

(P

cs)

Grafik Pareto RFV Rim 20 Inch Per Code Size

Page 44: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

30

245/30 ZR20 93WXL ATR sport achilles. Perlu diketahui terlebih dahulu dalam

Sistem Manajemen Mutu - Quality Management System ISO 9001, kualitas /

mutu bukan hanya dalam hal kualitas produk saja (arti sempit), melainkan kualitas

semua aspeek (arti luas),yaitu :

Q (Quality) : Kualitas dari produk/jasa

C (Cost) : Kualitas biaya (biaya rendah – harga murah)

D (Delivery) : Kualitas penyampaian produk (tepat waktu)

S (Safety) : Kualitas dari keamanan hasil pekerjaan

M (Moral) : Kualitas dari semangat pelayanan

Berikut ini merupakan analisa mutu menurut QCDSM dalam hal menurunkan

RFV (radial force varoation) out pada code size A154 – 245/30 ZR20 93WXL

ATR sport Achilles di laboratorium PT.MASA dapat di lihat pada tabel 4.5 :

Tabel 4.5 Analisa QCDSM

Dampak Penjelasan

Q (Quality)

Dengan menurunkan tyre Unifomity out khususnya

RFV ( RADIALFORCE VARIATION ) akan

meningkatkan kualitas dan kenyamanan Ban saat

dipakai pengguna.

C (Cost) Reduce RFV Out akan mengurangi biaya Tyre Scrap.

D (Delivery) Berkurangnya problem RFV Out, Ban akan cepat

terkirim ke proses berikutnya.

S (Safety) Turunnya Scrap Tyre mengurangi potensi tangan

tersayat cutter saat memotong ban Scrap.

M (Moral)

Dengan adanya perbaikan, diharapkan mindset

“Improvement”, Team Work maupun individu dan Ide

menjadi lebih meningkat.

Page 45: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

31

4.1.4 Penentuan Target

Penentuan target dari permasalahan menurunkan RFV (radial force varoation) out

pada code size A154 dilakukan setelah diketahui akar dari penyebab di

PT.MASA.Setelah diketahui akar penyebabnya melalui tahap diagram fishbone

atau biasa disebut juga diagram Ishikawa maka selanjutya ditetapkan target-target

yang ingin dicapai dari permasalahan. Target yang di tentukan dapat di lihat pada

gambar 4.6.

Gambar 4.6 Target Defect Radial Force Variation size A154

Berdasarkan gambar 4.6 penentuan target defect radial force variation size A154

di tentukan dengan target penurunan 0.395 % dari rata rata 1.974 berdasarkan data

4 bulan terakhir dari periode September hingga desember 2018.

Maka demikian Sasaran atau target perbaikan harus terarah dan berpedoman pada

prinsip SMART sehingga tujuan dari tindakan perbaikan menjadi jelas, terarah

dan memotivasi. Prinsip smart dapat di lihat pada tabel 4.6.

Page 46: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

32

Tabel 4.6 Alasan Penetapan Target Terhadap Prinsip Smart

S (Specific)

Menurunkan RFV ( RADIAL FORCE VARIATION ) out

pada code size A154 – 245/30 ZR20 93WXL ATR SPORT

ACHILLES Di Tyre Building Mesin VMI No. 8.

M (Measurable) Target turun 80 % dari rata – rata Sep - Des 1.974 %

A (Achievable)

Target turun 80 % berdasarkan penurunan 44 % dari 2.478

% di bulan oktober mejadi 1.368 % di november 2018. Dan

plus 36 % dari kesepakatan Dept.

R (Reasonable) Target dapat tercapai karena Fokus pada Code size yang

tendency

T (Timebased) Waktu perbaikan 4 ( empat ) bulan

4.1.5 Analisa Akar Penyebab

Setelah proses analisa di lakukan dengan mendapatkan data, tema, judul dan

target perbaikan selanjutnya analisa dilakukan dengan melihat dan mengamati

proses secara langsung serta menganalisa kondisi yang ada dengan

membandingkan antara standard dengan aktual di area uniformity, curing dan tyre

machine building meliputi faktor manusia, mesin, material dan metode.

Hasil analisa kondisi yang ada pada masing-masing area mesin dengan

membandingkan antara standard dengan actual dapat di lihat pada tabel 4.7.

Page 47: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

33

Tabel 4.7 Komparasi Kondisi Aktual Dengan Standar Problem Defect RFV

No Area Item Keterangan Standard Actual Picture Judge

1Tension Cut

Section

Tension Cord Ply Dalam

Cut Section Aanalysis

Calculation

100 ± 1 % 100 ± 1 %

2Visual Tread

Patern

Visual Check Pada Area

Tread Tyre Tidak Ada Deformasi

Tidak Ada

Deformasi

3 Pressure

Pressure Inflate Tyre

Saat Pengecekan

Uniformity

2,0 ± 0,1 Bar 2,0 Bar

4 LubrikasiLubrikasi Bead Sebelum

Pengecekan Uniformity

Tyre Area Bead

"Terlubrikasi"

Tyre Area Bead

"Terlubrikasi"

5 CuringCuring

Positioning

Posisi Green Tyre Pada

Basket ( Green Stand)

Sebelum Curing

Tread Joint Sesuai

Arah Panah Pada

Green Stand

Tread Joint Sesuai

Arah Panah Pada

Green Stand

6 Tread JointJarak Antara Joint Tread

Dalam Satu Putaran2 mm 4 mm

7Side Wall

Joint

Jarak Antara Joint

Sidewall Dalam Satu

Putaran

1 mm 1 mm

8Bead To

Bead

Jarak Dari Outside Bead

To Bead340 mm 340 mm

9Preshape

Proses

Proses Sebelum

Shapping (Inflate air

pressure dalam Green

Tyre)

Belum Menyentuh

Tread Package

Ply Sudah

Menyentuh Tread

Package

10Shapping

Proses

Proses Full Inflate Air

Pressure Green Tyre

Full Internal Air

Pressure Dan Ply

Sudah Menyentuh

Tread Package

Full Internal Air

Pressure Dan Ply

Sudah Menyentuh

Tread Package

11Stiching

Proses

Proses Pembuangan

Udara dan

Pembentukan Green

Tyre

Visual Tread Pada

Green Tyre Tidak

Deformasi

(Perubahan Bentuk)

Visual Tread Pada

Green Tyre Terjadi

Deformasi Setelah

Stiching

12

Indexing

Tread Dan

Sidewall

Posisi Sidewall Joint

Terhadap Tred Joint

Setelah Menjadi Green

Tyre

180 Degree Dari

Tread Joint

180 Degree Dari

Tread Joint

Tyre dan

Cut

Sample

Analisis

Uniformty

Tyre

Building

Page 48: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

34

Hasil perbandingan sebagaimana data yang ada pada tabel 4.7 ada 3

penyimpangan yang tidak sesuai dengan standar dari 12 item yang ada pada

masing-masing area mesin. 3 penyimpangan yang mengakibatkan defect RFV

adalah proses tread joint yang tidak sesuai standar sehingga mengakibatkan tread

joint over, presshape proses yang tidak sesuai standar sehingga ply sudah

menyentuh tread package dan proses stitching yang tidak sesuai standar sehingga

visual tread pada green tyre terjadi deformasi (perubahan bentuk). Oleh karena itu

penyebab terjadinya radial force variation terjadi pada area BU#4 yaitu pada

proses perakitan.

Setelah mendapatkan akar penyebab,lalu dilakukan penyusunan kedalam diagram

tulang ikan pada gambar 4.7 untuk memudahkan kita dalam mengetahui secara

global masalah dan akar penyebab yang sedang di hadapi dengan kategori 4 M

(Man, Machine, Material, Methode).

Gambar 4.7 Diagram Ishikawa/Tulang Uniformity Out

Berdasarkan gambar 4.7 terdapat 2 faktor dengan 3 penyebab yang

mengakibatkan defect RFV yaitu faktor manusia dan mesin.dan selanjutnya

dilakukan penetapan penyebab dominan.

Page 49: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

35

4.1.6 Penetapan Penyebab Dominan

Berdasarkan gambar 5.7 diagram ishikawa/tulang ikan terdapat 2 faktor dengan 3

penyebab yang mengakibatkan defect RFV.dari 3 penyebab yang mengakibatkan

defect RFV di antaranya adalah :

1. Penyebab tread joint over

Dalam Penyebab tread joint over yaitu faktor manusia,tidak peduli terhadap

standar dan kurangnya skill yang dimiliki sehingga pada saat joint material tread

(telapak ban) tidak sesuai standar.oleh karena itu mengakibatkan defect RFV yang

mengakibatkan jumlah scrap uniformity meningkat.

2. Penyebab preshape proses

Dalam penyebab preshape proses berada dalam faktor mesin masalah terjadi pada

tyre building yaitu preshape proses dimana ply sudah menyentuh tread package

yang standarnya seharusnya tread belum menyentuh tread package. Hal ini

mengakibatkan ban tidak rata sehingga mengakibatkan ban bergetar.

3. Penyebab stitching proses

Dalam penyebab stitching proses masalah berada dalam faktor mesin masih

terjadi pada tyre building yaitu pada saat stiching proses dimana proses

pembuangan udara dan pembentukan green tyre dengan masalah visual tread pada

green tyre terjadi deformasi (perubahan bentuk) Setelah Stiching.hal ini

mengakibatkan ben tidak rata sehingga mengakibatkan ban bergetar dan terjadi

RFV.

4.1.7 Menyusun Rencana Perbaikan

Berdasarkan analisa penetapan penyebab dominan di dapat dua faktor dengan tiga

masalah dominan yang menyebabkan uniformity out atau defect RFV dengan code

size A154 dengan jumlah terbesar yaitu manusia dan mesin.

Setelah mengetahui penyebab dominan yang menyebabkan uniformity out

bertambah, lalu di lakukan menyusun rencana perbaikan, rencana perbaikan yang

di lakukan tentu pada dominan yang terjadi ialah faktor manusia dan mesin.

Untuk mempermudah analisis dilakukan 5W1H.untuk 5W1H dalam menyusun

rencana perbaikan dapat dilihat pada tabel 4.8.

Page 50: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

36

Tabel 4.8 Rencana Perbaikan Defect RFV

No Cause Why ? What ? Where ? Who ?

When ? How ? How much ?

1

operator tidak peduli terhadap standar dan belum training sehingga proses tread joint over

Agar tread joint tidak over sehingga gaya pada sekeliling tyre sama,sehingga tidak terjadi RFV out

Konseling handling operator tread joint

PTE & TBM departemen

1. Membuat materi RFV out dan pengertiannya,serta sosialisasi dan on the job training mengenai handling tread joint. tentang joint IL dan memotong SW, serta sosialisasi dan On The Job

100%

Operator mampu melakukan tread joint sesuai SOP

23/02/2019 28/02/2019

2. Membuat jadwal training khusus operator VMI No.8 untuk 4 group + 3 shift

2

Ply sudah menyentuh tread package pada saat preshape proses sehingga terjadi radial force variation (RFV) out

Agar saat preshape proses Ply belum menyentuh Tread package sehingga cord ply tidak merenggang dan tidak terjadi Radial Force Variation ( RFV ) out

Mencari Standar / setting shot pressure carcass

PTE & TBM departemen

Setting Shot pressure carcass pada parameter TBM VMI, kemudian check visual Ply carcass. ( target ply belum menyentuh Tread package )

100%

standar harus mampu menutupi masalah dan dapat diimplementasikan oleh operator

2/3/2019

3

Visual Tread GT terjadi Deformasi setelah Stitching proses sehingga mengakibatkan RFV out

Dalam rangka Agar Tread GT tidak deformasi atau penyok setelah stitching

Mencari standard / setting Stitching Pressure

TBM VMI 08 Analisis membuat korelasi antara setting stitching pressure terhadap problem RFV out

100%

Hasil analisis harus sesuai dengan standar / sama dengan ban biasa

05/03/2019 07/03/2019

Page 51: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

37

Bedasarkan tabel 4.8 untuk proses selanjutnya dalam melaksanakan perbaikan

dalam analisis 5W1H yang terdiri dari 2 faktor yaitu manusia dan mesin dengan 3

penyebab dominan yang mengakibatkan uniformity out dengan defect RFV. Dari

tiga penyebab tersebut akan di lakukan perbaikan sebagai berikut :

1. Penyebab tread joint over

Penyebab tread joint over di sebabkan faktor manusia yaitu operator belum

training,sehingga operator tidak peduli terhadap standar.dalam upaya

meningkatkan skill operator dan dapat peduli terhadap standar dalam proses joint

material tread sehingga dapat mengurangi jumlah defect.oleh karena itu agar

operator peduli terhadap standar serta memahami pemahaman tentang joint

material tread, maka departemen TBM membuat membuat materi RFV out dan

pengertiannya,serta sosialisasi dan on the job training mengenai handling tread

joint dan Membuat jadwal training khusus operator VMI No.8 untuk 4 group + 3

shift operator mampu melakukan tread joint sesuai SOP.

2. Penyebab preshape proses

Penyebab presshape proses Dalam faktor mesin di yaitu ketika proses produksi

ply sudah menyentuh tread package pada saat preshape proses sehingga terjadi

radial force variation (RFV) out.sehingga analisa dilakukan agar saat preshape

proses Ply belum menyentuh tread package sehingga cord ply tidak merenggang

yaitu Mencari Standar / setting shot pressure carcass,maka dilakukan Setting Shot

pressure carcass pada parameter TBM VMI, kemudian check visual Ply

carcass.(target ply belum menyentuh Tread package).standar harus mampu

menutupi masalah dan dapat diimplementasikan oleh operator dan dapat

menurunkan defect uniformity.

Untuk menentukan setting shot pressure carcass agar ply belum menyentuh tread

package, maka dilakukan tahapan uji coba dengan mencari standar setting shot

pressure carcass dengan menurunkan bar dengan alasan jika size semakin besar

maka shot pressure akan di turunkan sesuai target yang di tentukan.tahapan tes

tersebut dapat di lihat pada gambar 4.8.

Page 52: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

38

Gambar 4.8 Uji Shot Pressure Bar Dengan Code Size A154

Berdasarkan gambar 4.8 hasil uji shot pressure bar dengan code size A154 yang

sebelumnya menggunakan 2 bar ply sudah menyentuh tread package lalu di

turunkan menjadi 1.6 bar hasilnya masih menyentuh tread package berikutnya di

lakukan dengan shot pressure 1.2 bar dan hasilnya sesuai target dan memiliki

jarak 20 mm antara tread package dan ply.karena target yang di tentukan ialah ply

belum menyentuh tread package, maka dapat di simpulkan standar shot pressure

carcas dengan code size A154 menggunakan shot 1.2 bar.

3. Penyebab stitching proses

Dalam penyebab stitching proses berdasarkan faktor mesin yaitu visual tread GT

terjadi Deformasi setelah Stitching proses sehingga mengakibatkan RFV

out.sehingga analisa perbaikan dialakukan agar tread GT tidak deformasi atau

penyok setelah proses stitching.perbaikan dilakukan dengan mencari standard /

setting stitching pressure yaitu membuat korelasi antara setting stitching pressure

terhadap problem RFV out dengan menggunakan grafik korelasi dengan di

lakukan 20 pcs sample GT berdasarkan arus data.dengan hasil uji bar dapat dilihat

tabel 4.9 dan grafik korelasi yang dapat di lihat pada gambar 4.9.

Page 53: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

39

Tabel 4.9 Hasil Uji Stitching Pressure

No. Stitching Pressure

(Bar) RFV out

1 1.0 1

2 1.5 0

3 2.0 1

4 2.5 0

5 3.0 2

6 3.5 3

7 4.0 4

8 4.5 4

Berdasarkan tabel 4.9 hasil uji stitching pressure dengan 20 sampel GT yang di

kerjakan.setelah melakukan uji lalu membuat grafik korelasi stitching pressure

agar hasil uji menjadi lebih meyakinkan. Grafik korelasi dapat di lihat pada

gambar 4.9.

Gambar 4.9 Grafik Korelasi Stitching Pressure

Berdasarkan hasil tes bahwa range setting stitching pressure yang terbaik adalah

dari 1.0 - 2.5 bar, karena jumlah RFV out sedikit, maka Solusi Perbaikannya

Men”setting” parameter setting stitching dari 3.5 - 2.5 bar.

Page 54: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

40

Setelah menaganalisa penyebab dominan,perencanaan perbaikan pun dilakukan

setelah di dapat faktor yang menyebabkan terjadinya RFV pada test uniformity

yaitu tread joint over,preshape proses dan stitching proses manusia. Dalam faktor

tread joint akan di buatkan jadwal training dan membuat meteri RFV out

mengenai handling tread joint agar sesuai standar untuk faktor preshape proses

solusi perbaikannya merubah setting shot pressure carcass dari 2 bar menjadi 1.2

bar sedangkan faktor stitching proses solusinya adalah merubah setting stitching

dari 3.5 bar menjadi 2.5 bar.untuk analisa selanjutnya melaksanakan perbaikan

untuk menurunkan defect RFV pada test uniformity.

4.2 Tahap Do

Setelah menyusun rencana perbaikan dengan menurunkan defect RFV dengan

code size A154, maka langkah selanjutnya adalah melakukan dan melaksanakan

perbaikan pada proses produksi. Tindakan perbaikan yang dilakukan antara lain

memberikan training dan arahan tentang handling tread joint kepada operator

produks dan membuat standar parameter setting shot pressure terhadap code size

A154.

4.2.1 Melaksanakan Perbaikan

Perbaikan di lakukan setelah mengetahui penyebab dominan yang mengakibatkan

uniformity out dan bertambahnya jumlah scrap pada area BU#4 dengan mesin

VMI08.

Dalam melaksanakan perbaikan dari hasil analisa terdapat tiga penyebab dominan

yaitu penyebab manusia, dan mesin.untuk perbaikan yang akan di lakukan dari

tiga faktor tersebut adalah :

1. Penyebab tread joint yaitu memberikan training/pelatihan saat akan step

handling tread joint agar SOP serta memberikan pengetahuan kepada operator

efek tread joint over terhadap problem RFV.hal ini akan mampu

meningkatkan skill operator dan membuat operator peduli terhadap standar

yang di buat.

Page 55: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

41

2. Penyebab presshape proses yaitu perbaikan dilakukan agar saat preshape

proses Ply belum menyentuh tread package sehingga cord ply tidak

merenggang dengan merubah Standar / setting shot pressure carcass dari 2 bar

menjadi 1.2 bar.(target ply belum menyentuh Tread package).dengan standar

yang di tentukan harus mampu menutupi masalah dan dapat

diimplementasikan oleh operator dan dapat menurunkan defect uniformity.

3. Penyebab stitching proses yaitu dengan melakukan perbaikan agar tread GT

tidak deformasi atau penyok setelah proses stitching.perbaikan dilakukan

dengan mensetting parameter stitching pressure dari 3.5 bar menjadi 2.5

bar.perbaikan tersebut di lakuan agar tidak terjadi deformasi dan mampu

menurunkan uniformity out dengan defect RFV.

Untuk lebih jelas dalam pelaksanaan perbaikan yang di lakukan untuk

menurunkan uniformity out dengan jenis defect RFV di antaranya adalah :

1. Solusi perbaikan tread joint over

Solusi perbaikan di buatkan jadwal training serta materi pengetahuan mengenai

handling tread joint terhadap uniformity out.untuk jadwal training dapat di lihat

pada tabel 4.10.

Tabel 4.10 Jadwal Training Operator Handling Tread Joint

Dari tabel 4.10 menunjukan jadwal training khusus operator VMI no.8 untuk 4

group dari 3 shift.jadwal training akan di lakukan pada setiap tiga bulan sekali

8 9 10 11 12 13 14 15

Antok K P

Ferli R A

Misroji AR P

Aan F A

Risman H P

Suharseno A

aan Suroso P

Sutrisna A4

Nama OperatorTanggal

Group

1

2

3

Page 56: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

42

dan di mulai pada pertengahan bulan bertujuan untuk dapat menganalisa operator

jika setelah training dan belum mendapatkan training serta dapat di evaluasi jika

sudah di training.

Training ini bertujuan untuk dapat terus meningkatkan skill operator pada

handling tread joint serta dapat selalu di ingatkan tentang SOP.tidak hanya itu

operator juga di beri pengetahuan mengenai handling tread joint yang sesuai

standar hingga tdak terjadi uniformity out. Pengetahuan tersebut dapat dilihat pada

gambar 4.10.

Gambar 4.10 Materi Training Tread Joint Terhadap Uniformity

Berdasarkan gambar 4.10 menunjukan materi training handling tread joint

terhadap uniformity.materi ini bertujuan untuk memberitahukan kepada operator

tentang standar operasional pada proses joint material tread sehingga tidak terjadi

uniformity out sehingga terjadi berbagai macam defect yang di antaranya RFV

(radial force variation) yang mengakibatkan jumlah scrap bertambah serta

Page 57: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

43

berdampak pada konsumen yang akan terjadi ban tidak rata dan bergetar di jalan

yang mulus dan membuat kendaraan menjadi kurang nyaman saat dikemudi.

2. Solusi perbaikan presshape proses

Solusi perbaikan dilakukan agar saat preshape proses Ply belum menyentuh tread

package sehingga cord ply tidak merenggang dengan merubah Standar / setting

shot. Merubah setting shot standar yang sebelumnya menggunakan 2 bar di setting

dengan 1.2 bar untuk mengurangi defect RFV pada size A154. Solusi perbaikan

dengan merubah setting shot dapat di lihat pada gambar 4.11.

Gambar 4.11 Cara Setting Presshape Proses

Page 58: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

44

Berdasarkan gambar 4.11 menunjukan gambar cara proses merubah setting

parameter presshape menjadi 1.2 bar untuk produk code size A154 secara

komputerisasi. Cara setting diantaranya dilakukan operator buka parameter mesin

lalu klik dengan jenis produk yg di produksi (code size A154) setelah layar

terbuka buka list controll pressure yang akan di pilih 1.2 bar jika selesai klik save

dan ok.

Setelah mensetting parameter presshape kemudian prosses shapping berjalan

setelah paramater di tentukan.proses shaping yang telah di tentukan dengan di

lakukan perbaikan dapat di lihat pada gambar 4.12.

Gambar 4.12 Proses Shapping Building

Berdasarkan gambar 4.12 proses shapping building sesuai target yang di tentukan

yaitu body ply belum menyentuh tread package.dengan merubah setting

parameter preshape menjadi 1.2 bar maka body ply belum menyentuh tread

package hal ini bertujuan agar tidak berubah bentuk sebelum masuk dalam

shapping proses maupun proses stitching.dengan merubah parameter setting

menjadi 1.2 bar dan target body ply belum menyentuh tread package pada saat

presshape proses maka perbaikan dengan penyebab presshape proses sesuai target

dan akan mampu menurunkan defect RFV pada test uniformity.

Page 59: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

45

Setelah melakukan perbaikan pada penyebab presshape proses selanjutnya di

lakukan analisa perbaikan pada penyebab ke tiga yaitu stitching proses.

3. Solusi perbaikan penyebab stitching proses

Solusi perbaikan dilakukan agar visual tread GT tidak terjadi deformasi (penyok)

setelah stitching proses dengan mensetting parameter stitching dari 3.5 bar

menjadi 2.5 bar.setting 2.5 bar di dapat setelah mengambil 20 sampel percobaan

dan di tentukan dengan grafik korelasi bertujuan untuk mendapatkan hasil yg kuat

terhadap test setting bar yng di tentukan.dari hasil tes di dapat 2.5 bar karena

memiliki jumlah defect paling sedikit.solusi perbaikan dengan merubah setting

shot dapat di lihat pada gambar 4.13.

Gambar 4.13 Cara Setting Stitching Pressure

Berdasarkan gambar 4.13 menunjukan gambar cara proses merubah setting

parameter stitching pressure menjadi 2.5 bar untuk produk code size A154 secara

komputerisasi. Cara setting diantaranya dilakukan operator dengan pertama buka

Page 60: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

46

parameter mesin lalu klik F1 kedua setelah layar terbuka klik F1 untuk jenis

produk yg di produksi (code size A154) proses yang ketiga setelah layar terbuka

buka pressure tread stitching kemudian rubah dari 3.5 bar menjadi 2.5 bar sesuai

solusi perbaikan yang telah di lakukan.jika telah selesai klik save dan ok.

Setelah mensetting parameter presshape kemudian prosses stitching berjalan

setelah paramater di tentukan. Proses stitching pressure yang telah di tentukan

dengan di lakukan perbaikan dapat di lihat pada gambar 4.14.

Gambar 4.14 Proses Stitching Pressure

Berdasarkan gambar 4.14 proses stitching pressure agar tread GT tidak terjadi

deformasi atau penyok setelah proses stitching.solusi perbaikan dilakukan dengan

merubah setting parameter menjadi 2.5 sehingga dapat membuat tread tidak

penyok.hal ini dapat di lihat pada gambar 4.14 proses sebelum dan sesudah

perbaikan dimana jika sebelumnya menggunakan lebih dari 2.5 bar maka tread

akan menjadi penyok (deformasi) sedangkan jika mengunakan kurang dari 2.bar

pressure tidak terlalu kuat dan tidak akan terjadi deformasi. Tentunya dengan

solusi perbaikan merubah setting pressure sebelum stitching menjadi kurang dari

2.5 tentu akan dapat mampu menurunkan defect RFV pada saat test uniformity

karena tidak adalagi tread GT yang penyok setelah stitching proses.

Setelah dilakukan beberapa tindakan perbaikan pada kegiatan produksi terhadap

tiga penyebab yang terjadi agar mampu menurunkan defect RFV.untuk

Page 61: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

47

memperjelas analisa sebelum dan sesudah perbaikan dengan harapan perbaikan

kepada operator produksi dan hasil standar yang di analisa dapat di lihat pada

tabel 4.11.

Tabel 4.11 Sebelum dan Sesudah Perbaikan

No What ? Before After Initial Goal

1

Membuat jadwal training serta materi mengenai metode tread joint agar sesui SOP.

Operator belum training sehingga pengetahuan mengenai tread joint terhadap uniformity out masih kurang sehingga terjadi RFV

Adanya training yang dilakukan,operator mampu melakukan tread joint sesuai standar dan efektif menurunkan tyre RFV out

100%

dari hasil training operator dapat mengerjakan sesuai SOP

2

Perbaikan dilakukan agar saat preshape proses Ply belum menyentuh tread package sehingga cord ply tidak merenggang dengan merubah Standar / setting shot pressure carcass dari 2 bar menjadi 1.2 bar dengan target ply belum menyentuh Tread package

Tidak ada standar setting shot pressure carcas pada code size A154 sehingga tyre berubah bentuk

Adanya standar yang mengatur setting shot pressure carcas pada code size A154 sehingga tyre tidak berubah bentuk sehinggga mampu menurunkan RFV out

100%

Standar harus dilaksanakan oleh operator.

3

Perbaikan di lakukan dengan mensetting parameter stitching pressure dari 3.5 bar menjadi 2.5 bar.

Tidak ada standar setting parameter stitching pada code size A154 sehingga tyre rawan penyok kareana parameter bar yang tidak sesuai

Adanya standar setting parameter stitching pada code size A154 sehingga tyre tidak menjadi penyok dan mampu menurunkan RFV out.

100%

Hasil analisis harus sesuai dengan standar / sama dengan ban biasa.

Page 62: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

48

4.3 Tahap Check

Setelah melaksanakan beberapa tindakan perbaikan pada tahap Do, maka langkah

selanjutnya adalah memeriksa kembali atau mengevaluasi hasil perbaikan apakah

tindakan perbaikan tersebut berdampak positif sehingga dapat mengurangi jumlah

defect RFV dengan code size A154.

4.3.1 Evaluasi Hasil Perbaikan

Setelah dilakukan beberapa tindakan perbaikan pada kegiatan produksi dengan

tiga penyebab terjadinya defect RFV. Selanjutnya analisa di lakukan dengan

mengevalusai hasil dan dampak perbaikan.hasil dan dampak perbaikan dapat di

lihat pada gambar 4.15.

Gambar 4.15 Grafik Tyre Radial Force Variation (RFV) Hasil Perbaikan

Berdasarkan gambar 4.15 grafik tyre radial force variation (RFV) dari hasil

perbaikan menunjukan hasil yang positif.sebelumnya dapat diketahui bahwa

defect RFV dengan code size A154 memiliki rata-rata 1.974% dengan periode

September-Desember 2018 dan setelah di lakuan perbaikan jumlah defect RFV

menurun dengan rata-rata 0.294% dengan periode Januari-April 2019 sesuai

dengan target yang di tentukan sebesar 0.395%.

Page 63: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

49

Sebagaimana tindakan perbaikan yang telah di lakukan sehingga dapat di

bandingkan tyre yang mengalami defect RFV dan tyre yang sesuai standar dan

layak untuk di pasarkan yang dapat di lihat pada gambar 4.16.

Gambar 4.16 Perbandingan Tyre Defect RFV dengan Tyre OK

Berdasarkan gambar 4.16 perbandingan tyre sebelum dan sesudah perbaikan

terhadap defect RFV dengan ban yang ok atau sesuai standar tidak terlihat secara

visual karena pengujian ini dilakukan secara otomatis dengan menggunakan

mesin uniformity.seluruh ban diperiksa dengan mesin, ban yang memiliki cacat

ditandai dengan bunyi alarm dan langsung diambil oleh operator. Ban yang masuk

kategori defect akan ditandai dengan bentuk lingkaran berwarna merah dan di tulis

jenis defect yang di hasilkan sedangkan untuk ban yang sesuai standar (ok)

ditandai dengan bentuk segi empat. Pencetakan stempel pada ban dilakukan oleh

mesin secara otomatis.sebagaimana perbaikan yang telah di lakukan maka hasil

tyre yang lolos uniformity dan sesuai standar dapat dilihat pada gambar 4.17

Gambar 4.17 Hasil Analisa Yang Sesuai Standar

Page 64: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

50

Dari gambar 4.17 dapat dilihat hasil analisa perbaikan untuk mengurangi defect

RFV dengan code size A154 – 245/30 ZR20 93WXL ATR sport achilles sudah

sesuai standar.

Setelah dilakukan beberapa tindakan perbaikan pada kegiatan produksi pada bulan

Maret dan melakukan monitoring terhadap hasil perbaikan pada April 2019, dapat

diketahui bahwa permasalahan defect RFV yang terjadi di PT. MASA telah dapat

diminimalisir.sehingga berdampak positif juga pada jumlah scrap yang di

hasilkan pada proses test uniformity menjadi menurun.sehingga dapat di lihat pada

gambar 4.18.

Gambar 4.17 Grafik Scrap Uniformity

Berdasarkan gambar 4.17 terhadap grafik scrap uniformity dari hasil perbaikan

mengurangi defect RFV menjadi berdampak positif pada jumlah scrap uniformity

menjadi menurun yang sebelumnya berada di rata-rata 0.161% menjadi 0.146%

setelah di lakukan perbaikan.walaupun hasilnya masih di atas target setidaknya

scrap uniformity mengalami penunurunan dari hasil sebelumnya. Dengan

melakukan perbaikan satu jenis defect pada tahap test uniformity dampaknya

positif sehingga dapat memotivasi perusahaan untuk melakukan perbaikan dengan

Page 65: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

51

jenis defect yang lainnya.dari hasil yang positif tersebut Langkah selanjutnya yang

harus dilakukan adalah mempertahankan hasil perbaikan yang telah dilakukan

setelah tercapai dan untuk mencegah terulangnya masalah yang sama dan juga

berkelanjutan selanjutnya dilakukan penetapan standar bagi perusahaan setelah

dilakukan perbaikan.

4.4 Tahap Action

Setelah dilakukan beberapa tindakan perbaikan pada kegiatan produksi pada dan

pengecekan kembali terhadap hasil perbaikan, dapat diketahui bahwa

permasalahan kualitas terhadap defect RFV pada proses test uniformity yang

terjadi di PT. MASA telah dapat diminimalisir. Langkah selanjutnya yang harus

dilakukan adalah mempertahankan hasil yang telah tercapai untuk mencegah

terulangnya masalah yang sama dan lebih meminimalkan tingkat kecacatan

produk pada kegiatan produksi selanjutnya dengan menetapkan standar bagi

perusahaan setelah melakukan perbaikan.

4.4.1 Standarisasi Perbaikan

Setelah mengevaluasi hasil dan dampak perbaikan dan diketahui bahwa sampai

hasil terakhir yaitu bulan April 2019 perbaikan dalam upaya mengurangi defect

RFV code size A154 pada saat test uniformity memperlihatkan hasil yang

positif,maka selanjutnya akan dilakukan standardisasi terhadap perbaikan proses

yang sudah di lakukan. Sehingga hasilnya dapat secara konsisten

diteruskan.Adapun standardisasi yang telah dilakukan berdasarkan penyebab

dominan yaitu:

1. Standardisasi penyebab tread joint over

Standardisasi handling operator tread Joint dengan memberikan training dalam

upaya untuk meningkatkan skill operator serta peduli terhadap standar operasional

mengenai handling tread joint.

2. Standardisasi penyebab presshape proses

Menetapakan standar parameter setting presshape proses dari 2 bar menjadi 1.2

bar untuk code size A154. Bertujuan agar shoot pressure tidak menyentuh tread

package sebelum masuk stitching.

Page 66: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

52

3. Standarisasi penyebab stitching proses

Menetapkan standar parameter setting stitching pressure dari 3.5 bar menjadi 2.5

bar untuk code size A154.bertujuan agar tidak tyre tidak mengalami deformasi.

Untuk mencegah terjadinya masalah defect RFV pada size A 154 maka dibuatkan

standard prosedur dan berikut adalah tabel standarisasi kegiatan produksi pada

area TBM di PT. MASA.

Tabel 4.12 Standar Prosedur

No Penyebab Dominan

Improvement Standard Registrasi

No.

Frekuensi Check

PIC

1 Tread Joint over

Konseling handling Operator Tread Joint

PTE-OPS-2786 Handling Tread Joint Building

Setiap pembuatan Green Tyre

Operator Building

2

Ply sudah menyentuh Tread package saat preshape proses

Setting Shot pressure Carcass 2.0 → 1.2 bar

PTE-OPL-2874 Setting Sot Pressure Carcass

Setiap awal shift dan Ganti Size

Operator, Mekanik, dan Quality Building

3

Visual Tread GT Deformasi setelah stitching proses

Setting Stitching Pressure 3.5 bar → 2.5 bar

PTE-OPL-6212 Panduan Setting Tread Stiching

Setiap awal shift dan Ganti Size

Operator, Mekanik, dan Quality Building

Page 67: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis di PT Multistrada Arah

Sarana.Tbk dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya:

1. Faktor penyebab defect RFV dengan code size A154 pada saat test uniformity

berdasarkan analisis yang dilakukan saat penelitian adalah :

a. Faktor penyebab tread joint over

Tread joint over di sebabkan karena tidak pedulinya operator terhadap

standar yang telah di tentukan oleh perusahaan.sehingga tread mengalami

over.

b. Faktor penyebab presshape proses

Penyebab presshape proses terjadi dimana ply sudah menyentuh tread

package sehingga tyre bergelombang sebelum masuk stitching proses.

c. Faktor penyebab stitching proses

Penyebab stitching proses terjadi pada tyre building yaitu pada saat

stiching proses dimana proses pembuangan udara dan pembentukan green

tyre terjadi deformasi (perubahan bentuk) Setelah Stiching.hal

mengakibatkan ban bergetar dan terjadi RFV.

2. Dari penelitian yang telah dilakukan, perbaikan-perbaikan yang dapat

dilakukan untuk mengurangi defect RFV dengan code size A154 pada saat

test uniformty antara lain adalah :

a. Aktivitas perbaikan untuk mengurangi defect RFV dengan code size A154

terhadap tread joint over yaitu: membuat jadwal training operator dan

materi tentang RFV agar operator dapat peduli terhadap standard dan

dapat meningkatkan skill operator sehingga mampu melakukan joint

material tread denga baik.

b. Aktivitas perbaikan dalam merubah standar parameter mesin presshape

proses dengan merubah parameter setting terhadap code size A154 yang

Page 68: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

54

sebelumnya 2 bar menjadi 1.2 bar setelah di lakukan perbaikan.sehingga

membuat tyre tidak bergelombang.

c. Aktivitas perbaikan dalam merubah standar parameter mesin pada saat

stitching proses dengan merubah parameter setting terhadap code size

A154 yang sebelumnya 3.5 bar menjadi 2.5 bar setelah di lakukan

perbaikan.sehingga tyre tidak mengalami deformasi.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan terkait hasil penelitian yang dilakukan ini adalah

sebagai berikut:

1. Perbaikan dalam upaya mengurangi defect radial force variation (RFV) pada

saat test uniformity pada mesin di area TBM uniformity sudah memperlihatkan

hasil yang positif, yaitu berkurangnya jumlah defect RFV secara signifikan.

2. Untuk itu perbaikan selanjutnya di area lain sangat di anjurkan untuk

mengurangi defect serta meningkatkan keuntungan perusahaan.Diharapkan

kepada pihak perusahaan khususnya antar department PTE area TBM dan

produksi untuk dapat bekerjasama menerapkan standar yang telah di tentukan

dan melanjutkan aktifitas improvement mengenai defect ataupun waste agar

dapat meningkatkan produksi.Sehingga hasil positif yang sudah di raih dapat

dipertahankan.

Page 69: ANALISIS MENURUNKAN DEFECT RFV (RADIAL FORCE …

55

DAFTAR PUSTAKA

Gupta, P. Beyond PDCA A New Process Management Model, 2006,.

https://www.researchgate.net/profile/Praveen_Gupta13/publication/259497347_B

eyond_PDCA__A_new_process_management_model/links/553dc84a0cf29b5ee4

bcdf50/Beyond-PDCA-A-new-process-management-model.pdf diakses 20

September 2018.

Irwan dan Haryono, D. 2015. Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan Teoritis

dan Aplikatif). Bandung: Alfabeta Bandung

Kotler, Phillip & Keller, Kevin L. 2016. Marketing Management 15th Edition.

England: Pearson.

Mitra, A., Fundamentals of Quality Control and Improvement,

JohnWiley&Sons,Inc., 2016.

Nancy R, Tague, The Quality Toolbox Second Edition, ASQ Quality Press, 2004,

pages 390-392,

http://asq.org/learn-about-quality/project-planning-tools/overview/pdca-

cycle.html diakses tanggal 22 September 2018.