analisis mengenai dampak lingkungan

12
PENDAHULUAN Manusia, sama seperti organisme lainnya, merupakan bagian tak terpisahkan dari lingkungannya. Dengan demikian, semua kaidah atau hukum ekologis yang mengontrol mahluk hidup di muka bumi juga berlaku bagi manusia. Akan tetapi, manusia cenderung merasa superior sehingga ia sering kali berpikir mereka adalah organisme satu-satunya yang berkepentingan terhadap lingkungan sehingga tidak lagi mampu memenuhi prinsip-prinsip lingkungan. Ekologi manusia secara umum mengidentifikasi hubungan dan keterkaitan manusia dengan lingkungannya, termasuk bagaimana ia beradaptasi dengan lingkungan tersebut untuk memenuhi kebutuhannya. Ekologi manusia sebagai sebuah studi mengenai interaksi manusia dengan lingkungannya secara keseluruhan turut menelaah kondisi alam, organisasi sosial, tradisi, juga teknologi yang mendukung. Pola hubungan di antara masyarakat sebagai sebuah komunitas dengan lingkungan di sekitarnya adalah dasar ekologi manusia yang penting untuk dipelajari. Studi mengenai hal ini haruslah berdasar kepada prinsip penghargaan yang tinggi atas kebebasan manusia sebagai salah satu bagian dari ekosistem. Lingkungan alam (natural environment) adalah lingkungan yang terbentuk secara alamiah tanpa campur tangan manusia. Lingkungan alam mencakup semua benda hidup dan tak hidup yang terjadi secara alamiah di bumi. Lingkungan alam berbeda dengan lingkungan buatan yang terdiri atas area dan komponen alam yang telah dipengaruhi manusia. Lingkungan alam dapat berbentuk sungai, danau, laut, gunung, rawa, hutan dan lain-lain.Lingkungan alam terdiri atas komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan yang bukan makhluk hidup. Sebaliknya Lingkungan biotik adalah segala benda hidup yang ada di lingkungan. Contoh lingkungan abiotik adalah batuan, tanah, air, udara, suhu, hujan, dan energi matahari, sedangkan contoh lingkungan biotik adalah berbagai jenis tumbuhan dan hewan.Dalam lingkungan alam terjadi interaksi antara lingkungan abiotik dengan lingkungan biotik atau sebaliknya. Bahkan, antar komponen lingkungan biotik dan antar komponen lingkungan abiotik juga terjadi saling keterkaitan. Contoh interaksi antara komponen abiotik dengan biotik adalah tanah, suhu dan curah hujan yang memengaruhi jenis tanaman yang tumbuh suatu daerah.

Upload: puttypuspita

Post on 12-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

analisis dampak lingkungan

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

PENDAHULUAN

Manusia, sama seperti organisme lainnya, merupakan bagian tak terpisahkan dari lingkungannya. Dengan demikian, semua kaidah atau hukum ekologis yang mengontrol mahluk hidup di muka bumi juga berlaku bagi manusia. Akan tetapi, manusia cenderung merasa superior sehingga ia sering kali berpikir mereka adalah organisme satu-satunya yang berkepentingan terhadap lingkungan sehingga tidak lagi mampu memenuhi prinsip-prinsip lingkungan. Ekologi manusia secara umum mengidentifikasi hubungan dan keterkaitan manusia dengan lingkungannya, termasuk bagaimana ia beradaptasi dengan lingkungan tersebut untuk memenuhi kebutuhannya. Ekologi manusia sebagai sebuah studi mengenai interaksi manusia dengan lingkungannya secara keseluruhan turut menelaah kondisi alam, organisasi sosial, tradisi, juga teknologi yang mendukung. Pola hubungan di antara masyarakat sebagai sebuah komunitas dengan lingkungan di sekitarnya adalah dasar ekologi manusia yang penting untuk dipelajari. Studi mengenai hal ini haruslah berdasar kepada prinsip penghargaan yang tinggi atas kebebasan manusia sebagai salah satu bagian dari ekosistem.

Lingkungan alam (natural environment) adalah lingkungan yang terbentuk secara alamiah tanpa campur tangan manusia. Lingkungan alam mencakup semua benda hidup dan tak hidup yang terjadi secara alamiah di bumi. Lingkungan alam berbeda dengan lingkungan buatan yang terdiri atas area dan komponen alam yang telah dipengaruhi manusia. Lingkungan alam dapat berbentuk sungai, danau, laut, gunung, rawa, hutan dan lain-lain.Lingkungan alam terdiri atas komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan yang bukan makhluk hidup. Sebaliknya Lingkungan biotik adalah segala benda hidup yang ada di lingkungan. Contoh lingkungan abiotik adalah batuan, tanah, air, udara, suhu, hujan, dan energi matahari, sedangkan contoh lingkungan biotik adalah berbagai jenis tumbuhan dan hewan.Dalam lingkungan alam terjadi interaksi antara lingkungan abiotik dengan lingkungan biotik atau sebaliknya. Bahkan, antar komponen lingkungan biotik dan antar komponen lingkungan abiotik juga terjadi saling keterkaitan. Contoh interaksi antara komponen abiotik dengan biotik adalah tanah, suhu dan curah hujan yang memengaruhi jenis tanaman yang tumbuh suatu daerah.

Suhu yang tinggi dan curah hujan yang besar serta tanah yang subur memungkinkan tumbuhnya beragam tumbuhan tropis. Tanaman tropis tidak dapat tumbuh dengan baik di daerah gurun yang kering dan suhu yang tinggi atau di daerah lintang sedang dengan empat musim.Lingkungan biotik juga dapat memengaruhi lingkungan abiotik. Contohnya daerah yang banyak tumbuhannya akan membuat suhu udara menjadi lebih sejuk. Bandingkanlah jika kamu berada di daerah yang sudah padat penduduknya dan banyak kendaraan yang lewat, suhu udaranya akan lebih tinggi dari yang seharusnya. Daerah yang masih banyak tumbuhannya juga dapat menyimpan air tanah lebih banyak karena tanah di bawahnya dapat menyerap air lebih banyak.

Antara komponen abiotik dengan komponen abiotik lainnya juga dapat terjadi saling pengaruh. Contohnya, curah hujan yang besar dapat menimbulkan pengikisan terhadap tanah yang juga lebih besar. Suhu yang tinggi dapat menimbulkan penguapan yang tinggi pula.Saling pengaruh juga terjadi antara komponen biotik dengan komponen biotik lainnya. Contohnya adalah beragamnya jenis tumbuhan atau flora di suatu wiayah juga diikuti oleh beragamnya jenis hewan atau fauna yang hidup di wilayah tersebut. Karena itu, di daerah hutan hujan tropis seperti Indonesia selain sangat beragam jenis floranya juga beragam jenis faunanya.

Page 2: Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Sejak keberadaannya, manusia melakukan interaksi dengan lingkungan alamnya. Pada awalnya mereka memanfaatkan apa adanya sumber daya yang tersedia di alam tanpa melakukan upaya untuk mengubah alam. Kemudian, manusia berupaya bercocok tanam dengan caraberladang. Pada periode berikutnya, mereka bercocok tanam dan menetap sampai kemudian mengembangkan permukiman dan perkotaan serta berbagai jenis industri.Pada awalnya manusia memanfaatkan alam hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan dasarnya (makan dan minum serta pakaian). Namun, saat ini manusia mengolah sumber daya yang ada di alam untuk beragam kebutuhan atau sekedar memenuhi gaya hidupnya.Manusia mengubah alam tidak hanya sebagai sumber pangan, tetapi juga pakaian yang beragam bentuknya, rumah mewah, kendaraan dan lain-lain. Jumlah manusia juga terus meningkat dengan cepat, sehingga jumlah kebutuhannya juga terus meningkat.

Akibatnya, sebagian lingkungan alam telah mengalami kerusakan seperti pencemaran air dan udara. Pada masa awal keberadaan manusia, mereka cenderung selalu menyesuaikan diri dengan lingkungan alamnya. Sebagai contoh, manusia yang hidup di hutan pedalaman akan berupaya tinggal di dekat sumber makanan berada karena belum berpikir membudidayakannya. Pada masa sekarang manusia cenderung melakukan upaya mengambil sumber daya alam dengan menggunakan bantuan teknologi. Namun demikian, pada hal tertentu sampai saat ini manusia juga beradaptasi dengan alam, misalnya manusia menyesuaikan waktu tanam dengan musim penghujan, waktu untuk berlayar menyesuaikan dengan keadaan cuaca, menghindari tinggal di daerah rawan bencana alam, dan lain-lain.

Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat. Dalam setiap keputusan yang diambil oleh seorang atasan biasanya mempunyai dampak tersendiri, baik itu

dampak positif maupun dampak negatif. Dampak juga bisa merupakan proses lanjutan dari sebuah pelaksanaan pengawasan internal. Seorang pemimpin yang handal sudah selayaknya bisa memprediksi jenis dampak yang akan terjadi atas sebuah keputusan yang akan diambil. Dari penjabaran diatas maka kita dapat membagi dampak ke dalam dua pengertian yaitu ;

A. Peran dan Peruntukan Analisis Dampak Lingkungan

Pada awal kebudayaan manusia perubahan pada lingkungan oleh aktivitas manusia masih dalam kemampuan alam untuk memulihkan diri secara alamiah, tetapi aktivitas manusia makin lama makin banyak menimbulkan banyak perubahan lingkungan. Perubahan lingkungan yang terjadi bisa dalam ukuran kecil ataupun besar, perubahan yang kecil biasanya dapat ditoleransi oleh manusia, karena dianggap tidak menimbulkan kerugian pada manusia secara jelas dan berarti. Akan tetapi, apabila perubahan yang terjadi makin besar maka pada akhirnya akan menimbulkan kerugian pada manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, kesejahteraan bahkan keselamatan dirinya.

Pada saat mulai terjadi perubahan besar dan cenderung merugikan inilah manusia mulai berpikir dan meninjau kembali semua aktivitasnya dan berusaha untuk menghindari aktivitas yang menimbulkan dampak yang tidak dikehendaki atau ingin mengetahui dampak apa yang akan merugikan aktivitasnya, dan selanjutnya akan mencari usaha untuk menghindari timbulnya dampak yang tidak dikehendaki agar kesejahteraan dan kehidupannya tidak terancam. Pada keadaan seperti inilah, pada akhirnya manusia lalu melakukan AMDAL.Dua alasan utama mengapa AMDAL perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

Amdal perlu dilakukan untuk suatu proyek karena Undang-undang dan peraturan pemerintah menghendaki demikian. Jika tidak melakukan AMDAL maka akan melanggar

Page 3: Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

undang-undang dan besar kemungkinan perizinan untuk membangun proyek tersebut tidak didapat. Apabila dipaksakan maka akan menghadapi sangsi ringan atau pengadilan.

AMDAL harus dilakukan agar kualitas dari lingkungan bisa terjaga dan tidak mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh pembangunan proyek.Studi AMDAL merupakan tanggung jawab pemrakarsa pembangunan proyek, hal ini disebabkan karena pemrakarsa merupakan penyebab timbulnya pencemaran atau ketidakseimbangan lingkungan. Oleh karenanya, pemrakarsa haruslah membiayai atau menyelenggarakan AMDAL. Dalam beberapa kasus, pemrakarsa adalah perusahaan swasta. Dalam kasus lain, pemrakarsa adalah pejabat pemerintah yang bertanggung jawab dalam sektor – sektor tertentu (misalnya transportasi atau pertanian).

Pada umumnya, pemrakarsa bertanggung jawab untuk menangani AMDAL. Akan tetapi, pejabat pemerintah yang berwenang juga memegang peranan penting dalam memberikan petunjuk umum, pedoman teknik, format dan dokumen AMDAL yang dapat dijadikan contoh, menggunakan dokumen AMDAL untuk mengambil keputusan mengenai proyek tersebut serta memantau apakah seluruh tindakan pemantauan lingkungan telah dilaksanakan.Tanggung jawab pemilik proyek untuk menyelenggarakan AMDAL bukan berarti bahwa pemrakarsa proyek tersebut harus melakukannya sendiri. Pemilik proyek dapat menyerahkan pelaksanaan studi AMDALnya kepada konsultan swasta atau pihak lain atas dasar saran dari pemerintah. Di negara-negara berkembang yang biasanya belum memiliki konsultan swasta yang mampu melaksanakan AMDAL dengan baik, maka sering pekerjaan ini diberikan kepada universitas yang memiliki ahli-ahli berbagai bidang yang dapat melaksanakan AMDAL.

Dapat pula dibentuk suatu tim gabungan dari berbagai intansi termasuk staf dari pemilik proyek dan pemilik proyeklah yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan isi dari laporan dan penyebaran laporannya. Hal-hal yang menjadi pusat perhatian dari berbagai kelompok masyarakat yang terkena dampak proyek harus diperhitungkan dalam seluruh proses AMDAL.Berbagai pihak yang berkepentingan dalam proses AMDAL mempunyai kepentingan yang berbeda pula terhadap hasil studi AMDAL, sebagai berikut:

1. Pemrakarsa harus mengetahui bagaimana dampak akan mempengaruhi kelangsungan proyek.

2. Pelaksana perlu tahu dimana seharusnya menempatkan lokasi proyek serta bagaimana upaya mengurangi dampak yang negatif.

3. Pejabat pemerintah lainya perlu mengetahui implikasi dampak proyek terhadap proyek lain yang ingin mereka usulkan.

4. Perencanaan regional harus mengetahui pengaruh dampak tersebut terhadap pembangunan wilayah serta tataguna tanah.

5. Masyarakat setempat atau wakilnya perlu mengetahui apa dampak proyek terhadap kualitas hidup mereka.

6. Politikus harus mengetahui siapa yang terkena dampak, dalam bentuk apa dan bagaimana caranya, serta isu apa yang perlu mendapatkan perhatian.

B. Perencanaan Pembangunan

Konsep dasar perencanaan adalah rasionalitas, ialah cara berpikir ilmiah dalam menyelesaikan problem dengan cara sistematis dan menyediakan berbagai alternatif solusi guna memperoleh tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu perencanaan sangat dipengaruhi oleh karakter masyarakat dalam mengembangkan budaya ilmiah dalam menyelesaikan Tugas Filsafat dan Teori Perencanaan Pembangunan 2 permasalahan yang dihadapinya. Hal ini cukup beralasan

Page 4: Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

karena perencanaan juga berkaitan dengan pengambilan keputusan (decisionmaker), sedangkan kualitas hasil pengambilan keputusan berkorelasi dengan pengetahuan (knowledge), pengalaman (experience), informasi berupa data yang dikumpulkan oleh pengambil keputusan (ekskutor). Untuk lebih jelasnya dapat di lihat kembali pada kurva/grafik spatial data dan decesion. Menurut friedmann, perencanaan akan berhadapan dengan problem mendasar yakni bagaimana teknis pengetahuan perencanaan yang efektif dalam menginformasikan aksi-aksi publik. Atas dasar tersebut maka perencanaan didefinisikan sebagai komponen yang menghubungkan antara pengetahuan dengan aksi/tindakan dalam wilayah publik. Pada prinsipnya friedmann menyatakan perencanaan harus bertujuan untuk kepentinganmasyarakat banyak. Disisi lain Campbell dan Fainstain (1999:1) menyatakan bahwa dalam pembangunan Kota atau daerah dipengaruhi sistem ekonomi kapitalis atau demokratis. Dalam konteks tersebut maka pada prakteknya perencanaan tidak dapat dipisahkan dengan suasana politik kota atau daerah sebab keputusan-keputusan publik mempengaruhi kepentingankepentinganlokal.

Hal ini menjadi relevan apabila kekuasaan mempengaruhi perencanaan. Ketika perencanaan telah dipengaruhi oleh sistem politik suatu kota atau daerah sebagaiman pernyataan di atas, maka sebenarnya yang terjadi adalah wilayah rasional yang menjadi dasar dalam perencanaan telah kehilangan independensinya. Selanjutnya perencanaan akan menjadi tidak efektif dan efesien, bersifat mendua antara idealisme “kepakaran seorang perencana” atau mengikuti selera atau kemauan-kemauan, sehingga berimplikasi pada kualitas perencanaan dalam pencapaian goal (tujuan) dan objektif (sasaran) yang dituju. Disamping itu karena perencanaan merupakan pekerjaan yang menyangkut wilayah publik maka komitmen seluruh pemangku kepentingan (stake holder) yang terlibat sangat dibutuhkan sehingga hasil perencanaan dapat dibuktikan dan dirasakan manfaatnya.

C. Prosedur Kerja Amdal

1. Sebelum Amdal dimulai

Ada dua proses penilaian terhadap suatu proyek sebelum suatu studi AMDAL penuh dilakukan, yaitu: Penapisan dan Penyajian Informasi Lingkungan (PIL). Penapisan adalah cocok bila proyek baru berupa konsep kasar. Kemudian Penyajian Informasi Lingkungan dapat melihat lebih jauh kemungkinan penempatan lokasi proyek dan dampak potensialnya.

2. Penapisan dan penyaringan

Penapisan adalah evaluasi proyek yang paling sederhana dan pertama kali dilakukan. Penapisan membantu untuk menjelaskan jenis – jenis proyek yang berdasarkan pengalaman lain tidaklah menimbulkan masalah lingkungan yang serius. Tujuan penapisan adalah untuk menentukan kegiatan atau proyek apa yang perlu studi AMDAL dan proyek apa yang tidak perlu studi AMDALProses Penyaringan/Penapisan ProyekPenyaringan proyek secara urut-urutan dapat dilakukan sebagai berikut :

a. Pemahaman mengenai proyek yang akan dibangun, mulai dari kegunaannya, keperluannya sampai kreativitasnya.

b. Menentukan dampak negatif yang akan timbul

Dalam menentukan dampak yang akan timbul perlu diperhatikan hal-hak sebagai berikut:

Page 5: Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Dampak yang telah ditetapkan dibandingkan dengan komponen lingkungan yang dinilai penting oleh pemerintah dan komponen yang mempunyai nilai ekologis tinggi yang dipertimbangkan oleh tenaga ahli.Besaran dari dampak negatif yang akan terjadi dalam berbagai fase pembangunan

3. Penyebaran dampak negative

Lamanya dampak negatif terjadiFrekuensi terjadinyaDampak negatif yang berbentuk sebagai resiko (dampak yang tak tentu terjadinya) :

a. Dampak negatifnya belum diketahuib. Dampak yang tidak dapat kembali (irreversible)

Cara untuk mengurangi atau menghilangkan dampak, antara lain:

Apakah sudah ada teknologi yang tersedia, sehingga dampak negatif dapat dihilangkan.Teknologi untuk mengurangi atau menghilangkan dampak negatif belum diketahui oleh yang melakukan penyaringan, sehingga disini perlu ada langkah studi yang lebih mendetail, kemudian diadakan penyaringan lagi.Apakah dampak negatif yang akan terjadi tidak penting atau memang tidak ada sama sekali sehingga tidak diperlukan teknologi pengurangan dampak. Teknologi yang tersedia tidak akan dapat menekan dampak negatif penting sesuai dengan kehendak pemerintah.

Keputusan yang dapat keluar dari penyaringan proyek ini adalah:

Proyek boleh dibangun karena tidak ada dampak negatifnya atau sudah tersedia teknologi yang akan menghilangkan dampak negative. Proyek yang mempunyai dampak negatif penting, sehingga proyek ini memerlukan AMDAL karena itu perlu studi lebih dalam untuk mengetahui sejauh mana dampak yang akan terjadi. Proyek yang dampak negatifnya belum, tidak diketahui atau ragu-ragu dan proyek yang teknologi untuk mengurangi dampak negatif juga belum diketahui oleh tenaga yang melakukan penyaringan maka proyek ini perlu melakukan PIL (Penyajian Informasi Lingkungan). Proyek yang dampak negatifnya tidak dapat diterima atau tidak dikehendaki pemerintah, maka proyek tersebut ditolak.

4. Penyajian Informasi Lingkungan (PIL)

PIL dapat digunakan untuk membantu tahap awal perencanaan proyek, misalnya untuk mempersempit pembahasan kemungkinan lokasi yang sesuai. Selain itu, dapat juga berfungsi sebagai peringatan dini timbulnya permasalahan yang serius akibat suatu kegiatan. Langkah ini dapat menegaskan perlu tidaknya studi AMDAL dilakukan.Bila setelah mengkaji penilaian awal (PIL) pejabat yang berwenang menganggap bahwa studi AMDAL dipergunakan, tahap selanjutnya yang diperlukan adalah mengorganisasikan studi AMDAL. Tahap yang dilakukan pada pengorganisasian studi AMDAL meliputi:

a. Menunjuk koordinator dan tim ahli yang akan melaksanakan studi AMDAL

Mengidentifikasikan pengambil keputusan kunci yang akan merencanakan, memberi ijin dan mengawasi proyek yang diusulkan.

b. Menentukan bagaimana dan bilamana hasil – hasil studi AMDAL akan dikomunikasikan.5. Pelingkupan

Tugas awal dari tim studi AMDAL adalah pelingkupan. Tujuan pelingkupan adalah untuk menjamin agar studi diarahkan pada semua isu yang penting bagi pengambil keputusan.Pertama

Page 6: Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

– tama wawasan dari tim studi diperluas melalui diskusi dengan pemrakarsa, pengambil keputusan, komisi institusi ilmiah, pemuka masyarakat setempat dan lain – lain. Tujuannya adalah untuk memasukkan seluruh isu dan perhatian atau keacuhan yang dikemukakan oleh kelompok – kelompok ini. Kemudian tim studi memilih dampak utama yang akan difokuskan dalam studi AMDAL, yang didasarkan atas besaran dampak, cakupan geografi, kepentingan bagi pengambilan keputusan atau karena kepekaan setempat yang khas (misalnya erosi tanah, kehadiran jenis – jenis yang dilindungi atau dekatnya lokasi proyek dengan tempat yang bersejarah).Secara sederhana proses studi AMDAL mencoba menjawab lima pernyataan, yaitu:

Apa yang akan terjadi sebagai akibat dari suatu proyek?

Seberapa besar perubahan – perubahan yang mungkin akan terjadi tersebut?

Apakah perubahan itu penting?

Apa yang dapat dilakukan untuk menanggulangi dampak negatif?

Bagaimana pengambil keputusan dapat diberi informasi mengenai yang perlu dilakukan?

6. Proses Studi Amdal

Jika suatu penilaian awal (PIL) telah dilakukan, maka dampak proyek secara umum telah dikaji, juga pelingkupan, telah memfokuskan studi pada isu – isu yang penting bagi para pengambil keputusan. Dengan mempertimbangkan penemuan – penemuan ini, studi AMDAL sekarang secara formal mengidentifikasikan dampak – dampak yang harus diteliti lebih rinci.Tahap identifikasi dari studi ini dapat menggunakan metode sebagai berikut:

Komplikasikan suatu daftar dampak potensial seperti perubahan dalam kualitas udara, tingkat kebisingan, habitat biota alami, keanekaragaman jenis, landscape, sistem sosial dan budaya, pola pemukiman dan tingkat kebutuhan tenaga kerja dan lain sebagainya dari dokumen AMDAL proyek – proyek serupa.Sebutkan semua sumber dampak dari proyek (misalnya emisi gas, konsumsi air, pekerjaan konstruksi) dengan menggunakan checklist atau kuesioner, kemudian buat daftar reseptor komponen lingkungan yang mungkin menerima dampak dengan melakukan survei pada lingkungan tersebut serta berkonsultasi dengan kelompok yang dipengaruhi proyek atau kelompok minat. Apabila sumber dari dampak mungkin mempengaruhi “reseptor” maka teridentifikasilah suatu dampak potensial.Identifikasi dampak proyek dilakukan dengan menggunakan metoda checklist, matrik, network, overlay, model dan simulasi.

D. Teknik Penilaian Dampak Pembangunan terhadap Lingkungan

Dalam melakukan penilaian dampak lingkungan, ada lima prinsip dasar yang harus dipegang, meliputi:

Prinsip 1 : Fokuskan pada isu – isu utama

Sejak tahap awal, pelingkupan dalam AMDAL dibatasi hanya pada isu penting/relevan dan dampak lingkungan yang sangat mungkin terjadi dan paling serius. Beberapa studi AMDAL telah menghasilkan dokumen tebal dan rumit yang meliputi beberapa halaman. Studi yang demikian ekstensif tidaklah perlu dan dapat menjadi tidak produktif, karena penemuan dari studi AMDAL haruslah segera dapat diperoleh dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan dan perencanaan proyek.

Prinsip 2 : Libatkan individu dan kelompok yang Sesuai

Page 7: Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Secara umum ada tiga kategori kelompok yang diperlukan untuk melakukan studi AMDAL:

Mereka yang ditunjuk untuk mengelola dan melaksanakan studi AMDAL (biasanya seorang koordinator dan sejumlah staf ahli).

Mereka yang dapat menyumbangkan fakta, gagasan, atau perhatian terhadap studi, termasuk ilmuwan, ekonomi, insinyur, penentu kebijaksanaan dan wakil dari kelompok minat ataupun kelompok yang terkena dampak.Mereka yang mempunyai wewenang langsung untuk memberikan ijin, mengawasi atau mengubah proyek seperti misalnya pelaksana pembangunan, badan pemberi dana, penanam modal, pejabat yang berwenang, politikus dan penegak hukum.

Prinsip 3 : Kaitan informasi dengan pengambilan keputusan mengenai proyek

Dokumen AMDAL harus diorganisasikan sedemikian rupa, sehingga ia dapat langsung menopang keputusan yang diperlukan bagi proyek yang diusulkan. Ia perlu dimulai seawal mungkin untuk dapat memberikan informasi yang diperlukan bagi penyempurnaan rancang bangun dasar dan perlu dilakukan terus pada tahap – tahap perencanaan proyek selanjutnya. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pada saat pemrakarsa dan pelaksanaan melontarkan konsep dan usulan proyek, mereka perlu mempertimbangkan isu lingkungan.

b. Pada saat pelaksanaan pembangunan mencari lokasi proyek, pertimbangan lingkungan dipergunakan untuk membantu proses seleksi.

c. Pada saat pelaksanaan pembangunandan pemrakarsa menilai kelayakan proyek studi AMDAL dilakukan.

Ketika teknisi membuat rancang bangun proyek, AMDAL (RKL dan RPL) mengidentifikasikan standar tertentu yang harus dipenuhi oleh rancang bangun rekayasa.Pada saat ijin diminta, dokumen AMDAL (RKL dan RPL) diserahkan.Pada saat pelaksana membangun proyek, pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang direkomendasikan juga dilaksanakan.

Prinsip 4 : Sajikan pilihan – pilihan yang jelas bagi penanggulangan dampak dan pengelolaan lingkungan

AMDAL harus mampu menyajikan beberapa piliha yang jelas bagi perencanaan dan pelaksanaan proyek, dan harus memberikan gambaran hasil yang jelas yang dapat dicapai oleh masing – masing pilihan. Sebagai contoh, untuk menanggulangi dampak negatif, AMDAL (RKL dan RPL) dapat mengusulkan:

a. Teknologi pengendalian pencemaran atau ciri – ciri rancang bangun.b. Pengurangan, perlakuan atau pembuangan limbah.c. Kompensasi atau ganti rugi pada kelompok terkena dampak.

Untuk meningkatkan kesesuaian lingkungan AMDAL dapat menyarankan:

a. Lokasi alternativeb. Perubahan dalam rancang bangun dan operasi proyek.c. Pembatasan terhadap ukuran semula atau pengembangannya.d. Pengembangan program – program yang menyumbang secara positif terhadap sumber

daya setempat atau terhadap kualitas lingkungan.

Page 8: Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Untuk menjamin agar pelaksanaan dari proyek yang telah disetujui tersebut benar – benar berwawasan lingkungan, AMDAL dapat menguraikan:

a. Program pemantauan atau kajian dampak secara periodicb. Contingency plansc. Pelibatan masyarakat setempat dalam pengambilan keputusan.

Prinsip 5: Sajikan informasi dalam format yang bermanfaat kepada pengambil keputusan

Tujuan AMDAL adalah untuk menjamin agar masalah lingkungan dapat diketahui sedini mungkin dan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan. Untuk mencapai tujuan ini pengambil keputusan perlu sepenuhnya memahami kesimpulan dari hasil studi AMDAL