analisis lq

16

Upload: ziezah-shawol-onew

Post on 04-Aug-2015

151 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis LQ
Page 2: Analisis LQ

ANALISIS EKONOMI DALAM PERENCANAAN

• Analisis agregat wilayah (Agregat Regional Analysis)

– wilayah dipandang sebagai sebuah unit dalam konteks ruang yang lebih

luas

• Analisis intrawilayah (Intra Regional Analysis)

– melihat secara lebih mendalam apa yang ada di wilayah

– wilayah dilihat sebagai susunan atau sum (penjumlahan) dari elemen-

elemen yang ada di dalamnya

Page 3: Analisis LQ

SKEMA ANALISIS EKONOMI AGREGAT DAN INTRA WILAYAH

What ?ANALISIS AGREGAT

WILAYAH

ANALISIS INTRA

WILAYAH

Where ?

Page 4: Analisis LQ

metode analisis intrawilayah-1METODE ANALISIS PERTANYAAN ANALITIK

Statistik dasar Karakteristik ekonomi di subwilayah dan kota-kota dan bagaimana

perbandingannya di antaranya

Pendapatan Tingkat pendapatan dan tipenya

Indikator sosial Norma dan nilai yang berpengaruh terhadap proses produksi

Analisis komposisi

ekonomi

Tingkat konsentrasi dan spesialisasi sektor-sektor ekonomi

Penilaian sumberdaya

alam

Apa saja potensi sumberdaya alam yang ada di wilayah dan

bagaimana masalah dan peluang pengembangannya

Analisis keterkaitan

(linkages)

Keterkaitan utama apa saja yang ada dan besarannya di antara

“tempat pusat” yang ada di wilayah

Analisis aliran Pergerakan/aliran barang di antara titik-titik utama di wilayah (asal

dan tujuan)

Analisis hambatan Hambatan apa saja yang menghalangi interaksi di antara tempat-

tempat pusat

Page 5: Analisis LQ

metode analisis intrawilayah-2METODE ANALISIS

PERTANYAAN ANALITIK

Analisis sistem perdagangan komoditas

Bagaimana mata rantai pemasaran yang berjalan di wilayah, khususnya komoditas perdesaan yang dijual ke luar wilayah

Analisis basis ekonomi dan nilai tambah

Keterkaitan antara permintaan dari luar terhadap produk di berbagai kawasan di wilayah dan bagaimana ini berpengaruh terhadap perluasan kegiatan di dalam kawasan lain

Analisis input-output Keterkaitan antarsektor ekonomi di dalam wilayah, dalam kaitan dengan permintaan dari luar wilayah

Analisis keterkaitan desa-kota

Berkaitan dengan mata rantai produksi dan perdagangan produk atau komoditas perdesaan

Analisis akses Tingkat akses masyarakat terhadap fungsi-fungsi yang disediakan oleh tempat pusat dan bagaimana permintaan efektif terhadap fungsi-fungsi tersebut

Analisis fungsional Analisis fungsi dan hirarki kegiatan yang ada di wilayah serta keefektifan sisi supply dari fungsi-fungsi tersebut

Kajian pusat pemasaran

Apa fungsi utama dari pusat pemasaran yang ada di wilayah; bagaimana keterkaitannya dengan pusat pemasaran wilayah lain dan pusat pemasaran perdesaan

Page 6: Analisis LQ

MODEL EKONOMI BASIS

Konsepsi Dasar

Inti dari model ekonomi basis adalah bahwa arah dan pertumbuhan suatu wilayah

ditentukan oleh ekspor wilayah tersebut (barang maupun jasa); sektor ini disebut

sektor basis.

Besarnya ekspor tergantung pada permintaan dari luar wilayah (exegenous demand).

Di samping sektor basis, ada kegiatan sektor pendukung yang dibutuhkan untuk

melayani (service) kegiatan produksi sektor basis termasuk pekerjanya. Sektor ini

disebut sebagai sektor non-basis.

Kedua sektor (basis dan non-basis) saling berhubungan. Artinya bahwa bila

permintaan dari luar meningkat, maka sektor basis akan berkembang.

Berkembangnya sektor basis akan mendorong perkembangan sektor non-basis dan

perkembangan kedua sektor tsb pada gilirannya akan menumbuhkembangkan

perekonomian wilayah/kota melalui proses penggandaan.

Page 7: Analisis LQ

Bagaimana mengidentifikasi sektor basis?

Terdapat 2 metode :

a. Metode pengukuran langsung dilakukan melalui survei

langsung ke lapangan terhadap sektor – sektor ekonomi.

b. Metode pengukuran tidak langsung, beberapa metode :

1. Pendekatan asumsi semua sektor industri primer dan

manufaktur adalah mrpk. sektor basis.

2. Metode Location Quotient (LQ) menggunakan data

sekunder (PDRB atau tenaga kerja) dlm menentukan sektor basis.

3. Gabungan antara (1) dan (2).

Page 8: Analisis LQ

Di mana :

LQ = Location Quotient

ps = Produksi/kesempatan kerja sektor i, pada tingkal lokal.

pl = Produksi/kesempatan kerja total, pada tingkal lokal.

Ps = Produksi/kesempatan kerja sektor i, pada tingkal regional.

Pl = Produksi/kesempatan kerja total, pada tingkal regional.

Page 9: Analisis LQ

Pertumbuhan antara pendapatan regional (gY), sektor basis (gX), dan sektor

service (gS)

• Hasil empiris di AS (Bolton, 1966) :

gT, gS >> gX

Pertumbuhan sektor basis lebih lambat dibandingkan pertumbuhan

pendapatan regional dan pertumbuhan sektor service.

• Karena 3 hal :

1. Untuk memnumbuhkan sektor basis dibutuhkan investasi yg besar (misal

konstruksi, lahan, dst)

2. Elastisitas pendapatan terhadap permintaan jasa pemerintah lokal

bersifat elastis

3. Adanya barang – barang import substitution.

Page 10: Analisis LQ

Analisis Shift-Share

– Analisis perubahan struktur ekonomi daerahrelatif terhadap daerah lebih tinggi ataunasional

– Tujuannya untuk menentukan kinerja atauproduktivitas kerja perekonomian daerah

– Kontributor pertumbuhan ekonomi daerah :• Efek Pertumbuhan Ekonomi Nasional (national

growth effect)• Pergeseran Proporsional (proportional

effect/industrial mix component)• Pergeseran diferensial / Pengaruh Keunggulan

kompetitif (differencial effect/competitive growth component)

Page 11: Analisis LQ

RUMUS• Dampak nyata pertumbuhan ekonomi

daerah:– Dij = Nij + Mij + Cij

• Pengaruh pertumbuhan ekonomi nasional:– Nij = Eij x rn

• Pergeseran proporsional (proportional shift) atau pengaruh bauran industri:– Mij = Eij (rin – rn)

• Pengaruh keunggulan kompetitif:– Cij = Eij (rij – rin)

Dimana:Eij = output sektor i daerah jEin = output sektor i nasionalrij = laju pertumbuhan sektor i di daerah jrin = laju pertumbuhan sektor i nasionalrn = laju pertumbuhan ekonomi nasional

Page 12: Analisis LQ

Tipologi Klassen

– Mengelompokkan suatu sektor dengan melihat pertumbuhan dan kontribusi sektor tertentu terhadap total PDRB di suatu daerah, yakni:

• Sektor Prima : pertumbuhan tinggi dan kontribusi

besar, mengindikasikan bahwa sektor tersebut sangat dominan dalam perekonomian daerah.

• Sektor Potensial : pertumbuhan lambat tetapi kontribusi

besar, mengindikasikan bahwa sektor tersebut sedang mengalami penurunan

• Sektor Berkembang : pertumbuhan tinggi tetapi kontribusi

rendah, mengindikasikan bahwa sektor tersebut sedang mengalami peningkatan dan dapat dipacu

• Sektor Terbelakang : pertumbuhan lambat tetapi kontribusi

rendah, mengindikasikan bahwa sektor tersebut kurang potensial

Page 13: Analisis LQ

Rerata KontribusiSektoral thd PDRB

Rerata Laju Pert. Sektoral

YSEKTOR ≥ YPDRB YSEKTOR < YPDRB

rSEKTOR ≥ rPDRB Sektor Prima Sektor Berkembang

rSEKTOR < rPDRB Sektor Potensial Sektor Terbelakang

YSEKTOR = output sektor ke i

YPRDB = rata-rata PDRB

rSEKTOR = laju pertumbuhan sektor ke i

rPDRB = laju pertumbuhan PDRB

Page 14: Analisis LQ

ANALISIS SEKTOR BASIS DI KABUPATEN PEKALONGAN

• CARI SEKTOR BASIS KABUPATEN PEKALONGAN• CARI SEKTOR BASIS MASING-MASING KECAMATAN• BUAT TABEL REKAPITULASI HASIL PERHITUNGAN

TERSEBUT!• BUAT PETA DISTRIBUSI SEKTOR BASIS KECAMATAN

(menunjukkan jumlah sektor basis di masing-masingkecamatan)

• BUAT PETA DISTRIBUSI SEKTOR BASIS YANG MENONJOL!

• BUATLAH ANALISIS UNTUK MASING-MASING PETA TERSEBUT, KAITKAN DENGAN ASPEK SPASIAL!

Page 15: Analisis LQ

NO KECAMATANJUMLAH SEKTOR BASIS URUTAN

2003 2004 2005 2006 2007 TERBAIK

1 NGAGLIK 6 7 6 7 7 6,6

2 GAMPING 3 5 6 6 6 5,2

3 NGEMPLAK 5 6 5 5 5 5,2

4 GODEAN 5 5 5 5 5 5

5 MLATI 5 5 5 5 5 5

6 SEYEGAN 5 5 5 5 5 5

7 TEMPEL 5 5 5 5 5 5

8 CANGKRINGAN 6 4 5 4 4 4,6

9 KALASAN 1 4 6 6 5 4,4

10 MINGGIR 0 5 5 5 5 4

11 BERBAH 4 4 4 4 3 3,8

12 DEPOK 4 4 3 4 4 3,8

13 MOYUDAN 4 4 4 3 4 3,8

14 PRAMBANAN 3 4 4 4 4 3,8

15 PAKEM 3 3 3 3 3 3

16 TURI 3 3 3 2 3 2,8

17 SLEMAN 2 3 2 2 2 2,2

contoh

Page 16: Analisis LQ

NO KECAMATANSEKTOR EKONOMI

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 NGAGLIK 1,020 1,516 1,216 1,108 1,103 0,951 1,261 1,130 0,621

2 GAMPING 0,750 0,091 1,600 1,585 1,060 1,139 1,243 1,046 0,363

3 NGEMPLAK 2,129 1,048 0,381 0,598 1,035 1,043 0,942 1,208 0,548

4 GODEAN 0,485 0,006 0,833 1,116 1,311 1,591 1,592 1,318 0,357

5 MLATI 0,485 0,006 0,833 1,116 1,311 1,591 1,592 1,318 0,357

6 SEYEGAN 1,689 2,602 1,293 0,560 1,371 0,486 0,465 1,350 0,418

7 TEMPEL 1,706 2,365 0,385 0,383 0,682 0,473 0,469 0,809 0,263

8 CANGKRINGAN 0,485 0,006 0,833 1,116 1,311 1,591 1,592 1,318 0,357

9 KALASAN 1,268 0,114 1,279 0,785 1,062 1,073 1,115 0,999 0,468

10 MINGGIR 1,685 0,132 1,232 0,661 1,127 0,755 1,074 1,020 0,365

11 BERBAH 1,508 0,600 2,287 0,824 0,980 0,582 0,565 1,042 0,250

12 DEPOK 0,166 0,047 0,696 1,083 0,717 1,602 1,612 0,797 1,259

13 MOYUDAN 1,596 0,000 1,937 0,482 1,164 0,282 0,814 1,024 0,465

14 PRAMBANAN 2,057 0,240 0,557 0,493 1,084 1,088 0,534 1,109 0,595

15 PAKEM 1,531 3,907 0,213 0,623 0,801 1,803 0,608 0,920 0,436

16 TURI 3,546 0,137 0,326 0,384 1,017 0,677 0,601 1,010 0,292

17 SLEMAN 0,433 0,029 1,561 0,559 0,368 0,264 0,430 0,401 2,803