analisis ketersediaan aspek keterampilan proses …
TRANSCRIPT
ANALISIS KETERSEDIAAN ASPEK KETERAMPILAN
PROSES SAINS (KPS) PADA BUKU AJAR FISIKA SMA/MA
KELAS X MATERI DINAMIKA DAN HUKUM NEWTON
Penelitian Kualitatif
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh :
Anggi Puspita Dewi
NIM : 1112016300016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
i
iii
iv
ABSTRAK
ANGGI PUSPITA DEWI, 1112016300016. Analisis Ketersediaan Aspek
Keterampilan Proses Sains (KPS) pada Buku Ajar Fisika SMA/MA Kelas X
Materi Dinamika dan Hukum Newton. Skripsi Program Studi Pendidikan
Fisika Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran ketersediaan aspek
keterampilan proses sains (KPS) yang disajikan pada buku sekolah relevan
dengan kurikulum yang sedang berlaku. Dalam penelitian ini buku yang akan
diteliti adalah buku Fisika SMA Kelas X edisi revisi 2016 terbitan Yrama Widia
dan terbitan Grafindo. Penentuan sampel dalam penelitian ini berdasarkan teknik
purpossive sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif dengan analisis. Instrumen non-tes yang digunakan adalah angket,
wawancara dan lembar observasi analisis..
Kesimpulan penelitian bahwa buku teks pelajaran Fisika SMA/MA kelas X yang
paling banyak digunakan di SMAN kota Jakarta telah sesuai dengan Kurikulum
2013 dalam hal ketersediaan keterampilan proses sains (KPS). Buku A karangan
Sunardi, dkk, memiliki persentase kesesuaian 70% terhadap aspek keterampilan
proses sains, sedangkan buku B karangan Ketut Kamajaya, memiliki persentase
kesesuaian 80% terhadap aspek keterampilan proses sains. Buku A memuat 7 dari
10 aspek KPS, yaitu aspek observasi, klasifikasi, interpretasi, prediksi,
menggunakan alat/bahan, mengaplikasikan, dan mengkomunikasikan. Sedangkan
buku B memuat 8 dari 10 aspek KPS, yaitu aspek observasi, klasifikasi, prediksi,
mengajukan hipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat/bahan,
mengaplikasikan, dan mengkomunikasikan.
Kata Kunci : Buku Fisika SMA/MA, Keterampilan Proses, KPS, Lembar
Observasi, Dinamika Gerak dan Hukum Newton.
v
ABSTRACT
ANGGI PUSPITA DEWI, 1112016300016. An available Science Process Skills
(SPS) in High School Physics Textbooks Material of Motion Dynamics and
Newton's Law. Thesis Physics Education Study Program Department of
Natural Sciences Education Faculty of Tarbiyah and Teacher Training
Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2019.
This study aims to describe the availability of aspects of science process skills
(KPS) presented in school books relevant to the current curriculum. In this study
the book to be examined is the revised 2016 Class X High School Physics book
published by Yrama Widia and Grafindo publication. Determination of the sample
in this study was based on purposive sampling technique. The research method
used is descriptive qualitative analysis. The non-test instruments used were
questionnaires and observation sheets for analysis.
The conclusion of the study is that the class X SMA / MA textbooks most widely
used in high schools in Jakarta are in accordance with the 2013 curriculum in
terms of the availability of science process skills (SPS). Book A by Sunardi et al.
Has a 70% suitability percentage of aspects of science process skills, while book
B written by Ketut Kamajaya has an 80% suitability percentage of aspects of
science process skills. Book A contains 7 out of 10 aspects of SPS, namely
aspects of observation, classification, interpretation, prediction, using tools /
materials, reversing, and communicating. While book B contains 8 out of 10
aspects of SPS, namely aspects of observation, classification, prediction,
submitting hypotheses, planning experiments, using tools / materials, reversing,
and communicating.
Keywords: SMA / MA Physics Books, Process Skills, KPS, Observation Sheets,
Motion Dynamics and Newton's Law.
Keywords: Physics Learning Module, Nuanced Religious, Student Result,
Questionnaire, Observation Sheet, Newton's Law of Gravity.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah menciptakan
semesta dengan segala kesempurnaan. Sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurah untuk Baginda Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarganya, para
sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa berada dalam lindungan Allah
SWT. Atas ridho-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Ketersediaan Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS) pada Buku
Ajar Fisika SMA/MA Kelas X Materi Dinamika dan Hukum Newton”.
Apresiasi dan terimakasih disampaikan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Secara khusus, apresiasi dan
terimakasih tersebut disampaikan kepada:
1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syaruf Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dwi Nanto, Ph.D., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan selaku dosen pembimbing I dan
dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, saran,
motivasi, serta arahan dalam proses penyusunan skripsi.
3. Ibu Ai Nurlela, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan seluruh dosen
Pendidikan Fisika, staf, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan ilmu
pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan.
4. Teristimewa untuk keluarga tercinta, Ayahanda Sutriyono, Ibunda Murinah,
Adikku Ilham Satrio Utomo serta semua keluarga yang selalu mendoakan dan
mendorong penulis untuk tetap semangat dalam mengejar dan meraih cita-
cita. Skripsi ini saya persembahkan untuk Bapak dan Ibu.
5. Ibu Rifqiyah Fakhri, M.Pd., selaku Kepala Sekolah dan guru mata pelajaran
fisika SMA Muhammadiyah 9 Bekasi yang telah memberikan bantuannya
selama penelitian berlangsung.
6. Saur Hutabarat, S.Pd, guruku yang menginspirasi dan teramat baik. Semoga
selalu dalam lindungan-Nya.
vii
7. Sahabat-sahabatku di rumah Uci Febrianti, Rizki Mawarny, dan Annisa Fitri
Septia yang selalu mendukung, memotivasi dan selalu memberi semangat.
8. Sahabat-sahabatku Yayi Ania, Haifa Nadwatul UMR, Nurrohmah Diani,
Oktopiati, yang selalu ada dalam suka dan duka, semoga persahabatan kami
hingga ke jannah-Nya. Aamiin.
9. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Fisika 2012, Nia Yusnawati, Shandy
Rahmawan, dan Haikal Al-Fajri yang selalu memberikan dukungan, motivasi,
dan berbagi ilmu selama penulisan skripsi ini dan juga yang selalu siap
membantu penulis. Terimakasih untuk waktu dan ilmunya.
10. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang terlah membantu
dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini
sangat dinantkan. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi
pembaca dan umumnya bagi penyelenggara khazanah keilmuan di lingkungan
pendidikan.
Jakarta, 15 April 2019
Anggi Puspita Dewi
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI ........................................ i
LEMBAR PENGESAHANI ................................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
ABSTRACT ........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 7
C. Batasan Masalah .................................................................................. 7
D. Rumusan Masalah ............................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian................................................................................. 8
F. Manfaat Penelitian............................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN RELEVAN, DAN KERANGKA
BERPIKIR ........................................................................................................... 9
A. Kajian Teori......................................................................................... 9
1. Peran Buku Ajar Dalam Pembelajaran ........................................ 9
2. Fungsi, Tujuan, dan Kegunaan Buku Teks Pelajaran ................ 12
3. Karakteristik Buku Teks Pelajaran ................................................. 13
4. Unsur-Unsur Buku sebagai Bahan Ajar ......................................... 14
5. Langkah-Langkah Penyusunan Buku Teks ................................... 15
6. Keterampilan Proses Sains ............................................................... 15
7. Kajian Materi ..................................................................................... 22
B. Hasil Penelitian Relavan .......................................................................... 34
C. Kerangka Bepikir ...................................................................................... 38
ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 40
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 40
B. Metode dan Desain Penelitian................................................................ 40
C. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 42
1. Populasi Penelitian ............................................................................ 42
2. Sampel Penelitian .............................................................................. 42
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 43
E. Instrumen Tes ............................................................................................ 43
F. Teknik Analisis Data ................................................................................ 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 48
A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 48
B. Pembahasan ............................................................................................... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 62
A. Kesimpulan ................................................................................................ 62
B. Saran ........................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 64
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya ................................... 20
Tabel 3.1 Lembar Observasi Aspek KPS pada Bagian Pernyataan .................. 45
Tabel 3.2 Kategorisasi Kesesuaian Aspek KPS ................................................ 46
Tabel 4.1 Kemunculan Aspek KPS pada Bagian Penjelasan ............................ 49
Tabel 4.2 Persentase Kesesuaian Buku Teks dengan KPS ............................... 51
Tabel 4.3 Rekapitulasi Persentase Ketersediaan Buku Teks dengan
KPS .................................................................................................. 52
Tabel 4.4 Persentase Kesesuaian Buku Teks dengan KPS ............................... 53
Tabel 4.5 Perbandingan Analisis Ketersediaan KPS pada Buku Ajar
Kurikulum 2013 ............................................................................... 55
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pengaruh Gaya pada Percepatan untuk Massa Konstan................ 23
Gambar 2.2 Pengaruh Massa pada Percepatan untuk Gaya Konstan................ 23
Gambar 2.3 Gaya Normal pada Bidang Miring ................................................ 25
Gambar 2.4 Gaya normal pada bidang datar dengan gaya tarik ....................... 25
Gambar 2.5 Gaya Normal Pada Bidang Datar Dengan Gaya Dorong .............. 26
Gambar 2.6 Pasangan Gaya Aksi-Reaksi.......................................................... 28
Gambar 2.7 Pasangan Gaya Aksi-Reaksi.......................................................... 28
Gambar 2.8 Benda Dalam Keadaan Diam ........................................................ 30
Gambar 2.9 Benda Bergerak Ke Atas ............................................................... 30
Gambar 2.10 Benda Bergerak Ke Bawah ........................................................... 31
Gambar 2.11 Dua Buah Benda Dihubungkan Katrol.......................................... 31
Gambar 2.12 Dua Buah Benda Dihubungkan dengan Katrol ............................. 32
Gambar 2.13 Peta Konsep Dinamika dan Hukum Newton ................................ 34
Gambar 2.14 Bagan Kerangka Berpikir .............................................................. 39
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian ........................................................................ 42
Gambar 4.1 Grafik Kesesuaian Buku Teks dengan KPS .................................. 50
Gambar 4.2 Diagram Persentase Kesesuaian Buku Teks Buku A .................... 51
Gambar 4.3 Diagram Persentase Kesesuaian Buku Teks Buku B .................... 52
Gambar 4.4 Diagram Persentase Ketersediaan Buku Teks
dengan KPS ................................................................................. 53
Gambar 4.5 Diagram Persentase Kesesuaian Buku Teks
dengan KPS ................................................................................. 54
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Data Hasil Observasi ................................................................ 67
1. Hasil Observasi Penggunaan Buku ............................................. 67
Lampiran B Perangkat Observasi ................................................................. 68
1. Kisi Angket ................................................................................. 68
2. Lembar Angket............................................................................ 69
a. Angket Guru ......................................................................... 69
b. Angket siswa ........................................................................ 72
3. Silabus Fisika SMA Kelas X ..................................................... 75
4. Lembar Observasi Buku Fisika .................................................. 105
Lampiran C Analisis Data Hasil Penelitian .................................................. 120
1. Jumlah Kemunculan Indikator KPS ............................................ 120
2. Presentase Kemunculan Indikator KPS ...................................... 121
3. Rekapitulasi Kesepakatan KPS ................................................... 122
4. Perhitungan Koefisien Kesepakatan (KK) .................................. 136
Lampiran D Surat-Surat Penelitian .............................................................. 140
1. Surat Keterangan Penelitian ........................................................ 140
2. Lembar Uji Referensi .................................................................. 142
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan pembelajaran adalah keberhasilan peserta didik dalam
membentuk kompetensi dan mencapai tujuan, serta keberhasilan guru dalam
membimbing peserta didik dalam pembelajaran.1 Pembelajaran di sekolah formal
biasa dilakukan di tingkat sekolah dasar, sekolah menengah maupun perguruan
tinggi dengan proses kegiatan belajar mengajar secara sistematis dan lebih terarah
yang dilengkapi dengan metode, pendekatan, strategi, instrumen, media, dan
lainnya. Sementara itu, dalam membentuk kompetensi dan mencapai tujuan
pembelajaran agar pembelajaran dikatakan berhasil, maka suatu kegiatan
pembelajaran dapat dipengaruhi oleh beberapa komponen. Ada beberapa
komponen yang perlu diperhatikan dalam membangun pendidikan yang
berkualitas yaitu meliputi, guru dan tenaga kependidikan yang professional,
sarana dan prasarana, serta sumber belajar yang berkualitas.
Pentingnya kegiatan belajar mengajar harus ditunjang oleh sarana yang
memadai, yaitu: media pembelajaran, peralatan pembelajaran, dan juga sumber
belajar. Sumber belajar bisa berupa buku teks, media cetak, media elektronik,
narasumber, lingkungan alam dan lainnya yang dapat membantu menambah
pengetahuan serta membantu dalam proses pembelajaran. Namun dari sekian
sumber belajar tersebut, buku teks merupakan sumber belajar yang umum dan
banyak digunakan dalam kegiatan proses pembelajaran. Menurut Permendiknas
RI No. 11 tahun 2005, menyatakan buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib
digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka
peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis,
1 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset, 2007), h.121
2
potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional
pendidikan.2
Sumber belajar atau buku teks menjadi salah satu komponen yang perlu
diperhatikan dalam menyukseskan kegiatan belajar mengajar disekolah. Hal ini
dikarenakan buku teks atau sumber bacaan merupakan kesatuan unit dari
rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu peserta didik dalam
mencapai tujuan pembelajaran melalui kumpulan topik-topik atau konsep dalam
suatu mata pelajaran. Oleh karena itu, buku teks yang dijadikan panduan serta
sumber belajar bagi peserta didik patut untuk diperhatikan kelayakannya sesuai
dengan kriteria-kriteria kurikulum yang sedang berlaku saat ini.
Buku teks yang digunakan tiap sekolah berbeda-beda dikarenakan sumber
belajar berupa buku teks ini memiliki banyak pilihan dari para penerbit buku.
Khususnya pada buku sekolah yang diterbitkan di Indonesia memiliki jumlah
yang terbilang banyak dengan pengarang yang berbeda-beda. Meski demikian,
melalui peraturan pemerintah Nomor 65 tahun 2014 tentang buku teks pelajaran
dan buku panduan guru kurikulum 2013 kelompok peminatan, mensyaratkan
bahwa buku-buku teks yang digunakan oleh siswa harus terlebih dahulu dinilai
dan lulus standarisasi mutu oleh Badan Standarisasi Nasional Pendidikan
(BSNP).3
Berdasarkan hasil observasi awal yang telah peneliti lakukan dengan
metode wawancara kepada guru-guru khususnya guru bidang studi fisika, dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar guru bidang studi fisika membuat sendiri
modul atau lembar kerja untuk siswa mereka. Modul maupun lembar kerja
tersebut dibuat dengan acuan silabus, lembar kerja yang sudah diadaptasi dan
beberapa buku ajar fisika yang sudah dinilai dan resmi diterbitkan oleh
pemerintah. Namun ada sebagian guru yang memutuskan untuk tidak
menggunakan buku yang difasilitasi oleh pemerintah sebagai buku pegangan guru
maupun pegangan siswa dikarenakan tidak memenuhi syarat kurikulum yang
2 Kemendiknas, Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No
11 Tahun 2005, (Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional, 2005), h. 2 3 Kemendiknas, Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No
65 Tahun 2014, (Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional, 20014), h.16
3
sedang berlaku. Hal ini membuat peneliti ingin melakukan penelitian lanjutan
tentang bagaimana kualitas buku-buku yang sudah diterbitkan oleh pemerintah.
Apakah buku tersebut memang sesuai dengan kebutuhan kurikulum yang sedang
berlaku atau kurang memenuhi syarat sebagai buku pegangan guru maupun siswa.
Perkembangan kurikulum di dalam pembelajaran selalu mengalami
perubahan yang semkin berkualitas. Dalam pembelajaran sains, adanya kriteria-
kriteria dan tuntutan pembelajaran ada kurikulum yang telah diperbaharui juga
menjadi salah satu tuntutan pembelajaran yang lebih aktif. Pada kurikulum 2013
revisi yang sedang berlaku saat ini di Indonesia, aspek penilaian pembelajaran
sains meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sehingga peserta didik
dilatih untuk terampil dalam memperoleh dan mengolah informasi melalui
aktifitas berpikir. Di dalam pembelajaran kurikulum 2013, kegiatan belajar
mengajar ditekankan untuk melaksanakan 5M, yaitu memahami, menanya,
menalar, mencoba, dan menyimpulkan. Hal ini bersesuain dengan aspek-aspek
yang terdapat di dalam keterampilan proses sains dimana aspek ini memiliki 10
aspek pembelajaran diantaranya observasi, klasifikasi, interpretasi, prediksi,
bertanya, berhipotesis, melakukan penyelidikan, menggunakan alat dan bahan,
menerapkan konsep dan mengkomunikasikan. Artinya penting penerapan aspek
keterampilan proses sains dalam pembelajaran kurikulum 2013 karena selain
memuat aspek 5M kurikulum 2013 juga memuat aspek penting lainnya dalam
mendukung pembelajaran sains.
Aktifitas pembelajaran sains menggunakan kemampuan tingkat
keterampilan dalam berpikir dengan mengikuti prosedur ilmiah, seperti aktif dan
terampil dalam melakukan pengamatan, pengukuran, pengklasifikasian, penarikan
kesimpulan, dan pengkomunikasian hasil temuan. Proses ini sering diistilahkan
dengan pembelajaran berbasis keterampilan proses sains (KPS). Pembelajaran
dalam penerapan keterampilan proses sains diarahkan pada pengembangan
keterampilan siswa dalam memproses pengetahuan, menemukan dan
mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan.4 Siswa
terlibat langsung dalam aktivitas pengalaman ilmiah yang dilakukan oleh para
4 Conny Semiawan, Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta : Gramedia, 1992), h.18.
4
ilmuan sesuai dengan prosedur ilmiah. Penerapan KPS dalam pembelajaran
mampu menunjang pengetahuan sains yang tidak hanya berupa fakta, konsep, dan
teori yang dapat dihafalkan, tetapi juga terdiri dari kegiatan pembelajaran yang
aktif atau proses berpikir kreatif dan bersikap ilmiah dalam mempelajari
pengetahuan sains.
Agil Lepiyanto dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterampilan
Proses Sains pada Pembelajaran Berbasis Praktikum mengkaji tentang bagaimana
keterampilan proses sains yang ada pada pembelajaran praktikum pada matakuliah
morfologi tumbuhan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang
dilakukan pada 78 mahasiswa yang menempuh matakuliah Morfologi Tumbuhan.
Hasil analisa data menunjukkan bahwa Keterampilan proses sains yang muncul
pada praktikum morfologi tumbuhan adalah mengamati, mengkomunikasi data,
dan mengajukan pertanyaan.5 Namun dari sekian banyak buku yangtelah diteliti
dalam penelitian sebelumnya serta dinilai dan dinyatakan layak pakai oleh BSNP
belum diketahui buku mana yang palng sesuai dengan perkembangan kurikulum
yang sedang berlaku saat ini.
Sicilia Artya Puspita, dalam penelitiaannya yang berjudul Analisis
Keterampilan Proses Sains yang dikembangkan dalam LKS Biologi Kelas X yang
digunakan oleh siswa MAN di Kota Yogyakarta bertujuan untuk mengetahui
ragam keterampilan proses sains yang dikembangkan dalam LKS Biologi kelas X
dan mengetahui sistematika penyajian KPS dalam LKS Biologi kelas X yang
digunakan oleh siswa MAN di Kota Yogyakarta. Hasil penelitiannya
mengemukakan bahwa sistematika penyajian ragam keterampilan proses sains
secara umum belum dikembangkan keseluruhan sesuai dengan pedoman metode
ilmiah. Selain itu, KPS yang dikembangkan sebagian besar ialah keterampilan
proses dasar.6 Sehingga diharapkan keterampilan proses sains mampu
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemuakan secara langsung apa
5 Agil Lepiyanto, “Analisis Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Berbasis
Praktikum,” BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi, Universitas Muhammadiyah Metro, vol 5.
no 2. 2014, h. 156. 6 Sicilia Artya Puspita, “Analisis Keterampilan Proses Sains Yang Dikembangkan Dalam
Lks Biologi Kelas X Yang Digunakan Oleh Siswa Man Di Kota Yogyakarta,” Jurnal Pendidikan
Biologi : FMIPA UNY. Vol 5 No 1 Tahun 2016.
5
yang dipelajarinya serta membuat daya ingat yang kuat pada siswa tentang apa
yang dipelajarinya karena mereka terlibat langsung dengan apa yang dipelajari.
Menurut Tawil & Liliasari yang dikutip oleh Lela Gusdiantini dalam
Jurnal Pena Ilmiah, menyatakan bahwa keterampilan proses sains sangat penting
untuk diimplementasikan sejak sekolah dasar, karena melihat perkembangan ilmu
pengetahuan yang semakin cepat dan maju sehingga tidak mungkin lagi jika siswa
hanya diajarkan secara verbal, akan tetapi siswa harus dibiasakan untuk
mengembangkan ilmu, menemukan pengetahuan baru, serta dapat menemukan
konsep-konsep.7 Sehingga diharapkan keterampilan proses sains mampu
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan secara langsung apa
yang dipelajarinya serta membuat daya ingat yang kuat pada siswa tentang apa
yang dipelajarinya karena mereka terlibat langsung dengan apa yang dipelajari.
Menurut Rimma Hasiana Nasution, dkk., hasil aktivitas berpikir siswa
dengan mengacu pada keterampilan proses sains menunjukkan perubahan
persentase yang meningkat.8 Pembelajaran aktivitas keterampilan proses sains
berbasis laboratorium ini mengajak siswa untuk aktif dalam melakukan penelitian.
Sehingga siswa yang terlibat memiliki pengalaman belajar baik melalui teori,
demostrasi, praktikum, dan sebagainya.
Yuyu Yuliati dalam penelitiannya juga menunjukkan bahwa keterampilan
proses sains siswa mengalami peningkatan.9 Penelitian yang didasarkan pada
masih rendahnya kualitas pembelajaran di sekolah, menunjukkan bahwa
impelmentasi keterampilan proses sains sangat diperlukan dalam menunjang
pembelajaran di sekolah yang lebih baik.
Dr. C V Satyaprakasha, Kalyani K dalam jurnalnya yang berjudul What
Research Says about Science Process Skill? Mengemukakan bahwa keterampilan
proses sains adalah hasil terencana yang spesifik dari program sains, keterampilan
7 Lela Gusdiantini, dkk, Pengembangan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas V Pada
Materi Gaya Gesek Melalui Pembelajaran Kontekstual, (Program Studi PGSD UPI Kampus
Sumedang : Jurnal Pena Ilmiah: Vol 2, No 1 (2017). 8 Rimma Hasiana Nasution, dkk, Peningkatan Keterampilan Proses Sains Dan Hasil
Belajar Melalui Pembelajaran Berbasis Laboratorium, (Bandar Lampung : Jurnal FKIP Unila
2014), h.11 9 Yuyu Yuliati, Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui Model
Pembelajaran Berbasis Masalah, (Jurnal Cakrawala Pendas Vol.2 No. 2, 2016) h. 82
6
itu dapat dipelajari oleh siswa. Selain guru perlu memilih kurikulum mana yang
perlu menekankan keterampilan proses itu, guru juga perlu memanfaatkan
peluang dalam kegiatan yang biasanya dilakukan di dalam kelas.10
Dengan
pembelajaran yang bisa dilakukan di luar kelas, memungkinkan bisa menarik
minat siswa untuk bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan lebih serius.
Untuk mengetahui ketersediaan aspek KPS yang dikembangkan dalam
buku teks sekolah sehingga guru bisa membuat lembar kerja siswa yang sesuai,
maka diperlukan analisis ketersediaan KPS pada buku teks sekolah yang telah
diterbitkan pemerintah khususnya dalam pelajaran sains yang menuntut adanya
pengembangan KPS dalam buku teks sekolah. Buku siswa dan buku guru
merupakan bentuk dokumen sebagai rincian dari standart proses dan kurikulum
2013, termasuk di dalamnya berisi konsep-konsep dan fakta-fakta sebagai produk
sains dan yang telah digunakan oleh praktisi pendidikan.
Hasil wawancara terhadap guru-guru fisika di SMA Negeri Jakarta
diperoleh data mengenai konsep yang dianggap memerlukan pendekatan
Keterampilan Proses Sains dalam proses pembelajaran yakni materi Dinamika dan
Hukum Newton merupakan materi yang paling banyak dianggap memerlukan
pendekatan KPS. Materi Fisika subbab Dinamika Gerak dan Hukum Newton
bersifat konkret dan matematis, maka sekiranya diperlukan materi ajar yang
mampu mengembangkan potensi siswa kedalam tiga ranah aspek yakni aspek
kognitif, psikomotrik dan afektif. Untuk itu, materi Dinamika dan Hukum Newton
perlu dikaji ulang terkait isi materinya. Apakah memuat aspek yang dapat menilai
ketiga ranah aspek tersebut berdasarkan keterampilan proses sains. Maka dari itu,
konsep yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah Konsep Dinamika dan
Hukum Newton.
Latar belakang ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan analisis
ketersediaan KPS dalam buku-buku teks sekolah Fisika Kelas X. Untuk itu,
peneliti ingin mengajukan skripsi dengan judul “Analisis Ketersediaan Aspek
10
Dr. C V Satyaprakasha, Kalyani K, “What Research Says about Science Process
Skill?” (International Journal Of Informative & Futuristic Research, Vol.1, Issue. 9. 2014)
7
Keterampilan Proses Sains (KPS) pada Buku Ajar Fisika SMA/MA Kelas X
Materi Dinamika dan Hukum Newton”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka identifikasi
masalah dari penelitian ini ialah :
1. Beberapa guru sekolah SMA memilih untuk tidak menggunakan buku teks
pelajaran yang di fasilitasi oleh pemerintah.
2. Masih sedikit buku fisika yang tidak menunjang penguasaan dimensi proses
sains.
3. Belum adanya penelitian terkait ketersediaan keterampilan proses sains dalam
buku teks sekolah yang paling banyak digunakan di SMAN Jakarta.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian dapat terarah, efektif dan efisien, maka diperlukan
pembatasan masalah. Adapun fokus penelitian ini adalah :
1. Buku teks sekolah yang dijadikan objek penelitian ialah buku teks sekolah
kelas X yang paling banyak digunakan di SMA Negeri Kota Jakarta.
2. Bagian isi yang dianalisis pada buku teks sekolah ialah bagian kegiatan siswa
dan pertanyaan yang terdapat pada bagian soal pertanyaan.
3. Keterampilan proses yang dijadikan landasan dalam analisis buku ini adalah
keterampilan proses yang dituntut oleh kurikulum 2013. Indikator-indikator
keterampilan proses sains yang digunakan diambil dari buku Nuryani Y.
Rustaman meliputi observasi, klasifikasi, interpretasi, prediksi, bertanya,
berhipotesis, melakukan penyelidikan, menggunakan alat dan bahan,
menerapkan konsep dan mengkomunikasikan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang sudah
dipaparkan di atas, maka diperoleh rumusan masalah penelitian ini yaitu:
“Bagaimanakah gambaran ketersediaan aspek Keterampilan Proses Sains (KPS)
yang terdapat dalam buku teks Fisika di SMA Negeri Jakarta pada konsep
Dinamika Gerak dan Hukum Newton?”
8
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan, maka pelaksanaan
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran ketersediaan KPS yang
disajikan pada buku sekolah relevan dengan kurikulum yang memuat aspek
keterampilan proses sains (KPS).
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, antara lain:
1. Dapat memberi informasi mengenai gambaran ketersediaan aspek KPS yang
terdapat dalam buku teks sekolah yang paling banyak digunakan di SMA
Negeri di wilayah Jakarta.
2. Bagi institusi, lebih selektif dalam menyediakan buku teks pelajaran yang
berkualitas sesuai dengan siswa dan kurikulum yang digunakan.
3. Memberikan wawasan baru bagi peneliti dalam bidang penelitian pendidikan
dan pengintegrasian ilmu fisika serta memotivasi peneliti untuk
mengaplikasikannya di sekolah kelak setelah menyelesaikan studinya.
9
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Peran Buku Ajar dalam Pembelajaran
a. Pengertian Buku Ajar
Bahan ajar adalah sebuah persoalan pokok yang tidak bisa
dikesampingkan dalam satu kesatuan pembahasan yang utuh tentang pembuatan
bahan ajar. National Centre for Competency menyatakan bahwa bahan ajar adalah
segala bentuk bahan yang digunakan untuk membatu guru atau instruktur dalam
melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa
bahan tertulis maupun tak tertulis. Pandangan dari ahli ainnya mengatakan bahwa
bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik tertuis
maupun tidak tertulis, sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang
memungkinkan peserta didik unuk belajar. 11
Ada pula yang berpendapat bahwa bahan ajar adalah informasi, alat, dan
teks yang diperlukan guru atau instruktur untuk perencanaan dan penelaahan
implementasu pembelajaran. Pandangan-pandangan tersebut juga dilengkapi oleh
Pannen (2001) yang mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah bahan-bahan atau
materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta
didik dalam proses pembelajaran. Dari sumber lain dalam website dikmenjur.net,
diperoleh pengertian yang lebih aplikatif bahwa bahan ajar atau materi ajar
merupakan seperangkatnmateri atau substansi pembelajaran (teaching material)
yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi
yang akan dikuasai peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.12
Dari beberapa pandangan mengenai pengertian bahan ajar tersebut, dapat
dipahami bahwa bahan ajar merupakan segala bahan (baik infrmasi, alat, maupun
teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari
11
Andi Prastowo, Panduan Kretaif Memuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta : Diva Press
2015) , h. 19. 12
Ibid., h. 20.
10
kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses
pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi
pembelajaran. Misalnya, buku pelajaran, modul, handout, LKS, model atau maket,
bahan ajar audio, bahan ajar interaktif, dan sebgainya.1
Menurut Nasution yang dikutip oleh Andi Prastowo, mengatakan bahwa
buku teks pelajaran adalah bahan pengajaran yang paling banyak digunakan
diantara semua bahan pengajaran lainnya. 2 Sehingga untuk mampu memahami
cara membuat buku ajar atau buku teks pelajaran tersebut dengan baik dan layak
digunakan, ada beberapa hal penting yang harus dipahami, diantaranya tentang
pengertian buku sebagai bahan ajar; fungsi buku ajar, tujuan ajar, dan
kegunaannya; unsur-unsur buku sebagai bahan ajar; langkah-langkah penyusunan
buku ajar yang menarik; dan cara mengembangkan buku teks pelajaran. Melalui
lima fokus pembahasan tersebut, diharapkan bisa mengantarkan kita untuk
memahami seluk-beluk tentang buku teks secara menyeluruh. Sehingga, pada
akhirnya kita bisa membuat dan mengembangkan sendiri buku teks pelajaran yang
inovatif dan menarik.3
b. Pengertian Buku sebagai Bahan Ajar
Dalam Kamus Oxford, buku diartikan sebagai number of sheet of paper,
either printed or blank, fastened together in a cover, yaitu sejumlah lembaran
kertas, baik cetakan maupun kosong, yang dijilid dan diberi kulit. Setiawan dalam
buku Panduan Kreatif membuat Bahan Ajar Inovatif menyatakan hal serupa juga
dapat ditemukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mendifinisikan buku
sebagai lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong.4
Menurut pandangan lainnya, buku adalah bahan tertulis yang menyajikan
ilmu pengetahuan atau buah pikiran dari pengarangnya. Oleh pengarangnya, isi
buku didapat melalui berbagai cara, misalnya dari hasil penelitian, pengamatan,
aktualisasi pengalaman, atau imajinasi seseorang yang disebut sebagai fiksi.
1 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: Diva Press,
2012), h.17. 2 Ibid. hal, 165.
3 Ibid. hal, 165 4 Ibid. hal, 167.
11
Selain itu, Surahman mengartikan buku sebagai salah satu sumber bacaan, yang
berfungsi sebagai sumber bahan ajar dalam bentuk materi cetak (printed
material.5
Sementara itu, buku sebagai bahan ajar didefinisikan sebagai buku yang
berisi ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis.6
Buku teks pelajaran pada umumnya merupakan bahan ajar hasil seorang
pengarang atau tim pengarang yang disusun berdasarkan kurikulum atau tafsiran
kurikulum yang berlaku. Biasanya, buku teks pelajaran merupakan salah satu
pendekatan tentang implementasi kurikulum, oleh karena itu kemungkinan
terdapat berbagai macam buku teks pelajaran tentang satu bidang studi tertentu.
Pendidik diberi kesempatan untuk memilih buku teks pelajaran mana yang
dianggap paling sesuai dengan peserta didiknya dengan memenuhi syarat
kelayakan dan disetujui oleh kementrian pendidikan.7
Menurut Surahman yang dikutip Andi Prastowo dalam buku Panduan
Kreatif Memuat Bahan Ajar Inovatif mengemukakan bahwa, secara umum buku
dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :8
a) Buku sumber, yaitu buku yang bisa dijadikan rujukan, referensi, dan sumber
untuk kajian ilmu tertentu, biasanya berisi suatu kejadian ilmu yang lengkap.
b) Buku bacaan, adalah buku yang hanya berfungsi untuk bahan bacaan saja,
misalnya cerita, legenda, novel, dan lain sebagainya.
c) Buku pegangan, yaitu buku yang bisa dijadikan pegangan guru atau pengajar
dalam melaksanakan proses pengajaran.
d) Buku bahan ajar, yaitu buku yang disusun, untuk proses pembelajaran, dan
berisi bahan-bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan.
5 Andi Prastowo, Panduan Kretaif Memuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta : Diva Press
2015) , h. 166. 6 Diknas, Pedoman umum Pemilihan dan Pemnfaatan Bahan Ajar, (Jakarta : Ditjen
Dikdasmenum, 2006) 7 Kemendiknas, Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No
65 Tahun 20145, (Jakarta : Kemnetrian Pendidikan Nasional, 2014), h. 2 8 Andi Prastowo, Op.cit, h..167.
12
Kemudian, secara khusus, Mohammad yang dikutip Andi Prastowo dalam
buku Panduan Kreatif Memuat Bahan Ajar Inovatif menyatakan bahwa, buku teks
pelajaran (sebagai bahan ajar) dibedakan menjadi dua macam, yaitu :9
a. Buku teks utama, berisi bahan-bahan pelajaran suatu bidang studi yang
digunakan sebagai buku pokok bagi peserta didik dan pendidik.
b. Buku teks pelengkap, buku yang sifatnya membantu atau merupakan
tambahan bagi buku teks utama serta digunakan oleh pendidik dan peserta
didik.
2. Fungsi, Tujuan, dan Kegunaan Buku Teks Pelajaran
Konsep belajar dengan menggunakan buku teks adalah kegiatan belajar
mandiri. Buku teks pelajaran hingga kini masih dianggap sebagai bahan ajar yang
paling utama. Hal ini terbukti hampir di berbagai institusi pendidikan, dari jenjang
yang paling dasar hingga yang paling tinggi, pada umumnya menggunakan buku
teks pelajaran sebagai bahan ajar utamanya. Untuk lebih memahami arti penting
dari bahan ajar ini, berikut dijelaskan tentang fungsi, tujuan dan kegunaan buku
teks pelajaran.10
1) Fungsi buku teks pelajaran :
a. Sebagai bahan referensi atau bahan rujukan oleh peserta didik.
b. Sebagai bahan evaluasi.
c. Sebagai alat bantu pendidik dalam melaksanakan kurikulum.
d. Sebagai salah satu penentu metode atau teknik pengajaran yang akan
digunakan pendidik, dan
e. Sebagai sarana untuk peningkaan karier dan jabatan.
2) Tujuan buku teks pelajaran :
a. Memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran.
b. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengulangi pelajaran
atau mempelajari pelajaran baru, dan
c. Menyediakan materi pembelajaran yang menarik bagi peserta didik.
3) Kegunaan buku teks pelajaran :
9 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: Diva Press,
2012), h. 168. 10
Ibid, h. 170.
13
a. Membantu pendidik dalam melaksanakan kurikulum karena disusun
berdasarkan kurikulum yang berlaku.
b. Menjadi pegangan guru dalam menentukan metode pengajaran,
c. Memberi kesempatan bagi peserta didik untuk mengulangi pelajaran atau
mempelajari pelajaran baru.
d. Memberikan pengetahuan bagi peserta didik maupun pendidik.
e. Menjadi penambah nilai angkra kredit untuk mempermudah kenaikan
pangkat dan golongan, serta
f. Menjadi sumber penghasilan, jika diterbitkan.
3. Karakteristik Buku Teks Pelajaran
Sebagaimana bentuk bahan ajar lainnya, buku teks pelajaran memiliki
karakteristik tertentu. Beberapa karakteristik tersebut diantaranya sebagai beikut
:11
1. Secara formal, buku teks pelajaran diterbitkan oleh penerbit tertentu dan
memiliki ISBN.
2. Penuyusunan buku teks pelajaran memiliki dua misi utama, yakni :
a. Optimilisasi pengembangan pengetahuan deklaratif dan procedural,
serta
b. Pengetahuan tersebut harus menjadi target utama dari buku pelajaran
yang digunakan di sekolah.
3. Buku teks pelajaran dikembangkan oleh penuis dan penerbit buku
dengan senantiasa mengacu pada apa yang sedang di programkan oleh
Departemen Pendidikan Nasional. Ketentuan tersebut diantaranya bahwa
buku pelajaran harus :
a. Mengikuti kurikulum pendidikan nasional yang sedang berlaku;
b. Berorientasi pada ketrampilan proses dengan menggunakan
pendekatan kontekstual, tekhnologi dan masyarakat, serta
demonstrasi dan eksperimen; serta
11
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: Diva
Press, 2012), h. 170.
14
c. Memberi gambaran secara jelas tentang keterpaduan atau
keterkaitannya dengan disiplin ilmu lainnya.
4. Buku teks pelajaran memiliki tujuh keuntungan sebagai beikut :
a. Buku teks pelajaran membantu pendidik melaksanakan kurikulum.
b. Buku teks pelajaran juga merupakan pegangan dalam menentukan
metode pelajaran.
c. Buku teks pelajaran memberi kesempatan bagi peserta didik untuk
mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru.
d. Buku teks pelajaran dapat digunakan untuk tahun-tahun berikutnya,
dan jika direvisi, maka dapat bertahan dalam waktu yang lama.
e. Buku teks pelajaran yang uniform memberi kesamaan mengenai
bahan dan standard pelajaran.
f. Buku teks pelajaran memberikan kontinuitas pelajaran di kelas yang
berurutan, sekalipun pendidik berganti.
g. Buku teks pelajaran memebri pengetahuan dan metode mengajar
yang lebih mantap jika guru menggunakannya dari tahun ke tahun.
4. Unsur-Unsur Buku sebagai Bahan Ajar
Untuk menguasai langkah-langkah pembuatan buku teks pelajaran, maka
harus kita pahami dan mengerti terlebih dahulu mengenai struktur bahan ajar.
Buku teks pelajaran terdiri atas lima komponen, yaitu :12
1. Judul
2. Kompetensi dasar atau materi pokok
3. Informasi pendukung
4. Latihan
5. Penilaian
Jadi, dalam membuat sebuah buku teks pelajaran, kelima komponen tersebut
harus ada. Selain itu, isi kandungannya juga harus mengacu kepada kompetensi
dasar yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum yang berlaku.
12
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: Diva
Press, 2012), h. 172.
15
5. Langkah-Langkah Penyusunan Buku Teks
Setidaknya terdapat delapan langkah yang perlu diperhatikan, yakni:13
1) Memperhatikan kurikulum dengan cara menganalisisnya.
2) Menentukan judul buku yang akan ditulis sesuai dengan standar-standar
kompetensi yang akan disediakan oleh buku kita.
3) Merancang outline buku agar isi buku lengkap mencakup seluruh aspek yang
diperlukan untuk mencapai suatu kompetensi.
4) Mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan.
5) Menulis buku dilakukan dengan memperhatikan penyajian kalimat yang
disesuaikan dengan usia dan pengalaman pembacanya.
6) Mengevaluasi atau mengedit hasil tulisan dengan cara membaca ulang.
7) Memperbaiki tulisan menjadi menonjol.
8) Memberikan ilustrasi gambar, table, diagram, atau sejenisnya secara
proporsional.
6. Keterampilan Proses Sains
Guru memiliki posisi sentral dalam mengembangkan keterampilan proses
sains. Desain pembelajaran yang melibatkan keterampilan proses sains berarti
memberi kesempatan siswa untuk mengobservasi, interpretasi, klasifikasi,
menggeneralisasi sebelum konsep baru diterimanya atau memperkuat konsep
yang telah diyakini siswa. Dengan demikian pembelajaran pembelajaran siswa
melalui keterampilan proses sains ini dapat meningkatkan pemahaman siswa lebih
bermakna. Belajar sains atau biologi secara bermakna baru akan dialami siswa
apabila siswa terlibat aktif secara intelektual, manual, sosial. Pengembangan
keterampilan proses sains sangat ideal dikembangkan apabila guru memahami
hakikat belajar sains, yaitu sains sebagai proses dan produk.
Keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman langsung.
Sebagai pengalaman belajar, dan didasari ketika kegiatannya sedang berlangsung.
Namun apabila dia sekedar melaksanakan tanpa menyadari apa yang sedang
13
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: Diva
Press, 2012), h. 176-190.
16
dikerkannya, maka perolehannya kurang bermakna dan memerlukan waktu lama
untuk menguasainya. Kesadaran tentang apa yang sedang dilakukannya, serta
keinginan untuk melakukannya dengan tujuan untuk menguasainya adalah hal
yang sangat penting. 14
a. Perlunya Pembelajaran Keterampilan Proses Sains
1) Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga
para guru tidak mungkin lagi mengajarkan semua fakta dan konsep kepada
anak didiknya.
2) Siswa mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika
disertai denngan contoh-contoh yang wajar sesuai dengan situasi dan
kondisi yang dihadapi dengan cara mempraktekan sendiri.
3) Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak namun penmuannya
bersifat relative. Suatu teori mungkin terbantah dan ditolak setelah
seseorang mendapatkan data baru yang mampu membuktikan kekeliruan
teori yang dianut. Muncul lagi teori baru yang prinsipnya mengandung
kebenaran relatif.
4) Proses pembelajaran seharusnya pengembangan konsep tidak dilepaskan
dari pengmbangan sikap dan nilai diri dari anak didik.15
Keterampilan proses sains dibangun dari tiga keterampilan manual,
intelektual, dan social. Sesuai dengan karakteristik sains yang berhubungan
dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, bukan hanya fakta,
konsep, dan prinsip saja namun menekankan pada penemuan. Kemampuan siswa
dalam menemukan konsep perlu dibekalkan dengan kegiatan pembelajaran yang
berorientasi proses (student centered). Dalam hal ini guru dapat mengembangkan
keterampilan proses sains dalam pembelajaran.16
14
Nuryani Y. Rustaman, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: IKIP Malang,
2005), h.86 15
Conny Semiawan, dkk. Pendekatan Keterampilan Proses Sains, Bagaimana
Mengaktifkan Siswa Dalam Belajar, (Jakarta : Gramedia, 1992) h.17 16
Zulfani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009, h.157
17
b. Jenis-jenis keterampilan proses sains
Keterampilan proses sains terdiri dari sepuluh keterampilan yaitu,
observasi, menafsirkan hasil pengamatan, mengelompokkan, meramalkan,
keterampilan berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan percobaan, menerapkan
konsep, mengajukan pertanyaan, keterampilan menyimpulkan.
Conny Semiawan menyatakan bahwa keterampilan proses sains terdiri dari
Sembilan keterampilan yaitu, observasi, berhipotesis, merencanakan penelitian,
mengendalikan variable, menafsirkan, menyusun kesimpulan, meramalkan
konsep, dan berkomunikasi.17
Keterampilan proses sains menurut Harlen yang dikutip Nuryani Y.
Rustaman dalam buku Strategi Belajar Mengajar Biologi, adalah sebagai berikut:
18
1) Melakukan Observasi
Mengamati (observasi) merupakan keterampilan dasar dalam proses dan
memperoleh ilmu pengetahuan serta merupakan hal terpenting untuk
mengembangkan keterampilan-keterampilan proses yang lain. Keterampilan ini
berhubungan dengan penggunaan secara optimal dan proporsional seluruh alat
indra untuk menggambarkan obyek dan hubungan ruang waktu atau mengukur
karakteristik fisik benda-benda yang diamati. Untuk dapat menguasai
keterampilan mengamati, siswa harus menggunakan sebanyak mungkin indranya,
yakni melihat, mendengar, merasakan, mencium, dan mengecap. Dengan
demikian dapat mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dan memadai.
Pengamatan ini dilakukan secara langsung dan tidak langsung (misalnya melalui
perhitungan dengan menggunakan fakta-fakta hasil pengamatan). Pengamatan
juga dapat dilakukan dengan alat bantu maupun tidak.
2) Keterampilan Klasifikasi
Mengelompokkan adalah suatu sistematika yang digunakan untuk
menggolongkan sesuatu berdasarkan syarat-syarat tertentu. Dasar keterampilan
mengklasifikasikan adalah kemmpuan mengidentifikasi perbedaan dan persamaan
17
Conny Semiawan,dkk., ibid.,h. 17 18
Nuryani Y. Rustaman, dkk.,ibid.,h.80-81.
18
antara berbagai objek yang diamati, atau bisa juga disebut sebagai keterampilan
dalam mengelompokkan atau menggolong-golongkan. Dasar yang perlu
diperhatikan dalam membuat klasifikasi, seperti mencari perbedaan,
mengontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan, dan mencari dasar
pengelompokkan.
3) Keterampilan Interpretasi
Menafsirkan hasil pengamatan ialah menarik kesimpulan sementara dari
data yang dicatatnya. hasil-hasil pengamatan tidak akan berguna bila tidak
ditafsirkan. Karena itu, hasil pengamatan yang dicatat lalu dihubung-hubungkan,
selanjutnya siswa mencoba menemukan pola dalam satu seri pengamatan dan
membuat kesimpulan. Keterampilan interpretasi meliputi pengamatan, dan
menemukan pola keteraturan dari satu seri pengamatan hingga memperoleh
kesimpulan.
4) Keterampilan Prediksi
Prediksi adalah memperkirakan berdasarkan pada data atau kecenderungan
hasil pengamatan. Apabila siswa dapat menggunakan pola-pola hasil
pengamatannya untuk mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan
yang belum diamatinya, maka siswa tersebut telah mempunyai kemampuan proses
prediksi. Keterampilan meramalkan atau prediksi mencakup keterampilan
mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu
kecenderungan atau pola data yang sudah ada.
5) Keterampilan Mengajukan Pertanyaan
Keterampilan mengajukan pertanyaan merupakan keterampilan dasar yang
harus dimiliki siswa sebelum mempelajari suatu masalah lebih lanjut. Pertanyaan
yang diajukan dapat meminta penjelasan, tentang apa, mengapa, bagaimana, atau
menanyakan latar belakang hipotesis.
6) Keterampilan Berhipotesis
Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu
kejadian atau pengamatan tertentu. Keterampilan berhipotesis merupakan
keterampilan dalam merumuskan teori atau pendapat yang dianggap benar, yang
kebenarannya masih harus dibuktikan. Perlu ditekankan bahwa hipotesis berbeda
19
dengan prediksi. Hipotesis didasarkan pada pemahaman suatu teori atau konsep
dengan metode deduktif, sedangkan prediksi didasarkan pada data atau pola data
dan kecenderungan dengan metode induktif.
7) Keterampilan Merencanakan Percobaan atau Penyelidikan
Termasuk kedalam jenis keterampilan ini adalah keterampilan menetukan
alat dan bahan yang diperlukan untuk menguji atau menyelidiki sesuatu,
menentukan variable atau peubah yang terlibat dala suatu percobaan, menentukan
variable kontrol dan variable bebas, menentukan apa yang diamati, diukur, atau
ditulis, serta menentukan cara langkah kerja dan cara mengolah data.
8) Keterampilan Menggunakan Alat dan Bahan
Untuk dapat memiliki keterampilan menggunakan alat dan bahan, dengan
sendirinya siswa harus menggunakan secara langsung alat dan bahan agar dapat
memperoleh pengalaman langsung. Selain itu, siswa harus mengetahui mengapa
dan bagaimana cara menggunakan alat dan bahan.
9) Menerapkan Konsep Atau Prinsip
Keterampilan ini meliputi antara lain keterampilan menggunakan konsep-
konsep yang telah dipahami untuk menjelaskan peristiwa baru, menerapkan
konsep yang dikuasai pada situasi baru atau menerapkan rumus-rumus pada
pemecahan soal-soal baru.
10) Keterampilan Berkomunikasi
Menginformasikan hasil pengamatan, hasil prediksi atau hasil percobaan
kepada orang lain termasuk keterampilan berkomunikasi. Bentuk komunikasi ini
dalam bentuk lisan, tulisan, grafik, tabel, diagram atau gambar. Jenis komunikasi
dapat berupa paparan sistematik (laporan) atau tranformasi parsial. Keterampilan
berkomunikasi meliputi keterampilan membaca grafik, table atau diagram.
Kategori keterampilan proses sains yang telah dikemukakan oleh Harlen,
selanjutnya disusun dan dikembangkan indikator keterampilan proses sains oleh
Rustaman seperti yang disajikan pada Tabel 2.1 dibawah ini: 19
19
Nuryani Y.Rustaman dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: IKIP Malang, 2005) h.86
20
Tabel 2.1 Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya
No Aspek KPS Indikator
1. Observasi a. Menggunakan sebanyak mungkin indra
b. Menggunakan fakta relevan
2. Klasifikasi a. Mencatat setiap pengamatan
b. Mencari perbedaan/persamaan
c. Mengontraksi ciri-ciri
d. Membandingkan
e. Mencari dasar pengelompokkan
f. Menghubungkan hasil pengamatan
3. Interpretasi a. Menemukan pola dalam 1 seri pengamatan
b. Menyimpulkan
4. Prediksi a. Menggunakan pola/hasil pengamatan
b. Mengemukakan apa yang mungkin terjadi
pada keadaan yang belum diamati
5. Mengajukan Pertanyaan a. Bertanya apa, bagaimana, mengapa
b. Bertanya untuk meminta penjelasan
6. Mengajukan Hipotesis a. Mengetahui bahwa ada lebih dari 1
kemungkinan penjelasan dari 1 kejadian
b. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenarannya dengan memperoleh bukti
7. Merencanakan
Percobaan
a. Menentukan alat/bahan yang digunakan
b. Menentukan variabel/faktor peneliti
c. Menentukan apa yang akan diukur, diamati
dan dicatat
d. Menentukan langkah kerja
8. Menggunakan
Alat/Bahan
a. Memakai alat/bahan
b. Mengetahui alasan mengapa menggunakan
alat/bahan
c. Mengetahui bagaimana menggunakan
21
alat/bahan
9. Mengaplikasikan a. Menerapkan konsep pada situasi baru
b. Menggunakan konsep pada pengalaman baru
untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi
10. Mengkomunikasikan a. Mengubah bentuk penyajian
b. Memberikan data empiris hasil percobaan
dengan tabel/grafik/diagram
c. Menyampaikan laporan sistematis
d. Menjelaskan hasil percobaan
c. Keunggulan dan Kelamahan Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses sains menjadi salah satu aspek yang perlu dan
penting dalam membuat siswa untuk terarik dalam kegiatan belajar mengajar
terutama dalam pembelajaran sains yang dinilai sulit dan jarang diminati oleh
siswa-siswa. Namun berbagai hasil penelitian menyebutkan bahwa pendekatan
keterampilan proses sains memiliki keunggulan dan kelemahan, yaitu :20
1) Memberi bekal cara memperoleh pengetahuan.
2) Keterampilan proses merupakan hal yang sangat penting untuk pengembangan
masa depan.
3) Keterampilan proses bersifat kreatif, siswa aktif, dapat meningkatkan
keterampilan berpikir dan cara memperoleh pengetahuan.
Sedangkan kelemahan dari pendekatan keterampilan proses ialah :
1) Memerlukan banyak waktu sehingga sulit untuk dapat menyelesaikan bahan
pengajaran yang diterapkan dalam kurikulum.
2) Memerlukan fasilitas yang cukup baik dan lengkap seheingga tida semua
sekolah dapat menyediakan.
3) Merumuskan masalah, menuyusun hipotesis, merancang suatu percobaan,
tidak setiap siswa mampu melakukannya.
20
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran. (Bandung : Alfabeta, 2005). h.74.
22
7. Kajian Materi
Gaya digambarkan sebagai tarikan atau dorongan atau pun sebagai
penyebab benda bergerak atau pun berubah bentuk. Gaya juga tidak selalu
menyebabkan gerak, misalnya ketika kita mendorong tembok yang kokoh.sebuah
gaya memiliki nilai dan arah, sehingga gaya merupakan besaran vektor dan
mengikuti aturan operasi matematis vektor.21
a. Hukum I Newton (Hukum Kelembaman)
Menurut Newton, benda dapat mempertahankan keadaan atau bergerak
tetap sepanjang garis lurus kecuali jika diberi gaya total yang tidak nol.
Kemampuan benda mempertahankan keadaan ini disebut dengan inersia atau
lembam. Oleh karena itu Hukum I Newton ini dinamakan juga Hukum Inersia
atau Hukum Kelembaman. Hukum I Newton menyatakan ”jika resultan gaya yang
bekerja pada benda sama dengan nol (ƩF=0), maka benda yang diam akan tetap
diam, dan benda bergerak akan bergerak lurus beraturan”.22
Secara matematis, Hukum I Newton dituliskan sebagai berikut.
(2.1)
Keterangan : = gaya yang bekerja pada benda (N)
b. Hukum II Newton
Hukum II Newton menjelaskan pengaruh gaya pada percepatan benda.
Jika resultan gaya pada benda tidak nol (ΣF ≠ 0) maka benda akan mengalami
percepatan. Hukum II Newton menggambarkan hubungan percepatan dengan
massa dan gaya sebagai berikut.23
1) Pengaruh gaya pada percepatan untuk massa konstan diilustrasikan pada
Gambar 2.1 berikut.
21
Douglas C. Giancoli, Fisika Edisi Kelima Jilid 1, (Jakarta: Penerbit Erlangga) h. 90 22
Ibid, h. 91 23
Ibid, h. 94
23
Gambar 2.1. Pengaruh Gaya pada Percepatan untuk Massa Konstan
Berdasarkan gambar di atas diperoleh besar percepatan sebanding dengan
gaya, sehingga dapat dirumuskan,
a ~ F (2.2)
2) Pengaruh massa pada percepatan untuk gaya konstan diilustrasikan pada
Gambar 2.2 berikut.
Gambar 2.2. Pengaruh Massa pada Percepatan untuk Gaya Konstan
Dari gambar di atas diperoleh besar percepatan berbanding terbalik dengan
massa, sehingga dapat dirumuskan,
(2.3)
Berdasarkan keadaan tersebut, Hukum II Newton menyatakan “percepatan
yang ditimbulkan oleh resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda berbanding
lurus dengan besar gaya itu, dan berbanding terbalik dengan massa benda.” Secara
matematis Hukum II Newton dapat dirumuskan sebagai berikut.
(2.4)
dengan : F = gaya yang bekerja pada benda (N)
m = massa benda yang diberi gaya (kg)
a = percepatan benda yang diberi gaya ( ⁄ )
24
Suatu benda dapat bergerak karena pengaruh gaya. Pada Hukum Newton
terdapat tiga gaya yang berkerja antara lain:
1) Gaya berat (w)
Selain mengajukan tiga hukum mengenai gerak, Newton juga mengajukan
Hukum Gravitasi Universal. Hukum tersebut digunakan untuk menjelaskan
interaksi dua benda yang menyatakan bahwa dua benda dengan massa m1 dan m2
yang berada pada jarak r mempunyai gaya tarik menarik sebesar :
(2.5)
Berdasarkan persamaan 2.5, jika m1 adalah massa bumi dan m2 adalah massa
benda yang dipengaruhi gaya tarik bumi maka percepatan gravitasi (g) dapat
dirumuskan dengan,
(2.6)
Dari persamaan (2.6) besarnya gaya tarik bumi terhadap benda benda di bumi
dapat dinyatakan dengan,
(2.7)
Gaya tarik bumi ini selanjutnya disebut sebagai gaya berat (w) dengan satuan
Newton (N), sehingga gaya berat benda dapat dituliskan,
(2.
8)
Keterangan : F = gaya yang bekerja pada benda (N)
G = konstanta gravitasi (6,67 . 10-11
Nm2kg
-2)
r = jarak antara dua benda (m)
w = berat benda (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
25
2) Gaya normal (N)
Gaya normal adalah gaya yang tegak lurus dengan permukaan tempat di
mana benda berada. Besar gaya normal (N) ada berbagai keadaan adalah sebagai
berikut.
a) Pada bidang miring diilustrasikan pada Gambar 2.3 berikut.
Gambar 2.3. Gaya Normal pada Bidang Miring
(2.9)
b) Pada bidang datar dengan ditarik gaya yang membentuk sudut θ diilustrasikan
pada Gambar 2.4 berikut.
Gambar 2.4. Gaya Normal pada Bidang Datar dengan Gaya Tarik yang
Membentuk Sudut θ
(2.10)
c) Pada bidang datar dengan didorong gaya yang membentuk sudut θ
diilustrasikan pada Gambar 2.5 berikut.
26
Gambar 2.5. Gaya Normal pada Bidang Datar dengan Gaya Dorong yang
Membentuk Sudut θ
(2.11)
Keterangan : N = gaya berat (N)
w = berat benda (N)
m = massa benda (kg)
θ = sudut kemiringan (˚)
3) Gaya gesek
Gesekan antara permukaan benda yang bergerak dengan bidang tumpu
benda menimbulkan gaya gesek yang arahnya selalu berlawanan dengan arah
gerak benda. Gaya gesek dibedakan menjadi 2 jenis yaitu gaya gesek statis dan
gaya gesek kinetis.
a) Gaya gesek statis
Gaya gesek statis adalah gaya gesek bekerja pada saat benda diam
(berhenti). Sebuah balok ditarik dengan gaya F, karena tetap diam maka fs = F
agar memenuhi Hukum I Newton (ƩF = 0).
Gaya gesek statis memiliki nilai maksimum fsmax yaitu pada saat benda
tepat akan bergerak. Gaya gesek statis maksimum fsmax ini dipengaruhi oleh gaya
normal dan tingkat kekasaran bidang sentuh yang ditentukan berdasarkan nilai
koefisien gesek statisnya (μs). Gaya ini sebanding dengan gaya normal dan
koefisien gesek statis. Secara matematis gaya gesek statis dapat dirumuskan,
27
𝒇𝒔𝒎 𝒙 = 𝜇 (2.12)
Berdasarkan persamaan gaya gesek statis maksimum, maka nilai gaya statis
memenuhi syarat:
𝒇𝒔 ≤ 𝜇 (2.13)
Keterangan: 𝒇s = gaya gesek statis (N)
μs = koefisien gesek statis
N = gaya normal (N)
b) Gaya gesek kinetis
Gaya gesek kinetis adalah gaya gesek yang bekerja pada saat benda
bergerak. Besar gaya gesek kinetis fk sebanding dengan gaya normal dan koefisien
gesek kinetis μk. Dari hubungan tersebut gaya gesek kinetis dapat dirumuskan
sebagai berikut.
𝒇𝒌 = 𝜇𝑘 (2.14)
Keterangan: 𝒇𝒌 = gaya gesek kinetis maksimum (N)
μs = koefisien gesek statis
N = gaya normal (N)
d. Hukum III Newton
Hukum III Newton menyatakan apabila sebuah benda memberikan gaya
kepada benda lain, maka benda kedua memberikan gaya kepada benda yang
pertama. Kedua gaya tersebut memiliki besar yang sama tetapi berlawanan arah.24
Secara matematis Hukum III Newton dapat dituliskan sebagai berikut :
Faksi = -Freaksi (2.15)
Keterangan: Faksi : gaya yang diberikan oleh benda yang melakukan aksi
24
Douglas C. Giancoli, Fisika Edisi Kelima Jilid 1, (Jakarta: Penerbit Erlangga) h. 97
28
Freaksi : gaya balasan yang yang diberikan benda yang melakukan
reaksi
Hukum III Newton dapat terjadi jika memenuhi syarat berikut :
1) Gaya aksi-reaksi bekerja pada dua benda yang berbeda.
2) Besarnya gaya aksi-reaksi sama, namun arahnya berlawanan.
3) Gaya aksi-reaksi timbul secara berpasangan (tidak ada gaya aksi tanpa reaksi,
dan sebaliknya).
Pasangan gaya aksi- ditunjukkan pada Gambar 2.6 di bawah ini.
Gambar 2.6. Pasangan Gaya Aksi-reaksi
F1 dan F’1 serta F2 dan F’2 merupakan pasangan gaya aksi-reaksi.
d. Aplikasi Hukum Newton
1) Gerak horisontal (Benda dihubungkan dengan tali)
Gambar 2.7. Pasangan Gaya Aksi-reaksi
29
Pada gerak horisontal seperti Gambar 7 berlaku Hukum II Newton sesuai
dengan persamaan (2.4). Penentuan besar tegangan tali dan percepatannya dapat
dilakukan dengan meninjau masing-masing balok seperti berikut.
a) Meninjau balok 1
Gaya yang bekerja adalah gaya tarik F dan T1 yang arahnya berlawanan,
sehingga berlaku:
F – T1 = m1a1 (2.16)
b) Meninjau balok 2
Gaya yang bekerja adalah T2 sehingga berlaku:
T2 = m1a1 (2.17)
Apabila tali yang digunakan tidak bertambah panjang saat ditarik, maka kedua
balok akan bergerak dengan percepatan sama (a1 = a2 = a). Apabila persamaan
(2.16) dan (2.17) dijumlahkan, dapat diperoleh persamaan:
F – T1 + T2 = (m1 + m2) a (2.18)
Karena benda berada dalam satu sistem maka besar tegangan tali sama (T1 = T2)
sehingga,
𝒎 𝒎 (2.19)
2) Gerak vertikal
Pada gerak vertikal terdapat 3 kemungkinan keadaan yang terjadi.
a) Sistem diam atau bergerak lurus beraturan
Apabila benda dalam keadaan diam, atau dalam keadaan bergerak lurus
beraturan seperti pada Gambar 2.8, maka berlaku persamaan:
30
Gambar 2.8. Benda dalam Keadaan Diam
𝑻 = (2.20)
b) Sistem bergerak ke atas
Apabila benda bergerak ke atas dengan percepatan a seperti pada Gambar
2.9, maka berlaku persamaan:
Gambar 2.9. Benda Bergerak ke Atas
𝑻 = + (2.21)
c) Sistem bergerak ke bawah
Apabila benda bergerak ke bawah dengan percepatan a seperti pada
Gambar 2.10, maka berlaku persamaan:
31
Gambar 2.10. Benda Bergerak ke Bawah
𝑻 = − (2.22)
Keterangan : T = gaya tegangan tali (N)
3) Gerak benda yang dihubungkan dengan katrol
a) Dua buah benda dihubungkan melalui katrol dengan tali yang diikatkan pada
ujung-ujungnya
Apabila massa tali diabaikan, dan tali dengan katrol tidak ada gaya
gesekan, m1 > m2 dan gerak sistem ke arah m1 sepeti pada Gambar 2.11,
Gambar 2.11. Dua Benda yang Dihubungkan melalui Katrol dengan Kedua
Benda Menggantung
Maka berlaku:
Tinjauan benda m1
32
𝑻 = 1 − 1 (2.23)
Tinjauan benda m2
𝑻 = 2 + 2 (2.24)
Karena gaya tegangan tali dimana-mana sama, maka persamaan (2.23) dan
persamaan (2.24) dapat digabungkan sebagai berikut.
m1g - m1a = m2g + m2a
m1a + m2a = m1g - m2g
( m1 + m2)a = ( m1 - m2 ) g
(2.25)
b) Dua buah benda melalui dengan katrol dengan tali yang diikatkan pada ujung-
ujungnya dengan salah satu benda diletakkan di atas meja seperti pada Gambar
2.12 maka berlaku:
Gambar 2.12. Dua Benda yang Dihubungkan melalui Katrol dengan Salah
Satu Benda Menggantung
33
Tinjau benda A
Apabila gaya gesek pada sistem dianggap nol, maka pada benda bekerja gaya
berat (w1) dan gaya tegang tali (T) sehingga berlaku persamaan:
w – T = m1a
m1 g – T = m1a
T = m1(g - a) (2.26)
Tinjau benda B
Gaya yang bekerja adalah T, sehingga untuk benda 2 berlaku persamaan:
T = m2 a (2.27)
Pada sistem di atas, tali benda A dan B sama, maka besar tegangan tali benda A
dan B sama. Dari persamaan (2.26) dan (2.27) dapat diperoleh:
m1(g - a) = m2 a
(m1 + m2) a = m1 g
a =
(2.28)
34
Gambar 2.13 Peta Konsep Dinamika dan Hukum Newton
B. Hasil Penelitian Relavan
Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan analisis ketersediaan
aspek keterampilan proses sains adalah sebagai berikut berikut:
1. Agil Lepiyanto mengkaji tentang bagaimana keterampilan proses sains yang
ada pada pembelajaran praktikum pada matakuliah morfologi tumbuhan.
Hasil yang diperoleh nantinya akan menjadi dasar untuk pengembangan
Dinamika Partikel
Hukum I Newton
Resultan gaya nol
Hukum II
Newton
Resultan gaya tak nol
Gerak pesawat pra-lepas landas
Hukum III
Newton
Aksi = Reaksi
Tumbukan bola biliar
Gerak dan
aspek penyebabnya
Gaya
Gaya berat
Gaya normal
Gaya gesekan
Gaya tegangan tali
Gaya Sentripetal
Menikung pada jalan
datar kasar
Menikung pada jalan
miring
Gerak melingkar vertikal
pada kincir
35
pembelajaran pada matakuliah morfologi tumbuhan. Jenis penelitian ini
adalah penelitian kualitatif. Hasil analisa data menunjukkan bahwa
Keterampilan proses sains yang muncul pada praktikum morfologi tumbuhan
adalah mengamati, mengkomunikasi data, dan mengajukan pertanyaan. 25
2. Sicilia Artya Puspita, dalam penelitiaannya yang bertujuan untuk mengetahui
ragam keterampilan proses sains (KPS) yang dikembangkan dalam LKS
Biologi kelas X dan mengetahui sistematika penyajian KPS dalam LKS
Biologi kelas X yang digunakan oleh siswa MAN di Kota Yogyakarta,
mengemukakan bahwa Sistematika penyajian ragam KPS secara umum
belum dikembangkan keseluruhan sesuai dengan pedoman metode ilmiah.
Selain itu, KPS yang dikembangkan sebagian besar ialah keterampilan proses
dasar.26
3. Mega Yati Lestari menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk
mengetahui penerapan keterampilan proses sains (KPS) pada pelaksanaan
praktikum fisika dasar mengenai materi alat-alat ukur dan kalor, serta
mengetahui pemahaman keterampilan proses sains mahasiswa terhadap
konsep fisika pada pelaksanaan praktikum fisika dasar mengenai materi alat-
alat ukur dan kalor. Penerapan keterampilan proses sains pada pelaksanaan
praktikum fisika dasar yang dilakukan pada materi alat-alat ukur dan kalor
menunjukkan penerapan keterampilan proses sains pada pelaksanaan
praktikum terkategori cukup dengan persentase 63%, sedangkan pemahaman
keterampilan proses sains mahasiswa terhadap konsep fisika pada
pelaksanaan praktikum fisika dasar mengenai materi alat-alat ukur dan kalor
25
Agil Lepiyanto, “Analisis Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Berbasis
Praktikum,” BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi, Universitas Muhammadiyah Metro, vol 5.
no 2. 2014, h. 156. 26
Sicilia Artya Puspita, “Analisis Keterampilan Proses Sains Yang Dikembangkan Dalam
Lks Biologi Kelas X Yang Digunakan Oleh Siswa Man Di Kota Yogyakarta,” Jurnal Pendidikan
Biologi : FMIPA UNY. Vol 5 No 1 Tahun 2016.
36
terkategori cukup dengan persentase 72%.27
4. Masdukiyanto dalam penelitiannya yang bertujuan untuk mengetahui
kesulitan dan ragam representasi yang digunakan siswa dalam memecahkan
masalah hukum Newton. Subjek penelitiannya adalah 32 siswa kelas 11.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan
mengidentifikasi gaya-gaya yang bekerja pada benda secara lengkap dan
menuangkannya dalam diagram.28
5. Dady Sulaiman dalam penelitiannya yang berjudul “Studi Keterampilan
Proses Sains Lanjut Siswa pada Materi Dinamika Rotasi” memiliki tujuan
untuk menganalisis dan mendeskripsikan keterampilan proses sains lanjut
siswa. Subjek penelitian dilakukan pada 39 siswa kelas 12 dan didapati
kesimpulan bahwa keterampilan proses sains lanjut siswa masih rendah.29
6. E. S. Safaah dalam jurnalnya yang berjudul “Teaching Science Process Skills
by Using yhe 5-Stage Learning Cycle in Junior High School” bertuliskan
tentang pelajaran yang diharapkan untuk mengajarkan keterampilan proses
sains siswa dan dapat membantu membangun pemahaman siswa menengah
atas tentang gaya apung. Subjek pembelajaran ini menggunakan siklus belajar
5 tahap yaitu pengamatan, manipulasi, generalisasi, verifikasi, dan aplikasi.
Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan, pelajaran gaya apung ini
menggunakan 5 tahap siklus belajar perlu diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran dan laboratorium.30
7. Sibel Demir Kacan dalam jurnalnya yang berjudul “The Impact of Scientific
Creatieve Thinking Skills on Scientific Process Skills” menggunakan subjek
27
Mega Yati Lestari, “Analisis Keterampilan Proses Sains Pada Pelaksanaan Praktikum
Fisika Dasar I Terhadap Mahasiswa,” Skripsi : Pendidikan Fisika Uin Raden Intan Lampung.
2017. 28
Masdukiyanto, “Kesulitan Siswa dalam Memcahkan Hukum Newton,” Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan IPA Pasca Sarjana UM : Malang.Vol.1.2016. 29
Dady Sulaiman, “Studi Keterampilan Proses Sains Lanjut Siswa pada Materi Dinamika
Rotasi”, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA Pasca Sarjana UM : Malang.Vol.1.2016. 30
E. S. Safaah, “Teaching Science Process Skills by Using yhe 5-Stage Learning Cycle in
Junior High School”, IOP Conf. Series : Journal of Physics; Conf Series 895.2017.
37
penelitian kepada 24 orang guru untuk masing-masing kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol di provinsi Istanbul. Hasil penelitian yang dicapai oleh
penelitian ini adalah mendukung pada kelompok eksperimen yang berdampak
positif pada pendapat para calon guru terkait dengan perkembangan
keterampilan kreativitas ilmiah.31
8. Umit Duruk dalam penelitiannya yang berjudul “Examining The Learning
Outcomes Included In The Turkish Science Curriculum In Terms Of Science
Process Skills : A Document Analysis With Standards-Based Assessment”
bertujuan untuk mengambil inspirasi untuk memeriksa peran kurikulum sains
pada keterampilan proses sains dari hasil belajar. Subjek penelitiannya ini
adalah dokumen sains sekolah menengah turki kurikulum revisi tahun 2013.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat represents keterampilan proses
sains untuk keterampilan proses sains bervariasi dengan tingkat kelas dan
unit.32
9. Richard Owino Ongowo melakukan penelitian berjudul “Science Skills in the
Kenya Certificate of Secondary Education Biology Practical Examinations”
yang bertujuan untuk menentukan keterampilan proses sains yang termasuk
dalam Kenya Certificate of Secondary Education (KCSE) di Kenya selama 10
tahun (2002-2012). Penelitian ini diadopsi dari desain ex-post facto. Hasil
penelitiannya yaitu 5 dari 12 keterampilan proses sains yang dianalisis yaitu
memiliki persentase observasi (32,24%), berkomunikasi (14,63%),
menyimpulkan (13,13%), bereksperimen (12,21%), dan menginterpretasikan
data (11,94%). 33
31
Sibel Demir Kacan, “The Impact of Scientific Creatieve Thinking Skills on Scientific
Process Skills”SHS Web Conferencse 48.2018. 32
Umit Duruk, “Examining The Learning Outcomes Included In The Turkish Science
Curriculum In Terms Of Science Process Skills : A Document Analysis With Standards-Based
Assessment” International Journal Of Enviromental & Science Education.Vol.12, No.2, 117-
142.2017. 33
Richard Owino Ongowo, “Science Skills in the Kenya Certificate of Secondary
Education Biology Practical Examinations”(http://www.scirp.org/journal/ce) Creative Education
vol.4, No. 11, 713-717.2013.
38
10. Diana Hernawati dalam penelitiannya yang berjudul “Intergration of Project
Activity to Enchance the Scientific Process Skill and Self-Efficacy in Zoology
of Vertebrate Teaching and Learning” bertujuan untuk menganalisis integrasi
proyek kegiatan untuk meningkatkan keterampilan proses ilmiah. Subjek
penelitian ini adalah 30 guru pra-jabatan. Berdasarkan hasil analisis
disimpulkan bahwa ada pengaruh integrasi kegiatan proyek di PT Zoologi
pengajaran Vertebrata tingkat signifikasi 0,05.34
C. Kerangka Bepikir
Keterampilan proses sains merupakan salah satu keterampilan intelektual
yang digunakan oleh ilmuwan serta dapat digunakan untuk memahami fenomena
apa saja yang mana keterampilan ini diperlukan untuk memperoleh,
mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep, prinsip hukum dan teori-teori
sains. Melalui keterampilan proses sains ini siswa diharapkan dapat mengalami
proses sebagaimana yang dialami para ilmuan dalam memecahkan fenomena alam
dan akan menjadi roda penggerak penemuan, pengembangan fakta dan konsep
serta penumbuhan dan pengembangan sikap, wawasan dan nilai. mengajar secara
aktif dan kreatif.
Semua sumber belajar yang tersebar merupakan sumber belajar yang dapat
digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam menemukan pengetahuan baru.
Namun disisi lainnya, salah satu sumber belajar yang masih diminati semua
instansi pendidikan dan tidak perna terlepas dalam komponen kegiatan belajar
menegajar yakni masih menggunakan buku teks pelajaran. Sehingga banyak
kalangan penerbit berlomba untuk menerbitkan buku-buku teks elajaran bagi
siswa-siswa di sekolah. Maka dari itu, pemerintah menilai dan memutuskan buku
mana yang layak untuk digunakan oleh sekolah sebagai sumber belajar dalam
kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian para guru penting untuk memilih
buku yang sesuai dengan kurikulum berlaku maupun sesuai dengan kompetensi
34
Diana Hernawati, “Intergration of Project Activity to Enchance the Scientific Process
Skill and Self-Efficacy in Zoology of Vertebrate Teaching and Learning”, EURASIA Journal of
Mathematics, Science and Technology Education, 2018.
39
yang diharapkan untuk para peserta didiknya.
Konsep fisika dalam buku ini yang akan diteliti adalah Dinamika Gerak
dan hukum Newton. Dinamika Gerak dan hukum Newton termasuk konsep fisika
yang konkret dan matematis sehingga yang banyak diaplikasikan kedalam
kehidupan sehari-hari karena berhubungan dengan benda-benda yang sering
ditemui di lingkungan sekitar. dengan kompetensi kurikulum yang sedang
berlaku.
Gambar 2.14 Bagan Kerangka Berpikir
Kurikulum 2013 Revisi Pelajaran Fisika
Kegiatan Belajar Mengajar
Keterampilan Proses Sains (KPS)
Buku Teks Pelajaran Fisika
Belum Diketahui Ketersediaan Aspek KPS
Analisis Ketersediaan Aspek KPS dalam Buku Ajar
Mengetahui Gambaran Ketersediaan Aspek KPS
Rekomendasi bagi Sekolah Mengenai Buku yang akan Digunakan
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri yang ada di Jakarta. Waktu
pelaksanaan penelitian ini pada semester ganjil tahun ajaran 2017/2018.
B. Metode dan Prosedur Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif, dimana data yang nantinya akan disajikan berupa kata-kata
bukan berupa angka. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.
Dalam pandangan kualitatif, gejala yang diamati bersifat holistik (menyeluruh),
sehingga penelitian kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya
berdasarkan variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti
meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor), dan aktifitas (activity) yang
berinteraksi secara sinergi.35
Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian adalah langkah-
langkah yang dilakukan agar tujuan penelitian dapat tercapai dan permasalahan
yang ada dapat diselesaikan dengan lebih sistematik. Adapun langkah-langkah
yang dilakukan peneliti sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan, meliputi :
a. Perumusan masalah dan penyusunan proposal.
b. Seminar proposal penelitian.
c. Revisi proposal penelitian dan penentuan pembimbing.
d. Menyusun instrumen penelitian berupa lembar observasi (diadopsi dari
buku Nuryani Y. Rustaman).
e. Penyusunan instrumen dengan meminta pertimbangn instrumen dari dosen
pembimbing.
2. Tahap Pelaksanaan
35
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta,
2009). Hal. 207.
41
a. Pelaksanaan survei ke SMAN yang ada di Kota Jakarta untuk memperoleh
informasi terkait penggunaan buku teks mata pelajaran fisika yang
digunakan disekolah-sekolah tersebut.
b. Pemilihan buku mata pelajaran fisika SMA kelas X yang akan dianalisis
berdasarkan hasil survei.
c. Pemilihan konsep mata pelajaran fisika kelas X yang akan dianalisis.
3. Tahap Akhir
a. Pengkodean buku; buku yang ditulis oleh Suryadi, dkk diberi kode A, buku
yang ditulis oleh Marthen Kangeenan diberi kode B.
b. Analisis pernyataan pada buku sekolah fisika yang dipilih berdasarkan
keterampilan proses sains.
1) Menganalisis setiap paragraf atau kalimat dari setiap halaman buku
pelajaran yang telah ditentukan sebagai sampel untuk menggunakan
instrumen lembar observasi indikator Keterampilan Proses Sains (KPS)
berdasarkan pada indikator pembelajaran kurikulum 2013.
2) Hasil observasi oleh pengamat I kemudian diberikan kepada pengamat II
untuk diobservasi kembali. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan
menentukan hasil kesepakatan antar pengamat berdasarkan hasil
pengamatan berdasarkan hasil pengamatan masing-masing. penulisan
pernyataan yang memuat aspek KPS ke dalam tabel observasi aspek KPS.
3) Hasil observasi pengamat I dan II diberikan kepada pengamat III sebagai
dosen ahli untuk dilakukan observasi terhadap pernyataan-pernyataan
yang tidak disepakati dan menentukan kesimpulan akhir. untuk
memperoleh gambaran umum mengenai aspek keterampilan proses sains
dalam buku sekolah.
4) Mengolah data dan menghitung persentase data tersebut untuk
memperoleh gambaran umum mengenai aspek keterampilan proses sains
yang terdapat dalam buku sekolah fisika SMA kelas X yang dianalisis.
5) Pembahasan berdasarkan analisis data.
a. Penarikan kesimpulan berdasarkan analisis dan pembahasan.
b. Penyusunan laporan penelitian
42
Prosedur penelitian yang hendak dilakukan, penulis tampilkan pada gambar :
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian1. Populasi dalam penelitian
ini adalah semua buku teks pelajaran Fisika SMA kelas X berdasarkan kurikulum
2013 yang digunakan di SMA Negeri di Kota Jakarta dan semua konsep yang ada
dalam buku teks mata pelajaran fisika tersebut.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.2 Dalam
penelitian ini sampel yang dipilih adalah buku teks pelajaran fisika kelas X SMA
1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V,
(Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 108 2 Ibid, h. 109
Tahap Pelaksanaan
Perumusan masalah dan penyusunan laporan
Seminar proposal
Revisi proposal
Tahap Persiapan
Penyusunan instrumen penelitian
Pendataan alamat SMAN se-Kota Jakarta
Survei ke SMAN di Kota Jakarta
Pemilihan buku Fisika kelas X yang akan digunakan berdasarkan hasil survei
Pemilihan konsep yang akan dianalisis berdasarkan hasil survei
Tahap Akhir
Pengkodean data
Analisis pernyataan pada buku Fisika kelas X yang dipilih berdasarkan KPS
Penarikan kesimpulan
Penyusunan laporan
43
berdasarkan kurikulum 2013 yang paling banyak digunakan di SMA Negeri di
Kota Jakarta dan konsep yang dianggap perlu untuk diterapkan KPS dalam proses
pembelajaran.
D. Teknik Pengumpulan Sampel dan Data
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan teknik purposive sampling, yaitu dengan cara mengambil sampel
berdasarkan adanya tujuan tertentu.3 Sampel yang diambil bergantung pada
pertimbangan peneliti sesuai dengan tujuan penelitiannya. Kriteria pengambilan
dalam penelitian ini adalah buku fisika kelas X yang banyak digunakan di SMA
Negeri di Kota Jakarta.
Hasil survei menunjukkan bahwa buku fisika kelas X yang paling banyak
digunakan di SMA Negeri Kota Jakarta ada dua buah buku, yakni buku Fisika
SMA/MA X terbitan Yrama Widya, dkk dan buku Fisika SMA/MA X terbitan
Grafindo.
Oleh karena itu, peneliti akan menganalisis buku tersebut. Adapun konsep
yang dipilih adalah Dinamika Gerak dan Hukum Newton yang merupakan konsep
yang dianggap perlu oleh guru-guru untuk diajarkan kepada siswa dengan
pendekatan keterampilan proses sains.
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian,
yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas
pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data.4 Untuk menganalisis keterampilan proses sains pada buku
teks dibutuhkan data-data untuk melengkapi hasil penelitian ini. Data ini didapat
dari pengumpulan sumber data yang akan dianalisis melalui penggunaan angket,
wawancara, dan lembar observasi
3 Ibid, h. 117
4 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta,
2009). hal.222
44
E. Instrumen Tes
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah insrumen non-tes
berupa angket, wawancara, dan lembar observasi. Berikut instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini:
1. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden.5
Angket berisi garis-garis pokok yang ditanyakan dengan maksud agar
responden dapat mengungkapkan tanggapannya terhadap isi materi buku
sekolah yang digunakan.
2. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil.6 Wawancara
yang dilakukan kepada responden adalah terkait kualitas buku cetak yang
digunakan. Apakah buku tersebut sudah layak dan mengacu pada kriteria
kurikulum yang berlaku jika ditinjau dari aspek keterampilan proses sains.
3. Lembar observasi
Lembar observasi ini berupa lembar observasi yang digunakan untuk
menganalisis ketersediaan aspek Keterampilan Proses Sains dalam buku
Fisika SMA materi Dinamika dan Hukum Newton. Lembar observasi ini
berisi tabel untuk menuliskan nomor, kode pernyataan, pernyataan yang
mengandung aspek KPS yang dikembangkan. Format tabel tersebut terdapat
pada Tabel 3.1.
5 Ibid, hal.142
6 Ibid, hal.137
45
N
O
SK
/KD
(In
dik
ato
r)
Ket
era
ng
an
BU
KU
A
Ket
era
ng
an
BU
KU
B
Aspek Keterampilan
Proses Sain
BUKU A
Aspek Keterampilan
Proses Sains
BUKU B
Ob
serv
asi
Kla
sifi
ka
si
Inte
rpre
tasi
Pre
dik
si
Ber
tan
ya
Hip
ote
sis
Pen
yel
idik
an
Per
cob
aa
n
Ap
lik
asi
S
imp
ula
n
Ob
serv
asi
K
lasi
fik
asi
Inte
rpre
tasi
Pre
dik
si
Ber
tan
ya
Hip
ote
sis
Pen
yel
idik
an
Per
cob
aa
n
Ap
lik
asi
Sim
pu
lan
SK/KD 1
SK/KD 2
SK/KD 3
SK/KD 4
Tabel 3.1 Lembar Observasi Aspek KPS pada Bagian Pernyataan
F. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data. Data yang digunakan
ialah analisis deskriptif kualitatif dengan teknik triangulasi. Teknik triangulasi
yang digunakan berupa teknik penyidik, yaitu memanfaatkan peneliti atau
pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data
atau dengan membandingkan hasil pekerjaan seorang analisis dengan analisis
lainnya. 7 Data yang diperoleh nantinya akan didapatkan berupa persentase dari
perhitungan penelitian dan para ahli yang kemudian dideskripsikan.
Adapun langkah-langkah analisis yang peneliti lakukan selama di
lapangan, ialah:
1. Membuat format data untuk menuliskan data yang diperoleh.
a. Fomat I berisi nomor urut, kode, pertanyaan atau pernyataan.
2. Menganalisis pernyataan dan pertanyaan aspek KPS yang dikembangkan.
3. Memasukkan data yang didapat ke dalam format I.
7 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: PT Rosdakarya,
2005) h.331
46
4. Analisis pernyataan dan pertanyaan dari dua buah buku fisika kelas X yang
dipilih berdasarkan aspek KPS Nuryani Y. Rustaman.
5. Menjumlahkan kemunculan indikator keterampilan proses sains pada konsep
Dinamika dan Hukum Newton.
6. Menghitung persentase frekuensi kemunculan seluruh aspek. Persentase
frekuensi dengan cara menghitung persentase kemunculan indikator aspek
terhadap total kemunculan indikator seluruh aspek.
𝑘 𝑘
𝑘 𝑘
7. Menghitung persentase kesesuaian KPS dalam buku Fisika dengan rumus :
𝑘 𝑘 𝑘 𝑘
𝑘
8. Data hasil perhitungan tingkat kesesuaian kemudian direkapitulasi
berdasarkan kategori yang diadaptasi dari John Wilkinson yang terdapat pada
tabel 3.2 di bawah ini.
Persentase Kategori
< 40% Tidak Sesuai
40% - 75% Sesuai
>75% Sangat sesuai
Tabel 3.2 Kategorisasi Kesesuaian Aspek KPS
9. Menentukan reliabilitas.
Hal ini diperlukan untuk menghindari data yang bersifat subyektif. Sehingga
perlu adanya pengamat lainnya untuk mendukung data hasil penelitian. Untuk
menentukan koefisien hubungan para pengamat dapat dihitung dengan rumus
:8
8 Suharsismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka
Cipta,2010) hal. 244
47
Keterangan :
KK : Koefisien kesepakatan
S : Sepakat, jumlah kode yang sama untuk objek yang sama
N1 : Jumlah kode yang dibuat oleh pengamat I
N2 : Jumlah kode yang dibuat oleh pengamat II
Setelah data direduksi maka selanjutnya adalah mendisplaykan data,
sehingga data dapat terorganisasikan dan dapat semakin mudah dipahami.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.9
9 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta,
2009). Hal. 249
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah pernyataan dan
pertanyaan yang terdapat pada buku teks sekolah mata pelajaran Fisika SMA
kelas X kurikulum 2013 yang paling banyak digunakan di SMA Negeri kota
Jakarta berdasarkan hasil survei pada konsep yang dianggap perlu untuk
diterapkan keterampilan proses sains (KPS), yaitu konsep Dinamika dan Hukum
Newton.
Berdasarkan hasil survei penggunaan buku Fisika kelas X yang paling
banyak digunakan di SMA Negeri kota Jakarta adalah buku fisika terbitan Yrama
Widya karangan Sunardi, dkk dan buku fisika terbitan Grafindo karangan Ketut
Kamajaya dan Wawan Purnama.
Langkah awal penelitian ini adalah dokumentasi pernyataan-pernyataan
konsep dinamika dan hukum newton dari kedua buku tersebut yang terdapat pada
bagian penjelasan, contoh soal, dan latihan soal. Pernyataan-pernyataan tersebut
dianalisis kemudian ditentukan berdasarkan aspek KPS yang dikembangkan.
Adapun bagian kegiatan siswa dianalisis secara deskriptif dan ditelaah aspek KPS
apa yang dikembangkan melalui kegiatan tersebut. Untuk mengetahui tingkat
reliabilitas hasil penelitian dilakukan kesepakatan antar peneliti untuk kemudian
ditentukan indeks kesesuaian antar pengamat. Setelah itu, data diolah ke dalam
bentuk frekuensi dan persentase dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik agar
mudah dimengerti. Data yang diperoleh dianalisis lebih lanjut menggunakan
analisis konten sehingga diperoleh temuan-temuan penelitian.
A. Hasil Penelitian
Data hasil penelitian yang diperoleh berupa frekuensi dan persentase
kemunculan aspek KPS yang dikembangkan pada pernyataan-pernyataan dalam
buku teks Fisika kelas X pada konsep Dinamika Gerak dan Hukum Newton.
Frekuensi dan persentase disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
49
1. Hasil Analisis
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap pernyataan pada
bagian isi yang terdapat dalam buku teks pelajaran Fisika kelas X terbitan Yrama
Widia pada konsep Dinamika Gerak dan Hukum Newton berdasarkan
keterampilan proses sains terdapat perbedaan dalam penyebaran pernyataan yang
mengembangkan aspek KPS pada masing masing buku ajar fisika. Tabel 4.1
memperlihatkan rekapitulasi kemunculan aspek KPS yang dikembangkan dalam
pernyataan-pernyataan pada bagian konsep Dinamika dan Hukum Newton.
Tabel 4.1 Kemunculan Aspek KPS
No Aspek KPS yang Dikembangkan Buku A Buku B
1. Observasi 6 5
2. Klasifikasi 2 1
3. Interpretasi 3 0
4. Prediksi 1 1
5. Bertanya 0 0
6. Mengajukan Hipotesis 0 2
7. Merencanakan Percobaan 0 2
8. Menggunakan Alat/Bahan 1 2
9. Mengaplikasikan 2 4
10. Mengkomunikasikan 7 9
Berdasarkan Tabel 4.1, dapat diketahui bahwa aspek KPS yang dimuat
didalam buku A berupa aspek observasi, klasifikasi, interpretasi, prediksi,
menggunakan alat dan bahan, mengaplikasikan, dan mengkomunikasikan
sedangkan buku B berupa aspek observasi, klasifikasi, prediksi, mengajukan
hipotesis, menggunakan alat dan bahan, mengaplikasikan, dan
mengkomunikasikan. Sehingga dapat simpulkan bahwa tidak semua aspek
keterampilan proses sains dimuat dan dikembangkan ke dalam masing-masing
buku yang dianalisis berdasarkan konsep isi dari masing-masing buku. Frekuensi
kemunculan tiap-tiap aspek menunjukkan angka yang berbeda-beda jumlahnya.
Jumlah aspek KPS yang dimuat dalam pernyataan pada tiap buku yang dianalisis
50
adalah sebagai berikut. Buku A memuat 6 pernyataan observasi, 2 pernyataan
klasifikasi, 3 pernyataan interpretasi, 1 pernyataan prediksi, 2 pernyataan
menggunakan alat dan bahan, 2 pernyataan mengaplikasikan, dan 7 pernyataan
mengkomunikasikan sedangkan buku B berupa 5 pernyataan observasi, 1
pernyataan klasifikasi, 1 pernyataan prediksi, 2 pernyataan mengajukan hipotesis,
2 pernyataan menggunakan alat dan bahan, 4 pernyataan mengaplikasikan, dan 9
pernyataan mengkomunikasikan.
Jumlah kemunculan aspek buku A ialah 7 aspek keterampilan proses sains
serta tidak ada pernyataan yang menerapkan aspek mengajukan pertanyaan,
mengajukan hipotesis, dan merencanakan percobaan.
Jumlah aspek buku B ialah 8 aspek keterampilan proses sains observasi
serta tidak ada pernyataan yang menerapkan aspek interpretasi dan mengajukan
pertanyaan
Gambar 4.1 Grafik Kesesuaian Buku Teks dengan KPS
Rekapitulasi persentase kesesuaian antara buku teks dengan keterampilan
proses sains khusunya pada bagian konsep diperoleh berdasarkan data Tabel 4.1.
Rekapitulasi persentase kesesuaian ini merupakan hasil perhitungan menggunakan
rumus deskriptif persentase. Rekapitulasi persentase masing-masing aspek
keterampilan proses sains tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2.
6
2 3
1 0 0 0
1 2
7
5
1 0
1 0
2 2 2
4
9
0123456789
10
Aspek KPS yang dikembangkan
Buku A Buku B
51
No Aspek KPS yang Dikembangkan Buku A Buku B
1. Observasi 27% 9%
2. Klasifikasi 9% 4%
3. Interpretasi 14% 0%
4. Prediksi 4% 4%
5. Bertanya 0% 0%
6. Mengajukan Hipotesis 0% 8%
7. Merencanakan Percobaan 0% 8%
8. Menggunakan Alat/Bahan 5% 8%
9. Mengaplikasikan 9% 15%
10. Mengkomunikasikan 32% 34%
Tabel 4.2 Persentase Kesesuaian Buku Teks dengan KPS
Gambar 4.2 Diagram Persentase Kesesuaian Buku Teks dengan KPS Buku A
27%
9%
14% 4%
0% 0% 0%
5%
9%
32%
Persentase KPS Buku A
Observasi
Klasifikasi
Interpretasi
Prediksi
Bertanya
Mengajukan Hipotesis
Merencanakan Percobaan
Menggunakan Alat/Bahan
Mengaplikasikan
52
Gambar 4.3 Diagram Persentase Kesesuaian Buku Teks dengan KPS Buku B
Rekapitulasi kemunculan seluruh aspek sebagaimana yang terdapat pada
Tabel 4.2 dicocokkan dengan kategori kesesuaian terhadap KPS yang selanjutnya
disajikan dalam Tabel 4.3 dibawah ini.
No Buku Teks Fisika Tingkat Ketersediaan
Persentase Ketersediaan Kategori
1. Buku A 70% sesuai
2. Buku B 80% sesuai
Tabel 4.3 Rekapitulasi Persentase Ketersediaan Buku Teks dengan KPS
19%
4%
0% 4%
0% 8%
8%
8% 15%
34%
Persentase KPS Buku B
Observasi
Klasifikasi
Interpretasi
Prediksi
Bertanya
Mengajukan Hipotesis
Merencanakan Percobaan
Menggunakan Alat/Bahan
Mengaplikasikan
53
Gambar 4.4 Diagram Persentase Ketersediaan Buku Teks dengan KPS
Aspek keterampilan proses sains dari masing-masing buku kemudian di
rekapitulasi untuk dilihat indicator keterampilan proses sains yang memiliki
persentase kemunculan aspek keterampilan proses paling banyak di dalam buku
fisika SMA. Rekapitulasi kemunculan aspek keterampilan proses sains tersebut
akan disajikan ke dalam tabel 4.4.
No Aspek KPS yang Dikembangkan Persentase
1. Observasi 23%
2. Klasifikasi 6%
3. Interpretasi 6%
4. Prediksi 4%
5. Bertanya 0%
6. Mengajukan Hipotesis 4%
7. Merencanakan Percobaan 4%
8. Menggunakan Alat/Bahan 6%
9. Mengaplikasikan 13%
10. Mengkomunikasikan 34%
Tabel 4.4 Persentase Kesesuaian Buku Teks dengan KPS
70%
30%
Persentase Ketersediaan
Buku A
Kategori KPS Bukan KPS
80%
20%
Persentase Ketersediaan
Buku B
Kategori KPS Bukan KPS
54
Gambar 4.5 Diagram Persentase Kesesuaian Buku Teks dengan KPS
Adapun hasil penelitian lain yang terkait dengan analisis buku ajar ditinjau
dari aspek keterampilan proses sains, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Yosef
Firman Narut berjudul “Analisis Bahan Ajar Biologi pada Materi Sistem
Pencernaan terhadap Potensi Pemberdayaan KPS Siswa SMA PL Santu Yosef
Surakarta”. 1Bahan ajar yang dianalisis adalah buku teks Biologi kurikulum 2013.
Hasil penelitian tersebuat akan disajikan pada tabel berikut untuk dibandingkan
dengan hasil analisis buku ajar Fisika.
1 Yosef Firman Narut, “Analisis Bahan Ajar Biologi pada Materi Sistem Pencernaan
terhadap Potensi Pemberdayaan KPS Siswa SMA PL Santu Yosef Surakarta”, Seminar Nasional
Pendidikan II UKSW, 2017.
23%
6%
6%
4%
0%
4%
4% 6%
13%
34%
Persentase Kemunculan Aspek KPS
Observasi
Klasifikasi
Interpretasi
Prediksi
Bertanya
Mengajukan Hipotesis
Merencanakan Percobaan
Menggunakan Alat/Bahan
Mengaplikasikan
55
No Aspek KPS yang Dikembangkan Buku Fisika
(2013 Revisi) Buku Biologi
1. Observasi
2. Klasifikasi
3. Interpretasi
4. Prediksi
5. Bertanya -
6. Mengajukan Hipotesis
7. Merencanakan Percobaan
8. Menggunakan Alat/Bahan
9. Mengaplikasikan
10. Mengkomunikasikan
Tabel 4.5 Perbandingan Analisis Ketersediaan KPS pada Buku Ajar
Kurikulum 2013
Data tersebut menunjukkan bahwa buku Fisika kurikulum 2013 Revisi
memiliki 9 dari 10 aspek keterampilan proses sains, sedangkan buku Biologi
kurikulum 2013 sudah memnuhi seluruh aspek keterampilan proses sains.
B. Pembahasan
Kurikulum 2013 menuntut dilaksanakannya kegiatan mengamati,
menanya, menalar, mencoba, dan menyampaikan. Kegiatan-kegiatan ini biasa
dinamakan 5M. Kegiatan 5M bersesuaian dengan aspek keterampilan proses sains
(KPS). Kegiatan mengamati sama dengan observasi, kegiatan menanya sama
dengan keterampilan mengajukan pertanyaan, kegiatan mencoba sama dengan
keterampilan menggunakan alat/bahan dan menerapkan konsep, serta kegiatan
menyampaikan sama dengan keterampilan mengomunikasikan dalam
keterampilan proses sains (KPS).
Secara umum buku teks sekolah yang menjadi objek penelitian secara
keseluruhan dapat dikatakan sesuai dengan aspek keterampilan proses sains yang
berlaku pada pembelajaran kurikulum 2013 yang memusatkan pembelajaran pada
siswa (student center). Buku A memuat aspek observasi, klasifikasi, interpretasi,
56
prediksi, menggunakan alat/bahan, mengalikasikan, dan mengkomunikasikan.
Buku B memuat aspek observasi, klasifikasi, prediksi, mengajukan hipotesis,
merencanakan percobaan, menggunakan alat/bahan, mengalikasikan, dan
mengkomunikasikan. Setiap bagian yang dianalisis dari buku A dan buku B
menunjukkan pengembangan aspek KPS yang berbeda-beda. Adapun bagian
contoh soal dan latihan soal yang terdapat pada masing-masing buku hanya
menguji kemampuan kognitif saja dan belum menguji aspek keterampilan proses
sains.
Penelitian analisis ini menggunakan acuan indikator yang ada didalam
silabus fisika SMA kelas X materi Dinamika Gerak dan Hukum Newton. Setelah
mengetahui indikator-indikator pembelajaran materi Dinamika Gerak dan Hukum
Newton, maka tahap selanjutnya yaitu menganalisis bagian-bagian dari konten
buku yang sesuai dengan 10 aspek keterampilan proses sains. Adapun langkah
yang dilakukan untuk menganlisis konten yaitu menganalisis pada bagian
pernyataan yang bersifat pertanyaan, penurunan rumus, dan kegiatan siswa.
Aspek keterampilan proses sains yang menuntut adanya pengembangan
pola berpikir siswa dengan adanya stimulus berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis
didalam buku memungkinkan adanya pola berpikir siswa yang lebih berkembang
secara sains. Hal ini dikarenakan siswa diikutsertakan untuk bepikir tentang apa
yang mereka ketahui dan apa yang nantinya akan mereka pelajari. Sehingga buku
ajar tidak hanya berfungsi sebagai pemberi informasi saja melainkan juga sebagai
pembangun tingkat berpikir siswa secara sains.
Aspek keterampilan proses sains lainnya yang dianalisis yaitu dari segi
penurunan rumus. Dimana rumus-rumus yang dipelajari bukan lagi rumus yang
spontan tertulis tanpa adanya penjabaran secara lengkap. Hal ini dikarenakan
dengan adanya penjabaran rumus-rumus, siswa mampu untuk menghubungkan
satu pola besaran dengan besaran lainnya sesuai dengan materi-materi fisika yang
terkait. Perumusan yang sudah tertulis tanpa mencantumkan penurunannya, bukan
termasuk aspek interpretasi dari aspek keterampilan proses dikarenakan hal
57
tersebut membuat siswa tak mampu menafsirkan objek-objek atau pola yang
berhubungan di dalam fisika.
Aspek yang terdapat di dalam kegiatan ilmiah dalam buku ajar dianalisis
berdasarkan tujuan dari adanya percobaan dan langkah-langkah serta
permasalahan yang muncul di dalam percobaan. Di dalam kegiatan siswa
memiliki indikator pembelajaran yang memuat aspek keterampilan proses sains.
Hal ini dikarenakan siswa dituntut untuk mengetahui informasi atau pengetahuan
terlebih dahulu sebelum memulai merancang dan melakukan percobaan. Kegiatan
ilmiah ini sangat berpengaruh dalam pembelajaran karena hampir dari seluruh
aspek keterampilan proses sains dimuat didalam kegiatan tersebut. Hal inilah
mengapa kegiatan ilmiah sangat perlu tercantum di dalam buku ajar. Terlebih lagi
jika siswa didukung dengan adanya alat praktikum yang memadai atau bisa
dengan tambahan bahan ajar multimedia interaktif yang mencukupi penggunaan
alat dan bahan supaya siswa bisa melakukan kegiaran ilmiah secara maksimal.2
Aspek-aspek yang dimuat dalam buku A dan B secara lebih rinci dapat
dijelaskan sebagai berikut. Aspek observasi dikembangkan dalam kedua buku.
Observasi atau pengamatan merupakan keterampilan paling dasar yang
dikembangkan dalam keterampilan proses dan menjadi keterampilan yang harus
dikuasai dalam penelitian. Menggunakan indra penglihat, pembau, pendengar,
pengecap dan peraba pada saat mengamati ciri-ciri objek atau fenomena
merupakan kegiatan yang sangat dituntut dalam pembelajaran IPA. Menggunakan
fakta relevan dan memadai dari hasil pengamatan juga termasuk keterampilan
observasi. Sehingga melalui pengamatan siswa mampu mengembangkan
keterampilan proses lainnya. Kegiatan mengobservasi atau melakukan
pengamatan langsung perlu diterapkan dalam pembelajaran karena mampu
menuntut siswa untuk belajar dan bekerja dengan lebih aktif karena rasa ingin
tahu, cermat dan teliti terkait hal-hal yang berhubungan dengan pembelajaran.
Dengan adanya aspek observasi diharapkan siswa mampu memiliki daya ingat
2 Ino Angga Putra, “Analisis Keterampilan Proses Sains Peserta Didik Melalui Bahan
Ajar Multimedia Interaktif Alat Ukur Dan Pengukuran Dengan Pendekatan Behavioristic”,Physics
Education Journal. Vol 1, No.2, 2017. Hal. 91-102.
58
yang lebih kuat untuk ilmu-ilmu yang telah dipelajarinya karena melibatkan
semua indranya sehingga pada penelitian analisis lainnya mengenai Lembar Kerja
Peserta Didik, aspek ini memiliki intensitas yang cukup besar.3
Aspek klasifikasi dimuat dalam buku A maupun buku B. keterampilan
kalsifikasi atau keterampilan mengelompokkan adalah salah satu kemampuan
yang juga penting dalam melakukan kerja ilmiah ataupun praktikum. Klasifikasi
merupakan keterampilan untuk menggolongkan benda-benda atau kegiatan-
kegiatan yang sama. Misalnya menggolongkan benda-benda berdasarkan sifatnya,
ataupun berdasarkan wujudnya. Sehingga keterampilan klasifikasi akan bisa
dilakukan oleh siswa jika siswa telah melalui keterampilan observasi terlebih
dahulu. Namun keterampilan klasifikasi tidak bisa disebut juga sebagai
keterampilan observasi. Hal ini dikarenakan, kegiatan mengobservasi hanya
sebagai kegiatan mengamati suatu objek, sedangkan kegiatan klasifikasi
merupakan kegiatan mengelompokkan satu objek dengan objek lainnya yang
memiliki kesamaan. Sehingga klasifikasi merupakan satu tingkatan pembelajaran
yang dapat dilakukan setelah siswa melakukan kegiatan observasi atau
pengamatan langsung.
Aspek interpretasi hanya dimuat dalam buku A sedangkan buku B tidak
memuat aspek interpretasi. Keterampilan interpretasi atau menafsirkan
dimaksudkan agar siswa mampu memberikan tafsiran terhadap suatu objek atau
fenomena. Data atau objek yang sudah diamati dapat dicatat atau disajikan ke
dalam berbagai bentuk seperti tabel, grafik atau diagram. Data yang disajikan
tersebut barulah dapat ditafsirkan. Keterampilan ini meliputi mencatat hasil
pengamatan, menghubungkan hasil pengamatan yang telah dilakukan,
menemukan pola yang sesuai dari satu rangkaian pengamatan dan menarik
kesimpulan dari apa yang telah diamati. Dalam hal ini siswa akan mampu
menuliskan penemuan-penemuannya ke dalam catatan tertulis tentang apa yang
3 Aditya Rizka Puspita, “Analisis Keterampilan Proses Sains LKPD Sel di SMA Negeri
Kota Bekasi”, Jurnal Prodi Pendidikan Biologi FMIPA UNY, Vol.6, No.3, 2017.
59
telah diamatinya. Sehingga siswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam
mengidentifikasi variabel yang terkait.4
Aspek prediksi dimuat dalam buku A maupun buku B. Memprediksi sama
halnya dengan meramal. Prediksi berbeda dengan dugaan. Prediksi harus
dilandasi dengan observasi, pengukuran, dan juga informasi yang berhubungan
dengan variabel-variabel terkait. Atau bisa dengan berdasarkan pada data yang
sudah ada. Sehingga prediksi bersifat meramalkan kejadian berdarkan fakta atau
konsep yang terkait. Hal ini mencakup pada nilai-nilai dalam kategori
pengetahuan sains yang harus dimiliki siswa dalam mempelajari ilmu sains.
Aspek selanjutnya yang dimuat dalam buku A dan B adalah mengajukan
hipotesis. Berhipotesis atau dugaan sementara merupakan pernyataan yang
sifatnya sementara karena kebenarannya masih harus dibuktikan dengan
melakukan percobaan. Hipotesis didasarkan pada pemahaman suatu teori atau
konsep tertentu yang kemudian dibuktikan dengan percobaan. Hipotesis berbeda
dengan prediksi. Jika prediksi didasarkan pada suatu data hasil pengamatan atau
informasi, hipotesis didasarkan pada suatu teori atau konsep yang sudah ada. Hal
ini penting dalam pembelajaran karena dapat menunjukkan apakah siswa sudah
mampu memahami konsep dan teori tertentu dalam pembelajaran IPA. Selain
karena ilmu fisika memuat banyak konsep, dan perhitungan, banyak konsep yang
diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga memungkinkan
terjadinya kesalahan konsep pada saat pembelajaran. Seperti hasil temuan yang
dilakukan oleh Herman bahwa siswa masih belum secara mandiri dapat
merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis dengan benar.5
Aspek selanjutnya yang dikembangkan dalam buku ialah merencanakan
percobaan atau penyelidikan. Aspek ini hanya terdapat di dalam buku B. Dimana
4 Herman, “Pembelajaran Fisika Berbasis Keterampilan Proses Sains pada Topik Listrik
Arus Searah”, Jurnal Vidya Karya, Vol.31, No.2, 2016.
5 Herman, “Pembelajaran Fisika Berbasis Keterampilan Proses Sains pada Topik Listrik
Arus Searah”, Jurnal Vidya Karya, Vol.31, No.2, 2016.
60
siswa dituntut untuk merancang suatu percobaan yang akan mereka lakukan untuk
dapat membuktikan hasil hipotesis yang mereka ajukan. Sehingga dengan
merancang sendiri percobaannya, siswa dapat membuktikan hasil hipotesa yang
dibuktikan dengan melakukan percobaan.
Aspek menggunakan alat dan bahan dimuat didalam buku A dan buku B.
Aspek ini sangat dibutuhkan dalam keterampilan proses sains terutama pada
materi fisika yang menuntut adanya kegiatan praktikum seperti halnya materi
dinamika gerak dan hukum Newton. Untuk dapat memiliki keterampilan
menggunakan alat dan bahan, siswa harus menggunakan secara langsung alat dan
bahan agar dapat memeproleh pengalaman langsung dan tentunya hal ini dapat
dilakukan di ruang kelas maupun di laboratorium. Kemahiran dalam
menggunakan alat dan bahan dapat meningkatkan tingkat akurasi dari penelitian
tersebut. Sehingga siswa tidak hanya menguasai konsep, tetapi juga dapat
menguasai alat pembelajaran secara aktif. Aspek keterampilan menggunakan alat
termasuk juga mengetahui alasan mengapa menggunakan alat dan bahan tersebut,
bagaimana membaca hasil pengukuran pada alat yang digunakan dan kemahiran
menggunakan alat dan bahan.
Aspek mengaplikasikan atau menerapkan konsep terdapat di kedua buku,
baik buku A maupun buku B. Aspek keterampilan menerapkan konsep dapat
dikuasai siswa jika siswa sudah memahami konsep terlebi dahulu. Penguasaan
keterampilan ini dapat dilihat dengan cara menilai siswa menggunakan konsep
yang sudah dipelajarinya ke dalam situasi baru atau diterapkan kedalam keadaan
atau pengalaman-pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang terjadi.
Aspek terakhir yang dimuat didalam buku A dan B adalah
mengkomunikasikan. Keterampilan mengkomunikasikan perlu dilakukan untuk
melatih siswa mengemukakan penemuannya secara rinci dan jelas. Karena
penemuan-penemuan dalam penelitian hanya seorang yang meniliti yang
mengetahui secara jelas tentang penelitiannya. Tanpa adanya komunikasi tentang
hasil penelitiannya, suatu temuan tidak akan bisa diketahui untuk dimanfaatkan
61
oleh orang lain. Keterampilan berkomunikasi termasuk kedalam tahap awal dalam
mengajar dan juga belajar untuk memperleh ilmu pengetahuan. Adapun media
yang bida digunakan untuk membantu dalam menyampaikan informasi tersebut
yaitu bisa berupa tulisan, gambar, diagram, grafik, rumus-rumus, maupun tabel.
Aktivitas seperti ini mampu membuat siswa menjelaskan apa yang mereka amati
kepada siswa lainnya, sehingga menimbulkan potensi untuk siswa mengajukan
berbagai pertanyaan ketika hasil pengamatan yang mereka temukan tidak sama6.
Aspek-aspek yang dimuat dalam buku A dan buku B, jika dilihat
keterkaitannya dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
Kurikulum 2013 maka kedua buku dinyatakan sesuai menuntut adanya penilaian
kognitif, afektif dan psikomotorik. Kegiatan Kurikulum 2013 menuntut
dilaksanakannya kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba dan
menyampaikan yang mana semua kegiatan tersebut dikenal dengan 5M dan cocok
dengan aspek-aspek yang terdapat didalam aspek keterampilan proses sains
(KPS). Sehingga buku A dan buku B dikatakan layak dan sesuai jika digunakan
sebagai buku teks acuan dalam pembelaaran Kurikulum 2013 dengan kategori
persentase kesesuaian 70% dan 80%. Secara umum buku teks pelajaran yang
menjadi objek penelitian dapat dikatakan sesuai dengan Kurikulum 2013, akan
tetapi masih ada aspek KPS yang termasuk dalam kegiatan Kurikulum 2013
namun tidak dimuat dalam kedua buku tersebut yakni keterampilan mengajukan
pertanyaan. Keterampilan mengajukan pertanyaan merupakan keterampilan yang
juga penting untuk dikuasai oleh siswa. Hal ini dapat menumbuhkan pola berpikir
siswa agar berpikir lebih kritis sehingga informasi-informasi bukan hanya
disediakan dan diberikan begitu saja oleh guru maupun sumber belajar lainnya,
tetapi informasi dan ilmu-ilmu tersebut bisa didapat dari jawaban dari pertanyaan
yang siswa ingin ketahui.
6 Agil Lepiyanto, “Analisis Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Berbasis
Praktikum,” BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi, Universitas Muhammadiyah Metro, vol 5.
no 2. 2014.
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
buku teks pelajaran Fisika SMA/MA kelas X yang paling banyak digunakan di
SMAN kota Jakarta telah sesuai dengan Kurikulum 2013 dalam hal ketersediaan
keterampilan proses sains (KPS). Buku A karangan Sunardi, dkk, memiliki
persentase kesesuaian 70% terhadap aspek keterampilan proses sains, sedangkan
buku B karangan Ketut Kamajaya, memiliki persentase kesesuaian 80% terhadap
aspek keterampilan proses sains.
Buku A memuat 7 dari 10 aspek KPS, yaitu aspek observasi, klasifikasi,
interpretasi, prediksi, menggunakan alat/bahan, mengalikasikan, dan
mengkomunikasikan. Sedangkan buku B memuat 8 dari 10 aspek KPS, yaitu
aspek observasi, klasifikasi, prediksi, mengajukan hipotesis, merencanakan
percobaan, menggunakan alat/bahan, mengalikasikan, dan mengkomunikasikan.
Secara keseluruhan buku A dan buku B sesuai dengan kurikulum 2013.
Jika ditelaah lebih lanjut buku teks pelajaran masih butuh pengembangan terutama
pada bagian soal latihan agar sesuai dengan keterampilan proses sains. Sehingga
aspek KPS tidak hanya termuat didalam pernyataan dan kegiatan soal, tetapi siswa
juga bisa mengembangkan aspek KPS didalam menyelesaikan soal-soal latihan di
dalam buku.
63
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakuka mengenai analisis ketersediaan
keterampilan proses sains dalam buku teks pelajaran Fisika SMA/MA kelas X
materi dinamika gerak dan hukum Newton, maka saran yang dapat peneliti
sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Kepada para guru dan pihak sekolah hendaknya menggunakan buku yang
telah memuat keterampilan proses sains melalui pernyataan-pernyataan yang
tersedia di dalam buku.
2. Kepada guru hendaknya menggunakan pendekatan keterampilan proses sains
dalam proses belajar mengajar agar siswa lebih memahami dan meresapi sains
sebagaimana yang telah dialami oleh para ilmuwan sebelumnya, sehingga
memungkinkan untuk melahirkan olmuwan selanjutnya.
3. Kepada lembaga terkait atau peneliti diharapkan melakukan penelitian
terhadap buku teks lainnya yang telah diterbitkan.
64
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi
V. Jakarta: Rineka Cipta, 1997.
Diknas, Pedoman umum Pemilihan dan Pemnfaatan Bahan Ajar. Jakarta : Ditjen
Dikdasmenum, 2006.
Duruk , Umit, “Examining The Learning Outcomes Included In The Turkish
Science Curriculum In Terms Of Science Process Skills : A Document
Analysis With Standards-Based Assessment” : International Journal Of
Enviromental & Science Education.Vol.12, No.2, 117-142.2017.
Giancoli. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga, 2002.
Hamidah, Analisis Pemahaman Arti Fisis Konsep Hukum Newton Mahasiswa
Calon Guru. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT), 2015.
Herman, “Pembelajaran Fisika Berbasis Keterampilan Proses Sains pada Topik
Listrik Arus Searah”, Jurnal Vidya Karya, Vol.31, No.2, 2016.
Hidayat , Anjar Taufik, Analisis Buku Ajar Fisika Sma Kelas Xi Semester I Pada
Tinjauan Kesalahan Konsepnya Surakarta : Prosiding Seminar Nasional
dan Pendidikan Fisika, 2012.
Kacan, Sibel Demir, “The Impact of Scientific Creatieve Thinking Skills on
Scientific Process Skills”: SHS Web Conferencse 48.2018.
Kalyani, Dr. C V Satyaprakasha. What Research Says about Science Process
Skill?. International Journal Of Informative & Futuristic Research, 2014.
Kemendiknas, Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia No 11 Tahun 2005. Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional,
2005.
Kemendiknas, Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia No 65 Tahun 2014. Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional,
2014.
Lestari, Mega Yati, Analisis Keterampilan Proses Sains Pada Pelaksanaan
Praktikum Fisika Dasar I Terhadap Mahasiswa. Skripsi : Pendidikan
Fisika Uin Raden Intan Lampung, 2017.
Lepiyanto, Agil, Analisis Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran
Berbasis Praktikum,BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi:
Universitas Muhammadiyah, 2014.
65
Masdukiyanto, Kesulitan Siswa dalam Memcahkan Hukum Newton, Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan IPA Pasca Sarjana UM : Malang, 2016.
Maturradiyah, Analisis Buku Ajar Fisika Sma Kelas Xii Di Kabupaten Pati
Berdasarkan Muatan Literasi Sains”, Semarang : Unnes Physics
Education Journal, UPEJ 4 (1) (2015).
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT
Rosdakarya, 2005.
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset,
2007.
Mukaromah, Aminatul. Analisis BSE Dan Non-BSE Fisika SMA Kelas X Kriteria
Isi, Organisasi, Indeks Serta Glosarium, Yogyakarta : Jurnal Pendidikan
Fisika, 2016.
Narut, Yosef Firman, “Analisis Bahan Ajar Biologi pada Materi Sistem
Pencernaan terhadap Potensi Pemberdayaan KPS Siswa SMA PL Santu
Yosef Surakarta”, Seminar Nasional Pendidikan II UKSW, 2017.
Nasution , Rimma Hasiana. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Dan Hasil
Belajar Melalui Pembelajaran Berbasis Laboratorium. Bandar Lampung :
Jurnal FKIP Unila 2014.
Nurdini, “Analisis Buku Ajar Fisika Sma Kelas Xi Semester 1 Di Kota Bandung
Berdasarkan Keseimbangan Aspek Literasi Sains”. Bandung : Jurnal
Wahana Pendidikan Fisika, 2018.
Ongowo, Richard Owino, “Science Skills in the Kenya Certificate of Secondary
Education Biology Practical Examinations” : Scrip Jurnal Creative
Education vol.4, No. 11, 713-717.2013
Prastowo, Andi, Panduan Kretaif Memuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta : Diva
Press, 2015.
Puspita, Aditya Rizka, “Analisis Keterampilan Proses Sains LKPD Sel di SMA
Negeri Kota Bekasi”, Jurnal Prodi Pendidikan Biologi FMIPA UNY,
Vol.6, No.3, 2017.
Puspita, Sicilia Artya, “Analisis Keterampilan Proses Sains Yang Dikembangkan
Dalam Lks Biologi Kelas X Yang Digunakan Oleh Siswa Man Di Kota
Yogyakarta,” Jurnal Pendidikan Biologi : FMIPA UNY, 2016.
Putra, Ino Angga, “Analisis Keterampilan Proses Sains Peserta Didik Melalui
Bahan Ajar Multimedia Interaktif Alat Ukur Dan Pengukuran Dengan
Pendekatan Behavioristic”: Physics Education Journal. Vol 1, No.2, 2017.
66
Rustaman, Nuryani Y. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: IKIP Malang,
2005.
Safaah, E.S“Teaching Science Process Skills by Using yhe 5-Stage Learning
Cycle in Junior High School”: IOP Conf. Series : Journal of Physics;
Conf Series 895.2017.
Saputra , Dudung Adballoh. Analisis Buku Teks Pelajaran Fisika Kelas X Sma
Berdasarkan Penyajian Aspek-Aspek Literasi Sains. Bandung : Thesis
Universitas Pendidikan Indonesia, 2015.
Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta, 2005.
Semiawan, Conny, dkk. Pendekatan Keterampilan Proses Sains, Bagaimana
Mengaktifkan Siswa Dalam Belajar. Jakarta : Gramedia, 1992.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta, 2009.
Sulaiman, Dady.“Studi Keterampilan Proses Sains Lanjut Siswa pada Materi
Dinamika Rotasi” : Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA Pasca
Sarjana UM : Malang.Vol.1.2016.
Yuliati , Yuyu. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui Model
Pembelajaran Berbasis Masalah, (Jurnal Cakrawala Pendas , 2016.
Zulfani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta : Lembaga Penelitian UIN
Jakarta, 2009.
67
LAMPIRAN A.1
DATA HASIL SURVEY PENGGUNAAN BUKU SEKOLAH FISIKA SMAN DKI-JAKARTA
No Nama Sekolah Wilayah Kurikulum Buku yang Digunakan Materi yang Perlu KPS
1 SMA Negeri 57 Jakarta Barat 2013 Revisi Ketut Kamajaya & Wawan, Grafindo Semua Materi Fisika
2 SMA Negeri 78 Jakarta Barat 2013 Revisi Aip Saripudin, Facil Materi Dinamika Gerak, Fluida
3 SMA Negeri 33 Jakarta Barat 2013 Revisi Aip Saripudin, Facil Hukum Newton, Fluida
4 SMA Negeri 49 Jakarta Selatan 2013 Revisi Ketut Kamajaya & Wawan, Grafindo Selain Termodinamika
5 SMA Negeri 32 Jakarta Selatan 2013 Revisi Ketut Kamajaya & Wawan, Grafindo Selain Termodinamika Dan Listrik
6 SMA Negeri 74 Jakarta Selatan 2013 Revisi Sunardi & Siti Zaenab, Yrama Widya Selain Teori Kinetic Gas
7 SMA Negeri 81 Jakarta Timur 2013 Revisi Marthen Kanginan, Erlangga Dinamika Gerak
8 SMA Negeri 91 Jakarta Timur 2013 Revisi Ketut Kamajaya & Wawan, Grafindo Hukum Newton
9 SMA Negeri 31 Jakarta Timur 2013 Revisi Marthen Kanginan, Erlangga Kinematika Gerak
10 SMA Negeri 35 Jakarta Pusat 2013 Revisi Sufi Ani Rufaida & Sarwanto, Mediatama Kinematika Gerak dan Hukum Newton
11 SMA Negeri 1 Jakarta Pusat 2013 Revisi Aris Prasetyo Nugroho, Mediatama Selain Fisika Inti
12 SMA Negeri 27 Jakarta Pusat 2013 Revisi Ketut Kamajaya & Wawan, Grafindo Hukum Newton
13 SMA Negeri 52 Jakarta Utara 2013 Revisi Ketut Kamajaya & Wawan, Grafindo Fluida
14 SMA Negeri 73 Jakarta Utara 2013 Revisi Sunardi & Siti Zaenab, Yrama Widya Pengukuran, Fluida, Gerak
15 SMA Negeri 69 Jakarta Utara 2013 Revisi Sunardi & Siti Zaenab, Yrama Widya Fluida, Dinamika Gerak
68
LAMPIRAN B.1
KISI-KISI ANGKET GURU
No.
Indikator
Nomor Butir
Pertanyaan
Jumlah
1. Kurikum yang digunakan. 1 1
2. Pelatihan pembelajaran fisika diluar sekolah
oleh guru.
2 1
3. Kendala terhadap pelajaran fisika 3 1
4. Komponen Keterampilan Proses Sains (KPS)
dan ketersediaan didalam buku
4,5,6 3
5. Penggunaan buku ajar oleh guru dan siswa,
serta Penggunaan Laboratorium
7,8,9 3
6. Modul yang digunakan untuk praktikum 10 1
7. Penugasan alat peraga 11 1
Jumlah 10 11
KISI-KISI ANGKET SISWA
No.
Indikator
Nomor Butir
Pertanyaan
Jumlah
1. Kurikum yang digunakan. 1 1
2. Kendala terhadap pelajaran fisika 2 1
3. Komponen Keterampilan Proses Sains (KPS)
dan ketersediaan didalam buku
3 1
4. Penggunaan buku ajar oleh guru dan siswa,
serta Penggunaan Laboratorium
4,5,6 3
5. Modul yang digunakan untuk praktikum 7,8,9 3
6. Penugasan alat peraga 10 1
Jumlah 10 10
69
LAMPIRAN B.2
LEMBAR ANGKET UNTUK OBSERVASI PEMBELAJARAN FISIKA DI
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI
ANGKET OBSERVASI UNTUK GURU
v
Petunjuk Pengisian Angket :
1. Pilihlah jawaban dari beberapa alternatif jawaban yang telah disediakan
dengan menceklis salah satu alternatif jawaban sesuai dengan pengalaman
selama kegiatan pembelajaran.
2. Jika ada keterangan tambahan dalam memilih jawaban tersebut, maka
silahkan ditulis pada baris kosong yang telah disediakan.
1. Kurikulum apakah yang Bapak/Ibu gunakan dalam pembelajaran fisika di
Sekolah?
Kurikulum 2013 Revisi (K-13)
Kurikulum 2013 (Kurtilas)
KTSP 2006
Keterangan Tambahan:
2. Apakah Bapak/Ibu pernah mendapatkan pelatihan pembelajaran diluar
sekolah?
Ya
Tidak
Keterangan Tambahan :
Nama :
Nama Sekolah :
Buku yang digunakan :
70
3. Apakah Bapak/Ibu menemukan kendala didalam menyampaikan materi
pembelajaran fisika?
Ya
Tidak
Keterangan Tambahan :
4. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang KPS (Keterampilan Proses Sains)
dalam aspek pembelajaran?
Ya
Tidak
Keterangan Tambahan :
5. Apakah Buku Ajar Fisika SMA yang dipakai disekolah tempat Bapak/Ibu
mengajar tersedia aspek KPS?
Ya
Tidak
Keterangan Tambahan :
6. Menurut Bapak/Ibu selaku Guru Bidang Studi mata pelajaran fisika,
Apakah ketersediaan aspek KPS dalam pembelajaran Fisika merupakan
komponen yang penting atau tidak didalam pembelajaran?
Ya
Tidak
Keterangan Tambahan :
7. Apakah Bapak/Ibu selalu menggunakan dan berpedoman pada buku ajar
setiap kali mengajar?
Ya
Tidak
Keterangan Tambahan :
71
8. Apakah semua siswa memiliki buku ajar tersebut?
Ya
Tidak
Keterangan Tambahan :
9. Apakah Bapak/Ibu dan siswa sering melakukan pembelajaran di
laboratorium terkait praktikum fisika?
Ya
Tidak
Keterangan Tambahan :
10. Apakah modul praktikum yang digunakan Bapak/Ibu dibuat oleh sendiri?
Ya
Tidak
Keterangan Tambahan :
11. Pernahkah siswa ditugaskan oleh Bapak/Ibu untuk membuat alat peraga
sebagai tugas proyek?
Ya
Tidak
Keterangan Tambahan :
72
LEMBAR ANGKET UNTUK OBSERVASI PEMBELAJARAN FISIKA DI
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI
ANGKET OBSERVASI UNTUK SISWA
v
Petunjuk Pengisian Angket :
1. Pilihlah jawaban dari beberapa alternatif jawaban yang telah disediakan
dengan melingkari salah satu alternatif jawaban sesuai dengan pengalaman
selama kegiatan pembelajaran.
2. Jika ada keterangan tambahan dalam memilih jawaban tersebut, maka
silahkan ditulis pada baris kosong yang telah disediakan.
1. Kurikulum apakah yang digunakan gurumu dalam pembelajaran fisika di
Sekolah?
Kurikulum 2013 Revisi (K-13)
Kurikulum 2013 (Kurtilas)
KTSP 2006
Keterangan Tambahan:
2. Apakah kalian menemukan kendala didalam memahami materi
pembelajaran fisika?
Ya
Tidak
Keterangan Tambahan:
Nama :
Kelas :
Asal Sekolah :
73
3. Apakah kalian mengetahui tentang KPS (Keterampilan Proses Sains)
dalam aspek pembelajaran?
Ya
Tidak (jika jawabannya tidak, lanjut ke pertanyaan nomor 5)
Keterangan tambahan
4. Apakah Buku Ajar Fisika SMA yang dipakai disekolah tersedia aspek
KPS?
Ya
Tidak
Keterangan tambahan
5. Menurut kalian selaku peserta didik, apakah ketersediaan aspek KPS
dalam pembelajaran Fisika merupakan komponen yang penting atau tidak
didalam pembelajaran?
Ya
Tidak
Keterangan tambahan
6. Apakah siswa/i selalu menggunakan dan berpedoman pada buku ajar
setiap kali belajar?
Ya
Tidak
Keterangan tambahan
7. Apakah semua siswa memiliki buku ajar tersebut?
Ya
Tidak
Keterangan tambahan
74
8. Apakah siswa/i beserta guru pengampu sering melakukan pembelajaran di
laboratorium terkait praktikum fisika?
Ya
Tidak
Keterangan tambahan
9. Adakah modul praktikum yang digunakan saat melakukan pembelajaran di
laoratorium?
Ya
Tidak
Keterangan tambahan
10. Pernahkah ditugaskan oleh Bapak/Ibu untuk membuat alat peraga sebagai
tugas proyek?
Ya
Tidak
Keterangan tambahan
75
LAMPIRAN B.3
SILABUS
Satuan Pendidikan : SMA/MA
Semerter/Kelas : X/I
Mata Pelajaran : Fisika
Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
76
Materi
Pembelajaran Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
Unit 1
Pengukuran dan
Besaran
1.1 Bertambah keimanannya dengan
menyadari hubungan keteraturan
dan kompleksitas alam dan jagad
raya terhadap kebesaran Tuhan
yang menciptakannya
Mengamati
- Menyimak jenis-jenis alat
ukur (penggaris, jangka
sorong, dan mikrometer
sekrup).
- Membacakan ketelitian
jenis-jenis alat ukur.
- Mengamati cara melakukan
pengukuran yang benar
- Menyimak cara pengukuran
menggunakan jangka sorong
dan mikrometer sekrup pada
sebuah benda
- Mampu mengamati cara
membaca pengukuran
jangka sorong dan
mikrometer sekrup
- Menyimak cara pengukuran
berulang panjang rusuk pada
kubus kayu menggunakan
jangka sorong.
- Mengamati cara pengukuran
berulang diameter pada
pensil menggunakan
Laporan
Lembar kerja
Tabel
Mind map
Unjuk kerja
Tes tulis
Tes Lisan
15* JP x 45 menit
(5 Minggu)
1 Minggu = 3 JP
Buku Fisika
kelas X
Powerpoint
Unit 1
Buku
pendukung
lain
Infocus
Buku Fisika
Grafindo Media
Pratama 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki
rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung
jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan percobaan dan
berdiskusi.
2.2 Menghargai kerja individu dan
kelompok dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi
melaksanakan percobaan dan
melaporkan hasil percobaan
3.1 Memahami hakikat fisika dan prinsip-
prinsip pengukuran (ketepatan,
77
Materi
Pembelajaran Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
ketelitian, dan aturan angka penting) mikrometer sekrup
- Membacakan pengertian
besaran
- Menyimak perbedaan
besaran pokok dan besaran
turunan
- Membacakan pengertian
satuan
- Mengamati perbedaan
satuan baku dan tidak baku
Menanyakan
- Mampu mengajukan
pertanyaan tentang
menentukan ketelitian pada
setiap alat ukur
- Bertanya tentang benda-
benda apa saja yang diukur
menggunakan jangka sorong
dan mikrometer sekrup
- Menanyakan cara mengolah
data hasil pengukuran
berulang menggunakan
jangka sorong dan
mikrometer sekrup
- Mampu menanyakan
keterkaitan hasil pengukuran
4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran
fisis dengan menggunakan peralatan dan
teknik yang tepat untuk suatu
penyelidikan ilmiah
78
Materi
Pembelajaran Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
dengan angka penting
- Menanyakan contoh besaran
pokok dan besaran turunan
- Bertanya tentang satuan dari
besaran pokok dan besaran
turunan
- Mampu menanyakan contoh
dari satuan baku dan satuan
tidak baku
Pengumpulan Data
- Menentukan data tentang
pengukuran tunggal bolpoin
menggunakan penggaris
pada Aktivitas Ilmiah 1.1
- Menentukan diameter pipa
kecil melalui percobaan
pengukuran tunggal
menggunakan jangka sorong
pada Aktivitas Ilmiah 1.2
- Menentukan diameter kabel
melalui percobaan
pengukuran tunggal
menggunakan mikrometer
sekrup pada Aktivitas
Ilmiah 1.3
- Menentukan panjang rusuk
79
Materi
Pembelajaran Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
kubus dengan pengukuran
berulang menggunakan
jangka sorong pada
Aktivitas Ilmiah 1.4
- Menentukan diameter pensil
dengan pengukuran
berulang menggunakan
mikrometer sekrup pada
Aktivitas Ilmiah 1.5
- Menentukan informasi
tentang besaran pokok dan
besaran turunan
Mengasosiasikan
- Merangkum tentang jenis-
jenis alat ukur.
- Menyimpulkan ketelitian
jenis-jenis alat ukur.
- Menyimpulkan tentang
pengukuran tunggal bolpoin
menggunakan penggaris
- Menyimpulkan hasil
percobaan pengukuran
tunggal menggunakan
jangka sorong dan
mikrometer sekrup pada
sebuah benda
80
Materi
Pembelajaran Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
- Menyimpulkan benda-benda
yang dapat diukur
menggunakan jangka sorong
dan mikrometer sekrup
- Membuat daftar besaran
pokok dan besaran turunan
- Menyimpulkan satuan baku
dan tidak baku
- Menyimpulkan satuan
sistem internasional tujuh
besaran pokok
Mengkomunikasikan
- Menyebutkan jenis-jenis alat
ukur.
- Mengkomunikasikan
ketelitian jenis-jenis alat
ukur
- Mempresentasikan hasil
percobaan pengukuran
tunggal menggunakan
jangka sorong dan
mikrometer sekrup pada
sebuah benda
- Memaparkan benda-benda
yang dapat diukur
menggunakan jangka sorong
81
Materi
Pembelajaran Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
dan mikrometer sekrup
- Menyebutkan besaran pokok
dan besaran turunan
- Menyampaikan perbedaan
satuan baku dan tidak baku
- Memaparkan satuan sistem
internasional tujuh besaran
pokok dengan lengkap di
depan kelas Unit 2
Gerak Lurus 1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang
mengatur karakteristik fenomena gerak
Mengamati
- Menyimak contoh gerak
lurus beraturan dalam
kehidupan sehari-hari.
- Memperhatikan uraian
tentang gerak lurus
beraturan.
- Menyimak dengan benar
petunjuk sebelum
melakukan percobaan gerak
lurus.
- Membacakan tujuan
sebelum melakukan
percobaan gerak lurus.
- Mengamati hubungan-
hubungan besaran fisika
dalam gerak lurus beraturan
Laporan
Lembar
kerja
Tabel
Mind map
Unjuk kerja
Tes tulis
Tes Lisan
12* JP x 45 menit
(4 Minggu)
1 Minggu = 3 JP
Buku Fisika
kelas X
Powerpoint
Unit 2
Buku
pendukung
lain
Infocus
Buku Fisika
Grafindo Media
Pratama
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki
rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung
jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan percobaan dan
berdiskusi
2.2 Menghargai kerja individu dan
kelompok dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi
melaksanakan percobaan dan
melaporkan hasil percobaan
3.3 Menganalisis besaran-besaran fisis pada
gerak lurus dengan kecepatan konstan
dan gerak lurus dengan percepatan
konstan
82
Materi
Pembelajaran Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
4.3 Menyajikan data dan grafik hasil
percobaan untuk menyelidiki sifat gerak
benda yang bergerak lurus dengan
kecepatan konstan dan gerak lurus
dengan percepatan konstan.
- Menyimak uraian tentang
gerak lurus berubah
beraturan yang memiliki
percepatan tetap.
- Memperhatikan grafik
hubungan v-t pada gerak
lurus berubah beraturan.
- Menuliskan persamaan
kecepatan dan jarak, untuk
gerak lurus berubah
beraturan.
- Memperhatikan grafik besar
kecepatan (v) terhadap
waktu (t) untuk GLBB.
- Mengamati gambar jarak
tempuh (s) = luas trapesium
= luas daerah yang diarsir
dan grafik hubungan s-t
pada gerak lurus berubah
beraturan.
- Menyimak uraian tentang
gerak jatuh bebas dalam
kehidupan sehari-hari.
- Memperhatikan cara
memperoleh gerak jatuh
bebas dari percobaan.
83
Materi
Pembelajaran Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
- Menyimak tujuan dan
prosedur awal sebelum
melakukan percobaan.
- Mengamati hasil
pengamatan gerak jatuh
bebas menggunakan paku
dan kayu.
- Memperhatikan uraian
tentang persamaan pada
gerak jatuh bebas.
- Membaca uraian tentang
gerak vertikal ke atas (gerak
diperlambat) dan ke bawah
(gerak dipercepat).
- Memperhatikan penulisan
persamaan pada gerak
vertikal ke atas (gerak
diperlambat) dan ke bawah
(gerak dipercepat).
Menanyakan
- Mampu mengajukan
pertanyaan tentang bentuk
grafik pada gerak lurus
beraturan.
- Bertanya tentang perbedaan
gerak lurus beraturan
84
Materi
Pembelajaran Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
dengan gerak lurus berubah
beraturan
- Mampu mengajukan
pertanyaan tentang
menganalisis grafik besar
kecepatan (v) terhadap
waktu (t) untuk GLBB.
- Menanyakan tentang
perbedaan persamaan yang
digunakan pada gerak lurus
beraturan dan gerak lurus
berubah beraturan
Pengumpulan Data
- Menentukan besaran-
besaran fisika dalam gerak
lurus beraturan
- Mengumpulkan informasi
dari sumber lain tentang
perbedaan gerak lurus
beraturan dan berubah
beraturan.
- Menentukan persamaan
yang digunakan pada
persamaan gerak lurus
berubah beraturan dan gerak
lurus beraturan
85
Materi
Pembelajaran Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
- Mengumpulkan informasi
dari sumber lain tentang
gerak jatuh bebas dan gerak
vertikal ke atas dan ke
bawah.
- Mengumpulkan informasi
dari sumber lain persamaan-
persamaan yang digunakan
pada persamaan gerak jatuh
bebas dan gerak vertikal ke
atas dan ke bawah
Mengasosiasikan
- Menuliskan besaran-besaran
fisika dalam gerak lurus
beraturan
- Merangkum tentang gerak
lurus berubah beraturan.
- Menyimpulkan persamaan
yang digunakan pada gerak
lurus berubah beraturan
- Merangkum tentang gerak
jatuh bebas dan gerak
vertikal ke atas dan ke
bawah.
- Menyimpulkan persamaan
gerak jatuh bebas dan gerak
86
Materi
Pembelajaran Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
vertikal ke atas dan ke
bawah
Mengkomunikasikan - Menyampaikan besaran-
besaran fisika dalam gerak
lurus beraturan.
- Menyampaikan tentang
gerak lurus berubah
beraturan.
- Mempresentasikan
persamaan yang digunakan
pada gerak lurus berubah
beraturan di depan kelas
- Menyampaikan tentang
gerak jatuh bebas dan gerak
vertikal ke atas dan ke
bawah.
- Memaparkan persamaan-
persamaan yang digunakan
pada gerak jatuh bebas dan
gerak vertikal ke atas dan ke
bawah di depan kelas. Unit 3 Gerak
Melingkar
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang
mengatur karakteristik fenomena gerak
Mengamati
- Memperhatikan contoh
gerak melingkar dalam
kehidupan sehari-hari.
Laporan
Lembar
kerja
Tabel
9* JP x 45 menit
(3 Minggu)
1 Minggu = 3 JP
Buku Fisika
kelas X
Powerpoint
Unit 3 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki
87
Materi
Pembelajaran Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung
jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan percobaan dan
berdiskusi
- Menyimak petunjuk
prosedur sebelum
melakukan percobaan pada
Aktivitas Ilmiah 3.1 - Menyimak uraian gerak
melingkar beraturan
berdasarkan gambar
- Menyimak uraian hubungan
kecepatan linear dengan
gerak melingkar.
- Memperhatikan perumusan
persamaan kecepatan linear
berdasarkan gambar.
- Menyimak penulisan
persamaan kecepatan linear
yang berhubungan dengan
perode dan frekuensi.
- Mengamati pengertian
kecepatan anguler
berdasarkan uraian dan
gambar.
- Memperhatikan penguraian
persamaan kecepatan
anguler yang berhubungan
dengan periode, frekuensi,
dan perpindahan sudut
Mind map
Unjuk kerja
Tes tulis
Tes Lisan
Buku
pendukung
lain
Infocus
Buku Fisika
Grafindo Media
Pratama 2.2 Menghargai kerja individu dan
kelompok dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi
melaksanakan percobaan dan
melaporkan hasil percobaan
3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak
melingkar dengan laju konstan dan
penerapannya dalam teknologi
4.5 Menyajikan ide/gagasan terkait gerak
melingkar (misalnya pada hubungan
roda-roda)
88
Materi
Pembelajaran Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
(radian)
- Mengamati persamaan pada
gerak melingkar beraturan.
- Mengamati percepatan
sentripetal berdasarkan
gambar gerak melingkar
beraturan.
- Memperhatikan penulisan
persamaan yang
berhubungan dengan
percepatan sentripetal
berdasarkan gambar gerak
melingkar beraturan
- Menyimak uraian tentang
persamaan gerak melingkar
berubah beraturan
- Mengamati persamaan
percepatan sudut pada gerak
melingkar berubah
beraturan.
- Memperhatikan grafik
hubungan -t pada gerak
melingkar berubah
beraturan.
- Mengamati penurunan
persamaan sudut yang
89
Materi
Pembelajaran Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
ditempuh berdasarkan grafik
gerak melingkar berubah
beraturan.
- Mengamati perbandingan
persamaan gerak melingkar
berubah beraturan dengan
gerak lurus berubah
beraturan
Menanyakan
- Bertanya mengenai benda
apa yang dapat bergerak
melingkar beraturan
- Mampu mengajukan
pertanyaan tentang
hubungan kecepatan linear
dengan gerak melingkar.
- Bertanya mengenai
hubungan jari-jari dan
periode dalam gerak
melingkar.
- Menanyakan cara
menganalisis sebuah
persamaan kecepatan linear
dan angular berdasarkan
gambar.
- Menanyakan tentang adanya
90
Materi
Pembelajaran Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
percepatan tangensial pada
gerak melingkar berubah
beraturan.
- Mampu mengajukan
pertanyaan tentang
hubungan percepatan
tangensial dengan
percepatan sentripetal pada
gerak melingkar berubah
beraturan.
- Bertanya cara menganalisis
persamaan pada gerak
melingkar berubah beraturan
dan gerak lurus berubah
beraturan
Pengumpulan Data
- Mengumpulkan informasi
dari sumber lain tentang
gerak rotasi Bumi, Bulan,
Matahari, dan planet-planet
lainnya dalam susunan tata
surya
- Mengumpulkan informasi
dari sumber lain tentang
hubungan kecepatan linear,
kecepatan anguler dengan
91
Materi
Pembelajaran Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
gerak melingkar
- Mengumpulkan informasi
tentang persamaan dari
gerak melingkar beraturan
- Menentukan persamaan
percepatan sentripetal
berdasarkan gambar gerak
melingkar beraturan
- Menentukan persamaan
percepatan sudut pada gerak
melingkar berubah beraturan
dan membandingkan dengan
gerak lurus berubah
beraturan.
- Menentukan persamaan
sudut tempuh pada gerak
melingkar berubah beraturan
dan membandingkan dengan
gerak lurus berubah
beraturan.
- Menentukan persamaan
kecepatan sudut pada gerak
melingkar berubah beraturan
dan membandingkan dengan
gerak lurus berubah
beraturan.
92
Materi
Pembelajaran Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
- Menentukan hubungan
percepatan tangensial
dengan percepatan
sentripetal pada gerak
melingkar berubah
beraturan.
- Membandingkan persamaan
gerak melingkar berubah
beraturan dengan persamaan
gerak lurus berubah
beraturan
Mengasosiasikan
- Menyimpulkan hasil
pengamatan dari percobaan
gerak melingkar
- Menulis kembali pengertian
gerak melingkar dan gerak
melingkar beraturan.
- Menuliskan contoh gerak
melingkar beraturan dalam
kehidupan sehari-hari
- Menyimpulkan hasil
pengamatan dari percobaan
kecepatan linear pada gerak
melingkar.
- Menulis kembali tentang
93
Materi
Pembelajaran Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
pengertian kecepatan linear
disertai persamaannya.
- Merangkum tentang
kecepatan anguler disertai
dengan persamaannya yang
berhubungan dengan gerak
melingkar
- Merangkum persamaan-
persamaan pada gerak
melingkar berubah beraturan
- Menyimpulkan persamaan
sentripetal berdasarkan
gambar gerak melingkar
beraturan
- Menyimpulkan persamaan-
persamaan yang
berhubungan dengan gerak
melingkar berubah
beraturan, seperti percepatan
sudut, sudut tempuh, dan
kecepatan sudut.
- Merangkum hubungan
percepatan tangensial dan
percepatan sentripetal pada
gerak melingkar berubah
beraturan
94
Materi
Pembelajaran Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
Mengkomunikasikan - Menyebutkan pengertian
gerak melingkar disertai
contohnya.
- Menyampaikan hubungan
kecepatan linear dan
kecepatan anguler pada
gerak melingkar
- Menyampaikan persamaan
pada gerak melingkar
berubah beraturan.
- Memaparkan persamaan
sentripetal berdasarkan
gambar gerak melingkar
beraturan di depan kelas.
- Memaparkan persamaan-
persamaan gerak melingkar
berubah beratran dan
membandingkannya dengan
persamaan gerak lurus
berubah beraturan di depan
kelas.
- Menyampaikan hubungan
percepatan tangensial dan
percepatan sentripetal pada
95
Materi
Pembelajaran Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
gerak melingkar berubah
beraturan Unit 4 Dinamika
Gerak 1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang
mengatur karakteristik fenomena gerak
Mengamati
- Memperhatikan contoh
Hukum I Newton tentang
gerak dalam kehidupan
sehari-hari.
- Membacakan Hukum I
Newton dan penulisan
persamaannya.
- Mengamati hubungan gaya
dan perubahan gerak benda
melalui Aktivitas Ilmiah
4.1 - Membacakan Hukum II
Newton.
- Menyimak penulisan
persamaan Hukum II
Newton.
- Membacakan Hukum III
Newton.
- Menyimak aplikasi Hukum
III Newton dalam bidang
industri, seperti merancang
sebuah pendorong roket
- Mengamati uraian gaya
Laporan
Lembar
kerja
Tabel
Mind map
Unjuk kerja
Tes tulis
Tes Lisan
9* JP x 45 menit
(3 Minggu)
1 Minggu = 3 JP
Buku Fisika
kelas X
Powerpoint
Unit 4
Buku
pendukung
lain
Infocus
Buku Fisika
Grafindo Media
Pratama
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki
rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung
jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan percobaan dan
berdiskusi
2.2 Menghargai kerja individu dan
kelompok dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi
melaksanakan percobaan dan
melaporkan hasil percobaan
3.4 Menganalisis hubungan antara gaya,
massa, dan gerakan benda pada gerak
lurus
4.4 Merencanakan dan melaksanakan
percobaan untuk menyelidiki hubungan
gaya, massa, dan percepatan dalam
gerak lurus
96
Materi
Pembelajaran Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
pada mobil yang bergerak
pada jalan miring berikut
dengan penurunan
persamaannya.
- Mengamati aplikasi gaya
sentripetal pada gerak
melingkar
- Memperhatikan cara
menentukan persamaan
gerak benda pada bidang
miring licin dan miring
kasar.
- Menyimak cara
menganalisis persamaan
pada gerak benda yang
dihubungkan dengan katrol.
Menanyakan
- Mampu mengajukan
pertanyaan tentang
penerapan Hukum II
Newton dalam kehidupan
sehari-hari.
- Bertanya mengenai
hubungan gaya terhadap
gerak benda pada Hukum II
Newton.
97
Materi
Pembelajaran Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
- Mampu mengajukan
pertanyaan tentang
membedakan persamaan
gerak benda miring licin dan
miring kasar
Pengumpulan Data
- Mengumpulkan informasi
dari sumber lain tentang
penerapan gerak pada
Hukum Newton.
- Menganalisis persamaan
gerak benda pada bidang
miring licin dan miring
kasar.
- Menentukan persamaan
pada gerak benda yang
dihubungkan dengan katrol
Mengasosiasikan
- Merangkum tentang
persamaan dan bunyi
Hukum I Newton disertai
penerapannya.
- Menyimpulkan hasil
pengamatan dari percobaan
Hukum II Newton.
- Menyimpulkan tentang
98
Materi
Pembelajaran Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
persamaan dan bunyi
Hukum III Newton disertai
penerapannya.
- Merangkum persamaan
gerak benda pada bidang
miring licin dan miring
kasar.
- Menuliskan kembali
persamaan pada gerak benda
yang dihubungkan dengan
katrol
Mengkomunikasikan - Menyampaikan persamaan
dan bunyi Hukum I Newton
disertai penerapannya.
- Memaparkan hasil
pengamatan pada percobaan
Hukum II Newton di depan
kelas.
- Menyampaikan persamaan
dan bunyi Hukum III
Newton disertai
penerapannya
- Menyampaikan persamaan
gerak benda pada bidang
miring licin dan miring
99
Materi
Pembelajaran Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
kasar.
- Menyebutkan persamaan
pada gerak benda yang
dihubungkan dengan katrol. Unit Pengayaan
Vektor 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki
rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung
jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan percobaan dan
berdiskusi
Mengamati
- Memperhatikan contoh
besaran vektor dan besaran
skalar dalam kehidupan
sehari-hari sebagai
pengantar materi sebelum
menjelaskan contoh
penulisan notasi ilmiah.
- Menyimak cara
menggambar sebuah vektor.
- Memperhatikan penjelasan
tentang penulisan notasi
vektor.
- Mengamati contoh
penulisan notasi vektor yang
benar
- Memperhatikan
penjumlahan vektor dengan
metode jajargenjang,
segitiga, dan poligon.
- Menyimak cara
pengurangan vektor.
Laporan
Lembar
kerja
Tabel
Mind map
Unjuk kerja
Tes tulis
Tes Lisan
6* JP x 45 menit
(2 Minggu)
1 Minggu = 3 JP
Buku Fisika
Kelas X
Powerpoint
Unit
Pengayaan
Buku
pendukung
lain
Infocus
Buku Fisika
Grafindo Media
Pratama
2.2 Menghargai kerja individu dan
kelompok dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi
melaksanakan percobaan dan
melaporkan hasil percobaan
3.2 Menerapkan prinsip penjumlahan vektor
(dengan pendekatan geometri)
4.2 Merencanakan dan melaksanakan
percobaan untuk menentukan resultan
vektor
100
Materi
Pembelajaran Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
- Memperhatikan cara
menentukan besar resultan
vektor dengan metode grafis
dan analisis.
- Mengamati cara
menentukan arah resultan
vektor
- Mengamati cara
menentukan perkalian
vektor menggunakan
perkalian titik (dot).
- Memperhatikan cara
menentukan perkalian
vektor menggunakan
perkalian silang (cross).
Menanyakan
- Mampu mengajukan
pertanyaan tentang hal-hal
yang perlu diperhatikan
dalam menggambar vektor.
- Menanyakan cara penulisan
notasi vektor dan besaran
vektor apakah sama
- Mampu mengajukan
pertanyaan tentang lebih
mudah menggunakan
101
Materi
Pembelajaran Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
metode jajargenjang,
segitiga, atau analisis untuk
menentukan penjumlahan
vektor.
- Menanyakan tentang
perbedaan dalam
menggunakan metode
jajargenjang, segitiga, dan
analisis untuk menentukan
penjumlahan vektor, selain
di lihat dari bentuk gambar
vektornya.
- Bertanya tentang cara
menentukan arah resultan
vektor berdasarkan pada
gambar.
- Menanyakan tentang
perbedaan pada perkalian
titik dan perkalian silang
dalam menentukan perkalian
vektor
Pengumpulan Data
- Menggambarkan vektor
dengan benar.
- Menuliskan notasi vektor.
- Mengumpulkan informasi
102
Materi
Pembelajaran Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
dari sumber lain tentang
menggambar dan
menuliskan notasi vektor
- Mengumpulan informasi
dari sumber lain untuk
menentukan penjumlahan
dan pengurangan vektor.
- Mengumpulkan informasi
dari sumber lain untuk
menentukan besar dan arah
resulkan vektor.
- Mengumpulkan informasi
dari sumber lain cara
menentukan vektor satuan.
- Mengumpulkan informasi
dari sumber lain cara
menentukan perkalian
vektor menggunakan
perkalian titik (dot) dan
perkalian silang (cross).
Mengasosiasikan
- Merangkum tentang cara
menggambar vektor.
- Menyimpulkan penulisan
notasi vektor
- Menjabarkan cara
103
Materi
Pembelajaran Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
menentukan penjumlahan
dan pengurangan vektor.
- Menyimpulkan cara
menentukan besar dan arah
resultan vektor.
- Menjabarkan cara
menentukan vektor satuan.
- Menyimpulkan cara
menentukan perkalian
vektor menggunakan
perkalian titik (dot) dan
perkalian silang (cross).
Mengkomunikasikan - Menyampaikan cara
menggambarkan sebuah
vektor.
- Memaparkan penulisan
notasi vektor
- Mempresentasikan hasil
percobaan mengenai vektor
dan vektor resultan di depan
kelas.
- Menyampaikan cara
menentukan penjumlahan
dan pengurangan vektor.
- Memaparkan menentukan
104
Materi
Pembelajaran Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
besar dan arah resultan
vektor
- Menyampaikan cara
menentukan vektor satuan.
- Memaparkan cara
menentukan perkalian
vektor menggunakan
perkalian titik (dot) dan
perkalian silang (cross).
105
LAMPIRAN B.4
Lembar Analisis Ketersediaan Aspek Keterampilan Proses Sains Pada Buku Teks Fisika SMA
N
O
SK/KD
(Indikator)
Keterangan
BUKU A
Keterangan
BUKU B
Aspek Keterampilan Proses Sain
BUKU A
Aspek Keterampilan Proses Sains
BUKU B
Ob
serv
asi
Kla
sifi
kasi
Inte
rpre
tasi
Pre
dik
si
Ber
tan
ya
Hip
ote
sis
Pen
yel
idik
an
Per
cob
aan
Ap
lik
asi
Sim
pu
lan
Ob
serv
asi
Kla
sifi
kasi
Inte
rpre
tasi
Pre
dik
si
Ber
tan
ya
Hip
ote
sis
Pen
yel
idik
an
Per
cob
aan
Ap
lik
asi
Sim
pu
lan
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka;
kritis; kreatif; inovatif; dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan
percobaan dan berdiskusi.
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan
melaporkan hasil percobaan.
106
N
O
SK/KD
(Indikator)
Keterangan
BUKU A
Keterangan
BUKU B
Aspek Keterampilan Proses Sain
BUKU A
Aspek Keterampilan Proses Sains
BUKU B
Ob
serv
asi
Kla
sifi
kasi
Inte
rpre
tasi
Pre
dik
si
Ber
tan
ya
Hip
ote
sis
Pen
yel
idik
an
Per
cob
aan
Ap
lik
asi
Sim
pu
lan
Ob
serv
asi
Kla
sifi
kasi
Inte
rpre
tasi
Pre
dik
si
Ber
tan
ya
Hip
ote
sis
Pen
yel
idik
an
Per
cob
aan
Ap
lik
asi
Sim
pu
lan
3.4 Menganalisis hubungan antara gaya, massa, dan gerakan benda pada gerak lurus.
4.4 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki hubungan gaya, massa, dan percepatan dalam gerak lurus.
1.
Indikator Mengamati :
- Memperhatikan dan
menyajikan contoh
Hukum I,II,III
Newton tentang
gerak dalam
kehidupan sehari-
hari.
Disajikan
dalam
bentuk
gambar
Disajikan
dalam
bentuk
gambar
107
N
O
SK/KD
(Indikator)
Keterangan
BUKU A
Keterangan
BUKU B
Aspek Keterampilan Proses Sain
BUKU A
Aspek Keterampilan Proses Sains
BUKU B
Ob
serv
asi
Kla
sifi
kasi
Inte
rpre
tasi
Pre
dik
si
Ber
tan
ya
Hip
ote
sis
Pen
yel
idik
an
Per
cob
aan
Ap
lik
asi
Sim
pu
lan
Ob
serv
asi
Kla
sifi
kasi
Inte
rpre
tasi
Pre
dik
si
Ber
tan
ya
Hip
ote
sis
Pen
yel
idik
an
Per
cob
aan
Ap
lik
asi
Sim
pu
lan
2.
- Mengamati
hubungan gaya dan
perubahan gerak
benda melalui
Aktivitas Ilmiah 4.1
Tidak
Tercantum
secara rinci
Tidak
Tercantum
secara rinci
3.
- Mengamati
formulasi Hukum
I,II,III Newton dan
rumusan
matematisnya
beserta contoh soal
Tidak
Tercantum
secara rinci
Tidak
Tercantum
secara rinci
4.
- Menyimak penulisan
persamaan Hukum Disajikan
dalam
Disajikan
dalam
108
N
O
SK/KD
(Indikator)
Keterangan
BUKU A
Keterangan
BUKU B
Aspek Keterampilan Proses Sain
BUKU A
Aspek Keterampilan Proses Sains
BUKU B
Ob
serv
asi
Kla
sifi
kasi
Inte
rpre
tasi
Pre
dik
si
Ber
tan
ya
Hip
ote
sis
Pen
yel
idik
an
Per
cob
aan
Ap
lik
asi
Sim
pu
lan
Ob
serv
asi
Kla
sifi
kasi
Inte
rpre
tasi
Pre
dik
si
Ber
tan
ya
Hip
ote
sis
Pen
yel
idik
an
Per
cob
aan
Ap
lik
asi
Sim
pu
lan
I,II, III Newton. bentuk
pernyataan
bentuk
pernyataan
5.
- Menyimak aplikasi
Hukum III Newton
dalam bidang
industri, seperti
merancang sebuah
pendorong roket
Disajikan
dalam
bentuk
gambar
Disajikan
dalam
bentuk
Aktivitas
Ilmiah
6.
- Menyimak hasil
analisis Hukum III
Newton dan
memberikan contoh
dalam kehidupan
Disajikan
dalam
bentuk
gambar
Disajikan
dalam
bentuk
Aktivitas
109
N
O
SK/KD
(Indikator)
Keterangan
BUKU A
Keterangan
BUKU B
Aspek Keterampilan Proses Sain
BUKU A
Aspek Keterampilan Proses Sains
BUKU B
Ob
serv
asi
Kla
sifi
kasi
Inte
rpre
tasi
Pre
dik
si
Ber
tan
ya
Hip
ote
sis
Pen
yel
idik
an
Per
cob
aan
Ap
lik
asi
Sim
pu
lan
Ob
serv
asi
Kla
sifi
kasi
Inte
rpre
tasi
Pre
dik
si
Ber
tan
ya
Hip
ote
sis
Pen
yel
idik
an
Per
cob
aan
Ap
lik
asi
Sim
pu
lan
sehari-hari serta
latihan soal yang
terkait dengan
penggunaan Hukum
III Newton serta
vektor dalam bidang
datar dan bidang
miring.
Ilmiah
7.
- Mengamati uraian
gaya pada mobil
yang bergerak pada
jalan miring berikut
dengan penurunan
Disajikan
dalam
bentuk
pernyataan
Disajikan
dalam
bentuk
gambar dan
pernyataan
110
N
O
SK/KD
(Indikator)
Keterangan
BUKU A
Keterangan
BUKU B
Aspek Keterampilan Proses Sain
BUKU A
Aspek Keterampilan Proses Sains
BUKU B
Ob
serv
asi
Kla
sifi
kasi
Inte
rpre
tasi
Pre
dik
si
Ber
tan
ya
Hip
ote
sis
Pen
yel
idik
an
Per
cob
aan
Ap
lik
asi
Sim
pu
lan
Ob
serv
asi
Kla
sifi
kasi
Inte
rpre
tasi
Pre
dik
si
Ber
tan
ya
Hip
ote
sis
Pen
yel
idik
an
Per
cob
aan
Ap
lik
asi
Sim
pu
lan
persamaannya.
8.
- Memperhatikan cara
menentukan
persamaan gerak
benda pada bidang
miring licin dan
miring kasar.
Disajikan
dalam
bentuk
pernyataan
Disajikan
dalam
bentuk
gambar dan
pernyataan
9.
- Menyimak cara
menganalisis
persamaan vector
pada gerak benda
yang dihubungkan
dengan katrol
Tidak
Tercantum
secara rinci
Tidak
Tercantum
secara rinci
111
N
O
SK/KD
(Indikator)
Keterangan
BUKU A
Keterangan
BUKU B
Aspek Keterampilan Proses Sain
BUKU A
Aspek Keterampilan Proses Sains
BUKU B
Ob
serv
asi
Kla
sifi
kasi
Inte
rpre
tasi
Pre
dik
si
Ber
tan
ya
Hip
ote
sis
Pen
yel
idik
an
Per
cob
aan
Ap
lik
asi
Sim
pu
lan
Ob
serv
asi
Kla
sifi
kasi
Inte
rpre
tasi
Pre
dik
si
Ber
tan
ya
Hip
ote
sis
Pen
yel
idik
an
Per
cob
aan
Ap
lik
asi
Sim
pu
lan
10.
Indikator Menanyakan :
- Mampu mengajukan
pertanyaan tentang
penerapan Hukum II
Newton dalam
kehidupan sehari-
hari.
Tidak
tercantum
Tidak
tercantum
11.
- Bertanya mengenai
hubungan gaya
terhadap gerak benda
pada Hukum II
Newton.
Tidak
tercantum
Tidak
tercantum
112
N
O
SK/KD
(Indikator)
Keterangan
BUKU A
Keterangan
BUKU B
Aspek Keterampilan Proses Sain
BUKU A
Aspek Keterampilan Proses Sains
BUKU B
Ob
serv
asi
Kla
sifi
kasi
Inte
rpre
tasi
Pre
dik
si
Ber
tan
ya
Hip
ote
sis
Pen
yel
idik
an
Per
cob
aan
Ap
lik
asi
Sim
pu
lan
Ob
serv
asi
Kla
sifi
kasi
Inte
rpre
tasi
Pre
dik
si
Ber
tan
ya
Hip
ote
sis
Pen
yel
idik
an
Per
cob
aan
Ap
lik
asi
Sim
pu
lan
12.
- Mampu mengajukan
pertanyaan tentang
membedakan
persamaan gerak
benda miring licin
dan miring kasar.
Tidak
tercantum
Tidak
tercantum
13.
Indikator Pengumpulan
Data:
- Mengumpulkan
informasi dari
sumber lain tentang
penerapan gerak
pada Hukum
Disajikan
dalam
bentuk
pernyataan
Disajikan
dalam
bentuk
pertanyaan
113
N
O
SK/KD
(Indikator)
Keterangan
BUKU A
Keterangan
BUKU B
Aspek Keterampilan Proses Sain
BUKU A
Aspek Keterampilan Proses Sains
BUKU B
Ob
serv
asi
Kla
sifi
kasi
Inte
rpre
tasi
Pre
dik
si
Ber
tan
ya
Hip
ote
sis
Pen
yel
idik
an
Per
cob
aan
Ap
lik
asi
Sim
pu
lan
Ob
serv
asi
Kla
sifi
kasi
Inte
rpre
tasi
Pre
dik
si
Ber
tan
ya
Hip
ote
sis
Pen
yel
idik
an
Per
cob
aan
Ap
lik
asi
Sim
pu
lan
Newton.
14.
- Menganalisis
persamaan gerak
benda pada bidang
miring licin dan
miring kasar.
Disajikan
dalam
bentuk
pernyataan
Disajikan
dalam
bentuk
pernyataan
15.
- Menentukan
persamaan pada
gerak benda yang
dihubungkan dengan
katrol
Disajikan
dalam
bentuk
pernyataan
Disajikan
dalam
bentuk
pernyataan
114
N
O
SK/KD
(Indikator)
Keterangan
BUKU A
Keterangan
BUKU B
Aspek Keterampilan Proses Sain
BUKU A
Aspek Keterampilan Proses Sains
BUKU B
Ob
serv
asi
Kla
sifi
kasi
Inte
rpre
tasi
Pre
dik
si
Ber
tan
ya
Hip
ote
sis
Pen
yel
idik
an
Per
cob
aan
Ap
lik
asi
Sim
pu
lan
Ob
serv
asi
Kla
sifi
kasi
Inte
rpre
tasi
Pre
dik
si
Ber
tan
ya
Hip
ote
sis
Pen
yel
idik
an
Per
cob
aan
Ap
lik
asi
Sim
pu
lan
16.
Indikator
Mengasosiasikan :
- Merangkum tentang
persamaan dan bunyi
Hukum I Newton
disertai
penerapannya.
Disajikan
dalam
bentuk
pernyataan
Disajikan
dalam
bentuk
pertanyaan
17.
- Menyimpulkan hasil
pengamatan dari
percobaan Hukum II
Newton.
Disajikan
dalam
bentuk
pertanyaan
dalam
Disajikan
dalam
bentuk
pertanyaan
dalam
115
N
O
SK/KD
(Indikator)
Keterangan
BUKU A
Keterangan
BUKU B
Aspek Keterampilan Proses Sain
BUKU A
Aspek Keterampilan Proses Sains
BUKU B
Ob
serv
asi
Kla
sifi
kasi
Inte
rpre
tasi
Pre
dik
si
Ber
tan
ya
Hip
ote
sis
Pen
yel
idik
an
Per
cob
aan
Ap
lik
asi
Sim
pu
lan
Ob
serv
asi
Kla
sifi
kasi
Inte
rpre
tasi
Pre
dik
si
Ber
tan
ya
Hip
ote
sis
Pen
yel
idik
an
Per
cob
aan
Ap
lik
asi
Sim
pu
lan
Aktivitas
Ilmiah
Aktivitas
Ilmiah
18.
- Menyimpulkan
tentang persamaan
dan bunyi Hukum III
Newton disertai
penerapannya.
Disajikan
dalam
bentuk
pertanyaan
dalam
Aktivitas
Ilmiah
Disajikan
dalam
bentuk
pertanyaan
dalam
Aktivitas
Ilmiah
19.
- Merangkum
persamaan gerak
benda pada bidang
miring licin dan
Disajikan
dalam
bentuk
Disajikan
dalam
bentuk
116
N
O
SK/KD
(Indikator)
Keterangan
BUKU A
Keterangan
BUKU B
Aspek Keterampilan Proses Sain
BUKU A
Aspek Keterampilan Proses Sains
BUKU B
Ob
serv
asi
Kla
sifi
kasi
Inte
rpre
tasi
Pre
dik
si
Ber
tan
ya
Hip
ote
sis
Pen
yel
idik
an
Per
cob
aan
Ap
lik
asi
Sim
pu
lan
Ob
serv
asi
Kla
sifi
kasi
Inte
rpre
tasi
Pre
dik
si
Ber
tan
ya
Hip
ote
sis
Pen
yel
idik
an
Per
cob
aan
Ap
lik
asi
Sim
pu
lan
miring kasar. pernyataan pernyataan
20.
- Menuliskan kembali
persamaan pada
gerak benda yang
dihubungkan dengan
katrol
Disajikan
dalam
bentuk
pertanyaan
Disajikan
dalam
bentuk
pernyataan
21.
Indikator
Mengkomunikasikan :
- Menyampaikan
persamaan dan bunyi
Hukum I Newton
disertai
Disajikan
dalam
bentuk
pertanyaan
dalam
Aktivitas
Disajikan
dalam
bentuk
pertanyaan
dalam
Aktivitas
117
N
O
SK/KD
(Indikator)
Keterangan
BUKU A
Keterangan
BUKU B
Aspek Keterampilan Proses Sain
BUKU A
Aspek Keterampilan Proses Sains
BUKU B
Ob
serv
asi
Kla
sifi
kasi
Inte
rpre
tasi
Pre
dik
si
Ber
tan
ya
Hip
ote
sis
Pen
yel
idik
an
Per
cob
aan
Ap
lik
asi
Sim
pu
lan
Ob
serv
asi
Kla
sifi
kasi
Inte
rpre
tasi
Pre
dik
si
Ber
tan
ya
Hip
ote
sis
Pen
yel
idik
an
Per
cob
aan
Ap
lik
asi
Sim
pu
lan
penerapannya dalam
menyelesaikan pada
soal terkait.
Ilmiah Ilmiah
22.
- Memaparkan hasil
pengamatan pada
percobaan Hukum II
Newton di depan
kelas.
Disajikan
dalam
bentuk
pertanyaan
dalam
Aktivitas
Ilmiah
Disajikan
dalam
bentuk
pertanyaan
dalam
Aktivitas
Ilmiah
23.
- Menyampaikan
persamaan dan bunyi
Hukum III Newton
Disajikan
dalam
bentuk
Disajikan
dalam
bentuk
118
N
O
SK/KD
(Indikator)
Keterangan
BUKU A
Keterangan
BUKU B
Aspek Keterampilan Proses Sain
BUKU A
Aspek Keterampilan Proses Sains
BUKU B
Ob
serv
asi
Kla
sifi
kasi
Inte
rpre
tasi
Pre
dik
si
Ber
tan
ya
Hip
ote
sis
Pen
yel
idik
an
Per
cob
aan
Ap
lik
asi
Sim
pu
lan
Ob
serv
asi
Kla
sifi
kasi
Inte
rpre
tasi
Pre
dik
si
Ber
tan
ya
Hip
ote
sis
Pen
yel
idik
an
Per
cob
aan
Ap
lik
asi
Sim
pu
lan
disertai
penerapannya.
pertanyaan
Kegiatan
Siswa
pertanyaan
dalam
Aktivitas
Ilmiah
24.
- Memaparkan data
dan ukuran besaran-
besaran fisika terkait
penerapan Hukum II
Newton dalam
bentuk soal latihan.
Disajikan
dalam
bentuk
pertanyaan
Kegiatan
Siswa
Disajikan
dalam
bentuk
pertanyaan
dalam
Aktivitas
Ilmiah
119
N
O
SK/KD
(Indikator)
Keterangan
BUKU A
Keterangan
BUKU B
Aspek Keterampilan Proses Sain
BUKU A
Aspek Keterampilan Proses Sains
BUKU B
Ob
serv
asi
Kla
sifi
kasi
Inte
rpre
tasi
Pre
dik
si
Ber
tan
ya
Hip
ote
sis
Pen
yel
idik
an
Per
cob
aan
Ap
lik
asi
Sim
pu
lan
Ob
serv
asi
Kla
sifi
kasi
Inte
rpre
tasi
Pre
dik
si
Ber
tan
ya
Hip
ote
sis
Pen
yel
idik
an
Per
cob
aan
Ap
lik
asi
Sim
pu
lan
25.
- Menyampaikan
persamaan gerak
benda pada bidang
miring licin dan
miring tidak licin.
Disajikan
dalam
bentuk
pertanyaan
dalam
Aktivitas
Ilmiah
Disajikan
dalam
bentuk
pernyataan
26.
- Menyebutkan
persamaan pada
gerak benda yang
dihubungkan dengan
katrol.
Disajikan
dalam
bentuk
pernyataan
Disajikan
dalam
bentuk
pernyataan
120
LAMPIRAN C.1
JUMLAH KEMUNCULAN INDIKATOR KPS PADA BUKU AJAR
Data Hasil Analisis Buku Sekolah Berdasarkan Ketrampilan Proses Sains
(KPS)
No Aspek KPS
Buku A
(Yrama
Widya)
Buku B
(Grafindo)
1 Observasi 6 5
2 Klasifikasi 2 1
3 Interpretasi 3 0
4 Prediksi 1 1
5 Bertanya 0 0
6 Mengajukan Hipotesis 0 2
7 Merencanakan Percobaan 0 2
8 Menggunakan Alat/Bahan 1 2
9 Mengaplikasikan 2 4
10 Mengkomunikasikan 7 9
121
LAMPIRAN C.2
PERSENTASE KEMUNCULAN INDIKATOR KPS PADA BUKU AJAR
No Aspek KPS yang Dikembangkan Buku A Buku B
1. Observasi 27% 9%
2. Klasifikasi 9% 4%
3. Interpretasi 14% 0%
4. Prediksi 4% 4%
5. Bertanya 0% 0%
6. Mengajukan Hipotesis 0% 8%
7. Merencanakan Percobaan 0% 8%
8. Menggunakan Alat/Bahan 5% 8%
9. Mengaplikasikan 9% 15%
10. Mengkomunikasikan 32% 34%
PERSENTASE REKAPITULASI KEMUNCULAN INDIKATOR KPS
PADA BUKU AJAR
No Buku Teks Fisika Tingkat Kesesuaian
Persentase Kesesuaian Kategori
1. Buku A 70% sesuai
2. Buku B 80% sesuai
122
LAMPIRAN C.3
REKAPITULASI KESEPAKATAN PADA BUKU A (YRAMA WIDYA)
No. Aspek KPS yang dinilai
Pengamat
I
Pengamat
II
Pengamat
III
Pengamat
IV
1. Indikator Mengamati :
- Memperhatikan dan
menyajikan contoh Hukum
I,II,III Newton tentang gerak
dalam kehidupan sehari-
hari.
2. - Mengamati hubungan gaya
dan perubahan gerak benda
melalui Aktivitas Ilmiah 4.1
3. - Mengamati formulasi
Hukum I,II,III Newton dan
rumusan matematisnya
beserta contoh soal
4. - Menyimak penulisan
persamaan Hukum I,II, III
123
No. Aspek KPS yang dinilai
Pengamat
I
Pengamat
II
Pengamat
III
Pengamat
IV
Newton.
5. - Menyimak aplikasi Hukum
III Newton dalam bidang
industri, seperti merancang
sebuah pendorong roket
6. - Menyimak hasil analisis
Hukum III Newton dan
memberikan contoh dalam
kehidupan sehari-hari serta
latihan soal yang terkait
dengan penggunaan Hukum
III Newton serta vektor
dalam bidang datar dan
bidang miring.
7. - Mengamati uraian gaya pada
mobil yang bergerak pada
jalan miring berikut dengan
penurunan persamaannya.
8. - Memperhatikan cara
menentukan persamaan
gerak benda pada bidang
124
No. Aspek KPS yang dinilai
Pengamat
I
Pengamat
II
Pengamat
III
Pengamat
IV
miring licin dan miring
kasar.
9. - Menyimak cara
menganalisis persamaan
vector pada gerak benda
yang dihubungkan dengan
katrol
10. Indikator Menanyakan :
- Mampu mengajukan
pertanyaan tentang
penerapan Hukum II
Newton dalam kehidupan
sehari-hari.
11. - Bertanya mengenai
hubungan gaya terhadap
gerak benda pada Hukum II
Newton.
12. - Mampu mengajukan
pertanyaan tentang
125
No. Aspek KPS yang dinilai
Pengamat
I
Pengamat
II
Pengamat
III
Pengamat
IV
membedakan persamaan
gerak benda miring licin dan
miring kasar.
13. Indikator Pengumpulan Data:
- Mengumpulkan informasi
dari sumber lain tentang
penerapan gerak pada
Hukum Newton.
14. - Menganalisis persamaan
gerak benda pada bidang
miring licin dan miring
kasar.
15. - Menentukan persamaan
pada gerak benda yang
dihubungkan dengan katrol
16. Indikator Mengasosiasikan :
- Merangkum tentang
persamaan dan bunyi
126
No. Aspek KPS yang dinilai
Pengamat
I
Pengamat
II
Pengamat
III
Pengamat
IV
Hukum I Newton disertai
penerapannya.
17. - Menyimpulkan hasil
pengamatan dari percobaan
Hukum II Newton.
18. - Menyimpulkan tentang
persamaan dan bunyi
Hukum III Newton disertai
penerapannya.
19. - Merangkum persamaan
gerak benda pada bidang
miring licin dan miring
kasar.
20. - Menuliskan kembali
persamaan pada gerak benda
yang dihubungkan dengan
katrol
21. Indikator Mengkomunikasikan :
- Menyampaikan persamaan
127
No. Aspek KPS yang dinilai
Pengamat
I
Pengamat
II
Pengamat
III
Pengamat
IV
dan bunyi Hukum I Newton
disertai penerapannya dalam
menyelesaikan pada soal
terkait.
22. - Memaparkan hasil
pengamatan pada percobaan
Hukum II Newton di depan
kelas.
23. - Menyampaikan persamaan
dan bunyi Hukum III
Newton disertai
penerapannya.
24. - Memaparkan data dan
ukuran besaran-besaran
fisika terkait penerapan
Hukum II Newton dalam
bentuk soal latihan.
25. - Menyampaikan persamaan
gerak benda pada bidang
miring licin dan miring tidak
licin.
128
No. Aspek KPS yang dinilai
Pengamat
I
Pengamat
II
Pengamat
III
Pengamat
IV
26. - Menyebutkan persamaan
pada gerak benda yang
dihubungkan dengan katrol.
129
REKAPITULASI KESEPAKATAN PADA BUKU B (GRAFINDO)
No. Aspek KPS yang dinilai
Pengamat
I
Pengamat
II
Pengamat
III
Pengamat
IV
1. Indikator Mengamati :
- Memperhatikan dan
menyajikan contoh Hukum
I,II,III Newton tentang gerak
dalam kehidupan sehari-
hari.
2. - Mengamati hubungan gaya
dan perubahan gerak benda
melalui Aktivitas Ilmiah 4.1
3. - Mengamati formulasi
Hukum I,II,III Newton dan
rumusan matematisnya
beserta contoh soal
4. - Menyimak penulisan
persamaan Hukum I,II, III
Newton.
130
No. Aspek KPS yang dinilai
Pengamat
I
Pengamat
II
Pengamat
III
Pengamat
IV
5. - Menyimak aplikasi Hukum
III Newton dalam bidang
industri, seperti merancang
sebuah pendorong roket
6. - Menyimak hasil analisis
Hukum III Newton dan
memberikan contoh dalam
kehidupan sehari-hari serta
latihan soal yang terkait
dengan penggunaan Hukum
III Newton serta vektor
dalam bidang datar dan
bidang miring.
7. - Mengamati uraian gaya pada
mobil yang bergerak pada
jalan miring berikut dengan
penurunan persamaannya.
8. - Memperhatikan cara
menentukan persamaan
gerak benda pada bidang
131
No. Aspek KPS yang dinilai
Pengamat
I
Pengamat
II
Pengamat
III
Pengamat
IV
miring licin dan miring
kasar.
9. - Menyimak cara
menganalisis persamaan
vector pada gerak benda
yang dihubungkan dengan
katrol
10. Indikator Menanyakan :
- Mampu mengajukan
pertanyaan tentang
penerapan Hukum II
Newton dalam kehidupan
sehari-hari.
11. - Bertanya mengenai
hubungan gaya terhadap
gerak benda pada Hukum II
Newton.
12. - Mampu mengajukan
pertanyaan tentang
132
No. Aspek KPS yang dinilai
Pengamat
I
Pengamat
II
Pengamat
III
Pengamat
IV
membedakan persamaan
gerak benda miring licin dan
miring kasar.
13. Indikator Pengumpulan Data:
- Mengumpulkan informasi
dari sumber lain tentang
penerapan gerak pada
Hukum Newton.
14. - Menganalisis persamaan
gerak benda pada bidang
miring licin dan miring
kasar.
15. - Menentukan persamaan
pada gerak benda yang
dihubungkan dengan katrol
16. Indikator Mengasosiasikan :
- Merangkum tentang
133
No. Aspek KPS yang dinilai
Pengamat
I
Pengamat
II
Pengamat
III
Pengamat
IV
persamaan dan bunyi
Hukum I Newton disertai
penerapannya.
17. - Menyimpulkan hasil
pengamatan dari percobaan
Hukum II Newton.
18. - Menyimpulkan tentang
persamaan dan bunyi
Hukum III Newton disertai
penerapannya.
19. - Merangkum persamaan
gerak benda pada bidang
miring licin dan miring
kasar.
20. - Menuliskan kembali
persamaan pada gerak benda
yang dihubungkan dengan
katrol
21. Indikator Mengkomunikasikan :
134
No. Aspek KPS yang dinilai
Pengamat
I
Pengamat
II
Pengamat
III
Pengamat
IV
- Menyampaikan persamaan
dan bunyi Hukum I Newton
disertai penerapannya dalam
menyelesaikan pada soal
terkait.
22. - Memaparkan hasil
pengamatan pada percobaan
Hukum II Newton di depan
kelas.
23. - Menyampaikan persamaan
dan bunyi Hukum III
Newton disertai
penerapannya.
24. - Memaparkan data dan
ukuran besaran-besaran
fisika terkait penerapan
Hukum II Newton dalam
bentuk soal latihan.
25. - Menyampaikan persamaan
gerak benda pada bidang
135
No. Aspek KPS yang dinilai
Pengamat
I
Pengamat
II
Pengamat
III
Pengamat
IV
miring licin dan miring tidak
licin.
26. - Menyebutkan persamaan
pada gerak benda yang
dihubungkan dengan katrol.
136
LAMPIRAN C.4
PERHITUNGAN KOEFISIEN KESEPAKATAN (KK)
Tabel Kontingensi Kesepakatan Pengamat Buku A (Yrama Widya)
Pen
gam
at
3, P
engam
at
4
Pengamat 1, Pengamat 2
Ya Tidak Sepakat Jumlah
Analisis
Ya 18 - 18
Tidak Sepakat - 8 8
Jumlah
Analisis 18 8 26
Keterangan :
KK : Koefisien kesepakatan
137
S : Sepakat, jumlah kode yang sama untuk objek yang sama
N1 : Jumlah kode yang dibuat oleh pengamat I
N2 : Jumlah kode yang dibuat oleh pengamat II
Persentase Kategori
< 40% Sangat Buruk
40% - 70% Bagus
> 75% Sangat Bagus
138
Tabel Kontingensi Kesepakatan Pengamat Buku B (Grafindo)
Pen
gam
at
3, P
engam
at
4
Pengamat 1, Pengamat 2
Ya Tidak Sepakat Jumlah
Analisis
Ya 17 - 17
Tidak Sepakat - 9 9
Jumlah
Analisis 17 9 26
Keterangan :
KK : Koefisien kesepakatan
S : Sepakat, jumlah kode yang sama untuk objek yang sama
N1 : Jumlah kode yang dibuat oleh pengamat I
N2 : Jumlah kode yang dibuat oleh pengamat II
139
Persentase Kategori
< 40% Sangat Buruk
40% - 70% Bagus
> 75% Sangat Bagus
140
LAMPIRAN D.1
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
141
142
LAMPIRAN D.2
143
144
145
146
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ANGGI PUSPITA DEWI. Anak pertama
dari dua bersaudara pasangan Sutriyono dan
Murinah. Lahir di Jakarta pada tanggal 14
Agustus 1994 dan bertempat tinggal di
Pondok Ungu Permai Blok AL 7 No 25, RT
003 RW 011, Kecamatan Babelan Kelurahan
Bahagia, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan yang telah ditempuh penulis
diantaranya SDN Kaliabang Tengah III lulus pada tahun 2006, SMPIT At-Taqwa
lulus pada tahun 2009. Selanjutnya penulis melanjutkan sekolah di SMA Taman
Harapan I Kota Bekasi dan lulus pada tahun 2012. Penulis tercatat sebagai
mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),
Program Studi Pendidikan Fisika pada tahun 2012 melalui jalur Seleksi Nasional
Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).