analisis kepuasan keselamatan dan kesehatan …

61
I ANALISIS KEPUASAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT TIGA MANUNGGAL SYNTHETIC INDUSTRIES DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS KEPUASAN KARYAWAN PADA KARYAWAN TETAP DAN TIDAK TETAP Oleh: DIMAS INDRAJAYA NIM:212011078 KERTAS KERJA Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Upload: others

Post on 13-Nov-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

I

ANALISIS KEPUASAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT TIGA

MANUNGGAL SYNTHETIC INDUSTRIES DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS

KEPUASAN KARYAWAN PADA KARYAWAN TETAP DAN TIDAK TETAP

Oleh:

DIMAS INDRAJAYA

NIM:212011078

KERTAS KERJA

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

II

III

IV

V

VI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

Jalan Diponegoro 52-60

(0298)321212, 311881

Telex 322364

Salatiga 50711-Indonesia

Fax.(0298)-321433

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Dimas Indrajaya

Nim : 212011078

Program Studi :Manajemen

Fakultas Ekonomika dan bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi

Judul : Analisis Kepuasan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja di PT Tiga Manunggal Syntehtic dengan mengunakan metode indeks Kepuasan Karyawan pada

Karyawan tetap dan tidak tetap

Pembimbing : Rosaly Franksiska, SE, MBA

Tanggal diuji : 24 Februari 2016

Di dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang yang

saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang saya

aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis

aslinya.Apabila terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang

lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang

berlaku di Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk gelar

kesarjanaan yang saya peroleh.

Salatiga, 24 Februari 2016

Dimas Indrajaya

VII

MOTTO

“Hiduplah seakan kamu akan mati besok. Belajarlah seakan kamu akan hidup selamanya.”

-Mahatma Gandhi-

VIII

SARIPATI

Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3) merupakan program yang diterapkan oleh perusahaan

kepada karyawan yang sedang bekerja di perusahaan industri. Hal ini sangat penting mengingat risiko

tingkat kecelakaan kerja pasti ada dan tidak bisa dihindari oleh pekerja. Hal ini sangat penting bagi

pekerja terutama yang berhadapan langsung dalam proses kerja. Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui kepuasan karyawan PT Tiga manunggal Synthectic Industries dengan menghitung

IKK(Indeks kepuasan karyawan) terhadap karyawan tetap dan tidak tetap. Metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode peneletian kuantitatif. Jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data primer. Lokasi penelitian ini dilakukan di PT Tiga Manunggal Synthetic

Industries (TIMATEX). Populasi penelitian ini berjumlah 750 karyawan, jumlah sampel terbagi atas

karyawan tetap 250 serta karyawan tidak tetap berjumlah 70 karyawan. Teknik pengumpulan data

mengunakan kuesioner.Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengunakan

statistic dekskriptifkuantitatif. Serta untuk menghitung kepuasan karyawaan mengunakan perhitungan

indeks kepuasan karyawan.

Nilai maksimum Indeks kepuasan karyawan adalah 100%. Penulis menggunakan teori Bhote

(1996) untuk menghitung standar IKK. Hasil penelitian menunjukan bahwa Nilai IKK untuk

karyawan tetap lebih rendah daripada karyawan tidak tetap dengan hasil 61,57% untuk karyawan tetap

dan 65,52% untuk karyawan tidak tetap. Hasil ini menunjukkan bahwa kepuasan karyawan terhadap

program K3 cukup atau sedang.

Kata kunci: Keselamatan dan Kesehatan kerja, Indeks Kepuasan karyawan, Karyawan tetap dan tidak

tetap.

IX

ABSTRACT

Occupational Health and Safety is a program applied in a company for employees worked in

Industrial companies. This is very important because the risk of work accidents are unavoidable for

the workers. This is also very important for the workes who have direct contact with it in a work

process. The aim of this study is to know employees’ satisfication in PT Tiga Manunggal synthetic

industies by calculating the employees’ satisfaction index towards the permanent and casual

employees. The methodology used in this study is quantitative. Data used in this study are primary

data. Area of the study is PT Manunggal Synthetic Industries (TIMATEX). The population in this

study are 750 employees. The sample in this study consist of 250 permanent employees and 70 casual

employees. Questionare were distributed to collect the data. Analysis techniques used in this study is

statistic descriptive quantitative. The calculation of employees’ satisfaction were used to know the

employees’ satisfaction.

The maximum index for employees’ satisfaction is 100%. Theory of Bhote (1996) were used

to calculate the employees’ satisfaction index. The result show that employees satisfaction index from

permanent employees are lower than casual employees, with the score 61,57% from permanent

employees and 65,52% from casual employees. This result indicates the satisfaction of the employees

are quite satisfied with the Occupational Health and Safety program based on Bhote’s theory.

Keywords: Occupational Health and Safety, Employees Satisfaction Index, Permanent and Casual

Employees.

X

KATA PENGATAR

Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) merupakan faktor utama bagi perusahaan industri

dalam melindungi dan memproteksi karyawan atau pekerjaanya. Antara K3 dan karyawan adalah

bagian yang tidak bisa dipisahkan oleh perusahaan. Setiap perusahaan pasti memiliki potensi terjadi

kecelakaan kerja, maka karyawan harus memiliki perhatian dalam pelaksanakan program K3 yang

berjalan sesuai standar perusahaan , maka untuk itu kepuasan karyawan terhadap aspek-aspek K3 juga

menjadi perhatian dalam penilaian K3, maka diperlukan perhitungan yang rinci terkait dengan aspek-

aspek program K3. Setelah dilakukan penilaian tersebut maka pihak manajemen perusahaan dapat

mengambil langkah dan keputusan. Hasil tersebut nantinya akan berpengaruh dalam menentukan

kepentingan K3 pada sebuah perusahaan industri.

Penulis berharap, dengan adanya penilaian kepuasan karyawan terhadap progam K3 menjadi

bahan evaluasi MSDM perusahaan terhadap penurunan angka kecelakaan industri. Sasarannya ialah

karyawan yang tergolong pada perbedaan status yaitu karyawan tetap dan tidak tetap karena dengan

melihat pada perbedaan tersebut dapat dilihat berbagai pandangan atas program K3 yang sudah

diterapkan oleh perusahaan dan para karyawan tersebut dapat menilai tentang K3 di lingkungan

sekitar perusahaan.Penulis menyadari bahwa dalam tugas akhir ini masih terdapat kekurangan, untuk

itu segala kritik dan saran sangat penulis hargai dengan suka cita, karena semuanya akan

menyerpurnakan karya ini dan berguna untuk penelitian lanjut dalam topik yang sama.

Salatiga, Februari 2016

Penulis

XI

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat, ridho dan karuni-Nya kepada penulis sehingga

akhirnya penulis dapat menyelsaikan tugas akhir ini sebagai kelengkapan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan dalam program studi manajemen di Fakultas Ekonomika dan Bisinis Univesitas Kristen

Satya Wacana.

Penulis juga menyadari bahwa selama penulisan tugas akhir ini ada pihak yang memberikan

dukungan, bimbingan dan bantuan. Maka pada kesempatan ini perkenakan penulis menyampaikan

rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof.Christantius Dwiatmadja, SE, ME, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomika

dan Bisnis.

2. Ibu Roos Kities Andadari, SE, MBA selaku Kepala Program Studi S1 Manajemen.

3. Ibu Rosaly Franksiska, SE, MBA sebagai pembimbing yang telah meluangkan waktu dan

sabar membimbing serta memberikan banyak sumbangan dan masukan bagi penulis

selama penulisan tugas akhir ini.

4. Ibu Maria Rio Rita, SE, M.SI sebagai wali studi penulis yang telah memberikan dorongan

dan masukan serta memnberikan pengetahuan kepada penulis.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana yang

telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang tak ternilai.

6. Staf dan Tata Usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

yang telah memberi bantuan adminitrasi dan teknis kepada penulis selama kuliah.

7. Bapak Idris Selaku kepala bagian personalia PT Tiga Manunggal Synthetic Industries

yang memberikan ijin dan membantu penulis dalam menbantu penulis dalam mencarikan

pembimbing di perusahaan guna membantu penelitian ini.

8. Karyawan PT Tiga Manunggal Synthetic Industries yang meluangkan waktu bersedia

menjadi subyek dalam penelitian ini.

9. Orang tua dan keluarga penulis yang tidak berhenti memberikan semangat dan dorongan

untuk menyelsaikan skripsi ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuanya dalam

penulisan skripsi ini.

Penulis

Dimas Indrajaya

1

DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................................................................................... I

Surat Pernyataan Keaslian Kertas Kerja ................................................................................................. II

Halaman Persetujuan/Pengesahan.......................................................................................................... III

Moto ....................................................................................................................................................... IV

Saripati .................................................................................................................................................... V

Kata Pengantar ....................................................................................................................................... VI

Ucapan Terimakasih ............................................................................................................................ VII

Daftar isi .................................................................................................................................................. 1

Daftar Tabel ............................................................................................................................................. 2

PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4

Latar belakang ......................................................................................................................................... .4

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................................... 6

Kesehatan dan Keselamatan Kerja ........................................................................................................... 6

Tujuan Keselamatan dan Kesehatan kerja ............................................................................................... 7

Keselamatan kerja .................................................................................................................................... 8

Kesehatan kerja ........................................................................................................................................ 8

Undang-Undang dan Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ........................................................ 9

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ......................................................................... 11

Tujuan dan Manfaat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ........................................ 11

Penelitian Terdahulu...............................................................................................................................11

Kerangka Pemikiran................................................................................................................. ..............13

METODE PENELITIAN .................................................................................................................... 13

Jenis penelitian ....................................................................................................................................... 13

2

Jenis Data dan Sumber Data .................................................................................................................. 14

Teknik analisis data................................................................................................................................ 15

HASIL PENELITIAN ......................................................................................................................... 16

Uji validitas dan reabilitas data .............................................................................................................. 16

Karakteristik Responden ........................................................................................................................ 19

Hubungan karateristik responden .......................................................................................................... 20

Indeks Kepuasan Karyawan ................................................................................................................... 22

PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 24

Tinjauan umum perusahaan ................................................................................................................... 24

Departemen produksi PT. TIMATEX ................................................................................................... 25

Permasalahan serta kasus K3 di PT TIMATEX .................................................................................... 32

Pembuatan safety sign dan safety poster di PT TIMATEX ................................................................... 33

IKK antara karyawan terhadap program K3 .......................................................................................... 33

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................................ 35

Implikasi teoritis .................................................................................................................................... 35

Implikasi terapan .................................................................................................................................... 35

Keterbatasan penelitian .......................................................................................................................... 37

Saran penelitian yang akan datang ........................................................................................................ 37

Daftar pustaka ........................................................................................................................................ 38

Lampiran ................................................................................................................................................ 40

3

Daftar Tabel

Tabel 1 Uji Validitas dan Reabilitas Data ........................................................................................... 16

Tabel 2 Karakteristik Responden ........................................................................................................ 19

Tabel 3 Hubungan Karateristik responden .......................................................................................... 20

Tabel 4 Tingkat Kategori Variabel ...................................................................................................... 22

Tabel 5 Perhitungan indeks karyawan untuk karyawan tetap ............................................................. 22

Tabel 6 Perhitungan indeks karyawan untuk karyawan tidak tetap..................................................... 23

Tabel 7 Standar Indeks Kepuasan 100% menurut Bhote (1996) ......................................................... 24

Tabel 8 Perbandingan indeks karyawan untuk karyawan tetap dan tidak tetap .................................. 35

Tabel 9 Perbandingan indeks karyawan untuk karyawan tetap dan tidak tetap .................................. 35

4

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masalah keselamatan dan kesehatan bagi karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan perlu

mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh oleh setiap perusahaan. Masalah ini terutama sangat

diperlukan bagi perusahaan yang berpotensi menyebabkan kecelakaan dan tingkat polusi yang tinggi

(Widodo, 2014). Menurut Mangkunegara (2002) keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai

suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani

tenaga kerja, hal tersebut bertujuan agar tenaga kerja dan orang lain yang ada di tempat kerja selalu

dalam keadaan yang sehat serta sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien (Suma’mur,

2001).

Widodo (2014) menyatakan program K3 merupakan studi praktis yang berkaitan dengan

implementasi sistem manajemen suatu perusahaan. Di dalam UU No. 13 tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan juga diatur tentang jaminan keselamatan dan kesehatan kerja bagi seluruh karyawan

yang bekerja. Namun pada kenyataanya masih banyak dijumpai perusahaan-perusahaan yang kurang

memperhatikan tentang faktor keselamatan dan kesehatan kerja. Menurut data yang dituliskan oleh

media online(Suara Merdeka 2014), angka kecelakaan kerja Jawa Tengah terhitung tinggi. Berdasarkan

data statistik selama tahun 2014 terjadi kasus 7992 kecelakaan kerja di tempat kerja. Melihat angka

tersebut sebanyak2198 atau 27,5 % merupakan kecelakaan saat berkendara, sedangkan sisanya terjadi di

dalam perusahaan. Faktor human error menjadi masalah utama dalam kasus kecelakaan kerja di tempat

kerja sedangkan presentase kecilnya di luar tempat kerja.

Banyaknya kasus kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja sangat merugikan banyak pihak

terutama tenaga kerja yang bersangkutan (Ervianto, 2005). Ilfani (2013) mengatakan terjadinya

kecelakaan serta sakit saat bekerja dapat berakhir kematian, mengalami cacat, lumpuh dan untuk

sementara waktu tidak bisa melanjutkan bekerja, untuk itu karyawan yang bersangkutan tidak mampu

lagi bekerja dengan baik atau tingkat produktivitas kerjanya mengalami penurunan dibandingkan ketika

karyawan sehat. Para Karyawan umumnya menginginkan kerja yang aman sehat serta lingkungan kerja

yang aman.

Keselamatan dan kesehatan kerja merujuk pada perlidungan atas keamanan kerja yang dialami

setiap pekerja. Wilson (2012) menyatakan perlidungan mengarah pada kondisi fisik dan mental para

pekerja yang diakibatkan lingkungan kerja yang ada pada perusahaan. Perlindungan tersebut merupakan

hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. Penyebab dan timbulnya kecelakaan kerja dan

kesehatan dalam bekerja harus dihindari, supaya karyawan dapat terus beraktifitas melakukan pekerjaan

tanpa mengalami gangguan yang disebakan masalah keselamatan dan kesehatan kerja.

5

Menurut Hariandja (2007), program K3 merupakan aspek yang penting dalam usaha

meningkatakan kesejahteraan serta produktivitas karyawan. Mempertahankan karyawan yang

berproduktif dalam bekerja adalah upaya perusahaan dalam menjaga proses produksi, maka untuk itu

program K3 tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan, yang menghabiskan banya biaya (cost)

perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi

keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang (Prasetyo, 2009). Pentingnya program K3

diharapkan mampu mencegah karyawan agar terhindar dari kecelakaan kerja yang tidak diinginkan,

sebab masalah tersebut sangat sering terjadi pada perusahaan industri yang rentan terhadap risiko

kecelakaan kerja.

PT. Tiga Manunggal Synthetic Industries industri merupakan perusahaan yang bergerak di

bidang tekstil. Jenis produk yang dihasilkan adalah kain sebagai produk utama, presentase target

penjualan ialah sebesar ekspor 95% dipasarkan ke negara Timur tengah, Jepang, Afrika, dan Vietnam

sedangkan sisanya di pasar domestik 5 %. Perusahaan tersebut memiliki 785 karyawan yang bertugas

melakukan proses produksi. Tentunya rasa aman dalam bekerja dibutuhkan oleh pekerja produksi, hal

ini sesuai dengan teori Maslow Hierarcy theory, yaitu manusia membutuhkan rasa aman, maka

diperlukan pengaturan tentang perlindungan keselamatan dan kesehatan dalam bekerja.

Kepuasan karyawan menjadi alat ukur untuk menilai apakah dengan adanya program

keselamatan dan kesehatan kerja, perusahaan dapat mempertahankan karyawannya serta mengurangi

biaya rekrutmen dan seleksi karyawan baru serta untuk dapat menciptakan kondisi lingkungan kerja

sehat maka karyawan berguna dalam proses penerapan program K3, karena sebagai evaluasi

pertimbangan perusahaan dalam menjaga dan memelihara sumber daya manusia, maka untuk itu

kepuasan karyawan berguna bagi rencana jangka panjang bagi perusahaan.

Karyawan tetap dan tidak tetap dipilih sebagai responden peneletian karena terkadang

karyawan tetap merasa bahwa dia tidak perlu memikirkan K3 sedangkan karyawan tidak tetap merasa

diperlakukan secara berbeda dengan karyawan tetap maka untuk itu penelitian ini dilakukan ,serta

nantinya dapat mengetahui tingkat indeks kepuasaan karyawan, karena dengan hasil tersebut dapat

mempengaruhi motivasi kinerja yang berkenaan dengan keselamatan dan kesehatan kerja pada PT

TIMATEX maka untuk itu penelitian ini mengambil status pekerjaan yang berguna untuk mengetahui

tingkat kepuasaan karyawan. Hasil dari perhitungan IKK antara karyawan tetap dan tidak tetap menjadi

perbandingan atas penilaian K3 di perusahaan.

Oleh karena itu, diperlukan analisis keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan penerapan

sistem K3 di PT. Tiga Manunggal Synthetic Industries. Penelitian ini mengacu kepada kepuasan

karyawan dalam pengukuran terhadap program K3, untuk mengetahui nilai kepuasan karyawan yang

diterapkan di perusahaan tersebut, serta menjadi penilaian terhadap program kesehatan dan keselamatan

kerja.

6

Berkenaan dengan hal-hal yang telah dibahas di atas maka rumusan pada penelitian ini adalah

(1) Bagaimana penerapan program K3 di PT. Tiga Manunggal Synthetic Industries, serta (2) Bagaimana

kepuasan karyawan program K3 yang diterapkan di PT. Tiga Manunggal Synthetic Industries dengan

menghitung melaui IKK (Indeks Kepusan Karyawan) berdasarkan karyawan tetap dan tidak tetap.

TINJAUAN PUSTAKA

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Menurut Ardana (2012) pengertian kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dapat ditinjau dari

dua aspek filsofis dan teknis. Secara filosofis K3 adalah konsep berpikir dan upaya nyata untuk

menjamin kelestarian tenaga kerja pada khusunya dan setiap insan pada umumnya, beserta hasil-hasil

karya dan budaya dalam upaya membayar masyarakat adil dan makmur. Secara teknis K3 adalah upaya

perlindungan yang ditunjukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja atau perusahaan selalu

dalam keadaan selamat dan sehat sehingga setiap sumber produksi dapat digunakan.

Mangkunegara (2012) menyatakan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan

sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun

rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju

masyarakat makmur dan sejahtera. Keselamatan dan kesehatan kerja tidak dapat dipisahkan dengan

proses produksi baik jasa maupun industri, yang berarti bahwa kemungkinan terjadinya kecelakaan

akan terjadi.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan satu upaya perlindungan yang diajukan

kepada semua potensi yang dapat menimbulkan bahaya. Hal tersebut bertujuan agar tenaga kerja dan

orang lain yang ada di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat serta semua sumber

produksi dapat digunakan secara aman dan efisien (Suma’mur, 2006).

Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Semua

organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang terlibat tetap

berada dalam kondisi aman sepanjang waktu (Widodo, 2014). Praktik K3 (Kesehatan dan keselamatan

kerja) meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan

untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit.

Sesuai dengan dasar hukum UU No. 1 tahun 1970 menjelaskan bahwa keselamatan dan

kesehatan kerja (K3) adalah suatu upaya praktis untuk memberikan jaminan keselamatan dan

meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit

akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan dan cuti sakit.

7

Berdasarkan pembahasan mengenai pengertian kesehatan dan keselamatan kerja di atas maka

dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan program kesehatan dan keselamatan kerja adalah sarana

utama untuk pencegahan kecelakaan kerja sebagai akibat kecelakaan kerja dalam lingkungan kerja serta

untuk memperoleh derajat kesehatan yang setingi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial.

Kesehatan kerja dan keselamatan kerja para pekerja menjadi perhatian utama dan sebagai bentuk

investasi jangka panjang yang memberi keutungan yang berlimpah pada masa yang akan datang

(Prasetyo, 2009).

Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan yang

memungkinkan terjadinya kecelakaan. Maka menurut Mangkunegara (2012) tujuan dari keselamatan

dan kesehatan kerja sebagai berikut:

a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik,

sosial dan psikologis.

b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya seselektif mungkin.

c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamananya.

d. Agar jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.

e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan parisipasi kerja.

f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja.

g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

Dari uraian penjelasan tersebut menjelaskan bahwa program K3 adalah wujud pencapaian

perlindungan tenaga kerja yang diharapakan mampu menciptakan situasi dan kondisi kerja yang bebas

dari ancaman tindakan atau kecelakaan yang berbahaya. Menurut Widodo (2014:237) program K3

merupakan studi praktis yang berkaitan dengan implementasi sistem manajemen suatu perusahaan. Di

dala UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan juga diatur tentang jaminan keselamatan dan

kesehatan kerja bagi seluruh karyawan.

Dengan adanya tujuan keselamatan dan kesehatan kerja ini tentunya merupakan rencana yang

wajib diterapkan dalam sebuaah organisasi, terutama di bidang industri. Tujuan utama dari program

K3 supaya para pekerja diharapkan dapat memenuhi peraturan serta disiplin dalam melaksanakan

kewajibanya, karena keselamatan dan kesehatan kerja hal yang penting diutamakan oleh perusahaan.

Jika tujuan ini berhasil dilakukan oleh perusahaan terutama di bidang industri maka penurunan angka

kecelakaan akan berkurang bahkan akan terjadi zerro accident.

8

Keselamatan Kerja

Menurut Syaaf (2007) Keselamatan adalah suatu pendekatan keilmuan maupun sebagai suatu

pendekatan praktis mempelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan

berupaya mengembangkan berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil risiko terjadinya

kecelakaan.

Slamet (2012) juga mendefenisikan tentang keselamatan kerja, keselamatan kerja dapat

diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain

keselamatan kerja merupakan salah satu faktor yang harus dilakukan selama bekerja, karena tidak ada

yang menginginkan terjadinya kecelakaan di dunia ini. Keselamatan kerja sangat bergantung pada

jenis, bentuk, dan lingkungan di mana pekerjaan itu dilaksanakan. Menurut Widodo (2014) unsur-

unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut :

a) Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja.

b) Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.

c) Teliti dalam bekerja.

d) Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja.

Dari pengertian di atas keselamatan kerja adalah suatu bentuk keadaan yang bertujuan untuk

menghindari kesalahan dan kerusakan kerja yang dilakukan oleh para karyawan. Faktor tersebut

sangat penting karena berkaitan dengan kinerja karyawan dan kinerja perusahaan. Semakin

tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan kecelakaan kerja.

Kesehatan Kerja

Menurut Budiono (2003) kesehatan kerja adalah kondisi fisik dan mental seseorang yang tidak

saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga menunjukan kemampuan untuk

berinteraksi dengan lingkungan pekerjaanya.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian

kesehatan adalah sebagai” suatu keadaan fisik, mental dan sosial kesejahteraan bukannya penyakit

atau kelemahan”. Menurut Undang-Undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan dan Undang-Undang

No.29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan

jiwa, sosial dan mental yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Pada dasarnya kesehatan itu meliputi empat aspek, antara lain:

9

1. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak

adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh

berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.

2. Kesehatan mental (jiwa) mencakup tiga komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual.

a. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran

b. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan

emosinya, misalnya takut,gembira, khawatir, sedih dan sebagainya.

c. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur,

pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan

Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spritual adalah keadaan dimana sesorang

menjalankan ibadah dan semua aturan agama yang dianutnya.

Menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960, BAB 1 pasal 2, kesehatan

kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat

kesehatan yang setingi-tinginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan

pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan

kerja maupun penyakit umum.

Kondisi kesehatan pekerja haruslah menjadi perhatian karena pekerja adalah penggerak aset

perusahaan konstruksi (Widodo, 2014). Jadi kondisi fisik harus maksimal dan sehat agar tidak

menganggu proses kerja seperti peryataan ILO/WHO (1995) bahwa kesehatan kerja adalah suatu upaya

untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat kesejahteraan fisik, mental dan soial yang setingi-

tingginya bagi pekerja di semua jabatan, pencegahan penyimpanan kesehatan di antara pekerja yang

disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja dalam pekerjaanya dari risiko akibat faktor

yang merugikan kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang

diadaptasikan dengan kebutuhan psikologi karyawan.

Undang-Undang dan Peraturan Keselamatan dan Kesehatan kerja

Pemerintah Indonesia menginstruksikan kepada para pengelola perusahaan yang mengunakan,

menyimpan, memakai, memproduksi dan mengakut bahan kimia berbahaya agar melaksanakan

ketentuan pemerintah dalam Kepmenaker Nomor Kep. 186/Men/1999 Tentang Unit Penanggulangan di

tempat kerja meliputi :

1. Pengadilan siap bentuk energi.

2. Penyedia saran deteksi, alarm, pemadam kebakaran, dan sarana evakuasi.

3. Pengendalian penyebaran asap, panas, dan gas.

4. Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja.

5. Menyelangarakan latihan gladi penanggulangan secara berkala.

10

6. Memiliki buku rencana penanggulagan keadaan darurat kebakaran.

7. Memilik ahli keselamatan dan kesehatan kerja kebakaran, kordinator unit penanggulangan

kebakaran dan petugas peran kebakaran.

Demikian pula, pihak perusahaan diharuskan melaksanakan pembinaan dan pengawasan

terhadap Kepmenaker Nomor Kep. 187/Men/1999 tentang penendalian bahan kimia di temapat kerja

meliputi:

1. Penyediaan lembar data keselamatan bahan (Material Safety Data Sheet).

2. Memiliki ahli dan petugas tentang keselamatan dan kesehatan kerja di bidang kimia.

3. Menyampaikan daftar nama dan sifat kimia serta kuantitas bahan kimia berbahaya.

4. Membuat dokumen pengendalian instalasi potensi bahaya besar dan menegah.

5. Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko.

6. Kegiatan teknis, rancang bangun, konstruksi, pemilihan bahan kimia, serta

pengoperasian dan pemeliharaan instalasi.

7. Kegiatan pembinaan tenaga kerja di tempat kerja.

8. Rencana dan prosedur tanggap darurat.

9. Prosedur kerja aman.

10. Melakukan pemeriksaan dan pengujian faktor kimia sekurang-kurangnya enam bulan

sekali.

11. Melakukan pemeriksaan dan pengujian instalasi sekurang-kurangnya dua tahun sekali.

12. Melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sekurang-kurangnya satu tahun sekali

Wilson (2012) menyatakan untuk dapat menciptakan ketenangan kerja dan meningkatkan

produktivitass kerja karyawan, pemberi kerja memberikan tambahan santunan bagi tenaga kerja yang

meninggal dunia dan mengalami cacat total tetap karena kecelakaan kerja sehingga tidak dapat lagi

bekerja. Tambahan santunan tersebut dimaksudkan sebagai ganti penghasilan sehingga dapat membantu

tenaga kerja atau keluarganya selama waktu tertentu, sesuai dengan kemampuan program Asuransi

Sosial Tenaga Kerja (ASTEK). Untuk memenuhi tanggung jawabtersebut, pemerintah menetapkan

peraturan peraturan melalui Keputusan Presiden nomor 34 tahun 1990 tentang pemberian santunan bagi

tenaga kerja yang meninggal dunia dan cacat total tetap karena kecelakaan kerja.

Menurut buku keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 555.K/26/M.PE/1995, landasan K3

terdiri dari :

1. Undang-undang nomor 11 tahun 1967 pasal 29.

2. Undang-undang nomor 1 tahun 1970 menimbang pasal 3 ayat 1.

3. Undang-undang nomor 13 tahun 2003 pasal 86 dan 87.

11

4. Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 1969 pasal 64 dan 65.

5. Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 1973 pasal 1,2 dan 3.

6. MPR nomor 341 LM 1930.

7. Keputusan Menteri nomor 2555K/201/M.PE/1993.

8. Keputusan Menteri nomor 555.K/26/M.PE/1995.

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Wilson (2012) mengatakan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah

pengoperasian fungsi-fungsi ke dalam kegiatan-kegiatan organisasi yang berkaitan dengan

keselamatan dan kesehatan kerja.

Secara khusus sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja terdapat pada peraturan

Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.05/MEN/1996 pasal 1, Sistem Manajamen Keselamatan dan

Kesehatan kerja (SMK3) adalah bagian dari Sistem Manajemen keseluruhan yang meliputi struktur

organisasi, perencanaan, tangung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang

dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan

keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan

kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

Tujuan dan Manfaat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Berdasarkan peraturan Menteri Tenaga kerja Nomor Per.05/Men/1996 pasal 2, sebagai tujuan

dan sasaran dari sisem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan

melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka

mencegah dan mengurang kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat keja yang

aman, efisien dan produktif.

Diciptakan undang-undang dan peraturan-peraturan tentang sistem manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja akan memiliki manfaat yang besar bagi masyarakat secara umum, khususnya bagi

pekerja itu sendiri. Di sisi lain menurut Wilson (2012) penerapan sistem manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja memiliki berbagai manfaat bagi industri. Perusahaan tidak dirugikan dalam kegiatan

produksi atas kehilangan sebagian waktu, kerugian material, dan biaya pengobatan akibat kecelakaan

kerja. Secara moral, para karyawan merasa aman dan nyaman ketika sedang bekerja sehingga

produktivitas meningkat.

Peneletian Terdahulu

Lestari (2007) melakukan penelitian tentang hubungan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

dengan Produktivitas kerja karyawan di bagian pengolahan PTPN VIII Gunung Mas Bogor. Analisa

12

data dengan mengunakan analalis Rank Spearmanmenujukan bahwa semua faktor K3 memiliki

hubungan yang positif dengan produktivitas karyawan.

Hasil penelitian Mulyawati (2008) mengenai Analisis Tingkat Karyawan terhadap program

Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT Aneka Tambang TBK UBPP LM Jakarta. Mengunakan

analisis Indeks Kepuasan Karyawan dan Importance performance analisis. Hasil pengujian validitas

pertanyaan dengan product momen pearson menyatakan bahwa 40 pertanyaan dalam kuesioner baik

untuk kepentingan dan kepuasan adalah valid. Hal ini dapat diihat dari nilai korelasi dengan totalnya

yang ditunjukan oleh p-value cukup signifikan.

Hasil penelitian Fathoni (2008) mengenai Hubungan antara Persepsi Karyawan terhadap

Program Keselamatan dan Kesehatan kerja dengan kepuasan kerja, berdasarkan hasil hitungan

diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,635; p=0,000 (p<0,001). Hasil tersebut menujukan ada

hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi karyawan terhadap program kesehatan dan

keselamatan kerja dengan kepuasan kerja. Hal ini berati variabel persepsi karyawan terhadap program

kesehatan dan keselamatan kerja dapat digunakan sebagai prediktor (variabel bebas) untuk mengukur

variabel kepuasan kerja. Semakin tinggi (baik) persepsi karyawan terhadap program kesehatan dan

keselamatan kerja semakin rendah kepuasan kerja.

Dari penelitian sebelumnya dikatakan bahwa keterkaitan kepuasan kerja karyawan dengan

program keselamatan dan kesehatan kerja diukur melaui alat dan metode masing-masing.

Karakteristik responden dalam penelitian tersebut diambil secara umum. Untuk melihat kesengjangan

tersebut penelitian ini membedakan dari status karyawan tetap dan tidak tetap karena dengan

membedakan statustersebut dapat dilihat bagaimana kepuasan karyawan berdasarkan status yang

mereka dapatkan ketika bekerja dengan acuan teori kepuasan kerja yaitu teori keadilan. Teori keadilan

dipilih sebagai acuan agar tidak ada perbedaan antara karyawan terhadap program keselamatan dan

kesehatan kerja berpengaruh terhadap hasil pencapaian kerja karyawan.

Kepuasan karyawan terhadap program K3 akan bermaanfaat bagi perusahaan sebab dengan

mengukur dan membedakan dari status karyawan dapat dilihat tingkat kepuasan mereka setelah

bekerja. Hal ini berati kepuasan karyawan menjadi indikator dalam sebuah peniliaan kinerja karyawan

terkhusus perusahaan industri.

Pada bagian produksi tentunya karyawan yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini sebab

rasa aman dan nyaman dalam bekerja merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi karyawan.

Untuk itu pemilahan antara karyawan tetap dan tidak tetap dipilih supaya dapat mengetahui kinerja

karyawan berdasarkan status yang mereka peroleh.

13

Kerangka Pemikiran

PT. Tiga Manunggal Synthetic Industries atau lebih sering disebut PT. TIMATEX bergerak di

bidang tekstil, perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas dan

merupaan kelompok manunggal group yang berstatus kerja sama (Joint Venture) antara perusahaan

Indonesia dengan perusahaan Jepang PT Tiga Manunggal Synthetic Industries salah satu perusahaan

yang telah menerapkan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3), dapat dilihat bahwa PT. Tiga

Manunggal Synthetic Industries memperhatikan K3 karyawanya

Penerapan program K3 di PT. Tiga Manunggal Synthetic Industries dapat diketahui melalui

wawancara langsung, pengamatan, beberapa dokumen perusahaan dan kuesioner. Adapun faktor-

faktor K3 yang menjadi dasar pencarian data penelitian yaitu, (1) Pendidikan dan Pelatihan K3, (2)

Publikasi dan Kontes K3, (3) Kontrol Lingkungan kerja, (4) Pengawasan dan disiplin, (5) Peningkatan

dan kesadaran K3. Penelitian ini dipilih berdasarkan status karyawan antara karyawan tetap dan tidak

tetap yang bekerja di dalam produksi pabrik.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian diananlisis dengan dengan mengunakan Indeks

Kepuasan Karyawan (IKK). IKK digunakan untuk mengetahui seberapa puas karyawan terhadap

adanya program K3 yang diterapkan oleh perusahaan. Melalui alat analisis IKK dapat diketahui

bagaimana perbandingan tingkat kepuasan karyawan tetap dan tidak tetap di PT. Tiga Manunggal

Synthetic Industires terhadap program K3 di PT. Tiga Manunggal Synthetic Industries. Dengan

diketahuinya tingkat kepuasan tersebut, maka perusahaan dapat menentukan apa saja yang dapat

dilakukan guna menjaga dan meningkatan kepuasan karyawan berdasarkan status karyawan antara

karyawan tetap dan tidak tetap.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini mengunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitiatif. Metode

penelitian kuantitatif, sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2012:8) yaitu “Metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

tertentu, pengumpulan data mengunakan instrumen peneitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,

dengan tujuan untuk menguji hipotetis yang telah ditetapkan”. Menurut Sugiyono (2012:13) penelitian

dekskriptif yaitu, penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu

variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel

yang lain. Berdasarkan teori tersebut, penelitian dekskriptif kuantitatif, merupakan data yang

diperoleh dari sampel populasi penelitian dianalisis sesuai dengan mendapatkan gambaran program

K3 PT. Tiga Manunggal Synthetic Industires.

14

Jenis Data dan Sumber Data

Untuk menjawab persoalan-persoalan penelitian yang sudah ada dirumuskan, maka diperlukan

data-data yang mendukung dan sesuai dengan persoalan-persoalan penelitian yang ada. Data yang

digunakan adalah data primer. Data primer diperoleh langsung dari pekerja melalui metode

kuesioner.Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh.Peneliti menggunakan

kuesioner dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang

merespon atau menjawab pertanyaanpertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis ataupun lisan.

Populasi jumlah karyawan tetap sebesar 705 sedangkan jumlah karyawan tidak tetap sebesar 80. Maka

dari mengunakan rumus slovin atas besaran populasi yang akan diambil sampel :

Salah satu cara menentukan besaran sampel yang memenuhi hitungan itu adalah yang

dirumuskan oleh Slovin (Steph Ellen, eHow Blog, 2010; dengan rujukan Principles and Methods of

Research; sebagai berikut.

n = N ( 1 + N e2 )

Dimana : n = Number of samples (jumlah sampel)

N = Total population (jumlah seluruh anggota populasi)

e = Error tolerance (toleransi terjadinya galat; taraf signifikansi; untuk sosial dan

pendidikan lazimnya 0,05)

Karyawan Tetap=

N =

= 1+1.7625

=

=255,2

=260

15

Karyawan Tidak Tetap =

N=

= 1+0,2

=

=66,67

=67

Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan secara menyeluruh dengan memperhatikan

tingkat kepentingan faktor-faktor K3 yang menjadi dasar penyusunan kuesioner, digunakan Indeks

Kepuasan Karyawan. Sehingga kemudian data diuji keabsahanya dengan cara uji validitas dan uji

reabilitas.

Uji Validitas: uji ini untuk mengetahui sejauh mana instrumen yang digunakan sudah memadai

untuk mengukur apa yang seharusnya dikur dengan cara meminta pendapat atau penilaian ahli yang

berkompoten dengan masalah yang diteliti. Data dikatakan valid jika memiliki Correceted item-total

correlation (r hitung) lebih besar 0,3 (Ghozali, 2005)

Uji Reabilitas: uji yang diperlukan untuk menunjuk sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif

konsisten jika diulangi beberapa kali. Instrumen dikatakan reliable bila memiliki Alpha Cronbach lebih

besar dari 0,60 (Ghozali, 2005).

Rumus Indeks Kepuasan Karyawan IKK, yaitu :

IKK=

X100 %

Keterangan:

T= Skor total nilai kepentingan (importance=I) dikali nilai kepuasan (performance)

Y= Nilai kepentingan total (Σ importance =ΣI)

16

Nilai masksimum Indeks Kepuasan adalah 100%. Menurut Bhote (1996), nilai IKK 50% atau

lebih rendah menandakan kinerja perusahaan kurang bagus di mata karyawan. Nilai IKK antara 50%

sampai 80% atau lebih tinggi mengindikasikan karyawan cukup puas terhadap kinerja perusahaan.

Sedangkan 80% atau lebih tinggi mengindikasikan karyawan merasa puas terhadap kinerja perusahaan

dalam melaksanakan progaram K3.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini mengunakan kuesioner sebagai metode pengumpulan data sebelum itu perlu diuji

kelayakan untuk melihat keabsahan data, layak atau tidak layak data dalam kuesioner yang di diberikan

kepada karyawani PT. Tiga Manunggal Synthetic Industries yang terbagi atas karyawan tetap dan tidak

tetap, maka diperlukan uji validitas dan reabilitas data.

Uji Validitas dan Reabilitas Data

Uji Validitas, uji ini untuk mengetahui sejauh mana instrumen yang digunakan sudah memadai

untuk mengukur apa yang seharusnya dikur dengan cara meminta pendapat atau peniliaan ahli yang

berkompoten dengan masalah yang diteliti. Data dikatakan valid jika memiliki Correceteditem-total

correlation (r hitung) lebih besar 0,3 (Ghozali, 2005)

Uji Reabilitas, uji yang diperlukan untuk menunjuk sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif

konsisten jika diulangi beberapa kali. Instrumen dikatakan reliable bila memiliki Alpha Cronbach lebih

besar dari 0,60 (Ghozali, 2005).

Data diambil sebanyak 60 angket yang terbagi dari 30 karyawan tetap dan 30tidak tetap

berdasarkan 5 aspek K3.Berikut tabel nomor 1 yang menyajikan uji validitas dan reliabilitas program

K3 berdasarkan atas pendidikan dan pelatihan K3, pubilkasi dan kontes K3, kontrol lingkungan kerja,

pengawasan dan disiplin, serta peningkatan kesadaran K3.

Tabel 1.

Uji Validitas dan Reabilitas Data

No. Faktor Validitas

Item-Total

Coerrelation

Reabilitas

Alpha Crobanch

1. Pendidkan dan Pelatihan K3

1 0,813

2 0,749

3 0,818

17

4 0,710 0,909

5 0,791

6 0,763

7 0,412

8 0,642

2. Publikasi dan Kontes K3

1 0,529

2 0,599

3 0,715

4 0,591

5 0,666 0,897

6 0,579

7 0,817

8 0,777

9 0,785

3. Kontrol Lingkungan Kerja

1 0,531

2 0,376

3 0,765

4 0,649

5 0,785 0,864

6 0,612

7 0,313

8 0,589

9 0,763

10 0,791

4. Pengawasan dan Disiplin

1 0,604

2 0,583

3 0,513

4 0,606

5 0,740

6 0,740 0,905

7 0,745

8 0,575

18

9 0,675

10 0,570

11 0,641

12 0,762

5. Peningkatan Kesadaran K3

1 0,799

2 0,676

3 0,776

4 0,764

5 0,727 0,913

6 0,645

7 0,642

8 0,726

9 0,676

Sumber : Data olahan 2016

Hasil uji validitas pendidikan dan pelatihan K3 diperoleh nilai Item-Total Correlation tiap

indikator lebih besar 0,3 artinya data valid dan dapat dianalisis lebih lanjut. Hasil uji reliabilitas

berdasarkan pada nilai Cronbach Alpha, menujukan dari masing-masing pendidikan dan pelatihan K3

memenuhi unsur reliabilitas dengan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.6. Dengan demikian, maka

semua indikator dari pendidikan dan pelatihan K3 dapat digunakan dalam pengolahan selanjutnya.

Hasil uji validitas publikasi dan kontes K3 diperoleh nilai Item-Total Correlation tiap indikator

lebih besar 0,3 artinya data valid dan dapat dianalisis lebih lanjut. Hasil uji reliabilitas berdasarkan pada

nilai Cronbach Alpha, menujukan dari masing-masing pendidikan dan pelatihan K3 memenuhi unsur

reliabilitas dengan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.6. Dengan demikian, maka semua indikator

dari publikasi dan kontes K3 dapat digunakan dalam pengolahan selanjutnya.

Hasil uji validitas kontrol lingkungan kerjadiperoleh nilai Item-Total Correlation tiap indikator

lebih besar 0,3 artinya data valid dan dapat dianalisis lebih lanjut. Hasil uji reliabilitas berdasarkan pada

nilai Cronbach Alpha, menujukan dari masing-masing pendidikan dan pelatihan K3 memenuhi unsur

reliabilitas dengan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.6. Dengan demikian, maka semua indikator

kontrol lingkungan kerja dapat digunakan dalam pengolahan selanjutnya.

Hasil uji validitas pengawasan dan disiplin diperoleh nilai Item-Total Correlation tiap indikator

lebih besar 0,3 artinya data valid dan dapat dianalisis lebih lanjut. Hasil uji reliabilitas berdasarkan pada

nilai Cronbach Alpha, menujukan dari masing-masing pendidikan dan pelatihan K3 memenuhi unsur

19

reliabilitas dengan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.6. Dengan demikian, maka semua indikator

pengawasan dan didiplin dapat digunakan dalam pengolahan selanjutnya.

Hasil uji validitas peningkatan dan kesadaran K3 diperoleh nilai Item-Total Correlation tiap

indikator lebih besar 0,3 artinya data valid dan dapat dianalisis lebih lanjut. Hasil uji reliabilitas

berdasarkan pada nilai Cronbach Alpha, menujukan dari masing-masing pendidikan dan pelatihan K3

memenuhi unsur reliabilitas dengan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.6. Dengan demikian, maka

semua indikator peningkatan dan kesadaran K3 dapat digunakan dalam pengolahan selanjutnya.

Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh melaui kuesioner yang diberikan kepada

karyawan PT. Tiga Manunggal Synthetic Industiressebagai responden yang berjumlah 320 karyawan

yang terbagi atas karyawan tetap dan tidak tetap. Karakteristik/responden ini berdasarkan jenis kelamin,

usia, lama bekerja dan status perkawinan.

Tabel 2.

Karakteristik Responden

Deskripsi Kriteria Jumlah Presentase(%)

Jenis Kelamin Laki-laki 120 37,5

Perempuan 200 62,5

Status Karyawan Tetap 250 78,1

Tidak Tetap 70 21,8

Usia Kurang dari 16 tahun 0 0

16 sampai kurang dari 25 tahun 38 11,8

25 sampai kurang 35 tahun 61 19,0

35 sampai kurang dari 45 tahun 111 34,6

45 sampai kurang dari 55 tahun 107 33,4

Lebih dari 55 tahun 3 1,2

Lama Bekerja Kurang dari 1 tahun 3 1,1

1 sampai kurang dari 6 tahun 39 12,1

6 sampai kurang dari 11 tahun 41 12,8

11 sampai kurang dari 16 tahun 48 15

16 sampai kurang dari 21 tahun 74 23,1

20

Lebih dari 21 tahun 115 35,9

Status Perkawinan Menikah 272 85

Belum Menikah 48 15

Sumber : Data olahan 2016

Dari tabel 2 terlihat sebagian besar ,karakteristik responden karyawan PT. Tiga Manunggal

Synthetic Industires, paling banyak berjenis kelamin perempuan berjumlah 200 (62,5%) dan berjenis

kelamin laki-laki berjumlah 120 (37,5%). Status karyawan tetap lebih banyak dibandingkan karyawan

tidak tetap yang berjumlah 250 (78,1%) untuk karyawan tetap dan karyawan tidak tetap berjumlah

70(21,8%). Usia karyawan paling banyak berkisar di usia 35 sampai kurang dari 45 tahun berjumlah

111(34,6%) dan usia 45 sampai kurang dari 55 tahun berjumlah 107(33,4%). Karyawan yang bekeja di

PT. Tiga Manunggal Synthetic Industirespaling lama lebih dari 21 tahun yang berjumlah 115 (35,9 %)

status perkawinan karyawan lebih banyak sudah menikah berjumlah 272 (85%).

Hubungan Karakteristik responden

Tabel 3.

Hubungan Karakteristik responden

1 2 3 4 5

Wanita 3,17 3,09 3,01 3,19 3,20

Pria 3,02 3,08 2,94 3,14 3,19

Tetap 3,07 3,04 2,96 3,14 3,20

Tidak tetap 3,27 3,20 3,04 3,32 3,48

Usia

Kurang dari 16 tahun 0 0 0 0 0

16 sampai kurang dari

25 tahun

3,28 3,27 3,08 3,34 3,53

25 sampai kurang dari

35 tahun

3,23 3,11 2,99 3,29 3,32

35 sampai kurang dari

45 tahun

3,00 3,06 2,95 3,09 3,09

45 sampai kurang 55

tahun

3,09 3,02 2,99 3,12 3,12

Lebih dari 55 tahun 3,79 3,20 3,53 3,92 3,85

Lama bekerja

Kurang dari 1 tahun 3,29 3,22 2,43 3,22 3,11

21

1 sampai kurang dari 6

tahun

3,26 3,21 3,09 3,32 3,46

6 sampai kurang dari 11

tahun

3,23 3,07 2,98 3,31 3,38

16 sampai kurang dari

11 tahun

3,27 3,26 3,15 3,47 3,35

Lebih dari 21 tahun 3,01 3,00 2,92 2,98 3,07

Menikah 3,09 3,07 2,99 3,15 3,17

Belum menikah 3,25 3,21 3,02 3,26 3,39

Sumber : Data olahan 2016

Tabel di atas adalah hasil rata-rata 5 dimensi K3 yaitu pendidikan dan pelatihan K3, publikasi

dan kontes K3, kontrol lingkungan kerja, pengawasan dan disiplin, dan peningkatan kesadaran K3.

Dengan adanya hasil tersebut dapat dilihat karakterikstik hubungan responden berdasarkan jenis

kelamin, status karyawan, usia , lama bekerja dan status perkawinan. Pada jenis kelamin wanita

memperoleh skor tertinggi untuk elemen peningkatan kesadaran K3 sebesar 3,20 dan yang paling

rendah adalah faktor kontrol lingkungan kerja 3,01, sedangkan jenis kelamin pria faktor yang paling

tinggi peningkatan dan kesadaran K3 3,19, yang paling rendah adalah faktor kontrol lingkungan kerja

2,94.

Usia responden karyawan PT TIMATEX yang berusia 16 sampai kurang dari 25 tahun yang

paling tinggi adalah faktor pendidikan dan pelatihan K3 3,28 sedangkan yang paling rendah kontrol

lingkungan kerja 3,08. Usia 25 tahun sampai kurang dari 35 tahun yang paling tinggi peningkatan dan

kesadaran K3 3,32 paling rendah kontrol lingkungan kerja 2,99. Usia 35 tahun sampai kurang dari 45

tahun yang paling tinggi peningkatan dan kesadaran K3 dan pengawasan disiplin dengan nilai sama

3,09 serta terendah kontrol lingkungan kerja 2,95. Usia 45 tahun sampai kurang dari 55 tahun paling

tinggi peningkatan dan kesadaran K3 3,12 terendah kontrol lingkungan kerja 2,99. Usia lebih dari 55

tahun tertinggi pengawasan dan disiplin 3,92 terendah publikasi dan kontes 3,20.

Lama bekerja karyawan PT TIMATEX yang bekerja berdasarkan lama bekerja kurang dari 1

tahun paling tinggi adalah faktor pendidikan dan pelatihan K3 3,29 terendah publikasi dan kontes K3

2,43. Lama bekerja 1 sampai kurang dari 6 tahun paling tinggi faktor peningkatan kesadaran K3 3,46

terendah kontrol lingkungan kerja 3,09.

Lama bekerja 6 sampai kurang dari 11 tahun tertinggi faktor peningkatan kesadaran K3 3,38

terendah kontrol lingkungan kerja 2,98. Lama bekerja 16 sampai kurang dari 21 tahun tertinggi

peningkatan kesadaran K3 3,35 terendah publikasi dan kontes K3 3,15. Lama bekerja lebih dari 21

tahun tertinggi peningkatan kesadaran K3 3,07 terendah publikasi dan kontes K3.

22

Status perkawinan karyawan TIMATEX menikah paling tinggi faktor peningkatan kesadaran

K3 3,17 terendah faktor publikasi dan kontes K3 2,99. Sedangkan yang belum menikah faktor tertinggi

peningkatan kesadaran K3 terendah publikasi dan kontes K3 3,02.

Hubungan karakteristik responden menujukan bahwa dengan nilai rata-rata atas jenis kelamin

pria, wanita, status karyawan, usia , lama bekerja dan status perkawinan nilai dengan hasil tertinggi dan

terendah menujukan bahwa peningkatan kesadaran K3 tertinggi sedangkan kontrol lingkungan kerja

terendah.

Indeks Kepuasan Karyawan

Indeks kepuasan karyawan digunakan mengetahui nilai kepentingan (I) dan kepuasan (P)

terhadap faktor program K3. Tingkat kepuasan ini yang kemudian ini untuk memperbandingkan nilai

kepuasan total karyawan tetap dan tidak tetap di perusahaan.

Dan untuk menentukan rentang skala likert kategori dari rata-rata jawaban responden maka

dapat menggunakan rumus Santosa (2012) sebagai berikut :

Tabel.4

Tingkat Kategori Variabel

Range Keterangan

4.20 – 5.00 Sangat Tinggi

3.40 – 4.19 Tinggi

2.60 – 3.39 Sedang

1.80 – 2.59 Rendah

1.00 – 1.79 Sangat Rendah

Tabel 5.

Perhitungan indeks karyawan untuk karyawan tetap

No. Faktor-faktor K3 Importance

(I)

Performance

(P)

Score

(T)

1 Pendidikan dan pelatihan K3 3,35(Sedang) 3,07(Sedang) 10,29

2 Publikasi dan kontes K3 2,43(Sedang) 3,06(Sedang) 7,44

3 Kontrol lingkungan kerja 2,90(Sedang) 2,97(Sedang) 8,61

4 Pengawasan dan disiplin 3,04(Sedang) 3,14(Sedang) 9,55

23

5 Peningkatan kesadaran K3 3,30(Sedang) 3,13(Sedang) 10,33

Total Σ(I)=15,01

Σ (P)=15,37 Σ(T)=46,21

Sumber : Data olahan2016

IKK=∑

=

=61,57%

Keterangan:

T= Skor total nilai kepentingan (importance=I) dikali nilai kepuasan (performance)

Y= Nilai kepentingan total (Σ importance =ΣI)

Dari data di atas menujukan bahwa nilai kepentingan tertinggi importance (I) pendidikan dan

pelatihan K3 3,35 serta nila tertinggi kepuasan performance (P) pengawasan displin 3,14.

Tabel 6.

Perhitungan indeks karyawan untuk karyawan tidak tetap

No. Faktor-faktor K3 Importance

(I)

Performance

(P)

Score

(T)

1 Pendidikan dan pelatihan K3 3,24(Sedang) 3,27(Sedang) 10,59

2 Publikasi dan kontes K3 2,83(Sedang) 3,20(Sedang) 9,06

3 Kontrol lingkungan kerja 2,56(Sedang) 3,06(Sedang) 7,83

4 Pengawasan dan disiplin 3,16(Sedang) 3,32(Sedang) 10,49

5 Peningkatan kesadaran K3 3,20(Sedang) 3,48(Tinggi) 11,14

Total (I)=14,99 Σ (P)=16,33 (T)=49,11

Sumber : Data olahan2016

IKK=∑

=

=65,52%

24

Keterangan:

T= Skor total nilai kepentingan (importance=I) dikali nilai kepuasan (performance)

Y= Nilai kepentingan total (Σ importance =ΣI)

Dari data di atas menujukan bahwa nilai kepentingan tertinggi importancependidikan dan

pelatihan K3 3,24, serta nila tertinggi kepuasan performance (P) 3,48.Dengan demikian setelah dihitung

IKK karyawan PT Tiga ManunggalSynthetic Industries karyawan tetap memperoleh nilai 61,57 % dan

karyawan tidak tetap memperoleh nilai 65,52%, nilai angka tersebut menurut Bhote (1996), menujukan

bahwa IKK karyawan tetap dan tidak tetap terhadap program keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

cukup atau sedang.

Tabel 7.

Standar Indeks Kepuasan 100% menurut Bhote (1996)

Presentase Keterangan

50 % Rendah

50%-80% Sedang

80%-100% Tinggi

PEMBAHASAN

Tinjauan Umum Perusahaan

PT. Tiga Manunggal Synthetic Industries atau lebih sering disebut PT.TIMATEX bergerak di

bidang tekstil, tergabung dalam Manunggal Group yang berkantor pusat di Wisma Argo Manunggal

yang beralamat di Jalan Gatot Subroto Kav 22 Jakarta. Perusahaan ini berdiri pada de facto tahun 1975

dan de yure pada tanggal 7 Agustus 1976. Perusahaan ini dibangun di atas tanah seluas 5,6 Ha serta

diresmikan oleh Presiden Soeharto dan Menteri Perindustrian M. Yusuf yang menjabat saat itu.

PT. TIMATEX merupakan perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas dan merupakan

kelompok Manunggal Group yang berstatus kerja sama (Joint Venture) antara perusahaan indonesia

dengan perusahaan Jepang.

Program-program Keselamatan dan kesehatan kerja

Program K3 yang diterapkan di lingkungan kerja PT. Tiga Manunggal Synthetic Industries

adalah:

a. Menjamin pelaksanaan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 dan peraturan-peraturan K3 di

tempat kerja.

25

b. Melakukan pengawasan di tempat kerja.

c. Melakukan pembinaan K3 kepada pekerja

d. Melakukan inspeksi terhadap perlatan kerja maupun kelengkapan pabrik/perusahaan.

e. Mengadakan pelatihan kebakaran.

f. Prosedur dan tata cara evakuasi.

g. Menjamin tersedianya alat Pelindung Diri (APD) bagi karyawan yang sesuai dengan

bahaya di tempat kerja.

Departemen proses produksi PT TIMATEX

Proses produksi dibagi atas tiga departemen:

1. Departemen Twisting

Twisting merupakan proses yang berupa pemintalan dari benang polyester/bahan baku

menjadi bobbin (gulungan-gulungan benang dalam skala kecil).

Twisting memiliki tiga bagian utama:

a. Twisting I

Membuat benang dari jenis polyester filamen (PF) menjadi polyester woolie (PW) yang

akan digunakan di bagian sizing.

Mesin yang digunakan:

1) Mitsubishi 1974 (proses woolie) yang berjumlah 4 mesin.

Mesin ini menggulung benang dengan kecepatan 226.000-290.000 rpm.

Proses woolie membutuhkan 4T yaitu:

a) Temperatur, maksimal 240⁰C (titik didih polyster).

b) Tension untuk mengatur lemahnya ketegangan benang.

c) Twist untuk mengatur kecepatan putaran mesin terhadap benang yang digulung.

d) Time merupakan ketepatan waktu benang yang ditwist.

2) Koike Machine 1974 (proses knitting) yang berjumlah 1 mesin. Mesin ini digunakan

untuk menyeleksi hasil benan per spindel.

Proses kerja.

b. Twisting II

Membuat bobbin pakan yang akan digunakan di bagian winder dan membuat benang

dari jenis polyster filamen menjadi polyster filamen twist.

Mesin yang digunakan :

1). Pan winder (Daekun 4) yang berjumlah 4 mesin.

26

2). Daekun 11 yang berjumlah 54 mesin.

3). Vaccum Heat Setter yang berjumlah 1 mesin.

4). Daekun 6 yang berjumlah 1 mesin.

c.Twisting III

Membuat bobbin yang akan digunakan di bagian kakinoki serta membuat benang dari jenis

polyster filamen menjadi polyester filamentwist.

Mesin digunakan :

1) Pim winder berfungsi menggulung benang untuk persiapan, yang berjumlah 3 mesin.

2) Murata berfungsi untuk mentwist benang dengan dengan kecepatan antara 13.000-

15.000 rpm, yang berjumlah 39 mesin.

3) Vaccum heat setter berfungsi membuka pori-pori benang dan menghilangkan kadar air

raksa, yang berjumlah 3 mesin.

Potensi bahaya keselamatan dan kesahatan pada karyawan di departemen twisting I, II dan III.

1. Pendengaran, karyawan wajib memakai alat pelindung diri air plug headset tetapi sekarang

karyawan lebih memakai kapas yang disumpal ke telinga karena lebih praktis.

2. Karyawan wanita yang berambut panjang wajib mengikatkan rambutnya agar menghindari

risiko kecelakaan pada saat mengoperasikan alat mesin kerja.

Alat pelindung diri yang harus digunakan: Kapas untuk melindungi pekerja dari kebisingan,

masker untuk menutupi hidung dari bau zat-zat bahan kimia.

Pendidikan dan Pelatihan K3

Departemen twisting adalah bagian proses pemintalan dari bahan baku menjadi gulungan dalam

skala kecil, oleh karena itu karyawan yang bekerja pada bagian ini wajib memakai alat pelindung diri

dalam bekerja seperti masker, kapas untuk melindungi dari kebisingan. Bagi karyawan baru diberikan

pelatihan tentang risiko K3.Langkah itu wajib dipenuhi agar karyawan di departemen twisting

mendapakan informasi tentang cara operasional mesin yang sedang bekerja sehingga terhindar dari

kecelakaan.

Pendidikan dan Pelatihan K3 bagi karyawan adalah langkah awal dalam melakukan aktifitas

kerja dan berguna untuk melindungi mereka dalam berproses, karena jika tidak diberikan pendidikan

dan pelatihan K3 maka hal-hal seperti kecelakaan dan kesehatan pekerja akan terjadi. SOP menjadi

pedoman bagi perusahaan dalam melindungi pekerjanya.

27

Pelatihan pengunaan mesin pada departemen ini harus diawasi P2K3 yang mempuyai

kewenangan dan bertugas memantau aktifitas pekerjanya bila tidak diawasi maka kecelakaan akan

terjadi.

Publikasi dan kontes K3

Pada setiap sudut departemen ini terpasang spanduk yang berisi tentang budaya K3 pada tempat

kerja hal ini bertujuan agar setiap pekerja dalam bekerja tidak menyepelekan tentang pengunaan alat

pelidung diri sikap pekerja dalam bekerja, tetapi masih ada beberapa spanduk atau poster yang sudah

lama serta usang.Tentunya hal tersebut haruslah mendapatkan perhatian juga oleh perusahaan sebab

bila usang kurang mendapatkan perhatian dari karyawan karena huruf-huruf poster K3 yang sudah

tidak terlihat masih terdapat di departemen ini.

Tidak hanya spanduk tentang K3, SOP juga terpasang di tiap dinding-dinding di seluruh bagian

area twisting yang berisi tentang standar-standar aturan dalam proses produksi. SOP merupakan

pencegah dan sebagai rambu-rambu peringatan agar pekerja menaati dan tidak melakukan kesalahan

keteledoran dalam bekerja.

Publikasi dan kontes K3 pada departemen ini sudah tertata dengan baik tetapi masih ada poster-

poster K3 yang harus diganti dengan baru, tentunya hal tersebut dapat mendorong pekerja dalam tertib

dan berbudaya K3.

Kontrol lingkungan kerja

Twisting terbagi atas tiga unit produksi twisting I, twisting II dan twisting III alat pelindung diri

seperti alat pemadam kebakaran kotak P3K mudah dijangkau bila terjadi kecelakaan. Ketersediaan alat

pelindung diri pada tiap departemen sudah ditetapkan oleh perusahaan hal ini menjadi pencegah bila

tejadi kecelaakaan kerja dan sakit akibat kerja, maka alat pemadam kebakaran dan kotak P3K sudah

ditepatkan secara efektif dan tepat oleh perusahaan.

Pengawasan dan displin

CCTV dan P2K3 selalu mengkontrol dan mengawasi bila mesin sedang berjalan karena bila hal

tersebut lengah dalam pengawasan maka kecelakaan dan kesehatan karyawan akan terjadi. Apabila

sedang maintance (perbaikan) mesin kerja selalu di periksa secara rutin hal ini adalah salah satu upaya

menjaga mesin dalam keadaan baik.

28

Peningkatan Kesadaran K3

P2K3 selalu mengawasi atas tindakan dan keselamatan dan kerja pada bagian twisting hal

tersebut juga tidak terlepas SOP yang terpasang pada setiap dinding departemen twisting hal ini

membawa dampak penting bagi pekerja karena mereka selalu melihat SOP di area kerja mereka, hal

tersebut merupakan pencegah aturan yang sudah dibuat dan diawasi oleh pemerintah.

2.Departemen Weaving

a.Sizing

Sizing merupakan proses pemberian kanji pada benang/ filamen agar pada saat proses menenun

benang tidak menyatu. Kanji digunakan terbuat dari bahan campuran polyvinl alkohol ditambah

marzopol.

b. Kakinoki

Kakinoki merupakan proses penggulungan benang-benangan berukuran kecil yang berjumlah

besar menjadi satu gulungan besar (Boom) menggunakan mesin bernama kakinoki (ada 2

mesin).

c. Beaming

Beaming adalah proses penggulungan benang-benang boom yang telah melalui proses sizing

menjadi satu boom utuh yang sudah di drawing.

d. Drawing

Drawingadalah proses pemasangan sisir/ jarum pada benang-benang pada boom yang

dipersiapakan sebagai benang lusi saat akan digunakan pada mesin shuttle loom, water jetloom,

dan rapier.

e. Winder

Winder adalah proses pembuatan benang pakan yang sebelumnya berasal dari bobbin yang

sudah di twist. Tujuan dari pembuatan benang pakan tersebut sebagai penyuplai pada mesin

tenun shuttle.

f. Weaving

1. Shuttle

Shuttle merupakan jenis mesin tenun yang masih tradisional untuk membuat kain bermotif

berukuran 36 inchi dan 44 inchi. Dalam penenunanya, mesin Shuttle mengunakan alat

dinamakan teropong. PT TIMATEX memiliki 460 mesin shuttle ang setiap 10 mesinya

diperkerjakan 1 orang operator yang bertugas mengawsai teropong dan memasang benang

pakan pada teropong tersebut.

2. Water Jet Loom (WJL)

29

WJL merupakan jenis mesin tenun yang mengunakan air sebagai media saat menenun

filamen menjadi sebuah kain berukuran 58 inchi, 62 inchi dan 68 inchi. PT TIMATEX

memiliki 32 mesin WJL.

3. Rapier

Rapier merupakan jenis mesin tenun untuk membuat kain 58 inchi, 62 inchi, 64 inchi

dan 68 inchi. PT TIMATEX memiliki mesin rapier.

g. Inpeksi Grey : untuk mengecek kain dan menentukan grade kain.

Potensi bahaya keselamatan dan kesahatan pada karyawan di departemen Weaving:

1. Karyawan wajib memakai masker karena bau bahan-bahan kimia

2. Kebisingan memakai kapas untuk melindungi indera pendengaran karyawan.

3. Tertimpa bahan-bahan muatan.

Alat pelindung diri yang harus digunakan: Kapas untuk melindungi pekerja dari kebisingan, masker

untuk menutupi hidung dari bau zat-zat bahan kimia, helm untuk melindungi pekerja atas muatan

barang.

Pendidikan dan Pelatihan K3

Departemen weaving merupakan bagian pabrik yang mengolah benang menjadi grey. Terdapat

beberpaa unit produksi antara lain bagian kakinoki,sizing, beaming,drawing, dan winder. Berbeda

dengan twisting pada departemen ini mempuyai cara kerja yang berbeda kakinoki merupakan proses

pengulungan benang-benang berukuran lebih kecil yang berjumlah lebih besar menjadi satu gulungan

besar mengunakan mesin bernamaa kakinoki ada 2 mesin, sizing merupakan proses pemberian kanji

pada benang filamen agar pada saat proses menenun benang tidak menyatu. Kanji yang digunakan

terbuat dari bahan cmpuran polyvinl alkohol ditambah marpozol.

Beaming adalah proses penggulungan benang-benang boom yang telah melalui proses

sizingmenjadi satu boom utuh yang akan di drawing. Drawing adalah proses pemasangan sisir/jarum

pada benang-benang pada boom yang dipersiapakan sebagai benang pada boom yang dipersiapkan

sebagai benag lusi saat akan digunakan pada mesin. Winder adalah proses pembuatan benag pakan

yang sebelumnya berasal dari bobbin yang sudah di twist. Dengan demikian pada setiap bagian

weaving memiliki cara kerja dan tugas yang berbeda hal ini juga berdampak bagi pendidikan dan

pelatihan K3 nya karena perbedaan peran dan tugasnya.

30

Publikasi dan Kontes K3

Weaving memiliki beberapa bagian ruang yang tidak menyatu dalam satu ruangan publikasi dan

kontes K3 pada tiap bagian memiliki SOP dan poster berkenaan dengan K3 masih dapat terlihat jelas

dan tersusun rapi pada tiap bagian.

Kontrol lingkungan kerja

Departemen weaving memiliki bagian-bagian tugas kerja yang bekerja, hal ini berbeda dengan

departemen twisting yang hanya bagian pemintalan benang saja, kakinoki,sizing, beaming,drawing,

dan winder adalah bagian dari weaving. Setiap bagian tersedia unit alat pemadam kebakaran yang

mudah dijangkau oleh pekerja. Kondisi ventilasi dan pencahayaan ruangan di tempat kerja tidak gelap

dan cahaya dapat masuk ke dalam ruangan.

Kebersihan dan penataan di seluruh unit weaving sudah tertata dengan baik tidak ada sampah di

ruang kerja serta perlatan kerja tertata dengan rapi dan tidak berserakan.

Mesin kerja selalu diservis secara rutin agar tidak membahayakan bagi pekerja dan proses

produksi tidak terhambat.

Pengawasan dan displin

CCTV dan P2K3 selalu mengkontrol dan mengawasi bila mesin sedang berjalan karena bila hal

tersebut lengah dalam pengawasan maka kecelakaan dan kesehatan karyawan akan terjadi. Apabila

sedang maintance (perbaikan) mesin kerja selalu di periksa secara rutin hal ini adalah salah satu upaya

menjaga mesin dalam keadaan baik.

Peningkatan Kesadaran K3

Perusahaan sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja, hal ini dapat dilihat

karyawan pada departemen weaving tertib dalam mengunakan alat pelindung diri. Serta mereka terampil

dalam mengoperasikan mesin yang berpotensi berbahaya. K3 untuk unit weaving dari segi tata letak

ruang sudah tersusun dengan baik alat pemadam kebakaran, poster K3, P3K, SOP pada setiap bagian ada.

3.Departemen Finishing

a. Dyeing

Proses membuat kain grey atau mentah kain finish atau kain warna. Ada dua jenis tipe benang

yang mempunytai tipe perlakuan berbeda yaitu Tectoron cotton(TC) dan Polyster filamen (PE).

31

b.Verpacking

Verpacking merupakan kegiatan pemberian merek dagang pada kain yang akan dijual (ekspor)

oleh PT TIMATEX, serta pengepakkanya sesuai dengan pesanan para pelanggan.

Potensi bahaya keselamatan dan kesahatan pada karyawan di departemen Finishing

1.Karyawan wajib memakai masker karena bau bahan-bahan kimia.

2.Kebisingan memakai kapas untuk melindungi indera pendengaran karyawan.

Alat pelindung diri yang harus digunakan: Kapas untuk melindungi pekerja dari kebisingan,

masker untuk menutupi hidung dari bau zat-zat bahan kimia, helm untuk melindungi pekerja atas

muatan barang.

Pendidikan dan Pelatihan K3

Departemen finishing ini memiiki dua bagian dyeing dan verpacking. Mesin produksi yang

digunakan antara lain mesin jet dyeing, wakayama, net dryer dan facts, tentunya pendidikan dan

pelatihan kerja harus dipahami oleh pekerja karena pada unit ini karyawan masih bekerja dengan mesin.

Publikasi dan Kontes K3

Terdapat poster K3 serta SOP yang terpasang pada setiap sudut bagian finishing. Peraturan kerja

dan data materi tentang standar pengunaan mesin kerja terpajang pada setiap dinding unit ini. Terdapat

juga papan-papan yang terpanjang di dinding yang berkenaan dengan budaya K3. Standar nilai ambang

batas kebisingan juga terdapat pada seluruh bagian.

Kontrol lingkungan kerja

Alat pemadam kebakaran pada unit ini tertata dengan baik mudah dijangkau oleh pekerja kondisi

cahaya di dalam ruangan kerja juga terang. Sirkulasi asap dan limbah dikelola dengan dengan benar

agar tidak mencemari lingkungan sekitar.

Pengawasan dan displin

CCTV dan P2K3 selalu mengkontrol dan mengawasi bila mesin sedang berjalan karena bila hal

tersebut lengah dalam pengawasan maka kecelakaan dan kesehatan karyawan akan terjadi. Apabila

sedang maintance (perbaikan) mesin kerja selalu di periksa secara rutin hal ini adalah salah satu upaya

menjaga mesin dalam keadaan baik.

32

Peningkatan Kesadaran K3

Perusahaan sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja, hal ini dapat dilihat karyawan pada

departemen weaving tertib dalam mengunakan alat pelindung diri. Serta mereka terampil dalam

mengoperasikan mesin yang berpotensi berbahaya. K3 untuk unit weaving dari segi tata letak ruang

sudah tersusun dengan baik alat pemadam kebakaran, poster K3, P3K, SOP pada setiap bagian ada.

Permasalahan serta kasus K3 di PT TIMATEX

Dari ketiga departemen twisting,weaving dan fininshing mempunyai risiko keselamatan dan

kesehatan kerja masing-masing tergantung pada tingkat jenis dan model pekerjaan beserta

pengoperasian saat mesin jalan. Twisting,weaving dan finishing memiliki potensi gangguan kesehatan

yang tinggi karena pada departemen tersebut sangat bising hal tersebut dirasa mengancam gangguan

indera pendengaran hal itu sebelumnya digunakan air plug sebagai pelindung telinga karyawan saat

bekerja, tetapi karyawan merasa bahwa memakai air plug hanya menganggu gerak mereka sehingga

mereka pada saat ini memakai kapas untuk menutup telingga mereka.

Permasalahan K3 di TIMATEX pernah terjadi seperti karyawan operator sedang memperbaiki

tower atau tenaga listrik diluar, lima orang sedang memperbaiki kerusakan ada satu orang yang enggan

memakai alat pelindung diri hal ini terlihat dan diawasi oleh P2K3 diberikan peringatan karena telah

melanggar SOP. Bila hal tersebut tidak terpantau oleh P2K3 maka risiko kecelakaan bisa terjadi.

Perilaku tersebut adalah tindakan ceroboh oleh karyawan padahal sebaik mungkin perusahaan sudah

menerapkan peraturan-peraturan kerja.

Karyawan pada departemen twisting pada tahun 2010 pernah mengalami vertigo, seperti

kelelahan, stress, pusing dan demam tinggi akibat intesitas jam kerja yang sangat tinggi. Perusahaan

memberikan layanan kesehatan bagi pekerjanya tersebut agar dapat melindungi pekerjanya. Kesehatan

para pekerja juga mendapatkan perhatian yang penting dari perusahaan tidak keselamatan saja tetapi

kondisi fisik dan mental pekerja juga mendapat perhatian oleh perusahaan.

Asap serta limbah juga dikeluhkan oleh warga sekitar karena menggangu pencemaran lingkungan

perusahaan mengkaji ulang serta membuat upaya pengendalian lingkungan terhadap limbah pabrik

dengan cara membuat aliran cerobong asap yang sangat tinggi agar asap tersebut tidak mengarah ke

warga sekitar.

33

Pembuatan desain untuk Safety Sign dan Safety poster di PT TIMATEX

Tujuan:

Setiap pekerjaan atau tempat kerja tentu memiliki potensi bahaya yang berbeda-beda. Sehingga

diperlukan suatu safety sign atausafety poster sebagai salah satu upaya mencegah terjadinya kecelakaan

di tempat kerja.

Ruang lingkup:

Sasaran penerapan prosedur tersebut pada area proses produksi yaitu twisting, weaving dan finishing.

Prosedur:

a. Pemasangan safety sign disesuiakan dengan potensi bahaya yang ada di tempat kerja.

b. Pemasangan safety sign berdasrkan bentuk dan warna menurut American National Institute

(ANSI), sebagai berikut:

1) Warna merah : Menandakan bahaya yang dapat menyebabkan cedera atau kematian, seperti

tanda “DANGER”.

2) Warna Oranye : Menandakan bahaya berupa unsafe condition, seperti tanda “WARNING”.

3) Warna Kuning : Menandakan bahaya kecil atau sedang yang dapat timbul akibat unsafe act,

seperti tanda “CAUTION”.

4) Warna Hijau : Menandakan tanda pintu darurat atau jalan darurat, kotak P2K3 dan peralatan

safety lainya.

5) Warna Biru : Menandakan informasi mengenai safety.

Di PT TIMATEX sebenarnya sudah terdapat safety sign dan safety poster, namun sebagian

besar safety sign dan safety poster yang sudah lama terpasang terlihat usang. Safety sign dan safety

poster yang ada juga kurang lengkap dan kurang tegas. Maka dari itu perlu membuat safety sign dan

safety poster yang baru agar karyawan lebih waspada dan termotivasi untuk bekerja dengan aman.

Indeks kepuasan karyawan terhadap program K3

Karyawan Tetap

1. Pegawasan dan displin

Berdasarkan IKK yang telah dibahas pada tabel no, untuk kepuasan performance faktor

pengawasan dan dispilin memiliki nilai maksimum sebesar 3,14.

2. Peningkatan kesadaran K3

Peningkatan kesadaran K3 memiliki nilai kepuasan performance 3,13.

34

3. Pendidikan dan pelatihan K3

Pendidikan dan pelatihan K3 memiliki nilai kepuasan performance 3,07.

4. Publikasi dan Kontes K3

Publikasi dan Kontes K3 memiliki nilai kepuasan performance 3,06.

5. Kontrol lingkungan kerja

Kontrol lingkungan kerja memiliik nilai kepuasan performance minimum2,97.

Setelah dihitung dengan Indeks kepuasan karyawan terhadap program K3 di PT Tiga

Manunggal Synthethic Industries untuk karyawan tetap memperoleh nilai IKK 61,57% yang berarti

program K3 sudah cukup puas terhadap penilaian di perusahaan.

Karyawan tidak tetap

1.Peningkatan dan Kesadaran K3

Berdasarkan IKK yang telah dibahas pada tabel no, untuk kepuasan performance faktor peningkatan

dan kesadaran K3 memiliki nilai maksimum sebesar 3,48.

2.Pengawasan dan disiplin.

Pengawasan dan disiplin memiliki kepuasan perforamance3,32.

3.Pendidikan dan pelatihan K3

Pendidikan dan pelatihan K3 memiliki kepuasan performance3,27.

4. Publikasi dan Kontes K3

Publikasi dan Kontes K3 memiliki kepuasan performance 3,20.

5.Kontrol lingkungan kerja

Kontrol lingkungan kerja memiliki kepuasan performanceminimum3,06.

Setelah dihitung dengan Indeks kepuasan karyawan terhadap program K3 di PT Tiga

Manunggal Synthethic Industries untuk karyawan tidak tetap memperoleh nilai IKK 65,52% yang

berarti program K3 sudah cukup puas terhadap penilaian di perusahaan.

35

Tabel 8.

Perbandingan indeks karyawan untuk karyawan tetap dan tidak tetap

Tingkat kepentingan

No. Karyawan Tetap Karyawan Tidak Tetap

1. Pendidikan dan pelatihan K3 Pendidikan dan pelatihan K3

2. Peningkatan kesadaran K3 Peningkatan kesadran K3

3. Pengawasan dan displin Pengawasan dan disiplin

4. Kontrol lingkungan kerja Publikasi dan kontes K3

5. Publikasi dan kontes K3 Kontrol lingkungan kerja

Sumber : Data olahan 2016

Pada tingkat kepentingan untuk karyawan tetap serta karyawan tidak tetap pendidikan dan

pelatihan K3 meraih tingkatan paling penting atau utama hal ini sejalan dengan peryataan Syaaf (2007)

keselamatan adalah suatu pendekatan keilmuan maupun sebagai suatu pendekatan praktis mempelajari

faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan berupaya mengembangkan berbagai

cara dan pendekatan untuk memperkecil risiko terjadinya kecelakaan. PT Tiga manunggal Synthetic

Industries telah mempraktekan secara nyata kepada karyawannya karena dengan adanya pendidikan dan

pelatihan K3 di perusahaan, pemahamaan akan pentingnya K3 wajib dan harus dipraktikan dalam

proses industri untuk menekan, meminimalkan angka kecelakaan kerja.

Tabel 9.

Perbandingan indeks karyawan untuk karyawan tetap dan tidak tetap

Tingkat kepuasan

No. Karyawan Tetap Karyawan Tidak Tetap

1. Pengawasan dan disiplin Peningkatan kesadaran K3

2. Peningkatan dan kesadaran K3 Pengawasan dan disiplin

3. Pendidikan dan pelatihan K3 Pendidikan dan pelatihan K3

4. Publikasi dan kontes K3 Kontrol lingkungan kerja

5. Kontrol lingkungan kerja Publikasi dan Kontes K3

Sumber : Data olahan 2016

Pada tingkat kepuasan yang telah di hitung melalui IKK(Indeks Kepuasan Karyawan) diperoleh

hasil nilai 61,57% serta untuk karyawan tidak tetap 65,52% yang berati bahwa kepuasan program K3 di

36

PT Tiga Manunggal Synthectic Industries cukup memuaskan hal ini dapat dilihat pada tabel no 8 pada

karyawan tetap faktor pengawasan disiplin sangat tinggi hal ini sejalan dengan unsur-unsur penunjang

K3.

Widodo (2014) menyatakan bahwa melaksanankan prosedur kerja dengan memperhatikan

keamanan dan kesehatan kerja adalah suatu kewajiban para pekerja hal tersebut sudah dilaksanakan oleh

karyawan di PT Tiga Manunggal Synthectic Industries. Karyawan tidak tetap merasa bahwa pada tingkat

kepuasan peningkatan kesadaran K3 paling utama hal ini sejalan dengan Widodo(2014) adanya

kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dapat diambil kesimpulan bahwa program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di PT Tiga Manunggal

Synthectic Industiresyaitu sebagai berikut:

1). Secara bersama-sama terdapat faktor program K3 yang sama berdasarkan tingkat kepentingan dan

tingkat kepuasan setelah dihitung berdasarkan IKK yaitu peningkatan kesadaran K3 antara karyawan

tetap dan tidak tetap. Jadi faktor tersebut menjadi tingkatan utama bagi karyawan PT. Tiga

Manunggal Synthetic Industries .

2).Nilai IKK untuk karyawan tetap lebih rendah daripada karyawan tidak tetap dengan hasil 61,57%

untuk karyawan tetap dan 65,52% untuk karyawan tidak tetap. Hasil ini menunjukkan bahwa

kepuasan karyawan terhadap program K3 cukup atau sedang.

Implikasi Teoritis

Menurut Saksono (2008:19) karyawan dengan status tidak tetap secara yuridis umumnya

mempunyai kedudukan yang paling lemah di dalam suatu perusahaan, dibandingkan dengan karyawan

tetap yang mempunyai kedudukan yang kuat tetapi sebaliknya jika karyawan tidak tetap terdorong

untuk melakukan perubahan dan termotivasi maka mereka dapat penilaian yang lebih oleh manajemen

perusahaan maka mereka akan mendapatkan perhatian oleh perusahaan.

Implikasi terapan

Untuk PT Tiga Manunggal Synthetic Industries terlebih pada karyawan tetap yang jumlah

karyawannya lebih banyak nilai IKK lebih sedikit dibanding karyawan tidak tetap, maka perlu aspek

seperti peningkatan kesadaran K3,pengawasan dan displin, kontrol lingkungan kerja,pendidikan dan

pelatihan K3 dan publikasi dan kontes K3 perlu ditingkatkan dan mengajak karyawan tetap dan tidak

37

tetap aktif dalam program K3 di perusahaan seperti salah satu faktor kontrol lingkungan kerja seperti

senam olah raga ringan dirasa perlu diterapakan rutin kepada karyawan.

Keterbatasan penelitian

1) Penyebaran kuesioner tidak dilakukan secara langsung atau tidak diawasi oleh peneliti.

2) Dalam menyebarkan kuesioner yang berjumlah 330 kembali hanya 243 maka peneliti harus

kembali menyebarkan kuesioner agar memenuhi kebutuhan data yang akan dianalisis.

Saran dan penelitian yang akan datang

Keseluruhan faktor K3 seperti pendidikan dan pelatihan K3, publikasi dan Kontes K3, kontrol

lingkungan kerja, pengawasan dan disiplin dan peningkatan kesadaran perlu ditambah tiap indikatornya

dan diperjelas dan diberi keterangan dalam menyebarkan atau memperoleh data yang akan disebar.

38

DAFTAR PUSTAKA

Ardana, Mujiati, Mudhiartha.2012. Manajemen Sumber daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Bhothe, Keki R. 1996. “Beyond Customer Satisfaction to Coustomer Loyalty : The Key Greater

Profitablity. New York : AMACOM.

Budiono.2005. Bunga Rampai Higene Perusahaan Ergonomi (HIPERKES) dan Kesehatan dan

Keselamatan kerja. Semarang: Universitas Dipnegoro.

Ervianto dan Wulfram.2005. Manajemen Proyek konstruksi. Yogyakarta:Andi.

Fathoni,2008. Hubungan Antara Persepsi Karyawan Terhadap Program Keselamatan dan Kesehatan

kerja dengan keputusan kerja. http//journal.uad/index.php/empathy/article/... (diakses 19

Oktober 2015).

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisi Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit

Universitas Diponegoro.

Hariandja, M.2007. Manajemen Sumber daya Manusia. Jakarta: PT Grasindo

Lestari, T. 2007. Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Produktivitas Karyawan (Studi

kasus Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung emas Bogor. http//journal.ipb.ac.id (diakses 19

Oktober 2015).

Ilfani, G.2013. Analisis Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

(Studi Pada PT. APAC inti Corpora Bawen Jawa Tengah Unit Spanning 2).

http//ejournal.indip.ac.id) (diakses 29 Oktober 2015).

Mangkunegara, P.2012. Manajemen Sumber daya Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Mulyawati.2008. Analisis Tingkat Kepuasan Karyawan Terhadap Program Keselamatan dan

Kesehatan Kerja di PT. Aneka Tambang TBK UBPP LM Jakarta.

http//repository.ipb.ac.id.(diakses 29 Oktober 2015)

WHO.1948. Pengertian Kesehatan.//http.academia.edu(diakses 29 Oktober).

UU.1995.Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.http//jdih.esdm.go.id(diakses

19 Oktober.

Prasetyo, TA.2009. Pengaruh Biaya Promosi terhadap pendapatan. http//repository.upi.edu (diakses 19

Oktober 2015).

Syaaf, R.2007. Aspek Perilaku Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Depok:FKM UI.

39

Santosa, Singgih, 2012 Analisia SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Saksono, Slamet.2008. Administrasi Kepegawaian. Yogyakarta:Kanisius.

Suma”mur.2001. Keselamatan kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV Haji Masagung.

Sugiyono.2005. Memahami Penelitian Kuantitatif. Bandung :Alfabet.

Suara merdeka.2014.Angka kecelakaan kerja.http.berita.suaramerdeka.com/mediaonline.(diakses 19

Oktober).

Setiawan, N. (2007). Penentuan Ukuran sampel Memakai Rumus Slovin dan Tabel Krejcie-Morgan.

http//205.196.121.134/ivp7/pxpbheg/gox7sugmlb0o/rumus_slovin.pdf.(diakses19Oktober

2015).

Widodo, E, S. 2014. Manajemen Pengembangan Sumber daya Manusia. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Wilson, B.2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.

40

LAMPIRAN

Kuesioner

ANALISIS KEPUASAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT TIGA

MANUNGGAL SYNTHETIC INDUSTRIES DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS

KEPUASAN KARYAWAN PADA KARYAWAN TETAP DAN TIDAK TETAP

KUESIONER PENELITIAN

Kuesioner ini adalah salah satu alat pengumpulan data untuk memenuhi kebutuhan penelitian

tugas akhir yang diakukan oleh Dimas Indrajaya, NIM: 212011078, sebagai mahasiswa Progam Studi

Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. Tujuan Penyebaran

kuesioner ini adalah untuk mengetahui Kepuasan Karyawan terhadap Program Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) Di PT. Tiga Manunggal Synthetic.

Mengingat pentingnya kuesioner ini sebagai data primer dari peneltian ini, maka saya

mengharapkan kesediaan Bapak/ibu/Saudara/i untuk menjawab secara jujur sesuai dengan kondisi yang

dirasakan di PT. PT. Tiga Manunggal Synthetic. Kuesioner ini akan digunakan sebagai bahan penunjang

penelitian. Informasi yang diterima dari kuesioner ini akan dijaga kerahasiaannya dan hanya akan

digunakan untuk kepentingan akademik.

Terima kasih atas perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i sebagai responden yang secara

sukarela mengisi kuesioner ini.

Identitas Responden

Berilah tanda ( √ ) untuk mengisi identitas Bapak/Ibu/Saudara/i

Jenis Kelamin : ( ) Pria ( ) Wanita

Status Karyawan : ( ) Tetap ( ) Tidak Tetap

Usia : ( ) kurang dari 16 tahun

( ) 16 sampai kurang dari 25 tahun

( ) 25 sampai kurang dari 35 tahun

( ) 35 sampai kurang dari 45 tahun

( ) 45 sampai kurang dari 55 tahun

( ) Lebih dari 55 tahun

41

Lama bekerja : ( ) kurang dari 1 tahun

( ) 1 sampai kurang dari 6 tahun

( ) 6 sampai kurang dari 11 tahun

( ) 11 sampai kurang dari 16 tahun

( ) 16 sampai kurang dari 21 tahun

( ) Lebih dari 21 tahun

Status perkawinan : ( ) Menikah

( ) Belum Menikah

Bagian I

Tentukanlah urutan berdasarkan kepentingan, hal-hal mengenai program K3 di bawah ini melalui

rangking (1) paling penting (5) paling tidak penting menurut Bapak/Ibu.

Rangking

Pendidikan dan Pelatihan K3

Publikasi dan Kontes K3 (Pemasangan spanduk, pesan-

pesan K3 tanda peringatan bahaya)

Kontrol Lingkungan kerja

Pengawasan dan displin

Peningkatan dan kesadaran K3

Bagian II

Petunjuk Pengisian Kuesioner :

Berilah tanda ( √ ) pada jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara/i anggap sesuai

Keterangan:

STP (1) : Sangat Tidak Puas

TP (2) : Tidak Puas

C (3) : Cukup

42

P (4) : Puas

SP (5) : Sangat Puas

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Pendidikan dan Pelatihan K3

No. Pernyataan Tidak

dilakukan

(0)

STP

(1)

TP

(2)

C

(3)

P

(4)

SP

(5)

1. Pelatihan penggunaan peralatan kerja

yang diberikan oleh perusahaan.

2. Pelatihan mengenai pertolongan pertama

pada kecelakaan yang diberikan oleh

perusahaan.

3 Pelatihan penggunaan alat-alat

keselamatan kerja yang diberikan oleh

perusahaan.

4. Pelatihan pencegahan penanggulangan

bahaya kebakaran yang diberikan oleh

perusahaan.

5. Manfaat dari pelatihan yang diadakan

perusahaan.

6. Pelatihan memberikan banyak informasi

tentang bahaya pekerjaan dan pentingya

keselamatan.

7. Sosialisasi K3 kepada pegawai.

8. Perusahaan telah memberikan

pengetahuan tentang hygiene

(kebersihan) dan housekeeping

(kerumah tanggaan).

Publikasi dan Kontes K3

No. Peryataan Tidak

dilakukan

(0)

STP

(1)

TP

(2)

C

(3)

P

(4)

SP

(5)

43

1. Pemasangan tanda peringatan dan tanda

bahaya di tempat yang berpotensi

bahaya.

2. Di lingkungan perusahaan terdapat

pesan-pesan tentang keselamatan dan

kesehatan kerja.

3. Perusahaan mensosialisasikan

penggunaan alat pelindung diri (APD).

4. Perusahaan mensosialisasikan

penggunaan alat pemadam kebakaran.

5. Perusahaan memberikan informasi

tentang tingkat bahaya pekerjaan.

6. Pelaksanaan bulan K3 nasional.

7. Sosialisasi prosedur keselamatan kerja

kepada karyawan.

8. Perusahaan mensosialisasikan limbah

hasil produksi yang berbahaya bagi

kesehatan disertai cara penggunaanya

9. Atasan memberikan contoh-contoh yang

baik tentang cara-cara bekerja yang

aman dan sehat.

Kontrol Lingkungan Kerja

No. Peryataan Tidak

dilakukan

(0)

STP

(1)

TP

(2)

C

(3)

P

(4)

SP

(5)

1. Perusahaan menyediakan alat pelidung

diri untuk bekerja.

2. Kondisi ventilasi, suhu dan penerangan

di ruang kerja.

3. Pemeriksaan kebersihan dan penataan

tempat kerja cukup baik dan

memuaskan.

4. Ketersediaan perlengkapan keamanan

dan keselamatan kerja di lingkungan

44

kerja.

5. Perusahaan memiliki fasilitas P3K di

tempat kerja.

6. Pemeriksaan kesehatan secara berkala.

7. Kegiatan senam/olahraga ringan.

8. Kondisi alat pemadam (APAT, APAR,

sistem pemadam tetap, sistem

hidran/sprinkler, hidran portable) dan

APD.

9 Kontrol perbaikan peralatan kerja.

10. Kontrol perbaikan instalasi ruang kerja

yang berpotensi bahaya (safety patrol).

Pengawasan dan Disiplin

No. Peryataan Tidak

dilakukan

(0)

STP

(1)

TP

(2)

C

(3)

P

(4)

SP

(5)

1. Pelaksanaan inspeksi prosedur K3.

2. Pembuatan laporan prosedur K3.

3. Perusahaan mewajibkan penggunaan

alat pelindung diri saat bekerja di

kondisi bahaya.

4. Pemeriksaan sarana dan prasarana yang

menunjang pelaksanaan program K3

(alat pemadam api, pompa pemadam,

tanda dan pintu darurat).

5. Pemberlakuan dan pelaksanaan

peraturan yang berkaitan dengan K3.

6. Pengawasan terhadap bahan-bahan

beracun yang bebahaya.

7. Pemeriksaan peralatan kerja sebelum

digunakan.

8 Pemeriksaan mesin-mesin sebelum

digunakan.

9. Pemeriksaan peralatan kerja sebelum

45

digunakan.

10. Audit eksternal dan internal terhadap

pelaksanaan K3 di perusahaan.

11. Perusahaan memilki peraturan-peraturan

keselamatan kerja.

Peningkatan Kesadaran K3

No. Peryataan Tidak

dilakukan

(0)

STP

(1)

TP

(2)

C

(3)

P

(4)

SP

(5)

1. Perusahaan memberikan perhatian yang

besar terhadap masalah K3.

2. Pengunaan APD dan atau alat

keselamatan lain saat bekerja di ruang

kerja, lapangan atau tempat yang.

berbahaya.

3. Pentingya pelaksanaan K3.

4. Prioritas pelaksanaan K3.

5. Motivasi pelaksanaan K3 dari seluruh

pegawai.

6. Pelaksanaan safety patrol, safety

meeting dan safety talk secara rutin.

7. Penyempurnaan prosedur kerja K3.

8. Perusahaan sangat memperhatikan

keselamatan dan kesehatan.

9. Perusahaan ikut aktif dalam penerapan

program K3.

Lampiran 2. Uji Validitas dan Reablitas data

Uji Validitas dan Reabilitas Pendidikan dan Pelatihan K3

46

Uji validitas dan reabilitas Publikasi dan Kontes k3

Case Processing Summary

60 100,0

0 ,0

60 100,0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

,909 8

Cronbach's

Alpha N of Items

Item-Total Statistics

21,9500 20,252 ,813 ,888

21,8833 19,461 ,749 ,893

21,7167 20,037 ,818 ,887

21,6833 21,271 ,710 ,897

21,7833 20,274 ,791 ,890

21,6000 19,803 ,763 ,892

21,7833 23,630 ,412 ,917

21,9000 19,481 ,642 ,907

VAR00001

VAR00002

VAR00003

VAR00004

VAR00005

VAR00006

VAR00007

VAR00008

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Case Processing Summary

60 100,0

0 ,0

60 100,0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

,897 9

Cronbach's

Alpha N of Items

47

Uji validitas dan Reabilitas Kontrol Lingkungan kerja

Item-Total Statistics

26,1833 26,729 ,529 ,895

26,3000 25,603 ,599 ,891

26,4833 25,271 ,715 ,884

26,5833 25,332 ,591 ,891

26,4833 25,373 ,666 ,887

26,9833 23,203 ,579 ,897

26,6500 22,604 ,817 ,873

26,8500 21,689 ,777 ,877

26,5500 22,489 ,785 ,875

VAR00001

VAR00002

VAR00003

VAR00004

VAR00005

VAR00006

VAR00007

VAR00008

VAR00009

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Case Processing Summary

60 100,0

0 ,0

60 100,0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

,864 10

Cronbach's

Alpha N of Items

48

Uji Validitas dan Reabilitas Pengawasan dan Disiplin

Item-Total Statistics

27,7167 36,173 ,531 ,857

27,9167 36,688 ,376 ,865

27,9500 32,319 ,765 ,838

27,7667 35,165 ,649 ,851

27,9333 30,877 ,785 ,833

28,3333 30,023 ,612 ,852

29,6000 32,956 ,313 ,892

27,7500 34,970 ,589 ,853

27,9667 31,490 ,763 ,836

28,0167 31,034 ,791 ,833

VAR00001

VAR00002

VAR00003

VAR00004

VAR00005

VAR00006

VAR00007

VAR00008

VAR00009

VAR00010

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Case Processing Summary

60 100,0

0 ,0

60 100,0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

,905 12

Cronbach's

Alpha N of Items

49

Uji validitas dan reabilitas peningkatan dan kesadaran K3

Item-Total Statistics

36,4333 31,368 ,604 ,902

36,5833 31,773 ,583 ,903

36,3000 35,197 ,513 ,903

36,1500 33,587 ,606 ,899

36,2667 32,436 ,740 ,893

36,1667 33,056 ,740 ,893

36,2000 31,824 ,745 ,892

36,1667 34,853 ,575 ,901

36,0667 34,572 ,675 ,898

36,2500 33,208 ,570 ,901

36,0000 33,220 ,641 ,897

36,1000 32,566 ,762 ,892

VAR00001

VAR00002

VAR00003

VAR00004

VAR00005

VAR00006

VAR00007

VAR00008

VAR00009

VAR00010

VAR00011

VAR00012

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Case Processing Summary

60 100,0

0 ,0

60 100,0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

,913 9

Cronbach's

Alpha N of Items

50

Item-Total Statistics

26,5833 27,027 ,799 ,897

26,6833 27,779 ,676 ,905

26,4000 28,108 ,776 ,901

26,4833 27,373 ,764 ,900

26,5167 27,847 ,727 ,902

26,8833 25,461 ,645 ,913

26,8500 26,740 ,642 ,909

26,5667 27,538 ,726 ,902

26,6333 27,355 ,676 ,905

VAR00001

VAR00002

VAR00003

VAR00004

VAR00005

VAR00006

VAR00007

VAR00008

VAR00009

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted