analisis kepuasan keselamatan dan kesehatan …
TRANSCRIPT
I
ANALISIS KEPUASAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT TIGA
MANUNGGAL SYNTHETIC INDUSTRIES DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS
KEPUASAN KARYAWAN PADA KARYAWAN TETAP DAN TIDAK TETAP
Oleh:
DIMAS INDRAJAYA
NIM:212011078
KERTAS KERJA
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
VI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
Jalan Diponegoro 52-60
(0298)321212, 311881
Telex 322364
Salatiga 50711-Indonesia
Fax.(0298)-321433
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Dimas Indrajaya
Nim : 212011078
Program Studi :Manajemen
Fakultas Ekonomika dan bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi
Judul : Analisis Kepuasan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di PT Tiga Manunggal Syntehtic dengan mengunakan metode indeks Kepuasan Karyawan pada
Karyawan tetap dan tidak tetap
Pembimbing : Rosaly Franksiska, SE, MBA
Tanggal diuji : 24 Februari 2016
Di dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang yang
saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang saya
aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis
aslinya.Apabila terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang
lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang
berlaku di Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk gelar
kesarjanaan yang saya peroleh.
Salatiga, 24 Februari 2016
Dimas Indrajaya
VII
MOTTO
“Hiduplah seakan kamu akan mati besok. Belajarlah seakan kamu akan hidup selamanya.”
-Mahatma Gandhi-
VIII
SARIPATI
Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3) merupakan program yang diterapkan oleh perusahaan
kepada karyawan yang sedang bekerja di perusahaan industri. Hal ini sangat penting mengingat risiko
tingkat kecelakaan kerja pasti ada dan tidak bisa dihindari oleh pekerja. Hal ini sangat penting bagi
pekerja terutama yang berhadapan langsung dalam proses kerja. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui kepuasan karyawan PT Tiga manunggal Synthectic Industries dengan menghitung
IKK(Indeks kepuasan karyawan) terhadap karyawan tetap dan tidak tetap. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode peneletian kuantitatif. Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer. Lokasi penelitian ini dilakukan di PT Tiga Manunggal Synthetic
Industries (TIMATEX). Populasi penelitian ini berjumlah 750 karyawan, jumlah sampel terbagi atas
karyawan tetap 250 serta karyawan tidak tetap berjumlah 70 karyawan. Teknik pengumpulan data
mengunakan kuesioner.Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengunakan
statistic dekskriptifkuantitatif. Serta untuk menghitung kepuasan karyawaan mengunakan perhitungan
indeks kepuasan karyawan.
Nilai maksimum Indeks kepuasan karyawan adalah 100%. Penulis menggunakan teori Bhote
(1996) untuk menghitung standar IKK. Hasil penelitian menunjukan bahwa Nilai IKK untuk
karyawan tetap lebih rendah daripada karyawan tidak tetap dengan hasil 61,57% untuk karyawan tetap
dan 65,52% untuk karyawan tidak tetap. Hasil ini menunjukkan bahwa kepuasan karyawan terhadap
program K3 cukup atau sedang.
Kata kunci: Keselamatan dan Kesehatan kerja, Indeks Kepuasan karyawan, Karyawan tetap dan tidak
tetap.
IX
ABSTRACT
Occupational Health and Safety is a program applied in a company for employees worked in
Industrial companies. This is very important because the risk of work accidents are unavoidable for
the workers. This is also very important for the workes who have direct contact with it in a work
process. The aim of this study is to know employees’ satisfication in PT Tiga Manunggal synthetic
industies by calculating the employees’ satisfaction index towards the permanent and casual
employees. The methodology used in this study is quantitative. Data used in this study are primary
data. Area of the study is PT Manunggal Synthetic Industries (TIMATEX). The population in this
study are 750 employees. The sample in this study consist of 250 permanent employees and 70 casual
employees. Questionare were distributed to collect the data. Analysis techniques used in this study is
statistic descriptive quantitative. The calculation of employees’ satisfaction were used to know the
employees’ satisfaction.
The maximum index for employees’ satisfaction is 100%. Theory of Bhote (1996) were used
to calculate the employees’ satisfaction index. The result show that employees satisfaction index from
permanent employees are lower than casual employees, with the score 61,57% from permanent
employees and 65,52% from casual employees. This result indicates the satisfaction of the employees
are quite satisfied with the Occupational Health and Safety program based on Bhote’s theory.
Keywords: Occupational Health and Safety, Employees Satisfaction Index, Permanent and Casual
Employees.
X
KATA PENGATAR
Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) merupakan faktor utama bagi perusahaan industri
dalam melindungi dan memproteksi karyawan atau pekerjaanya. Antara K3 dan karyawan adalah
bagian yang tidak bisa dipisahkan oleh perusahaan. Setiap perusahaan pasti memiliki potensi terjadi
kecelakaan kerja, maka karyawan harus memiliki perhatian dalam pelaksanakan program K3 yang
berjalan sesuai standar perusahaan , maka untuk itu kepuasan karyawan terhadap aspek-aspek K3 juga
menjadi perhatian dalam penilaian K3, maka diperlukan perhitungan yang rinci terkait dengan aspek-
aspek program K3. Setelah dilakukan penilaian tersebut maka pihak manajemen perusahaan dapat
mengambil langkah dan keputusan. Hasil tersebut nantinya akan berpengaruh dalam menentukan
kepentingan K3 pada sebuah perusahaan industri.
Penulis berharap, dengan adanya penilaian kepuasan karyawan terhadap progam K3 menjadi
bahan evaluasi MSDM perusahaan terhadap penurunan angka kecelakaan industri. Sasarannya ialah
karyawan yang tergolong pada perbedaan status yaitu karyawan tetap dan tidak tetap karena dengan
melihat pada perbedaan tersebut dapat dilihat berbagai pandangan atas program K3 yang sudah
diterapkan oleh perusahaan dan para karyawan tersebut dapat menilai tentang K3 di lingkungan
sekitar perusahaan.Penulis menyadari bahwa dalam tugas akhir ini masih terdapat kekurangan, untuk
itu segala kritik dan saran sangat penulis hargai dengan suka cita, karena semuanya akan
menyerpurnakan karya ini dan berguna untuk penelitian lanjut dalam topik yang sama.
Salatiga, Februari 2016
Penulis
XI
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat, ridho dan karuni-Nya kepada penulis sehingga
akhirnya penulis dapat menyelsaikan tugas akhir ini sebagai kelengkapan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan dalam program studi manajemen di Fakultas Ekonomika dan Bisinis Univesitas Kristen
Satya Wacana.
Penulis juga menyadari bahwa selama penulisan tugas akhir ini ada pihak yang memberikan
dukungan, bimbingan dan bantuan. Maka pada kesempatan ini perkenakan penulis menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof.Christantius Dwiatmadja, SE, ME, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomika
dan Bisnis.
2. Ibu Roos Kities Andadari, SE, MBA selaku Kepala Program Studi S1 Manajemen.
3. Ibu Rosaly Franksiska, SE, MBA sebagai pembimbing yang telah meluangkan waktu dan
sabar membimbing serta memberikan banyak sumbangan dan masukan bagi penulis
selama penulisan tugas akhir ini.
4. Ibu Maria Rio Rita, SE, M.SI sebagai wali studi penulis yang telah memberikan dorongan
dan masukan serta memnberikan pengetahuan kepada penulis.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana yang
telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang tak ternilai.
6. Staf dan Tata Usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
yang telah memberi bantuan adminitrasi dan teknis kepada penulis selama kuliah.
7. Bapak Idris Selaku kepala bagian personalia PT Tiga Manunggal Synthetic Industries
yang memberikan ijin dan membantu penulis dalam menbantu penulis dalam mencarikan
pembimbing di perusahaan guna membantu penelitian ini.
8. Karyawan PT Tiga Manunggal Synthetic Industries yang meluangkan waktu bersedia
menjadi subyek dalam penelitian ini.
9. Orang tua dan keluarga penulis yang tidak berhenti memberikan semangat dan dorongan
untuk menyelsaikan skripsi ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuanya dalam
penulisan skripsi ini.
Penulis
Dimas Indrajaya
1
DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................................................................................... I
Surat Pernyataan Keaslian Kertas Kerja ................................................................................................. II
Halaman Persetujuan/Pengesahan.......................................................................................................... III
Moto ....................................................................................................................................................... IV
Saripati .................................................................................................................................................... V
Kata Pengantar ....................................................................................................................................... VI
Ucapan Terimakasih ............................................................................................................................ VII
Daftar isi .................................................................................................................................................. 1
Daftar Tabel ............................................................................................................................................. 2
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
Latar belakang ......................................................................................................................................... .4
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................................... 6
Kesehatan dan Keselamatan Kerja ........................................................................................................... 6
Tujuan Keselamatan dan Kesehatan kerja ............................................................................................... 7
Keselamatan kerja .................................................................................................................................... 8
Kesehatan kerja ........................................................................................................................................ 8
Undang-Undang dan Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ........................................................ 9
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ......................................................................... 11
Tujuan dan Manfaat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ........................................ 11
Penelitian Terdahulu...............................................................................................................................11
Kerangka Pemikiran................................................................................................................. ..............13
METODE PENELITIAN .................................................................................................................... 13
Jenis penelitian ....................................................................................................................................... 13
2
Jenis Data dan Sumber Data .................................................................................................................. 14
Teknik analisis data................................................................................................................................ 15
HASIL PENELITIAN ......................................................................................................................... 16
Uji validitas dan reabilitas data .............................................................................................................. 16
Karakteristik Responden ........................................................................................................................ 19
Hubungan karateristik responden .......................................................................................................... 20
Indeks Kepuasan Karyawan ................................................................................................................... 22
PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 24
Tinjauan umum perusahaan ................................................................................................................... 24
Departemen produksi PT. TIMATEX ................................................................................................... 25
Permasalahan serta kasus K3 di PT TIMATEX .................................................................................... 32
Pembuatan safety sign dan safety poster di PT TIMATEX ................................................................... 33
IKK antara karyawan terhadap program K3 .......................................................................................... 33
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................................ 35
Implikasi teoritis .................................................................................................................................... 35
Implikasi terapan .................................................................................................................................... 35
Keterbatasan penelitian .......................................................................................................................... 37
Saran penelitian yang akan datang ........................................................................................................ 37
Daftar pustaka ........................................................................................................................................ 38
Lampiran ................................................................................................................................................ 40
3
Daftar Tabel
Tabel 1 Uji Validitas dan Reabilitas Data ........................................................................................... 16
Tabel 2 Karakteristik Responden ........................................................................................................ 19
Tabel 3 Hubungan Karateristik responden .......................................................................................... 20
Tabel 4 Tingkat Kategori Variabel ...................................................................................................... 22
Tabel 5 Perhitungan indeks karyawan untuk karyawan tetap ............................................................. 22
Tabel 6 Perhitungan indeks karyawan untuk karyawan tidak tetap..................................................... 23
Tabel 7 Standar Indeks Kepuasan 100% menurut Bhote (1996) ......................................................... 24
Tabel 8 Perbandingan indeks karyawan untuk karyawan tetap dan tidak tetap .................................. 35
Tabel 9 Perbandingan indeks karyawan untuk karyawan tetap dan tidak tetap .................................. 35
4
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masalah keselamatan dan kesehatan bagi karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan perlu
mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh oleh setiap perusahaan. Masalah ini terutama sangat
diperlukan bagi perusahaan yang berpotensi menyebabkan kecelakaan dan tingkat polusi yang tinggi
(Widodo, 2014). Menurut Mangkunegara (2002) keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai
suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani
tenaga kerja, hal tersebut bertujuan agar tenaga kerja dan orang lain yang ada di tempat kerja selalu
dalam keadaan yang sehat serta sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien (Suma’mur,
2001).
Widodo (2014) menyatakan program K3 merupakan studi praktis yang berkaitan dengan
implementasi sistem manajemen suatu perusahaan. Di dalam UU No. 13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan juga diatur tentang jaminan keselamatan dan kesehatan kerja bagi seluruh karyawan
yang bekerja. Namun pada kenyataanya masih banyak dijumpai perusahaan-perusahaan yang kurang
memperhatikan tentang faktor keselamatan dan kesehatan kerja. Menurut data yang dituliskan oleh
media online(Suara Merdeka 2014), angka kecelakaan kerja Jawa Tengah terhitung tinggi. Berdasarkan
data statistik selama tahun 2014 terjadi kasus 7992 kecelakaan kerja di tempat kerja. Melihat angka
tersebut sebanyak2198 atau 27,5 % merupakan kecelakaan saat berkendara, sedangkan sisanya terjadi di
dalam perusahaan. Faktor human error menjadi masalah utama dalam kasus kecelakaan kerja di tempat
kerja sedangkan presentase kecilnya di luar tempat kerja.
Banyaknya kasus kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja sangat merugikan banyak pihak
terutama tenaga kerja yang bersangkutan (Ervianto, 2005). Ilfani (2013) mengatakan terjadinya
kecelakaan serta sakit saat bekerja dapat berakhir kematian, mengalami cacat, lumpuh dan untuk
sementara waktu tidak bisa melanjutkan bekerja, untuk itu karyawan yang bersangkutan tidak mampu
lagi bekerja dengan baik atau tingkat produktivitas kerjanya mengalami penurunan dibandingkan ketika
karyawan sehat. Para Karyawan umumnya menginginkan kerja yang aman sehat serta lingkungan kerja
yang aman.
Keselamatan dan kesehatan kerja merujuk pada perlidungan atas keamanan kerja yang dialami
setiap pekerja. Wilson (2012) menyatakan perlidungan mengarah pada kondisi fisik dan mental para
pekerja yang diakibatkan lingkungan kerja yang ada pada perusahaan. Perlindungan tersebut merupakan
hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. Penyebab dan timbulnya kecelakaan kerja dan
kesehatan dalam bekerja harus dihindari, supaya karyawan dapat terus beraktifitas melakukan pekerjaan
tanpa mengalami gangguan yang disebakan masalah keselamatan dan kesehatan kerja.
5
Menurut Hariandja (2007), program K3 merupakan aspek yang penting dalam usaha
meningkatakan kesejahteraan serta produktivitas karyawan. Mempertahankan karyawan yang
berproduktif dalam bekerja adalah upaya perusahaan dalam menjaga proses produksi, maka untuk itu
program K3 tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan, yang menghabiskan banya biaya (cost)
perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi
keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang (Prasetyo, 2009). Pentingnya program K3
diharapkan mampu mencegah karyawan agar terhindar dari kecelakaan kerja yang tidak diinginkan,
sebab masalah tersebut sangat sering terjadi pada perusahaan industri yang rentan terhadap risiko
kecelakaan kerja.
PT. Tiga Manunggal Synthetic Industries industri merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang tekstil. Jenis produk yang dihasilkan adalah kain sebagai produk utama, presentase target
penjualan ialah sebesar ekspor 95% dipasarkan ke negara Timur tengah, Jepang, Afrika, dan Vietnam
sedangkan sisanya di pasar domestik 5 %. Perusahaan tersebut memiliki 785 karyawan yang bertugas
melakukan proses produksi. Tentunya rasa aman dalam bekerja dibutuhkan oleh pekerja produksi, hal
ini sesuai dengan teori Maslow Hierarcy theory, yaitu manusia membutuhkan rasa aman, maka
diperlukan pengaturan tentang perlindungan keselamatan dan kesehatan dalam bekerja.
Kepuasan karyawan menjadi alat ukur untuk menilai apakah dengan adanya program
keselamatan dan kesehatan kerja, perusahaan dapat mempertahankan karyawannya serta mengurangi
biaya rekrutmen dan seleksi karyawan baru serta untuk dapat menciptakan kondisi lingkungan kerja
sehat maka karyawan berguna dalam proses penerapan program K3, karena sebagai evaluasi
pertimbangan perusahaan dalam menjaga dan memelihara sumber daya manusia, maka untuk itu
kepuasan karyawan berguna bagi rencana jangka panjang bagi perusahaan.
Karyawan tetap dan tidak tetap dipilih sebagai responden peneletian karena terkadang
karyawan tetap merasa bahwa dia tidak perlu memikirkan K3 sedangkan karyawan tidak tetap merasa
diperlakukan secara berbeda dengan karyawan tetap maka untuk itu penelitian ini dilakukan ,serta
nantinya dapat mengetahui tingkat indeks kepuasaan karyawan, karena dengan hasil tersebut dapat
mempengaruhi motivasi kinerja yang berkenaan dengan keselamatan dan kesehatan kerja pada PT
TIMATEX maka untuk itu penelitian ini mengambil status pekerjaan yang berguna untuk mengetahui
tingkat kepuasaan karyawan. Hasil dari perhitungan IKK antara karyawan tetap dan tidak tetap menjadi
perbandingan atas penilaian K3 di perusahaan.
Oleh karena itu, diperlukan analisis keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan penerapan
sistem K3 di PT. Tiga Manunggal Synthetic Industries. Penelitian ini mengacu kepada kepuasan
karyawan dalam pengukuran terhadap program K3, untuk mengetahui nilai kepuasan karyawan yang
diterapkan di perusahaan tersebut, serta menjadi penilaian terhadap program kesehatan dan keselamatan
kerja.
6
Berkenaan dengan hal-hal yang telah dibahas di atas maka rumusan pada penelitian ini adalah
(1) Bagaimana penerapan program K3 di PT. Tiga Manunggal Synthetic Industries, serta (2) Bagaimana
kepuasan karyawan program K3 yang diterapkan di PT. Tiga Manunggal Synthetic Industries dengan
menghitung melaui IKK (Indeks Kepusan Karyawan) berdasarkan karyawan tetap dan tidak tetap.
TINJAUAN PUSTAKA
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Menurut Ardana (2012) pengertian kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dapat ditinjau dari
dua aspek filsofis dan teknis. Secara filosofis K3 adalah konsep berpikir dan upaya nyata untuk
menjamin kelestarian tenaga kerja pada khusunya dan setiap insan pada umumnya, beserta hasil-hasil
karya dan budaya dalam upaya membayar masyarakat adil dan makmur. Secara teknis K3 adalah upaya
perlindungan yang ditunjukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja atau perusahaan selalu
dalam keadaan selamat dan sehat sehingga setiap sumber produksi dapat digunakan.
Mangkunegara (2012) menyatakan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan
sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun
rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju
masyarakat makmur dan sejahtera. Keselamatan dan kesehatan kerja tidak dapat dipisahkan dengan
proses produksi baik jasa maupun industri, yang berarti bahwa kemungkinan terjadinya kecelakaan
akan terjadi.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan satu upaya perlindungan yang diajukan
kepada semua potensi yang dapat menimbulkan bahaya. Hal tersebut bertujuan agar tenaga kerja dan
orang lain yang ada di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat serta semua sumber
produksi dapat digunakan secara aman dan efisien (Suma’mur, 2006).
Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Semua
organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang terlibat tetap
berada dalam kondisi aman sepanjang waktu (Widodo, 2014). Praktik K3 (Kesehatan dan keselamatan
kerja) meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan
untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit.
Sesuai dengan dasar hukum UU No. 1 tahun 1970 menjelaskan bahwa keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) adalah suatu upaya praktis untuk memberikan jaminan keselamatan dan
meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan dan cuti sakit.
7
Berdasarkan pembahasan mengenai pengertian kesehatan dan keselamatan kerja di atas maka
dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan program kesehatan dan keselamatan kerja adalah sarana
utama untuk pencegahan kecelakaan kerja sebagai akibat kecelakaan kerja dalam lingkungan kerja serta
untuk memperoleh derajat kesehatan yang setingi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial.
Kesehatan kerja dan keselamatan kerja para pekerja menjadi perhatian utama dan sebagai bentuk
investasi jangka panjang yang memberi keutungan yang berlimpah pada masa yang akan datang
(Prasetyo, 2009).
Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan yang
memungkinkan terjadinya kecelakaan. Maka menurut Mangkunegara (2012) tujuan dari keselamatan
dan kesehatan kerja sebagai berikut:
a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik,
sosial dan psikologis.
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya seselektif mungkin.
c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamananya.
d. Agar jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan parisipasi kerja.
f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja.
g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
Dari uraian penjelasan tersebut menjelaskan bahwa program K3 adalah wujud pencapaian
perlindungan tenaga kerja yang diharapakan mampu menciptakan situasi dan kondisi kerja yang bebas
dari ancaman tindakan atau kecelakaan yang berbahaya. Menurut Widodo (2014:237) program K3
merupakan studi praktis yang berkaitan dengan implementasi sistem manajemen suatu perusahaan. Di
dala UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan juga diatur tentang jaminan keselamatan dan
kesehatan kerja bagi seluruh karyawan.
Dengan adanya tujuan keselamatan dan kesehatan kerja ini tentunya merupakan rencana yang
wajib diterapkan dalam sebuaah organisasi, terutama di bidang industri. Tujuan utama dari program
K3 supaya para pekerja diharapkan dapat memenuhi peraturan serta disiplin dalam melaksanakan
kewajibanya, karena keselamatan dan kesehatan kerja hal yang penting diutamakan oleh perusahaan.
Jika tujuan ini berhasil dilakukan oleh perusahaan terutama di bidang industri maka penurunan angka
kecelakaan akan berkurang bahkan akan terjadi zerro accident.
8
Keselamatan Kerja
Menurut Syaaf (2007) Keselamatan adalah suatu pendekatan keilmuan maupun sebagai suatu
pendekatan praktis mempelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan
berupaya mengembangkan berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil risiko terjadinya
kecelakaan.
Slamet (2012) juga mendefenisikan tentang keselamatan kerja, keselamatan kerja dapat
diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain
keselamatan kerja merupakan salah satu faktor yang harus dilakukan selama bekerja, karena tidak ada
yang menginginkan terjadinya kecelakaan di dunia ini. Keselamatan kerja sangat bergantung pada
jenis, bentuk, dan lingkungan di mana pekerjaan itu dilaksanakan. Menurut Widodo (2014) unsur-
unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut :
a) Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja.
b) Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
c) Teliti dalam bekerja.
d) Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja.
Dari pengertian di atas keselamatan kerja adalah suatu bentuk keadaan yang bertujuan untuk
menghindari kesalahan dan kerusakan kerja yang dilakukan oleh para karyawan. Faktor tersebut
sangat penting karena berkaitan dengan kinerja karyawan dan kinerja perusahaan. Semakin
tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan kecelakaan kerja.
Kesehatan Kerja
Menurut Budiono (2003) kesehatan kerja adalah kondisi fisik dan mental seseorang yang tidak
saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga menunjukan kemampuan untuk
berinteraksi dengan lingkungan pekerjaanya.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian
kesehatan adalah sebagai” suatu keadaan fisik, mental dan sosial kesejahteraan bukannya penyakit
atau kelemahan”. Menurut Undang-Undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan dan Undang-Undang
No.29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan
jiwa, sosial dan mental yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pada dasarnya kesehatan itu meliputi empat aspek, antara lain:
9
1. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak
adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh
berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
2. Kesehatan mental (jiwa) mencakup tiga komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual.
a. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran
b. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan
emosinya, misalnya takut,gembira, khawatir, sedih dan sebagainya.
c. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur,
pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan
Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spritual adalah keadaan dimana sesorang
menjalankan ibadah dan semua aturan agama yang dianutnya.
Menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960, BAB 1 pasal 2, kesehatan
kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan yang setingi-tinginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan
pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan
kerja maupun penyakit umum.
Kondisi kesehatan pekerja haruslah menjadi perhatian karena pekerja adalah penggerak aset
perusahaan konstruksi (Widodo, 2014). Jadi kondisi fisik harus maksimal dan sehat agar tidak
menganggu proses kerja seperti peryataan ILO/WHO (1995) bahwa kesehatan kerja adalah suatu upaya
untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat kesejahteraan fisik, mental dan soial yang setingi-
tingginya bagi pekerja di semua jabatan, pencegahan penyimpanan kesehatan di antara pekerja yang
disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja dalam pekerjaanya dari risiko akibat faktor
yang merugikan kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang
diadaptasikan dengan kebutuhan psikologi karyawan.
Undang-Undang dan Peraturan Keselamatan dan Kesehatan kerja
Pemerintah Indonesia menginstruksikan kepada para pengelola perusahaan yang mengunakan,
menyimpan, memakai, memproduksi dan mengakut bahan kimia berbahaya agar melaksanakan
ketentuan pemerintah dalam Kepmenaker Nomor Kep. 186/Men/1999 Tentang Unit Penanggulangan di
tempat kerja meliputi :
1. Pengadilan siap bentuk energi.
2. Penyedia saran deteksi, alarm, pemadam kebakaran, dan sarana evakuasi.
3. Pengendalian penyebaran asap, panas, dan gas.
4. Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja.
5. Menyelangarakan latihan gladi penanggulangan secara berkala.
10
6. Memiliki buku rencana penanggulagan keadaan darurat kebakaran.
7. Memilik ahli keselamatan dan kesehatan kerja kebakaran, kordinator unit penanggulangan
kebakaran dan petugas peran kebakaran.
Demikian pula, pihak perusahaan diharuskan melaksanakan pembinaan dan pengawasan
terhadap Kepmenaker Nomor Kep. 187/Men/1999 tentang penendalian bahan kimia di temapat kerja
meliputi:
1. Penyediaan lembar data keselamatan bahan (Material Safety Data Sheet).
2. Memiliki ahli dan petugas tentang keselamatan dan kesehatan kerja di bidang kimia.
3. Menyampaikan daftar nama dan sifat kimia serta kuantitas bahan kimia berbahaya.
4. Membuat dokumen pengendalian instalasi potensi bahaya besar dan menegah.
5. Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko.
6. Kegiatan teknis, rancang bangun, konstruksi, pemilihan bahan kimia, serta
pengoperasian dan pemeliharaan instalasi.
7. Kegiatan pembinaan tenaga kerja di tempat kerja.
8. Rencana dan prosedur tanggap darurat.
9. Prosedur kerja aman.
10. Melakukan pemeriksaan dan pengujian faktor kimia sekurang-kurangnya enam bulan
sekali.
11. Melakukan pemeriksaan dan pengujian instalasi sekurang-kurangnya dua tahun sekali.
12. Melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sekurang-kurangnya satu tahun sekali
Wilson (2012) menyatakan untuk dapat menciptakan ketenangan kerja dan meningkatkan
produktivitass kerja karyawan, pemberi kerja memberikan tambahan santunan bagi tenaga kerja yang
meninggal dunia dan mengalami cacat total tetap karena kecelakaan kerja sehingga tidak dapat lagi
bekerja. Tambahan santunan tersebut dimaksudkan sebagai ganti penghasilan sehingga dapat membantu
tenaga kerja atau keluarganya selama waktu tertentu, sesuai dengan kemampuan program Asuransi
Sosial Tenaga Kerja (ASTEK). Untuk memenuhi tanggung jawabtersebut, pemerintah menetapkan
peraturan peraturan melalui Keputusan Presiden nomor 34 tahun 1990 tentang pemberian santunan bagi
tenaga kerja yang meninggal dunia dan cacat total tetap karena kecelakaan kerja.
Menurut buku keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 555.K/26/M.PE/1995, landasan K3
terdiri dari :
1. Undang-undang nomor 11 tahun 1967 pasal 29.
2. Undang-undang nomor 1 tahun 1970 menimbang pasal 3 ayat 1.
3. Undang-undang nomor 13 tahun 2003 pasal 86 dan 87.
11
4. Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 1969 pasal 64 dan 65.
5. Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 1973 pasal 1,2 dan 3.
6. MPR nomor 341 LM 1930.
7. Keputusan Menteri nomor 2555K/201/M.PE/1993.
8. Keputusan Menteri nomor 555.K/26/M.PE/1995.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Wilson (2012) mengatakan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah
pengoperasian fungsi-fungsi ke dalam kegiatan-kegiatan organisasi yang berkaitan dengan
keselamatan dan kesehatan kerja.
Secara khusus sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja terdapat pada peraturan
Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.05/MEN/1996 pasal 1, Sistem Manajamen Keselamatan dan
Kesehatan kerja (SMK3) adalah bagian dari Sistem Manajemen keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tangung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang
dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan
kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Tujuan dan Manfaat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Berdasarkan peraturan Menteri Tenaga kerja Nomor Per.05/Men/1996 pasal 2, sebagai tujuan
dan sasaran dari sisem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka
mencegah dan mengurang kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat keja yang
aman, efisien dan produktif.
Diciptakan undang-undang dan peraturan-peraturan tentang sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja akan memiliki manfaat yang besar bagi masyarakat secara umum, khususnya bagi
pekerja itu sendiri. Di sisi lain menurut Wilson (2012) penerapan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja memiliki berbagai manfaat bagi industri. Perusahaan tidak dirugikan dalam kegiatan
produksi atas kehilangan sebagian waktu, kerugian material, dan biaya pengobatan akibat kecelakaan
kerja. Secara moral, para karyawan merasa aman dan nyaman ketika sedang bekerja sehingga
produktivitas meningkat.
Peneletian Terdahulu
Lestari (2007) melakukan penelitian tentang hubungan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
dengan Produktivitas kerja karyawan di bagian pengolahan PTPN VIII Gunung Mas Bogor. Analisa
12
data dengan mengunakan analalis Rank Spearmanmenujukan bahwa semua faktor K3 memiliki
hubungan yang positif dengan produktivitas karyawan.
Hasil penelitian Mulyawati (2008) mengenai Analisis Tingkat Karyawan terhadap program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT Aneka Tambang TBK UBPP LM Jakarta. Mengunakan
analisis Indeks Kepuasan Karyawan dan Importance performance analisis. Hasil pengujian validitas
pertanyaan dengan product momen pearson menyatakan bahwa 40 pertanyaan dalam kuesioner baik
untuk kepentingan dan kepuasan adalah valid. Hal ini dapat diihat dari nilai korelasi dengan totalnya
yang ditunjukan oleh p-value cukup signifikan.
Hasil penelitian Fathoni (2008) mengenai Hubungan antara Persepsi Karyawan terhadap
Program Keselamatan dan Kesehatan kerja dengan kepuasan kerja, berdasarkan hasil hitungan
diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,635; p=0,000 (p<0,001). Hasil tersebut menujukan ada
hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi karyawan terhadap program kesehatan dan
keselamatan kerja dengan kepuasan kerja. Hal ini berati variabel persepsi karyawan terhadap program
kesehatan dan keselamatan kerja dapat digunakan sebagai prediktor (variabel bebas) untuk mengukur
variabel kepuasan kerja. Semakin tinggi (baik) persepsi karyawan terhadap program kesehatan dan
keselamatan kerja semakin rendah kepuasan kerja.
Dari penelitian sebelumnya dikatakan bahwa keterkaitan kepuasan kerja karyawan dengan
program keselamatan dan kesehatan kerja diukur melaui alat dan metode masing-masing.
Karakteristik responden dalam penelitian tersebut diambil secara umum. Untuk melihat kesengjangan
tersebut penelitian ini membedakan dari status karyawan tetap dan tidak tetap karena dengan
membedakan statustersebut dapat dilihat bagaimana kepuasan karyawan berdasarkan status yang
mereka dapatkan ketika bekerja dengan acuan teori kepuasan kerja yaitu teori keadilan. Teori keadilan
dipilih sebagai acuan agar tidak ada perbedaan antara karyawan terhadap program keselamatan dan
kesehatan kerja berpengaruh terhadap hasil pencapaian kerja karyawan.
Kepuasan karyawan terhadap program K3 akan bermaanfaat bagi perusahaan sebab dengan
mengukur dan membedakan dari status karyawan dapat dilihat tingkat kepuasan mereka setelah
bekerja. Hal ini berati kepuasan karyawan menjadi indikator dalam sebuah peniliaan kinerja karyawan
terkhusus perusahaan industri.
Pada bagian produksi tentunya karyawan yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini sebab
rasa aman dan nyaman dalam bekerja merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi karyawan.
Untuk itu pemilahan antara karyawan tetap dan tidak tetap dipilih supaya dapat mengetahui kinerja
karyawan berdasarkan status yang mereka peroleh.
13
Kerangka Pemikiran
PT. Tiga Manunggal Synthetic Industries atau lebih sering disebut PT. TIMATEX bergerak di
bidang tekstil, perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas dan
merupaan kelompok manunggal group yang berstatus kerja sama (Joint Venture) antara perusahaan
Indonesia dengan perusahaan Jepang PT Tiga Manunggal Synthetic Industries salah satu perusahaan
yang telah menerapkan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3), dapat dilihat bahwa PT. Tiga
Manunggal Synthetic Industries memperhatikan K3 karyawanya
Penerapan program K3 di PT. Tiga Manunggal Synthetic Industries dapat diketahui melalui
wawancara langsung, pengamatan, beberapa dokumen perusahaan dan kuesioner. Adapun faktor-
faktor K3 yang menjadi dasar pencarian data penelitian yaitu, (1) Pendidikan dan Pelatihan K3, (2)
Publikasi dan Kontes K3, (3) Kontrol Lingkungan kerja, (4) Pengawasan dan disiplin, (5) Peningkatan
dan kesadaran K3. Penelitian ini dipilih berdasarkan status karyawan antara karyawan tetap dan tidak
tetap yang bekerja di dalam produksi pabrik.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian diananlisis dengan dengan mengunakan Indeks
Kepuasan Karyawan (IKK). IKK digunakan untuk mengetahui seberapa puas karyawan terhadap
adanya program K3 yang diterapkan oleh perusahaan. Melalui alat analisis IKK dapat diketahui
bagaimana perbandingan tingkat kepuasan karyawan tetap dan tidak tetap di PT. Tiga Manunggal
Synthetic Industires terhadap program K3 di PT. Tiga Manunggal Synthetic Industries. Dengan
diketahuinya tingkat kepuasan tersebut, maka perusahaan dapat menentukan apa saja yang dapat
dilakukan guna menjaga dan meningkatan kepuasan karyawan berdasarkan status karyawan antara
karyawan tetap dan tidak tetap.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini mengunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitiatif. Metode
penelitian kuantitatif, sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2012:8) yaitu “Metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data mengunakan instrumen peneitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,
dengan tujuan untuk menguji hipotetis yang telah ditetapkan”. Menurut Sugiyono (2012:13) penelitian
dekskriptif yaitu, penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel
yang lain. Berdasarkan teori tersebut, penelitian dekskriptif kuantitatif, merupakan data yang
diperoleh dari sampel populasi penelitian dianalisis sesuai dengan mendapatkan gambaran program
K3 PT. Tiga Manunggal Synthetic Industires.
14
Jenis Data dan Sumber Data
Untuk menjawab persoalan-persoalan penelitian yang sudah ada dirumuskan, maka diperlukan
data-data yang mendukung dan sesuai dengan persoalan-persoalan penelitian yang ada. Data yang
digunakan adalah data primer. Data primer diperoleh langsung dari pekerja melalui metode
kuesioner.Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh.Peneliti menggunakan
kuesioner dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang
merespon atau menjawab pertanyaanpertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis ataupun lisan.
Populasi jumlah karyawan tetap sebesar 705 sedangkan jumlah karyawan tidak tetap sebesar 80. Maka
dari mengunakan rumus slovin atas besaran populasi yang akan diambil sampel :
Salah satu cara menentukan besaran sampel yang memenuhi hitungan itu adalah yang
dirumuskan oleh Slovin (Steph Ellen, eHow Blog, 2010; dengan rujukan Principles and Methods of
Research; sebagai berikut.
n = N ( 1 + N e2 )
Dimana : n = Number of samples (jumlah sampel)
N = Total population (jumlah seluruh anggota populasi)
e = Error tolerance (toleransi terjadinya galat; taraf signifikansi; untuk sosial dan
pendidikan lazimnya 0,05)
Karyawan Tetap=
N =
= 1+1.7625
=
=255,2
=260
15
Karyawan Tidak Tetap =
N=
= 1+0,2
=
=66,67
=67
Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan secara menyeluruh dengan memperhatikan
tingkat kepentingan faktor-faktor K3 yang menjadi dasar penyusunan kuesioner, digunakan Indeks
Kepuasan Karyawan. Sehingga kemudian data diuji keabsahanya dengan cara uji validitas dan uji
reabilitas.
Uji Validitas: uji ini untuk mengetahui sejauh mana instrumen yang digunakan sudah memadai
untuk mengukur apa yang seharusnya dikur dengan cara meminta pendapat atau penilaian ahli yang
berkompoten dengan masalah yang diteliti. Data dikatakan valid jika memiliki Correceted item-total
correlation (r hitung) lebih besar 0,3 (Ghozali, 2005)
Uji Reabilitas: uji yang diperlukan untuk menunjuk sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif
konsisten jika diulangi beberapa kali. Instrumen dikatakan reliable bila memiliki Alpha Cronbach lebih
besar dari 0,60 (Ghozali, 2005).
Rumus Indeks Kepuasan Karyawan IKK, yaitu :
IKK=
X100 %
Keterangan:
T= Skor total nilai kepentingan (importance=I) dikali nilai kepuasan (performance)
Y= Nilai kepentingan total (Σ importance =ΣI)
16
Nilai masksimum Indeks Kepuasan adalah 100%. Menurut Bhote (1996), nilai IKK 50% atau
lebih rendah menandakan kinerja perusahaan kurang bagus di mata karyawan. Nilai IKK antara 50%
sampai 80% atau lebih tinggi mengindikasikan karyawan cukup puas terhadap kinerja perusahaan.
Sedangkan 80% atau lebih tinggi mengindikasikan karyawan merasa puas terhadap kinerja perusahaan
dalam melaksanakan progaram K3.
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini mengunakan kuesioner sebagai metode pengumpulan data sebelum itu perlu diuji
kelayakan untuk melihat keabsahan data, layak atau tidak layak data dalam kuesioner yang di diberikan
kepada karyawani PT. Tiga Manunggal Synthetic Industries yang terbagi atas karyawan tetap dan tidak
tetap, maka diperlukan uji validitas dan reabilitas data.
Uji Validitas dan Reabilitas Data
Uji Validitas, uji ini untuk mengetahui sejauh mana instrumen yang digunakan sudah memadai
untuk mengukur apa yang seharusnya dikur dengan cara meminta pendapat atau peniliaan ahli yang
berkompoten dengan masalah yang diteliti. Data dikatakan valid jika memiliki Correceteditem-total
correlation (r hitung) lebih besar 0,3 (Ghozali, 2005)
Uji Reabilitas, uji yang diperlukan untuk menunjuk sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif
konsisten jika diulangi beberapa kali. Instrumen dikatakan reliable bila memiliki Alpha Cronbach lebih
besar dari 0,60 (Ghozali, 2005).
Data diambil sebanyak 60 angket yang terbagi dari 30 karyawan tetap dan 30tidak tetap
berdasarkan 5 aspek K3.Berikut tabel nomor 1 yang menyajikan uji validitas dan reliabilitas program
K3 berdasarkan atas pendidikan dan pelatihan K3, pubilkasi dan kontes K3, kontrol lingkungan kerja,
pengawasan dan disiplin, serta peningkatan kesadaran K3.
Tabel 1.
Uji Validitas dan Reabilitas Data
No. Faktor Validitas
Item-Total
Coerrelation
Reabilitas
Alpha Crobanch
1. Pendidkan dan Pelatihan K3
1 0,813
2 0,749
3 0,818
17
4 0,710 0,909
5 0,791
6 0,763
7 0,412
8 0,642
2. Publikasi dan Kontes K3
1 0,529
2 0,599
3 0,715
4 0,591
5 0,666 0,897
6 0,579
7 0,817
8 0,777
9 0,785
3. Kontrol Lingkungan Kerja
1 0,531
2 0,376
3 0,765
4 0,649
5 0,785 0,864
6 0,612
7 0,313
8 0,589
9 0,763
10 0,791
4. Pengawasan dan Disiplin
1 0,604
2 0,583
3 0,513
4 0,606
5 0,740
6 0,740 0,905
7 0,745
8 0,575
18
9 0,675
10 0,570
11 0,641
12 0,762
5. Peningkatan Kesadaran K3
1 0,799
2 0,676
3 0,776
4 0,764
5 0,727 0,913
6 0,645
7 0,642
8 0,726
9 0,676
Sumber : Data olahan 2016
Hasil uji validitas pendidikan dan pelatihan K3 diperoleh nilai Item-Total Correlation tiap
indikator lebih besar 0,3 artinya data valid dan dapat dianalisis lebih lanjut. Hasil uji reliabilitas
berdasarkan pada nilai Cronbach Alpha, menujukan dari masing-masing pendidikan dan pelatihan K3
memenuhi unsur reliabilitas dengan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.6. Dengan demikian, maka
semua indikator dari pendidikan dan pelatihan K3 dapat digunakan dalam pengolahan selanjutnya.
Hasil uji validitas publikasi dan kontes K3 diperoleh nilai Item-Total Correlation tiap indikator
lebih besar 0,3 artinya data valid dan dapat dianalisis lebih lanjut. Hasil uji reliabilitas berdasarkan pada
nilai Cronbach Alpha, menujukan dari masing-masing pendidikan dan pelatihan K3 memenuhi unsur
reliabilitas dengan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.6. Dengan demikian, maka semua indikator
dari publikasi dan kontes K3 dapat digunakan dalam pengolahan selanjutnya.
Hasil uji validitas kontrol lingkungan kerjadiperoleh nilai Item-Total Correlation tiap indikator
lebih besar 0,3 artinya data valid dan dapat dianalisis lebih lanjut. Hasil uji reliabilitas berdasarkan pada
nilai Cronbach Alpha, menujukan dari masing-masing pendidikan dan pelatihan K3 memenuhi unsur
reliabilitas dengan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.6. Dengan demikian, maka semua indikator
kontrol lingkungan kerja dapat digunakan dalam pengolahan selanjutnya.
Hasil uji validitas pengawasan dan disiplin diperoleh nilai Item-Total Correlation tiap indikator
lebih besar 0,3 artinya data valid dan dapat dianalisis lebih lanjut. Hasil uji reliabilitas berdasarkan pada
nilai Cronbach Alpha, menujukan dari masing-masing pendidikan dan pelatihan K3 memenuhi unsur
19
reliabilitas dengan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.6. Dengan demikian, maka semua indikator
pengawasan dan didiplin dapat digunakan dalam pengolahan selanjutnya.
Hasil uji validitas peningkatan dan kesadaran K3 diperoleh nilai Item-Total Correlation tiap
indikator lebih besar 0,3 artinya data valid dan dapat dianalisis lebih lanjut. Hasil uji reliabilitas
berdasarkan pada nilai Cronbach Alpha, menujukan dari masing-masing pendidikan dan pelatihan K3
memenuhi unsur reliabilitas dengan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.6. Dengan demikian, maka
semua indikator peningkatan dan kesadaran K3 dapat digunakan dalam pengolahan selanjutnya.
Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh melaui kuesioner yang diberikan kepada
karyawan PT. Tiga Manunggal Synthetic Industiressebagai responden yang berjumlah 320 karyawan
yang terbagi atas karyawan tetap dan tidak tetap. Karakteristik/responden ini berdasarkan jenis kelamin,
usia, lama bekerja dan status perkawinan.
Tabel 2.
Karakteristik Responden
Deskripsi Kriteria Jumlah Presentase(%)
Jenis Kelamin Laki-laki 120 37,5
Perempuan 200 62,5
Status Karyawan Tetap 250 78,1
Tidak Tetap 70 21,8
Usia Kurang dari 16 tahun 0 0
16 sampai kurang dari 25 tahun 38 11,8
25 sampai kurang 35 tahun 61 19,0
35 sampai kurang dari 45 tahun 111 34,6
45 sampai kurang dari 55 tahun 107 33,4
Lebih dari 55 tahun 3 1,2
Lama Bekerja Kurang dari 1 tahun 3 1,1
1 sampai kurang dari 6 tahun 39 12,1
6 sampai kurang dari 11 tahun 41 12,8
11 sampai kurang dari 16 tahun 48 15
16 sampai kurang dari 21 tahun 74 23,1
20
Lebih dari 21 tahun 115 35,9
Status Perkawinan Menikah 272 85
Belum Menikah 48 15
Sumber : Data olahan 2016
Dari tabel 2 terlihat sebagian besar ,karakteristik responden karyawan PT. Tiga Manunggal
Synthetic Industires, paling banyak berjenis kelamin perempuan berjumlah 200 (62,5%) dan berjenis
kelamin laki-laki berjumlah 120 (37,5%). Status karyawan tetap lebih banyak dibandingkan karyawan
tidak tetap yang berjumlah 250 (78,1%) untuk karyawan tetap dan karyawan tidak tetap berjumlah
70(21,8%). Usia karyawan paling banyak berkisar di usia 35 sampai kurang dari 45 tahun berjumlah
111(34,6%) dan usia 45 sampai kurang dari 55 tahun berjumlah 107(33,4%). Karyawan yang bekeja di
PT. Tiga Manunggal Synthetic Industirespaling lama lebih dari 21 tahun yang berjumlah 115 (35,9 %)
status perkawinan karyawan lebih banyak sudah menikah berjumlah 272 (85%).
Hubungan Karakteristik responden
Tabel 3.
Hubungan Karakteristik responden
1 2 3 4 5
Wanita 3,17 3,09 3,01 3,19 3,20
Pria 3,02 3,08 2,94 3,14 3,19
Tetap 3,07 3,04 2,96 3,14 3,20
Tidak tetap 3,27 3,20 3,04 3,32 3,48
Usia
Kurang dari 16 tahun 0 0 0 0 0
16 sampai kurang dari
25 tahun
3,28 3,27 3,08 3,34 3,53
25 sampai kurang dari
35 tahun
3,23 3,11 2,99 3,29 3,32
35 sampai kurang dari
45 tahun
3,00 3,06 2,95 3,09 3,09
45 sampai kurang 55
tahun
3,09 3,02 2,99 3,12 3,12
Lebih dari 55 tahun 3,79 3,20 3,53 3,92 3,85
Lama bekerja
Kurang dari 1 tahun 3,29 3,22 2,43 3,22 3,11
21
1 sampai kurang dari 6
tahun
3,26 3,21 3,09 3,32 3,46
6 sampai kurang dari 11
tahun
3,23 3,07 2,98 3,31 3,38
16 sampai kurang dari
11 tahun
3,27 3,26 3,15 3,47 3,35
Lebih dari 21 tahun 3,01 3,00 2,92 2,98 3,07
Menikah 3,09 3,07 2,99 3,15 3,17
Belum menikah 3,25 3,21 3,02 3,26 3,39
Sumber : Data olahan 2016
Tabel di atas adalah hasil rata-rata 5 dimensi K3 yaitu pendidikan dan pelatihan K3, publikasi
dan kontes K3, kontrol lingkungan kerja, pengawasan dan disiplin, dan peningkatan kesadaran K3.
Dengan adanya hasil tersebut dapat dilihat karakterikstik hubungan responden berdasarkan jenis
kelamin, status karyawan, usia , lama bekerja dan status perkawinan. Pada jenis kelamin wanita
memperoleh skor tertinggi untuk elemen peningkatan kesadaran K3 sebesar 3,20 dan yang paling
rendah adalah faktor kontrol lingkungan kerja 3,01, sedangkan jenis kelamin pria faktor yang paling
tinggi peningkatan dan kesadaran K3 3,19, yang paling rendah adalah faktor kontrol lingkungan kerja
2,94.
Usia responden karyawan PT TIMATEX yang berusia 16 sampai kurang dari 25 tahun yang
paling tinggi adalah faktor pendidikan dan pelatihan K3 3,28 sedangkan yang paling rendah kontrol
lingkungan kerja 3,08. Usia 25 tahun sampai kurang dari 35 tahun yang paling tinggi peningkatan dan
kesadaran K3 3,32 paling rendah kontrol lingkungan kerja 2,99. Usia 35 tahun sampai kurang dari 45
tahun yang paling tinggi peningkatan dan kesadaran K3 dan pengawasan disiplin dengan nilai sama
3,09 serta terendah kontrol lingkungan kerja 2,95. Usia 45 tahun sampai kurang dari 55 tahun paling
tinggi peningkatan dan kesadaran K3 3,12 terendah kontrol lingkungan kerja 2,99. Usia lebih dari 55
tahun tertinggi pengawasan dan disiplin 3,92 terendah publikasi dan kontes 3,20.
Lama bekerja karyawan PT TIMATEX yang bekerja berdasarkan lama bekerja kurang dari 1
tahun paling tinggi adalah faktor pendidikan dan pelatihan K3 3,29 terendah publikasi dan kontes K3
2,43. Lama bekerja 1 sampai kurang dari 6 tahun paling tinggi faktor peningkatan kesadaran K3 3,46
terendah kontrol lingkungan kerja 3,09.
Lama bekerja 6 sampai kurang dari 11 tahun tertinggi faktor peningkatan kesadaran K3 3,38
terendah kontrol lingkungan kerja 2,98. Lama bekerja 16 sampai kurang dari 21 tahun tertinggi
peningkatan kesadaran K3 3,35 terendah publikasi dan kontes K3 3,15. Lama bekerja lebih dari 21
tahun tertinggi peningkatan kesadaran K3 3,07 terendah publikasi dan kontes K3.
22
Status perkawinan karyawan TIMATEX menikah paling tinggi faktor peningkatan kesadaran
K3 3,17 terendah faktor publikasi dan kontes K3 2,99. Sedangkan yang belum menikah faktor tertinggi
peningkatan kesadaran K3 terendah publikasi dan kontes K3 3,02.
Hubungan karakteristik responden menujukan bahwa dengan nilai rata-rata atas jenis kelamin
pria, wanita, status karyawan, usia , lama bekerja dan status perkawinan nilai dengan hasil tertinggi dan
terendah menujukan bahwa peningkatan kesadaran K3 tertinggi sedangkan kontrol lingkungan kerja
terendah.
Indeks Kepuasan Karyawan
Indeks kepuasan karyawan digunakan mengetahui nilai kepentingan (I) dan kepuasan (P)
terhadap faktor program K3. Tingkat kepuasan ini yang kemudian ini untuk memperbandingkan nilai
kepuasan total karyawan tetap dan tidak tetap di perusahaan.
Dan untuk menentukan rentang skala likert kategori dari rata-rata jawaban responden maka
dapat menggunakan rumus Santosa (2012) sebagai berikut :
Tabel.4
Tingkat Kategori Variabel
Range Keterangan
4.20 – 5.00 Sangat Tinggi
3.40 – 4.19 Tinggi
2.60 – 3.39 Sedang
1.80 – 2.59 Rendah
1.00 – 1.79 Sangat Rendah
Tabel 5.
Perhitungan indeks karyawan untuk karyawan tetap
No. Faktor-faktor K3 Importance
(I)
Performance
(P)
Score
(T)
1 Pendidikan dan pelatihan K3 3,35(Sedang) 3,07(Sedang) 10,29
2 Publikasi dan kontes K3 2,43(Sedang) 3,06(Sedang) 7,44
3 Kontrol lingkungan kerja 2,90(Sedang) 2,97(Sedang) 8,61
4 Pengawasan dan disiplin 3,04(Sedang) 3,14(Sedang) 9,55
23
5 Peningkatan kesadaran K3 3,30(Sedang) 3,13(Sedang) 10,33
Total Σ(I)=15,01
Σ (P)=15,37 Σ(T)=46,21
Sumber : Data olahan2016
IKK=∑
=
=61,57%
Keterangan:
T= Skor total nilai kepentingan (importance=I) dikali nilai kepuasan (performance)
Y= Nilai kepentingan total (Σ importance =ΣI)
Dari data di atas menujukan bahwa nilai kepentingan tertinggi importance (I) pendidikan dan
pelatihan K3 3,35 serta nila tertinggi kepuasan performance (P) pengawasan displin 3,14.
Tabel 6.
Perhitungan indeks karyawan untuk karyawan tidak tetap
No. Faktor-faktor K3 Importance
(I)
Performance
(P)
Score
(T)
1 Pendidikan dan pelatihan K3 3,24(Sedang) 3,27(Sedang) 10,59
2 Publikasi dan kontes K3 2,83(Sedang) 3,20(Sedang) 9,06
3 Kontrol lingkungan kerja 2,56(Sedang) 3,06(Sedang) 7,83
4 Pengawasan dan disiplin 3,16(Sedang) 3,32(Sedang) 10,49
5 Peningkatan kesadaran K3 3,20(Sedang) 3,48(Tinggi) 11,14
Total (I)=14,99 Σ (P)=16,33 (T)=49,11
Sumber : Data olahan2016
IKK=∑
=
=65,52%
24
Keterangan:
T= Skor total nilai kepentingan (importance=I) dikali nilai kepuasan (performance)
Y= Nilai kepentingan total (Σ importance =ΣI)
Dari data di atas menujukan bahwa nilai kepentingan tertinggi importancependidikan dan
pelatihan K3 3,24, serta nila tertinggi kepuasan performance (P) 3,48.Dengan demikian setelah dihitung
IKK karyawan PT Tiga ManunggalSynthetic Industries karyawan tetap memperoleh nilai 61,57 % dan
karyawan tidak tetap memperoleh nilai 65,52%, nilai angka tersebut menurut Bhote (1996), menujukan
bahwa IKK karyawan tetap dan tidak tetap terhadap program keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
cukup atau sedang.
Tabel 7.
Standar Indeks Kepuasan 100% menurut Bhote (1996)
Presentase Keterangan
50 % Rendah
50%-80% Sedang
80%-100% Tinggi
PEMBAHASAN
Tinjauan Umum Perusahaan
PT. Tiga Manunggal Synthetic Industries atau lebih sering disebut PT.TIMATEX bergerak di
bidang tekstil, tergabung dalam Manunggal Group yang berkantor pusat di Wisma Argo Manunggal
yang beralamat di Jalan Gatot Subroto Kav 22 Jakarta. Perusahaan ini berdiri pada de facto tahun 1975
dan de yure pada tanggal 7 Agustus 1976. Perusahaan ini dibangun di atas tanah seluas 5,6 Ha serta
diresmikan oleh Presiden Soeharto dan Menteri Perindustrian M. Yusuf yang menjabat saat itu.
PT. TIMATEX merupakan perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas dan merupakan
kelompok Manunggal Group yang berstatus kerja sama (Joint Venture) antara perusahaan indonesia
dengan perusahaan Jepang.
Program-program Keselamatan dan kesehatan kerja
Program K3 yang diterapkan di lingkungan kerja PT. Tiga Manunggal Synthetic Industries
adalah:
a. Menjamin pelaksanaan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 dan peraturan-peraturan K3 di
tempat kerja.
25
b. Melakukan pengawasan di tempat kerja.
c. Melakukan pembinaan K3 kepada pekerja
d. Melakukan inspeksi terhadap perlatan kerja maupun kelengkapan pabrik/perusahaan.
e. Mengadakan pelatihan kebakaran.
f. Prosedur dan tata cara evakuasi.
g. Menjamin tersedianya alat Pelindung Diri (APD) bagi karyawan yang sesuai dengan
bahaya di tempat kerja.
Departemen proses produksi PT TIMATEX
Proses produksi dibagi atas tiga departemen:
1. Departemen Twisting
Twisting merupakan proses yang berupa pemintalan dari benang polyester/bahan baku
menjadi bobbin (gulungan-gulungan benang dalam skala kecil).
Twisting memiliki tiga bagian utama:
a. Twisting I
Membuat benang dari jenis polyester filamen (PF) menjadi polyester woolie (PW) yang
akan digunakan di bagian sizing.
Mesin yang digunakan:
1) Mitsubishi 1974 (proses woolie) yang berjumlah 4 mesin.
Mesin ini menggulung benang dengan kecepatan 226.000-290.000 rpm.
Proses woolie membutuhkan 4T yaitu:
a) Temperatur, maksimal 240⁰C (titik didih polyster).
b) Tension untuk mengatur lemahnya ketegangan benang.
c) Twist untuk mengatur kecepatan putaran mesin terhadap benang yang digulung.
d) Time merupakan ketepatan waktu benang yang ditwist.
2) Koike Machine 1974 (proses knitting) yang berjumlah 1 mesin. Mesin ini digunakan
untuk menyeleksi hasil benan per spindel.
Proses kerja.
b. Twisting II
Membuat bobbin pakan yang akan digunakan di bagian winder dan membuat benang
dari jenis polyster filamen menjadi polyster filamen twist.
Mesin yang digunakan :
1). Pan winder (Daekun 4) yang berjumlah 4 mesin.
26
2). Daekun 11 yang berjumlah 54 mesin.
3). Vaccum Heat Setter yang berjumlah 1 mesin.
4). Daekun 6 yang berjumlah 1 mesin.
c.Twisting III
Membuat bobbin yang akan digunakan di bagian kakinoki serta membuat benang dari jenis
polyster filamen menjadi polyester filamentwist.
Mesin digunakan :
1) Pim winder berfungsi menggulung benang untuk persiapan, yang berjumlah 3 mesin.
2) Murata berfungsi untuk mentwist benang dengan dengan kecepatan antara 13.000-
15.000 rpm, yang berjumlah 39 mesin.
3) Vaccum heat setter berfungsi membuka pori-pori benang dan menghilangkan kadar air
raksa, yang berjumlah 3 mesin.
Potensi bahaya keselamatan dan kesahatan pada karyawan di departemen twisting I, II dan III.
1. Pendengaran, karyawan wajib memakai alat pelindung diri air plug headset tetapi sekarang
karyawan lebih memakai kapas yang disumpal ke telinga karena lebih praktis.
2. Karyawan wanita yang berambut panjang wajib mengikatkan rambutnya agar menghindari
risiko kecelakaan pada saat mengoperasikan alat mesin kerja.
Alat pelindung diri yang harus digunakan: Kapas untuk melindungi pekerja dari kebisingan,
masker untuk menutupi hidung dari bau zat-zat bahan kimia.
Pendidikan dan Pelatihan K3
Departemen twisting adalah bagian proses pemintalan dari bahan baku menjadi gulungan dalam
skala kecil, oleh karena itu karyawan yang bekerja pada bagian ini wajib memakai alat pelindung diri
dalam bekerja seperti masker, kapas untuk melindungi dari kebisingan. Bagi karyawan baru diberikan
pelatihan tentang risiko K3.Langkah itu wajib dipenuhi agar karyawan di departemen twisting
mendapakan informasi tentang cara operasional mesin yang sedang bekerja sehingga terhindar dari
kecelakaan.
Pendidikan dan Pelatihan K3 bagi karyawan adalah langkah awal dalam melakukan aktifitas
kerja dan berguna untuk melindungi mereka dalam berproses, karena jika tidak diberikan pendidikan
dan pelatihan K3 maka hal-hal seperti kecelakaan dan kesehatan pekerja akan terjadi. SOP menjadi
pedoman bagi perusahaan dalam melindungi pekerjanya.
27
Pelatihan pengunaan mesin pada departemen ini harus diawasi P2K3 yang mempuyai
kewenangan dan bertugas memantau aktifitas pekerjanya bila tidak diawasi maka kecelakaan akan
terjadi.
Publikasi dan kontes K3
Pada setiap sudut departemen ini terpasang spanduk yang berisi tentang budaya K3 pada tempat
kerja hal ini bertujuan agar setiap pekerja dalam bekerja tidak menyepelekan tentang pengunaan alat
pelidung diri sikap pekerja dalam bekerja, tetapi masih ada beberapa spanduk atau poster yang sudah
lama serta usang.Tentunya hal tersebut haruslah mendapatkan perhatian juga oleh perusahaan sebab
bila usang kurang mendapatkan perhatian dari karyawan karena huruf-huruf poster K3 yang sudah
tidak terlihat masih terdapat di departemen ini.
Tidak hanya spanduk tentang K3, SOP juga terpasang di tiap dinding-dinding di seluruh bagian
area twisting yang berisi tentang standar-standar aturan dalam proses produksi. SOP merupakan
pencegah dan sebagai rambu-rambu peringatan agar pekerja menaati dan tidak melakukan kesalahan
keteledoran dalam bekerja.
Publikasi dan kontes K3 pada departemen ini sudah tertata dengan baik tetapi masih ada poster-
poster K3 yang harus diganti dengan baru, tentunya hal tersebut dapat mendorong pekerja dalam tertib
dan berbudaya K3.
Kontrol lingkungan kerja
Twisting terbagi atas tiga unit produksi twisting I, twisting II dan twisting III alat pelindung diri
seperti alat pemadam kebakaran kotak P3K mudah dijangkau bila terjadi kecelakaan. Ketersediaan alat
pelindung diri pada tiap departemen sudah ditetapkan oleh perusahaan hal ini menjadi pencegah bila
tejadi kecelaakaan kerja dan sakit akibat kerja, maka alat pemadam kebakaran dan kotak P3K sudah
ditepatkan secara efektif dan tepat oleh perusahaan.
Pengawasan dan displin
CCTV dan P2K3 selalu mengkontrol dan mengawasi bila mesin sedang berjalan karena bila hal
tersebut lengah dalam pengawasan maka kecelakaan dan kesehatan karyawan akan terjadi. Apabila
sedang maintance (perbaikan) mesin kerja selalu di periksa secara rutin hal ini adalah salah satu upaya
menjaga mesin dalam keadaan baik.
28
Peningkatan Kesadaran K3
P2K3 selalu mengawasi atas tindakan dan keselamatan dan kerja pada bagian twisting hal
tersebut juga tidak terlepas SOP yang terpasang pada setiap dinding departemen twisting hal ini
membawa dampak penting bagi pekerja karena mereka selalu melihat SOP di area kerja mereka, hal
tersebut merupakan pencegah aturan yang sudah dibuat dan diawasi oleh pemerintah.
2.Departemen Weaving
a.Sizing
Sizing merupakan proses pemberian kanji pada benang/ filamen agar pada saat proses menenun
benang tidak menyatu. Kanji digunakan terbuat dari bahan campuran polyvinl alkohol ditambah
marzopol.
b. Kakinoki
Kakinoki merupakan proses penggulungan benang-benangan berukuran kecil yang berjumlah
besar menjadi satu gulungan besar (Boom) menggunakan mesin bernama kakinoki (ada 2
mesin).
c. Beaming
Beaming adalah proses penggulungan benang-benang boom yang telah melalui proses sizing
menjadi satu boom utuh yang sudah di drawing.
d. Drawing
Drawingadalah proses pemasangan sisir/ jarum pada benang-benang pada boom yang
dipersiapakan sebagai benang lusi saat akan digunakan pada mesin shuttle loom, water jetloom,
dan rapier.
e. Winder
Winder adalah proses pembuatan benang pakan yang sebelumnya berasal dari bobbin yang
sudah di twist. Tujuan dari pembuatan benang pakan tersebut sebagai penyuplai pada mesin
tenun shuttle.
f. Weaving
1. Shuttle
Shuttle merupakan jenis mesin tenun yang masih tradisional untuk membuat kain bermotif
berukuran 36 inchi dan 44 inchi. Dalam penenunanya, mesin Shuttle mengunakan alat
dinamakan teropong. PT TIMATEX memiliki 460 mesin shuttle ang setiap 10 mesinya
diperkerjakan 1 orang operator yang bertugas mengawsai teropong dan memasang benang
pakan pada teropong tersebut.
2. Water Jet Loom (WJL)
29
WJL merupakan jenis mesin tenun yang mengunakan air sebagai media saat menenun
filamen menjadi sebuah kain berukuran 58 inchi, 62 inchi dan 68 inchi. PT TIMATEX
memiliki 32 mesin WJL.
3. Rapier
Rapier merupakan jenis mesin tenun untuk membuat kain 58 inchi, 62 inchi, 64 inchi
dan 68 inchi. PT TIMATEX memiliki mesin rapier.
g. Inpeksi Grey : untuk mengecek kain dan menentukan grade kain.
Potensi bahaya keselamatan dan kesahatan pada karyawan di departemen Weaving:
1. Karyawan wajib memakai masker karena bau bahan-bahan kimia
2. Kebisingan memakai kapas untuk melindungi indera pendengaran karyawan.
3. Tertimpa bahan-bahan muatan.
Alat pelindung diri yang harus digunakan: Kapas untuk melindungi pekerja dari kebisingan, masker
untuk menutupi hidung dari bau zat-zat bahan kimia, helm untuk melindungi pekerja atas muatan
barang.
Pendidikan dan Pelatihan K3
Departemen weaving merupakan bagian pabrik yang mengolah benang menjadi grey. Terdapat
beberpaa unit produksi antara lain bagian kakinoki,sizing, beaming,drawing, dan winder. Berbeda
dengan twisting pada departemen ini mempuyai cara kerja yang berbeda kakinoki merupakan proses
pengulungan benang-benang berukuran lebih kecil yang berjumlah lebih besar menjadi satu gulungan
besar mengunakan mesin bernamaa kakinoki ada 2 mesin, sizing merupakan proses pemberian kanji
pada benang filamen agar pada saat proses menenun benang tidak menyatu. Kanji yang digunakan
terbuat dari bahan cmpuran polyvinl alkohol ditambah marpozol.
Beaming adalah proses penggulungan benang-benang boom yang telah melalui proses
sizingmenjadi satu boom utuh yang akan di drawing. Drawing adalah proses pemasangan sisir/jarum
pada benang-benang pada boom yang dipersiapakan sebagai benang pada boom yang dipersiapkan
sebagai benag lusi saat akan digunakan pada mesin. Winder adalah proses pembuatan benag pakan
yang sebelumnya berasal dari bobbin yang sudah di twist. Dengan demikian pada setiap bagian
weaving memiliki cara kerja dan tugas yang berbeda hal ini juga berdampak bagi pendidikan dan
pelatihan K3 nya karena perbedaan peran dan tugasnya.
30
Publikasi dan Kontes K3
Weaving memiliki beberapa bagian ruang yang tidak menyatu dalam satu ruangan publikasi dan
kontes K3 pada tiap bagian memiliki SOP dan poster berkenaan dengan K3 masih dapat terlihat jelas
dan tersusun rapi pada tiap bagian.
Kontrol lingkungan kerja
Departemen weaving memiliki bagian-bagian tugas kerja yang bekerja, hal ini berbeda dengan
departemen twisting yang hanya bagian pemintalan benang saja, kakinoki,sizing, beaming,drawing,
dan winder adalah bagian dari weaving. Setiap bagian tersedia unit alat pemadam kebakaran yang
mudah dijangkau oleh pekerja. Kondisi ventilasi dan pencahayaan ruangan di tempat kerja tidak gelap
dan cahaya dapat masuk ke dalam ruangan.
Kebersihan dan penataan di seluruh unit weaving sudah tertata dengan baik tidak ada sampah di
ruang kerja serta perlatan kerja tertata dengan rapi dan tidak berserakan.
Mesin kerja selalu diservis secara rutin agar tidak membahayakan bagi pekerja dan proses
produksi tidak terhambat.
Pengawasan dan displin
CCTV dan P2K3 selalu mengkontrol dan mengawasi bila mesin sedang berjalan karena bila hal
tersebut lengah dalam pengawasan maka kecelakaan dan kesehatan karyawan akan terjadi. Apabila
sedang maintance (perbaikan) mesin kerja selalu di periksa secara rutin hal ini adalah salah satu upaya
menjaga mesin dalam keadaan baik.
Peningkatan Kesadaran K3
Perusahaan sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja, hal ini dapat dilihat
karyawan pada departemen weaving tertib dalam mengunakan alat pelindung diri. Serta mereka terampil
dalam mengoperasikan mesin yang berpotensi berbahaya. K3 untuk unit weaving dari segi tata letak
ruang sudah tersusun dengan baik alat pemadam kebakaran, poster K3, P3K, SOP pada setiap bagian ada.
3.Departemen Finishing
a. Dyeing
Proses membuat kain grey atau mentah kain finish atau kain warna. Ada dua jenis tipe benang
yang mempunytai tipe perlakuan berbeda yaitu Tectoron cotton(TC) dan Polyster filamen (PE).
31
b.Verpacking
Verpacking merupakan kegiatan pemberian merek dagang pada kain yang akan dijual (ekspor)
oleh PT TIMATEX, serta pengepakkanya sesuai dengan pesanan para pelanggan.
Potensi bahaya keselamatan dan kesahatan pada karyawan di departemen Finishing
1.Karyawan wajib memakai masker karena bau bahan-bahan kimia.
2.Kebisingan memakai kapas untuk melindungi indera pendengaran karyawan.
Alat pelindung diri yang harus digunakan: Kapas untuk melindungi pekerja dari kebisingan,
masker untuk menutupi hidung dari bau zat-zat bahan kimia, helm untuk melindungi pekerja atas
muatan barang.
Pendidikan dan Pelatihan K3
Departemen finishing ini memiiki dua bagian dyeing dan verpacking. Mesin produksi yang
digunakan antara lain mesin jet dyeing, wakayama, net dryer dan facts, tentunya pendidikan dan
pelatihan kerja harus dipahami oleh pekerja karena pada unit ini karyawan masih bekerja dengan mesin.
Publikasi dan Kontes K3
Terdapat poster K3 serta SOP yang terpasang pada setiap sudut bagian finishing. Peraturan kerja
dan data materi tentang standar pengunaan mesin kerja terpajang pada setiap dinding unit ini. Terdapat
juga papan-papan yang terpanjang di dinding yang berkenaan dengan budaya K3. Standar nilai ambang
batas kebisingan juga terdapat pada seluruh bagian.
Kontrol lingkungan kerja
Alat pemadam kebakaran pada unit ini tertata dengan baik mudah dijangkau oleh pekerja kondisi
cahaya di dalam ruangan kerja juga terang. Sirkulasi asap dan limbah dikelola dengan dengan benar
agar tidak mencemari lingkungan sekitar.
Pengawasan dan displin
CCTV dan P2K3 selalu mengkontrol dan mengawasi bila mesin sedang berjalan karena bila hal
tersebut lengah dalam pengawasan maka kecelakaan dan kesehatan karyawan akan terjadi. Apabila
sedang maintance (perbaikan) mesin kerja selalu di periksa secara rutin hal ini adalah salah satu upaya
menjaga mesin dalam keadaan baik.
32
Peningkatan Kesadaran K3
Perusahaan sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja, hal ini dapat dilihat karyawan pada
departemen weaving tertib dalam mengunakan alat pelindung diri. Serta mereka terampil dalam
mengoperasikan mesin yang berpotensi berbahaya. K3 untuk unit weaving dari segi tata letak ruang
sudah tersusun dengan baik alat pemadam kebakaran, poster K3, P3K, SOP pada setiap bagian ada.
Permasalahan serta kasus K3 di PT TIMATEX
Dari ketiga departemen twisting,weaving dan fininshing mempunyai risiko keselamatan dan
kesehatan kerja masing-masing tergantung pada tingkat jenis dan model pekerjaan beserta
pengoperasian saat mesin jalan. Twisting,weaving dan finishing memiliki potensi gangguan kesehatan
yang tinggi karena pada departemen tersebut sangat bising hal tersebut dirasa mengancam gangguan
indera pendengaran hal itu sebelumnya digunakan air plug sebagai pelindung telinga karyawan saat
bekerja, tetapi karyawan merasa bahwa memakai air plug hanya menganggu gerak mereka sehingga
mereka pada saat ini memakai kapas untuk menutup telingga mereka.
Permasalahan K3 di TIMATEX pernah terjadi seperti karyawan operator sedang memperbaiki
tower atau tenaga listrik diluar, lima orang sedang memperbaiki kerusakan ada satu orang yang enggan
memakai alat pelindung diri hal ini terlihat dan diawasi oleh P2K3 diberikan peringatan karena telah
melanggar SOP. Bila hal tersebut tidak terpantau oleh P2K3 maka risiko kecelakaan bisa terjadi.
Perilaku tersebut adalah tindakan ceroboh oleh karyawan padahal sebaik mungkin perusahaan sudah
menerapkan peraturan-peraturan kerja.
Karyawan pada departemen twisting pada tahun 2010 pernah mengalami vertigo, seperti
kelelahan, stress, pusing dan demam tinggi akibat intesitas jam kerja yang sangat tinggi. Perusahaan
memberikan layanan kesehatan bagi pekerjanya tersebut agar dapat melindungi pekerjanya. Kesehatan
para pekerja juga mendapatkan perhatian yang penting dari perusahaan tidak keselamatan saja tetapi
kondisi fisik dan mental pekerja juga mendapat perhatian oleh perusahaan.
Asap serta limbah juga dikeluhkan oleh warga sekitar karena menggangu pencemaran lingkungan
perusahaan mengkaji ulang serta membuat upaya pengendalian lingkungan terhadap limbah pabrik
dengan cara membuat aliran cerobong asap yang sangat tinggi agar asap tersebut tidak mengarah ke
warga sekitar.
33
Pembuatan desain untuk Safety Sign dan Safety poster di PT TIMATEX
Tujuan:
Setiap pekerjaan atau tempat kerja tentu memiliki potensi bahaya yang berbeda-beda. Sehingga
diperlukan suatu safety sign atausafety poster sebagai salah satu upaya mencegah terjadinya kecelakaan
di tempat kerja.
Ruang lingkup:
Sasaran penerapan prosedur tersebut pada area proses produksi yaitu twisting, weaving dan finishing.
Prosedur:
a. Pemasangan safety sign disesuiakan dengan potensi bahaya yang ada di tempat kerja.
b. Pemasangan safety sign berdasrkan bentuk dan warna menurut American National Institute
(ANSI), sebagai berikut:
1) Warna merah : Menandakan bahaya yang dapat menyebabkan cedera atau kematian, seperti
tanda “DANGER”.
2) Warna Oranye : Menandakan bahaya berupa unsafe condition, seperti tanda “WARNING”.
3) Warna Kuning : Menandakan bahaya kecil atau sedang yang dapat timbul akibat unsafe act,
seperti tanda “CAUTION”.
4) Warna Hijau : Menandakan tanda pintu darurat atau jalan darurat, kotak P2K3 dan peralatan
safety lainya.
5) Warna Biru : Menandakan informasi mengenai safety.
Di PT TIMATEX sebenarnya sudah terdapat safety sign dan safety poster, namun sebagian
besar safety sign dan safety poster yang sudah lama terpasang terlihat usang. Safety sign dan safety
poster yang ada juga kurang lengkap dan kurang tegas. Maka dari itu perlu membuat safety sign dan
safety poster yang baru agar karyawan lebih waspada dan termotivasi untuk bekerja dengan aman.
Indeks kepuasan karyawan terhadap program K3
Karyawan Tetap
1. Pegawasan dan displin
Berdasarkan IKK yang telah dibahas pada tabel no, untuk kepuasan performance faktor
pengawasan dan dispilin memiliki nilai maksimum sebesar 3,14.
2. Peningkatan kesadaran K3
Peningkatan kesadaran K3 memiliki nilai kepuasan performance 3,13.
34
3. Pendidikan dan pelatihan K3
Pendidikan dan pelatihan K3 memiliki nilai kepuasan performance 3,07.
4. Publikasi dan Kontes K3
Publikasi dan Kontes K3 memiliki nilai kepuasan performance 3,06.
5. Kontrol lingkungan kerja
Kontrol lingkungan kerja memiliik nilai kepuasan performance minimum2,97.
Setelah dihitung dengan Indeks kepuasan karyawan terhadap program K3 di PT Tiga
Manunggal Synthethic Industries untuk karyawan tetap memperoleh nilai IKK 61,57% yang berarti
program K3 sudah cukup puas terhadap penilaian di perusahaan.
Karyawan tidak tetap
1.Peningkatan dan Kesadaran K3
Berdasarkan IKK yang telah dibahas pada tabel no, untuk kepuasan performance faktor peningkatan
dan kesadaran K3 memiliki nilai maksimum sebesar 3,48.
2.Pengawasan dan disiplin.
Pengawasan dan disiplin memiliki kepuasan perforamance3,32.
3.Pendidikan dan pelatihan K3
Pendidikan dan pelatihan K3 memiliki kepuasan performance3,27.
4. Publikasi dan Kontes K3
Publikasi dan Kontes K3 memiliki kepuasan performance 3,20.
5.Kontrol lingkungan kerja
Kontrol lingkungan kerja memiliki kepuasan performanceminimum3,06.
Setelah dihitung dengan Indeks kepuasan karyawan terhadap program K3 di PT Tiga
Manunggal Synthethic Industries untuk karyawan tidak tetap memperoleh nilai IKK 65,52% yang
berarti program K3 sudah cukup puas terhadap penilaian di perusahaan.
35
Tabel 8.
Perbandingan indeks karyawan untuk karyawan tetap dan tidak tetap
Tingkat kepentingan
No. Karyawan Tetap Karyawan Tidak Tetap
1. Pendidikan dan pelatihan K3 Pendidikan dan pelatihan K3
2. Peningkatan kesadaran K3 Peningkatan kesadran K3
3. Pengawasan dan displin Pengawasan dan disiplin
4. Kontrol lingkungan kerja Publikasi dan kontes K3
5. Publikasi dan kontes K3 Kontrol lingkungan kerja
Sumber : Data olahan 2016
Pada tingkat kepentingan untuk karyawan tetap serta karyawan tidak tetap pendidikan dan
pelatihan K3 meraih tingkatan paling penting atau utama hal ini sejalan dengan peryataan Syaaf (2007)
keselamatan adalah suatu pendekatan keilmuan maupun sebagai suatu pendekatan praktis mempelajari
faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan berupaya mengembangkan berbagai
cara dan pendekatan untuk memperkecil risiko terjadinya kecelakaan. PT Tiga manunggal Synthetic
Industries telah mempraktekan secara nyata kepada karyawannya karena dengan adanya pendidikan dan
pelatihan K3 di perusahaan, pemahamaan akan pentingnya K3 wajib dan harus dipraktikan dalam
proses industri untuk menekan, meminimalkan angka kecelakaan kerja.
Tabel 9.
Perbandingan indeks karyawan untuk karyawan tetap dan tidak tetap
Tingkat kepuasan
No. Karyawan Tetap Karyawan Tidak Tetap
1. Pengawasan dan disiplin Peningkatan kesadaran K3
2. Peningkatan dan kesadaran K3 Pengawasan dan disiplin
3. Pendidikan dan pelatihan K3 Pendidikan dan pelatihan K3
4. Publikasi dan kontes K3 Kontrol lingkungan kerja
5. Kontrol lingkungan kerja Publikasi dan Kontes K3
Sumber : Data olahan 2016
Pada tingkat kepuasan yang telah di hitung melalui IKK(Indeks Kepuasan Karyawan) diperoleh
hasil nilai 61,57% serta untuk karyawan tidak tetap 65,52% yang berati bahwa kepuasan program K3 di
36
PT Tiga Manunggal Synthectic Industries cukup memuaskan hal ini dapat dilihat pada tabel no 8 pada
karyawan tetap faktor pengawasan disiplin sangat tinggi hal ini sejalan dengan unsur-unsur penunjang
K3.
Widodo (2014) menyatakan bahwa melaksanankan prosedur kerja dengan memperhatikan
keamanan dan kesehatan kerja adalah suatu kewajiban para pekerja hal tersebut sudah dilaksanakan oleh
karyawan di PT Tiga Manunggal Synthectic Industries. Karyawan tidak tetap merasa bahwa pada tingkat
kepuasan peningkatan kesadaran K3 paling utama hal ini sejalan dengan Widodo(2014) adanya
kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dapat diambil kesimpulan bahwa program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di PT Tiga Manunggal
Synthectic Industiresyaitu sebagai berikut:
1). Secara bersama-sama terdapat faktor program K3 yang sama berdasarkan tingkat kepentingan dan
tingkat kepuasan setelah dihitung berdasarkan IKK yaitu peningkatan kesadaran K3 antara karyawan
tetap dan tidak tetap. Jadi faktor tersebut menjadi tingkatan utama bagi karyawan PT. Tiga
Manunggal Synthetic Industries .
2).Nilai IKK untuk karyawan tetap lebih rendah daripada karyawan tidak tetap dengan hasil 61,57%
untuk karyawan tetap dan 65,52% untuk karyawan tidak tetap. Hasil ini menunjukkan bahwa
kepuasan karyawan terhadap program K3 cukup atau sedang.
Implikasi Teoritis
Menurut Saksono (2008:19) karyawan dengan status tidak tetap secara yuridis umumnya
mempunyai kedudukan yang paling lemah di dalam suatu perusahaan, dibandingkan dengan karyawan
tetap yang mempunyai kedudukan yang kuat tetapi sebaliknya jika karyawan tidak tetap terdorong
untuk melakukan perubahan dan termotivasi maka mereka dapat penilaian yang lebih oleh manajemen
perusahaan maka mereka akan mendapatkan perhatian oleh perusahaan.
Implikasi terapan
Untuk PT Tiga Manunggal Synthetic Industries terlebih pada karyawan tetap yang jumlah
karyawannya lebih banyak nilai IKK lebih sedikit dibanding karyawan tidak tetap, maka perlu aspek
seperti peningkatan kesadaran K3,pengawasan dan displin, kontrol lingkungan kerja,pendidikan dan
pelatihan K3 dan publikasi dan kontes K3 perlu ditingkatkan dan mengajak karyawan tetap dan tidak
37
tetap aktif dalam program K3 di perusahaan seperti salah satu faktor kontrol lingkungan kerja seperti
senam olah raga ringan dirasa perlu diterapakan rutin kepada karyawan.
Keterbatasan penelitian
1) Penyebaran kuesioner tidak dilakukan secara langsung atau tidak diawasi oleh peneliti.
2) Dalam menyebarkan kuesioner yang berjumlah 330 kembali hanya 243 maka peneliti harus
kembali menyebarkan kuesioner agar memenuhi kebutuhan data yang akan dianalisis.
Saran dan penelitian yang akan datang
Keseluruhan faktor K3 seperti pendidikan dan pelatihan K3, publikasi dan Kontes K3, kontrol
lingkungan kerja, pengawasan dan disiplin dan peningkatan kesadaran perlu ditambah tiap indikatornya
dan diperjelas dan diberi keterangan dalam menyebarkan atau memperoleh data yang akan disebar.
38
DAFTAR PUSTAKA
Ardana, Mujiati, Mudhiartha.2012. Manajemen Sumber daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Bhothe, Keki R. 1996. “Beyond Customer Satisfaction to Coustomer Loyalty : The Key Greater
Profitablity. New York : AMACOM.
Budiono.2005. Bunga Rampai Higene Perusahaan Ergonomi (HIPERKES) dan Kesehatan dan
Keselamatan kerja. Semarang: Universitas Dipnegoro.
Ervianto dan Wulfram.2005. Manajemen Proyek konstruksi. Yogyakarta:Andi.
Fathoni,2008. Hubungan Antara Persepsi Karyawan Terhadap Program Keselamatan dan Kesehatan
kerja dengan keputusan kerja. http//journal.uad/index.php/empathy/article/... (diakses 19
Oktober 2015).
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisi Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Hariandja, M.2007. Manajemen Sumber daya Manusia. Jakarta: PT Grasindo
Lestari, T. 2007. Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Produktivitas Karyawan (Studi
kasus Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung emas Bogor. http//journal.ipb.ac.id (diakses 19
Oktober 2015).
Ilfani, G.2013. Analisis Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
(Studi Pada PT. APAC inti Corpora Bawen Jawa Tengah Unit Spanning 2).
http//ejournal.indip.ac.id) (diakses 29 Oktober 2015).
Mangkunegara, P.2012. Manajemen Sumber daya Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Mulyawati.2008. Analisis Tingkat Kepuasan Karyawan Terhadap Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di PT. Aneka Tambang TBK UBPP LM Jakarta.
http//repository.ipb.ac.id.(diakses 29 Oktober 2015)
WHO.1948. Pengertian Kesehatan.//http.academia.edu(diakses 29 Oktober).
UU.1995.Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.http//jdih.esdm.go.id(diakses
19 Oktober.
Prasetyo, TA.2009. Pengaruh Biaya Promosi terhadap pendapatan. http//repository.upi.edu (diakses 19
Oktober 2015).
Syaaf, R.2007. Aspek Perilaku Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Depok:FKM UI.
39
Santosa, Singgih, 2012 Analisia SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Saksono, Slamet.2008. Administrasi Kepegawaian. Yogyakarta:Kanisius.
Suma”mur.2001. Keselamatan kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV Haji Masagung.
Sugiyono.2005. Memahami Penelitian Kuantitatif. Bandung :Alfabet.
Suara merdeka.2014.Angka kecelakaan kerja.http.berita.suaramerdeka.com/mediaonline.(diakses 19
Oktober).
Setiawan, N. (2007). Penentuan Ukuran sampel Memakai Rumus Slovin dan Tabel Krejcie-Morgan.
http//205.196.121.134/ivp7/pxpbheg/gox7sugmlb0o/rumus_slovin.pdf.(diakses19Oktober
2015).
Widodo, E, S. 2014. Manajemen Pengembangan Sumber daya Manusia. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Wilson, B.2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.
40
LAMPIRAN
Kuesioner
ANALISIS KEPUASAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT TIGA
MANUNGGAL SYNTHETIC INDUSTRIES DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS
KEPUASAN KARYAWAN PADA KARYAWAN TETAP DAN TIDAK TETAP
KUESIONER PENELITIAN
Kuesioner ini adalah salah satu alat pengumpulan data untuk memenuhi kebutuhan penelitian
tugas akhir yang diakukan oleh Dimas Indrajaya, NIM: 212011078, sebagai mahasiswa Progam Studi
Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. Tujuan Penyebaran
kuesioner ini adalah untuk mengetahui Kepuasan Karyawan terhadap Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Di PT. Tiga Manunggal Synthetic.
Mengingat pentingnya kuesioner ini sebagai data primer dari peneltian ini, maka saya
mengharapkan kesediaan Bapak/ibu/Saudara/i untuk menjawab secara jujur sesuai dengan kondisi yang
dirasakan di PT. PT. Tiga Manunggal Synthetic. Kuesioner ini akan digunakan sebagai bahan penunjang
penelitian. Informasi yang diterima dari kuesioner ini akan dijaga kerahasiaannya dan hanya akan
digunakan untuk kepentingan akademik.
Terima kasih atas perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i sebagai responden yang secara
sukarela mengisi kuesioner ini.
Identitas Responden
Berilah tanda ( √ ) untuk mengisi identitas Bapak/Ibu/Saudara/i
Jenis Kelamin : ( ) Pria ( ) Wanita
Status Karyawan : ( ) Tetap ( ) Tidak Tetap
Usia : ( ) kurang dari 16 tahun
( ) 16 sampai kurang dari 25 tahun
( ) 25 sampai kurang dari 35 tahun
( ) 35 sampai kurang dari 45 tahun
( ) 45 sampai kurang dari 55 tahun
( ) Lebih dari 55 tahun
41
Lama bekerja : ( ) kurang dari 1 tahun
( ) 1 sampai kurang dari 6 tahun
( ) 6 sampai kurang dari 11 tahun
( ) 11 sampai kurang dari 16 tahun
( ) 16 sampai kurang dari 21 tahun
( ) Lebih dari 21 tahun
Status perkawinan : ( ) Menikah
( ) Belum Menikah
Bagian I
Tentukanlah urutan berdasarkan kepentingan, hal-hal mengenai program K3 di bawah ini melalui
rangking (1) paling penting (5) paling tidak penting menurut Bapak/Ibu.
Rangking
Pendidikan dan Pelatihan K3
Publikasi dan Kontes K3 (Pemasangan spanduk, pesan-
pesan K3 tanda peringatan bahaya)
Kontrol Lingkungan kerja
Pengawasan dan displin
Peningkatan dan kesadaran K3
Bagian II
Petunjuk Pengisian Kuesioner :
Berilah tanda ( √ ) pada jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara/i anggap sesuai
Keterangan:
STP (1) : Sangat Tidak Puas
TP (2) : Tidak Puas
C (3) : Cukup
42
P (4) : Puas
SP (5) : Sangat Puas
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pendidikan dan Pelatihan K3
No. Pernyataan Tidak
dilakukan
(0)
STP
(1)
TP
(2)
C
(3)
P
(4)
SP
(5)
1. Pelatihan penggunaan peralatan kerja
yang diberikan oleh perusahaan.
2. Pelatihan mengenai pertolongan pertama
pada kecelakaan yang diberikan oleh
perusahaan.
3 Pelatihan penggunaan alat-alat
keselamatan kerja yang diberikan oleh
perusahaan.
4. Pelatihan pencegahan penanggulangan
bahaya kebakaran yang diberikan oleh
perusahaan.
5. Manfaat dari pelatihan yang diadakan
perusahaan.
6. Pelatihan memberikan banyak informasi
tentang bahaya pekerjaan dan pentingya
keselamatan.
7. Sosialisasi K3 kepada pegawai.
8. Perusahaan telah memberikan
pengetahuan tentang hygiene
(kebersihan) dan housekeeping
(kerumah tanggaan).
Publikasi dan Kontes K3
No. Peryataan Tidak
dilakukan
(0)
STP
(1)
TP
(2)
C
(3)
P
(4)
SP
(5)
43
1. Pemasangan tanda peringatan dan tanda
bahaya di tempat yang berpotensi
bahaya.
2. Di lingkungan perusahaan terdapat
pesan-pesan tentang keselamatan dan
kesehatan kerja.
3. Perusahaan mensosialisasikan
penggunaan alat pelindung diri (APD).
4. Perusahaan mensosialisasikan
penggunaan alat pemadam kebakaran.
5. Perusahaan memberikan informasi
tentang tingkat bahaya pekerjaan.
6. Pelaksanaan bulan K3 nasional.
7. Sosialisasi prosedur keselamatan kerja
kepada karyawan.
8. Perusahaan mensosialisasikan limbah
hasil produksi yang berbahaya bagi
kesehatan disertai cara penggunaanya
9. Atasan memberikan contoh-contoh yang
baik tentang cara-cara bekerja yang
aman dan sehat.
Kontrol Lingkungan Kerja
No. Peryataan Tidak
dilakukan
(0)
STP
(1)
TP
(2)
C
(3)
P
(4)
SP
(5)
1. Perusahaan menyediakan alat pelidung
diri untuk bekerja.
2. Kondisi ventilasi, suhu dan penerangan
di ruang kerja.
3. Pemeriksaan kebersihan dan penataan
tempat kerja cukup baik dan
memuaskan.
4. Ketersediaan perlengkapan keamanan
dan keselamatan kerja di lingkungan
44
kerja.
5. Perusahaan memiliki fasilitas P3K di
tempat kerja.
6. Pemeriksaan kesehatan secara berkala.
7. Kegiatan senam/olahraga ringan.
8. Kondisi alat pemadam (APAT, APAR,
sistem pemadam tetap, sistem
hidran/sprinkler, hidran portable) dan
APD.
9 Kontrol perbaikan peralatan kerja.
10. Kontrol perbaikan instalasi ruang kerja
yang berpotensi bahaya (safety patrol).
Pengawasan dan Disiplin
No. Peryataan Tidak
dilakukan
(0)
STP
(1)
TP
(2)
C
(3)
P
(4)
SP
(5)
1. Pelaksanaan inspeksi prosedur K3.
2. Pembuatan laporan prosedur K3.
3. Perusahaan mewajibkan penggunaan
alat pelindung diri saat bekerja di
kondisi bahaya.
4. Pemeriksaan sarana dan prasarana yang
menunjang pelaksanaan program K3
(alat pemadam api, pompa pemadam,
tanda dan pintu darurat).
5. Pemberlakuan dan pelaksanaan
peraturan yang berkaitan dengan K3.
6. Pengawasan terhadap bahan-bahan
beracun yang bebahaya.
7. Pemeriksaan peralatan kerja sebelum
digunakan.
8 Pemeriksaan mesin-mesin sebelum
digunakan.
9. Pemeriksaan peralatan kerja sebelum
45
digunakan.
10. Audit eksternal dan internal terhadap
pelaksanaan K3 di perusahaan.
11. Perusahaan memilki peraturan-peraturan
keselamatan kerja.
Peningkatan Kesadaran K3
No. Peryataan Tidak
dilakukan
(0)
STP
(1)
TP
(2)
C
(3)
P
(4)
SP
(5)
1. Perusahaan memberikan perhatian yang
besar terhadap masalah K3.
2. Pengunaan APD dan atau alat
keselamatan lain saat bekerja di ruang
kerja, lapangan atau tempat yang.
berbahaya.
3. Pentingya pelaksanaan K3.
4. Prioritas pelaksanaan K3.
5. Motivasi pelaksanaan K3 dari seluruh
pegawai.
6. Pelaksanaan safety patrol, safety
meeting dan safety talk secara rutin.
7. Penyempurnaan prosedur kerja K3.
8. Perusahaan sangat memperhatikan
keselamatan dan kesehatan.
9. Perusahaan ikut aktif dalam penerapan
program K3.
Lampiran 2. Uji Validitas dan Reablitas data
Uji Validitas dan Reabilitas Pendidikan dan Pelatihan K3
46
Uji validitas dan reabilitas Publikasi dan Kontes k3
Case Processing Summary
60 100,0
0 ,0
60 100,0
Valid
Excludeda
Total
Cases
N %
Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
,909 8
Cronbach's
Alpha N of Items
Item-Total Statistics
21,9500 20,252 ,813 ,888
21,8833 19,461 ,749 ,893
21,7167 20,037 ,818 ,887
21,6833 21,271 ,710 ,897
21,7833 20,274 ,791 ,890
21,6000 19,803 ,763 ,892
21,7833 23,630 ,412 ,917
21,9000 19,481 ,642 ,907
VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00004
VAR00005
VAR00006
VAR00007
VAR00008
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Case Processing Summary
60 100,0
0 ,0
60 100,0
Valid
Excludeda
Total
Cases
N %
Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
,897 9
Cronbach's
Alpha N of Items
47
Uji validitas dan Reabilitas Kontrol Lingkungan kerja
Item-Total Statistics
26,1833 26,729 ,529 ,895
26,3000 25,603 ,599 ,891
26,4833 25,271 ,715 ,884
26,5833 25,332 ,591 ,891
26,4833 25,373 ,666 ,887
26,9833 23,203 ,579 ,897
26,6500 22,604 ,817 ,873
26,8500 21,689 ,777 ,877
26,5500 22,489 ,785 ,875
VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00004
VAR00005
VAR00006
VAR00007
VAR00008
VAR00009
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Case Processing Summary
60 100,0
0 ,0
60 100,0
Valid
Excludeda
Total
Cases
N %
Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
,864 10
Cronbach's
Alpha N of Items
48
Uji Validitas dan Reabilitas Pengawasan dan Disiplin
Item-Total Statistics
27,7167 36,173 ,531 ,857
27,9167 36,688 ,376 ,865
27,9500 32,319 ,765 ,838
27,7667 35,165 ,649 ,851
27,9333 30,877 ,785 ,833
28,3333 30,023 ,612 ,852
29,6000 32,956 ,313 ,892
27,7500 34,970 ,589 ,853
27,9667 31,490 ,763 ,836
28,0167 31,034 ,791 ,833
VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00004
VAR00005
VAR00006
VAR00007
VAR00008
VAR00009
VAR00010
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Case Processing Summary
60 100,0
0 ,0
60 100,0
Valid
Excludeda
Total
Cases
N %
Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
,905 12
Cronbach's
Alpha N of Items
49
Uji validitas dan reabilitas peningkatan dan kesadaran K3
Item-Total Statistics
36,4333 31,368 ,604 ,902
36,5833 31,773 ,583 ,903
36,3000 35,197 ,513 ,903
36,1500 33,587 ,606 ,899
36,2667 32,436 ,740 ,893
36,1667 33,056 ,740 ,893
36,2000 31,824 ,745 ,892
36,1667 34,853 ,575 ,901
36,0667 34,572 ,675 ,898
36,2500 33,208 ,570 ,901
36,0000 33,220 ,641 ,897
36,1000 32,566 ,762 ,892
VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00004
VAR00005
VAR00006
VAR00007
VAR00008
VAR00009
VAR00010
VAR00011
VAR00012
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Case Processing Summary
60 100,0
0 ,0
60 100,0
Valid
Excludeda
Total
Cases
N %
Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
,913 9
Cronbach's
Alpha N of Items
50
Item-Total Statistics
26,5833 27,027 ,799 ,897
26,6833 27,779 ,676 ,905
26,4000 28,108 ,776 ,901
26,4833 27,373 ,764 ,900
26,5167 27,847 ,727 ,902
26,8833 25,461 ,645 ,913
26,8500 26,740 ,642 ,909
26,5667 27,538 ,726 ,902
26,6333 27,355 ,676 ,905
VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00004
VAR00005
VAR00006
VAR00007
VAR00008
VAR00009
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted