analisis kebermanfaatan sistem informasi …repository.ub.ac.id/2691/1/ayu marshaa devany...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS KEBERMANFAATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS
MIKRO, KECIL, DAN MENEGAH (SAK EMKM)
STUDI KASUS PADA UMKM ARA
Disusun Oleh:
Ayu Marshaa Devany
NIM. 1350203067111063
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Derajat Sarjana Ekonomi
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2017
ii
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Ayu Marshaa Devany
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Pati, 18 Agustus 1995
Agama : Kristen Protestan
Status : Belum Menikah
Alamat : Komplek SMA TN RT/RW 001/020 no P4,
Magelang
Email : [email protected]
Pendidikan Formal
Sekolah Dasar (2000 – 2006) : SDK Tarakanita Magelang
SMP (2006 – 2010) : SMP N 1 Magelang
SMA (2010 – 2013) : SMA Taruna Nusantara
Perguruan Tinggi (2013 –2017) : Unversitas Brawijaya
Pengalaman Organisasi
Staff Divisi Pengembangan Minat dan Bakat BEM FEB UB 2013
Pengalaman Kepanitiaan
Koordinator Ticketing Harmonica Festival 2015
Divisi Humas EST Brawijaya 2015
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi yang berjudul:
“Analisis Kebermanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM) Studi
Kasus Pada UMKM ARA”. Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan dalam meraih derajat sarjana Ekonomi program Strata Satu (S-1)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Selama penelitian dan penyusunan laporan penelitian dalam skripsi ini,
penulis tidak luput dari kendala. Kendala tersebut dapat diatasi penulis berkat
adanya bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagi pihak, oleh karena itu
penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus Tuhan dan Juru Selamat penulis atas kasih
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Dra. Wiwiek Hidajah Ekowati, M.Si., Ak., CA. Selaku dosen
pembimbing, yang telah mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk
membimbing serta memberikan saran dalam menyelesaikan laporan
skripsi ini.
3. Kedua orang tua penulis yang memberikan kasih sayang dan dorongan
untuk menyelesaikan laporan skripsi ini.
4. Radita, Rosyi, Olivia, Karina, Indah, dan Rania, serta sahabat-sahabat
penulis yang tak henti memberikan semangat, dukungan dan motivasi
kepada penulis.
Malang, 18 Agustus 2017
Penulis,
Ayu Marshaa Devany
viii
ABSTRAK
ANALISIS KEBERMANFAATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS
MIKRO, KECIL, DAN MENEGAH (SAK EMKM)
STUDI KASUS PADA UMKM ARA
Ayu Marshaa Devany
135020307111063
Dosen Pembimbing: Dra. Wiwik Hidajah, M.Si., Ak., CA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebermanfaatan Sistem Informasi
Akuntansi (SIA) guna menghasilkan laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM
untuk UMKM beromzet kecil seperti UMKM ARA. Objek penelitian ini adalah
UMKM ARA yang terletak di Kecamatan Sukun, Kota Malang. UMKM ARA
didirikan oleh Ibu Tutut Handayani pada tahun 2014 dan hingga akhir tahun 2016
dikelola seorang diri oleh Ibu Tutut.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah bukti transaksi berupa nota dan
bukti transaksi lainnya serta wawancara kepada pemilik UMKM. Dari data tersebut
peneliti menyusun SIA bagi UMKM ARA yang diawali dengan menggabungkan
siklus pengeluaran dan produksi serta mengusulkan format bukti pengeluaran kas.
Kemudian menyusun siklus pendapatan serta mengusulkan format kartu piutang.
Dan yang terakhir menyusun sistem buku besar dan pelaporan keuangan yang
disusun dengan cara mengidektifikasi transaksi, kemudian menyusun akun-akun
dengan diberi nomor akun. Setelah penomoran akun selesai peneliti menyusun
format jurnal umum, jurnal khusus, dan buku besar. Sistem ini memiliki hasil akhir
laporan keuangan yang berupa laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, dan
catatan atas laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM.
Setelah keseluruhan sistem jadi, peneliti melakukan analisis menggunakan
pendekatan biaya dan manfaat. Dan memiliki hasil sistem ini tidak sebanding
antara waktu dan sumber daya yang digunakan dengan hasil yang didapat dari SIA
itu sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa manfaat dan biaya yang dikeluarkan
untuk menerapkan SIA untuk UMKM ARA tidak sebanding atau memiliki beban
yang lebih besar dibandingkan dengan manfaat yang didapat.
Kata kunci: Sistem Informasi Akuntansi untuk UMKM,
Penerapan SAK EMKM, Laporan Keuangan UMKM
ix
ABSTRACT
THE BENEFIT OF ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM
ARRANGEMENT OF MIKRO, SMALL, AND MIDLE BUSINES BASED
ON FINANCIAL ACCOUNTING STANDART
FOR MICRO, SMALL, AND MIDLE ENTITY (SAK EMKM)
CASE STUDY ON UMKM ARA
Ayu Marshaa Devany
135020307111063
Supervisor: Dra. Wiwik Hidajah, M.Si., Ak., CA
The purpose of this research was to know benefit of the arrange accounting
information system that produce financial statement basend on SAK EMKM for
UMKM with a little omzet like UMKM ARA. The object of this research was
UMKM ARA that located in Sukun, Malang City that estheblised in 2014. The
founder of UMKM ARA is Mrs. Tutut Handayani and until the end of 2016 she
managed this business all by herself.
The Data that used in this research is transaction evidence like note and some other
evidence, and also an interview with Mrs. Tutut as the founder of UMKM ARA.
From the data, researcher arranged accounting information system that start from
merged the outcome cycle and production cycle and also added a format for
outcome evidence. And then researcher arrange the income cycle and added and
account receivable card. The last arrangement is general ledger system and financial
accounting report. Its produced by identified the transaction and arrange the account
with numbers. After the account number arranged, researcher made a format for
general journal, specific journal, and general ledger. This system have a final result
financial report that consist financial statement report, income statement, and
financial statement notes based on SAK EMKM.
After all the system was arranged, the researcher analyzed the result with
comparation of benefit and cost approach. And the result of these comparation was
not proportional. The cost bigger than the benefit of the system. So this system is
not worthy to apply in UMKM ARA.
Keywords: Accounting Information System for micro, small, and midle
business, Ussage of SAK EMKM, Micro business financial
statement
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan .................................................................................. ii
Lembar Persetujuan ................................................................................. iii
Surat Pernyataan ...................................................................................... iv
Surat Keterangan Penelitian ....................................................................... v
Daftar Riwayat Hidup .............................................................................. vi
Kata Pengantar ........................................................................................ vii
Abstrak ................................................................................................... viii
Abstract .................................................................................................... ix
Daftar Isi .................................................................................................... x
Daftar Gambar........................................................................................ xiv
Daftar Tabel ............................................................................................. xv
Daftar Lampiran ..................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 5
2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah .................................................... 5
xi
2.2 Siklus Akuntansi .................................................................................. 6
2.2.1 Jurnal ................................................................................................. 7
2.2.2 Buku Besar ........................................................................................ 8
2.2.3 Neraca Saldo ..................................................................................... 9
2.2.4 Jurnal Penyesuaian dan Neraca Saldo Disesuaikan .......................... 9
2.2.5 Jurnal Penutup, Neraca Saldo Sesudah Penutupan,
dan Jurnal Pembalik ................................................................................. 10
2.2.6 Penyajian Laporan Keuangan ......................................................... 10
2.3 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah . 11
2.3.1 Laporan Keuangan menurut SAK EMKM ..................................... 12
2.3.2 Laporan Posisi Keuangan ............................................................... 13
2.3.3 Laporan Laba Rugi ......................................................................... 14
2.3.4 Catatan Atas Laporan Keuangan .................................................... 14
2.3.5 Contoh Laporan Keuangan berdasarkan SAK EMKM................... 15
2.4 Sistem Informasi Akuntansi ............................................................... 20
2.4.1 Siklus Pendapatan, Pengeluaran, dan Produksi .............................. 21
2.4.2 Sistem Buku Besar dan Pelaporan .................................................. 22
2.4.3 Penyusunan Kode Akun .................................................................. 23
BAB III Metodologi Penelitian ................................................................ 29
3.1 Jenis Penelitian ................................................................................... 29
3.2 Objek Penelitian ................................................................................. 29
3.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 30
xii
3.4 Teknik Analisis Data .......................................................................... 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 32
4.1 Gambaran Umum Usaha .................................................................... 32
4.1.1 Sejarah Singkat UMKM ARA ........................................................ 32
4.1.2 Bentuk Usaha UMKM ARA ........................................................... 32
4.1.3 Kapasitas Produksi UMKM ARA................................................... 33
4.1.4 Pemasaran dan Omset UMKM ARA .............................................. 33
4.2 Prosedur Pengeluaran, Produksi, Pendapatan,
dan Pembukuan UMKM ARA ................................................................. 33
4.2.1 Prosedur Pengeluaran ...................................................................... 34
4.2.2 Prosedur Produksi ........................................................................... 34
4.2.3 Prosedur Pendapatan ....................................................................... 34
4.2.4 Prosedur Pembukuan / Akuntansi ................................................... 35
4.3 Panyusunan Sistem Informasi Akuntansi untuk UMKM
untuk Menghasilkan Laporan Keuangan berdasarkan SAK EMKM ...... 35
4.3.1 Analisis Transaksi dan Penyusunan Bagan Akun .......................... 36
4.3.2 Prosedur Siklus Akuntansi UMKM ARA ....................................... 47
4.3.2.1 Penjurnalan .................................................................................. 48
4.3.2.2 Posting Buku Besar ...................................................................... 51
4.3.2.3 Laporan Keuangan ....................................................................... 52
4.4 Laporan Keuangan UMKM ARA berdasarkan SAK EMKM ........... 55
4.5 Analisis Kebermanfaatan Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
xiii
berdasarkan SAK EMKM pada UMKM ARA ........................................ 60
BAB V KESIMPULAN ........................................................................... 62
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 62
5.2 Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 62
5.3 Saran .................................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 64
LAMPIRAN ............................................................................................. 66
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Siklus Akuntansi .............................................................. 6
Gambar 2.2 Contoh Laporan Posisi Keuangan
berdasarkan SAK EMKM ................................................................... 15
Gambar 2.3 Contoh Laporan Laba Rugi berdasarkan SAK EMKM .. 17
Gambar 2.4 Contoh Catatan Atas Laporan Keuangan
Berdasarkan SAK EMKM .................................................................. 18
Gambar 4.1 Bukti Transaksi (nota / kuitansi) UMKM ARA .............. 48
Gambar 4.2 Format Bukti Pengeluaran Kas ....................................... 49
Gambar 4.3 Format Jurnal Umum UMKM ARA ............................... 50
Gambar 4.4 Format Jurnal Khusus Pemasukan Kas UMKM ARA .... 50
Gambar 4.5 Format Jurnal Khusus Pengeluaran Kas UMKM ARA .. 51
Gambar 4.6 Format Jurnal Khusus Penjualan UMKM ARA ............. 51
Gambar 4.7 Format Buku Besar UMKM ARA .................................. 52
Gambar 4.8 Format Laporan Posisi Keuangan UMKM ARA ............ 53
Gambar 4.9 Format Laporan Laba Rugi UMKM ARA ...................... 54
Gambar 4.10 Format Catatan Atas
Laporan Keuangan UMKM ARA ....................................................... 55
Gambar 4.11 Laporan Posisi Keuangan UMKM ARA ...................... 56
Gambar 4.12 Laporan Laba Rugi UMKM ARA ................................ 58
Gambar 4.13 Catatan Atas Laporan Keuangan UMKM ARA ........... 59
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Akun-akun dalam Laporan Keuangan UMKM ARA ..... 37
Tabel 4.2 Tabel Kode Akun UMKM ARA...................................... 40
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Bagan Alur Pengeluaran yang Dipraktikan
UMKM ARA Saat Ini ..................................................................... 66
Lampiran 2 Bagan Alur Produksi yang Dipraktikan
UMKM ARA Saat Ini ...................................................................... 68
Lampiran 3 Bagan Alur Pendapatan yang Dipraktikan
UMKM ARA Saat Ini ...................................................................... 70
Lampiran 4 Siklus Pengeluaran dan Produksi yang Diusulkan
Untuk UMKM ARA ........................................................................ 72
Lampiran 5 Contoh Format Piutang yang Diusulkan
Untuk UMKM ARA ........................................................................ 74
Lampiran 6 Siklus Pendapatan yang Diusulkan
untuk UMKM ARA ......................................................................... 75
Lampiran 7 Sistem Buku Besar dan
Pelaporan Keuangan UMKM ARA ................................................. 77
Lampiran 8 Pengertian Simbol-Simbol dalam Bagan Akun ............ 79
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah 2016 (SAK
EMKM) adalah standar akuntansi yang dibuat untuk entitas mikro, kecil, dan
menengah (SAK EMKM, 2016:1.1). Yang dimaksud entitas mikro, kecil dan
menengah adalah entitas tanpa akuntabilitas publik yang signifikan, sebagaimana
didefinisikan dalam Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP), yang memenuhi definisi dan kriteria usaha mikro, kecil, dan
menengah sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku
di Indonesia, setidaknya selama 2 tahun beruturut turut (SAK EMKM, 2016:1.2).
SAK EMKM merupakan pengembangan dari Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) yang memuat pengaturan akuntansi yang
lebih sederhana dari SAK ETAP karena mengatur transaksi yang umum dilakukan
oleh EMKM dan dasar pengukurannya murni menggunakan biaya historis.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 yang
berisi tentang undang-undang usaha mikro, kecil, dan menengah, Usaha Mikro
adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 tidak
termasuk tanah dan bangunan atau hasil penjualan paling banyak
Rp300.000.000,00 per tahun. Dalam undang-undang yang sama Usaha Kecil
adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 sampai
dengan paling banyak Rp500.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan atau
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 sampai dengan
paling banyak Rp2.500.000.000,00, terkahir Usaha Menengah adalah usaha yang
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 sampai dengan
paling banyak Rp50.000.000.000,00 atau memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp500.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 tidak
termasuk tanah dan bangunan. UMKM merupakan salah satu penyelamat
perekonomian di Indonesia, dengan terbukti telah mampu bertahan di tengah
2
gempuran krisis moneter. UMKM juga telah membantu sosial ekonomi Indonesia
dengan menampung banyak tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi
pengangguran.
IAI dalam hal ini menetapkan SAK EMKM 2016 yang selanjutnya disebut
SAK EMKM pada 24 Oktober 2016 dan berlaku efektif pada 1 Januari 2018,
dengan penerapan lebih awal dianjurkan. SAK EMKM memiliki tujuan untuk
standarisasi laporan keuangan UMKM. Laporan keuangan menurut SAK EMKM
(2016:2.1) adalah untuk menyediakan informasi posisi keuangan dan kinerja suatu
entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomik untuk memnuhi kebutuhan informasi tersebut. Pengguna
tersebut meliputi pennyedia sumber daya bagi entitas, seperti kreditor maupun
investor.
Dalam menyusun laporan keuangan dibutuhkan sistem informasi akuntansi.
Sistem informasi akuntansi adalah sebuah bentuk sistem informasi yang mengubah
data transaksi bisnis menjadi informasi keuangan yang berguna bagi pemakai atau
usernya (Jogiyanto, 2005). Informasi akuntansi yang dihasilkan oleh sistem
informasi dibedakan menjadi dua, yaitu: (a) informasi akuntansi keuangan,
informasi yang berbentuk laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak eksternal
(b) informasi akuntansi manajemen, informasi yang berguna bagi manajemen
dalam pengambilan keputusan. Dari penjelasan sistem informasi akuntansi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa transaksi yang ada harus diolah terlebih dahulu
menjadi informasi akuntansi, baru kemudian digunakan untuk menyajikan laporan
keuangan.
Dalam praktiknya saat ini kebanyakan UMKM yang memiliki laporan
keuangan sangat sederhana ataupun belum memiliki laporan keuangan sama sekali.
Hal ini biasanya terjadi pada UMKM dengan omzet yang kecil. Untuk itu peneliti
menerapkan laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM pada UMKM ARA yang
berdiri pada tahun 2014 di Kecamatan Sukun Kota Malang yang memiliki omzet
rata-rata senilai Rp1.200.000,00 setiap bulannya, dan melakukan analisis
kebermanfaatan SIA yang menghasilkan laporan keaungan berdasarkan SAK
EMKM pada UMKM ARA.
3
1.2 Rumusan Masalah
Apakah objek UMKM khususnya dengan omzet yang kecil pada SAK EMKM telah
sesuai dengan target?
1.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui keseuaian target dalam SAK EMKM untuk UMKM khususnya dengan
omzet kecil.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi
penelitian selanjutnya dalam bidang Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
khususnya bagi UMKM.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, diharapkan memiliki pemahaman tentang proses
penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM bagi UMKM.
b. Bagi UMKM ARA, diharapkan dapat membantu memecahkan
permasalahan pelaporan keuangan dan memberikan kontibusi positif
untuk kemajuan usaha di masa yang akan datang.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka ini berisi uraian tentang literatur yang mendasari
penyusunan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) penyusunan laporan keuangan
UMKM.
2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah didefinisikan bahwa, Usaha Mikro adalah
usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang
memenuhi kriteria dalam Undang-Undang ini yaitu memiliki kekayaan bersih
paling banyak Rp50.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00. Usaha
Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang
memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini
yaitu memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 sampai dengan
Rp500.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 sampai dengan
paling banyak Rp2.500.000.000,00. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dari Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunanya sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini yaitu
memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 sampai dengan paling
banyak Rp10.000.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
5
atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 sampai
dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bertujuan untuk
menumbuhkan dan mengambangkan usahanya dalam rangka membangun
perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.
UMKM memiliki asas-asas sebagai berikut yaitu kekeluargaan, demokrasi
ekonomi, kebersamaan, efisien keadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, keseimbangan kemajuan, kesatuan ekonomi nasional. Klasifikasi
lainnya menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dalam websitenya, usaha mikro
memiliki tenaga kerja berjumlah 1-4 orang pekerja dan usaha kecil memiliki
tenaga kerja berjumlah 5-19 orang (Badan Pusat Statistik. Industri Mikro dan
Kecil. www.bps.go.id diakses pada Maret 2017).
2.2 Siklus Akuntansi
Siklus akuntansi adalah tahapan-tahapan kegiatan mulai dari terjadinya
transaksi sampai dengan penyusunan laporan keuangan sehingga siap untuk
pencatatan transaksi periode berikutnya yang terjadi secara berulang-ulang dan
terus menerus (Soemarso, 2004). Berikut ini merupakan tahapan-tahapan siklus
akuntansi menurut Kieso et all (2013), beserta penjelasan masing-masing tahapan
dapat dilihat dalam subbab berikutnya.
6
Gambar 2.1
Siklus Akuntansi (Accounting Cycle)
(sumber: Kieso et all, Financial Accounting, 2013)
2.2.1 Jurnal
Proses mencatat jurnal digunakan untuk menunjukkan akun dan jumlah yang
harus didebit dan dikredit. Jurnal dibagi menjadi 2 jenis yaitu jurnal umum dan
jurnal khusus. Jurnal umum adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat
transaksi yang tidak sering atau rutin (Romney & Steward, 2015). Contoh konkret
dari jurnal umum adalah jurnal penyesuaian, jurnal koreksi, dan jurnal penutup.
Sedangkan, jurnal khusus adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat sejumlah
besar transaksi berulang seperti penjualan kredit, penerimaan kas, pembelian, dan
pengeluaran kas (Romney & Steward, 2015). Contoh konkret dari jurnal khusus
adalah jurnal penjualan dan jurnal pembelian.
1
Analyze Business Transaction
2
Journalize the Transaction
3
Post Ledger Account
4
Prepare a Trial Balance
5
Journalize and Post AdjustingEntries: prepayment/Accruals
6
Prepare an Adjusted TrialBalance
7
Prepare Financial Statement:Income Statement, Owner’s
Equity, Balance Sheet
8
Journalize and Post ClosingEntries
9
Prepare a Post Closing TrialBalance
7
2.2.2 Buku Besar
Buku besar adalah kumpulan akun-akun yang digunakan untuk meringkas
transaksi yang telah dicatat dalam jurnal (Soemarsono, 2004). Akun tersebut
digunakan untuk mencatat secara terpisah aset, liabilitas, dan ekuitas. Terdapat 2
jenis buku besar yaitu buku besar umum dan buku besar khusus.
(a) Buku besar umum
Buku besar umum atau buku besar induk adalah semua akun yang ada dalam
suatu periode tertentu seperti kas, piutang usaha, persediaan utang usaha dan
modal. Tujuan dari buku besar umum adalah:
Mencatat semua transaksi akuntansi secara akurat dan benar
Memposting transaksi ke akun yang tepat
Menjaga keseimbangan debet dan kredit pada akun
Mengakomodasi entry jurnal penyesuaian yang dibutuhkan; menghasilkan
laporan keuangan yang dapat dipercaya dan tepat waktu untuk setiap
periode akuntansi (Soemarsono, 2004).
(b) Buku besar pembantu
Buku besar pembantu atau buku besar tambahan adalah sekelompok akun
yang khusus mencatatat perincian piutang usaha dan utang usaha yang
berfungsi memberikan informasi yang lebih mendetail. Tujuan dari buku besar
pembantu adalah:
Memudahkan penyusunan laporan keuangan, karena buku besar umum
terdiri dari akun-akun yang jumlahnya lebih sedikit
Mengurangi kesalahan-kesalahan pada buku besar umum
Ketelitian dalam pembukuan dapat diuji dengan membandingkan saldo
dalam akun buku besar umum dengan jumlah saldo-saldo dalam buku
pembantu
Dapat diadakan pembagian tugas dalam pengerjaan akuntansi
Memungkinkan pembukuan harian dari bukti-bukti pendukung transaksi
kedalam buku pembantu; bias diketahui jumlah macam-macam elemen
8
Untuk pengendalian akuntansi yang banyak elemenya, seperti hutang,
piutang, dan persediaan (Soemarsono, 2004).
2.2.3 Neraca Saldo
Neraca saldo adalah ikhtisar dari semua saldo akhir yang terdapat dalam
keseluruhan buku besar perusahaan (Manurung, 2011). Senada dengan pengertian
di atas, Kieso et all (2013) berpendapat bahwa neraca saldo adalah daftar akun
dan saldonya pada waktu tertentu. Neraca saldo berguna untuk memeriksa
kembali pekerjaan posting yang sebelumnya dilakukan telah seimbang (balance)
atau belum. Yang dimaksud keadaan balance adalah keadaan saldo debit dan
kredit berjumlah sama.
2.2.4 Jurnal Penyesuaian dan Neraca Saldo Disesuaikan
Jurnal penyesuaian dibuat di akhir periode akuntansi agar pendapatan
dapat dicatat pada saat dihasilkan, dan beban diakui pada saat terjadinya (Kieso et
all, 2013). Ada 2 jenis jurnal penyesuaian, yaitu pembayaran dibayar dimuka dan
akrual. Masing-masing dikelompokan menjadi 2 subkategori seperti berikut:
(a) Pembayaran di muka
Beban dibayar di muka
Beban dibayar dimuka secara tunai dan dicatat sebagai aset sebelum
digunakan atau dikonsumsi.
Pembayaran diterima di muka atau pendapatan yang belum dihasilkan
Pembayaran diterima di muka adalah uang tunai yang diterima dan
dicatat sebagai kewajiban sebelum pendapatannya dihasilkan.
(b) Akrual
Akrual pendapatan
Akrual pendapatan pada dasarnya adalah piutang, yaitu pendapatan yang
telah dihasilkan namun belum diterima uangnya atau belum dicatat.
Akrual beban
Akrual beban pada dasarnya adalah utang, yaitu beban yang telah terjadi
namun belum dibayarkan uangnya atau belum dicatat.
9
Neraca saldo disesuaikan adalah neraca saldo yang disusun setelah adanya
posting atas jurnal penyesuaian. Neraca saldo disesuaikan memiliki tujuan untuk
membuktikan kesamaan saldo total debit dan saldo total kredit di buku besar
setelah seluruh jurnal penyesuaian dibuat. Akun-akun yang terdapat di neraca
saldo disesuaikan berisikan seluruh data yang dibutuhkan untuk menyusun
laporan keuangan.
2.2.5 Jurnal Penutup, Neraca Saldo Sesudah Penutupan, dan Jurnal
Pembalik
Menurut Kieso et all (2013) jurnal penutup adalah jurnal untuk menutup
akun-akun sementara, yaitu pendapatan, beban, dan penarikan oleh pemilik.
Sehingga untuk akun-akun sementara pada periode yang baru berjumlah 0.
Sedangkan untuk akun-akun riil, yaitu aset, liabilitas, dan modal pemilik tidak
ditutup.
Neraca saldo setelah penutupan berisi daftar akun riil beserta saldo-saldo
setelah ayat jurnal penutup dijurnal dan diposting ke buku besar (Kieso et all,
2013). Tujuan dari neraca saldo setelah penutupan adalah untuk membuktikan
kesamaan saldo akun riil yang akan berlanjut pada periode akuntansi selanjutnya.
Oleh karena semua akun sementara akan bersaldo 0, maka neraca saldo sesudah
penutupan hanya akan terdiri dari akun neraca yang riil.
Pembuatan jurnal pembalik merupakan tahapan opsional dari prosedur
pembukuan yang bukan merupakan tahapan yang dibutuhkan dalam siklus
akuntansi (Kieso et all, 2013). Jurnal pembalik yang sering digunakan adalah
membalik dua jenis ayat jurnal penyesuaian, yaitu, pendapatan yang masih harus
diterima dan beban yang masih dibayar. Jarang sekali ayat jurnal pembalik dibuat
untuk beban dibayar di muka dan pendapatan dibayar di muka.
2.2.6 Penyajian Laporan Keuangan
Menurut PSAK Nomor 1 (2013:7) laporan keuangan adalah suatu penyajian
terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan
keuangan juga menunjukkan hasil pertanggung jawaban manajemen atas
10
penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Menurut acuan
penelitian yaitu SAK EMKM (2016:3.9) Laporan keuangan entitas meliputi
laporan posisi keuangan pada akhir periode, laporan laba rugi selama periode, dan
catatan atas laporan keuangan yang berisi tambahan dan rincian pos-pos tertentu
yang relevan. Penyajian laporan keungan menurut SAK EMKM selanjutnya
dijelaskan lebih mendalam pada subbab selanjutnya mengenai SAK EMKM.
2.3 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah
(SAK EMKM)
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK
EMKM) disahkan pada tahun 2016 untuk entitas tanpa akuntabilitas publik
sebagai mana didefinisikan dalam Standar Akuntansi Keungan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) yang memenuhi definisi dan kriteria usaha
mikro, kecil, dan menegah sebagaimana diatur dalam perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia, setidak-tidaknya dalam 2 tahun (SAK EMKM, 2016:1.2) .
Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang :
(a) tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
(b) menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah
pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan
lembaga pemeringkat kredit (SAK ETAP, 2009:1.1).
Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan, jika:
(a) entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan
pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk
tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau
(b) entitas menguasai asset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok
besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan/atau pedagang
efek, dana pension, reksa dana dan bank investasi (SAK ETAP, 2009:1.2).
11
SAK EMKM dapat digunakan oleh entitas yang tidak memenuhi definisi dan
kriteria di atas, jika otoritas mengizinkan entitas tersebut untuk menyusun laporan
keuangan berdasarkan SAK EMKM (SAK EMKM, 2016:1.3).
2.3.1 Laporan Keuangan menurut SAK EMKM
Menurut SAK EMKM (2016:2.1) laporan keuangan memiliki tujuan untuk
menyediakan informasi posisi keuangan dan kinerja suatu entitas yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomik oleh
siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk
memenuhi kebutuhan informasi tersebut. Pengguna tersebut meliputi sumber daya
bagi entitas, seperti kreditor maupun investor. Dalam memenuhi tujuannya,
laporan keuangan juga menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercaya kepadanya.
Pos-pos yang akan muncul dalam laporan keuangan berdasarkan SAK
EMKM adalah aset, liabilitas, penghasilan, dan beban. Berikut ini merupakan
penjelasan pengkauan masing-masing pos dalam laporan keaungan SAK EMKM.
(a) Aset
Aset diakui dalam laporan keuangan ketika manfaat ekonomiknya di masa
depan dapat dipastikan akan mengalir ke dalam entitas dan aset tersebut
memilik biaya yang dapat diukur dengan andal. Aset tidak diakui dalam
laporan posisi keuangan jika manfaat ekonomiknya dipandang tidak mungkin
mengalir ke dalam entitas walaupun pengeluaran telah terjadi. Sebagai
alternatif, transaksi tersebut menimbulkan pengakuan beban dalam laporan
laba rugi (SAK EMKM, 2016:2.22)
(b) Liabilitas
Liabilitas diakui dalam laporan laba rugi jika kenaikan manfaat ekonomik di
masa depan yang berkaitan dengan kenaikan aset atau penurunan liabilitas
telah terjadi dan dapat diukur andal (SAK EMKM, 2016:2.23).
12
(c) Penghasilan
Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi jika kenaikan manfaat ekonomik
di masa depan yang berkaitan dengan kenaikan aset atau kenaikan liabilitas
telah terjadi dan dapat diukur secara andal (SAK EMKM, 2016:2.24).
(d) Beban
Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat ekonomik di
masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau kenaikan liabilitas
telah terjadi dan dapat diukur secara andal (SAK EMKM, 2016:2.25).
Laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM (2016:3.9) laporan keuangan
minimun, meliputi :
(a) Laporan posisi keungan pada akhir periode;
(b) Laporan laba rugi selama periode;
(c) Catatan atas laporan keuangan, yang bersisi tambahan dan rincian pos-pos
tertentu yang relevan.
2.3.2 Laporan Posisi Keuangan
Menurut SAK EMKM (2016:4.2) minimal mencakup pos-pos sebagai
berikut:
(a) kas dan setara kas;
(b) piutang
(c) persediaan;
(d) aset tetap;
(e) utang usaha
(f) utang bank
(g) ekuitas
Entitas menyajikan pos dan bagian dari pos dalam laporan posisi keuangan
jika penyajian tersebut relevan untuk memahami posisi keuangan posisi keuangan
entitas (SAK EMKM, 2016:4.3). SAK EMKM tidak menentukan format atau
urutan terhadap pos-pos yang disajikan. Meskipun demikian, entitas dapat
13
menyajikan pos-pos aset berdasarkan urutan likuiditas dan pos-pos liabilitas
berdasarkan urutan jatuh tempo (SAK EMKM, 2016:4.4).
2.3.3 Laporan Laba Rugi
Dalam SAK EMKM (2016:52) laporan laba rugi mencakup pos-pos sebagai
berikut:
(a) pendapatan;
(b) beban keuangan;
(c) beban pajak;
Entitas menyajikan pos dan bagian dari pos dalam laporan laba rugi jika
penyajian tersebut relevan untuk memahami kinerja keuangan entitas (SAK
EMKM 2016:5.3). Laporan laba rugi memasukkan semua penghasilan dan beban
yang diakui dalam suatu periode, kecuali SAK EMKM mensyaratkan lain. SAK
EMKM mengatur perlakuan atas dampak koreksi atas kesalahan dan perubahan
kebijakan akuntansi yang disajikan sebagai penyesuaian retrospektif terhadap
periode yang lalu dan bukan sebagai dari laba atau rugi dalam periode terjadinya
perubahan (SAK EMKM, 2016:5.4).
2.3.4 Catatan Atas Laporan Keuangan
Menurut SAK EMKM (2016, 6.2) catatan atas laporan keuangan memuat:
(a) Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan SAK
EMKM;
(b) Ikhtisar kebijakan akuntansi;
(c) Informasi tambahan dan rincian pos tertentu yang menjelaskan transaksi
penting dan material sehingga bermanfaat bagi pengguna untuk memahami
laporan keuangan.
Jenis informasi tambahan dan rincian yang disajikan bergantung pada jenis
kegiatan usaha yang dilakukan oleh entitas (SAK EMKM, 2016:6.3). Catatan atas
laporan keuangan disajikan secara sistematis sepanjang hal tersebut praktis. Setiap
14
pos dalam laporan keuangan merujuk-silang ke informasi terkait dalam catatan
atas laporan keuangan (SAK EMKM, 2016:6.4)
2.3.7 Contoh Laporan Keuangan berdasarkan SAK EMKM
Berikut ini merupakan contoh laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM
dari contoh ilustratif laporan keuangan entitas dalam SAK EMKM paragraf CI13
Gambar 2.2
Contoh Laporan Posisi Keuangan Entitas Berdasakran SAK EMKM
ENTITAS
LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 DESEMBER 20X8
ASET Catatan 20X8 20X7
Kas dan setara Kas
Kas 3 xxxx xxxx
Giro 4 xxxx xxxx
Deposito 5 xxxx xxxx
Jumlah kas dan setara kas xxxx xxxx
Piutang usaha 6 xxxx xxxx
Persediaan xxxx xxxx
Beban dibayar di muka 7 xxxx xxxx
Aset tetap xxxx xxxx
Akumulasi penyusutan (xxx) (xxx)
JUMLAH ASET xxxx xxxx
15
LIABILITAS
Utang usaha xxxx xxxx
Utang bank 8 xxxx xxxx
JUMLAH LIABILITAS xxxx xxxx
EKUITAS
Modal xxxx xxxx
Laba Tahun Berjalan (defisit) 9 xxxx xxxx
JUMLAH EKUITAS xxxx xxxx
JUMLAH LIABILITAS & EKUITAS xxxx xxxx
(sumber: SAK EMKM, 2016:CI13)
16
Gambar 2.3
Contoh Laporan Laba Rugi Berdasarkan SAK EMKM
ENTITAS
LAPORAN LABA RUGI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X8
PENDAPATAN Catatan 20X8 20X7
Pendapatan usaha 10 xxxx xxxx
Pendapatan lain-lain xxxx xxxx
JUMLAH PENDAPATAN xxxx xxxx
BEBAN
Beban Usaha xxxx xxxx
Beban lain-lain 11 xxxx xxxx
JUMLAH BEBAN xxxx xxxx
LABA (RUGI) SEBELUM
PAJAK PENGHASILAN xxxx xxxx
Beban Pajak Penghasilan (xxx) (xxx)
LABA (RUGI) SETELAH
PAJAK PENGHASILAN xxxx xxxx
(sumber: SAK EMKM, 2016:CI13)
17
Gambar 2.4
Contoh Catatan Atas Laporan Keuangan Berdasarkan SAK EMKM
ENTITAS
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 20X8
1. UMUMEntitas didirikan di Jakarta berdasarkan akta Nomor xx tanggal 1 Januari20x7 yang dibuat dihadapan Notaris, S.H., notary di Jakarta danmendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi ManusiaNo. xx 2016 tanggal 31 Januari 2016. Entitas bergerak dalam bidang usahamanufaktur. Entitas memenuhi kriteria sebagai entitas mikro, kecil, danmenengah sesuai UU Nomor 20 Tahun 2008. Entitas berdomisili di Jalanxx, Jakarta Utara.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTINGa. Pernyataan Kepatuhan
Laporan keuangan disusun menggunakan Standar Akuntansi KeuanganEntitas Mikro, Kecil, dan Menengah.
b. Dasar PenyusunanDasar penyususnan laporan keuangan adalah biaya historis danmenggunakan asumsi dasar akrual. Mata uang penyajian yang digunakanuntuk penyusunan laporan keuangan adalah Rupiah.
c. Piutang UsahaPiutang usaha disajikan sebesar jumlah tagihan.
d. PersediaanBiaya persediaan bahan baku meliputi biaya pembelian dan biaya angkutpembelian. Biaya konversi meliputi biaya tenaga kerja langsung danoverhead. Overhead tetap dialokasikan ke biaya konversi berdasarkankapasitas produksi normal. Overhead variable dialokasikan pada unitproduksi berdasarkan penggunaan aktual fasilitas produksi. Entitasmenggunakan rumus biaya persediaan rata-rata.
e. Aset TetapAset tetap dicatat sebesar biaya perolehannya jika aset tersebut dimilikisecara hukum oleh entitas. Aset tetap disusutkan menggunakan metodegaris lurus tanpa nilai residu.
f. Pengakuan Pendapatan dan BebanPendapatan penjualan diakui ketika tagihan diterbitkan atau pengirimandilakukan kepada pelanggan. Beban diakui saat terjadi.
g. Pajak PenghasilanPajak penghasilan mengikuti ketentuan perpajakan yang berlaku diIndonesia
18
3. KAS
20X8 20X7
Kas kecil Jakarta – Rupiahxxxx xxxx
4. GIRO20X8 20X7
PT Bank xxx – Rupiah xxxx xxxx
5. DEPOSITO20X8 20X7
PT Bank xxx – Rupiahxxxx xxxx
Suku Bunga – Rupiah 4,50% 5,00%
6. PIUTANG USAHA20X8 20X7
Toko A xxxx xxxx
Toko B xxxx xxxx
Jumlah xxxx xxxx
7. BEBAN DIBAYAR DI MUKA20X8 20X7
Sewa xxxx xxxx
Asuransi xxxx xxxx
Lisensi dan perizinan xxxx xxxx
Jumlah xxxx xxxx
8. UTANG BANKPada tanggal 4 Maret 20X8, Entitas memperoleh pinjaman Kredit ModalKerja (KMK) dari PT Bank ABC dengan maksimum kredit Rpxxx, sukubunga efektif 11% per tahun dengan jatuh tempo berakhir tanggal 19 April20X8. Pinjaman dijamin dengan persediaan dan sebidang tanah milik entitas.
9. SALDO LABASaldo laba merupakan akumulasi selisih penghasilan dan beban, setelahdikurangkan dengan distribusi kepada pemilik.
19
10. PENDAPATAN PENJUALAN20X8 20X7
Penjualanxxxx xxxx
Retur Penjualan xxxx xxxx
Jumlah xxxx xxxx
11. BEBAN LAIN-LAIN20X8 20X7
Bunga Pinjaman xxxx xxxx
Lain-lain xxxx xxxx
Jumlah xxxx xxxx
12. BEBAN PAJAK PENGHASILAN20X8 20X7
Pajak Penghasilan xxxx xxxx
(sumber: SAK EMKM, 2016:CI13)
2.4 Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) menurut Jogiyanto (2005) adalah sebuah
bentuk sistem informasi yang mengubah data transaksi bisnis menjadi informasi
keuangan yang berguna bagi pemakai atau usernya. Senada dengan pendapat
tersebut, Mulyadi (2008) menyatakan bahwa SIA merupakan suatu bentuk sistem
informasi yang memiliki tujuan untuk menyediakan informasi bagi pengelola
kegiatan usaha, memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah
ada sebelumnya, memperbaiki pengendalian akuntansi dan juga pengecekan
internal, serta membantu memperbaiki biaya klerikal dalam pemeliharaan catatan
akuntansi.
Dikemukakan oleh Romney & Steinbart (2015) SIA adalah suatu sistem yang
mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan mengolah data untuk menghasilkan
informasi bagi pengambil keputusan. Sistem ini meliputi orang, prosedur dan
instruksi, data, perangkat lunak, infrastruktur teknologi informasi, serta
pengendalian internal dan ukuran keamanan. Terdapat 3 fungsi utama dari SIA
bagi perusahaan, yaitu:
20
(a) Mengumpulkan dan menyimpan data mengenai aktivitas sumberdaya dan
personel organisasi. Organisasi memiliki sejumlah proses bisnis, seperti
melakukan penjualan atau membeli bahan baku, yang sering diulang
(b) Mengubah data menjadi informasi sehingga manajemen dapat merencanakan,
mengeksekusi, mengendalikan, dan mengevaluasi aktivitas, sumber daya, dan
personel
(c) Memberikan pengendalian yang memadai untuk mengamankan aset dan data
organisasi (Romney & Steinbart, 2015).
Dalam praktiknya SIA dibagi menjadi beberapa sistem-sistem bagian yang
berupa siklus akuntansi. Siklus akuntansi ini menunjukkan prosedur akuntansi
mulai dari sumber data sampai proses pencatatan atau pengolahan akuntansinya.
Jenis-jenis siklus tersebut yaitu:
(a) Siklus pendapatan
(b) Siklus pengeluaran
(c) Siklus produksi
(d) Siklus manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
(e) Sistem buku besar dan pelaporan.
(f) Sistem pembiayaan
Siklus pendapatan, pengeluaran, produksi, dan sistem buku besar dan
pelaporan akan dijelaskan pada sub bab berikutnya. Sedangkan untuk siklus
manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) dan pembiayaan tidak dijelaskan
karena tidak relevan dengan penelitian.
2.4.1 Siklus Pendapatan, Pengeluaran, dan Produksi
Siklus pendapatan adalah serangkaian aktivitas bisnis dan operasi
pemrosesan informasi terkait yang terus-menerus berhubungan dengan
menyediakan barang dan jasa kepada pelanggan dan menerima kas sebagai
pembayaran atas penjualan tersebut (Romney & Steinbart, 2015). Tujuan utama
dari siklus pendapatan adalah menyediakan produk yang tepat di tempat yang
tepat pada saat yang tepat untuk harga yang sesuai. Untuk itu dalam siklus
21
pendapatan terdapat 4 aktivitas dasar yaitu entri pesanan penjualan, pengiriman,
penagihan, penerimaan kas.
Siklus pengeluaran adalah serangkaian aktivitas bisnis dan operasi
pemrosesan informasi terkait yang terus-menerus berhubungan dengan pembelian
serta pembayaran barang dan jasa (Romney & Steinbart, 2015). Tujuan utama
dalam siklus pengeluaran adalah untuk meminimalkan total biaya perolehan dan
pemeliharaan persediaan, perlengkapan, dan berbagai layanan yang diperlukan
perusahaan. Siklus pengeluaran diawali dengan permintaan yang dibutuhkan,
kemudian pemesanan pembelian, penerimaan barang, dan diakhiri dengan
pembayaran.
Siklus produksi adalah rangkaian aktivitas yang terkait dengan penggunaan
tenaga kerja, bahan baku, dan peralatan untuk menghasilkan barang jadi (Romney
& Steinbart, 2015). Dalam siklus produksi terdapat peran besar SIA yaitu
infomasi akuntansi biaya yang akurat dan tepat waktu agar bauran produk,
penetapan harga produk, alokasi dan perencanaan sumberdaya, dan manajemen
biaya dapat ditentukan dengan tepat. Siklus peroduksi terdiri dari desain produk,
perencanaan penjadwalan, operasi produksi, dan akuntansi biaya.
2.4.2 Sistem Buku Besar dan Pelaporan
Siklus buku besar dan pelaporan merupakan operasi pemrosesan informasi
yang tekait dalam memperbaharui buku besar dan membuat laporan yang
meringkas hasil-hasil aktivitas organisasi (Romney & Steinbart, 2015). Aktivitas
terakhir dari setiap siklus transaksi adalah mengirim informasi yang sesuai dengan
siklus lainnya. Berbagai siklus transaksi berkaitan satu sama lain terhubung dalam
sistem buku besar dan pelaporan yang digunakan untuk menghasilkan informasi
bagi manajemen dan pihak eksternal (Romney & Steinbart, 2015). Berikut ini
adalah 4 aktivitas dasar yang dilakukan dalam sistem buku besar dan pelaporan
dalam Romney & Steinbart (2005):
22
(a) Perbarui buku besar
Aktivitas perbaruan terdiri dari memasukkan ayat jurnal yang berasal dari 2
sumber yaitu subsistem akuntansi dan bendahara. Subsistem akuntansi
membuat ayat jurnal untuk memperbarui buku besar. Contohnya subsistem
pendapatan menghasilkan ayat jurnal ringkasan yang mendebit piutang usaha
dan kas, serta mengkreditkan penjualan untuk semua penjualan yang
dilakukan selama periode tersebut. Sedangkan bendahara bertugas untuk
membuat ayat jurnal satu per satu untuk memperbaharui buku besar atas
transaksi non rutin seperti penerbitan atau pengeluaran utang, pembelian atau
penjualan saham investasi atau perolehan saham perbendaharaan.
(b) Memasukkan ayat jurnal penyesuaian
Jurnal penyesuaian memiliki 5 kategori yang digunakan untuk memperbarui
buku besar diantaranya adalah:
i. Akrual, merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi,
dimana kas belum diterima atau dikeluarkan
ii. Pembayaran di muka, merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode
akuntansi untuk mencerminkan pertukaran kas sebelum kinerja kegiatan
terkait
iii. Perkiraan, merupakan jurnal yang mencerminkan sebagian dari biaya yang
terjadi selama beberapa periode akuntansi
iv. Penilaian ulang, merupakan jurnal yang dibuat untuk mencerminkan
perbedaan nilai yang sesungguhnya dengan yang dicatat
v. Perbaikan, merupakan jurnal yang dibuat untuk meniadakan pengaruh
kesalahan yang ditemukan dalam buku besar.
(c) Membuat laporan keuangan
Dalam pembuatan laporan keuangan yang pertama disusun adalah laporan
laba-rugi, kemudian neraca, laporan perubahan ekuitas, dan terakhir laporan
arus kas.
23
(d) Membuat laporan manajerial
Laporan manajerial berguna untuk melakukan verifikasi akurasi proses dan
memasukkannya ke buku besar. Laporan manajerial terdiri dari dua jenis
laporan yaitu laporan anggaran dan laporan kinerja. Laporan anggaran dan
kinerja harus dikembangkan atas dasar akuntansi pertanggung jawaban.
Akuntansi pertanggung jawaban melaporkan hasil keuangan atas dasar
tanggung jawab manajerial di dalam organisasi. Hasilnya adalah serangkaian
laporan berkaitan, yang merinci kinerja keseluruhan organisasi berdasarkan
subunit tertentu. Laporan kinerja yang berdasarkan anggaran harus disusun
berdasarkan sifat unit yang dievaluasi.
2.4.3 Penyusunan Kode Akun
Kode akun adalah daftar akun-akun buku besar yang dipergunakan organisasi
(Romney & Steinbart, 2005). Struktur daftar akun adalah salah satu dari aspek
terpenting SIA, karena dapat mempengaruhi persiapan laporan keuangan. Data
yang disimpan dalam akun individual dapat dengan mudah dijumlahkan untuk
disajikan di laporan, tetapi, data yang disimpan dalam akun rekapitulasi tidak
dapat dengan mudah dipisah-pisahkan dan dilaporkan secara lebih terinci.
Konsekuensinya, merupakan hal yang penting dalam daftar akun untuk memiliki
rincian yang cukup memenuhi kebutuhan informasi organisasi. Berikut ini
beberapa teknik penyusunan kode akun (Defitri, 2015):
(a) Kode angka blok (Block numerical code)
Kode angka blok adalah metode mengelompokkan rekening buku besar
menjadi beberapa golongan dan setiap golongan disediakan satu blok angka
yang berurutan untuk memberi kodenya. Kelemahan dari metode ini adalah
jika terjadi perluasan klasifikasi pada suatu rekening mengakibatkan
perubahan kode semua rekening yang kodenya lebih besar dari kode rekening
yang mengalami perluasan, contoh penggunaan metode kode angka blok:
(i) 1-24 aktiva lancar
(ii) 25-39 investasi jangka panjang
(iii)40-69 aktiva lain-lain
(iv)70-79 aktiva tidak berwujud
24
(v) dll
1 Kas 25 Investasi Saham 40 Beban
Ditangguhkan
2 Piutang Usaha 26 Investasi
Obligasi
41 Piutang Kepada
Pemegang Saham
3 Persediaan
Barang Jadi
42 Biaya Emisi
Saham
(b) Kode angka numerik (Group numerical code)
Kode Angka Kelompok terbentuk dari dua atau lebih subkode yang
dikombinasikan menjadi satu kode. Kode angka kelompok ini memiliki
karakteristik, seperti: rekening diberi kode angka atau kombinasi angka dan
huruf; jumlah angka dan/atau huruf dalam kode mempunyai arti tertentu;
posisi angka dan/atau huruf dalam kode mempunyai arti tertentu; perluasan
klasifikasi dilakukan dengan memberikan cadangan angka dan/atau huruf ke
kanan. Contohnya:
setiap rekening terdiri dari 3 angka
angka pertama menunjukkan kategori utamanya, misalnya aset, beban,
liabilitas, dll
angka kedua menunjukkan subakun dasar dalam tiap kategori, misalnya:
aset lancar, aset tetap, liabilitas jangka pendek, dll
angka ketiga menunjukan akun tertentu yang merupakan sub dari subakun
ke dua, misalnya: kas, piutang, persediaan, dll.
1 Aset 2 Liabilitas
10 Aset Lancar 20 Liabilitas Jangka
Pendek
101 Kas 201 Utang Usaha
25
102 Piutang Usaha 202 Utang Sewa
11 Aset Tetap 203 Utang Pajak
111 Tanah 21 Liabilitas Jangka
Panjang
112 Gudang (Bangunan) 211 Utang Obligasi
113 Kendaraan 212 Utang Gadai
(c) Kode Angka Desimal
Kode Angka desimal pada dasarnya sama dengan kode angka numerik namun
pada metode ini digunakan tanda titik sebagai pemisah antar subakun sehingga
terlihat seperti bilangan desimal. Berikut ini contoh kode angka desimal:
setiap rekening terdiri dari 3 angka
angka pertama menunjukkan kategori utamanya, misalnya aset, beban,
liabilitas, dll
angka kedua menunjukkan subakun dasar dalam tiap kategori, misalnya:
aset lancar, aset tetap, liabilitas jangka pendek, dll
angka ketiga menunjukan akun tertentu yang merupakan sub dari subakun
ke dua, misalnya: kas, piutang, persediaan, dll.
1 Aset 2. Liabilitas
1.0 Aset Lancar 2.0 Liabilitas Jangka
Pendek
1.0.1 Kas 2.0.1 Utang Usaha
1.0.2 Piutang Usaha 2.0.2 Utang Sewa
1.1 Aset Tetap 2.0.3 Utang Pajak
1.1.1 Tanah 2.1 Liabilitas Jangka
Panjang
26
1.1.2 Gudang (Bangunan) 2.1.1 Utang Obligasi
1.1.3 Kendaraan 2.1.2 Utang Gadai
(d) Kode Akun Mnemonik
Metode kode akun mnemonik ini dibuat menggunakan serangkaian huruf.
Kode akun ini terdiri dari 3 bagian, yang pertama merupakan akun induk
(misalnya: aset, liabilitas, dll), bagian kedua merupakan subakun induk
(misalnya: aset lancar, liabilitas jangka pendek, dll), dan yang terakhir
merupakan sub subakun induk (misalnya: kas, piutang, persediaan, dll),
khusus untuk bagian ketiga dipisahkan menggunakan tanda strip (-). Contoh
dari kode akun Mnemonik:
A Aset L Liabilitas I Investasi
AL Aset
Lancar
LJPe Liabitilas
Jangka
Pendek
IS Investasi
Saham
AL-K Kas LJPe-
US
Utang
Usaha
IO Investasi
Obligasi
AL-PU Piutang
Usaha
LJPe-
UG
Utang Gaji
AL-P Persediaan LJPe-
Use
Utang
Sewa
27
(e) Kode Akun Kombinasi
Kode akun kombinasi merupakan campuran antara huruf dan angka, atau
merupakan gabungan dari sistem kode akun mnemonik dan numerikal. Contoh
dari kode akun kombinasi adalah sebagai berikut:
A 1 Aset L 1 Liabilitas I 1 Investasi
A 11 Aset
Lancar
L 11 Liabitilas
Jangka
Pendek
I 12 Investasi
Saham
A 111 Kas L 112 Utang
Usaha
I 13 Investasi
Obligasi
A 112 Piutang
Usaha
L 113 Utang Gaji
A 113 Persediaan L 114 Utang
Sewa
28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif lebih
menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta
analisis terhadap dinamika hubungan antarfenomena yang diamati, dengan
menggunakan logika ilmiah (Wirartha, 2006). Akan tetapi, penekanannya tidak
pada pengujian hipotesis, melainkan pada usaha menjawab pertanyaan penelitian
melalui cara-cara berpikir formal dan argumentatif. Data yang dihasilkan oleh
penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan analisis data dilakukan secara induktif.
Pada penelitian kualitatif ini digunakan metode studi kasus. Studi kasus
adalah penelitian yang mendalam mengenai kasus tertentu yang hasilnya
merupakan gambaran lengkap dan terorganisir mengenai permasalahan dan
penyelesaiannya (Wirartha, 2006). Umunya studi kasus digunakan untuk
menjawab pertanyaan “how” (bagaimana) dan “why” (mengapa) yang menjadi
fokus dari penelitian (Yin, 2005). Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis
kebermanfaatan sistem informasi akuntansi untuk menghasilkan laporan keuangan
yang sesuai SAK EMKM untuk UMKM denga omzet yang kecil seperti UMKM
ARA.
3.2 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah UMKM ARA. UMKM ARA memproduksi
herbal (empon-empon) bubuk seperti kunyit putih dan kuning bubuk, jahe merah
dan putih bubuk, temulawak, kencur putih bubuk, dan lain-lain. UMKM ARA
dimiliki oleh Ibu Tutut Handayani yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga.
Berdiri sejak tahun 2014 di daerah Sukun kota Malang, UMKM ARA belum
memiliki tenaga kerja selain pemilik yang sekaligus mengerjakan produksi dan
memasarkan herbal (empon-empon) instan ini. Modal awal dari UMKM ARA
adalah Rp200.000,00 dan hingga akhir tahun 2016 UMKM ARA memiliki omzet
29
sebesar Rp1.200.000,00. UMKM ARA memiliki rata-rata laba sebesar dari
konsumen langsung 18-45% dari omzet penjualan tergantung varian produknya.
Hingga saat ini UMKM ARA hanya memiliki Sertifikat Produksi Pangan
Industri Rumah Tangga (SPP-IRT), dan belum mengurus izin lainnya karena
terkendala birokrasi. UMKM ARA juga belum pernah mengajukan pinjaman ke
pihak bank dan pihak-pihak lain karena belum ada kebutuhan untuk tambahan
modal, namun ada rencana untuk melakukan pinjaman dalam beberapa tahun ke
depan. Dari awal berdirinya UMKM ARA belum pernah memiliki laporan
keuangan, hanya pencatatan sederhana atas kegiatan produksi dan penjualan yang
dapat dimengerti oleh pemilik sendiri.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Data primer dari penelitian ini diperoleh dengan cara wawancara. Wawancara
adalah komunikasi atau pembicaraan dua arah yang dilakukan oleh pewawacara
dan responden untuk menggali informasi yang relevan dengan tujuan penelitian
(Sumarni & Wahyuni, 2006). Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui lebih dalam tentang UMKM ARA mulai dari proses produksi,
pemasaran, dan pencatatan keuangannya beserta prosedur dari masing-masing
kegiatan. Data primer lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pencatatan
keuangan secara sederhana dari UMKM ARA dan nota penjualan, nota-nota
lainnya, dan resi pengiriman dari UMKM ARA.
3.4 Teknik Analisis Data
Dalam penelitain kualitatif analisis data menurut Zuriah (2006) adalah proses
pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkrip wawancara, catatan
lapangan, dan bahan-bahan lain yang dikumpulkan untuk meningkatkan
pemahaman terhadap bahan-bahan tersebut agar dapat diinterpretasikan
temuannya kepada orang. Tahapan dalam analisis data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
30
A. Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan adalah data primer yang dikumpulkan melalui teknik
wawancara. Wawancara dilakukan dengan Ibu Tutut Handayani selaku
pemilik dari UMKM ARA. Dalam tahap ini peneliti mendapatkan seluruh data
yang diperlukan untuk menyusun sistem informasi penyusunan laporan
keuangan berdasarkan SAK EMKM untuk UMKM ARA.
B. Pengolahan data
Data yang telah diperoleh dari wawancara dan bukti penjualan kemudian
diolah menjadi sebuah sistem yang lebih baik dibandingkan sistem
pembukuan yang ada saat ini. Dalam menyusun sistem ini peneliti juga
menambahkan beberapa instrumen seperti kartu piutang dan bukti pengaluaran
kas untuk tujuan yang sama. Setelah sistem dibuat, penulis menyusun laporan
keuangan berdasarkan data yang telah diperoleh. Untuk menyusun laporan
keuangan pertama-tama mengelompokkan nota dan pencatatan menjadi akun-
akun. Setelah terbentuk akun-akun maka tahap selanjutnya adalah akun-akun
tersebut disusun menggunakan kode akun menggunakan metode kode angka
kelompok, metode ini dinilai oleh peneliti adalah metode yang paling tepat
karena tidak akan mengubah keseluruhan pengkodean kendati adanya
perluasan akun. Setelah tahap pengkodean, data yang ada masuk dalam tahap
siklus akuntansi yaitu penjurnalan, pencatatan pada buku besar, dan penyajian
dalam laporan keuangan. Sesudah itu mewawancarai hasil SIA yang telah
disusun tersebut dengan pemilik UMKM ARA yaitu Ibu Tutut mengenai
kebermanfaatan SIA yang menghasilkan laporan keuangan berdasarkan SAK
EMKM terhadap UMKM ARA.
C. Penyajian data
Data yang sudah diolah disusun menjadi sebuah sistem informasi akuntansi
yang menghasilkan laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM, yang terdiri
dari:
a. laporan posisi keuangan
b. laporan laba rugi
c. catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya.
31
Selain itu juga disajikan format-format dokuman usulan untuk melengkapi
SIA UMKM ARA dan usulan laporan keuangan sederhana sesuai kebutuhan
UMKM ARA.
D. Penarikan kesimpulan
Dalam tahap ini peneliti menarik kesimpulan dari hasil analisis data yang
sudah dilakukan. Kesimpulan ini menjawab rumusan masalah yang terdapat
pada bab satu penelitian ini. Menurut Sugiono (2010) hasil temuan dapat
berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum
jelas sehingga setelah diteliti menjadi lebih jelas.
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan dipaparkan gambaran umum UMKM ARA dan hasil
penelitian yang telah diolah menjadi Sistem Informasi Akuntansi (SIA) maupun
laporan keuangan dari UMKM ARA.
4.1 Gambaran Umum Usaha
Gambaran umum Usaha dari UMKM ARA meliputi sejarah singkat, bentuk
usaha, omset, dan pemasaran.
4.1.1 Sejarah Singkat UMKM ARA
UMKM ARA berdiri sejak tahun 2014. Didirikan oleh Ibu Tutut Handayani,
seorang ibu rumah tangga di daerah Sukun, Malang. UMKM ARA tidak memiliki
struktur organisasi karena Ibu Tutut merupakan pemilik yang menjalankan
usahanya sendiri. UMKM ARA Hingga saat ini hanya memiliki Sertifitat Produksi
Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT). SPP-IRT merupakan izin untuk
memproduksi untuk skala industri rumah tangga.
4.1.2 Bentuk Usaha UMKM ARA
UMKM ARA merupakan usaha home industry yang bergerak di bidang
manufaktur atau produksi. UMKM ARA memproduksi herbal (empon-empon)
instan, ragam jenis herbal (empon-empon) instan yang dijual adalah kunyit, kunyit
putih, jahe, jahe merah, temulawak, temulawak kunyit jahe, dan kunci sirih jambe.
Herbal (empon-empon) instan ini kemudian dikemas ke dalam sebuah toples
dengan berat 245 gram. Hingga saat ini UMKM ARA terus mencoba inovasi
produk baru seperti beras kencur instan, dan jeruk nipis instan, namun belum
berhasil menemukan formula yang pas.
33
4.1.3 Kapasitas Produksi UMKM ARA
Pada saat ini, UMKM ARA memproduksi herbal (empon-empon) instannya
berdasarkan permintaan pasar. Saat persediaan barang jadi habis, maka Ibu Tutut
akan memproduksi kembali herbal (empon-empon) instan. Hal ini dilakukan untuk
menghindari tercampurnya “batch” produksi dalam tempat penyimpanan sebelum
dikemas dalam kemasan botol 245gr. Namun saat diwawancarai mengenai
kemampuan produksi UMKM ARA, Ibu Tutut menjawab sanggup membuat setiap
hari 1 sampai 2 “batch” herbal (empon-empon) herbal atau sekitar 12 hingga 24
botol yang setara dengan hampir 6kg herbal (empon-empon) instan apabila ada
permintaan konsumen dengan volume yang demikian. Sehingga saat ini kapasitas
produksi UMKM ARA belum dipergunakan secara maksimal, karena barang belum
terserap di pasar dengan baik.
4.1.4 Pemasaran dan Omzet UMKM ARA
Penjualan herbal (empon-empon) instan dijalankan dengan 2 metode yaitu
langsung kepada konsumen dan melalui re-seller secara konsinyasi. UMKM ARA
memiliki 4 re-seller di kota Malang, 2 di Pandaan, dan 1 di Pekanbaru. Penjualan
ini dilakukan melalui online dan offline. Penjualan online dilakukan via messenger
seperti Whatsapp ataupun Black Berry Messenger (BBM), sedangkan penjualan
offline dilakukan dengan bertatap muka secara langsung dengan pembeli maupun
re-seller.
Omzet rata-rata dari UMKM ARA adalah Rp1.200.000,00 (satu juta dua ratus
ribu rupiah) dalam satu bulan dan margin keuntungan sebesar 18-45% dari omzet
tergantung pada masing-masing varian produk. Dalam satu tahunnya UMKM ARA
dapat meraup omzet hingga Rp14.000.000,00 (empat belas juta rupiah) dengan
metode pemasaran yang dijalankan pada saat ini.
4.2 Prosedur Pengeluaran, Produksi, Pendapatan, dan Pembukuan
UMKM ARA
UMKM ARA selama 3 tahun berdirinya belum memiliki sistem untuk kegiatan
pengeluaran, produksi, pendapatan, dan pembukuan. UMKM ARA hanya
34
menjalankan usahanya dengan menggunakan beberapa prosedur standar yang biasa
dijalankan seperti membeli bahan baku ke pasar, menjalani proses produksi, dan
menjualnya kepada konsumen ataupun re-seller. Berikut ini merupakan masing-
masing prosedur UMKM ARA sebelum penyusunan SIA untuk UMKM ARA.
4.2.1 Prosedur Pengeluaran
Prosedur pengeluaran UMKM ARA berupa pembelian bahan baku dari herbal
(empon-empon) instan. Bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat herbal
(empon-empon) instan ini adalah empon-empon dan gula. Bahan baku ini biasanya
dibeli oleh Ibu Tutut di Pasar Sukun, yang letaknya tidak jauh dari rumah Ibu Tutut
yang berlaku sebagai tempat produksi. Ibu Tutut membeli bahan bakunya secara
tunai. Untuk melihat bagan alur prosedur pengeluaran sebelum dibuatkan SIA dapat
dilihat di Lampiran 1.
4.2.2 Prosedur Produksi
Prosedur produksi yang dilakukan untuk menghasilkan herbal (empon-empon)
instan melalui tujuh langkah. Langkah pertama yang dilakukan untuk memproduksi
herbal (empon-empon) instan adalah dengan mencuci empon-empon menggunakan
mesin cuci. Setelah empon-empon bersih kemudian dimasukkan ke dalam mesin
penggiling. Empon-mepon yang sudah digiling menjadi halus kemudian diperas.
Air hasil perasan kemudian direbus bersama dengan gula. Dalam proses perebusan
ini, campuran sari empon-empon dan gula diaduk terus menerus menggunakan
mesin pengaduk agar tidak gosong. Lama kelamaan campuran sari empon-empon
dan gula akan mengental kemudian mengkristal menjadi bubuk. Herbal (empon-
empon) instan yang telah jadi kemudian didinginkan dan dikemas ke dalam toples
dengan berat masing-masing 245gr. Produk herbal (empon-empon) UMKM ARA
memiliki masa layak pakai selama 18 bulan atau 1,5 tahun. Untuk melihat bagan
alur prosedur produksi sebelum dibuatkan SIA dapat dilihat di Lampiran 2.
4.2.3 Prosedur Pendapatan
Prosedur Pendapatan UMKM ARA adalah penjualan herbal (empon-empon)
instan kepada konsumen ataupun kepada re-seller. Prosedur ini dimulai dengan
35
pemesanan yang dilakukan oleh konsumen ataupun re-seller. Kemudian Ibu Tutut
menyiapkan pesanan tersebut, pesanan ini bisa diambil di rumah, diantar, ataupun
dikirim dengan menggunakan ekspedisi. Penjualan produk herbal (empon-empon)
instan ini dapat berupa kredit ataupun tunai. Biasanya penjualan tunai adalah barang
konsinyasi oleh re-seller. Kendati barang konsinyasi, barang yang diberikan kepada
re-seller merupakan sesuai permintaan re-seller, yang pada umumnya dilihat dari
rata-rata permintaan konsumen di tempat re-seller. Sedangkan penjualan tunai
biasanya dilakukan oleh konsumen langsung, namun ada juga beberapa re-seller
yang langsung melunasi pembeliannya. Untuk melihat bagan alur prosedur
pendapatan sebelum dibuatkan SIA dapat dilihat di Lampiran 3.
4.2.4 Prosedur Pembukuan / Akuntansi
UMKM ARA tidak memiliki prosedur pembukuan / akuntansi . Hingga saat
sebelum penelitian ini berlangsung UMKM ARA tidak melakukan pembukuan /
akuntansi sama sekali. Data keuangan yang terdapat di UMKM ARA hanya
sekumpulan kuitansi-kuitansi bukti transaksi.
Informasi tentang gambaran umum, pembukuan yang ada akan diolah oleh
peneliti untuk dijadikan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) untuk UMKM ARA.
Untuk prosedur pengeluaran dan produksi dibentuk menjadi siklus pengeluaran dan
produksi di bagian Lampiran 4. Penggabungan ini dinilai lebih efektif karena
langkah-langkah yang berkaitan satu sama lain dalam ke dua siklus ini. Peneliti juga
memberikan contoh format dokumen pendukung sistem pengeluaran dan produksi
di bagian Lampiran 5. Prosedur pendapatan diolah menjadi siklus pendapatan yang
dapat dilihat di bagian Lampiran 6, dan pembukuan diproses menjadi siklus sistem
buku besar dan pelaporan keuangan yang akan dibahas pada sub bab berikutnya,
dengan bagan alur ada di Lampiran 7. Serta peneliti memberikan keterangan atas
simbol-simbol pada bagan alur dalam Lampiran 8.
4.3 Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) UMKM untuk
Menghasilkan Laporan Keuangan berdasarkan SAK EMKM
Melalui wawancara dengan pemilik UMKM ARA peneliti mendapat
gambaran bahwa UMKM ARA beberapa kali telah melakukan upaya pencatatan
36
keuangannya, namun tidak berhasil. Kendala yang dialami adalah tidak adanya
pengetahuan tentang pembukuan dan akuntansi sehingga menyebabkan
kebingungan bagi pemilik yaitu Ibu Tutut. Ibu Tutut selaku pemilik UMKM ARA
telah berdiskusi dengan peneliti mengenai penyusunan Sistem Informasi Akuntansi
(SIA) dan Laporan keuangan UMKM ARA. Dalam penyusunan ini peneliti
menggunakan alat bantu software Microsoft Visio untuk penyusunan SIA dan
Microsoft Excel untuk penyusunan laporan keuangan. Penyusunan ini diharapkan
dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari UMKM ARA yang
semakin berkembang dari tahun ke tahun baik pasar maupun produknya. UMKM
ARA diprediksi akan mengambil kredit dari bank ataupun badan-badan penyedia
kredit lainnya di masa yang akan datang, dan dengan adanya SIA dan laporan
keuangan berdasarkan SAK EMKM akan memungkinkan proses pengambilan
kredit tersebut. Menggunakan standar yang ada yaitu SAK EMKM, peneliti
melakukan penyusunan laporan keuangan UMKM ARA berdasarkan standar
tersebut. Berikut ini ini merupakan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam proses
penyusunan tersebut.
4.3.1 Analisis Transaksi dan Penyusunan Bagan Akun
Dalam penyusunan laporan keuangan UMKM ARA, peneliti pertama-tama
mengidentifikasi transaksi melalui nota-nota yang dimiliki oleh pemilik. Nota-nota
tersebut diidentifikasi menjadi bentuk-bentuk transaksi yang terjadi dalam kegiatan
operasional UMKM ARA. Hasil dari identifikasi transaksi UMKM ARA adalah
sebagai berikut:
a) Transaksi setoran modal awal
b) Transaksi pembelian mesin
c) Transaksi pembelian peralatan plastik dan memasak
d) Transaksi pembelian perlengkapan
e) Transaksi pembelian bahan baku
f) Proses produksi dari bahan baku menjadi barang jadi
g) Transaksi pembayaran listrik, air, dan gas
h) Transaksi pembayaran biaya perbaikan mesin
i) Transaksi pembayaran biaya transport
37
j) Transaksi penjualan tunai herbal (empon-empon) instan
k) Transaksi penjualan kredit herbal (empon-empon) instan
l) Transakasi penerimaan kas oleh pemilik
Dari identifikasi atas transaksi kemudian diturunkan menjadi akun-akun dalam
laporan keuangan. Akun-akun yang tersaji dalam laporan keungan UMKM ARA
merupakan akun-akun transaksi saat ini, dan juga akun-akun yang mungkin akan
ada di masa depan atau terjadi bentuk transaksinya di masa depan. Berikut ini
merupakan akun-akun yang ada dalam laporan keuangan UMKM ARA:
Tabel 4.1
Akun-akun dalam Laporan Keuangan UMKM ARA
1 Kas dan Setara
Kas
Kas merupakan uang tunai yang dimiliki oleh UMKM ARA
baik sebagai akibat dari setoran pemilik ataupun dari hasil
penjualan herbal (empon-empon) instan. Kas dalam laporan
keuangan UMKM ARA terdapat dua jenis yaitu kas di tangan
dan kas di bank. Selain terdapat akun yang setara dengan kas
yaitu akun giro dan deposito yang mencatat jumlah giro
dan/atau deposito yang dimiliki oleh UMKM ARA di bank.
Akun kas dan setara kas memiliki saldo normal di debit.
2 Piutang
Piutang merupakan penghasilan UMKM ARA yang belum
dibayar oleh reseller karena merupakan barang konsinyasi,
dan akan lunas setelah barang terjual. Piutang dalam laporan
keungan UMKM ARA adalah piutang dagang yang bersaldo
normal di sebelah debit.
3 Perlengkapan
Perlengkapan merupakan akun yang digunakan untuk
mencatat barang habis pakai yang dimiliki oleh UMKM
ARA. Contoh perlengkapan dalam UMKM ARA adalah
buku kuitansi. Akun ini memiliki saldo normal di sebelah
debit.
38
4
Persediaan
Persediaan merupakan akun untuk mencatat persediaan yang
dimiliki oleh UMKM ARA. Persediaan yang terdapat dalam
laporan keuangan UMKM ARA persediaan barang jadi.
Tidak ada persediaan untuk bahan baku karena bahan baku
selalu dibeli sebelum memproduksi sehingga tidak ada sisa
di akhir tahun dan untuk persediaan barang setengah jadi
karena proses dari barang setengah jadi ke barang jadi tidak
signifikan. Akun persediaan bersaldo normal di sebelah
debit.
5 Peralatan
Peralatan merupakan akun untuk mencatat peralatan yang
dimiliki oleh UMKM ARA yang berumur manfaat lebih dari
1 tahun. Peralatan dalam laporan keuangan UMKM ARA
bersaldo normal debit.
6
Akumulasi
Depresiasi
Akumulasi depresiasi merupakan akun untuk mencatat
akumulasi penyusutan untuk aset-aset yang dimiliki oleh
UMKM ARA yang mengalami penyusutan. Akumulasi
depresiasi memiliki saldo normal di sebelah debit dengan
sifat mengurangi jumlah aset.
7 Utang usaha
Utang usaha merupakan akun untuk mencatat utang yang
dimiliki oleh UMKM ARA untuk melakukan usahanya.
Utang usaha bersaldo normal di sebelah kredit.
8 Utang Bank
Utang bank merupakan akun untuk mencatat utang yang
dilakukan oleh UMK ARA kepada bank untuk melakukan
usahanya. Utang badan kredit memiliki saldo normal di
sebelah kredit.
9 Utang lain-lain
Utang lain-lain merupakan akun yang digunakna untuk
mencatat utang selain dari utang usaha dan utang bank.
Utang lain-lain memiliki saldo normal di sebelah kredit.
39
10 Modal Pemilik
Modal pemilik merupakan akun yang mencatat penyetoran
modal oleh pemilik yang ditambah laba tahun berjalan dan
dikurangi pengambilan pribadi oleh pemilik. Skun modal
disetor memiliki saldo normal di bagian kredit.
11 Pengambilan
Pribadi
Pengambilan pribadi merupakan akun untuk mencatat
pengambilan kas UMKM ARA oleh pemilik untuk keperluan
pribadi. Pengambilan pribadi bersaldo normal di Debit.
12 Penjualan
Penjualan merupakan akun untuk mentatat penjualan tunai
maupun kredit atas herbal (empon-empon) instan UMKM
ARA. Akun penjualan bersaldo normal di bagian kredit.
13 Harga Pokok
Penjualan
Akun harga pokok penjualan merupakan akun yang mencatat
harga pokok penjualan untuk setiap herbal (empon-empon)
instan yang terjual. Akun ini memiliki saldo normal di
sebelah debit.
14 Ongkos Kirim
Akun ongkos kirim mencatat biaya kirim yang dikeluarkan
untuk mengirimkan herbal (empon-empon) instan ke
pembeli. Akun ini memiliki saldo normal di kredit.
15 Diskon Penjualan
Akun diskon penjualan mencatat besarnya potongan
penjualan yang diberikan kepada konsumen atau re-seller.
Akun ini memiliki saldo normal di bagian debit.
16 Beban Produksi
Beban produksi merupakan akun untuk mencatat
pengeluaran yang terjadi akibat adanya kegiatan produksi
UMKM ARA. Akun ini bersaldo normal di sebelah debit.
17 Beban
Operasional
Beban produksi merupakan akun untuk mencatat
pengeluaran yang terjadi akibat adanya kegiata operasional
UMKM ARA. Akun ini bersaldo normal di sebelah debit.
40
18 Beban Bunga
Beban bunga adalah akun untuk mencatat pengakuan atas
pembayaran bunga atas pinjamanyang dimiliki oleh UMKM
ARA. Saldo normal akun ini di sebelah debit.
19 Beban Pajak
Beban pajak adalah beban yang digunakan untuk mencatat
pajak penghasilan yang harus ditanggung oleh UMKM ARA.
Akun ini memiliki akun normal di sebelah debit.
20 Beban Lain-lain
Beban lain-lain merupakan akun yang digunakan untuk
mencatat beban yang berada di luar beban-beban yang telah
ada. Saldo normal dari akun ini adalah di sebelah debit.
(sumber: data primer, diolah, 2017)
Setelah langkah identifikasi transaksi terdapat langkah yang dilakukan di luar
siklus akuntansi, namun merupakan langkah yang dilakukan untuk mengikuti SIA
UMKM ARA. Langkah ini merupakan pembuatan kode akun karena sebelumnya
UMKM ARA tidak memiliki laporan keungan sama sekali sehingga otomatis tidak
memiliki kode akun. Langkah ini hanya dilakukan sekali saja, dan untuk seterusnya
tidak usah dilakukan kecuali ada penambahan akun yang terjadi atas adanya
transaksi lain di masa yang akan datang.
Dalam menyusun kode akun, peneliti memilih metode kode angka kelompok
yang sebelumnya telah dijelaskan pada bab 2. Metode ini memungkinkan adanya
perluasan setiap akunnya tanpa mengubah tatanan akun lain yang sudah tercatat.
Berikut ini merupakan daftar kode akun yang diusulkan untuk UMKM ARA.
Tabel 4.2
Tabel Kode Akun UMKM ARA
Kode Akun Nama Akun Saldo
Normal Keterangan
1 Aset Debit Mencatat jumlah
aset milik UMKM
ARA
41
11 Aset Lancar Debit Mencatat jumlah
aset lancar milik
UMKM ARA
111 Kas Debit Mencatat jumlah
dan transaksi kas
tunai (di tangan)
112 Kas di Bank Debit Mencatat jumlah
dan transaksi kas di
bank
113 Giro Debit Mencatat jumlah
Giro yang dimiliki
UMKM ARA di
bank
114 Deposito Debit Mencatat jumlah
Deposito yang
dimiliki UMKM
ARA di bank
115 Piutang Debit Mencatat jumlah
piutang UMKM
ARA
116 Perlengkapan Debit Mencatat jumlah
perlengkapan
UMKM ARA
1141 Buku Kuitansi Debit Mencatat jumlah
nilai buku kuitansi
UMKM ARA
42
1142 Botol Debit Mencatat jumlah
nilai botol milik
UMKM ARA
115 Persediaan Debit Mencatat jumlah
persediaan UMKM
ARA
1151 Persdiaan
Barang Jadi
Debit Mencatat jumlah
persediaan barang
jadi UMKM ARA
11511 Persediaan
Jahe Instan
Debit Mencatat jumlah
persediaan jahe
instan UMKM
ARA
11512 Persediaan
Jahe Merah
Instan
Debit Mencatat jumlah
persediaan jahe
merah instan
UMKM ARA
11513 Persediaan
Kunyit Instan
Debit Mencatat jumlah
persediaan kunyit
instan UMKM
ARA
11514 Persediaan
kunyit putih
instan
Debit Mencatat jumlah
persediaan kunyit
putih instan
UMKM ARA
11515 Persediaan
temulawak
instan
Debit Mencatat jumlah
persediaan
43
temulawak instan
UMKM ARA
11516 Persediaan
temulawak jahe
kunyit instan
Debit Mencatat jumlah
persediaan tekuja
instan UMKM
ARA
11517 Persediaan
kunci sirih
jambe instan
Debit Mencatat jumlah
persediaan kusija
UMKM ARA
116 Peralatan Debit Mencatat jumlah
peralatan UMKM
ARA
1161 Mesin cuci Debit Mencatat jumlah
nilai mesin cuci
UMKM ARA
1162 Mesin perajang Debit Mencatat jumlah
nilai mesin
perajang UMKM
ARA
1163 Mesin
penggiling
Debit Mencatat jumlah
nilai mesin
penggiling UMKM
ARA
1164 Mesin pemeras Debit Mencatat jumlah
nilai mesin
pemeras UMKM
ARA
44
1165 Mesin
pengaduk
Debit Mencatat jumlah
nilai mesin
pengaduk UMKM
ARA
1166 Kompor Debit Mencatat jumlah
nilai kompor
UMKM ARA
1167 Alat masak Debit Mencatat jumlah
nilai alat masak
UMKM ARA
1168 Toples Debit Mencatat jumlah
nilai toples UMKM
ARA
117 Akumulasi
depresiasi
peralatan
Debit Mencatat jumlah
akumulasi
depresaiaki
peralatan UMKM
ARA
2 Liabilitas Kredit Mencatat jumlah
liabilitas UMKM
ARA
21 Liabilitas
jangka pendek
Kredit Mencatat jumlah
liabilitas jangka
pendek UMKM
ARA
211 Utang usaha Kredit Mencatat jumlah
utang usaha
UMKM ARA
45
22 Liabilitas
jangka panjang
Kredit Mencatat jumlah
liabilitas jangka
panjang UMKM
ARA
221 Utang bank Kredit Mencatat jumlah
utang bank UMKM
ARA
23 Liabilitas lain-
lain
Kredit Mencatat jumlah
liabilitas lain-lain
UMKM ARA
3 Modal Kredit Mencatat jumlah
modal UMKM
ARA
31 Modal pemilik Kredit Mencatat jumlah
modal pemilik
UMKM ARA
32 Pengambilan
pribadi
Kredit Mencatat jumlah
prive UMKM ARA
4 Penjualan Kredit Mencatat jumlah
penjualan UMKM
ARA
41 Penjualan tunai Kredit Mencatat jumlah
penjualan tunai
UMKM ARA
42 Penjualan
kredit
Kredit Mencatat jumlah
penjualan kredit
UMKM ARA
46
43 Diskon
penjualan
Kredit Mencatat jumlah
diskon penjualan
UMKM ARA
44 Harga pokok
penjualan
Debit Mencatat jumlah
harga pokok
penjualan UMKM
ARA
5 Beban Debit Mencatat jumlah
beban UMKM
ARA
51 Beban produksi Debit Mencatat jumlah
beban yang
dikeluarkan untuk
proses produksi
UMKM ARA
511 Beban
depresiasi
peralatan
Debit Mencatat jumlah
beban depresiasi
UMKM ARA
512 Beban
perbaikan
peralatan
Debit Mencatat jumlah
beban perbaikan
peraltan UMKM
ARA
513 Beban listrik,
air, gas
Debit Mencatat jumlah
beban listrik, air,
gas UMKM ARA
52 Beban
Operasional
Debit Menncatat jumlah
beban yang
dikeluarkan untuk
47
aktivitas
pemasaran UMKM
ARA
521 Beban
tranportasi dan
bensin
Debit Mencatat jumlah
beban transportasi
dan bensin UMKM
ARA
522 Beban
penggunaan
pelengkapan
Debit Mencatat jumlah
beban penggunaan
perlengkapan
UMKM ARA
523 Ongkos kirim Debit Mencatat jumlah
ongkos kirim
UMKM ARA
53 Beban bunga Debit Mencatat jumlah
beban bunga
UMKM ARA
54 Beban pajak Debit Mencatat jumlah
beban pajak
UMKM ARA
55 Beban lain-lain Debit Mencatat jumlah
beban lain-lain
UMKM ARA
(sumber: data primer, diolah, 2017)
4.3.2 Prosedur Siklus Akuntansi UMKM ARA
Setelah mengidentifikasi transaksi dan menjabarkannya menjadi kode akun,
langkah selanjutnya adalah menyusun prosedur penyusunan laporan keuangan yang
48
kemudian disusun menjadi sistem buku besar dan pelaporan keuangan. Sistem buku
besar dan pelaporan keungan UMKM ARA dapat dilihat di bagian Lampiran 7.
4.3.2.1 Penjurnalan
Setelah menyusun kode rekening akun buku besar maka langkah selanjutnya
adalah menyusun format jurnal yang akan digunakan untuk transaksi yang terjadi
pada UMKM ARA. Dokumen yang dibutuhkan untuk melakukan penjurnalan
adalah nota atau kuitansi sebagai bukti transaksi, baik transaksi pembelian bahan
baku, penjualan, dan lain-lain. Berikut ini merupakan contoh bukti nota / kuitansi
dari UMKM ARA.
Gambar 4.1
Bukti Transaksi (nota / kuitansi) UMKM ARA
(sumber: data primer, 2017)
Selain data nota penjualan, tentunya dibutuhkan data atas pembelian bahan
baku, perlengkapan, dan pengeluaran kas lain. Namun sering kali bukti ini tidak ada
karena pembelian kepada pedagang di pasar tidak disertai dengan nota. Untuk ini
peneliti mengusulkan format bukti pembelian atau pengeluaran kas yang dapat
digunakan oleh UMKM ARA saat keperluan pengeluaran kas.
49
Gambar 4.2
Format Bukti Pengeluaran Kas
NO:......................................
No. Nama Barang Harga Jumlah Total
Tanggal: .............................................
Penerima UMKM ARA
(..........................................) (..........................................)
(sumber: data primer, diolah, 2017)
Dalam UMKM ARA terdapat dua jurnal yang digunakan yaitu jurnal umum
dan jurnal khusus. Jurnal umum digunakan untuk menjurnal transaksi yang tidak
bisa dimasukkan ke dalam jurnal khusus yaitu menjurnal jurnal penyesuaian yang
digunakan untuk menyesuaian beban depresiasi, beban penggunaan perlengkapan,
dan menjurnal jurnal penutup yang digunakan untuk menutup akun pendapatan dan
beban selama periode berjalan. Berikut ini merupakan format jurnal umum UMKM
ARA.
50
Gambar 4.3
Format Jurnal Umum UMKM ARA
Tanggal Keterangan Kode
Akun Debit Kredit
(sumber: data primer, diolah, 2017)
Jurnal khusus UMKM ARA digunakan untuk mencatat pemasukan kas,
pengeluaran kas, dan penjualan secara kredit. Jurnal khusus pemasukan kas
merupakan transaksi penjualan tunai UMKM ARA, jurnal khusus pengeluaran kas
merupakan transaksi pembelian bahan baku serta pengeluaran lainnya yang bersifat
tunai, dan jurnal penjualan merupakan transaksi penjualan kredit.
Gambar 4.4
Format Jurnal Khusus Pemasukan Kas UMKM ARA
Tgl Keterangan No
Bukti
Debit
(Kas)
Kredit
(Penjualan Tunai)
Jumlah
(sumber: data primer, diolah, 2017)
51
Gambar 4.5
Format Jurnal Khusus Pengeluaran Kas UMKM ARA
Tgl Keterangan No
Bukti
Debit
Kredit
(Kas)
Kode
Akun
Jumlah Jumlah
(sumber: data primer, diolah, 2017)
Gambar 4.6
Format Jurnal Khusus Penjualan UMKM ARA
Tgl Keterangan No
Bukti
Debit
(Piutang)
Kredit
(Penjualan Kredit)
Jumlah
(sumber: data primer, diolah, 2017)
4.3.2.2 Posting Buku Besar
Setelah penjurnalan langkah selanjutnya adalah posting ke buku besar. Posting
ke buku besar bertujuan untuk mengetahui total saldo masing-masing akun. Buku
besar dapat memudahkan pemilik untuk mengetahui kondisi masing-masing akun.
Buku besar disusun berdasarkan akun-akun yang dimiliki oleh UMKM ARA,
52
misalnya buku besar penjualan kredit, buku besar penjualan tunai, buku besar kas,
dan lain-lain. Berikut ini merupakan format buku besar UMKM ARA:
Gambar 4.7
Format Buku Besar UMKM ARA
Nama Akun : Kode Akun :
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Saldo
Debit Kredit
(sumber: data primer, diolah, 2017)
4.3.2.3 Laporan Keuangan
Dalam SAK EMKM laporan keuangan yang disajikan meliputi
laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, dan catatan atas laporan
keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan
informasi penjelasan lainnya. Laporan yang pertama disusun adalah laporan
posisi keuangan untuk mengetahui besaran aset, liabilitas, dan modal.
53
Gambar 4.8
Format Laporan Posisi Keuangan UMKM ARA
UMKM ARA
LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 DESEMBER 2016
ASET 2015 2016
Kas dan setara Kas .............. ...............
Kas .............. ...............
Giro .............. ...............
Deposito .............. ...............
Jumlah kas dan setara kas .............. ...............
Piutang usaha .............. ...............
Persediaan .............. ...............
Persediaan Barang Jadi .............. ...............
Perlangkapan .............. ...............
Peralatan .............. ...............
Akumulasi Penyusutan .............. ...............
JUMLAH ASET .............. ...............
LIABILITAS
Utang usaha .............. ...............
Utang bank .............. ...............
JUMLAH LIABILITAS .............. ...............
EKUITAS
Modal Pemilik (Ibu Tutut) .............. ...............
Pengambilan Pribadi (..........) (...........)
Laba Tahun Berjalan .............. ...............
JUMLAH EKUITAS .............. ...............
JUMLAH LIABILITAS & EKUITAS .............. ...............
(sumber: data primer, diolah, 2017)
Setelah laporan posisi keuangan selesai dibuat maka, selanjutnya membuat
laporan laba rugi. Berikut ini merupakan format laporan laba rugi.
54
Gambar 4.9
Format Laporan Laba Rugi UMKM ARA
UMKM ARA
LAPORAN LABA RUGI
PERIODE BERAKHIR 31 DESEMBER 2016
PENDAPATAN 2015 2016
Penjualan Tunai .............. ...............
Penjualan Kredit .............. ...............
Pendapatan lain-lain .............. ...............
JUMLAH PENDAPATAN .............. ...............
BEBAN
Beban Produksi
HPP (Beban Pembelian Bahan Baku) .............. ...............
Beban Listrik, Air, dan Gas .............. ...............
Beban Depresiasi Peralatan .............. ...............
Beban Perbaikan Peralatan .............. ...............
Beban Tenaga Kerja Langsung .............. ...............
Beban Operasional
Beban Transportasi dan Bensin .............. ...............
Beban Pengguaan Perlengkapan .............. ...............
Ongkos Kirim .............. ...............
Beban Lain-lain .............. ...............
JUMLAH BEBAN .............. ...............
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK .............. ...............
Beban Pajak Penghasilan .............. ...............
LABA (RUGI) SETELAH PAJAK .............. ...............
(sumber: data primer, diolah, 2017)
Setelah penyusunan laporan laba rugi selesai, maka disusunlah catatan atas
laporan keuangan yang memberikan keterangan-keterangan yang lebih jelas atas
laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi.
55
Gambar 4.10
Format Catatan Atas Laporan Keuangan UMKM ARA
ENTITAS
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2016
1. UMUM
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
a. Pernyataan Kepatuhan
b. Dasar Penyusunan
c. Piutang Usaha
d. Persediaan
e. Aset Tetap
f. Pengakuan Pendapatan dan Beban
g. Pajak Penghasilan
(sumber: data primer, diolah, 2017)
4.4 Laporan Keuangan UMKM ARA berdasarkan SAK EMKM
Setelah mengumpulkan bukti-bukti transaksi yang dimiliki UMKM ARA dan
berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik, maka peneliti akan menyusunkan
atau merekonstruksi laporan keuangan UMKM ARA untuk periode yang berakhir
31 Desember 2016.
56
Gambar 4.11
Laporan Posisi Keuangan UMKM ARA
UMKM ARA
LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 DESEMBER 2016
ASET 2016
Kas dan Setara Kas
Kas Rp2.383.000
Giro Rp-
Deposito Rp-
Jumlah Kas dan Setara Kas Rp2.383.000
Piutang usaha Rp5.926.500
Persediaan
Persediaan Barang Jadi Rp1.450.000
Perlengkapan Rp411.200
Aset Tetap Rp2.667.000
Akumulasi Penyusutan -Rp313.000
JUMLAH ASET Rp12.524.700
LIABILITAS
Utang usaha Rp-
Utang bank Rp-
JUMLAH LIABILITAS Rp-
57
EKUITAS
Modal Pemilik (Ibu Tutut) Rp10.546.000
Pengambilan Pribadi (-Rp4.250.000)
Laba Tahun Berjalan Rp6.228.700
JUMLAH EKUITAS Rp12.524.700
JUMLAH LIABILITAS &
EKUITAS Rp12.524.700
(sumber: data primer, diolah, 2017)
Data dalam laporan posisi keuangan UMKM ARA didapat dari nota, resi, dan
wawancara kepada pemilik UMKM ARA yaitu Ibu Tutut. UMKM ARA tidak
memiliki kas di bank, giro, dan deposito. Seluruh keuangannya berupa tunai yang
diatur penuh oleh Ibu Tutut sebagai pemilik. Persediaan yang dimiliki hanya berupa
barang jadi karena bahan baku selalu dibeli sebelum melakukan produksi, di
samping itu tidak ada persediaan barang setengah jadi karena tidak ada proses yang
signifikan antara bahan setengah jadi dan barang jadi. Selain itu UMKM ARA tidak
memiliki liabilitas karena tidak melakukan kredit kepada pihak manapun.
58
Gambar 4.12
Laporan Laba Rugi UMKM ARA
UMKM ARA
LAPORAN LABA RUGI
PERIODE BERAKHIR 31 DESEMBER 2016
PENDAPATAN 2016
Penjualan Tunai Rp5.025.000
Penjualan Kredit Rp8.032.000
Pendapatan lain-lain Rp-
JUMLAH PENDAPATAN Rp13.057.000
BEBAN
Beban Produksi
HPP Rp3.678.000
Beban Listrik, Air, dan Gas Rp376.000
Beban Depresiasi Peralatan Rp313.000
Beban Tenaga Kerja Langsung Rp-
Beban Perbaikan Peralatan Rp-
Beban Operasional
Beban Transportasi dan Bensin Rp310.000
Beban Penggunaan Perlengkapan Rp1.396.800
Ongkos Kirim Rp754.500
Beban Lain-lain Rp-
JUMLAH BEBAN Rp6.828.300
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK Rp6.228.700
Beban Pajak Penghasilan Rp-
LABA (RUGI) SETELAH PAJAK Rp6.228.700
(sumber: data primer, diolah, 2017)
Laporan laba rugi UMKM ARA disusun menggunakan nota, resi, dan
wawancara yang dilakukan dengan pemilik UMKM ARA yaitu Ibu Tutut. UMKM
59
ARA tidak memiliki tenaga kerja langsung, Ibu Tutut selaku pemilik mengerjakan
semua proses produksi hingga penjulannya sendiri. Ibu Tutut tidak menggaji
dirinya sendiri, namun melakukan pengambilan pribadi pada waktu-waktu tertentu
saat membutuhkan dana untuk kepentingan pribadi.
Gambar 4.13
Catatan Atas Laporan Keuangan UMKM ARA
UMKM ARA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2016
1. UMUM
Entitas didirikan di Malang pada ahun 2014 dengan Sertifikat Produksi
Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) No: 2133573012199. Entitas
bergerak dalam bidang usaha menufaktur. Entitas memenuhi kriteria sebagai
entitas mikro, kecil, dan menengah sesuai UU Nomor 20 Tahun 2008. Entitas
berdomisili di Sukun, Malang.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
a. Pernyataan Kepatuhan
Laporan keuangan disusun menggunakan Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah.
b. Dasar Penyusunan
Dasar penyususnan laporan keaungan adalah biaya historis dan
menggunakan asumsi dasar akrual. Mata uang penyajian yang
digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adlah Rupiah.
c. Piutang Usaha
Piutang usaha disajikan sebesar jumlah tagihan.
d. Persediaan
Persediaan UMKM ARA merupakan persediaan barang jadi atas
herbal (empon-empon) instan yang masih dimiliki pada akhir tahun.
60
e. Aset Tetap
Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehannya jika aset tersebut
dimiliki secara hukum oleh entitas. Aset tetap disusutkan
menggunakan metode garis lurus tanpa nilai residu.
f. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan penjualan diakui ketika tagihan diterbitkan atau
pengiriman dilakukan kepada pelanggan. Beban diakui saat terjadi.
g. Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan mengikuti ketentuan perpajakan yang berlaku di
Indonesia. Kendati hingga saat ini UMKM ARA belum melaporkan
pajaknya karena belum memiliki NPWP.
(sumber: data primer, diolah, 2017)
4.5 Analisis Kebermanfaatan Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
berdasarkan SAK EMKM pada UMKM ARA
Setelah hasil penyusunan SIA untuk menghasilkan laporan keuangan
berdasarkan SAK EMKM pada UMKM ARA selesai, peneliti melakukan analisis
menggunakan pendekatan biaya dan manfaat dalam SIA. Pendekatan ini
membandingkan antara manfaat penerapan SIA dengan biaya yang harus
dikeluarkan untuk membuat hingga mengelola SIA itu sendiri. Biaya yang
dikeluarkan untuk menerapkan sistem ini adalah biaya administrasi dalam bentuk
pembuatan bukti kas keluar, kartu piutang, dan lain-lain. Di samping itu terdapat
biaya atas sumber daya waktu dan sumber daya manusia. Untuk manfaat atas
penerapan SIA belum bisa dirasakan saat ini karena laporan keuangan sesuai
dengan SAK EMKM digunakan untuk kebutuhan kredit, sedangakan saat ini telah
ada Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang memberikan pinjaman tanpa agunan kepada
UMKM. KUR adalah skema kredit/pembiayaan modal kerja dan atau investasi
yang khusus diperuntukkan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi
(UMKMK) di bidang usaha produktif dan layak (feasible), namun mempunyai
keterbatasan dalam pemenuhan persyaratan yang ditetapkan Perbankan
(belum bankable). KUR merupakan program pemberian kredit/pembiayaan dengan
nilai dibawah Rp 500.000.000 dengan pola penjaminan oleh Pemerintah dengan
61
besarnya coverage penjaminan maksimal 80% dari plafon kredit untuk sektor
pertanian, kelautan dan perikanan, kehutanan, dan industri kecil, dan 70% dari
plafon kredit untuk sektor lainnya http://www.tnp2k.go.id (diakses pada Agustus
2017). SIA yang telah disusun dianggap terlalu rumit untuk diterapkan dengan
pengerjaan seorang diri oleh pemilik UMKM ARA yaitu Ibu Tutut, sistem ini tidak
sebanding antara waktu dan sumber daya yang digunakan dengan hasil yang didapat
dari SIA itu sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa manfaat dan biaya yang
dikeluarkan untuk menerapkan SIA untuk UMKM ARA tidak sebanding atau
memiliki beban yang lebih besar dibandingkan dengan manfaat yang didapat.
62
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui kebermanfaatan Sistem
Informasi Akuntansi (SIA) untuk menghasilkan laporan keuangan berdasarkan
SAK EMKM bagi UMKM dengan omzet kecil seperti UMKM ARA. Setelah
penelitian ini dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
Analisis pendekatan biaya dan manfaat dari SIA untuk UMKM ARA menghasilkan
tidak seimbangnya antara biaya dan manfaat yang dihasilkan oleh SIA bagi UMKM
ARA. Biaya yang dikeluarkan untuk menerapkan sistem ini adalah biaya
administrasi dalam bentuk pembuatan bukti kas keluar, kartu piutang, dan lain-lain.
Di samping itu terdapat biaya atas sumber daya waktu dan sumber daya manusia.
Untuk manfaat atas penerapan SIA belum bisa dirasakan saat ini karena laporan
keuangan sesuai dengan SAK EMKM digunakan untuk kebutuhan kredit,
sedangakan saat ini telah ada Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang memberikan
pinjaman tanpa agunan kepada UMKM. SIA yang telah disusun dianggap terlalu
rumit untuk diterapkan dengan pengerjaan seorang diri oleh pemilik UMKM ARA
yaitu Ibu Tutut, sistem ini tidak sebanding antara waktu dan sumber daya yang
digunakan dengan hasil yang didapat dari SIA itu sendiri. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa manfaat dan biaya yang dikeluarkan untuk menerapkan SIA
untuk UMKM ARA tidak sebanding atau memiliki beban yang lebih besar
dibandingkan dengan manfaat yang didapat.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, tentunya masih banyak kekurangan dan keterbatas yang
dirasakan oleh peneliti. Adapun keterbatas dalam penelitian ini meliputi:
A. Penyusunan ini dilakukan pada saat UMKM ARA belum membutuhkan sistem
ini, sehingga belum bisa diterapkan setelah penelitian ini dilakukan
63
B. Penyusunan SIA untuk UMKM ARA berdasarkan transaksi yang terjadi pada
tahun 2016. Walaupun telah ada beberapa prediksi transaksi yang ada di masa
depan, namun terdapat kemungkinan muncul transaksi-transaksi baru yang
tidak direkomendasikan dalam penelitian ini.
C. Penyusunan laporan keuangan UMKM ARA masih menggunakan cara manual,
karena keterbatasan kemampuan dan perlengkapan yang terdapat di UMKM
ARA.
5.3 Saran
Dalam penelitian ini, peneliti memiliki beberapa saran untuk pihak-pihak
terkait ataupun untuk penelitian selanjutnya apabila penelitian ini akan
dikembagakan. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:
A. Untuk UMKM ARA, SIA yang sudah disusun oleh peneliti berdasarkan SAK
EMKM dapat digunakan untuk menyusun laporan keuangan tahun-tahun
selanjutnya apabila sistem ini sudah dibutuhkan, sehingga UMKM ARA
memiliki laporan keuangan yang akuntabel dan informatif.
B. Dalam penelitian selanjutnya dianjurkan untuk meninjau kembali transaksi
dalam penelitian ini. Apabila sudah tidak relevan maka penelitian selanjutnya
dapat menghapus transaksi yang sudah tidak relevan dan juga menambahkan
transaksi yang terjadi namun belum tercatat dalam penelitian ini serta
menambahkan kemungkinan transaksi yang mungkin terjadi di masa depan.
C. Dalam penelitian ini penyusunan SIA masih menggunakan cara manual.
Sehingga peneliti menganjurkan penelitian selanjutnya untuk terkomputerisasi
apabila memungkinkan, sehingga memudahkan penyusunan laporan keuangan
di UMKM ARA.
64
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik (BPS). Industri Mikro dan Kecil.
https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/35 diakses pada Maret 2017.
Defitri, Siska Yulia. (2015). BAB II Akun dan Kode Akun. Diakses dari website
https://www.academia.edu/5368934/BAB_II_AKUN_DAN_KODE_AKUN
Ervillia, Puspa. (2009). Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi
Pada Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus UKM Waroeng Cokelat Bogor).
Skripsi tidak diterbitkan. Program Sarjana Institut Pertanian Bogor.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). (2016). Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Mikro, Kecil, dan Menengah. Jakarta: IAI
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). (2009). Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik. Jakarta: IAI
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). (2013). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 1: Penyajian Laporan Keuangan. Jakarta: IAI
Indonesia. Undang-Undang tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. UU No
20 Tahun 2008. LN No. 9 tahun 1995
Jogiyanto, H.M. (2005). Analisa dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan
Terstruktur Teori dan Praktis Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: ANDI
Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. (2013). Financial Accounting
IFRS Edition. United States of America: Willey
Mulyadi. (2008). Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat
Manurung, Elvy Maria. (2011). Akuntansi dasar (untuk pemula). Jakarta:
Erlangga
Putra, Hermon Adhy, (2012). Penyusunan Laporan Keuangan Untuk Usaha Kecil
dan Mengenah (UKM) Berbasis Standar Akutansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP (Studi Kasus UD Multi Mulia Megah,
Tingkir Lor, Kecamatan Tingkit, Kota Salatiga). Skripsi tidak diterbitkan.
Program Sarjana Universitas Kristen Satya Wacana.
Romney, Marshall B. & Paul Jhon Steinbart. (2015). Sistem Informasi Akuntansi.
Edisi Ketiga Belas. Jakarta: Salemba Empat
___________________________________. (2005). Sistem informasi Akuntansi.
Edisi Sembilan. Jakarta: Salemba Empat
65
Soemarso S.R. (2004). Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Lima. Jakarta: Salemba
Empat
Sumarni, Murti & Salamah Wahyuni. (2006). Metodologi Penelitian Bisnis.
Yogyakarta: ANDI
Sugiono, Dr., Prof. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Program Kredit
Usaha Rakyat (KUR). http://www.tnp2k.go.id/id/tanya-jawab/klaster-
iii/progam-kredit-usaha-rakyat-kur/, diakses pada Agustus 2017
Wirartha, I Made. (2006). Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta:
ANDI
Yin, Robert K. (2004). Studi Kasus dan Metode, edisi revisi, Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Zuriah, N. (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan : Teori-Aplikasi.
Jakarta: Bumi Aksara