analisis evaporator
TRANSCRIPT
-
8/15/2019 Analisis Evaporator
1/12
BAB IV
ANALISIS
4.1. Analisis Percobaan
Tujuan percobaan evaporator ini yaitu salah satunya mempelajari prinsip evaporasi
keseluruhan serta faktor-faktor yang mempengaruhi proses evaporasi tersebut. Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya di subbab teori dasar, proses evaporasi dilakukan dengan cara
memanaskan larutan hingga terjadi pemisahan antara pelarut dengan zat yang terlarut. Dalam
percobaan ini, kami menggunakan fluida berupa air sebagai pelarut yang akan diuapkan dan
steam sebagai fluida panas untuk menguapkan pelarut. Pemilihan air dikarenakan sifat air
yang tidak korosif, tidak beracun dan tidak berbahaya serta ketersediaan yang melimpah danmudah didapatkan.
lat yang digunakan dalam percobaan ini adalah evaporator jenis climbing film.
!vaporator jenis ini beroperasi pada keadaan vakum menggunakan vacuum pump. Vacuum
pump ini berfungsi untuk menarik udara dari sistem sehingga tercipta kondisi bertekanan
rendah. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, salah satu faktor yang mempengaruhi laju
evaporasi adalah tekanan sistem. "mumnya, semakin rendah tekanan sistem, maka akan laju
evaporasi akan meningkat. #al ini dikarenakan uap air akan lebih mudah terbentuk pada
tekanan yang rendah atau titik didih air akan menurun seiring dengan penurunan tekanan
sistem. $leh karena itu, dalam percobaan evaporator ini, kami melakukan variasi tekanan
sistem dengan menggunakan vacuum pump dengan variasi % mm#g, &%% mm#g dan '%%
mm#g. Seperti yang ada pada tujuan percobaan yang kedua dari percobaan ini yaitu
mengetahui pengaruh perubahan tekanan sistem terhadap laju evaporasi dalam sistem.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sumber kalor yang digunakan untuk
menguapkan larutan adalah steam. Steam yang digunakan berada dalam kondisi jenuh
sehingga perpindahan kalor dari steam ke air akan mengkondensasikan steam menjadi
kondensat (fasa cair). Dalam percobaan ini, kami mengukur jumlah kondensat yang terbentuk
selama percobaan berlangsung. *emudian, larutan yang menerima kalor dari steam akan
mengalami proses evaporasi sehingga terjadi pemisahan antara zat terlarut dengan pelarutnya,
dalam hal ini air, menjadi larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat. #al ini dikarenakan
zat terlarut yang memiliki titik didih yang jauh lebih besar dibandingkan dengan pelarutnnya
(air).
-
8/15/2019 Analisis Evaporator
2/12
Selain dipengaruhi oleh tekanan operasi, laju evaporasi juga dipengaruhi salah
satunya oleh jenis aliran sirkulasi alami dan sirkulasi paksa. Dalam percobaan ini,
pengambilan data dilakukan pada dua kondisi aliran, yaitu aliran alami dan aliran paksa.
Percobaan aliran alami dilakukan dengan cara membuka katup + dan disesuaikan bukaannya
untuk mendapatkan maksimum steady recirculation rate, yang dapat dibaca pada .
Sedangkan, percobaan aliran paksa dilakukan dengan prosedur yang sama dengan percobaan
aliran alami namun dengan perbedaan membuka katup /0 dan menyesuaikan bukaan katup +1
dan + untuk dapat menghasilkan laju alir aliran yang diinginkan pada flo2meter.
Data-data yang diambil dalam percobaan evaporatrr ini adalah P &, P', ', , 3&, 3', 3,
T, T, T0, T4, t serta 5c. Pengambilan data ini didasarkan pada variasi nilai P &, yaitu %
mm#g, &%% mm#g, dan '%% mm#g. Dalam percobaan ini, kami mengambil data-data percobaan tersebut setiap ' menit. Data-data yang diambil selama eksperimen akan
digunakan untuk perhitungan laju evaporasi sehingga kita dapat mengetahui pengaruh
perubahan tekanan sistem dan perubahan suhu terhadap laju evaporasi yang diukur sebagai
parameter penting dalam proses evaporasi. +ontohnya, Pada percobaan & dan ' dibutuhkan
data P&, P', T0, t, 3' untuk mengetahui hubungan tekanan sistem terhadap laju evaporasi.
Dalam hal ini, kita mengambil dua variabel pembanding yaitu volume kondensat dan 2aktu
dari tiap-tiap temperatur.
4.2. Analisis Hasil Perhitungan
Pada percobaan evaporator kali ini didapatkan beberapa parameter
dan grafk yang akan dianalisis berdasarkan setiap tujuan dalam
percobaan ini.
4.2.1. Percobaan 1: Variasi Laju Evaporasi dengan Tekanan Sistem
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
tekanan sistem terhadap laju evaporasi pada kondisi paksa dan juga
kondisi sirkulasi alamiah. Pada pengolahan data bagian ini
didapatkan bahwa L2 meningkat seiring dengan pertambahan waktu
pada setiap tekanan. Tekanan sistem yang lebih tinggi, juga
menghasilkan nilai L2 yang lebih tinggi juga. Perbedaan tekanan
yang cukup besar menyebabkan driving force yang terjadi juga
semakin besar. Berikut ini adalah tabel yang membandingkan
peningkatan tekanan sistem terhadap laju evaporasi ratarata.
-
8/15/2019 Analisis Evaporator
3/12
Jenis Sirkuasi P1 !mm"g# E
Sirkulasi Alami
% 6,%&7'
&%% ,4%4%
'%% 6,041
Sirkulasi Paksa
% 6,'%1
&%% 6,461%'%% 6,041
Tabel diatas merupakan ringkasan pengolahan data mengenai
pengaruh tekanan sistem terhadap laju evaporasi. !ecara teoritis
seiring dengan meningkatnya tekanan sistem maka laju evaporasi
"#$ akan semakin berkurang. %al ini dikarenakan semakin tinggi
tekanan sistem maka konsentrasi air &asa dalam gas semakin
semakin besar, mendekati kondisi kesetimbangan uapcair.
'kibatnya semakin sulit air akan terevaporasi. Tetapi pada hasil
percobaan terdapat keanehan yang diperlihatkan dengan naik
turunnya lahu evaporasi.
Pada percobaan sirkulasi alami didapatkan bahwa dengan
kenaikan tekanan sistem maka laju evaporasi akan turun, namun
pada saat tekanan mencapai 2(( mm%g laju evaporasi kembali
naik. %al ini dapat disebabkan karena ketidak konsistenan )*dimana di set sebesar +.+ literjam. )* merupakan laju alir air, laju
alir air ini tentu akan memperngaruhi laju evaporasi pada tekanan
2(( mm%g dikhawatirkan nilai )* semakin besar sehingga jumlah
air akan semakin banyak dan dengan jumlah steam yang sama
maka steam akan sulit menguapkan air.
Pada percobaan konveksi alamiah seharusnya juga didapatkan
hasil yang sama yaitu penurunan laju evaporasi seiring dengankenaikan tekanan. Pada tekanan *(( mm%g ke 2(( mm%g terjadi
penurunan. -amun pada tekanan ( mm%g ke *(( mm%g terdapat
kenaikan yang cukup signifkan. %al ini dapat disebabkan karena
belum stabilnya sistem pada saat kondisi ( mm%g karena
perubahan tekanan dilakukan langsung.
Perlu diketahui juga bahwa P* adalah tekanan sistem dan P2
adalah tekanan dari steam. ari data pula terlihat bahwa saattekanan dari sistem "P*$ dinaikkan, maka P2 akan berkurang.
-
8/15/2019 Analisis Evaporator
4/12
Berkurangnya tekanan steam ini pula yang menyebabkan adanya
penurunan laju evaporasi. %al ini disebabkan karena titik didih
steam turun seiring berkurangnya tekanan dari steam tersebut.
Berkurangnya tekanan dari steam juga menyebabkan penurunandari suhu steam itu sendiri. ari data pula dapat dilihat bahwa
penurunan suhu steam lebih besar daripada penurunan titik didih air
saat suhu diturunkan.
Berdasarkan hukum termodinamika, tekanan dan suhu saling
berpengaruh. /etika tekanan dinaikkan, maka suhu akan naik atau
sebaliknya. alam percobaan ini, ketika tekanan steam turun, maka
akan terjadi penurunan titik didih dari steam yang digunakan.
Berdasarkan rumus 0
E= K 1U
E∆T
E
1ika nilai K 1 dan UE konstan, laju evaporasi akan semakin kecil
karena nilai ∆T E akan semakin kecil saat tekanan diturunkan.
Penurunan tekanan akan menurunkan kerja steam untuk
mentrans&er panas. %al ini dapat diamati dari suhu keluar steam "T!$
akan lebih tinggi pada tekanan system "P*$ yang rendah dibanding
T! pada P* yang lebih tinggi. !uhu keluar steam yang tinggi
menunjukkan bahwa steam hanya mentrans&er sedikit energi pada
tube evaporator.
Pengaruh sirkulasi terhadap laju evaporasi dapat dilihat pada grafk
dibawah ini
-
8/15/2019 Analisis Evaporator
5/12
( ( *(( *( 2(( 2(.2(((
.3(((
.+(((
.4(((
+.((((
+.2(((
+.3(((
+.+(((
+.4(((
5.((((
# vs P
'lami
Paksa
P
#
/etidak konsistenan penurunan laju evaporasi pada sirkulasi
alami dan paksa juga berdampak pada ketidak konsistenan
pengaruh jenis sirkulasi. !eharusnya sirkulasi paksa akan
menghasilkan laju evaporasi yang semakin besar. %al ini
disebabkan perpindahan panas pada sirkulasi paksa lebih baik
daripada sirkulasi alami. Perpindahan panas pada sirkulasi paksa
dibantu dengan pompa yang mengalirkan air lebih baik dan lebihbanyak sehingga gerakan gelembung ke atas akan semakin cepat
dan mempunyai luas permukaan kontak yang lebih besar pula. %al
ini akan menggerakan cairan dengan cepat pula sehingga waktu
tinggal dalam daerah pemanasan cukup singkat dan perpindahan
panas akan lebih baik.
4.2.2. Percobaan 2: Variasi Laju Sirkuasi dan Evaporasi dengan
Perbedaan Temperatur
Pada percobaan ini didapatkan garik yang menghubungkan
antara laju evaporasi "#$ dengan perbedaan suhu sistem dengan
steam "6T#$. 7rafk tersebut menunjukkan bahwa semakin besar
perbedaan suhu maka semakin besar pula laju evaporasi. !emakin
-
8/15/2019 Analisis Evaporator
6/12
besar perbedaan suhu, maka semakin besar energi panas yang
ditrans&er oleh steam. Tentunya ini akan berdampak pada
peningkatan laju evaporasi. %al ini sesuai dengan teori yang
dicerminkan oleh persamaan berikut0
E E T U K E
H Q E
∆=
=
&
8
( ) n E E T U ∆∝
( ) &'
+
∆=n
E T K E
7rafk dibawah ini memperlihatkan pengaruh perbedaan suhu
dengan laju evaporasi pada sirkulasi ilmiah dan juga paksa.
*.( *.* *.* *.2 *.2 *.8 *.8 *.3 *.3 *. *.(.52
(.53
(.5+
(.54
(.4
(.42
(.43
(.4+
'lami
Paksa
log dT
log #
!ecara garis besar dapat dilihat bahwa kenaikan lajuevaporator terjadi dengan naiknya perbedaan suhu steam dengan
suhu keluaran evaporator. !uhu keluaran air dari tube evaporator
menunjukkan titik didihnya pada tekanan yang diuji pada
percobaan.
-amun secara teoritis, akan lebih besar laju evaporasi pada
sirkulasi paksa karena sirkulasi paksa memberikan asupan kalor
tambahan pada sistem melalui sirkulasi cairan jenuh "konsentrat$yang merupakan hasil pemisahan dari uap dari kolom evaporasi.
-
8/15/2019 Analisis Evaporator
7/12
!irkulasi ini memiliki suhu yang lebih tinggi daripada &eed. engan
kalor yang dibawa oleh sirkulasi tersebut, evaporasi akan semakin
cepat.
4.2.3. Percobaan $: %embandingkan &eekonomisan untuk
Sirkuasi 'amia( dan Sirkuasi Paksa
Percobaan ini digunakan untuk menentukan tingkat
kekonomisam dari evaporator yang digunakan, baik melalui sirkulasi
alamiah dan sirkulasi paksa. !ecara umum &aktor utama yang
mempengaruhi keekonomisan sistem evaporator adalah banyaknya
perlakuan yang diberikan. Tingkat kekonomisan evaporator juga dipengaruhi suhu
umpan "dalam percobaan ini T$. 'pabila suhu umpan lebih rendah
dari titik didih maka entalpi penguapan pemanas sebagian akan
digunakan untuk proses pemanasan dan hanya sebagian sisanya
yang digunakan untuk proses evaporasi itu sendiri, alam percobaan
kali ini, suhu umpan lebih rendah dari titik didih, sehingga sebagian
entalpi steam akan digunakan untuk beban pemanasan tersebut.
ari pengolahan data yang telah dilakukan, dapat dilihatbahwa tingkat keekonomisan evaporator meningkat seiringnya
pertambahan waktu, hal ini berlaku baik untuk sirkulasi alamiah
ataupun sirkulasi paksa. %al ini disebabkan karena semakin tingginya
tekanan maka akan semakinnya tinggi suhu umpan yang
menyebabkan entalpi penguapan semakin lama semakin banyak
yang benarbenar digunakan untuk evaporasi.ari pengolahan data untuk percobaan ini didapatkan sebuah
grafk yang mengubungkan keekonomian dengan kenaikan tekanan
sistem.
-
8/15/2019 Analisis Evaporator
8/12
( ( *(( *( 2(( 2((.((
*(((.((
2(((.((
8(((.((
3(((.((
(((.((
+(((.((
#c vs P
'lami
Paksa
P
#c
( ( *(( *( 2(( 2(8+((.((
84((.((
3(((.((
32((.((
33((.((
3+((.((
34((.((
(((.((
#c vs P
'lami
Paksa
P
#c
!ecara teoritis kenaikan tekanan sistem akan memperbesar
keekonomisan. /arena tekanan sistem akan memperbesar laju
evaporasi yang akan mempengaaruhi nilai 9# . !esuai dengan
persamaan, E
C =
W E
Q
Pada percobaan ini terlihat bahwa nilai #c mengalami :uktuasi
dimana seharusnya akan selalu naik. %al ini disebabkan karena tidak
sempurnanya perpindahan panas yang terjadi dalam evaporator
karena ketidak konsisten laju alir alir )*.
-
8/15/2019 Analisis Evaporator
9/12
!ecara teoritis nilai keekonomian sirkulasi paksa akan lebih
besar dari sirlkulasi alami dikarenakan laju evaporator yang semakin
besar dan perpindahan panas yang lebih baik yang terjadi pada
evaporator. %al ini dapat disebkan karena nilai )8 yang selaluberubah atau tidak konsisten. -ilai keekonomian yang baik
didapatkan pada tekanan 2(( mm%g yang menyatakan bahwa #c
cenderung mempunyai nilai tertinggi untuk sirkulasi alami maupun
sirkulasi paksa.
'pabila dilihat dari grafk tersebut terlihat bahwa secara garis
besar tingkat keekonomisan sirkulasi paksa lebih besar dibandingkan
dengan sirkulasi alamiah. %al ini disebabkan karena pada sirkulasi
paksa laju evaporator lebih tinggi sehingga pada evaporator terjadi
perpindahan panas yang lebih baik dibandingkan pada sirkulasi
alamiah. %asil yang didapatkan pada percobaan kali ini sesuai dengan
teori yang ada dimana evaporator dengan sirkulasi paksa lebih efsien
dibandingkan dengan evaporator menggunakan sirkulasi alami.
4.2.4. Percobaan 4: %eng(itung )eraca Energi untuk Sirkuasi
'amia( dan Paksa
!ecara teoritis diketahui bahwa jumlah air di dalam umpan
sama dengan jumlah air kondensat dan jumlah air di konsentrat. %al
ini ditunjukkan dengan neraca massa 0
C E F W W W +=
dan neraca energi 0
sC C E E s F F QW W H QW ..... ++=+
-amun, hasil yang didapat dalam percobaan tidak
sepenuhnya sesuai dengan neraca massa dan energi di atas, tetapi
terjadi penyimpangan yang ditunjukkan dengan kesalahan relati&
yang relati& besar. Baik untuk sirkulasi alami dan sirkulasi paksa nilai
kesalahan relati& untuk neraca energi lebih besar dibandingkan
dengan neraca massa. ari hasil perhitungan didapatkan hasil
sebagai berikut0
Sirku P ; ( mm%gC E F W W W +
-
8/15/2019 Analisis Evaporator
10/12
asi
aami
sC C E E s F F QW W H QW ..... ++
-
8/15/2019 Analisis Evaporator
11/12
yang steady. *esalahan yang terjadi bisa diakibatkan dari kebocoran pipa terutama
pada sambungan-sambungan pipa. #al ini ditemui pada saat melakukan praktikum,
sehingga kondisi lantai terdapat air tetesan dan jumlah air yang bocor tersebut pasti
akan memengaruhi neraca massa dan energi yang ada pada sistem. #al ini
mengakibatkan sistem menjadi tidak dalam kondisi steady lagi. Penyebab lainnya
mungkin disebabkan oleh kesulitan praktikan membaca nilai tekanan maupun
temperatur yang tidak stabil atau kondisi tekanan sistem yang kurang stabil sehingga
seringkali berubah dari pengesetan a2al. Padahal, tekanan ini diharapkan tetap
konstan sehingga akan memberikan perbandingan yang lebih akurat.$leh karena itu,
persamaan tersebut tidak dapat dipakai untuk menentukan neraca massa dan energi
dalam sistem. *esalahan relatif energi yang besar ini juga bisa disebabkan oleh
adanya panas yang hilang ke lingkungan. Selain itu, adanya kesalahan relatif dalam
sistem juga bisa disebabkan pula oleh laju feed dan laju sirkulasi yang harus dijaga
konstan. 9amun, pada kenyatannya nilainya tidak stabil.
4.3. Analisis esalahan
*ami menganalisa beberapa kesalahan yang mungkin dapat mempengaruhi hasil
pengolahan yaitu sebagai berikut:• *eluaran kondensat steam yang kontak dengan larutan pada #! shell and tube tidak
stabil (kadang cepat dan kadang lambat). #al ini dapat mengakibatkan tidak stabilnya
nilai laju alir kondensat steam (Qc) yang tercatat oleh praktikan.
• 3aju alir air pada (+4) tidak stabil yang menjadi salah satu bentuk ketidakpastian dan
kesalahan dalam praktikum ini.
• Pengukuran 2aktu yang kurang tepat
• Pengaturan tekanan sistem yang dikontrol dengan pompa vakum tidak stabil dan
membuat terkadang tekanan sistem berubah.
• Pembacaan hasil pengukuran yang tidak akurat dikarenakan skala yang tidak jelas dan
kesalahan paralaks. #al ini kemungkinan besar terjadi pada saat membaca skala volume
pada gelas beaker atau tabung kondensat
• 'sumsi bahwa steam dari keluaran shell evaporator adalah saturated
li
-
8/15/2019 Analisis Evaporator
12/12
cenderung konstan pada semua variasi yang dilakukan pada
percobaan. engan kondisi masukan steam yang tidak divariasikan
"relati& konstan sepanjang percobaan berlangsung$ maka keluaran
seharusnya memiliki laju cairan yang bervariasi pula bila keluarannyamasih berada pada titik didihnya. Pernyataan ini didukung dengan laju
steam tetap, tetapi energi yang ditrans&er ke evaporator bervariasi.
1ika asumsi keluaran steam masih berada pada titik didih, maka
seharusnya masih ada keluaran yang ber&asa uap dan mengurangi
&raksi cairan pada keluaran steam. Berdasarkan alasan ini maka suhu
keluaran steam tidak bisa ditentukan dari steam table dengan
mengacu pada tekanan jenuhnya.