analisis diferensiasi kepuasan kerja melalui (studi … · analisis diferensiasi kepuasan kerja...

119
ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI NEGERI SIPIL RUMAH SAKIT Dr. H. MARZOEKI MAHDI. BOGOR) AGUS SULAIMAN H24087020 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Upload: tranxuyen

Post on 11-Mar-2019

243 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI

HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW

(STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON

PEGAWAI NEGERI SIPIL RUMAH SAKIT Dr. H. MARZOEKI

MAHDI. BOGOR)

AGUS SULAIMAN

H24087020

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2011

Page 2: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

RINGKASAN

AGUS SULAIMAN. H24087020. Analisis Diferensiasi Kepuasan Kerja Melalui Hierarki Kebutuhan Maslow (Studi Kasus Pegawai Negeri Sipil dan Non Pegawai Negeri Sipil Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi. Bogor). Dibawah bimbingan MUHAMMAD SYAMSUN dan LINDAWATI KARTIKA.

Rumah Sakit DR. H. Marzoeki Mahdi memiliki pegawai tetap (PNS) dan pegawai kontrak (Non PNS). Perbedaan status kepegawaian tersebut akan mempengaruhi bagaimana perilaku pegawai tersebut dalam bekerja demi organisasi, sehingga akan mempengaruhi motivasi dan kepuasan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi faktor motivasi kerja pegawai negeri sipil dan non pegawai negeri sipil Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi berdasarkan Hierarki Kebutuhan Maslow,(2) mengidentifikasi faktor kepuasan kerja pegawai negeri sipil dan non pegawai negeri sipil, (3) menganalisa diferensiasi kepuasan antara pegawai negeri sipil dan non pegawai negeri sipil, (4) mengetahui pengaruh Hierarki Kebutuhan Maslow terhadap kepuasan kerja pegawai negeri sipil dan non pegawai negeri sipil, dan (5) mengetahui faktor apakah yang paling mempengaruhi kepuasan kerja pegawai berdasarkan Hierarki Kebutuhan Maslow. Data primer diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan penyebaran kuesioner. Jumlah sampel yang diambil adalah 87 untuk PNS dan 78 untuk Non PNS dengan teknik pengambilan sampling cluster proporsional purposif sampling. Analisa data dilakukan dengan metode Regresi Linear Berganda dan juga Uji t. Pengolahan data dengan menggunakan software SPSS 17, Minitab dan Microsoft Office Excel.

Dari hasil pengolahan data diperoleh motivasi dan kepuasan kerja PNS (3,06) lebih besar dari pada Non PNS (2,78). Faktor motivasi tertinggi PNS adalah kebutuhan aktualisasi diri dengan nilai rataan skor 3,11 sedangkan motivasi tertinggi Non PNS adalah Kebutuhan penghargaan dengan nilai rataaan skor 3,03.

Dari hasil uji regresi linear berganda PNS kebutuhan aktualisasi diri paling berpengaruh terhadap turnover, tingkat pekerjaan, ukuran organisasi, kemudian kebutuhan sosial paling berpengaruh terhadap tingkat kehadiran, dan kebutuhan keamanan terhadap umur. Sedangkan untuk Non PNS kebutuhan aktualisasi diri berpengaruh terhadap turnover, tingkat kehadiran, umur, tingkat pekerjaan, dan ukuran organisasi.

Uji t PNS diperoleh variabel turnover paling signifikan dipengaruhi oleh kebutuhan sosial, tingkat kehadiran paling signifikan dipengaruhi oleh kebutuhan aktualisasi diri, variabel umur paling signifikan dipengaruhi oleh kebutuhan sosial, tingkat pekerjaan paling signifikan dipengaruhi oleh kebutuhan fisiologis, dan variabel ukuran organisasi paling signifikan dipengaruhi oleh kebutuhan sosial. Sedangkan uji t Non PNS diperoleh variabel turnover tidak signifikan dipengaruhi variabel motivasi, variabel tingkat kehadiran paling signifikan dipengaruhi oleh kebutuhan fisiologis, variabel umur paling signifikan dipengaruhi oleh kebutuhan keamanan, variabel tingkat pekerjaan paling signifikan dipengaruhi oleh kebutuhan fisiologis, dan variabel ukuran organisasi paling signifikan dipengaruhi oleh kebutuhan sosial.

Page 3: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

Berdasarkan pengujian terhadap keseluruhan responden pegawai Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi diperoleh bahwa keseluruhan pegawai sudah memiliki motivasi (2,93) dan kepuasan kerja (2,83).

Hasil uji t antara motivasi kerja terhadap kepuasan kerja diperoleh motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi.

Page 4: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW

(STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI NEGERI SIPIL RUMAH SAKIT Dr. H. MARZOEKI

MAHDI. BOGOR)

Oleh

AGUS SULAIMAN

H24087020

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2011

Page 5: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW

(STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI NEGERI SIPIL RUMAH SAKIT Dr. H. MARZOEKI

MAHDI. BOGOR)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh:

Agus Sulaiman

H24087020

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2011

Page 6: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

Judul Skripsi : Analisis Diferensiasi Kepuasan Kerja Melalui Hierarki Kebutuhan Maslow (Studi Kasus Pegawai Negeri Sipil Dan Non Pegawai Negeri Sipil Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi. Bogor)

Nama : Agus Sulaiman NIM : H24087020

Menyetujui

Mengetahui :

Ketua Departemen,

( Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc )

NIP : 196101231986011002

Tanggal Lulus :

Pembimbing II,

(Lindawati Kartika, SE. Msi) NIP : 198601182009122001

Pembimbing I,

(Dr.Ir.Muhammad Syamsun, M.Sc) NIP : 195002271974121001

Page 7: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Gunungtua 08 Agustus 1986. Penulis merupakan putra

ketiga dari lima bersaudara pasangan Bapak Kamaruddin Nasution dan Ibu Soriana

Rambe.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Pintupadang tahun

1999. Kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri 1 Batang Angkola dan lulus pada

tahun 2002. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri

4 Padangsidempuan dan lulus pada tahun 2005.

Penulis menyelesaikan pendidikan Diploma III tahun 2008 pada Program

Studi Supervisor Jaminan Mutu Pangan Institut Pertanian Bogor. Pada tahun yang

sama, penulis melanjutkan kuliah di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen,

Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB. Selama

mengikuti perkuliahan penulis aktif dalam beberapa organisasi yaitu Pengurus

KAMUS (Keluarga Muslim Ekstensi) 2008-2009 dan Ketua Departemen

Kewirausahaan Extension of Management Club FEM IPB 2009-2010.

v

Page 8: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah

mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini dengan baik. Skripsi berjudul Analisis Diferensiasi

Kepuasan Kerja Melalui Hierarki Kebutuhan Maslow (Studi Kasus Pegawai Negeri

Sipil Dan Non Pegawai Negeri Sipil Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi. Bogor),

merupakan salah satu prasyarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Shalawat dan salam semoga

senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk

penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Maret 2011

Penulis

vi

Page 9: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian penelitian dan

penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan dan dukungan, baik

secara moril maupun materiil dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan rasa terima

kasih yang setulusnya dan sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr.Ir.Muhammad Syamsun, M.Sc dan Ibu Lindawati Kartika, SE. Msi

selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi

dalam penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Farida Ratna Dewi, SE. MM sebagai dosen penguji yang telah bersedia

meluangkan waktunya dan memberikan masukan kepada panulis.

3. Ibu Marni di Bagian Diklat dan Bapak Landberto Framenus, SE, MM selaku

pembimbing lapang atas kesempatan dan bantuannya dalam menyelesaikan

skripsi ini.

4. Ayah dan Ibu (Kamaruddin Nasution dan Ibu Soriana Rambe) yang aku cintai

yang telah membesarkan dengan penuh kasih sayang, memberikan dorongan,

semangat dan do’a yang tak henti-hentinya bagi penulis dan juga kepada Kakak,

abangku, serta adik-adikku terima kasih untuk doa serta dukungannya.

5. Keluarga besar Ekstensi Manajemen Angkatan lima.

6. Teman satu kosan di Bogor: Rasyid, Hasrul, Juned, Haris, Kiki, Bode, Oky

Muslim dan Rahmat, terima kasih telah berbagi dengan penulis selama penulis

berada di Bogor.

7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuan yang telah

diberikan dalam penyusunan skripsi ini.

vii

Page 10: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... v KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar belakang ...................................................................................... 1 1.2 Rumusan masalah ................................................................................. 5 1.3 Tujuan penelitian .................................................................................. 5 1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 5 1.5 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 7

2.1 Rumah Sakit ......................................................................................... 7 2.2 Motivasi ................................................................................................ 7

2.2.1 Manfaat motivasi ......................................................................... 8 2.2.2 Teori-teori motivasi ..................................................................... 9 2.2.3 Prinsip-prinsip dalam motivasi kerja karyawan .......................... 12 2.2.4 Elemen penggerak motivasi ........................................................ 13 2.2.5 Bentuk motivasi........................................................................... 15

2.3 Kepuasan kerja ..................................................................................... 17 2.3.1 Teori-teori kepuasan kerja ........................................................... 18 2.3.2 Variabel-variabel kepuasan kerja ................................................ 19 2.3.3 Faktor-faktor kepuasan kerja ....................................................... 20

2.4 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 21

III. METODE PENELITIAN .......................................................................... 24

3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ........................................................... 24 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 28 3.3 Metode Penelitian ................................................................................. 28

3.3.1 Jenis data dan sumber data .......................................................... 28 3.3.2 Metode pengumpulan data .......................................................... 28 3.3.2 Metode pengambilan contoh ....................................................... 30 3.3.4 Variabel-variabel penelitian ........................................................ 32 3.3.5 Metode (Skala) Pengukuran ........................................................ 32

3.4 Metode Pengolahan Data dan Analisis Data ........................................ 33 3.4.1 Uji validitas ................................................................................. 32

viii

Page 11: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

3.4.2 Uji realibilitas .............................................................................. 32 3.4.2 Analisis deskriptif statistika ........................................................ 35 3.4.2 Analisis regresi linear berganda .................................................. 35 3.4.2 Uji t .............................................................................................. 37

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 38

4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit .......................................................... 38 4.1.1 Sejarah Rumah Sakit DR. H. Marzoeki Mahdi ........................... 38 4.1.2 Visi, misi dan tujuan .................................................................... 39 4.1.2 Struktur organisas ........................................................................ 40 4.1.4 Ketenaga kerjaan ......................................................................... 41

4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ............................................... 41 4.3 Karakteristik Responden ....................................................................... 42 4.4 Analisa Motivasi PNS dan Non PNSRumah Sakit Dr. H. Marzoeki

Mahdi ..................................................................................................... 48 4.4.1 Analisa motivasi kerja PNS dan Non PNS pada kebutuhan

fisiologis ..................................................................................... 49 4.4.2 Analisa motivasi kerja PNS dan Non PNS pada kebutuhan

keamanan .................................................................................... 50 4.4.3 Analisa motivasi kerja PNS dan Non PNS pada kebutuhan

sosial ........................................................................................... 51 4.4.4 Analisa motivasi kerja PNS dan Non PNS pada kebutuhan

penghargaan ................................................................................ 52 4.4.5 Analisa motivasi kerja PNS dan Non PNS pada kebutuhan

aktualisasi diri ............................................................................. 52 4.5 Analisa Kepuasan PNS dan Non PNS Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki

Mahdi ................................................................................................... 54 4.4.1 Analisa kepuasan kerja PNS dan Non PNS pada turover ........... 54 4.4.2 Analisa kepuasan kerja PNS dan Non PNS pada tingkat

kehadiran ..................................................................................... 55 4.4.3 Analisa kepuasan kerja PNS dan Non PNS pada umur .............. 56 4.4.4 Analisa kepuasan kerja PNS dan Non PNS pada tingkat

pekerjaan ..................................................................................... 57 4.4.5 Analisa kepuasan kerja PNS dan Non PNS pada ukuran

organisasi .................................................................................... 57 4.6 Pengujian Asumsi Klasik ..................................................................... 60 4.7 Analisis Regresi Linear berganda ........................................................ 64 4.8 Uji t Motivasi Terhadap Kepuasan ....................................................... 70

4.8.1 Uji t motivasi terhadap kepuasan PNS ....................................... 71 4.8.2 Uji t motivasi terhadap kepuasan Non PNS ................................ 72

4.9 Analisa Motivasi untuk Keseluruhan Pegawai ..................................... 73 4.9.1 Analisa motivasi kerja berdasarkan kebutuhan fisiologis ........... 73 4.9.2 Analisa motivasi kerja berdasarkan kebutuhan keamanan .......... 74 4.9.3 Analisa motivasi kerja berdasarkan kebutuhan sosial ................. 75 4.9.4 Analisa motivasi kerja berdasarkan kebutuhan penghargaan ..... 75 4.9.5 Analisa motivasi kerja berdasarkan kebutuhan aktualisasi diri .. 75

4.10 Analisa Kepuasan untuk Keseluruhan Pegawai Mahdi ........................ 76 4.10.1 Analisa kepuasan kerja berdasarkan turover ............................. 76

ix

Page 12: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

4.10.2 Analisa kepuasan kerja berdasarkan tingkat kehadiran ............. 76 4.10.3 Analisa kepuasan kerja berdasarkan umur ................................ 77 4.10.4 Analisa kepuasan kerja berdasarkan tingkat pekerjaan ............. 77 4.10.5 Analisa kepuasan kerja berdasarkan ukuran organisasi ............ 78

4.11 Analisis Regresi Linear Berganda Berganda Keseluruhan Pegawai .... 79 4.12 Uji Regresi Linear Sederhana Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan

Kerja ..................................................................................................... 82 4.14 Uji t Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja ................................... 83 4.14 Uji t Keseluruhan Pegawai ................................................................... 83 4.14 Implikasi Manajerial ............................................................................ 84

KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 88

1. Kesimpulan .................................................................................................... 88 2. Saran .............................................................................................................. 89

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 90

LAMPIRAN ..................................................................................................... 92

x

Page 13: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Jumlah pembagian responden PNS berdasarkan spesifikasi pekrjaan di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi ............................................................ 31

2. Jumlah pembagian responden Non PNS berdasarkan spesifikasi pekrjaan di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi ....................................................... 31

3. Skala Penilaian ............................................................................................... 33 4. Sebaran responden pegawai Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi ............... 42 5. Motivasi kerja PNS dan Non PNS pada kebutuhan fisiologis ....................... 48 6. Motivasi kerja PNS dan Non PNS pada kebutuhan keamanan ...................... 49 7. Motivasi kerja PNS dan Non PNS pada kebutuhan sosial ............................. 51 8. Motivasi kerja PNS dan Non PNS pada kebutuhan penghargaan .................. 52 9. Motivasi kerja PNS dan Non PNS pada kebutuhan aktualisasi diri ............... 52 10. Kepuasan kerja PNS dan Non PNS pada turnover ....................................... 54 12. Kepuasan kerja PNS dan Non PNS pada umur ............................................ 55 13. Kepuasan kerja PNS dan Non PNS pada tingkat pekerjaan ......................... 56 13. Kepuasan kerja PNS dan Non PNS pada tingkat pekerjaan ......................... 57 14. Kepuasan kerja PNS dan Non PNS pada ukuran organisasi ........................ 57 15. Nilai rataan skor motivasi kerja PNS dan Non PNS .................................... 59 16. Nilai rataan skor kepuasan kerja PNS dan Non PNS ................................... 59 17. Hasil uji multikolinearitas PNS .................................................................... 63 18. Hasil uji multikolinearitas Non PNS ............................................................ 63 19. Uji Heteroskedastisitas PNS dengan Spearman’s rho .................................. 64 20. Uji Heteroskedastisitas Non PNS dengan Spearman’s rho .......................... 64 21. Hasil output regresi linear berganda motivasi terhadap turnover PNS dan

Non PNS ....................................................................................................... 65 22. Hasil output regresi linear berganda motivasi terhadap tingkat kehadiran

PNS dan Non PNS ........................................................................................ 66 23. Hasil output regresi linear berganda motivasi terhadap umur PNS dan

Non PNS ....................................................................................................... 68 24. hasil output regresi linear berganda motivasi terhadap tingkat pekerjaan

PNS dan Non PNS ........................................................................................ 68 25. Hasil output regresi linear berganda motivasi terhadap ukuran

organisasi PNS dan Non PNS ....................................................................... 69 26. Pendugaan motivasi terhadap kepuasan kerja .............................................. 70 27. Hasil uji t motivasi dengan kepuasan PNS ................................................... 72 28. Hasil uji t motivasi dengan kepuasan Non PNS ........................................... 73 29. Motivasi kerja berdasarkan kebutuhan fisiologis ......................................... 73 30. Motivasi kerja berdasarkan kebutuhan keamanan ........................................ 74 31. Motivasi kerja berdasarkan kebutuhan sosial ............................................... 75 32. Motivasi kerja berdasarkan kebutuhan penghargaan ................................... 75 33. Motivasi kerja berdasarkan kebutuhan aktualisasi diri ................................ 76 34. Kepuasan kerja berdasarkan turnover .......................................................... 76 35. Kepuasan kerja berdasarkan tingkat kehadiran ............................................ 77

xi

Page 14: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

36. Kepuasan kerja berdasarkan umur ............................................................... 77 37. Kepuasan kerja berdasarkan tingkat pekerjaan ............................................ 78 38. Kepuasan kerja berdasarkan ukuran organisasi ............................................ 78 39. Nilai rataan skor motivasi dan kepuasan kerja keseluruhan pegawai .......... 79 40. Hasil output regresi linear berganda motivasi terhadap turnover

keseluruhan pegawai ..................................................................................... 79 41. Hasil output regresi linear berganda motivasi terhadap tingkat kehadiran

keseluruhan pegawai ................................................................................... 80 42. Hasil output regresi linear berganda motivasi terhadap umur keseluruhan

pegawai ......................................................................................................... 80 43. Hasil output regresi linear berganda motivasi terhadap tingkat pekerjaan

keseluruhan pegawai ..................................................................................... 81 44. Hasil output regresi linear berganda motivasi terhadap ukuran organisasi

untuk keseluruhan pegawai .......................................................................... 82 45. Kesimpulan uji t motivasi terhadap kepuasan keseluruhan pegawai ........... 83

xii

Page 15: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 26 2. Operasional Konsep Pemikiran ...................................................................... 27 3. Jenis kelamin responden PNS dan Non PNS ................................................. 44 4. Umur responden PNS dan Non PNS .............................................................. 44 5. Status pernikahan responden PNS dan Non PNS ........................................... 45 6. Pendidikan terakhir responden PNS dan Non PNS ........................................ 45 7. Lama bekerja responden PNS dan Non PNS ................................................. 46 8. Jumlah tanggunagn responden PNS dan Non PNS ........................................ 47 9. Divisi/bagian pekerjaan responden PNS dan Non PNS ................................. 47 10. Rata-rata penghasilan respondenPNS dan Non PNS ................................... 48 11. Histogram Sebaran data PNS dan Non PNS ................................................ 61 12. Normal P-P Plot Sebaran data PNS dan Non PNS ....................................... 62 13. Motivasi Pegawai Berdasarkan Piramida Kebutuhan Maslow .................... 84

Xiii

Page 16: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Kuesioner penelitian ...................................................................................... 93 2. Hasil uji validitas ............................................................................................ 99 3. Struktur organisasi Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi ............................. 101 4. Denah Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi ................................................. 102 5. Lembar penilaian daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) pegawai

negeri sipil (PNS) Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi .............................. 103

xiv

Page 17: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Rumah sakit adalah suatu organisasi yang padat karya. Dalam rumah

sakit terdiri dari beberapa unsur pendukung, antara lain dokter sebagai tenaga

medis, paramedis, obat-obatan dan para pegawai sebagai pengelola rumah sakit.

Rumah sakit sebagai organisasi yang memberikan layanan kesehatan harus

mempunyai komitmen memberikan layanan kesehatan yang berkualitas bagi

masyarakat ataupun pasiennya. Rumah sakit sebagai tempat layanan kesehatan

tentu harus mendukung kelengkapan dan kenyamanan pelayanan. Rumah sakit

yang sukses adalah rumah sakit yang mampu mengelola sumber daya manusia

menjadi kekuatan yang dapat bersatu, memiliki komitmen dan motivasi kerja

yang tinggi melalui manajemen sumber daya manusia. Sumber daya manusia

disingkat SDM merupakan kemampuan yang dimiliki setiap manusia.

Manajemen sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya fikir

dan daya fisik yang dimiliki individu. Perilaku dan sifatnya ditentukan oleh

keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh

keinginan-keinginan untuk memenuhi kepuasan. SDM atau manusia menjadi

unsur pertama dan utama dalam setiap aktivitas yang dilakukan.

Aktivitas individu dalam organisasi atau perusahaan tidak dapat

dipisahkan dari masalah kerja, kerja sebagai salah satu perwujudan aktivitasnya,

baik fisik maupun mental. Bekerja merupakan suatu kegiatan yang unik,

menyangkut aspek, psikologi, ekonomi, masyarakat, kematangan kepribadian

dan aspek kekuasaan, sehingga dapat dikatakan bahwa manusia tidak dapat

dilepaskan dari pekerjaan dan kerja merupakan salah satu cara untuk memenuhi

kebutuhan manusia baik yang bersifat fisik, maupun sosial. Dalam suatu

organisasi akan banyak melihat ada individu yang begitu rajin dan tekun dalam

bekerja, selalu berusaha mencapai prestasi yang lebih baik, dan tidak mudah

puas dengan hasil yang telah dicapai, sementara ada pula orang sudah merasa

puas dengan prestasi yang sedang-sedang saja dan tidak terdorong untuk meraih

prestasi yang lebih baik lagi. Bahkan ada juga individu yang terlihat asal-asalan

Page 18: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

2

saja dalam bekerja, mudah putus asa, dan menganggap tugas yang diterima

sebagai beban. Hal ini dapat disebabkan dalam suatu organisasi biasanya terdiri

atas individu-individu yang mempunyai latar belakang kehidupan yang berbeda

satu sama lainnya, sehingga mempunyai tujuan yang berbeda dengan tujuan

organisasi.

Rumah Sakit Dr. H Marzoeki Mahdi yang terletak di bogor merupakan

salah satu rumah sakit milik pemerintah. Rumah Sakit Dr. H Marzoeki Mahdi

merupakan rumah sakit yang pada awalnya didirikan khusus untuk menangani

pasien yang mengalami sakit jiwa. Pelayanan kesehatan yang diberikan pada

awalnya juga hanya berfokus pada pelayanan kesehatan jiwa. Seiring dengan

berjalannya waktu dan kebutuhan akan layanan kesehatan yang semakin

meningkat Rumah Sakit Dr. H Marzoeki Mahdi sekarang tidak lagi hanya

menangani penyakit kejiwaan tetapi juga pelayanan kesehatan secara umum.

Adanya Perubahan tersebut secara langsung ataupun tidak langsung akan

memberikan dampak yang positif maupun negatif bagi motivasi kerja pegawai.

Motivasi kerja erat kaitannya dengan kepuasan kerja. Kepuasan kerja

merupakan respon seseorang terhadap berbagai macam situasi dalam lingkungan

kerja, termasuk didalamnya respon terhadap komunikasi yang berlangsung

dalam suatu organisasi atau perusahaan. Komunikasi yang tidak terjalin secara

baik antara pimpinan dengan pegawai dapat menjadi kendala dalam

mewujudkan kepuasan kerja.

Kepuasan kerja menjadi menarik untuk diamati karena memberikan

manfaat, baik dari segi individu maupun dari segi kepentingan industri. Bagi

individu diteliti tentang sebab dan sumber kepuasan kerja, serta usaha yang

dapat dilakukan untuk meningkatkan kepuasan individu, sedangkan bagi

industri, penelitian dilakukan untuk kepentingan ekonomi, yaitu pengurangan

biaya produksi dan peningkatan produksi yang dihasilkan dengan meningkatkan

kepuasan kerja.

Kepuasan kerja seharusnya merupakan penentu utama dari perilaku

anggota organisasi atau organizational citizenship behavior. Kepuasan kerja

yang tinggi atau baik akan membuat pegawai semakin loyal kepada perusahaan

atau organisasi. Pegawai yang tidak merasa puas terhadap pekerjaanya,

Page 19: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

3

cenderung akan melakukan atau penghindar dari situasi-situasi pekerjaan baik

yang bersifat fisik maupun fisiologis. Kepuasan dapat diperolehnya dari

pekerjaannya dan kepuasan kerja pegawai merupakan kunci pendorong moral,

kedisiplinan, dan prestasi kerja pegawai dalam mendukung terwujudnya tujuan

perusahaan.

Seseorang yang memperoleh kepuasan kerja dari pekerjaannya, akan

mempertahankan prestasi kerja yang tinggi, sekalipun tidak bisa berbangga

dengan gaji yang diterima, jaminan kerja atau kondisi kerja lainnya. Seorang

pegawai yang tidak mendapatkan kepuasan dalam pekerjaannya, yang bosan

dengan tugas-tugasnya, cepat atau lambat tidak akan dapat diandalkan, menjadi

tukang mangkir atau buruk prestasi kerjanya.

Rumah Sakit Dr. H Marzoeki Mahdi memiliki banyak pegawai yang

terdiri dari pegawai tetap atau disebut PNS dan pegawai kontrak atau disebut

Non PNS. Fenomena munculnya istilah pegawai kontrak yang dibuat oleh

kebijakan organisasi atau perusahaan, banyak menimbulkan persoalan,

khususnya di kalangan pegawai kontrak. Karena aktivitas kerja dalam organisasi

selalu dibayangi perasaan ketidakpastian, khususnya menjelang kontrak

berakhir. Mengingat munculnya perasaan dan pikiran penuh ketidakpastian yang

terus datang, maka implikasi fisiologis terhadap kinerja pegawai akan nampak

pada motivasi kerja pegawai kontrak. Namun demikian, ketidakpastian masa

depan juga bisa menambah semangat kerja atau motivasi kerja pegawai kontrak

untuk semakin produktif dan mendapatkan penilaian lebih dari perusahaan. Hal

ini karena produktivitas dan kinerja pegawai kontrak merupakan penilaian utama

diperpanjangnya masa kontrak mereka oleh perusahaan. Salah satu faktor yang

harus dimiliki para pegawai adalah motivasi kerja dan terus berusah untuk

berprestasi dalam bekerja, yang berfungsi untuk memacu semangat kerja dan

prestasi kerja pegawai. Kecenderungan terbesar perusahaan atau organisasi

menggunakan pegawai kontrak lebih disebabkan adanya kontrol perusahaan

terhadap produktivitas dan kinerja pegawai.

Pembedaan status antara PNS dan Non PNS yang diberikan pihak rumah

sakit kepada pegawainya merupakan salah satu hal yang mempengaruhi

bagaimana perilaku pegawai tersebut dalam bekerja demi organisasi, sehingga

Page 20: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

4

akan mempengaruhi motivasi, kepuasan dan kinerja pegawai dalam mencapai

tujuan yang ditetapkan perusahaan. Dengan adanya pegawai tetap dan kontrak

akan ada indikasi persoalan yang terkait dengan kepuasan kerja pegawai.

Sedangkan persoalan yang diindikasikan terkait dengan motivasi kerja adalah

dengan adanya sistem penilaian kerja dan remunerasi internal perusahaan.

Rumah Sakit Dr. H Marzoeki Mahdi juga memberikan penghargaan bagi

pegawai yang mungkin akan mempengaruhi motivasi pegawai disana.

Penurunan motivasi kerja dapat terjadi karena banyak faktor baik dari

internal pegawai maupun dari eksternal pegawai itu sendiri. Untuk itu pimpinan

rumah sakit harus mencari cara untuk meningkatkan efektivitas kerja para

pegawai dengan memberikan motivasi kerja kepada pegawai dan juga dapat

meningkatkan kepuasan kerja pegawai. Motivasi dapat berupa pemenuhan

kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman dan sebagainya. Suntikan motivasi dan

peningkatan kepuasan kerja pegawai diharapkan akan berimplikasi pada

produktivitas pegawai.

Motivasi merupakan hal yang sangat diharapkan sebuah organisasi atau

perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pegawai yang terdapat

dalam perusahaan akan berpartisipasi secara optimal jika memiliki kepuasan dan

motivasi dalam melakukan aktivitas atau pekerjaannya. Untuk itulah dalam

kesempatan ini peneliti merasa tertarik mengambil penelitian dengan

mengangkat judul: Analisis Diferensiasi Kepuasan Kerja Melalui Hierarki

Kebutuhan Maslow (Studi Kasus Pegawai Negeri Sipil dan Non Pegawai Negeri

Sipil Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi. Bogor).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Apakah yang menjadi faktor motivasi kerja pegawai negeri sipil dan non

pegawai negeri sipil Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi berdasarkan

Hierarki Kebutuhan Maslow?

2. Apakah yang menjadi faktor kepuasan kerja pegawai negeri sipil dan non

pegawai negeri sipil Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi?

3. Bagaimana diferensiasi kepuasan kerja antara pegawai negeri sipil dan non

pegawai negeri sipil Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi?

Page 21: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

5

4. Bagaimana pengaruh Hierarki Kebutuhan Maslow terhadap kepuasan kerja

pegawai negeri sipil dan non pegawai negeri sipil Rumah Sakit Dr. H.

MarzoekiMahdi?

5. Faktor apakah yang paling mempengaruhi kepuasan kerja pegawai di Rumah

Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi berdasarkan Hierarki Kebutuhan Maslow?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi faktor motivasi kerja pegawai negeri sipil dan non pegawai

negeri sipil Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi berdasarkan Hierarki

Kebutuhan Maslow.

2. Mengidentifikasi faktor kepuasan kerja pegawai negeri sipil dan non pegawai

negeri sipil Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi.

3. Menganalisa diferensiasi kepuasan antara pegawai negeri sipil dan non

pegawai negeri sipil Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi.

4. Mengetahui pengaruh Hierarki Kebutuhan Maslow terhadap kepuasan kerja

pegawai negeri sipil dan non pegawai negeri sipil Rumah Sakit Dr. H.

Marzoeki Mahdi.

5. Mengetahui faktor apakah yang paling mempengaruhi kepuasan kerja

pegawai di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi berdasarkan Hierarki

Kebutuhan Maslow.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain :

1. Bagi organisasi

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan dan pertimbangan

bagi perusahaan dalam meningkatkan kepuasan dan motivasi pegawainya,

serta memberikan informasi tentang pengaruh motivasi kerja terhadap

kepuasan kerja pegawai pada organisasi/perusahaan.

2. Bagi pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran

dan wawasan bagi kalangan akademisi serta acuan bagi pembaca yang

berminat untuk melanjutkan penelitian dengan topik yang terkait.

Page 22: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor motivasi

pegawai tetap dan pegawai kontrak berdasarkan Hierarki Kebutuhan Maslow

yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan, aktualisasi diri,

mengidentifikasi faktor-faktor kepuasan kerja yaitu turnover, tingkat

kehadiran/absensi, umur, tingkat pekerjaan, ukuran organisasi perusahaan,

menganalisa diferensiasi kepuasan pegawai tetap dengan pegawai kontrak, serta

mengetahui pengaruh Hierarki Kebutuhan Maslow terhadap kepuasan kerja

pegawai tetap dan pegawai kontrak. Responden yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pegawai negeri sipil (PNS) dan non pegawai negeri sipil

(Non PNS) Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi.

Page 23: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit

Menurut Depkes RI (2003), rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan

yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan berupa pelayanan rawat jalan,

pelayanan rawat inap, pelayanan gawat darurat yang mencakup pelayanan medis

dan penunjang medis, serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga

kesehatan dan penelitian.

Menurut Depkes RI (2003), jenis RS terdiri dari :

a. Rumah Sakit Umum (RSU)

Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan untuk semua jenis

penyakit dari yang bersifat dasar sampai dengan sub-spesifik.

b. Rumah Sakit Jiwa

Rumah sakit yang khusus menyelenggarakan pelayanan kesehatan jiwa.

c. Rumah Sakit Khusus (RSKh)

Rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan berdasarkan

penyakit atau disiplin ilmu tertentu, meliputi : RS Kusta (RSK), RS

Tuberkolosa Paru ( RSTP), RS Mata (RSM), RS Othopedi (RSO), RS Bersalin

(RSB), dan RS lainnya seperti RS jantung dan sebagainya.

2.2 Motivasi

Menurut Hasibuan (2003) motivasi mempersoalkan bagaimana cara

mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produtif

berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Menurut Rivai

dan Sagala (2009) motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang

mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan

individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan suatu yang visible yang

memberikan kekuatan untuk mendorong individu bertingkah laku dalam

mencapai tujuan. Menurut Sinungan (2008) motivasi dapat diartikan sebagai

bagian integral dari hubungan/industrial dalam rangka prses pembinaan,

pengembangan, dan pengarahan sumber daya manusia dalam suatu perusahaan.

Page 24: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

8

Siswanto (2009) mengartikan motivasi sebagai keadaan kejiwaan dan sikap

mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan (moves), dan

mengarah atau menyalurkan perilaku ke arah pencapaian kebutuhan yang

memberikan kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan. Sedangkan menurut

Arep dan Hendri (2002) motivasi sebagai sesuatu yang pokok yang menjadi

dorongan seseorang untuk bekerja.

Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan,

menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan

antusias mencapai hasil optimal. Motivasi semakin penting karena manajer

membagikan pekerjaan pada bawahan untuk dikerjakan dengan baik dan

terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan.

Perusahaan tidak hanya mengaharapkan pegawai mampu, cakap, dan

terampi, tetapi yang terepenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk

mencapai hasil kerja yang maksimal. Kemampuan dan kecakapan pegawai tidak

ada artinya bagi perusahaan jika mereka tidak mau bekerja giat. Untuk

memotivasi pegawai, manajer harus mengetahui motif dan motivasi dari pegawai.

Orang mau bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan yang

disadari (conscious needs) mapaun kebutuhan yang tidak disadari (unconscious

needs), berbentuk materi atau non materi, kebutuhan fisik maupun rohani.

2.2.1 Manfaat motivasi

Menurup menurut Arep dan Hendri (2002) manfaat motivasi yang utama

adalah terciptanya gairah kerja, sehingga produktivitas kerja meningkat.

Sementara itu manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang

termotivasi adalah :

a. Pekerjaan akan selesai dengan tepat. Artinya pekerjaan diselesaikan sesuai

standar yang benar dan dalam skala waktu yang sudah di tentukan.

b. Orang akan senang melakukan pekerjaanya. Sesuatu yang dikerjakan karena

ada motivasi yang mendorongnya akan membuat seseorang

mengerjakannya.

c. Orang akan bekerja keras. Hal ini dimaklumi karena dorongan yang begitu

tinggi untuk berhasil sesuai target terhadap apa yang mereka kerjakan.

Page 25: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

9

d. Kinerjanya akan dipantau oleh individu yang bersangkutan dan tidak akan

membutuhkan terlalu banyak pengawasan.

e. Semangat juangnya akan tinggi. Hal ini akan memberikan suasana bekerja

yang bagus di semua bagian.

2.2.2 Teori-teori motivasi

Berbagai teori motivasi yang ada berusaha untuk berfikir dan mencari

cara agar sumber daya manusia dapat didorong berkontribusi memenuhi

kebutuhan dan keinginan organisasi. Mengingat bahwa setiap individu dalam

perusahaan berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda, maka

sangat penting bagi perusahaan untuk melihat apa kebutuhan dan harapan

karyawan, apa bakat dan keterampilan yang dimiliki serta bagaimana rencana

karyawan tersebut pada masa mendatang. Jika perusahaan dapat mengetahui

hal-hal tersebut, maka akan lebih mudah untuk menempatkan karyawan pada

posisi yang paling tepat, sehingga karyawan tersebut akan semakin termotivasi.

Beberapa teori motivasi yang dikenal, yaitu:

a. Teori hierarki kebutuhan Abraham H. Maslow.

Abraham Maslow dalam Robbins (2006) mengemukakan bahwa di dalam

diri semua manusia bersemayam lima jenjang kebutuhan, yaitu sebagai

berikut.

1) Kebutuhan fisiologis : antara lain rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian

dan perumahan), seks, dan kebutuhan jasmani lainnya.

2) Kebutuhan keamanan: antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap

kerugian fisik dan emosional.

3) Kebutuhan sosial : mencakup kasih sayang, rasa memiliki, diterima baik,

dan persahabatan.

4) Kebutuhan penghargaan : mencakup faktor penghormatan dari luar

seperti misalnya status, pengakuan, dan perhatian.

5) Kebutuhan aktualisasi diri: dorongan untuk menjadi seseorang/sesuatu

sesuai ambisinya; yang mencakup pertumbuhan, pencapaian potensi, dan

pemenuhan kebutuhan diri.

Page 26: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

10

b. Teori dua faktor Hezberg’s

Teori yang di kembangkan oleh Federick Hezberg dalam Siagian (2007)

dikenal dengan sebutan “ Model Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor

motivasional dan faktor higiene atau “pemeliharaan”. Menurut teori ini yang

dimaksud dengan teori motivasional adalah hal-hal pendorong berprestasi

yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dari dalam diri seseorang,

sedangkan yang diamaksud dengan faktor higiene atau pemeliharaan adalah

faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang bersumber dari luar diri

seseorang, misalnya dari organisasi, tetapi turut menentukan perilaku

seseorang dalam kehidupan kekaryaannya.

Meunurut Hezberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain

ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh,

kemajuan dalam karir dan pengakuan orang lain. Sedangkan faktor-faktor

higiene atau pemeliharaan mancakup antara lain status seseorang dalam

organisasi, hubungan seseorang karyawan dengan atasannya, hubungan

seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya, teknik penyelia yang diterapkan

oleh para penyelia, kebijakan organisasi, sistem administrasi dalam

organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku.

c. Teori X dan Y Douglas McGregor

Douglas McGregor dalam Rivai dan Sagala (2009) mengajukan dua

pandangan yang berbeda tentang manusia; negatif dengan tanda label X dan

positif dengan tanda label Y. Setelah melakukan penyelidikan tentang

perjanjian seseorang manajer dan karyawan, McGregor merumuskan

asumsi-asumsi dan perilaku manusia dalam organisasi sebagai berikut:

Teori X (negatif) merumuskan asumsi seperti :

1) Karyawan sebenarnya tidak suka bekerja dan jika ada kesempatan dia

akan menghindari atau bermalas-malasan dalam bekerja.

2) Semenjak karyawan tidak suka atau tidak menyukai pekerjaannya,

mereka harus diatur dan kontrol bahkan mungkin ditakuti untuk

menerima sanksi hukum jika tidak bekerja dengann sunggu-sungguh.

3) Karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari tujuan formal

sebisa mungkin.

Page 27: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

11

4) Kebanyakan karyawan menempatkan keamanan di atas faktor lainnya

yang berhubungann erat dengan pekerjaan dan akan menggambarkan

dengan sedikit ambisi.

Sebaliknya teori Y (positif) memiliki asumsi-asumsi sebagai berikut:

1) Karyawan dapat memandang pekerjaan sebagai suatu yang wajar, lumrah

dan alamiah baik tempat bermain atau beristirahat, dalam artian bediskusi

atau sekedar teman bicara.

2) Manusia akan melatih tujuan tujuan pribadi dan pengontrolan diri sendiri

jika mereka melakukan komitmen yang sangat objektif.

3) Kemampuan untuuk melakukan keputusan cerdas dan inovatif adalah

tersebar secara meluas diberbagai kalangan tidak hanya melalui dari

kalangan top managemen atau dewan direksi.

d. Teori harapan Vroom.

Victor H. Vroom dalam Siagian (2007) mengetengahkan suatu teori yang

disebut sebagai “Teori Harapa”. Menurut teori ini, motivasi merupakan

akibat dari suatu hasil yang ingin dicapai oleh seseorang dan perkiraan yang

bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang

diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu,

dan jalan nampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan

akan berupaya mendapatkannya.

Dinyatakan dengan cara yang sederhana, teori harapan berkata bahwa

seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu

cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh

hal yang diidnginkannya itu. Sebaliknya harapan memperoleh hal yang

diinginkannya itu tipis, motivasinya pun untuk berupaya akan menjadi

rendah.

e. Teori Motivasi McClelland

David McClelland dalam Rivai dan Sagala (2009) menganalisis tentang tiga

kebutuhan manusia yang sangat penting di dalam organisasi atau perusahaan

tentang motivasi mereka. McClellad theory of need memfokuskan kepada

tiga hal yaitu :

Page 28: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

12

1) Kebutuhan dalam mencapai kesuksesan (Need for achievement);

kemampuan untuk mencapai hubungan kepada standar perusahaan yang

telah ditentukan juga perjuangan karyawan untuk menuju keberhasilan.

2) Kebutuhan dalam kekuasaan atau otoritas kerja (Need for power);

kebutuhan untuk membuat orang berperilaku dalam keadaan yang wajar

dan bijaksana di dalam tugasnya masing-masing.

3) Kebutuhan untuk berafiliasi (Needs for affiliation); hasrat untuk

bersahabat dan mengenai lebih dekat rekan kerja atau para karyawan di

dalam organisasi.

f. Teori ERG Clayton Alderfer

Teori Motivasi Clayton Alderfer atau yang disebut dengan teori ERG.Teori

ERG dalam Rivai dan Sagala (2009) menyebutkan ada tiga kategori

kebutuhan individu, yaitu eksistensi (existence), keterhubungan

(relatedness) dan pertumbuhan (growth),karena itu disebut sebagai teori

ERG, yang berupa:

1) Kebutuhan eksistensi untuk bertahan hidup, kebutuhan fisik;

2) Kebutuhan keterhubungan adalah kebutuhan untuk berhubungan dengan

orang lain yang bermanfaat seperti keluarga, sahabat, atasan,

keanggotaan di dalam masyarakat;

3) Kebutuhan pertumbuhan adalah kebutuhan untuk menjadi produkstif dan

kreatif, misalnya diberdayakan di dalam potensi tertentu dan berkembang

secara terus-menerus.

2.2.3 Prinsip-prinsip dalam motivasi kerja karyawan

Terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi kerja pegawai

(Mangkunegara, 2000) :

1. Prinsip partisipatif

Upaya untuk memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan ikut

berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh peminpin.

2. Prinsip komunikasi

Pimpinan mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan

usah pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih

mudah dimotivasi kerjanya.

Page 29: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

13

3. Prinsip mengakui andil bawahan

Peminpin mengakui bahwa bawahan (pegawai) mempunyai andil dalam

usah pencapaian tujuan. Dengan pengakuan tersebut, pegawai akan lebih

mudah dimotivasi kerjanya.

4. Prinsip mendelegasi wewenang

Peminpin yang memberikan otoritas atas wewenang kepada pegawai

bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap

pekerjaan yang dilakukannya, untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh

pimpinan.

5. Prinsip memberi perhatian

Pimpinan memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai

bawahan, akan memotivasi pegawai bekerja apa yang diharpakan oleh

peminpin.

2.2.4 Elemen penggerak motivasi

Motivasi seseorang akan ditentukan oleh stimulusnya. Stimulus yang

dimaksud merupakan mesin penggerak motivasi seseorang sehingga

menimbulkan pengaruh perilaku yang bersangkutan. Motivasi seseorang

menurut Sagir dalam Siswanto (2009) biasanya meliputi hal-hal berikut.

1. Kinerja (Achivment)

Seseorang yang memiliki keinginan berprestasi sebagai suatu kebutuhan

(need) yang telah manjadi naluri kedua (secon nature), merupakan kunci

keberhasilan seseorang. N-Ach biasanya juga dikaitkan dengan sikap

positif, keberanian mengambil resiko yang diperhitungkan (bukan gambling,

calculate risk) untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.

2. Penghargaan (Recognatin)

Penghargaan, pengakuan (recognation) atas suatu kinerja yang telah dicapai

oleh seseorang merupakan stimulus yang kuat. Pengakuan atas suatu kinerja

akan memberikan kepuasan batin yang lebih tinggi dari pada penghargaan

dalam bentuk materi atau hadiah. Penghargaan atau pengakuan dalam

bentuk piagam penghargaan atau medali dapat menjadi stimulus yang lebih

kuat dibandingkan dengan hadiah berupa barang atau bonus/uang.

Page 30: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

14

3. Tantangan (Challenge)

Adanya tantangan yang dihadapi merupakan stimulus kuat bagi manusia

untuk mengatasinya. Sasaran yang menantang atau dengan mudah dapat

dicapai biasanya tidak mampu menjadi stimulus, bahkan cenderung menjadi

kegiatan rutin. Tantangan demi tantangan biasanya akan menimbulkan

kegairahaan untuk mengatasinya.

4. Tanggung jawab (Responsibility)

Adanya rasa ikut serta memiliki (sense of belonging) atau rumoso

handarbeni akan menimbulkan motivasi untuk turut merasa bertanggung

jawab. Dalam hal ini Total Quality Control (TQM) atau peningkatan mutu

terpadu (PMT) yang bermula dari negara jepang (japane Management

Stile), berhasil memberikan tekanan pada karyawan. Bahkan setiap

karyawan dalam tahapan proses produksi telah turut menyumbangkan

proses produksi sebagai mata rantai dalam suatu sistem akan sangat

ditentukan oleh tanggung jawab subsistem (mata rantai) dalam proses

produksi.

5. Pengembangan (Development)

Pengembangan kemampuan seseorang, baik dari pengalaman kerja tau

kesempatan untuk maju, dapat menjadi stimulus kuat bagi karyawan untuk

bekerja lebih giat atau lebih bergairah. Apalagi jika pengembangan

perusahaan selalu dikaitkan dengan kinerja atau produktivitas karyawan.

6. Keterlibatan (Involvement)

Rasa ikut terlibat atau involved dalam suatu proses pengambilan keputusan

atau dengan bentuk kotak saran karyawan, yang dijadikan masukan untuk

manajemen perusahaan perupakan stimulus yang cukup kuat untuk

karyawan. Melaluai kotak saran, karyawan merasa diikutsertakan dalam

proses pengambilan keputusan atau tahapan kebijakan yang akan diambil

manajemen. Rasa terlibat akan menumbuhkan rasa ikut bertanggung jawab,

rasa dihargai yang merupakan tantangan yang harus dijawab, melalui peran

serta berprestasi untuk mengembangkan usaha maupun pengembangan diri.

Adanya rasa keterlibatan (involvement) bukan saja menciptakan rasa

memiliki (sense of belonging) dan rasa tururt bertanggung jawab (sense of

Page 31: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

15

responsibility), tetapi juga menimbulkan rasa mawas diri untuk bekrja lebih

baik dan menghasilkan produk yang bermutu.

7. Kesempatan (Oportunity)

Kesempatan untuk maju dalam bentuk jenjang karir yang terbuka, dari

tingkat bawahan sampai tingkat manajemen puncak merupakan stimulus

yang cukup kuat bagi karyawan. Bekerja tanpa harapan atau kesempatan

untuk meraih kemajuan atau perbaikan nasib tidak akan menjadi stimulus

untuk berpresasi atau bekerja produktif.

2.2.5 Bentuk motivasi

Pada umumunya bentuk motivasi yang sering dianut oleh perusahaan

meliputi empat elemen utama, yaitu sebagai berikut (Siswanto, 2009).

1. Kompensasi dalam bentuk uang

Salah satu bentuk motivasi yang sering diberikan kepada karyawan adalah

kompensasi. Kompensasi yang diberikan kepada karyawan biasanya dalam

bentuk uang. Kompensasi sebagai kekuatan untuk memberi motivasi selalu

mempunyai reputasi atau nama baik dan memang sudah selayaknya

demikian. Meskipun sama sekali kurang tepat bahwa semua orang akan

berbuat apa saja untuk meningkatkan pendapatan uang mereka, namun

selama beberapa dekade terbukti bahwa hampir semua orang akan berbuat

apa saja untuk mencegah agar sumber pendapatan merekan tidak diambil

orang.

Rasa takut kehilangan pekerjaan dan sumber uang merupakan stimulasi

kerja yang sangat efektif karena uang sungguh-sungguh diperlukan bagi

kelangsungan hidup. Sebenarnya pemberian kompensasi bentuk uang

sebagai motivasi kerja para karyawan memiliki dua pengaruh perilaku.

Keanggotaan adalah pengaruh yang paling luas, yang paling mempengaruhi

karyawan pada semua tingkat pendapatan. Pengaruh yang kedua adalah

negatif, dari sudut pandang perusahaan, dan cenderung tingkat standar

kehidupan layak dan cenderung menganggap kompensasi bentuk uang

sebagai tidak seimbang.

Page 32: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

16

2. Penghargaan dan pengendalian

Penghargaan dimaksud menentukan bagi karyawan mengenai apa yang

harus mereka kerjakan dan apa yang tidak harus mereka kerjakan.

Sedangkan pengendalian dimaksudkan menentukan bahwa karyawan harus

mengerjakan hal-hal yang telah diinstruksikan.

Fungsi pengarahan mencakup berbagai proses operasi standar, pedoman,

dan buku panduan, bahkan Management by Objektif (MBO)/ manajemen

berdasarkan sasaran. Fungsi pengendalian mencakup penilaian kinerja,

pemeriksaan mutu, dan pengukutan hasil kerja. Kedua hal tersebut pada

dasarnya merupakan metode dimaksudkan untuk menyalurkan perlaku

karyawan dalam kegiatan tertentu dan menghindari kegiatan lain dengan

menetapkan peraturan dan standar, kemudian memastikan bahwa peraturan

tersebut dipatuhi. Pengarahan menentukan dan melarang jenis perilaku

tertentu. Adapun pengendalian adalah mengukur hasil kerja dan campur

tangan apabila hasil yang dicapai karyawan kurang memuaskan.

3. Penetapan pola kerja yang efektif

Pada umumnya reaksi terhadap kebosanan kerja menimbulkan hambatan

yang berarti bagi keluaran produktivitas karyawan. Karena manajmen

menyadari bahwa masalahnya bersumber pada cara pengaturan pekrjaan,

mereka menanggapinya dengan berbagai teknik yang efektif dan kurang

efektif. Teknik ini antara lain pengayaan pekerjaan (menyesuaikan tuntutan

pekerjaan dengan kemampuan seseorang), manajemen partisipatif

(menggunakan berbagai cara untuk melibatkan pekerjaan dalam mengambil

keputusan/decision making yang mempengaruhi pekerjaan mereka), serta

usaha untuk mengalihkan perhatian para pekerja dari pekerjaan yang

membosankan kepada instrumental, untuk beristirahat, atau sarana yang

lebih fantastis.

4. Kebijakan

Kebijakan dapat didefenisikan sebagai suatu tindakan yang diambil sengaja

oleh manajemen untuk mempengaruhi sikap perasaan karyawan. Dengan

kata lain, kebijakan adalah usaha untuk membuat karayawan bahagia.

Page 33: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

17

Usaha manajemen yang paling banyak dilakukan untuk mengembangkan

karyawan adalah dengan pelatihan penyelia atau bagian dari padanya berupa

kursus singkat mengenai tata laku manajemen dan sebagainya.

2.3 Kepuasan kerja

Menurut Rivai dan Sagala (2009) kepuasan kerja merupakan evaluasi

yang menggambarkan seseorang atas sikap dan perasaan sikapnya senang atau

tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja. Kepuasan kerja pada dasarnya

merupakan sesuatu yang bersifat individual. Setiap individu mempunyai tingkat

kepuasan kerja yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada

dirinya. Semakin tinggi penilaian terhadap kegiatan yang dirasakan sesuai

dengan keinginan individu, maka semakin tinggi kepuasan terhadap kegiatan

tersebut. Menurut Mangkunegara (2000) kepuasan kerja adalah suatu perasaan

yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan

pekerjaannya maupun kondisi dirinya.

Menurut Rivai dan Sagala (2009) individu akan merasakan puas apabila

mengalami hal-hal:

1. Apabila hasil atau imbalan yang didapat atau diperoleh individu tersebut

lebih dari yang diharpkan. Masing-masing individu memilki target pribadi.

Apabila mereka termotivasi untuk mendapatkan target tersebut, maka mereka

akan bekerja keras. Pencapaian hasil dari kerja keras tersebut akan membuat

individu merasa puas.

2. Apabila hasil yang dicapai lebih besar dari standar yang ditetapkan. Apabila

individu memperoleh hasil yang lebih besar dari standar yang ditetapkan oleh

perusahaan, maka individu tersebut memiliki produktivitas yang tinggi dan

layak, mendapatkan penghargaan dari perusahaan.

3. Apabila yang didapat oleh karyawan sesuai dengan persyaratan yang diminta

dan ditambah dengan ekstra yang menyenangkan konsistensi untuk setiap

saat serta dapat ditingkatkan setiap waktu.

2.3.1 Teori-teori kepuasan kerja

Mangkunegara (2000) menyebutkan teori-teori yang berhubungan

dengan kepuasan kerja yaitu:

a. Teori keseimbangan (equity teory)

Page 34: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

18

Menurut teori ini, puas tidak puasnya pegawai merupakan hasil dari

pemembandingkan antara input outcome dirinya dengan perbandingan

dengan input outcome pegawai laninnya. Jadi, jika perbandingan tersebut

dirasakan seimbang maka pegawai tersebut akan merasa puas. Tetapi

apabila terjadi tidak seimbang dapat menyebabkan dua kemungkinan, yaitu

ketidakseimbangan yang menguntungkan dirinya atau kidakseimbangan

yang menguntungkan pegawai lain yang menjadi pembanding.

b. Teori perbedaan atau discrepancy theory

Teori ini pertama kali diperoleh oleh Protter. Ia berpendapat bahwa

mengukur kepuasan dapat dilakukan dengan cara menghitung selisih antara

apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan pegawai. Apabila

yang didapat pegawai ternyata lebih besar dari pada yang diharapkan maka

pegawai tersebut menjadi puas. Sebaliknya, apabila yang didapat lebih

rendah dari pada yang diharapkan, akan menyebabkan pegawai tidak puas.

c. Teori pemenuhan kebutuhan (needfulfillmenttheory)

Menurut teori ini, kepuasan kerja pegawai bergantung pada dipenuhinya

atau tidak dipenuhinya kebutuhan pegawai. Pegawai akan merasa puas

apabila mendapatkan apa yang dibutuhkannya. Semakin besar kebutuhan

pegawai terpenuhi, semakin puas pula pegawai tersebut. Begitu pula

sebaliknya apabila kebutuhan pegawai tersebut tidak terpenuhi, pegawai ini

akan merasa tidak puas.

d. Teori pandangan kelompok (socialreferencegrouptheory)

Menurut teori ini, kepuasan kerja pegawai bukanlah bergantung pada

pemenuhan kebutuhan saja, tetapi sangat bergantung pada pandangan dan

pendekatan kelompok yang oleh para pegawai dianggap sebagai kelompok

acuan. Kelompok acuan tersebut oleh pegawai dijadikan tolak ukur untuk

menilai dirinya maupun lingkungannya. Jadi para pegawai merasa puas

apabila hasil kerjanya sesuai dengan minat dan kebutuhan yang diharapkan

oleh kelompok acuan.

e. Teori dua faktor dari Herzberg

Teori dua faktor di kembangkan oleh Frederick Herzberg. Dia

menggunakan teori Abraham Maslow sebagai titik acuan. Teori ini

Page 35: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

19

menenetukan faktor-fakto yang menyebabkan kepuasan atau ketidak

puasan. Dua faktor yang dapat menyebabkan timbulnya rasa puas atau tidak

puas menurut Frederick Herzberg, yaitu faktor pemeliharaan dan faktor

pemotivasian.

f. Teori pengharapan

Pengharapan merupakan kekuatan keyakinan pada perlakuan yang diikuti

dengan hasil khusus. Hal ini menggambarkan bahwa keputusan pegawai

yang memungkinkan mencapai suatu hasil dapat menentukan hasil lainnya.

Pengharapan merupakan aksi yang berhubungan dengan hasil dari range 1-

0. Jika pegawai merasa tidak mungkin mendapatkan hasil harapannya

adalah 0. Jika aksinya berhubunan secara normal adalah 0-1.

2.3.2 Variabel-variabel kepuasan kerja

Menurut Mangkunegara (2000) terdapat hubungan antara kepuasan kerja

dengan beberapa variabel, seperti :

1. Turnover

Kepuasan kerja lebih tinggi dihubungkan dengan turnover karyawan yang

rendah, sedangkan karyawan yang kurang puas biasanya turnovernya lebih

tinggi.

2. Tingkat kehadiran (absensi)

Karyawan yang kurang puas cenderung tingkat ketidakhadirannya (absensi)

tinggi. Mereka sering tidak hadir kerja dengan alasan yang tidak logis dan

subyektif.

3. Umur

Ada kecenderungan karyawan yang tua lebih merasa puas dari pada

karyawan yang berumur relatif lebih muda. Hal ini diasumsikan bahwa

karyawan yang lebih tua lebih berpengalaman menyesuaikan diri dengan

lingkungan pekerjaan, sedangkan karyawan berusia muda biasanya

mempunyai harapan yang ideal tentang dunia kerjanya, sehingga apabila

antara harapan dan realitanya terdapat kesenjangan atau ketidakseimbangan

dapat menjadikan mereka merasa tidak puas.

4. Tingkat pekerjaan

Page 36: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

20

Karyawan yang menduduki tingkat pekerjaan yang lebih tinggi cenderung

lebih puas dari pada karyawan yang menduduki tingkat pekerjaan yang

lebih rendah. Karyawan yang menduduki tingkat pekerjaan yang lebih

tinggi menunjukkan kemampuan kerja yang lebih baik dan aktif dalam

menemukan ide-ide serta kreatif dalam bekerja.

5. Ukuran organisasi perusahaan

Ukuran organisasi perusahaan dapat mempengaruhi tingkat kepuasan kerja

karyawan. Hal ini karena besar kecil suatu perusahaan berhubungan pula

dengan koordinasi, komunikasi dan partisipasi karyawan.

2.3.3 Faktor-faktor kepuasan kerja

Menurut Mangkunegara (2000) faktor-faktor yang mempengaruhi

kepuasan kerja karyawan adalah :

1. Faktor karyawan, yaitu kecerdasan, kecakapan, umur, jenis kelamin,kondisi

fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara

berfikir, persepsi dan sikap kerja.

2. Faktor pekerjaan, yaitu pekerjaan, struktur organisasi, pangkat, kedudukan,

mutu pengawasan, jaminan finansial, kesempatan promosi jabatan, interaksi

kerja dan hubungn kerja.

Meuurut Rivai dan Sagala (2009) faktor-faktor yang biasa digunakan

untuk mengukur kepuasan kerja seorang karyawan adalah :

1. Isi pekerjaan, penampilan tugas pekerjaan yang aktual dan sebagai kontrol

terhadap pekerjaan.

2. Suvervisi

3. Organisasi dan manajemen

4. Kesempatan untuk maju

5. Gaji dan keuntungan dalam bidang finansial lainnya seperti adanya insentif

6. Rekan kerja

7. Kondisi pekerjaan.

2.4 Penelitian Terdahulu.

Menurut Rezanita (2005) dalam penelitian yang berjudul “analisis faktor-

faktor kepuasan kerja karyawan AJB Bumiputera 1912 kantor operasional Bogor

sudirman” menyimpulkan bahwa mayoritas responden adalah berlatar belakang

Page 37: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

21

pendidikan diploma (56%), usia kisaran 36-40 tahun (40%), dengan jumlah

responden pria 56% dan 44 % adalah wanita. Dilihat dari hasil identifikasi faktor-

faktor kepuasan kerja, dapat disimpulkan bahwa perusahaan sudah

memperhatikan dan menerapkan cukup baik faktor-faktor yang berhubungan

dengan kepuasan kerja karyawan. Mayoritas responden berpendapat setuju

bahwa sistem perencanaan karir, penilaian prestasi kerja, penetapan kebijakan

perusahaan, mutu dari atasan, pemeberian keamanan kerja, dan kerjasama sesama

karyawan sudah sangat baik dansesuai dengan yang mereka harapkan, namun

perusahaan masih harus melakukan evaluasi karena terjadi keluhan dari para

agen diantaranya adalah masalah sistem kompensasi dan supervisor yang dinilai

kurang adil dalam memberi nilai agen. Hasil analisa korelasi menunjukkan ada

lima faktor mempunyai hubungan yang signifikan, yaitu faktor keinginan untuk

berprestasi (rs = 0,241), keamanan kerja (rs = 0,313), kebijakan dan administrasi

perusahaan (rs = 0,404), mutu supervisi (rs = 0,257), dan hubungan interpersonal

(rs = 0,243). Nilai korelasi tersebut menunjukkan adanya hubungan yang sedang

dan bersifat positif antara kelima faktor dengan kepuasan kerja karyawan di AJB

Bumiputera 1912 kantor operasi Sudirman. Apabila faktor keinginan untuk

bepestesi, keamanan kerja, kebijakan dan administrasi perusahaan, mutu

supervisi, hubungan interpersonal ditingkatkan maka akan semakin besar

kepuasan kerja yang dirasakan karyawan (agen).

Budi (2005) dalam penelitian yang berjudul “hubungan motivasi kerja

dengan prestasi kerja karyawan pada divisi operasion PT. Mitra Infoparama”

berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa diantara faktor higienis

dan faktor motivator yang dapat mempengaruhi motivasi kerja karyawan PT.

Mitra Infoparama dari terbesar sampai yang terkecil yaitu kebijakan perusahaan

dengan korelasi sebesar 0,419, prestasi dengan korelasi sebesar 0,417, hubungan

atasan dan bawahan dengan korelasi sebesar 0,388, kemajuan dan pengebangan

potensi indinidu, dengan korelasi sebesar 0,303 dan kondisi kerja dengan korelasi

sebesar 0,284. Selain itu dengan motivasi kerja karyawan, diantaranya hubungan

sesama rekan kerja, gaji atau upah, pengakuan dan tanggung jawab, ini

dikarenakan nilai peluangnya lebih besar dari nilai signifikansi yang dipakai.

Hubungan antara motivasi kerja dengan prestasi kerja karyawan PT. Mitra

Page 38: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

22

Infoparama adalah agak lemah. Kondisi ini terlihat dari nilai koefisien korelasi

sebesar 0,344 dan nilai peluang sebesar 0,04. Faktor ini perlu lebih diperhatikan

lagi oleh perusahaan agar motivasi kerja karyawan dapat meningkat. Karena

apabila faktor higienis terepenuhi dengan baik, dapat menghilangkan

ketidakpuasan dan pembatasn kerja, tetapi faktor-faktor tersebut kurang dapat

memotivasi orang untuk lebih tinggi atau meningkatkan kapasitas. Sedangkan

pemenuhan faktor motivator akan memungkinkan orang untuk tumbuh dan

berkembang secara dewasa dan sering meyebabkan timbulnya peningkatan

kemampuan. Dengan demikian faktor higienis mempengaruhi kemauan

(willingness) dan motivator mempengaruhi kemampuan (ability) seseorang.

Koeswara (2005) dalam penelitian analisis faktor yag mempengaruhi

motivasi kerja karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia. Tbk. Bogor. Dari

penelitian didapat bahwa, secara umum motivasi kerja karyawan PT. Telkom

sudah baik, yaitu termotivasi dalam bekerja, terlihat dari persentase jawaban

responden yang merasa termotivasi dalam melaksakan pekerjaannya (48,5%) dan

sangat termotivasi (42,2%). Hal ini diartikan bahwa sebagian besar responden

merasa puas terhadap perusahaan maupun pekerjaannya. Faktor eksternal yang

mempengaruhi motivasi kerja karyawan adalah hubungan antara atasan dan

bawahan, hubungan dengan sesama rekan kerja, peraturan dan kebijakan

perusahaan, kondisi kerja dan kompensasi. Sedangkan faktor-faktor internal yang

mempengaruhi motivasi kerja karyawan adalah tanggung jawab yang diberikan,

pengembangan karyawan, pengakuan dan penghargaan, serta pekerjaan itu

sendiri. Berdasarkan hasil pengujian rank spearman, dapat diketahui bahwa

seluruh faktor tersebut memiliki hubungan nyata dan potsitif dengan motivasi

kerjakaryawan dan berada dalam kondisi moderatelyhighassociation, yaitu

kondisi yang menunjukkan hubungan kuat antara faktor-faktor eksternal dan

internal tersebut dengan motivasi kerja karyawan.

Nilai korelasi rank spearman mengenai faktor-faktor eksternal tersebut

terdapat motivasi kerja karyawan adalah 0,790 (high association), artinya

semakin baik perhatian perusahaan terhadap faktor-faktor tersebut, maka semakin

meningkatkan motivasi kerjanya. Jika diurutkan, eksternal yang paling

mempengearuhi motivasi kerja karyawan adalah peraturan dan kebijakan

Page 39: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

23

perusahaan (0,768), kompensasi (0,737), hubungan antara sesama rekan kerja

(0,721), kondisi kerja (0,617), serta hubungan atasan dan bawahan (0,549). Nilai

korelasi rank spearman mengenai fakror-faktor internal tersebut terhadap

motivasi kerja karyawan adalah 0,860 (high association) artinya semakin baik

perhatian perusahaan terhadap faktor-faktor tersebut, maka akan meningkkan

motivasinya. Jika di urutkan faktor internal yang paling mempengaruhi motivasi

kerja adalah tanggung jawab yang diberikan (0,815), pekerjaan itu sendiri

(0,770), pengakuan dan penghargaan (0,752), serta pengembangan karyawan

(0,698).

Page 40: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

24

III. METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Faktor terpenting dalam keberhasilan suatu perusahaan adalah adanya

pegawai yang mampu dan terampil serta mempunyai semangat kerja yang

tinggi, sehingga dapat diharapkan suatu hasil kerja yang memuaskan. Kenyataan

tidak semua pegawai mempunyai kemampuan, keterampilan serta semangat

kerja sesuai dengan harapan organisasi. Seiring berjalannya waktu kebutuhan

akan pelayanan mengalami peningkatan, sehingga muncul persaingan antara

rumah sakit dalam menampilkan pelayanan yang prima dan berkualitas. Upaya

perusahaan untuk menyajikan pelayanan yang prima dan berkualitas berorientasi

pada manusia sebagai sumber daya yang sangat penting bagi perusahaan.

Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi merupakan rumah sakit milik pemerintah

yang bersaing dengan rumah sakit lain berusaha meningkatkan kualitas sumber

daya manusianya untuk mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan.

Hal ini dilakukan pihak Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi menyadari

bahwa tanpa adanya pegawai yang berkualitas maka visi, misi, tujuan dan

keberhasilan perusahaan tidak akan tercapai. Pihak Manajemen rumah sakit

harus mencari cara untuk meningkatkan efektivitas kerja para pegawai dengan

memberikan motivasi kerja kepada pegawai. Pimpinan harus memotivasi para

pegawai agar bekerja sesuai dengan upaya pencapaian tujuan organisasi.

Pegawai yang terdapat dalam organisasi akan bepartisipasi secara optimal jika

memiliki kepuasan dan motivasi dalam melakukan aktivitas atau pekerjaannya.

Kepuasan kerja seharusnya merupakan penentu utama dari perilaku anggota

organisasi. Kepuasan kerja yang tinggi atau baik akan membuat pegawai

semakin loyal kepada perusahaan atau organisasi.

Berbagai teori tentang kepuasan dan motivasi kerja telah diciptakan

untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, serta produktivitas pegawai. Salah

satunya menurut Mangkunegara (2000) terdapat hubungan antara kepuasan

kerja dengan beberapa variabel yaitu turnover, tingkat kehadiran (absensi),

umur, tingkat pekerjaan, ukuran organisasi perusahaan. Sedangkan untuk

Page 41: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

25

motivasi kerja seperti teori motivasi kerja menurut Maslow yang disebut dengan

Hierarki kebutuhan Maslow. Maslow menggambarkan kebutuhan individu dari

kebutuhan yang rendah (dasar) menuju kebutuhan yang lebih tinggi. Adapun

kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisiologis, rasa aman, sosial, penghargaan,

dan aktualisasi diri.

Motivasi merupakan hal yang sangat diharapkan sebuah perusahaan

untuk mencapai tujuan perusahaan yang diinginkan dan motivasi merupakan

salah satu faktor penentu dalam mencapai kepuasan kerja. Berdasarkan hal

tersebut didapat suatu pemikiran permasalahan yang dihadapi yaitu adanya

perbedaan motivasi dan kepuasan kerja PNS dan Non PNS. Mengidentifikasi

motivasi dan kepuasan kerja PNS dan Non PNS ini diharapkan dapat

mengetahui tentang faktor apa yang meberikan motivasi dan kepuasan kerja

PNS dan Non PNS serta pengaruh motivasi kerja pegawai terhadap kepuasan

kerja dari pegawai. Analisis data digunakan untuk melihat hubungan motivasi

kerja pegawai terhadap kepuasan kerja pegawai PNS dan pegawai Non PNS

dengan menggunakan Regresi Linear Berganda.

Page 42: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

26

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Peningkatan Kinerja Karyawan

Visi dan Misi

Rumah Sakit H Marzoeki Mahdi

Direktorat medik dan keperawatan

Direktorat Keuangan dan Administrasi

Direktorat Sumber Daya Manusia dan

Pendidikan

Variabel kepuasan kerja 1. Turnover 2. Tingkat kehadiran (absensi) 3. Umur 4. Tingkat pekerjaan 5. Ukuran organisasi

Implikasi Manajerial

Hierarki kebutuhan Maslow 1. Kebutuhan Fsiologis 2. Kebutuhan keamanan 3. Kebutuhan sosial 4. Kebutuhan penghargaan 5. Kebutuhan aktualisasi diri

Medis Paramedis Perawatan

Paramedis Non Perawatan

NonMedis

Tujuan Perusahaan

Pegawai Tetap Pegawai Kontrak

Page 43: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

27

Pra penelitian

Pengumpulan dan Pengolahan data

Analisis data

Studi Pustaka dan Diskusi

Identifikasi Minat penelitian

Gagasan-gagasan

Pemilihan Objek Penelitian

Penentuan Topik Penenlitian

1. Apakah yang menjadi faktor motivasi pegawai tetap dan pegawai kontrak Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi berdasarkan Hierarki Kebutuhan Maslow?

2. Apakah yang menjadi faktor kepuasan kerja pegawai tetap dan pegawai kontrak Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi?

3. Adakah diferensiasi kepuasan antara pegawai tetap dan pegawai kontrak Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi?

4. Bagaimanakah pengaruh Hierarki Kebutuhan Maslow terhadap kepuasan kerja pegawai tetap dan pegawai kontrak Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi?

5. Faktor apakah yang paling mempengaruhi kepuasan kerja pegawai di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi berdasarkan Hierarki Kebutuhan Maslow?

1. Mengidentifikasi faktor motivasi karyawan tetap dan karyawan kontrak Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi berdasarkan Hierarki Kebutuhan Maslow.

2. Mengidentifikasi faktor kepuasan kerja karyawan tetap dan karyawan kontrak Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Menganalisa kepuasan kerja karyawan karyawan rumah sakit h marzoeki mahdi.

3. Menganalisa diferensiasi kepuasan antara karyawan tetap dan karyawan kontrak Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi

4. Mengetahui pengaruh Hierarki Kebutuhan Maslow terhadap kepuasan kerja karyawan tetap dan karyawan kontrak Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi

5. Mengetahui faktor apakah yang paling mempengaruhi kepuasan kerja pegawai di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi

berdasarkan Hierarki Kebutuhan Maslow

Rencana Pengumpulan Data : Identifikasi Kebutuhan Data, Metode Pengumpulan Data dan Pemilihan Teknik Analisis

Studi Pendahuluan

Penyusunan desain riset, Hipotesis dan kuesioner

Pengumpulan data lapangan: 1. Obsevasi dan Wawancara 2.

Pengisian Kuesioner

Pengolahan data: 1. Tabulasi data dan informasi 2. Identifikasi faktor-faktor kepuasan kerja dan motivasi karyawan 3. Pengolahan data dan informasi (Regresi liniear berganda dan uji T)

Kesimpulan dan saran

Analisisi faktor-faktor kepuasan dan motivasi kerja karyawan Analisi pengaruh hierarki kebutuhan Maslow terhadap kepuasan kerja karyawan

Gambar 2. Operasional Konsep Pemikiran

Page 44: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

28

3.2 Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini mengenai analisis motivasi kerja pegawai dan

hubungannya terhadap kepuasan kerja pegawai. Dilakukan di Rumah Sakit Dr.

H. Marzoeki Mahdi, yang terletak di Jl. Dr Sumeru no 114 Bogor 16111 dari

bulan November 2010 sampai Januari 2011.

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Jenis data dan sumber data

Data yang diperlukan dalam menyelesaikan tugas akhir ini bersumber dari

data primer dan data sekunder baik yang bersifat data kulaitatif maupun

kuantitatif. Data primer menurut Sumarsono (2004) adalah data yang diperoleh

langsung oleh pengumpul data dari objek risetnya. Data primer juga

merupakan data yang belum tersedia sehingga untuk menjawab masalah

penelitian data harus diperoleh dari sumber aslinya. Semua data primer

merupakan data mentah yang butuh pengolahan lebih lanjut untuk tujuan-

tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan data sekunder menurut

Sumarsono (2004) adalah semua data yang diperoleh secara tidak langsung dari

objek yang diteliti. Data sekunder juga merupakan data yang sudah tersedia

atau sudah dikumpulkan untuk tujuan sebelumnya. Adapun data primer dapa

diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan, wawancara

dengan para pihak terkait dengan perusahaan yaitu bagian sumber daya

manusia, serta melalui pengisian kuesioner. Sedangkan data sekunder

merupakan data primer yang telah di olah lebih lanjut menjadi data yang lebih

informatif. Data yang akan dibutuhkan yaitu data tentang gambaran umum

perusahaan, mencakup data tentang sejarah perkembangan perusahaan, struktur

organisasi perusahaan, ketenagakerjaan, peningkatan motivasi kerja pegawai,

penelietian tentang kepuasan kerja pegawai diperoleh dari literatur-literatur dan

laporan yang dimiliki oleh perusahaan.

3.3.2 Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data menurut Sumarsono (2004) merupakan suatu

cara atau proses sistematis dalam pengumpulan, pencatatan, dan penyajian

fakta untuk tujuan tertentu. Secara umum pengumpulan data bertujuan untuk

memperoleh fakta untuk mencapai tujuan riset. Sedangkan menurut Nazir

Page 45: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

29

(2005) pengumpulan data tidak lain dari suatu proses pengadaan data primer

untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah yang amat

penting dalam metode ilmiah, karena pada umumnya data yang dikumpulkan

digunakan, kecuali untuk penelitian eksploratif, untuk menguji hipotesis yang

telah dirumuskan. Nazir (2005) juga menyebutkan data yang dikumpulkan

harus cukup valid untuk digunakan. Validitas data dapat ditingkatkan jika alat

pengukuran serta kualitas dari pengambilan datanya sendiri cukup valid.

Selalu ada hubungan antara metode pengumpulan data dengan masalah

penelitian yang akan dipecahkan. Masalah memberikan arah dan

mempengaruhi metode pengumpulan data. Banyak masalah yang dirumuskan

tidak akan bisa terpecahkan karena metode untuk memperoleh data yang

digunakan tidak memungkinkan, ataupun metode yang ada tidak dapat

menghasilkan data seperti yang diinginkan (Nazir 2005).

Beberapa metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu :

1. Pengamatan langsung

Pengamatan langsung artinya peneliti dalam mengamati, melakukannya di

tempat fenomena yang diamati.

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengamatan atau pengumpulan

data secara tidak langsung. Pengumpulan data dengan wawancara menurut

Sumarsono (2004) adalah usaha untuk mengumpulkan informasi dengan

mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan

pula Teknik ini digunakan karena wawancara mempunyai kelebihan antara

lain : dapat digunkan oleh peneliti untuk lebih cepat memperoleh data dan

informasi yang dibutuhkan, informasi yang lebih meyakinkan, memberi

keleluasaan yang lebih besar dalam mengajukan pertanyaan. Sedangkan

kelemahan wawancara adalah sering kali kegiatan ini membutuhkan waktu

relatif lama dan berulang-ulang.

3. Kuesioner

Bentuk pengumpulan data dengan kuesioner atau pengisian daftar

pertanyaan merupakan bentuk wawancara tidak langsung. Kepada

Page 46: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

30

responden diberikan suatu daftar pertanyaan, dan responden tersebut

dipersilahkan untuk menjawab sendiri. Keuntungan teknik pengumpulan

data dengan pengisian daftar pertanyaan adalah bahwa responden yang

dikumpulkan datanya dapat berjumlah sangat banyak. Sedangkan

kelemahannya adalah informasi yang diperoleh hanya terbatas pada daftar

pertanyaan yang diajukan, dan jika terjadi kesalahan dalam penyusunan

pertanyaan, tidak dapat langsung diatasi, disamping itu kontrol terhadap

responden lemah.

Kuesioner atau daftar pertanyaan yang akan diberikan kepada responden

mengenai motivasi kerja dan kepuasan kerja. Setiap poin jawaban pada

kuesioner ditentukan skornya menggunakan skala likert. Skala likert

berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu.

4. Studi pustaka

Diperlukan untuk mencari referensi dan literatur yang berkaitan dengan

kegiatan yang dilakukan sebagai data pelengkap dan pembanding dari data

yang ada. Teknik studi pustaka memiliki keuntungan terutama dalam hal

biaya dan waktu.

3.3.3 Metode pengambilan contoh

Objek penelitian sekaligus yang menjadi responden penelitian adalah

pegawai Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi. Metode pengambilan sampel

yang digunakan dalam penenlitian ini adalah metode pengambilan sampel

secara cluster proporsional purposif sampling. Pengambilan sampel secara

cluster proporsional purposif sampling karena populasi memiliki cir-ciri yang

sama (mirip) atau keragaman yang sama, untuk memperoleh sampel yang lebih

dapat mewakili populasi maka pengambilannya dilakukan secara proporsional

dari setiap populasi yang ada, dan sampel yang akan diambil berdasarkan

klasifikasi pekerjaan yang ada di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi. Jumlah

pegawai Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi tahun 2010 adalah sebanyak

1049 orang. Yang terdiri dari PNS sebanyak 697 orang dan Non PNS sebanyak

352 orang. Selanjutnya, dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2005),

yaitu :

Page 47: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

31

21 eN

Nn

........................................................................................... ........ (1)

Pegawai PNS : 5,871,06791

6972

n

Pegawai Non PNS : 3,781,03521

3522

n

Keterangan:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel

yang masih dapat di tolerir atau diinginkan dalam hal ini 10%.

Maka didapat jumlah sampel untuk PNS sebanyak 87 orang dan untuk

Non PNS sebanyak 78 orang. Setelah jumlah sampel yang akan diambil dari

populasi telah ditentukan, berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan

jumlah sampel yang akan diambil secara proporsional berdasarkan klasifikasi

pekerjaan di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi yang terdiri dari pegawai

PNS dan Non PNS.

Tabel 1. Jumlah pembagian responden PNS berdasarkan spesifikasi pekerjaan di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi

No Sub Populasi PNS Nilai Sub Populasi

Nilai Sub Populasi + Medis

Nilai F raction (f)

Sampel yang diambil

1 Medis 67 0 0 0 2 Paramedis Perawatan 326 326 + 35 =361 361/697=0.518 45 3 Paramedis Non

Perawatan

85 85+9=94 94/697=0.135 12

4

NonMedis

219

219+23=242

242/697=0.347

30

Total 697 697 1 87

Tabel 2. Jumlah pembagian responden Non PNS berdasarkan spesifikasi pekerjaan di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi

No Sub Populasi Non PNS Nilai Fraction (f) Nilai Sub Populasi

Sampel yang diambil

1 Medis 0 0 0 2 Paramedis Perawatan 150/ 352= 0,43 150 34 3 Paramedis Non Perawatan 33/ 352= 0,094 33 7 4

NonMedis

169/

352=

0,48

169

37

Total 1 352 78

Page 48: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

32

Pengambilan sampel untuk medis PNS tidak dilakukan karena kesulitan

dalam menemui responden tersebut. Sedangkan untuk medis Non PNS tidak

dimiliki oleh pihak rumah sakit sehingga tidak ada sampel yang bisa diambil.

3.3.4 Variabel-variabel penelitian

1. Variabel Bebas (X)

Motivasi kerja adalah sesuatu yang dapat diukur maupun tidak dapat diukur

dengan uang yang diperoleh pegawai yang dapat mendorong kepuasan kerja

pegawai dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya di dalam perusahaan.

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi. Variabel

independent dalam penelitian ini adalah motivasi yang terdiri dari

kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan

penghargaan, kebutuhan aktualisasi diri.

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah tipe variabel yang dijelaskan dan dipengaruhi oleh

variabel independent. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah

kepuasan kerja yang terdiri dari : turnover, tingkat kehadiran (absensi),

umur, tingkat pekerjaan, ukuran organisasi perusahaan.

3.3.5 Metode (skala) pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan untuk menilai setiap jawaban

kuesioner dilakukan dengan skala likert dengan bobot tertentu pada setiap

jawaban, bobot yang digunakan dalam setiap pernyataan adalah :

4 = Sangat setuju

3 = Setuju

2 = Tidaksetuju

1 = Sangat tidak setuju

Untuk dapat diolah menjadi analisis regresi, data ordinal yang didapat

terlebih dahulu harus ditrasformasikan kebentuk data interval salah satu cara

yang dapat digunakan adalah Method of Succesive Interval (MSI) (Noname).

Langkah-langkah Method of Succesive Interval (MSI) sebagai berikut:

1. Membuat frekuensi dari setiap butir jawaban pada masing-masing kategori

pertanyaan.

Page 49: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

33

2. Membuat proporsi dengan cara membagi frekuensi dari setiap butir jawaban

dengan seluruh jumlah responden.

3. Membuat proporsi kumulatif

4. Menentukan nilai z untuk setiap butir jawaban berdasarkan nilai frekuensi

yang telah diperoleh dengan bantuan tabel z.

5. Menghitung nilai skala, dengan rumus:

................................................(2)

Trasformasi ke bentuk data interval digunakan dengan bantuan software

Minitab dan Microsoft Office Excel. Setelah ditrasformasikan menjadi data

interval jawaban-jawaban yang telah diberikan bobot kemudian dijumlahkan

untuk setiap responden guna dijadikan skor penilaian, skala penilaian (Umar,

2005) ini dapat dilihat pada Tabel 3.

( )........................................................................................................(3)

Keterangan:

m = Jumlah alternatif jawaban tiap item sehingga rentang skala:

Tabel 3. Skala Penilaian No.

Jawaban Skala Interprestasi 1 Sangat Tidak Setuju 1,00 - 1,75 Sangat Tidak Baik 2 Tidak Setuju 1,76 - 2,50 Tidak Baik 3 Setuju 2,51 - 3,25 Baik 4 Sangat Setuju 3,26 - 4,00 Sangat Baik

3.4 Metode Pengolahan Data dan Analisis Data

3.4.1 Uji validitas

Validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat

ukur (Umar 2005). Uji validitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana

suatu alat ukur atau kuesioner mengukur apa yang akan diukur. Asumsi pokok

dari uji validitas ini adalah setiap pertanyaan / pernyataan berkaitan satu

dengan yang lainnya, dan juga berhubungan dengan objek yang akan diteliti.

Kuesioner merupakan daftar dari butir-butir pertanyaan / pernyataan yang

saling berhubungan dengan konsep yang diinginkan. Apabila ada pertanyaan /

Page 50: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

34

pernyataan yang tidak berhubungan, maka pertanyaan / pernyataan tersebut

tidak valid, dan akan dihilangkan atau diganti dengan konsep pertanyaan lain

yang lebih sahih (Umar, 2003).

Rumus yang digunakan adalah :

))(()(( 2222 YYnXXn

YXXYnr .......................................................(4)

Dimana :

rxy = korelasi antara x dan y

x = skor pernyataan

y = skor total pernyataan

n = jumlah responden

Bila diperoleh r hitung lebih besar dari r tabel pada tingkat signifikansi (a)

0,05 maka pertanyaan pada kuesioner mempunyai validitas atau konsistensi

internal dalam pernyataan tersebut dan layak digunakan. Pada uji validitas

penelitian ini digunakan bantuan software SPSS 17.0 dan Mickrosoft Excel.

3.4.2 Uji realibilitas

Reabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat ukur

dalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2003). Ada dua manfaat dalam

memiliki skala dengan keandalan tinggi (High Reability), yaitu:

1. Dapat membedakan antara berbagai tingkatan dengan lebih baik dari pada

skala dengan keandalan rendah.

2. Besar kemungkinan bahwa kita akan menemukan hubungan yang signifikan

(sangat berarti) antara variabel yang sebenarnya memang terkait satu sama

lain (berkorelasi).

Pengujian realibilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah

menggunakan rumus alpha. Nilai r hitung dibandingkan dengan r tabel, jika

r hitung lebih besar dari nilai r tabel maka dapat dinyatakan bahwa

kuesioner tersebut reliabel.

Rumus yang digunakan adalah :

2

2

11 11 t

b

k

kr .............................................................................(5)

Page 51: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

35

Keterangan : 11r = reliabilitas instrumen

K = banyaknya butir pernyataan 2t

= varians total

2b = jumlah varians butir/pernyataan

3.4.3 Analisis deskriptif statistika

Setelah data diperoleh, data digolongkan ke dalam kategori berdasarkan

nilai yang diperoleh dengan cara mengalikan besarnya bobot pada kategori

tertentu yang telah ditetapkan dengan jumlah responden yang masuk ke dalam

kategori yang sama. Selanjutnya dilakukan analisis deskriptif statistik untuk

mencari nilai rataannya sehingga akan diketahui ukuran pemusatan dan ukuran

keragamannya dari tanggapan responden. Analisis deskriptif adalah

transformasi data mentah ke dalam bentuk yang lebih mudah dipahami atau

diinterpretasikan. Metode analisis deskriptif dengan tabulasi sederhana

digunakan untuk menganalisa data yang bersifat kuantitatif dan informasi lain

yang relevan dengan tujuan penelitian.

3.4.2 Analisis regresi linear berganda

Analisis regresi linear berganda adalah analisis untuk mengetahui

hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen

(X1,X2,X3,....Xn) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk

memprediksikan nilai dari variabel independen mengalami kenaikan atau

penurunan dan untuk mengetahui arah hubungan variabel independen dengan

variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan

positif atau negatif. Bentuk umum dari regresi linear berganda sebagai berikut

(Herjanto, 2009):

Y= a+ b1 X1+ b2 X2+ b3 X3+..........+ bk Xk.......................................................(6)

dimana : a = Kontanta Regresi

b1,b2,b2....bk = Koefisien Regresi

X1,X2,X3....Xk = Variabel Independen

Sebelum model regresi linear berganda digunakan dan memberikan hasil

yang representatif juga harus memenuhi asumsi klasik. Dengan asumsi-asumsi,

bahwa penaksir kuadrat terkecil biasa (OLS) dari koefisien regresi adalah

penaksir tak bias. Adapun asumsi klasik yang digunakan adalah :

Page 52: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

36

1. Uji Normalitas

Uji asumsi klasik normalitas adalah asumsi bahwa nilai-nilai Y atau X

tertentu didistribusikan secara normal disekitar rata-ratanya. Dalam model

regresi linear, asumsi ini menandakan bahwa distribusi dari eror sampling

adalah normal. Uji normalitas bertujuan menguji apakah model regresi

variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal

atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data

normal atau mendekati normal.

2. Uji Multikolinearitas

Salah satu asumsi model regresi linear adalah tidak terdapat korelasi

yang sempurna atau korelasi tidak sempurna tetapi relatif sangat tinggi pada

variabel-variabel bebasnya (independen) yang bisa ditimbulkan dengan X1,

X2, X3......Xn (Umar, 2005). Uji multikolinearitas dilakukan untuk

menunjukkan adanya hubungan linear antara variabel independen. Jika

terdapat multikolinearitas sempurna maka akan berakibat koefisien regresi

tak hingga, maka penaksiran lewat kuadran terkecil menjadi tak tertentu dan

variansi serta standar deviasi menjadi tidak terdefinikan. Metode yang

digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas adalah dengan

menggunakan nilai Value Inflation Faktor (VIF).

Kriteria pengambilan keputusan adalah jika nilai VIF (value inflation

faktor) lebih besar dari 5, maka terjadi kolinearitas yang cukup tinggi antar

variabel independen. Adanya multikolinearitas akan mengakibatkan

ketidaktepatan estimasi.

3. Uji Heteroskedastisitas

Asumsi pokok dari model regresi linear klasik adalah bahwa gangguan

(disturbance) yang muncul dalam regresi adalah heteroskedastisitas. Uji

heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Bila nilai t hitung < ttabel maka akan terjadi homoskedastisitas yaitu

varian variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai tertentu

variabel independen. Sebaliknya, apabila nilai t hitung > ttabel, berarti terjadi

heteroskedastisitas.

Page 53: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

37

3.4.3 Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel

independen (X1, X2, X3,....Xn) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen (Y).

Statistik uji t dihitung dari persamaan berikut ini :

t hitung = ..........................................................................................(7)

dimana: b = koefisien b ke i.

Sb = standard error koefisien b ke i.

Lankah-langkah uji t sebgai berikut:

1. Menentukan hipotesa

Ho = koefisisen regresi tidak signifikan

H1 = koefisien regresi signifikan

2. Menentukan tingkat signifikansi

Tingkat signifikansi menggunakan 0,05 (a = 5%)

3. Menentukan t hitung

4. Menentukan t tabel

Tabel distribusi t dicari pada a =5% : 2 (uji dua sisi) dengan derajat

kebebasan (df) n-k-1 (n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel

independen)

t hitung PNS ; 87 – 2 – 1 = 84, dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025)

sehingga t tabel PNS = 1,989

t hitung Non PNS; 78 – 2 – 1 = 75, dengan pengujian 2 sisi (signifikansi =

0,025) sehingga t tabel Non PNS= 1,992

t hitung keseluruhan pegawai ; 165 – 2 – 1 = 162, dengan pengujian 2 sisi

(signifikansi = 0,025) sehingga t tabel keseluruhan pegawai = 1,975

5. Kriteria pengujian

Ho diterima jika -t hitung = t hitung = t hitung

berarti koefisien regresi tidak signifikan pada taraf nyata

Ho ditolak = jika -t hitung<-ttabel atau t hitung> -ttabel

Hal ini berarti koefisien regresi signifikan pada taraf nyata.

6. Membandingkan t hitung dengan t tabel

7. Kesimpulan.

Page 54: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

38

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit

4.1.1 Sejarah Rumah Sakit DR. H. Marzoeki Mahdi

Rumah Sakit DR. H. Marzoeki Mahdi yang dahulu bernama Rumah

Sakit Jiwa atau disingkat RSJ merupakan rumah sakit yang pertama didirikan

oleh Pemerintah Hindia-Belanda, yaitu tanggal 1 Juli 1882 dan merupakan

rumah sakit jiwa terbesar kedua setelah Rumah Sakit Jiwa Lawang Jawa

Timur.

Rumah Sakit Jiwa didirikan berdasarkan surat keputusan atau SK

Kerajaan Belandano 100, tahun 1885. Hal tersebut dimaksudkan untuk

memperbaiki sistem perawatan pasien gangguan jiwa. Rumah sakit jiwa yang

didirikan di bogor diresmikan dengan nama asli “Krankzinnigengestich te

Buitenzorg”. Sebelum adanya RSJ jaman dahulu, pasien gangguan jiwa

dirawat dirumah sakit umum, dipenjara, di kantor polisi, mereka dikurung dan

bahkan diasingkan. Pada kurun waktu 1942 – 1945 RSJ Pusat Bogor digunakan

sebagai penampungan tentara Jepang dan sebagian lain untuk tempat karantina

penyakit menular.

Periode tahun 1945–1950 yang merupakan periode revolusi fisik dalam

mempertahankan kemerdekaan tidak banyak perhatian yang diberikan terhadap

nasib RSJ Pusat Bogor. Antara tahun 1950–1969 hanya sedikit perbaikan

gedung yang dapat dilaksanakan bahkan proses perusakan berjalan cepat.

Barulah pada periode Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) sedikit

demi sedikit perbaikan dan perubahan gedung/ruang perawatan yang cukup

berarti.

Semenjak tahun 1978 dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.

135/Menkes/SK/IV/1978 tanggal 28 April 1978 diatur Susunan Organisasi dan

Tata Kerja RSJP Bogor. Tahun 1998, RSJ Pusat Bogor telah terakreditasi

untuk 5 (lima) jenis pelayanan, yaitu :

1. Pelayanan Medis

2. Pelayanan Administrasi dan Manajemen

Page 55: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

39

3. Pelayanan Gawat Darurat

4. Pelayanan Keperawatan

5. Pelayanan Rekam Medis

Pelayanan kesehatan yang diberikan pada awalnya hanya berfokus pada

pada pelayanan kesehatan jiwa. Pada tahun 1997–2001, seiring dengan

peningkatan mutu pelayanan dan pengembangan pelayanan RSJ Bogor

membuka pelayanan baru yaitu Instalasi Pemulihan Napza (narkotik, alkohol,

psikotropika dan zat adiktif lainnya), Ruang Model Praktik Keperawatan

Profesional, Intensif Care Unit (ICU) Psikiatri, Ruang Detoksifikasi maupun

Pelayanan Umum.

Seiring dengan berjalannya waktu RSJP Bogor mengalami beberapa

perubahan, baik dari tatanan organisasi, strategi pelayanan maupun perubahan

status RSJP Bogor. Pada tanggal 28 Juli 2002 RSJP Bogor diresmikan menjadi

Rumah Sakit DR. H. Marzoeki Mahdi.

Tahun 2010 RS DR. H. Marzoeki mahdi menyediakan pelayanan rawat

jalan spesialistik yang terdiri dari : klinik psikiatri (anak, remaja, dewasa dan

lanjut usia), penyakit dalam, diabetes terpadu, geriatri, penyakit anak,

kebidanan, bedah umum, bedah ortopedi, bedah digesif, jantung, neurologi,

paru, mata, telinga hidung dan tenggorokan (THT), kulit dan kelamin, gizi, gigi

dan gigi spesialis, umum, psikologi, tumbuh kembang terpadu, rehabilitasi

medik.

4.1.2 Visi, misi dan tujuan

1. Visi

Terwujudnya rumah sakit mandiri melalui profesionalisme dan pelayanan

yang bermutu dengan mengutamakan kepuasan pelanggan dan terjangkau

oleh rakyat miskin.

2. Misi

a. Melaksanakan pelayanan kesehatan dengan unggulan Kesehatan Jiwa dan

Napza

b. Memberdayakan seluruh potensi yang ada di Rumah Sakit

c. Mengembangkan pelayanan kesehatan jiwa menjadi pusat rujukan

nasional

Page 56: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

40

d. Mengembangkan pendidikan kesehatan dan penelitian serta kemitraan

yang seluas–luasnya

e. Mencapai kesejahteraan bersama

3. Tujuan

Tujuan Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor adalah untuk

meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan

kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa melalui

fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan

produktivitas, dan penerapan praktek bisnis yang sehat demi :

a. Terciptanya Jasa layanan Kesehatan Jiwa dengan kualitas prima.

b. Terciptanya produk unggulan dalam bidang kesehatan jiwa .

c. Tersedianya Sumber daya manusia bidang kesehatan jiwa yang

profesional dan berkomitmen pada kegiatan Rumah Sakit Dr. H.

Marzoeki Mahdi Bogor menyelenggarakan kegiatan :

1) Pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya kesehatan jiwa

melalui upaya promotif, preventif, kreatif maupun rehabilitatif serta

pelayanan penunjangannya secara paripurna.

2) Pengembangan pelayanan, pendidikan dan penelitian di bidang

kesehatan jiwa, NAPZA, dan Pelayanan Umum pendukung pelayanan

kesehatan jiwa.

3) Pendidikan, pelatihan, dan usaha lain dalam bidang kesehatan.

4.1.3 Struktur organisasi

Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi telah ditetapkan sebagai salah

satu rumah sakit yang menjadi PPK–BLU(Pusat Pelayanan Kesehatan -

Badan Layanan Umum) penuh sesuai dengan Keputusan Menteri

Keuangan Nomor : 284/KMK.05/2007 dan SK Menteri Kesehatan

No. 756/Men.Kes/SK/VI/2007 tanggal 26 Juni 2007 tentang

Penetapan 15 Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Departemen Kesehatan dengan menerapkan PPK–BLU. Dengan

terjadinya peruabahan menjadi PPK – BLU maka struktur organisasi

di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi juga mengalami perubahan. Terkait

dengan perubahan tersbut susunan organisasi dan tata kerja Rumah Sakit

Page 57: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

41

Dr. H. Marzoeki Mahdi diatur oleh SK. Menkes RI. No.

135/Men.Kes/SK/IV/1978.

Struktur organisasi Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi terkait dengan

perubahan menjadi menjadi PPK – BLU memiliki struktur organisasi

fungsional dimana jabatan tertinggi dipegang oleh direktur utama. Direktur

utama langsung membawahi tiga divisi yaitu divisi direktorat medik dan

keperawatan, direktorat SDM dan pendidikan dan direktorat keuangan dan

administrasi umum.

4.1.4 Ketenaga kerjaan

Ketenaga kerjaan Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi diklasifikasikan

berdasarkan tenaga medis, paramedis perawatan, paramedis non keperawatan,

dan non medis yang terdiri dari pegawai negeri sipin (PNS) dan tenaga honor

atau yang disebut dengan tenaga non pegawai negeri sipil (Non PNS).

4.2 Uji Validitas dan reliabilitas kuesioner

Uji validitas dilakukan untuk menghitung korelasi antara masing-

masing pertanyaan/pernyataan dengan skor total. Nilai ini kemudian

dibandingkan dengan nilai r tabel. R tabel pada taraf signifikan 0,05 dengan uji 2

sisi dan dilakukan kepada 30 responden pegawai RS, maka didapat r tabel sebesar

0,361. Uji validitas menggunkan rumus korelasi Product Moment Pearson dan

diolah dengan software SPSS 17.0 for windows. Hasil pengujian validitas untuk

pernyataan motivasi menunjukkan bahwa butir pernyataan ke 6 (0,325) pada

variabel kebutuhan fisiologis, butir pernyataan ke 7 (0,350), pada variabel

kebutuhan sosial, butir pernyataan ke 2 (0,208), 3 (0,233), 7 (0,247) pada

variabel kebutuhan penghargaan, dan butir pernyataan ke 8 (0,119) pada variabel

kebutuhan aktualisasi diri bernilai kurang dari 0.361. Maka dapat disimpulkan

bahwa instrumen tersebut tidak berkolerasi signifikan dengan skor total atau

dianyaatakan tidak valid sehingga harus dikeluarkan dari daftar pernyataan.

Sedangkan nilai-nilai lainnya yang lebih dari 0,361 dapat disimpulkan bahwa

butir instrumen tersebut valid. Hasil pengujian validitas untuk pernyataan

kepuasan menunjukkan bahwa butir pernyataan ke 5 (0,113) pada variabel

turnover, butir pernyataan ke 5 (0,337) 6 (0,261) pada variabel tingkat pekerjaan

bernilai kurang dari 0.361. Maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut

Page 58: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

42

tidak berkolerasi signifikan dengan skor total atau dianyaatakan tidak valid

sehingga harus dikeluarkan dari daftar pernyataan. Total keseluruhan pernyataan

yang tidak valid ada 9 pernyataan atau sebesar 12 %.

Uji reliabilitas dilakukan kepada 30 orang responden dari pegawai RS

pada taraf signifikan 0,05. Hasil uji reabilitas didapat nilai Cronbach’s Alpha

sebesar 0,949 untuk motivasi dan 0,950 untuk kepuasan, karena nilai di atas

tabel sebesar 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur dalam penelitian

tersebut reliabel, sehingga penggunaannya dapat diandalkan dan mampu

memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Untuk lebih lengkapnya Uji

validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 3.

4.3 Karakteristik responden

Responden dalam penelitian ini adalah pegawai Rumah Sakit Dr. H.

Marzoeki Mahdi yaitu pegawai negeri sipil atau yang biasa disingkat dengan

PNS dan non pegawai negeri sipil atau disingkat Non PNS. Karakteristik

responden dari pegawai dalam penelitian ini ditinjau dari segi jenis kelamin,

usia, status pernikahan, masa kerja/lama kerja, pendidikan terakhir, jumlah

tanggungan, divisi/bagian dan rata-rata penghasilan. Berikut ini merupakan tabel

yang menunjukkan sebaran / jumlah dan persentase dari pegawai PNS dan Non

PNS yang menjadi responden dalam penelitian ini. Responden tersebut didapat

dari hasil pengisian kuesioner.

Tabel 4. Sebaran responden pegawai Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi

Karakteristik

PNS Non PNS Jumlah (orang)

Persentase (%)

Jumlah (orang)

Persentase (%)

Jenis kelamin

Laki-laki 53 60.9 28 35.9 Perempuan 34 39.1 50 64.1

Total 87 100 78 100

Usia / Umur

< 25 tahun 13 14.9 19 24.4 26-35 tahun

35

40.2

55

70.5

36-45 tahun 24 27.6 4 5.1 = 46 15 17.3 0 0

Total 87 100 78 100

Status pernikahan

Menikah 72 82.8 28 35.9 Belum menikah 15 17.2 50 64.1 Janda/Duda 0 0 0 0

Total 87 100 78 100

Page 59: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

43

Lanjutan Tabel 4.

Berdasarkan Tabel 4, responden PNS laki-laki sebanyak 53 orang atau

sebesar 60.9% dan responden pegawai PNS perempuan 34 orang atau sebesar

39,1%. Untuk responden Non PNS laki-laki sebanyak 28 orang atau sebesar

35,9% dan responden pegawai Non PNS perempuan sebanyak 50 atau sebesar

64,1%. Perbandingan responden laki-laki dan peremapuan dapat juga dilihat

pada Gambar 3 berikut ini.

Karakteristik

PNS Non PNS Jumlah (orang)

Persentase (%)

Jumlah (orang)

Persentase (%)

Pendidikan terakhir

SD 0 0 0 0 SMP/Sederajat 0 0 0 0 SMA/Sederajat 7 8.0 2 2.6 Diploma (D1, D2, D3) 58 66.7 54 69.2 Sarjana (S1) 22 25.3 22 28.2 S2 0 0 0 0 S3 0 0 0 0

Total 87 100 78 100

Lama bekerja

< 2 tahun 13 14.9 34 43.6 3 - 5 tahun 17 19.6 41 52.6 6 - 8tahun 13 14.9 3 3.8 > 8 tahun 44 50.6 0 0

Total 87 100 78 100

Jumlah tanggungan

1 Orang 10 11.5 12 15.4 2 Orang 19 21.8 12 15.4 3 Orang 12 13.8 2 2.6 4 Orang 5 5.8 0 0 5 Orang 2 2.3 0 0 6 Orang 2 2.3 0 0 tidak terdefisikan 37 42.5 52 66.7

Total 87 100 78 100

Divisi / bagian

pekerjaan

Perawat 49 56,32 34 43,59 Radiologi 4 4,60 1 1,28 Laboratorium 7 8,05 6 7,69 Keuangan 4 4,60 12 15,38 Administrasi 17 19,54 22 28,21 Perlengkapan 4 4,60 1 1,28 TPP 2 2,30 2 2,56

Total 87 100 78 100

Rata-rata penghasilan

< Rp 1.000.000 0 0 0 0 Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 1 1,15 21 26,92 Rp 2.000.000 - Rp 3.000.000 22 25,29 54 69,23 Rp 3.000.000 - Rp 4.000.000 64 73,56 3 3,85 Rp 4.000.000 - Rp 5.000.000 0 0,00 0 0,00

> Rp 5.000.000 0 0,00 0 0,00 Total 87 100 78 100

Page 60: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

44

Gambar 3. Jenis kelamin responden PNS dan Non PNS

Dari gambar di atas lebih terlihat jelas lagi sebaran jenis kelamin

responden. Responden PNS lebih banyak laki-laki dari pada perempuan.

Sedangkan responden Non PNS lebih banyak perempuan dari pada laki-laki.

Usia seorang pegawai sangat menentukan kinerja secara keseluruhan.

Pegawai dengan usia yang relatif masih muda akan mampunyai kemampuan

fisik yang lebih baik dari pada pegawai yang lebih tua. Akan tetapi seorang

pegawai yang sudah berusia lebih tua akan mempunyai pengalaman yang tidak

dimiliki oleh pegawai yang masih berusia muda. Oleh karena itu akan labih baik

apabila perusahaan menggabungkan atau memadukan pegawai berusia tua

dengan pegawai berusia muda. Usia responden yang paling banyak adalah usia

26-35 baik untuk PNS maupun Non PNS. Untuk PNS jumlah responden sebesar

40,2 % sedangkan untuk responden Non PNS jumlah seresponden sebesar 70,5.

Perbandingan umur responden dapat juga dilihat pada Gambar 4 berikut ini.

Gambar 4. Umur responden PNS dan Non PNS

Status pernikahan dibagi menjadi tiga yaitu menikah, belum menikah dan

janda/duda. Responden PNS lebih banyak yang sudah menikah dibandingkan

dengan yang belum menikah yaitu sebanyak 72 atau sebesar 82.8% sedangkan

pada responden Non PNS yang sudah menikah lebih banyak dibandingkan yang

60, 9%

39,1%

Jenis Kelamin Responden PNS

Laki-lakiPerempuan

35, 9%

64, 1%

Jenis Kelamin Responden Non PNS

Laki-lakiPerempuan

14, 9%

40, 2%27, 6%

17, 3%

Usia / Umur Responden PNS

< 25 tahun26-35 tahun36-45 tahun= 46 tahun

24, 4%

70, 5%

5, 1%

Usia / Umur RespondenNon PNS

< 25 tahun26-35 tahun36-45 tahun= 46 tahun

Page 61: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

45

8%

66, 7%

25,3%

Pendidikan terakhir RespondenPNS

SDSMP/Sederajat SLTA/SederajatDiploma (D1, D2, D3)S1S2S3

2,6%

69, 2%

28,2%

Pendidikan Terakhir RespondenNon PNS

SDSMP/Sederajat SLTA/SederajatDiploma (D1, D2, D3)S1S2S3

belum menikah yaitu sebanyak 28 atau sebesar 35.9%. Jumlah pegawai PNS

yang menikah lebih banyak karena status pegawai tetap yang mereka miliki

memberikan jaminan keamanan dan menghilangkan kekhawatiran akan

kehilangan pekerjaan sedangkan Non PNS lebih banyak yang belum menikah

karena kekhawatiran akan kehilangan pekerjaan atau sumber penghasilannya.

Perbandingan status pernikahan responden dapat juga dilihat pada Gambar 5

berikut ini.

Gambar 5. Status pernikahan responden PNS dan Non PNS

Tingkat pendidikan terakhir sangat mempengaruhi kemampuan dan tingkat

kepercayaan diri seorang pegawai dalam melakukan pekerjaannya. Karakteristik

pendidikan terakhir dibagi menjadi tujuh kategori, yaitu Sekolah Dasar (SD),

Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Sederajat, Sekolah Menengah Umum

(SMU)/Sederajat, Diploma (D3), Sarjana, Pasca sarjana dan doktor.

Perbandingan pendidikan terakhir responden dapat juga dilihat pada Gambar 6

berikut ini.

Gambar 6. Pendidikan terakhir responden PNS dan Non PNS

Dari Gambar 6 terlihat di atas jumlah responden berpendidikann Diploma

lebih mendominasi yaitu 58 orang atau sebesar 66,7% untuk PNS dan 54 orang

atau sebesar 69,2% untuk Non PNS. Jumlah pendidikan Diploma lebih banyak

82, 8%

17, 2%

Status Pernikahan Responden PNS

MenikahBelum menikahJanda/Duda

35, 9%

64, 1%

Status Pernikahan Responden Non PNS

MenikahBelum menikahJanda/Duda

Page 62: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

46

dikarenakan pada syarat pada seleksi penerimaan pegawai salah satunya

memiliki minimal berpendidikan diploma.

Masa kerja erat dihubungkan dengan pengalaman, kepercayaan diri yang

tinggi dan pemahaman job description yang lebih baik. Hal itulah yang dimiliki

oleh pegawai dengan masa kerja yang sudah lama, walaupun mungkin dari segi

umur sudah termasuk tua. Semakin tinggi masa kerja akan semakin mudah

mereka menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Masa kerja responden PNS

yang paling banyak adalah di atas 8 tahun sebanyak 50% sedangkang masa kerja

Non PNS yang paling banyak yaitu kerja 3-5 tahun sebanyak 41 atau 52,6.

Perbandingan lama bekerja responden dapat juga dilihat pada Gambar 7 berikut

ini.

Gambar 7. Lama bekerja responden PNS dan Non PNS

Karakteristik jumlah tanggungan dapat menjadi salah satu motivasi kerja

seseorang yaitu dengan adanya orang yang harus ditanggung atau dibiayayi

dapat membuat orang bekerja lebih giat dan lebih giat lagi demi memenuhi

kebutuhan diri sendiri dan yang ditanggungnya. Dari sebaran data jumlah

tanggungan responden diperoleh jumlah tanggungan tidak terdefiisikan yang

paling banyak yaitu sebesar 42,5% untuk PNS dan 66,7% untuk Non PNS.

Kemudian responden PNS dengan jumlah tanggungan 2 orang sebesar 21,6%

sedangkan untuk responden Non PNS jumlah tanggungan 1 orang dan 2 orang

sebesar 15,4 %. Perbandingan jumlah tanggungan responden dapat juga dilihat

pada Gambar 8 berikut ini.

14,9%

19,6%

14,9%

50,6%

Lama Bekerja Pegawai PNS

0 - 2 tahun3 - 5 tahun6 - 8 tahun> 8 tahun

43,6%

52,6%

3,8%Lama Bekerja Non PNS

0 - 2 tahun3 - 5 tahun6 - 8 tahun> 8 tahun

Page 63: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

47

Gambar 8. Jumlah tanggungan responden PNS dan Non PNS

Rumah sakit yang merupakan organisasi padat karya yang menyajikan jasa

pelayanan kesehatan oleh karena itu pasti memiliki pegawai dibidang kesehatan

atau medis yang lebih banyak dari pada pekerjaan dibidang lain. Perawat

merupakan salah satu pekerjaan dibidang kesehatan yang akan

membantu/merawat pasien selama berada di rumah sakit sehingga dibutuhkan

jumlah pegawai perawat yang lebih banyak. Berdasarkan data yang diperoleh

jumlah responden perawat PNS sebayak 56,32% sedangkan responden perawat

Non PNS sebesar 43,59%. Perbandingan divisi/bagian kerja responden dapat

juga dilihat pada Gambar 9 berikut ini.

Gambar 9. Divisi/bagian pekerjaan responden PNS dan Non PNS

Gaji atau penghasilan merupakan motivasi orang untuk bekerja.

Berdasarkan data yang diperoleh responden PNS yang dengan gaji Rp 3.000.000

– Rp. 4.000.000 merupakan yang terbanyak sedangkan responden Non PNS

dengan gaji Rp. 2.000.000 – Rp 3.000.00 yang terbanyak. Perbandingan

penghasilan responden dapat juga dilihat pada Gambar 10 berikut ini.

11,5%

21,6%

13,8%

5,8 %2,3%2,3%

42,5%

Jumlah tanggungan PNS

1 Orang2 Orang3 Orang4 Orang5 Orang6 Orangtidak terdefisikan

15,4%

15,4%

2,6%66,7%

Jumlah tanggungan Non PNS

1 Orang2 Orang3 Orang4 Orang5 Orang6 Orangtidak terdefisikan

56,32%

4,6%

8,05%

4,6%

19,4%

4,6%2,3%

Divisi / bagian pekerjaan PNS

PerawatRadiologiLaboratoriumKeuanganAdministrasiPerlengkapanTPP

43,59%

1,28%

7,69%15,38%

28,21%

1,28% 2,56%

Divisi / bagian pekerjaan Non PNS

PerawatRadiologiLaboratoriumKeuanganAdministrasiPerlengkapanTPP

Page 64: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

48

Gambar 10. Rata-rata penghasilan responden PNS dan Non PNS

4.4 Analisa Motivasi PNS dan Non PNS Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi

Setiap pegawai memiliki motif dan kebutuhan yang berbeda-beda

sehingga perusahaan perlu memperhatikan motif dan berusaha memenuhi

kebutuhan tersebut agar pegawainya memiliki motivasi kerja dan pada akhirnya

dapat meningkatkan kinerja pegawai itu sendiri. Berikit ini merupakan analisis

motivasi kerja pegawai negeri sipil (PNS) dan non pegawai negeri sipil (Non

PNS) berdasarkan kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial,

kebutuhan pengahargaan, kebutuhan aktualisasi diri.

4.4.1 Analisa motivasi kerja PNS dan Non PNS pada kebutuhan fisiologis

Tabel 5. Motivasi kerja PNS dan Non PNS pada kebutuhan fisiologis

No BUTIR PERNYATAAN KE Rataan Skor PNS

Hasil Rataan

Skor Non PNS

Hasil

1 Saya sangat senang setiap kali berangkat bekerja

3,098

Setuju

3,328

Sangat Setuju

2 Menurut saya pihak rumah sakit telah memberikan waktu istirahat yang ideal 3,369

Sangat Setuju 3,052 Setuju

3 Jam kerja yang ada di rumah sakit ini sesuai dengan kapasitas saya 3,618

Sangat Setuju 2,318

Tidak Setuju

4 Rumah sakit ini memberikan tunjangan berupa bahan pokok kepada pegawai 2,35

Tidak Setuju 3,052 Setuju

5 Keluarga saya selalu memberikan dorongan dan dukungan agar saya bekerja lebih baik lagi 3,369

Sangat Setuju 2,957 Setuju

6 Saya mendapat tunjangan transportasi yang ideal dari pihak rumah sakit 2,237

Tidak Setuju 2,686 Setuju

7 Saya mendapat tunjangan makan yang layak dari pihak rumah sakit 3,369

Sangat Setuju 2,459

Tidak Setuju

Kebutuhan fisiologis 3,059 Setuju 2,836 Setuju

1,15%

25,29%

73,56%

Rat-rata penghasilan PNS

< Rp 1.000.000Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000Rp 2.000.000 - Rp 3.000.000Rp 3.000.000 - Rp 4.000.000Rp 4.000.000 - Rp 5.000.000> Rp 5.000.000

26,92%

69,23%

3,85%

Rat-rata penghasilan Non PNS

< Rp 1.000.000Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000Rp 2.000.000 - Rp 3.000.000Rp 3.000.000 - Rp 4.000.000Rp 4.000.000 - Rp 5.000.000

Page 65: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

49

Berdasarkan Tabel 5 di atas motivasi tertinggi berdasarkan kebutuhan

fisiologis untuk PNS adalah jam kerja yang di rumah sakit sesuai dengan

kapasitas sedangkan motivasi tertinggi untuk Non PNS adalah perasaan yang

sangat senang setiap kali berangkat kerja. Penetapan jam kerja dirumah sakit

sudah sesuai dengan sistem jam kerja yang berlaku atau sesuai dengan undang-

undang ketenagakerjaan yang berlaku yaitu 8 jam 1 hari dan 40 jam 1 minggu

untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu. Kebanyaka Non PNS memiliki perasaan

yang senang setiap berangkat bekerja kemungkinan karena merasa mendapat

perlakuan yang sama dengan PNS sehingga dengan kondisi kerja yang

demikian membuat pegawai merasa tidak dibeda-bedakan dalam bekerja. Dari

hasil nilai rataan skor secara keseluruhan untuk variabel kebutuhan fisiologis

PNS adalah 3,059 Sedangkan untuk Non PNS adalah 2,836. Nilai rataan skor

tersebut sudah berada di atas 2,5. Berdasarkan nilai penarikan kesimpulan yang

telah ditentukan maka dapat dikategorikan bahwa kebutuhan fisiologis dapat

memotivasi kerja PNS dan Non PNS.

4.4.2 Analisa motivasi PNS dan Non PNS pada kebutuhan keamanan

Tabel 6. Motivasi kerja PNS dan Non PNS pada kebutuhan keamanan

No BUTIR PERNYATAAN KE Rataan Skor PNS

Hasil Rataan

Skor Non PNS

Hasil

1 Fasilitas kesehatan di rumah sakit dapat memberikan rasa aman bagi saya 3,098 Setuju 2,686 Setuju

2 Tunjangan kesehatan dari rumah sakit dapat memberikan rasa aman bagi saya dan keluarga 3,214 Setuju 2,806 Setuju

3 Sistem penggajian di rumah sakit ini sudah memenuhi kebutuhan hidup layak bagi saya 1,942

Tidak Setuju 3,17 Setuju

4 Rumah sakit ini sudah menetapkan sistem pengembangan karir dengan baik

2,856

Setuju

2,499

Tidak Setuju

5 Hubungan kerja yang harmonis sesama pegawai membuat saya nyaman dalam bekerja 2,856 Setuju 2,806 Setuju

6 Rumah sakit ini selalu memperhatikan kesejahteraan pegawainya 2,794 Setuju 2,686 Setuju

7 Rumah sakit ini telah menetapkan program K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) yang ideal 2,739 Setuju 2,686 Setuju

8 Manajemen rumah sakit memberikan lembur bagi pegawai dengan upah lembur yang memadai 2,264

Tidak Setuju 2,351

Tidak Setuju

9 Setiap kebijakan di rumah sakit tidak bertentangan dengan hati nurani saya 2,794 Setuju 2,806 Setuju

Page 66: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

50

Lanjutan Tabel 6.

No BUTIR PERNYATAAN KE Rataan Skor PNS

Hasil Rataan

Skor Non PNS

Hasil

10 Sistem penilaian kinerja di rumah sakit ini dilakukan dengan adil dan objektif 2,641 Setuju 2,422

Tidak Setuju

11 Gaji yang saya terima saat ini sudah sesuai dengan beban pekerjaan yang saya kerjakan 3,618

Sangat Setuju 2,876 Setuju

12 Setiap pegawai selalu mendapatkan THR (Tunjangan Hari Raya) 3,214 Setuju 3,328

Sangat Setuju

13 Pembayaran gaji yang saya terima selalu tepat waktu 2,688 Setuju 3,328

Sangat Setuju

14 Saya selalu mendapatkan hak-hak saya sebagai pegawai 3,369

Sangat Setuju 2,957 Setuju

15 Dirumah sakit ini terdapat sistem bonus yang berlaku bagi seluruh pegawai 2,292

Tidak Setuju 2,318

Tidak Setuju

16 Suasana kerja yang nyaman selalu saya rasakan dirumah sakit ini 3,214 Setuju 2,876 Setuju

Kebutuhan keamanan 2,849 Setuju 2,788 Setuju

Berdasarkan Tabel 6 di atas faktor motivasi kerja tertinggi untuk PNS

adalah gaji yang diterima saat ini sudah sesuai dengan beban pekerjaan

sedangkan Non PNS mempunyai faktor motivasi kerja tertinggi pada tunjangan

hari raya atau THR dan gaji yang diterima selalu tepat waktu. Penetapan gaji

PNS sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah sedangkan untuk Non PNS

penetapan gajinya diatur oleh pihak rumah sakit. Gaji yang diterima

merupakan imbalan yang diterima seseorang atas hasil kerjanya dan uang atau

gaji merupakan faktor seseorang untuk tetap bekerja, sehingga uang dalam

bentuk gaji atau THR yang diberikan oleh rumah sakit dapat membuat pegawai

Non PNS termotivasi. Jumlah THR yang diberikan rumah sakit sebesar satu

bulan gaji atau tergantung kemapuan rumah sakit dan jumlah tersebut cukup

besar untuk membuat pegawai untuk tetap memiliki motivasi kerja. Nilai

rataan skor secara keseluruhan untuk variabel kebutuhan keamanan dapat

dikategorikan memotivasi kerja PNS dan Non PNS.

4.4.3 Analisa motivasi PNS dan Non PNS pada kebutuhan sosial

Faktor motivasi tertinggi PNS berdasarkan Tabel 7 di bawah terletak

pada kesiapan mereka dalam membantu rekan kerja yang kesulitan dalam

menyelesaikan pekerjaan, sedangkan Non PNS mempunyai faktor motivasi

kerja tertinggi pada kesiapan mereka dalam membantu rekan kerja yang

kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan dan merasa senang bekerja dengan

Page 67: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

51

rekan-rekan kerja. Saling membatu akan meringankan setiap pekerjaan

sekalipun pekerjaan itu sulit, berdasarkan hasil pengolahn data kebutuhan

keamana, hal ini juga salah satu yang memotivasi PNS dan Non PNS. Saling

membatu sesama rekan kerja akan menghasilkan hungan sosial kerja yang baik

pula sehigga setiap pegawai akan merasa senang bekerja dengan rekan

kerjanya dan dengan adanya kondisi tersebut akan tercipta kenyamanan dan

suasana kerja yang menyenangkan. Rataan skor secara keseluruhan untuk

variabel kebutuhan sosial PNS dan Non PNS mendapat nilai rataan 3,212 dan

2,795. Nilai ini menunjukkan kebutuhan sosial sudah menjadi motivasi bagi

pegawai PNS dan Non PNS.

Tabel 7. Motivasi kerja PNS dan Non PNS pada kebutuhan sosial

No BUTIR PERNYATAAN KE Rataan Skor PNS

Hasil Rataan

Skor Non PNS

Hasil

1 Atasan selalu memberikan dorongan semangat kepada saya dalam menyelesaikan pekerjaan 3,214 Setuju 2,876 Setuju

2 Saya selalu siap membantu teman kerja, jika mereka kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya 3,370

Sangat Setuju 3,328

Sangat Setuju

3 Saya mempunyai kesempatan untuk bersosialisasi dengan reakan kerja diluar jam kerja

2,856

Setuju

2,287

Tidak Setuju

4 Saya sangat senang bekerja dengan rekan-rekan kerja saya

3,098 Setuju 3,328 Sangat Setuju

5 Saya merasa pemikiran saya dihargai dirumah sakit ini

3,369 Sangat Setuju 2,957 Setuju

6 Saya belum memberikan kontribusi yang berarti bagi rumah sakit ini

3,369 Sangat Setuju 1,994

Tidak Setuju

Kebutuhan sosial 3,212

Setuju

2,795

Setuju

4.4.4 Analisa Motivasi PNS dan Non PNS pada kebutuhan penghargaan

Dari hasil pengolahan data variabel kebutuhan penghargaan pada Tabel 8

di bawah, faktor motivasi tertinggi PNS adalah Kebijakasanan pimpinan dalam

menghadapi pegawai memberikan dorongan untuk lebih giat bekerja,

sedangkan Non PNS mempunyai faktor motivasi kerja tertinggi pada gaya

kepeminpinan atasan yang sudah ideal. Beberapa tugas dari seorang pimpinan

adalah memberikan arahan, bimbingan, bantuan, dan pujian bagi pegawai dari

hal tersebut akan memberikan motivasi bagi pegawai karena pegawai akan

merasa diperhatikan dan dibutuhkan. Secara keseluruhan kebutuhan

Page 68: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

52

penghargaan sudah memberikan motivasi kerja bagi pegawai PNS dan Non

PNS.

Tabel 8. Motivasi kerja PNS dan Non PNS pada kebutuhan penghargaan

No BUTIR PERNYATAAN KE Rataan Skor PNS

Hasil Rataan

Skor Non PNS

Hasil

1 Pihak rumah sakit memberikan penghargaan kepada pegawai yang berprestasi 3,214 Setuju 2,806 Setuju

2 Jabatan yang saya pegang dirumah sakit ini mempengaruhi status sosial saya di dalam masyarakat 3,098 Setuju 2,957 Setuju

3 Kebijakasanan pimpinan dalam menghadapi pegawai memberikan dorongan kepada saya untuk giat bekerja 3,369

Sangat Setuju 3,052 Setuju

4 Gaya kepeminpinan atasan saya saat ini merupakan gaya kepeminpinan yang ideal bagi saya

2,641

Setuju

3,328

Sangat Setuju

Kebutuhan penghargaan 3,080 Setuju 3,036 Setuju

4.4.5 Analisa Motivasi PNS dan Non PNS pada Kebutuhan Aktualisasi Diri

Dari hasil pengolahan data variabel kebutuhan aktualisasi diri pada Tabel

9 di bawah, faktor motivasi kerja tertinggi PNS adalah diberi wewenang oleh

pimpinan untuk membuat keputusan sendiri dan merasa bangga jika diberikan

tanggung jawab pekerjaan yang lebih besar dari yang dikerjakan saat ini

sedangkan Non PNS mempunyai faktor motivasi kerja tertinggi pada

pengembangan diri dan karirnya dapat terjamin. Pemberian tanggung jawab

yang lebih besar seperti kenaikan jabatan atau pangkat merupakan hal yang

selalu diharapkan oleh setiap pegawai. Pemberian tanggung jawab yang besar

seperti itu merupakan salah satu bentuk penghargan terhadap pegawai atas

pengabdiannya terhadap rumah sakit sehingga hal tersebut memberikan

motivasi kerja untuk pegawai PNS. Pengembangan diri dan karir seperti

pengkatan pegawai honor atau Non PNS menjadi pegawai tetap atau PNS

merupakan program yang sudah direncanakan pemerintah untuk pegawai honor

yang bekerja di intansi pemerintahan, begitu juga di Rumah Sakit Marzoeki

Mahdi yang merupak salah satu rumah sakit milik pemerintah. Pegawai honor

dengan masa kerja di atas 3 tahun sampai 4 tahun akan diangkat jadi PNS

dengan bantuan pengajuan dari pihak rumah sakit. Hal tersebutlah yang

kemungkinan memberikan motivasi kerja bagi Non PNS. Para Non PNS

merasa memiliki peluang untuk menjadi PNS dengan adanya program

Page 69: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

53

pengangkatan. Rataan skor secara keseluruhan untuk variabel kebutuhan

aktualisasi sudah menjadi faktor motivasi kerja untuk PNS dan untuk Non PNS

belum menjadikan faktor motivasi kerja.

Tabel 9. Motivasi kerja PNS dan Non PNS pada kebutuhan aktualisasi diri

No BUTIR PERNYATAAN KE Rataan Skor PNS

Hasil Rataan

Skor Non PNS

Hasil

1 Dalam melakukan pekerjaan saya selalu diberi wewenang oleh pimpinan untuk membuat keputusan sendiri 3,618

Sangat Setuju 2,806 Setuju

2 Pekerjaan yang saya kerjakan memberikan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan yang saya miliki 2,518 Setuju 2,091

Tidak Setuju

3 Saya selalu berusaha untuk meningkatkan prestasi kerja saya untuk mendapatkan promosi/pengembangan karir saya 3,369

Sangat Setuju 2,386

Tidak Setuju

4 Saya selalu merasa termotivasi dengan hal-hal yang baru

2,856 Setuju 1,30

Sangat Tidak Setuju

5 Saya akan merasa bangga jika diberikan tanggung jawab pekerjaan yang lebih besar dari yang saya kerjakan saat ini

3,618 Sangat Setuju 2,386

Tidak Setuju

6 Saya selalu bekerja keras walaupun tidak ada pengawasan 2,856 Setuju 2,806 Setuju

7 Saya mampu menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu 2,856 Setuju 2,876 Setuju

8 Saya merasa pengembangan diri dan karir saya dapat terjamin di rumah sakit ini 3,214 Setuju 2,957 Setuju

Kebutuhan aktualisasi diri 3,113

Setuju

2,451

Tidak Setuju

4.5 Analisa Kepuasan Kerja PNS dan Non PNS Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi

Kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau

pekerjaannya, dapat diartikan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang

menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan

dengan pekerjaan maupun kondisi dirinya. Berikut ini merupakan analisis

kepuasan kerja pegawai negeri sipil (PNS) dan non pegawai negeri sipil (Non

PNS) berdasarkan turnover, tingkat kehadiran, umur, tingkat pekerjaan, dan

ukuran organisasi.

4.5.1 Analisa kepuasan kerja PNS dan Non PNS pada turnover

Dari hasil pengolahan data variabel turnover pada Tabel 10 di bawah,

faktor kepuasan kerja tertinggi PNS adalah tidak suka berganti-ganti tempat

bekerja sedangkan faktor kepuasan kerja tertinggi Non PNS adalah tidak

Page 70: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

54

terfikir untuk mengundurkan diri dari pekerjaan dan status sebagai pegawai.

Rataan skor secara keseluruhan untuk varibel turnover tidak menjadi faktor

kepuasan kerja PNS sedangkan untuk Non PNS variabel turnover sudah

menjadi kepuasan kerja. Salah satu bentuk kepuasan kerja PNS adalah tidak

berganti-ganti tempat kerja. Status PNS masih menjadi rebutann banyak orang

di Indonesia terlihat dari setiap pembukaan lowongan PNS, pelamarnya selalu

dua sampai tiga kali dari kuota yang dibutuhkan sehingga kebanyakan PNS

akan puasa dengan statusnya dan tidak akan berusaha untuk menganti tempat

kerja atau mengundurkan diri. Status PNS juga memberikan rasa aman sebagai

pegawai dan memberikan kepuasan kerja. Untuk Non PNS memiliki fikiran

untuk tidak mengundurkan diri sebagai pegawai dan merasa betah untuk

bekerja kemungkinan disebabkan oleh sistem pengangkatan pegawai honor

yang akan dilakukan pemerintah untuk pegawai honorer yang memiliki

pengabdian tinggi.

Tabel 10. Kepuasan kerja PNS dan Non PNS pada turnover

No BUTIR PERNYATAAN KE Rataan Skor PNS

Hasil Rataan

Skor Non PNS

Hasil

1 Saya merasa puas bekerja di rumah sakit ini karena merupakan tempat kerja yang saya indamkan 2,114

Tidak Setuju 3,052 Setuju

2 Saya mempunyai minat yang besar untuk menjadi pegawai di rumah sakit ini

2,321 Tidak Setuju 2,634 Setuju

3 Tidak pernah terlintas dalam fikiran saya untuk keluar dari rumah sakit ini 2,068

Tidak Setuju 3,328

Sangat Setuju

4 Status saya sebagai pegawai di rumah sakit ini membuat saya tetap betah untuk tetap bekerja

2,413

Tidak Setuju

3,328

Sangat Setuju

5 Saya termasuk orang tidak suka berganti-ganti tempat bekerja 3,369

Sangat Setuju 3,17 Setuju

Turnover 2,457

Tidak Setuju 3,103 Setuju

4.5.2 Analisa kepuasan kerja PNS dan Non PNS pada tingkat kehadiran

Dari hasil pengolahan data variabel tingkat kehadiran pada Tabel 11 di

bawah, faktor kepuasan kerja tertinggi PNS dan Non PNS adalah selalu

mengikuti peraturan jam kerja. Pegawai yang memiliki kepuasan kerja akan

lebih cenderung mengikuti peraturan yang berlaku. Hal tersebut merupakan

bentuk perwujutan kepuasan kerja yang dapat dilihat dari seorang pegawai. Dari

hasil skor rataan keseluruhan untuk variabel tingkat kehadiran sudah menjadi

Page 71: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

55

kepuasan kerja PNS dan Non PNS. Tingkat kehadiran menjadi kepuasan bagi

PNS dan Non PNS karena apabila tidak hadir akan dipotong uang makan, untuk

Non PNS tingkat kehadiran meruapakan salah satu penilaian untuk menentukan

perpanjangan kontrak dari pegawai yang bersangkutan, sehingga Non PNS akan

berusaha selalu hadir dalam bekerja.

Tabel 11. Kepuasan kerja PNS dan Non PNS pada tingkat kehadiran

No BUTIR PERNYATAAN KE Rataan Skor PNS

Hasil Rataan Skor

Non PNS Hasil

1 Saya datang dan pulang berkerja sesuai dengan jam kerja yang ditetapkan oleh manajemen rumah sakit 2,794 Setuju 2,957 Setuju

2 Saya tidak pernah bermasalah dengan kehadiran 2,925 Setuju 2,876 Setuju

3 Saya selalu mengikuti peraturan jam kerja di rumah sakit ini

3,004 Setuju 3,052 Setuju 4 Saya tidak pernah keluar kantor untuk

keperluan pribadi pada saat jam kerja 2,114

Tidak Setuju 2,351

Tidak Setuju

Tingkat kehadiran 2,709 Setuju 2,809 Setuju

4.5.3 Analisa kepuasan kerja PNS dan Non PNS pada umur

Dari hasil pengolahan data variabel umur pada Tabel 12 di bawah, faktor

kepausan kerja PNS adalah pertambahan usia akan membuat keterampilan dan

pengalaman kerja bertambah, sedangkan kepuasan kerja tertinggi Non PNS

adalah semakin lama bekerja dirumah sakit ini akan meningkatkan keterampilan.

Skor rataan keseluruhan untuk variabel umur sudah menjadi faktor motivasi

kerja bagi pegawai PNS dan Non PNS. Semakin lama seseorang bekerja dalam

bidangnya maka semakin banyak pula pengalaman dan keahlian yang

diperolehnya pada bidang tersebut sehingga akan membantu di dalam

penyelesaian tugas yang diembannya. Umur yang produktif biasanya

menghasilkan ide-ide yang segar. Bagi Non PNS semakin lama bekerja akan

meningkatkan keterampilan menjadi faktor kepuasan tertinggi karena semakin

lama bekerja maka penyesuaian diri pada lingkungan kerja juga meningkat

sehingga dalam mengerjakan pekerjaan akan lebih terampil dan akan lebih

menguasai dan dengan semakin lama bekerja maka Non PNS dapat

menunjukkan kemapuan diri dan menunjukkan bahwa mereka layak dan patut

untuk terus tetap dipekerjakan bahkan diangkat menjadi pegawai tetap.

Page 72: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

56

Tabel 12. Kepuasan kerja PNS dan Non PNS pada umur

No BUTIR PERNYATAAN KE Rataan Skor PNS

Hasil Rataan

Skor Non PNS

Hasil

1 Semakin bertambah usia, tingkat kepuasan saya dalam bekerja meningkat

2,137 Tidak Setuju 2,116

Tidak Setuju

2 Semakin lama saya bekerja dirumah sakit ini, keterampilan saya semakin meningkat 3,618

Sangat Setuju 2,386

Tidak Setuju

3 Semakin bertambah usia, semakin membuat saya lebih dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungan kerja

3,369

Sangat Setuju

3,328 Sangat Setuju

4 Semakin bertambahnya usia, pengetahuan saya terhadap bidang pekerjaan saya semakin meningkat 2,556 Setuju 3,17 Setuju

5 Bertambahnya usia, maka pengalaman kerja saya semakin bertambah 3,618

Sangat Setuju 2,806 Setuju

Umur 2,992 Setuju 2,761 Setuju

4.5.4 Analisa kepuasan kerja PNS dan Non PNS pada tingkat pekerjaan

Dari hasil pengolahan data variabel tingkat pekerjaan pada Tabel 13 di

bawah, faktor kepuasan kerja tertinggi responden PNS dan Non PNS adalah

pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Rasa tanggung

jawab dalam bekerja menciptakan suatu keinginan untuk bekerja dengan

memberikan sesuatu yang terbaik untuk pekerjaannya. Ketidakpuasan kerja

pegawai dapat dilihat dari menghindari sebagian dari tanggung jawab

pekerjaannya. Dari hasil skor rataan keseluruhan untuk variabel tingkat

pekerjaan dapat menjadi kepuasan kerja pegawai.

Tabel 13. Kepuasan kerja PNS dan Non PNS pada tingkat pekerjaan

No BUTIR PERNYATAAN KE Rataan Skor PNS

Hasil Rataan

Skor Non PNS

Hasil

1 Dalam setiap pekerjaan, saya selalu melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab 3,369

Sangat Setuju 3,328

Sangat Setuju

2 Tingkat pendidikan sangat mendukung dalam melaksanakan pekerjaan saya

3,098 Setuju 3,17 Setuju 3 Tugas yang diberikan kepada saya sesuai

dengan bakat dan kemampuan saya 3,004 Setuju 2,743 Setuju

4 Saya selalu menunjukkan rasa tanggung jawab yang besar terhadap pekerjaan saya

3,214 Setuju 2,876 Setuju Tingkat pekerjaan 3,171 Setuju 3,029 Setuju

Page 73: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

57

4.5.5 Analisa kepuasan kerja PNS dan Non PNS pada ukuran organisasi

Dari hasil pengolahan data variabel ukuran organisasi pada Tabel 14 di

bawah, faktor kepuasan kerja tertinggi responden PNS adalah ukuran organisasi

yang besar membuat lebih loyal/setia dan meningkatkan komitmen terhadap

organisasi sedangkan faktor motivasi kerja tertinggi Non PNS adalah bekerja

rumah sakit ini karena rumah sakit ini sangat baik bagi mereka dan memiliki

karir menjanjikan.

Tabel 14. Kepuasan kerja PNS dan Non PNS pada ukuran organisasi

No BUTIR PERNYATAAN KE Rataan Skor PNS

Hasil Rataan

Skor Non PNS

Hasil

1 Saya bekerja rumah sakit ini karena rumah sakit ini sangat baik dimata saya

2,025 Tidak Setuju 3,17 Setuju

2 Saya bekerja dirumah sakit ini karena karir yang menjanjikan

1,735

Sangat Tidak Setuju 3,17 Setuju

3 Budaya organisasi, seperti norma, nilai dan keyakinan bersama yang ada di rumah sakit ini tidak bertentangan dengan pemahaman saya 2,413

Tidak Setuju 2,422

Tidak Setuju

4 Ukuran organisasi yang besar memacu saya untuk lebih produktif bekerja

2,292 Tidak Setuju 2,743 Setuju

5 Ukuran organisasi yang besar membuat saya lebih loyal/setia terhadap rumah sakit

3,214

Setuju

2,198

Tidak Setuju

6 Ukuran organisasi yang besar memudahkan saya berinteraksi dengan rekan kerja 2,518 Setuju 2,806 Setuju

7 Ukuran organisasi yang besar meningkatkan komitmen saya terhadap organisasi 3,214 Setuju 2,541 Setuju

Ukuran Organisasi 2,487

Tidak Setuju 2,721 Setuju

Besarnya ukuran organisasi dan status PNS yang dimiliki akan mebuat

pegawai untuk lebih setia pada pekerjaannya dan tidak berfikir untuk mencari

tempat keja lain atau mengundurkan diri. Sedangkan untuk Non PNS melihat

rumah sakit ini sebagai rumah sakit milik pemerintah yang berstatuskan rumah

sakit negeri dan pegawai yang bekerja memiliki status PNS. Status PNS

merupakan faktor pendukung untuk melihat rumah sakit ini merupakan tempat

yang baik untuk bekerja. Hasil skor rataan keseluruhan untuk variabel ukuran

organisasi sudah dapat memberikan kepuasan kerja bagi PNS dan Non PNS.

Karir yang menjanjikan bagi tenaga honor adalah pengangkatan menjadi

pegawai tetap atau PNS. Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi dengan status

Page 74: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

58

rumah sakit pemerintah yang mempunyai program pengangkatan pegawai

honor menjadi pegawai tetap. Program pengangkatan pegawai honor menjadi

pegawai tetap bagi pegawai yang memiliki pengabdian yang tinggi atau yang

memiliki masa kerja di atas 3 sapai 4 tahun masa kerja akan memberikan

harapan dan peluang bagi pegawai honor RS Marzoeki Mahdi. Rataan skor

secara keseluruhan untuk variabel ukuran organisasi tidak memberikan

kepuasan kerja bagi PNS dan bagi Non PNS sudah memberikan kepuasan

kerja.

Berikut ini merupakan rangkungan hasil total rataan skor setiap variabel

motivasi dan kepuasan kerja Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi.

Tabel 15. Nilai rataan skor motivasi kerja PNS dan Non PNS Rataan Skor PNS

Hasil Rataan Skor

Non PNS Hasil

Kebutuhan fisiologis 3,06 Setuju

2,84 Setuju Kebutuhan keamanan 2,85 Setuju

2,79 Setuju Kebutuhan sosial 3,21

Setuju

2,79

Setuju

Kebutuhan penghargaan 3,08 Setuju

3,03 Setuju Kebutuhan aktualisasi diri 3,11 Setuju

2,45 Tidak Setuju Jumlah 3,06 Setuju

2,78 Setuju

Tabel 16. Nilai rataan skor kepuasan kerja PNS dan Non PNS Rataan Skor PNS

Hasil Rataan Skor

Non PNS Hasil

Turnover 2,46

Tidak Setuju 3,10 Setuju

Tingkat kehadiran 2,71 Setuju 2,81 Setuju Umur 2,99 Setuju 2,76 Setuju Tingkat pekerjaan 3,17 Setuju 3,03 Setuju Ukuran organisasi

2,49

Tidak Setuju

2,72

Setuju

Jumlah

2,76 Setuju 2,63 Setuju Berdasarkan Tabel 15 di atas, secara keseluruhan PNS dan Non PNS

memiliki sudah memiliki motivasi kerja hal ini terlihat dari nilai rataan skor

secara keseluruhan terhadap variabel motivasi kerja diperoleh sebesar 3,06

untuk PNS dan 2,78 untuk Non PNS. Dari Tabel 15 juga dapat diperoleh faktor

yang paling mempengaruhi motivasi PNS adalah kebutuhan sosial dan faktor

yang paling mempengaruhi motivasi Non PNS adalah kebutuhan penghargaan.

Kebutuhan sosial merupakan kebutuhan akan kasih sayang dan bersahabat

Page 75: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

59

(kerjasama) dalam kelompok kerja atau antar kelompok. Kebutuhan akan

diikutsertakan, meningkatkan relasi dengan pihak-pihak yang diperlukan dan

tumbuhnya rasa kebersamaan. Seorang pegawai membutuhkan lingkungan

kerja menyenangkan yang terdiri dari rekan-rekan kerja yang bersahabat dan

bisa diajak bekerja sama sehingga setelah merasa aman pada status PNS

kebutuhan sosial menjadikan motivasi mereka untuk bekerja. Kebutuhan

penghargaan dapat berupa kebutuhan untuk pencapaian prestasi, kompetensi,

kebebasan dan rasa kecukupan, bagi Non PNS status Non PNS merupakan

status ketidakpastian masa depan kerja sehingga dengan adanya kondisi

tersebut akan menambah semangat kerja atau motivasi kerja Non PNS.

Kebanyakan organisasi atau perusahaan menjadikan produktivitas dan kinerja

pegawai kontrak sebagai penilaian utama diperpanjangnya masa kontrak atau

pengangkatan karir.

Sedangkan untuk kepuasan kerja berdasarkan Tabel 16 diperoleh secara

keseluruhan PNS dan Non PNS sudah memiliki kepuasan kerja bekerja di

Rumah Sakit Marzoeki Mahdi. Kepuasan kerja tergantung pada apa yang

diinginkan seseorang dari pekerjaannya dengan apa yang mereka hasilkan

sehingga akan terbentuk perbedaan kepuasan kerja setiap orang begitu juga

halnya yang terjadi PNS dan Non PNS akan memilik perbedaan dalam

kepuasan kerja. Berdasarkan Tabel 16 kepuasan kerja tertinggi PNS adalah

tingkat pekerjaan sedangkan kepuasan kerja Non PNS tertinggi adalah

turnover. Dilihat dari lama bekerja dari responden berdasarkan data yang

diperoleh dari penyebaran kuesioner sebanyak 52,6 % Non PNS sudah bekerja

3-5 tahun sehingga hal tersebut membuat pengalaman serta pengetahuan

terhadap bidang pekerjaannya semakin meningkat dan membuat PNS merasa

puas dengan pekerjaannya. Berdasarkan data responden diperoleh 50,6% sudah

bekerja diatas delapan tahun. Turnover Non PNS tahun 2009 ada 27 orang

ataus sebesar 6,12% dan turnover 2010 ada 11 orang atau sebesar 3,13% terjadi

penurunan turnover Non PNS. Non PNS lebih besar untuk diangkat menjadi

PNS dan hal tersebutlah yang kemungkinan yang membuat Non PNS puas

terhadap turnover.

Page 76: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

60

4.6 Pengujian Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau

mendekati normal. Untuk itu diperlukan uji normalitas, yang dimaksudkan

untuk menguji apakah variabel independen (terkait) dan variabel dependen

(bebas) dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak.

Pengujian distribusi normal dilakukan dengan cara melihat histogram yang

membandingkan data observasi dengan distribusi yang mendekati normal.

Selain itu uji normalitas dapat juga dengan menggunakan normal probability

plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data yang sesungguhnya

dengan distribusi kumulatif dari data distribusi normal. Jika distribusi normal,

maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis

diagonalnya.

Gambar 11. Histogram Sebaran data PNS dan Non PNS

Page 77: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

61

Dengan memperhatikan tampilan grafik histogram dan grafik normal

plot dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi

yang mendekati normal. Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar

disekitar garis diagonal, dengan penyebaran mengikuti arah garis diagonal.

Dengan memperhatikan keempat grafik tersebut dapat dikatakan bahwa

model regresi memenuhi asumsi normalitas sehingga layak untuk digunakan.

Gambar 12. Normal P-P Plot Sebaran data PNS dan Non PNS

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah keadaaan dimana terjadi hubungan linear

yang sempurna atau mendekati sempurna antara variabel independen dalam

model regresi. Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya hubungan linear atara variabel independen dalam model regresi.

Page 78: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

62

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam model regresi adalah tidak boleh ada

multikolinearitas. Pada pembahasan ini uji multikolinearitas dengan melihat

nilai Value Inflation Faktor (VIF) pada model regresi. Dari pengolahan data

Tabel 17 dan 18 di bawah terlihat bahwa semua variabel bebas memiliki nilai

VIF lebih kecil dari 5 dan lebih besar dari 0,5. Sehingga dapat disimpulkan

tidak terjadi masalah multikolinearitas antara variabel bebas/independen baik

untuk PNS maupun Non PNS.

Tabel 17. Hasil uji multikolinearitas PNS

Variabel bebas

Nilai VIF

Keterangan Turnover Tingkat

Kehadiran Umur

Tingkat Pekerjaan

Ukuran Organisasi

Kebutuhan Fisiologis

1.640 1.640 1.640 1.640 1.640 Tidak ada Multikolinearitas

Kebutuhan Keamanan

2.021 2.021 2.021 2.021 2.021 Tidak ada Multikolinearitas

Kebutuhan Sosial

2.055 2.055 2.055 2.055 2.055 Tidak ada Multikolinearitas

Kebutuhan Penghargaan

1.980 1.980 1.980 1.980 1.980 Tidak ada Multikolinearitas

Kebutuhan aktualisasi diri

1.559 1.559 1.559 1.559 1.559 Tidak ada

Multikolinearitas

Tabel 18. Hasil uji multikolinearitas Non PNS

Variabel bebas

Nilai VIF

Turnover Tingkat

Kehadiran Umur

Tingkat Pekerjaan

Ukuran Organisasi

Keterangan

Kebutuhan Fisiologis

2.485 2.485 2.485 2.485 2.485 Tidak ada multikolinearitas

Kebutuhan Keamanan

2.618 2.618 2.618 2.618 2.618 Tidak ada multikolinearitas

Kebutuhan Sosial

2.167 2.167 2.167 2.167 2.167 Tidak ada multikolinearitas

Kebutuhan Penghargaan

2.082 2.082 2.082 2.082 2.082 Tidak ada multikolinearitas

Kebutuhan aktualisasi diri

1.727 1.727 1.727 1.727 1.727 Tidak ada

multikolinearitas

c. Uji Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas adalah keadaan dimana terjadi ketidak samaan dari

residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji heterokedastisitas

digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidak samaan varian dari

residual pada model regresi. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam model

regresi adalah tidak adanya masalah heterokestisitas. Pada pembahasan ini

Page 79: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

63

akan dilakukan uji heterokedastisitas dengan menggunakan Uji Spearman’s

rho, yaitu mengkorelasikan nilai residual (unstandardized residual) dengan

masing-masing variabel independen. Jika signifikannsi korelasi kurang dari

0,05 maka model regresi terjadi masalah heterokedastisitas. Berikut ini

merupakan hasil uji heterokedastisitas dengan menggunakan Uji Spearman’s

rho.

Tabel 19. Uji Heteroskedastisitas PNS dengan Spearman’s rho Unstandardized Residual

Keterangan Turnover Tingkat

Kehadiran Umur Tingkat

Pekerjaan Ukuran

Organisasi Kebutuhan Fisiologis

0.600 0.750 0.564 0.284 0.692 Tidak ada Heteroskedastisitas

Kebutuhan Keamanan

0.713 0.397 0.445 0.089 0.788 Tidak ada Heteroskedastisitas

Kebutuhan Sosial

0.879 0.631 0.461 0.290 0.303 Tidak ada Heteroskedastisitas

Kebutuhan Penghargaan

0.498 0.512 0.813 0.124 0.787 Tidak ada Heteroskedastisitas

Kebutuhan Aktualisasi diri

0.327 0.355 0.703 0.489 0.667 Tidak ada

Heteroskedastisitas

Tabel 20. Uji Heteroskedastisitas Non PNS dengan Spearman’s rho Unstandardized Residual

Keterangan Turnover

Tingkat Kehadiran

Umur Tingkat

Pekerjaan Ukuran

Organisasi Kebutuhan Fisiologis

0.791 0.981 0.968 0.659 0.809 Tidak ada Heteroskedastisitas

Kebutuhan Keamanan

0.716 0.926 0.604 0.671 0.905 Tidak ada Heteroskedastisitas

Kebutuhan Sosial

0.654 0.406 0.338 0.493 0.729 Tidak ada Heteroskedastisitas

Kebutuhan Penghargaan

0.987 0.550 0.515 0.309 0.913 Tidak ada Heteroskedastisitas

Kebutuhan aktualisasi diri

0.531 0.523 0.072 0.039 0.901 Tidak ada Heteroskedastisitas

Dari Tabel 19 dan Tabel 20 di atas dapat diketahui korelasi antara

kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan

penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri dengan unstandardized residual

mengahasilkan nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa pada model regresi tidak ditemukan adanya masalah

heteroskedastisitas baik untuk data PNS maupun Non PNS.

Page 80: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

64

Pengujian asumsi klasik yang dilakukan terhadap persamaan regresi

menyimpulkan bahwa persamaan tersebut layak digunakan sebagai model

persamaan matematis.

4.7 Analisis Regresi Linear berganda

Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh masing-masing variabel

motivasi (kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan social,

kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri) secara keseluruhan

terhadap setiap variabel kepuasan kerja yaitu turnover, tingkat kehadiran, umur,

tingkat pekerjaan, dan ukuran organisasi menggunakan regresi linear berganda.

Berikut ini merupakan hasil uji regresi linear bergan antara keseluruhan variabe

motivasi terhadap setiap variabel kepuasan kerja PNS dan Non PNS.

1. Uji regresi linear berganda motivasi terhadap turnover PNS dan Non PNS.

Tabel 21. Hasil output regresi linear berganda motivasi terhadap turnover PNS dan Non PNS

Koefisien PNS

Koefisien Non PNS Konstanta

-0.424

0.162

Kebutuhan Fisiologis -0.021 0.006 Kebutuhan Keamanan 0.657 0.269 Kebutuhan Sosial 0.076 -0.083 Kebutuhan Penghargaan -0.012 0.210 Kebutuhan Aktualisasi diri 0.277 0.722

R square (R2)

3.330

0.555

Adjusted R Square 0.491

0.524

R 0.722a

0.745a

Berdasarkan Tabel 21 di atas hasil uji regresi linear berganda antara

variabel motivasi terhadap turnover diperoleh nilai konstanta PNS -0.424.

Artinya, apabila variabel bebas (X1 sampai X5) diasumsikan bernilai nol maka

tingkat kepuasan PNS pada turnover sebesar -0,424 jika variabel lain dianggap

konstan. Sedangkan nilai konstanta pada Non PNS 0.162. Artinya, apabila

variabel bebas (X1 sampai X5) diasumsikan bernilai nol maka tingkat kepuasan

Non PNS pada turnover sebesar 0,162 jika variabel lain dianggap konstan. Dari

semua variabel bebas yang diukur, variabel kebutuhan keamanan yang paling

berpengaruh terhadap turnover PNS. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien

kebutuhan keamanan sebesar 0,657 yang lebih besar dari nilai koefisien variabel

motivasi yang lain. Variabel kebutuhan keamanan berpengaruh positif terhadap

Page 81: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

65

turnover, hal ini berarti semakin tinggi kebutuhan keamanan PNS maka tingkat

turnover pegawai akan menurun.

Sedangkan untuk Non PNS kebutuhan aktualisasi diri merupakan varabel

yang paling berpengaruh terhadap turnover. Hal ini ditunjukkan oleh nilai

koefisien kebutuhan aktualisasi diri sebesar 0,722 yang lebih besar dari nilai

koefisien variabel motivasi yang lain. Variabel kebutuhan aktualisasi diri

berpengaruh positif terhadap turnover, hal ini berarti semakin meningkatnya

motivasi kebutuhan aktualisasi diri maka akan munurunkan tingkat turnover.

2. Ujiregresi linear berganda motivasi terhadap tingkat kehadiran PNS dan Non

PNS.

Tabel 22. Hasil output regresi linear berganda motivasi terhadap tingkat kehadiran PNS dan Non PNS

Koefisien PNS

Koefisien Non PNS Konstanta -0.633 1.279 Kebutuhan Fisiologis 0.219 0.382 Kebutuhan Keamanan 0.160 0.284 Kebutuhan Sosial 0.391 -0.371 Kebutuhan Penghargaan -0.325 -0.117 Kebutuhan Aktualisasi diri 0.630 0.428

R square (R2)

0.391

0.238

Adjusted R Square 0.354

0.185

R 0.626a

0.487a

Berdasarkan Tabel 21 di atas hasil uji regresi linear berganda antara

variabel motivasi terhadap tingkat kehadiran diperoleh nilai konstanta PNS

adalah -0,633. Artinya, apabila variabel bebas (X1 sampai X5) diasumsikan

bernilai nol maka tingkat kepuasan PNS pada tingkat kehadiran sebesar -0,633

jika variabel lain dianggap konstan. Sedangkan nilai konstanta yang diperoleh

untuk Non PNS adalah 1,279. Artinya, apabila variabel bebas (X1 sampai X5)

diasumsikan bernilai nol maka tingkat kepuasan Non PNS pada tingkat

kehadiran sebesar 1,279 jika variabel lain dianggap konstan. Dari semua variabel

bebas yang diukur, variabel kebutuhan aktualisasi diri yang paling berpengaruh

terhadap tingkat kehadiran. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien kebutuhan

aktualisasi diri sebesar 0,630 yang lebih besar dari nilai koefisien variabel

motivasi yang lain. Variabel kebutuhan aktualisasi diri berpengaruh positif

terhadap tingkat kehadiran, hal ini berarti semakin tinggi kebutuhan aktualisasi

diri makan akan meningkatkan tingkat kehadiran pegawai.

Page 82: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

66

Sedangkan untuk Non PNS variabel kebutuhan aktualisasi diri juga

merupakan varabel yang paling berpengaruh pada tingkat kehadiran. Hal ini

ditunjukkan oleh nilai koefisien kebutuhan aktualisasi diri sebesar 0,428 yang

lebih besar dari nilai koefisien variabel motivasi yang lain. Variabel kebutuhan

aktualisasi diri berpengaruh positif terhadap tingkat kehadiran, hal ini berarti

semakin meningkatnya motivasi kebutuhan aktualisasi diri maka akan

meningkatkan tigkat kehadiran Non PNS.

3. Uji regresi linear berganda motivasi terhadap umur PNS dan Non PNS.

Tabel 23. Hasil output regresi linear berganda motivasi terhadap umur PNS dan Non PNS

Koefisien PNS Koefisien Non PNS Konstanta 1.206 0.305 Kebutuhan Fisiologis -0.093 -0.303 Kebutuhan Keamanan 0.355 0.093 Kebutuhan Sosial 0.320 -0.003 Kebutuhan Penghargaan -0.211 0.023 Kebutuhan Aktualisasi diri 0.219 1.223

R square (R2)

.219

.740

Adjusted R Square .171

.722

R .468a

.860a

Berdasarkan Tabel 23 di atas hasil uji regresi linear berganda antara

variabel motivasi terhadap umur diperoleh nilai konstanta PNS 1,206. Artinya,

apabila variabel bebas (X1 sampai X5) diasumsikan bernilai nol maka tingkat

kepuasan PNS pada umur sebesar 1,206 jika variabel lain dianggap konstan.

Sedangkann nilai konstanta yang diperoleh untuk Non PNS adalah 0,305.

Artinya, apabila variabel bebas (X1 sampai X5) diasumsikan bernilai nol maka

tingkat kepuasan Non PNS pada umur sebesar 0.305 jika variabel lain dianggap

konstan. Dari semua variabel bebas yang diukur, variabel kebutuhan keamanan

yang paling berpengaruh terhadap umur PNS. Hal ini ditunjukkan oleh nilai

koefisien kebutuhan keamanan sebesar 0,355 yang lebih besar dari nilai

koefisien variabel motivasi yang lain. Variabel kebutuhan keamanan

berpengaruh positif terhadap umur, hal ini berarti semakin bertambahnya usia

maka kebutuhan keamanan dalam pekerjaan semakin tinggi.

Sedangkan untuk Non PNS variabel kebutuhan aktualisasi merupakan

varabel yang paling berpengaruh pada umur. Hal ini ditunjukkan oleh nilai

koefisien kebutuhan aktualisasi sebesar 1,223 yang lebih besar dari nilai

koefisien variabel motivasi yang lain. Variabel kebutuhan aktualisasi diri

Page 83: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

67

berpengaruh positif terhadap umur, dengan bertambahnya umur dari Non PNS

maka kebutuhan akan aktualisasi diri pegawai akan meningkatkan.

4. Uji regresi linear berganda motivasi terhadap tingkat pekerjaan PNS dan Non

PNS.

Tabel 24. Hasil output regresi linear berganda motivasi terhadap tingkat pekerjaan PNS dan Non PNS

Koefisien

PNS

Koefisien

Non PNS

Konstanta 1.153 1.038 Kebutuhan Fisiologis 0.027 0.214 Kebutuhan Keamanan 0.132 -0.071 Kebutuhan Sosial 0.223 -0.019 Kebutuhan Penghargaan -0.155 -0.164 Kebutuhan Aktualisasi diri 0.424 0.869

R square (R2)

0.208

0.521

Adjusted R Square 0.159

0.488

R 0.456a

0.722a

Berdasarkan tabel di atas hasil uji regresi linear berganda antara variabel

motivasi terhadap tingkat pekerjaan diperoleh nilai konstanta PNS 1,153.

Artinya, apabila variabel bebas (X1 sampai X5) diasumsikan bernilai nol maka

tingkat kepuasan PNS pada tingkat pekerjaan sebesar 1,153 jika variabel lain

dianggap konstan. Sedangkann nilai konstanta yang diperoleh untuk Non PNS

adalah 10,904. Artinya, apabila variabel bebas (X1 sampai X5) diasumsikan

bernilai nol maka tingkat kepuasan Non PNS pada tingkat pekerjaan sebesar

1,038 jika variabel lain dianggap konstan. Dari semua variabel bebas yang

diukur, variabel kebutuhan aktualisasi diri yang paling berpengaruh terhadap

tingkat pekerjaan PNS. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien kebutuhan

aktualisasi diri sebesar 0,424 yang lebih besar dari nilai koefisien variabel

motivasi yang lain. Variabel kebutuhan aktualisasi diri berpengaruh positif

terhadap tingkat pekerjaan, hal ini berarti semakin meningkatnya kebutuhan

aktualisasi diri maka akan meningkatkan kepuasan terhadap tingkat pekerjaan.

Sedangkan untuk Non PNS variabel kebutuhan aktualisasi merupakan

varabel yang paling berpengaruh pada tingkat pekerjaan. Hal ini ditunjukkan

oleh nilai koefisien kebutuhan aktualisasi diri sebesar 0,869 yang lebih besar

dari nilai koefisien variabel motivasi yang lain. Variabel kebutuhan aktualisasi

diri berpengaruh positif terhadap tingkat pekerjaan, hal ini berarti semakin

meningkatnya kebutuhan aktualisasi diri maka akan meningkatkan kepuasan

terhadap tingkat pekerjaan.

Page 84: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

68

5. Uji regresi linear berganda motivasi terhadap ukuran organisasi PNS dan Non

PNS.

Tabel 25. Hasil output regresi linear berganda motivasi terhadap ukuran organisasi PNS dan Non PNS

Koefisien PNS Koefisien Non PNS Konstanta -1.065 .711 Kebutuhan Fisiologis -0.210 -0.093 Kebutuhan Keamanan 0.717 0.435 Kebutuhan Sosial 0.157 -0.073 Kebutuhan Penghargaan -0.150 0.028 Kebutuhan Aktualisasi diri

0.678

0.483

R square (R2)

0.597

0.537

Adjusted R Square 0.572

0.505

R 0.773a

0.733a

Berdasarkan Tabel 25 di atas hasil uji regresi linear berganda antara

variabel motivasi terhadap ukuran organisasi diperoleh nilai konstanta PNS

adalah -1.065. Artinya, apabila variabel bebas (X1 sampai X5) diasumsikan

bernilai nol maka tingkat kepuasan PNS pada ukuran organisasi sebesar -1.065

jika variabel lain dianggap konstan. Sedangkann nilai konstanta yang diperoleh

untuk Non PNS adalah 0.711. Artinya, apabila variabel bebas (X1 sampai X5)

diasumsikan bernilai nol maka tingkat kepuasan Non PNS pada ukuran

organisasi sebesar 0.711 jika variabel lain dianggap konstan. Dari semua

variabel bebas yang diukur, variabel kebutuhan keamanan yang paling

berpengaruh terhadap ukuran organisasi. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien

kebutuhan keamanan sebesar 0,717 yang lebih besar dari nilai koefisien variabel

motivasi yang lain. Variabel kebutuhan keamanan berpengaruh positif terhadap

ukuran organisasi, hal ini berarti semakin meningkatnya kebutuhan keamanan

maka akan meningkatkan kepuasan terhadap ukuran organisasi.

Sedangkan untuk Non PNS variabel kebutuhan aktualisasi diri

merupakan varabel yang paling berpengaruh pada ukuran organisasi. Hal ini

ditunjukkan oleh nilai koefisien kebutuhan aktualisasi diri sebesar 0,483 yang

lebih besar dari nilai koefisien variabel motivasi yang lain. Variabel kebutuhan

aktualisasi diri memiliki pengaruh positif terhadap ukuran organisasi, hal ini

berarti semakin meningkatnya motivasi kebutuhan aktualisasi diri maka akan

meningkatkan kepuasan terhadap ukuran organisasi.

Page 85: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

69

4.8 Uji t Motivasi Terhadap Kepuasan

Pengujian hipotesis yang dilakukan secara parsial bertujuan untuk

mengetahui pengaruh signifikansi dari masing-masing variabel independen

terhadap variabel dependen. pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi

secara parsial menggunakan uji-t pada tingkat keyakinan 95% dan tingkat

kesalahan dalam analisis 0,05 (a = 5%).

Kriteria penilaian : Jika p-value > 0,05 maka Ha ditolak.

Jika p-value < 0,05 maka Ha diterima.

atau apabila : t-hitung < t-tabel, maka Ha ditolak

t-hitung > t-tabel, maka Ha diterima

Hubungan motivasi tehadap kepuasan pegawai RS DR. H. Marzoeki

mahdi diduga sebagai berikut :

Tabel 26. Pendugaan motivasi terhadap kepuasan kerja

1 Ho : secara parsial tidak ada pengaruh kebutuhan fisiologis terhadap turnover Ha : secara parsial ada pengaruh antara kebutuhan fisiologis terhadap turnover

2 Ho : secara parsial tidak ada pengaruh kebutuhan kamanan terhadap turnover Ha : secara parsial ada pengaruh antara kebutuhan kamanan terhadap turnover

3 Ho : secara parsial tidak ada pengaruh kebutuhan sosial terhadap turnover Ha : secara parsial ada pengaruh antara kebutuhan sosial terhadap turnover

4 Ho : secara parsial tidak ada pengaruh kebutuhan penghargaan terhadap turnover Ha : secara parsial ada pengaruh antara kebutuhan penghargaan terhadap turnover

5 Ho : secara parsial tidak ada pengaruh kebutuhan aktualisasi diri terhadap turnover Ha : secara parsial ada pengaruh antara kebutuhan aktualisasi terhadap turnover

6 Ho : secara parsial tidak ada pengaruh kebutuhan fisiologis terhadap tingkat kehadiran Ha : secara parsial ada pengaruh antara kebutuhan fisiologis terhadap tingkat kehadiran

7 Ho : secara parsial tidak ada pengaruh kebutuhan kamanan terhadap tingkat kehadiran Ha : secara parsial ada pengaruh antara kebutuhan kamanan terhadap tingkat kehadiran

8 Ho : secara parsial tidak ada pengaruh kebutuhan sosial terhadap tingkat kehadiran

Ha : secara parsial ada pengaruh antara kebutuhan sosial terhadap tingkat kehadiran

9

Ho : secara parsial tidak ada pengaruh kebutuhan penghargaan terhadap tingkat kehadiran Ha : secara parsial ada pengaruh antara kebutuhan penghargaan terhadap tingkat kehadiran

10

Ho : secara parsial tidak ada pengaruh kebutuhan aktualisasi diri terhadap tingkat kehadiran Ha : secara parsial ada pengaruh antara kebutuhan aktualisasi terhadap tingkat kehadiran

11

Ho : secara parsial tidak ada pengaruh kebutuhan fisiologis terhadap umur

Ha : secara parsial ada pengaruh antara kebutuhan fisiologis terhadap umur 12

Ho : secara parsial tidak ada pengaruh kebutuhan kamanan terhadap umur 13

Ho : secara parsial tidak ada pengaruh kebutuhan sosial terhadap umur

Ha : secara parsial ada pengaruh antara kebutuhan sosial terhadap umur 14

Ho : secara parsial tidak ada pengaruh kebutuhan penghargaan terhadap umur

Ha : secara parsial ada pengaruh antara kebutuhan penghargaan terhadap umur

Page 86: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

70

Lanjutan Tabel 26.

15

Ho : secara parsial tidak ada pengaruh kebutuhan aktualisasi diri terhadap umur Ha : secara parsial ada pengaruh antara kebutuhan aktualisasi terhadap umur

16

Ho : secara parsial tidak ada pengaruh kebutuhan fisiologis terhadap tingkat pekerjaan Ha : secara parsial ada pengaruh antara kebutuhan fisiologis terhadap terhadap tingkat pekerjaan

17

Ho : secara parsial tidak ada pengaruh kebutuhan kamanan terhadap terhadap tingkat pekerjaan Ha : secara parsial ada pengaruh antara kebutuhan kamanan terhadap terhadap tingkat pekerjaan

18

Ho : secara parsial tidak ada pengaruh kebutuhan sosial terhadap terhadap tingkat pekerjaan Ha : secara parsial ada pengaruh antara kebutuhan sosial terhadap terhadap tingkat pekerjaan

19

Ho : secara parsial tidak ada pengaruh kebutuhan penghargaan terhadap terhadap tingkat pekerjaan Ha : secara parsial ada pengaruh antara kebutuhan penghargaan terhadap terhadap tingkat pekerjaan

20

Ho : secara parsial tidak ada pengaruh kebutuhan aktualisasi diri terhadap terhadap tingkat pekerjaan Ha : secara parsial ada pengaruh antara kebutuhan aktualisasi terhadap terhadap tingkat pekerjaan

21

Ho : secara parsial tidak ada pengaruh kebutuhan fisiologis terhadap ukuran organisasi Ha : secara parsial ada pengaruh antara kebutuhan fisiologis terhadap terhadap ukuran organisasi

22

Ho : secara parsial tidak ada pengaruh kebutuhan kamanan terhadap ukuran organisasi Ha : secara parsial ada pengaruh antara kebutuhan kamanan terhadap ukuran organisasi

23

Ho : secara parsial tidak ada pengaruh kebutuhan sosial terhadap ukuran organisasi Ha : secara parsial ada pengaruh antara kebutuhan sosial terhadap ukuran organisasi

24

Ho : secara parsial tidak ada pengaruh kebutuhan penghargaan terhadap ukuran organisasi Ha : secara parsial ada pengaruh antara kebutuhan penghargaan terhadap ukuran organisasi

25

Ho : secara parsial tidak ada pengaruh kebutuhan aktualisasi diri terhadap ukuran organisasi Ha : secara parsial ada pengaruh antara kebutuhan aktualisasi terhadap ukuran organisasi

4.8.1 Uji t motivasi terhadap kepuasan PNS

Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil uji t tabel untuk PNS

sebesar 1,989. Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan hasil t hitung

hubungan motivasi terhadap kepuasan pegawai PNS.

Berdasarkan Tabel 27 di bawah diperoleh variabel-variabel motivasi

kerja yang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan

kerja yaitu yang memiliki nilai -t tabel < -t hitung atau t hitung > t tabel atau tolak Ho

yaitu kebutuhan sosial terhadap turnover, kemudian kebutuhan penghargaan

dan kebutuhan aktualisasi diri terhadap tingkat kehadiran, kemudian variabel

Page 87: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

71

kebutuhan fisiologis, kebutuhan sosila, dan kebutuhan penghargaan terhadap

umur, kemudian variabel kebutuhan fisiologis terhadap tingkat pekerjaan,

kemudian variabel kebutuhan fisiologis dan kebutuhan sosial berpengaruh

terhadap ukuran organisasi. t hitung positif artinya variabel motivasi kerja

berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja pegawai atau apabila variabel

motivasi meningkat maka variabel kepuasan juga ikut meningkat. t hitung negatif

artinya kebutuhan penghargaan berpengaruh artinya variabel motivasi kerja

berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja pegawai atau apabila variabel

motivasi meningkat maka variabel kepuasan akan menurun.

Tabel 27. Hasil uji t motivasi terhadap kepuasan PNS

t hit

ung

turn

over

t hit

ung

Tin

gkat

ke

hadi

ran

t hit

ung

umur

t hit

ung

Tin

gkat

pe

kerj

aan

t hit

ung

Uku

ran

orga

nisa

si

Kebutuhan Fisiologis

-1.01 Terima Ho

-1.25 Terima Ho

2.40 Tolak Ho

2.33 Tolak Ho

-2.45 Tolak Ho

Kebutuhan Keamanan

-0.17 Terima Ho

1.53 Terima Ho

-0.651 Terima Ho

0.195 Terima Ho

-1.70 Terima Ho

Kebutuhan Sosial

5.50 Tolak Ho

1.12 Terima Ho

2.49 Tolak Ho

.940 Terima Ho

5.80 Tolak Ho

Kebutuhan Penghargaan

0.57 Terima Ho

2.43 Tolak Ho

1.99 Tolak Ho

1.41 Terima Ho

1.13 Terima Ho

Kebutuhan Aktualisasi diri

-0.12 Terima

Ho

-2.83 Tolak Ho

-1.85 Terima

Ho

-1.38 Terima

Ho

-1.51 Tolak

Ho

4.8.2 Uji t motivasi terhadap kepuasan Non PNS

Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t

tabel Non PNS sebesar 1,992. Hasil Uji t pada Tabel 28 di bawah diperoleh

variabel-variabel motivasi yang berpengaruh secara parsial terhadap variabel

kepuasan kerja yaitu yang memiliki nilai -t tabel < -t hitung atau t hitung > t tabel atau

tolak Ho yaitu hubungan kebutuhan fisiologis terhadap tingkat kehadiran,

kemudian hubungan kebutuhan keamanan terhadap umur, kemudian hubungan

kebutuhan fisiologis terhadap tingkat pekerjaan, kemudian kebutuhan

fisiologis, kebutuhan sosial, dan kebutuhan aktualisasi diri terhadap ukuran

organisasi. t hitung positif artinya variabel motivasi kerja berpengaruh positif

terhadap kepuasan kerja pegawai atau apabila variabel motivasi meningkat

maka variabel kepuasan juga ikut meningkat. t hitung negatif artinya apabila

variabel motivasi meningkat maka variabel kepuasan akan menurun. Berikut

Page 88: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

72

ini merupakan hasil tabel t hitung untuk hubungan motivasi terhadap kepuasan

pegawai Non PNS.

Tabel 28. Hasil uji t motivasi terhadap kepuasan Non PNS

t hitu

ng

turn

over

t hitu

ng

Tin

gkat

ke

hadi

ran

t hitu

ng

umur

t hitu

ng

Tin

gkat

pe

kerj

aan

t hitu

ng

Uku

ran

orga

nisa

si

Kebutuhan Fisiologis

0.44 Terima Ho

2.91 Tolak Ho

1.15 Terima Ho

3.52 Tolak Ho

2.49 Tolak Ho

Kebutuhan Keamanan

0.03 Terima Ho

1.83 Terima Ho

-2.43 Tolak Ho

1.54 Terima Ho

-0.69 Terima Ho

Kebutuhan Sosial

1.90 Terima Ho

1.69 Terima Ho

0.92 Terima Ho

-0.63 Terima Ho

3.98 Tolak Ho

Kebutuhan Penghargaan

-0.55 Terima Ho

-2.07 Tolak Ho

-0.03 Terima Ho

-0.16 Terima Ho

-0.63 Terima Ho

Kebutuhan Aktualisasi diri

1.71

Terima Ho

-0.81

Terima Ho

0.26

Terima Ho

-1.68

Terima Ho

0.29

Tolak Ho

4.9 Analisis Motivasi untuk Keseluruhan Pegawai

4.9.1 Motivasi kerja berdasarkan kebutuhan fisiologis Dari hasil pengolahan data variabel kebutuhan fisiologis pada Tabel 29

di bawah, faktor motivasi tertinggi keseluruhan pegawai berdasarkan

kebutuhan fisiologis adalah jam kerja di rumah sakit sesuai dengan kapasitas.

Nilai rataan skor untuk keseluruhan pegawai 2,95 yang dapat dikategorikan

bahwa kebutuhan fisiologis dapat memotivasi kerja pegawai.

Tabel 29. Motivasi kerja berdasarkan kebutuhan fisiologis

No BUTIR PERNYATAAN KE Rataan Skor

Hasil

1 Saya sangat senang setiap kali berangkat bekerja 3,098 Setuju 2 Menurut saya pihak rumah sakit telah memberikan waktu

istirahat yang ideal 3,369 Setuju 3 Jam kerja yang ada di rumah sakit ini sesuai dengan

kapasitas saya 3,618 Sangat Setuju

4 Rumah sakit ini memberikan tunjangan berupa bahan pokok kepada pegawai 2,35

Tidak Setuju

5 Keluarga saya selalu memberikan dorongan dan dukungan agar saya bekerja lebih baik lagi

3,369

Setuju

6 Saya mendapat tunjangan transportasi yang ideal dari pihak rumah sakit 2,237

Tidak Setuju

7 Saya mendapat tunjangan makan yang layak dari pihak rumah sakit 3,369 Setuju

Kebutuhan fisiologis

2,95

Setuju

4.9.2 Motivasi kerja berdasarkan kebutuhan keamanan

Dari hasil pengolahan data variabel kebutuhan keamanan pada Tabel 30

di bawah, faktor motivasi tertinggi keseluruhan pegawai berdasarkan kebutuhan

Page 89: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

73

keamanan adalah tunjangan hari raya atau THR. Nilai rataan skor untuk variabel

kebutuhan keamanan dapat dikategorikan memotivasi kerja keseluruhan

pegawai.

Tabel 30. Motivasi kerja berdasarkan kebutuhan keamanan

No BUTIR PERNYATAAN KE Rataan Skor

Hasil

1 Fasilitas kesehatan di rumah sakit dapat memberikan rasa aman bagi saya

2,903 Setuju

2 Tunjangan kesehatan dari rumah sakit dapat memberikan rasa aman bagi saya dan keluarga

3,021 Setuju

3 Sistem penggajian di rumah sakit ini sudah memenuhi kebutuhan hidup layak bagi saya

2,522 Setuju

4 Rumah sakit ini sudah menetapkan sistem pengembangan karir dengan baik

2,687 Setuju

5 Hubungan kerja yang harmonis sesama pegawai membuat saya nyaman dalam bekerja

2,832 Setuju

6 Rumah sakit ini selalu memperhatikan kesejahteraan pegawainya 2,743 Setuju

7 Rumah sakit ini telah menetapkan program K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) yang ideal

2,714 Setuju

8 Manajemen rumah sakit memberikan lembur bagi pegawai dengan upah lembur yang memadai

2,305 Tidak Setuju

9 Setiap kebijakan di rumah sakit tidak bertentangan dengan hati nurani saya

2,800 Setuju

10 Sistem penilaian kinerja di rumah sakit ini dilakukan dengan adil dan objektif

2,537 Setuju

11 Gaji yang saya terima saat ini sudah sesuai dengan beban pekerjaan yang saya kerjakan

3,267 Setuju

12 Setiap pegawai selalu mendapatkan THR (Tunjangan Hari Raya) 3,268 Setuju

13 Pembayaran gaji yang saya terima selalu tepat waktu 2,991 Setuju 14 Saya selalu mendapatkan hak-hak saya sebagai pegawai 3,174 Setuju 15 Dirumah sakit ini terdapat sistem bonus yang berlaku bagi

seluruh pegawai 2,304 Tidak Setuju

16 Suasana kerja yang nyaman selalu saya rasakan dirumah sakit ini 3,054 Setuju Kebutuhan keamanan 2,82 setuju

4.9.3 Motivasi kerja berdasarkan kebutuhan sosial Tabel 31. Motivasi kerja berdasarkan kebutuhan sosial

No BUTIR PERNYATAAN KE Rataan Skor Hasil

1 Atasan selalu memberikan dorongan semangat kepada saya dalam menyelesaikan pekerjaan 3,054 Setuju

2 Saya selalu siap membantu teman kerja, jika mereka kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya

3,350 Setuju

3 Saya mempunyai kesempatan untuk bersosialisasi dengan reakan kerja diluar jam kerja 2,587 Setuju

4 Saya sangat senang bekerja dengan rekan-rekan kerja saya 3,207 Setuju 5 Saya merasa pemikiran saya dihargai dirumah sakit ini 3,174 Setuju 6 Saya belum memberikan kontribusi yang berarti bagi

rumah sakit ini 2,719 Setuju Kebutuhan sosial 3,02 Setuju

Page 90: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

74

Dari hasil pengolahan data variabel kebutuhan sosial pada Tabel 31 di

atas, faktor motivasi tertinggi keseluruhan pegawai berdasarkan kebutuhan

sosial terletak pada kesiapan mereka dalam membantu rekan kerja yang

kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan. Rataan skor untuk variabel

kebutuhan sosial sudah dapat menjadi motivasi bagi keseluruhan pegawai.

4.9.4 Motivasi kerja berdasarkan kebutuhan penghargaan

Dari hasil pengolahan data variabel kebutuhan penghargaa pada Tabel

32 di bawah, faktor motivasi tertinggi keseluruhan pegawai adalah

kebijakasanan pimpinan dalam menghadapi pegawai memberikan dorongan

untuk lebih giat bekerja. Rataan skor untuk kebutuhan penghargaan

memberikan motivasi kerja bagi keseluruhan pegawai.

Tabel 32. Motivasi kerja berdasarkan kebutuhan penghargaan

No BUTIR PERNYATAAN KE Rataan Skor

Hasil

1 Pihak rumah sakit memberikan penghargaan kepada pegawai yang berprestasi 3,021 Setuju

2 Jabatan yang saya pegang dirumah sakit ini mempengaruhi status sosial saya di dalam masyarakat 3,031 Setuju

3 Kebijakasanan pimpinan dalam menghadapi pegawai memberikan dorongan kepada saya untuk giat bekerja 3,219 Setuju

4 Gaya kepeminpinan atasan saya saat ini merupakan gaya kepeminpinan yang ideal bagi saya 2,966 Setuju

Kebutuhan penghargaan 3,06 Setuju

4.9.5 Motivasi kerja berdasarkan kebutuhan aktualisasi diri

Tabel 33. Motivasi kerja berdasarkan kebutuhan aktualisasi diri

No BUTIR PERNYATAAN KE Rataan Skor

Hasil

1 Dalam melakukan pekerjaan saya selalu diberi wewenang oleh pimpinan untuk membuat keputusan sendiri 3,234 Setuju

2 Pekerjaan yang saya kerjakan memberikan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan yang saya miliki 2,316 Setuju

3 Saya selalu berusaha untuk meningkatkan prestasi kerja saya untuk mendapatkan promosi/pengembangan karir saya 2,904 Setuju

4 Saya selalu merasa termotivasi dengan hal-hal yang baru 2,120 Setuju 5 Saya akan merasa bangga jika diberikan tanggung jawab pekerjaan

yang lebih besar dari yang saya kerjakan saat ini 3,035 Setuju 6 Saya selalu bekerja keras walaupun tidak ada pengawasan 2,832 Setuju 7 Saya mampu menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu 2,865 Setuju 8 Saya merasa pengembangan diri dan karir saya dapat terjamin di

rumah sakit ini 3,092 Setuju Kebutuhan aktualisasi diri 2,80 Setuju

Dari hasil pengolahan data variabel kebutuhan aktualisasi diri pada

Tabel 33 di atas, faktor motivasi kerja tertinggi keseluruhan pegawai adalah

Page 91: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

75

diberi wewenang oleh pimpinan untuk membuat keputusan sendiri. Rataan skor

secara keseluruhan untuk variabel kebutuhan aktualisasi sudah menjadi faktor

motivasi kerja untuk keseluruhan pegawai.

4.10 Analisa Kepuasan untuk Keseluruhan Pegawai

4.10.1 Analisa kepuasan kerja berdasarkan turnover Dari hasil pengolahan data variabel turnover pada Tabel 34 di bawah,

faktor kepuasan kerja tertinggi keseluruhan pegawai adalah tidak suka berganti-

ganti tempat bekerja. Rataan skor untuk variabel kebutuhan aktualisasi sudah

menjadi faktor motivasi kerja untuk keseluruhan pegawai.

Tabel 34. Kepuasan kerja berdasarkan turnover

No BUTIR PERNYATAAN KE Rataan Skor

Hasil

1 Saya merasa puas bekerja di rumah sakit ini karena merupakan tempat kerja yang saya indamkan 2,557

Setuju

2 Saya mempunyai minat yang besar untuk menjadi pegawai di rumah sakit ini

2,469 Tidak Setuju

3 Tidak pernah terlintas dalam fikiran saya untuk keluar dari rumah sakit ini

2,664 Setuju

4 Status saya sebagai pegawai di rumah sakit ini membuat saya tetap betah untuk tetap bekerja

2,846 Setuju

5 Saya termasuk orang tidak suka berganti-ganti tempat bekerja 3,275 Setuju Turnover 2,76 Setuju

4.10.2 Analisa kepuasan kerja berdasarkan tingkat kehadiran Dari hasil pengolahan data variabel tingkat kehadiran/absensi pada

Tabel 35 di bawah faktor kepuasan kerja tertinggi keseluruhan pegawai

adalah selalu mengikuti peraturan jam kerja. Rataan skor secara untuk

variabel kebutuhan aktualisasi sudah menjadi faktor motivasi kerja untuk

keseluruhan pegawai.

Tabel 35. Kepuasan kerja berdasarkan tingkat kehadiran

No

BUTIR PERNYATAAN KE Rataan Skor

Hasil

1 Saya datang dan pulang berkerja sesuai dengan jam kerja yang ditetapkan oleh manajemen rumah sakit 2,871 Setuju

2 Saya tidak pernah bermasalah dengan kehadiran 2,902 Setuju 3 Saya selalu mengikuti peraturan jam kerja di rumah

sakit ini 3,027 Setuju 4 Saya tidak pernah keluar kantor untuk keperluan pribadi

pada saat jam kerja 2,226 Tidak Setuju

Tingkat kehadiran 2,76 Setuju

Page 92: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

76

4.10.3 Analisa kepuasan kerja berdasarkan umur

Dari hasil pengolahan data variabel umur pada Tabel 36 di bawah,

faktor kepausan kerja responden keseluruhan pegawai adalah pertambahan

usia akan membuat lebih dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja.

Skor rataan untuk variabel umur sudah menjadi faktor motivasi kerja bagi

pegawai keseluruhan pegawai.

Tabel 36. Kepuasan kerja berdasarkan umur

No BUTIR PERNYATAAN KE Rataan Skor

Hasil

1 Semakin bertambah usia, tingkat kepuasan saya dalam bekerja meningkat

2,127 Tidak Setuju

2 Semakin lama saya bekerja dirumah sakit ini, keterampilan saya semakin meningkat

3,035 Setuju

3 Semakin bertambah usia, semakin membuat saya lebih dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja

3,350 Setuju

4 Semakin bertambahnya usia, pengetahuan saya terhadap bidang pekerjaan saya semakin meningkat 2,847

Setuju 5 Bertambahnya usia, maka pengalaman kerja saya semakin

bertambah 3,234

Setuju Umur 2,92 Setuju

4.10.4 Analisa kepuasan kerja berdasarkan tingkat pekerjaan Dari hasil pengolahan data variabel tingkat pekerjaan pada Tabel 37 di

bawah, faktor kepuasan kerja tertinggi responden keseluruhan pegawai adalah

pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Dari hasil

skor rataan untuk variabel tingkat pekerjaan dapat menjadi kepuasan kerja

untuk keseluruhan pegawai.

Tabel 37. Kepuasan kerja berdasarkan tingkat pekerjaan

No BUTIR PERNYATAAN KE Rataan Skor

Hasil

1 Dalam setiap pekerjaan, saya selalu melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab

3,350 Setuju

2 Tingkat pendidikan sangat mendukung dalam melaksanakan pekerjaan saya

3,132 Setuju

3 Tugas yang diberikan kepada saya sesuai dengan bakat dan kemampuan saya

2,881 Setuju

4 Saya selalu menunjukkan rasa tanggung jawab yang besar terhadap pekerjaan saya

3,054 Setuju

Tingkat pekerjaan 3,10 Setuju

Page 93: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

77

4.10.5 Analisa Kepuasan Kerja Berdasarkan Ukuran Organisasi

Dari hasil pengolahan data variabel ukuran organisasi pada Tabel 38 di

bawah, faktor kepuasan kerja tertinggi responden keseluruhan pegawai adalah

ukuran organisasi yang besar meningkatkan komitmennya terhadap organisasi.

Dari hasil skor rataan keseluruhan untuk variabel tingkat pekerjaandapat

menjadi kepuasan kerja keseluruhan pegawai.

Tabel 38. Kepuasan kerja berdasarkan ukuran organisasi

No BUTIR PERNYATAAN KE Rataan Skor

Hasil

1 Saya bekerja rumah sakit ini karena rumah sakit ini sangat baik dimata saya

2,566 Setuju

2 Saya bekerja dirumah sakit ini karena karir yang menjanjikan 2,413

Sangat Tidak Setuju

3 Budaya organisasi, seperti norma, nilai dan keyakinan bersama yang ada di rumah sakit ini tidak bertentangan dengan pemahaman saya

2,417 Tidak Setuju

4 Ukuran organisasi yang besar memacu saya untuk lebih produktif bekerja

2,505 Tidak Setuju

5 Ukuran organisasi yang besar membuat saya lebih loyal/setia terhadap rumah sakit

2,733 Setuju

6 Ukuran organisasi yang besar memudahkan saya berinteraksi dengan rekan kerja

2,654 Setuju

7 Ukuran organisasi yang besar meningkatkan komitmen saya terhadap organisasi

2,896 Setuju

Ukuran Organisasi 2,60 Setuju Dari hasil rataan skor pada Tabel 39 di bawah untuk keseluruhan

pegawai RS diperoleh sudah memiliki motivasi kerja hal dengan nilai total

rataan skor sebesar 2,930. Pada Tabel 39 juga dapat diperoleh faktor yang

paling mempengaruhi motivasi keseluruhan pegawai adalah kebutuhan

penghargaan dengan nilai rataan skor 3,06.

Tabel 39. Nilai rataan skor motivasi dan kepuasan kerja keseluruhan pegawai

Motivasi Total rataan skor

Hasil Kepuasan Total rataan skor

Hasil

Kebutuhan fisiologis 2,95 Setuju Turnover 2,76 Setuju Kebutuhan keamanan 2,82 setuju Tingkat kehadiran 2,76 Setuju

Kebutuhan sosial 3,02 Setuju Umur 2,92 Setuju Kebutuhan

penghargaan 3,06 Setuju Tingkat pekerjaan

3,10 Setuju Kebutuhan aktualisasi

diri 2,80 Setuju Ukuran

Organisasi 2,60 Setuju Total 2,930 Setuju Total 2,828 Setuju

Page 94: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

78

Sedangkan untuk kepuasan kerja berdasarkan pada Tabel 39 untuk

keseluruhan pegawai RS sudah memiliki kepuasan kerja hal ini terlihat dari

nilai total rataan skor diperoleh sebesar 2,828. Berdasarkan Tabel 39

kepuasan kerja tertinggi keseluruhan pegawai adalah tingkat pekerjaan

dengan nilai rataan skor 3,10. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa tingkat

pekerjaan meripakan variabel yang paling besar mempengaruhi kepuasan

kerja seluruh pegawai.

4.11 Analisis Regresi Linear Berganda Berganda Keseluruhan Pegawai

1. Uji regresi linear berganda motivasi terhadap turnover keseluruhan pegawai.

Dari hasil pengolahan data uji regresi linear berganda antara variabel

motivasi terhadap turnover pada tabel 40 di bawah diperoleh nilai konstanta

sebesar 1,131. Artinya, apabila variabel bebas (X1 sampai X5) diasumsikan

bernilai nol maka tingkat kepuasan pegawai pada turnover sebesar 1,131 jika

variabel lain dianggap konstan. Dari semua variabel bebas yang diukur,

variabel kebutuhan keamanan yang paling berpengaruh terhadap turnover. Hal

ini ditunjukkan oleh nilai koefisien kebutuhan keamanan sebesar 0,609 yang

lebih besar dari nilai koefisien variabel motivasi yang lain. Variabel

kebutuhan keamanan berpengaruh positif terhadap turnover, hal ini berarti

semakin meningkatnya kebutuhan keamanan maka akan menurunkan

turnover.

Tabel 40. Hasil output regresi linear berganda motivasi terhadap turnover keseluruhan pegawai

Koefisien Konstanta 1.131

Kebutuhan Fisiologis -0.120

Kebutuhan Keamanan 0.609

Kebutuhan Sosial -0.181

Kebutuhan Penghargaan 0.292

Kebutuhan Aktualisasi diri -0.029

R square (R2) 0.331

Adjusted R Square 0.310

R 0.575a

2. Uji regresi linear berganda motivasi terhadap tingkat kehadiran keseluruhan pegawai.

Page 95: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

79

Dari hasil pengolahan data uji regresi linear berganda antara motivasi

terhadap tingkat kehadiran pada Tabel 41 di bawah diperoleh nilai konstanta

sebesar 1,201. Artinya, apabila variabel bebas (X1 sampai X5) diasumsikan

bernilai nol maka tingkat kepuasan pegawai pada tingkat kehadiran sebesar

1,201 jika variabel lain dianggap konstan. Dari semua variabel bebas yang

diukur, variabel kebutuhan keamanan yang paling berpengaruh terhadap

tingkat kehadiran. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien kebutuhana

keamanan sebesar 0,296 yang lebih besar dari nilai koefisien variabel

motivasi yang lain. Variabel kebutuhan keamanan berpengaruh positif

terhadap tingkat kehadiran, hal ini berarti semakin meningkatnya motivasi

kebutuhan keamanan maka akan meningkatkan tingkat kehadiran.

Tabel 41. Hasil output regresi linear berganda motivasi terhadap tingkat kehadiran keseluruhan pegawai

Koefisien Konstanta 1.201

Kebutuhan Fisiologis 0.132

Kebutuhan Keamanan 0.296

Kebutuhan Sosial -0.035

Kebutuhan Penghargaan -0.082

Kebutuhan Aktualisasi diri 0.245

R square (R2) 0.167

Adjusted R Square 0.141 R 0.409a

3. Uji regresi linear berganda motivasi terhadap umur keseluruhan pegawai

Dari hasil pengolahan data uji regresi linear berganda antara variabel

motivasi terhadap umur pada Tabel 42 di atas diperoleh nilai konstanta

sebesar 0,938. Artinya, apabila variabel bebas (X1 sampai X5) diasumsikan

bernilai nol maka tingkat kepuasan pegawai pada umur sebesar 0,938 jika

variabel lain dianggap konstan. Dari semua variabel bebas yang diukur,

variabel kebutuhan aktualisasi diri yang paling berpengaruh terhadap umur. Hal

ini ditunjukkan oleh nilai koefisien kebutuhan aktualisasi dirisebesar 0,615

yang lebih besar dari nilai koefisien variabel motivasi yang lain. Variabel

kebutuhan aktualisasi diri berpengaruh positif terhadap umur, hal ini berarti

semakin meningkatnya umur pegawai maka akan meningkatkan kebutuhan

aktualisasi diri.

Page 96: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

80

Tabel 42. Hasil output regresi linear berganda motivasi terhadap umur keseluruhan pegawai

Koefisien Konstanta

0.938

Kebutuhan Fisiologis -0.145

Kebutuhan Keamanan 0.208

Kebutuhan Sosial 0.006

Kebutuhan Penghargaan 0.016

Kebutuhan Aktualisasi diri 0.615

R square (R2)

0.378 Adjusted R Square 0.358 R 0.615a

4. Uji regresi linear berganda motivasi terhadap tingkat pekerjaan keseluruhan pegawai

Dari hasil pengolahan data uji regresi linear berganda antara

motivasi terhadap tingkat pekerjaan Tabel 43 di atas diperoleh nilai konstanta

sebesar 1,471. Artinya, apabila variabel bebas (X1 sampai X5) diasumsikan

bernilai nol maka tingkat kepuasan pegawai pada tingkat pekerjaan sebesar

1,471 jika variabel lain dianggap konstan. Dari semua variabel bebas yang

diukur, variabel kebutuhan aktualisasi diri yang paling berpengaruh terhadap

tingkat pekerjaan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien kebutuhan

aktualisasi dirisebesar 0,462 yang lebih besar dari nilai koefisien variabel

motivasi yang lain. Variabel kebutuhan aktualisasi diri berpengaruh positif

terhadap tingkat pekerjaan, hal ini berarti semakin meningkatnya motivasi

kebutuhan aktualisasi diri maka akan meningkatkan kepuasan terhadap

tingkat pekerjaan.

Tabel 43. Hasil output regresi linear berganda motivasi terhadap tingkat pekerjaan keseluruhan pegawai

Koefisien

Konstanta 1.471

Kebutuhan Fisiologis 0.072

Kebutuhan Keamanan 0.060

Kebutuhan Sosial 0.052

Kebutuhan Penghargaan -0.065

Kebutuhan Aktualisasi diri 0.462

R square (R2) 0.279

Adjusted R Square 0.256

R 0.528a

Page 97: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

81

5. Uji regresi linear berganda motivasi terhadap ukuran organisasi keseluruhan pegawai

Dari hasil pengolahan data uji regresi linear berganda antara variabel

motivasi terhadap ukuran organisasi Tabel 44 di bawah diperoleh nilai

konstanta sebesar 0,793. Artinya, apabila variabel bebas (X1 sampai X5)

diasumsikan bernilai nol maka tingkat kepuasan pegawai pada ukuran

organisasi sebesar 0,793 jika variabel lain dianggap konstan. Dari semua

variabel bebas yang diukur, variabel kebutuhan keamanan yang paling

berpengaruh terhadap ukuran organisasi. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien

kebutuhan keamanan sebesar 0,685 yang lebih besar dari nilai koefisien

variabel motivasi yang lain. Variabel kebutuhan keamanan berpengaruh positif

terhadap ukuran organisasi dapat diartikan bahwa meningkatnya kebutuhan

keamanan akan meningkatkan kepuasan kerja terhadap ukuran organisasi.

Tabel 44. Hasil output regresi linear berganda motivasi terhadap ukuran organisasi untuk keseluruhan pegawai

Koefisien Konstanta 0.793

Kebutuhan Fisiologis -0.285

Kebutuhan Keamanan 0.685

Kebutuhan Sosial -0.041

Kebutuhan Penghargaan 0.052

Kebutuhan Aktualisasi diri 0.241

R square (R2) 0.420

Adjusted R Square 0.402

R 0.648a

4.12 Uji t Keseluruhan Pegawai

Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel

keseluruhan pegawai sebesar 1,975. Hasil uji t pada Tabel 45 di bawah

diperoleh variabel-variabel motivasi yang secara parsial signifikan berpengaruh

terhadap variabel kepuasan kerja yaitu yang memiliki nilai -t tabel < -t hitung atau

t hitung > t tabel atau tolak Ho yaitu hubungan kebutuhan fisiologis, kebutuhan

sosial, kebutuhan aktualisasi diri terhadap turnover, kemudian kebutuhan

fisiologis dan kebutuhan sosial terhadap tingkat kehadiran, kemudian

kebutuhan fisiologis, kebutuhan sosial terhadap umur, kemudian kebutuhan

fisiologis terhadap tingkat pekerjaan, kemudian hubungan kebutuhan fisiologis,

Page 98: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

82

kebutuhan keamanan dan kebutuhan sosial terhadap ukuran organisasi. t hitung

positif artinya variabel motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan

kerja pegawai atau apabila variabel motivasi meningkat maka variabel

kepuasan juga ikut meningkat. t hitung negatif artinya apabila variabel motivasi

meningkat maka variabel kepuasan akan menurun.

Tabel 45. Kesimpulan uji t motivasi terhadap kepuasan keseluruhan pegawai

t hitu

ng

turn

over

t hitu

ng

Tin

gkat

ke

hadi

ran

t hitu

ng

umur

t hitu

ng

Tin

gkat

pe

kerj

aan

t hitu

ng

Uku

ran

orga

nisa

si

Kebutuhan Fisiologis

3.49 Tolak Ho

3.76 Tolak Ho

3.52 Tolak Ho

5.77 Tolak Ho

3.05 Tolak Ho

Kebutuhan Keamanan

-.93 Terima Ho

1.04 Terima Ho

-1.37 Terima Ho

.71 Terima Ho

-2.76 Tolak Ho

Kebutuhan Sosial

5.23 Tolak Ho

2.58 Tolak Ho

2.17 Tolak Ho

.67 Terima Ho

7.34 Tolak Ho

Kebutuhan Penghargaan

-1.44 Terima Ho

-.29 Terima Ho

.05 Terima Ho

.53 Terima Ho

-.41 Terima Ho

Kebutuhan Aktualisasi diri

3.14 Tolak

Ho

-.89 Terima

Ho

.21 Terima

Ho

-.89 Terima

Ho

.70 Terima

Ho

4.13 Uji Regresi Linear Sederhana Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja

Adapuan persamaan regresi linear sederhana yang peroleh adalah Y=

12,631+ (26,87). Dari persamaan regresi linear sederhana tersebut diperoleh

nilai konstanta sebesar 12,631. Artinya, apabila variabel bebas (X1)

diasumsikan bernilai nol maka tingkat kepuasan kerja pegawai sebesar 12,631.

Nilai koefisien motivasi terhadap kepuasan kerja adalah 26,87 dan memiliki

nilia koefisien yang positif. Nilia koefisien yang positif artinya motivasi berpengaruh

positif terhadap kepuasan kerja. Pengaruh positif artinya apabila motivasi kerja

pegawai meningkat sebesar 1% maka akan meningkatkan kepuasan kerja sebesar

26,87.

4.14 Uji t Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja

t hitung motivasi terhadap kepuasan kerja diperoleh dari; 165 – 2 – 1 =

162, dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) sehingga diperoleh t tabel =

1,975.

Dari hasil uji t yang motivasi kerja terhadap kepuasan kerja diperoleh

nilai t hitung sebesar 3,49. Nilai t hitung > t tabel atau 3,49 > 1,975 maka tolak Ho,

artinya bahwa secara parsial ada pengaruh signifikan antara motivasi kerja

Page 99: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

83

dengan kepuasan kerja. Jadi dalam kasus ini dapat disimpulkan bahawa

motivasi kerja pegawai Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi berpengaruh

terhadap kepuasan kerja pegawai.

4.15 Implikasi Manajerial

Adapun implikasi manajerial yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi

pihak Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi adalah sebagai berikut :

1. PNS 2. Non PNS, 3. Keseluruhan pegawai

Gambar 13. Motivasi Pegawai Berdasarkan Piramida Kebutuhan Maslow

1. Hasil eksploratif motivasi berdasarkan hierarki kebutuhan Maslow dan

kepuasan kerja untuk PNS diperoleh kebutuhan sosial merupakan kebutuhan

yang paling tinggi memotivasi pegawai. Kebutuhan sosial tersebut terwujud

dengan cara pembinaan hubangan yang baik antara sesama pegawai seperti

membantu rekan kerja, jika rekan kerja mereka dalam kesulitan baik yang

berhubungan dengan pekerjaan atau diluar pekerjaan. Bagi sebagian pegawai

pekerjaan juga memenuhi kebutuhan interaksi sosial mereka. Sehingga rekan

kerja yang ramah dan mendukung mendorong munculnya motivasi kerja.

Sedangkan kepuasan kerja PNS adalah pada variabel tingkat pekerjaan dan

merupakan faktor yang paling mempengaruhi kepuasan kerja pegawai.

Kepuasan kerja PNS pada tingkat pekerjaan ditunjukkan dengan rasa

tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaannya tersebut sehingga

pegawai akan memiliki kepuasan kerja jika mereka melakukan pekerjaannya

dengan penuh rasa tanggung jawab.

Page 100: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

84

2. Hasil eksploratif motivasi berdasarkan hierarki kebutuhan Maslow dan

kepuasan kerja untuk Non PNS diperoleh bahwa kebutuhan penghargaan

merupakan variabel yang memberikan motivasi bagi Non PNS. Kebutuhan

penghargaan tersebut terkait dengan atasan mereka yaitu gaya kepeminpinan

atasan yang ideal bagi mereka (berdasarkan nilai kuesioner tertinggi dari item

pernyataan untuk kebutuhan penghargaan). Peran atasan merupakan salah

satu faktor yang dapat menimbulkan motivasi pegawai, motivasi pegawai

meningkat ketika atasan mampu memahami bawahannya dan ramah,

menawarkan pujian untuk kinerja yang bagus, mendengarkan pendapat

pegawai, dan menunjukkan ketertarikan pribadi kepada mereka. Sedangkan

kepuasan kerja Non PNS ada pada turnover. Dilihat dari data turnover

pegawai Non PNS dari 2009 sampai 2010 mengalami penurunan dari 6,12%

menjadi 3,13%. Data tersebut menunjukkan penurunan jumlah pegawai yang

berarti pegawai Non PNS mengalami peningkatan kepuasan kerja untuk tetap

bekerja di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi. Kepuasan kerja pegawai

dapat ditunjukkan dari tingkat turnover, yaitu kepuasan kerja berkorelasi

negatif dengan pengunduran diri. Kepuasan kerja Non PNS terhadap turnover

dapat juga dilihat dari hasil rataan skor untuk turnover diperoleh indikasi

bahwa tidak pernah terlintas dalam fikiran mereka untuk keluar dari rumah

sakit dan status pegawai membuat mereka tetap betah untuk tetap bekerja.

3. Hasil uji t yang diperoleh untuk PNS diperoleh bahwa kebutuhan sosial

merupakan kebutuhan yang paling tinggi nilainya mempengaruhi kepuasan

kerja yaitu paling tinggi mempengaruhi ukuran organisasi. Rumah Sakit Dr.

H. Marzoeki Mahdi yang memiliki berbagai jenis profesi dan berbagi jenis

pelayanan dan juga jumlah pegawai yang lebih dari 1000 orang membuat

kebuthan sosial menjadi motivasi bagi pegawai PNS disamping sering

berinteraksi karena berada pada satu wilayah tempat kerja dan bertemu hapir

setiap hari. Hubungan antara ukuran organisasi terhadap kebuthan sosial

adalah ukuran organisasi yang besar akan memberikan kesempatan yang

lebih besar pula untuk berpartisipasi dan berinteraksi secara sosial.

4. Hasil uji t yang diperoleh untuk Non PNS sama dengan hasil uji t PNS yaitu

kebutuhan sosial merupakan kebutuhan yang paling tinggi nilainya

Page 101: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

85

mempengaruhi kepuasan kerja yaitu paling tinggi mempengaruhi ukuran

organisasi. Kebutuhan sosial sangat mempengaruhi Non PNS karena

kemungkinan lingkungan Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi memang

memberikan rasa nyaman untuk bekerja dan kemungkinan karena adanya

harapan untuk menjadi pegawai tetap. Faktor yang sering dijadikan untuk

menetukan kelanjutan dari kontrak atau pengangkatan pegawai adalah dari

segi kinerja yang telah diberikan pada tempat kerjanya tetpai tidak menutup

kemungkinan hubungan sosial juga memberikan sedit pengaruh untuk hal

tersebut. Networking dari seseorang pegawai juga dipengaruhi oleh sosialnya.

Networking yang banyak akan memberikan kesempatan atau peluang yang

banyak pula baik yang berhubgan dengan pekerjaan ataupun yang tidak

berhubungan dengan pekerjaan.

5. Dari hasil hasil uji t yang diperoleh untuk keseluruhan pegawai juga

diperoleh bahwa kebutuhan sosial merupakan kebutuhan yang paling tinggi

nilainya mempengaruhi kepuasan kerja yaitu paling tinggi mempengaruhi

ukuran organisasi. Hal ini berarti baik secara keseluruhan yang paling

mempengaruhi motivasi pegawai Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi

adalah kebutuhan sosial.

6. Motivasi dan kepuasan kerja yang dimiliki pegawai PNS harus dipertahankan

dan harus terus ditingkatakan. Peningkatan motivasi dan kepuasan kerja

pegawai dapat dilakukan cara :

a. Meningkatkan hubungan antara atasan dan bawahan. Meningkatkan

hubungan atasan dengan bawahan misalnya melakukan pertemuan

internal (morning briefing atau sharing moment), hal tersebut dapat

dilakukan salah satu kegiatan untuk memberikan masukan atau

menuangkan ide dan penyampaian keluhan. Kegiatan tersebut dapat

dilakukan setiap hari sebelum memulai kerja atau seminggu sekali.

b. Melakukan rotasi perkerjaan. Program rotasi pekerja sebagai sarana

untuk meningkatkan keahlian pegawai di bidang lain dan mengatasi

kejenuhan akan rutinitas pekerjaan lingkungan kerja yang sama.

Rotasi tersebut dapat dialakukan setiap 4 sampai 5 tahun sekali

misalnya.

Page 102: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

86

c. Menciptakan sikap dan perilaku saling mendukung. Sikap dan

perilaku saling mendukung untuk kemajuan bersama serta rasa

memiliki rasa tanggung jawab utuk kemajuan rumah sakit perlu

diciptakan. Dengan sikap tersebut dapat menimbulkan rasa sosial

yang lebih baik lagi.

d. Memberikan penghargaan. Pihak rumah sakit sudah memberikan

penghargaan terhadap pegawainya dalam bentuk piagam perhargaan.

Penghargaan yang dilakukan pihak rumah sakit kepada pegawai yang

selama ini terlaksana sudah cukup baik akan tetapi agar lebih

meningkatkan motivasi kerja dapat dilakukan dengan adanya

penghargaan untuk setiap divisi atau bagian dan untuk lebih

meningkatkan motivasi pegawai diperlukan bentuk perhargaan lain,

salah satunya dengan cara memberikan bonus baik dalam bentuk

materil mauapun immateril. Penghargaan dalam bentuk immateril

dapat dilakukan seperti menetukan employee of the month.

Penghargaan harus memiliki standar khusus penghargaan.

Pelaksanaan penghargaan haruslah objektif, kontinuitas dan konsisten.

Perhargaaan tersebut dapat dilakukan dalam bentuk materil dapat

dilakukan setiap satu semester yang bertujuan untuk meningkatkan

motivasi dan kepuasan kerja pegawai. Peningkatkan kesehatan dan

keselamatan kerja (K3) dapat dikatakan sebagai bentuk penghargaan

kepada pegawai. Seperti yang telah diketahui bahwa Dr. H. Marzoeki

Mahdi memiliki yang merupakan tempat sakit yang kemungkinan

besar rentan untuk saling terkontaminasi. Untuk itu rasa aman saat

bekerja sangat diperlukan oleh para pegawai, sehingga dalam bekerja

pegawai tidak dipenuhi rasa takut untuk datang bekerja..

e. Terdapat sanksi yang tegas (punishment) atas berbagai pelanggaran

dan kesalahan yang dilakukan pegawai yang melanggar ketentuan

yang berlaku. Peran atasan yang lebih aktif dibutuhkan untuk

melaksanakan, mengontrol pelaksanaan peraturan serta pelaksanaan

saksi tersebut.

Page 103: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

87

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Secara keseluruhan baik pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai kontrak (Non

PNS) sudah memiliki motivasi kerja yang baik. Motivasi kerja PNS lebih besar

dibandingkan dengan motivasi kerja Non PNS. Motivasi kerja PNS yang

tertinggi adalah kebutuhan sosial, kemudian diikuti kebutuhan aktualisasi diri,

kebutuhan penghargaan, kebutuhan fisiologis, dan kebutuhan keamanan.

Sedangkan urutan motivasi kerja Non PNS mulai dari yang tertinggi sampai

yang terendah adalah kebutuhan penghargaan, kebutuhan fisiologis, kebutuhan

keamanan, kebutuhan sosial sedangkan kebutuhan aktualisasi diri tidak

menjadi motivasi bagi Non PNS.

2. Secara keseluruhan PNS dan Non PNS sudah memiliki kepuasan kerja yang

baik. Kepuasan kerja PNS lebih besar dibandingkan dengan kepuasan kerja

Non PNS. Urutan kepuasan kerja PNS mulai dari yang tertinggi sampai yang

terendah adalah tingkat pekerjaan, umur, tingkat kehadiran. ukuran organisasi

dan turnover tidak menjadi kepuasan kerja PNS. sedangkan urutan kepuasan

kerja Non PNS mulai dari yang tertinggi sampai yang terendah adalah

turnover, tingkat pekerjaan, tingkat kehadiran, umur, ukuran organisasi.

3. Berdasarkan uji t PNS diperoleh bahwa kebutuhan fisiologis signifikan

berpengaruh pada tingkat pekerjaan, kemudian kebutuhan sosial signifikan

berpengaruh pada turnover, pada umur dan pada ukuran organisasi, kemudian

kebutuhan aktualisasi diri signifikan berpengaruh pada tingkat pekerjaan.

Sedangka uji t Non PNS diperoleh kebutuhan fisiologis signifikan berpengaruh

pada tingkat kehadiran dan pada tingkat pekerjaan, kemudian kebutuhan

keamanan signifikan berpengaruh pada umur, kemudian kebutuhan sosial

berpengaruh pada ukuran organisasi. Untuk Non PNS tidak ada variabel yang

sifnifikan berpengaruh pada turnover.

4. Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda PNS antara motivasi kerja

terhadap kepuasan kerja diperoleh hanya dua variabel motivasi kerja

(kebutuhan aktualisasi diri dan kebutuhan keamanan), paling berpengaruh

Page 104: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

88

terhadap seluruh variabel kepuasan kerja yaitu kebutuhan aktualisasi diri paling

berpengaruh terhadap tingkat pekerjaan, terhadap ukuran organisasi diri, dan

terhadap tingkat kehadiran, dan kebutuhan keamanan paling berpengaruh

terhadap turnover dan terhadap umur. Sedangkan untuk Non PNS diperoleh

hanya satu variabel motivasi kerja (kebutuhan aktualisasi diri) yang paling

berpengaruh terhadap seluruh variabel kepuasan kerja yaitu kebutuhan

aktualisasi diri berpengaruh terhadap turnover, tingkat kehadiran, umur, tingkat

pekerjaan, ukuran organisasi.

5. Berdasarkan uji t untuk keseluruhan pegawai diperoleh variabel ukuran

organisasi paling signifikan dipengaruhi oleh kebutuhan sosial.

B. Saran

1. Pihak Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi harus mempertahankan motivasi

kerja dan kepuasan kerja pegawai dan berusaha meningkatkannya karena

persaingan antara rumah sakit akan terus meningkat kedepannya dengan

memperhatikan indikator motivasi berdasarkan prioritas responden rumah

sakit yaitu kebutuhan aktualisasi diri dan kebutuhan keamanan, kemudian

diikuti dengan kebutuhan penghargaan, kebutuhan sosial, kebutuhan

fisiologis. Selain itu diharapkan pihak Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi

dapat memilki sistem penilaian kerja yang baik dan efektif tidak hanya bagi

PNS tetapi juga bagi Non PNS disetai dengan memiliki key performance

indicator (KPI) yang tepat.

2. Berdasarkan hasil observasi faktor kedisiplinan dan ketaatan pegawai pada

peraturan harus ditingkatkan dalam rangka meningkatkan motivasi dan

kepuasan kerja pegawai.

3. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar dapat meneliti dengan

menggunakan indikator-indikator lainnya yang dapat mewakili dan

mempengaruhi motivasi dan kepuasan kerja pegawai.

Page 105: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

89

DAFTAR PUSTAKA

Arep, I dan Hendri Tanjung. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Universitas Trisakti.Jakarta.

Budi, A. N. 2005. Hubungan Motivasi Kerja dengan Prestasi Kerja Karyawan Pada Divisi Operation PT. Mitra Infoparma. Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Hasibuan, M. S. P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta.

Kussriyanto, B. 1993. Meningkatkan Produktivitas Karyawan. PT Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.

Koeswara, H.M. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan PT. Telekomunikasi indonesia, Tbk. Bogor. Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Mangkunegara, A.P. 2000. Manajemen Sumber daya Manusia Perusahaan. Remaja Rosda Karya. Bandung.

Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Ghalia indonesia. Jakarta.

Noname. 2010. Transformasi Data Ordinal ke Interval dengan Method of Succesive Interval (MSI).2007. http://jurnal-sdm.blogspot.com/2007/12/transformasi-data-ordinal-ke-interval.html [1 januari 2011].

Priyatno Duwi, 2010. Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Media Kom. Yogyakarta.

Rangkuti, F. 1997. Riset Pemasaran. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Rivai, V dan Ella Jauvani Sagala.2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: dari Teori ke Praktik. Rajawali Pers. Jakarta.

Robbins, S. P. 2006. Perilaku Organisasi. PT. Indeks. Jakarta.

Siswanto, H.B. 2009. Pengantar Manajemen. Bumi Aksara. Jakarta.

Sumarsono, HM. S. 2004. Metode Riset Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Sinungan, M. 2008. Produktivitas: Apa dan Bagaimanan. Bumi Akasara. Jakarta.

Siagian, S P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta.

Page 106: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

90

Rezanita, D. 2005. Analisis Faktor-Faktor Kepuasan Kerja Karyawan AJB Bumiputera 1912 Kantor Operasional Bogor Sudirman. Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Rahayu, C.A. 2005. Pengaruh Faktor-Faktor Karakteristik Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai di PT. Jasa Raharja. Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Umar, H. 2005. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Page 107: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

91

LAMPIRAN

Page 108: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

91

Lampiran 1. Kuesioner penelitian

KUESIONER Terima kasih atas partisipasi Anda menjadi salah satu responden dan secara sukarela mengisi kuesioner ini. Nama saya Agus Sulaiman(H24087020), mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, pada saat ini sedang mengadakan survey mengenai ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN

KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI TETAP DAN PEGAWAI KONTRAK RUMAH SAKIT Dr. H. MARZOEKI MAHDI. BOGOR). Kami sangat menghargai kejujuran Anda dalam mengisi kuesioner ini. Kami menjamin kerahasiaan Anda yang terkait dengan kuesioner ini. Hasil survei ini hanya semata-mata digunakan untuk tujuan penelitian dan pendidikan dan bukan untuk tujuan komersial.

Petunjuk pengisisan kuesioner : Jawablah pertanyaan mengenai diri bapak/ibu di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Bapak/Ibu.

No responden : Tanggal pengisian :...........................,....../........./2010

Bagian I Data Responden

Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan

Usia / Umur : < 25 tahun 26-35 tahun

36-45 tahun = 46

Status pernikahan : Menikah Belum menikah

Janda/Duda

Pendidikan terakhir : SD SMP/Sederajat SLTA/Sederajat

Diploma (D1, D2, D3) S1

S2 S3

Status pegawai : Tetap/PNS Tidak tetap/non PNS

Lama bekerja : 0 - 2 tahun 3 - 5 tahun

6 - 8 tahun > 8 tahun Bagian/divisi :......................... Jumlah tanggungan :......................... .. Penghasilan : < Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000

Rp 2.000.000 - Rp 3.000.000 Rp 3.000.000 - Rp 4.000.000 Rp 4.000.000 - Rp 5.000.000 > Rp 5.000.000

Page 109: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

92

Bagian II Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Kerja

Kebutuhan fisiologis

No Pertanyaan

Jawaban

1 (STS)

2 (TS)

3 (S)

4 (SS)

1 Saya sangat senang setiap kali berangkat bekerja

2 Menurut saya pihak rumah sakit telah memberikan waktu istirahat yang ideal

3 Jam kerja yang ada di rumah sakit ini sesuai dengan kapasitas saya

4 Rumah sakit ini memberikan tunjangan berupa bahan pokok kepada pegawai

5 Keluarga saya selalu memberikan dorongan dan dukungan agar saya bekerja lebih baik lagi

6 Saya bekerja di rumah sakit ini karena saya dapat menghidupi keluarga saya

7 Saya mendapat tunjangan transportasi yang ideal dari pihak rumah sakit

8 Saya mendapat tunjangan makan yang layak dari pihak rumah sakit

Kebutuhan keamanan

No Pertanyaan

Jawaban

1 (STS)

2 (TS)

3 (S)

4 (SS)

1 Fasilitas kesehatan di rumah sakit dapat memberikan rasa aman bagi saya

2 Tunjangan kesehatan dari rumah sakit dapat memberikan rasa aman bagi saya dan keluarga

3 Sistem penggajian di rumah sakit ini sudah memenuhi kebutuhan hidup layak bagi saya

4 Rumah sakit ini sudah menetapkan sistem pengembangan karir dengan baik

5 Hubungan kerja yang harmonis sesamapegawai membuat saya nyaman dalam bekerja

6 Rumah sakitini selalu memperhatikan kesejahteraan pegawainya

7 Rumah sakit ini telah menetapkan program K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) yang ideal

8 Manajemen rumah sakit memberikan lembur bagi pegawai dengan upah lembur yang memadai

9 Setiap kebijakan di rumah sakittidak bertentangan dengan hati nurani saya

Petunjuk Pengisian

: Beri tanda ( X)pada jawaban yang anda maksud.

Berikan Nilai :1 = STS (Sangat Tidak Setuju ) 3= S (Setuju)

2 = TS (Tidak Setuju ) 4= SS (Sangat Setuju)

Page 110: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

93

10 Sistem penilaian kinerjadi rumah sakit ini dilakukan dengan adil dan objektif

11 Gaji yang saya terima saat ini sudah sesuai dengan beban pekerjaan yang saya kerjakan

12 Setiap pegawai selalu mendapatkan THR (Tunjangan Hari Raya)

13 Pembayaran gaji yang saya terima selalu tepa t waktu

14 Saya selalu mendapatkan hak-hak saya sebagai pegawai

15 Dirumah sakit ini terdapat sistem bonus yang berlaku bagi seluruh pegawai

16 Suasana kerja yang nyaman selalu saya rasakan dirumah sakit ini

Kebutuhan sosial

No

Pertanyaan

Jawaban

1 (STS)

2 (TS)

3 (S)

4 (SS)

1 Atasan selalu memberikan dorongan semangat kepada saya dalam menyelesaikan pekerjaan

2 Saya selalu siap membantu teman kerja, jika mereka kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya

3 Saya mempunyai kesempatan untuk bersosialisasi dengan reakan kerja diluar jam kerja

4 Saya sangat senang bekerja dengan rekan -rekan kerja saya

5 Saya merasa pemikiran saya dihargai dirumah sakit ini

6 Saya belum memberikan kontribusi yang berarti bagi rumah sakit ini

7 Interaksi dengan rekan kerja di luar rumah sakit ini terjalin dengan baik

Kebutuhan penghargaan

No Pertanyaan

Jawaban

1 (STS)

2 (TS)

3 (S)

4 (SS)

1 Pihak rumah sakit memberikan penghargaan kepada pegawai yang berprestasi

2 Atasan saya selalu memberikan pujian kepada pegawai yang berkinerja baik

3 Saya lebih senang apabila Pihak rumah sakit memberi penghargaan dalam bentuk uang dari pada dalam bentuk lain (piagam, piala, barang, dll)

4 Jabatan yang saya pegang dirumah sakit ini mempengaruhi status sosial saya di dalam masyarakat

5 Kebijakasanan pimpinan dalam menghadapi pegawai memberikan dorongan kepada saya untuk giat bekerja

6 Gaya kepeminpinan atasan saya saat ini merupakan gaya kepeminpinan yang ideal bagi saya

7 Pekerjaan saya sebagai pegawai rumah sakit meningkatakan status sosial saya

Page 111: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

94

Kebutuhan aktualisasi diri

No Pertanyaan

Jawaban

1 (STS)

2

(TS) 3

(S) 4

(SS) 1 Dalam melakukan pekerjaan saya selalu diberi wewenang oleh

pimpinan untuk membuat keputusan sendiri 2 Pekerjaan yang saya kerjakan memberikan kesempatan untuk

menunjukkan kemampuan yang saya miliki 3 Saya selalu berusaha untuk meningkatkan prestasi kerja saya

untuk mendapatkan promosi/pengemb angan karir saya 4 Saya selalu merasa termotivasi dengan hal -hal yang baru

5 Saya akan merasa bangga jika diberikan tanggung jawab pekerjaan yanglebih besar dari yang saya kerjakan saat ini

6 Saya selalu bekerja keras walaupun tidak ada peng awasan

7 Saya mampu menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu

8 Pekerjaan saya selalu dianggap penting oleh sesama pegawai di kantor

9 Saya merasa pengembangan diri dan karir saya dapat terjamin di rumah sakit ini

Bagian III Daftar Pertanyaan Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Kerj a

Turnover

No

Pertanyaan

Jawaban

1 (STS)

2 (TS)

3 (S)

4 (SS)

1 Saya merasa puas bekerja di rumah sakit ini karena merupakan tempat kerja yang saya indamkan

2 Saya mempunyai minat yang besar untuk menjadi pegawai di rumah sakit ini

3 Tidak pernah terlintas dalam fikiran saya untuk keluar dari rumah sakit ini

4 Status saya sebagai pegawaidi rumah sakit ini membuat saya tetap betah untuk tetap bekerja

5 Tingkat keluar masuknya pegawai di rumah sakit ini rendah 6 Saya termasuk orang tidak suka berganti-ganti tempat

bekerja

Page 112: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

95

Tingkat kehadiran (absensi)

No Pertanyaan

Jawaban

1 (STS)

2

(TS) 3

(S) 4

(SS) 1 Saya datang dan pulang berkerja sesuai dengan jam kerja yang

ditetapkan oleh manajemen rumah sakit 2 Saya tidak pernah bermasalah dengan kehadiran

3 Saya selalu mengikuti peraturan jam kerja dirumah sakit ini

4 Saya tidak pernah keluar kantor untuk keperluan pribadi pada saat jam kerja

Umur

No Pertanyaan

Jawaban

1 (STS)

2 (TS)

3 (S)

4 (SS)

1 Semakin bertambah usia, tingkat kepuasan saya dalam bekerja meningkat

2 Semakin lama saya bekerja dirumah sakit ini, keterampilan saya semakin meningkat

3 Semakin bertambah usia, semakin membuat saya lebih dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja

4 Semakin bertambahnya usia, pengetahuan saya terhadap bidang pekerjaan saya semakin meningkat

5 Bertambahnya usia, maka pengalaman kerja saya semakin bertambah

Tingkat pekerjaan

No

Pertanyaan

Jawaban

1 (STS)

2 (TS)

3 (S)

4 (SS)

1 Dalam setiap pekerjaan, saya selalu melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab

2 Tingkat pendidikansangat mendukung dalam melaksanakan pekerjaan saya

3 Tugas yang diberikan kepada saya sesuai dengan bakat dan kemampuan saya

4 Saya selalu menunjukkan rasa tanggung jawab yang besar terhadap pekerjaan saya

5 Atasan saya selalu puas dengan hasil pekerjaan saya

6 Saya berasa beban kerja yang diberikan pihak rumah sakit sudah adil.

Page 113: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

96

Ukuran organisasi

No Pertanyaan

Jawaban

1 (STS)

2

(TS) 3

(S) 4

(SS)

1 Saya bekerja rumah sakit ini karena rumah sakit ini sangat baik

dimata saya 2 Saya bekerja dirumah sakit ini karena karir yang menjanjikan

3 Budaya organisasi, seperti norma, nilai dan keyakinan bersama yang ada di rumah sakitini tidak bertentangan dengan pemahaman saya

4 Ukuran organisasi yang besar memacu saya untuk lebih produktif bekerja

5 Ukuran organisasi yang besar membuat saya lebih loyal/setia terhadap rumah sakit

6 Ukuran organisasi yang besar memudahkan saya berinteraksi dengan rekan kerja

7 Ukuran organisasi yang besar meningkatkan komitmen saya terhadap organisasi

Page 114: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

97

Lampiran 2. Hasil uji validitas kuesioner

Tabel 45. Hasil uji validitas motivasi pegawai

Tabel 46. Hasil uji validitas kepuasan pegawai

Var

iabe

l

But

ir

Pern

yata

an k

e

Nil

ai

Pear

son

Cor

rela

tion

1-ta

iled

stat

us

Var

iabe

l

But

ir

Pern

yata

aan

ke

Nil

ai

Pear

son

Cor

rela

tion

1-ta

iled

Stat

us

Kebutuhan Fisiologis

1 .688**

0,361

valid

Turnover

1 .544**

0,361

Valid

2 .660**

0,361

valid

2 .585**

0,361

Valid

3 .585**

0,361

valid

3 .760**

0,361

Valid

4 .392*

0,361

valid

4 .842**

0,361

Valid

5 .602**

0,361

valid

5 ,330

0,361

tidak valid

6 ,325

0,361

tidak valid

6 .646**

0,361

Valid

7 .623**

0,361

valid

Tingkat kehadiran

1 .600**

0,361

Valid

8 .515**

0,361

valid

2 .795**

0,361

Valid

Kebutuhan keamanan

1 .510**

0,361

valid

3 .799**

0,361

Valid

2 .712**

0,361

valid

4 .577**

0,361

Valid

3 .623**

0,361

valid

Umur

1 .906**

0,361

Valid

4 .791**

0,361

valid

2 .370*

0,361

Valid

5 .678**

0,361

valid

3 .781**

0,361

Valid

6 .715**

0,361

valid

4 .743**

0,361

Valid

7 .750**

0,361

valid

5 .829**

0,361

Valid

8 .604**

0,361

valid

Tingkat pekerjaan

1 .714**

0,361

Valid

9 .658**

0,361

valid

2 .392*

0,361

Valid

10 .789**

0,361

valid

3 .659**

0,361

Valid

11 .408*

0,361

valid

4 .646**

0,361

Valid

12 .695**

0,361

valid

5 ,334

0,361

tidak valid

13 .689**

0,361

valid

6 ,227

0,361

tidak valid

14 .676**

0,361

valid

Ukuran organisasi

1 .822**

0,361

Valid

15 .731**

0,361

valid

2 .587**

0,361

Valid

16 .619**

0,361

valid

3 .786**

0,361

valid

Kebutuhan sosial

1 .680** 0,361 valid 4 .724**

0,361

valid

2 .632** 0,361 valid 5 .743**

0,361

valid

3 .435* 0,361 valid 6 .439*

0,361

valid

4 .609** 0,361 valid 7 .792**

0,361

valid

5 .469** 0,361 valid

6 .423* 0,361 valid

Page 115: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

98

7 ,351 0,361 tidak valid

Kebutuhan penghargaan

1 .626**

0,361

valid

2 ,209

0,361

tidak valid

3 ,234

0,361

tidak valid

4 .371*

0,361

valid

5 .622**

0,361

valid

6 .415*

0,361

valid

7 ,248

0,361

tidak valid

Kebutuhan Aktualisasi

diri

1 .391*

0,361

valid

2 .563**

0,361

valid

3 .490**

0,361

valid

4 .494**

0,361

valid

5 .365*

0,361

valid

6 .364*

0,361

valid

7 .411*

0,361

valid

8 ,120

0,361

tidak valid

9 .484**

0,361

valid

Page 116: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

99

Lampiran 3. Struktur organisasi Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi. Bogor

Page 117: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

100

Lampiran 4. Denah Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi. Bogor

Page 118: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

101

Lampiran 5. Lembar penilaian daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan DP3 pegawai neg eri

sipil (PNS) Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi. Bogor

Page 119: ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI (STUDI … · ANALISIS DIFERENSIASI KEPUASAN KERJA MELALUI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW (STUDI KASUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON PEGAWAI

102

Lanjutan lampiran 5.