analisis beban kerja karyawan pada divis

118
ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN PADA DIVISI PRODUKSI (STUDI KASUS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII GUNUNG MAS, BOGOR) Oleh SITI HANIFAH SUFIATI H24103101 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Upload: gerikarim

Post on 13-Jul-2016

47 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

WLA

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN

PADA DIVISI PRODUKSI (STUDI KASUS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII GUNUNG MAS, BOGOR)

Oleh

SITI HANIFAH SUFIATI

H24103101

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

Page 2: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

ABSTRAK

Siti Hanifah Sufiati. H24103101. Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divisi Produksi (Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas, Bogor). Di bawah bimbingan Sjafri Mangkuprawira.

Persaingan yang semakin kompetitif, menuntut setiap perusahaan untuk

lebih meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) yang dimiliki. Tantangan yang dihadapi perusahaan saat ini tidak hanya terkonsentrasi pada kepuasan (customer satisfaction) tetapi lebih berorientasi pada nilai (customer value). PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas, sebagai perusahaan penghasil teh berupaya terus menerus untuk meningkatkan kualitas SDM yang dimiliki. Berkaitan dengan hal tersebut, perusahaan perlu menghitung tingkat beban kerja dengan kesesuaian jumlah karyawan yang dimiliki, sehingga adanya keseimbangan antara beban kerja dengan jumlah karyawan yang efektif dan efisien. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan mengidentifikasi permasalahan pada tiap unit di divisi produksi, menganalisis kesesuaian antara beban kerja dengan karyawan yang tersedia pada tiap unit di divisi produksi, dan memberikan rekomendasi alternatif solusi bagi pemecahan masalah mengenai beban kerja pada tiap unit di divisi produksi PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas. Penelitian dilakukan selama enam bulan yaitu dari Maret-September 2007. Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling sedangkan metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan Pengukuran Beban Kerja I (PBK I), PBK II, PBK III. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Permasalahan pada unit meber yaitu pelaksanaan tugas yang tidak sesuai dengan tanggung jawab masing-masing karyawan dan pelatihan mengenai pembeberan pucuk daun teh yang belum rutin dilaksanakan sedangkan permasalahan pada unit pelayuan yaitu kurangnya perhatian dari atasan dan insentif atas kerja lembur yang belum memadai. Permasalahan pada unit penggilingan dan oksidasi enzymatis yaitu kurangnya pelatihan untuk pemeliharan mesin serta kondisi kerja yang bising. Sedangkan pada unit pengeringan, permasalahan yang dihadapi yaitu kondisi kerja yang panas dan bising. Adapun permasalahan bagi unit sortasi yaitu kurangnya pelatihan dan insentif yang kecil. Pada unit pengepakan permasalahan yang dihadapi yaitu pelatihan mengenai pengepakan dan penempatan karyawan yang tidak sesuai dengan kemampuan dan keahlian; 2) Berdasarkan hasil perhitungan PBK, jumlah karyawan yang efisien untuk unit meber yaitu sebanyak lima orang, unit pelayuan empat orang, unit penggilingan dan oksidasi enzymatis dua orang, unit pengeringan empat orang, unit sortasi lima orang, dan unit pengepakan sebanyak tujuh orang; 3) Rekomendasi yang dapat diberikan kepada PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas adalah memperbanyak pelatihan berdasarkan unit kerja, memberikan insentif yang sesuai dengan jam kerja, menempatkan karyawan sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki serta memberikan perhatian yang lebih dari atasan sehingga dapat lebih meningkatkan kinerja karyawan.

Page 3: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN

PADA DIVISI PRODUKSI (STUDI KASUS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII GUNUNG MAS, BOGOR)

SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

SITI HANIFAH SUFIATI

H24103101

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

Page 4: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN

PADA DIVISI PRODUKSI (STUDI KASUS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII GUNUNG MAS, BOGOR)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

SITI HANIFAH SUFIATI

H24103101

Menyetujui, Januari 2008

Prof. Dr. Ir. Tb. Sjafri Mangkuprawira

Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono Mintarto Munandar, M.Sc

Ketua Departemen

Tanggal Ujian : 25 September 2007 Tanggal lulus

Page 5: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Siti Hanifah Sufiati, dilahirkan di Bogor 17 November

1984. Merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan H. Pepen Supendi,

MM dan Titim Fatimah.

Penulis telah menyelesaikan pendidikan di TK Kenanga Bogor tahun 1990

sampai 1991, Sekolah Dasar Negeri Gunung Batu I Bogor pada tahun 1991

sampai 1997, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 4 Bogor tahun 1997 sampai

2000, Sekolah Menengah Umum Negeri 5 Bogor pada tahun 2000 sampai 2003.

Lalu penulis diterima di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur penerimaan USMI.

Selama menjalani perkuliahan, penulis berpartisipasi dalam organisasi

Koperasi Mahasiswa (Kopma) IPB. Penulis juga aktif mengikuti beberapa

kegiatan seminar dan juga pelatihan.

Page 6: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

atas rahmat dan karunia-Nya, skripsi penelitian yang berjudul Analisis Beban

Kerja Karyawan Pada Divisi Produksi (Studi Kasus PT. Perkebunan

Nusantara VIII Gunung Mas, Bogor) telah dapat diselesaikan. Skripsi ini

merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana, guna memenuhi

syarat kelulusan pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor.

Pengukuran beban kerja bertujuan untuk menetapkan jumlah karyawan

berdasarkan beban kerja yang dibebankan pada setiap unit sehingga dapat tercapai

efisiensi dan efektivitas kerja, dengan menggunakan metode pengukuran beban

kerja ini akan berguna bagi manajemen pada bagian produksi PT. Perkebunan

Nusantara VIII Gunung Mas untuk mengetahui kesesuaian jumlah beban kerja

dengan karyawan yang tersedia.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ungkapan terima kasih

kepada :

1. Prof. Dr. Ir. TB. Sjafri Mangkuprawira selaku pembimbing skripsi yang

telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dalam membimbing,

memberikan motivasi, ilmu, saran dan pengetahuan kepada penulis dalam

penyelesaian skripsi ini.

2. Ratih Maria Dhewi, SP, MM. selaku assisten pembimbing skripsi yang

telah meluangkan waktu, memberikan saran, kritik, motivasi dan

pengarahan yang sangat berarti bagi penulis.

3. Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto dan Ir. Anggraeni Sukmawati, MM. atas

kesediaannya meluangkan waktu untuk menjadi dosen penguji dan

memberikan masukan, saran dan kritik sebagai penyempurnaan skripsi ini.

4. Pak Dedi selaku sinder PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas, Ibu

Eni, Pak Ujang, Pak Dede, Mas Wawan dan terima kasih kepada seluruh

karyawan pada divisi produksi yang telah meluangkan waktu untuk

wawancara dan memberikan informasi kepada penulis.

Page 7: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

5. Pak Acep, Mba Dina, Mas Hadi, Mas Yadi, Mas Dedi, Mas Iwan dan

seluruh staf Departemen Manajemen yang telah membantu kelancaran

administrasi.

6. Rekan satu bimbingan (Melly, Imel, Betty, Sansa, Gema, Elang) untuk

kerjasama dan motivasi selama bimbingan dan konsultasi skripsi.

7. Sahabat-sahabat terbaik (Pasus, Uci, Yayuk, Ety, Else, Rinrin, Ami, Ulfa,

Irwan, Ruslan, Adit, Dika, Iyan, Trisna, Irma, Indras, Fuad, Wicak, Raj)

untuk dukungan dan kebersamaannya selama ini, dan rekan-rekan

Manajemen 40 untuk persahabatan selama 4 tahun di masa perkuliahan.

8. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut

membantu selama penyusunan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2008

Penulis

Page 8: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

DAFTAR ISI Halaman

ABSTRAK

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ iii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah .............................................................................. 2 1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6 1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia ...................................................... 8 2.2. Analisis Pekerjaan ................................................................................. 9

2.2.1. Deskripsi Pekerjaan ..................................................................... 9 2.2.2. Spesifikasi Pekerjaan .................................................................. 11

2.3. Pengukuran Beban Kerja ....................................................................... 12 2.4. Perencanaan Sumber Daya manusia ..................................................... 12 2.4. Tinjauan Studi Terdahulu ...................................................................... 13

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................................. 15 3.1.1. Kerangka Pemikiran Konseptual ................................................. 15

3.1.2. Kerangka Pemikiran Operasional ................................................ 17 3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................ 19 3.3. Metode Penelitian ................................................................................. 19

3.3.1. Pengumpulan Data ...................................................................... 19 3.3.2. Pengolahan dan Analisis Data ..................................................... 19

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan................................................................ 25 4.1.1. Sejarah Perusahaan....................................................................... 25 4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan............................................................. 26 4.1.3. Tujuan dan Sasaran Perusahaan .................................................. 26 4.1.4. Sumber Daya Manusia ................................................................ 27 4.1.5. Struktur Organisasi ..................................................................... 28

4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................. 29

Page 9: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

4.2.1. Hasil Uji Validitas........................................................................ 29 4.2.2. Hasil Uji Reliabilitas .................................................................... 30 4.3. Karakteristik Responden ........................................................................ 30 4.3.1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin .................................... 31 4.3.2. Karakteristik Berdasarkan Usia.................................................... 31 4.3.3. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan ........................... 31 4.3.4. Karakteristik Berdasarkan Masa Kerja ........................................ 32 4.3.5. Karakteristik Berdasarkan Golongan Jabatan .............................. 32 4.4. Unit Meber ............................................................................................. 32 4.4.1. Persepsi Responden Terhadap Analisis Pekerjaan....................... 33 4.4.2. Persepsi Responden Terhadap Kondisi Kerja .............................. 34 4.4.3. Persepsi Responden Terhadap Kinerja Pekerjaan........................ 35 4.4.4. Analisis Permasalahan yang Dihadapi Unit Meber ..................... 35 4.4.5. Pengukuran Beban Kerja I ........................................................... 36 4.4.6. Pengukuran Beban Kerja II.......................................................... 38 4.4.7. Pengukuran Beban Kerja III......................................................... 38 4.5. Unit Pelayuan......................................................................................... 39 4.5.1. Persepsi Responden Terhadap Analisis Pekerjaan....................... 40 4.5.2. Persepsi Responden Terhadap Kondisi Kerja .............................. 41 4.5.3. Persepsi Responden Terhadap Kinerja Pekerjaan........................ 41 4.5.4. Analisis Permasalahan yang Dihadapi Unit Pelayuan ................. 42 4.5.5. Pengukuran Beban Kerja I ........................................................... 42 4.5.6. Pengukuran Beban Kerja II.......................................................... 43 4.5.7. Pengukuran Beban Kerja III......................................................... 43 4.6 Unit Penggilingan dan Oksidasi Enzymatis............................................ 44 4.6.1. Persepsi Responden Terhadap Analisis Pekerjaan....................... 45 4.6.2. Persepsi Responden Terhadap Kondisi Kerja .............................. 46 4.6.3. Persepsi Responden Terhadap Kinerja Pekerjaan........................ 47 4.6.4. Analisis Permasalahan yang Dihadapi Unit Oksidasi Enzymatis .................................................................................... 47 4.6.5. Pengukuran Beban Kerja I ........................................................... 48 4.6.6. Pengukuran Beban Kerja II.......................................................... 49 4.6.7. Pengukuran Beban Kerja III......................................................... 49 4.7. Unit Pengeringan.................................................................................... 50 4.7.1. Persepsi Responden Terhadap Analisis Pekerjaan....................... 50 4.7.2. Persepsi Responden Terhadap Kondisi Kerja .............................. 51 4.7.3. Persepsi Responden Terhadap Kinerja Pekerjaan........................ 52 4.7.4. Analisis Permasalahan yang Dihadapi Unit Pengeringan............ 52 4.7.5. Pengukuran Beban Kerja I ........................................................... 53 4.7.6. Pengukuran Beban Kerja II.......................................................... 53 4.7.7. Pengukuran Beban Kerja III......................................................... 53 4.8. Unit Sortasi ............................................................................................ 54 4.8.1. Persepsi Responden Terhadap Analisis Pekerjaan....................... 55 4.8.2. Persepsi Responden Terhadap Kondisi Kerja .............................. 55 4.8.3. Persepsi Responden Terhadap Kinerja Pekerjaan........................ 56 4.8.4. Analisis Permasalahan yang Dihadapi Unit Sortasi..................... 57 4.8.5. Pengukuran Beban Kerja I ........................................................... 57 4.8.6. Pengukuran Beban Kerja II.......................................................... 58

Page 10: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

4.8.7. Pengukuran Beban Kerja III......................................................... 58 4.9. Unit Pengepakan .................................................................................... 59 4.9.1. Persepsi Responden Terhadap Analisis Pekerjaan....................... 59 4.9.2. Persepsi Responden Terhadap Kondisi Kerja .............................. 60 4.9.3. Persepsi Responden Terhadap Kinerja Pekerjaan........................ 60 4.9.4. Analisis Permasalahan yang Dihadapi Unit Pengepakan............. 61 4.9.5. Pengukuran Beban Kerja I ........................................................... 61 4.9.6. Pengukuran Beban Kerja II.......................................................... 62 4.9.7. Pengukuran Beban Kerja III......................................................... 62 5.1 Implikasi Manajerial ............................................................................... 63 5.1.1. Permasalahan Pada Unit Meber .................................................... 63 5.1.2. Beban Kerja Unit Meber ............................................................... 65 5.1.3. Jumlah Karyawan yang Efisien di Unit Meber ............................. 65 5.1.4. Permasalahan Pada Unit Pelayuan................................................ 65 5.1.5. Beban Kerja Unit Pelayuan........................................................... 67 5.1.6. Jumlah Karyawan yang Efisien di Unit Pelayuan......................... 67 5.1.7. Permasalahan Pada Unit Penggilingan dan Oksidasi.................... 67 5.1.8. Beban Kerja Unit Penggilingan dan Oksidasi............................... 69 5.1.9. Jumlah Karyawan yang Efisien di Unit Penggilingan dan Oksidasi .................................................................................. 69 5.1.10. Permasalahan Pada Unit Pengeringan......................................... 69 5.1.11. Beban Kerja Unit Pengeringan.................................................... 70 5.1.12. Jumlah Karyawan yang Efisien di Unit Pengeringan ................. 71 5.1.13. Permasalahan Pada Unit Sortasi.................................................. 71 5.1.14. Beban Kerja Unit Sortasi ............................................................ 72 5.1.15. Jumlah Karyawan yang Efisien di Unit Sortasi .......................... 72 5.1.16. Permasalahan Pada Unit Pengepakan ......................................... 72 5.1.17. Beban Kerja Unit Pengepakan .................................................... 73 5.1.18. Jumlah Karyawan yang Efisien di Unit Pengepakan .................. 74

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan .......................................................................................... 75 2. Saran..................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 77

LAMPIRAN ...................................................................................................... 78

Page 11: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman 1. Data produksi teh Januari - Maret 2007........................................................ 3 2. Data produksi teh April - Juni 2007.............................................................. 4 3. Data produksi teh tahun 2002 - 2006 ........................................................... 5 4. Nilai jawaban responden............................................................................... 22 5. Nilai skor rataan ............................................................................................ 22 6. Jumlah karyawan PT.PN.VIII Gunung Mas ................................................. 28 7. Uji reliabilitas ............................................................................................... 30 8. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin ....................................................... 31 9. Karakteristik berdasarkan usia ...................................................................... 31 10. Karakteristik berdasarkan tingkat pendidikan............................................... 31 11. Karakteristik berdasarkan masa kerja ........................................................... 32 12. Karakteristik berdasarkan golongan jabatan ................................................. 32 13. Persepsi responden terhadap analisis pekerjaan unit Meber ......................... 33 14. Persepsi responden terhadap kondisi kerja ................................................... 34 15. Persepsi responden terhadap kinerja pekerjaan............................................. 35 16. Pengukuran beban kerja I.............................................................................. 37 17. Pengukuran beban kerja III ........................................................................... 39 18. Persepsi responden terhadap analisis pekerjaan unit Pelayuan..................... 40 19. Persepsi Responden terhadap kondisi kerja .................................................. 41 20. Persepsi Responden terhadap kinerja pekerjaan ........................................... 42 21. Pengukuran beban kerja I.............................................................................. 43 22. Pengukuran beban kerja III ........................................................................... 44 23. Persepsi responden terhadap analisis pekerjaan unit Oksidasi Enzymatis.... 45 24. Persepsi responden terhadap kondisi kerja .................................................. 46 25. Persepsi responden terhadap kinerja pekerjaan............................................. 47 26. Pengukuran beban kerja I.............................................................................. 48 27. Pengukuran beban kerja III ........................................................................... 50 28. Persepsi responden terhadap analisis pekerjaan unit Pengeringan ............... 51 29. Persepsi responden terhadap kondisi kerja ................................................... 51 30. Persepsi responden terhadap kinerja pekerjaan............................................. 52 31. Pengukuran beban kerja I.............................................................................. 53 32. Pengukuran beban kerja III ........................................................................... 54 33. Persepsi responden terhadap analisis pekerjaan unit Sortasi ........................ 55 34. Persepsi responden terhadap kondisi kerja ................................................... 56 35. Persepsi responden terhadap kinerja pekerjaan............................................. 56 36. Pengukuran beban kerja I.............................................................................. 57 37. Pengukuran beban kerja III ........................................................................... 58 38. Persepsi responden terhadap analisis pekerjaan unit Pengepakan ................ 59 39. Persepsi responden terhadap kondisi kerja ................................................... 60 40. Persepsi responden terhadap kinerja pekerjaan............................................. 61 41. Pengukuran beban kerja I.............................................................................. 62 42. Pengukuran beban kerja III ........................................................................... 63

Page 12: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Data produksi teh bulan Januari – Maret 2007 ............................................. 4 2. Data produksi teh bulan April – Juni ............................................................ 4 3. Data produksi teh tahun 2002 – 2006 .......................................................... 5 4. Alur kerangka pemikiran konseptual ........................................................... 16 5. Alur kerangka pemikiran operasional .......................................................... 18

Page 13: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Lembar kuesioner ......................................................................................... 78 2. Hasil uji realibilitas dengan teknik cronbach ............................................... 91 3. Hasil pengukuran beban kerja II .................................................................. 97 4. Peta lokasi penelitian ................................................................................... 108 5. Peta kebun Gunung Mas I ............................................................................ 109 6. Peta kebun Gunung Mas II ........................................................................... 110 7. Peta kebun Cikopo Selatan ........................................................................... 111 8. Struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas ............... 112

Page 14: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan sumberdaya manusia (SDM) semakin meningkat baik dari

segi kualitas maupun kuantitas. Untuk mendapatkan SDM yang sesuai

dengan kebutuhan perusahaan maka dibutuhkan pengukuran beban kerja

sehingga karyawan dapat optimal dalam menjalankan pekerjaannya.

Pengukuran beban kerja diperlukan untuk menetapkan waktu bagi seorang

karyawan yang memenuhi persyaratan (qualified) dalam menjalankan

pekerjaan tertentu pada tingkat prestasi yang telah ditetapkan. (Menteri

Aparatur Pendayagunaan Negara No. 20/1990) Pengukuran beban kerja

diperlukan untuk menganalisis waktu efektif yang diperlukan dalam

menyelesaikan satu produk atau pekerjaan. Pengukuran beban kerja juga

dapat digunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan karyawan berdasarkan

standar waktu kerja efektif per tahun.

Untuk menghadapi persaingan yang semakin kompetitif perusahaan

membutuhkan kualitas SDM yang memiliki kompetensi tinggi. Tantangan

yang dihadapi setiap perusahaan saat ini terfokus pada pelayanan kebutuhan

konsumen dan pelanggan, yang terkonsentrasi tidak hanya pada kepuasan

(customer satisfaction) tetapi lebih berorientasi pada nilai (costumer value).

Berdasarkan hal tersebut perusahaan harus mampu memberikan tanggapan

yang cepat terhadap perubahan kebutuhan dan tuntutan konsumen. Oleh

karena itu diperlukan perencanaan SDM yang sesuai dengan kebutuhan

perusahaan. Beberapa faktor yang dapat dijadikan tolak ukur untuk

menghadapi persaingan yang semakin kompetitif adalah kompetensi bidang

tugas yang dapat dipenuhi oleh SDM, kemampuan profesionalisme dan

komitmen karyawan terhadap tuntutan yang diinginkan perusahaan.

Indonesia merupakan salah satu penghasil teh dengan konsumsi yang

cukup tinggi. Salah satu perusahaan penghasil teh yang berhasil mengekspor

teh dari Indonesia ke mancanegara, antara lain India, Pakistan, Irak, Amerika,

Inggris, dan Belanda yaitu PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas, yang

berada di daerah puncak, Bogor, Jawa Barat. Terletak pada daerah yang sejuk

Page 15: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

di ketinggian 800 meter sampai 1200 meter diatas permukaan laut dengan

suhu rata-rata 12ºC sampai 22ºC. PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas

memiliki area perkebunan teh yang memiliki luas sekitar 1703,65 Ha dan

didukung oleh proses higienis serta mesin-mesin yang canggih, menjadikan

PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas salah satu perusahaan yang telah

mencapai standar Internasional dengan produknya yang berupa teh hitam

(Black tea) bermutu tinggi.

PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas telah memenuhi standar

operasional Internasional atau yang lebih dikenal dengan ISO (International

Organization for Standarization). Pemberian standarisasi oleh pihak

Internasional menunjukkan bahwa PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung

Mas dengan produknya berupa teh telah diterima oleh masyarakat

Internasional. Tentunya berdasarkan atas berbagai persyaratan yang mutlak

diperlukan oleh perusahaan yang telah memasuki pasar Internasional, salah

satu syarat yang menjadi standar ISO yaitu didukung oleh sistem manajerial

yang baik dengan adanya keseimbangan antara beban kerja yang diberikan

kepada setiap karyawan sehingga hasil (output) tiap karyawan mampu

mencapai target yang telah ditetapkan perusahaan.

Pencapaian target PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas tidak

terlepas dari pasokan bahan baku yang tersedia, karena bahan baku berupa

daun teh yang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor alam seperti cuaca

maupun adanya gangguan hama tanaman, maka akan berdampak pada volume

beban kerja dan kebutuhan karyawan pada tiap unit. Oleh karena itu,

dibutuhkan suatu analisis yang mengukur beban kerja pada tiap unitnya

sehingga dapat diketahui seberapa banyak karyawan yang dibutuhkan dengan

jumlah beban kerja pada tiap unitnya. Hal tersebut dapat berimplikasi terhadap

produktivitas kerja karyawan serta keefektifan penggunaan mesin maupun

waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu produksi pengolahan daun

teh.

1.2. Perumusan Permasalahan

SDM merupakan aset penting bagi perusahaan. Untuk itu harus dapat

dipertahankan dan diberdayakan sehingga dapat terus memberikan kontribusi

Page 16: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

bagi perusahaan. Setiap unit dalam suatu divisi tentunya memiliki beban kerja

yang berbeda-beda. Begitu pula dengan kemampuan dan keterampilan

karyawan yang berbeda, diperlukan suatu pengukuran beban kerja untuk

setiap masing-masing unit sehingga dapat diketahui tingkat pekerjaan yang

dapat diselesaikan oleh setiap unit.

Berdasarkan pra survey yang dilakukan pada PT. Perkebunan

Nusantara VIII Gunung Mas dengan cara wawancara kepada sinder pabrik,

mandor pelayuan, mandor penggilingan, mandor pengepakan serta tiga orang

karyawan pada bulan April 2007 di unit produksi, diperoleh bahwa triwulan

pertama tahun 2007 yaitu dari bulan Januari sampai dengan bulan Februari

2007, turunnya produksi teh berkaitan dengan adanya penurunan jumlah

bahan baku daun teh yang disebabkan oleh perubahan cuaca yang

menyebabkan sebagian perkebunan terserang hama, proses gilir pemetikan

yang belum merata, kurangnya kadar kandungan pupuk dan kurangnya

penggemburan tanah. Sedangkan pada bulan Maret 2007 terjadi peningkatan

hasil produksi walaupun masih berada di bawah target perusahaan. Hal ini

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Data Produksi Teh (kg) Bulan Januari - Maret 2007 No Bulan Target Produksi

(kg) Hasil Produksi

(kg) Gap produksi

(kg) 1. 2. 3.

Januari Februari Maret

96.000 90.000106.000

67.45061.52785.372

28.550 28.473 20.628

Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa penurunan hasil

produksi pada bulan Januari dari target produksi yang telah ditetapkan yaitu

sebesar 28.550 kg. Penurunan hasil produksi juga terjadi pada bulan Februari.

Hasil produksi tidak memenuhi target produksi sebesar 28.473 kg sedangkan

pada bulan Maret terjadi peningkatan hasil produksi dari bulan sebelumnya

yaitu sebesar 23.845 kg. Namun hasil produksi pada bulan Maret tetap berada

di bawah target produksi yaitu sebesar 20.628 kg. Berdasarkan data di atas

dapat diketahui bahwa dari bulan Januari sampai Maret 2007 terjadi Gap

antara target produksi dengan hasil produksi. Untuk lebih jelas, data tersebut

dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 17: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Gambar 1. Data Produksi Teh (kg) Bulan Januari - Maret 2007

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

Jumlah Produksi

Januari Februari Maret

Bulan

Hasil ProduksiTarget Produksi

Sumber: PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas

Tabel 2. Data Produksi Teh (kg) Bulan April - Juni 2007 No Bulan Target Produksi

(kg) Hasil Produksi

(kg) Gap Produksi

(kg) 1. 2. 3.

April Mei Juni

149.000137.000124.000

77.92271.97164.410

71.07865.02959.590

Tabel 2 menunjukkan data produksi teh pada triwulan kedua yaitu

bulan April sampai Juni 2007. Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa

penurunan hasil produksi pada bulan April dari target produksi yang telah

ditetapkan yaitu sebesar 71.078 kg. Penurunan hasil produksi juga terjadi pada

bulan Mei. Hasil produksi tidak memenuhi target produksi sebesar 65.029 kg.

Hasil produksi pada bulan Juni tetap berada di bawah target produksi yaitu

sebesar 59.590 kg. Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa dari bulan

April sampai Juni 2007 terjadi Gap antara target produksi dengan hasil

produksi. Untuk lebih jelas, data tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Data Produksi Teh (kg) Bulan April - Juni 2007

020000400006000080000

100000120000140000160000

Jumlah Produksi

April Mei Juni

Bulan

Hasil ProduksiTarget Produksi

Sumber: PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas

Page 18: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Penurunan jumlah produksi ternyata telah dialami selama kurun waktu

lima tahun sampai pada periode triwulan yang berlangsung pada tahun 2007.

Berikut disajikan tabel produksi dari tahun 2002 sampai dengan 2006.

Tabel 3. Data Produksi Teh (kg) Tahun 2002 - 2006 No Tahun Target Produksi

(kg) Hasil Produksi

(kg) Gap Produksi

(kg) 1. 2. 3. 4. 5.

2002 2003 2004 2005 2006

970.0001.030.000 1.191.0001.315.0001.200.000

953.9421.189.2511.185.845 931.133 634.857

16.058159.251 5.155383.867565.143

Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa pada tahun 2002 terjadi

penurunan hasil produksi dari target yang telah ditetapkan yaitu sebesar

16.059 kg, sedangkan pada tahun 2003 terjadi peningkatan hasil produksi dari

target produksi sebesar 159.251 kg. Penurunan hasil produksi dari target

produksi terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar 5.155 kg. Pada tahun 2005

terjadi pula penurunan hasil produksi dari target produksi yaitu sebesar

383.867 kg. Penurunan cukup drastis antara hasil produksi dengan target

produksi terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 565.143 kg sehingga hasil

produksi pada tahun 2006 dapat dijadikan acuan untuk perbaikan ditahun

selanjutnya. Untuk lebih jelas, data tersebut dapat dilihat pada gambar di

bawah ini.

Gambar 3. Data Produksi Teh (kg) Tahun 2002 - 2006

0

200000400000600000

8000001000000

12000001400000

Jumlah Produksi

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

Hasil Produksi

Target Produksi

Sumber: PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas

Page 19: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Pengolahan daun teh dengan penggunaan mesin CTC (Cutting,

Tearing, Curling) yaitu memotong, menyobek dan menggulung adapun

optimalisasi tenaga kerja berjumlah 42 orang yang terdiri dari 31 KHT

(Karyawan Harian Tetap) dan 11 KHL (Karyawan Harian Lepas). Dengan

adanya penurunan jumlah bahan baku dari target yang ditetapkan oleh

perusahaan maka hanya digunakan satu mesin CTC. Penggunaan satu mesin

CTC yaitu bila bahan baku berada pada kisaran di bawah target perusahaan

yaitu rata-rata bahan baku teh yang dihasilkan sebesar 12.000 kg per hari.

Pengurangan bahan baku akan menyebabkan adanya pengurangan jumlah

karyawan pada tiap unitnya, karyawan yang dipakai yaitu KHT sedangkan

untuk KHL untuk sementara waktu diliburkan sampai menunggu produksi

daun teh meningkat kembali. Hal ini tentunya akan berdampak pada volume

beban kerja serta jumlah karyawan yang digunakan.

Berdasarkan uraian tersebut maka permasalahan yang dapat

dirumuskan adalah sebagai berikut.

1. Masalah apa yang terdapat pada tiap unit yang berkaitan dengan beban

kerja pada bagian produksi PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas?

2. Berapa beban kerja dan jumlah karyawan yang efektif pada setiap unit

bagian produksi PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas?

3. Bagaimana solusi alternatif untuk pemecahan masalah mengenai beban

kerja pada unit divisi PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas?

1.3. Tujan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah

dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan:

1. Mengetahui dan mengidentifikasi permasalahan pada tiap unit divisi

Produksi di PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas

2. Menganalisis kesesuaian antara beban kerja dan kebutuhan tenaga kerja

yang tersedia pada tiap unit di divisi produksi PT. Perkebunan Nusantara

VIII Gunung Mas

3. Memberikan rekomendasi alternatif solusi bagi pemecahan masalah

mengenai beban kerja pada tiap unit divisi produksi PT. Perkebunan VIII

Gunung Mas

Page 20: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

1.4. Manfaat Penelitian

kegunaan penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan

permasalahan dalam sumber daya manusia pada praktek di bidang kerja

2. Bagi para peneliti lain, yang ingin mengembangkan ide serta permasalahan

yang berkaitan mengenai pengukuran beban kerja

3. Bagi perusahaan, dapat dijadikan sebagai acuan dalam meningkatkan

produktivitas tenaga kerja

4. Bagi para pembaca pada umumnya, agar dapat menambah wawasan dan

ilmu pengetahuan.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat beban

kerja karyawan dan kebutuhan karyawan pada tiap unit. Penelitian ini

dilakukan hanya pada divisi produksi yang membawahi 6 unit kerja yaitu unit

pembeberan, unit pelayuan, unit penggilingan dan enzymetis, unit

pengeringan, unit sortasi, dan unit pengepakan.

Page 21: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumberdaya manusia (MSDM) merupakan unsur penting

dalam kemajuan dan pengembangan sebuah organisasi atau perusahaan. Hal

itu terkait dengan manusia sebagai faktor penggerak dalam pencapaian

tujuan organisasi atau perusahaan. Sebagai unsur manusia yang harus selalu

dikembangkan dan dikelola yaitu cipta, rasa, dan karsa yang kemudian

berkembang menjadi bagian dari ilmu manajemen yang disebut MSDM

(Arep dan Tanjung, 2003).

Sebagai suatu bagian bidang manajemen, MSDM khusus mempelajari

hubungan dan peran manusia dalam perusahaan, karena unsur utama dalam

MSDM adalah manusia itu sendiri yang merupakan unsur utama dalam

pencapaian tujuan perusahaan. MSDM memiliki peran penting untuk

memberdayakan, mengembangkan, dan mempertahankan karyawan dalam

perusahaan agar mampu memberikan kontribusi secara optimal terhadap

pencapaian tujuan perusahaan berdasarkan keahlian, pengetahuan, dan

kemampuan yang dimiliki. MSDM merupakan suatu kegiatan pengelolaan

yang meliputi pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas

jasa bagi manusia sebagai individu anggota organisasi atau perusahaan

(Samsudin, 2005)

Menurut Hasibuan (2001) MSDM adalah ilmu dan seni yang

mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien

membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

Keragaman karakteristik setiap individu memerlukan suatu perhatian

khusus, seperti terdapatnya perbedaan pikiran, sifat, keinginan dan latar

belakang yang heterogen. Untuk dapat menyamakan persepsi dan tujuan

perusahaan maka diperlukan MSDM yang memiliki fungsi-fungsi dalam

pengaturan peranan manusia dalam sebuah perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa MSDM

berkaitan dengan cara pengelolaan sumberdaya manusia dalam perusahaan

dan lingkungan yang mempengaruhinya agar mampu memberikan

Page 22: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

kontribusi yang optimal bagi pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu,

penelitian ini akan sangat berguna bagi pihak manajemen PT. Perkebunan

Nusantara VIII Gunung Mas agar lebih optimal mengelola sumberdaya

manusia sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

2.2. Analisis Pekerjaan

Perusahaan merupakan sistem manajerial yang menuntut pola

hubungan manajerial yang produktif. Hal tersebut berkaitan dengan upaya

memberdayakan secara efektif orang-orang pada jabatannya, kejelasan

tugas, kewajiban dan tanggung jawab.

Analisis pekerjaan merupakan kegiatan pengumpulan data tentang

pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan dan kemudian dianalisis untuk

berbagai keperluan (Mangkuprawira, 2003). Dalam melakukan analisis

pekerjaan dibutuhkan pengetahuan dan kemampuan serta pengalaman dari

seorang analis. Adapun syarat-syarat teknis analisis pekerjaan yang

diperlukan meliputi:

1. Harus dinamis sejalan dengan perubahan-perubahan lingkungan eksternal

dan internal

2. Prosedurnya harus dapat diaplikasikan dan dikelola secara akurat, absah

dan efisien serta objektif

3. Pelaksana analisis jabatan memiliki pengetahuan, keahlian dan

pengalaman yang memadai

4. Melibatkan semua komponen karyawan dan pimpinan secara aktif

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa analisis

pekerjaaan tidak terlepas dari dua hal yang saling berkaitan yaitu uraian

pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan. Oleh karena itu, penelitian ini akan

berguna bagi pihak manajemen PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung

Mas untuk mengetahui sejauh mana keefektifan antara tugas, kewajiban dan

tanggung jawab dengan kualifikasi pengetahuan, kemampuan, dan keahlian

yang dimiliki.

2.2.1. Deskripsi Pekerjaan

Deskripsi pekerjaan (job description) diketahui serta disusun

berdasarkan informasi yang telah dihasilkan oleh analisis pekerjaan.

Page 23: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Deskripsi pekerjaan biasanya digunakan untuk tenaga operasional.

Deskripsi pekerjaan harus ditetapkan secara jelas untuk setiap jabatan,

supaya pejabat tersebut mengetahui tugas dan tanggung jawab yang

harus dilakukan. Deskripsi pekerjaan memberikan standar tugas yang

harus dicapai oleh masing-masing pemegang jabatan tersebut.

Menurut Arep dan Tanjung (2003) deskripsi pekerjaan adalah

informasi tertulis yang menguraikan tugas dan tanggung jawab,

kondisi pekerjaan, hubungan pekerjaan dan aspek-aspek pekerjaan

pada suatu jabatan tertentu dalam organisasi. Deskripsi pekerjaan

harus diuraikan secara jelas agar persepsinya mudah dipahami,

menurut Hasibuan (2001) deskripsi pekerjaan menguraikan hal-hal

berikut :

1. Identifikasi pekerjaan atau jabatan, yakni memberi nama jabatan,

pada tiap-tiap karyawan yang memiliki jabatan seperti manajer dan

direktur.

2. Hubungan tugas dan tanggung jawab, yakni perincian tugas dan

tanggung jawab secara nyata diuraikan secara terpisah agar jelas

diketahui.

3. Standar wewenang dan pekerjaan, yakni kewenangan dan prestasi

yang harus dicapai oleh setiap pejabat harus jelas.

4. Syarat kerja harus diuraikan dengan jelas, seperti alat-alat, mesin-

mesin, dan bahan baku yang akan dipergunakan untuk melakukan

pekerjaan tersebut.

5. Ringkasan pekerjaan suatu jabatan, hendaknya menguraikan

bentuk umum pekerjaan dengan hanya mencantumkan fungsi-

fungsi dan aktivitas utamanya.

6. Penjelasan tentang jabatan di bawah dan di atasnya, yaitu harus

dijelaskan jabatan mana petugas tersebut dipromosikan dan ke

jabatan mana petugas tersebut akan dipromosikan.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

deskripsi pekerjaan merupakan suatu pernyataan tertulis yang

menguraikan berbagai segi suatu pekerjaan, sehingga terdapat

Page 24: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

kejelasan atas apa yang harus dikerjakan, mengapa dikerjakan, dimana

dikerjakan dan bagaimana mengerjakan. Oleh karena itu, penelitian ini

akan berguna bagi karyawan pada bagian produksi PT. Perkebunan

Nusantara VII Gunung Mas sebagai panduan untuk melaksanakan

pekerjaan.

2.2.2. Spesifikasi Pekerjaan

Spesifikasi pekerjaan (job specification) disusun berdasarkan

deskripsi pekerjaan yang telah dibuat perusahaan yang menunjukkan

persyaratan orang yang akan direkruit dan menjadi dasar untuk

melaksanakan seleksi sehingga dapat mencegah penempatan karyawan

yang tidak sesuai dengan kemampuan, pengetahuan dan keahlian yang

nantinya dapat menyebabkan rendahnya produktivitas kerja.

Spesifikasi pekerjaan menyebutkan pengetahuan, keterampilan dan

kemampuan individu yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan

dengan memuaskan (Mathis dan Jackson, 2001)

Menurut Arep dan Tanjung (2003) spesifikasi pekerjaan adalah

uraian persyaratan kualitas minimum orang yang bisa diterima dalam

menjalankan suatu jabatan dengan baik dan kompeten. Menurut

Hasibuan (2001) Spesifikasi pekerjaan memberikan uraian mengenai

hal-hal berikut:

1. Tingkat pendidikan karyawan

2. Jenis kelamin karyawan

3. Keadaan fisik karyawan

4. Pengetahuan dan kecakapan karyawan

5. Batas umur karyawan

6. Minat karyawan

7. Status karyawan

8. Emosi dan temperamen karyawan

9. Pengalaman karyawan

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

spesifikasi pekerjaan merupakan uraian mengenai ciri, karakteristik,

pendidikan dan yang lainnya dari orang yang akan melaksanakan

Page 25: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

pekerjaan tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini akan berguna bagi

manajemen PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas dalam

menentukan karyawan yang akan dipekerjakan sehingga dapat

terjaring karyawan yang berkompeten pada bidangnya.

2.3. Pengukuran Beban Kerja

Pengukuran Beban Kerja (PBK) merupakan salah satu kegiatan yang

dilakukan di berbagai instansi negeri maupun swasta. Berdasarkan

keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara N0. 20/1990, beban

kerja diperlukan untuk menetapkan waktu bagi seorang pekerja yang

memenuhi persyaratan (qualified) dalam menyelesaikan pekerjaan tertentu

pada suatu tingkat prestasi yang telah ditetapkan.

Beban kerja merupakan suatu proses penentuan jumlah jam kerja

orang (man hour) yang dipergunakan atau yang diperlukan untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu dalam waktu tertentu (Panggabean,

2004). Jumlah jam kerja setiap karyawan akan menunjukkan jumlah tenaga

kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan sehingga produktivitas kerja dapat

optimal sesuai dengan tujuan perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

pengukuran beban kerja bertujuan untuk menetapkan jumlah karyawan

berdasarkan beban kerja yang dibebankan pada setiap unit sehingga dapat

tercapai efisiensi dan efektivitas kerja. Oleh karena itu, penelitian ini akan

berguna bagi manajemen pada bagian produksi PT. Perkebunan Nusantara

VIII Gunung Mas untuk mengetahui kesesuaian jumlah beban kerja dengan

karyawan yang tersedia.

2.4. Perencanaan Sumber Daya Manusia

Perencanaan SDM merupakan langkah awal dalam menyiapkan

SDM yang berkompeten pada bidangnya yang diharapkan tercipta efisiensi

dan efektifitas kerja sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Perencanaan SDM atau perencanaan tenaga kerja adalah sebagai

proses menentukan kebutuhan tenaga kerja dan berarti mempertemukan

kebutuhan tersebut agar pelaksanaannya berintegrasi dengan rencana

organisasi (Sikula dalam Mangkunegara, 2003). Menurut Alwi (2001)

Page 26: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

perencanaan SDM adalah perencanaan yang disusun pada tingkat

operasional yang ditujukan untuk memenuhi permintaan sumberdaya

manusia dengan kualifikasi tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

perencanaan SDM merupakan suatu cara untuk menentukan kualitas dan

kuantitas karyawan yang akan mengisi semua jabatan dalam perusahaan.

Oleh karena itu, penelitian ini akan berguna bagi manajemen PT.

Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas untuk dapat meningkatkan daya

guna SDM dalam upaya mencapai tujuan perusahaan berdasarkan kualitas,

kuantitas, dan penempatan karyawan tepat sesuai kebutuhan.

2.5. Tinjauan Studi Terdahulu

Menurut Kokom Komariah dalam skripsinya yang berjudul Analisis

Beban Kerja Tenaga Penunjang di Lingkungan Institut Pertanian Bogor

(Studi Kasus pada Fakultas Kehutanan IPB) menyatakan bahwa berdasarkan

hasil penelitian terhadap beban kerja yang dilakukan di TU Fakultas, terlihat

bahwa jenis kegiatan yang paling tinggi beban kerjanya adalah Urusan

Rumah Tangga (URT) sebesar 13010 beban kerja dan yang paling sedikit

adalah beban kerja Komisi Praktek Lapang yaitu sebesar 1405 beban kerja.

Berdasarkan rincian tugas jumlah beban kerja yang dapat dilihat,

beban unit kerja bendahara Fakultas yaitu sebesar 4217 beban kerja

sebenarnya memerlukan pegawai sebanyak tiga orang, tetapi pegawai yang

ada dua orang berarti kekurangan satu orang, sedangkan untuk unit yang

banyak kelebihan pegawai adalah Urusan Rumah Tangga (URT) dengan

beban kerja sebesar 13010 sebenarnya cukup dengan sembilan orang, tetapi

pegawai yang ada sebanyak 17 orang, dan berdasarkan hasil pengamatan

yang dilakukan di unit Departemen Manajemen Hutan, secara keseluruhan

memiliki kelebihan pegawai sebanyak lima orang dan belum terjadinya

pemerataan dalam penempatan pegawai di unit pendidikan dengan jumlah

beban kerja 11295 dengan delapan orang pegawai tetapi jumlah yang ada 14

orang, demikian juga dengan bagian kemahasiswaan dan petty cash masing-

masing kekurangan satu orang pegawai.

Page 27: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Berdasarkan penelitian Apoh Ibrahim Saragih dalam skripsinya yang

berjudul Analisis Beban Kerja, Kompensasi dan Kepuasan Kerja Karyawan

Puskesmas (Studi Kasus Puskesmas Bogor Timur) menyatakan bahwa

beban kerja karyawan dilihat dari waktu standar hariannya secara

keseluruhan untuk seluruh karyawan melebihi waktu kerja puskesmas, dan

adanya karyawan yang bertanggung jawab terhadap lebih dari satu unit

pelayanan sehingga beban waktu standar hariannya bertambah.

Penerapan kompensasi di Puskesmas berdasarkan beban kerja pada

tiap karyawan. Penerapan kompensasi berasal dari dana hasil tindakan di

Puskesmas yang sesuai dengan beban kerja yang ditetapkan pada tiap-tiap

karyawan. Rangking jabatan karyawan yang ditetapkan menjadi dasar

pembagian dana yang diperoleh dari hasil tindakan tersebut, sedangkan

hubungan antara beban kerja dan kompensasi tergolong sedang, untuk

hubungan beban kerja dengan kepuasan kerja tergolong rendah dan tidak

berpengaruh nyata, dan untuk hubungan antara kompensasi terhadap

kepuasan kerja tergolong rendah dan tidak berhubungan nyata.

Berdasarkan penelitian Suryanti Gunadi dalam tesisnya yang berjudul

Studi Tentang Beban Kerja Perawat di Unit Rawat Inap Penyakit Dalam

Lantai III Rumah Sakit Tebet menyatakan bahwa jenis kegiatan pelayanan

keperawatan yang dikerjakan oleh tenaga perawat digolongkan menjadi

kegiatan langsung yang meliputi komunikasi dan memberikan terapi dan

kegiatan tidak langsung yaitu administrasi pasien, menyiapkan terapi,

pergantian shift dan interaksi profesi, sedangkan yang terakhir yaitu

kegiatan pribadi yang terdiri dari kegiatan yang diperkenankan meliputi

makan, minum, sembahyang, ke kamar mandi dan kegiatan non produktif

antara lain membaca koran, mengobrol dan menelepon untuk urusan pribadi.

Page 28: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

3.1.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

Perkebunan Gunung Mas merupakan salah satu unit usaha PT.

Perkebunan Nusantara VIII yang memiliki visi, misi dan tujuan yang

jelas sehingga mencapai efisiensi dan efektivitas organisasi. SDM

merupakan salah satu faktor penting yang harus dioptimalkan dalam

mencapai tujuan perusahaan. PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung

Mas memiliki tujuan divisi dan tujuan unit yang merupakan turunan

dari tujuan perusahaan.

Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan

perencanaan SDM yang merupakan salah satu faktor penentu

keberhasilan perusahaan. Perencanaan sumberdaya manusia dapat

diartikan sebagai suatu proses penentuan kebutuhan tenaga kerja

berdasarkan peramalan pengembangan, pengimplementasian, dan

pengendalian kebutuhan yang berintegrasi dengan perencanaan

organisasi agar tercipta jumlah pegawai, penempatan pegawai yang

tepat dan bermanfaat secara ekonomis (Mangkunegara, 2003).

Proses perencanaan sumberdaya manusia dalam penelitian ini

dilakukan dengan analisis pekerjaan yang salah satu fungsinya adalah

menghasilkan deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan (Tanjung

dan Arep, 2003). Disamping itu, digunakan pula analisis beban kerja

yang menghasilkan jumlah beban kerja dan analisis kebutuhan tenaga

kerja yang menghasilkan jumlah tenaga kerja. Kebutuhan tenaga kerja

bertujuan agar setiap pegawai pada semua unit organisasi mendapatkan

pekerjaan yang sesuai dengan tugas dan wewenang tanggung jawabnya

(Mangkunegara, 2003). Perencanaan SDM yang tepat akan

menghasilkan efisiensi dan efektivitas kerja sehingga dapat

meningkatkan produktivitas kerja dan pada akhirnya tujuan PT.

Page 29: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas dapat tercapai. Alur kerangka

konseptual tersebut terdapat pada Gambar 4.

VISI, MISI DAN TUJUAN PT. PN VIII (RENCANA STRATEGIS)

TUJUAN MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA

TUJUAN DIVISI

PERENCANAAN SDM

DESKRIPSI PEKERJAAN SPESIFIKASI PEKERJAAN

JUMLAH BEBAN KERJA JUMLAH TENAGA KERJA

ANALISIS BEBAN KERJA DAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA

ANALISIS PEKERJAAN

EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS TENAGA KERJA

PRODUKTIVITAS KERJA

TUJUAN UNIT

Gambar 4. Alur Kerangka Pemikiran Konseptual

Page 30: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

3.1.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Persaingan yang semakin kompetitif dalam industri

perkebunan khususnya untuk komoditi teh menuntut perusahaan

produsen teh untuk mengoptimalkan semua sumber daya yang

dimiliki. SDM adalah aset perusahaan yang merupakan salah satu

faktor penting yang harus dioptimalkan dalam mencapai tujuan

perusahaan. Untuk mampu bersaing dalam pasar Internasional,

perusahaan produsen teh harus mampu menghasilkan teh dengan

kualitas tinggi. Kualitas produk yang dihasilkan tidak terlepas dari

peranan SDM yang dimiliki. Komitmen karyawan untuk bekerja

dengan giat mutlak diperlukan selain kemampuan dan keterampilan

dalam menghasilkan produk yang berkualitas.

Perusahaan harus mampu mengidentifikasi tugas-tugas yang

akan dilaksanakan oleh setiap tenaga kerja sehingga tugas yang

diberikan dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan target

perusahaan. Beban kerja yang ditetapkan harus cukup dalam hal ini

tidak terlalu ringan ataupun terlalu berat, karena dapat berdampak pada

hasil pekerjaan. Pada setiap unit kerja masing-masing pegawai

memiliki beban kerja yang berbeda. Sehingga dapat terlihat kesesuaian

jumlah karyawan dengan beban kerja yang diberikan pada tiap unitnya.

Bila terdapat ketidaksesuaian antara beban kerja yang diberikan

dengan jumlah karyawan yang ada maka perlu dilakukan penambahan

atau pengurangan jumlah karyawan.

Tujuan penelitian ini tidak terlepas dari perencanaan SDM.

Langkah awal yaitu dengan menganalisis deskripsi pekerjaan dan

spesifikasi pekerjaan dengan menyebarkan kuesioner pada tiap unit,

kemudian dianalisis dengan menggunakan skala likert. Langkah

selanjutnya yaitu dengan menganalisis jumlah beban kerja dan

kebutuhan tenaga kerja dengan menggunakan metode analisis

Pengukuran Beban Kerja (PBK) I, II dan III. Hasil analisis tersebut

Page 31: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

dapat diketahui jumlah beban kerja pada tiap unit serta jumlah

karyawan yang dibutuhkan. Sehingga terjadi kesesuaian jumlah beban

kerja dengan jumlah karyawan yang pada akhirnya dapat dijadikan

rekomendasi kepada pihak manajemen sebagai bahan perencanaan

SDM. Alur kerangka operasional terdapat pada Gambar 5.

Tujuan Divisi Produksi PT. Perkebunan Nusantara VIII

Tujuan Unit

Sortasi Pengeringan Pelayuan

Perencanaan SDM

Pembeberan Penggilingan dan oksidasi enzimatis

Deskripsi Pekerjaan Spesifikasi Pekerjaan

Analisis Pekerjaan

- Analisis PBK I PBK II PBK III

- Analisis Deskriptif

Jumlah Beban Kerja Jumlah Tenaga Kerja

Analisis Beban Kerja & Kebutuhan Tenaga Kerja

Rekomendasi

Pengepakan

Gambar 5. Alur Kerangka Pemikiran Operasional

Page 32: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung

Mas, yang beralamat di Jl. Raya Puncak–Kotak Pos 6 Cisarua, Bogor.

Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa PT. Perkebunan

Nusantara merupakan produsen teh hitam yang telah memiliki ISO 9001.

Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, mulai dari bulan Maret sampai

dengan September 2007.

3.3. Metode Penelitian

3.3.1. Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif dan

kualitatif.

a. Data Primer

Mengumpulkan data tentang hal-hal yang berhubungan dengan

karyawan, langsung dari perusahaan yang bersangkutan

maupun dari hasil pengisian kuesioner dan tanya jawab dengan

responden

b. Data Sekunder

Mengumpulkan data tentang pengukuran beban kerja melalui

buku-buku, skripsi dan berbagai literatur yang berkaitan

dengan pokok permasalahan.

2. Pengambilan sampel

Responden yang dipilih adalah para karyawan pada bagian

produksi. Teknik pengambilan contoh yang digunakan adalah total

sampling, yaitu mengambil sampel dari seluruh populasi yaitu

seluruh karyawan pada bagian pengolahan yang berjumlah 42

orang karyawan.

3.3.2. Pengolahan dan Analisis Data

1. Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mampu

menjawab tujuan yang diinginkan (Ancok, 1995). Uji validitas

Page 33: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

digunakan untuk mendapatkan pertanyaan yang valid dari sejumlah

pertanyaan yang sudah terlebih dahulu diberikan kepada responden,

jumlah pertanyaan yang valid (setelah yang gagal dihilangkan)

kemudian diuji kembali dengan metode realibilitas (Umar, 2004)

Menurut Ancok (1995) adapun langkah-langkah dalam menguji

validitas kuesioner adalah sebagai berikut :

a. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur, yaitu

dengan cara :

1. Mencari definisi dan rumusan konsep dan literatur, jika sudah

ada rumusan yang cukup rasional, maka rumusan tersebut

dapat langsung dipakai, apabila rumusan tersebut belum

operasional, maka peneliti harus merumuskannya seoperasional

mungkin.

2. Jika dalam literatur tidak diperoleh definisi atau rumusan

konsep yang akan diukur, peneliti harus mendiskusikan dengan

para ahli lain. Pendapat para ahli lain ini kemudian dirumuskan

dalam bentuk rumusan yang operasional.

3. Bertanya langsung kepada calon responden penelitian

mengenai aspek-aspek konsep yang akan diukur. Dari jawaban

yang diperoleh peneliti membuat kerangka konsep dan

membuat pertanyaan operasional.

4. Bertanya langsung kepada calon responden penelitian

mengenai aspek-aspek konsep yang menyusun pertanyaan yang

operasional.

b. Melakukan uji coba skala pengukuran minimal terhadap 30

responden.

c. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

d. Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan atau

pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus Product

Moment, yaitu :

r = N ( Σ XY ) – ( Σ X Σ Y ) .................................. (1)

√ ( N Σ X2- ( Σ X2 )) (N Σ Y2 – ( Σ Y )2

Page 34: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Dimana:

N = Jumlah responden

X = Skor masing-masing pertanyaan dari tiap-tiap responden

Y = Skor total semua pertanyaan dari tiap responden

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui kekonsistenan,

keterandalan dan kestabilan alat ukur di dalam mengukur gejala yang

sama (Umar, 2002). Keterandalan ditentukan dengan menggunakan

rumus alpha cronbach, yaitu:

α = ⎥⎦⎤

⎢⎣⎡

−1kk

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡− ∑ 2

211

tσσ

……………………….. (2)

Dimana:

α = Koefisien alpha cronbach

k = Butir pertanyaan yang valid

= Jumlah varians butir pertanyaan yang valid ∑ 21σ

= Varians skor total 2tσ

Perhitungan koefisien alpha cronbach diperoleh dari penggunaan

program SPSS 11.5 for windows.

= 2tσ ( ) ( )2

2

nx

X ∑− ………………………….(3)

n

3. Skala Likert

Menurut (Riduan, 2005) skala Likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang kejadian atau gejala sosial. Skala Likert digunakan untuk

mengubah data kualitatif dalam kuesioner menjadi data kuantitatif.

Cara penilaian terhadap hasil jawaban kuesioner dengan skala likert

dapat dilihat pada Tabel 4.

Page 35: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Tabel 4. Bobot Nilai Jawaban Responden Jawaban Responden Bobot Nilai

Sangat Setuju 5 Setuju 4

Cukup Setuju 3 Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk menjelaskan data dari

hasil sebaran kuesioner secara umum dengan menggunakan persentase dan

rataan skor.

Rs = m

m )1( − .............................................. (4)

dimana m adalah jumlah alternatif jawaban tiap item

Rs = 5

)15( −

Rs = 0,8

Nilai skor rataan dihasilkan dari perkalian antara bobot nilai jawaban

berdasarkan skala dengan jumlah jawaban responden, kemudian dibagi

dengan jumlah responden. Berdasarkan nilai skor rataan tersebut, maka

posisi keputusan penilaian memiliki rentang, dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Nilai Skor Rataan Skor Rataan Penilaian

1,0 – 1,8 Sangat Tidak Setuju 1,8 – 2,6 Tidak Setuju 2,6 – 3,4 Cukup setuju 3,4 – 4,2 Setuju 4,2 – 5,0 Sangat Setuju

Interpretasi untuk tiap-tiap skor rataan yaitu bila terdapat pada rentang 1,0

sampai 1,8 maka dikatakan sangat tidak baik dan skor rataan yang terdapat

pada rentang 1,8 sampai 2,6 dikatakan tidak baik. Sedangkan nilai skor

rataan pada rentang 2,6 – 3,4 dikatakan cukup baik. Penilaian baik terdapat

pada rentang 3,4 sampai 4,2 dan penilaian sangat baik terdapat pada rentang

4,2 sampai 5,0.

Page 36: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

4. Format Pengukuran Beban Kerja (PBK)

Untuk mendapatkan data dan informasi yang valid, dapat dipercaya

dan relevan, maka prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini

dilakukan melalui penyiapan instrumen Pengukuran Beban Kerja

(PBK) I, II, dan III.

Instrumen disusun berdasarkan ketetapan SK Menpan No. 20. tahun

1999 yang meliputi pengolahan data yang terdiri dari:

a. Formulir pengumpulan data terdiri dari PBK I, PBK II, PBK III.

Formulir ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang

diperlukan untuk pengukuran beban kerja yang bersangkutan,

seperti:

1) Data produk atau hasil kerja dari setiap rincian tugas unit

kerja jabatan terendah pada unit kerja yang akan di ukur

2) Data proses atau prosedur yang dilakukan untuk

menghasilkan setiap produk

3) Data frekuensi atau beban kerja setiap produk selama satu

tahun

b. Formulir pengolahan data terdiri dari:

1) Formulir inventarisasi produk (Form Pengukuran Beban

Kerja I). Formulir ini digunakan untuk menginventarisasi

data tentang produk atau hasil kerja dari satu unit kerja

berdasarkan tugas dan fungsi serta rincian tugas unit kerja

yang bersangkutan.

2) Formulir rincian proses atas prosedur (Form Pengukuran

Beban Kerja II). Formulir ini digunakan untuk

menginventarisasi dan merinci proses atau prosedur yang

dilakukan untuk mendapatkan satu produk atau hasil kerja.

Pada formulir ini juga terdapat kolom atau lajur untuk

menginventarisasi jumlah beban kerja, standar waktu, serta

isi kerja untuk setiap jabatan atau petugas yang terlibat

dalam setiap proses atau prosedur.

Page 37: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

3) Formulir rekapitulasi perhitungan beban kerja (Form

Pengukuran Beban Kerja III). Formulir ini digunakan untuk

menginventarisasi seluruh isi kerja setiap produk serta

karyawan yang terlibat dalam menghasilkan semua produk.

Jumlah seluruh isi kerja yang ada pada unit kerja tersebut

dinamakan “beban kerja”. Berdasarkan beban kerja ini,

akan dapat dihitung jenis dan jumlah pemegang jabatan

yang layak pada setiap unit kerja.

Page 38: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah Perusahaan

Perkebunan Gunung Mas merupakan salah satu unit usaha PT.

Perkebunan Nusantara VIII (Persero) yang terletak di Kecamatan

Cisarua Kabupaten Bogor. Pada awalnya terdapat dua perkebunan

yaitu “Goenoeng Mas Francoise Nederlandise de Culture et de

Commerce” yang didirikan oleh maskapai Perancis pada tahun 1910

dan perkebunan “NV. CULTURE MY TJIKOPO ZSUID” yang

didirikan oleh perusahaan Jerman pada tahun 1992.

Pada tahun 1949 Perkebunan “NV. CULTURE MY TJIKOPO

ZSUID” diambil alih oleh Pemerintahan Belanda karena Pemerintah

Jerman mengalami kekalahan dalam Perang Dunia ke II, sedangkan

pengelolaannya diserahkan kepada Pusat Perkebunan Negara. Pada

tahun 1954 pengelolaan Perkebunan “Goenoeng Mas Francoise

Nederlandise de Culture et de Commerce” diserahkan kepada

Perusahaan Belanda, yaitu “NV TIEDEMAN E. VAN KERCHEM

(TVK)” yang memiliki kantor pusat di Bandung.

Pada tahun 1958 ke dua perkebunan tersebut diambil alih oleh

Pemerintah Republik Indonesia (dinasionalisasi) dan dimasukkan

dalam PPN Baru kesatuan Jabar II. Pada Tahun 1963 dilakukan

reorganisasi perusahaan dan Perkebunan Gunung Mas dimasukkan

dalam PPN Antan VII. Hanya berlangsung tujuh tahun untuk

selanjutnya dengan kebijaksanaan Pemerintah Perusahaan Negara

menjadi PNP XII

Sejak tanggal 1 Agustus 1971 status PNP XII berubah lagi

menjadi PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero). Kemudian

terhitung mulai tanggal 11 Maret 1996 diadakan penggabungan

(merger) tiga PTP (PTP XI, PTP XII dan PTP XIII) menjadi PT.

Perkebunan Nusantara VIII yang meliputi Wilayah Provinsi Jawa

Barat dan Banten, sehingga Perkebunan Gunung Mas ada di bawah

Page 39: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

manajemen PT. Perkebunan Nusantara VIII yang berkantor pusat di

Jalan Sindangsirna No. 4 Bandung.

PT. Perkebunan Nusantara VIII didirikan berdasarkan Akta

Notaris Harun Kamil, SH No. C2/8336 HT.01.01 TH. 1996 tanggal 8

Agustus 1996. Hal ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia No. 13 Tahun 1996 tentang peleburan

Perusahaan Perseroan (Persero). PT. Perkebunan Nusantara VIII

Gunung Mas merupakan salah satu unit usaha dari PT. Perkebunan

Nusantara VIII yang bergerak dalam perkebunan teh, terdiri dari 3

perkebunan utama yaitu Gunung Mas I, Gunung Mas II, dan Cikopo

Selatan.

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan

PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas sebagai suatu

organisasi telah menetapkan suatu visi atau pandangan ke depan dan

misi sebagai penjabaran dari visi tersebut. Adapun rumusan visi

tersebut adalah menjadi BUMN yang tangguh dalam bidang agribisnis

dan agroindustri untuk memuaskan stakeholder (pelanggan, pemilik

saham dan karyawan) serta peduli dan berwawasan lingkungan.

Sedangkan misi yang diemban oleh PT. Perkebunan Nusantara VIII

Gunung Mas, yaitu:

A. Sebagai BUMN, PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung mas

memiliki tugas utama mengelola perkebunan berdasarkan Tri

Dharma Perkebunan.

B. Memberikan kontribusi dalam:

1. Pembangunan nasional yang berkelanjutan dan berwawasan

lingkungan

2. Meningkatkan pendapatan nasional serta kesejahteraan bangsa.

4.1.3. Tujuan dan Sasaran Perusahaan

PT. Perkebunan VIII selaku BUMN memiliki tujuan yang telah

ditetapkan, yaitu turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan

program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional

pada umumnya, khususnya di subsektor kehutanan atau perkebunan

Page 40: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

dalam arti seluas-luasnya dengan tujuan memupuk keuntungan

berdasarkan prinsip-prinsip perusahaan yang sehat dengan

berlandaskan azas Tri Dharma Perkebunan Plus, yaitu:

b. Mempertahankan dan meningkatkan sumbangan bidang

perkebunan bagi pendapatan nasional yang diperoleh dari hasil

produksi dan pemasaran beberapa jenis komoditi atau produk

untuk keperluan ekspor dan konsumsi dalam negeri.

c. Memperluas lapangan kerja untuk meningkatkan kesejahteraan

rakyat pada umumnya dan meningkatkan taraf hidup petani pada

khususnya.

d. Memelihara kekayaan alam, khususnya menjaga kelestarian dan

meningkatkan kesuburan tanah, sumber dan tata air.

e. Sebagai Agent of Development (wahana pembangunan).

Sasaran perusahaan yang ingin dicapai oleh PT. Perkebunan

Nusantara VIII antara lain mencapai produktivitas tanaman dan

sumber daya lainnya yang optimal, mencapai tingkat harga jual rata-

rata dan volume penjualan yang tinggi, memperoleh sumber daya

yang terampil dan profesional, memiliki likuiditas dan rentabilitas,

meningkatkan kesejahteraan pegawai, mendorong pengembangan

golongan pengusaha kecil dan koperasi, terutama yang menjadi

binaan PT. Perkebunan Nusantara VIII agar dapat mandiri dan

berkembang dengan baik.

4.1.4. Sumber Daya Manusia

Sumberdaya manusia merupakan faktor penting dalam proses

suatu produksi. PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas

membutuhkan karyawan berkualitas yang memiliki keahlian,

keterampilan, dan disiplin kerja yang tinggi disetiap unit kerja

sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan dan

tercapainya tujuan perusahaan.

PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas memiliki dua jenis

karyawan yaitu Karyawan Harian Tetap (KHT) dan Karyawan Harian

Page 41: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Lepas (KHL). Adapun jumlah karyawan PT. Perkebunan Nusantara

VIII dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah Karyawan PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas Tahun 2007

Bagian Karyawan Tetap (orang)

Karyawan Lepas (orang)

Kantor Induk 49 7 Wisata Agro 63 25 Produksi 31 11 Teknik 46 18 Gunung Mas I 196 105 Gunung Mas II 151 77 Cikopo Selatan 184 85 Staf atau Pimpinan 11 - Jumlah 731 328

Sumber: PT.Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas, Juni 2007

4.1.5. Struktur Organisasi

Perkebunan Gunung Mas dipimpin oleh seorang administratur

yang bertanggung jawab kepada direksi PT. Perkebunan Nusantara

VIII. Administratur dibantu oleh sinder kepala, sinder pabrik, Sinder

Tata Usaha Kantor (TUK), Sinder Wisata Agro dan Sinder teknik.

Sinder Kepala bertugas untuk mengelola segala pekerjaan baik

teknis maupun administrasi meliputi perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengawasan terhadap kegiatan yang menyangkut

tanaman teh sesuai kebijakan administratur. Sinder kepala

membawahi tiga kepala bagian, yaitu:

2. Kepala bagian kebun (Sinder Afdeling) Gunung Mas I

3. Kepala bagian kebun (Sinder Afdeling) Gunung Mas II

4. Kepala bagian kebun (Sinder Afdeling) Cikopo Selatan

Sinder Afdeling bertugas mengoperasikan dan mengatur

seluruh kegiatan di lapangan meliputi kegiatan persemaian,

penanaman, pemeliharaan dan pemetikan. Sinder Afdeling dibantu

oleh mandor besar rawat dan mandor besar petik. Mandor besar rawat

bertugas merawat tanaman mulai dari pembibitan, penanaman,

penanggulangan hama dan penyakit, pemupukan, dan pemangkasan.

Sedangkan mandor besar petik bertugas mengawasi pekerjaan

Page 42: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

karyawan secara langsung di lapangan serta melaporkan hasilnya

kepada mandor besar.

Sinder pabrik bertugas melaksanakan kebijakan administrator

yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan terhadap perkerjaan dan persoalan yang berkaitan dengan

pengolahan teh dan pengendalian kualitas teh. Sinder pabrik dibantu

oleh mandor besar basah, mandor besar kering, kepala urusan CTC,

kepala urusan tea bag (teh celup), juru tata usaha, mandor pelayuan,

mandor penggilingan, mandor fermentasi, mandor pengeringan,

mandor sortasi, dan mandor pengepakan.

Sinder TUK berkewajiban menyelenggarakan dan

menyelesaikan hal-hal yang berhubungan dengan persoalan keuangan

dan pergudangan. Sinder TUK dibantu oleh kepala urusan umum,

kepala urusan TU, kepala urusan keuangan, dan kepala urusan

keselamatan.

Sinder Teknik bertanggung jawab terhadap persoalan-persoalan

teknik meliputi mesin pengolahan, penerangan atau listrik,

perumahan, pengairan, dan kendaraan.

Sinder Wisata Agro melaksanakan tugas dan kebijaksanaan

Administratur dalam hal pariwisata perkebunan serta mengelola secara

fisik operasional bagian wisata agro baik segi peencanaan,

pelaksanaan maupun pengawasan sesuai ketentuan yang berlaku.

Untuk lebih jelas gambar struktur organisasi PT. Perkebunan

Nusantara VIII Gunung Mas dapat dilihat pada Lampiran 8.

4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas

4.2.1. Hasil Uji Validitas Kuesioner

Uji Kuesioner dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana

kuesioner mengukur hal yang akan dikaji dalam penelitian.

Berdasarkan uji validitas ini akan diketahui apakah pertanyaan yang

terdapat dalam kuesioner memenuhi syarat sah untuk dijadikan dalam

penelitian.

Page 43: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Kuesioner disebarkan kepada 42 responden. Kuesioner yang

dibagikan terdiri dari dua bagian. Bagian pertama berisikan pertanyaan

mengenai identitas responden dan bagian kedua berisikan pertanyaan

mengenai aspek-aspek yang diamati yaitu analisis pekerjaan, kondisi

kerja dan kinerja, dengan total 30 pertanyaan. Pertanyaan tersebut

terdiri dari 12 pertanyaan mengenai analisis pekerjaan, delapan

pertanyaan mengenai kondisi kerja dan 10 pertanyaan mengenai

kinerja.

Berdasarkan hasil uji validitas dengan korelasi Product Moment

dan menggunakan Software SPSS 11 for Windows. Semua pertanyaan

valid dan memenuhi syarat untuk diolah lebih lanjut karena r hitung>r

tabel, dengan r tabel sebesar 0,36 dan α sebesar 0,05 (5%). Hasil uji

validitas ini selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.

4.2.2. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Pengujian reliabilitas

menggunakan metode Alpha Cronbach. Tingkat reliabilitas metode

Alpha Cronbach diukur berdasarkan suatu konstruk variabel dikatakan

baik jika alpha>0,6 (Nugroho,2005). Hasil uji reliabilitas ini

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.

Tabel 7. Tingkat Reliabilitas Metode Alpha Cronbach Alpha Tingkat Reliabilitas

00,00 – 0,20 Kurang reliabel > 0,20 – 0,40 Agak reliabel > 0,04 – 0,06 Cukup reliabel > 0,06 – 0,08 Realiabel > 0,80 – 1,00 Sangat Reliabel

4.3. Karakteristik Responden

Penelitian ini melibatkan 42 responden yang merupakan karyawan

bagian produksi pada PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas. Peneliti

menggunakan variabel demografi untuk mengelompokkan responden. Dalam

penelitian ini variabel yang digunakan meliputi jenis kelamin, usia, tingkat

pendidikan, masa kerja dan golongan jabatan.

Page 44: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

4.3.1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, responden yang berjenis kelamin

pria sebanyak 40 orang atau 95% dari 42 orang responden, sedangkan

5% atau dua orang responden lainnya berjenis kelamin wanita.

Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Responden (Orang)

Pria 40 Wanita 2

JUMLAH 42

4.3.2. Karakteristik Berdasarkan Usia

Pengelompokan responden berdasarkan jenis kelamin,

memberikan hasil sebagai berikut : responden yang berusia kurang

dari sampai dengan 30 tahun berjumlah 13 orang atau (31%),

responden yang berusia antara 31 tahun sampai 40 tahun berjumlah

25 orang atau (60%), responden yang berusia antara 41 tahun sampai

50 tahun berjumlah empat orang atau (9%) dan responden yang

berusia lebih dari 50 tahun tidak ada atau (0%).

Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia (Tahun) Responden (Orang)

= < 30 13 31 – 40 25 41 – 50 4

> 50 0 JUMLAH 42

4.3.3. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Dilihat tingkat pendidikan yang telah diselesaikan, 35 orang

responden atau (83%) tamatan SD, lima orang responden atau (12%)

tamatan SMP, dua orang responden atau (5%) tamatan SMA, tamatan

Diploma tidak ada atau (0%) dan tamatan Sarjana juga tidak ada.

Tabel 10. Berdasarkan Karakteristik Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Responden (Orang)

Tamat SD 35 Tamat SMP 5 Tamat SMA 2

Tamat Diploma 0 Tamat Sarjana 0

JUMLAH 42

Page 45: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

4.3.4. Karakteristik Berdasarkan Masa Kerja

Dilihat dari masa kerja karyawan pada bagian produksi tiga

orang responden atau (7%) memiliki masa kerja kurang dari satu

tahun, 11 orang responden atau (26%) memiliki masa kerja antara

satu sampai lima tahun, empat orang responden atau (10%) memiliki

masa kerja antara enam sampai 10 tahun, dua orang atau (5%)

memiliki masa kerja antara 11 sampai 15 tahun, tiga orang atau (7%)

memiliki masa kerja antara 16 sampai 20 tahun dan 19 orang atau

(45%) memiliki masa kerja lebih dari 20 tahun.

Tabel 11. Karakteristik Berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja (Tahun) Responden (Orang)

< 1 3 1 – 5 11 6 – 10 4 11 – 15 2 16 – 20 3

> 20 19 JUMLAH 42

4.3.5. Karakteristik Berdasarkan Golongan Jabatan

Berdasarkan golongan jabatan karyawan sebanyak 35 orang

responden atau (83%) memiliki golongan IA, lima orang responden

atau (12%) memiliki golongan IB dan dua orang responden atau (5%)

memiliki golongan ID.

Tabel 12. Karakteristik Berdasarkan Golongan Jabatan Golongan Jabatan Responden (Orang)

IA 35 IB 5 ID 2

JUMLAH 42

4.4. Unit Meber

Tugas dari unit meber yaitu melakukan pembeberan yang merupakan

proses awal dari pelayuan. Pucuk teh dibeberkan di atas Withering Trough

(WT). Pada tahap pembeberan, dialirkan angin yang berasal dari fan (kipas

angin). Tebal hamparan pucuk daun teh segar dalam WT ± 30 cm, sehingga

tingkat kelayuan pada daun teh dapat merata.

Page 46: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

4.4.1. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Analisis Pekerjaan

Persepsi responden terhadap permasalahan pada analisis

pekerjaan di unit meber diwakili oleh 12 pertanyaan. Tabel 13

menunjukkan permasalahan analisis pekerjaan di unit meber dinilai

telah baik. Permasalahan yang dihadapi karyawan dan atasan dapat

diatasi dengan baik. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari skor rataan

semua penilaian berindikasi baik dengan rata-rata nilai 3,6.

Tabel 13. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Analisis Pekerjaan di Unit Meber

Indikator Permasalahan Skor Rataan Penilaian Pedoman atau petunjuk kerja telah ada 3,6 Setuju Pedoman kerja sudah jelas 3,6 Setuju Tugas dan tanggung jawab kerja sudah jelas 4 Setuju Pedoman kerja telah sesuai dengan pengetahuan, kemampuan dan keahlian

3,6 Setuju

Atasan telah memberikan bimbingan dalam melaksanakan pekerjaan

3,6 Setuju

Tugas dan tanggung jawab telah sesuai dengan kemampuan dan keahlian

3,6 Setuju

Tugas dan kewajiban telah dilaksanakan sesuai dengan pedoman kerja

3,6 Setuju

Kemampuan dan keterampilan telah sesuai dengan pekerjaan

3,8 Setuju

Pengetahuan dan pendidikan yang dimiliki sudah memenuhi kualifikasi pekerjaan

3,6 Setuju

Kemampuan untuk menangkap adanya penyimpangan atau hambatan dengan segera mengambil keputusan

3,6 Setuju

Pelatihan dan kursus telah rutin dilakukan 3,6 Setuju Pelatihan dan kursus telah sesuai dengan tugas dan pekerjaan

3,6 Setuju

Rata-rata 3,6 Setuju

Karyawan menilai pedoman kerja yang mengatur tugas-tugas

yang harus dikerjakan sudah jelas. Selain itu, tugas dan tanggung jawab

yang diberikan dinilai baik dan sesuai dengan kemampuan dan

keterampilan karyawan. Berdasarkan hasil wawancara dengan mandor

meber diketahui bahwa pembagian tugas untuk masing-masing

karyawan belum jelas walaupun pedoman kerja yang diberikan telah

memuat tugas, fungsi dan tanggung jawab masing-masing karyawan.

Namun kenyataannya masih ada karyawan yang melaksanakan tugas

diluar dari tanggung jawabnya.

Page 47: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

4.4.2. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kondisi Pekerjaan

Tabel 14 menunjukkan persepsi responden terhadap permasalahan

kondisi pekerjaan di unit meber dinilai telah baik. Karyawan menilai

kelengkapan sarana kerja telah memadai, kondisi dan lingkungan kerja

mendukung pekerjaan dan hubungan kerjasama antara karyawan dengan

atasan terjalin dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan skor rataan

tertinggi yang bernilai empat.

Tabel 14. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kondisi Pekerjaan di Unit Meber

Indikator Permasalahan Skor Rataan Penilaian Kelengkapan sarana telah memadai 4 Setuju Kondisi dan lingkungan kerja mendukung pekerjaan dan tugas yang dilakukan

3,8 Setuju

Lembur dilakukan jika produksi meningkat

3,6 Setuju

Rotasi pekerjaan antar karyawan telah sesuai

3,6 Setuju

Jumlah karyawan telah sesuai 3,6 Setuju Pada saat produksi meningkat diperlukan tambahan karyawan

3,6 Setuju

Penempatan kerja telah sesuai dengan kemampuan, keahlian dan pendidikan

3,6 Setuju

Hubungan kerjasama antara karyawan dengan atasan telah dilakukan dengan baik

4 Setuju

Rata-rata 3,7 Setuju

Kondisi dan lingkungan kerja dinilai baik oleh karyawan

merupakan suatu proses yang telah lama dilakukan sehingga untuk hal-

hal seperti mengangkat pucuk daun teh dari truk ke WT (Withering

Trough) yang dapat menyebabkan karyawan menjadi bungkuk bila

dilakukan terus menerus karena harus memikul beban sebanyak ± 25

kg/karung pucuk daun teh. Namun hal tersebut dirasakan oleh karyawan

unit meber sebagai hal yang biasa. Oleh karena itu, rataan penilaian

kondisi kerja pada unit meber berindikasi baik.

Page 48: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

4.4.3. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kinerja

Persepsi responden terhadap permasalahan kinerja dilakukan

untuk mengevaluasi kinerja karyawan. Penilaian mengenai kinerja

karyawan disajikan pada tabel berikut:

Tabel 15. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kinerja di Unit Meber

Indikator Permasalahan Skor Rataan Penilaian Jam kerja telah sesuai dengan beban kerja

3,6 Setuju

Tugas dan pekerjaan telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan pedoman

4 Setuju

Atasan telah puas terhadap penyelesaian tugas

3,6 Setuju

Beban kerja telah sesuai dengan kemampuan

3,8 Setuju

Evaluasi beban kerja telah dilakukan

3,8 Setuju

Kemampuan adaptasi terhadap perubahan dan ide-ide baru

3,6 Setuju

Evaluasi pekerjaan rutin dilakukan 3,8 Setuju Kemampuan mengenali masalah dan mencari solusi

3,4 Setuju

Ketelitian dalam menjaga kualitas pekerjaan

3,6 Setuju

Kemampuan membuat keputusan yang tepat dalam bekerja

3,6 Setuju

Rata-rata 3,68 Setuju

Hasil perhitungan, skor rataan persepsi responden terhadap

permasalahan kinerja dapat dilihat pada Tabel 15, karyawan menilai

beban kerja telah sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang

dimiliki. Hal tersebut sangat berkaitan dengan pengalaman yang

dimiliki, karena kebanyakan karyawan masih ada hubungan

kekerabatan dengan karyawan lainnya.

4.4.4. Analisis Permasalahan Yang Dihadapi Unit Meber

Berdasarkan persepsi responden terhadap permasalahan di unit

meber, tidak terdapat masalah yang dapat menghambat pelaksanaan

pekerjaan. Kegiatan atau tugas yang harus dilakukan di unit meber

dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan pedoman kerja.

Page 49: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Walaupun tugas, fungsi dan tanggung jawab dari masing-masing

karyawan masih belum dilaksanakan dengan baik.

4.4.5. Pengukuran Beban Kerja I

Untuk menganalisis ketersediaan karyawan, jumlah beban kerja

dibagi kedalam satu tahun jam kerja sehingga dihasilkan jumlah

karyawan yang ditetapkan atau dibutuhkan di unit kerja masing-masing.

Untuk mendapatkan waktu efektif satu tahun digunakan enam hari

kerja dengan perhitungan berpedoman pada Bagian Umum

Kepegawaian PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas dengan

rincian sebagai berikut :

1 Tahun = 365 hari

Cuti Tahunan = 12 hari (-)

353 hari

Hari Senin = 52 hari (-)

301 hari

Hari Libur Resmi = 11 hari (-)

290 hari

Waktu kerja = 48 jam/minggu

Waktu kerja 1 Hari = 48 = 8 jam/hari 6

Waktu Efektif kerja 1 hari = 8-1 (jam istirahat) =7 jam/hari

Waktu Efektif 1 Tahun = 290 x 7 jam/hari = 2030 jam/tahun

Catatan : Tidak termasuk hari izin dan keperluan penting atau sakit

Berdasarkan rincian di atas didapatkan jumlah jam kerja selama

satu tahun sebesar 2030 jam/tahun. PT. Perkebunan Nusantara VIII

Gunung Mas menetapkan hari senin sebagai hari libur untuk divisi

produksi. Bila terdapat hari libur resmi, maka tidak semua karyawan

diliburkan melainkan secara bergantian atau dapat digantikan dihari lain

mengingat proses produksi harus terus berjalan.

Pemilihan hari senin sebagai hari libur, karena para pemetik

pada hari minggu diliburkan sehingga tidak terdapat kegiatan

pemetikan. Proses produksi tetap berjalan pada hari minggu karena

Page 50: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

proses pada hari minggu merupakan pengolahan pucuk teh pada hari

sebelumnya yaitu hari sabtu.

PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas menerapkan

sistem shift pada unit pelayuan karena proses pelayuan berlangsung

selama ±14 jam dengan pembagian tugas yaitu masing-masing tujuh

jam kerja.

Tabel 16. Pengukuran Beban Kerja I No Rincian Tugas Produk/Hasil Frekuensi

dalam 1 Tahun

1.

2.

3.

4. 5.

6.

Menjalankan kipas Withering Through (WT) Mengeluarkan pucuk dari kontainer untuk diatur pengisiannya ke dalam WT Mengerjakan tugas pembeberan pucuk sesuai dengan standar Membuang benda-benda asing Menjaga kebersihan lantai disekitar WT dari pucuk yang berceran Bertanggung jawab kepada Mandor meber

Menghasilkan angin dari fan Pemindahan pucuk dari truk ke WT Hamparan pucuk daun teh dalam WT sesuai dengan standar Membersihkan daun dari ulat, batang-batang, dan daun-daun tua Menjaga WT agar tetap bersih Laporan kepada Mandor meber

2900 kali

580 kali

580 kali

580 kali

870 kali

580 kali

Pengamatan dilakukan berdasarkan hasil rataan selama dua tri

wulan yaitu dari bulan Januari sampai dengan Juni 2007. Rataan

tersebut menghasilkan sebanyak 71.442 kg/bulan hasil teh kering. Bila

dirata-ratakan berarti dalam sehari menghasilkan 2.381,4 kg dengan

asumsi pembagi sebesar 30 hari per bulan. Diketahui pula bahwa rata-

rata produksi basah daun teh yang dihasilkan selama dua tri wulan

sebanyak 320.125 kg/bulan. Untuk mengetahui rata-rata produksi basah

per hari maka hasil rata-rata tersebut dibagi dengan asumsi satu bulan

sebanyak 30 hari. Maka rata-rata produksi basah per hari menjadi

10.670,833 kg/hari Hal tersebut jauh dari harapan PT. Perkebunan

Nusantara VIII Gunung Mas yang memprediksi rata-rata target basah

per hari sebanyak 20.000 kg/hari.

Page 51: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Pada unit meber terdapat lima orang karyawan dengan tugas

berdasarkan uraian pekerjaan yang tertera pada tabel 16. karyawan

menjalankan kipas sebanyak dua kali. Hal ini berdasarkan datangnya

daun teh dari kebun sebanyak dua kali yaitu pada antara jam 10.00-

12.00 WIB dan antara jam 14.00-15.00 WIB. sedangkan Withering

Through (WT) yang digunakan pada kondisi ±10 kg hanya 10 WT

dengan kapasitas masing-masing WT sebanyak ± 1000 kg.

4.4.5. Pengukuran Beban Kerja II

Pengukuran beban kerja II (PBK II) merupakan form yang

merinci proses dari suatu unit kerja. PBK II menjelaskan bagaimana

proses terjadinya suatu produksi mulai dari tahap awal sampai tahap

akhir berdasarkan job description yang telah ditetapkan. Proses yang

terjadi pada unit meber yaitu mulai dari menjalankan mesin WT

sebanyak 10 kali karena ada 10 WT yang digunakan pada produksi

daun teh basah sebesar 10.670,833 kg/hari. Selanjutnya mengeluarkan

pucuk dari truk dilakukan sebanyak dua kali karena berdasarkan

datangnya truk pengangkut pucuk daun teh dari kebun, lalu mengamati

jalannya mesin WT. Untuk menghindari kerusakan tiba-tiba pada mesin

sehingga akan mengganggu kerataan layuan maka jalannya mesin WT

harus selalu diamati. Setelah itu membuang benda-benda asing yang

terdapat dalam hamparan pucuk daun teh. Menjaga kebersihan ruangan

dan alat setiap kali proses pembeberan, karena banyak daun yang

berserakan dan laporan tanggung jawab kepada mandor pembeberan.

Untuk data yang lebih rinci mengenai waktu penyelesaian kerja pada

PBK II dapat dilihat pada Lampiran 3.

4.4.5. Pengukuran Beban Kerja III

Form Pengukuran Beban Kerja III, merinci waktu yang

diselesaikan oleh masing-masing karyawan sekaligus menghitung

berapa jumlah karyawan yang efisien berada pada unit kerja tersebut.

Untuk menghitung karyawan yang efisien dilakukan dengan membagi

jumlah beban kerja dengan waktu produktif yang dikerjakan selama

satu tahun, dengan rumus sebagai berikut:

Page 52: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Jumlah karyawan = Beban kerja karyawan selama satu tahun .......(5) Efektif dan efisien Waktu produktif dalam satu tahun

Unit meber memiliki delapan orang karyawan. Terdiri dari lima

orang Karyawan Harian Tetap (KHT) dan tiga orang Karyawan Harian

Lepas (KHL) berdasarkan perhitungan jumlah PBK III maka unit meber

memiliki 10.854,7 beban kerja per tahun. Untuk menghitung jumlah

karyawan yang efisien maka dilakukan perhitungan sebagai berikut:

Unit Meber = 10.854,7 = 5,34

2030

Berdasarkan perhitungan tersebut dilakukan pembulatan

menjadi lima. hal ini berarti bahwa jumlah karyawan pada unit meber

yang efektif dan efisien berdasarkan jumlah rata-rata produksi basah

10.670,833 kg/hari berjumlah lima orang. Dalam artian unit meber

memiliki kelebihan karyawan sebanyak tiga orang. Untuk melihat hasil

analisis PBK III dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel. 17. Pengukuran Beban Kerja III No. Produk/

Hasil Beban Kerja

1. 2.

3.

4.

5. 6.

Menghasilkan angin dari fan Pemindahan pucuk dari truk ke Withering Through (WT) Hamparan daun teh dalam WT sesuai dengan standar Membersihkan daun dari ulat, batang-batang dan daun-daun tua Menjaga WT agar tetap bersih Laporan kepada mandor meber

493 986

4060

2900

2175 240,7

Jumlah 10854,7

4.5. Unit Pelayuan

Pelayuan merupakan tahap awal dimana pucuk dipersiapkan untuk

diolah lebih lanjut. Pelayuan bertujuan untuk menurunkan kadar air pucuk

daun teh menjadi 68% hingga 74%. Pelayuan akan menyebabkan perubahan

senyawa-senyawa kimia yang terkandung di dalam daun. Pelayuan

berlangsung selama 10 sampai 14 jam.

Page 53: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Proses pelayuan dihentikan apabila kerataan tingkat kelayuan telah

mencapai 90% ditandai dengan lemasnya daun dan jika digenggam tidak

menimbulkan patah pada tangkai maupun daun.

4.5.1. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Analisis Pekerjaan

Persepsi responden terhadap permasalahan analisis dan kondisi

pekerjaan di unit pelayuan dinilai telah baik. Tabel 18 dan 19

menunjukkan hasil perhitungan skor rataan persepsi responden terhadap

permasalahan analisis dan kondisi pekerjaan

Tabel 18. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Analisis Pekerjaan di Unit Pelayuan

Indikator Permasalahan Skor Rataan Penilaian Pedoman atau petunjuk kerja telah ada 3,69 Setuju Pedoman kerja sudah jelas 3,31 Cukup setuju Tugas dan tanggung jawab kerja sudah jelas

3,69 Setuju

Pedoman kerja telah sesuai dengan pengetahuan, kemampuan dan keahlian

3,31 Cukup setuju

Atasan telah memberikan bimbingan dalam melaksanakan pekerjaan

3,15 Cukup setuju

Tugas dan tanggung jawab telah sesuai dengan kemampuan dan keahlian

3,38 Cukup setuju

Tugas dan kewajiban telah dilaksanakan sesuai dengan pedoman kerja

3,38 Cukup setuju

Kemampuan dan keterampilan telah sesuai dengan pekerjaan

3,46 Setuju

Pengetahuan dan pendidikan yang dimiliki sudah memenuhi kualifikasi pekerjaan

3,46 Setuju

Kemampuan untuk menangkap adanya penyimpangan atau hambatan dengan segera mengambil keputusan

3,46 Setuju

Pelatihan dan kursus telah rutin dilakukan 3,53 Setuju Pelatihan dan kursus telah sesuai dengan tugas dan pekerjaan

3,53 Setuju

Rata-rata 3,68 Setuju

Karyawan menilai atasan kurang memberikan bimbingan

kepada bawahan. Hal tersebut berindikasi pada penilaian cukup baik

yaitu sebesar 3,15 yang merupakan nilai terendah. Seringnya

komunikasi antara atasan dan bawahan akan meningkatkan motivasi

kerja karyawan.

Page 54: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

4.5.2. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kondisi Pekerjaan

Kondisi kerja pada unit pelayuan telah dinilai baik. Responden

menilai kelengkapan sarana kerja telah memadai. Hal tersebut

berdasarkan penilaian tertinggi persepsi responden terhadap

permasalahan kondisi kerja yaitu sebesar 3,76.

Tabel 19. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kondisi Pekerjaan di Unit Pelayuan

Indikator Permasalahan Skor Rataan Penilaian Kelengkapan sarana telah memadai 3,76 Setuju Kondisi dan lingkungan kerja mendukung pekerjaan dan tugas yang dilakukan

3,69 Setuju

Lembur dilakukan jika produksi meningkat

3,2 Cukup setuju

Rotasi pekerjaan antar karyawan telah sesuai

3,46 Setuju

Jumlah karyawan telah sesuai 3,46 Setuju Pada saat produksi meningkat diperlukan tambahan karyawan

3,62 Setuju

Penempatan kerja telah sesuai dengan kemampuan, keahlian dan pendidikan

3,31 Cukup setuju

Hubungan kerjasama antara karyawan dengan atasan telah dilakukan dengan baik

3,62 Setuju

Rata-rata 3,73 Setuju

Penilaian terendah terdapat pada insentif kerja lembur yang

dirasa kurang oleh karyawan. Hal tersebut menjadi keluhan karyawan

pada saat kerja lembur.

4.5.3. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kinerja

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari skor rataan Tabel 20,

semua penilaian berindikasi pada penilaian cukup baik. Persepsi

responden terhadap permasalahan kinerja dinilai cukup baik. Karyawan

menilai telah melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik sesuai

dengan pedoman kerja walaupun pada saat pelaksanaannya tugas untuk

masing-masing karyawan masih belum jelas. karyawan menilai bahwa

jam kerja tidak sesuai dengan beban kerja kondisi ini terjadi pada saat

permintaan konsumen sedang meningkat.

Page 55: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Tabel 20. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kinerja di Unit Pelayuan

Indikator Permasalahan Skor Rataan Penilaian Jam kerja telah sesuai dengan beban kerja 3,15 Cukup setuju Tugas dan pekerjaan telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan pedoman

3,46 Setuju

Atasan telah puas terhadap penyelesaian tugas

3,31 Cukup setuju

Beban kerja telah sesuai dengan kemampuan

3,38 Cukup setuju

Evaluasi beban kerja telah dilakukan 3,38 Cukup setuju Kemampuan adaptasi terhadap perubahan dan ide-ide baru

3,38 Cukup setuju

Evaluasi pekerjaan rutin dilakukan 3,38 Cukup setuju Kemampuan mengenali masalah dan mencari solusi

3,31 Cukup setuju

Ketelitian dalam menjaga kualitas pekerjaan

3,38 Cukup setuju

Kemampuan membuat keputusan yang tepat dalam bekerja

3,38 Cukup setuju

Rata-rata 3,35 Cukup setuju

4.5.4. Analisis Permasalahan yang Dihadapi Unit Pelayuan

Pada unit pelayuan diperlukan ketelitian karyawan dalam

melaksanakan pekerjaannya. Karyawan harus mengetahui tingkat

kelayuan daun sehingga hasil pelayuan sesuai dengan standar yang

telah ditetapkan. Disamping itu, karyawan juga harus melakukan

proses pelayuan dengan benar agar kelayuan daun merata sehingga

dapat dihasilkan teh dengan kualitas yang baik. Hubungan komunikasi

yang kurang, insentif lembur yang kecil, dan tidak sesuainya jam kerja

dengan beban kerja merupakan permasalahan yang terdapat pada

bagian pelayuan.

4.5.5. Pengukuran Beban Kerja I

Hamparan daun yang terdapat pada unit pelayuan sama dengan

pada unit pemeberan karena WT digunakan selain sebagai tempat

hamparan daun teh juga digunakan untuk pelayuan. Berdasarkan

waktu pada dilakukannya penelitian terdapat 10 hamparan atau 10 WT

(Withering Trough). Pembalikan daun teh dilakukan hanya satu kali

untuk meratakan kadar air yang terdapat dalam daun. Rincian deskripsi

Page 56: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

pekerjaan dan rincian produk serta frekuensi selama satu tahun dapat

dilihat pada Tabel 21.

Tabel. 21. Pengukuran Beban Kerja I No. Rincian Tugas Produk/Hasil Frekuensi

dalam 1 Tahun

1.

2.

3. 4.

5.

Menurunkan kadar air pada daun segar sehingga hasil pelayuan sesuai standar Membalikkan pucuk dengan cara yang benar sesuai dengan standar perlakuan pelayuan Menjaga kebersihan WT, alat-alat dan ruangan Mencapai persentase kerataan layuan minimal 90% dan MC layuan sesuai standar Bertanggung jawab kepada Mandor pelayuan

Daun menjadi layu Kelayuan daun merata Menjaga hygienitas alat-alat dan ruangan Daun menjadi lemas dan jika digenggam tidak menimbulkan patah pada tangkai maupun daun Laporan kepada mandor pelyuan

870 kali

290 kali

290 kali

290 kali

580 kali

4.5.6. Pengukuran Beban Kerja II

Rincian proses pada unit pelayuan mulai dari mengambil sampel

daun sehingga dapat diketahui apakah daun yang telah dilayukan telah

mencapai standar kelayuan yaitu sebesar 68 hingga 78%. Selanjutnya

daun tersebut dibalikkan untuk mencapai kerataan layuan. Proses

membalikkan daun tidak terlepas dari pucuk daun yang berceceran

untuk itu kebersihan daerah sekitar WT perlu diperhatikan untuk

menjaga hygienitas teh yang akan dihasilkan. Tugas yang terakhir

untuk unit pelayuan yaitu memberikan laporan kepada mandor

pelayuan. Laporan dilakukan sebanyak tiga kali per hari yaitu laporan

kadar air awal sebelum dilayukan, kadar air ketika akan dibalikkan dan

setelah dibalikkan. Untuk mengetahui hasil analisis PBK II dapat

dilihat pada Lampiran 3.

4.5.7. Pengukuran Beban Kerja III

Unit pelayuan memiliki jumlah karyawan sebanyak delapan

orang karyawan dengan jumlah KHT sebanyak enam orang dan KHL

sebanyak dua orang. Berdasarkan hasil perhitungan PBK III, diketahui

Page 57: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

bahwa unit pelayuan memiliki jumlah beban kerja sebanyak 7540.

Berikut perhitungan jumlah karyawan yang efektif dan efisien.

Unit Pelayuan = 7540 = 3,714

2030

Hasil perhitungan tersebut selanjutnya dilakukan pembulatan

menjadi empat. Hal ini berarti pada unit pelayuan jumlah karyawan

yang efektif dan efisien sebanyak empat orang dan unit pelayuan

memiliki kelebihan karyawan sebanyak empat orang. Rincian PBK III

mengenai waktu proses pengerjaan dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Pengukuran Beban Kerja III No. Produk/

Hasil Beban Kerja

1. 2. 3.

4.

5.

Pucuk daun teh menjadi layu Kelayuan daun merata Menjaga hygienitas alat-alat dan ruangan Daun menjadi lemas jika digenggam, tidak menimbulkan patah pada tangkai maupun daun Laporan kepada mandor pelayuan

2175 1450 1450

2030

435

Jumlah 7540

4.6. Unit Penggilingan dan Oksidasi Enzymatis

Pada unit penggilingan dan oksidasi enzymatis sebagian besar

dilakukan dengan menggunakan mesin mulai dari pucuk yang layu

dicurahkan melalui sebuah lubang persegi empat ke dalam Green Leaf Sifter

(GLS). GLS berfungsi untuk memisahkan pucuk dari benda asing dengan

cara diayak. Setelah pucuk bebas dari benda asing, lalu pucuk dihancurkan

dan dipotong oleh mesin Barbara Leaf Conditioner (BLC) dengan ukuran

masih kasar. Hasil gilingan dari BLC diteruskan ke mesin Crushing Tearing

Curling (CTC) yang berfungsi untuk memotong, menyobek, dan menggulung

daun. CTC terdiri atas tiga mesin CTC I, CTC II, CTC III.

Proses oksidasi enzimetis membuat teh yang telah digiling dari mesin

CTC mengalami perubahan warna dari hijau tua menjadi coklat tua. Setelah

itu bubuk teh dihamparkan pada mesin Fermenting Unit (FU) dengan tebal

hamparan 6 cm sampai 10 cm. FU dilengkapi dengan spiral yang berfungsi

Page 58: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

untuk meratakan ketebalan hamparan dan agitator untuk mengangkat dan

membalik bubuk teh agar proses oksidasi merata.

Lama proses oksidasi enzimetis ditentukan oleh Green Dhool Test yaitu

suatu pengujian untuk menilai rasa, aroma, dan warna air seduhan sebagai

penentu lama proses yang optimal. Proses oksidasi enzimatis berlangsung

selama 60 menit sampai 100 menit dengan hasil akhir menunjukkan

perubahan pada warna bubuk teh dari hijau berangsur menjadi coklat

kehitaman.

4.6.1. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Analisis Pekerjaan

Sebagian besar persepsi responden pada unit penggilingan dan

oksidasi enzymatis terhadap permasalahan analisis pekerjaan, kondisi

kerja dan kinerja menunjukkan penilaian cukup baik. Hal ini dapat

dilihat pada Tabel 23, 24 dan 25.

Tabel 23. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Analisis Pekerjaan di Unit Penggilingan dan Oksidasi Enzymatis

Indikator Permasalahan Skor Rataan Penilaian Pedoman atau petunjuk kerja telah ada 4 Setuju Pedoman kerja sudah jelas 4,13 Setuju Tugas dan tanggung jawab kerja sudah jelas 3 Cukup setuju Pedoman kerja telah sesuai dengan pengetahuan, kemampuan dan keahlian

3 Cukup setuju

Atasan telah memberikan bimbingan dalam melaksanakan pekerjaan

3,38 Cukup setuju

Tugas dan tanggung jawab telah sesuai dengan kemampuan dan keahlian

3 Cukup setuju

Tugas dan kewajiban telah dilaksanakan sesuai dengan pedoman kerja

3 Cukup setuju

Kemampuan dan keterampilan telah sesuai dengan pekerjaan

3,13 Cukup setuju

Pengetahuan dan pendidikan yang dimiliki sudah memenuhi kualifikasi pekerjaan

3,63 Setuju

Kemampuan untuk menangkap adanya penyimpangan atau hambatan dengan segera mengambil keputusan

3 Cukup setuju

Pelatihan dan kursus telah rutin dilakukan 3 Cukup setuju Pelatihan dan kursus telah sesuai dengan tugas dan pekerjaan

3 Cukup setuju

Rata-rata 3,27 Cukup setuju

Pelatihan dan kursus untuk unit penggilingan dan oksidasi

enzymatis pada tahun 2007 baru dilakukan satu kali yaitu pelatihan

penyegaran (internal) pada bulan Februari yang berkaitan dengan Good

Page 59: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Manufacturing Practice (GMP) dan Hazard Analysis Critical Control

Point (HACCP). Pelatihan penyegaran dimaksudkan untuk

mengevaluasi kembali tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk

masing-masing karyawan.

4.6.2. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kondisi Pekerjaan

Persepsi responden terhadap kondisi kerja pada unit

penggilingan dan oksidasi enzymatis dinilai cukup baik. Hal tersebut

berdasarkan rata-rata nilai skor rataan yaitu sebesar 3,21. Rincian nilai

skor rataan dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel. 24. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kondisi Pekerjaan di Unit Penggilingan dan Oksidasi Enzymatis

Indikator Permasalahan Skor Rataan Penilaian Kelengkapan sarana telah memadai 3,75 Setuju Kondisi dan lingkungan kerja mendukung pekerjaan dan tugas yang dilakukan

3,5 Setuju

Lembur dilakukan jika produksi meningkat 3 Cukup setuju Rotasi pekerjaan antar karyawan telah sesuai 3 Cukup setuju Jumlah karyawan telah sesuai 2,88 Cukup setuju Pada saat produksi meningkat diperlukan tambahan karyawan

2,63 Cukup setuju

Penempatan kerja telah sesuai dengan kemampuan, keahlian dan pendidikan

3,88 Cukup setuju

Hubungan kerjasama antara karyawan dengan atasan telah dilakukan dengan baik

3 Setuju

Rata-rata 3,21 Cukup setuju

Berdasarkan hasil nilai skor rataan nilai terendah terdapat pada

kurangnya jumlah karyawan pada saat produksi meningkat yang

mengharuskan karyawan kerja lembur. Walaupun sebagian besar

pekerjaan dilakukan oleh mesin namun karena kendala teknologi mesin

yang belum begitu canggih, sehingga masih perlu dilakukan

pengawasan terhadap mesin setiap saat. Pengawasan dilakukan setiap

jam dengan cara gilir jaga masing-masing karyawan mendapat giliran

jaga sebanyak dua jam secara bergantian, karena kondisi ruangan yang

tidak memungkin karyawan dalam waktu lama berada di dalam ruangan

yang bising. Dengan adanya gilir jaga diharapkan produktivitas kerja

karyawan tetap optimal.

Page 60: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

4.6.3. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kinerja

Tabel 25. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kinerja di Unit Penggilingan dan Oksidasi Enzymatis Indikator Permasalahan Skor Rataan Penilaian

Jam kerja telah sesuai dengan beban kerja 2,5 Tidak setuju Tugas dan pekerjaan telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan pedoman

3 Cukup setuju

Atasan telah puas terhadap penyelesaian tugas

2,38 Tidak setuju

Beban kerja telah sesuai dengan kemampuan 3 Cukup setuju Evaluasi beban kerja telah dilakukan 3,75 Setuju Kemampuan adaptasi terhadap perubahan dan ide-ide baru

3 Cukup setuju

Evaluasi pekerjaan rutin dilakukan 3,5 Setuju Kemampuan mengenali masalah dan mencari solusi

3 Cukup setuju

Ketelitian dalam menjaga kualitas pekerjaan 3 Cukup setuju Kemampuan membuat keputusan yang tepat dalam bekerja

3 Cukup setuju

Rata-rata 3,01 Cukup setuju

Skor rataan menunjukkan penilaian karyawan terhadap jam

kerja tidak sesuai dengan beban kerja karyawan. Pada unit penggilingan

proses produksi dijalankan dengan mesin yang setiap saat harus selalu

dalam pengawasan agar tidak terjadi kendala atau kerusakan mesin

yang dapat menghambat pengolahan teh. Sedangkan kondisi pabrik

berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara kepada mandor

penggilingan dan oksidasi enzymatis, karyawan merasakan kondisi

kerja sangat bising karena sebagian besar pekerjaan dijalankan oleh

mesin.

4.6.4. Analisis Permasalahan yang Dihadapi Unit Penggilingan dan Oksidasi Enzymatis

Sebagian besar pekerjaan pada unit penggilingan dan oksidasi

enzymatis dilakukan oleh mesin. Kondisi tersebut menyebabkan

suasana kerja yang kurang nyaman bagi karyawan, karena adanya

suara bising dari mesin, sehingga karyawan merasa beban kerjanya

cukup berat. Pada unit ini diperlukan karyawan yang memiliki

kemampuan mengoperasikan dan pengetahuan tentang mesin sehingga

proses oksidasi dapat berjalan dengan baik.

Page 61: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

4.6.5. Pengukuran Beban Kerja I

Pada unit penggilingan dan oksidasi enzymatis sebagian besar

pekerjaan dilakukan oleh mesin sehingga karyawan hanya bertugas

untuk mengawasi jalannya mesin agar dapat berjalan sebagaimana

mestinya. Pada saat bahan baku diatas standar minimum rata-rata yaitu

kurang dari ±12.000 kg maka digunakan dua line mesin sedangkan

untuk produksi dibawah ±12.000 kg hanya digunakan satu line mesin.

Berdasarkan rata-rata produksi basah dua triwulan pertama pada tahun

2007 maka mesin yang digunakan yaitu satu line mesin. Hal tersebut

dengan memperhitungkan jumlah kapasitas bahan bakar (ADO) yang

digunakan mesin yaitu sebesar 250 kg basah per 60 liter. Maka untuk

mengoptimalkan penggunakan mesin maka digunakan satu line mesin

dengan demikian efektifitas kerja karyawan akan juga akan optimal.

Rincian mengenai deskripsi pekerjaan pada unit penggilingan dan

oksidasi enzymatis dapat dilihat pada Tabel 26.

Tabel. 26. Pengukuran Beban Kerja I No Rincian Tugas Produk/Hasil Frekuensi

dalam 1 Tahun

1.

2.

3.

4.

5.

Mengoperasikan mesin penggilingan sesuai dengan skema giling yang telah ditetapkan Melaksanakan pekerjaan penggilingan, pengayakan dan oksidasi enzymatis sesuai dengan skema giling yang ditetapkan agar diperoleh firing order yang tepat Menjaga, memelihara, merawat mesin dan fasilitas giling serta memelihara kebersihan dan hygienitas ruang dan alat Menangani limbah diruang giling sesuai dengan standar Bertanggung jawab kepada Mandor penggilingan dan oksidasi enzymatis

Mesin dapat berjalan sebagaimana harusnya Menghasilkan daun teh yang sesuai dengan standar Mesin, ruang dan alat-alat menjadi bersih Ruangan terhindar dari limbah debu Laporan kepada mandor penggilingan dan oksidasi enzymatis

290 kali

2030kali

290 kali

2030 kali

1160 kali

Page 62: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

4.6.6. Pengukuran Beban Kerja II

Rincian proses penggilingan dan oksidasi enzymatis mulai dari

memeriksa mesin penggilingan dan oksidasi enzymatis sebanyak satu

kali dalam satu hari, mengoperasikan mesin satu kali per hari,

mengamati jalannya proses penggilingan dan oksidasi enzymatis

sebanyak tujuh kali per hari berarti setiap saat mesin harus selalu

diawasi, mengambil sampel hasil penggilingan untuk diserahkan kepada

bagian uji mutu teh sebanyak tiga kali per hari, menjaga kebersihan

ruangan, alat dan mesin sebanyak sebanyak satu kali per hari yaitu

setelah proses penggilingan dan oksidasi enzymatis selesai, menangani

limbah debu yang dapat mencemari proses hygienitas enzymatis setiap

jam per hari serta laporan tanggung jawab kepada mandor penggilingan

dan oksodasi enzymatis sebanyak empat kali per hari yaitu laporan

sampel bubuk teh dan laporan akhir atas keseluruhan jumlah produksi

pada unit penggilingan dan oksidasi enzymatis. Rincian tersebut dapat

dilihat pada Lampiran 3.

4.6.7. Pengukuran Beban Kerja III

Unit penggilingan dan oksidasi enzymatis memiliki lima

karyawan yang terdiri dari empat KHT dan satu KHL. Berdasarkan

perhitungan PBK III maka dapat diketahui jumlah beban kerja pada

unit penggilingan dan oksidasi enzymatis yaitu sebesar 4750.

Berdasarkan jumlah beban kerja tersebut maka dapat diketahui jumlah

karyawan yang efektif dengan perhitungan sebagai berikut:

Unit Penggilingan dan Oksidasi Enzymatis = 4750 = 2,33

2030

Nilai 2,33 dilakukan pembulatan menjadi dua. hal tersebut

berarti bahwa pada unit penggilingan dan oksidasi enzymatis jumlah

karyawan yang efektif dan efisien sebanyak dua orang. Oleh karena itu

unit penggilingan dan oksidasi enzymatis memiliki kelebihan

karyawan sebanyak tiga orang. Rincian mengenai beban kerja dapat

dilihat pada Tabel 27.

Page 63: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Tabel 27. Pengukuran Beban Kerja III No. Produk/

Hasil Beban Kerja

1. 2.

3.

4. 5.

Mesin dapat berjalan dengan baik Menghasilkan bubuk daun teh yang sesuai dengan standar Mesin, ruang dan alat-alat menjadi bersih Ruangan terhindar dari limbah debu Laporan kepada mandor penggilingan dan oksidasi enzymatis

870 1015

1740

1015 110

Jumlah 4750

4.7. Unit Pengeringan

Unit pengeringan bertujuan untuk menghentikan proses oksidasi

enzimatis, membunuh mikroorganisme, dan menurunkan kadar air hingga

2,5% sampai 3%. Proses pengeringan dilakukan selama 15 menit sampai 18

menit menggunakan mesin Fluidized Bed Dryer (FBD) yang memiliki tujuh

seksi dengan enam tray dan satu cooling fan (kipas pendingin). Udara panas

dialirkan masuk ke dalam tray dengan suhu antara 100°C sampai 120 ºC

sedangkan suhu yang keluar dari FBD (outlet) berkisar antara 80ºC sampai

105ºC.

Mesin lain yang digunakan pada proses pengeringan adalah Heat

Exchanger (HE) yang berfungsi menghasilkan udara panas bersih yang

bercampur dengan udara segar dari ruangan. Udara kotor dibuang melalui

ducting (lorong). Bubuk teh hasil pengeringan berwarna hitam mengkilat,

kering dan tidak menggumpal serta memiliki aroma yang khas.

4.7.1. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Analisis Pekerjaan

Persepsi responden terhadap permasalahan analisis pekerjaan di

unit pengeringan menunjukkan skor rataan pada penilaian cukup baik.

Hal tersebut berdasarkan pada penilaian skor rataan sebesar 3,22. nilai

skor rataan dapat dilihat pada Tabel 28. Penilaian terendah terdapat

pada kurangnya pengetahuan, kemampuan dan keahlian karyawan

karena pelatihan yang tidak rutin dilakukan. Hal tersebut akan

berdampak pada tugas dan tanggung jawab kerja karyawan yang belum

dapat dilaksanakan dengan baik.

Page 64: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Tabel 28. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Analisis Pekerjaan di Unit Pengeringan

Indikator Permasalahan Skor Rataan Penilaian Pedoman atau petunjuk kerja telah ada 3,67 Setuju Pedoman kerja sudah jelas 4 Setuju Tugas dan tanggung jawab kerja sudah jelas 3 Cukup setuju Pedoman kerja telah sesuai dengan pengetahuan, kemampuan dan keahlian

3 Cukup setuju

Atasan telah memberikan bimbingan dalam melaksanakan pekerjaan

3,33 Cukup setuju

Tugas dan tanggung jawab telah sesuai dengan kemampuan dan keahlian

3 Cukup setuju

Tugas dan kewajiban telah dilaksanakan sesuai dengan pedoman kerja

3 Cukup setuju

Kemampuan dan keterampilan telah sesuai dengan pekerjaan

3,67 Setuju

Pengetahuan dan pendidikan yang dimiliki sudah memenuhi kualifikasi pekerjaan

3 Cukup setuju

Kemampuan untuk menangkap adanya penyimpangan atau hambatan dengan segera mengambil keputusan

3 Cukup setuju

Pelatihan dan kursus telah rutin dilakukan 3 Cukup setuju Pelatihan dan kursus telah sesuai dengan tugas dan pekerjaan

3 Cukup setuju

Rata-rata 3,22 Cukup setuju

4.7.2. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kondisi Pekerjaan

Tabel 29. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kondisi Pekerjaan di Unit Pengeringan

Indikator Permasalahan Skor Rataan Penilaian Kelengkapan sarana telah memadai 3 Cukup setuju Kondisi dan lingkungan kerja mendukung pekerjaan dan tugas yang dilakukan

2 Tidak setuju

Lembur dilakukan jika produksi meningkat 3 Cukup setuju Rotasi pekerjaan antar karyawan telah sesuai

3 Cukup setuju

Jumlah karyawan telah sesuai 3 Cukup setuju Pada saat produksi meningkat diperlukan tambahan karyawan

2,3 Tidak setuju

Penempatan kerja telah sesuai dengan kemampuan, keahlian dan pendidikan

3 Cukup setuju

Hubungan kerjasama antara karyawan dengan atasan telah dilakukan dengan baik

3,67 Setuju

Rata-rata 2,87 Cukup setuju Pada persepsi responden terhadap permasalahan kondisi

pekerjaan, karyawan menilai kondisi dan lingkungan kerja tidak

mendukung karena mesin pengeringan mengeluarkan suhu udara yang

cukup panas. Begitu pula terhadap penambahan jumlah karyawan pada

Page 65: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

saat produksi meningkat, dirasakan tidak perlu karena pada unit

pengeringan sebagian besar pekerjaan dilakukan oleh mesin.

4.7.3. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kinerja

Tabel 30. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kinerja di Unit Pengeringan

Indikator Permasalahan Skor Rataan Penilaian Jam kerja telah sesuai dengan beban kerja 2,67 Cukup setuju Tugas dan pekerjaan telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan pedoman

3 Cukup setuju

Atasan telah puas terhadap penyelesaian tugas

3 Cukup setuju

Beban kerja telah sesuai dengan kemampuan

3,67 Setuju

Evaluasi beban kerja telah dilakukan 3 Cukup setuju Kemampuan adaptasi terhadap perubahan dan ide-ide baru

3 Cukup setuju

Evaluasi pekerjaan rutin dilakukan 4 Setuju Kemampuan mengenali masalah dan mencari solusi

3 Cukup setuju

Ketelitian dalam menjaga kualitas pekerjaan

3,33 Cukup setuju

Kemampuan membuat keputusan yang tepat dalam bekerja

3 Cukup setuju

Rata-rata 3,17 Cukup setuju

Karyawan menilai jam kerja belum sesuai dengan beban kerja.

Hal tersebut berkaitan pula dengan kondisi kerja yang tidak nyaman

sehingga karyawan merasa beban kerjanya berat walaupun sebagian

besar pekerjaan dilakukan oleh mesin. Kondisi pada unit pengeringan

hampir sama dengan unit penggilingan dan oksidasi enzymatis dimana

karyawan merasa beban kerja yang diberikan cukup berat karena

pengaruh kondisi teknologi mesin yang masih belum cukup canggih.

4.7.4. Analisis Permasalahan yang Dihadapi Unit Pengeringan

Penggunaan mesin-mesin pada unit pengeringan menyebabkan

kondisi kerja tidak nyaman dan tidak sehat bagi karyawan karena pada

unit pengeringan mesin mengeluarkan suara bising dan suhu udara

yang panas sehingga karyawan merasa beban kerjanya cukup berat.

Kondisi demikian menyebabkan kinerja karyawan tidak optimal dan

tujuan perusahaan dapat terhambat.

Page 66: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

4.7.5. Pengukuran Beban Kerja I Tabel. 31. Pengukuran Beban Kerja I

No Rincian Tugas Produk/Hasil Frekuensi dalam

1 Tahun 1.

2. 3.

4.

5.

Memasukkan teh oksidasi enzymatis ke mesin pengering, mengumpulkan dan mengirimkan hasil keringan ke bagian sortasi Mengendalikan temperatur inlet dan outlet Menjaga kebersihan dan hygienitas mesin atau alat-alat dan ruangan Menangani limbah debu pengeringan sesuai dengan standar Bertanggung jawab kepada Mandor pengeringan

Menghentikan proses oksidasi enzymatis, membunuh mikroorganisme dan menurunkan kadar air 2,5-3% Mengatur udara panas yang akan dialirkan Menghasilkan bubuk teh yang hygienis dan berkualitas baik Ruangan terhindar dari limbah debu Laporan kepada mandor pengeringan

870 kali

870 kali

290 kali

870 kali

2030 kali

Unit selanjutnya setelah unit penggilingan dan oksidasi yaitu

unit pengeringan. Di unit pengeringan daun teh akan mengalami

beberapa proses, diantaranya yaitu dihentikannya proses oksidasi

enzymatis, membunuh mikroorganisme dan menurunkan kadar air

2,5% sampai 3%. Proses ini dilakukan oleh mesin dalam suhu 100°C

hingga 120 ºC hingga tercapai standar mutu teh yang baik.

4.7.6. Pengukuran Beban Kerja II

Rincian pada proses pengeringan mulai dari proses mengamati

jalannya mesin pengeringan sebanyak tiga kali per hari, mengendalikan

temperatur inlet dan outlet tiga kali per hari, menjaga kebersihan dan

hygienitas ruangan, alat-alat dan mesin sebanyak satu kali per hari

sesudah proses produksi. Menangani limbah debu dari proses

pengeringan sebanyak tiga kali per hari serta bertanggung jawab kepada

mandor pengeringan sebanyak tujuh kali per hari, rincian PBK II

terdapat pada Lampiran 3.

4.7.7. Pengukuran Beban Kerja III

Unit pengeringan memiliki jumlah karyawan sebanyak lima

orang yang terdiri dari tiga KHT dan dua KHL. Untuk mengetahui

Page 67: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

berapa jumlah efektif dan efisien karyawan bagian unit pengeringan

maka dilakukan perhitungan sebagai berikut :

Unit Pengeringan = 8120 = 4

2030

Berdasarkan beban kerja sebanyak 8120 maka dapat diketahui

bahwa jumlah karyawan yang efektif dan efisien sebanyak empat

orang. Berarti unit pengeringan memiliki kelebihan jumlah karyawan

sebanyak satu orang. Rincian PBK III terdapat pada tabel berikut.

Tabel. 32. Pengukuran Beban Kerja III No. Produk/

Hasil Beban Kerja

1.

2.

3.

4. 5.

Menghentikan proses oksidasi enzymatis, membunuh mikroorganisme dan menurunkan kadar air 2,5-3% Mengatur udara panas yang akan dialirkan Menghasilkan bubuk teh yang berkualitas baik Ruangan terhindar dari limbah debu Laporan harian

2610

2175

1450

870 1015

Jumlah 8120

4.8. Unit Sortasi

Pada unit sortasi bertujuan memisahkan bubuk teh berdasarkan berat

dan ukuran pertikel sehingga diperoleh jenis teh yang memiliki ukuran dan

bentuk yang seragam. Alat yang pertama digunakan dalam proses sortasi

adalah midleton yang berfungsi untuk memisahkan fraksi kasar dan halus.

Midleton memiliki dua jenis mesh, yaitu mesh 12 dengan ayakan berukuran 5

mm. bubuk teh polos pada mesh ini, masuk jalur A. mesh yang kedua yaitu

mesh 12 dengan ayakan 8 mm. bubuk teh yang lolos pada mesh ini, masuk ke

lajur B. kapasitas midleton antara 400 sampai 450 kg.

Pada lajur A, teh diterusakan ke mesin Vibro Blank yang berfungsi

untuk memisahkan serat dari bubuk teh kering. Vibro Blank memiliki empat

corong tempat pengeluaran bubuk teh, tetapi bubuk teh yang keluar belum

memiliki nama jenis. Kemudian bubuk teh masuk ke Vibro Mesh untuk

dipisahkan partikel tiap jenis.

Page 68: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

4.8.1. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Analisis Pekerjaan

Tabel 33. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Analisis Pekerjaan di Unit Sortasi

Indikator Permasalahan Skor Rataan Penilaian Pedoman atau petunjuk kerja telah ada 3,87 Setuju Pedoman kerja sudah jelas 3 Cukup setuju Tugas dan tanggung jawab kerja sudah jelas 3 Cukup setuju Pedoman kerja telah sesuai dengan pengetahuan, kemampuan dan keahlian

3 Cukup setuju

Atasan telah memberikan bimbingan dalam melaksanakan pekerjaan

2,88 Cukup setuju

Tugas dan tanggung jawab telah sesuai dengan kemampuan dengan pekerjaan

3 Cukup setuju

Tugas dan kewajiban telah dilaksanakan sesuai dengan pedoman kerja

3,5 Setuju

Kemampuan dan keterampilan telah sesuai dengan kemampuan

3 Cukup setuju

Pengetahuan dan pendidikan yang dimiliki sudah memenuhi kualifikasi pekerjaan

3,63 Setuju

Kemampuan untuk menangkap adanya penyimpangan atau hambatan dengan segera mengambil keputusan

3 Cukup setuju

Pelatihan dan kursus telah rutin dilakukan 2,75 Cukup setuju Pelatihan dan kursus telah sesuai dengan tugas dan pekerjaan

3 Cukup setuju

Rata-rata 3,14 Cukup setuju

Penilaian analisis permasalahan yang dihadapi unit sortasi

sebagian besar berindikasi pada penilaian cukup baik. Tabel 33.

menunjukkan karyawan telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab

sesuai dengan pedoman kerja. Selain itu, karyawan menilai

pengetahuan dan pendidikan yang dimiliki sudah memenuhi kualifikasi

pekerjaan sekarang. Penilaian terendah terdapat pada pelatihan kerja

karyawan karena pelatihan hanya dilakukan pada dua kali dalam satu

tahun yaitu pelatihan penyegaran (internal) dan pelatihan in house

training (internal).

4.8.2. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kondisi Pekerjaan

Responden pada unit sortasi menilai bahwa kondisi kerja pada

unit sortasi berindikasi cukup baik berdasarkan nilai skor rata-rata

sebesar 2,94. Nilai terendah terdapat pada kerja lembur. Berdasarkan

wawancara dengan mandor sortasi, adanya lembur pada saat produksi

Page 69: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

meningkat sering dikeluhkan oleh karyawan karena jumlah insentif

yang diberikan menurut karyawan sangat kecil.

Tabel 34. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kondisi Pekerjaan di Unit Sortasi

Indikator Permasalahan Skor Rataan Penilaian Kelengkapan sarana telah memadai 3 Cukup setuju Kondisi dan lingkungan kerja mendukung pekerjaan dan tugas yang dilakukan

3 Cukup setuju

Lembur dilakukan jika produksi meningkat 2,63 Cukup setuju Rotasi pekerjaan antar karyawan telah sesuai 3 Cukup setuju Jumlah karyawan telah sesuai 3 Cukup setuju Pada saat produksi meningkat diperlukan tambahan karyawan

2,75 Cukup setuju

Penempatan kerja telah sesuai dengan kemampuan, keahlian dan pendidikan

3,13 Cukup setuju

Hubungan kerjasama antara karyawan dengan atasan telah dilakukan dengan baik

3 Cukup setuju

Rata-rata 2,94 Cukup setuju

4.8.3. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kinerja

Permasalahan kinerja pada unit sortasi dinilai cukup baik. Hal

tersebut terlihat dari nilai tertinggi yaitu pada ketelitian karyawan dalam

bekerja. Nilai skor rataan mengenai permasalahan kinerja dapat dilihat

pada Tabel 35.

Tabel 35. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kinerja di Unit Sortasi

Indikator Permasalahan Skor Rataan Penilaian Jam kerja telah sesuai dengan beban kerja 3 Cukup setuju Tugas dan pekerjaan telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan pedoman

3,5 Setuju

Atasan telah puas terhadap penyelesaian tugas

3,13 Cukup setuju

Beban kerja telah sesuai dengan kemampuan

3 Cukup setuju

Evaluasi beban kerja telah dilakukan 3,5 Cukup setuju Kemampuan adaptasi terhadap perubahan dan ide-ide baru

3 Cukup setuju

Evaluasi pekerjaan rutin dilakukan 3 Cukup setuju Kemampuan mengenali masalah dan mencari solusi

3 Cukup setuju

Ketelitian dalam menjaga kualitas pekerjaan

3,63 Setuju

Kemampuan membuat keputusan yang tepat dalam bekerja

3 Cukup setuju

Rata-rata 3,18 Cukup setuju

Page 70: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

4.8.4. Analisis Permasalahan yang Dihadapi Unit Sortasi

Pada unit sortasi diperlukan ketelitian karyawan dalam

melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan pedoman yang telah

ditetapkan. Disamping itu, pada unit ini diperlukan karyawan yang

memiliki kemampuan mengoperasikan mesin sortasi sehingga mesin

dapat berjalan sebagaimana mestinya. Oleh karena tuntutan hal tersebut,

terdapat beberapa permasalahan yang perlu ditangani oleh pihak PT.

Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas yaitu kurangnya pelatihan,

insentif yang kecil, serta kurangnya koordinasi antara atasan dan

bawahan.

4.8.5. Pengukuran beban Kerja I

Pada unit sortasi dapat diketahui bebagai macam jenis teh

berdasarkan tingkat kualitas jenis teh. Hampir semua pekerjaan

dilakukan oleh mesin. Bubuk teh yang telah dipisahkan berdasarkan

jenisnya, dari mesin akan masuk ke botong yaitu seperti drum yang

fungsinya menampung bubuk teh untuk selanjutnya dilakukan

penimbangan dan diteruskan ke bagian pengepakan. Rincian deskripsi

pekerjaan pada unit sortasi dapat dilihat pada Tabel 36.

Tabel. 36. Pengukuran Beban Kerja I No Rincian Tugas Produk/Hasil Frekuensi dalam

1 Tahun 1.

2.

3.

4. 5.

6.

7.

Mengoperasikan mesin sortasi Melaksanakan sortasi teh kering sesuai dengan skema sortasi yang ditetapkan Menyerahkan hasil sortasi kepada mandor sortasi dan mandor besar untuk diperiksa dan ditimbang Menyimpan hasil sortasi kedalam peti miring Menjaga hygienitas mesin atau alat-alat dan ruangan Menangani debu dan bubuk hasil sortasi agar tidak mencemari lingkungan Bertanggung jawab kepada Mandor sortasi

Mesin berjalan sebagaimana harusnya Memisahkan fraksi kasar dan halus, memisahkan serat dan bubuk teh Mengetahui jumlah total bubuk teh berdasarkan jenis masing-masing Menyiapkan bubuk teh yang akan di pak Menjaga agar bubuk teh tetap baik Menghindari pencemaran lingkungan Laporan kepada mandor sortasi

870 kali

870 kali

2030 kali

2320 kali

290 kali

870 kali

290 kali

Page 71: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

4.8.6. Pengukuran Beban Kerja II

Sortasi merupakan proses pemilihan jenis teh berdasarkan

mutu masing-masing. Adapun rincian proses sortasi mulai dari

mengoperasikan mesin sortasi tiga kali dalam satu hari, mengamati

jalannya mesin sortasi tiga kali per hari dengan perhitungan dua jam

satu kali, menyerahkan laporan kepada mandor besar hasil timbangan

untuk diperiksa kembali tujuh kali per hari, menyimpan hasil sortasi ke

peti miring delapan kali per hari, menjaga hygienitas rungan, mesin,

dan alat-alat sortasi delapan kali per hari, menangani limbah debu

sebanyak tiga kali per hari serta memberikan laporan kepada mandor

Sortasi sebanyak satu kali per hari. Rincian PBK II dapat dilihat pada

Lampiran 3.

4.8.7. Pengukuran beban Kerja III

Tabel. 37. Pengukuran Beban Kerja III No. Produk/

Hasil Beban Kerja

1. 2.

3.

4.

5. 6. 7.

Mesin dapat berjalan dengan baik Memisahkan fraksi kasar dan halus serta memisahkan serat dan bubuk teh Mengetahui jumlah total bubuk teh berdasarkan jenis masing-masing Menyiapkan bubuk teh yang akan di pak Menjaga agar bubuk teh tetap baik Menghindari pencemaran lingkungan Laporan harian

652,5 2610

2375,1

2320

1450 217,5 95,7

Jumlah 9720,8

Berdasarkan PBK III diketahui bahwa jumlah beban kerja pada

unit sortasi sebanyak 9720,8 beban kerja. Dengan rincian jumlah

karyawan yang ada pada bagian sortasi yaitu sebanyak delapan orang

dengan enam orang KHT dan dua orang KHL maka, untuk mengetahui

jumlah karyawan yang efektif dan efisien dilakukan perhitungan

sebagai berikut :

Unit Sortasi = 9720,8 = 4,78

2030

Page 72: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Hasil perhitungan tersebut merupakan jumlah karyawan yang

efektif dan efisien untuk unit sortasi. Berdasarkan pembulatan maka

karyawan yang efektif dan efisien sebanyak lima orang. Berarti terjadi

kelebihan karyawan sebanyak tiga orang. Rincian lampiran PBK III

dapat dilihat pada tabel berikut.

4.9. Unit Pengepakan

Proses pengepakan merupakan proses akhir dalam suatu produksi.

Proses pengepakan teh diawali dengan mengeluarkan kelas mutu teh yang

dipilih dari tea bins (peti piring), kemudian dengan bantuan belt conveyer

dimasukkan ke dalam tea bulker, setelah keluar dari tea bulker, teh siap

dikemas dengan paper sack (kantong kertas). Lalu dipadatkan dengan tea bag

packer dan dipress dengan bag shaver hingga mencapai ketebalan 20 cm.

4.9.1. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Analisis Pekerjaan

Tabel 38. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Analisis Pekerjaan di Unit Pengepakan

Indikator Permasalahan Skor Rataan Penilaian Pedoman atau petunjuk kerja telah ada 4 setuju Pedoman kerja sudah jelas 3 Cukup setuju Tugas dan tanggung jawab kerja sudah jelas 3,2 Cukup setuju Pedoman kerja telah sesuai dengan pengetahuan, kemampuan dan keahlian

3 Cukup setuju

Atasan telah memberikan bimbingan dalam melaksanakan pekerjaan

3,2 Cukup setuju

Tugas dan tanggung jawab telah sesuai dengan kemampuan dan keahlian

3 Cukup setuju

Tugas dan kewajiban telah dilaksanakan sesuai dengan pedoman kerja

3,8 Setuju

Kemampuan dan keterampilan telah sesuai dengan pekerjaan

3 Cukup setuju

Pengetahuan dan pendidikan yang dimiliki sudah memenuhi kualifikasi pekerjaan

3,6 Setuju

Kemampuan untuk menangkap adanya penyimpangan atau hambatan dengan segera mengambil keputusan

3 Cukup setuju

Pelatihan dan kursus telah rutin dilakukan 2,8 Cukup setuju Pelatihan dan kursus telah sesuai dengan tugas dan pekerjaan

3 Cukup setuju

Rata-rata 3,22 Cukup Setuju

Tabel 38. Menunjukkan persepsi responden terhadap

permasalahan analisis pekerjaan di unit pengepakan berindikasi pada

Page 73: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

penilaian cukup baik. Sama halnya pada unit sortasi penilaian terendah

untuk permasalahan mengenai analisis pekerjaan terdapat pada

kurangnya pelatihan mengenai pengepakan.

4.9.2. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kondisi Pekerjaan Tabel 39. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kondisi

Pekerjaan di Unit Pengepakan Indikator Permasalahan Skor Rataan Penilaian

Kelengkapan sarana telah memadai 3 Cukup setuju Kondisi dan lingkungan kerja mendukung pekerjaan dan tugas yang dilakukan

2,8 Cukup setuju

Lembur dilakukan jika produksi meningkat 3,6 Setuju Rotasi pekerjaan antar karyawan telah sesuai 3 Cukup setuju Jumlah karyawan telah sesuai 3 Cukup setuju Pada saat produksi meningkat diperlukan tambahan karyawan

3,6 Setuju

Penempatan kerja telah sesuai dengan kemampuan, keahlian dan pendidikan

2,8 Cukup setuju

Hubungan kerjasama antara karyawan dengan atasan telah dilakukan dengan baik

3 Cukup setuju

Rata-rata 3,1 Cukup setuju

Persepsi responden terhadap permasahan kondisi kerja pada unit

pengepakan yaitu kondisi dan lingkungan kerja yang kurang nyaman,

dan penempatan kerja yang masih belum sesuai dengan kemampuan,

keahlian dan pendidikan karyawan. Rincian nilai skor rataan untuk

permasalahan kondisi perkerjaan pada unit pengepakan dapat dilihat

pada Tabel 39.

4.9.3. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kinerja

Persepsi responden terhadap permasalahan kinerja di unit

pengepakan dinilai cukup baik. Karyawan menilai cara kerja saat ini

telah baik dan ketelitian dalam menjaga kualitas pekerjaan juga dinilai

telah baik. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 39.

Page 74: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Tabel 39. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kinerja di Unit Pengepakan

Indikator Permasalahan Skor Rataan Penilaian Jam kerja telah sesuai dengan beban kerja 3 Cukup setuju Tugas dan pekerjaan telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan pedoman

3,6 Setuju

Atasan telah puas terhadap penyelesaian tugas

3 Cukup setuju

Beban kerja telah sesuai dengan kemampuan

3 Cukup setuju

Evaluasi beban kerja telah dilakukan 3 Cukup setuju Kemampuan adaptasi terhadap perubahan dan ide-ide baru

3 Cukup setuju

Evaluasi pekerjaan rutin dilakukan 3,6 Setuju Kemampuan mengenali masalah dan mencari solusi

3 Cukup setuju

Ketelitian dalam menjaga kualitas pekerjaan

3,8 Setuju

Kemampuan membuat keputusan yang tepat dalam bekerja

3 Cukup setuju

Rata-rata 3,2 Cukup setuju

4.9.1. Analisis Permasalahan yang Dihadapi Unit Pengepakan

Pengepakan merupakan proses akhir dalam suatu produksi.

Keahlian, ketelitian, dan keterampilan karyawan dalan proses

pengepakan sangat penting. Pada akhirnya, dengan kemasan yang baik

dan menarik akan menentukan tingkat penjualan teh. Peningkatan

mutu dapat berhasil bila dilakukan pelatihan yang rutin namun pada

unit pengepakan pelatihan masih khusus untuk pengepakan masih

kurang, begitu pula dengan kondisi kerja yang dirasa kurang nyaman

karena bersatu dengan gudang penyimpanan sementara teh yang sudah

dikemas. Berdasarkan hasil wawancara dengan mandor pengepakan

dan seorang karyawan bagian pengepakan yaitu kurangnya perhatian

dari pihak atasan dan juga masih rendahnya gaji bagi karyawan.

4.9.5. Pengukuran Beban Kerja I

Unit pengepakan merupakan unit terakhir dalam proses

produksi. Pada unit pengepakan terdapat beberapa tahapan yang harus

dilakukan sebelum sampai pada tahap penyusunan paper sack di

gudang. Tahapan tersebut terdapat pada Tabel. 40.

Page 75: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Tabel. 40. Pengukuran Beban Kerja I No Rincian Tugas Produk/Hasil Frekuensi

dalam 1 Tahun

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Mempersiapkan paper sack atau karung sesuai dengan rencana pengepakan Mempersiapkan teh dalam bulker siap untuk dipak Mengoperasikan mesin pengepakan dan mengambil teh untuk contoh Menyusun paper sack atau karung hasil pengepakan sesuai aturan penyimpanan papersack atau karung yang ditetapkan Menjaga dan memelihara mesin atau alat-alat dan ruangan pengepakan Bertanggung jawab kepada mandor pengepakan

Paper sack yang sesuai dengan standar Teh siap untuk di pak Teh siap untuk diberi kode berdasarkan kualitas teh Memudahkan pengambilan teh berdasarkan kualitas dari gudang Menjaga hygienitas teh yang telah di pak Laporan kepada mandor pengepakan

2320 kali

2900 kali

2320 kali

2320 kali

870 kali

290 kali

4.9.6. Pengukuran Beban Kerja II

Proses pengepakan terdiri dari beberapa job description yang

telah ditetapkan. Adapun rincian dari unit pengepakan antara lain yaitu

mulai dari memilih paper sack untuk menghindari kebocoran atau

sobekan pada paper sack sebanyak delapan kali dalam satu hari,

menyiapkan teh dalam bulker 100 kali per hari, mengoperasikan mesin

pengepakan delapan kali per hari, menyusun paper sack yang telah di

cap sesuai dengan jenis mutu teh ke dalam gudang delapan kali per hari,

menjaga dan memelihara kebersihan mesin dan alat-alat pengepakan

tiga kali per hari, serta bertanggung jawab kepada mandor pengepakan

satu kali per hari. Rincian PBK II dapat dilihat pada Lampiran 3.

4.9.7. Pengukuran Beban Kerja III

Unit pengepakan memiliki delapan orang karyawan yang terdiri

dari enam KHT dan dua KHL. Berdasarkan perhitungan PBK III,

diketahui bahwa jumlah beban kerja pada unit pengepakan yaitu sebesar

14.064 beban kerja. Untuk mengetahui jumlah karyawan yang efektif

dan efisien dilakukan perhitungan sebagai berikut:

Page 76: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Unit Pengepakan = 14.064 = 6,92

2030

Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat diketahui bahwa

karyawan yang efektif dan efisien bagi unit pengepakan yaitu sebanyak

tujuh orang. Hal ini berarti bahwa unit pengepakan kelebihan satu

karyawan agar dapat mengoptimalkan pekerjaannya. Rincian PBK III

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel. 41. Pengukuran Beban Kerja III No. Produk/

Hasil Beban Kerja

1.

2. 3. 4. 5. 6.

Memilik paper sack yang sesui dengan standar Teh siap untuk di pak Teh diberi kode berdasarkan kualitas masing-masing Memudahkan pengambilan teh dari gudang Menjaga hygienitas teh yang telah di pak Laporan harian

185,6

1450 393,4

9280 2610

145

Jumlah 14064

5.1. Implikasi Manajerial

Pembahasan mengenai persepsi responden untuk mengetahui berbagai

permasalahan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, kondisi kerja dan

kinerja pada masing-masing unit divisi produksi PT Perkebunan Nusantara

VIII Gunung Mas. Selain untuk mengetahui permasalahan pada tiap unit divisi

produksi juga memberikan solusi sebagai bahan pertimbangan bagi PT.

Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas untuk meningkatkan produktivitas

kerja karyawan.

5.1.1. Permasalahan pada Unit Meber

Berdasarkan hasil dari pembahasan permasalahan pada unit Meber

dapat diperoleh solusi sebagai berikut:

a. Analisis pekerjaan. Permasalahan yang berkaitan dengan analisis

pekerjaan pada unit meber berdasarkan penelitian diketahui dalam

hal ini hampir tidak terjadi permasalahan yang berat. Karyawan

menilai pedoman kerja, tugas dan tanggung jawab, dinilai baik

Page 77: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

karena telah sesuai dengan kemampuan dan keterampilan masing-

masing karyawan. Analisis juga dilakukan dengan wawancara

kepada mandor unit meber dan diketahui bahwa walaupun deskripsi

pekerjaan yang diberikan sudah jelas namun masih ada karyawan

yang mengerjakan lebih dari satu macam pekerjaan diluar tanggung

jawabnya. Adapun solusi untuk permasalahan tersebut adalah

mengevaluasi ulang pelaksanaan kerja dengan memisahkan tugas

dan tanggung jawab masing-masing karyawan sehingga tidak terjadi

tumpang tindih pekerjaan dengan menghitung beban kerja dan

kemudian membagi beban kerja secara merata sesuai dengan

kompetensi karyawan.

b. Kondisi kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi kerja

pada unit meber dinilai baik. Berbagai kelengkapan sarana kerja,

lingkungan kerja, dan hubungan sesama rekan kerja maupun atasan

telah dinilai baik. Kondisi kerja yang telah berlangsung lama

merupakan suatu kebiasaan yang dinilai tidak ada permasalahan.

Padahal bila ditelusuri lebih lanjut seperti tugas mengangkat pucuk

daun teh dari truk ke WT (Withering Through) dapat menyebabkan

permasalahan bagi fisik karyawan tersebut. Solusi untuk

permasalahan tersebut adalah menyediakan alat untuk memindahkan

pucuk daun teh dari truk ke WT sehingga tidak memerlukan banyak

tenaga manusia.

c. Kinerja. Persepsi responden menunjukkan bahwa pada unit meber

permasalahan kinerja hampir tidak ada karena berdasarkan persepsi

responden kinerja pada unit meber telah dinilai baik. Walaupun

demikian tidak menutup kemungkinan bagi perusahaan untuk terus

meningkatkan kinerja karyawannya dengan mengadakan berbagai

pelatihan yang dilaksanakan secara rutin baik yang diselenggarakan

oleh perusahaan sendiri maupun oleh pihak luar. Pelatihan yang

diharapkan rutin dilaksanakan yaitu in house training (internal)

mengenai pengolahan teh dan pelatihan ESQ untuk meningkatkan

motivasi kerja karyawan

Page 78: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

5.1.2. Beban Kerja Unit Meber

Pekerjaan yang efisien dan efektif dapat meningkatkan kinerja

karyawan. Hal tersebut tidak terlepas dari beban kerja yang diberikan

oleh pihak perusahaan. Berdasarkan persepsi responden karyawan

unit meber dan wawancara dengan mandor meber diketahui bahawa

pada saat kondisi hasil produksi pucuk daun teh basah rata-rata

10.670,833 kg/hari, beban kerja di unit meber dinilai ringan, karena

nilai tersebut jauh dari target perusahaan yaitu sebesar ± 20.000

kg/hari. Untuk pemecahan masalah tersebut yaitu perusahaan harus

mengevaluasi ulang target perusahaan dan peramalan permintaan

konsumen yang telah ditetapkan sebelumnya.

5.1.3. Jumlah karyawan yang efisien di Unit Meber

Optimalisasi kerja dapat dilakukan bila jumlah karyawan sesuai

dengan jumlah beban kerja. Berdasarkan hasil perhitungan

menggunakan Pengukuran Beban Kerja I ( PBK I), PBK II, dan PBK

III, diketahui bahwa jumlah karyawan yang efisien untuk unit meber

yaitu sebanyak lima orang karyawan dari delapan orang karyawan

yang sudah ada. Hal tersebut berarti pada unit meber memiliki

kelebihan jumlah karyawan sebanyak tiga orang. Solusi untuk

permasalahan tersebut adalah meliburkan Karyawan Harian Lepas

(KHL) sampai menunggu hasil produksi kembali meningkat. KHL

merupakan karyawan tidak tetap yang bekerja berdasarkan kontrak

kerja. KHL hanya akan dipekerjaan bila produksi meningkat.

Berdasarkan kondisi dilapangan banyak KHL yang bekerja walaupun

produksi teh sedang menurun. Untuk itu diperlukan ketegasan dari

pihak atasan untuk mengoptimalkan jumlah karyawan berdasarkan

tingkat produksi yang sedang berlangsung.

5.1.4. Permasalahan pada Unit Pelayuan

a. Analisis pekerjaan. Sama halnya dengan unit meber pada unit

pelayuan tidak terdapat permasalahan yang berat hal tersebut

diketahui berdasarkan skor rataan yang tertinggi yaitu pedoman,

Page 79: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

tugas, dan tanggung jawab karyawan telah baik. Walaupun secara

umum permasalahan pada unit pelayuan hampir tidak ada,

perusahaan harus tetap memberikan motivasi bagi peningkatan

kinerja karyawannya. Bila dilihat berdasarkan nilai yang terendah

yaitu atasan yang kurang memberikan bimbingan dalam

melaksanakan pekerjaan, maka perusahaan dalam hal ini atasan dari

karyawan unit pelayuan mulai dari sinder sebagai kepala pabrik,

mandor unit pelayuan dan mandor besar basah perlu untuk lebih

memberikan bimbingan kepada bawahan sehingga terjadinya

hubungan yang baik antara karyawan dengan atasannya. Hubungan

komunikasi yang kurang antara atasan dan bawahan karena shift

kerja yang ditetapkan pada unit pelayuan sehingga tidak semua

karyawan dapat berinteraksi langsung dengan atasannya, untuk itu

perlu dilakukan evaluasi ulang mengenai shift jam kerja.

b. Kondisi Pekerjaan. Persepsi responden terhadap kondisi kerja pada

unit pelayuan berdasarkan skor rataan dinilai baik. Namun bila

dilihat dari skor yang terendah yaitu adanya lembur jika produksi

meningkat dinilai cukup baik. Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti

melakukan wawancara kepada pihak mandor pelayuan, atas

penilaian terhadap waktu lembur. Ternyata diketahui bahwa pada

saat produksi meningkat dan dilakukan kerja lembur, insentif yang

diberikan kurang memadai. Oleh karena itu, solusi yang berkaitan

dengan kerja lembur yaitu adanya penyesuaian insentif dengan

waktu kerja lembur yang dilakukan.

c. Kinerja. Pembahasan mengenai kinerja berdasarkan rata-rata skor

rataan pada unit pelayuan dinilai baik. Skor rataan nilai terendah

berada pada permasalahan jam kerja dengan beban kerja yang dinilai

cukup baik. Pada saat kondisi beban kerja meningkat karyawan harus

lebih meningkatkan kinerja karena terkait dengan jam kerja yang

diberikan maupun dengan jumlah pesanan teh yang harus segera

dipenuhi. Solusi untuk permasalahan tersebut yaitu, adanya

Page 80: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

penyesuaian antara beban kerja dengan waktu yang diberikan

perusahaan untuk menyelesaikan pekerjaan.

5.1.5. Beban Kerja Unit Pelayuan

Dalam hal tempat kerja pada unit meber dan unit pelayuan

berada pada satu tempat yang sama. Hal yang membedakannya yaitu

jam kerja. Karyawan unit pelayuan akan bekerja setelah unit

pemeberan selesai melaksanakan tugasnya. Karyawan unit pelayuan

dapat bekerja di luar jam biasa karyawan bekerja, mulai dari malam

hari sampai pada keesokan harinya. Hal tersebut karena proses

pelayuan yang memakan waktu hingga 14 jam. Meskipun demikian

waktu efektif bekerja untuk masing-masing karyawan tetap tujuh

jam per hari, karena hanya pada unit pelayuan dilakukan shift kerja.

Berdasarkan hasil persepsi responden dan perhitungan beban kerja,

maka diketahui bahwa beban kerja unit pelayuan dinilai ringan. Oleh

karena itu, pihak manajemen harus tetap memotivasi karyawan agar

terus meningkatnya kinerjanya walaupun kondisi produksi sedang

menurun.

5.1.6. Jumlah karyawan yang efisien di Unit Pelayuan

Jumlah karyawan pada unit pelayuan sebanyak delapan orang.

enam diantaranya Karyawan Harian Tetap (KHT) dan dua orang

Karyawan Harian Lepas (KHL). Berdasarkan hasil perhitungan

jumlah karyawan yang efesien untuk unit pelayuan yaitu sebanyak

empat orang, berarti unit pelayuan memiliki kelebihan karyawan

sebanyak empat orang untuk mengoptimalkan jumlah karyawan

maka dua orang KHL harus diliburkan dan dua orang KHT

dimutasikan untuk sementara waktu ke divisi lain, seperti divisi

afdeling (perkebunan), divisi teknik, divisi TUK maupun divisi agro.

5.1.7. Permasalahan pada Unit Penggilingan dan Oksidasi Enzymatis

a. Analisis pekerjaan. Berdasarkan hasil pembahasan mengenai

permasalahan analisis perkerjaan dinilai cukup baik. Tidak sesuainya

kompetensi karyawan dengan tuntutan perusahaan menyebabkan

Page 81: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

kurang optimalnya output yang diharapkan oleh perusahaan. Solusi

untuk permasalahan tersebut adalah dilakukan pelatihan in house

training (internal) khusus mengenai teknik pemecahan permasalahan

yang berkaitan dengan mesin penggilingan dan oksidasi enzymatis

karena pada ini hampir sebagian besar pekerjaan dilakukan oleh

mesin.

b. Kondisi kerja. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa permasalahan

pada unit penggilingan dan oksidasi enzymatis dinilai cukup baik.

Nilai terendah berada pada kurangnya jumlah karyawan pada saat

produksi meningkat karena mesin penggilingan dan oksidasi

enzymatis yang masih belum canggih sehingga harus selalu diawasi

setiap saat untuk menghindari kerusakan selama berjalannya proses

produksi. Solusi untuk hal tersebut yaitu membagi waktu untuk tiap

karyawan dalam mengawasi mesin. Untuk mengetahui permasalahan

kondisi kerja juga dilakukan wawancara kepada salah satu karyawan

bagian unit penggilingan dan oksidasi enzymatis, berdasarkan

wawancara tersebut ada hal lain yang menunjukkan permasalahan

pada bagian unit ini yaitu bisingnya suara mesin. Sehingga sebagian

karyawan yang berada pada unit penggilingan dan oksidasi

enzymatis cenderung meninggalkan tempat kerja, walaupun hanya

beberapa saat. Padahal mesin harus selalu diawasi setiap saat. Solusi

untuk permasalahan tersebut adalah memberikan peredam suara (ear

protection) sehingga suara mesin tidak terdengar bising. Walaupun

fasilitas ear protection sudah ada namun karyawan pada unit

penggilingan dan oksidasi enzymatis tidak menggunakannya. Hal

tersebut tidak terlepas dari kebiasaan karyawan yang tidak pernah

menggunakan peredam suara untuk mengurangi suara bising dari

mesin.

c. Kinerja. Permasalahan yang berkaitan dengan kinerja dinilai cukup

baik. Bila dilihat dari nilai yang terendah maka permasalahan pada

unit penggilingan dan oksidasi enzymatis yaitu belum sesuainya jam

kerja dengan beban kerja yang diberikan. Hal tersebut tidak terlepas

Page 82: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

dari kondisi yang tidak nyaman sehingga karyawan merasa beban

kerjanya berat, walaupun produksi sedang menurun. Solusi untuk

permasalahan tersebut yaitu menciptakan kondisi kerja yang nyaman

dengan berbagai fasilitas yang memadai sehingga karyawan dapat

terus meningkatkan kinerjanya.

5.1.8. Beban Kerja Unit Penggilingan dan Oksidasi Enzymatis

Responden karyawan unit penggilingan dan oksidasi enzymatis

menilai beban kerja pada kondisi produksi teh basah saat ini sangat

ringan karena sebagian besar pekerjaan dilakukan oleh mesin.

Karyawan akan merasa beban kerjanya berat bila terjadi kerusakan

pada mesin. Oleh karena itu, perusahaan perlu memberikan pelatihan

mengenai pemeliharaan dan perbaikan mesin, sehingga bila terjadi

kerusakan sewaktu-waktu karyawan dapat mengatasi dengan cepat.

Pelatihan in house training mengenai tata cara pengolahan teh yang

baik harus rutin dilakukan minimal tiga kali dalam setahun dan

diikuti oleh seluruh karyawan pada bagian pengolahan.

5.1.9. Jumlah karyawan yang efisien di unit Penggilingan dan oksidasi

enzymatis

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah karyawan yang efisien di

unit penggilingan dan oksidasi enzymatis adalah sebanyak dua

orang. Berarti terjadi kelebihan jumlah karyawan sebanyak tiga

orang karena jumlah karyawan saat ini berjumlah lima orang yang

terdiri dari empat orang KHT dan satu orang KHL. Oleh karena itu,

pihak manajemen harus meliburkan satu karyawan KHL dan

memindahkan dua orang KHT ke divisi lain.

5.1.10. Permasalahan pada Unit Pengeringan

a. Analisis pekerjaan. Berdasarkan hasil pembahasan mengenai

permasalahan yang terjadi pada unit pengeringan memiliki nilai rata-

rata cukup baik. Hal tersebut terlihat dari nilai skor rataan tertinggi

terdapat pada tugas atau pedoman kerja telah ada begitu pula pada

kemampuan dan keterampilan telah sesuai dengan pekerjaan.

Page 83: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Meskipun demikian motivasi kerja karyawan perlu terus ditingkatkan

karena kondisi kerja yang kurang memadai. Solusi untuk

peningkatan kemampuan kerja karyawan yaitu memberikan

pelatihan yang sesui dengan bidang kerja pada bagian pengeringan.

b. Kondisi kerja. Sama halnya dengan unit penggilingan dan oksidsi

enzymatis responden menilai kondisi kerja dan lingkungan tidak

nyaman karena mesin-mesin pengeringan mengeluarkan suhu udara

yang cukup panas. Sehingga sebagian besar karyawan tidak berada

ditempat untuk mengawasi jalannya mesin maupun mengatur suhu

mesin. Padahal seharusnya mesin-mesin tersebut harus selalu

diawasi setiap saat. Solusi untuk permasalahan tersebut adalah

dilakukannya shift untuk mengatur jumlah karyawan yang harus

selalu berada di tempat.

c. Kinerja. Permasalahan pada unit pengeringan mengenai kinerja

berdasarkan hasil pembahasan dinilai cukup baik. Berdasarkan skor

nilai terendah terdapat pada jam kerja dengan jumlah beban kerja.

Walaupun pada unit pengeringan tidak diperlukan penambahan

karyawan karena sebagian besar pekerjaan dilakukan oleh mesin

namun karyawan merasa beban kerjanya berat karena dipengaruhi

oleh kondisi lingkungan kerja yang tidak nyaman. Oleh karena itu

perusahaan perlu memberikan fasilitas pelindung kerja bagi

karyawan unit pengeringan yaitu bagi karyawan harus menggunakan

baju anti panas sehingga pengawasan terhadap mesin-mesin

pengeringan maupun pengaturan suhu inlet dan outlet dapat terus

berjalan walaupun dalam suasana kerja yang kurang mendukung

karena teknologi yang digunakan masih belum canggih.

5.1.11. Beban Kerja Unit Pengeringan

Sama seperti unit penggilingan dan oksidasi enzymatis. Pada

unit pengeringan sebagian besar pekerjaan dilakukan oleh mesin.

Berdasarkan persepsi dan perhitungan beban kerja pada unit

pengeringan dinilai ringan, namun pada kondisi dilapangan tugas

Page 84: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

pada unit pengeringan dirasakan berat karena bekerja pada kondisi

lingkungan yang panas dan bising sehingga tugas utama dari unit

pengeringan yaitu mengatur kendali suhu inlet (udara panas masuk)

dan outlet (udara panas keluar) kurang optimal.

5.1.12. Jumlah karyawan yang efisien di Unit Pengeringan

Unit pengeringan memiliki jumlah karyawan sebanyak lima

orang. tiga KHT dan dua KHL. Hasil perhitungan menunjukkan

bahwa jumlah karyawan yang efisien untuk unit pengeringan

sebanyak empat orang. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pada

unit pengeringan terjadi kelebihan karyawan sebanyak satu orang

orang. Oleh karena itu, satu orang KHL harus diliburkan.

5.1.13. Permasalahan pada Unit Sortasi

a. Analisis pekerjaan. Permasalahan mengenai analisis pekerjaan pada

unit sortasi yaitu kurangnya pelatihan, bahkan berdasarkan

wawancara yang dilakukan pada karyawan sortasi pelatihan yang

yang rutin dilakukan setahun sekali yaitu pelatihan penyegaran

(internal) ketika akan dilakukan audit HACCP. Namun pelatihan

tersebut hanya bersifat umum, bukan pada bidang tugas masing-

masing unit. Solusi untuk permasalahan tersebut yaitu memberikan

pelatihan secara rutin mengenai pengolahan teh yang baik dan benar

sehingga karyawan dapat lebih meningkatkan kemampuan kerjanya.

b. Kondisi kerja. Responden pada unit sortasi menilai bahwa kondisi

kerja pada unit sortasi cukup baik. Berdasarkan nilai skor rataan

penilaian terendah ada pada kerja lembur. Berdasarkan wawancara

yang dilakukan kepada mandor sortasi, adanya lembur pada saat

produksi meningkat sering dikeluhkan oleh karyawan unit sortasi,

karena jumlah insentif tidak sesuai dengan jam kerja lembur. Solusi

untuk permasalahan tersebut adalah mengevaluasi kembali jam kerja

lembur dengan uang insentif yang harus diberikan.

c. Kinerja. Permasalahan kinerja pada unit sortasi dinilai cukup baik.

Hal tersebut terlihat dari nilai tertinggi yaitu pada ketelitian

Page 85: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

karyawan dalam bekerja sedangkan nilai terendah ada pada kepuasan

atasan atas penyelesaian kerja oleh karyawan. Solusi untuk nilai

terendah yaitu adanya koordinasi yang baik antara atasan dan

bawahan sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan.

5.1.14. Beban Kerja Unit Sortasi

Deskripsi pekerjaan unit sortasi paling banyak diantara unit-

unit yang lain, mulai dari mengoperasikan mesin sortasi,

melaksanakan sortasi teh kering sesuai dengan skema sortasi yang

ditetapkan, menyerahkan hasil sortasi kepada mandor sortasi dan

mandor besar untuk diperiksa dan ditimbang, menyimpan hasil

sortasi kedalam peti miring, menjaga hygienitas mesin atau alat-alat

dan ruangan, menangani debu dan bubuk hasil sortasi agar tidak

mencemari lingkungan dan bertanggung jawab kepada Mandor

sortasi. Namun demikian, untuk produksi basah di bawah ± 12.000

kg, beban kerja dirasakan ringan. Oleh karena itu, perusahaan harus

terus meningkatkan kinerja karyawan sehingga bila produksi telah

selesai sebelum jam kerja berakhir. Karyawan masih dapat

melakukan tugas yang lain sehingga efektifitas kerja karyawan dapat

optimal.

5.1.15. Jumlah karyawan yang efisien di Unit Sortasi

Unit sortasi memiliki jumlah karyawan sebanyak delapan

orang. enam orang KHT dan dua orang KHL. Perhitungan PBK III,

menunjukkan bahwa unit sortasi memiliki kelebihan karyawan

sebanyak tiga orang. Untuk mengefisiensikan jumlah karyawan

maka perusahaan harus meliburkan dua orang KHL dan

memindahkan satu karyawan KHT ke divisi lain, seperti divisi

teknik, divisi TUK, divisi afdeling maupun divisi agrowisata.

5.1.16. Permasalahan pada Unit Pengepakan

a. Analisis pekerjaan. Permasalahan pada unit pengepakan berdasarkan

skor rataan telah dinilai cukup baik. Berdasarkan nilai terendah

berada pada pelatihan dan kursus yang telah dilakukan. Karyawan

Page 86: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

merasa perlu dilakukan lebih banyak pelatihan karena keterampilan,

kemampuan dan pengetahuan masih terbatas. Seperti diketahui

bahwa rata-rata pendidikan pada divisi produksi yaitu SD (Sekolah

Dasar). Solusi untuk permasalahan tersebut yaitu harus dilakukannya

pelatihan maupun kursus-kursus sehingga kemampuan dan

keterampilan karyawan dapat meningkat. Pelatihan yang harus rutin

dilakukan yaitu in house training untuk meningkatkan kemampuan

kerja karyawan dan bila dimungkinkan karyawan yang pendidikan

terakhirnya SD dilakukan sekolah kejar paket B.

b. Kondisi kerja. Berdasarkan nilai skor rataan terendah permasalahan

pada unit pengepakan adalah kondisi dan lingkungan pekerjaan yang

dirasakan masih kurang dan penempatan kerja yang masih belum

sesuai dengan kemampuan, keahlian, dan pendidikan karyawan.

Solusi untuk permasalahan tersebut yaitu perlu dilakukan

peningkatan atas fasilitas kerja dan juga dilakukan rekruitmen secara

profesional dalam mencari karyawan baru bukan berdasarkan adanya

orang dalam.

c. Kinerja. Permasalahan yang ada pada unit pengepakan mengenai

kinerja dinilai cukup baik. Hasil wawancara yang dilakukan kepada

mandor dan seorang karyawan bagian pengepakan yaitu kurangnya

perhatian dari pihak atasan dan juga masih rendahnya gaji bagi

karyawan. Solusi untuk permasalahan tersebut yaitu atasan

memberikan perhatian yang lebih kepada karyawannya dengan lebih

banyak berinteraksi serta berkomunikasi dengan bawahannya

sehingga karyawan dapat meningkatkan kinerjanya.

5.1.17. Beban Kerja Unit Pengepakan

Berdasarkan hasil pembahasan mengenai beban kerja hampir

semua unit pada divisi produksi menilai bahwa beban kerja pada saat

kondisi produksi teh basah 10.670,833 kg/hari berindikasi ringan.

Oleh karena itu, pihak perusahaan harus memberikan solusi untuk

mengefektifkan karyawan pada saat jumlah produksi menurun.

Page 87: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Perusahaan juga perlu melakukan perputaran kerja antar karyawan,

sehingga tidak terjadi kejenuhan kerja yang dapat menurunkan

kinerja karyawan.

5.1.18. Jumlah karyawan yang efisien di Unit Pengepakan

Karyawan pada unit pengepakan yang efisien berdasarkan

perhitungan yaitu sebanyak tujuh orang. Oleh karena itu, unit

pengepakan memiliki kelebihan karyawan sebanyak satu orang

karena jumlah seluruh karyawan pada saat ini berjumlah delapan

orang. Enam orang KHT dan dua orang KHT. Perusahaan harus

meliburkan salah satu orang KHL sehingga jumlah kinerja karyawan

akan optimal.

Page 88: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

V. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

1. Permasalahan yang terjadi pada unit meber yaitu karyawan belum

melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab masing-masing.

Permasalahan lain yaitu belum rutinnya pelatihan mangenai pembeberan

pucuk daun teh, dikarenakan pengalaman kerja yang telah berlangsung

secara turun-temurun sehingga pelatihan untuk peningkatan pengetahuan

maupun keterampilan kerja karyawan belum optimal.

2. Permasalahan pada unit pelayuan yaitu kurangnya bimbingan dari atasan

dikarenakan shift kerja yang berbeda antara mandor dengan karyawan,

sedangkan insentif lembur yang belum memadai dikarenakan proses

produksi pada bagian pelayuan yang memerlukan waktu cukup lama.

3. Permasalahan pada unit penggilingan dan oksidasi enzymatis yaitu

pelaksanaan in house training yang belum rutin dilakukan. Adapun

permasalahan lain yaitu kondisi lingkungan kerja yang kurang nyaman,

dalam hal ini dikarenakan suara bising dari mesin. Walaupun perusahaan

telah menyediakan pelindung kerja seperti peredam kerja (ear protection)

namun karyawan pada unit penggilingan dan oksidasi enzymatis tidak

menggunakan alat pelindung kerja tersebut.

4. Permasalahan unit pengeringan yaitu kondisi lingkungan kerja yang panas

dan bising disebabkan oleh kondisi mesin yang sudah tua.

5. Permasalahan unit sortasi yaitu kemampuan, keterampilan dan

pengetahuan yang terbatas disebabkan oleh kurangnya pelatihan mengenai

pengolahan teh atau in house training.

6. Permasalahan unit pengepakan yaitu, pelatihan mengenai proses

pengepakan yang terbatas hanya pada beberapa orang karyawan sehingga

berdampak pada belum optimalnya kerja karyawan dan penempatan

karyawan yang tidak sesuai dengan kemampuan dan keahlian dapat

menghambat proses produksi teh.

Page 89: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

7. Terdapat keragaman jumlah kelebihan karyawan. Hal tersebut berdasarkan

jumlah produksi yang menurun. Jumlah produksi yang menurun

dikarenakan jumlah pucuk daun the berkurang yang disebabkan oleh

faktor cuaca, gilir pemetikan, kesuburan tanah dan pemberantasan hama

yang tidak merata sehingga terjadi kelebihan karyawan pada masing-

masing unit. Kelebihan karyawan disebabkan oleh tidak dilaksanakannya

pengurangan jumlah Karyawan Harian Lepas (KHL) ketika produksi

pucuk daun teh mengalami penurunan. Hasil penelitian menunjukkan pada

unit meber terdapat kelebihan karyawan sebanyak tiga orang, sedangkan

pada unit pelayuan terdapat kelebihan karyawan sebanyak empat orang.

Unit penggilingan dan oksidasi enzymatis terdapat kelebihan karyawan

sebanyak tiga orang, unit pengeringan kelebihan karyawan sebanyak satu

orang, unit sortasi kelebihan karyawan sebanyak tiga orang dan unit

pengepakan kelebihan satu orang karyawan.

8. Semua unit memiliki kelebihan karyawan, ketidaksesuaian antara jumlah

karyawan dengan beban kerja dikarenakan jumlah produksi bahan baku

yang menurun di bawah standar target perusahaan. Dalam artian jumlah

bahan baku yang menurun akan berdampak pada semakin ringannya beban

kerja karyawan sehingga jumlah karyawan yang ada tidak dioptimalkan

karena karyawan kekurangan beban kerja.

2. Saran

i. Peneliti tidak hanya pada divisi produksi tetapi pada divisi lain yang ada di

PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas.

2. Perlu penelitian dengan menggunakan alat analisis lain yang digunakan

untuk perencanaan sumberdaya manusia. Alat analisis tersebut diantaranya

teknik matrik peluang, teknik delphi maupun analisis trend.

ii. Perlu evaluasi untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

beban kerja.

Page 90: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

DAFTAR PUSTAKA

Arep, I dan Hendri Tanjung. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Universitas Trisakti, Jakarta.

Alwi, S. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategi Keunggulan

Kompetitif. BPFE, Yogyakarta. Dessler, G. 1997. Edisi B. Indonesia Manajemen Sumber Daya Manusia. PT.

Prenhallindo. Jakarta. Gunadi, S. 1997. Studi Tentang Beban Kerja di Unit Rawat Inap Penyakit Dalam

Lantai III Rumah Sakit Tebet. Tesis. Jurusan Kajian Administrasi Rumah Sakit. Universitas Indonesia, Jakarta.

Hasibuan, M. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara, Jakarta. Herujito, Y. 1996. Dasar-dasar Manajemen. Jurusan ilmu-ilmu sosial ekonomi

pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Komariah, K. 2006. Analisis Beban Kerja Tenaga Penunjang di Lingkungan

Institut Pertanian Bogor. Skripsi. Jurusan Manajemen. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi. Pandu Madania. Bogor.

Mawawi, H. 2001. Perencanaan Sumber Daya Manusia untuk Organisasi Profit

Yang Kompetititf. Gajah Mada, Yogyakarta. Mangkunegara, A. 2003. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

PT. Refika Aditama, Bandung. Mangkuprawira, S. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. PT.

Ghalia Indonesia, Jakarta. Nazir, M. 1999. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta. Saragih, A. 2004. Analisis Beban Kerja, Kompensasi dan Kepuasan Kerja

Karyawan Puskesmas (Studi Kasus Puskesmas Bogor Timur Kota Bogor). Skripsi. Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Stoner, J, dkk. 1996. Edisi B. Indonesia. Manajemen. PT. Prenhallindo, Jakarta.

Page 91: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

LAMPIRAN

Page 92: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA KARYAWAN

PADA DIVISI PRODUKSI

(Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas Bogor)

PETUNJUK UMUM

1. Kuesioner ini hanya untuk kepentingan penelitian semata dan jawaban

yang diberikan tidak akan berpengaruh terhadap penilaian kinerja dan

karier Bapak/Ibu/Saudara.

2. Kuesioner ini terdiri dari identitas responden dan pertanyaan seputar beban

kerja.

3. Saya mengharapkan kejujuran anda supaya hasil penelitian saya ini lebih

akurat.

4. Atas perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara, Saya sampaikan rasa

terimakasih.

Nama : Siti Hanifah Sufiati Nrp : H24103101 Fakultas : Ekonomi dan Manajemen PT : Institut Pertanian Bogor

IDENTITAS RESPONDEN

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap sesuai!

1. Berapakah umur Anda? (pilih selang angka yang sesuai) a. Kurang atau sama dengan 30 th c. 41-50 th b. 31-40 th d. Lebih dari 50 th

2. Apakah jenis kelamin Anda?

a. Laki-laki b. Perempuan

Page 93: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Lanjutan Lampiran 1

3. Apakah tingkat pendidikan terakhir Anda? a. SD/Iptidaiyah d. Diploma

b. SMP/Sanawiyah e. Sarjana c. SMA/Kejuruan/Madrasah Aliyah f . Pasca Sarjana

4. Berapa lamakah Anda bekerja di perusahaan ini?

a. <1 th d. 11-15 th b. 1-5 th e. 16-20 th c. 6-10 th f. >20 th

5. Pada unit apakah Anda bekerja?

a. Pembeberan f. Pengeringan b. Pelayuan g. Sortasi c. Penggilingan dan enzymatis h. Pengepakan

6. Apakah golongan jabatan Anda? a. I A i. I C b. II A j. II C c. III A k. III C d. IV A l. IV C e. I B m. I D f. II B n. II D g. III B o. III D h. IV B p. IV D

Page 94: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Lanjutan Lampiran 1

Berilah tanda silang pada kotak jawaban yang anda anggap paling sesuai! Keterangan : STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju CS : Cukup Setuju S : Setuju SS : Sangat Setuju

ANALISIS PEKERJAAN

No Pertanyaan STS TS CS S SS 1. Saya mengetahui adanya

pedoman atau petunjuk kerja

2. Saya memahami dengan jelas pedoman kerja tersebut

3. Menurut saya tugas dan tanggungjawab pekerjaan yang harus dilakukan sudah jelas

4. Pedoman kerja yang dibuat telah sesuai dengan pengetahuan, kemampuan dan keahlian yang saya miliki

5. Atasan saya telah membimbing saya dalam melaksanakan tugas

6. Menurut saya tugas dan tanggung jawab yang diberikan telah sesuai dengan kemampuan dan keahlian saya

7. Saya sudah melaksanakan tugas dan kewajiban dengan baik sesuai dengan pedoman kerja

8. Kemampuan dan keterampilan yang saya miliki telah sesuai dengan pekerjaan saya sekarang

9. Pengetahuan dan pendidikan yang saya miliki sudah memenuhi kualifikasi pekerjaan

Page 95: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Lanjutan Lampiran 1

ANALISIS PEKERJAAN No Pertanyaan STS TS CS S SS 10. Saya memiliki kemampuan untuk

menangkap adanya penyimpangan/hambatan dalam palaksanaan tugas di unit kerja saya dan dengan segera mengambil tindakan pencegahan

11. Perusahaan rutin memberikan pelatihan dan kursus untuk karyawannya

12. Pelatihan dan kursus yang diberikan telah sesuai dengan tugas dan pekerjaan saya

KONDISI KERJA

No. Pertanyaan STS TS CS S SS 1. Menurut saya

kelengkapan sarana kerja telah memadai

2. Kondisi dan lingkungan kerja mendukung pekerjaan dan tugas saya

3. Perusahaan mengadakan lembur jika produksi meningkat

4. Perusahaan telah melakukan rotasi karyawan antar unit kerja

5. Jumlah karyawan pada bagian unit saya sudah mencukupi untuk penyelesaian perkerjaan

Page 96: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Lanjutan Lampiran 1 No. Pertanyaan STS TS CS S SS 4. Perusahaan telah

melakukan rotasi karyawan antar unit kerja

5. Jumlah karyawan pada bagian unit saya sudah mencukupi untuk penyelesaian perkerjaan

6. Perusahaan telah melakukan tambahan karyawan pada saat produksi meningkat

6. Perusahaan telah melakukan tambahan karyawan pada saat produksi meningkat

7. Menurut saya penempatan di unit kerja sekarang ini telah sesuai dengan kemampuan, keahlian dan pendidikan saya

8. Saya dapat bekerjasama baik dengan rekan sekerja maupun dengan atasan

Page 97: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Lanjutan Lampiran 1

KINERJA KERJA No. Pertanyaan STS TS CS S SS 1. Menurut saya jam kerja telah

sesuai dengan beban kerja yang saya jalankan

2. Saya sudah melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik sesuai pedoman yang diberikan

3. Atasan saya sudah puas terhadap tugas yang telah saya selesaikan

4. Beban kerja sehari-hari sudah sesuai dengan kemampuan saya

5. Perusahaan telah mengevaluasi kesesuaian beban kerja yang diberikan dengan jumlah karyawan yang ada

6. Saya sudah mampu beradaptasi terhadap perubahan dan selalu terbuka untuk ide-ide baru

7. Menurut saya perusahaan telah melakukan evaluasi pekerjaan di setiap unit kerja

8. Saya sudah mampu mengenali masalah dan mencari solusi yang terbaik

9. Saya sudah teliti dalam menjaga kualitas hasil pekerjaan

10. Saya sudah mampu membuat keputusan yang tepat dalam bekerja

Page 98: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Lanjutan Lampiran 1 Dimohon kerja samanya untuk mengisi uraian pertanyaan berikut :

1. Apa yang Anda butuhkan agar Anda dapat bekerja dengan baik dari kinerja Anda sekarang ? ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... .......................................................................................................................

2. Bagaimana pendapat Anda jika terjadi ketidaksesuaian antara beban kerja dengan jumlah karyawan (misalnya, di unit kerja Anda kelebihan tenaga kerja sedangkan di unit lain membutuhkan banyak karyawan pada saat beban kerja meningkat). Apa yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut ? ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... .......................................................................................................................

3. Permasalahan apa saja yang Anda ketahui di unit kerja Anda yang berhubungan dengan beban kerja ? Jelaskan ! ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... .......................................................................................................................

4. Alternatif solusi apa saya yg sudah dilakukan perusahaan untuk mengatasi permasalahan beban kerja dengan jumlah karyawan di setiap unit kerja yang Anda ketahui ? ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... .......................................................................................................................

Page 99: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

BAGIAN MEBER PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII GUNUNG MAS

J

No

B J No

awablah pertanyaan-pertanyaan yang ada di bawah ini sesuai dengan persepsi Anda

Keterangan Alasan Frekuensi Rata-Rata Waktu Sangat Ringan Ringan Sedang Berat Sangat Berat Per Hari Penyelesaian Per Hari

1 Menjalankan kipas Withering Trough (WT)

2 Mengeluarkan pucuk dari kontiner untuk

diatur pengisiannya ke dalam WT

3 Mengerjakan tugas pembeberan pucuk

sesuai dengan standar

4 Membuang benda-benda asing

5 Menjaga kebersihan lantai disekitar WT

dari pucuk yang berceceran

6 Bertanggung jawab kepada mandor meber

AGIAN PELAYUAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII GUNUNG MASawablah pertanyaan-pertanyaan yang ada di bawah ini sesuai dengan persepsi Anda

Keterangan Alasan Frekuensi Rata-Rata Waktu Sangat Ringan Ringan Sedang Berat Sangat Berat Per Hari Penyelesaian Per Hari

1 Menurunkan kadar air pada daun segar sehingga hasil pelayuan sesuai dengan standar

2 Membalikkan pucuk dengan cara yang benar sesuai dengan standar perlakuan pelayuan

3 Menjaga kebersihan WT, alat-alat pembantu dan ruangan

4 Mencapai persentase kerataan layuan minimal 90 %dan MC layu sesuai standar

5 Bertanggung jawab kepada mandor pelayuan

Persepsi Anda Tentang Pekerjaan Anda

Persepsi Anda Tentang Pekerjaan Anda

BAGIAN PENGGILINGAN DAN OKSIDASI ENZYMATIS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII GUNUNG MAS

Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang ada di bawah ini sesuai dengan persepsi Anda

Keterangan Alasan Frekuensi Rata-Rata Waktu Sangat Ringan Ringan Sedang Berat Sangat Berat Per Hari Penyelesaian Per Hari

1 Mengoperasikan mesin penggilingan sesuai dengan skema giling yang telah ditetapkan

2 Melaksanakan pekerjaan penggilingan, penganyakan dan oksidasi enzymatis sesuai dengan skema giling yang telah yang telah ditetapkan agar diperoleh firing order yang tepat

3 Menjaga, memelihara, merawat mesin dan fasilitas giling serta memelihara kebersihan dan hygienitas ruang dan alat

4 Menangani limbah di ruang giling sesuai dengan standar

5 Bertanggung jawab kepada mandor penggilingan dan oksidasi enzymatis

Persepsi Anda Tentang Pekerjaan Anda

No

Page 100: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

BAGIAN PENGERINGAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII GUNUNG MAS

Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang ada di bawah ini sesuai dengan persepsi Anda

No Keterangan Alasan Frekuensi Rata-Rata Waktu Sangat Ringan Ringan Sedang Berat Sangat Berat Per Hari Penyelesaian Per Hari

1 Memasukkan teh hasil oksidasi enzymatis ke mesin pengering, mengumpulkan dan mengirimkan hasil keringan ke bagian sortasi

2 Mengendalikan temperatur inlet dan outlet3 Menjaga kebersihan dan hygienitas mesin/

alat-alat dan ruangan4 Menangani limbah debu pengeringan sesuai

standar 5 Bertanggung jawab kepada mandor

pengeringan

Persepsi Anda Tentang Pekerjaan Anda

BJ

AGIAN SORTASI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII GUNUNG MASawablah pertanyaan-pertanyaan yang ada di bawah ini sesuai dengan persepsi Anda

No Keterangan Alasan Frekuensi Rata-Rata Waktu Sangat Ringan Ringan Sedang Berat Sangat Berat Per Hari Penyelesaian Per Hari

1 Mengoperasikan mesin sortasi 2 Melaksanakan sortasi teh kering sesuai

dengan skema sortasi yang ditetapkan3 Menyerahkan hasil sortasi kepada mandor

sortasi dan mandor besar untuk diperiksa dan ditimbang ke dalam peti miring

4 Menjaga kebersihan dan hygienitas mesin/alat-alat dan ruangan

5 Menangani limbah debu dan bubuk hasil sortasi agar tidak mencemari lingkungan

6 Menjaga agar tidak terjadi pencemaran lingkungan dari ruang sortasi

7 Bertanggung jawab kepada mandor sotasi

AGIAN PENGEPAKAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII GUNUNG MASawablah pertanyaan-pertanyaan yang ada di bawah ini sesuai dengan persepsi Anda

No Keterangan Alasan Frekuensi Rata-Rata Waktu Sangat Ringan Ringan Sedang Berat Sangat Berat Per Hari Penyelesaian Per Hari

1 Mempersiapkan paper sack atau karung sesuai dengan rencana pengepakan

2 Mempersiapan teh dalam bulker siap untuk dipak

3 Mengoperasikan mesin pengepakan dan mengambil teh untuk contoh

4 Menyusun paper sack atau karung hasil pengepakan sesuai aturan penyimpanan yang ditetapkan

5 Menjaga dan memelihara mesin/alat-alat dan ruang

6 Melaksanakan tugas pengepakan, pengambilan contoh dan penyimpanan paper sack atau karung sesuai dengan aturan yang ditetapkan

7 Bertanggung jawab kepada mandor pengepakan

Persepsi Anda Tentang Pekerjaan Anda

Persepsi Anda Tentang Pekerjaan Anda

B

J

Page 101: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Lampiran 2. Reliabilitas

Warnings

The covariance matrix is calculated and used in the analysis

Case Processing Summary

N %

Cases Valid Excludeda

Total

300

30

100.0.0

100.0

a. Listwise deletion based on all Variables in procedure

Reliability Statistics

Cronbach’s

Alpha

Cronbach’s Alpha Based

on Standarized

Items

N of Items .979 .984 8

Item Statistics Mean Std. Deviation N VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008

3.233.203.133.133.133.173.133.20

.504

.484

.346

.346

.346

.461

.346

.407

3030303030303030

Page 102: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Lanjutan lampiran 2

Inter-Item Correlation Matrix

VAR00001 VAR00002

VAR00003

VAR00004

VAR00005

VAR00006

VAR00007 VAR00008

VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008

1.000 .933 .805 .805 805 .865 .805 .942

.933 1.000 .865 .865 .865 .927 .865 .840

.805

.865 1.000 1.000 1.000 .937

1.000 .784

.805

.865 1.000 1.000 1.000 .937

1.000 .784

.805

.865 1.000 1.000 1.000 .937

1.000 .784

.865

.927

.937

.937

.937 1.000 .937 .735

.805

.865 1.000 1.000 1.000 .937

1.000 .784

.942

.840

.784

.784

.784

.735

.784 1.000

The covariance matrixis calculated and used in the analysis

Scale Statistic Mean Variance Std. Deviation N of Items

25.33 9.402 3.066 8 Alpha = 0,979 Kesimpulan α > 0,80-1,00 (sangat reliabel)

Page 103: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Lanjutan lampiran 2

Warnings

The covariance matrix is calculated and used in the analysis

Case Processing Summary

N %

Cases Valid Excludeda

Total

300

30

100.0.0

100.0

a. Listwise deletion based on all Variables in procedure

Reliability Statistics

Cronbach’s

Alpha

Cronbach’s Alpha Based

on Standarized

Items

N of Items .987 .987 10

Item Statistics Mean Std. Deviation N VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR000010

3.133.203.133.173.173.133.173.103.133.13

.346

.407

.346

.379

.379

.346

.379

.305

.346

.346

30303030303030303030

Page 104: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Lanjutan lampiran 2

Inter-Item Correlation Matrix

VAR00001 VAR00002

VAR00003 VAR00004

VAR00005

VAR00006

VAR00007 VAR00008 VAR00009

VAR000010

VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR000010

1.000 .784

.1000 .877 877

.1000 .877 .850

1.000 1.000

.784 1.000 .784 .894 .894 .784 .894 .667 784 784

1.000 .784

1.000 .877 .877

1.000 .877 ..850 1.000

.877

.894

.877 1.000 1.000 .877

1.000 .745 .877 .877

.877

.894

.877 1.000 1.000 .877

1.000 .745 .877 .877

1.000 .784

.1000 .877 877

.1000 .877 .850

1.000 1.000

.877

.894

.877 1.000 1.000 .877

1.000 .745 .877 .877

.850

.667

.850

.745

.745

.850

.745 1.000 .850 .850

1.000 .784

.1000 .877 877

.1000 .877 .850

1.000 1.000

1.000 .784

.1000 .877 877

.1000 .877 .850

1.000 1.000

The covariance matrixis calculated and used in the analysis

Scale Statistic Mean Variance Std. Deviation N of Items

31.47 11.499 3.391 10 Alpha = 0,987 Kesimpulan α > 0,80-1,00 (sangat reliabel)

Page 105: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Lanjutan lampiran 2

Warnings

The covariance matrix is calculated and used in the analysis

Case Processing Summary

N % Cases Valid

Excludeda Total

300

30

100.0.0

100.0

a. Listwise deletion based on all Variables in procedure

Reliability Statistics

Cronbach’s

Alpha

Cronbach’s Alpha Based

on Standarized

Items

N of Items .965 .971 12

Item Statistics Mean Std. Deviation N VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR000010 VAR000011 VAR000012

3.703.173.273.133.173.173.133.203.103.133.133.13

.446

.379

.521

.346

.379

.461

.346

.484

.305

.346

.346346

303030303030303030303030

Page 106: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Lanjutan lampiran 2

Inter-Item Correlation Matrix

VAR00001 VAR00002

VAR00003

VAR00004

VAR00005

VAR00006

VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR000010VAR000011VAR000012

VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR000010 VAR000011 VAR000012

1.000 .098 .341 .257 .293 .241 .257 .275 .218 .257 .257 .257

.098 1.000 .640 .614 .760 .822 .877 .751 .745 .877 .877 .877

.341

.640 1.000 .753 .815 .814 .753 .875 .694 753 .753 753

.257

.614

.753 1.000 .614 721 .712 .865 .850 .712 .712 .712

.293

.760

.815

.614 1.000 .822 .877 .751 .745 .877 .877 .877

.241

.822

.814

.721

.822 1.000 .937 .927 .858 .937 .937 .937

.257

.877

.753

.712

.877

.937 1.000 .865 .850

1.000 1.000 1.000

.275

.751

.875

.865

.751

.927

.865 1.000 .793 .865 .865 865

.218

.745

.694

.850

.745

.858

.850

.793 1.000 .850 .850 850

.257

.877

.753

.712

.877

.937 1.000 .865 .850

1.000 1.000 1.000

.257

.877

.753

.712

.877

.937 1.000 .865 .850

1.000 1.000 1.000

.257

.877

.753

.712

.877

.937 1.000 .865 .850

1.000 1.000 1.000

The covariance matrixis calculated and used in the analysis

Scale Statistic Mean Variance Std. Deviation N of Items

38.43 16.530 4.066 12 Alpha = 0,965 Kesimpulan α > 0,80-1,00 (sangat reliabel)

Page 107: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Lampiran 3. Hasil Pengukuran Beban Kerja II FORMULIR PBK II

PROSEDUR/RANGKAIAN PROSES UNIT MEBER

1. Tugas : Menjalankan kipas Withering Through (WT) 2. Produk : Menghasilkan angin dari fan 3. Frekuensi : 2900 kali/tahun No PROSES Frekuensi

Kerja Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Frekuensi X Norma

Waktu) 1. Menjalankan mesin WT

sehingga angin dihasilkan oleh kipas WT yang berada di bawah hamparan daun

2900 0,17 493

Jumlah 493 1. Tugas : Mengeluarkan pucuk dari kontainer untuk diatur pengisiannya ke dalam WT 2. Produk : Pemindahan pucuk dari truk ke WT 3. Frekuensi : 580 kali/tahun No PROSES Frekuensi

Kerja Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Frekuensi X Norma

Waktu) 1. Pucuk daun teh diangkut

dari truk dipindahkan ke WT untuk selanjutnya dilakukan pemeberan

580 1,7 986

Jumlah 986 1. Tugas : Mengerjakan tugas pemeberan pucuk sesuai dengan standar 2. Produk : Hamparan daun teh dalam WT sesuai dengan standar 3. Frekuensi : 580 kali/tahun No PROSES Frekuensi

Kerja Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Frekuensi X Norma

Waktu) 1. Mengamati jalannya

mesin WT dan mengaturan pemeberan daun teh ke dalam WT hingga ketebalan ±30 cm sesuai dengan standar

580 7 4060

Jumlah 4060

Page 108: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Lanjutan lampiran 3 1. Tugas : Membuang benda-benda asing 2. Produk : Membersihkan daun dari ulat, batang-batang dan daun-daun tua 3. Frekuensi : 580 kali/tahun No PROSES Frekuensi

Kerja Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Frekuensi X Norma

Waktu) 1. Memeriksa daun teh yang

telah dihamparkan di WT agar ulat, batang-batang dan daun-daun tua tidak ikut terbawa dalam proses selanjutnya

580 5 2900

Jumlah 2900 1. Tugas : Menjaga kebersihan lantai disekitar WT dari pucuk yang berceceran 2. Produk : Menjaga Withering Trough agar tetap bersih 3. Frekuensi : 870 kali/tahun No PROSES Frekuensi

kerja Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Frekuensi X Norma

Waktu) 1. Pada saat pemeberan

dilakukan pembersihan lantai dari pucuk yang berceceran dengan menyapu lantai

870 2,5 2175

Jumlah 45 1. Tugas : Bertanggung jawab kepada Mandor Meber 2. Produk : laporan kerja 3. Frekuensi : 580 kali/tahun No PROSES Frekuensi

Kerja Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Frekuensi X Norma

Waktu) 1.

2.

Melaporkan daun teh yang turun dari truk Melaporkan hasil akhir kepada mandor meber atas kerataan pembeberan sehingga sesuai dengan standar pembeberan

290

290

0,33

0,5

95,7

145

Jumlah 240,7

Page 109: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Lanjutan lampiran 3

FORMULIR PBK II PROSEDUR/RANGKAIAN PROSES

UNIT PELAYUAN

1. Tugas : Menurunkan kadar air pada daun teh sehingga hasil pelayuan sesuai standar 2. Produk : Daun menjadi layu 3. Frekuensi : 870 kali/tahun No PROSES Frekunsi

Kerja Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Frekuensi X Norma

Waktu)

1. Mengambil sampel ditiap-tiap WT secara acak untuk mengetahui apakah kadar air telah mencapai 68-78%

870 2,5 2175

Jumlah 2175 1. Tugas : Membalikkan pucuk dengan cara yang benar sesuai dengan standar perlakuan pelayuan 2. Produk : Kelayuan daun merata 3. Frekuensi : 290 kali/tahun No PROSES Frekuensi

Kerja Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Frekuensi X Norma

Waktu) 1. Daun teh yang telah

dihamparkan di WT, dibalik sehingga kelayuan teh merata

290 5 1450

Jumlah 1450 1. Tugas : Menjaga kebersihan WT, alat-alat dan ruangan 2. Produk : Menjaga hygienitas alat-alat dan ruangan 3. Frekuensi : 290 kali No PROSES Frekuensi

Kerja Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Frekuensi X Norma

Waktu) 1. Membersihkan WT, alat-

alat dan ruangan setiap kali akhir proses pelayuan

290 5 1450

Jumlah 1450

1. Tugas : Mencapai persentase kerataan layuan minimal 90% dan MC layuan sesuai standar 2. Produk : Daun menjadi lemas jika digenggam, tidak menimbulkan patah pada tangkai maupun daun 3. Frekuensi : 290 kali/tahun

Page 110: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Lanjutan lampiran 3 No PROSES Frekuensi

kerja Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Frekuensi X Norma

Waktu) 1. Mengamati pelayuan

berlangsung selama 14 jam sehingga dapat mencapai kerataan layuan minimal 90%

290 7 2030

Jumlah 2030 1. Tugas : Bertanggung jawab kepada mandor pelayuan 2. Produk : Laporan kerja 3. Frekuensi : 580 kali/tahun No PROSES Frekuensi

Kerja Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Frekuensi X Norma

Waktu) 1.

2..

Melaporkan tingkat kelayuan daun teh Melapokan hasil akhir jumlah daun teh yang telah layu

290

290

0,5

1

145

290

Jumlah 435

FORMULIR PBK II PROSEDUR/RANGKAIAN PROSES

UNIT PENGGILINGAN DAN OKSIDASI ENZYMATIS

1. Tugas : Mengoperasikan mesin penggilingan sesuai dengan skema giling yang telah ditetapkan 2. Produk : Mesin dapat berjalan sebagaimana seharusnya 3. Frekuensi : 290 kali/tahun No PROSES Frekuensi

Kerja Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Frekuensi X Norma

Waktu) 1. Sebelum dijalankan

mesin-mesin diperiksa terlebih dahulu sehingga mengurangi kendala pada saat mesin dijalankan

290 3 870

Jumlah 870 1. Tugas : Melaksanakan pekerjaan penggilingan, pengayakan,

dan oksidasi enzymatis sesuai dengan skema giling yang ditetapkan agar diperoleh firing order yang tepat

2. Produk : Menghasilkan bubuk daun teh yang sesuai dengan standar 3. Frekuensi : 2030 kali/tahun

Page 111: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Lanjutan lampiran 3 No PROSES Frekuensi

Kerja Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Frekuensi X Norma

Waktu) 1. Mengamati proses

jalannya penggilingan dan oksidasi sehingga sesuai dengan standar penggilingan dan oksidasi

2030 0,5

1015

Jumlah 1015 1. Tugas : Menjaga, memelihara, merawat mesin, fasilitas giling serta memelihara kebersihan dan hygienitas ruang dan alat 2. Produk : Mesin, ruang dan alat-alat menjadi bersih 3. Frekuensi : 290 kali/tahun No PROSES Frekuensi

Kerja Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Frekuensi X Norma

Waktu) 1. Setelah proses

penggilingan dan oksidasi enzymatis karyawan kebersihan harus selalu membersihkan mesin, alat dan ruangan

290 6 1740

Jumlah 1740 1. Tugas : Menangani limbah di ruang giling sesuai dengan standar 2. Produk : Ruangan terhindar dari limbah debu yang dapat mengganggu pekerjaan karyawan 3. Frekuensi : 2030 kali/tahun No PROSES Frekuensi

Kerja Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Frekuensi X Norma

Waktu) 1. Limbah debu yang

berserakan dibersihkan dengan cara disemprotkan oleh kompresor yang bertekanan tinggi

2030 0,5 1015

Jumlah 1015 1. Tugas : Bertanggung jawab kepada Mandor Penggilingan dan oksidasi enzymatis 2. Produk : Laporan kerja 3. Frekuensi : 580 kali/tahun

Page 112: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Lanjutan lampiran 3 No PROSES Frekuensi

Kerja Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Frekuensi X Norma

Waktu) 1.

2.

Melaporkan hasil sampel kepada mandor penggilingan dan oksidasi enzymatis Melaporkan hasil penggilingan dan oksidasi enzymatis

3

1

30

20

90

20

Jumlah 110

FORMULIR PBK II PROSEDUR/RANGKAIAN PROSES

UNIT PENGERINGAN

1. Tugas : Memasukkan teh oksidasi enzymatis ke mesin pengering, mengumpulkan dan mengirim hasil keringan ke bagian sortasi 2. Produk : Menghentikan proses oksidasi enzymatis, membunuh mikroorganisme dan menurunkan kadar air 2,5 – 3 % 3. Frekuensi : 870 kali/tahun No PROSES FrekuensiKe

rja Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Frekuensi X Norma

Waktu)

1. Mengamati jalannya mesin pengeringan Fluidized Bed Dryer (FBD) yang memiliki 7 seksi dengan 6 tray dan 1 cooling fun (kipas pendingin)

870 3 2610

Jumlah 2610 1. Tugas : Mengendalikan temperatur inlet dan outlet 2. Produk : Mengatur udara panas yang akan dialirkan 3. Frekuensi : 870 kali/tahun No PROSES Frekuensi

Kerja Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Frekuensi X Norma

Waktu) 1. Mengendalikan udara

panas yang akan dialirkan masuk ke dalam (inlet) dengan suhu udara 100–120 ºC, sedangkan suhu yang keluar dari (outlet) berkisar antara 80-105 ºC

870 2,5 2175

Jumlah 2175

Page 113: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Lanjutan lampiran 3 1. Tugas : Menjaga kebersihan dan hygienitas mesin dan ruangan 2. Produk : Menghasilkan bubuk teh yang hygienitas dan berkualitas baik 3. Frekuensi : 290 kali/tahun No PROSES Frekuensi

Kerja Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Frekuensi X Norma

Waktu) 1. Sesudah proses pengeringan

mesin dan ruangan dibersihkan sehingga menjaga kebersihan mesin dan alat-alat

290 5 1450

Jumlah 1450 1. Tugas : Menangani limbah debu pengeringan sesuai standar 2. Produk : Ruangan terhindar dari limbah debu 3. Frekuensi : 870 kali/tahun No PROSES Frekuensi

Kerja Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Frekuensi X Norma

Waktu) 1. Debu yang berserakan

dikumpul dengan cara disapu, lalu dimasukkan ke dalam karung untuk selanjutnya dibuang

870 1 870

Jumlah 180 1. Tugas : Bertanggung jawab kepada Mandor Pengeringan 2. Produk : Laporan kerja 3. Frekuensi : 2030 kali No PROSES Jumlah

Beban Kerja

Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Beban Kerja X Norma

Waktu) 1. Melaporkan sampel

bubuk teh hasil pengeringan

2030 0,5 1015

Jumlah 1015

FORMULIR PBK II PROSEDUR/RANGKAIAN PROSES

UNIT SORTASI 1. Tugas : Mengoperasikan mesin sortasi, melaksanakan sortasi

teh 2. Produk : Mesin dapat berjalan dengan baik 3. Frekuensi : 870 kali/tahun

Page 114: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Lanjutan lampiran 3 No PROSES Frekuensi

Kerja Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Frekuensi X Norma

Waktu) 1. Menjalankan mesin dan

secara berkala diperiksa agar dapat tetap berjalan sebagaimana harusnya

870 0,75 652,5

Jumlah 652,5 1. Tugas : Melaksanakan sortasi teh kering sesuai dengan skema sortasi yang ditetapkan 2. Produk : Memisahkan fraksi kasar dan halus serta memisahkan serat dan bubuk teh 3. Frekuensi : 870 kali/tahun

PROSES FrekuensiKerja

Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Frekuensi X Norma

Waktu) 1. Mengamati proses

jalannya sortasi mulai dari bubuk teh dimasukkan ke mesin midleton untuk memisahkan fraksi kasar dan fraksi halus. Lalu masuk ke mesin Vibro blank untuk memisahkan serat dari bubuk teh kering

870 3 2610

Jumlah 2610 1. Tugas : Menyerahkan hasil sortasi kepada mandor sortasi dan mandor besar untuk diperiksa dan ditimbang 2. Produk : Mengetahui jumlah total bubuk teh berdasarkan jenis masing-masing 3. Frekuensi : 2030 kali/tahun No PROSES Frekuensi

Kerja Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Frekuensi X Norma

Waktu) 1. Secara berkala laporan

hasil sortasi teh bubuk dilaporkan kepada mandor sortasi dan mandor besar

2030 1,17 2375,1

Jumlah 2375,1

Page 115: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Lanjutan lampiran 3 1. Tugas : Menyimpan hasil sortasi ke dalam peti miring 2. Produk : Menyiapkan bubuk teh yang akan di pak 3. Frekuensi : 2320 kali/tahun No PROSES Frekuensi

Kerja Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (FrekuensiX Norma Waktu)

1. Bubuk teh dimasukkan ke dalam drum-drum besar untuk selanjutnya ditimbang dan dibawa ke peti miring

2320 1 2320

Jumlah 2320 1. Tugas : Menjaga hygienitas mesin atau alat-alat dan ruangan 2. Produk : Menjaga agar bubuk teh tetap baik 3. Frekuensi : 290 kali/tahun No PROSES Frekuensi

Kerja Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Frekuensi X Norma

Waktu) 1. Setelah proses produksi.

Mesin, alat-alat dan rungan di bersihkan untuk menjga hygienitas bubuk teh

290 5 1450

Jumlah 1450 1. Tugas : Menangani debu dan bubuk hasil sortasi agar tidak mencemari lingkungan 2. Produk : Menghindari pencemaran lingkungan agar tidak mengganggu aktivitas bekerja 3. Frekuensi : 870 kali/tahun No PROSES Frekuensi

Kerja Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Frekuensi X Norma

Waktu) 1. Bubuk teh yang

berserakan ke lantai dibersihkan dengan cara disemprot oleh kompresor gas yang bertekanan tinggi

870 0,25 217,5

Jumlah 217,5 1. Tugas : Bertanggung jawab kepada Mandor Sortasi 2. Produk : Laporan kerja 3. Frekuensi : 290 kali/tahun

Page 116: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Lanjutan lampiran 3 No PROSES Frekuensi

Kerja Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Frekuensi X Norma

Waktu) 1. Melaporkan hasil sortasi

keseluruhan kepada mandor sortasi

290 0,33 95,7

Jumlah 95,7

FORMULIR PBK II PROSEDUR/RANGKAIAN PROSES

UNIT PENGEPAKAN 1. Tugas : Mempersiapkan paper sack yang sesuai dengan standar 2. Produk : Paper sack yang sesuai dengan standar 3. Frekuensi : 2320 kali/tahun No PROSES Frekuensi

Kerja Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Frekuensi X Norma

Waktu) 1. Paper sack dipilih dan

diperiksa untuk menghindari kebocoran atau sobek pada paper sack

2320 0,08 185,6

Jumlah 185,6 1. Tugas : Mempersiapkan teh dalam bulker siap untuk di pak 2. Produk : Teh siap untuk di pak 3. Frekuensi : 2900 kali/tahun No PROSES Frekuensi

Kerja Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Frekuensi X Norma

Waktu) 1. Setelah dari peti miring

kemudian dimasukkan ke tea bulker sehingga teh siap untuk di pak

2900 0,5 1450

Jumlah 1450 1. Tugas : Mengopersikan mesin pengepakan dan mengambil teh untuk contoh 2. Produk : Teh siap diberi kode berdasarkan kualitas teh 3. Frekuensi : 2320 kali/tahun No PROSES Frekuensi

Kerja Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Frekuensi X Norma

Waktu) 1. Mengambil contoh bubuk teh

untuk beri kode berdasarkan kualitas teh yang dihasilkan

2320 0,17 394,4

Jumlah 394,4

Page 117: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis

Lanjutan lampiran 3 1. Tugas : Menyusun paper sack atau karung hasil pengepakan sesuai dengan aturan penyimpanan paper sack atau karung yang ditetapkan 2. Produk : Memudahkan pengambilan teh berdasarkan kualitas dari gudang 3. Frekuensi : 2320 kali/tahun No PROSES Frekuensi

Kerja Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Frekuensi X Norma

Waktu) 1. Bubuk teh yang telah di

pak kemudian di bawa ke gudang penyimpanan, layout pada gudang telah ditentukan untuk menyimpan teh sesuai dengn kualitas yang dihasilkan

2320 4 9280

Jumlah 9280 1. Tugas : Menjaga dan memelihara mesin atau alat-alat dan ruangan pengepakan 2. Produk : Menjaga hygienitas teh yang telah di pak 3. Frekuensi : 580 kali/tahun No PROSES Frekuensi

Kerja Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Frekuensi X Norma

Waktu) 1. Sebelum, selama dan

sesudah proses pengepakan, mesin atau alat-alat dan ruangan pengepakan dibersihkan

870 3 2610

Jumlah 2610 1. Tugas : Bertanggung jawab kepada mandor pengepakan 2. Produk : Laporan kerja 3. Frekuensi : 290 kali/tahun No PROSES Frekuensi

Kerja Norma Waktu

Isi Kerja Jabatan Pemroses (Frekuensi X Norma

Waktu) 1.

Melaporkan jumlah teh yang telah di pak berdasarkan kualitas masing-masing

290 0,5 145

Jumlah 145

Page 118: Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divis