bab ii kajian pustaka 2.1 kinerja karyawan · pdf fileberdasarkan beban cardiovaskuler, beban...

57
20 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan Kinerja merupakan keseimbangan antara tuntutan tugas dengan keterbatasan, kebolehan dan kemampuan seseorang agar terwujud kondisi kerja yang aman, nyaman sehat dan produktif (Manuaba, 2000a; Grandjean, 1993), sedangkan menurut Rivai (2005) adalah suatu penilaian berdasarkan sistem yang terstruktur untuk melihat sifat yang terkait dengan pekerjaan, perilaku dan hasil kerja. Kinerja juga dapat diartikan sebagai kombinasi dari kemampuan terhadap usaha yang dijalankan oleh manusia (Sulistiyani, et al., 2003). Pada penelitian ini kinerja karyawan yang dimaksud berupa : 1) beban kerja, 2) keluhan muskuloskeletal, 3) kelelahan, 4) debu terhirup, 5) kepuasan kerja, 6) kebosanan kerja, 7) saturasi oksigen perifer (SpO 2 ). Beberapa parameter kinerja dapat dijabarkan sebagai berikut : 2.1.1 Beban Kerja Terdapat dua jenis beban kerja yang diterima oleh pekerja, yakni a) External load (stressor) merupakan beban kerja yang diperoleh dari pekerjaan yang sedang diselesaikan dengan ciri khusus yang berlaku pada semua orang, sebagai contoh, task, organisasi dan lingkungan sekitar. b) Internal load (strain) adalah beban kerja yang berasal dari dalam tubuh pekerja sendiri seperti harapan, keinginan dan kepuasan (Adiputra, et al., 1998; Manuaba, 2000b; Handari, 2013). Semakin tinggi aktivitas tubuh menyebabkan metabolisme tubuh semakin

Upload: lehanh

Post on 02-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kinerja karyawan

Kinerja merupakan keseimbangan antara tuntutan tugas dengan

keterbatasan, kebolehan dan kemampuan seseorang agar terwujud kondisi kerja

yang aman, nyaman sehat dan produktif (Manuaba, 2000a; Grandjean, 1993),

sedangkan menurut Rivai (2005) adalah suatu penilaian berdasarkan sistem yang

terstruktur untuk melihat sifat yang terkait dengan pekerjaan, perilaku dan hasil

kerja. Kinerja juga dapat diartikan sebagai kombinasi dari kemampuan terhadap

usaha yang dijalankan oleh manusia (Sulistiyani, et al., 2003).

Pada penelitian ini kinerja karyawan yang dimaksud berupa : 1) beban

kerja, 2) keluhan muskuloskeletal, 3) kelelahan, 4) debu terhirup, 5) kepuasan

kerja, 6) kebosanan kerja, 7) saturasi oksigen perifer (SpO2). Beberapa parameter

kinerja dapat dijabarkan sebagai berikut :

2.1.1 Beban Kerja

Terdapat dua jenis beban kerja yang diterima oleh pekerja, yakni a)

External load (stressor) merupakan beban kerja yang diperoleh dari pekerjaan

yang sedang diselesaikan dengan ciri khusus yang berlaku pada semua orang,

sebagai contoh, task, organisasi dan lingkungan sekitar. b) Internal load (strain)

adalah beban kerja yang berasal dari dalam tubuh pekerja sendiri seperti harapan,

keinginan dan kepuasan (Adiputra, et al., 1998; Manuaba, 2000b; Handari, 2013).

Semakin tinggi aktivitas tubuh menyebabkan metabolisme tubuh semakin

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

21

meningkat berdampak pada kebutuhan O2 yang semakin besar pula dan frekuensi

denyut nadi akan meningkat (Adiputra, 2002). Keluhan fisiologis merupakan

mekanisme adaptasi tubuh untuk tetap berada pada kondisi homeostasis.

Penilaian beban kerja melalui pengukuran denyut jantung selama kerja

merupakan metode untuk menilai cardiovaskular strain, dapat dicatat secara

manual memakai stopwatch dengan metode 10 denyut (Kilbon, 1992). Denyut

nadi dapat digunakan untuk memprediksi beban kerja dengan cara

mengkonversikan dengan tabel kategori beban kerja menurut Christensen (1991)

dengan menghitung frekuensi denyut nadi per menit.

Tabel 2.1

Klasifikasi beban kerja menurut Christensen

Work Load Oxygen

Consumption

(l/min)

Lung

Ventilation

(l/min)

Rectal

Temperature

(0C)

Heart

beats per

min

Sangat ringan 0,25-0,30 6,0-7,0 37,5 60-70

Ringan 0,50-1,0 15-20 37,5 75-100

Sedang 1,0-1,5 20-31 37,5-38,0 100-125

Berat 1,5-2,0 31-43 38,0-38,5 125-150

Sangat berat 2,0-2,5 43-56 38,5-39,0 150-175

Extremily 2,5-4,0 60-100 Over 39,0 Over 175

(Sumber: Christensen, 1991)

Peningkatan denyut nadi dari istirahat sampai dengan kerja menurut

Tarwaka (2010) didefinisikan sebagai heart rate reservase (HR reservase) dengan

persamaan :

(2.1)

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

22

(2.2)

Denyut nadi maksimum untuk laki-laki adalah (220-umur) sedangkan

(200-umur) untuk perempuan. Berdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja

fisik dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Tabel.2.2

Klasifikasi beban kerja berdasar % CVL

%CVL Klasifikasi Beban Kerja Keterangan

< 30% Ringan tidak terjadi kelelahan

30 s/d <60% Sedang diperlukan perbaikan

60 s/d 80% Berat kerja dalam waktu singkat

80 s/d <100% Sangat Berat diperlukan tindakan segera

> 100 tidak diperbolehkan beraktifitas

(Sumber: Intaranont dan Vanwonterghem, 1993; Tarwaka, 2010)

External load atau beban kerja yang diperoleh dari pekerjaan diukur

dengan metode Brouha (Kilbom,1990; Intaranont dan Vanwonterghem, 1993)

yang dilaksanakan dengan cara mengukur denyut nadi istirahat dan denyut nadi

pemulihan, diukur sesaat setelah selesai bekerja sebanyak lima kali (P1, P2, P3,

P4, P5) dan masing-masing diukur dalam 30 detik dan hasilnya dikalikan dua,

dengan cara ini dapat diketahui pengaruh lingkungan terhadap kondisi tubuh

berupa a) Extra cardiac pulse due to metabolism (ECPM) dan b) Extra cardiac

pulse due to heat transfer to periphery (ECPT) mengunakan rumus sebagai

berikut (Adiputra, et al., 1998):

(2.3)

(2.4)

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

23

Dimana: P0 = denyut nadi istirahat; P1 = denyut nadi per 30 detik dari menit ke-1

pada pemulihan; P2 = denyut nadi per 30 detik dari menit ke-2 pada

pemulihan; P3 = denyut nadi per 30 detik dari menit ke-3 pada

pemulihan; P4 = denyut nadi per 30 detik dari menit ke-4 pada

pemulihan; P5 = denyut nadi per 30 detik dari menit ke-5 pada

pemulihan

Dari hasil perhitungan ECPM dan ECPT (Intaranont dan Vanwonterghem,

1993) dapat ditentukan:

a) ECPT=ECPM, maka beban fisik pekerjaan dan lingkungan memberikan efek

yang sama kepada tubuh, sehingga perbaikan harus dilakukan pada kedua

faktor.

b) ECPT >ECPM, faktor external load dari lingkungan lebih dominan

memberikan beban kerja tambahan kepada subjek, sehingga perbaikan

lingkungan kerja perlu menjadi prioritas.

c) ECPM >ECPT, kerja otot aktif subjek lebih dominan, perbaikan atas beban

kerja utama menjadi prioritas.

2.1.2 Keluhan muskuloskeletal

Keluhan muskuloskeletal sering disebut musculoskeletal disorder (MDS)

dilaporkan dari beberapa perusahaan angka prevalensi melebihi 80% (Adiputra,

et al., 1998; 2001). Negara yang banyak ditemukan prevalensi adalah Eropa dan

Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

tulang, termasuk persendian dan jaringan lunak di sekitarnya yang disebabkan

oleh faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja (Grandjean dan Kroemer,

2000). Gangguan sistem muskuloskeletal terjadi karena : a) tempat kerja yang

tidak memadai, b) aktivitas yang bersifat repetitif, c) desain peralatan yang tidak

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

24

sesuai dengan pemakai, organisasi kerja yang tidak efisien, d) jadwal istirahat

yang tidak teratur, e) sikap kerja yang tidak alamiah (Sutjana, et al., 2005).

Keluhan ini dapat diatasi dengan perbaikan alat kerja, sistem kerja dan

pengaturan istirahat (Sutjana, 2014b).

Perkembangan suatu industri yang tidak memperhatikan lingkungan kerja

dan peralatan kerja, berdampak timbulnya gangguan muskuloskeletal pekerja

(Adiputra, et al., 2001; Kirkhorn, et al., 2010; Nonnenmann, et al., 2010; Das, et

al., 2013). Sikap kerja pada proses penuangan baja cair ke dalam Ladle,

pembongkaran cetakan, pembersihan manual produk baja (as cast) dari pengotor

terdapat sikap kerja kurang nyaman yang dilakukan berulang-ulang. Sikap kerja

tidak alamiah dan repetitif dapat meningkatkan risiko munculnya gangguan

trauma komulatif (Chavalitsakulchai dan Shahnavaz, 1991; Manuaba, 2003b),

serta meningkatkan risiko kecelakaan berbagai gangguan komulatif pada otot

(Grandjean, 1993). Tenaga otot manusia selama bekerja berlangsung terjadi

kontraksi otot statis, pembuluh darah ditekan dari dalam jaringan otot, sehingga

menghambat sirkulasi darah ke jaringan otot (Grandjean, 2000).

Metode untuk menilai keluhan otot skeletal secara subjektif adalah dengan

kuesoner Nordic Body Map dengan rangking (Corlett, 1992). Kuesioner Nordic

body Map (NBM) dibagi menjadi tiga bagian yakni : a) bagian otot trunkus; leher

bagian atas, leher bagian bawah, punggung, pinggang, bokong, pantat, b) otot

ekstremitas bagian atas (upper extrimities): bahu kiri, bahu kanan, lengan atas kiri

dan kanan, siku kiri dan kanan, lengan bawah kiri dan kanan, pergelangan tangan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

25

kiri dan kanan, tangan kiri dan kanan, c) bagian otot ekstermitas bagian bawah

(lower extrimitas); paha kiri dan kanan, lutut kiri dan kanan, kaki kiri dan kanan.

2.1.3 Kelelahan

Kelelahan adalah suatu kondisi kehilangan efisiensi, penurunan kapasitas

kerja dan ketahanan tubuh (Grandjean dan Kroemer, 2000). Kelelahan berdampak

pada penurunan kinerja (Jungsun, et al., 2006; Kitamura, et al., 2013). Dikatakan

lelah, apabila pekerja tidak dapat menjalankan lagi aktivitas kerja dan menerima

beban kerja (Pulat, 1992). Terdapat dua jenis kelelahan, yakni (1) kelelahan secara

fisik yaitu muncul karena perubahan fisiologis, disebabkan adanya rangsangan

secara kontinyu, dan (2) kelelahan mental atau sering disebut kelalahan

psikologis, adalah kelelahan yang terjadi dan terlihat pada kondisi jiwa yang labil

dikenal dengan istilah kelelahan semu (Adiputra, et al., 1998). Pengukuran

kelelahan dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif seperti uji Psiko-motor

(psychomotor test), uji hilangnya kedipan (flicker-fusion test). Pengukuran

kelelahan subjektif (subjective feelings of fatique) yang dikembangkan oleh

Subjective Self Rating Test dari Industrial Fatique Research Committee (IFRC)

Jepang (Tarwaka, 2010), berisi 30 items of rating scale yang terdiri dari 3

kategori; aktivitas pelemahan kerja (item 1-10), penurunan motivasi (item 11-12),

kelelahan fisik (item 21-30) (Yoshitake, 1971).

2.1.4 Kebosanan kerja

Kebosanan merupakan kondisi dimana karakteristik lingkungan diterima

oleh pekerja tampak monoton (Kroemer, 2009), atau kondisi dengan stimulus

yang rendah (Grandjean, 2000). Peningkatan kebosanan subjektif selama proses

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

26

menyelesaikan tugas pokok pekerjaan ditandai dengan beberapa faktor; a)

keinginan menghindar dari aktivitas utama, b) merasa tersiksa, c) gelisah, d)

kelelahan dini, e) rasa tidak puas, f) keinginan berpaling ke aktivitas lain, g)

konsentrasi turun (Pulat, 1992). Alat ukur kebosanan berupa kuesioner kebosanan

(Anoraga, 1998). Kuesioner ini telah di pakai dan dikembangkan untuk mengukur

tingkat kebosanan pekerja (Setiawan, 2013).

2.1.5 Kepuasan kerja

Kepuasan dapat terjadi apabila keinginan atau harapan pekerja telah

terpenuhi, pekerja merasa berada pada kondisi yang diharapkan sesuai dengan

target dan tujuan tertentu. Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui tingkat

kepuasan kerja berupa kuesioner kepuasan (Shimomitsu, 2000). Seseorang merasa

puas dapat dilihat dari beberapa indikator, antara lain: optimalisasi kemampuan,

prestasi, aktivitas, kemahiran, otoritas, kebijakan perusahaan, imbalan, hubungan

dengan rekan kerja, kreativitas, kemandirian, nilai-nilai, pengakuan, tanggung

jawab, keamanan, pelayanan sosial, status sosial, hubungan dengan atasan,

kemampuan teknik atasan, variasi dan kondisi kerja (Syamsi, 2004).

2.1.6 Saturasi oksigen perifer (SpO2)

Oksigen merupakan salah satu komponen gas dan unsur yang sangat

penting dalam proses metabolisme tubuh guna mempertahankan kelangsungan

hidup seluruh sel tubuh. Faktor yang mempengaruhi saturasi oksigen adalah

jumlah oksigen yang masuk ke paru-paru (ventilasi), kecepatan difusi, dan

kapasitas hemoglobin dalam membawa oksigen (Potter dan Perry, 2006). Oksigen

saturasi (SpO2) adalah persentase dari Hemoglobin yang mengikat oksigen

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

27

dibandingkan dengan jumlah total hemoglobin yang tersedia. Saturasi oksigen

normal adalah antara 95 – 100% (Andarmoyo, 2012).

Pulse oximetry adalah metode non-invasive untuk memonitor oksigen

saturasi (SpO2). Metode ini menggunakan perbedaan panjang gelombang dari

cahaya merah 660 nm dan cahaya infra merah 940 nm yang berasal dari sensor

transmisi, selanjutnya cahaya merah dan cahaya infra merah diabsorpsi oleh

pembuluh arteri, pembuluh vena, dan pembuluh kapiler pada jari tangan,

kemudian ditangkap oleh sensor deteksi.

2.2 Kualitas Lingkungan

Setiap aktivitas manusia dipengaruhi oleh kondisi lingkungan kerja.

Lingkungan tercemar adalah berubahnya komponen atau unsur yang terkandung

dalam lingkungan dan berpotensi menimbulkan bahaya pada manusia. Pemerintah

mengeluarkan peraturan berkaitan dengan lingkungan yaitu UU No. 4 tahun 1982,

KepMen Kingkungan Hidup No. 02 tahun 1988, KepMen Kingkungan Hidup No.

03tahun 1991, PP No. 20 Tahun 1993, KepMen Kingkungan Hidup No.12 tahun

1994, sedangkan Baku Mutu udara di Indonesia diatur dalam Peraturan

Pemerintah No. 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara. Sampai

dengan saat ini pelaksanaan dan pengawasan belum optimal, beberapa industri

pengecoran logam ditemukan berada pada nilai kritis ambang batas atas (Yudo,

2000), sehingga diperlukan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan (Brien,

1999; Zink, 2014), memperhatikan aspek manusia (Zink dan Fischer, 2013).

Salah satu kualitas lingkungan dipengaruhi oleh kondisi udara. Udara

tercemar jika terjadi reaksi masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

28

atau komponen lain ke dalam udara oleh kegiatan manusia. Pengelolaan

lingkungan sebagai upaya mempertahankan eksistensi manusia dan pembangunan

yang berkelanjutan (Widayati, 2011). Limbah debu yang berada di lingkungan

turut serta dalam menentukan kandungan udara bersih. Udara bersih adalah

kondisi udara yang mengandung gas yang terdiri dari 78% nitrogen, 20% oksigen,

0,93% argon, 0,03% karbon monoksida dan sisanya terdiri dari neon, helium,

metan dan hidrogen (Prayudi, et al., 2001; Prayitno, 2004).

Komponen yang memberikan kontribusi terhadap kualitas udara antara

lain Nitrogen dioksida (NO2) dan (SO2) yang umumnya ditemui sebagai

kelompok yang utamanya terdiri dari dua komponen yakni gas nitrit oksida (NO)

dan nitrogen dioksida (NO2) dalam atmosfer berbentuk NOx. Penelitian yang

dilakukan oleh Prayitno (2004) menunjukkan bahwa kualitas udara di Indonesia

lebih buruk dibandingkan kota-kota Asia seperti Malaysia, Thailand, dan Jepang.

Pencemaran udara berdasarkan wujud fisiknya yaitu berupa gas dan

partikel. Partikel adalah benda padat atau cair yang dimensinya sangat kecil

sehingga memungkinkan melayang di udara bebas. Menurut Kristanto (2013)

bentuk partikel berupa: a) Kabut (Mist), b) Kabut yang padat atau tebal (fog), c)

Asap (Smoke), d) Debu (dust), e) Fume. Secara umum pencemaran udara yang

terjadi di industri pengecoran logam berbentuk dust (Moosberg dan Bustnes,

2006).

Penentuan titik tempat pengukuran debu dihitung berdasarkan NIOSH

Occupational Exposure Sampling Strategy Manual (Moeljosoedarmo, 2008).

Total debu tersuspensi di ukur dengan menggunakan Low Volume Sampler (LVS)

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

29

dengan metode Grafimetri (Kardono, 2008) atau High Volume Sampler (HVS)

untuk mengetahui besar kadar debu tersuspensi lingkungan (Nurjazuli, et al.,

2010; Prayudi, et al., 2001).

2.2.1 Debu Terhirup

Pekerja yang berada di lingkungan berdebu akan mengalami kelainan

fungsi paru, beberapa saran atau rekomendasi pencegahan sudah dilakukan seperti

penggunaan masker, namun kurang efektif, karena bekerja dengan masker pekerja

merasa kurang nyaman. Beberapa tempat kerja seperti perusahaan genteng dan

pematung batu padas telah ditemukan metode menggunakan sistem basah untuk

mengurangi debu (Sutjana, 2014b), namun solusi ini tidak dapat dilakukan pada

industri pengecoran logam karena berkaitan dengan mutu produk hasil pengecoran

baja dengan sifat material propertis permukaan produk logam lebih keras, getas

dan sulit dilakukan pada pengerjaan finishing.

Debu adalah partikel yang berasal dari proses mekanis yang mempunyai

beberapa sifat antara lain; a) pengendapan, b) permukaan basah, c) penggumpalan,

d) Listrik Statis, e) Opsis. Karena sifat debu inilah sehingga dapat menyebabkan

penyakit paru-paru yang dikenal dengan pneumoconiosis. Kondisi ini

mempengaruhi efek fisiologis adalah, a) Rate of inhalation, volume penghirupan

udara yang mengandung debu, b) Retention of the dust, daya tangkap paru-paru

terhadap debu. Ukuran debu menentukan seberapa jauh penetrasi ke dalam sistem

pernafasan. Sistem pernafasan mempunyai pertahanan untuk mencegah masuknya

debu, seperti bulu hidung untuk partikel debu dalam dimensi besar, sedangkan

partikel debu dengan dimensi kecil dicegah oleh membran mukosa yang berada di

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

30

sepanjang sistem pernafasan (Wahyu, 2002). Partikel debu ini berbahaya jika a)

beracun karena sifat kimia dan fisikanya, b) bersifat inert atau tidak dapat bereaksi

dengan senyawa lain. Rumus perhitungan kadar debu terhirup pada pekerja

adalah sebagai berikut :

{ }

(2.5)

Pengambilan sampel debu berada pada daerah atau zona pernafasan

pekerja (breathing zone) (Ravichandran, et al., 2005), diukur dengan

menggunakan Portable Personal Air Sampler Pump atau disebut juga Personal

Dust Sampler (PDS) dengan metode Gravimetri.

2.2.2 Suhu Udara

Suhu udara adalah ukuran energi kinetik rata-rata dari gerakan molekul-

molekul yang ada di udara bebas. Suhu suatu benda ialah keadaan yang

menentukan kemampuan benda untuk memindahkan atau transfer panas ke suatu

benda lain. Suhu lingkungan ditempat kerja yang terlalu panas (heat stress)

menyebabkan terjadinya heat stroke menyebabkan kecacatan dan kematian. Suhu

lingkungan pada dapur induksi tidak dapat di turunkan, karena berkaitan dengan

proses yang harus di lalui untuk mencapai titik lebur baja cair. Oleh karena itu

perbaikan lingkungan dilakukan dengan upaya penurunan paparan suhu pada

permukaan kulit pekerja.

Individu pekerja yang sehat dapat memelihara suhu jaringan dalam tubuh

atau suhu inti tubuh dengan rentan 36-370C, apabila terjadi fluktuasi suhu inti

tubuh walaupun 1-20C dari nilai normal akan menimbulkan masalah berupa

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

31

penurunan kenyamanan, gangguan penampilan fisik dan mental. Panas radiasi

yang disebabkan oleh proses pengecoran baja cair menyebarkan gelombang

elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang lebih pendek dan akan diserap

oleh benda disekelilingnya termasuk permukaan kulit manusia. Suhu permukaan

kulit dapat diukur dengan menggunakan Thermometer.

2.2.3 Kelembaban

Kelembaban udara relatif adalah perbandingan jumlah uap air dalam

udara. Kelembaban relative (Relative Humidity) didefinisikan sebagai prosentase

perbandingan antara tekanan uap air parsial dengan tekanan uap air jenuh.

Pengukuran kelembaban udara relatif dilakukan dengan mengkonversi hasil

pengukuran suhu basah dan kering pada Psychometric Chart (Manuaba, 1998a).

Kondisi udara yang panas dan lembab berpengaruh terhadap kenyamanan

pekerja dalam ruang kerja. Kondisi lembab menyebabkan keringat tidak dapat

berevaporasi, kulit tubuh tetap basah, dan panas tubuh meningkat. Menurut

Grandjean (1993) menyatakan bahwa batas suhu tinggi antara 35-400C

kelembaban 40- 50%; perbedaan suhu permukaan < 40C.

2.2.4 Kecepatan Angin

Kecepatan angin adalah kecepatan udara yang bergerak secara horizontal

pada ketinggian dua meter diatas tanah. Kecepatan angin dalam ruang kerja

adalah gerakan udara yang dirasakan oleh pekerja. Gerakan udara berpengaruh

terhadap suhu dalam ruangan, sehingga agar gerakan udara tidak menimbulkan

dampak buruk terhadap pekerja, dianjurkan gerakan udara di dalam ruangan tidak

lebih dari 0,2 m

/s (Grandjean, 1993).

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

32

2.2.5 Intensitas Cahaya

Intensitas cahaya diatur sesuai dengan jenis pekerjaan, sehingga dapat

meningkatkan produktivitas kerja. Intensitas cahaya yang kurang baik

menyebabkan gangguan visibilitas dan eyestrain. Menurut Tarwaka (2010)

beberapa pengaruh intensitas cahaya ditempat kerja antara lain : a) penurunan

penglihatan mata terhadap sumber bahaya, b) kelelahan kerja, c) gangguan postur

tubuh pekerja akibat sikap paksa, d) pengaruh penglihatan mata bila terjadi cahaya

berkedip atau cahaya fliker. Pengukuran intensitas cahaya mempergunakan alat-

alat seperti photoelectrical cel, foot candel lightmeter, atau lux meter yang

dilengkapi dengan brightness meter. Mekanisme pengukuran intensitas cahaya

dapat dilakukan berupa: a) pengukuran penerangan rata-rata dari seluruh ruangan

(general ilumination), b) pengukuran intensitas penerangan ditempat kerja (local

ilumination).

2.2.6 Kebisingan

Bising (noise) adalah bunyi yang ditimbulkan dari gelombang suara

dengan frekuensi yang tidak menentu dan berpengaruh terhadap kenyamanan

kerja. Frekuensi bunyi dinyatakan dalam satuan getaran/detik atau siklus/detik

dalam satuan Hertz (Hz). Bising yang berasal dari aktivitas industri masuk dalam

kategori bising nada lebar (wide band noise) yaitu campuran dari berbagai

spektrum yang dihasilkan dari berbagai suara seperti bising pada industri karena

efek pukulan antar dua benda, bising dari berbagai mesin frais, mesin gerinda dan

lain-lain. Bising dibedakan menjadi: a) bising kontinyu, b) bising terputus-putus

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

33

c) bising impulsif, bising dengan satu atau beberapa puncak intensitas yang sangat

tinggi.

Pengukuran kebisingan dapat dilakukan dengan: a) sound pressure level

meter, menentukan besar pajanan individu bekerja, b) octave band analyzer,

memperkirakan frekuensi yang dominan dan membahayakan dalam suatu

spektrum bising, c) noise desimeter, mengukur kebisingan pada pekerja yang

berpindah-pindah dan memiliki multi aktivitas, alat ini ditempatkan kepada

pekerja, atau dibawa oleh pekerja ditempelkan pada badan pekerja.

2.3 Nilai Tambah Limbah Industri Pengecoran Logam

Industri pengecoran logam merupakan industri yang memiliki resiko

pencemaran lingkungan tinggi (Korol, 2013; Strezov, et al., 2013, dibutuhkan

optimalisasi penggunaan produk (Yellishetty, et al., 2011). Label Ekologi (eko-

labeling) menjadi syarat pada perdagangan bebas, bahwa proses produksi dari

produk yang dihasilkan harus ramah lingkungan. Alasan perlunya memperhatikan

hubungan timbal balik industri terhadap lingkungan sekitar antara lain: a)

beberapa negara seperti Amerika dan Eropa telah meratifikasi undang-undang

lingkungan hidup domestik, menolak produk dagang yang tidak ramah

lingkungan, b) Isu lingkungan dalam forum perdagangan internasional penerapan

trade measure yang berhubungan dengan lingkungan oleh negara maju (Kristanto,

2013).

Teknologi penangkapan partikel debu antara lain: (1) ruang pengendap

gravitas, (2) kolektor siklon, (3) penggosok atau sikat basah (wet scrubber), (4)

prespirator elektrostatik. Pengembangan teknologi harus memperhatikan produk

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

34

ramah lingkungan (Luttropp dan Lagerstedt, 2006). Debu sebagai waste produk

berpotensi menjadi produk yang mempunyai niai tambah (beneficial waste

product). Aktivitas mengolah limbah ini sejalan dengan upaya untuk

meningkatkan kesehatan manusia. Tingkat kesehatan adalah status sehat yang

ditandai dari kondisi fisiologis berupa; a) proses fisiologis dalam tubuh berjalan

normal, b) alat-alat tubuh berfungsi normal, c) fungsi tubuh secara fisik diagnostik

normal (Giriwijoyo, 2004).

2.3.1 Perhitungan Benefit Cost Analysis

Analisis manfaat biaya (benefit cost analysis) adalah analisis untuk

menaksir kemanfaatan suatu investasi dust collector mempunyai pengaruh positif

(benefit) atau pengaruh negatif (disbenefit). Suatu investasi alat atau mesin

dikatakan layak apabila rasio antara manfaat terhadap biaya yang dibutuhkan

lebih besar dari pada satu (Pujawan, 1995). Proses perhitungan biaya dan manfaat

diperlukan pemahaman terhadap penentun nilai atau harga di setiap barang dan

jasa yang muncul maupun hilang karena suatu kegiatan tertentu (Suparmoko,

2000).

2.3.2 Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) adalah metode untuk menentukan nilai uang

sekarang dari berbagai aliran kas ke luar maupun aliran uang kas masuk pada

waktu tertentu di masa yang akan datang (Brigham dan Daves, 2003; Ristono dan

Puryani, 2011). Sebelum menghitung nilai NPV, perlu ditentukan terlebih dahulu

B/C Rasio dengan rumus :

(2.6)

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

35

Bila B/C lebih besar dari satu, maka investasi alat dapat diterima, tetapi

bila nilai B/C kurang dari satu maka projek tidak dapat diterima, sedangkan bila

rasio B/C sama dengan satu maka kondisi projek tidak berbeda (indifferent).

Keuntungan merupakan keluaran yang diinginkan untuk diterima, sedangkan

kerugian adalah hasil negatif yang sedapat mungkin dihindari (Ristono dan

Puryani, 2011). Keuntungan investasi dapat dilihat dari hasil nilai B/C rasio

dimana B/C > 1 dilakukan pemilihan investasi, B/C = 1 tidak terdapat perbedaan

antara investasi dengan tidak melakukan investasi, B/C <1 lebih baik tidak

melakukan investasi karena akan merugi. Rumus dasar dalam analisi biaya dan

manfaat adalah sebagai berikut :

(2.7)

Dimana : NPV = Net Present Value ; r = tingkat diskontro;

B = Manfaat; t = Waktu; C = Biaya; ∑ = jumlah

Apabila NPV>0, maka projek atau kegiatan itu dianggap layak dan

sebaliknya bila NPV<0, projek dinyatakan tidak layak. Guna mempermudah

analisa, ada beberapa asumsi sebagai berikut : a) adanya penambahan aktivitas

akan berdampak pada pengurangan terhadap debu yang dihasilkan, b) pekerja di

lingkungan sekitar akan menilai terhadap suatu usaha yang dimulai dari

pengurangan suatu polusi debu lebih tinggi apabila dibandingkan dengan

penilaian pada suatu usaha berikutnya (Reksohadiprodjo dan Brodjongoro, 2000).

2.3.3 Payback Period

Payback Period adalah perhitungan yang digunakan untuk mengetahui

berapa lama (tahun) suatu investasi dust collector diperkirakan akan kembali.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

36

Perhitungan dengan menggunakan proceed atau net cash flow. Rumus untuk

menghitung payback adalah sebagai berikut (Ristono dan Puryani, 2011).

(2.8)

2.3.4 Break Even Point (BEP)

BEP adalah kondisi dimana perusahaan tidak mendapatkan keuntungan

ataupun kerugian, dengan kata lain impas. Keuntungan yang dimaksud adalah

penjualan debu kepada industri lainnya yang akan digunakan sebagai bahan baku

pembuatan Beton. Perhitungan BEP menurut Giatman (2007) secara matematis

sebagai berikut :

(2.9)

Di mana FC = Fixed Cost, VC = Variable Cost.

Menurut Kalangi (2002) bahwa jumlah unit pokok (Q) diperoleh dengan

membagi biaya tetap total (FC) dengan selisih antara harga jual per unit ((p)

dengan biaya variabel (V), sebaai berikut:

(2.10)

2.4 Ekologi Industri

Ekologi adalah ilmu yang mengkaji timbal balik makhluk hidup atau

kelompok makhluk hidup dengan lingkungan sekitar (Odum, 1971). Sistem

industri sebaiknya bertindak seperti suatu ekosistem, limbah dapat dimanfaatkan

kembali sebagai sumber daya untuk industri lainnya (Simboli, et al., 2014; Tena,

et al., 2014; Acharya, et al., 2014). Konsep EI telah diterapkan di Kalundborg-

Denmark, Brownville Amerika Serikat, Calgary Kanada, sedangkan di negara

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

37

Indonesia, EI adalah instrumen untuk merancang pembangunan ekonomi yang

bekelanjutan dan berwawasan lingkungan (Heldiansyah dan Sarbini, 2012).

Sistem industri terbagi menjadi tiga sistem, di antaranya adalah :

a. Sistem Industri Type I, sistem industri dengan proses linier. Limbah tidak

dilakukan daur ulang namun dilakukan pengolahan, pencemaran menjadi

tinggi (find of pipe) dan perlu investasi alat pengolahan limbah. Sistem

Industri Type I disebut siklus terbuka.

Gambar 2.1. Sistem Industri Type I

Sumber: Kristanto, 2013

b. Sistem Industri Type II, sebagian limbah didaur ulang untuk dimanfaatkan

kembali. Sistem ini disebut sebagai siklus semi tertutup.

Gambar 2.2 Sistem Industri Type II

Sumber: Kristanto, 2013

c. Sistem Industri Type III, sistem dengan kesetimbangan dinamik yakni energi

dan limbah didaur ulang dan menjadi bahan baku industri lainnya. Sistem

industri tertutup. Sistem Industri Type III ini menjadi tujuan akhir dari konsep

ekologi industri.

Sumber daya

tak terbatas

System

Industri Produk sampingan

dan Limbah

Komponen System Industri

Limbah Terbatas Energi dan sumber

daya terbatas

Komponen System

Industri

Komponen System

Industri

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

38

Gambar. 2.3 Sistem Industri Type III

Sumber: Kristanto, 2013

Hubungan manusia dan lingkungan mempunyai kaitan erat, pekerja yang

berada pada lingkungan terbatas akan mengurangi konsentrasi oksigen yang

tersedia untuk menghasilkan kalor, karbondioksida meningkat sehingga suhu

dalam ruangan meningkat. Kenaikan suhu ini merangsang pembentukan keringat

pekerja sehingga udara dalam ruangan meningkat yang akan mengakibatkan

konsentrasi dan kinerja karyawan menurun.

Pendekatan yang digunakan untuk memenuhi hubungan manusia dan

lingkungan menurut Kristanto (2013) adalah: a) antroposentrisme, memandang

manusia sebagai pusat segalanya dan di atas dari segala sesuatu yang terdapat di

alam semesta, b) biosentrisme, manusia sebagai bagian dari organisme hidup yang

ada di alam semesta. Unsur-unsur yang menyebabkan pencemaran udara

lingkungan berdampak pada kesehatan manusia umumnya berasal dari

karbonmonoksida (CO), Hidrokarbon (HC), Oksida Nitrogen (NOx), Oksida

Belerang (Sox) dan partikulat. Sumber partikel abu terbang (fly ash) adalah dari

proses peleburan baja dan proses pembakaran yang tidak sempurna. Pengaruh

Komponen System Industri

Energi

Komponen System

Industri

Komponen System

Industri

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

39

adanya partikel terhadap kondisi kesehatan manusia adalah gangguan pernafasan.

Bulu hidung berfungsi mencegah partikel dengan ukuran besar, sedangkan

membran mukosa akan menahan partikel yang lebih kecil.

2.4.1 Teknologi Produksi Bersih (The Clean Production Technology)

Teknologi Produksi bersih adalah upaya pengendalian dan pengolahan

pencemaran yang difokuskan pada pengurangan polutan, eliminasi polutan pada

sumbernya dan mencegah dan meminimalisasi terbentuknya limbah pada seluruh

tahapan proses produksi (Kristanto, 2013).

Penerapan teknologi produksi bersih dapat dilakukan antara lain: a)

bussiness driven technology, adopsi teknologi yang sudah ada dan canggih

sehingga keuntungan dari sisi ekonomi dan perbaikan lingkungan dapat tercapai,

b) clean technology, mengadopsi teknologi canggih dengan tujuan utama berupa

perbaikan lingkungan, c) appropriate technologies, adopsi teknologi sederhana

untuk meningkatkan kinerja lingkungan dengan tujuan utama meningkatkan

keuntungan, d) low hanging fruit technology adalah adopsi teknologi sederhana

dengan tujuan berupa peningkatan kualitas lingkungan (Berkel, 2001).

Adopsi teknologi menurut Manuaba (1998d), appropriate technologies

adalah pemilihan atau penggunaan teknologi tepat guna dengan menerapkan 6

(enam) kriteria meliputi: a) secara teknis lebih efisien, b) secara ekonomis lebih

menguntungkan, c) secara kesehatan dan ergonomi tidak menimbulkan penyakit

baru, d) secara sosial budaya tidak menimbulkan gejolak baru, d) tidak merusak

lingkungan, e) hemat energi dengan rancangan mengunakan antropometri

pemakai.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

40

Strategi penerapan teknologi produksi bersih 1E4R yaitu Elimination,

Reduce, reuse, Recycle, Recovery menurut United Nations Environment Program

(UNEP), sedangkan menurut Kebijakan Nasional teknologi Produksi bersih 5R

yaitu Rethink, Reuse, Reduction, Recovery, Recycle (Purwanto, 2009; Kristanto,

2013).

Skala penerapan teknologi produksi bersih dibagi menjadi tiga (Berkel,

2000): yakni a) Skala Mikro, penerapann berfokus pada kimia ramah lingkungan,

dilakukan analisis efisiensi bahan dan langkah sintesis proses, ekonomi anatomik,

pengembangannya berupa proses berwawasan lingkungan atau penggunaan kimia

ramah lingkungan, b) Skala Meso, penerapan berfokus pada efisiensi bahan dan

energi pada produk, proses produksi dan jasa, menggunakan kajian daur hidup,

pengembangan proses dan produk yang eco-efficiency, c) Skala makro, penerapan

berfokus pada efisiensi aliran bahan pada jejaring industri, analisis ekonomi

akutansi atau lingkungan, pengembangan pada inovasi sistem.

2.4.2 Strategi Penerapan Teknologi Produksi Bersih

Fokus penerapan teknologi produksi bersih adalah minimalisasi resiko

yang terjadi pada manusia dan lingkungan sekitar. Prinsip dalam penerapan

teknologi produksi bersih dikenal dengan istilah 5R (Purwanto, 2005; 2009) atau

dengan pendekatan 4R yang diawali aktivitasnya berupa Re-think (Kristanto,

2013). Strategi tersebut dijabarkan menjadi: a) berfikir ulang (Rethink) adalah

pola pikir tentang perubahan yang akan dilakukan menuju kondisi lingkungan

yang lebih baik dan keuntungan yang meningkat berorientasi perubahan produk

atau proses, b) penggunaan kembali atau pakai ulang (Reuse) memungkinan

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

41

limbah dapat digunakan kembali tanpa mengalami perlakuan fisika, kimia atau

biologi, c) pengurangan limbah pada sumbernya (Reduction), d) pungut ulang atau

ambil ulang (Recovery) memisahkan bahan dari limbah untuk kemudian

dikembalikan pada proses produksi dengan atau tanpa perlakuan fisika, kimia,

biologi, e) daur ulang (Recycle) memanfaatkan limbah dengan memprosesnya

kembali ke bentuk semula melalui perlakuan fisika, kimia atau biologi. Pada

penerapan prinsip teknologi produksi bersih proses perlakuan pencetakan baja

tidak melakukan aktivitas Reuse, karena limbah debu yang dihasilkan dapat

digunakan kembali memeerlukan perlakuan kimia.

2.5 Penerapan Teknologi Produksi Bersih berorientasi Ergonomi Total

Penerapan Teknologi Produksi Bersih berorientasi Ergonomi Total adalah

manajemen strategi 5R (Rethink, Reuse, Reduction, Recovery, Recycle) yang

menitikberatkan pada penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) melalui

pendekatan SHIP (Systemic, Holistic, Interdisiplinary, Participatory) sehingga

dapat meningkatkan kinerja karyawan, kualitas lingkungan perusahaan, nilai

tambah limbah perusahaan.

2.5.1 Konsep Ergonomi Total

Pendekatan Ergonomi Total yang dilakukan secara Sistemik, Holistik dan

melalui lintas disiplin ilmu (interdisipliner) serta pendekatan Partisipatori yang

dikenal dengan kajian SHIP, sehingga keinginan dan kebutuhan dari industri akan

memberikan alternatif solusi atas masalah yang sedang dihadapi (Sutjana, 1996;

Adiputra 1997). Ergonomic balanching secara umum dapat memberikan manfaat

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

42

terhadap peningkatan kinerja maupun produktivitas secara aman, nyaman, sehat,

efektif, efisien dan produktif (Manuaba, 1999).

Ergonomi Total mempertimbangkan penyelesaian masalah ergonomi

menggunakan 8 unsur, meliputi: energi atau status nutrisi (nutrition), pemanfaatan

tenaga otot (musculoskeletal), sikap kerja (posture), kondisi waktu (time), kondisi

sosial (social), kondisi lingkungan (environmental), kondisi informasi

(information), interaksi manusia dan mesin (man-machine Interface) (Manuaba,

1992b).

Perbaikan atau intervensi yang diterapkan di industri pengecoran logam,

didasarkan pada hasil identifikasi masalah dan data penelitian pendahuluan yang

telah dilaksanakan sebelumnya. Pendekatan Ergonomi Total merupakan

penerapan Teknologi Tepat Guna melalui pendekataan SHIP; Sistemik, Holistik,

Interdisipliner dan Partisipatori (Manuaba, 2004, 2005b).

2.5.1.1 Delapan Aspek Ergonomi

a. Energi atau Status Nutrisi (Energy atau Nutrion)

Pekerjaan fisik pada kategori sedang sampai dengan berat ditambah tempat

kerja dengan lingkungan panas, kebutuhan karbohidrat dan mineral lebih dominan

(Grandjean, 1993). Pemberian tambahan nutrisi pada saat istirahat sangat

dianjurkan untuk mengembalikan kalori dan memulihkan tenaga yang terpakai.

Pekerjaan pada industri pengecoran logam masuk pada kategori sedang sampai

dengan berat, perusahaan sudah menyediakan minuman berupa air mineral.

Pemberian air minum dapat memulihkan stamina tubuh (Atmaja, 2009; Arsa,

2011).

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

43

b. Tenaga otot (Use of Muscle)

Penggunaan tenaga otot untuk menyelesaikan penuangan baja cair ke

dalam cetakan, pembongkaran cetakan dan pembersihan manual pada proses

mencetak baja berakibat oklusi intramuskular, sehingga mengurangi produksi

ATP menjadi dua mol dan terbentuk asam laktat akibat metabolisme dan

anaerobik (Grandjean dan Kroemer, 2000). Penurunan energi dan akumulasi asam

laktat akan mempercepat timbulnya kelelahan dan keluhan otot yang apabila

terakumulasi akan menimbulkan nyeri otot (Guyton dan Hall, 2000). Penelitian

pendahuluan yang dilakukan Susihono (2014a) pekerja mengusulkan perlunya

perancangan Ladle yang ergonomis, perancangan dimensi handle yang

antropometris.

c. Sikap Tubuh (Body Posture)

Sikap tubuh sangat berhubungan dengan aspek pembebanan dan kesehatan

kerja. Sikap tubuh yang terjadi pada proses mencetak baja antara lain

membungkuk, penggunaan otot berlebih saat penggunaan tools berupa Ladle,

bekerja dengan menghirup partikel debu pasir cetak. Pekerja pada saat

mengoperasikan Ladle terkena radiasi panas baja cair, kondisi kerja yang tidak

alamiah menyebabkan nyeri pada tubuh tertentu (Kee dan Karwowski, 2007;

Inzumi, 2008), penurunan produktivitas dan efisiensi kerja (Manuaba, 1998b).

Pengaturan mekanisme kerja baru dengan mempertimbangkan sikap kerja yang

lebih ergonomis perlu dilakukan sehingga perlu penyesuaian SOP yang

berorientasi sikap kerja alamiah dan minimalisasi efek panas yang ditimbulkan

dari baja cair dalam Ladle. Kondisi serupa juga harus dilakukan pada aktivitas

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

44

pembongkaran cetakan dan pembersihan manual as cast di mana sikap kerja yang

terjadi berupa membungkuk terlalu ekstrim, kemudian menekan tools dengan

tenaga otot yang diikuti dengan menahan nafas dan mengirup nafas dengan cepat.

Aktivitas ini sangat berbahaya, karena efek samping dari proses pembongkaran

cetakan dan pembersihan manual pasir cetak dan pengotor (as cast) menimbulkan

debu berupa fly ash, yang berpotensi dihirup secara langsung oleh pekerja.

d. Lingkungan Kerja (Work Environment)

Aktivitas penuangan baja kedalam cetakan menggunakan Ladle,

berdampak pada pekerja terpapar panas baja cair, sehingga jarak dan dimensi

handle Ladle perlu disesuaikan antara jarak pegangan, beban dan radiasi panas,

sehingga organisasi kerja dapat maksimal. Pekerja dalam aktivitas mencetak baja

juga mempunyai potensi berupa menghirup partikel debu secara langsung yang

berasal dari efek hasil samping proses pembongkaran hasil cetakan baja.

Penelitian pendahuluan (Susihono, 2014a) pekerja mengusulkan perlunya alat

yang dapat menangkap debu.

e. Kondisi Waktu (Time Condition)

Waktu Kerja sering didefinisikan sebagai waktu kerja maksimal di mana

seseorang dapat bekerja dengan baik dengan kondisi lingkungan kerja yang

normal, pada umumnya dihitung 8 jam/hari termasuk jam istirahat (Suma’mur,

1982; Grandjean, 1993). Waktu kerja yang ada di industri pengecoran logam

diberlakukan 6 hari kerja efektif, bekerja mulai pukul 07.30 sd 15.00, waktu

istirahat 1 jam pada siang hari mulai pukul 11.30 sampai dengan 12.30.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

45

Dibutuhkan waktu istirahat aktif untuk melepaskan lelah sesaat dan mengurangi

beban kerja (Susihono, 2014a).

f. Kondisi Sosial (Socio-Cultural)

Kondisi sosial budaya kerja dapat berupa interaksi; antar pekerja,

masyarakat keluarga, perusahaan. Ergonomi harus di aplikasikan dengan

mempertimbangkan budaya (Chapanis, 1974). Nilai atau value bersifat turun

temurun (heritage), atau merupakan nilai baru yang berkembang dan melekat

pada suatu kelompok seiring dengan berjalannya waktu, (Kaplan, 2004;

Widyanti, 2011). Industri pengecoran logam yang ada di Ceper rata-rata

merupakan perusahaan keluarga, sehingga manajemen perusahaan dikelola oleh

orang yang mempunyai jalinan persaudaraan. Budaya penggunaan APD pada saat

bekerja masih minim, kondisi ini juga terjadi pada industri sejenis lainnya.

Keilmuan yang dikembangkan di negara maju seperti Eropa maupun USA,

produk-produk yang dihasilkan dari suatu industri maju berdasarkan standar yang

sudah ada, padahal dimensi tubuh dan aktivitas fisik dari berbagai negara tidak

sama. Penerapan ergonomi memerlukan pertimbangan pada aspek antropomtri

pekerja lokal (Widyanti, 2011). Antropometri berkaitan dengan pengukuran dan

karakteristik dari tubuh manusia. Pengukuran tubuh manusia dilakukan dalam

keadaan statis dan dinamis (Bridger, 1995).

Rata-rata industri pengecoran logam di wilayah Ceper adalah warisan yang

sudah lama dijalankan, sehingga mulai Top Management industri pengecoran

logam di Ceper rata-rata dipegang oleh keluarga dan saudara dekat. Kondisi

culture menjadi acuan dalam perbaikan kerja (Manuaba, 1998a).

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

46

g. Kondisi Informasi (Information)

Komunikasi antara pekerja dengan pimpinan menggunakan lisan dan

tulisan. Penyampaian jadwal dan target harian yang sudah dilakukan berupa

informasi tertulis dan lisan yang disampaikan kepada pekerja. SOP kerja sudah

ada, namun belum dijalankan secara optimal, sehigga berpengaruh pada waktu

penyelesaian proses pengerjaan produk yang tidak sama antara satu pekerja

dengan pekerja yang lainnya. Belum adanya informasi pembagian tugas dan rotasi

pekerjaan di stasiun pencetakan pada aktivitas mencetak baja mulai dari

penuangan baja cair kedalam cetakan menggunakan Ladle, pembongkaran

cetakan, pembersihan manual dari pasir cetak dan pengotor (as cast). Perusahaan

juga belum membuat petunjuk arah jalan yang boleh dan tidak boleh dilalui oleh

pekerja, garis lantai aman atau tidak aman untuk dilewati pekerja maupun tamu

atau orang asing, slogan kerja ergonomis dan keselamatan kerja (susihono,

2014a). Jika dilihat dari proses kerja, kondisi yang belum ada berupa

display/papan kendali cor yang ergonomis untuk membantu penyampaian

informasi pekerjaan dan target kerja di Stasiun kerja pencetakan. Memudahkan

pekerja dalam informasi target atau tugas pekerjaan yang harus diselesaikan pada

tiap periodenya, sehingga kelancaran informasi mengurangi kesalahan kerja dan

frekuensi bertanya kepada manager produksi. Informasi kerja perlu dipasang di

papan pengumuman yang dekat dengan pekerja dan slogan kerja yang dipasang di

tempat-tempat strategis, dapat dilihat oleh karyawan setiap saat. (Grandjean dan

Kroemer 2000; Manuaba, 1999).

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

47

h. Interaksi Manusia-Mesin (Human-Machine Interface)

Tools yang selalu digunakan pekerja dalam proses penuangan baja

kedalam cetakan, adalah mengunakan Ladle. Alat bantu kerja atau mesin

sebaiknya dirancang menyesuaikan antara system kerja dengan kemampuan,

kebolehan, dan keterbatasan manusia (Fitting the job to the man) (Grandjean dan

Kroemer, 2000; Manuaba, 2005a). Pegangan dan wadah (Ladle) merupakan satu

kesatuan dalam pengoperasian kerja. Terdapat kondisi dimensi handle dengan

ukuran yang bervariasi ini berdampak pada sikap kerja yang tidak sama antara satu

pekerja dengan pekerja lainnya. Dust Collector yang digunakan sebagai alat bantu

menangkap debu pada saat aktivitas pembongkaran cetakan dirancang agar

mempermudah dan memberikan kenyamanan kerja, tidak menimbulkan

permasalahan baru terhadap kesehatan manusia.

2.5.1.2 Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG)

Perancangan alat yang ergonomis pada Ladle dan dust collector di industri

pengecoran logam memberikan dampak pada perbaikan sikap kerja. Rancangan

Teknologi Tepat Guna dapat memberikan manfaat antara lain berupa: a)

pemakaian otot atau energi lebih efisien, b) waktu lebih efisien, c) kelelahan

berkurang, d) kecelakaan kerja berkurang, e) penyakit akibat kerja berkurang, f)

kenyamanan dan kepuasan kerja meningkat, g) efisiensi kerja meningkat, h) mutu

produk dan produktivitas kerja meningkat, i) kesalahan kerja berkurang dan

kerusakan dapat diminimalkan, j) pengeluaran atau biaya untuk mengatasi akibat

kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dikurangi dan konsekuensinya biaya

operasional dapat ditekan (Manuaba, 2000c).

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

48

Menurut Manuaba (2004) kajian Teknologi Tepat Guna (TTG) yang

diaplikasikan di negara Indonesia sebagai negara berkembang harus memiliki

kriteria a) teknis, b) ekonomis, c) ergonomis, d) sosio-kultural, e) hemat energi, f)

ramah lingkungan, dan ditambahkan trendi (Sutjana, et al., 2005). Secara lebih

rinci penerapan TTG diuraikan sebagai berikut:

a. Secara Teknis

Bahan baku pembuatan Ladle menggunakan bahan berupa besi yang

tersedia di perusahaan, pengerjaan dilakukan oleh pekerja, sedangkan bahan baku

cashing dust collector menggunakan seng dan beberapa komponen yang sudah

ada di pasaran. Pengerjaan desain ini tidak memerlukan alat atau mesin yang

canggih, sehingga dapat dikerjakan pada bengkel manufaktur secara umum.

Secara teknis, bila bahan sudah tersedia, dapat dikerjakan oleh setiap bengkel

permesinan secara umum. Adanya rancangan Ladle sebagai alat menampung baja

cair untuk didistribusi ke dalam cetakan, diharapkan hasil kerja lebih baik dilihat

dari mekanisme kerja sesuai dengan SOP, beban kerja berkurang.

Perbaikan yang dilakukan pada Ladle adalah perancangan handle yang

mempertimbangkan antropometri tangan manusia dengan bahan baku dari besi,

pengerjaan menggunakan mesin Bubut, sedangkan pembuatan Dust Collector,

cashing menggunakan bahan utama besi, dan perakitan dengan cara manual.

Penggunaan Ladle baru diharapkan mekanisme kerja proses penuangan

baja cair kedalam cetakan lebih baik, sikap kerja lebih nyaman, tidak banyak

cairan baja yang tumpah atau berceceran, pengorganisasian kerja lebih jelas

sehingga kesesuaian ukuran dan perhitungan penuangan lebih baik sehingga

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

49

dihasilkan produk yang lebih bagus dengan mutu yang terstandarisasi. Kedua alat

bantu ini mudah digunakan (user friendly), mudah dirawat karena tidak

memerlukan penanganan khusus (maintenance friendly), dan karena

pembuatannya tidak menggunakan bahan yang berbahaya terhadap manusia,

Ladle dirancang dengan memperhatikan antropometri manusia, serta penempatan

dust colector berada pada posisi samping pekerja, sehingga paparan terhadap debu

lingkungan berkurang (environmental friendly).

b. Ekonomis

Karena bahan untuk pembuatan produk Ladle sudah tersedia di

perusahaan, secara hitungan biaya, tidak memerlukan investasi yang lebih mahal,

sehingga biaya pembuatan alat terjangkau, sedangkan pada pembuatan mesin dust

collector beberapa komponen menggunakan bahan yang sudah ada di perusahaan

seperti pembuatan rumah blower, baling-baling, cashing baling-baling, Syclone,

Troly, penyangga. Komponen yang dibeli antara lain Motor EM 1 Hp 1 Phasa 220

Volt; 2 Pole 2800 Rpm, Roda troli sebanyak 4 buah, Karung atau kantong debu,

Selang yang secara hitungan ekonomis masih menguntungkan. Kedua produk ini

tidak memerlukan ongkos pengerjaan yang mahal, karena dikerjakan oleh pekerja

sendiri.

Kisaran biaya atas pembuatan Ladle adalah antara Rp900.000,00 sampai

dengan Rp1.300.000,00 sedangkan pembuatan Dust Collector antara

Rp3.500.000,00 sampai dengan Rp4.000.000,00 apabila dengan penambahan

Cyclone penambahan biaya ± Rp1.350.000,00 Biaya ini lebih murah bila

dibandingkan dengan pembelian peralatan siap pakai.

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

50

Adanya rancangan Dust Collector memberikan keuntungan tambahan

kepada perusahaan melalui penjualan dan pemanfaatan fly ash oleh industri lain.

Keuntungan lain dengan adanya rancangan kedua alat bantu ini, yakni Ladle

adalah pekerja dapat menyelesaikan penuangan baja cair dengan memperhatikan

kemampuan, kebolehan dan keterbatasan yang dimiliki, sehingga tidak terjadi

overworking, pekerja tidak cepat mengalami kelelahan dan keluan

muskuloskeletal, sedangkan penggunaan Dust Collector, pekerja akan

memperoleh keuntungan berupa peningkatan kesehatan dilihat dari penurunan

debu yang dihirup. Biaya atas pemeriksaan atau pengobatan akibat adanya debu

yang dihirup dapat di saving.

c. Ergonomis

Redesain Ladle dan Dust Collector dapat dipertanggung jawabkan

penggunaanya, karena mengunakan ukuran antropometri manusia. Penggunaan

alat bantu ini dapat meningkatkan kenyamanan dan keamanan dalam

mengoperasikannya. Redesain Ladle dipertimbangkan jarak handle dengan pusat

beban, diameter atau dimensi handle, bentuk handle disesuaikan dengan dimensi

genggaman tangan, mengurangi paparan panas baja cair pada pekerja.

Desain dust collector mempertimbangkan kemudahan pengoperasian,

kekuatan hisap debu, kemudahan dan keamanan dalam pengambilan hasil debu.

Penempatan dust collector berada diposisi berlawanan dengan pekerja, sehingga

tidak menganggu pekerja menyelesaikan pembongkaran cetakan. Pengoperasian

alat dengan sikap yang alamiah, berdampak potensi timbulnya cidera kerja dapat

diminimalisasi (Nurmianto, 1996)

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

51

d. Diterima oleh sosial budaya (Sosio-Kultural)

Redesain Ladle dan dust colector berdasarkan keinginan pekerja sebagai

pengguna alat pada tiap harinya. Pernyataan terhadap desain dari kedua alat bantu

ini dihimpun dengan menggunakan metode Focus Group Discussion. Desain

mempertimbangkan tata nilai (value) atau norma, kebiasaan kerja yang selama ini

dan telah bertahun-tahun dijalankan di perusahaan. Pengoperasian Ladle baru

dengan dua operator, tidak merubah jumlah pekerja dan kebiasaan yang telah

dijalankan oleh pekerja pada tiap harinya. Pemasangan dust collector tidak

menimbulkan sikap kerja baru dan tidak merubah posisi dan mekanisme

pembongkaran cetakan dan pembersihan as cast. Area aktifitas kerja pada saat

pembongkaran cetakan tidak berubah. Pertimbangan ini dilakukan dengan tujuan

redesain dapat diterima, diaplikasikan, dirawat secara terus-menerus dan tidak

menimbulkan masalah yang berdampak sosial lainnya. Karena masyarakat sudah

terbiasa dengan pengunaan power listrik, maka Dust Collector dirancang dengan

menggunakan power dari listrik dengan pertimbangan adanya kemudahan

pengoperasian kerja.

e. Hemat Sumber daya Alam atau Energi

Penghematan energi yang diperoleh setelah menggunakan Ladle hasil

rancangan adalah diharapkan energi yang dikeluarkan oleh pekerja berupa beban

otot dapat menurun, sedangkan mesin dust collector dapat mengurangi debu

terhirup oleh pekerja sehingga keluhan fisiologis pekerja dapat menurun, energi

yang berasal dari luar pekerja berupa pengurangan tenaga fan untuk menyedot

debu berkurang, juga pengurangan air yang digunakan untuk membasahi lantai

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

52

produksi. Bahan bakar listrik untuk mengoperasikan Dust Colector selain mudah

diperoleh juga lebih hemat bila dibandingkan dengan menggunakan power

lainnya.

f. Ramah Lingkungan

Bahan yang digunakan untuk pembuatan Ladle dan dust collector tidak

ada yang berdampak pada timbulnya reaksi kimia baru pada saat maupun setelah

digunakan sehingga aman terhadap lingkungan sekitar (environmental

conservation). Kebisingan yang ditimbulkan oleh kuparan sudu dan mesin Power

Dust Collector dirancang seminimal mungkin sehingga tidak menimbulkan bising

pada saat pengoperasian. Mekanisme operasi Dust Collector yang terjadi adalah

proses mekanik dan tanpa adanya senyawa kimia yang dicampurkan, sehingga ada

jaminan ramah lingkungan.

g. Trendi

Pemilihan rancangan alat memperhatikan fungsi dan kemudahan operasi,

serta keinginan pengguna, Ladle dirancang dengan fungsi tetap, namun

memberikankan keamanan dan rasa nyaman kepada karyawan yang lebih baik

bila dibandingkan dengan rancangan Ladle pada umumnya. Bentuk handle yang

mengikuti antropometri tangan pekerja, adanya sekat penopang dan penghambat

radiasi panas baja cair ke tubuh pekerja, memberikan tambahan kenyamaan

terhadap pengoperasian Ladle. Alat yang dirancang memperhatikan antropometri

dan disesuaikan dengan keinginan pengguna tergolong mengikuti trend atau

perkembangan zaman saat ini.

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

53

Sedangkan pada alat Dust Collector dirancang secara portable.

Perancangan dust collector pada umunya ditempatkan secara terpisah dan

menempel secara tetap pada dinding perusahaan, padahal aktivitas pembongkaran

cetakan dan pembersihan manual dikerjakan pada tempat yang berpindah-pindah

mengikuti alur cetakan, sehingga perlu alat yang portable untuk membantu dalam

menyelesaikan proses kerja. Pertimbangan kemudahan pengoperasian dan

kenyamanan pengguna menjadi pilihan produk yang ada di pasaran saat ini,

sehingga rancangan dust collector telah mengikuti perkembangan zaman.

2.5.1.3 Pendekatan SHIP (SHIP Approach)

Semua kriteria Teknologi Tepat Guna (TTG), harus melalui pendekatan

SHIP (Sistemik, Holistik, Interdisipliner dan Partisipatori) sebagai upaya

perbaikan atau intervensi yang akan diterapkan di industri pengecoran logam.

Proses identifikasi masalah dilakukan oleh semua pihak secara bersama-sama,

sehingga keberhasilan terhadap solusi yang dipilih dapat dirasakan oleh semua

pihak, dan apabila terjadi kendala, merupakan bagian yang dapat dipecahkan

bersama-sama pula (Manuaba, 2004) untuk perbaikan terus-menerus (continuous

improvement).

a. Sistemik

Sistemik, artinya semua faktor yang mempengaruhi dari permasalahan

harus teridentifikasi tanpa ada yang tertinggal. Sistem interaksi manusia terhadap

mesin atau alat dimana proses mencetak baja dimulai dari penuangan baja cair ke

dalam cetakan dengan menggunakan Ladle, proses pembongkaran cetakan,

pembersihan manual bahan setengah jadi dari pasir cetak dan pengotor. Sistem

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

54

interaksi manusia terhadap penggunaan alat yang ergonomis akan memperlancar

dan mempercepat proses penyelesaian pekerjaan, sedangkan alat bantu Ladle yang

tidak ergonomis akan berdampak pada tidak teraturnya organisasi kerja, kualitas

cetakan yang tidak bagus atau produk reject. Pemakaian Dust Collector

mengurangi sebagai interaksi manusia terhadap mesin atau alat dapat mengurangi

debu yang terhirup pada pekerja sehingga kinerja dan kesehatan kerja dapat

meningkat. Target produksi perusahaan berdampak pada target produksi dalam

satuan waktu yang harus dikerjakan sebagai target individu pekerja. Suatu sistem

kerja akan berjalan dengan baik bila pekerja memperhatikan kemampuan dan

keterbatasan kondisi fisiologis tubuh yang dimiliki (Adiputra, 1992).

Redesain Ladle mempertimbangkan ukuran antropometris manusia, sikap

kerja yang nyaman dan aman, begitu juga desain Dust Collector

mempertimbangkan kemudahan pengoperasian, tidak menimbulkan kondisi kerja

baru yang menganggu mekanisme dan sikap kerja yang sudah dirancang secara

ergonomis.

Interaksi manusia dengan manusia dapat terwujud dengan perbaikan

organisasi kerja proses mencetak baja, manusia menjadi perhatian yang utama.

Adanya perbaikan interaksi manusia dengan lingkungan kerja, debu fly ash

ditangkap dan diolah menjadi bahan baku produk turunan.

b. Holistik

Holistik artinya masalah dilihat secara menyeluruh dan komprehensif

antara satu sistem dan kaitannya dengan sistem yang lainnya. Sistem kerja pada

aktivitas mencetak baja yang lebih baik, akan berpengaruh secara langsung pada

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

55

proses finishing yang lebih baik. Proses kerja juga dipengaruhi oleh kondisi

lingkungan berupa iklim, kelembaban, kecepatan angin, intensitas cahaya dan

kebisingan. Faktor internal berupa usia, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan,

pengalaman kerja dan status kerja. Faktor eksternal hubungan kerja, pola

kepemimpinan. Pendekatan secara holistik akan berdampak pada perbaikan sistem

dimasa yang akan datang (Kunz, et al., 2013).

Sistem yang merupakan satu keatuan pengaruh dari beberapa sub-sistem

tidak langsung dengan adanya penerapan prinsip Holistik ini adalah: a) Sistem

pengupahan kerja, karena adanya waste yang dapat dinilai secara ekonomis,

keuntungan perusahaan akan naik dan adanya pengurangan biaya untuk perawatan

gedung, b) Sistem kesehatan lingkungan, yang selama ini perusahaan harus

menginvestasikan biaya untuk menganti limbah yang dibuang di udara bebas, c)

Sistem asuransi pekerja, yang dapat diminimalkan dengan asumsi paparan debu

pada pekerja dapat berkurang, biaya atas kesehatan kerja dapat dialihkan untuk

peningkatan atau perbaikan gizi/nutrisi.

c. Interdisipliner

Interdisipliner artinya semua bidang keilmuan harus turut serta

memberikan sumbang saran terhadap penyelesaian permasalahan yang dihadapi

oleh industri pengecoran logam. Beberapa bidang ilmu yang berhubungan untuk

penyelesaian permasalahan adalah: a) Ahli Ergonomi yang akan menganalisis

hubungan atau keterkaitan antara manusia dengan pekerjaannya, b) Teknik

Industri untuk menyeleksi berbagai alternatif desain dan merancang desain Ladle

dan Dust Colletor secara teknis, c) Ahli Ekonomi untuk menghitung keuntungan

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

56

perusahaan berupa benefit cost analysis, payback period dan BEP sehingga

produk layak jual, d) Teknik Lingkungan untuk menganalisis kondisi lingkungan

berupa debu tersuspensi yang ada di perusahaan dan penerapan teknologi produksi

bersih (The clean production Technology), e) Teknik sipil untuk menguji dan

menganalisis waste produk berupa flay ash yang tertangkap oleh dust collector

untuk dijadikan tambahan bahan baku agregat halus pembuatan beton.

Para ahli membentuk satu tim dan merumuskan permasalahan secara-

bersama-sama mulai dari awal pelaksanaan sampai dengan tahapan evaluasi,

sehingga dapat meyakinkan intervensi Ekologi Industri berorientasi Ergonomi

Total dapat realistis dan dilaksanakan.

Masalah yang akan dirumuskan mulai dari aspek Task, Organisasi dan

lingkungan kerja pada proses mencetak baja yakni: a) penuangan baja cair

kedalam cetakan menggunakan Ladle, b) proses pembongkaran cetakan, c) proses

pembersihan manual as cast dari pasir cetak.

d. Partisipatori

Partisipatori artinya semua orang harus terlibat sejak awal sampai dengan

berakhirnya program. Beberapa yang terlibat antara lain pekerja di stasiun

pencetakan baja, Manager Produksi, General Manager untuk menentukan

permasalahan yang menjadi prioritas untuk diselesaikan dan pertimbangan

penerapan TTG yang akan didesain. Pendekatan partisipatori dalam intervensi

ergonomi mampu meningkatkan kualitas hasil pengembangan suatu produk baru,

pendekatan partisipatori ini dimulai dari menanyakan langsung kepada pengguna

dari beberapa alternatif produk yang digunakan (Sutjana, et al., 1999).

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

57

Pekerja diberikan waktu dan kesempatan untuk memberikan masukan

desain Ladle dan Dust Colelctor, melakukan evaluasi desain Ladle dan Dust

Colelctor, bersama-sama memantau proses pembuatan kedua alat ini, sehingga

apa yang menjadi keinginan pekerja dapat diakomodir atau diterapkan pada

rancangan baru. Kepada semua disiplin ilmu harus terlibat secara bersama-sama

pula, dan memberikan sumbang saran pikiran atau masukan yang berkaitan

dengan rancangan produk mulai dari desain gambar, desain prototype, uji coba

alat baru, pembuatan SOP untuk panduan pengoperasioan mesin dengan sikap

kerja yang alamiah, evaluasi dampak setelah penggunaan alat atau pada saat alat

dioperasikan, evaluasi beban kerja maupun kekuatan material bahan.

Permasalahan digali dan ditemukan oleh semua pihak yang terlibat, kemudian

diberikan ruang untuk menyumbangkan alternatif penyelesaian masalah.

Beberapa yang dapat dilakukan oleh Pekerja, Manager Produksi dan

General Manajer untuk memperoleh gambaran permasalahan yang ada di lantai

produksi industri Pengecoran logam adalah dengan menerapkan 4 langkah proses,

meliputi a) penjelasan dan diskusi awal mengungkap masalah, b) Focus Group

Discussion (FGD), c) Role Play, d) Observasi lapangan. Pada akhir aktivitas perlu

dilakukan evaluasi secara bersama-sama untuk melanjutkan penyelesiaan

permasalahan pada prioritas yang lainnya. Implementasi pendekatan holistik

dilakukan pada saat pendefinisian, analisis dan penyelesaian masalah dengan

memasukkan Teknologi Tepat Guna (TTG) yang melibatkan secara aktif para

pekerja dan stake holder yang lainnya dalam satu tim (Manuaba, 2006).

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

58

Pada masa adaptasi, Dust collector dan Ladle dioperasikan secara terus-

menerus dalam rangka uji coba alat baru, setiap pekerja harus mencoba dan

memberikan masukan guna memperoleh perbaikan terhadap rancangan karena

pada akhirnya pada pekerjalah alat ini akan dipakai secara terus-menerus. Pekerja

dilibatkan sejak awal sampai dengan evaluasi rancangan alat bantu, sehingga

secara fisik pekerja hadir untuk memberikan alternatif usulan rancangan (the

body), bersama-sama memberikan masukan dengan melakukan proses dan

pengawasan pembuatan alat bantu (the mean) serta bersama-sama turut serta

mencoba dan memberikan masukan perbaikan alat bantu guna menyempurnakan

Dust collector dan Ladle hasil rancangan baru.

2.5.2 Ekologi Industri melalui Penerapan Teknologi Produksi Bersih

2.5.2.1 Kelemahan Ekologi Industri melalui Penerapan Teknologi Produksi

Bersih

Pemilihan penerapan suatu konsep tidak selalu memberikan dampak yang

sempurna, terdapat beberapa kelemahan dalam proses aplikasi di industri.

Beberapa kelemahan atau kekurangan yang terjadi, bila suatu perusahaan

melakukan adopsi konsep Ekologi Industri (EI) melalui penerapan Teknologi

Produksi Bersih yang terdapat pada manajemen lingkungan antara lain berupa:

a. Faktor kesehatan manusia dianggap telah diperbaiki sejalan dengan adanya

pengolahan limbah perusahaan (waste to product) yang akan menjadi bahan

baku pada industri turunan lainnya.

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

59

b. Tuntutan pengetahuan terhadap perkembangan adopsi teknologi terbaru,

pimpinan puncak harus memilih dan menentukan fokus strategi pengolahan

limbah.

c. Terkadang perusahaan memerlukan modal yang cukup mahal untuk membeli

investasi alat baru yang mampu melakukan operasi dengan efek perlakuan

lebih ramah terhadap lingkungan, belum ada kajian Teknologi Tepat Guna

(TTG) yang mendalam.

2.5.2.2 Kelebihan Ekologi Industri melalui Penerapan Teknologi Produksi

Bersih

Perusahaan berkembang mempertimbangkan perlunya penerapan konsep

Ekologi Industri melalui Teknologi Produksi Bersih, karena pada aktivitas ini

lingkungan menjadi faktor dominan untuk diperbaiki menuju keberlanjutan

perusahaan yang ramah lingkungan, sehingga apabila perusahaan menerapkan

konsep Ekologi Industri melalui penerapan Teknologi Produksi bersih, akan

mempunyai beberapa manfaat atau keuntungan berupa :

a. Tercapainya tujuan utama bisnis perusahaan berupa peningkatan keuntungan

dan kualitas lingkungan perusahaan.

b. Perubahan dalam pola pikir, sikap dan tingkah laku yang mengarah pada

pengaturan diri sendiri (self regulation) dari pada secara command and

control dalam pemeliharaan lingkungan.

c. Sistem industri dipandang sebagai suatu sistem kesatuan, organisasi dalam

ekosistem saling interaksi, saling mempengaruhi antar sistem

Page 41: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

60

d. Perbaikan yang dilakukan memaksimalkan perlakuan "produk" dan "proses"

yang terjadi pada lantai produksi.

e. Pengelolaan limbah merupakan keuntungan tambahan diperusahaan dan

perusahaan sadar terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan

berwawasan lingkungan

f. Limbah suatu industri menjadi input industri lain menjadi produk baru (waste

to product), merupakan aktivitas tertutup (closed loop) membentuk Sistem

Industri type II dan Sistem Industri Type III.

g. Meningkatkan citra perusahaan melalui upaya perusahaan menuju produk

yang ramah lingkungan (eco-labeling) sebagai syarat awal produk masuk

pada pasar internasional.

2.5.2.3 Kelemahan Ekologi Industri melalui Penerapan Teknologi Produksi

Bersih berorintasi Ergonomi.

Penyempurnaan dari penerapan Teknologi Produksi Bersih dari konsep

Ekologi Industri adalah perlunya mempertimbangkan manusia sebagai subjek atau

faktor utama setiap langkah perbaikan lingkungan. Alasan yang paling mendasar

adalah bahwa terjadinya suatu bisnis di industri disebabkan oleh keinginan atau

harapan manusia, sehingga manusialah yang seharusnya menjadi perhatian

dominan, sedangkan lingkungan perusahaan diharapkan dapat mendukung

kenyamanan dan keamanan pada semua pekerja atau karyawannya. Pendekatan

Ergonomi Total adalah jawaban yang paling tepat guna menyempurnakan

kelemahan ini, namun demikian setiap aplikasi atau perpaduan konsep baru

Page 42: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

61

tidaklah selalu sempurna, masih terdapat kekurangan atau kelemahan dalam

penerapannya, antara lain berupa :

a. Pada awalnya, tugas Tim akan lebih berat karena harus melibatkan berbagai

bidang disiplin ilmu yang berbeda-beda yang akan menggali dan memberikan

berbagai masukan dan solusi atas berbagai aspek yang berpengaruh antara

satu sistem dengan sistem lain, mulai identifikasi masalah sampai dengan

perbaikan dijalankan.

b. Memerlukan waktu persiapan yang relatif lebih lama dibanding dengan

metode Top Down karena dibutuhkan prinsip partisipatori dari berbagai

pihak mulai dari Pekerja, Manajer bagian produksi maupun General Manager

atau pemilik perusahaan.

2.5.2.4 Kelebihan Ekologi Industri melalui Penerapan Teknologi Produksi

Bersih berorintasi Ergonomi

Kondisi lingkungan yang baik akan meningkatkan kinerja karyawan

sehingga berdampak pada keberlangsungan perusahaan dimasa yang akan datang.

Penerapan Ekologi Industri melalui Teknologi Produksi Bersih berorintasi

Ergonomi menyempurnakan pentingnya perbaikan a) kualitas lingkungan, b)

perolehan keuntungan perusahaan sejalan dengan c) peningkatan kinerja

karyawan. Ketiga variabel terebut harus berjalan beriringan guna mengoptimalkan

proses bisnis perusahaan. Manusia atau kinerja karyawan yang meningkat

merupakan kunci keberhasilan bisnis perusahaan yang berkelanjutan.

Penerapan Ekologi Industri melalui Teknologi Produksi Bersih berorintasi

Ergonomi mempunyai keunggulan di antaranya berupa :

Page 43: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

62

a. Menempatkan faktor manusia pada urutan pertama dilihat dari kemampuan,

kebolehan dan keterbatasan sehingga keberlangsungan industri dimasa yang

akan datang dapat terjamin.

b. Mempertimbangkan faktor kinerja karyawan dilihat dari; beban kerja,

keluhan muskuloskeletal, kelelahan, debu terhirup, kebosanan kerja dan

kepuasan kerja; sejalan dengan peningkatan kualitas lingkungan dan

keuntungan perusahaan.

c. Investasi mesin atau alat dapat dilakukan dengan kajian penerapan Teknologi

Tepat Guna (TTG) menggunakan 7 kriteria; Teknik, Ekonomi, Ergonomi,

Sosial Budaya, Hemat Energi, Ramah Lingkungan, Trendi.

d. Prinsip Sistemik dan Holistik memberikan gambaran bahwa semua sistem

dan permasalahan perlu diidentifikasi, sehingga tidak ada lagi permasalahan

baru yang muncul setelah perbaikan dijalankan.

e. Adanya prinsip Interdisipliner dan Partisipatori dalam ergonomi memberikan

hasil yang lebih baik bila dibandingkan perbaikan berbasis kebijakan yang

dilakukan tanpa adanya keterlibatan semua pihak sebagai pengguna.

f. Jaminan keberlanjutan bisnis perusahaan, karena perbaikan kualitas

lingkungan, peningkatan keuntungan perusahaan sejalan dengan peningkatan

kinerja karyawan. Karyawan merupakan kunci penggerak bisnis perusahaan.

2.5.3 Pendekatan Strategi 5R pada penerapan Teknologi Produksi Bersih

dan Ergonomi

Langkah penerapan teknologi produksi bersih dijabarkan dalam aktivitas

prinsip 5R. Karena debu yang terbentuk memerlukan perlakuan pada proses

Page 44: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

63

pemanfaatan kembali atau pemakaian ulang dan tidak dapat langsung digunakan,

maka R pada Reuse tidak diisi. Perbandingan langkah-langkah 5R dari teknologi

produksi bersih dan ergonomi dapat dijabarkan pada Tabel 2.3.

Tabel. 2.3

Penerapan 5R teknologi produksi bersih dan ergonomi

pada industri pengecoran logam

Aktivitas Teknologi Produksi Bersih Ergonomi

Re think 1. Perubahan dilakukan pada

proses atau produk

2. Limbah debu ((fly Ash) pada

aktivitas pembongkaran

cetakan berpotensi untuk

diolah menjadi input industri

lainnya: Industri Beton,

Industri Batako, Industri

Semen

3. Kualitas lingkungan

meningkat

4. Keuntungan meningkat

1. Manusia menjadi faktor utama dari semua

aktivitas perbaikan sikap kerja dan

pengolahan limbah, mulai dari awal

sampai dengan akhir proses produksi.

2. Redesain alat atau mesin dalam

pengelolaan limbah maupun perbaikan

sikap kerja dengan penerapan TTG melalui

pendekatan SHIP.

3. Peningkatan kualitas lingkungan dan

keuntungan perusahaan sejalan dengan

peningkatan kinerja karyawan.

Reduction 1. Pengurangan debu pada

sumbernya dilakukan dengan

dibongkarnya cetakan

setelah 12 jam baja cair

dituang dalam cetakan.

2. Perbaikan proses.

1. Pengurangan debu dengan aktivitas

pembongkaran dilakukan setelah 12 jam

dengan memperhatikan sikap kerja yang

aman dan nyaman, menghindari debu

terhirup.

2. Minimalisasi debu terhirup oleh pekerja

dengan menjalankan alat bantu dust

collector bersamaan dengan aktivitas

pembongkaran cetakan dan pembersihan as

cast

Recovery 1. Pemungutan kembali debu

dilakukan dengan pembelian

mesin dust collector.

1. Pemungutan kembali debu dengan

menggunakan rancangan alat Dust

Collector yang dikaji dengan pendekatan 7

kriteria TTG; teknis, ekonomis, ergonomis,

sosio-kultural, hemat energi, ramah

lingkungan, trendi.

2. ukuran Dust Collector menggunakan data

antropometri pekerja .

Recycle

1. Daur ulang debu (fly ash)

hasil tangkapan adalah

dengan dijual kepada

industri turunan untuk diolah

kembali sebagai campuran

agregat pembuatan Beton

1. Proses daur ulang debu (fly ash) hasil

tangkapan memperhatikan sikap kerja

aman, tidak menimbulkan masalah baru

bagi kesehatan.

2. Proses packaging debu (fly ash)

meperhitungkan kapasitas dan berat karung

agar tidak melebihi kapasitas angkat

maksimal.

Page 45: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

64

2.5.4 Perbaikan Kondisi kerja pada aspek Tugas (Task)

Hal yang sangat mendasar yang harus dihadapi manusia adalah

kompleksitas tugas pekerjaan, memenangkan kompetisi, sikap kerja manusia

menerima perubahan, informasi, dan substitusi sebagai alternatif jawaban

keinginan untuk memperbaiki diri (Manuaba, 2004). Observasi ergonomi dimulai

dari task (Guan, et al., 2013). Pekerjaan (task) berupa aktivitas mencetak baja

meliputi 3 langkah; a) Penuangan baja cair kedalam cetakan menggunakan Ladle,

b) Pembongkaran cetakan, c) Pembersihan manual (as cast).

Pada aktivitas penuangan baja kedalam cetakan menggunakan Ladle,

perbaikan dilakukan pada ukuran atau dimensi genggaman handle agar pekerja

lebih ENASE (Efektif, Nyaman, Aman, Sehat dan Efisien). Kerja yang tidak

ergonomis jika tidak ditangani secepatnya, akan menimbulkan masalah terhadap

kenyamanan, dan keselamatan kerja (Manuaba, 1998a). Pada aktivitas

pembongkaran cetakan dan pembersihan manual dilakukan perbaikan berupa

penambahan dust collector untuk menangkap debu sebagai efek yang ditimbulkan

oleh pasir kuarsa proses pembongkaran cetakan dan pembersihan manual as cast

oleh pekerja dapat diminimalisasi.

2.5.4.1 Redesain Ladle

Banyak ditemukan peralatan atau mesin yang sudah didesain sangat bagus,

namun belum mempertimbangkan kepuasan pemakainya, sehingga masih

berpotensi mempercepat terjadinya kelelahan dan alat tidak nyaman untuk

dipakai. Desain harus dapat menutupi kelemahan dan keterbatasan manusia

sebagai operator agar dapat tercapai hasil yang maksimal, manusia menjadi urutan

Page 46: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

65

pertama dalam desain, tempat kerja dan lingkungan sekitar harus disesuaikan

dengan manusia (Sutjana, 2014a). Banyak desain yang menghasilkan

produkitivitas tinggi, mutu produk bagus tetapi kurang manusiawi (Platcheck, et

al., 2008), menimbulkan beban bagi pemakai berupa beban fisik dan mental

sehingga cepat menimbulkan rasa lelah dan dapat menyebabkan kecelakaan atau

penyakit akibat kerja (Manuaba, 1998c)

Redesain Ladle ergonomis dipilih berdasarkan beberapa alternatif. Data

antropometri berupa tinggi siku berdiri, genggaman tangan, diukur dengan

menggunakan antropometer dalam satuan mili meter. Ukuran-ukuran

antropometri dalam mendesain alat-alat kerja dan tempat kerja akan berpengaruh

terhadap respon fisiologis pada tubuh saat mengangkat dan mengangkut beban

(Sutjana, et al., 2005). Ladle dirancang sesuai dengan kriteria yang harus

dipenuhi dalam konsep TTG (Manuaba, 2004; 2006).

Hasil penelusuran paten Ladle sampai dengan saat ini, ditemukan bahwa

terdapat 4 paten dengan hanya wadah dari Ladle yakni a) Stuart Z. Uram-

USD280627; b) Phlllp N- Bear-5011120; c) Mark Vincent-US 7204955B2; d)

Lou Carolla-US7074361, sedangkan paten Ladle dengan handle untuk satu

operator ditemukan dua, yakni a) Daniel F. Davis-US6488886B1; b) Willis

Mitchell-US494585. Belum ditemukan patent Ladle yang dioperasikan oleh dua

orang pekerja.

2.5.4.2 Desain Dust Collector

Desain dust collector menggunakan sistem pengumpul debu mekanis

dengan fan sudu-sudu silinder dengan memanfaatkan gaya sentrifugal (Kristanto,

Page 47: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

66

2013), desain ini lebih efektif untuk menangkap debu dengan partikel pada

pengecoran logam. Agar kinerja mesin optimal maka spesifikasi dust collector

dapat digunakan Air flow sebesar 4200 m3/h, Pressure :1471 PA. Syclone

dirancang harus memperhatikan kemudahan dan kecepaan penampung dan

pemisahan butiran. Duxt Collector dirancang sesuai dengan kriteria yang harus

dipenuhi dalam konsep TTG (Manuaba, 2004; 2006).

Desain suatu produk menurut Sutjana (2014a) dapat: a) memiliki petunjuk

operasional yang sederhana dan jelas, b) memiliki sistem pengamanan yang baik,

c) terdapat peringatan atau tanda bahaya mesin bila tidak berjalan dengan baik

atau menimbulkan bahaya, d) memiliki standar yang sama untuk tanda yang sama,

e) display/papan kendali cor yang sederhana, mudah dimengerti, jelas dilihat dan

dibaca, f) kontrol jelas, sederhana, mudah dimengerti dan dioperasikan, g)

perawatan mudah dan murah, h) bidang kerja dapat disesuaikan, i) memperhatikan

keterbatasan yang dimiliki pemakai.

Hasil penelusuran paten dust collector sampai dengan saat ini, ditemukan

terdapat 17 paten. Paten dengan menyertakan perancangan Syclone oleh a) Robert

M. Witter, US7824457; b) Robert M.Witter, US7550021; sedangkan paten yang

lainnya: a) Mao Nan Cheng-USD629575; b) Mao Nan Cheng-USD630391; c)

Yuan Tai Cheng-USD629576; d) Tony Lin-USD630392; e) Angela Denise

Shelton-US6875248; f) Bryan W Woburn-US7074261; g) Chich Peng Lin-

US20110219734; h) Chieh Yuan Cheng-USD501964; i) James K Reid-

US8460417; j) Kimura-US5159737; k) McDaniel, David-MEP1794330; l)

Michael A Bodmer-US5536206; m) Paul J Eckhoff-US6783563; n) Robert

Page 48: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

67

M.Witter-US2010-0218467; o) Steve Bures-US6827640B2. Paten rancangan dust

collector portable yang difungsikan untuk menghisap debu (fly ash) pada industri

pengecoran logam belum ditemukan.

2.5.5 Perbaikan kondisi kerja pada aspek Organisasi Kerja

2.5.5.1 Pengaturan waktu istirahat aktif

Pengaturan waktu istirahat aktif dapat menurunkan beban kerja, dihitung

berdasarkan nilai denyut nadi yang sudah dikonversi dengan data kategori beban

kerja (Adiputra, 1992). Penelitian ini akan dilakukan istirahat selama 15 menit

setelah bekerja selama 2 jam.

2.5.5.2 Penyediaan display atau papan kendali cor

Kemampuan penglihatan (visual ability) menurut Tarwaka (2010) dapat

ditentukan dari beberapa faktor, antara lain ketajaman penglihatan (visual acuity),

pemusatan pandangan mata (convergence), diskriminasi warna (color

discrimination) dan adaptasi gelap (dark adaptation). Sudut pandang (Visual

angle-VA) dalam menit arc dengan menggunakan rumus :

(2.11)

Dimana H= Tinggi Stimulus pandang (Height);

D= Jarak dari mata (distance).

Rasio tebal huruf dengan tinggi huruf atau angka untuk hitam pada putih

rasio 1:6 s/d 1:8, putih pada hitam rasio 1:8 s/d 1:10, sedangkan rasio Lebar dan

tingi karakter (width-Height Rasio of Characters) digunakan rasio 3:5 (3 elemen

lebar dan 5 elemen tinggi). Tinggi huruf atau angka terhadap jarak baca

menggunakan rumus :

(2.12)

Page 49: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

68

Menyediakan display/papan kendali cor pada stasiun pengecoran logam

dapat difungsikan sebagai informasi tentang tugas dan target pekerjaan tiap

periode. Papan kendali cor dapat memberikan kemudahan informasi, sehingga

kesalahan dalam bekerja dapat dihindari.

2.5.5.3 Gizi atau Nutrisi

Gizi atau nutrisi adalah gizi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk

melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerjanya

dengan tujuan untuk pemulihan tenaga. Gizi yang baik dan seimbang berpengaruh

terhadap peningkatan taraf kesehatan tenaga kerja guna mencapai produktivitas

dan efisiensi kerja yang tinggi (Rival, 2009). Beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi kebutuhan gizi seseorang menurut Ichsan (2002) adalah; a) ukuran

tubuh atau tinggi dan berat badan, b) usia, c) jenis kelamin, d) kegiatan atau jenis

aktivitas kerja, e) kondisi tubuh tertentu, f) lingkungan kerja. Pemberian asupan

tambahan pada setiap 2 jam, efisiensi kerja akan tetap tinggi (Ichsan, 2002) karena

setelah bekerja dalam waktu ini, kadar gula darah akan mencapai kondisi yang

terendah sehingga perasaan lelah akan muncul.

Berdasarkan fungsinya gizi dikelompokkan menjadi: a) zat tenaga atau

energi berupa karbohidrat dan lemak, b) protein mengandung energi tapi bukan

sumber energi, namun berfungsi sebagai penganti jaringan atau sel tubuh yang

rusak sehingga disebut zat pembangun, c) zat pengatur berupa vitamin, mineral

air. Kecukupan gizi berdasarkan prinsip gizi seimbang untuk orang indonesia

antara lain: a) Karbohidrat; 60-70% dari total energi sehari, b) Protein; 1 gram tiap

kg berat badan untuk protein dari hewani dan 1,2 gram untuk protein dari

Page 50: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

69

tumbuhan dan dibutuhkan 10-15% dari total energi sehari, c) Lemak; 20-25% dari

total energi sehari, d) air; 2,8 liter air mineral per hari untuk pekerja berat dan 1,9

liter air per hari untuk pekerja ringan.

Makanan tanpa energi masuk pada golongan VIII antara lain berupa agar-

agar, air kaldu, air mineral, cuka, gelatin, gula alternatif (aspartam, sakarin), kopi,

teh (Rival, 2009) karena mengandung kurang dari 20 kalori tiap penukarnya.

Energi untuk kebutuhan fisiologis minimal tubuh dalam keadaan basal disebut

Metabolisme Basal (BM) adalah energi yang dibutuhkan minimal untuk

melaksanakan hajat hidup biologis selama 24 jam. Kondisi basal adalah tubuh

tidak dalam keadaan tidur, namun rileks terlentang, tidak melakukan pekerjaan

jasmaniah dan rokhaniah dalam kondisi lingkungan yang nyaman, pada akhirnya

energi basal dibuang di permukaan kulit (energi thermis). Perhitungan kebutuhan

energi untuk melaksanakan pekerjaan menurut (Ichsan, 2002; Rival, 2009) dapat

dilakukan dengan:

a. Menaksir nilai Basal Metabolisme Rate (BMR) yang sebelumnya telah

diketahui umur, jenis kelamin dan berat badan pekerja.

Tabel 2.4

Taksiran nilai BMR menurut kelompok umur dan jenis kelamin

Umur (th) Laki-laki Perempuan

18 s/d 30 15,3 Bb + 679 14,7 Bb + 496

30 s/d 60 11,6 Bb + 897 08,7 Bb + 829

> 60 13,5 Bb + 487 10,5 Bb + 596

Sumber : Ichsan (2002)

Page 51: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

70

b. Kebutuhan energi atau kecukupan energi berdasarkan tingkat aktivitas fisik.

Tabel 2.5

Angka kecukupan energi dari tiga tingkat aktivitas fisik

Kelompok

Aktivitas Jenis Kegiatan

Faktor

Aktivitas

Ringan

- Laki-laki

- Perempuan

75% dari waktu yang digunakan adalah

untuk duduk atau berdiri dan 25% untuk

kegiatan berdiri atau berpindah (moving)

1,58

1,45

Sedang

- Laki-laki

- Perempuan

25% waktu yang digunakan adalah untuk

duduk atau berdiri dan 75% adalah untuk

kegiatan kerja khusus dalam bidang

pekerjaanya

1,67

1,55

Berat

- Laki-laki

- Perempuan

40% dari waktu yang digunakan adalah

untuk duduk atau berdiri dan 60% untuk

kegiatan kerja khusus dalam bidang

pekerjaanya

1,88

1,75

Sumber : Proceeding WNPG VII (2004) dalam Rival (2009)

c. Specific Dynamic Action atau intake dengan penambahan 10%.

d. Pembagian kecukupan energi selama 24 jam.

Pada 8 jam kerja minimal disediakan makan dan minum 2/5 dari kecukupan

energi selama 24 jam dapat dibagi berupa: asupan makan pagi 20%, asupan

snack siang dan sore masing-masing 10%, asupan makan siang 35%, asupan

makan malam 25%.

2.5.5.4 Induksi kerja

Induksi kerja dapat diartikan lain berupa apel pagi. Tujuan dari aktivitas

ini selain sebagai presensi, juga media informasi dan komunikasi lisan yang

efektif terkait pekerjaan yang harus diselesaikan. Kegiatan ini juga dapat melatih

Page 52: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

71

kedisiplinan dan tanggung jawab dalam bekerja. Permasalahan dan kendala pada

pekerjaan sebelumnya dapat cepat disampaikan dan dicarikan solusinya. Induksi

kerja digunakan sebagai sarana komunikasi dan penyampaian gagasan atau ide

perbaikan aktivitas kerja yang akhirnya ide dapat dikonversi menjadi nilai rupiah

oleh perusahaan. Induksi kerja paling lama 15 menit pada tiap harinya.

2.5.5.5 Penyuluhan Kerja

Penyuluhan kerja disini adalah penyampaian materi yang berkaitan

dengan pentingnya penerapan ergonomi yang menempatkan manusia sebagai

faktor utama dalam seluruh aktivitas di lantai produksi dan role play 5R

Teknologi Produksi Bersih. Dilakukan selama sekali yakni pada awal penelitian

atau pada saat WOP atau saat sebelum melakukan intervensi. Tujuan dari kegiatan

ini adalah untuk memberi informasi tentang konsep ergonomi, merubah pola pikir

kerja dengan bekerja menerapkan prinsip ergonomis dan berfikir ulang (re-think)

terhadap kondisi limbah yang terbentuk di perusahaan. Tujuan akhir dari

intervensi ini adalah permasalahan penelitian dapat ditemukan oleh pekerja,

didiskusikan dan dicarikan alternatif solusi yang kemudian dapat dipecahkan

secara bersama-sama antara pekerja, manager produksi dan pihak manajemen

perusahaan.

2.5.6 Perbaikan Kondisi Kerja pada aspek Lingkungan kerja

2.5.6.1 Penangkapan debu dan pengolahan waste produk

Debu yang dimaksud adalah fly ash yang terbentuk sebagai dampak

aktivitas pembongkaran cetakan. Sub Stasiun pencetakan terdiri dari tiga (3) jenis

proses, yakni a) semen proses yaitu proses pembuatan cetakan menggunakan pola

Page 53: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

72

khusus, b) pasir hitam yakni benda kerja yang dibuat berukuran sedang sampai

dengan kecil, c) Tapel yakni benda kerja dibuat dengan tidak menggunakan pola

khusus. Campuran bahan dari ketiga (3) jenis proses pembuatan cetakan logam ini

juga berbeda-beda, sehingga walaupun mekanisme atau cara kerja pembongkaran

cetakan hampir sama, namun kadar debu yang dihasilkan akan berbeda.

Limbah (waste) ditangkap mengggunakan dust collector. Fly ash yang

terkumpul, diuji coba skala laboratorium untuk diolah dan dijadikan sebagai

tambahan agregat Beton. Beton yang dihasilkan kemudian dilakuan pengujian

berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI)-03-2847. Bila sudah memenuhi

syarat sesuai dengan standar minimal, debu yang terbentuk dari aktivitas

pembongkaran cetakan pada industri pengecoran logam, layak untuk dijual pada

industri lainnya.

2.5.6.2 Perancangan Campuran Beton

Perancangan campuran Beton ini mempunyai maksud untuk mengetahui

komposisi atau material propertis telah memenuhi SNI 03-2834 sehingga dapat

memenuhi syarat teknis dan ekonomis. Langkah-langkah perancangan campuran

Beton adalah sebagai berikut : a) menentukan tekan beton (f 'c) pada umur 28 hari

dan menghitung standar deviasi, b) menentukan faktor air semen (FAS), c)

menetapkan slump, ukuran agregat maksimum dan kadar air bebas, d)

menentukan susunan butir agregat halus dan kasar dan persentase pasir, e)

menghitung berat jenis relatif agregat dan berat isi beton, f) menghitung kadar

agregat gabungan yang besarnya adalah berat jenis beton dikurangi jumlah kadar

Page 54: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

73

semen dan akadar air bebas, g) menghitung kadar agregat halus dan kasar, h)

membuat campuran uji.

2.5.6.3 Pengujian Slump Beton

Metode Pengujian Slump Beton bertujuan untuk menentukan concrete

slump dengan langkah-langkah pengujian diawali dengan a) membasahi cetakan,

b) mengisi cetakan dengan beton dalam 3 lapis, c) meratakan permukaan benda

uji, kemudian cetakan dibuat tegak lurus vertikal; pengujian maksimal 2,5 menit,

kemudian dibaca perbedaan tinggi cetakkan slump Beton

2.5.6.4 Pengujian Kuat Tekan Beton

Pengujian ini untuk menentukan kuat tekan (compressive strength) Beton

dengan perlakuan benda uji sebelumnya dibuat berbentuk silinder dan

dimatangkan (curing). Pengujian ini dimulai dengan membuat benda uji dengan

langkah-langkah sebagai berupa a) mengisi cetakkan dengan adukan beton,

dipadatkan dan direndam dalam air pada temberatur 250C untuk proses

pematangan (Curing), b) menentukan berat dan ukuran benda uji dengan cara

melapisi (capping) permukaan benda uji dengan mortar berlereng, c) melakukan

pengujian dengan mesi tekan (Concrete compression machine), kekuatan tekan

beton ditentukan dengan rumus :

(2.13)

Keterangan : P = beban maksimum (kg) ;

A = luas penampang benda uji (cm2)

Page 55: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

74

2.6 Anthropometri untuk perancangan Ladle dan Dust Collector

Antropmetri diperlukan sebagai dasar perancangan Ladle dan Dust

Colelctor. Ukuran atau dimensi anthropometri akan memberikan kemudahan

dalam perancangan produk dan pada akhirnya kenyamanan dalam bekerja dapat

terwujud. Antropometri berasal dari "antro" yang artinya manusia dan

"metri"yang mempunyai arti ukuran (Wignjosoebroto, 1995). Anthropometri yang

akan digunakan dan sesuai untuk dasar perancangan handle pada Ladle dan dust

collector adalah anthropometri tangan manusia.

Gambar 2.4 Dimensi Antropometri Tangan

Sumber : (Nurmianto, 1996; Tarwaka, 2010)

Anthropometri tangan manusia dan cara pengukurannya dapat dijelaskan

sebagai berikut : 1) Panjang Tangan (Pt) adalah jarak vertikal atau tinggi tangan

dari ujung jari tengah sampai pergelangan tangan, ketika tangan dibentangkan, 2)

Panjang Telapak Tangan (Ptt) adalah jarak vertikal telapak tangan dari bagian

pangkal jari hinggga pergelangan tangan, ketika tangan dibentangkan, 3) Panjang

Ibu Jari (Pij) adalah jarak vertikal dari ujung ibu jari hingga pangkal ibu jari,

ketika tangan dibentangkan, 4) Panjang Jari Telunjuk (Pjl) adalah jarak vertikal

dari ujung jari telunjuk hingga pangkal jari telunjuk, ketika tangan dibentangkan,

Page 56: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

75

5) Panjang Jari Tengah (Pjt) adalah jarak vertikal dari ujung jari tengah hingga

pangkal jari tengah, ketika tangan dibentangkan, 6) Panjang Jari Manis (Pjm)

adalah jarak vertikal dari ujung jari manis hingga pangkal jari manis, ketika

tangan dibentangkan, 7) Panjang Jari Kelingking (Pjk) adalah jarak vertikal dari

ujung jari kelingking hingga pangkal jari kelingking, ketika tangan dibentangkan,

8) Lebar Ibu Jari (Lij) adalah jarak horisontal pada bagian sambungan antar ruas

tulang ibu jari, 9) Tebal Ibu Jari (Tij) tebal ibu jari pada sambungan antar ruas

tulang ibu jari, 10) Lebar Jari Telunjuk (Ljl) adalah jarak horisontal pada bagian

sambungan antar ruas tulang jari telunjuk kearah mendekati tubuh, 11) Tebal Jari

Telunjuk (Tjl) adalah tebal jari telunjuk pada sambungan antar ruas tulang jari

telunjuk kearah mendekati tubuh, 12) Lebar Telapak Tangan Metacarpal (Ltm)

adalah jarak horisontal dari tepi dalam telapak tangan hingga bagian tepi luar

telapak tangan (Metacarpal), 13) Lebar Telapak Tangan Sampai Ibu Jari (Ltb)

adalah jarak horisontal dari tepi dalam telapak tangan hingga bagian tepi luar ibu

jari, 14) Tebal Telapak Tangan Metacarpal (Ttm) adalah jarak vertikal dari

punggung tangan sampai dengan telapak tangan pada metacarpal, ketika tangan

direntangkan, 15) Tebal Telapak Tangan Sampai Ibu Jari (Ttb) adalah jarak

vertikal dari punggung tangan sampai bagian bawah ibu jari pada saat tangan

direntangkan, 16) Lebar Maksimum (Lbmax) adalah jarak horisontal terjauh dari

ibu jari ke jari kelingking.

Page 57: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja karyawan · PDF fileBerdasarkan beban cardiovaskuler, beban kerja ... Amerika. Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada sistem otot dan

76

2.7 Konsep Quality of Work Life (QWL)

Kesehatan tidak hanya bebas dari penyakit atau sakit, tetapi juga sehat

secara fisik, mental dan sosial. Kualitas hidup adalah suatu bangunan

multidimensional yang bersifat subjektif, diantaranya berupa kemampuan

fungsional dan kesehatan secara fisik dan psikologis manusia (Sutikno, 2011).

Kualitas kehidupan kerja atau Quality of Work Life (QWL) merupakan suatu

kondisi kerja hasil dari interaksi antara individu dan pekerjaannya, sehingga

membuat pekerja lebih produktif, pekerja merasa ada peran dalam pengembangan

organisasi perusahaan, terdapat tanggung jawab dan merasa memiliki (sense of

belonging) terhadap pekerjaan (William dan Keith, 1996).

Menurut WHO (2004) dalam Sutikno (2011) menyebutkan bahwa tahun

1991 bagian kesehatan jiwa WHO melakukan proyek organisasi kualitas

kehidupan dunia atau The World Health Organization Quality of Life (WHOQOL)

dan merumuskan 4 domain kualitas hidup yakni : 1) kesehatan fisik meliputi :

penyakit, kegelisahan tidur dan beristirahat, energi dan kelelahan, mobilitas,

aktivitas sehari-hari, ketergantungan pada obat dan bantuan medis, kapasitas

pekerjaan, 2) psikologis meliputi: perasaan positif, berfikir, belajar, mengingat

dan konsentrasi, self esteem, penampilan dan gambaran jasmani, perasaan negatif,

kepercayaan individu, 3) hubungan sosial meliputi : hubungan pribadi, dukungan

sosial, aktivitas seksual, 4) kondisi lingkungan meliputi : kebebasan, keselamatan

fisik dan keamanan, lingkungan rumah, sumber keuangan, kesehatan dan

kepedulian sosial, peluang untuk memperoleh ketrampilan dan informasi baru,

keikutsertaan dan peluang untuk berekreasi, aktivitas dilingkungan, transportasi.