analgesik, anestesi 2015
DESCRIPTION
fegshdTRANSCRIPT
Analgesik Opioid
Lusi putri dwita
Sumber Opium dihasilkan opium poppy biji dari kelopak bunga
getah coklat lengket Mengandung alkaloida ~20 Morphine ~ 10% codein, Thebaine prekursor agonis apioid (etorphine: lebih poten dari
morphine, & naloxone) papaverine vasodilator, tapi tidak digunakan klinis (utk
pengembangan verapamil) Opioid endogen peptida opioid endogen/endorphine Methionine-enkephaline, leucine-enkephaline : analgesik (r.delta) Endormorphin 1,2 (r.mu) Prepro-opiomelanocortin (POMC) Proenkaphalin A,B Dirilis saat stres
Klasifikasi Agonis sempurna: morfin Agonis parsial :codein Antagonis: naloxone (subtituen metil pada atom nitrogen
dengan –allyl)
Farmakodinamika MK: berikatan dengan reseptor opioid di otak dan korda
spinalis yang terlibat dalam transmisi dan modulasi rasa nyeri
Toleransi dan Ketergantungan fisik
Pemberian berulang morphine penurunan efektivitas secara bertahap (toleransi) utk dapat
berefek baik harus meningkatkan dosis ketergantungan fisik gejala putus obat atau sindroma
abstinensi
Efek terhadap SSP Analgesi: mengubah aspek dari pengalaman rasa nyeri sensori
dan afektif (emosional) Euforia: sensasi mengapung, menyenangkan, bebas gelisah dan
tekanan, namun pada pasien normal dapat mengalami disforia Sedasi: ngantuk dan mentasi (kabur ingatan), sedikit amnesia Depresi nafas: menghambat pernafasan batang otak, PCO2
alveoler meningkat Penekanan batuk : menekat reflek batuk (dapat menyebabkan
penumpukan sekresi) Miosis Rigiditas trunkal Mual muntah
Penggunaan Klinis Analgesik utk nyeri parah dan kosntan (penting cara
pemberian, lama kerja, efek maks, lama terapi) Dosis regular lebih efektif dibanding on demand Sediaan : morfin rilis lambat, fentanyl transdermal, ES: gelisah, gemetaran, hiperaktifitas, depresi nafas, mual muntah,
takanan intrakranial ↑, kostipasi, retensi urin, gatal sekitar hidung, urtikaria
Edema paru akut Batuk : dosis rendah Diare
Agonis kuat Phenanthrene morfin, hidromorfin, oximorfon, heroin Phenylheptylamine methadone (kerja , toleransi lebih
lama) Phenylpiperidine meperidin (punya efek
antimuskarinik) dan fentanil Morphinan levophanol
Agonis parsial Phenethrene codein, oxycodone dosis antitusif <<
analgesik Phenylheptylamine propoxyphene (mirip metadon,
analgesik<) Phenylpiperidine diphenoxylate difenoxin utk diare (solubilitas rendah) Loperamid sulit masuk CSS
Antagonis Opioid Naloxone Antagonis > r. Mu, r. Lain bisa agonis PK: overdosis morfin, kerja 1-2 jam0,1-0,4 mg iv , perlu dosis
berulang
Naltrexon Kerja lebih lama (sekali dua hari)
Nalmefene
Farmakologi Antiinflamasi Nonsteroid (AINS)
Antiinflamasi Nonsteroidal anti inflamatory drugs
(NSAID/AINS) Glukokortikoid kortikosteroid
Respon Inflamasi Fase inflamasi
1. Inflamasi akut rilis autacoid (histamin,serotonin,bradikinin, PG, leukotriens)
2. Respon imun 3. Inflamasi kronis rilis IL 1,2,3, GM-CSF, TNF a, Interferon,
PDGF
Tanda-tanda inflamasi
1. Rubor (kemerahan) terjadi karena banyak darah mengalir ke dalam mikrosomal lokal pada tempat peradangan.
2. Kalor (panas) dikarenakan lebih banyak darah yang disalurkan pada tempat peradangan dari pada yang disalurkan ke daerah normal.
3. Dolor (nyeri)dikarenakan pembengkakan jaringan mengakibatkan peningkatan tekanan lokal dan juga karena ada pengeluaran zat histamin dan zat kimia bioaktif lainnya.
4. Tumor (pembengkakan) pengeluaran ciran-cairan ke jaringan interstisial.
5. Functio laesa (perubahan fungsi) adalah terganggunya fungsi organ tubuh
Efek prostaglandin
Nosiseptor ↑sensitivitas saraf sensorik stimulasi nyeri
Termoregulator
↑ set point termoregulator di hipotalamus demam
Gastrik ↑ sekresi mukus , ↓ prod. As. lambung
Uterus Kontraksi
Renal blood flow
Meningkatkan dengan vasodilatasi pembuluh
Tromboksan bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah
Leukotrien - meningkatkan bronkokonstriksi dan perubahan permeabilitas pembuluh darah
Tujuan antiinflamasi Mengurangi rasa nyeri Memperlambat kerusakan jaringan
Contoh penyakit akibat inflamasi: artritis rematoid,
osteoartritis, pirai (gout), muskuloskeletal (terkilir)
Farmakokinetika AINS Metabolisme : melalui enzim P450 kelompok CYP3A dan
CYP2c di hati Eksresi: ginjal, empedu Ikatan albumin >98%
Farmakodinamika AINS MK: menhambat biosintesis prostaglandin melalui
hambatan COX1,2. menghambat produksi IL 1, superoksida, radikal bebas, platelet siklooksigenase, penurunan rilis granulosit, basofil sel mast, mengurangi kepekaan pembuluh darah terhadap bradykinin, histamin, mempengaruhi produksi limfokin dari sel T
Efek AINS : analgesik, antiinflamasi, antipiretik, anti agregasi platelet (kecuali agen selektif COX2)
Efek samping: iritan lambung, nefrotoksik, hepatotoksik
Farmakodinamika AINS
Efek analgesik: bekerja secara perifer melalui efek antiinflamasi dan menghambat ransangan nyeri pada daerah subkortikal
Efek antipiretik: hambatan COX1,2 di ssp menghambat IL-1 , juga penurunan suhu akibat vasodilatasi
Klasifikasi AINS berdasarkan struktur Asam Karboksilat Asam asetat
Derivat asam fenilasetat : diklofenak , fenklofenak Derivat asam asetat :Indometasin, sulindak, tolmetin
Derivat asam salisilat :Aspirin, Benorilat, Diflunisal,Salsalat
Derivat asam propionate:As. Tiaprofenat, Fenbufen, Fenoprofen, Flurbiprofen,Ibuprofen, ketofropen, Naproksen
Derivat asam fenamat : As. Mefenamat, meklofenamat
Asam Enolat Derivat pirazolon : Azapropazon, Fenilbutazon,
oksifenbutazon B. Derivat oksikam :Piroksikam ,Tenoksikam
AINS Aspirin MK: mengasetilasi dan menyakat COX 1 dan COX2 secara
irreversibel
AINS lain : menghambat reversibel thd COX 1-COX2 Ibuprofen, meclofenamat: hambatan seimbang dikedua isoenzim Indometasin, aspirin, piroxicam, sulindak lbh efektid
menghambat COX1
Celecoxib, rofecoxib: menghambat selektif pada COX 2
ASPIRIN Aspirin ( acetylsalicylic acid ;ASA) Ibuprofen sama efektif dan lebih aman Aspirin banyak diganti dengan ibuprofen dan naproxen
ASPIRIN
Efek antiinflamasi: • menghambat pelepasan mediator inflamasi dg
menghambat COX 1 dan COX2 secara irreversibel
• Aspirin menghambat melekatnya granulosit pada vascular yang rusak, menstabilkan lisosom, menghambat leukosit dan makrofag ke daerah inflamasi
ASPIRIN Efek analgesik:
Untuk nyeri ringan hingga sedang
Melalui efek inflamasi dan menghambat rangsang nyeri pada daerah subkortikal
Efek antipiretik
Hambatan COX di SSP, hambatan IL-1, vasodilatasi, keringat
efek platelet
80mg/hari
Hambatan platelet COX irreversibel efek 8-10 hari
Hentikan penggunaan aspirin seminggu sebelum pembedahan
Penggunaan Klinis ASPIRIN
Untuk nyeri ringan, tapi tidak nyeri viseral (organ) 0,6 mg
• Kombinasi dengan analgesik ringan lain tidak efektif • Kombinasi dengan opioid (sinergis) untuk kanker
Antiinflamasi 3,2-4 g/hari rematoid artritis, demam rematik, radang sendi lain
Antipiretik
Antiagregasi platelet Mengurangi serangan iskemik, angina tidak stabil, trombosis arteri koroner dengan infark miokardium,
Sediaan ASPIRIN Buffered aspirin Enteric coated aspirin Aspirin + penghambat H2 dan antacid cair tidak
mengurangu kerusakan GI Aspirin +mesoprostol (PG E1) efektif Aspirin + inhibitor pompa proton efektif
SALISILAT NONASETILASI Obat: magnesium choline salicylate, sodium salicylate,
salicylsalicylate Antiinflamasi efektif, analgesik < dibanding aspirin Sedikit menghabat COX pilihan utk pasien asma,
pendarahan, disfungsi ginjal
AINS LAIN Celecoxib Diclofenac Diflunisal Etodolac Fenoprofen Flurbiprofen Ibuprofen Indometasin Ketoprofen Sulindac Tenoxicam Tiaprofen
Ketorolac Meclofenomate dan asam
mefenamat Meloxicam Nabumetone Naproxen Oxapromin Phenylbutazone Piroxicam Rofecoxib Tolmetin Azapropazone dan carbofren
Celecoxib
• MK: menghambat COX2 selektif
• Penyerapan kurang dg makanan
• Dimetabolisme CYP2C9 di hati
• Dosis 100-200 mg x2 artritis rematoid, osteoartritis
• Tidak mempengaruhi agregasi platet
• Tidak menyebabkan gangguan GI
Rofecoxib
• MK: menghambat COX2 selektif
• Dosis 12,5-50 mgX1 osteoartritis
• Dimetabolisme dihati dan CYP3A4 di dinding usus
• Tidak mempengaruhi agregasi platet
• Tidak menyebabkan gangguan GI
Ibuprofen
• Derivat asam fenilpropionat
• Antiinflamasi 2,4 g/h ~4 g aspirin
• Dosis rendah : analgesik
• ES GI < aspirin
Ketoprofen
• Derivat asam propionat menghambat jalur COX dan lipoxygenase
• Dosis 100-300mg/h : rematoid artritis, osteoartritis, pirai dll
The end
Anestesi Umum
Sejarah 1846 : dietil eter 1847 : kloroform 1790 : Nitride oxide 1930 : tiopental 1956 : halotan (anastetika inhalasi)
Anestesi umum Anestetika umum menekan secara reversibel pusat kesadaran
tanpa menghilangkan refleks otonom Status anestesi umum analgesia, amnesia, hilang kesadaran,
terhambatnya refleks sensori dan otonomik, relaksasi otot Efek anestesi tergantung jenis obat, dosis, dan kondisi klinis
pasien
Protokol anestesi Anestesi lokal: sedatif oral Sedasi sadar (concious sedation): benzodiazepin iv dan analgesik opioid sadar dan jalan nafas dipertahankan
Operasi besar sedasi praoperatif tiopental utk induksi anestesi cepat, +inhalasi +neuromuskular bloker
Jenis Anastetika Umum
Anastetika inhalasi • Generasi awal: eter, siklopropan, kloroform (sudah tidak
digunakan) mudah terbakar dan toksik • nitrous oxide, halotan, enfluran, isofluran, desfluran, sevofluran,
metoksifluran
Anastetika injeksi • Barbiturat: tiopental, metoheksital • Benzodiazepin: midazolam, diazepam • Opioid analgesik: morfin, fentanil, sufentanil, alfentanil, remifentanil • Propofol • Ketamin • Droperianol, etomidat, dexmetetomidin
Stadium anestesi
I : analgesia
Diawali analgesi tanpa amnesia, kemudian amnesia terjadi
II: eksitasi
Mengigau, gelisah, pernafasan tidak teratur, penderita meronta, muntah, urinasi, diakhiri dengan nafas mulai teratur
III: pembedahan/operasi
pernafasan mulai teratur, perubahan gerak bola mata, hilang refleks bulu mata, ukuran pupil
IV: depresi medula
Nafas berhenti depresi berat pada vasomotor dan pusat nafas dimedula harus segera dibantu alat nafas Kematian
Farmakodinamika anestesi umum
MK Inhalasi dan sebagian besar injeksi
• secara spontan menekan dan membangkitkan aktivitas neuron di berbagai area di dalam otak
• Bekerja nonspesifik thd susunan lipid membran saraf
• Contoh : anestesi inhalasi bekerja melalui inhibisi di ligand gates potassium channels
• Sasaran utama: reseptor GABA-A
Anestesi Inhalasi Minimum alveolar anesthetic concentration (MAC)
Persentase (konsentrasi) anastetika dalam alveoli yang menyebabkan imobilitas 50% pasien (ED50)
Anestesi inhalasi
Penggunaan Klinis Anestetika Inhalasi Kombinasi dengan iv balanced anesthesia Nitrous oxide sebagai pembawa Halotan byk utk anak Metoksifluran (nefrotoksik), digunakan utk prosedur
singkat Kloroform (hepatotoksik), tidak digunakan
Penggunaan Klinis Anestetika Inhalasi
• mulai kerja cepat, kerja pendek • susah menguap • ES batuk, spasme laring (tidak bisa induksi),
meningkat tek.darah dan kec.denyut jantung
Desfluran :
• Onset cepat, kerja cepat dan halus • Tidak stabil thd CO2 olefinik (nefrotoksik) • Metabolisme dihati ion fluorida (merusak ginjal)
Sevofluran
anestesi injeksi
Barbiturat Ultra short acting tiopental (induksi anestesi) cepat melewati BBB (1 menit)
Obat lain: tiamylal, metoheksital
Tiopental dimetabolisme cepat 12-16%/jam
ES: depresi miokardium, menurunkan kepekaan pusat nafas di medula thd CO2 (depresi nafas)
Benzodiazepin
Diazepam, lorazepam : tidak larut air, injeksi dg pelarut iritan
Midazolam : larut air(tidak iritan)
Efek SSP lambat, efek tunak depresi dibawah anestesi
Pemberian iv: pemulihan lama(dipercepat dg flumazenil), amnesia anterograd
Midazolam diberi kan 15-60 menit sebelum induksi anestesi umum utk efek amnesia
Kegunaan dalam anestesi: pramedikasi, sedasi intraoperatif, balanced anesthesia
Anestesi Analgesik Opioid Morfin iv 1-3 mg/kg Fentanil 50-100 ug/kg Digunakan utk keadaan sirkulasi minimum , ex: operasi
jantung
Propofol Onset cepat, kerja cepat (pulih cepat). ES pascaoperasi lebih baik , tidak muntah PK sebagai induksi dan pemeliharaan anestesi Pada anak: asidosis parah dalam keadaan infeksi sal, nafas
dan cacat neurologis Es: depresi pernafasan, sakit saat penyuntikan
Ketamin Efek amnesia, analgesi, tanpa hilang kesadaran penuh Sangat lipofilik ES: efek thd jantung (pada awak injeksi) , fenomena pemunculan (mimpi serasa nyata) pencegahan dg diazepam 5 menit sebelum induksi
Etomidat Efek samping depresi miokardiak dan pernafasan << Kerja cepat, pulih mulai 3-5 menit setelah induksi Tidak ada efek analgesi ES; mual muntah, sakit injeksi, infus menyebabkan
hipotensi
The end
Finally :D selamat belajar buat UAS