sifat siklus pendapatan
Post on 24-Dec-2015
44 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
SIFAT SIKLUS PENDAPATANSiklus pendapatan perusahaan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan dalam bentuk kas. Untuk perusahaan barang dagang, kelompok transaksi yang termasuk dalam siklus pendapatan adalah-Penjualan Kredit(penjualan yang dilakukan dengan hutang)-Penerimaan Kas(penagihan piutang dan penjualan tunai)-Penyesuaian Penjualan(potongan, retur penjualan dan pengurangan harga, serta piutang tak tertagih[penyisihan dan penghapusan]).
Tujuan AuditTujuan audit untuk siklus pendapatan berkaitan dengan perolehan bukti kompeten yang mencukupi tentang setiap asersi laporan keuangan yang signifikan menyangkut saldo dan transaksi siklus pendapatan.Untuk mencapai setiap tujuan audit spesifik ini, auditor dapat menggunakan berbagai bagian dari perencanaan audit dan metodologi pengujian audit .
PENGGUNAAN PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN INDUSTRI KLIEN UNTUK MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDITAuditor mengembangkan strategi audit berdasarkan risiko salah saji yang material. Langkah pertama dalam menilai risiko itu adalah memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri klien karena hal tersebut juga dapat membantu auditor dalam :-Mengembangkan ekspektasi tentang total pendapatan dengan memahami kapasitas klien, pasar, dan pelanggan klien.-Mengembangkan ekspektasi tentang marjin kotor dengan memahami pangsa pasar dan keunggulan kompetitif klien di pasar.-Mengembangkan ekspektasi tentang piutang bersih berdasarkan periode penagihan rata-rata untuk klien dan industri.
a.MaterialitasPendapatan merupakan ukuran volume aktivitas sebenarnya bagi setiap perusahaan. Pendapatan biasanya melibatkan volume transaksi yang tinggi, dan total pendapatan merupakan hal yang sangat penting pada laporan keuangan yang seringkali digunakan sebagai ukuran materialitas secara keseluruhan untuk penugasan ini. Pengetahuan tentang bisnis dan industri klien merupakan hal yang penting dalam mempertimbangkan signifikansi transaksi penyesuaian penjualan, diskon penjualan, serta retur penjualan dan pengurangan harga yang sangat bervariasi dari satu industri dengan industri lainnya.
b.Risiko InherenDalam menilai risiko inheren pada asersi siklus pendapatan, auditor harus mempertimbangkan faktor pervasif yang dapat mempengaruhi asersi dalam beberapa siklus, termasuk siklus pendapatan, serta faktor-faktor yang hanya berkaitan dengan asersi tertentu dalam siklus pendapatan. Faktor-faktor ini dapat mendorong manajemen untuk mensalah sajikan asersi siklus pendapatan, seperti :1. Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggi pendapatan dalam rangka melaporkan pencapaian target pendapatan atau prifitabilitas yang ditetapkan atau norma industri yang sebenarnya tidak terpenuhi karena faktor-faktor seperti kondisi ekonomi global, nasioanla, tau regional.
2. Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggi kas dan piutang kotor atau menyatakan terlalu rendah penyisihan piutang tak tertagih dalam rangka melaporkan tingkat modal kerja yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan hutang.
c.Risiko Prosedur AnalitisRisiko prosedur analitis merupakan unsur risiko deteksi bahwa prosedur analitis akan gagal mendeteksi salah saji material. Prosedur analitis merupakan cara yang efektif dari segi biaya dan mengandalkan pada pengetahuan auditor tentang bisnis dan industri klien. Prosedur ini tidak hanya efektif dalam mengidentifikasi salah saji yang potensial atas laporan keuangan, tetapi juga efektif dalam mengidentifikasi masalah yang timbul ketika memberikan jasa berinali tambah di samping laporan audit. Prosedur analitis yang dapat dinilai auditor dalam siklus pendapatan mecakup :-Perputaran penjualan, rasio penjualan terhadap rata-rata total aktiva.-Kecenderungan dalam marjin kotor dibandingkan dengan kecenderungan dalam pangsa pasar.-Estimasi piutang usaha yang memberikan pengetahuan tentang volume penjualan perusahaan, harga, dan periode penagihan historis.-Perbandingan piutang usaha dengan piutang yang diestimasi dalam anggaran kas perusahaan.-Beban piutang tak tertagih terhadap penjualan kredit bersih.-Beban piutang tak tertagih terhadap piutang tak tertagih aktual.
Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Internala.Lingkungan pengendalianb.Penilaian risikoc.Informasi dan komunikasid.Pemantauane.Penilaian awal atas risiko pengendalian dan strategi audit pendahuluan
AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PENJUALAN KREDITDokumen dan Catatan UmumSejumlah dokumen dan catatan yang digunakan perusahaan besar dalam pemrosesan transaksi penjualan kredit seringkali mencakup hal-hal berikut ini :--Pesanan pelanggan-Pesanan penjualan-Dokumen pengiriman-Faktur penjualan-Daftar harga yang diotorisasi-File transaksi penjualan-Jurnal penjualan-File induk pelanggan-File induk piutang usaha-Laporan bulanan pelanggan-Fungsi-fungsiPemrosesan transaksi pendapatan mencakup fungsi-fungsi pendapatan berikut :a.Memprakarsai penjualan. Permintaan oleh sebuah perusahan untuk melakukan transaksi penjualan dengan perusahaan lain , meliputi :- Penerimaan pesanan pelanggan
- Persetujuan kreditb.Pengiriman barang dan jasa. Pengiriman fisik atau penyerahan barang dan jasa, meliputi :- Pemenuhan pesanan penjualan- Pengiriman pesanan penjualanc.Pencatatan penjualan. Pengakuan formal atas pendapatan oleh perusahaan, meliputi :- Penagihan pelanggan- Pencatatan penjualanSistem Ilustratif untuk Pemrosesan Penjualan KreditSetiap salinan dokumen tidak boleh didokumentasikan dalam bagan arus, sebagaimana auditor hanya memerlukan pemahaman yang cukup atas rencana audit. Bagan arus tersebut juga mengikuti jejak transaksi sejak dimulainya transaksi itu sampai pencatatannya ke dalam buku besar, yang mendukung laporan keuangan. Auditor juga harus mendokumentasikan aktivitas atau prosedur pengendalian yang penting, yang mungkin telah diselesaikan melalui ikhtisar tertulis singkat yang mirip dengan salah satu yang diikuti.Memahami dan Menilai Risiko PengendalianAuditor harus memperoleh pemahaman atas siklus penjualan yang mencukupi untuk merencanakan audit. Yaitu auditor perlu mempunyai pemahaman yang cukup untuk dapat :-Mengidentifikasi jenis salah saji yang potensial-Mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko salah saji yang material-Merancang pengujian substantifJika auditor berencana untuk menilai risiko pengendalian yang rendah atas sebuah asersi, maka sangat penting bagi nya untuk memperoleh pemahaman mengenai prosedur pengendalian untuk asersi tersebut. Hal yang biasa dilakukan auditor jika menilai risiko pengendalian pada tingkat rendah untuk asersi siklus pendapatan :-Menguji keefektifan pengendalian umum-Menggunakan teknik audit berbantuan komputer(CAATs) untuk mengevaluasi keefektivan pengendalian yang diprogram-Menguji keefektivan prosedur tindak lanjut atas pengecualian yang ditunjukkan oleh pengendalian terprogramAKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PENERIMAAN KASDokumen dan Catatan Umum--Bukti penerimaan uang-Pradaftar-Lembar penghitungan kas-Ikhtisar kas harian-Slip deposi yang disahkan-File transaksi penerimaan kas-Jumlah penerimaan kasFungsi-fungsi-Menerima penerimaan kas, yaitu melalui :a.Penerimaan melalui kasir/Over the Counter Receiptsb.Penerimaan melalui pos/Mail Receipts-Menyetorkan kas ke bank-Mencatat penerimaan kasSistem Ilustratif untuk Pemrosesan Penerimaan Kas
Sebagaimana telah dicatat sebelumnya ketika membahas sistem penjualan kredit, terdapat juga beberapa sistem pemrosesan penerimaan kas.Memahami dan Menilai Risiko PengendalianBanyak prosedur pengendalian yang terlibat dalam pemrosesan penerimaan kas merupakan pengendalian manual, bukan prosedur pengendalian yang terprogram. Auditor biasanya akan menggunakan kombinasi dari pengajuan pertanyaan, observasi, dan inspeksi dokumen untuk mengumpulkan bukti bahwa prosedur pengendalian manual merupakan fungsi yang paling efektif.AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PENYESUAIAN PENJUALANTransaksi penyesuaian penjualan meliputi :-Pemberian potongan tunai-Pemberian retur penjualan dan pengurangan harga-Penentuan piutang tak tertagihAktivitas pengendalian bermanfaat dalam mengurangi risiko penyelewengan semacam itu yang berfokus pada penetapan validitas, atau eksistensi atau kejadian, transaksi dan mencakup hal-hal berikut ini :a.Otorisasi yang tepat atas seluruh transaksi penyesuaian penjualan.b.Perhitungan independen atas barang-barang yang direturc.Penggunaan dokumen dan catatan yang tepatd.Pemisahan tugas untuk mengotorisasi transaksi penyesuaian penjualan dan penanganan serta pencatatan penerimaan kas.Apabila terdapat potensi salah saji yang material dari transaksi penyesuaian penjualan, maka auditor harus memperoleh pemahaman atas seluruh aspek yang relevan dari komponen struktur pengendalian internal dan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko salah saji semacam itu.PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS PIUTANG USAHAMenentukan Risiko Deteksi untuk Pengujian RincianRisiko pengujian rincian berhubungan terbalik dengan penilaian tingkat risiko inheren, risiko prosedur analitis, dan risiko pengendalian. Jadi, faktor-faktor yang berkaitan dengan penilaian ini harus dipertimbangkan dalam penentuan tingkat risiko pengujian rincian yang dapat diterima untuk setiap asersi piutang usaha. Penilaian risiko inheren yang direncanakan, rissiko prosedur analitis, dan risiko pengendalian yang tepat telah digunakan dalam model risiko audit, yaitu pada fase perencanaan, guna mencapai tingkat risiko pengujian rincian yang tepat dan tingkat pengujian substantif terkait yang direncanakan, yang ditetapkan dalam strategi audit pendahuluan untuk setiap asersi.Prosedur AwalPenting untuk memahami kebijakan perusahaan mengenai pengakuan pendapatan, seperti pemicu ekonomi yang mendasari perusahaan yang akan mempengaruhi total pendapatan dan marjin kotor. Prosedur awal yang penting untuk memverivikasi piutang usaha dan akun penyisihan terkait adalah menelusuri saldo awal perode berjalan ke saldo akhir yang telah diaudit dalam kertas kerja tahun sebelumnya.Prosedur AnalitisTujuan auditor dalam melaksanakan prosedur analitis adalah mengembangkan ekspektasi atas saldo piutang usaha, hubungan piutang usaha dengan penjualan, dan marjin kotor perusahaan. Prosedur analitis akan dilaksanakan dalam tahap akhir dari penugasan untuk memastiksn bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian rincian konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan pada laporan keuangan.
Pengujian Rincian TransaksiPengujian rincian transaksi tertentu dapat dilaksanakan selama pekerjaan interim bersama dengan pengujian pengendalian dalam bentuk pengujian bertujuan ganda. Pengujian saldo yang juga merupakan pengujian transaksi dan transaksi pendapatan belum tertagih, yang telah termasuk dalam piutang usaha, memiliki risiko salah saji yang lebih tinggi daripada yang telah tertagih. Terdiri dari :-Memvouching catatan piutang ke transaksi pendukung-Melakukan pengujian pisah batas untuk penjualan dan retur penjualan-Melakukan pengujian pisah batas atas penerimaan kasPengujian Rincian SaldoDua bidang utama dari prosedur dalam kategori pengujian substantif untuk piutang usaha ini yaitu :a.Konfirmasi PiutangKonfirmasi piutang usaha mencakup komunikasi tertulis secara langsung antara pelanggan dan auditor. Pertimbangan yang relevan dalam melakukan pengujian substantif adalah :--Prosedur audit yang berlaku umum-Formulir konfirmasi-Penentuan waktu dan luas permintaan konfirmasi-Pengendalian atas permintaan konfirmasi-Disposisi pengecualian-Prosedur alternatif untuk konfirmasi yang tidak dijawab-Memeriksa penagihan berikutnya-Memvouching faktur-faktur terbuka yang berisi saldo-Mengikhtisarkan dan mengevaluasi hasil-Aplikabilitas asersi
b.Mengevaluasi Kelayakan Penyisihan Piutang Tak TertagihPengujian saldo ini meliputi :-Penggunaan perangkat lunak audit tergeneralisasi untuk menjumlah secara vertikal dan menjumlah ke samping neraca saldo umur piutang usaha serta mencocokkan totalnya dengan saldo buku besar .-Pengujian penentuan umur atas jumlah-jumlah yang tercantum pada kategori umum dalam neraca saldo.-Pertimbangan bukti yang berkaitan dengan ketertagihan jumlah yang telah jatuh tempo.-Penilaian kelayakan persentase yang digunakan untuk menghitung komponen penyisihan yang diperlukan pada setiap kategori umur dan kelayakan penyisihan secara keseluruhan.-Pengevaluasian estimasi sebelumnya atas piutang tak tertagih dengan pengalaman berikutnya dan manfaat melihat kembali pengalaman sebelumnya.
JASA BERNILAI TAMBAHStandar audit yang berlaku umum tidak mensyaratkan auditor untuk melakukan jasa bernilai tambah. Akan tetapi, banyak auditor mengembangkan spesalisasi industri sehingga mereka dapat memahami kecenderungan industri dan mengidentifikasi dengan lebih baik risiko yang berkaitan dengan laporan keuangan yang tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil operasi, atau arus kas. Dalam proses pelaksanaan audit, auditor dapat menetapkan tolok ukur atas kinerja perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri itu.Audit Siklus Pendapatan
AUDIT 2
SIKLUS PENDAPATAN
SIFAT SIKLUS PENDAPATAN
Siklus pendapatan (revenue cycle) perusahaan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang
berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan
dalam bentuk kas. Perusahaan yang berbeda juga memiliki sumber pendapatan yang
berbeda. Sebagai contoh, perusahaan barang dagang dan pabrikasi yang melakukan penjualan;
dokter, pengacara, akuntan publik yang menerima uang jasa (fee); bioskop, bank serta lembaga
keuangan yang menerima bunga dan deviden; serta sekolah local yang menarik pajak.
Kebanyakan pembahasan dan ilustrasi dalam bab ini didasarkan pada perusahaan barang dagang;
akan tetapi, banyak penjelasan yang dapat mudah diterapkan pada jenis perusahaan lainnya.
Usaha perusahaan barang dagang, kelompok transaksi yang termasuk dalam siklus
pendapatan adalah (1) penjualan kredit (penjualan yang dilakukan derngan hutang), (2)
penerimaan kas (penagihan piutang dan penjualan tunai), dan (30 penyesuaian penjualan
(potongan, retur penjualan dan pengurangan harga, serta piutang tak tertagih [penyisipan dan
pengapusan].Transaksi-ransaksi ini mempengaruhi akun-akun yang diuraikan pada Gambar 1-
1. Tiga akun ini, yaitu harga pokok
Gambar 1-1 Siklus Pendapatan
Transaksi pendapatan
Debet Kredit
Penjualan
Penerimaan
Retur Penjualan dan Pengurangan hargaPenyisihan untuk piutang tak tertagihPengapusan piutang tak tertagih
Piutang usahaHarga pokok penjualanKasDiskon PenjualanRetur Penjualan danPengurangan HargaBeban piutang tak tertagih
Penyisihan untuk piutang tak tertagih
PenjualanPersediaanPiutang Usaha
Piutang
Penyisihan untuk piutang tak tertagihPiutang
Penjualan (cost of goods sold), persediaan, dan kas, juga dipengaruhi oleh kelompok
transaksi dalam siklus lainya.
A. TUJUAN AUDITTujuan audit untuk siklus pendapatan berkaitan dengan perolehan bukti kompeten yang
memcukupi tentang setiap asersi laporan keuangan yang signifikan saldo dan transaksi siklus
pendapatan. Untuk mencapai setiap tujuan audit spesifik ini, auditor dapat menggunakan bebagai
bagian dari perencanaan audit dan metodologi pengujian audit, disamping itu aplikasi metodologi
ini untuk siklus pendapatan juga diarahkan pada tujuan audit spesifikasi yang telah diberi nomor
urut (C1,…EO2,…EO1,…V4,…dan seterusnya) dalam Gambaran 1-2 seperti akan dijelaskan lebih
lanjut nanti, pencapaian tujuan audit atas.
Gambar 1-2 Tujuan Audit Spesifikasi Untuk Siklus Pendapatan
Kategori Asersi
KelompokTransaksi atauSaldo
Tujuan Audit Spesifikasi
Eksistensi atau kejadian kejadian
Kelengkapan
Hak dan Kewajiban
Penilaian atau alokasi
Transaksi
Saldo
Transaksi
Saldo
Transaksi
Saldo
Transaksi
Saldo
Catatan transaksi penjualan menggambarkan barang-barang yang dikirmkan atau jasa-jasa yang diberikan selama periode berjalan (EO1)Catatan transaksi penerimaan kas menggambarkan kas yang diterima selama periode berjalan (EC2).Catatan penyesuaian penjualan selama periode berjalan menggambarkan diskon yang telah diorientasi, retur dan pengurangan harga, serta piutang tak tertagih (EO3)Piutang usaha menggambarkan jumlah tagihan kepada pelanggan yang ada pada tanggal neraca (EO4).Seluruh penjualan (C1), Penerimaan, Kas (C2), dan penyesuaian penjualan (C3), yang dilakukan selama periode berjalan telah dicatat.Piutang usah; termasuk seluruh klaim kepada pelanggan pada tanggal neraca (C4)Perusahaan mempunyai hak atas piutang (RO1) dan kas (RO2) yang dihasilkan dari transaksi siklus pendapatan yang dicatatPiutang usaha pada tanggal neraca menggambarkan klaim resmi perusahaan kepada pelanggan untuk membayar (RO3)Seluruh penjualan (VA1) dan penerimaan kas (VA2) serta penyesuaian penjualan (VA3)) telah dinilai dengan menggunakan GAAP dan dijurnal, diikhtisarkan, serta diposting secara tepat.Piutang usaha menggambarkan klaim kotor perusahaan kepada pelanggan
Penyajian dan Pengungkapan
Transaksi
Saldo
pada tanggal neraca dan sesuai dengan jumlah pada buku pembantu piutang usaha (VA4)Penyisihan untuk piutang tak tertagih menggambarkan estimasi yang layak atas perbedaan antara piutang kotor dan nilai bersih yang dapat direalisasihkan (VA5)Perincian penjualan (PD1), penerimaan kas (PD2), dan Penjualan (PD3), mendukung penyajiannya dalam laporan keuangan termasuk klasifikasi serta pengungkapan yang terkait.Piutang usaha (PD4) telah diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan benar dalam laporan keuangan.Pengungkapan yang tepat telah dibuat atas piutang usaha yang telah disetujui atau digadaikan (PD5).
B. PENGGUNAAN PEMAHAMAN TENTANG BISNIS INDUSTRI KLIEN UNTUK MENGEMBANGKANSTRATEGI AUDIT
a. Pemahaman Bisnis Dan Industri Klien
Auditor menggambarkan strategi audit berdasarkan resiko salah satu saji yang material
langkah pertama dalam menilai resiko itu adalah memperoleh pemahaman tentang bisnis dan
industri klien karena hal teersebut juga dapat membantu auditor dalam:
Merngembangkan ekspektasi tentang total pendapatan dengan memahami kapasitas klien, pasar,
dan pelanggan klien.
Mengembangkan ekspektisi tentang marjin kotor dengan memahami pangsa pasar (market share)
dan keunggulan kompotitif (competitive advantage) klien dipasar5.
Mengembangkan ekspektasi tentang piutang bersih berdasarkan periode penagihan rata-rata
untuk klien dan industri.
Disamping itu, proses menghasilkan pendapatan ini juga memerlukan beberapa beban
(seperti, harga pokok penjualan atau beban penjualan), sehingga pemahaman mengenai
mengenai siklus pendapatan dapat membantu mengembangkan ekspektasi pengeluaran
perusahaan yang berkaitan denagan siklus tran saksi lainya dan menilai resiko bahwa laba yang
mengandung salah saji yang material belum diaudit.
Pembahasan berikut mengilustrasikan pentingnya pemahaman tentang siklus pendapatan
untuk lima perusahaan yang berbeda., perusahaan alat rumah tangga memproduksi peralatan
seperti pencuci, pengering, refrigator, atau barang-barang rumah tangga lainnya. Perusahaan ini
biasanya mendistribusikan barang-barangnya kepedagang besar yang kemudian menjualnya ke
pelanggan akhir. Proses penjualan dan penagihan merupakan siklus transaksi yang material bagi
perusahaan ini yang menghadapi resiko nsignifikasi berkaitan dengan (1) kemampuan untuk
menjual persediaan dengan marjin kotor yang masuk akal, dan (2) penagihan piutang. Perusahaan
komputer elektronik memproduksi atau merakit perangkat komputer yang berkisar dari komputer
mainframe dan server jaringan kerja hingga komputer PC (personal computer). Penjualan dan
penagihan merupakan siklus transaksi yang material bagi perusahaan komputer yang
menghadapi resiko signifikasi berkaitan dengan (1) pengakuan pendapatan, (2) kemampuan untuk
menjual persediaan pada marjin kotor yang masuk akal, dan (3) penagihan piutang.a) Materialitas
Pendapatan merupakan ukuran voleme aktivitas sebenarnya bagi setiap perusahaan.
Pendapatan biasanya melibatkan volume transaksi yang tinggi, dan total pendapatan merupakan
hal yang sangat penting pada laporan keuangan yang sering kali digunakan sebagai ukuran
materialitas secara keseluruhan untuk penugasan ini. Pengetahuan tentang bisnis dan industri
klien merupakan hal yang penting dalam mempertimbangkan signifikasi transaksi pewnyesuaian
penjualan, diskon penjualan, serta retur penjualan, dan pengurangan harga yang sangat bervariasi
dari satu industri dengan industri lainnya.b) Resiko Inhelen
Dalam menilai resiko inhelen pada asersi siklus pendapatan, auditor harus
mempertimbangkan factor pervaris (pervasive) yang dapat mempengaruhi asersi dalam beberapa
siklus, termaksud siklus pendapatan serta factor-faktor yang hanya berkaitan dengan asersi
tertentu dalam siklus pendapatan. Faktor-faktor ini dapat mendorong manajemen untuk masalah
sajikan asersi siklus pendapatan, seperti:
a. Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggi pendapatan dalam rangka melaporkan pencapaian
target pendapatan atau profitabilitas yang ditetapkan atau norma industri yang sebetulnya tidak
terpenuhi karena factor-faktor seperti kondisi ekonomi global, nasional, atau regional, dampak
perkembangan teknologi terhadap kemampuan bersaing peruusahaan, atau buruknya
manajemen.
b. Memeaksakan untuk menyatakan terlalu tinggi kas dan piutang kotor atau menyatakan terlalu
rendah menyatakan terlalu rendah penyisihan piutang tak tertagih (doubtful account) dalam
rangka melaporkan tingkat modal kerja yang tinggi untuk kebutuhan memenuhi akad (covenants)
hutang.
Faktor-fakyor lain yang dapat menimbulkan salah saji dalam asersi siklus pendapatan
termasuk hal-hal berikut:
Volume penjualan, penerimaan kas, dan transaksi penyesuaian penjualan seringkali tinggi, hingga
mengakibatkan sejumlah kesalahan terjadi
Penentuan waktu dan jumlah pendapatan yang akan diakui bertentangan dengan factor-faktor
seperti standar akutansi yang mendua, kebutuhan untuk membuat estimasi, kompleksitas
perhitungan yang tercangkup, dan hak pembeli untuk mengembalikan barang.
Pada saat piutang difaktorkan dengan tanggung renteng (recourse), klasifikasi yang benar atas
transaksi tersebut sebagai penjualan atau pinjaman akan menjadi rancu.
Piutang mungkin salah diklasifikasikan sebagai hutang lancar atau tidak lancar akibat kesulitan
dalam mengestimasi kemungkinan penagihanya ditahun mendatang atau sumber
peristiwa dimana penagihan bersifat kontinjen.
Transaksi penerimaan kas menghasilkan aktiva likuid yang rentah terhadap nisapropriasi
Transaksi penyesuaian penjualan mungkin digunakan untuk menyembunyikan pencurian kas yang
diterima dari pelanggan dengan menetapkan terlalu tinggi diskon, mencatata retur penjualan
fiktif, atau menghapus saldo pelanggan sebagai tak tertagih.
Resiko prosedur analitisResiko prosedur analitis merupaan unsure resiko deteksi bahwa prosedur analitis akan gagal
mendeteksi salah saji yang material. Prosedur analitis merupakan cara efektif dari segi biaya dan
mengandalkan pada pengetahuan auditor tentang bisnis dan industri klien. Tahap pertama dalam
melakukan prosedur analitis adalah memproleh pemahaman mengenai total pendapatan yang
diberikan. (1) kapasitas klien, dan (2) pasar produk-produk klien. Auditor harus memperoleh
pemahaman mengenai Kapasitas Klien, yaitu volume penjualan maksimum yang dapat
dihasilkan jika fasilitas dan tenagan kerja dimanfaatkan secara penuh dalam memproduksi dan
mengirimkan barang atau jasa. Auditor harus sensitive terhadap volume penjualan yang dicatata
perusahaan dari kapasitas yang ada, jumlah gilir kerja (shifts) yang dioperasikan perusahaan, dan
variasi musiman dalam industri ini. Jauh lebin efektif untuk mengevaluasi total pendapatan
terhadap ukuran aktivitas bisnis dari pada membandingkan pendapatan periode berjalan dengan
pendapatan tahun sebelumya. Seringkali auditor akan menyesuaikan prosedur analitis dengan
industri klien yang membandingkan pendapatan dengan ukuran proses yang menghasilkan
pendapatan, sebagai contoh, auditor dapat mengevaluasi kecendrungan berikut:
Pendapatan per jumlah jam tenaga kerja pabrik, bagi perusahaan yang melaksanakan proses
fanufaktur padat karya (labor intensive)
Pendapatan dari aktiva pabrik dalam perusahaan yang melakukan proses manufaktur padat
(capital intensive)
Pendapatan per segi (square foot) ruangan took eceran bagi grosir
Pendapatan yang dibandingkan dengan tingkat hunian untuk industri seperti hotel atau
penerbangan
Iuran per murid (mahasiswa) untuk sekolah
Prosedur analitis l;ainnya yang dapat dinilai auditor dalam siklus pendapatan mencangkup:
Perputaran penjualan, rasio penjualan terhadap rata-rata total aktiva.
Kecendrungan dalam marjin kotor dibandingkan dengan kecendrungan dalam pangsa pasar
Estimasi piutang usaha yang memberikan pengetahuan tentang voleme penjualan perusahaan,
harga, dan periose penagihan histories.
Perbandingan piutang usaha dengan piutang yang diestimasi dalam anggaran kas perusahaan
Beban piutang tak tertagih terhadap penjualan kredit bersih
Beban piutang tak tertagih terhadap piutang tak tertagih actual.
C. MEMPERTIMBANGKAN KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL
Dalam bagioan ini, kita akan membahas aplikabilitas empat dari lima komponen
pengadilan internal pada siklus pendapatan – lingkungan pengadilan, penilaian resiko, informasi
dan komunikasi (termasuk system akuntansi), dan pemantauan (monitoring).1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian terdiri dari beberapa factor yang dapat mengurangi beberapa resiko
inheren yang berkaitan dengan siklus pendapatan yang telah dibahas sebelumya dalam bab ini.
Disamping itu, factor-faktorini juga dapat meningkatkan atau mengurangi keefektifan komponen
pengendalian internal lainnya dalam mengendalikan resiko salah saji pada asersi siklus
pendapatan. Faktor lingkungan pengendalian yang penting untuk mengurangi resiko pencurangan
pelaporan keuangan dengan menyajikan terlalu tinggi pendapatan dan piutang, misalnya, adopsi
manajemen serta ketaatan terhadapan standar integritas dan nilai-nilai etika yang tinggi.
2. Penilaian ResikoPenilaian resiko manajemen untuk tujuan pelaporan keuangan adalah sama dengan penilaian inheren oleh auditor eksternal. Uapaya yang cermat oleh sebagian manajemen untuk mengidentifikasi jenis-jenis resiko yang bekaitan dengan saldo dan transaksi siklus pendapatan.
3. Informasi dan Komunikasi (system akuntansi)Pemahaman atas system akuntansi pendapatan memerlukan pengetahuan tentang bagaimana.
c. Penjualan diawali
d. Barang dan jasa diberikan
e. Piutang dicatata
f. Kas diterima
g. Penyesuaian penjualan dilakukan, termasuk metode pemrosesan data serta dokumen penting dan
catatan yang digunakan.4. Pemantauan (Monitoring)
Komponen ini harus memberikan menajemen umpan balik tentang apakahpengendalian
internal yang berkaitan dengan saldo dan transaksi siklus pendapatan telah beroperasi seperti
yang diharapkan. Auditor harus memproses pemahaman tentang umpan balik ini dan apakah
manajemen telah mengawali setiap tindakan korektif berdasarkan informasi yang diterima dari
aktivitas pemantauan.5. Penilaian Awal atas Resiko Pengendalian dan Strategi Audit Pendahuluan
Pada saat auditor memproleh bukti tenyang keefektifan operasi pengendalian internal yang
berkaitan dengan prosedur untuk memperoleh pemahaman, Auditor dalam kasus semacam itu,
kepastian yang terbatas mungkin diperoleh tentang keefektifan pengendalian yang terutama
didasarkan atas prosedur yang mencangkup pengajuan pertanyaan, observasi, dan beberapa
inspeksi atas bukti yang didokumentasikan. Banyak auditor akan menilai resiko pengendalian
untuk asersi tertentu secara sepintas dibawah atau diatas maksimum.
AKTIVITAS PENGENDALIAN – TRANSAKSI PENJUALAN
Pesanan penjualan dapat dilakukan secara over-the-counter, atau melalui telepon, surat,
representatif penjualan traveling (traveling sales representative), fax, atau pertukaran data
elektronika (electronika data interchage). Barang-barang dapat diambil sendiri oleh pelanggan
atau dikirimkan oleh penjual. Transaksi penjualan ini biasanya dicatat dengan menggunakan
system komputer yang dapat memproses transaksi secara berurutan atau metode pemrosesan
batch. Aktivitas pengendalian selama transaksi penjualan berlangsung harus disesuaikan dengan
perubahan situasi. Sesungguhnya setiap perusahaan yang memerlukan audit mempunyai system
akuntasi yang terkomputerisasi (computerized accounting system). Karenaitu, makalah ini
berfokus pada bagimana manajemen mengimplementasikan aktivitas pengendalian dengan
menggunakan prosedur dengan menggunakan prosedur pengendalian yang terperogram, Bahwa
terdapat dua jenis pengendalian dua jenis pengendalian dengan komputer:
Pengendalian umum yang berhubungan dengan lingkungan komputer dan mempunyai pengaruh
pervasive terhadap aplikasi komputer.
Pengendalian aplikasi yang berhubungan dengan setiap aplikasi akuntansi yang terkomputerisasi,
seperti siklus pengeluaran
DOKUMEN DAN CATATAN YANG UMUM
Sejumlah dokumen dan catatan yang digunakan oleh perusahaan besar dalam penrosesan
transaksi penjualan kredit seringkali mencangkup hal –hal berikut:
Pesanan pelanggan. Pemintaan barang dagang oleh pelanggan yang diterima langsung dari
pelanggan, atau melalui wiraniaga (salesperson)
Pesanan penjualan. Formuloir yang menunjukan deskripsi, kuantitas, dan data lainnya yang
berkaitan dengan pesanan pelanggan.
Dokumen pengiriman. Formulir yang digunakan untuk menunjukan rincian dan tanggal setiap
pengiriman.
Faktur penjualan. Formulir yang menyatakan penjualan tertentu, termasuk jumlah yang terutang,
syarat, dan tanggal penjualan.
Daftar harga yang diotorisasi. Daftar atau file induk komputer yang berisi harga barang-barang
yang diotorisasi yang ditawarkan untuk dijual.
File transaksi penjualan. File komputer yang berisi transaksi penjualan yang telah diselesaikan.
Jurnal penjualan. Daftar jurnal dari transaksi penjualan yang telah diselesaikan
File induk pelanggan. File yang berisi informasi tentang penririman dan penaghan pelanggan serta
batas kredit pelanggan
File induk piutang usaha. File yang berisi informasi tentang transaksi dan saldo dari setiap
pelanggan. File ini berfungsi sebagai dasar untuk menyusun buku pembantu piutang usaha.
Laporan bulanan pelanggan. Laporan yang dikirim setiap pelanggan yang menunjukan saldo awal,
transaksi selama bulan berjalan, dan saldo akhir.
FUNGSI – FUNGSIPemrosesan transaksi pendapatan mencangkup fungsi-fungsi pendapatan berikut:
a. Meprakarsipenjualan. Permintaan oleh sebuah perusahaan untuk melakukan transaksi penjualan
dengan perusahaan lain, meliputi:
Penerimaan pesanan pelanggan
Persetujuan kredit
b. Pengiriman Barang dan Jasa. Pengiriman fisik atau penyerahan barang dan jasa, meliputi:
Pemenuhan pesanan penjualan
Pengiriman pesanan penjualan
c. Pencatatan penjualan . Pengakuan formal atas pendapatan oleh perusahaan, meliputi:
Penagihan pelanggan
Pencatatan penjualan
Setiap fungsi utama harus diberikan kepada individu atau departemen yang berbeda,
dengan melakukan pemisahan tugas yang memadai. Fungsi-fungsi, aktivitas pengendalian yang
berlaku, asersi yang relevan, dan tujuan audit spesifik akan dijelaskan bagian berikut.
Meprakasai PenjualanPada umumnya, memprakasai transaksi merupakan proses disetujuinya transaksi itu
dengan pihak ketiga yang independent. Banyak perusahaan besar memisahkan subfungsi berikut,
perusahaan yang dikelolah oleh pemiliknya (owner-managed entities) dapat menggabungkan
fungsi-fungsi ini dan mengoffset pemisahan tugas yang ideal dengan kelalaian signifikan yang
dilakukan oleh manager - pemilik. Proses disetujuinya kredit trutama penting dalam konteks
penjaminan bahwa barang-barang yang dikirimkan telah dibayar secara tepat waktu.
Penerimaan Pesanan PelangganPesanan penjualan dari pelanggan harus diterima hanya apabila sesuai dengan criteria
yang diotorisasi oleh manajemen. Kriteria tersebut biasanya memberikan persetujuan khusus atas
pesanan yang dilakukan oleh departemen pesanan penjualan dengan menggunakan terminal
komputer untuk menetukan bahwa pelanggan tercantum dalam file induk pelanggan, dan
biasanya memiliki batas kredit yang telah disetujui.
Persetujuan KreditPersetujuan kredit diberikan oleh department kreditv sesuai dengan keebijakan kredit
department dan batas kredit yang diotorisasi untuk setiap pelanggan. Biasanya komputer dapat
diprogram penjualan yang diantisifasi, dengan batas kredit pelanggan dalam file induk pelanggan
yang disetujui. Pengecekan atas kredit seluruh pelanggan baru harus selalu dilakukan, yang dapat
mencangkup perolehan laporan kredit dari lembaga pemberi peringkat seperti dun dan Branstreet.
Persetujuan kredit menunjukan apakah karyawan bagian kredit yang berwenang telah mengikuti
prosedur yang berlaku ketika menerima pelanggan baru dan mencata informasi kredit tambahan
ke file induk pioutang usaha. Pengendalian atas persetujuan kredit dirancang untuk mengurangi
resiko pencatatan setiap transaksi pendapatan pada jumlah yang melebihi jumlah kas yang
diharapkan akan direalisasi dari transaksi tersebut. Jadi, hal ini berhubungan dengan asersi
penilaian atau alokasi dari transaksi penjualan (VA1). Tentu saja, ekspektasi terhadap dapat
direalisasikan jumlah-jumlah tersebut akan berubah sepanjang waktu, yang mengakibatkan
diperlukannya suatu penyisihan untuk piutang tak tertagih. Pengendalian atas persetujuan kredit
juga akan memungkinkan manajemen membuat estimasi yang lebih andal atas besarnya
penyisihan tang diperlukan tersebut. Dengan demikian, pengendalian ini juga berhubungan
dengan asersi penilaian atau alokasi untuk penyisihan piutang tak tertagih (VA5)
Pengiriman barang atau jasaPengiriman barang atau jasa merupakan peristiwa ekonomi yang menggambarkan
pergantian / perubahan (change) hak dan penetapan hak atas piutang.
Pemenuhan pemesanan penjualanKebijakan perusahaan umumnya melarang mengeluarkan barang-barang dari gudang
tanpa adanya pesanan penjualan yang disetujui. Selanjutnya, komputer dapat diprogram untuk
mencocokcn item-item pada pesanan penjualan yang disetujui. Prosedur pengendalian ini
dirancang untuk menghindari pemindahan barang yang tidak diotorisasi dari persediaan. Gudang
penyimpanan dapat menerima salinan pesanan penjualan yang telah disetujui secara elektronik
sebagai otorisasi untuk memenuhi pesanan dan mengeluarkan barang ke departemen pengiriman
Pengiriman Pesanan PenjualanPemisahan tanggung jawabatas pengiriman barang dengan persetujuan dan pemenuhan
pesanan akan membantu mencegah petugas pengiriman melakukan pengiriman yang tidak
diotorisasi. Di samping itu, pengendalian manual yang penting juga mengharuskan petugas
pengiriman melakukan pengecekan independent untuk menentukan
a. Bahwa barang yang diterima dari gudang disertai dengan otorisasi yang sesuai
b. Bahwa pesanan telah dipenuhi dengan benar (barang yang diterima sesuai dengan rincian yang
ada dalam pesanan penjualan) (EO1).
Pencatatan PenjualanProses pencatatan penjualan meliputi penyiapan dan pengiriman faktur penjualan
bernomor urut ke pelanggan (penagihan pelanggan) serta pencatatan faktur penjualan secara
akurat dan dalam periode akuntansi yang benar (pencatatan penjualan)
Penagihan Pelanggan (billing customers)Perhatian utama auditor mengenai penagihan adalah bahwa pelanggan telah ditagih
1. Untuk seluruh penagihan
2. Hanya pengiriman actual (tidak ada duplikat penagihan atau transaksi fiktif)
3. Pada harga yang telah diotorisasi
4. pengendalian yang dirancang untuk mengurangi resiko kelalaian, duplikasi, penetapan harga yang
tidak benar, dan jenis kesalahan lainnya dalam proses penagihan (yang berhubungan dengan
tujuan audit spesifik) mencangkup berikut ini:
Komputer mencocokan informasi pada faktur penjualan dengan pesanan penjualan dan informasi
pengiriman (EO1)
Komputer mencocokan harga jual dengan daftar harga yang diotorisasi dan harga pada pesanan
penjualan ketika menyiapkan faktur penjualan (VA1)
Pencatatan PenjualanDalam system yang terkomputrisasi, file transaksi penjualan dibuat dalam proses
penagihan digunakan untuk
1. Memperbaharui (up date): piutang uasaha persediaan , dan file induk buku besar
2. Membuat jurnal penjualan dan ikhtisat transaksi buku besar yang menunjukan pemostingan
kesetiap akun buku besar.
Pengendalian atas pencatatan (dan yang berhubungan dengan audit spesifik) meliputi hal-
hal berikut:
Penjualan hanya dicatat berdasarkan faktur penjualan dan dengan mencocokan dokumen
pengiriman serta pesanan penjualan yang membuktikan penjualan tersebut dan tanggal transaksi
(EO1, R1, VA1)
Akuntansi untuk seluruh faktur penjualan bernomor urut (C1)
Mengulangi (run – to – run) penjumlahan dengan mencocokan jumlah saldo akhir piutang,
ditambah penjualanyang telah diposting, dengan saldo akhir piutang (C1, EO1, VA1)
Melakukan pengecekan yang independent secara periodic atas kesesuaian buku pembantu
piutang usaha atau file induk dengan akun pengendali buku besar (VA1).
Dua pengendalian manual yang penting juga harus ditempatkan dalam system
pengendalian internal yang dirancang dengan baik.
Pengiriman laporan bulanan ke pelanggan dengan instruksi untuk melaporkan setiap
pengecualian yang ditunjukan penyelia akuntansi yang tidak terlibat dalam pelaksanaan atau
pencatatan transaksi siklus pendapatan (seluruh tujuan siklus pendapatan)
Perusahaan harus menetapkan tingkat review reguler yang tepat dan akuntabilitas eksekutif
penjualan untuk menganalisis penjualan menurut produk, devisi, wiraniga (saleaperson), atau
daerah, dan membandingkan dengan anggaran (seluruh tujuan transaksi penjualan)
System Lustratif Untuk Memproses Penjualan KreditInformasi yang penting untuk mendokumentasikan pemahaman auditor atas
pengendaliann internal.
1. Fungsi-fungsi kunci
2. Dokumtasi jejak audit
3. Laporan utama yang dihasilkan oleh system
4. Program serta file komputer yang tercangkup dalm system akuntansi
Setiap salinan dokumen tidak boleh didokumentasikan dalam bagan arus, sebagaimana
auditor hanya memerlukan pemahaman yang cukup atas rencana audit. Bagan arus tersebut juga
mengikuti jejak transaksi sejak dimulainya transaksi itu sampai pencatatannya kedalam buku
besar, yang mendukung laporan keuangan. Auditor juga harus mendokumentasikan aktivitas atau
prosedur pengendalian yang penting yang mungkin telah diselesaikan melalui ikhtisar tertulis
singkat yang mirip dengan salah satu yang diikuti
Perolehan Pemahaman Dan Penilain Resiko Pengendalian
Auditor harus memperoleh pemahaman atas siklus penjualan yang mencukupi untuk
merencanakan audit. Yaitu,
1. Mengidentifikasi jenis salah saji yang potensial
2. Mempertimbangkan factor-faktor yang mempengaruhi resiko salah saji yang material
3. Merancang pengujian subtantif
Jika auditor merencanakan untuk menilai resiko pengendalian pada tingkat yang rendah
untuk asersi siklus pendapatan, mak dia biasanya akan:
Menguji keefektifan pengendalian umum
Menggunakan tekhnik audit berbantuan komputer (CCATs) untuk mengevaluasi keefektifan
pengendalian yang diprogram
Menguji keefektifan prosedur tindak lanjut atas pengecualian yang ditunjukan oleh pengendalian
terprogram
Sebagai contoh, auditor dapat menggunakan dan menguji untuk menentukan apakah hasil
yang diharapkan tanpak pada laporan pengecualian ketika dia menyampaikan
Kode pelanggan yang hilang atau tidak sah
Produk yang tidak sah
Pesanan yang melebihi batas kredit pelanggan
Laporan transaksi pengiriman dalam kuantitas yang berbeda dengan jumlah yang dipesan (baik
terlalu tinggi maupun terlalu rendah )
Pesanan produk yang tidak ada dalam persediaan
Huruf abjad yang dimasukan ke dalam filed numering
Harga, nomor pemasok, atau informasi lainnya pada faktur penjualan yang tidak cocok dengan
informasi pada pesanan penjualan
Kuantitas faktur yang tidak cocok dengan kuantitas pada dokumen pengiriman
Auditor juga dapat menggunkan perangkat lunak (software) audit atau program
utulitasuntuk meelakukan pengurutan cek dan mencetak daftar pemesanan penjualan, dokumen
pengiriman, atau faktur penjualan yang jumlahnya telah hilang dalam file komputer yang
dirumuskan.
Aktivitas Pengendalian – Transaksi Penerimaan KasPenerimaan kas merupakan hasil dari beberapa aktivitas. Sebagai contoh, kas diterima dari
transaksi pendapatan, pinjaman janka pendek dan pinjaman jangka panjang, serta aktiva lainnya.
Lingkup bagian ini dibatasi pada penerimaan kas dari penjualan tunai dan penagihan dari
pelanggan atas penjualan kredit.
Dokumen dan Catatan UmumDokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemerosesan penerimaan kas adalah
sebagai berikut:
Bukti penerimaan uang (remittance advice). Dokumen yang dikirim kepelanggan bersama dengan
faktur penjualan yang kemudian akan dikembalikan bersama pembayaran yang menunjukan
nama pelanggan serta nomor akun, aomor faktur, dan jumlah yang dibayar (misalnya, bagian
tagihan telepon yang dikembalikan bersama dengan pembayaran)
Pendaftaran. Daftar penerimaan kas yang diterima melalui pos
Lembar perhitungan kas. Daftar kas dan cek dalam register kas. Daftar ini digunakan dalam
merekonsiliasi total penerimaan dengan total yang dicetak oleh register kas
Ikhtisar kas harian. Laporan yang menunjukan total penerimaan melalui kasir (over-the-counter)
atau pos yang diterima oleh kasir sebagai setoran
Slip deposit yang disahkan. Daftar yang dibuat oleh penyetor dan distempel oleh bank yang
menunjukan tanggal serta total setoran yang diterima bank dan rincian penerimaan dalan setoran
tersebut
File transaksi penerimaan kas. File komputer atas transaksi penerimaan kas yang telah disahkan
yang diterima untuk pemerosesan, file ini digunakan untuk meperbaharui file induk piutamh
usaha.
Jurnal penerimaan kas. Jurnal yang berisi daftar penerimaan kas dari penjualan tunai dan
penagihan piutang usaha
Fungsi-fungsiFungsi penerimaan kas, yang meliputi pemrosesan penerimaan dari penjualan tunai dan
kredit, termasuk subfungsi berikut:
Menerima penerimaan kas
Menyetorkan kas ke bank
Mencatat penerimaan kas
Sebagaimana dalam kasus transaksi penjualan kredit, pemisahan tugas untuk melakukan fungsi-
fungsi ini merupakan aktivitas pengendalianinternal yang penting. Fungsi-fungsi aktivitas
pengendalian yang berlaku dan asersi yang relevan serta tujuan audit spesifik akan dijelaskan
dalam bagian berikut
1. MENERIMA PENERIMAAN KASResiko utama dalam memproses transaksi penerimaan kas sebelum atau sesusah catatan
penerimaan dibuat kinanpencurian kas sebelum atau sesudah catatan penerimaan dibuat. Dengan
demikian, prosedur pengendalian harus memberikan kepastian yang layak bahwa dokumentasi
penetapan tanggung telah dibuat pada saat kas diterima dan bahwa kas telah disimpan ditempat
yang aman. Resiko kedua adalah kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pemrosesan
penerimaan berikut.
Penerimaan melalui kasir (over –the-counter receipts)
Untuk penerimaan melalui kasir, penggunaan register kas atau terminal titik penjualan (point –of-
sale-terminal) sangat diperluka. Alat ini menyediakan:
Gambaran visual secara langsung untuk pelanggan dengan jumlah penjualan tunai dan kas yang
dilanjutkan
Kuitansi penerimaan yang dicetak atas nama pelanggan dan catatan internal atas transaksi pada
file komputer atau pita register yang terkunci
Total pengendalian yang dicetak atas penerimaan harian yang diproses pada alat tersebut.
Penerimaan Melalui Pos (MAIL RECEPIPTS)Untuk menimalkan kemungkinan pengalihan melalui pos, sebagaian besar perusahaan
meminta pelanggan untuk membayar dengan cek. Beberapa perusahaan yang memiliki volume
penerimaan melalui pos yang besar menggunakan system kotak pos (locksbox system). Alat ini
merupakan kotak surat (post office box) yang dikendalikan oleh bank perusahaan
Menyetorkan Kas ke BankPengendalian fisik yang tepat atas kas mensyaratkan bahwa seluruh penerimaan kas
disetorkan secara utuhsetiap hari (deposited intact daily). Kata utuh berarti semua penerimaan
harus disetorkan; yaitu, pengeluaran kas tidak boleh dilakukan dengan penerimaan yang belum
disetorkan
Mencatat Penerimaan KasFungsi ini meliputi pembuatan jurnal penerimaan kas secara over-the-counter dan melalui
pos serta posting penerimaan kas melalui pos keakun pelanggan. Untuk menjamin bahwa hanya
transaksi yang sah yang dimasukkan, akses fisik kecatatan akuntasi atau terminal komputer yang
digunakan untuk mencatat hal itu harus dibatasi pada orang yang berwenang. Penerimaan secara
over-the counter umumnya dicatat dalam akuntansi umum berdasarkan ikhtiar kas harian yang
diterima dari kasir.
Aktivitas Pengendalian – Transaksi Penyesuaian PenjualanTransaksi penyesuaian penjualan meliputi:
Pemberitahuan potongan tunai
Pemberian retur penjualan dan pengurangan harga
Penentuan piutang tak tertagih
Dalam banyak perusahaan, jumlah dan nilai unag dari nilai transaksi ini tidaklah material.
Namun, bagi beberapa perusahaan, potensi salah saji yang diakibatkan oleh kesalahan dan
pnyelewengan dalam pemrosesan transaksi ini perlu dipertimbangkan. Perhatian utamanya tertuju
pada kemungkinan pencatatan transaksi penyesuaian penjualan fiktif untuk menyembunyikan
penyelewengan dalam proses penerimaan kas. Misalnya, seorang karyawan dapat menggelapkan
kas yang diterima dari pelanggan dan menutupi penyelewengan yang dilakukannya dengan
menghapus akun pelanggan terhadap penyisihan piutang tak tertagih.
Auditor melakukan pengujian pengendalian untuk memperoleh bukti tentang keefektifan
perencanaan dan operasi system pengendalian internal perusahaan. Resiko inheren yang
berkaitan dengan transaksi penerimaan sak adalah tinggi akibat kemungkinan penipuan oleh
kayawan melalui pengalihan penerimaan kas. Jika prosedur analitis menunjukan kenaikan jumlah
hari piutang beredar, maka hal ini mungkin dapat menjelaskan pengalihan penerimaanh kas itu.
Akibat resiko inheren atas penggelapan kas, dan dampak transaksi penerimaan kas terhadap
piutang, auditor seringkali akan menguji prosedur pengendalian yang berkaitan dengan
penerimaan kas. Jika tujuan pengendalian telah dicapai melalui prosedur pengendalian
terprogram, maka auditor akan merencanakan lingkup pengujian yang meliputi pengujian atas.
1. Pengendalian umum dengan komputer
2. Pengendalian aplikasi komputer
3. Keefektifan prosedur tindak lanjut manualPengujian Substantif Atas Piutang Usaha
Piutang meliputi jumlah yang harus dinbayar pelanggan, karyawan, dan afiliasi atas akun
terbuka, wesel, serta pinjaman, dan bungga akrual atas salso semacam itu. Pertimbangan yang
akan kita berikan di sini ditunjukan pada piutang kotor dari para pelanggan atas tran saksi
penjualan kredit dan yang berhubungan dengan akun kontrak, yaitu penyisihan untuk piutang tak
tertagih merupakan hal yang penting untuk mengingat kembali bahwa dengan mengaudit
penjualan yang berkaitan.
SIKLUS PENDAPATAN (LANJUTAN)
PENENTUAN RESIKO DETEKSI UNTUK PENGUJIAN RINCIANIngat kembali bahwa untuk tingkat resiko audit tertentu, resiko pengujian rincian
berhubungan terbalik dengan penilaian tingkat resiko inheren, resiko prosedur analisi, dan resiko
pengendaliaan. Jadi, factor-faktor yang berkaitan dengan penilaian ini harus dipertimbangkan
dalam penetuan tingkat resiko pengujian rincian yang dapat diterima untuk setiap asersi piutang
usah. Penilaian resiko pengendalian untuk asersi piutang usaha tergantung pada penilaian resiko
pengendalian terkait untuk kelompok transaksi ini (penjualan kredit, penerimaan kas, dan
penyesuaian penjualan yang mempengaruhi saldo piutang uasaha.MERANCANG UJI SUBSTANTIFSebelum melakukan pengujian substantive, auditor menentukan tingkat risiko deteksi yang
diterima. Penentuan risiko deteksi dapat dilakukan apabila sudah memiliki pemahaman yang
memadai atas struktur pengendalian intern. Tingkat risiko deteksi yang diterima akan
menentukan lauasnya pengujian substantive yang akan dilakukan. Bila auditor menentukan risiko
deteksi yang rendah, auditor akan melakukan pengujian substantive secara ekstensif untuk
mencapai tingkat kepercayaan terhadap laporan keuangan sesuai dengan yang diharapkan,
demikian pula sebaliknya.
PROSEDUR AWALTitik awal untuk memenuhi setiap pengujian audit adalah memperoleh pemahaman
tentang bisnis dan industri klien. Prosedur awal yang penting untuk memperivikasi piutang usaha
dan akun penyelisihan terkait adalah menelusuri saldo awal periode berjalan kesaldo akhir yang
telah diaudit dalam kertas kerja tahun sebelumnya (jika dapat dilakuka). Selanjutnya, aktivitas
periode berjalan dalam akun pengendalian buku besar dan akun penyisihan terkait harus direview
untuk setiap ayat jurnal yang signifikasi, yang tidak biasa dari segi sifat atau jumlah, yang
memerlukan investigasi khusus. Sebagai contoh, auditor harus menginvestigasi setiap piutang dan
pendapatan yang belum dibukukan dengan cara mencatat faktur penjualan dalam jurnal
penjualan.
Selain itu, auditor juga dapat membuat neraca saldo piutang usaha secara langsung dari
file induk klien dengan menggunakan bperangkat lunak audit.
PROSEDUR ANALITISTujuan auditor dalam melakukan prosedur analitis adalah mengembangkan ekspektasi atas
saldo piutang usaha, hubungan piutang usaha dengan penjualan, dalam marjin kotor perusahaan.
PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSIPengujian rincian transaksi tertentu dapat dilaksanakan selama pekerjaan interim (interim
work) bersama dengan pengujian pengendalian dalam bentuk pengujian bertujuan ganda.
Memvouching Catatan Piutang ke Transaksi PendukungFile akan pelanggan yang diselenggarakan oleh klien harus berisi dokumen seperti pesanan
pelanggan, pesanan penjualan, dokumen pengiriman, faktur penjualan, memorandum kredit.
Pengujian ini dapat dilaksanakan secra lebih ekstensiuf apabila tingkat resiko deteksi yang
berlaku yang akan dicapai adalah rendah, atau untuk melengkapi prosedur konfirmasi apabila
situasi tertentu terjadi.
Melakukan Pengujian Pisah Batas untuk Penjualan dan Retur PenjualanPengujian pisah batas penjualan (sales cut-off tests) dirancang untuk memperoleh
kepastian yang layak bahwa (1) penjualan dan piutang usaha telah dicatat dalam periode
akuntansi dimana transaksi tersebut terjadi dan (2) ayat jurnal yang berkaitan dengan persediaan
dan harga pokok penjualan telah dibuat dalam periode yang sama.
Pengujian pisah batas retur penjualan (sales return cutoff test) adalah serupa dan terutama
diarahkan langsung pada kemungkinan bahwa retur yang dilakukan sebelum akhir tahun belum
dicatat setelah akhir tahun,
Melakukan Pengujian Pisah Batas atas Penerimaan KasPengujian pisah batas penerimaan kas (cash receipts cutoff test) dirancang untuk
memperoleh kepastian yang layak bahwa penerimaan kas telah dicatat dalam periode akuntansi
yang tepat.
PENGUJIAN RINCIAN SALDODua bidang utama dari prosedur dalam kategori pengujian substantif untuk piutang usaha
ini akan dibahas : konfirmasi piutang dan prosedur tindak lanjut yang berkaitan serta prosedur
untuk mengevaluasi kecukupan penyisihan piutang tak tertagih.
Konfirmasi PiutangKonfirmasi piutang usaha mencakup komunkasi tertulis secara langsung antara pelanggan
dan auditor.
Prosedur Audit Yang Berlaku UmumKonfimasi piutang adalah prosedur sudit yang berlaku umum. AU 330, proses konfimasi
(SAS 67),
Menyatakan ada anggapan bahwa auditor akan meminta konfirmasi piutang selama melakukan
audit, kecuali:
Piutang usaha bersifat tidak material terhadap laporan keuangan
penggunaan konfirmasi akan menjadi tidak efektif
Formulir KonfirmasiAda dua formulir permintaan konfirmasi:
1. Konfirmasi Positif
2. Konfirmasi Negatif
Penentuan Waktu Dan Luas Permintaan Konfirnasi
Luas permintaan konfirmasi, atau ukuran sample berhubungan terbalik dengan setiap
factor-faktorr berikut:
1. Tingkat resiko deteksi yang dapat duterima untuk arsesi dimana bukti konfirmasi dipakai
2. Luas dimana pengujian sudstantif lainnya akan bermanfaat untuk mencapai tingkat resiko tersebut
3. Salah saji piutang usaha yang dapat ditoleransi
Pengendalian atas Permintaan KonfirmasiMengendalikan setiap langkah dalam proses konfirmasi. Hal ini berikut:
1. Memastikan bahwa jumlah, nam, dan alamat pada konfirmasi telah sesuai dengan data akun
pelanggan
2. Menjaga peyimpanan konfirmasi sampai dikirimkan
3. Mewajibkan pengiriman jawaban langsung ke auditor
Disposisi PengecualianJawaban konfirmasi mungkin akan berisi beberapa pengecualian (exeptions) yang tidak
dapat dihindarkan. Pengacualian ini dapat disebabkan oleh barang yang masih dalam perjalanan
(in transit) dari klien ke pelanggan.
Prosedur alternatif untuk konfirmasi yang tidak dijawab
Apbila tidak ada jawaban jawaban yang diterima atas permintaan konfirmasi positif kedua atau
ketiga dari pelanggan. Prosedur semacam ini dapat diterima apabila dua kondisi berikut berlaku:
Tidak ada factor kualitatif yang tidak bisa bersangkutan dengan tidak menjawab konfirmasi,
seperti yang tidak diterima menyangkut transaksi akhir tahun.
Tidak adanya jawaban, yang diproyeksikan sebagai salah saji 100% terhadap populasi dan
ditambahkan kejumlah semua perbedaan lainnya yang belum disesuaikan, tidak akan
mempengaruhi keputusan auditor tentang apakah laporan keuangan secara material sudah benar
Memeriksa Penagihan BerikutnyaBukti terbaik mengenai eksistensi dan ketertagihan piutang adalah penerimaan
pembayaran dari pelanggan, sebelum mengakhiri pekerjaan lapangan audit, klien mungkin telah
menerima pembayaran dari beberapa pelanggansebagai pelunashutang pada tanggal konfirmasi.
Memvouching Faktur-faktur terbuka yang Berisi SaldoSatu-satunya perbedaan adalah bahwa prosedur tersebut dibatasi untuk itemitem yang
mengandung saldo akun per tanggal dimana jawaban konfirmasi tidak diterima dan bukan
keseluruhan populasi piutang usaha.
Mengikhtisarkan dan Mengevaluasi hasil
Ikhtiar tersebut harus memberikan, pada tingkat minimum, data statistik mengenai:
Jumlah dan nilai dollar dan konfirmasi yang dikirimkan serta jawaban yang diterima
Proporsi dari total populasi yang dicakup oleh sample
Aplikabilitas asersiKonfirmasi piutang usaha merupakan sumber bukti yang utama dalam memenuhi asersi
eksistensi atau kejadian, akan tetapi jawaban atas konfirmasi itu dapat mengungkapkan item-item
yang telah dibayar sebelumnya atau item-item yang tidak sesuai yang mempengaruhi penilaian
yang tepat atas jumlah yang terhutang.
Mengevaluasi Kelayakan Penyisihan Piutang Tak Tertagih Penggunaan perangkat lunak audit tergeneralisasi untuk menjumlah secara vertical dan
menjumlah kesamping neraca saldo umur piutang usaha.
Pengevaluasian estimasi sebelumnya atas piutang tak tertagih dengan pengalaman berikutnya
dan melihat kembali pengalaman sebelumya.
Perbandingan Penyajiaan Laporan dengan GAAPAuditor harus memiliki pengetahuan tentang cara penyajian laporan dan persyaratan
pengungkapan untuk piutang usaha dan penjualan menurut prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umumnya (GAAP). Persyaratan ini meliputu identifikasi dan klasifikasi yang tepat, serta pihak
terkait lainnya
Jasa Bernilai TambahanDalam proses pelaksanaan audit, auditor dapat menetapkan tolak ukur (benchmark) at6as
kinerja purusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain, sebagai contoh auditor dapat
membicarakan:
Perusahaan telah secara efektif memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan penjualan berdasarkan
rasio penjualan terhadap total aktiva.
Piutang telah tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan penjualan, sehingga menghabiskan arus
kas.
Setelah auditor menyelesaikan audit atas siklus penjualan, dia harus mengikhtisarkan
masalah penting yang dapat menghambat kinerja jasa bernilai tambahan. Auditor dapat
merekomendasikan bahwa klien harus mempertimbangkan untuk mendorong perputaran lebih
cepat dengan diskon tunai, auditor dapat menggunakan pengetahuan yang diperoleh tentang
aspek-aspek lain dari audit menetukan apakah utilisasi yang buruk atas total aktiva akan
meninbulkan masalah piutang. Dengan cara ini akuntan publik bersertifikat (CPA) akan
menggunakan pengetahuan yang diperoleh selama melakukan audit guna membantu klien dalam
mengidentifikasi peluang untuk memperbaiki kinerja bisnis.
top related