motivasi
Post on 23-Jun-2015
686 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MOTIVASI
(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan)
Disusun oleh:
Abdul Muis
Kurniawan
Nita Nurtafita
Okta Miadi
Semester V (lima)
PROGRAM STUDI IPA
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2009
Rabu, 25 November 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas segala
curahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir
zaman.
Dalam pembuatan makalah ini, penyusun sudah berusaha semaksimal
mungkin untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah yang dapat bermanfaat dengan
sebaik-baiknya.
Penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
agar lebih baik lagi untuk selanjutnya.
Akhir kata, terima kasih penyusun ucapkan kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Jakarta, 25 November 2009
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………………..........i
Daftar Isi …………………………………………………………………………ii
BAB I. Pendahuluan …………………………………………………………….1
a. Latar Belakang ………………………………………………………..1
b. Rumusan Masalah …………………………………………………….1
c. Tujuan yang dicapai …………………………………………………..1
d. Metode yang digunakan ………………………………………………2
e. Sistematika ……………………………………………………………2
BAB II. ISI ……………………………………………………………………….3
a. Pengertian Motivasi …………………………………………………..3
b. Teori Motivasi ………………………………………………………...4
c. Jenis-Jenis Motivasi …………………………………………………..5
d. Motivasi Berprestasi dan Karakteristiknya …………………………...6
e. Peranan Motivasi dalam Belajar ……………………………………...7
f. Usaha Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar ………………….7
BAB III. PENUTUP
a. Kesimpulan …………………………………………………………...9
b. Saran …………………………………………………………………..9
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan, sering didapatkan banyak manusia yang melakukan
pekerjaan dengan gigih, dan banyak pula yang santai, bahkan tidak sedikit yang
tidak berbuat apa-apa. Di suatu waktu dijumpai seorang petani yang bermandikan
keringat mencangkul sawahnya dari pagi sampai petang. Ditempat lain, didapati
ibu-ibu rumah tangga yang berkumpul hanya untuk ngerumpi. Disaat yang sama,
ada pemuda pengangguran yang hanya duduk-duduk merenungi nasib.
Secara psikologis ada persoalan yang harus dipecahkan, kenapa dalam satu
waktu ada orang yang bekerja, ada yang santai dan ada yang terbuai dalam
lamunan. Mengapa mereka melakukan perbuatan-perbuatan itu? Apa yang
mempengaruhi jiwa mereka sehingga terlahir perilaku yang berbeda-beda? Dari
sudut pandang psikologi, sesuatu yang terdapat dibalik dilakukannya sebuah sikap
atau perilaku manusia adalah sesuatu yang dikenal dengan istilah motivasi.
B. Rumusan Masalah
Untuk mengkaji makalah ini, penyusun merumuskan masalah sebagai
berikut:
a. Apakah pengertian motivasi?
b. Jelaskan teori-teori motivasi!
c. Uraikan jenis-jenis motivasi!
d. Jelaskan motivasi berprestasi dan karakteristiknya!
e. Apa peran motivasi dalam belajar?
f. Bagaimana usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa?
C. Tujuan yang dicapai
Mengetahui pengertian motivasi.
Mengetahui teori-teori motivasi.
Mengetahui jenis-jenis motivasi.
Mengetahui motivasi berprestasi dan karakteristiknya.
Mengetahui peran motivasi dalam belajar.
Mengetahui usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
D. Metode yang dipergunakan
Untuk melengkapi data yang diperlukan dalam penyusunan makalah ini,
penyusun menggunakan metode:
Metode keperpustakaan, yaitu pengambilan data melalui buku-buku,
internet dan lain-lain. Tujuan dari metode tersebut yaitu untuk
memperoleh data-data yang teoritis sebagai pembanding data yang
aktual.
Metode kuantitatif yaitu menarik kesimpulan berdasarkan kualitas atau
intensitas ini dari informasi data yang kami peroleh.
E. Sistematika
BAB I : PENDAHULUAN
Pada pendahuluan berisi tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan yang akan dicapai., dan metode yang dipergunakan serta
sistematika.
BAB II : ISI
Dalam bab ini, kami mencoba membahas tentang bahan yang kami
angkat sebagai rujukan dalam pembuatan makalah ini.
BAB III : PENUTUP
Penutup berisi kesimpulan dan saran tentang masalah-masalah yang
diuraikan dalam makalah ini.
BAB II
ISI
A. Pengertian Motivasi
Motivasi dalam bahasa Inggris-nya “Motive” berasal dari kata “Motion”,
yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Yaitu gerakan yang dilakukan
untuk manusia atau disebut juga perbuatan atau tingkah laku. Dalam kata lain,
kata “Motivum” menunjuk pada alasan tertentu mengapa sesuatu itu bergerak.
Motif dalam psikologi berarti rangsangan, dorongan, pembangkit tenaga bagi
terjadinya suatu tingkah laku.
Motivasi menurut Mc. Donald, adalah Perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya “Feeling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi dapat didefinisikan dengan:
“Serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga
seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila ia tidak suka, maka akan
berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu
(Suardiman; 2006).
Menurut James O. Whittaker mengatakan bahwa motivasi adalah kondisi-
kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk
untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut.1
Dalam psikologi, motivasi diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi
pendorong timbulnya suatu tingkah laku.2
Motivasi dalam kegiatan belajar adalah keseluruhan daya penggerak di
dalam diri siswa yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan yang
memberikan arah pada kegiatan belajar. Motivasi belajar merupakan faktor psikis
yang bersifat nonintelektual, karena berperan sebagai menumbuhkan gairah,
merasa senang dan menyemangati belajar.
1 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan), (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 205
2 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), h. 85
B. Teori-teori Motivasi
Dalam buku Psikologi Pendidikan karangan Ngalim Purwanto, menyatakan
beberapa teori motivasi sebagai berikut:3
1. Teori Hedonisme. Semua orang cenderung menghindari diri dari sesuatu yang
sulit dan yang menyusahkan dan lebih cenderung suka melakukan sesuatu
yang mendatangkan kesenangan. Contohnya, siswa di suatu kelas merasa
gembira dan bertepuk tangan mendengar pengumuman dari kepala sekolah
bahwa guru matematika mereka tidak dapat mengajar karena sakit. Menurut
teori hedonisme, para siswa harus diberi motivasi secara tepat agar tidak
malas dan mau bekerja dengan baik, dengan memenuhi kesenangannya.4
2. Teori Naluri. Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan naluri pokok,
yakni naluri mempertahankan diri, naluri mengembangkan diri dan naluri
mempertahankan dan mengembangkan jenis. Kebiasaan-kebiasaan ataupun
tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia yang diperbuatnya sehari-hari
mendapat dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri tersebut. Teori ini
menjelaskan tentang prilaku manusia yang memilki motivasi, didasarkan oleh
naluri.
3. Teori Reaksi Yang Dipelajari. Perilaku manusia berdasarkan pada pola-pola
dari tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan diminati tempat orang itu
hidup.
4. Teori Daya Pendorong. Teori ini merupakan perpaduan antara teori naluri
dengan teori reaksi yang dipelajari. Seorang pemimpin yang ingin
memotivasi bawahannya, ia mendasarkannya kepada daya pendorong naluri
dan reaksi yang dipelajari dari kebudayaan lingkungan dimana dia berada.
5. Teori Kebutuhan. Tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakekatnya
adalah untuk memenuhi kebutuhannya. Teori kebutuhan ini dapat dijelaskan
dengan teori Abraham Maslaw, yakni Kebutuhan Fisiologis, Kebutuhan Rasa
Aman dan Perlindungan, Kebutuhan Rasa Memiliki dan Cinta, Kebutuhan
3 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta:Kizi Brother’s, 2008), h. 46-47
4 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1990), h. 74
Harga Diri, Kebutuhan akan Aktualisasi Diri. Kebutuhan Fisiologis.
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital
yang menyangkut fungsi-fungsi biologis, seperti kebutuhan pangan, sandang
dan papan, kesehatan fisik serta kebutuhan seks, dsb. Kebutuhan Rasa
Aman dan Perlindungan. Rasa ingin terjaminnya keamanan, terlindung dari
bahaya dan ancaman penyakit, perang, kemiskinan, kelaparan dan perlakuan
tidak adil, dsb. Kebutuhan Rasa Memiliki dan Cinta. Kebuthan akan cinta,
rasa setia kawan dan kerjasama. Kebutuhan Harga Diri. Kebutuhan dihargai
karena prestasi, kemampuan dan kedudukan serta status atau pangkat, dsb.
Kebutuhan Aktualisasi Diri. Kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang
dimiliki, pengembangan diri secara maksimum, kreatifitas, dan ekspresi diri.
C. Jenis-jenis Motivasi
Pendapat mengenai klasifikasi motivasi itu ada beberapa jenis. Beberapa yang
terkenal diantaranya adalah yang dikemukakan berikut.
Menurut Chaplin, motivasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu physiological
drive dan social motives. Physiological drives ialah dorongan-dorongan yang
bersifat fisik, seperti lapar, haus, seks, dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud
dengan social motives ialah dorongan-dorongan yang berhubungan dengan orang
lain, seperti estetis, dorongan ingin selalu berbuat baik, dan etis.5
Motivasi menurut Woodworth & Marquis, yang terdiri dari Motif Organis,
Motif Darurat dan Motif Objektif. 6
a. Motif atau Kebutuhan Organis, meliputi kebutuhan makan, minum, seksual
dan kebutuhan untuk beristirahat.
b. Motif Darurat, adalah dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk
membalas, dorongan untuk berusaha.
c. Motif Objektif, adalah menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi
dan melakukan manipulasi.
5 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h.192
6 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta:Kizi Brother’s, 2008), h. 44
Selain kedua tokoh di atas, beberapa psikologi ada yang membagi
motivasi menjadi dua:
1. Motivasi intrinsik, ialah motivasi yang berasal dari diri seseorang itu sendiri
tanpa dirangsang dari luar . Misalnya: orang yang gemar membaca, tidak usah
ada yang mendorong, ia akan mencari sendiri buku-bukunya untuk dibaca.
2. Motivasi ekstrinsik, ialah motivasi yang datang karena adanya perangsang
dari luar, seperti: seorang mahasiswa rajin belajar karena akan ujian.
D. Motivasi Berprestasi dan Karakteristiknya
Manusia pada hakikatnya mempunyai kemampuan untuk berprestasi diatas
kemampuan orang lain. Teori ini memiliki sebuah pandangan (asumsi) bahwa
kebutuhan untuk berprestasi itu adalah suatu yang berbeda dan dapat dibedakan
dari kebutuhan-kebutuhan yang lainnya.
Menurut Mc Clelland, seseorang dianggap memiliki motivasi untuk
berprestasi jika ia mempunyai keinginan untuk melakukan suatu karya berprestasi
lebih baik dari prestasi karya orang lain. Ada tiga jenis kebutuhan manusia
menurut Mc Clelland, yaitu kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk
kekuasaan, dan kebutuhan untuk berafiliasi.7
Mc Clelland mengatakan bahwa ciri-ciri individu yang memiliki motivasi
beprestasi yang tinggi adalah:
1. Berprestasi yang dihubungkan dengan seperangkat standar.
2. Memiliki tanggungjawab pribadi terhadap kegiatan-kegiatan yang
dilakukannya.
3. Adanya kebutuhan untuk mendapatkan umpan balik atas pekerjaan yang
dilakukannya sehingga dapat diketahui dengan cepat bahwa hasil yang
diperoleh dari kegiatannya lebih baik atau buruk.
4. Menghindari tugas-tugas yang terlalu sulit atau terlalu mudah, tetapi akan
memilih tugas-tugas yang tingkat kesulitannya sedang.
5. Inovatif yaitu dalam melakukan suatu pekerjaan dilakukan dengan cara yang
berbeda, efisien, dan lebih baik daripada sebelumnya. Hal ini dilakukan agar
7 Irwanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Prenhallindo, 2002), h.206
individu mendapatkan cara-cara yang lebih menguntungkan dalam
pencapaian tujuan.
6. Tidak menyukai keberhasilan yang bersifat kebetulan atau karena tindakan
orang lain dan ingin merasakan sukses atau kegagalan disebabkan tindakan
individu itu sendiri.
E. Peran Motivasi dalam belajar
Motivasi sangat berperan dalam belajar. Dengan motivasi inilah siswa
menjadi tekun dalam proses belajar, dan dengan motivasi itu pulalah kualitas hasil
belajar siswa juga kemungkinannya dapat diwujudkan. Siswa yang dalam proses
belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil
belajarnya. Kepastian itu dimungkinkan oleh sebab adanya ketiga fungsi motivasi
sebagai berikut:8
1. Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan.
2. Penentu arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
3. Penseleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai motivasi
senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai.
Berdasarkan arti dan fungsi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi itu
bukan hanya berfungsi sebagai penentu terjadinya suatu perbuatan tetapi juga
merupakan penentu hasil perbuatan.
F. Usaha Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Guru-guru sangat menyadari pentingnya motivasai di dalam membimbing
belajar murid. Berbagai macam teknik misalnya kenaikan tingkat, penghargaan,
peranan-peranan, kehormatan, piagam-piagam prestasi, pujian, dan celaan
dipergunakan untuk mendorong murid-murid agar mau belajar.9
Guru-guru sering menggunakan incentives untuk memotivasi murid-murid
agar berusaha mencapai tujuan yang diinginkan. Incentives, apapun wujudnya
8 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), h. 869 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan), (Jakarta:
Rineka Cipta, 2003), h. 200
akan berguna hanya apabila incentives itu mewakili tujuan yang akan dicapai
yang kiranya memenuhi kebutuhan psikologis murid-murid. Konsekuensinya,
guru harus kreatif dan imajinasinya di dalam menggunakan incentives untuk
memotivasi anak agar berusah mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.
Untuk mengembangkan motivasi yang baik pada anak-anak didik,
disamping guru harus menjauhkan saran-saran atau sugesti yang negative yang
dilarang oleh agama, atau yang bersifat asocial dan dursila, yang lebih penting
lagi adalah membina pribadi anak didik agar dalam diri anak-anak terbentuk
adanya motif-motif yang mulia, luhur, dan dapat diterima masyarakat. Untuk itu
guru dapat menyediakan dan mengatur situasi-situasi yang memungkinkan
timbulnya persaingan atau kompetisi yang sehat antar anak didik,
membangkitkan self-competition dengan jalan menimbulkan perasaan puas
terhadap hasil-hasil dan prestasi yang telah mereka capai. Membiasakan anak
didik mendiskusikan suatu pendapat atau cita-cita mereka masing-masing, dapat
pula memperkuat motivasi yang baik pada diri mereka.
Pada umumnya motivasi intrinsik lebih kuat dan lebih baik daripada
motivasi ekstrinsik, oleh karena itu, bangunkanlah motivasi intrinsik pada anak-
anak didik. Jangan hendaknya anak mau belajar dan bekerja hanya karena takut
dimarahi, dihukum, mendapat angka merah, atau takut tidak lulus dalam ujian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam psikologi, motivasi diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi
pendorong timbulnya suatu tingkah laku.
Motivasi dalam kegiatan belajar adalah keseluruhan daya penggerak di
dalam diri siswa yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan yang
memberikan arah pada kegiatan belajar. Motivasi belajar merupakan faktor psikis
yang bersifat nonintelektual, karena berperan sebagai menumbuhkan gairah,
merasa senang dan menyemangati belajar.
Dalam buku Psikologi Pendidikan karangan Ngalim Purwanto,
menyatakan beberapa teori motivasi, yaitu Teori Hedonisme, Teori Naluri, Teori
Reaksi yang Dipelajari, Teori Daya Pendorong, dan Teori Kebutuhan.
Motivasi merupakan pendorong bagi perbuatan seseorang. Ia menyakut
soal mengapa seseorang berbuat demikian dan apa tujuannya sehingga ia berbuat
demikian. Mungkin ia didorong oleh nalurinya, oleh keinginannya memperolah
kepuasan, atau mungkin juga karena kebutuhan hidupnya yang sangat mendesak.
B. Saran
Dari beberapa teori yang telah diuraikan, kita mengetahui bahwa tiap-tiap
teori memiliki kelemahan dan kekurangan masing-masing. Namun jika kita
hubungkan dengan manusia sebagai pribadi dalam kehidupannya sehari-hari,
teori-teori motivasi yang telah dikemukakan ternyata memiliki hubungan yang
komplementer yang berarti saling melengkapi satu sama lain. Oleh karena itu, di
dalam penerapannya kita tidak perlu terpaku atau hanya cenderung kepada salah
satu teori saja. Kita dapat mengambil manfaat dari beberapa teori sesuai dengan
situasi dan kondisi seseorang pada saat kita melakukan tindakan motivasi.
DAFTAR PUSTAKA
Irwanto. Psikologi Umum. Jakarta: Prenhallindo, 2002.
Neni Iska, Zikri. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan. Jakarta:
Kizi Brother’s, 2008.
Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya, 1990.
Sabri, M. Alisuf. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007.
Shaleh, Abdul Rahman. Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.
Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan).
Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
top related