laporan modul 8 pengujin tak merusak (ndt) aidil luthfansyah putra
Post on 22-Dec-2015
11 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Program Studi Teknik Metalurgi dan Material – Institut Teknologi dan Sains Bandung
Modul Praktikum MM3141 – Lab Metalurgi I 1
MODUL 8
Analisis Surface Roughness and NDT-Ultrasonic
Praktikan :
Aidil Luthfansyah Putra
123.12.014
Asisten :
Cintiya Ayu Putri Darmawan dan Rizky Hidayat
Sabtu, 1 November 2014
PROGRAM STUDI TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL
FAKULTAS TEKNIK DAN DESAIN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS BANDUNG
Program Studi Teknik Metalurgi dan Material – Institut Teknologi dan Sains Bandung
Modul Praktikum MM3141 – Lab Metalurgi I 2
1. Mempelajari Jenis – Jenis pengujian tak merusak
2. Mempelajari prinsip kerja pengujian tak merusak dengan metode ultrasonik dan
roughness test
o Non-destructice testing ( disingkat NDT ) adalah penggunaan metode fisik dalam
meninspeksi cacat yang mungkin terdapat pada material, komponen, ataupun rakitan
tanpa merusak kegunaan dari benda tersebut. NDT berperan penting dalam mengontrol
kualitas produk. Hal ini digunakan untuk memantau kualitas:
a. Bahan baku yang digunakan dalam konstruksi produk.
b. Proses fabrikasi yang digunakan dalam manufaktur produk
c. Produk yang telah selesai sebelum dikirim
Adapun manfaat penggunaan NDT adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan keamanan dan keandalan produk selama operasi
2. Mengurangi biaya produk dengan mengurangi scrap dan material
konservasi, tenaga kerja, dan energy.
3. Meningkatkan reputasi sebagai produsen barang-barang berkualitas.
Metode NDT bervariasi dari yang sederhana hingga yang rumit. Inspeksi visual adalah
metode yang paling sederhana dari kesemuanya. Sementara cacat pada permukaan yang
kasat mata dapat diungkapkan oleh metode uji penetran atau magnetic. Jika terdapat
cacat yang serius pada permukaan, dilakukan inspeksi yang lebih rumit yaitu uji
ultrasonic atau radiografi. Berikut adalah gambaran umum beberapa jenis NDT:
o Ultrasonic Thickness Gauge (UTG) merpukan alat yang digunakan dalam
pengujian tak merusak dengan metode ultrasonic. Gelombang ultrasonic
merupakan gelombang suara dengan frekuensi lebih dari 20Khz. Gelombang ini
dihasilkan oleh probe yang bekerja berdasarkan perubahan energy listrik
menjadi energy mekanik, ataupun sebaliknya. Perambatan gelombang
ultrasonic dipengaruhi oleh sifat-sifat material yang dilalui, seperti massa jenis,
Tinjauan Pustaka
Tujuan Percobaan
Program Studi Teknik Metalurgi dan Material – Institut Teknologi dan Sains Bandung
Modul Praktikum MM3141 – Lab Metalurgi I 3
homogenitas, dan lainnya. Gelombang ultrasonic dapat digunakan untuk
mengetahui ketebalan material, serta keberadaan cacat didalam material dengan
menggunakan sifat-sifat tersebut
o Surface roughness test dilakukan untuk mengukur parameter kekasaran suatu
permukaan material. Alat pengukur sentuh ini akan menghasilakan profil dari
suatu permukaan, serta berbagai besaran kekasaran. Setiap permukaan memiliki
karakteristik yang dikenal dengan tekstur permukaan. Penentuan sifat tekstur
permukaan sebagai bentuk geometri tidaklah mudah. Oleh karena itu digunakan
beberapa acuan yang ditetapkan untuk mengidentifikasi struktur permukaan
dalam kualitas yang terukur
Gambar 1. Ultrasonic testing gauge
Gambar 2. Surface Roughness Test
Program Studi Teknik Metalurgi dan Material – Institut Teknologi dan Sains Bandung
Modul Praktikum MM3141 – Lab Metalurgi I 4
o Pelat Al velocity 6260
titik Surface roughtness testing Jangka sorong
1 2,1 2,05
2 2,0 2,0
3 2,0 2,025
Prosedur Percobaan
Pengolahan Data
Ultrasonic Thickness Gauge
disiapkan
• Ultrasonic Thickness Gauge disiapkan
test piece disiapkan
• test piece disapkan untuk kalibrasi ketebalan
• Test piece harus merupakan material yang sama dengan objek yang akan diamati
Ketebalan diukur
• Diukur ketebalan test set piece dengan menggunakan vernier calipers ( jangka lengkung)
Couplant ditetes
• Couplant diteteskan diatas test piece
Pengukuran
• Sentuhkan probe dengan test piece yang ketebalannya telah diukur
• Sesuaikan nilai ketebalan
Program Studi Teknik Metalurgi dan Material – Institut Teknologi dan Sains Bandung
Modul Praktikum MM3141 – Lab Metalurgi I 5
4 2,0 2,01
5 2,0 2,01
Rata -
Rata
2,02
2,019
o Steel velocity 5090
titik Surface roughtness testing Jangka sorong
1 1,8 1,7
2 1,8 1,6
3 1,8 1,8
4 1,9 1,8
5 1,9 1,8
Rata -
Rata 1,84
1,74
Program Studi Teknik Metalurgi dan Material – Institut Teknologi dan Sains Bandung
Modul Praktikum MM3141 – Lab Metalurgi I 6
Ra = 1,621 μm
Rq = 2,224 μm
Rt = 14,004 μm
Sm = 0,123 μm
Rp = 8,196 μm
Rv = 5,848 μm
Rmax = 13,992 μm
Pc ±5,0 % 10,0
1. Resume pada percobaan
- Ultrasonic Thickness Gauge
a. Pertama disiapkan dulu alat dan bahan yang diperlukan pada percobaan
b. Pada alat penguji (UTG) harus dikalibrasi terlebih dahulu agar pengukuran
akurat.
c. Spesimen diberi larutan couplant pada permukaan sampel secara merata
d. Spesimen diukur, pengukuran dilakukan beberapa kali pengambilan data agar
akurat
- Surface Roughness Test
a. Pertama alat uji disiapkan dulu, bagian-bagian dari alat uji dipasang
b. Alat uji dikalibrasi dengan menggunakan spesimen kalibrasi
c. Pada saat pengujian indentor diatur ketinggianya
d. Lalu dilakukan uji kekasaran pada spesimen uji
2. Kekurangan dan Kelebihan UTG dan Surface Roughness
- UTG
Pembahasan
Program Studi Teknik Metalurgi dan Material – Institut Teknologi dan Sains Bandung
Modul Praktikum MM3141 – Lab Metalurgi I 7
Kelebihan : Nilai ketelitian akan tinggi apabila kita mengukur spesimen yang
rata dan kita hanya cukup mengukur satu sisi saja untuk mengukur ketebalan pipa
berbentuk silinder
Kekurangan : Nilai ketelitian akan berkurang apabila kita mengukur pada
spesimen silinder atau plat yang melengkung(permukaan tidak rata). Kita hanya
dapat mengukur ketebalan pada material yang telah terdaftar pada alat uji,
sedangkan pada material yang belom terdaftar tidak bias di uji ketebalanya
- Surface Rougness Test
Kelebihan : kita bisa menguji kekasaran pada seluruh material karna indentor
berbahan dasar intan. Ketelitian sangat besar, mencapai µm
Kekurangan: Untuk spesimen yang tipis agak sulit dilakukan pengujian karna
biasanya indentor tidak bisa mencapai spesimen, dan alat uji tidak boleh
menerima gerakan atau guncangan
3. Nilai parameter pengujian surface roughness test
- Ra : Adalah nilai rata rata kekasaran permukaan suatu spesimen. Nilainya
digunakan untuk menunjukan kekasaran, mendeteksi variasi perbedaan
pengujian dan juga menjadi parameter ketinggian puncak dan lembah.
- Rq : Adalah nilai rata rata kuadrat dari ppengukuran kekerasan. Biasanya
digunakan untuk menunjukan standar deviasi profil ketinggian hasil
pengukuran.
Gambar 3. Material – material yang
dapat di uji
Program Studi Teknik Metalurgi dan Material – Institut Teknologi dan Sains Bandung
Modul Praktikum MM3141 – Lab Metalurgi I 8
- Rt : Adalah jarak vertikal titik tertinggi dan terendah dalam pengukuran.
Digunakan untuk menunjukan kekasaran pada seluruh permukaan sehingga
dapat melihat keseragaman kekasaran pada seluruh permukaan spesimen.
- Sm : Adalah jarak rata rata antar puncak kekasaran suatu permukaan
spesimen.
- Rp : Nilai maksimum puncak atau nilai dari puncak yang tertinggi dari
kekasaran logam.
4. Analisis hasil print kertas uji surface roughness test
Nilai yang didapat :
- Ra = 1.621 μm
- Rq = 2.244 μm
- Rt = 14.044 μm
- Sm = 0.123 μm
- Rp = 8.196 μm
- Rv = 5.848 μm
- Rmax = 13.992 μm
nilai puncak tertinggi atau lembah terdalam sebesar 14.044 μm. Didapat pula
bahwa jarak antara lembah terendah dan puncak tertinggi sebesar 13.992 μm.
Puncak tertinggi dan lembah terdalam menandakan tingkat kekasaran suatu
spesimen dan dapat mempengaruhi tingkat laju suatu benda yang melewat
diatasnya. Nilai rata rata kekasaran yang didapat sebesar 1.621 μm.
5. Untuk mengukur pipa atau berbentuk silinder keakuratan UTG akan menurun karna
pada permukaan probe harus menyentuh permukaan spesimen yang akan di uji secara
merata, lebih baik jika pipa berdiameter kecil dan masih bisa di jangkau dengan
jangka sorong maka lebih baik memakai jangka sorong, tapi apabila pipa yang
berdiameter besar seperti pipa yang dipakai pada company oil dan gas lebih baik kita
memakai UTG karna cukup mengukur dengan satu sisi saja.
Apabila mengukur plat baja keakuratan akan semakin akurat karna probe akan
mencapai seleruh permukaan plat baja.
Program Studi Teknik Metalurgi dan Material – Institut Teknologi dan Sains Bandung
Modul Praktikum MM3141 – Lab Metalurgi I 9
Kesimpulan
1. Untuk menguji spesimen yang berbentuk silinder lebih baik memakai jangka sorong
apabila bagian yang mau di ujimasih terjangkau dengan jangka sorong
2. Surface Roughness dapat menguji material apasaja karna bahan dari identor dari intan
3. Jangka sorong memiliki keakuratan lebih besar dibadingkan menggunakan alat UTG
untuk mengukur ketebalan suatu benda atau logam karena ketelitian jangka sorong 0.01
mm sedangkan UTG 0.1 mm
Saran
1. Pemberian larutan couplant harus merata karna dapat mempengaruhi pengukuran
2. Penempatan probe harus merata ke spesimen agar pengukuran akurat
1. Davis, J.R. Metals Handbook Desk Edition, Second Edition. ASM International
Handbook Committee. 1998.
2. Basuki, Eddy agus. Diktat Transformasi Fasa dan Perlakuan Panas Logam. Bandung.
Departement Teknik Pertambangan. 2005
3. Reed-Hill, R.E, Abbaschian,Reza. Physical Metallurgy Principles fourth edition.2009
4. Callister, William D. Materials Science and Engineering An Introduction, Fifth Edition
New York: John wiley & Sons.2001.
5. Marcel Dekker, Inc, New York:Handbook of Aluminium Vol 1 Physical and Metallurgy
Processes
Daftar Pustaka
Kesimpulan dan Saran
Program Studi Teknik Metalurgi dan Material – Institut Teknologi dan Sains Bandung
Modul Praktikum MM3141 – Lab Metalurgi I 10
Lampiran
top related