i.latar belakang - aktifitas | student blog · 2012-06-13 · ekonomi mengejar ketertinggalannya...
Post on 03-Mar-2019
216 Views
Preview:
TRANSCRIPT
I.LATAR BELAKANG
Masalah utama yang masih akan dihadapi bangsa Indonesia ke depan adalah
masalah pangan. Meskipun sebagai negara agraris, Indonesia masih mengimpor
bahan pangan seperti beras. Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang
paling hakiki. Menurut UU RI nomor 7 tahun 1996 tentang pangan menyebutkan
bahwa pangan merupakan hak asasi bagi setiap individu di Indonesia. Oleh karena
itu terpenuhinya kebutuhan pangan di dalam suatu negara merupakan hal yang
mutlak harus dipenuhi. Selain itu pangan juga memegang kebijakan penting dan
strategis di Indonesia berdasar pada pengaruh yang dimilikinya secara sosial,
ekonomi, dan politik.
Pilihan untuk mensosialisasikan sejarah dan perkembangan pertanian, bukan
pilihan tanpa alasan, yaitu karena (1) sesuai dengan masalah pertanian pangan
sebagian besar wilayah Indonesia, (2) tanaman pangan juga mempunyai
produktivitas yang tinggi jika dikelola secara benar, sehingga menguntungkan
untuk diusahakan.
Oleh sebab itu, Indonesia sebagai negara berkembang dengan penduduk yang
banyak harus mulai melakukan diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal.
II.KONSEP
2.1 Sejarah Singkat Pertanian
Pertanian muncul ketika suatu masyarakat mampu untuk menjaga ketersediaan pangan bagi
dirinya sendiri. Pertanian memaksa suatu kelompok orang untuk menetap dan dengan
demikian mendorong kemunculan peradaban. Terjadi perubahan dalam sistem kepercayaan,
pengembangan alat-alat pendukung kehidupan, dan juga kesenian akibat diadopsinya teknologi
pertanian. Kebudayaan masyarakat yang tergantung pada aspek pertanian diistilahkan sebagai
kebudayaan agraris.
setiap bagian dunia memiliki perkembangan penguasaan teknologi pertanian yang berbeda-
beda. Di beberapa bagian Afrika atau Amerika masih dijumpai masyarakat yang semi-nomaden
(setengah pengembara), yang telah mampu melakukan kegiatan peternakan atau bercocok
tanam, namun tetap berpindah-pindah demi menjaga pasokan pangan. Sementara itu, di
Amerika Utara dan Eropa traktor-traktor besar yang ditangani oleh satu orang telah mampu
mendukung penyediaan pangan ratusan orang.
Secara umum dapat dikatakan bahwa pertanian bermula sebagai dampak perubahan iklim
dunia dan adaptasi oleh tanaman terhadap perubahan ini.
2.2 PERTANIAN DAN PANGAN DI ERA BIO-AGE
Bio-age, diperspektifkan sebagai era keempat setelah era pertanian (Agricultural-age), yang
kemudian disusul oleh pengembangan di bidang industri dan manufaktur (Industrial-age) dan
era teknologi-informasi (information-age). Jika di era pertama dan kedua dunia telah
memperoleh dampak pada peningkatan produktivitas pertanian melalui revolusi hijau (green
revolution) dan dianggap sebagai era keemasan pertanian, kita menyaksikan bahwa dalam
paruh kedua abad ke-20, produksi pangan dunia telah meningkat pesat. Selama 50 tahun
terakhir dapat dikatakan telah terjadi revolusi dalam bidang pertanian yang secara agregat
membuat dunia ini tidak kekurangan pangan. Saat Perang Dunia ke-II misalnya, walaupun
produksi pangan dunia berkurang 5-15% dibandingkan dengan masa sebelum perang, namun
lima puluh tahun kemudian produksi pangan dunia melimpah. Meski demikian, patut dicatat
bahwa tidak banyak negara berkembang yang berhasil melakukan proses transformasi struktur
ekonomi mengejar ketertinggalannya dari negara maju. Bahkan dapat dikatakan keberhasilan
tersebut hanya dicapai oleh beberapa negara saja, terutama setelah pengalaman terjadinya
krisis ekonomi Asia akhir-akhir ini. Negara yang dimaksud adalah: Korea Selatan, Malaysia,
Thailand, dan Singapura. Kecuali Singapura yang tidak berbasis pertanian, negara-negara
tersebut berhasil membangun pertaniannya dibandingkan dengan negara-negara lain,
termasuk Indonesia. Sebaliknya, negara-negara yang mengabaikan pertaniannya sehingga
produktivitasnya tetap rendah, dan semakin tertinggal. Fakta ini memperkuat keyakinan bahwa
pembangunan pertanian sebagai prasyarat kemajuan peradaban, termasuk tumbuhnya sektor
industri dan jasa merupakan hal yang sudah dibuktikan bukan hanya secara teoritis tetapi juga
secara empiris.
Di era bio-age kita telah dan sedang menyaksikan akselerasi spektakuler di bidang teknologi
(pertanian), yang ditandai dengan perkembangan bioteknologi dalam beberapa dasawarsa
terakhir, terutama di negara-negara maju. Akselerasi bioteknologi modern ini ditandai dengan
ditemukannya berbagai macam teknologi genetics engineering, kultur jaringan, rekombinan
DNA, pengembangbiakan sel induk, kloning dan lainnya. Pola pengembangan pertanian dan
pangan serta sistem produksi padat kapital yang dipandu dengan teknologi canggih,
penggunaan teknologi biologis, Genetic Modified Organism (GMO), transgenic dan controlled
atmosphere, telah menghilangkan atau mengurangi ketergantungan pada alam, musim dan
resiko yang terkait dengan sifat biologis suatu produk. Di masa depan, tampaknya persaingan di
sektor pangan dan pertanian semakin tidak lagi ditentukan oleh kepemilikan sumberdaya alam,
tetapi oleh teknologi biologis yang padat kapital dan menghasilkan produktivitas tenaga kerja
dan sumberdaya lain yang tinggi. Tidak lama lagi, mungkin kita akan sering menjumpai pisang
varitas baru yang mengandung vaksin, atau singkong dengan kadar vitamin tinggi untuk
mengatasi kekurangan gizi masyarakat, ayam dengan kecepatan perkembangan bobot badan
sangat singkat, benang-benang halus sutera labah-labah yang canggih: lebih kuat dari baja dan
lebih ringan dari kapas, dan lainnya. Pada masa itulah, bioteknologi modern di bidang pangan
dan pertanian (genetically engineered food and agriculture) tampaknya akan menjadi kunci
pembuka terwujudnya gelombang baru kemajuan di bidang pertanian, pangan dan kesehatan.
Bahkan, Jacques Diouf, Direktur Jenderal FAO di tahun 2004 telah menyatakan Clearly,
agricultural biotechnology has real potential as a new tool in the war of hunger.
2.3 Perkembangan Pangan di Indonesia
Impor pangan kini meningkat. Hal ini akan memperlemah ekonomi bangsa Indonesia karena
devisa yang susah payah diperoleh dibelanjakan untuk hal-hal yang bersifat konsumtif yang
sebenarnya dapat diproduksi sendiri.Selain masalah ketersediaan pangan, tantangan terbesar
bangsa Indonesia dalam bidang pertanian adalan peningkatan kualitas pangan rakyat. Hal ini
dinilai penting karena kualitas pangan dari Indonesia relatif kurang baik.Padahal, kualitas
pangan tersebut sangat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia baik secara fisik dan
kecerdasan karena memenuhi standar gizi. Tidak akan ada perbaikan kualitas SDM negara ini
tanpa perbaikan gizi masyarakatnya.
2.4 Ketahanan pangan
Pembangunan ketahanan pangan di Indonesia telah ditegaskan dalam Undang-undang nomor 7
tahun 1996 tentang Pangan yang dirumuskannya sebagai usaha mewujudkan ketersediaan
pangan bagi seluruh rurnah tangga, dalam jumlah yang cukup, mutu dan gizi yang layak, arnan
dikonsumsi, merata serta terjangkau oleh setiap individu.
Memperhatikan definisi tersebut, saat ini ketahanan pangan belum dicapai pada seluruh rurnah
tangga walaupun pada tingkat nasional hasilnya telah lebih baik. Masih banyak rurnah tangga
yang belum rnampu mewujudkan ketersediaan pangan yang cukup, terutama dalam hal mutu
dan tingkat gizinya. Dalam hal ini keaneka-ragarnan pangan menjadi salah satu pilar utarna
dalam ketahanan pangan.
Dalam masyarakat Indonesia sebenarnya terdapat potensi sosial budaya yang besar untuk
mendukung pola makan yang beragam, baik di dalam satu kelompok masyarakat (suku,
masyarakat satu wilayah tertentu) maupun antar kelompok masyarakat. Faktor sosial budaya
dan preferensi konsumsi akibat perubahan pendapatan dan status sosial tersebut dinilai kurang
diperhatikan dalam pengembangan keaneka-ragaman pangan Social marketing, khususnya
dalam meningkatkan citra produk-produk pangan altematif dan pola pangan beragam
merupakan hal yang sangat menentukan.
Dalam 20 tahun terakhir terdapat kecenderungan penganeka-ragaman pangan ke arah konsumsi produk -produk tepung terutama dalam bentuk mie. Proses tersebut patut dicatat sebagai bagian dari proses penganeka-ragaman pangan rakyat. Namun tetap patut disayangkan bahwa makanan alternatif tersebut adalah produk yang berbasis bahan baku impor. Pengalarnan perkembangan penerimaan rnasyarakat terhadap mie dan mie-instan berbahan baku gandum menunjukkan adanya peluang bagi proses penganeka-ragarnan, yaitu melalui 'pengindustrian' pangan altematif yang melibatkan kegiatan produksi, distribusi, pernasaran, dan promosi. Pengalarnan beberapa industri yang mengembangkan pangan altematif menunjukkan bahwa kendala utarna pengembangan produk pangan altematif sebagai pangan pokok yang memiliki nilai yang sebanding dengan beras adalah ketidak-seimbangan perbandingan antara biaya pengembangan dan harga produk altematif tersebut relatif terhadap harga beras. Harga beras sendiri sangat ditentukan oleh besamya dukungan yang diberikan pemerintah.
2.5 Hasil-hasil pertanian tanaman pangan Indonesia terdiri atas:
a. Padi
Padi (Oryza sativa sp.) adalah tanaman yang berasal dari Bangladesh. Dari tanaman padi dihasilkan beras, yang merupakan bahan makanan pokok sebahagian besar rakyat Indonesia. Padi dapat tumbuh dengan baik di daerah panas dengan curah hujan yang tinggi.Daerah utama penghasil padi di Indonesia adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara.
b. Jagung
Jagung (Zea mays) adalah jenis tanaman padi-padian yang berasal dari Amerika. Tanaman jagung sampai ke Indonesia dibawa oleh orang-orang Spanyol. Jagung dapat tumbuh di daerah tropis maupun daerah sub tropis
Jagung ditanam di ladang, tegalan dan sawah pada musim kemarau. Kadang-kadang jagung juga ditanam sebagai tanaman sela/tumpangsari di lahan perkebunan. Jagung tumbuh sangat baik di daerah berketinggian 0-1500 meter di atas permukaan air laut.
c. Ketela Pohon
Ketela pohon (Manihot asculenta atau Manihot utilissima) disebut juga ubi kayu atau singkong. Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan. Ketela pohon banyak ditanam di lahan kering dengan jenis tanah yang gembur. Tanaman ini dapat hidup di daerah-daerah dengan musim kering yang lunak hingga sangat kering. Pada dataran rendah, ketela pohon banyak ditanam pada ketinggian 0-4500 meter di atas permukaan laut.
d. Ubi Jalar
Ubi jalar (Ipomoea batatas) adalah jenis tanaman semak yang berasal dari Hindia Barat. Tanaman ini sampai ke Indonesia dibawa oleh orang-orang Spanyol. Ubi jalar cocok ditanam di daerah ketinggian 0-2000 meter di atas permukaan air laut.
e. Kedelai
Kedelai (Soya max) adalah tanaman semak yang termasuk jenis polong-polongan (kacang-kacangan). Kedelai banyak ditanam di daerah dengan ketinggian 5 – 1000 meter di atas permukaan laut. Kedelai ditanam di daerah kering, misalnya tegalan, ladang dan pekarangan. Kedelai juga ditanam di sawah pada musim kemarau sebagai palawija.
f. Kacang Tanah
Kacang tanah (Arachis hypogea) adalah tanaman yang berasal dari Brasil.Kacang tanah adalah tanaman palawija yang mengandung protein nabati. Kacang tanah banyak ditanam di tegalan, ladang dan pekarangan juga ditanam di sawah pada musim kemarau.
III. METODOLOGI
Selama ini terdapat usaha yang sebenarnya tidak sejalan dengan pola pangan beragam tersebut,
yaitu dengan adanya dukungan yang sangat besar terhadap beras, yang secara langsung
mendukung berkembangnya pola makan berbasis nasi. Dukungan terhadap beras tersebut
antara lain dengan memposisikan beras sebagai komoditas politik, timbul kemakmuran, alat
pembayaran gaji pegawai negeri dan TNI/Polri, indikator keberhasilan pembangunan daerah,
dan sebagai komoditi yang mendapat dukungan sangat komprehensif. Hal tersebut menjadi
disinsentif untuk diversifikasi produksi, dan penganeka- ragaman konsumsi. Akibatnya konsumsi
beras rata-rata penduduk Indonesia adalah yang tertinggi di dunia dan citra produk pangan
selain beras menjadi relatif lebih rendah.
3.1 Meningkatkan Ketahanan Pangan Indonesia Berbasis Sumber Daya Lokal
a. Diversifikasi pangan, solusi untuk mengatasi ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap satu jenis bahan pangan yakni beras.
b. mendukung secara nyata kegiatan peningkatan pendapatan in situ (income generating activity in situ), bertujuan meningkatan pendapatan masyarakat melalui kegiatan pertanian berbasis sumber daya lokal.
c. Teknologi untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi.
d. Model kelompok industri meliputi serangkaian program, diantaranya : 1. Pengembangan sumber daya manusia oleh partner industri 2. Persiapan penanaman modal untuk inisiasi konstruksi dan sistem produksi 3. Pengembangan berbagai macam produk pangan yang dapat di proses secara komersial dan dijual ke pasaran 4. Penerapan konsultasi dan pengawasan dalam penanganan komoditas dan keamanan produk kepada para petani sehingga dapat memenuhi kualitas standart yang diterapkan oleh industri 5. Pengembangan dan penerapan operasi prosedur standar dari pabrik 6. Inisiasi dan memperkuat jaringan dengan perusahaan untuk pemasaran produk
e. menerapkan pertanian intensif (Produktifitas yang tinggi di tentukan oleh 2 faktor utama
yaitu penggunaan bibit varietas unggul dan teknik budidaya teknik budidaya yang intensif
meliputi:persiapan lahan, pembibitan, penanaman dan pemeliharaan)
f. Adanya Stakeholder dalam BUMP (Badan Usaha Milik Petani) yang berfungsi sebagai berikut : 1. Kelompok petani : Pengupayaan konservasi penanaman tanaman lokal berdasar pada sistem bercocok tanam yang baik (good agriculture practices), menghasilkan komoditas lokal yang dapat memenuhi standar kualitas, 2. Pemerintah lokal : Mengkoordinasi fasilitas dan program inventarisasi untuk rotasi tanaman dan supervisi petani, bekerjasama dengan pihak akademisi untuk meningkatkan produktivitas, bekerjasama dengan pihak industri dalam meningkatkan kontribusi petani di dalam program pengembangan industri, menyediakan alternatif modal untuk pertanian, dan mendukung pengembangan kooperasi dari KUD (Koperasi Unit Desa). 3. Industri : (a) mempersiapkan pembentukan dan manajerial dari kelompok industri yang tergabung dalam empat pilar, yakni kelompok petani, pemerintah lokal, industri, dan akademisi; (b) mempersiapkan rencana strategis untuk pengembangan masa depan industri; (c) percepatan transfer teknologi dan ilmu pengetahuan di dalam teknologi proses, manajerial sumberdaya manusia, pengaturan tanaman dan industri, termasuk penanaman kembali modal; (d) membuka pasar dan menjamin pemasaran produk; (e) memperkuat pertumbuhan kerjasama dengan pihak industriuntuk pemasaran produk. 4. Akademisi : (a) memfasilitasi pengembangan dari teknologi penanaman dan produk berbasis lokal yang memiliki potensi pasar; (b) merekomendasikan pemecahan masalah di dalam pengembangan industri.
IV. Sosial-Ekonomi
Tanaman pangan mempunyai potensi yang tinggi jika dikelola secara benar, sehingga menguntungkan untuk diusahakan. Berikut ini beberapa manfaat tanaman pangan,
Padi
Dari tanaman padi dihasilkan beras, yang merupakan bahan makanan pokok sebahagian besar rakyat Indonesia. Padi dapat tumbuh dengan baik di daerah panas dengan curah hujan yang tinggi. Daerah utama penghasil padi di Indonesia adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara.
Jagung
Jagung merupakan bahan makanan pokok bagi sebahagian penduduk Nusa Tenggara Timur, Madura, dan Minahasa. Biji jagung yang sudah masak berwarna kuning atau ungu. Butir jagung dapat dibuat tepung atau pati jagung, yang disebut Maizena.Tongkolnya yang sangat muda dapat dimakan sebagai lalap, sayur, atau acar. Tanaman jagung yang masih muda juga sangat baik untuk makanan ternak.Daun pelindung tongkol yang sudah kering (kelobot) dapat digunakan untuk penggulung rokok atau pembungkus dodol.
Ketela Pohon
Ketela pohon dimanfaatkan sebagai makanan pokok pengganti beras atau jagung, khususnya bagi penduduk di Kabupaten Gunung Kidul (Daerah Istimewa Yogyakarta).
Umbinya dapat dibuat tepung tapioka atau gaplek yang sebagian besar di ekspor ke Jepang. Selain itu umbinya dapat dibuat tape melalui proses peragian, tape di Jawa Barat dikenal dengan nama peuyeum.
Daunnya yang masih muda dapat dimakan sebagai lalap dengan direbus terlebih dahulu, atau dijadikan sayur. Daerah penghasil ketela pohon di Indonesia adalah Jawa Timur, Lampung, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Utara.
Ubi Jalar
Ubi jalar disebut juga ketela rambat. Umbinya dapat dimakan dan merupakan makanan pokok penduduk Papua Bagian Tengah. Bagi penduduk daerah lain di Indonesia, ubi jalar merupakan tambahan. Daunnya juga dapat dimakan sebagai sayuran.
Daerah utama penghasil ubi jalar di Indonesia adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan.
Kedelai
Kedelai merupakan salah satu sumber protein bagi penduduk Indonesia. Kedelai mengandung protein nabati dan sangat dibutuhkan oleh tubuh kita.Jenis makanan yang terbuat dari kedelai adalah tahu, tempe, kecap, tauco, susu kedelai. Biji kedelai yang berkecambah juga dapat dijadikan bahan makanan yang kita kenal dengan nama tauge.
Daerah utama penghasil kedelai di Indonesia adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung dan Nusa Tenggara Barat.
Kacang Tanah
Biji kacang tanah dapat dibuat minyak goreng (minyak slada) atau dimanfaatkan untuk berbagai macam bumbu seperti bumbu rujak, bumbu gado-gado, bumbu pecel. Bungkil atau ampasnya dengan proses peragian dapat menghasilkan oncom yang dikenal dengan istilah dage di daerah Jawa Barat.
Dilihat dari segi social, Ketahanan pangan di Indonesia belum tercapai sepenuhnya. Masalah utamanya padi dianggap sebagai makanan pokok satu-satunya dan harga padi tidak sepenuhnya terjangkau semua lapisan masyarakat. Produksi padi local pun masih belum mencukupi kebutuhan pasar sehingga masih banyak melakukan impor beras.
V. Best Practice Applied to Agroecology (Succes Story)
Aneka Makanan dari Ubi Jalar
Kesehatan itu mahal harganya. Slogan inilah yang membuat Adi Kharisma mengubah jalan hidupnya dari seorang pengusaha ritel sukses beromzet miliaran rupiah menjadi seorang penjual aneka makanan dan minuman dari ubi ungu.Dalam dunia pangan lokal, nama Adi Kharisma sudah cukup terkenal. Pria asli Bali ini sukses memperkenalkan nasi dan es krim dari ubi jalar sebagai salah satu kekuatan makanan lokal sekaligus sebagai produk makanan yang sehat.
Gara-gara inovasi produk dari ubi jalarnya ini, Adi Kharisma memperoleh penghargaan dari Dewan pangan Italia. Tak hanya itu, sebagai duta pangan lokal, Adi juga sudah menyambangi Jepang dan Fiji untuk mempresentasikan produk jus dan sirup ubi ungunya. Sweet_purpleAdi sendiri tak menyangka prestasinya bakal sebesar itu. Karena, inovasi produk pangannya ini lahir dari ketakutannya terhadap kanker. Sampai tahun 1995, ada tujuh kerabat Adi termasuk ibu, paman, mertua serta kakaknya yang terkena penyakit kanker.
Karena dekat dengan orang-orang tersebut, Adi pun turut menyaksikan melihat pola makan mereka. "Ternyata pola makan yang salah merupakan penyebab terbesar terjadinya kanker," ujar pria 50 tahun ini.
Adi pun kemudian banyak membaca buku-buku kesehatan. Ia tak ingin istri dan anaknya ikut menjadi korban. Maka, lima tahun berselang, Adi masih berkutat mempelajari aneka macam bahan makanan yang bisa memerangi kanker.
Tahun 2000, Adi menemukan resep diet dengan menjalankan pola makan sehat. Ia mulai menjauhi aneka sea food, daging merah serta memperbanyak sayur dan buah. "Daging yang saya makan hanya daging ayam dan ikan," ujarnya. Pengaruh bagi kesehatan Adi sangat signifikan. "Sampai sekarang, pilek pun saya tak pernah," ujar pria berperawakan tinggi besar ini.
Karena yakin dengan hasil dietnya ini, Adi pun kemudian mencoba merambah bisnis virgin coconut oil (VCO) sejak tahun 2004. Sayang, bisnis minyak kelapa itu kandas di tengah jalan. Padahal Adi sudah menggelontorkan uang Rp 100 jutaan untuk mempelajari aneka hal tentang budidaya kelapa dan pengolahannya. "Para petani hanya mau menjual kelapa saja. Tidak mau dibina untuk memanfaatkan sabut, batok, air serta daging kelapanya," keluh anak ketujuh dari sembilan bersaudara ini.
Namun, pada tahun tersebut, usaha Adi yang lain sangat sukses. Bisnis distribusi makanan dan minumannya menyumbang duit Rp 1,5 miliar per bulan ke kantongnya. Belum lagi pemasukan
dari 10 convenient mart, empat gerai warung soto, serta satu gerai waralaba Subway Sandwich di Australia.
Gagal menjalani bisnis kelapa, Adi pun banting setir melirik ubi jalar ungu. Pasalnya, makanan yang berwarna ungu, hitam atau kemerahan mengandung zat antosianin yang ampuh memerangi kanker. Karena itu, sejak tahun 2006, Adi fokus menggeluti usaha pengolahan makanan dari ubi jalar ungu.
Saat ini Adi mengelola dua gerai penjualan produk makanan dari ubi jalar di Bali dan di Jakarta dengan omzet sekitar Rp 50 juta sebulan. Satu persatu bisnisnya yang lain pun ia lepas. "Untuk distribusi barang, saat ini dipegang istri saya," ujarnya. Sementara convenient mart, warung soto, serta gerai waralaba Subway Sandwich-nya sudah sudah ia lepas.
top related