akep keluarga dengan gangguan pertumbuhan dan perkembangan

41
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga Yang Telah Di Berikan Disusun Oleh : 1. Ahmad Yahya (7307001) 2. Hajar Dewi Rizqi (7307005) 3. Lalu M Rijalul Hak (7307006) PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ’ULUM

Upload: hajar-dewi-rizqi

Post on 19-Jun-2015

1.178 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANUntuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga Yang Telah Di BerikanDisusun Oleh :1. 2. 3.Ahmad Yahya Hajar Dewi Rizqi Lalu M Rijalul Hak(7307001) (7307005) (7307006)PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ’ULUM JOMBANGKATA PENGANTARSegala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaika

TRANSCRIPT

Page 1: Akep Keluarga Dengan Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga Yang Telah Di Berikan

Disusun Oleh :

1. Ahmad Yahya (7307001)

2. Hajar Dewi Rizqi (7307005)

3. Lalu M Rijalul Hak (7307006)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ’ULUM

JOMBANG

Page 2: Akep Keluarga Dengan Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ASKEP KELUARGA DENGAN

GANGGUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN.

Tujuan penulisan ini untuk mengetahui dan mempelajari tentang asuhan keperawatan

keluarga dan bagaimana keluarga menanggapi anggota keluarganya yang mengalami

gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

Dalam penyusunan askep ini, kami mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan dari

berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih

kepada dosen pembimbing kami dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan

askep ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih jauh dari sempurna, untuk

itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di masa mendatang.

Akhir kata semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan

terutama dalam bidang keperawatan dan semua pihak yang membacanya.

Jombang, 03 Desember 2009

Penulis

Page 3: Akep Keluarga Dengan Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keluarga

2.2 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

3.2 Diagnosa Keperawatan

3.3 Intervensi

3.4 Implementasi

3.5 Evaluasi

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Akep Keluarga Dengan Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai salah satu komponen yang penting dalam keperawatan adalah

keluarga. Keluarga merupakan unit terkecil setelah individu yang menjadi klien dalam

keperawatan (sebagai penerima asuhan keperawatan). Keluarga berperan dalam

menentuka cara pemberian asuhan yang dibutuhkan oleh si sakit apabila ada anggota

keluarga yang sakit.

Asuhan keperawatan keluarga merupakan salah satu bentuk pelayanan

kesehatan yang di laksanakan oleh perawat yang di berikan di rumah atau tempat tinggal

klien.bagi klien beserta keluarga sehingga klien dan keluarga tetap memiliki otonomi

untuk memutuskan hal-hal yang berkaitan dangan masalah kesehatan yang di hadpinya.

Perawat yang melakukan asuhan bertanggung jawab terhadap peningkatan kemampuan

keluarga dalam mencegah timbulnya penyakit, meningkatan dan memelihara kesehatan,

serta mengatasi masalah kesehatan. Tetapi di indonesia belum memiliki suatu lembga

atau organisasi yang bertuga untuk mengatur pelayanan keperawatan keluarga secara

administratif. Pelayanan keperawatan keluarga saat ini masih di berikan secara sukarela

dan belum ada pengaturan terhadap jasa perawatan yang telah di berikan.

Tumbuh kembang merupakan aspek yang penting bagi keluarga. Prinsip

tumbuh kembang itu sendiri berupa proses yang teratur, berurutan, rapi dan kontinyu

maturasi, lingkungan dan faktor genetic. Mempunyai pola yang sama, konsisten dan

kronologis, dapat diprediksi, variasi waktu muncul (onset), lama, dan efek dari tiap

tahapan tumbuh kembang dancmempunyai ciri yang khas.

Sehingga perawat harus mengetahui seluk beluk tumbuh kembang secara utuh,

karena itu merupakan dasar dalam melakukan pengkajian untuk mengetahui segala

gangguan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan dan untuk

memberikan askep yang berkualitas.

Page 5: Akep Keluarga Dengan Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui konsep pertumbuhan dan perkembangan manusia.

Untuk mengatahui konsep pada keluarga.

Mengetahui gangguan yang terjadi dalam proses tumbuh kembang.

Mengetahui askep keluarga dengan gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

Untuk memenuhi tugas keperawatan keluarga yang telah di berikan.

Page 6: Akep Keluarga Dengan Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keluarga

1. Pengertian

a. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah,

perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga,

berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya masing-masing menciptakan

serta mempertahankan kebudayaan. (Bailon dan Maglaya, 1989 dikutip Nasrul

Effendy, 1998, hal ; 32 - 33).

b. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga

dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu

atap dalam keadaan saling ketegantungan. ( Departemen Kesehatan RI, 1988

dikutip Nasrul Effendy,

1998, hal ; 32).

Dari kedua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga adalah :

1) Unit terkecil dari masyarakat

2) Terdiri dari 2 orang atau lebih

3) Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah

4) Hidup dalam satu rumah tangga

5) Di bawah asuhan seorang kepala keluarga

6) Berinterkasi diantara sesama anggota keluarga

7) Setiap anggota keluarga mempunyai perannya masing-masing

8) Menciptakan, mempertahankan suatu budaya

Page 7: Akep Keluarga Dengan Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

2. Ciri – ciri Struktur Keluarga

Menurut Anderson Carter , dikutip Nasrul Effendy 1998 hal 33 dibagi menjadi 3

yaitu :

a. Terorganisasi : Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota

keluarga.

b. Ada Keterbatasan : Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga

mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing –

masing.

c. Ada perbedaan dan kekhususan : Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan

fungsinya masing – masing.

3. Tipe Keluarga

Menurut Nasrul Effendy (1998) hal 33 – 34 tipe keluarga terdiri dari :

a. Keluarga inti (Nuclear Family)

Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak- anak.

b. Keluarga besar (Extended Family)

Adalah keluarga inti di tambah sanak saudara, misalnya ; nenek, kakek,

keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.

c. Keluarga berantai (Serial Family)

Adalah keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang menikah lebih dari satu

kali dan merupakan suatu keluarga inti.

d. Keluarga duda atau janda (Single Family)

Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.

e. Keluarga berkomposisi (Compocite)

Adalah keluarga yang berpoligami yang hidup bersama.

f. Keluarga kabitas (Cahabitation)

Adalah keluarga yang terdiri dari dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi

membentuk satu keluarga.

Page 8: Akep Keluarga Dengan Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

4. Peran Keluarga

Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga menurut Nasrul Effendy 1998,

hal 34 adalah sebagai berikut :

a. Peran ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak – anak, berperan sebagai

pencari nafkah,pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala

keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota

masyarakat dari lingkungannya.

b. Peran ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya. Ibu mempunyai peranan

untuk mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak – anaknya,

pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai

anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan

sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

c. Peran anak : Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan

tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

5. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga menurut Friedman, 1998 hal 100, didefinisikan sebagai hasil atau

konsekwensi dari struktur keluarga. Lima fungsi keluarga yang paling berhubungan

erat saat mengkaji dan mengintervensi keluarga adalah ;

a. Fungsi Afektif (Fungsi pemeliharaan kepribadian) : untuk stabilitas kepribadian

kaum dewasa, memenuhi kebutuhan – kebutuhan para anggota keluarga.

b. Sosialisai dan Fungsi penempatan sosial : untuk sosialisasi primer anak – anak

yang bertujuan untuk membuat mereka menjadi anggota masyarakat yang

produktif, dan juga sebagai penganugrahan status anggota keluarga.

c. Fungsi Reproduksi : untuk menjaga kelangsungan keturunan/generasi dan

menambah sumber daya manusia, juga untuk kelangsungan hidup masyarakat.

d. Fungsi Ekonomis : untuk mengadakan sumber – sumber ekonomi yang memadai

dan mengalokasikan sumber – sumber tersebut secara efektif.

Fungsi Perawat Kesehatan : untuk mengadalan kebutuhan-kebutuhan fisik – pangan,

sandang, papan dan perawatan kesehatan.

Page 9: Akep Keluarga Dengan Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

6. Tugas Kesehatan Keluarga

Tugas kesehatan keluarga menurut Nasrul effendy, 1998, hal 42, adalah

sebagai berikut :

a. Mengenal masalah kesehatan.

b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.

c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.

e. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas kesehatan

masyarakat.

2.2 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan

1. Definisi

Pertumbuhan dan perkembangan manusia adalah tertib dan teratur, proses yang

dapat diprediksi dari embriyo dan berlanjut sampai meninggal.

Pertumbuhan adalah kuantitatif atau aspek yang dapat diukur dari ukuran

individual, sedangkan perkembangan adalah kuantitatif atau aspek yang dapat

diobservasi dari perubahan progresif pada individual. Kemampuan (progres) melalui fase

tertentu dari pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh keturunan dan factor

lingkungan.

2. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan

2.2.1 Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia

1. Neonatus (lahir – 28 hari)

Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk

dikembangkan sesuai keinginan.

2. Bayi (1 bulan – 1 tahun)

   Bayi usia 1-3 bulan :

mengangkat kepala

mengikuti obyek dengan mata

Page 10: Akep Keluarga Dengan Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

melihat dengan tersenyum

bereaksi terhadap suara atau bunyi

mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak

menahan barang yang dipegangnya

mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh

Bayi usia 3-6 bulan :

mengangkat kepala sampai 90°

mengangkat dada dengan bertopang tangan

belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau diluar

jangkauannya

menaruh benda-benda di mulutnya,

berusaha memperluas lapang pandang

tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain

mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang

Bayi 6-9 bulan :

duduk tanpa dibantu

tengkurap dan berbalik sendiri

merangkak meraih benda atau mendekati seseorang

memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain

memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk

bergembira dengan melempar benda-benda

mengeluarkan kata-kata tanpa arti

mengenal muka anggota keluarga dan takut pada orang lain

Page 11: Akep Keluarga Dengan Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan

    Bayi 9-12 bulan :

berdiri sendiri tanpa dibantu

berjalan dengan dituntun

menirukan suara

mengulang bunyi yang didengarnya

belajar menyatakan satu atau dua kata

mengerti perintah sederhana atau larangan

minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya

ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke mulutnya

berpartisipasi dalam permainan

3. Todler (1-3 tahun)

Peningkatan kemampuan psikososial dan perkembangan motorik.

    Anak usia 12-18 bulan :

mulai mampu berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah

menyusun 2 atau 3 kotak

dapat mengatakan 5-10 kata

memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing

Anak usia 18-24 bulan :

mampu naik turun tangga

menyusun 6 kotak

menunjuk mata dan hidungnya

Page 12: Akep Keluarga Dengan Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

menyusun dua kata

belajar makan sendiri

menggambar garis di kertas atau pasir

mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil

menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang yang lebih besar

memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka

Anak usia 2-3 tahun :

anak belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki

membuat jembatan dengan 3 kotak

mampu menyusun kalimat

mempergunakan kata-kata saya

Bertanya

mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya

menggambar lingkaran

bermain dengan anak lain

menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya

 4. Pre sekolah (3-6 tahun)

 Dunia pre sekolah berkembang. Selama bermain, anak mencoba pengalaman

baru dan peran sosial. Pertumbuhan fisik lebih lambat.

Anak usia 3-4 tahun:

berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga

berjalan pada jari kaki

belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri

Page 13: Akep Keluarga Dengan Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

menggambar garis silang

menggambar orang (hanya kepala dan badan)

mengenal 2 atau 3 warna

bicara dengan baik

bertanya bagaimana anak dilahirkan

mendengarkan cerita-cerita

bermain dengan anak lain

menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudaranya

dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana.

Anak usia 4-5 tahun :

mampu melompat dan menari

menggambar orang terdiri dari kepala, lengan dan badan

dapat menghitung jari-jarinya

mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita

minat kepada kata baru dan artinya

memprotes bila dilarang apa yang diinginkannya

membedakan besar dan kecil

menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa.

Anak usia 6 tahun:

ketangkasan meningkat

melompat tali

bermain sepeda

menguraikan objek-objek dengan gambar

Page 14: Akep Keluarga Dengan Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

mengetahui kanan dan kiri

memperlihatkan tempertantrum

mungkin menentang dan tidak sopan

5. Usia sekolah (6-12 tahun)

Kelompok teman sebaya mempengaruhi perilaku anak. Perkembangan fisik,

kognitif dan sosial meningkat. Anak meningkatkan kemampuan komunikasi.

Anak usia 6-7 tahun :

membaca seperti mesin

mengulangi tiga angka mengurut ke belakang

membaca waktu untuk seperempat jam

anak wanita bermain dengan wanita

anak laki-laki bermain dengan laki-laki

cemas terhadap kegagalan

kadang malu atau sedih

peningkatan minat pada bidang spiritual

Anak usia 8-9 tahun:

kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat

menggunakan alat-alat seperti palu

peralatan rumah tangga

ketrampilan lebih individual

ingin terlibat dalam segala sesuatu

menyukai kelompok dan mode

mencari teman secara aktif 

Page 15: Akep Keluarga Dengan Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

Anak usia 10-12 tahun:

pertambahan tinggi badan lambat

pertambahan berat badan cepat

perubahan tubuh yang berhubungan dengan pubertas mungkin tampak

mampu melakukan aktivitas seperti mencuci dan menjemur pakaian

sendiri

memasak, menggergaji, mengecat

menggambar, senang menulis surat atau catatan tertentu

membaca untuk kesenangan atau tujuan tertentu

teman sebaya dan orang tua penting

mulai tertarik dengan lawan jenis

sangat tertarik pada bacaan, ilmu pengetahuan

 6. Remaja (12-18/20 tahun)

Konsep diri berubah sesuai dengan perkembangan biologi

Mencoba nilai-nilai yang berlaku

Pertambahan maksimum pada tinggi,berat badan

Stres meningkat terutama saat terjadi konflik

Anak wanita mulai mendapat haid, tampak lebih gemuk

Berbicara lama di telepon, suasana hati berubah-ubah (emosi labil),

kesukaan seksual mulai terlihat

menyesuaikan diri dengan standar kelompok

anak laki-laki lebih menyukai olahraga, anak wanita suka bicara tentang

pakaian, make-up

Page 16: Akep Keluarga Dengan Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

hubungan anak-orang tua mencapai titik terendah, mulai melepaskan diri

dari orang tua

takut ditolak oleh teman sebaya

Pada akhir masa remaja : mencapai maturitas fisik, mengejar karir,

identitas seksual terbentuk, lebih nyaman dengan diri sendiri, kelompok

sebaya kurang begitu penting, emosi lebih terkontrol, membentuk

hubungan yang menetap.

 7. Dewasa muda (20-40 tahun)

Gaya hidup personal berkembang.

Membina hubungan dengan orang lain

ada komitmen dan kompetensi

membuat keputusan tentang karir, pernikahan dan peran sebagai orang tua

Individu berusaha mencapai dan menguasai dunia, kebiasaan berpikir

rasional meningkat

pengalaman pendidikan, pengalaman hidup dan kesempatan dalam

pekerjaan meningkat.

 8. Dewasa menengah (40-65 tahun)

Gaya hidup mulai berubah karena perubahan-perubahan yang lain, seperti

anak meninggalkan rumah

anak-anaknya telah tumbuh dewasa dan mulai meninggalkan rumah

dapat terjadi perubahan fisik seperti muncul rambut uban, garis lipatan

pada muka, dan lain-lain

waktu untuk bersama lebih banyak

Istri menopause, pria ingin merasakan kehidupan seks dengan cara

menikah lagi (dangerous age).

9. Dewasa tua

Page 17: Akep Keluarga Dengan Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

a. Young-old (tua-muda), 65-74 tahun : beradaptasi dengan masa pensiun

(penurunan penghasilan), beradaptasi dengan perubahan fisik, dapat

berkembang penyakit kronik.

b. Middle-old (tua-menengah), 75-84 tahun : diperlukan adaptasi terhadap

penurunan kecepatan dalam pergerakan, kemampuan sensori dan

peningkatan ketergantungan terhadap orang lain.

c. Old-old (tua-tua), 85 tahun keatas : terjadi peningkatan gangguan

kesehatan fisik.

2.2.2 Masalah yang Sering Terjadi pada Tahap Tumbuh Kembang

1. Masalah pada anak-anak dari sejak lahir sampai usia 5 tahun.

Sindroma Down

Kerdil

Autis

Gangguan perkembangan bicara

2. Masalah utama anak usia sekolah dan remaja

Penyesuaian diri di sekolah

Bentuk tulang belakang yang abnormal

Penyalahgunaan obat/substansi

3. Masalah pada usia pertengahan orang dewasa

Diabetes

Cacat fisik tubuh

Osteoporosis

4. Masalah utama pada manula

Kerusakan penglihatan

Kerusakan pendengaran

2.2.3 Tugas Keluarga Sesuai dengan Tumbuh Kembang

No Tahap Perkembangan Tugas perkembangan

1 Keluarga pemula a. membangun perkawinan yang

saling memuaskan

b. menghububgkan jaringan

Page 18: Akep Keluarga Dengan Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

persaudaraan secara harminis

c. keluarga berencana (keputusan

tentang kedudukan sebagai orangtua

2 Keluarga sedang mengasuh anak a. Membentuk keluarga muda sebagai

sebuah unit yang mantap.

b. Rekonsiliasi tugas-tugas

perkembangan yang bertentangan

dan kebutuhan anggota keluarga.

c. Mempertahankan hubungan

perkawinan yang memuaskan

d. Memperluas persahabatan dengan

keluarga besar dengan

menambahkan peran-peran

orangtua dan kakek nenek

3 Keluarga dengan anak usia

prasekolah

a. Memenuhi kebutuhan anggota

keluarga se[erti rumah, ruang

bermain, privasi, keamanan

b. Mensosialisasikan anak

c. Mengintegrasikan anak yang baru

sementara tetap memenuhi

kebutuhan anak-anak yang lain

d. Mempertahankan hubungan yang

sehat dalam keluarga

4 Keluarga dengan anak usia

sekolah

a. Mensosialisasikan anak-anak,

termasuk meningkatkan prastasi

sekolah dan mengembangkan

hubungan dengan teman sebaya

yang sehat

b. Mempertahankan hubungan

perkawinan yang memuaskan

c. Memenuhi kebutuhan kesehatan

fisik anggota keluarga

5 Keluarga dengan anak remaja a. Mengembangkan kebebasan dengan

Page 19: Akep Keluarga Dengan Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

tanggungjawab ketika remaja

menjadi dewasa dan semakin

mandiri

b. Memfokuskan kembali hubungan

perkawinan

c. Berkomunikasi secara terbuka

antara orangtua dan anak-anak

6 Keluarga melepaskan anak

dewasa muda

a. Memperluas siklus keluarga dengan

memasukkan anggota keluarga baru

didapatkan melalui perkawinan

anak-anak

b. Melanjutkan untuk memperbaharui

dan menyesuaikan kembali

hubungan perkawinan

c. Membantu orangtua lanjut usia dan

sakit-sakitan dari suami maupun

istri

7 Orangtua usia pertengahan a. Menyediakan lingkungan yang

meningkatkan kesehatan

b. Mempertahankan hubungan –

hubungan yang memuaskan dan

penuh arti dengan para orangtua

lansia dan anak-anak

c. Memperkokoh hubungan

perkawinan

8 Keluarga lansia a. Mempertahankan pengaturan hidup

yang memuaskan

b. Menyesuaikan terhadap pendapatan

yang menurun

c. Mempertahankan hubungan

perkawinan

d. Menyesuaikan diri terhadap

kehilangan pasangan

Page 20: Akep Keluarga Dengan Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

e. Mempertahankan ikatan keluarga

antar generasi

f. Meneruskan untuk memahami

eksistensi mereka (penelaahan dan

integrasi hidup)

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

1. Data Umum

a. Nama kepala keluarga

b. umur

c. alamat dan telepon

d. Pekerjaan kepala keluarga

e. Pendidikan kepala keluarga

f. Komposisi keluarga dan genogram :

Nama / inisial

Jenis Kelamin

Tanggal lahir/umur

Hubungan dengan kepala keluarga

Pendidikan

Pekerjaan

g. Tipe keluarga

h. Latar belakang budaya

i. Identifikasi religious

j. Status ekonomi

k. Aktifitas rekreasi/waktu luang

2. Pengkajian Lingkungan

Page 21: Akep Keluarga Dengan Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

a. Karakteristik rumah

b. Mobilitas geografis keluarga

c. Hubungan keluarga dengan fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.

e. Sistem pendukung keluarga.

3. Struktur keluarga.

a. Pola komunikasi keluarga.

b. Struktur Kekuatan keluarga.

c. Struktur Peran.

4. Fungsi keluarga

a. Fungsi Afektif.

b. Fungsi Sosialisasi.

c. Fungsi ekonumi.

5. Stres dan koping keluarga.

a. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor.

b. Strategi koping yang diigunakan.

6. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga.

Tahap perkembangan keluarga saat ini

Sejauh mana keluarga memenuhi tugas-tugas perkembangan sesuaii dengan tahap

perkembangan saat ini.

Riwayat keluarga inti mulai lahir hingga saat ini.

Riwayat keluarga sebelumnya.

3.2 Diagnosa Keperawatan

Page 22: Akep Keluarga Dengan Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

1. Resiko terjadi cidera pada keluarga Bapak S khususnya Bapak S berhubungan dengan

defisit sensori atau motorik.

2. Cemas pada keluarga ( ibu ) berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang

gangguan perkembangan bicara yang dialami anaknya.

3. Kurang pengetahuan keluarga mengenai proses osteoporosis dan program terapi

4. Kerusakan Interaksi Sosial pada keluarga Berhubungan Dengan Gangguan konsep

diri pada anak autis.

5. Tidak efektifnya koping keluarga berhubungan dengan faktor finansial yang dibutuhkan

dalam perawatan dan mempuyai anak yang tidak normal.

3.3 Intervensi

1. Diagnosa 1: Resiko terjadi cidera pada keluarga Bapak S khususnya Bapak S

berhubungan dengan defisit sensori atau motorik.

Tujuan : Mencegah dan mengurangi resiko cedera

Kritera hasil :

Lansia dapat :

Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan resiko cidera

Menyebutkan tujuan menggunakan tindakan keamanan untuk mencegah

cidera

Mempraktekan tindakan pencegahan cidera terpilih

Intervensi :

Kaji adanya faktor-faktor penyebab atau pendukung

Gangguan penglihatan

Pendengaran berkurang

Sensitivitas sentuhan berkurang

Hipotensi ortostatik

Gaya berjalan tidak stabil

Page 23: Akep Keluarga Dengan Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

Efek samping obat

Faktor dari lingkungan yang berbahaya

Kurangi atau hilangkan faktor-faktor penyebab atau pendukung, jika mungkin

Gangguan penglihatan : beri penerangan cukup, Beritahu cara mengurangi

silau, beri warna kontras yang sesuai untuk membedakan pandangan dan

menghindari percampuran warna abu-abu dan biru.

Gangguan pendengaran : gunakan alat bantu dengar jika memungkinkan

Gaya berjalan yang tidak stabil : ajarkan alat bantu berjalan

Efek samping obat : kaji efek samping obat yang mengakibatkan gangguan

keseimbangan saat berjalan

Faktor-faktor lingkungan yang berbahaya : jaga lantai rumah-kamar mandi

agar tidak licin, menata perabot untuk memudahkan berjalan, beri pegangan

pada dinding-kamar mandi untuk membantu berjalan, memodifikasi kamar

mandi-WC dengan jenis pancuran dan WC duduk.

2. Diagnosa 2 : Cemas pada keluarga ( ibu ) berhubungan dengan kurang pengetahuan

tentang gangguan perkembangan bicara yang dialami anaknya.

Tujuan : Dalam waktu 1 jam, orang tua ( ibu ) dapat menerima keadaan putranya.

Kriteria : Ibu tidak tampak cemas, ibu dapat menguraikan hal-hal yang positip yang

dapat dikembangkan yang berkaitan dengan keadaan anaknya seperti mau

melatih anaknya dirumah, mengajak anak bermain, setuju untuk melakukan

suatu pemeriksaan yang lengkap yang dianjurkan pihak medis dalam

penanganan masalah kemampuan bicara anaknya.

Intervensi :

a. Terangkan bahwa anak mengalami keterlambatan perkembangan bicara dan

dapat di perbaiki secara maksimal dalam batas waktu tertentu dengan usaha

yang keras.

Page 24: Akep Keluarga Dengan Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

R/ Peningkatan pemahaman dan kesadaran orangtua untuk bisa menerima

keadaan anaknya dan menggali koping yang positip terhadap kemampuan

yang ada pada anaknya.

b. Dorong keluarga untuk mau melakukan pemeriksan yang lengkap terhadap

gangguan perkembangan bicara yang di alami anaknya.

R/ Membantu di dalam proses penegakan penyebab gangguan yang lebih pasti

dan mempercepat proses penanganan yang lebih cepat dan tepat.

c. Support keluarga dalam melakukan stimulasi pada anak

R/ : Meningkatkan harapan dan kemauan keluarga dalam melakukan stimulasi.

d. Kuatkan koping keluarga dalam menerima kondisi anak.

R/ Meningkatkan penerimaan keluarga terhadap kondisi anak.

3. Diagnosa 3 : Kurang pengetahuan keluarga mengenai proses osteoporosis dan

program terapi.

Tujuan : pasien dan keluarga dapat meliputi pengetahuan mengenai osteoporosis

dan program tindakan, pengurangan nyeri, perbaikan pengosongan usus

dan tidak ada fraktur tambahan.

Intervensi :

1. Ajarkan pada klien tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

oeteoporosis.

2. Anjurkan diet atau suplemen kalsium yang memadai.

3. Timbang Berat badan secara teratur dan modifikasi gaya hidup seperti

Pengurangan kafein, sigaret dan alkohol, hal ini dapat membantu

mempertahankan massa tulang.

4. Anjurkan Latihan aktivitas fisik yang mana merupakan kunci utama untuk

menumbuhkan tulang dengan kepadatan tinggi yang tahan terhadap terjadinya

oestoeporosis.

5. Anjurkan pada untuk tetap membutuhkan kalsium, vitamin D, sinar matahari

dan latihan yang memadai untuk meminimalkan efek oesteoporosis.

6. Berikan Pendidikan pasien mengenai efek samping penggunaan obat. Karena

nyeri lambung dan distensi abdomen merupakan efek samping yang sering

terjadi pada suplemen kalsium, maka pasien sebaiknya meminum suplemen

Page 25: Akep Keluarga Dengan Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

kalsium bersama makanan untuk mengurangi terjadinya efek samping

tersebut. Selain itu, asupan cairan yang memadai dapat menurunkan risiko

pembentukan batu ginjal.

7. Peredaaan nyeri punggung dapat dilakukan dengan istirahat di tempat tidur

dengan posisi telentang atau miring ke samping selama beberapa hari.

8. Kasur harus padat dan tidak lentur.

9. Fleksi lutut dapat meningkatkan rasa nyaman dengan merelaksasi otot.

10. Kompres panas intermiten dan pijatan punggung memperbaiki relaksasi otot.

11. Pasien diminta untuk menggerakkan batang tubuh sebagai satu unit dan

hindari gerakan memuntir.

12. Postur yang bagus dianjurkan dan mekanika tubuh harus diajarkan. Ketika

pasien dibantu turun dari tempat tidur,

13. pasang korset lumbosakral untuk menyokong dan imobilisasi sementara

14. Anjurkan melakukan Aktivitas fisik secara teratur hal ini sangat penting untuk

memperkuat otot, mencegah atrofi dan memperlambat demineralisasi tulang

progresif.

15. Ajarkan Latihan isometrik, latihan ini dapat digunakan untuk memperkuat otot

batang tubuh.

16. Anjurkan untuk Berjalan, mekanika tubuh yang baik, dan postur yang baik.

17. Hindari Membungkuk mendadak, melenggok dan mengangkat beban lama.

18. Lakukan aktivitas pembebanan berat badan Sebaiknya dilakukan di luar rumah

di bawah sinar matahari, karena sangat diperlukan untuk memperbaiki

kemampuan tubuh menghasilkan vitamin D.

4. Diagnosa 4 : Kerusakan Interaksi Sosial pada keluarga Berhubungan Dengan

Gangguan konsep diri pada anak autis.

Kriteria hasil :

adanya sifat responsif terhadap atau minat pada orang-orang,, kepercayaan pada

seorang pemberi perawatan, kontak mata dan sifat responsif pada wajah, adanya

kemampuan untuk mengembangkan kerjasama dalam bermain dan persahabatan

dengan teman sebaya.

Tujuan

Page 26: Akep Keluarga Dengan Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

Pasien akan memulai interaksi-interaksi sosial (fisik, verbal, nonverbal dengan

pemberian perawatan saat pulang.

Intervensi dengan Rasional Tertentu

1. Berfungsi dalam hubungan satu per satu dengan anak. Interaksi staf dengan

pasien yang konsisten meningkatkan pembentukan kepercayaan.

2. Berikan anak benda-benda yang dikenal (mis., mainan-mainan kesukaan,

selimut). Benda-benda ini memberikan rasa aman dalam waktu-waktu aman

bila anak mersa distres.

3. Sampaikan sikap yang hangat, dukungan, dan kebersediaan ketika pasien

berusaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya. Karakteristik-

karakteristik ini meningkatkan pembentukan dan mempertahankan

hubungan saling mempercayai.

4. Lakukan dengan perlahan. Jangan memaksakan melakukan interaksi-

interaksi. Mulai dengan penguatan yang positif pada kontak mata.

Perkenalkan secara berangsur-angsur dengan sentuhan, senyuman, pelukan.

Pasien autistik dapat merasa terancam oleh suatu rangsangan yang gencar

pada pasien tidak terbiasa.

5. Dengan kehadiran Anda beri dukungan pada pasien yang berusaha keras

untuk membentuk hubungan dengan orang lain di lingkungannya. Kehadiran

seseorang yang telah terbentuk hubungan saling percaya, memberikan rasa

aman.

5. Diagnosa 5 : Tidak efektifnya koping keluarga berhubungan dengan faktor finansial

yang dibutuhkan dalam perawatan dan mempuyai anak yang tidak normal.

Intervensi :

Berikan nutrisi yang memadai

Anjurkan orang tua untuk memeriksakan pendengaran dan penglihatan secara

rutin

Gali pengertian orang tua mengenai syndrom down

Berikan motivasi pada orang tua agar memberi lingkunga yang memadai pada

anak

Beri motivasi pada orang tua dalam memberi latihan pada anak dalam

aktivitas sehari-hari.

Page 27: Akep Keluarga Dengan Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

3.4 Implementasi

Dx 2 : Cemas pada keluarga ( ibu ) berhubungan dengan kurang pengetahuan

tentang gangguan perkembangan bicara yang dialami anaknya.

1. Melatih anak untuk mengucapkan kata sederhana ( “mama” “papa” ).

2. Menganjurkan ibu untuk selalu melatih anak bicara dan memancing anak untuk

menyebut benda atau warna yang diinginkan.

3. Mendiskusikan upaya orang tua melatih anak berkomunikasi : ibu selalu mengajarkan

anak menyebut benda di rumah.

4. Menyarankan ibu untuk sabar dan rajin dalam melakukan pemeriksaan dan

pengobatan terhadap anaknya.

Dx 3 : Kurang pengetahuan keluarga mengenai proses osteoporosis dan program

terapi.

1. Memberikan diet atau suplemen kalsium yang memadai

2. Memberikan pendidikan pasien mengenai efek samping penggunaan obat

3. Melakukan Aktivitas fisik secara teratur hal ini sangat penting untuk memperkuat

otot, mencegah atrofi dan memperlambat demineralisasi tulang progresif.

3.5 Evaluasi

Dx 2 : Cemas pada keluarga ( ibu ) berhubungan dengan kurang pengetahuan

tentang gangguan perkembangan bicara yang dialami anaknya.

Dorong orang tua untuk terus melatih anaknya dirumah baik secara verbal atau

dengan alternatif lain seperti menggambar, menulis pesan di kertas dengan mudah di

mengerti

Ibu mengungkapkan mengerti keadaan anaknya, ibu mengungkapkan akan selalu

melatih kemampuan bicara anaknya

Ibu tampak tenang.

Ibu mulai menerima dan mengerti apa yang harus dilakukan demi perkembangan

anaknya.

Page 28: Akep Keluarga Dengan Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

Anjurkan ibu untuk tetap sabar di dalam penanganan anaknya.

Dx 3 : Kurang pengetahuan keluarga mengenai proses osteoporosis dan program

terapi.

1. Mendapatkan pengetahuan mengenai oesteoporosis dan program penanganannya.

o Menyebutkan hubungan asupan kalsium dan latihan terhadap massa tulang

o Mengkonsumsi kalsium diet dalam jumlah yang mencukupi

o Meningkatkan tingkat latihan

o Gunakan terapi hormon yang diresepkan

o Menjalani prosedur skrining sesuai anjuran

2. Mendapatkan peredaan nyeri

o Mengalami redanya nyeri saat beristirahat

o Mengalami ketidaknyamanan minimal selama aktivitas kehidupan sehari-hari

o Menunjukkan berkurangnya nyei tekan pada tempat fraktur

3. Menunjukkan pengosongan usus yang normal

o Bising usus aktif

o Gerakan usus teratur

4. Tidak mengalami fraktur baru

o Mempertahankan postur yang bagus

o Mempegunakan mekanika tubuh yang baik

o Mengkonsumsi diet seimbang tinggi kalsium dan vitamin D

o Rajin menjalankan latihan pembedahan berat badan (berjalan-jalan setiap hari)

o Istirahat dengan berbaring beberapa kali sehari

o Berpartisipasi dalam aktivitas di luar rumah

o Menciptakan lingkungan rumah yang aman

o Menerima bantuan dan supervisi sesuai kebutuhan.

Dx 5 : Tidak efektifnya koping keluarga berhubungan dengan faktor finansial yang

dibutuhkan dalam perawatan dan mempuyai anak yang tidak normal.

1. Tidak ada kesulitan dalam pemberian makan pada anak Anak sehingga anak

mendapat nutrisi yang cukup dan adekuat

Page 29: Akep Keluarga Dengan Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

2. Pendengaran dan penglihatan anak dapat terdeteksi sejak dini dan dapat dievaluasi

secara rutin

3. Keluarga turut serta aktif dalam perawatan anak syndrom down dengan baik

4. Anak mampu bersosialisasi dan berinteraksi dengan baik sehingga anak dapat

menjalin hubungan baik dengan orang lain tidak merasa minder.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga

dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap

dalam keadaan saling ketegantungan

Pertumbuhan dan perkembangan manusia adalah tertib dan teratur, proses yang

dapat diprediksi dari embriyo dan berlanjut sampai meninggal.

Masalah yang sering terjadi dalam tumbuh kembang meliputi; Gangguan bicara

pada anak-anak, autis pada anak, kenakalan remaja, osteoporosis pda dewasa dan

gangguan pnglihatan dan pendengaran pada lansia.

4.2 Saran

Lakukan hal yang terbaik buat keluarga kita, jika ada yang mengalami gangguan

dalam tumbuh kembangnya, berilah support sehingga dia tidak merasa kecil hati.

Page 30: Akep Keluarga Dengan Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

DAFTAR PUSTAKA

www.google.com

Wiyono. Joko, ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA, Buntara Media, 2005.

Stanhope. Marcia, PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT, 2008.