acara 7 kualitas air fix

22
LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN AIR UNTUK PERTANIAN ACARA VII KUALITAS AIR UNTUK PERTANIAN Disusun Oleh: 1. Zulfi Prima Sani (11315) 2. Dahliani (11318) 3. Muhammad Fauzan (11332) 4. Andrian Febriyanto (11353) 5. Ratri Kusumastuti (11356) 6. Putri Aninditaningtyas (11390) Golongan / Kel : A3/2 Asisten : Agus Hariyanto LABORATORIUM AGROHIDROLOGI JURUSAN TANAH

Upload: danzbro

Post on 10-Dec-2014

32 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Acara 7 Kualitas Air Fix

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGELOLAAN AIR UNTUK PERTANIAN

ACARA VII

KUALITAS AIR UNTUK PERTANIAN

Disusun Oleh:

1. Zulfi Prima Sani (11315)2. Dahliani (11318)3. Muhammad Fauzan (11332)4. Andrian Febriyanto (11353)5. Ratri Kusumastuti (11356)6. Putri Aninditaningtyas (11390)

Golongan / Kel : A3/2

Asisten : Agus Hariyanto

LABORATORIUM AGROHIDROLOGI

JURUSAN TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2011

Page 2: Acara 7 Kualitas Air Fix

ACARA VII

KUALITAS AIR UNTUK PERTANIAN

INTISARI

Praktikum Pengelolaan Air Acara VII yang berjudul Kualitas Air untuk Pertanian ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 16 Maret 2011 di Laboratorium Agrohidrologi, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara menghitung kualitas airsecara kuantitatif. Bahan dan alat yang digunakan yaitu sampel air dari Sungai Gadjah wong, Sungai Code, dan Selokan Mataram; pH meter; Ec meter; tabung nessler; gelas ukur; pipet volumetric; reagen warna. Parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas air untuk pertanian antara lain pH, DHL, kekeruhan air, dan warna. Hasil yang diperoleh dari praktikum menunjukan bahwa air di Sungai Gajah Wong, Selokan Mataram dan Sungai Code termasuk ber-pH normal sehingga aman/memenuhi syarat untuk pertanian; air di Sungai Gajah Wong, Selokan Mataram dan Sungai Code termasuk kelas kedua saat pengujian DHL, bagus/baik digunakan untuk pertanian; air pada Sungai Code mempunyai sedimentasi yang bernilai kecil; air pada Sungai Gajah Wong, Selokan Mataram dan Sungai Code mempunyai warna kekeruhan yang berbeda.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan di bumi ini, air merupakan salah satu zat yang sangat

diperlukan oleh makhluk hidup, sebab air merupakan regulator pelarut yang universal,

dimana hampir berbagai macam zat larut di dalamnya dan berinteraksi langsung dengan

sistem yang terdapat dalam setiap organisme hidup. Oleh karena itu pula kualitas air

merupakan salah satu aspek yang semakin banyak mendapat perhatian dalam

pengelolaan sumber daya air.

B. Tinjauan Pustaka

Air merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam produksi pangan. Jika

air tidak tersedia maka produksi pangan akan terhenti. Ini berarti bahwa sumberdaya air

menjadi faktor kunci untuk keberlanjutan pertanian khususnya pertanian beririgasi.

Pertanian berkelanjutan secara sederhana diartikan disini sebagai upaya memelihara,

memperpanjang, meningkatkan, dan meneruskan kemampuan produktif dari sumberdaya

Page 3: Acara 7 Kualitas Air Fix

pertanian untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pangan. Guna mewujudkan pertanian

berkelanjutan, sumberdaya pertanian seperti air dan tanah yang tersedia perlu

dimanfaatkan secara berdaya guna dan berhasil guna. Kebutuhan akan sumberdaya air

dan tanah cenderung meningkat akibat pertambahan jumlah penduduk dan perubahan

gaya hidup, sehingga kompetisi dalam pemanfaatannya juga semakin tajam baik antara

sektor pertanian dengan sektor non-pertanian maupun antar pengguhna dalam sektor

pertanian itu sendiri (Sutawan, 2001).

Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan

biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikomsumsi atau dalam melakukan aktivitas

mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi. Untuk konsumsi air minum

menurut Departemen Kesehatan, syarat-syarat aor minum adalah tidak berasa, tidak

berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber

alam dapat diminum oleh manusia, terdapat resiko bahwa air ini telah tercemar oleh

bakteri atau zat-zat berbahanya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air

hingga 100 °C, banyak zat berbahaya terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan

cara ini (Anonim, 2011).

Kondisi DAS dikatakan baik jika memenuhi beberapa kriteria, yaitu debit sungai

konstan dari tahun ke tahun, kualitas air baik dari tahun ke tahun, fluktuasi debit antara

debit maksimum dan debit minimum kecil, hal ini degambarkan dengan nisbah, dan

ketinggian air muka tanah konstan dari tahun ke tahun (Nursanti, 2009).

Sebagai suatu sumber air, kualitas air waduk dipantau secara berkala bulanan di

sebelas lokasi dan hasil pemantauan menunjukkan bahwa secara umum air waduk masih

memenuhi syaray sebagai air baku air minum. Kemudian dengan berkembangnya KJA,

pemantauan dan analisis kualitas air dilakukan secara lebih komprehensif antara lain

pengambilan air dari berbagai kedalaman lapisan air, pemantauan aktivitas biologi di air

dan pemantauan aktivitas biologi di air dan pemantauan parameter klimatologi yang

mempengaruhi aktivitas biologi, kandungan oksigen terlarut dan lain-lain (Dasuki et al.,

1996).

Pengamatan kualitas air waduk selama ini lebih ditujukan kepada pengamatan

sebagai sumber air baku untuk minum. Parameter biologis belum diamati secara intensif.

Namun dari indikasi visual berdasarkan perkembangan pertumbuhan ganggang/alga

Page 4: Acara 7 Kualitas Air Fix

menjadi indikasi, telah diperhitungkan oleh POJ. Termasuk pula, pemantauan tebal

lapusan endapan pakan, misalnya di lokasi KJA di Ciganea telah melebihi 2 meter. Hal

ini menggambarkan bahwa terdapat sisa pakan dari kegiatan budidaya ikan sistem KJA

yang dilaksanakan pembudidaya di lingkungan waduk Jatiluhur (Nasution, 2005).

Pengelolaan lingkungan waduk secara berkelanjutan mensyaratkan banyak faktor

yang harus dipenuhi yang berhubungan dengan keterpaduan dengan pengelolaan dan

pemanfaatannya untuk semua pengguna lingkungan perairan. Hal ini sesuai dengan

pengertian bahwa kerangka kerja secara konsepsi, kelembagaan dapat digambarkan

melalui teori sistem, teori kontinegensi dan ekonomi secara politik (Breinkerhoff et al.,

1990).

Setelah adanya kejadian kematian ikan, telah dilakukan penelitian kualitas air,

termasuk pengkajian dampak populasi Microcystis sp terhadap ikan serta cara

penanggulangan bila terjadi umbalan di lingkungan perairan Waduk Jatiluhur.

Sedangkan pada penelitian jarring indicator, diketahui bahwa kondisi kualitas air di

lingkungan perairan waduk Jatiluhur telah normal kembali dan sudah dapat menanam

ikan di KJA dengan memperhatikan padat tebar karena cuaca masih belum normal

(Krismono, 1996).

Adanya pencemaran oleh limbah peternakan sapi sering menimbulkan berbagai

protes dari kalangan masyarakat sekitarnya, terutama rasa gatal ketika menggunakan air

sungai yang tercemar, disamping bau yang sangat menyengat (Hidayatullah et al., 2005).

C. Tujuan

Menghitung kebutuhan air konsumtif suatu tanaman berdasarkan keadaan iklim

suatu wilayah.

Page 5: Acara 7 Kualitas Air Fix

II. METODOLOGI

Praktikum Pengelolaan Air Untuk Pertanian dengan judul acara Kualitas Air

Untuk Pertanian dilaksanakan di laboratorium Agrohidrologi, Jurusan Tanah, Fakultas

Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal

16 Maret 2011. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu air yang berasal dari

selokan mataram. Sedangkan alat-alat yang digunakan yaitu pH meter sekaligus Ec

meter, gelas ukur, corong, gelas beker, oven, dan timbangan.

Cara kerja yang dilakukan pertama adalah mengambil sampel air dari selokan

mataram yang berada tepat di belakang Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada,

pengambilan sampel air ini diambil dari bagian tepi kiri selokan, tengah, dan tepi kanan

selokan. Langkah berikutnya yaitu mencampurkan air dari 3 bagian tersebut sebanyak

masing-masing 1/3 botol lalu dihomogenkan. Selanjutnya diukur tingkat kekeruhan

masing-masing botol dengan asumsi air yang paling keruh mendapat nilai plus (+) yang

paling banyak. Setelah pengukuran tingkat kekeruhan selanjutnya adalah dengan

memindahkan air yang telah homogen tadi ke dalam gelas beker sebanyak ± 300 ml

untuk kemudian diukur pH dan DHL menggunakan sebuah alat yang dapat mengukur

pH dan juga DHL sekaligus. Setelah pengukuran pH dan DHL selesai langkah

berikutnya adalah dengan menuangkan air tersebut sebanyak ± 20 ml ke dalam gelas

beker untuk berikutnya ditimbang dan di oven selama ± 24 jam untuk mendapatkan

endapan. Dan langkah terakhir adalah menimbang kembali berat endapan yang telah

didapat dan dicatat kenaikan beratnya.

Page 6: Acara 7 Kualitas Air Fix

III. HASIL PENGAMATAN

Tabel 7.1. Tingkat Kejenuhan Pada Air Sungai

Keterangan :

(+) = Tingkat kejenuhan pada air sungai

IV. PEMBAHASAN

Air adalah faktor penting yang menunjang pertumbuhan tanaman. Sumber daya

air menjadi faktor kunci untuk keberlanjutan pertanian. Dalam praktikum ini dilakukan

pengamatan kualitas air dari beberapa sungai di Yogyakarta antara lain Sungai Code,

Selokan Mataram, dan Sungai Gajah Wong.

Selokan Mataram adalah kanal irigasi yang menghubungkan Sungai Progo dan

Sungai Opak, membentang dari barat ke timur membelah Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta. Selokan ini dibangun pada tahun 1944 dan berhulu di Dusun Macanan,

Desa Bligo, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang. Selokan Mataram ini terletak di

Daerah Istimewa Yogyakarta dan menjadi bagian dari Jaringan Saluran Induk Mataram.

Selokan Mataram memiliki panjang 31,2 km. Saluran ini berhulu di Selokan Van Der

Wicjk yaitu di Dusun Macanan, Desa Bligo, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang.

Namun beberapa sumber menyebutkan bahwa Selokan Mataram berhulu tepatnya di

Bendungan Karang Talun. Selokan ini mengalir dari barat ke timur. Selain berfungsi

untuk lahan pertanian, saluran ini menjadi bentang bagian hulu yang mencegah banjir di

Yogyakarta.

Sungai Code merupakan sungai yang berda di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tipe sungai ini hampir sama dengan sungai-sungai lain di Indonesia dilihat dari kondisi

LOKASI SAMPELWARNA

pHDHL

(ms/cm)

BAHAN TERLARUT

(gram)Ulangan

IUlangan

IISelokan Mataram +++++ ++++ 7.4 0.215 0.0105Sungai Code ++ +++ 7.6 0.315 0.00775Sungai Gadjah Wong + - 7.1 0.36 0.0016

Page 7: Acara 7 Kualitas Air Fix

fisik dan geologinya. Tipe habitat sungai berdasarkan substrat umumnya terbagi dalam

golongan Pool ( habitat tenang, substrat lumpur), Riffle (substrat pasir), dan Rapid

(substrat batuan). Sungai ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari baik untuk mandi, cuci ataupun kakus (MCK).

Disamping itu banyak macam industri yang memanfaatkan sungai ini sebagai sumber air

bagi proses industri ataupun menggunakannya sebagai tempat pembuangan limbah yang

dihasilkan.

Sungai Gajah Wong merupakan Sub DAS Opak yang meliputi wilayah

Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Bantul dimana masing-masing

daerah memberikan masukan limbah ke Sungai Gajah Wong dengan kandungan bahan

organik beragam. Bagian hilir dari Sungai Gajah Wong antara lain Jembatan Tanen,

Jembatan Merah, Jembatan IAIN, Jembatan Muja-Muju, Jembatan Rejowinangun,

Jembatan Tegalgendu, Jembatan Mrican, Jembatan Grojogan, dan Jembatan Pleret

Wonokromo.

Dalam praktikum kualitas air dilakukan dengan 4 parameter yaitu warna, DHL,

dan kandungan bahan terlarut yang terkandung di dalam air. pH adalah derajat keasaman

yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh

suatu larutan. Selain itu pH menunjukkan sifat keasaman dan alkalinitas dengan

menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+). Semakin tinggi kadar H+ berarti

semakin masam larutan tersebut. Dalam kondisi normal pH itu berkisar antara 6,5-8,4.

Seperti yang diketahui air bersifat asam jika mempunyai pH < 7, dan bersifat basa jika

mempunyai pH > 7. Dari hasil pengamatan dapat dilihat urutan pH air dari pH terendah

dan pH tertinggi sebgai berikut Sungai Gajah Wong (dengan pH=7,1), Selokan Mataram

(pH=7,4), kemudian Sungai Code (pH=7,6). Dengan demikian, air yang berasal dari

Sungai Gajah Wong, Selokan Mataram, dan Sungai Code termasuk ber-pH normal

sehingga memenuhi syarat untuk air pertanin.

Kemudian parameter yang diamati adalah DHL (Daya Hantar Listrik) yang

mempunyai satuan nmhos/cm atau µmhos/cm. Konsentrasi garam total atau salinitas

merupakan kriteria paling penting karena mempengaruhi langsung kualitas tanah.

Tingkat konsentrasi garam yang tinggi sampai batas tertentu akan meningkatkan tekanan

Page 8: Acara 7 Kualitas Air Fix

osmotic tanaman, sehingga dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Kriteria air irigasi

berdasarkan nilai konduktivitas listrik antara lain :

1. Kelas pertama (sangat bagus) dengan DHL kurang dari 0,25 dS/m.

2. Kelas kedua (bagus) dengan DHL 0,25 dS/m-0,75 dS/m.

3. Kelas ketiga (tingkat toleransi yang diperbolehkan) dengan DHL 0,76 dS/m-2

dS/m.

4. Kelas keempat (sangat bagus) dengan DHL kurang dari 2,1-3 dS/m.

5. Kelas kelima (sangat bagus) dengan DHL lebih dari 3 dS/m.

Berdasarkan kelas di atas dari hasil pengamatan diperoleh DHL yng terendah sampai

DHL yang tertinggi yaitu Saluran Mataram (DHL=0,215 mS/cm), Sungai Code

(DHL=0,315 mS/cm), lalu Sungai Gajah Wong (DHL=0,36 mS/cm). Berdasarkan

pengamatan dapat dilihat bahwa air yang berasal dari selokan mataram merupakan

kriteria air irigasi yang sangat bagus. Sedangkan untuk air yang berskala dari Sungai

Gajah Wong dan Sungai code merupakan criteria air irigasi yang bagus.

Selain itu banyaknya konsentrasi endapan (sedimen) dapat mempengaruhi

tekstur, permeabilitas, serta kesuburan tanah; dan juga mempengaruhi daya tampung

saluran sehingga meningkatkan biaya untuk pemeliharaan saluran. Dari hasil praktikum

didapatkan bahan terlarut (sedimen) pada Sungai Code sebesar 0.00775 gram; Sungai

Gajah Wong sebesar 0.0016 gram; dan Selokan Mataram sebesar 0.0105 gram. Sedimen

pada Sungai Code termasuk kecil, sehingga pengaruhnya terhadap pertanian tidak terlalu

signifikan. Kemudian bahan terlarut pada sungai Gajah Wong juga tidak terlalu

berpengaruh negatif terhadap air pertanian dan yang terakhir adalah air pada saluran

mataram yang cukup memiliki pengaruh.

Indikator yang dapat dipakai untuk menentukan kualitas air ialah besarnya Daya

Hantar Listrik (DHL) dimana pengukuran dilakukan secara ”insitu” menggunakan

alat portable EC meter. Makin tawar air makin sedikit ion yang terlarut, sehingga makin

rendah kualitas air dari segi estetika, yaitu rasa asin.

Tabel 7.2. Klasifikasi air berdasarkan DHL (Mandel, 1981)

Page 9: Acara 7 Kualitas Air Fix

DHL (mmho/cm) pada Suhu 250 C Macam Air

< 0,5 Air murni

0,5 – 5 Air suling

5 – 30 Air hujan

30 – 2000 Airtanah

35000 – 45000 Air laut

> 100000 Air garam

Untuk parameter warna air sampel digunakan metode visual. Hasil yang didapat

dilihat secara visual dari yang paling berwarna kecoklatan (paling jenuh) sampai bening

dapat diurutkan sebagai berikut Selokan Mataram, Sungai Code, kemudian Sungai

Gajah Wong. Dengan mengetahui kecerahan suatu perairan, dapat mengetahui sampai

dimana masih ada kemungkinan terjadi proses asimilasi dalam air. Kekeruhan yang baik

adalah kekeruhan yang disebabkan oleh jasad – jasad renik atau plankton, kekeruhan

mencerminkan jumlah indidvidu plankton yang melayang dan selalu mengikuti gerak

air. Kekeruhan yang tidak baik adalah warna air yang hitam legam yang berarti air pada

sungai itu telah tercemar logam berat. Berdasarkan hasil praktikum, Sungai Code dan

Selokan Mataram mempunyai warna yang menandakan kekeruhan yang baik, itu berarti

bahwa airnya dapat digunakan untuk tujuan pertanian. Sedangkan Sungai Gajah wong

tidak menunjukkan warna yang keruh. Hal ini dimungkinkan keberadaan plankton dan

jasad renik pada sungai tersebut hanya sedikit.

Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa dari segi kadar pH yang dimiliki

sungai Code,Saluran Mataram,dan Sungai Gajah Wong memiliki kualitas pH air yang

hamper sama. Kemudian dari segi DHL kualitas air untuk irigasi pertanian yang sangat

bagus adalah Saluran Mataram,sedangkan untuk Sungai Gajah Wong dan Sungai Code

dikategorikan bagus. Kemudian dari segi kekeruhan kualitas air untuk pertanian yang

baik adalah Saluran Mataram dan Sungai Code. Karena kedua sungai tersebut cukup

keruh yang menandakan jasad - jasad renik dan plankton dalam air tersebut

cukup,sedangkan pada Sungai Gajah Wong hanya berjumlah sedikit.

Page 10: Acara 7 Kualitas Air Fix

Air tanah perlu diuji kualitasnya karena penggunaan air dalam kehidupan

manusia harus bebas dari bahan pencemar dan polutan. Ada banyak indikator yang

menunjukkan tingkat pencemaran air tanah dan faktor ini kadang hanya bisa diketahui

melalui pengujian di laboratorium. Selain itu, tidak semua daerah memiliki kualitas air

yang baik, padahal salah satu kegunaan air adalah untuk diminum karenanya kebersihan

air akan mempengaruhi kesehatan seseorang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas air adalah faktor geogen dan faktor

anthropogen. Faktor geogen yaitu kondisi serta komposisi tanah dan batuannya.

Sedangkan faktor anthropogen yaitu berupa aktivitas manusia di dekat sumber air,

seperti pencemaran rumah tangga, industri, dan lainnya.

Manfaat mengetahui kualitas air yaitu untuk mengetahui kualitas sumber air

minum secara kualitatif, untuk mengetahui kemungkinan munculnya dampak

pencemaran sumber air. Dengan mengetahui kualitas air kita dapat mengetahui apakah

air tersebut tercemar atau tidak.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Air di Sungai Gajah Wong, Selokan Mataram dan Sungai Code termasuk air

dengan kriteria bagus untuk pertanian.

2. Bahan terlarut dari Sungai Gajah Wong, Selokan Mataram, dan Sungai Code

sangat sedikit sehingga tidak terlalu berpengaruh negativ terhadap pertanian.

3. Air pada Sungai Gajah Wong, Selokan Mataram dan Sungai Code mempunyai

warna kekeruhan yang berbeda.Hal ini dikarenakan adanya proses asimilasi

dalam air.

B. SARAN

Pengkalibrasian alat timbang di laboratorium perlu diadakan agar data yang

dihasilkan pada sub praktikum sedimentasi valid.

Page 11: Acara 7 Kualitas Air Fix
Page 12: Acara 7 Kualitas Air Fix

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Air Bersih. <http://id.wikipedia.org/wiki/Air_bersih>.Diakses tanggal 22 Maret 2011.

Breinkerhoff, D. W,. Goldsmith, M. D. Ongle., dan S. T. Walker. 1990. Institutional Sustainability : A Conceptual Framework. Praeger Publisher. New York.

Dasuki, R., A. Suhanda., dan Supangat. 1996. Pengelolaan dan Pemanfaatan Waduk Serbaguna IR. H. Juanda Jatiluhur. Perum Otorita Jatiluhur. Jatiluhur.

Hidayatullah., Gunawan., Kooswardhono Mudikdjo., dan Erliza N. 2005. Pengelolaan limbah cair usaha peternakan sapi perah melalui penerapan konsep produksi bersih. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian 8 : 124 – 136.

Krismono. 1996. Umbalan : Dampak dan Penanggulangannya. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta.

Mandel, S., 1981. Groundwater Resources. Academic Press, Inc.. New York.

Nasution, Zahri. 2005. Analisis kelembagaan dalam pengelolaan lingkungan perairan waduk. Jurnal Ekonomi Perikanan 6 : 1 - 12.

Nursanti, Ida. 2009. Keberadaan daerah aliran sungai Batanghari Jambi dan produktivitas lahan pertanian. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi 9 : 1 – 8.

Sutawan, Nyoman. 2001. Pengelolaan Sumberdaya Air untuk Pertanian Bekelanjutan. <http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/%287%29%20soca-sutawan sumberdaya %20air%281%29.pdf>. Diakses tanggal 22 Maret 2011.

Page 13: Acara 7 Kualitas Air Fix

LAMPIRAN

LOKASI SAMPELWARNA pH DHL BAHAN TERLARUT

Ulangan 1

Ulangan 2

Ulangan 1

Ulangan 2

Rerata

Ulangan 1

Ulangan 2 Rerata

Ulangan 1

Ulangan 2 Rerata

Selokan Mataram +++++ ++++ 7.4 7.4 7.4 0.23 0.2 0.215 0.0072 0.0138 0.0105Sungai Code ++ +++ 7.7 7.5 7.6 0.35 0.28 0.315 0.0082 0.0073 0.00775Sungai Gadjah Wong + - 7.1 - 7.1 0.36 - 0.36 0.0016 - 0.0016

1. Berat Cawan Kosong

- 106 = 32,7868

- 105 = 32,67

- 109 = 31,71

- 95 = 38,7016

- 101 = 37,4

2. Berat Setelah di oven

- 106 = 32,7884

- 105 = 32,6772

- 109 = 31,7173

- 95 = 38,7098

- 101 = 37,4138

Page 14: Acara 7 Kualitas Air Fix

3. Perhitungan

- Bahan Terlarut

Bahan Terlarut = Berat cawan terlarut – berat cawan kosong

1. Sungai Code

Ulangan 1 (95) = 38,7098 - 38,7016

= 0,0082 gram

Ulangan 2 (109) = 31,7173 - 31,171

= 0,0073gram

Rerata = (0,0082 + 0,0073)/2

= 0,00985 gram

2. Sungai Gajah Wong

Ulangan 1(106) = 32,7884 - 32,7868

= 0,0016 gram

3. Selokan Mataram

Ulangan 1 (105) = 32,6772 - 32,67

= 0,00721 gram

Ulangan 2 (101) = 37,4138 - 37,4

= 0,0138 gram

Rerata = [(-0,0072 + -0,0138)]/2

= 0,0105 gram

Page 15: Acara 7 Kualitas Air Fix

Dokumentasi