acara 3 sig

27
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu pekerjaan SIG, terutama berkaiatan dengan sumberdaya lahan, data data yang dibutuhkan terdiri dari : 1. Data spasial, yang meliputi : a. Data raster, misalnya Foto Udara, Citra Satelit, Citra Radar, dan Peta Digital b. Data vektor, misalnya Peta RBI, Peta Geologi, dan Peta Tentatif lainnya 2. Data atribut/ deskriptif, yang meliputi : a. Data keterangan hasil sensus dan hasil pengamatan/ pengukuran di lapangan. b. Data dari berbagai sumber masukkan berupa teks, tabel, grafik, dan gambar Data-data sebagaimana tersebut (spasial dan deskriptif) merupakan data-data yang saling berkaitan satu sama lain dan digunakan sebagai bahan (data) masukan SIG. Agar pekerjaan SIG memberikan hasil Sistem Informasi Geografis | 39

Upload: widyatama14

Post on 24-Nov-2015

71 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Digitasi on-screen

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUANA. Latar BelakangDalam suatu pekerjaan SIG, terutama berkaiatan dengan sumberdaya lahan, data data yang dibutuhkan terdiri dari :1. Data spasial, yang meliputi :a. Data raster, misalnya Foto Udara, Citra Satelit, Citra Radar, dan Peta Digitalb. Data vektor, misalnya Peta RBI, Peta Geologi, dan Peta Tentatif lainnya2. Data atribut/ deskriptif, yang meliputi :a. Data keterangan hasil sensus dan hasil pengamatan/ pengukuran di lapangan.b. Data dari berbagai sumber masukkan berupa teks, tabel, grafik, dan gambarData-data sebagaimana tersebut (spasial dan deskriptif) merupakan data-data yang saling berkaitan satu sama lain dan digunakan sebagai bahan (data) masukan SIG. Agar pekerjaan SIG memberikan hasil (output) yang terbaik diperlukan beberapa persyaratan teknis data masukan, diantaranya adalah : terbaru, lengkap, detil, akurat, mudah tersedia, murah, dan tersaji dalam format yang mudah dibaca/ dianalisis. Agar data-data spasial (peta, foto udara, citra radar, dan citra satelit) benar - benar dapat bermanfaat dalam suatu pekerjaan SIG diperlukan teknik pembacaan dan penggalian data secara profesional melalui teknik interpretasi. Interpretasi adalah teknik kajian data spasial secara sistematis untuk mendapatkan arti penting dari kenampakan obyek yang tergambar dari suatu data spasial. Ada dua cara interpretasi yang umum dilakukan, yaitu : interpretasi visual atau manual, dan interpretasi numerik atau digital.

B. Tujuan PraktikumMelakukan digitasi on-screen pada citra sesuai dengan peruntukan citra

C. Manfaat PraktikumPraktikum ini mempunyai manfaat terhadap mahasiswa agroteknologi agar dapat melakukan digitasi on-screen pada citra sesuai dengan peruntukan citra

II. TINJAUAN PUSTAKADigitasi pada layar monitor (on screen digitation) adalah teknik pengubahan data analog menjadi data digital yang paling umum dan paling sering dipraktikkan dalam pekerjaan SIG. Digitasi on screen lebih diminati dalam pekerjaan SIG karena tidak memerlukan digitizer yang mahal dan hasilnya dapat diedit atau dianalisa secara langsung dalam satu kali pekerjaan. Program yang umum digunakan untuk digitasi on screen adalah Arc View, Map Info, IDRISI, Arc_Map, Arc_GIS, dan sebagainya. Interpretasi visual dapat dilakukan menggunakan tampilan citra /foto udara dalam format simpanan *.bil; *.tif; dan *.jpg yang dilakukan menggunakan software Arc View. Sedangkan interpretasi secara digital dilakukan melalui klasifikasi multispektral secara supervised dan unsupervised pada citra / foto udara digital dalam format *.ers menggunakan software ER Mapper.Hasil interpretasi citra dan foto udara kemudian disimpan secara digital pada folder terpisah dari sumber datanya dengan nama file yang sederhana, jelas dan mudah diingat, misalnya : C/data hasil interpretasi /lereng.bil. Seluruh data hasil interpretasi disimpan dalam format yang bisa dibaca menggunakan software Arc View, miaslnya *.bil atau *tif (GEOTiff). Selanjutnya citra / foto udara yang telah diinterpretasi tersebut digunakan sebagai dasar (backgroud) pembuatan peta digital menggunakan Arc View. Keberhasilan dalam interpretasi citra atau foto sangat ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya : (a) tingkat kemampuan dan pengalaman interpreter; (b) sifat obyek yang diinterpretasi; (c) kualitas citra atau foto yang digunakan; (d) kelengkapan alat interpretasi dan data pendukung yang tersedia. Mengingat setiap obyek yang terekam pada suatu lembar citra atau foto memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan memberikan respon spektral yang bervariasi, maka pengenalan karakteristik obyek secara individual atau kelompok sangat diperlukan. Sifat khas obyek yang diinterpretasi tersebut inilah yang sering digunakan dalam kegiatan interpretasi citra atau foto, terutama interpretasi citra atau foto menggunakan teknik kunci interpretasi secara langsung (directkeys interpretation).

III. METODE PRAKTIKUMA. Tempat dan Waktu PraktikumPraktikum dilaksanakan di Laboratorium Sistem Informasi Geografis pada tanggal 8 April 2014

B. Alat dan BahanAlat dan bahan yang digunakan yaitu1. Seperangkat komputer2. Software SIG, dan3. Citra yang telah diklasifikasi

C. Cara Kerja1. Menjalankan program ARC View dengan mengklik ikon yang ada di desktop2. Memanggil atau mengunggah citra yang telah diklasifikasi pada acara 2 melalui tombol Add Theme yang ada pada tool bar3. Mengatur properti tampilan untuk unit jarak dan jarak peta secara berurutan menjadi meter dan kilometer4. Membuat tema polygon baru melalui menu New Theme pada menu bar5. Membuat bidang persegi empat di sekaliling citra yang hendak di digitasi dengan menggunakan ikon pada tool bar6. Mendigitasi citra sesuai dengan klasifikasi yang telah di tentukan7. Menyimpan hasil digitasi kedalam dua file yakni Project (*.apr) dan Shape File (*.shp) pada folder yang sesuai.

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil

B. PembahasanDigitasi pada layar monitor (on screen digitation) adalah teknik pengubahan data analog menjadi data digital yang paling umum dan paling sering dipraktikkan dalam pekerjaan SIG. Digitasi on screen lebih diminati dalam pekerjaan SIG karena tidak memerlukan digitizer yang mahal dan hasilnya dapat diedit atau dianalisa secara langsung dalam satu kali pekerjaan. Program yang umum digunakan untuk digitasi on screen adalah Arc View, Map Info, IDRISI, Arc_Map, Arc_GIS, dan sebagainya. Interpretasi visual dapat dilakukan menggunakan tampilan citra /foto udara dalam format simpanan *.bil; *.tif; dan *.jpg yang dilakukan menggunakan software Arc View. Sedangkan interpretasi secara digital dilakukan melalui klasifikasi multispektral secara supervised dan unsupervised pada citra / foto udara digital dalam format *.ers menggunakan software ER Mapper.Hasil interpretasi citra dan foto udara kemudian disimpan secara digital pada folder terpisah dari sumber datanya dengan nama file yang sederhana, jelas dan mudah diingat, misalnya : C/data hasil interpretasi /lereng.bil. Seluruh data hasil interpretasi disimpan dalam format yang bisa dibaca menggunakan software Arc View, miaslnya *.bil atau *tif (GEOTiff). Selanjutnya citra / foto udara yang telah diinterpretasi tersebut digunakan sebagai dasar (backgroud) pembuatan peta digital menggunakan Arc View.Keberhasilan dalam interpretasi citra atau foto sangat ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya :(a) tingkat kemampuan dan pengalaman interpreter(b) sifat obyek yang diinterpretasi(c) kualitas citra atau foto yang digunakan(d) kelengkapan alat interpretasi dan data pendukung yang tersedia.Mengingat setiap obyek yang terekam pada suatu lembar citra atau foto memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan memberikan respon spektral yang bervariasi, maka pengenalan karakteristik obyek secara individual atau kelompok sangat diperlukan. Sifat khas obyek yang diinterpretasi tersebut inilah yang sering digunakan dalam kegiatan interpretasi citra atau foto, terutama interpretasi citra atau foto menggunakan teknik kunci interpretasi secara langsung (directkeys interpretation).Interpretasi Numerik / DigitalTeknik interpretasi secara digital hanya bisa dilaksanakan bila data yang tersedia adalah citra atau foto udara digital. Sejalan dengan perkembangan teknologi komputer dewasa ini, interpretasi citra saat ini lebih sering dilakukan secara digital menggunakan software pengolah citra yang diintegrasikan dengan sistem informasi geografis (Geographic Information System). Beberapa software yang biasa digunakan dalam pengolahan citra (terutama citra satelit) dan GIS di Indonesia antara lain : ErMapper (ESRI), Erdas Imagine (ArcGIS) dan Leica Photogrammetry; Geographic Resources Analysis Support System/ GRASS), Map Info, Arc Info, dan Arc View. Berbeda dengan interpretasi visual, pada teknik interpretasi secara digital ini semua kenampakan obyek yang terekam pada foto udara atau citra satelit akan diklasifikasikan secara otomatis berdasarkan range pantulan spektralnya. Misalkan, obyek-obyek dengan pantulan spektral antara 0 20 dikelaskan sebagai obyek air (laut, sungai, rawa), 21 50 sebagai lahan basah/ lembab (sawah, daerah sekitar badan air (rawa, pasangsurut, pantai), 51-80 sebagai lahan bervegetasi lebat (hutan), 81-110 sebagai semak belukar, 111-140 sebagai lahan perkebunan dan kebun campur, 141-170 sebagai tegalan dan kebun, 171-200 sebagai lahan pekarangan permukiman, 201-230 sebagai tanah terbuka atau tanah tandus, dan 231-266 sebagai bangunan rumah dan perkantoran/ sekolahan. Karena teknik interpretasi secara digital ini pada prinsipnyamerupakan pengklasifikasian nilai pantulan spektral obyek yang terekam pada foto udara atau citra, maka teknik ini dikenal dengan nama teknik klasifikasi spektral. Ada dua teknik klasifikasi spektral (multispektral), yaitu teknik klasifikasi terbimbing (supervised classification) dan teknik klasifikasi tidak terbimbing (unsupervised classification). Untuk keperluan interpretasi secara digital ini digunakan program ER Mapper (ESRI). Klasifikasi terbimbing didasarkan kepada kelompok pixel yang telah dikenali dengan baik sebagai obyek tertentu yang digunakan sebagai area sampel (training area). Klasifikasi tidak terselia dilakukan secara langsung (otomatis) tanpa menggunakan daerah sampel (training area). Beberapa metode klasifikasi terselia yang biasa dipraktikkan dalam interpretasi citra, meliputi :(a) Jarak minimum terhadap rerata (minimum distance to mean algorith)(b) Algorithma parallelepiped (box classification algorithm)(c) Algoritma kemiripan maksimum (maximum likelihood algorithm), dan(d) Algoritma tetangga terdekat (K-nearest neighbour algorithm).Pemasukan Data SpasialPada prinsipnya ada dua macam teknik pemasukan data spasial, yaitu melalui teknik digitasi dan teknik penyiaman.

1. DigitasiDigitasi adalah proses pengubahan (konversi) data analog (berupa data cetak, atau tampilan citra/ foto) menjadi data digital pada suatu koordinat X, Y. Ada dua metode digitasi, yaitu (a) digitasi manual, penelusuran batas poligon atau kumpulan pixel terklasifiasi pada lembar cetak (hardcopy) menggunakan alat digitizer atau menggunakan rapidograph; (b) digitasi pada layar monitor, penelusuran citra atau peta yang ditayangkan pada layar monitor. Digitasi secara manual dilakukan dengan menempatkan citra, foto udara atau peta tercetak sedemikian rupa pada papan digitizer, kemudian menggunakan mouse digitizer dilakukan perunutan garis atau poligon sesuai instruksi dari program (Arc_Info) yang digunakan pada digitizer tersebut. Digitasi secara manual menggunakan rapidograph atau spidol permanen merupakan cara digitasi peta atau citra yang paling sederhana, yaitu melalui cara penindasan (pengeblakan) gambar pada kertas kalkir atau plastik transparan. Digitasi cara ini tidak menghasilkan data digital, tetapi tetap sebagai data analog, oleh karenanya tidak termasuk dalam cara digitasi yang sebenarnya. Namun demikian, apabila hasil pengeblakan tersebut kemudian disiam menggunakan scanner, maka datanya dapat digunakan sebagai latar belakang (background) pada proses digitasi pada layar (on screen digitation).Digitasi pada layar monitor (on screen digitation) adalah teknik pengubahan data analog menjadi data digital yang paling umum dan paling sering dipraktikkan dalam pekerjaan SIG. Digitasi on screen lebih diminati dalam pekerjaan SIG karena tidak memerlukan digitizer yang mahal dan hasilnya dapat diedit atau dianalisa secara langsung dalam satu kali pekerjaan. Program yang umum digunakan untuk digitasi on screen adalah Arc View, Map Info, IDRISI, Arc_Map, Arc_GIS, dan sebagainya. Data citra atau peta yang akan didigitasi umumnya merupakan data citra atau peta yang sudah diinterpretasi secara visual/ manual dan disimpan dalam format digital (*.Jpg, *.Tiff, *.BIL, dan *.ers). Untuk mendapatkan data peta atau citra dalam format digital dilakukan dengan cara kopi data digital langsung dalam bentuk dan format yang sama, atau menggunakan scanner (penyiam) untuk data peta/ citra dalam bentuk analog (cetak).2. Penyiaman (Scanning)Scanning (penyiaman) adalah proses pengubahan data garfis tercetak (analog) menjadi data grafis digital menggunakan sensor optik elektronik secara parsial. Data yang didapat disimpan dalam format yang dapat dibaca oleh program SIG, misalnya : file. Tiff dan atau file.jpg. Untuk menghasilkan data grafis yang berkualitas, maka penyiaman dilakukan pada resolusi lebih besar dari 200 x 200 dpi.Pemasukan Data AtributDalam SIG, data atribut atau data deskripsi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari data spasial dan merupakan bagian penting dari data geografi. Data atribut dapat dikaegorikan dalam 4 macam, yaitu : (1) data nominal, menyangkut macam atau jenis data geografis, seperti sawah, tegalan, pinus, lapangan, sungai, jalann, dan sebagainya; (2) data ordinal, menyangkut urut-urutan atau ranking dari data geografis seperti jalan negara, jalan propinsi, jalan kabupaten, jalan kecamatan/ desa, jalan setapak; (3) data interval, menyangkut tingkatan obyek dalam kaitannya dengan sifat-sifat alam, seperti lereng 0-3%, 3-8%, 8-15%, 15-25%, 25-40% dan 40%; dan (4) data rasio, yaitu perbandingan obyek dengan obyek lain yang sejenis dalam hal luas, besar, tinggi, kedalaman, kelembaban, warna, maupun kandungan mineral. Secara umum setiap program SIG memiliki fasilitas pemasukan data deskriptip atau data atribut secara otomatis pada setiap pekerjaan pengolahan data spasial. Pada program ER Mapper data atribut suatu citra dapat ditayangkan dan diedit secara otomatis melalui fungsi-fungsi algoritma. Dengan fasilitas tersebut user dapat mengetahui, menampilkan dan mengedit data atribut dari citra yang diolah, seperti koordinat geografis/ UTM, jumlah dan ukuran pixel, serta nilai pantulan spektral tiap pixel, jarak, ukuran, dan luas obyek sebenarnya di lapangan, mengetahui sebaran berbagai jenis obyek berdasarkan kelas lereng, kelas penggunaan lahan, serta dapat menentukan/ memprediksi kadar air tanah, kesuburan tanah, dan kandungan mineral tanah lainnya. Pada program Arc View data atribut dapat ditampilkan secara otomatis dan diedit dengan mudah berdasarkan data-data atribut terbaru untuk berbagai tujuan penggunaan. Pemasukan (capture) data atribut pada program SIG meliputi pemberian label dan skor, pemberian dan atau perbaikan koordinat citra (koreksi geometris), perbaikan tampilan citra menggunakan formula khusus (misalnya pemfilteran, analisis NDVI, TVI, dan clay ratio), penambahan dan perbaikan (pembaruan) data berdasarkan hasil pengukuran lapang, penghitungan dan analisis spasial sesuai formula yang digunakan, dan beberapa eksekusi matematis berkaitan dengan analisis dan manipulasi data spasial. Sebagaimana umumnya, data deskripsi berupa tabel dan teks dimasukkan ke dalam SIG melalui papan ketik (keyboard) dan mouse, dan berupa gambar menggunakan kamera..

V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan1. Digitasi pada layar monitor (on screen digitation) adalah teknik pengubahan data analog menjadi data digital yang paling umum dan paling sering dipraktikkan dalam pekerjaan SIG.2. Digitasi adalah proses pengubahan (konversi) data analog (berupa data cetak, atau tampilan citra/ foto) menjadi data digital pada suatu koordinat X, Y.3. Scanning (penyiaman) adalah proses pengubahan data garfis tercetak (analog) menjadi data grafis digital menggunakan sensor optik elektronik secara parsial.

B. SaranSebaiknya asisten praktikum membimbing praktikan dengan tidak terburu buru, dikarenakan praktikan belum tahu mengenai seluk beluk software pengolahan SIG dan cara penggunaan serta fungsi fungsi ikon didalamnya.

DAFTAR PUSTAKA

Aronoff, Stan. 1989. GIS : a Management Perspective, WDL. Publication,Ottawa.

Attenuci John C. 1998. GIS a Guide to Technology. John Wiley and Sons, NewYork.

Baba Barus dan Wiradisastra. 1996. Sistem Informasi Geografi. LaboratoriumPenginderaan Jauh dan Kartografi, Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Bogor.

Bennema J., and H.F. Gelens, 1969, Aerial Photointerpre-tation for Soil Surveys.International Institute for Aerial Survey and Earth Sciences, ITC., Netherlands

Borrough, Peter A. 1986. Principles of GIS for Land Resources Assesment.Claderon Press,Oxford.

Danoedoro, Projo. 1996. Pengolahan Citra Digital, Teori dan Aplikasi dalamBidang Penginderaan Jauh. Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Goozen, D., 1967. Aerial Photo interpretation in Soil Survey. Soils Bulletin 6,FAO,Rome

Jensen, John R., 1986. Introductory Digital Image Processing. A Remote SensingPerspective. Prentice-Hall Inter-national, A Division of Simon & Schuster, Inc., New Jersey.

Lillesand dan Kiefer. 1994. Remote Sensing and Image Interpretatio, ThirdEdition, John Wiley and Sons, New York.

Mulders, M.A., 1987. Remote Rensing in Soil Science. Department of SoilScience and Geology, Agricultural Univ. of Wageningen, Netherlands. ESEVIERAmsterdam.

Paine, David P., 1982. Aerial Photography and Image Interpretation ForResource Management. John Wiley and Sons, Inc. Oregon, USA Prahasta, Eddy. Konsep-konsep dasar Sistem Informasi Geografis. Penerbit Informatika Bandung.

Short. 1982. The Landsat Tutorial Workbook, Basic of Satellite Remote Sensing.NASA Reference Publication 1078. Washington.

Sisno. 2002. Pemanfaatan Data Landsat TM dan SIG untuk Kajian SebaranSalinitas Tanah., Tesis S2 Program Studi Penginderaan Jauh, UGM, Yogyakarta.

Sutanto. 1986. Penginderaan Jauh Jilid 1 dan 2. Gadjah Mada University Press,Yogyakarta.

Verstappen H. Th., 1977. Remote Sensing in Geomorphology. Elsevier ScientificPublishing Company. Amsterdam

Vink, A.PA., 1975. Land Use in Advancing Agriculture. Berlin/Heidelberg:Springer.

Wolf, Paul R., 1993. Elemen Fotogrametri. Gadjah Mada University Press,Yogyakarta.

Sistem Informasi Geografis | 43