a. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/bab ii.pdf · 6 bab ii tinjauan pustaka a. balita 1....

35
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang berada dalam rentang usia tertentu. Usia balita dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu golongan usia bayi (0-2 tahun), golongan balita (2-3 tahun) dan golongan prasekolah (>3-5 tahun). Adapun menurut WHO, kelompok usia balita adalah 0-60 bulan (Andriani dan Wirjatmadi, 2012:164). Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan), pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi sekresi (Marmi dan Rahardjo, 2015:118). Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita. Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung, dan terjadi pertumbuhan serabut-serabut syaraf dan cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah dan pengaturan hubungan-hubungan antar sel syaraf ini akan sangat mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf, hingga bersosialisaasi. Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya (Marmi dan Rahardjo, 2015:118). 2. Pertumbuhan

Upload: others

Post on 10-Nov-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Balita

1. Pengertian

Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang berada

dalam rentang usia tertentu. Usia balita dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu

golongan usia bayi (0-2 tahun), golongan balita (2-3 tahun) dan golongan prasekolah (>3-5

tahun). Adapun menurut WHO, kelompok usia balita adalah 0-60 bulan (Andriani dan

Wirjatmadi, 2012:164).

Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan), pada masa ini,

kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik

(gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi sekresi (Marmi dan Rahardjo, 2015:118).

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita. Pertumbuhan

dasar yang berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi dan menentukan

perkembangan anak selanjutnya. Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan,

pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung, dan terjadi pertumbuhan

serabut-serabut syaraf dan cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak

yang kompleks. Jumlah dan pengaturan hubungan-hubungan antar sel syaraf ini akan sangat

mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf,

hingga bersosialisaasi. Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa,

kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan

landasan perkembangan berikutnya (Marmi dan Rahardjo, 2015:118).

2. Pertumbuhan

Page 2: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

7

7

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler,

berarti bertambahnya ukuran fisik dan strukur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga

dapat diukur dengan satuan panjang dan berat (Kementrian kesehatan RI, 2012:4).

Pertumbuhan adalah bertambah jumlah dan dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh

yang secara kuantitatif dapat diukur (Whalley dan Wong dalamMarmi dan

Rahardjo,2015:109)

Pertumbuhan memiliki ciri-ciri khusus, yaitu perubahan ukuran, perubahan proposi,

hilangnya ciri-ciri lama, serta munculnya ciri-ciri baru. Keunikan pertumbuhan adalah

mempunyai kecepatan yang berbeda-beda disetiap kelompok umur masing-masing organ

juga mempunyai pola pertumbuhan yang berbeda (Marmi dan Rahardjo, 2015:110)

Penilaian tumbuh kembang meliputi evaluasi pertumbuhan fisis (kurva atau grafik

berat badan, tinggi badan, lingkar kepala,lingkar dada, dan lingkar perut), evaluasi

pertumbuhan gigi geligi, evaluasi neurologis, dan perkembangan sosial serta evaluasi

keremajaan (Andriani dan Wirjatmadi, 2012: 167).

a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan

Selama tahun kedua, angka penambahan berat badan adalah 0,25 kg/bulan. Lalu,

menjadi sekitar 2kg/bulan sampai berusia 10 tahun. Panjang rata-rata pada akhir tahun

pertama bertambah 50% (75 cm) dan menjadi dua kali lipat pada akhir tahun keempat (100

cm). Nilai baku yang sering dipakai adalah grafik (peta pertumbuhan atau growht chart) yang

disusun oleh NCHS untuk berat badan dan tinggi badan(Andriani dan Wirjatmadi, 2012:

168).

b. Perkembangan indra

Pada usia ini, kelima indra anak yaitu indra penglihatan, pendengaran, pengecap,

penciuman, peraba diharapkan sudah berfungsi optimal. Sejalan dengan perkembangan

Page 3: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

8

8

kecerdasan dan banyaknya kata-kata yang ia dengar, anak usia prasekolah sudah dapat

berbicara dengan menggunakan kalimat lengkap yang sederhana(Andriani dan Wirjatmadi,

2012: 168).

c. Pertumbuhan gigi

Pembentukkan struktur gigi yang sehat dan sempurna dimungkinkan dengan gizi yang

cukup protein, kalsium, fosfat dan vitamin (terutama vitamin C dan D). Klasifikasi gigi

dimulai pada umur janin lima bulan mencakup seluruh gigi susu. Erupsi gigi yang terlambat

dapat ditemukan pada hipotiroidisme, gangguan gizi dan gangguan pertumbuhan(Andriani

dan Wirjatmadi, 2012: 168).

Terdapat perbedaan pertumbuhan pada balita yang mengalami gangguan pertumbuhan

dengan balita yang pertumbuhannya normal. Balita normal dan balita dengan pertumbuhan

terganggu pada awalnya mengalami tingkatan pertumbuhan yang sama, biasanya hal ini

terjadi pada usia bayi. Namun pada usia balita perbedaan pertumbuhan akan terlihat. Pada

balita yang mendapatkan asupan gizi secara baik saat usia bayi dan janin akan tumbuh secara

normal sesuai dengan usianya (Andriani dan Wirjatmadi, 2012: 169)

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Anak

Hampir tidak ada bayi yang sama dalam pertumbuhan,ada yang tetap tumbuh kecil,

tetapi ada juga yang menjadi besar, tumbuh secara berlebihan. Diantara pertumbuhan tersebut

dinamakan “pertumbuhan rata-rata” (Maryunani, 2010:56).

Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang

merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain (Kementrian kesehatan RI,

2012:5):

a. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

Page 4: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

9

9

1) Ras/etnik atau bangsa.

Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki faktor

herediter ras/bangsa indonesia atau sebaliknya.

2) Keluarga

Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek,

gemuk atau kurus.

3) Umur

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama

kehidupan dan masa remaja.

4) Jenis kelamin.

Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada

laki-laki.Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki lebih

cepat.

5) Genetik

Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang

akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada

tumbuh kembang anak seperti kerdil.

6) Kelainan kromosom

Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti

pada sindroma Down‟s dan sindroma Turner‟s.

b. Faktor luar (eksternal)

1) Faktor Prenatal

a) Gizi

Page 5: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

10

10

Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan

mempengaruhi pertumbuhan janin.

b) Mekanis

Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti

club foot.

c) Toksin/zat kimia

Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin, Thalidomid, dapat

menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.

d) Endokrin

Diabetes meilitus dapat menyebabkan mekrosomia, kardiomegali,

hiperplasia adrenal.

e) Radiasi

Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada

janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota

gerak, kelainan kongenital mata, kelainan jantung.

Page 6: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

11

11

f) Infeksi

Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma,

Rubella, Sitomegalo Virus Herpers simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada

janin ; katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental, dan kelainan jantung

kongenital.

g) Kelainan imunologi

Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara

janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin,

kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah janin dan akan

menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan

Kern icterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.

h) Anoksia embrio

Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta

menyebabkan pertumbuhan terganggu.

i) Psikologi ibu

Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental pada

ibu hamil dan lain-lain.

2) Faktor Persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia, dapat

menyebabkan kerusakan jaringan otak.

3) Faktor pasca persalin

a) Gizi

Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.

b) Penyakit kronis/kelainan kongenital

Page 7: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

12

12

Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi

pertumbuhan janin.

c) Lingkungan fisis dan kimia

Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang

berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan

yang kurang baik, kurangnya sinar matahari , paparan sinar radioaktif, zat kimia

tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak yang negatif terhadap

pertumbuhan anak.

d) Psikologis

Hubungan anak dengan prang sekitarnya. Seorang anak yang tidak diketahui oleh

orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan mengalami hambatan di

dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

e) Endokrin

Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan anak

mengalami hambatan pertumbuhan.

f) Sosio-ekonomi

Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan

yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak.

g) Lingkungan pengasuh

Pada lingkungan pengasuh, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi tumbuh

kembang anak.

Page 8: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

13

13

h) Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga,

misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota

keluarga lain terhadap kegiatan anak.

i) Obat-obatan

Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian

halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang

menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.

4. Status Gizi

a. Pengertian

Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh

keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut

dapat dilihat dari variabel pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan atau

panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan, dan panjang tungkai (Gibson dalam

Marmi dan Rahardjo, 2015:373).

Jika keseimbangan tadi terganggu, misalnya pengeluaran energi dan

protein lebih banyak dibandingkan pemasukan maka akan terjadi kekurangan

energi protein, dan jika berlangsung lama akan timbul masalah yang dikenal

dengan KEP berat atau gizi buruk (Depkes RI dalam Marmi dan

Rahardjo,2015:373).

Page 9: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

14

14

b. Penilaian status gizi

Penilaian pertumbuhan dan perkembangan dapat dilakukan sedini

mungkin sejak anak dilahirkan. Deteksi dini merupakan upaya penjaringan yang

dilaksanakan secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan tumbuh

kembang dan mengetahui serta mengenal faktor resiko pada balita, yang disebut

juga anak usia dini. Melalui deteksi dini dapat diketahui penyimpangan tumbuh

kembang anak secara dini, sehingga upaya pencegahan, stimulasi, penyembuhan

serta pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang jelas pada masa-masa kritis

proses tumbuh kembang. Upaya-upaya tersebut diberikan sesuai dengan umur

perkembangan anak, dengan demikian dapat tercapai kondisi tumbuh kembang

yang optimal (Tim Dirjen Pembinaan Kesmas dalam Marmi dan Rahardjo,

2015:151).

Cara penilaian status gizi dilakuakan atas dasar anamnesi, pemeriksaan

fisik, data antopometri, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan radiologik

(Kapita Selekta Kedokteran dalam Andriani dan Wirjatmadi, 2012:227).

1) Anamnesis

Cari informasi tentang riwayat nutrisi selama dalam kandungan, saat

kelahiran, keadaan waktu lahir (termasuk berat dan panjang badan), penyakit

dan kelainan yang diderita, data imunisasi, data keluarga, riwayat kontak

dengan pasien penyakit menular tertentu, riwayaat makanan, keadaan fisik

ayah ibu (Andriani dan Wirjatmadi, 2012:227).

Page 10: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

15

15

2) Pemeriksaan fisik

Perhatikan bentuk tubuh, perbandingan bagian kepala, tubuh, dan

anggota gerak. Keadaan mental anak apakah kompos mentis, cengeng atau

apatik. Pada kepala anak, perhatikan rambut (warna, tekstur, mudah dicabut),

wajah (serupa anak sehat, orang tua susah, wajah bulan), mata termasuk sinar

mata (biasa, sayu, apatis), bulu mata (biasa, lurus, panjang, jarang), dan gejala

difesiensi vitamin A serta mulut (stomatitis, noma). Pada toraks, periksa

bentuk seperti gambang atau ada takda rakitis. Abdomen dapat terlihat biasa

atau membucit, periksa adanya asites, hepatogemeli, dan splenomegali. Pada

ekstremitas, perhatikan adanya edema dan hipotrofi otot. Sedang pada kulit

periksa tanda perdarahan, hiperkeratosis, dermatosis dan crazy pavement.

Beberapa pemeriksaan khas gizi dapat dilakukan berupa cubit tebal (terhadap

otot hipotrofi atau atrofi), cubit tipis (terhadap jaringan lemak), dan subkutis

cabut rambut (terindikasi pada terduga KKP berat)(Kapita Selekta Kedokteran

dalam Andriani dan Wirjatmadi, 2012:227).

3) Antopometri

Dasar utama dalam menilai pertumbuhan fisik anak adalah penilaian

menggunakan alat baku (standar). Untuk menjamin ketepatandan keakuratan

penilaian harus dilakukan dengan teliti dan rinci. Pengukuran perlu dilakukan

dalam kurun waktu tertentu untuk menilai kecepatan pertumbuhan (Marmi dan

Rahardjo, 2015:151) .

a) Berat badan

Pengukuran ini dilakukan secara teratur untuk memantau pertumbuhan dan

keadaan gizi balita. Balita ditimbang setiap bulan dan dicatat dalam Kartu

Page 11: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

16

16

Menuju Sehat Balita (KMS Balita) sehingga dapat dilihat grafik

pertumbuhannya dan dilakukaninterfensi jika terjadi penyimpangan.

(Marmi dan Rahardjo, 2015:152) .

Berat badan merupakan hasil peningkatan seluruh jaringan tulang, otot,

lemak, cairan tubuh dan lain-lainnya, merupakan indikator tunggal yang

terbaik pada waktu ini untuk keadaan gizi dan keadaan tumbuh kembang

(Andriani dan Wirjatmadi, 2012:228).

Menurut supriasa (2001), menimbang anak dapat dilakukan dengan

menggunakan kantong celana timbang, kain sarung, atau keranjang. Harus

selalu diingat bahwa sebelum anak ditimbang, jarum menunjukkan skala 0

setelah ditambahkan kain sarung, atau keranjang. Beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam menimbang berat badan anak antara lain (Andriani dan

Wirjatmadi, 2012:228) :

(1) Pemeriksaan alat timbang.

Periksa dacin dengan seksama. Dacin yang adalah apabila bandul geser

berada pada pada posisi skala 0,0 kg, jarum penunjuk berada pada

posisi seimbang. Disamping itu, keadaan bandul geser tidak longgar

terhadap tangkai dancin, olek karena itu perlu dilakukan penerapan

terhadap timbangan yang dipakai agak lama.

(2) Anak balita yang ditimbang

Penimbangan pertama dilakukan pada balita yang tidak takut untuk

ditimbang. Balita yang akan ditimbang sebaiknya memakai pakaian

seminim mungkinatau seringanmungkin. Apabila hal ini tidak

memungkinkan maka hasil penimbangan harus dikoreksi denganberat

Page 12: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

17

17

kain balita yang ikut tertimbang. Jika kondisi ini tetap tidak

memungkinkan maka timbangan yang digunakan adalah timbangan

injak, dengan cara ibu ikut ditimbang bersama balitanya, kemudian

timbang ibunya saja. Hasil timbagan dihitung dengan mengurangi berat

ibu dan balita dengan berat ibu sendiri.

(3) Keamanan

Faktor keamanan perlu diperhatikan, terutama letak timbangan. Hal ini,

dilakukan untuk menghindari balita yang ditimbang jatus dancin yang

tidak tergantung kuat.

(4) Pengetahuan dasar petugas

Untuk memperlancar proses penimbangan, petugas dianjurkan

mengetahui berat badan anak secara umum pada umur-umur tertentu.

Hal ini, dilakukan untuk dapat memperkirakan posisi bandul geser

yang mendekati skala berat pada dacin sesuai umur anak yang

ditimbang.

b) Panjang badan

Panjang badan atau tinggi badan merupakkan ukuran antopometri

terpenting kedua, keistimewaannya adalah nilai tinggi badan meningkat

terus, walaupun laju tumbuh berubah dari pesat pada masa bayi kemudian

melambat dan pesat lagi pada masa remaja. Pengukuran tinggi badan untuk

anak balita yang sudah dapat berdiri dilakukan dengan alat pengukur tinggi

mikrotoa (microtoise) yang mempunyai ketelitian 0,1 cm. (Andriani dan

Wirjatmadi,2012:228).

Cara mengukur dengan posisi berdiri (Kementrian kesehatan RI,2012:42):

(1) Anak tidak memakai sandal atau sepatu.

Page 13: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

18

18

(2) Berdiri tegak menghadap kedepan.

(3) Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur.

(4) Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun.

(5) Baca angka pada batas tersebut.

c) Lingkaran kepala

Lingkar kepala mencerminkan volume intracranial. Digunakan untuk

menaksir pertumbuhan otak, laju tumbuh pesat pada enam bulan pertama

bayi dari 35 cm saat lahir menjadi 43 cm pada enam bulan. Laju tumbuh

kemudian berkurang, hanya menjadi 46,5 cm pada usia satu tahun dan 49

cm pada dua tahun. Selanjutnya akan berkurang secara drastis hanya

bertambah 1 cm sampai usia 3 tahun dan bertambah lagi kira-kira 5 cm

sampai usia remaja atau dewasa. Oleh karena itu, manfaat pengukuran

lingkaran kepala terbatas sampai usia tiga tahun, kecuali jika diperlukan

seperti pada kasus hidrosefalus (Andriani dan Wirjatmadi, 2012:230).

Jadwal, disesuaikan dengan umur anak.Umur 0–11 bulan, pengukuran

dilakukan setiap tiga bulan.Pada anak yang lebih besar, umur 12–72 bulan,

pengukuran dilakukan setiap enam bulan. Pengukuran dan penilaian

lingkaran kepala anak dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.Cara

mengukur lingkaran kepala (Kementrian kesehatan RI, 2012:50):

(1) Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, menutupi

alis mata, diatas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang

menonjol, tarik agak kencang.

(2) Baca angka pada pertemuan dengan angka O.

(3) Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi/anak.

Page 14: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

19

19

(4) Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur

dan jenis kelamin anak.

(5) Buat garis yang menghubungkan ukuran yang lalu dengan ukuran

sekarang.

Page 15: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

20

20

Interpretasi :

(1) Bila ukuran lingkar kepala anak berada di dalam “jalur hijau” maka

lingkaran kepala anak normal.

(2) Bila ukuran lingkaran kepala anak berada diluar “jalur hijau” maka ingkar

kepala anak tidak normal

(3) Lingkar kepala anak tidak normal ada 2 (dua), yaitu makrosefal bila berada

diatas “jalur hijau” dan “mikrosefal” bila berada dibawah jalur hijau.

d) Lingkaran lengan atas

Lingkaran lengan atas mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan

otot yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan

denan berat badan. Dapat dipakai untuk menilai keadaan gizi atau keadaan

tumbuh kembangpada usia prasekolah. Laju tumbuh lambat, dari 11 cm pada

saat lahir menjadi 16 cm pada usia satu tahun. Selanjutnya tidak banyak

berubah selama 1-3 tahun (Andriani dan Wirjatmadi,2012:230).

e) Lipatan kulit

Tebalnya lipaatan kulit pada daerah triceps dan subskapuler merupakan

refleksi tumbuh kembang jaringan lemak bawah kulit yang mencerminkan

kecukupan energi. Dalam keadaan defisiensi, lipatan kulit menipis dan

sebaliknya menebal jika masukan energi berlebih. Tebal lipatan kulit

dimanfaatkan untuk menilai terdapatnya keadaan gizi lebih, khususnya kasus

obesitas (Andriani dan Wirjatmadi,2012:231)

c. Kategori dan ambang batas status gizi anak

Melalui pengukuran antropometri, status gizi anak dapat ditentukan

apakah anak tersebut tergolong status gizi baik, kurang atau buruk. Untuk hall

Page 16: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

21

21

tersebut maka berat badan dan tinggi badan hasil pengkuran dibandingkan dengan

suatu standar internasional yang dikeluarkan WHO. Status gizi tidak hanya

diketahui dengan mengukur BB atau TB sesuai dengan umur secara sendiri-

sendiri, tetapi juga merupakan kombinasi antara ketiganya. Masing-masing

indikator mempunyai makna sendiri-sendiri (Marmi dan Rahadjo, 2015: 374).

Indikator BB/U (Berat Badan/Umur) dapat menggambarkan status gizi

saat ini (saat di ukur) karena mudah berubah, namun tidak spesifik karena berat

badan selain dipengaruhi oleh umur juga dipengaruhi oleh tinggi badan. Indikator

ini dapat dengan mudah dan cepat dimengerti oleh masyarakat umum, sensitif

untuk melihat perubahan satus gizi dalam jangka waktu pendek; dan dapat

mendekteksi kegemukan (Marmi dan Rahadjo, 2015: 374).

Page 17: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

22

22

Gambar 1

Standar Berat Badan Menurut Umur

Sumber : Kementrian Kesehatan. 2011. Standar Antopometri Penilaian Status Gizi Anak.

Gambar 2

Page 18: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

23

23

Standar Berat Badan Menurut Umur

Sumber : Kementrian Kesehatan. 2011. Standar Antopometri Penilaian Status Gizi Anak .

Indikator TB/U (Tinggi Badan/Umur) dapat menggambarkan status gizi masa lampau

atau masalah gizi kronis. Seseorang yang pendek kemungkinan keadaan gizi masalalu tidak

baik. Berbeda dengan berat badan yang dapat diperbaiki dalam waktu singkat, baik pada anak

maupun dewasa, maka tinggi badan pada usia dewasa tidak dapat lagi dinormalkan. Pada

anak balita kemungkinan untuk mengejar pertumbuhan tinggi badan optimal masih bisa

Page 19: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

24

24

sedangkan anak usia sekolah sampai remaja kemungkinan untuk mengejar pertumbuhan

tinggi badan masih bisa tetapi kecil kemungkinan untuk mengejar pertumbuhan optimal.

Dalam kegiatan normal tinggi badan tumbuh bersamaan dengan bertambahnya umur.

Pertambahan TB relatif kurang sensitif terhadap kurang gizi dalam waktu singkat. Pengaruh

kurang gizi terhadap pertumbuhan TB baru terlihat dalam waktu sosial ekonomi penduduk

(Soekirmandalam Marmi dan Rahardjo,2015:375).

Indikator BB/TB merupakan pengukuran antropometri yang terbaik karena dapat

menggambarkan secara sensitif dan spesifik status gizi saat ini atau masalah gizi akut. Berat

badan berkolerasi linier dengan tinggi badan, artinya dalam keadaan normal perkembangan

berat badan akan mengikuti pertambahan tinggi badan pada percepatan tertentu. Dengan

demikian berat badan yang normal akan proposional dengan tinggi badannya. Ini merupakan

indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini terutama bila data umur yang akurat

sering sulit diperoleh. Untuk kegiatan identifikasi dan manajemen penangan bayi dan anak

balita gizi buruk akut, maka WHO & Unicef merekomendasikan menggunakan indikaor

BB/TB dengan cut of point <-3 SD WHO (Marmi dan Rahardjo, 2015:375).

Klasifikasi status gizi digunakan untuk memilah-milah nilai status gizi sedangkan

garis pembatas (cut off points), digunakan untuk membedakan (indikator) nilai status gizi

(Kapita Selekta Kedokteran dalam Andriani dan Wirjatmadi, 2012:232).

Gambar 3

Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks

Page 20: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

25

25

Sumber : Kementrian Kesehatan. 2011. Standar Antopometri Penilaian Status Gizi Anak

B. Gizi Kurang

1. Pengertian

Gizi kurang merupakan keadaan tidak sehat (patologis) yang timbul karena tidak

cukup makan atau komsumsi energi dan protein kurang selama jangka waktu tertentu

(Cakrawati dan Mustika,2014:26)

Gizi kurang merupakan salah satu masalah gizi utama pada balita di Indonesia.

Rendahnya komsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu

yang cukup lama (Cakrawati dan Mustika,2014:29)

Page 21: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

26

26

2. Etiologi

Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein, pada tahap awal

akan meyebabkan rasa lapar kemudian dalam jangka waktu tertentu berat badan akan

menurun disertai dengan menurunnya produktivitas kerja. Kekurangan zat gizi yang

berkelanjutan akan menyebabkan status gizi kurang dan buruk. Apabila tidak ada perbaikan

komsumsi energi dan protein yang mencukupi, tubuh akan mudah terserang penyakit infeksi

yang dapat menyebabkan kematian (Cakrawati dan Mustika, 2014:28)

3. Faktor Penyebab Gizi Kurang

UNICEF (1988) telah mengembangkan kerangka konsep makro sebagai salah satu

strategi untuk menanggulangi masalah kurang gizi. Dalam kerangka tersebut ditunjukkan

bahwa masalah gizi kurang dapat disebabkan oleh sebagai berikut (alamsyah, 2013:116):

a. Penyebab Langsung

Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang.Timbulnya

gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit.Anak

yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita

gizi kurang. Demikian pula pada anak yang tidak memperoleh cukup makan, maka daya

tahan tubuhnya akan melemah dan akan mudah terserang penyakit.

b. Penyebab Tidak Langsung

Ada tiga penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu sebagai

berikut:

1) Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga diharapkan mampu

untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang

cukup baik jumlah maupun mutu gizinya.

Page 22: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

27

27

2) Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan masyarakat diharapkan dapat

menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang

dengan baik, baik fisik, mental dan sosial.

3) Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistem pelayanan kesehatan yang

ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan

dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan.

Masalah gizi makro adalah masalah yang utamanya disebabkan kekurangan atau

ketidakseimbangan asupan energi dan protein. Manifestasi dari masalah gizi makro bila

terjadi pada wanita usia subur dan ibu hamil yang kurang enegi kronik (KEK) adalah berat

badan bayi baru lahir yang rendah (BBLR). Bila terjadi pada anak balita akan mengakibatkan

marasmus, kwashiorkor atau marasmic-kwashiorkor dan selanjutnya akan terjadi gangguan

pertumbuhan pada anak usia sekolah (Alamsyah, 2013:118)

Dalam hasil penelitian Uki Nengsih, dkk 2016, menyatakan bahwa mengenai

hubungan riwayat kelahiran BBLR dengan pertumbuhan anak Usia balita di wilayah kerja

Puskesmas Rancaekek DTP Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung tahun 2015, dapat

ditarik kesimpulan sebanyak 50% mengalami pertumbuhan yang tidak normal.

Asupan zat gizi pada anak yang tidak adekuat dapat berakibat pada terganggunya

pertumbuhan dan perkembangan anak, bahkan apabila kondisi tersebut tidak ditangani

dengan baik maka risiko kesakitan dan kematian anak meningkat. Tidak terpenuhinyaa zat

gizi dalam tubuh anak dapat berpengaruh terhadap sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan

tubuh yang lemah menyebabkan anak lebih rentan terkena penyakit menular dari lingkungan

sekitarnya terutama pada lingkungan dengan sanitasi yang buruk maupun dari anak lain atau

orang dewasa yang sedang sakit. Karena daya tahan tubuhnya yang lemah, anak dengan

asupan gizi tidak adekuat seringkali mengalami infeksi saluran cerna berulang. Infeksi

Page 23: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

28

28

saluran cerna inilah yang meningkatkan resiko kekurangan gizi semakin berat karena tubuh

anak tidak dapat menyerap nutrisi baik. Status gizi yang buruk dikombinasikan dengan

infeksi dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan (Septikasari, 2018:18)

Kekurangan salah satu zat gizi juga dapat menyebabkan kekurangan zat gizi lainnya.

Sebagai contoh kekurangan zat besi, magnesium dan zinc dapat menyebabkan anoreksia yang

berakibattidak terpenuhinya zat gizi yang lain seperti protein. Kekurangan protein dapat

mengganggu tumbuh kembang anak sehigga dapat menimbulkan komplikasi jangka panjang.

Tidak terpenuhinya zat gizi juga berdampak pada perkembangan otak dan kapasitas

intelektual di masa kritis pertumbuhannya yang menyebabkan penurunan kecerdasan.

Apabisa asupan gizi yang tidak adekuat terus berlanjut dan semakin buruk maka dapat

menyebabkan kematian pada anak. Menurut WHO 54% kematian pada anak usia dibawah

lima tahun pada 2002 disebabkan oleh gizi buruk (Septikasari, 2018:18)

4. Pemenuhan Gizi Balita

Peran gizi dalam pembangunan kualitas sumber daya manusia telah dibuktikan dari

barbagai penelitian. Gangguan gizi pada awal kehidupan memengaruhi kualitas kehidupan

berikutnya. Gizi kurang pada balita tidak hanya memengaruhi gangguan pertumbuhan fisik,

tetapi juga memengaruhi kualitas kecerdasan dan perkembangan dimasa mendatang, oleh

karena itu peran makanan yang bernilai gizi tinggi sangat penting seperti pada makanan yang

mengandung energi, protein (terutama protein hewani), vitamin (vitamin B kompleks,

vitamin C, Vitamin A), dan mineral (Ca,Fe,Fosfor,Zn). Perhatian orang tua terhadap makanan

yang diberikan kepada anak harus bisa meningkatkan selera makan anak. Pada umumnya

anak-anak lebih menyukai makanan yang bervariasi, bentuk-bentuk makanan yang lucu dan

berwarna-warni, lebih menyukai makan bersama teman sebayanya (Andriani dan Wirjatadi,

2012:206).

Page 24: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

29

29

Masa balita merupakan masa kehidupan yang sangat penting dan perlu perhatian yang

serius. Pada masa ini berlangsung proses tumbuh kembang yang sangat pesat yaitu

pertumbuhan fisik dan perkembangan psikomotorik, mental, dan sosial (Andriani dan

Wirjatadi, 2012: 206)

Ketidak seimbangan makanan pada pada masa balita akan mengakibatkan kelainan

fisik dan mental, yang dapat menghambat perkembangan dan pertumbuhan balita selanjutnya.

Untuk mendukung hal ini berdasarkan masalah gizi dan kebutuhan gizi pada balita, pesan-

pesan gizi seimbang perlu dipahami dan disampaikan pada sasaran (Andriani dan Wirjatadi,

2012: 206):

a. Makanlah aneka ragam makanan untuk balita.

Aneka ragam makanan adalah apabila setiap hidangan terdiri dari minimal empat

jenis bahan makanan yang terdiri dari bahan makanan pokok, lauk-pauk, sayuran, dan buah-

buahan yang bervariasi.

Akan lebih baik jika aneka ragam makanan tersebut dikomsumsi setiap kali makan.

Ketidaksukaan seseorang terhadap makanan tertentu akan berdampak negatif terhadap

pencapaian keseimbangan gizi. Oleh karena itu, agar hal tersebut tidak terjadi maka

perkenalkan dan berikanlah aneka ragam makanan sejak usia dini. Hendaknya berbagai jenis

makanan diperkenalkan juga sejak usia dini. Komsumsi aneka ragam bahan makanan bagi

balita dapat menjamin kelengkapan zat gizi yang diperlukan tubuhnya, karena setiap bahan

makanan mengandung sumber zat gizi yang berbeda baik jenis maupun jumlahnya.

Kurangnya zat gizi pada bahan makanan tertentu dapat dilengkapi oleh bahan

makanan lainnya. Namun perlu dipertimbangkan bahan makanan lain yang kurang

menguntungkan seperti es krim, kue-kue manis, permen, dan makanan ringan yang banyak

memakai bahan tambahan makanan.

Page 25: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

30

30

b. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi balita.

Setiap balita dianjurkan makan dengan hidangan yang cukup mengandung sumber zat

tenaga dan energi, agar dapat melaksanakan kegiatannya sehari-hari seperti bermain, belajar,

rekreasi, dan kegiatan lainnya.

Kebutuhan energi dapat dipenuhi dengan mengkomsumsi bahan makanan sumber

karbohidrat, protein, dan lemak. Kecukupan energi bagi balita sangat penting agar diperoleh

pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal

Kecukupan energi anak bagi balita ditandai oleh berat badan yang normal.

Mengetahui berat badan normal balita dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS),

komsumsi energi yang kurang menyebabkan anak menjadi gemuk, sebaliknya komsumsi

energi yang kurang menyebabkan anak menjadi kurus.

Page 26: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

31

31

c. Gunakan garam beryodium untuk makanan balita.

Garam beryodium adalah garam yang dikomsumsi setelah ditambahkan dengan

kalium yodat (KIO3) sebanyak-banyaknya 30-80 ppm. Yodium adalah salah satu mineral

yang sangat penting bagi tubuh manusia.

Pada balita kekurangan yodium dapat menyebabkan berbagaigangguan seperti

gondok, gangguan pertumbuhan fisik dan mental, serta menurunnya konsentrasi dan tingkat

kecerdasan. Oleh karena itu, untuk menghindari terjadinya akibat kekurangan yodium,

yakinkan pada orang tua balita untuk menggunakan garam garam yodium pada makanan

sesaat sesudah masak.

d. Makanlah makanan sumber zat besi untuk balita.

Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam proses pembetukkan sel darah merah,

yang secara alamiah diperoleh dari makanan sehari-hari.

Kekurangan zat besi dalam makanan sehari-hari secara berkelanjutan dapat

menimbulkan penyakit anemia gizi atau yang dikenal masyarakat dengan penyakit kurang

darah.

e. Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur enam bulan.

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. Tidak ada satupun makanan

lain yang yang dapat menggantikan ASI, karena ASI mempunyai kelebihan yang meliputi

empat aspek, yaitu aspek gizi, aspek kekebalan, aspek ekonomi dan aspek kejiwaan, berupa

jalinan kasih sayang yang penting untuk perkembangan mental dan kecerdasan anak.

Page 27: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

32

32

f. Biasakan makan pagi untuk balita.

Sarapan atau makan pagi adalah makanan yang diberikan pada pukul 06.30 WIB

dalam bentuk makanan pokok dan lauk pauk atau makanan atau kudapan.

Kebiasaan makan pagi membantu balita untuk memenuhi kebutuhan gizinya sehari-

hari. Jumlah makanan yang diberikan kurang lebih 1/3 dari makanan sehari. Jenis hidangan

untuk pagi dapat dipilih dan disusun sesuai dengan keadaan setempat. Makan pagi secara

teratur setiap hari dalam jumlah yang cukup amat penting untuk memelihara ketahanan fisik,

mempertahankan daya tahan tubuh dan dapat meningkatkan kecerdasan anak. Apabila anak

tidak dibiasakan makan pagi akan mengalami kekurangan tenaga, badan jadi lesu, keringat

dingin, mengantuk, kurang konsentrasi, dam kesadaran menurun.

Para orang tua hendaknya memberikan contoh yang baik yaitu membiasakan makan

pagi, pada saat makan pagi sebaiknya anak selalu ditemani oleh orang tua atau salah seorang

anggota keluarga.

Untuk membiasakan anak yang belum biasa makan pagi, perlu cara bertahap. Mula-

mula diberikan dengan takaran sedikit atau porsi kecil, secara bertahap porsi makanan

ditambah sesuaianjuran. Contoh makan pagi misalnya bubur ayam, bubur kacang hijau, bubur

manado, roti isi telur dadar, kudapan misalnya, pisang goreng, lontong isi dan sebagainya.

g. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya untuk balita.

Air bersih adalah air bersih yang tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa. Air

minum adalah air bersih yang direbus sampai mendidih serta disimpan dalam wadah yang

bersih dan tertutup.

Air minum juga juga dibutuhkan oleh balita untuk mengatur keseimbangan cairan dan

garam mineral dalam tubuh untuk manggantikan cairan tubuh yang keluar berupa keringat,

air seni dan sebagainya.

Page 28: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

33

33

Untuk memperlancar proses metabolisme dalam tubuh, balita dianjurkan

mengkomsumsi sedikitnya 4-6 gelas setiap hari, setiap gelasnya 200 cc.

h. Bacalah label pada makanan yang dikemas untuk balita.

Label makanan adalah keterangan atau pernyataan mengenai pangan dalam bentuk

gambar, tulisan, atau bentuk lain yang dilakukan dalam berbagai cara untuk pemasaran

dan/atau perdagangan makanan

Tujuan pemberian label pada makanan yang dikemas adalah untuk membantu calon

konsumen dalam menentukan pilihannya sebelum menggunakan.

Keterangan dimaksud mencakup nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat

bersih atau isi bersih, nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan pangan

kedalam wilayah indonesia, indonesia, tanggal, bulan dan tahun produksi, dan kedaluwarsa.

Terhadap makanan dalam kemasan, sebelum dikomsumsi balita sebaiknya orang tua

meneliti label terlebih dahulu apakah makanan mengandung bahan-bahan yang seharusnya

dibatasi.

Pada masa ini balita ini balita perlu memperoleh zat gizi dari makanan sehari-hari

dalam jumlah yang tepat dan kualitas yang baik. Oleh karena itu “keterlambatan intervensi

kesehatan, gizi, dan psikososial mengakibatkan kerugian yang tidak dapat diperbaiki atau

digantikan dikemudian hari. Gizi seimbang balita disusun berdasarkan 13 pesan dasar PUGS,

bertujuan sebagai pedoman petugas gizi puskesmas dalam meningkatkan perbaikan gizi

keluarga (Andriani dan Wirjatadi, 2012:207).

Untuk mencegah terjadinya berbagai gangguan gizi dan masalah psikososial,

diperlukan adanya perilaku penunjang dari para orang tua, ibu atau pengasuh dalam

keluarganya untuk selalu memberikan makanan dengan gizi seimbang kepada balitanya.

Perlu diketahui bahwa yang dimaksud dengan gizi seimbang adalah makanan yang

Page 29: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

34

34

dikomsumsi balita dalam satu hari yang beraneka ragam dan mengandung zat tenaga, zat

pembangunan, dan zat pengatur sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Keadaan ini tercermin

dari derajat kesehatan dan tumbuh kembang balita yang optimal (Andriani dan Wirjatadi,

2012:218).

Balita dalam proses tumbuh kembangnya ditentukan oleh makanan yang dimakan

sehari-hari. Kebutuhan gizi balita dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, kegiatan, dan suhu

lingkungan udara dingin atau panas. Kebutuhan gizi tersebut terdiri dari (Depkes RI,dalam

Andriani dan Wirjatadi,2012:218):

1) Energi

2) Protein

3) Lemak

4) Vitamin

Angka kecukupan gizi rata-rata yang di anjurkan bagi anak dapat dilihat pada tabel

berikut ini (Setiyani Astuti, 2016:153):

Tabel 1

Angka Kecukupan Gizi Rata-Rata yang Dianjurkan Bagi Anak

Kelompok usia Energi (kkal) Protein

(gram)

Vitamin

(A)

Besi

(mg)

Kalsium

(mg)

1-3 tahun

1.000 25 400 8,2 500

4-6 tahun 1.550 39 450 9 500

Sumber : Setiyani astuti, 2016

Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG ) yang dikeluarkan dalam Widya Karya

Nasional Pangan dan Gizi (WKNPG) tahun1998, umur dikelompokkan 0-6 bulan, 7-12

bulan, 1-3 tahun, 4-6 tahun dan 7-12 tahun, dengan catatan pengelompokkan di atas tidak

membedakkan jenis kelamin. Selanjutnya menurut takaran konsumsi makanan sehari (Depkes

RI dalam Andriani dan Wirjatmadi, 2012:218):

Tabel 2

Takaran Komsumsi Makanan Sehari

Page 30: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

35

35

Kel. Umur Bentuk makanan Frekuensi makan

0-4 bulan ASI eklusif Sesering mungkin

4-6 bulan Makanan lumat 2x sehari

2 sendok makan setiap kali

6 – 12 bulan makanan lembek 3 x sehari

Plus 2x makanan selingan

1-3 tahun Makanan keluarga

1 - 1½ piring nasi/pengganti

2 – 3 potong lauk hewani

1 – 2 potong lauk nabati

½ mangkuk sayur

2 – 3 potong buah-buah

1 gelas susu

3x sehari

4-6 tahun 1 – 3 piring nasi/pengganti

2 – 3 potong lauk hewani

1 – 2 potong lauk nabati

1 - 1½ mangkuk sayur

2 – 3 potong buah-buahan

1 – 2 gelas susu

3 x sehari

Sumber: (Depkes RI dalam andriani wirjatmadi, 2012:219)

Page 31: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

36

36

Tabel 3

Contoh Menu Sehari

Pagi Siang Malem

Nasi/Tim/Bubur nasi,

semur bola-bola

daging giling, tahu isi

(wortel,tahu,bayam).

Selingan jam 10.00

Bubur kacang ijo

Nasi/Tim/Bubur nasi, sop

bakso ikan + wortel +

buncis + terik tempe.

jeruk.

Selingan jam 16.00

Puding buah

Nasi/Tim/Bubur nasi,

opor telur, perkedel tahu

+ sayuran tumis kacang

panjang.

Pisang

Selingan jam 21.00

susu

Sumber : Kementrian Kesehatan RI, 2011. Makanan sehat anak balita.

Menurut Marmi (2012) pencegahan gizi kurang yang dapat dilakukan , adalah sebagai

berikut :

1) Mencuci tangan hingga bersih (memakai sabun) setelah buang air besar dan buang air

kecil atau sebelum makan dan sesudah makan.

2) Makan makanan yang bersih dan higienis.

3) Membuang sampah pada tempatnya.

4) Menghindarkan diri pada kondisi lingkungan yang tidak bersih

5) Makan secara teratur dan tepat waktu.

6) Memperbanyak makanan yang mengandung karbohidrat protein

7) Menimbang berat badan setiap bulan

5. Penanganan Gizi Kurang

Penanggulangan gizi kurang perlu dilakukan secara terpadu antar departemen dan

kelompok profesi, melalui upaya-upaya peningkatan pengadaan pangan, penganekaragaman

produksi dan komsumsi pangan, peningkatkan status sosial ekonomi, pendidikan dan

kesehatan masyarakat, serta peningkatkan teknologi hasil pertanian dan teknologi pangan.

Semua upaya ini bertujuan untuk memperoleh perbaikan pola komsumsi pangan masyarakat

Page 32: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

37

37

yaang beraneka ragam, dan seimbang dalam mutu gizi. Upaya penanggulangan masalah gizi

kurang yang dilakukan secara terpadu antara lain (Almatsier, 2009):

a. Upaya pemenuhan persediaan pangan nasional terutama melalui peningkatkan produksi

beraneka ragam pangan.

b. Peningkatan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) yang diarahkan pada pemberdayaan

keluarga untuk meningkatkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga.

c. Peningkatan upaya pelayanan gizi terpadu dan sistem rujukkan dimulai dari tingkat pos

pelayanan terpandu (posyandu), hingga puskesmas dan rumah sakit.

d. Peningkatan upaya keamanan pangan dan gizi melalui Sistem Kewaspadaan Pangan Dan

Gizi (SKPG).

e. Peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi dibidang pangan dan gizi masyarakat.

f. Peninggkatan teknologi pangan untuk mengembangkan berbagai produk pangan yang

bermutu dan terjangkau oleh masyarakat luas.

g. Intervensi langsung kepada sasaran melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT),

distribusi vitamin A dosis tinggi, tablet dan sirop besi serta kapsul minyak beryodium.

h. Peningkatan kesehatan lingkungan.

i. Upaya fortifikasi bahan pangan dengan vitamin A, iodium dan zat besi

j. Upaya penelitian dan pengembangan pangan dan gizi.

Intervensi lain yang dapat secara langsung diberikan kepada sasaran yaitu pemberian

modisco. Dalam penelitian Lahdzi Aisyah, dkk (2016) Berdasar penelitian dan analisa pada

50 sampel balita yang diberi Modisco selama 3 bulan dapat disimpulkan bahwa: Sebagian

besar orang tua balita di Kabupaten Purworejo memiliki tingkat pendidikan tamat SMP.

Sebagian besar orang tua balita memiliki penghasilan rendah, yaitu < Rp500.000. Sebagian

besar orang tua balita memiliki jumlah anak yang ideal, yaitu sebanyak 1 hingga 3 anak.

Page 33: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

38

38

Sebagian besar orang tua balita memberikan Modisco selama 3 bulan teratur. Sebagian besar

balita diasuh oleh orang tua kandungnya sendiri. Keaktifan orang tua memeriksakan balita

rutin ke Puskesmas masih kurang. Pemberian Modisco secara rutin 3 bulan teratur

berhubungan dengan kenaikanan status gizi balita (p = 0,001) dan merupakan faktor yang

paling berpengaruh terhadap kenaikan berat badan dan tinggi badan pada balita. Apabila

balita diberi Modisco berpotensi besar untuk menaikkan status gizi balita dengan gizi kurang

( p = 0,005 ).

Modisco (Modified Disco), menurut ilmuwan yang juga pengembangnya, Ir. Annis

Catur Adi, M.Psi., adalah modifikasi dari „Disco 150′, minuman tinggi kalori (100 kal) yang

formulanya terdiri dari 7,85 g susu skim, 4,73 g gula, dan 5,93 g minyak biji kapas, yang

digunakan untuk mengobati gangguan gizi berat atau Kekurangan Energi Protein (KEP) pada

anak. Di Indonesia minuman tinggi kalori ini pertama kali diperkenalkan oleh Laboratorium

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UNAIR/RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, tahun

1973. “formula ini berhasil secara memuaskan mengatasi anak-anak kekurangan BB kronis di

Uganda, Afrika, dan di Indonesia digunakan untuk mengatasi anak kurang BB dan kurang

gizi, baik di rumah sakit maupun di lapangan,” jelas Annis yang juga menerbitkan buku

tentang Modisco. Pemberian Modisco bagi anak efektif, lantaran porsi makanan atau

minuman relatif kecil namun mengandung kalori dan protein tinggi, mudah dicerna karena

terdiri dari lemak nabati dan lemak berantai sedang, merupakan cara alternatif bagi anak yang

tidak suka susu, juga dapat meningkatkan BB secara cepat, yaitu 30-100 gram per hari.Guna

mempopulerkan Modisco di masyarakat, formulanya sedikit diubah agar mudah dicari, yaitu

minyak biji kapas diganti margarin. Pemberiannya disesuaikan dengan kasus kekurangan BB

atau KEP yang berbeda pada tiap-tiap anak, apakah rendah, sedang, maupun berat. Tetapi

sebenarnya menurut Anis Modisco juga dapat diberikan pada anak saat ia membutuhkan

Page 34: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

39

39

ekstra enerji, seperti sedang kurang manfsu makn, baru sembuh dari sakit, atau sedang

melakukan kegiatan melelahkan (banyak kursus, ujian, sedang lasak-lasaknya), dll.Hal lain

yang harus diperhatikan, lanjut Sekretaris Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat FKM UNAIR

ini, Modisco tidak boleh diberikan pada anak kelebihan berat badan (obesitas) dan penderita

penyakit ginjal, hati (kuning), dan jantung, tanpa konsultasi dokter (Puskesmas Ayah

Kebumen, 2016).

Tabel 4 Formula Dasar Modisco (Puskesmas Ayah Kebumen, 2014)

Modisco I Modisco II Modisco III

Bahan Nilai Gizi

Catatan Bahan Nilai Gizi

Catatan Bahan Nilai Gizi

Catatan

Susu skim 10 g atau full cream 12 g

Energi : 100 Kkal

Diberikan: Kepada KEP berat dengan edema

Susu skim 10 g atau full cream 12 g

Energi : 100 kal

Diberikan: Pada KEP tanpa edema

Susu full cream 12 g (1 1/4 sd m) atau susu segar 100 g (1/4 gelas)

Energi : 130 kal

Diberikan: Setelah modisco 1dan 2

Gula 5 g

Protein : 3,6 g

100 kkal/kg BB/hari

Gula 5 g

Protein : 3,6 g

100 kkal/kg BB/hari

Gula 7,5 g (11/4 sdt).

Protein : 3 g

150 kkal/kg BB/hari.

Minyak 5 g

Lemak : 5 g

Margarin 5 g

Lemak : 4 g

Margarin 5 g (1/2 sdm)

Lemak : 7,5 g

Sumber : Instalasi Gizi RSUD Dr. Soetomo dalam puskesmas ayah kebumen, 2014

Bahan-bahan Modisco mudah diperoleh, karena hanya terdiri dari susu skim atau susu

full cream, minyak atau margarin, dan gula pasir. Cara pembuatannya sederhana, begitu juga

alat yang digunakan. Berikut ini cara pembuatan tiga jenis formula Modisco:

Modisco I :

a. Campurkan susu bubuk, gula, dan minyak/margarin. Seduh dengan air hangat/panas.

b. Aduk rata, tambah dengan air sedikit demi sedikit sambil terus diaduk. Saring dan minum

hangat-hangat.

Modisco II :

a. Larutkan margarin dalam air.

Page 35: A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/910/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

40

40

b. Larutkan susu dan gula dalam air.

c. Campur kedua larutan, lalu saring.

d. Minum hangat-hangat.

Modisco III :

a. Larutkan susu full cream dan gula dalam air dingin, aduk hingga rata.

b. Tambahkan minyak dan 1/2 bagian air panas.

c. Aduk hingga rata dan saring larutan bubur modisco tersebut