bab i pendahuluan a. latar belakang masalahrepository.upi.edu/24845/4/t_pd_1201463_chapter 1.pdf ·...

22
1 Abdul Hadi, 2016 Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa dekade terakhir ada beberapa fenomena yang sangat memprihatinkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita disuguhi dengan berbagai macam tindakan-tindakan asusila dalam kehidupan sehari-hari, baik yang dilakukan oleh sekelompok individu (elit) maupun masyarakat awam seperti makin maraknya tindakan pelanggaran sekelompok elit di berbagai level, baik swasta maupun aparatur pemerintah, tawuran antar pelajar, pelanggaran hukum dan ketertiban sosial seolah menjadi hal yang lumrah dan harus dimaklumi. Gejala sosial tersebut menjadi contoh buruk bagi generasi muda dan tentu sangat memperhatinkan sebagaian orang yang peduli dengan ketertiban hukum dan sosial termasuk para pendidik. Keadaan seperti ini tentu tidak salah jika ada sebagian kalangan yang menyangsikan peran lembaga pendidikan dan bertanya; Apa sih peran pendidikan selama ini? Apa yang salah dengan proses pendidikan bangsa ini? Bagaimana proses pendidikan berlangsung yang selama ini diajarkan? Pertanyaan tersebut harus ada jawaban yang tepat karena pendidikan merupakan salah satu pilar dalam pembangunan, hal ini senada dengan apa yang diuangkapkan oleh Yulifar (2010:1) pembangunan pendidikan merupakan salah satu pilar dalam pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) yang diharapkan akan bermuara kepada peningkatan sumber daya manusia yang kompetitif secara global. Pertanyaan-pertanyaan di atas merupakan kegelisahan-kegelisahan tentu harus dijawab dengan baik oleh para pendidik, karena pertanyaan tersebut jelas mempertanyakan esensi, peran dan fungsi ilmu sosial bagi masyarakat. Pertanyaan tersebut juga tentu bagi sebagaian kalangan yang peduli dengan persoalan pendidikan sangat menyentuh hati, wajar dan perlu untuk dicari solusinya. Sekolah sebagai institusi pendidikan dapat berperan aktif untuk mengatasi persoalan-persoalan di atas dan mencari solusinya melalui materi- materi pembelajaran yang diajarkannya. Begitu juga dengan Ilmu Pengetahuan

Upload: others

Post on 13-Dec-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/24845/4/T_PD_1201463_Chapter 1.pdf · dilakukan oleh sekelompok individu (elit) maupun masyarakat awam seperti makin

1

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan

Keterampilan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Beberapa dekade terakhir ada beberapa fenomena yang sangat

memprihatinkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita disuguhi dengan berbagai

macam tindakan-tindakan asusila dalam kehidupan sehari-hari, baik yang

dilakukan oleh sekelompok individu (elit) maupun masyarakat awam seperti

makin maraknya tindakan pelanggaran sekelompok elit di berbagai level, baik

swasta maupun aparatur pemerintah, tawuran antar pelajar, pelanggaran hukum

dan ketertiban sosial seolah menjadi hal yang lumrah dan harus dimaklumi. Gejala

sosial tersebut menjadi contoh buruk bagi generasi muda dan tentu sangat

memperhatinkan sebagaian orang yang peduli dengan ketertiban hukum dan sosial

termasuk para pendidik. Keadaan seperti ini tentu tidak salah jika ada sebagian

kalangan yang menyangsikan peran lembaga pendidikan dan bertanya; Apa sih

peran pendidikan selama ini? Apa yang salah dengan proses pendidikan bangsa

ini? Bagaimana proses pendidikan berlangsung yang selama ini diajarkan?

Pertanyaan tersebut harus ada jawaban yang tepat karena pendidikan merupakan

salah satu pilar dalam pembangunan, hal ini senada dengan apa yang

diuangkapkan oleh Yulifar (2010:1) pembangunan pendidikan merupakan salah

satu pilar dalam pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development)

yang diharapkan akan bermuara kepada peningkatan sumber daya manusia yang

kompetitif secara global.

Pertanyaan-pertanyaan di atas merupakan kegelisahan-kegelisahan tentu

harus dijawab dengan baik oleh para pendidik, karena pertanyaan tersebut jelas

mempertanyakan esensi, peran dan fungsi ilmu sosial bagi masyarakat.

Pertanyaan tersebut juga tentu bagi sebagaian kalangan yang peduli dengan

persoalan pendidikan sangat menyentuh hati, wajar dan perlu untuk dicari

solusinya. Sekolah sebagai institusi pendidikan dapat berperan aktif untuk

mengatasi persoalan-persoalan di atas dan mencari solusinya melalui materi-

materi pembelajaran yang diajarkannya. Begitu juga dengan Ilmu Pengetahuan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/24845/4/T_PD_1201463_Chapter 1.pdf · dilakukan oleh sekelompok individu (elit) maupun masyarakat awam seperti makin

2

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan

Keterampilan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sosial sebagai salah satu materi pelajaran yang diajarkan mulai dari jenjang

pendidikan dasar sudah seharusnya berkontribusi untuk mencari solusi, karena

IPS mempunyai kaitan yang erat dengan persoalan-persoalan tersebut.

Indonesia sebagai negara berkembang sedang dilanda krisis

multidimensional yang belum dapat diketahui secara pasti kapan akan berakhir

demikian papar Sumaatmadja (2004:16). Menurut Supriatna (2005:12) sedang

mengalami perubahan sosial yang sangat cepat. Setiap perubahan sosial dengan

laju dan skala yang besar tentu akan mengakibatkan krisis yang besar pula. Krisis

itu antara lain bersumber dari goyahnya sistem sosial yang selama ini diterima dan

dihayati dengan sendirinya abasah dan tidak perlu dipersoalkan lagi.

Gejala negatif di atas pada hakekatnya merupakan dampak negatif dari

globalisasi yang melahirkan imperealisme budaya global yang cendrung

konsumtif, permisif dan individualis, sehingga memunculkan prilaku-prilaku

negatif di masyarakat. Karena kebudayaan nasional merupakan kebudayaan yang

masih transisional, cair, terbuka yang akan terus membentuk diri dalam proses

integrasi dari masing-masing unsur budaya pendukungnya di masa-masa yang

akan datang, demikian papar Sukardi (2004:44). Dengan demikian maka disinilah

peran dan fungsi IPS untuk mengantisipsi gejala-gejala negatif yang timbul dari

globalisasi.

Senada dengan pendapat Sukardi, apa yang dikemukakan Azmi (2004:1).

Menurut ia hilangnya kepedulian sosial dengan meningkatnya egoisme pribadi

telah menyebabkan orang tidak peduli pada orang lain. Masing-masing

mementingkan diri sediri, dan jika ada kesempatan dan kekuatan/power, itu akan

digunakan untuk menekan orang lain, betapapun kecilnya kekuasaan dan

kesempatan itu. Sewaktu pemerintah dan DPR bekerjasama menaikkan

pendapatan untuk belanja yang mereka atur sendiri dengan mengatas namakan

rakyat.

Fenomena negatif yang terjadi di masyarakat bukan hanya sekedar terjadi

pada kalangan tertentu tetapi massif tejadi pada semua kalangan dan pada semua

tingkatan strata sosial. Yang sangat mencemaskan fenomena negatif terjadi juga

pada anak-anak dan remaja. Banyak kasus kejahatan yang pelaku dan korbannya

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/24845/4/T_PD_1201463_Chapter 1.pdf · dilakukan oleh sekelompok individu (elit) maupun masyarakat awam seperti makin

3

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan

Keterampilan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masih anak-anak, misalnya seorang siswa sekolah dasar di depok tega menghabisi

temannya dengan menusukkan pisau ke tubuh korban berkali-kali

(Kompas.com/17Februari 2012), berdasarkan portal Sindonews.com kasus

kriminal yang melibatkan anak di Depok sepanjang tahun 2014, sebanyak 107

anak di Kota Depok (sindonews.com), belum lagi kasus-kasus kriminal yang

pelakuk dan korbannya anak-anak yang tidak diungkapkan di media massa baik

elektronik maupun cetak.

Bedasarkan pengamatan dan pengalaman peneliti yang berkecimpung

dalam dunia pendidikan yang relatif lama dijumpai berbagai persoalan dalam

dunia pendidikan umumnya dan khususnya pendidikan dasar dimana peneliti

berkecimpung selama ini. Persoalan-persoalan yang dijumpai pada dunia

pendidikan jika tidak diantisipasi dan diselesaikan sedini mungkin dapat

menimbulkan persoalan-persoalan yang lebih besar kelak di masayarakat.

Persoalan-persoalan yang dijumpai dalam dunia pendidikan dasar khususnya

tingkat SD/MI dapat berupa persoalan antar individu/peserta didik dengan peserta

didik laianya, seperti perkelahian antar siswa dalam satu sekolah yang disebabkab

oleh persoalan-persoalan sepele misalnya komunikasi yang tidak dilandasi rasa

saling menghargai antara satu sama yang lain, pemalakan yang dilakukan oleh

oknum peserta didik terhadap siswa yang lain yang dianggap lemah, saling

meledek antar siswa atau bullying terhadap siswa tertentu yang yang berujung

pada pertengkaran dan bahkan perkelahian.

Persolan tersebut di atas pada kehidupan sehari-hari di sekolah dasar

bukanlah sesuatu yang langka terjadi, tetapi sering dijumpai sehari-hari di dunia

pendidikan bahkan menjadi menu sehari-hari bagi guru-guru dalam tugas mereka.

Mengacu pada pengertian, peran dan fungsi ilmu sosial tentu persoalan di

atas ada benang merah yang menghubungkannya. Ilmu Sosial (sosial studies)

adalah ilmu yang mempelajari perilaku dan aktivitas manusia dalam kehidupan

bersama. Sedangkan Engle & Ochoa (1988:3) mengemukakan bahwa ilmu sosial

merupakan bagian dari pendidikan liberal yang bertujuan mendidik bangsa yang

efektif dan demokratis.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/24845/4/T_PD_1201463_Chapter 1.pdf · dilakukan oleh sekelompok individu (elit) maupun masyarakat awam seperti makin

4

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan

Keterampilan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ilmu Pengetahuan Sosial disamping sebagai perpaduan dari beberapa

konsep ilmu sosial, IPS juga merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

pada tiap jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga menengah.

Menurut Sumantri (2004:44), Pendidikan IPS di sekolah adalah “Suatu

penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, psikologi, filsafat, ideologi negara dan

agama yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk

tujuan pendidikan”. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang terkenal dengan sebutan

Studi Sosial, menurut National Council for Sosial Studies (NCSS) adalah :

"Sosial studies are the integrated study of the sosial sciences and

humanities to promote civic competence. Within the school program, sosial

studies provides coordinated, systematic study drawing upon such

disciplines as anthropology, archaeology, economics, geography, history,

law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as

well as appropriate content from the humanities, mathematics, and the

natural sciences (Savage and Armstrong, 1996)

Dari beberapa pengertian di atas tersirat maupun tersurat secara jelas, bahwa

proses pembelajaran pendidikan IPS disamping menekankan pada aspek

pengetahuan juga pada aspek keterampilan peserta didik seperti keterampilan

dalam memecahkan masalah mulai dari lingkup diri sampai pada masalah yang

kompleks. Masalah manusia selalu berkaitan dengan berbagai aspek yang tidak

hanya lingkup ilmu sosial tetapi di luar ilmu sosial.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22

Tahun 2006 tentang Standar Isi, dijelaskan bahwa mata pelajaran IPS memuat

materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS,

peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang

demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Tujuan

Pendidikan IPS dapat rinci sebagai berikut:

a) Memberikan pengetahuan untuk menjadikan siswa sebagai warga

negara yang baik, sadar sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sadar akan

hak dan kewajibannya sebagai warga bangsa, bersifat demokratis dan

bertanggungjawab, memiliki identitas dan kebanggaan nasional.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/24845/4/T_PD_1201463_Chapter 1.pdf · dilakukan oleh sekelompok individu (elit) maupun masyarakat awam seperti makin

5

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan

Keterampilan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan inkuiri untuk dapat

memahami, mengidentifikasi, menganalisis, dan kemudian memiliki

keterampilan sosial untuk ikut berpartisipasi dalam memecahkan

masalah-masalah sosial.

c) Melatih belajar mandiri, di samping berlatih untuk membangun

kebersamaan, melalui program-program pembelajaran yang lebih

kreatif inovatif.

d) Mengembangkan kecerdasan, kebiasaan dan keterampilan sosial.

Pembelajaran IPS juga diharapkan dapat melatih siswa untuk

menghayati nilai-nilai hidup yang baik dan terpuji termasuk moral,

kejujuran, keadilan, dan lain-lain, sehingga memiliki akhlak mulia.

e) Mengembangkan kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat dan

lingkungan.

Tujuan pembelajaran IPS juga ditegaskan oleh Sumantri dan Permana

(2001:43) mengatakan bahwa:

Pengetahuan IPS merupakan mata pelajaran yang mempunyai fungsi dan

peran yang sangat strategis dalam usaha pembentukkan warga negara yang

baik dan handal sesuai dengan tujuan pembangunan nasional, juga salah

satu program pendidikan yang membina dan menyiapkan peserta didik

sebagai warga negara yang baik dan masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari

sikap individu (siswa) dalam menghadapi tantangan zaman di saat kini

maupun di saat nanti, yang tentu saja keterampilan (skill) harus dapat

dimiliki oleh setiap individu tersebut, agar kelak individu (siswa) tersebut

dapat siap menghadapi segala permasalahan dalam hidupnya.

Pernyataan Sumantri ini secara tersirat mengisyaratkan bahwa pembelajaran

IPS berfungsi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik

untuk mengembangkan pengetahuan, sikap dan nilai serta keterampilan dalam hal

ini tentu salah satu keterampilan itu adalah keterampilan sosial, sehingga peserta

didik diharapkan dapat menghadapi dan memecahkan persoalan-persoalan yang

dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai individu, anggota

masyarakat, warga negara maupun sebagai warga dunia.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/24845/4/T_PD_1201463_Chapter 1.pdf · dilakukan oleh sekelompok individu (elit) maupun masyarakat awam seperti makin

6

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan

Keterampilan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Seperti diungkapkan sebelumnya bahwa pembelajaran IPS disamping

mengembangkan keterampila sosial, Yosada (2010:18) berpendapat bahwa

pembelajaran IPS juga dituntut untuk mengembangkan kemampuan berpikir

kreatif dan kritis peserta didik. Kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki siswa

merupakan salah satu pendukung untuk mengembangkan keterampilan sosial.

Adanya kemampuan berpikir yan kreatif dari siswa akan membantu pemahaman

untuk melakukan berbagai aktiitas sosial siswa dalam lingkungannya melalui

interaksi yang bermakna dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Dengan mengacu pada pengertian-pengertian yang dikemukakan oleh para

ahli di atas ilmu sosial jelas memiliki peran yang tidak kecil bagi keberlangsungan

kehidupan bangsa Indonesia. Peran ilmu sosial tersebut dijelaskan dalam UU RI

No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 37 yang menyatakan

bahwa kurikuum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

Pengetahuan Sosial, yang dalam penjelasannya disebutkan bahwa bahan kajian

Ilmu Pengetahuan Sosial, antara lain, ilmu bumi, sejarah, ekonomi, kesehatan, dan

sebagainya dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan

kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat.

Di samping peran di atas menurut Bung Hatta, (Abdullah, 2006) ilmu sosial

memiliki tiga peran yakni sebagai critical discourse, academic enterprise, dan

applied science. Pertama, sebagai critical discourse (wacana kritis) ilmu sosial

sangat gencar dalam percaturan teori dan metode dengan pertanyaan mendasar

apa, bagaimana, mengapa terhadap suatu gejala sosial. Kedua, ilmu sosial sebagai

academic enterprise, ilmu sosial termasuk mengkaji tentang bagaimana mestinya

sesuatu fenomena sosial harus terjadi. Dalam konteks ini, dikatakan Taufik

Abdullah, bahwa ilmu sosial sebagai tetangga dekat ideologi, sebagai

sistematisasi strategis dari nilai dan filsafat sebagai pandangan hidup. Ketiga,

applied science ilmu sosial diperlukan untuk mendapatkan atau mencapai hal-hal

praktis dan berguna bagi kehidupan manusia. Ketiga peran tersebut tentu saja

idealnya menjadi ciri pendidikan ilmu-ilmu sosial pada tiap jenjang pendidikan.

Pada pembelajaran IPS diajarkan dan dikembangkan berbagai macam

pengetahuan, sikap dan keterampilan. Ada banyak keterampilan dalam IPS yang

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/24845/4/T_PD_1201463_Chapter 1.pdf · dilakukan oleh sekelompok individu (elit) maupun masyarakat awam seperti makin

7

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan

Keterampilan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seharusnya diberikan kepada peserta didik. Untuk menghadapi abad 21, IPS

memiliki peran yang cukup strategis untuk menyiapkan peserta didik dengan

memberikan keterampilan-keterampilan untuk menghadapi arus globalisasi.

Supriatna dan Holilah (2012:31) menyebutkan bahwa peserta didik harus dibekali

bukan hanya dengan penguasaan pengetahuan, sikap, nilai dan etika tetapi juga

harus dibekali dengan keterampilan.

Selanjutnya Supriatna dan Holilah mengutip pendapat Griffin dan McGaw

(2012) juga menjelaskan bahwa ada beberapa negara yang sudah mengembangkan

proyek keterampilan yang diperlukan guna menghadapi tantangan abad 21. Salah

satu proyek yang dipersiapkan Assessment and Teaching of Twenty-First Century

Skills Project (ATC21S) dengan melibatkan beberapa negara maju. Dalam proyek

ini dirumuskan keterampilan yang diperlukan pada abad 21 ke dalam empat

katagori yaitu, ways of thinking, ways of working, tools of working, dan living in

the world. Ways of thinking terdiri dari beberapa aspek yaitu; 1) kreativitas dan

inovasi, 2) berpikir kritis, memecahkan masalah dan pengambilan keputusan, 3)

belajar untuk belajar dan meta kognisi; Ways of working, meliputi aspek 1)

keterampilan berkomunikasi, dan keterampilan bekerjasama dalam tim; Tools of

working, meliputi aspek 1) melek informasi dan 2) melek teknologi informasi dan

teknologi (ICT) dan living in the world meliputi aspek 1) keterampilan berwarga

negara, baik global maupun lokal, 2) keterampilan hidup dan mengembangkan

karir, dan 3) tangggungjawab pribadi dan Sosial termasuk kompetensi dan

kesadaran budaya (cultural awareness dan competence).

Trilling dan Fadel (2009) mengungkapkan secara khusus keterampilan

keterampilan yang seharusnya dimiliki oleh peserta didik sehingga mereka dapat

belajar untuk hidup pada saat-saat ini dan saat yang akan datang dan diharapkan

mereka tidak gagap menghadapi perubahan zaman.

Novarlia (2010:25) menyebutkan bahwa beberapa penunjang keberhasilan

pembelajaran IPS tidak terlepas dari penerapan model, pendekatan, dan strategi

pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan/keterampilan sosial. Untuk

menerapkan model, pendekatan, dan strategi pembelajaran peran media dan suber

belajar tentu tidak dapat dikesampingkan. Maka dari itu adanya strategi yang baik

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/24845/4/T_PD_1201463_Chapter 1.pdf · dilakukan oleh sekelompok individu (elit) maupun masyarakat awam seperti makin

8

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan

Keterampilan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam pembelajaran akan mempengaruhi perkembangan belajar siswa salah

satunya yaitu keterampilan sosial siswa.

Manusia sebagai individu merupakan makluk sosial tidak dapat melapaskan

dirinya dari lingkungan sosialnya. Manusia sebagai individu sangat bergantung

kepada orang-orang yang ada disekitarnya untuk memenuhi semua kebutuhannya

baik material maupun spiritual, sehingga dibutuhkan keterampilan sosial untuk

menciptakan relasi yang harmonis dengan individu-individu lainya dan

lingkungan tempat tinggalnya. Hal ini senada dengan pendapat Cartladge dan

Milburn (Victoria, 2001) menyatakan bahwa keterampilan sosial sebagai alat

menyesuaikan diri dengan lingkungannya, individu memerlukan keterampilan

sosial. Secara umum keterampilan sosial adalah tingkah laku yang dapat diterima

oleh masyarakat yang memungkinkan individu memperoleh respon positif dalam

berinteraksi dengan orang lain dan menghindari respon negatif dari lingkungan

individu.

Keterampilan sosial bukanlah sesuatu yang timbul tiba-tiba pada diri setiap

individu (siswa), akan tetapi perlu dilatih dan dibiasakan baik di lingkungan

sekolah maupun ketika siswa berada di lingkungan keluarga dan masyarakat.

Keterampilan sosial merupakan proses imitasi dan pembiasaan yang terus

menerus dari lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah.

Untuk menyampaikan materi pembelajaran yang berkonten keterampilan

sosial diperlukan berbagai elemen yang mendukung proses pembelajaran yang

efektif dan efesien diantanya media dan sumber belajar yang tepat. Menurut

pendapat Sumantri (2004:174) mengatakan bahwa “Penggunaan suatu media

dalam pelaksanaan pengajaran bagaimanapun akan membantu kelancaran,

efektifitas dan efiesiensi pencapaian tujuan.”

Seorang guru harus dapat menetapkan media apa yang paling tepat dan

sesuai untuk tujuan tertentu, penyampaian bahan tertentu, suatu kondisi belajar

peserta didik, dan untuk suatu penggunaan strategi atau metode yang memang

telah terpilih. Berbagai jenis media pengajaran adalah penting diketahui guru, dan

tentu saja akan lebih baik lagi jika guru itu memiliki kemampuan untuk membuat

suatu media pengajaran yang dibutuhkannya. Media merupakan alat bantu atau

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/24845/4/T_PD_1201463_Chapter 1.pdf · dilakukan oleh sekelompok individu (elit) maupun masyarakat awam seperti makin

9

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan

Keterampilan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perantara dalam menyampaikan informasi pengetahuan. Pengetahuan dan

teknologi berkembang sangat pesat, proses pembelajaran tidak lagi dimonopoli

oleh guru. Semakin konkret siswa mempelajari bahan pengajaran, maka semakin

banyaklah pengalaman yang diperoleh siswa. Media pembelajaran mengurangi

verbalisme dalam pembelajaran yaitu siswa hanya belajar mendengar kata-kata

tanpa memahami arti tersebut.

Kekayaan alam semesta kaya akan keanekaragaman hayati dan non hayati.

Keanekaragaman alam tersebut seharusnya dapat dimanfaatkan dalam proses

pembelajaran. Kekayaan alam raya beserta aneka ragam wujud yang ada

merupakan petunjuk dan sumber pengetahuan bagi yang mau mempelajarinya.

Alam adalah guru yang sesungguhnya. Alam memberikan pelajaran yang begitu

lembut dan nasehat kehidupannya begitu menyentuh kalbu. Alam merupakan

salah satu media pembelajaran yang saat ini hampir dilupakan oleh praktisi

pendidikan. Mereka kurang menyadari jika alam sangat baik digunakan sebagai

media dan tempat untuk melakukan proses belajar. Belajar dari alam bukan berarti

kita hanya memperhatikan gejala-gejala dan hasil yang ditimbulkan oleh alam

saja, tetapi alam dapat digunakan sebagai tempat untuk melakukan proses belajar

mengajar dan sebagai alat pendukung dalam proses pembelajaran. Belajar dari

alam dapat dikatakan menjadi sarana bagi siswa untuk bermain sambil belajar

karena pada dasrnya alam tersebut mampu menyediakan berbagai pengetahuan

yang bermanfaat bagi siswa yang dapat membentuk karakter siswa menjadi lebih

baik. Menurut Kurnia (2014:140) salah satu pendekatan bimbingan yang

dipandang tepat baik secara teoretis ataupun praktik untuk mengembangkan

karakter anak usia dini adalah bimbinganmelalui permainan. Bermain merupakan

cara alamiah anak untuk menemukan lingkungan. Menurut Daryanto (2011)

dalam Fajrin (2014:131) mengemukakan berdasarkan praktiknya PBM

mengandung lima komponen komunikasi diantaranya adalah pendidik sebagai

komunikator, adanya bahan pembelajaran sebagai informasi yang akan

disampaikan, penggunaan media dalam pembelajaran sebagai sarana komunikasi,

adanya peserta didik sebagai komunikan, dan adanya tujuan pembelajaran sebagai

pedoman evaluasi hasil belajar. Maka dari itu adanya pemanfaatan alam sekitar

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/24845/4/T_PD_1201463_Chapter 1.pdf · dilakukan oleh sekelompok individu (elit) maupun masyarakat awam seperti makin

10

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan

Keterampilan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai media belajar merupakan usaha nyata guru dalam menciptakan

pembelajaran menjadi lebih menarik.

Alam memiliki kekayaan dan sumber pengetahuan, begitu pula lingkungan.

Ada banyak proses pembelajaran yang tidak dapat dilakasanakan karena di dalam

ruangan, siswa mendapatkan pelajaran di luar ruangan, sehingga siswa dapat

belajar membuat kesimpulan dan menguji apa yang didapatkan di kelas. Dari hasil

temuan penelitian yang dilakukan oleh British Audio-Visual Association dapat

diketahui bahwa pengetahuan seseorang paling banyak diperoleh secara visual

atau melalui indera penglihatan. Dengan demikian, penggunaan media yang dapat

dilihat (visual) dalam kegiatan pendidikan untuk anak akan lebih menguntungkan,

sedangkan proses pendidikan yang sebagian besar bahan ajar disampaikan secara

verbal dengan mengandalkan indera pendengaran tidak banyak menguntungkan

dalam pencapaian tujuan pendidikan.

Pemanfaatan bendungan sebagai media dan sumber belajar dalam proses

pembelajaran diharapkan berdampak positif bagi peningkataan keterampilan

sosial siswa. Dengan memafaatkan bendungan siswa disamping dapat mengetahui

manfaat bendungan bagi orang-orang sekitar bendungan, juga menjadi bahan

berdiskusi dengan siswa lain baik yang berada dalam satu kelompok maupun

dalam kelompok lain. Dalam proses diskusi diharapkan siswa dapat belajar

mengembangkan keterampilan sosial, seperti ketika mereka berpendapat,

bekerjasama, menghargai teman, beremapati dengan teman, menyatakan setuju

atau ketidaksetujuan dengan pendapat temannya dapat menggunakan kalimat yang

baik dan benar dan sebagainya.

Lingkungan sosial memiliki peran yang strategis bagi manusia, pemanfaatan

bendungan merupakan upaya agar peserta didik memiliki kesadaran akan

pentingnya lingkungan yang kondusif bagi manusia yang mendiaminya. Menurut

Pasya (2001:42) pemanfaatan lingkungan dan sumberdaya dalam proses

pembelajaran merupakan upaya penanaman kesadaran akan pentingnya

lingkungan dan sumberdaya bagi manusia, pada akhirnya diharapkan peserta didik

sadar akan lingkungan sosialbagi kehidupannya, baik saat ini maupun pada saat-

saat yang akan datang. Pendapat senada tentang pentingnya pendidikan yang

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/24845/4/T_PD_1201463_Chapter 1.pdf · dilakukan oleh sekelompok individu (elit) maupun masyarakat awam seperti makin

11

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan

Keterampilan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berwawasan lingkungan yang dikemukakan oleh Purwandari dan Suardiman

(2013:105). Menurut mereka pendidikan berwawasan lingkungan tidak hanya

menanamkan pemahaman tentang pentingnya keseimbangan lingkungan, tetapi

juga untuk meningkatkan sikap dan nilai positif terhadap permasalahan

lingkungan.

Lingkungan sosial bagi siswa merupakan dunia keseharian mereka, jadi

kalau proses pembelajaran menggunakan model kontekstual sangat membantu

mereka memahami konsep/materi pembelajaran. Pendapat semisal juga

disamapaikan Sihono (2004:69) bahwa pendekatan pembelajaran kontekstual

merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antara materi

yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Menurut

Sumaatmadja (2007:5) “IPS hakikatnya merupakan bidang studi yang sumbernya

digali dari kehidupan yang nyata di masyarakat. Oleh karena itu, metode karya

wisata atau studi lapangan (field study) dan pembelajaran merupakan pendekatan

pembelajaran yang serasi dengan pembelajaran IPS”. Pada pelaksanaannya guru

hanya membimbing siswa dalam pembelajaran tidak hanya terfokus pada guru

saja karena dengan hal tersebut siswa akan mampu terdorong untuk

mengembangkan pola berpikir. Menurut Sari (2014:3) Guru sebagai seorang

pendidik yang merangkap sebagai fasilitator, mediator, motivator dan

pembimbing harus mampu meningkatkan pembelajaran yang efeknya akan

menimbulkan kecendrungan siswa menjadi lebih senang dan berminat dalam

menjalani pembelajaran bersama dengan guru”.

Pembelajaran IPS yang hanya dilakukan di dalam kelas, selain tidak sesuai

dengan hakikatnya sebagai pengetahuan yang bersumber dari kehidupan

masyarakat yang nyata, dapat juga “menjemukan”, yang akhirnya berdampak

pada kelemahan IPS sebagai bidang studi yang tidak punya “power”

membangkitkan kemampuan peserta didik menganalisis dan mencari solusi

permasalahn kehidupan sosial di masyarakat.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/24845/4/T_PD_1201463_Chapter 1.pdf · dilakukan oleh sekelompok individu (elit) maupun masyarakat awam seperti makin

12

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan

Keterampilan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Hamalik (2001) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur yang manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,

dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Kombinasi yang tersusun diataranya adalah material dan fasilitas dapat dapat

diartikan sebagai media dan sumber belajar. Pemanfaatan media pembelajaran

yang sesuai dalam kelas dapat mengoptimalkan proses pembelajaran. Bagi guru,

media membantu mengkonkritkan konsep atau gagasan yang cendrung abstrak

dan membantu memotivasi peserta belajar aktif. Bagi siswa, media dapat menjadi

sarana untuk berpikir kritis dan berbuat. Dengan demikian media dapat membantu

dan mempermudah tugas guru dan siswa mudah untuk mencapai tujuan atau

kompetensi dasar yang ditetapkan. Agar media pembelajaran dapat bermanfaatkan

dengan baik, guru perlu mengetahui kebutuhan pembelajarannya dan

permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa tentang materi yang akan

diajarkan. Terkait dengan itu, media perlu dikembangkan berdasarkan relevansi,

kompetensi dasar, materi dan karakteristik siswa. Guru dapat berperan sebagai

kreator yaitu menciptakan dan memanfaatkan media yang tepat, efisen, dan

menyenangkan bagi siswa. Namun dalam pemanfaatannya di kelas, perlu

ditekankan bahwa siswalah yang seharusnya memanfaatkan media pembelajaran

tersebut.

Akhir-akhir ini, konsep belajar didekati menurut paradigma

konstruktivisme. Menurut paham konstruktivistik, belajar merupakan hasil

konstruksi sendiri (pebelajar) sebagai hasil interaksinya terhadap lingkungan

belajar. Pengkonstruksian pemahaman dalam peristiwa belajar dapat melalui

proses asimilasi atau akomodasi. Secara hakiki, asimilasi dan akomodasi terjadi

sebagai usaha peserta didik untuk menyempurnakan atau merubah pengetahuan

yang telah ada di benaknya (Heinich, et.al., 2002). Pengetahuan yang telah

dimiliki oleh peserta didik sering pula diistilahkan sebagai prakonsepsi. Proses

asimilasi terjadi apabila terdapat kesesuaian antara pengalaman baru dengan

prakonsepsi yang dimiliki pebelajar. Sedangkan proses akomodasi adalah suatu

proses adaptasi, evolusi, atau perubahan yang terjadi sebagai akibat pengalaman

baru pebelajar yang tidak sesuai dengan prakonsepsinya.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/24845/4/T_PD_1201463_Chapter 1.pdf · dilakukan oleh sekelompok individu (elit) maupun masyarakat awam seperti makin

13

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan

Keterampilan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan paradigma konstruktivisme tentang belajar tersebut, maka

prinsip media mediated instruction menempati posisi cukup strategis dalam

rangka mewujudkan proses belajar secara optimal. Proses belajar yang optimal

merupakan salah satu indikator untuk mewujudkan hasil belajar peserta didik

yang optimal pula. Hasil belajar yang optimal juga merupakan salah satu

cerminan hasil pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas

memerlukan sumber daya guru yang mampu dan siap berperan secara profesional

dalam lingkungan sekolah dan masyarakat (Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997;

Ibrahim et.al., 2001). Dalam era perkembangan Iptek yang begitu pesat dewasa

ini, profesionalisme guru tidak cukup hanya dengan kemampuan membelajarkan

siswa, tetapi juga harus mampu mengelola informasi dan lingkungan untuk

memfasilitasi kegiatan belajar siswa (Ibrahim, et.al., 2001). Konsep lingkungan

meliputi tempat belajar, metode, media, sistem penilaian, serta sarana dan

prasarana yang diperlukan untuk mengemas pembelajaran dan mengatur

bimbingan belajar sehingga memudahkan siswa belajar.

Paradigma pembelajaran konvesional yang memberikan penekanan kepada

siswa untuk belajar dengan menghafal dan tidak secara aktif mencari untuk

membangun pemahaman mereka sendiri terhadap konsep-konsep sehingga siswa

menjadi pasif proses belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS tidak

dapat mencapai batas ketuntasan. Oleh karena itu guru harus dapat merangsang

siswa untuk membangun pemahaman mereka sendiri dengan suatu metode

pembelajaran yang menggunakan kenyataan di dunia nyata sebagai konteks bagi

siswa untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan menemukan dan

mengembangkan sendiri fakta dan konsep dari materi pelajaran melalui metode

inkuiri dengan memanfaatkan linkungan sebagai sumber belajar.

Menurut Hendrawati (2013:60) Salah satu cara untuk mendekatkan siswa

kepada realitas obyektif kehidupannya adalah dengan menyediakan sumber

belajar yang dapat membawa siswa belajar mengenai banyak hal yang berkaitan

secara langsung dengan fenomena sehari-hari dengan memanfaatkan lingkungan

sebagai sumber belajar melalui metode inkuiri. Sumber belajar lingkungan dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, membuat siswa peka tehadap

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/24845/4/T_PD_1201463_Chapter 1.pdf · dilakukan oleh sekelompok individu (elit) maupun masyarakat awam seperti makin

14

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan

Keterampilan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masalah sosial yang terjadi di masyarakat, terampil mengatasi setiap masalah

yang terjadi di masyarakat dan dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan,

sikap, nilai untuk berperan serta dalam kehidupannya.

Pemanfaatan lingkungan sosial sebagai media dan sumber belajar yang

dijadikan sebagai bahan penelitian pernah dilakukan oleh Rahmawati dkk (2013).

Penelitian ini meneliti perangkat pembelajaran IPS terpadu berbasis outdoor

learning memiliki kemiripan dengan penelitian yang dilakukan peneliti.

Kemiripan penelitian terletak pada pemanfaatan lingkungan sosialsebagai media

dan sumber belajar. Berdasarkan hasil penelitian ini hasil belajar kognitif siswa

mengalami peningkatan dengan mengembangkan perangkat pembelajaran IPS

terpadu berbasis outdoor learning. Maka dari itu adanya pembelajaran yang

diaksanakan diluar kelas akan mampu merangsang siswa untuk dapat lebih

bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

Pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

melalui metode inkuiri aktivitas belajar siswa, baik dari konsep, pemanfaatan

dalam kehidupan, maupun kegunaan dan pentingnya untuk diaplikasikan dalam

kegiatan belajar mengajar. Dalam pembelajaran IPS lingkungan dapat dijadikan

sebagai sumber belajar. Menurut Banks (Komalasari, 2010), Sumber belajar

adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara

terpisah maupun dalam bentuk gabungan untuk kepentingan belajar mengajar

dengan tujuan meningkatkan efektifitas dan efisiensi tujuan pembelajaran.

Sumber belajar dari lingkungan terdiri dari, lingkungan sosial, psikologis dan

alam.

Lingkungan sosial siswa sebagai bagian kecil dari alam semesta memiliki

peran yang baik jika dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Lingkungan

merupakan kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya

alam seperti tanah, air, energi surya, mineral serta flora dan fauna yang tumbuh di

atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan

manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.

Kombinasi sumber daya alam secara fisik tersebut merupakan salah satu sumber

belajar bagi siswa.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/24845/4/T_PD_1201463_Chapter 1.pdf · dilakukan oleh sekelompok individu (elit) maupun masyarakat awam seperti makin

15

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan

Keterampilan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemanfatan lingkungan sosial siswa sebagai sumber belajar dapat

menumbuhkan rasa cinta peserta didik terhadap lingkungan. Proses pembelajaran

yang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dapat menjadikan siswa

lebih menghargai lingkungannya. Mereka akan menjaga kebersihan lingkungan,

menggunakan air seperlunya, tidak membuang sampah sembarangan, dan

sebagainya. Sehingga terjadilah hubungan yang erat dan baik antara siswa dengan

lingkungannya.

Dunia pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan. Lingkungan

adalah sumber belajar yang vital. Pembelajaran yang menjadikan lingkungan

sebagai objek belajar dapat memberikan pengalaman nyata dan langsung kepada

peserta didik. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang

siap diterima dan diingat siswa. Siswa harus mengonstruksi pengetahuannya

sendiri dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Pembelajaran sebagai

hasil usaha siswa dan pola pembinaan ilmu pengetahuan di sekolah merupakan

suatu skema, yaitu aktivitas mental yang digunakan siswa sebagai bahan mentah

bagi proses perenungan dan pengabstrakan. Setiap siswa, sebenarnya telah

mempunyai satu aset ide dan pengalaman yang membentuk struktur kognitif.

Untuk membina siswa dalam menemukan pengetahuan baru, guru sebaiknya

memerhatikan struktur kognitif yang ada pada mereka. Pada proses belajar

mengajar, guru tidak lagi hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi siswa

sendiri yang harus membangun pengetahuannya (knowledge is constructed by

human).

Weil (1980) mengemukakan tiga prinsip penting dalam proses

pembelajaran semacam ini. Pertama, proses pembelajaran adalah membentuk

kreasi lingkungan yang dapat membentuk atau merubah struktur kognitif siswa.

Kedua, berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang harus dipelajari. Ada tiga

tipe pengetahuan yang masing-masing memerlukan situasi yang berbeda dalam

mempelajarinya. Pengetahuan tersebut adalah pengetahuan fisis, sosial dan logika.

Pengetahuan fisis adalah pengetahuan akan sifat-sifat fisis dari suatu objek atau

kejadian seperti bentuk, besar, berat, serta bagaimana objek itu berinteraksi satu

dengan yang lainnya. Pengetahuan fisis diperoleh melalui pengalaman indra

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/24845/4/T_PD_1201463_Chapter 1.pdf · dilakukan oleh sekelompok individu (elit) maupun masyarakat awam seperti makin

16

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan

Keterampilan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara langsung. Misalkan anak memegang kain sutra yang terasa halus, atau

memegang logam yang bersifat keras dan lain sebagainya. Dari tindakan-tindakan

langsung itulah anak membentuk struktur kognitif tentang sutra dan logam.

Berdasarkan UU No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup, dijelaskan bahwa lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda,

daya, keadaan, dan makhluk hidup yang termasuk di dalamnya manusia dan

perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan

manusia serta makhluk hidup lainnya. Mengacu pada pengertian di atas manusia

dan tingkah lakunya merupakan bagian dari lingkungan dan terdapat hubungan

timbal-balik antara manusia dan tingkah lakunya dengan lingkungan. Agar terjadi

hubungan yang konstruktif antara manusia dan tingkahlakunya dengan

lingkungan, maka alangkah baiknya jika ditanamkan kepada anak sebagai

manusia rasa cinta dan hubungan yang harmonis sedini mungkin lewat proses

pembelajaran. Proses pengenalan anak dengan lingkungannya dalam

pembelajaran, berpengaruh positif terhadap lingkungan dan terhadap anak itu

sendiri, karena keduanya sedini mungkin diciptakan hubungan yang baik

disebabkan saling mempengaruhi.

Proses pembelajaran bersifat individual dan kontekstual artinya

pembelajaran terjadi pada diri siswa selaras dengan perkembangan dan

lingkungannya. Proses pembelajaran tidak seharusnya hanya mengandalkan

dengan guru atau pendidik saja, tetapi dapat pula belajar berlangsung dengan

berbagai sumber yang ada termasuk dari lingkungan sosial siswa berada. Oleh

karena itu sumber belajar merupakan sistem yang terdiri dari berbagai

bahan/materi atau situasi dan kondisi yang diciptakan secara sengaja dan

diciptakan agar memungkinkan peserta didik belajar secara individual atau

kelompok.

Proses pembelajaran di SD harus memperhatikan perkembangan anak seusia

SD yang berkisar antara 7-11 tahun. Menurut Piaget anak yang berusia 7-11 tahun

memasuki periode operasional konkrit, dimana pada tingkat ini merupakan

permulaan berpikir rasional, ini berarti, anak memiliki operasi-operasi logis yang

dapat diterapkan pada masalah-masalah kongkrit. Bila menghadapi antara pikiran

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/24845/4/T_PD_1201463_Chapter 1.pdf · dilakukan oleh sekelompok individu (elit) maupun masyarakat awam seperti makin

17

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan

Keterampilan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan persepsi maka akan lebih pengambilan keputusan logis bukan keputusan

perseptual. Keterkaitan antara lingkungan sosialdengan perkembangan anak usia

SD dalam proses pembelajaran sangat erat. Lingkungan sosialakan lebih

memberikan pengetahuan dan pengalaman yang lebih nyata dari proses

pembelajaran yang hanya mengandalkan ceramah di kelas. Menurut Rachmawati

dkk (2013:81) keefektifan pembelajaran IPS terpadu berbasis outdoor learning

dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa yang meliputi aktivitas fisik, psikis dan

sosial. Aktivitas fisik dapat melakukan kunjungan melakukan percobaan

mempresentasikan hasil diskusi dan sebagainya. Maka dari itu mengacu pada

pendapat di atas adanya pemanfaatan lingkungan sosialmerupakan alternative

pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebagai upaya untuk aktifitas belajar

siswa yang diharapkan dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa.

Media merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses

pembelajaran. Proses pembelajaran tanpa media tidak berjalan maksimal sesuai

dengan tujuan yang telah ditentukan oleh guru sebelumnya. Keberadaan media

dalam proses pembelajaran merupakan salah satu ruh yang menghidupkan proses

pembelajaran diantara ruh-ruh lainnya yang menghidupkan proses pembelajaran.

Tanpa kehadiran media dalam proses proses pembelajaran, pembelajaran akan

berjalan pincang.

Begitu pula dengan sumber belajar dalam proses pembelajaran,

kehadirannya sangat penting. Sumber belajar bagaikan makanan dalam proses

konsumsi manusia dalam arti makan sebagai kata kerja. Tidak terjadi proses

memakan tanpa ada makanan. Jadi sumber belajar merupakan keharusan dalam

proses pembelajaran, karena tidak ada proses pembelajaran tanpa adanya sumber

belajar.

Dalam proses pembelajaran kehadiran media dan sumber belajar sangat

penting. Kemampuan guru menggunakan atau memanfaatkan media/sumber

belajar sangat berpengaruh pada keberhasilan proses pembelajaran.

Berdasarkan alasan di atas peneliti melakukan penelitian dengan judul

“Pemanfatan Lingkungan Sosial sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/24845/4/T_PD_1201463_Chapter 1.pdf · dilakukan oleh sekelompok individu (elit) maupun masyarakat awam seperti makin

18

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan

Keterampilan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa di SDN Karangasem I

kabupaten Indramayu.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi, peneliti

mengidentifikasi beberapa permasalahan yang terjadi di sekolah dalam

pembelajaran di kelas khususnya di kelas IV, yaitu:

1. Anggapan guru mengenai keterbatasan media dan sumber media

Keberadaan media dan sumber di sekolah seringkali menjadi keluhan guru-

guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Ada beberapa guru yang

beranggapan bahwa bahwa media dan sumber belajar adalah media dan

sumber belajar yang telah disediakan pemerintah berupa paket/seperangkat

alat/instrument (KIT) yang menunjang proses pembelajaran. Sedangkan

sumber belajar sering terbatas pada guru atau paket buku pelajaran yang

dikirim pemerintah atau buku-buku yang telah direkomendasikan oleh

pemerintah sebagai buku paket atau penunjang. Anggapan ini memang tidak

sepenuhnya salah, karena memang alat-alat itu ditujukan sebagai media

pembelajaran dan sumber belajar. Tetapi jika proses pembelajaran menuntut

keberadaan media/sumber belajar yang tidak tersedia di sekolah, maka tidak

jarang guru mengajar seadanya saja. Pada akhirnya proses pembelajaran

kurang maksimal karena keterbatasan/ketiadaan media dan sumber belajar.

Pada pembelajaran IPS di SD tidak jarang ditemui materi pembelajaran

yang disampaikan dengan menggunakan metode ceramah tanpa media dan

sumber belajar yang mendukung pembelajaran tersebut.

2. Terbatasnya kemampuan guru membuat atau menggunakan media dan

sumber belajar hal ini menyebabkan proses pembelajaran menjadi kurang

menarik sehingga siswa terlihat kurang termotivasi dalam mengikuti

pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.

3. Kekerasan dalam dunia pendidikan

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/24845/4/T_PD_1201463_Chapter 1.pdf · dilakukan oleh sekelompok individu (elit) maupun masyarakat awam seperti makin

19

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan

Keterampilan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudah terlalu sering diberitakan diberbagai mediamassa berita tentang

kekerasan yang terjadi di sekolah yang dilakukan oleh warga sekolah baik

baik yang dilakukan oleh guru terhadap siswa atau oleh siswa atas siswa

yang lain.

4. Kemampuan berkomunikasi

Komunikasi sebagai salah satu bentuk keterampilan sosial merupakan salah

faktor kemampuan siswa untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Banyak pelanggaran yang terjadi di masayarakat disebabkan karena

ketidakmampuan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang santun

atau bahasa yang baik dan benar tanpa menimbulkan efek yang negatif bagi

komunikator atau komunikan.

C. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari hasil identifikasi masalah di atas, maka peneliti

merumuskan masalah dalam penelitian ini ialah:

1. Bagaimanakah kondisi awal siswa dalam pembelajaran keterampilan sosial di

kelas IV SDN Karangasem I Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu?

2. Bagaimana proses pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sosialsebagai

media dan sumber belajar dapat meningkatkan keterampilan sosial pada kelas

IV SDN Karangasem I Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu?

3. Bagaimana Hasil pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sosial sebagai

media dan sumber pembelajaran IPS pada kelas IV SDN Karangasem I

Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimanakah kondisi awal siswa dalam pembelajaran

keterampilan sosial di kelas IV SDN Karangasem I Kecamatan Terisi

Kabupaten Indramayu.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/24845/4/T_PD_1201463_Chapter 1.pdf · dilakukan oleh sekelompok individu (elit) maupun masyarakat awam seperti makin

20

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan

Keterampilan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran yang memanfaatkan

lingkungan sosialsebagai media dan sumber belajar dapat meningkatkan

keterampilan sosial pada kelas IV SDN Karangasem I Kecamatan Terisi

Kabupaten Indramayu.

3. Untuk mengetahui bagaimana Hasil pembelajaran yang memanfaatkan

lingkungan sosial sebagai media dan sumber pembelajaran IPS pada kelas IV

SDN Karangasem I Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu.

E. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat baik secara teoritis maupun

praktis.

1. Manfaat teoritis :

a. diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan kajian teori

penerapan pemanfaatan lingkungan sosialsebagai media dan sumber

belajar di sekolah dasar dalam upaya pengembangan keterampilan siswa

yang lainnya untuk mewujudkan anak bangsa yang baik dan cerdas, pada

penelitian selanjutnya.

b. Manfaat dari segi kebijakan: hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan

dalam pengambilan kebijakan dalam menerapkan pembelajaran di dalam

kelas baik bagi guru pemula maupun dalam pembagian tugas mengajar di

sekolah. Selain itu hasil penelitian ini pula dapat dijadikan rujukan dalam

memilih media dan sumber belajar yang sesuai dengan tahapan

perkembangan belajar siswa, karena tidak jarang guru keliru dalam

memilih dan menentukan media dan sumber belajar karena kurang

referensi.

2. Manfaat praktis :

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

pengembangan keterampilan sosial siswa sekolah dasar, dalam hal ini

peningkatan mutu pembelajaran terutama bagi guru yang terlibat aktif

pada penelitian yang memanfaatkan lingkungan sosial sebagai media dan

sumber belajar untuk mengembangkan ketrampilan sosial dalam proses

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/24845/4/T_PD_1201463_Chapter 1.pdf · dilakukan oleh sekelompok individu (elit) maupun masyarakat awam seperti makin

21

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan

Keterampilan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajarannya sehingga diharapakan peningkatan profesionalisme guru

dapat tercapai.

b. Sedangkan bagi kepala sekolah yang menjadi tempat penelitian, setelah

mengetahui keberhasilan proses penelitian tindakan kelas ini diharapkan

dapat menginstruksikan atau memberii inspirasi bagi guru-guru yang lain

yang menjadi bawahannya untuk memanfatkan lingkungan baik

lingkungan sosial maupun fisik menjadi media dan sumber belajar dalam

mengembangkan dan memperbaiki kualitas proses pembelajaran sehingga

pada akhirnya profesionalitas guru-guru meningkat.

F. Struktur Organisasi Tesis

Dalam usaha mempermudah penulisan tesis ini, peneliti menyusun

sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I tentang pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan menjadi beberapa sub

bab antara lain; 1) latar belakang, 2) identifikasi masalah, 3) rumusan masalah, 4)

tujuan penelitian, 5) kegunaan hasil penelitian, dan 6) struktur organisasi tesis.

Bab II membahas kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesa

penelitian. Dalam sub bab kajian pustaka membahas kajian pustaka tesis ini terdiri

anak sub bab antara lain: 1) paradigma pembelajaran; 2) hakikat belajar dan

pembelajaran; 3) hakikat, pengertian, dan tujuan media pembelajaran dan sumber

belajar ; 4) pengertian lingkungan ; 5) lingkungan sebagai media pembelajaran

dan sumber belajar; 6) proses pembelajaran yang relevan dengan sifat belajar

anak; 7) pembelajaran tematik; 8) integrasi matapelajaran kurikulum 2013; 9)

hakikat, pengertian, dan tujuan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial; 10) Ilmu

Pengetahuan Sosial di SD; 11) hakikat, pengertian dan tujuan keterampilan

sosial;12) penilaian dan 13) penelitian terdahulu. Sub selajutnya antara lain:

kerangka pemikiran dan hipotesa penelitian.

Bab III tentang metodologi penelitian. Dalam bab ini membahas antara lain:

1) lokasi penelitian; 2) desain penelitian; 3) metode penelitian; 4) definisi

operasional; 5) instrumen penelitian; 6) proses pengembangan instrumen; 7

teknik pengumpulan data; dan 8) analisa data.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/24845/4/T_PD_1201463_Chapter 1.pdf · dilakukan oleh sekelompok individu (elit) maupun masyarakat awam seperti makin

22

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan

Keterampilan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab IV memuat temuan dan pembahasan penelitian. Sub bab temuan

memuat temuan siklus 1 sampai 3. Setiap siklus membahas perencanaan,

pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Sub bab pembahasan memuat hasil

pembahasan dari setiap siklus penelitian.

Bab V: berisi simpulan, rekomendasi dan implikasi dari hasil penelitian.