7. protein i (uji millon)
DESCRIPTION
biokimTRANSCRIPT
Laboratorium Biokimia Pangan Protein I (Uji Millon)
I PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan.
1.1. Latar Belakang PercobaanAsam amino adalah sembarang senyawa organik
yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya –NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atomkarbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau α) (Anonim, 2014)
Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein (Anonim, 2014)
1.2. Tujuan PercobaanTujuan percobaan dari uji millon adalah untuk me-
ngetahui adanya gugus aromatik pada protein.
1.3. Prinsip PercobaanPrinsip percobaan dari uji uji millon berdasarkan
reaksi antara gugus aromatin dengan larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat sehingga menghasilkan senyawa kompleks berwarna merah.
Laboratorium Biokimia Pangan Protein I (Uji Millon)
1.4. Reaksi Percobaan
Gambar 1. Reaksi Percobaan Uji Millon
Laboratorium Biokimia Pangan Protein I (Uji Millon)
II METODE PERCOBAAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Bahan yang Digunakan, (2) Pereaksi yang Digunakan, (3) Alat yang Digunakan, dan (4) Metode Percobaan.
2.1. Bahan yang digunakanBahan yang digunakan dalam percobaan uji biuret ini
adalah A (Fenol), B (Kecap), dan E (Telur puyuh)
2.2. Pereaksi yang digunakanPereaksi yang digunakan pada percobaan uji millon
yaitu pereaksi millon.
2.3. Alat yang digunakanAlat yang digunakan pada percobaan uji millon yaitu
tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas kimia, pipet tetes dan penangas air (waterbath).
2.4. Metode Percobaan
Gambar 2. Metode Percobaan Uji Millon
Laboratorium Biokimia Pangan Protein I (Uji Millon)
III HASIL PENGAMATAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan dan (2) Pembahasan.
3.1. Hasil PengamatanSampel Pereaksi Warna Hasil Keterangan
Setelah dipanas-
kan
Setelah di (+) NaOH
A
Larutan Millon
Bening Merah + Mengandung gugus Aromatik
B Coklat Coklat - Tidak mengandung gugus Aromatik
E Putih Putih - Tidak Mengandung gugus Aromatik
Tabel 1. Hasil Penganmatan Uji MillonSumber : Herawan Arofana dan Khoerunnisa Widya,
Kelompok N, Meja 05, 2015.
Sampel Pereaksi Warna Hasil KeteranganSetelah
dipanas-kan
Setelah di (+) NaOH
A
Larutan Millon
Bening Merah + Mengandung gugus Aromatik
B Coklat Coklat - Tidak mengandung gugus Aromatik
E Putih Putih - Tidak Mengandung gugus
Laboratorium Biokimia Pangan Protein I (Uji Millon)
AromatikTabel 2. Hasil Penganmatan Uji Millon
Sumber : Laboratorium Biokimia.
Keterangan : (+) Mengandung asam amino Aromatik(-) Tidak mengandung asam amino Aromatik
Gambar 3. Hasil Pengamatan Uji Millon
3.2. PembahasanBerdasarkan percobaan Uji Millon di dapatkan hasil
yang mengandung gugus aromatik pada protein yaitu hanya pada sampel A (Fenol), sedangkan sampel B (Kecap), E (Telur puyuh) negative atau tidak mengandung gugus aromatik pada protein.
Pada pengujian ini sampel dipanaskan selama kurang lebih 1 menit - 2 menit saja untuk mempercepat reaksi
Laboratorium Biokimia Pangan Protein I (Uji Millon)
sehingga terjadi perubahan warna pada sampel. Pemanasan hanya berlangsung lebih cepat jika dibandingkan dengan waktu pemanasan pada uji yang lain. Hal ini dikarenakan dengan waktu yang sebentar pereaksi sudah dapat bereaksi sehingga hasil sudah dapat dilihat. Dan yang dianalisis pada uji ini hanya tirosin saja, sehingga pemanasan tidak perlu dilakukan terlalu lama.
Reaksi millon digunakan khusus untuk protein yang mengandung asam amino dengan radikal hidroksi fenil sebagai penyusunnya. Oleh karena itu, reaksi ini khusus untuk protein yang struktur kimianya mengandung residu tirosin. Jika larutan protein ini ditambahkan dengan pereaksi millon (larutan merkuri nitrit dan merkuri nitrat dalam campuran asam nitrit dan asam nitrat), gumpalan berwarna putih akan terbentuk dan segera berubah menjadi merah pada penndidihan. Protein derivat sekunder, seperti proteora dan pepton dengan pereaksi ini pada pemanasan hanya terbentuk larutan berwarna merah (Sumardjo, 2009).
Perbedaan antara uji xanthoprotein dengan uji millon adalah pada uji xanthoprotein yang diuji adalah semua asam amino aromatik yaitu tirosin, fenilalanin dan triptofan. Sedangkan pada uji Millon yang diuji hanya tirosin saja (Poedjiadi, 1994).
Laboratorium Biokimia Pangan Protein I (Uji Millon)
IV KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran.
4.1. KesimpulanBerdasarkan percobaan Uji Millon di dapatkan hasil
yang mengandung gugus aromatik pada protein yaitu hanya pada sampel A (Fenol), sedangkan sampel B (Kecap), E (Telur puyuh) negative atau tidak mengandung gugus aromatik pada protein.
4.2. SaranDalam uji millon praktikan harus lebih teliti dan lebih
memahami prosedur dan lebih teliti pada saat melihat perubahan warna yang terjadi pada sampel setelah diberikan pereaksi.
Laboratorium Biokimia Pangan Protein I (Uji Millon)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2014, Asam Amino, http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_amino, Diakses pada 14 Mei 2014
Poedjiadi, Anna., 2005, Dasar-dasar Biokimia, Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia
Sumardjo,Damin., 2009, Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksata, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC