laporan biokimia uji protein

19
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK NAMA NIM KEL.PRAKTIKUM/KELAS JUDUL ASISTEN DOSEN PEMBIMBING : : : : : : HASTI RIZKY WAHYUNI 08121006019 VII / A (GANJIL) UJI PROTEIN DINDA FARRAH DIBA 1. Dr. rer.nat Mardyanto, M.Si, Apt. 2. Dr. Budi Untari, M.Si, Apt.

Upload: hasti-rizky-wahyuni

Post on 20-Jan-2016

1.438 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

PENDAHULUANProtein merupakan

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Biokimia Uji Protein

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA II KLINIK

NAMA

NIM

KEL.PRAKTIKUM/KELAS

JUDUL

ASISTEN

DOSEN PEMBIMBING

:

:

:

:

:

:

HASTI RIZKY WAHYUNI

08121006019

VII / A (GANJIL)

UJI PROTEIN

DINDA FARRAH DIBA

1. Dr. rer.nat Mardyanto, M.Si, Apt.

2. Dr. Budi Untari, M.Si, Apt.

LABORATORIUM KIMIA ANALISA

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2014

Page 2: Laporan Biokimia Uji Protein

PRAKTIKUM II

UJI PROTEIN

I. Tujuan

Praktikum kali ini bertujuan agar mahasiswa mampu memahami

prinsip uji protein yang merupakan keterampilan dasar dalam bidang

keahlian biokimia klinik.

II. Prinsip

Melakukan percobaan dengan menggunakan larutan putih telur

terhadap beberapa uji reaksi untuk melihat kandungan protein serta

terjadinya denaturasi protein.

III. Dasar Teori

Protein merupakan unit penyusun utama tubuh. Protein juga

merupakan suatu polimer yang mempunyai monomer suatu asam amino.

Asam amino sendiri merupakan senyawa kimia yang mengandung dua

gugus fungsi yang berbeda. Sehingga reaksi identifikasi suatu protein tidak

jauh dari reaksi kedua gugus fungsi tersebut. Salah satu identifikasi protein

adalah dengan cara denaturasi protein (perubahan struktur protein).

Protein merupakan suatu polipeptida dengan BM yang

sangat bervariasi dari 5000 samapi lebih dari satu juta

karena molekul protein yang besar, protein sangat mudah

mengalami perubahan fisis dan aktivitas biologisnya.

Banyak agensia yang menyebabkan perubahan sifat

alamiah dari protein seperti panas, asam, basa, solven

organik, garam, logam berat, radiasi sinar radioaktif

(Sudarmadji, 1996).

Dalam ilmu Kimia, pencampuran atau penambahan suatu senyawa

dengan senyawa yang lain dikatakan bereaksi bila menunjukkan adanya

tanda terjadinya reaksi, yaitu: adanya perubahan warna, timbul gas, bau,

Page 3: Laporan Biokimia Uji Protein

perubahan suhu, dan adanya endapan. Pencampuran yang tidak disertai

dengan tanda demikian, dikatakan tidak terjadi reaksi kimia. Ada beberapa

reaksi khas dari protein yang menunjukkan efek/tanda terjadinya reaksi

kimia, yang berbeda-beda antara pereaksi yang satu dengan pereaksi yang

lainnya. Semisal reaksi uji protein (albumin) dengan Biuret test yang

menunjukkan perubahan warna, belum tentu sama dengan pereaksi uji

lainnya.

Protein adalah molekul raksasa yang terdiri dari satuan-satuan kecil

penyusunnya yang disebut asam amino yang tersusun dalam urutan

tertentu, dengan jumlah dan struktur tertentu. Molekul-molekul ini

merupakan bahan pembangun sel hidup. Protein yang paling sederhana

terdiri atas 50 asam amino, tetapi ada beberapa protein yang memiliki

ribuan asam amino. Hal yang terpenting adalah ketidakhadiran,

penambahan, atau penggantian satu saja asam amino pada sebuah struktur

protein dapat menyebabkan protein tersebut menjadi gumpalan molekul

yang tidak berguna. Setiap asam amino harus terletak pada urutan yang

benar dan struktur yang tepat (Poedjiadi, 1994).

Apabila asam anino larut air, maka gugus karboksilat akan

melepaskan ion H+, sedangkan gugus amina akan menerima ion H+. Oleh

adanya kedua gugus tersebut asam amino dalam larutan dapat membentuk

ion yang bermuatan positif dan juga bermuatan negatif atau disebut juga

ion amfoter (zwitterion). Keadaan ion ini sangat tergantung pada pH

larutan. Apabila asam amino dalam air ditambah dengan basa, maka asam

amino akan terdapat dalam bentuk (I) karena konsentrasi ion OH- yang

tinggi mampu mengikat ion-ion H+ pada gugus –NH3+. Sebaliknya bila

ditambahkan asam ke dalam larutan asam amino, maka konsentrasi ion H+

yang tinggi mampu berikatan dengan ion –COO- sehingga terbentuk gugus

–COOH sehingga asam amino akan terdapat dalam bentuk (II) (Anna

Poedjiadi, 1994).

Denaturasi suatu protein adalah hilangnya sifat-sifat

struktur lebih tinggi oleh terkacaunya ikatan hidrogen dan

gaya-gaya sekunder lain yang mengutuhkan molekul itu.

Page 4: Laporan Biokimia Uji Protein

Akibat suatu denaturasi adalah hilangnya banyak sifat

biologis protein itu. Salah satu faktor yang menyebabkan

denaturasi suatu protein ialah perubahan temperatur.

IV. Alat dan Bahan

a) Alat yang digunakan dalam praktikum ini :

1. Beaker gelas 7. Rak tabung reaksi

2. Pipet tetes 8. Pengaduk / spatula

3. Gelas ukur 9. Sudip

4. Tabung reaksi

5. Bunsen

6. Penjepit tabung

b) Bahan yang digunakan dalam praktikum ini :

1. Larutan putih telur 8. HgCl2 0,2 M

2. Aquadest 9. Pb asetat 0,2 M

3. CuSO4 0,01 M 10. Amonium sulfat

4. Larutan formaldehid 11. Asam asetat 1 M

5. NaOH 2,5 N 12. HCl 0,1 M

6. NaOH 0,1 M 13. Buffer asetat

7. H2SO4 Pekat 14. Etil alkohol (etanol)

V. Cara Kerja

1. Uji Biuret

Ditambahkan

Satu tetes CuSO4

3 mL larutan putih telur

Diaduk dan Ditambahkan

1 mL NaOH 2,5 N

Dimasukkan

Dalam 3 tabung reaksi

Pada Tabung II 2 mL aquadest dan tabung III 4 mL aquadest

Ditambahkan

Page 5: Laporan Biokimia Uji Protein

2. Uji Hopkins Cole

3. Pengendapan dengan Logam

Perubahan warna yang terjadi (ungu)

Diamati dan dicatat

Ditambahkan

1 mL H2SO4 pekat melalui dinding tabung

Larutan formaldehid encer

Dimasukkan

Dalam tabung reaksi

1 mL larutan putih telur

Ditambahkan

Perubahan warna yang terjadi

Diamati dan dicatat

5 tetes HgCl2 0,2 M

Dimasukkan

Dalam tabung reaksi

3 mL larutan protein putih telur

Ditambahkan

Perubahan warna yang terjadi

Diamati dan dicatat

Page 6: Laporan Biokimia Uji Protein

4. Pengendapan dengan Garam

5. Uji Koagulasi

6. Pengendapan dengan Alkohol

Amonium sulfat sedikit demi sedikit

Dimasukkan

Dalam tabung reaksi

3 mL larutan protein putih telur

Ditambahkan

Larutan menjadi jenuh, dan amonium sulfat tidak larut

Sampai

2 tetes asam asetat 0,1 M

Dimasukkan

Dalam tabung reaksi

2 mL larutan protein putih telur

Ditambahkan

Perubahan yang terjadi

Dipanasakan Diamati dan dicatat

Dimasukkan

Dalam 3 tabung reaksi

Masing-masing 2 mL larutan protein putih telur

Page 7: Laporan Biokimia Uji Protein

7. Denaturasi Protein

Pada tabung reaksi I ditambahkan 1 mL HCl 0,1 M, tabung II 1 mL NaOH, dan tabung III 1 mL buffer asetat

Ditambahkan

Perubahan warna yang terjadi

Diamati dan dicatat

Ditambahkan

Masing-masing 2 mL etanol

Pada tabung reaksi I ditambahkan 1 mL HCl 0,1 M, tabung II 1 mL NaOH, dan tabung III 1 mL buffer asetat

Dimasukkan

Dalam 3 tabung reaksi

Masing-masing 2 mL larutan protein putih telur

Ditambahkan

Dipanaskan

Selama 5 menit

Ditambahkan

Masing-masing 1 mL buffer asetat

Perubahan warna yang terjadi

Diamati dan dicatat

Page 8: Laporan Biokimia Uji Protein

VI. Hasil Pengamatan

No Judul Percobaan Prosedur Percobaan Hasil Percobaan Gambar

1. Uji BiuretTabung 1

Tabung II

Tabung III

3 ml Putih Telur + 1 ml NaOH 2,5 N lalu diaduk.+  3 tetes CuSO4 0,01 M lalu diaduk.

2 mL air + 3 ml Putih Telur + 1 ml NaOH 2,5 N lalu diaduk, +  3 tetes CuSO4  0,01 M lalu diaduk.

4 mL air + 3 ml Putih Telur + 1 ml NaOH 2,5 N lalu diaduk, +  3 tetes CuSO4  0,01 M lalu diaduk.

larutan berwarna ungu violet.

larutan berwarna ungu, tetapi warna ungu tidak terlalu terang karena telah bercampur dengan air

larutan berwarna ungu, tetapi warna ungu tidak terlalu terang karena telah bercampur dengan air

2. Uji Hopkins Cole 1 mL larutan putih telur + larutan formaldehid encer + 1 mL H2SO4 pekat melalui dinding tabung reaksi

Larutan bagian bawah berwarna coklat, bagian atas terdapat protein

3. Pengendapan dengan Logam

3 ml putih telur 5% + 5 tetes HgCl2 0,2 M

Putih telur (tidak berwarna)+ HgCl2 (tidak berwarna) → larutan semakin putih dan terbentuk endapan putih.

Page 9: Laporan Biokimia Uji Protein

4. Pengendapan dengan Garam

Tambahkan sedikit garam amonium ke dalam 3 mL larutan putih telur, aduk hingga melarut. Tambahkan lagi sedikit ammonium sulfat dan aduk lagi, kontinu sehingga sedikit garam tertinggal tidak terlarut. 

larutan berwarna putih dan mengental.

5. Uji Koagulasi Tambahkan 2 tetes asam asetat 1 M ke dalam 2 ml larutan protein. Letakkan tabung dalam air mendidih selama 5 menit.

Putih telur (bening) +

CH3COOH (bening) →

endapan putih. 

6. Pengendapan dengan alkoholTabung I

Tabung II

Tabung III

2 ml larutan putih telur + 1 ml HCl 0,1M + Etil alkohol 95%

2 ml larutan putih telur + 1 ml NaOH 0,1M + Etil alkohol 95%

2 ml larutan putih telur + 1 ml NaOH 0,1M + Etil alkohol 95%

Larutan menjadi terlihat jenuh

Larutan menjadi ber-warna bening

Larutan bercampur memBentuk larutan putih dan membentuk koloidal di bagian bawah

7. Denaturasi ProteinTabung I

Tabung II

2 ml larutan putih telur + 1 ml HCl 0,1 M  kemudian dipanaskan selama 5 menit,

Setelah dingin + 1 ml buffer asetat

2 ml larutan putih telur + 1 ml NaOH 0,1 M  kemudian dipanaskan selama 5 menit,

Setelah dingin + 1 ml buffer asetat

2 ml putih telur (bening) + 1 ml HCl (tidak berwarna) →larutan bening.Larutan tetap bening

2 ml putih telur (bening) + 1ml NaOH (tidak berwarna) →larutan bening.Larutan menjadi jenuh terlihat oleh adanya bagian yg membentuk koloid

Page 10: Laporan Biokimia Uji Protein

Tabung III

2 ml larutan putih telur + 1 ml NaOH 0,1 M  kemudian dipanaskan selama 5 menit,

Setelah dingin + 1 ml buffer asetat

2 ml putih telur (bening) + 1ml NaOH (tidak berwarna) →larutan bening.Protein mengendap di bagian bawah berbentuk seperti padatan

VII. Pembahasan

Pada percobaan uji protein ini dilakukan berbagai macam uji, yaitu uji

biuret, hopkins cole, pengendapan dengan logam, pengendapan dengan garam,uji

koagulasi, denaturasi protein, dan pengendapan dengan alkohol.

Pada uji biuret dihasilkan warna violet/ungu. Hal ini disebabkan

penambahan CuSO4 sehingga terbentuk kompleks antar Cu2+ dengan gugus amino

dari protein. Semakin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan ini menunjukan

makin panjang ikatan peptidanya. Dengan perubahan warna ungu yang diperoleh

ini menunjukan bahwa uji ini positif terhadap biuret. Warna ungu yang dihasilkan

pada tiap tabung berbeda-beda. Hal ini tergantung kepada pengenceran putih telur

dengan menggunakan air. Sehingga pada tabung ketiga, warna ungu yang

dihasilkan tidak terlalu pekat.

Pada uji hopkins cole, digunakan asam sulfat sebagai pemberi asam dalam

reaksi. Dalam reaksi ini, dihasilkan warna putih pada bagian atas yang

menunjukkan adanya protein, sedangkan pada bagian bawah berwarna cokelat

yang berasal dari warna H2SO4.

Pada uji pengendapan logam dihasilkan endapan berwarna putih dan

larutan keruh. Endapan yang terbentuk merupakan endapan yang berasal dari

protein yang diuji, endapan ini terjadi karena adanya reaksi logam Hg. Hg yang

merupakan logam yang mengandung ion positif yang dapat menghasilkan endapan

jika direaksikan dengan protein dasar reaksi pengendapan oleh logam berat adalah

penetralan muatan. Dimana pengendapan akan terjadi bila protein berada dalam

bentuk isoelektrik yang bermuatan negatif, dengan adanya muatan positif dari

logam berat akan terjadi reaksi netralisasi dari protein dan dihasilkan garam

Page 11: Laporan Biokimia Uji Protein

protein yang mengendap. Endapan ini akan melarut kembali dengan penambahan

alkali yang sifat pengendapan ini adalah reversibel.

Untuk percobaan pada uji pengendapan dengan garam itu hasil yang

diperoleh yaitu endapan yang bewarna putih. Endapan ini menunjukkan atau

merupakan hasil dari garam-garam organik dalam persentase tinggi yang dapat

mempengaruhi sifat kelarutan protein. Pengendapan yang dikarenakan

penambahan ammonium sulfat menyebabkan terjadi dehidrasi protein atau sering

dikenal dengan kehilangan air, sehingga proses dehidrasi ini molekul protein yang

mempunyai kelarutan paling kecil akan mudah mengendap

Pada percobaan uji koagulasi ini dimana berdasarkan literatur jika protein

ditambahkan dengan larutan asam atau basa, maka akan terdenaturasi atau terjadi

penggumpalan. Penggumpalan ini dapat juga terjadi karena pemanasan yang

dilakukan, dengan proses pemanasan struktur protein akan menjadi rusak.

Koagulasi ini terjadi bila larutan protein berada pada titik isoelektriknya. Ion-ion

logam berat yang masuk ke dalam tubuh akan bereaksi dengan sebagian protein,

sehingga menyebabkan terjadinya koagulasi (penggumpalan).

Pada percobaan pengendapan dengan alkohol hasil yang diperoleh untuk

tabung I dan II tidak terdapat endapan dan larutan berwarna bening, sedangkan

tabung III terdapat endapan putih, hal ini menunjukkan bahwa tabung III positif

terhadap uji ini. Dimana masing-masing mendapatkan perlakuan yang berbeda-

beda, untuk tabung 1 protein yang ditambahakan HCl menghasilkan protein yang

larut dalam air, begitu juga dengan tabung II yaitu dengan penambahan NaOH.

Sedangkan untuk tabung III protein yang terdapat dalam tabung tersebut tidak

dapat larut, hal ini dikarenakan penambahan larutan buffer asetat berfungsi untuk

permunian protein, sehingga protein yang terdapat dalam tabung III dapat larut.

Sedangkan untuk uji denaturasi yang merupakan perubahan sifat fisik dari

protein, perubahan ini dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu

perubahan suhu, akibat adanya pemanasan adanya reagen yang digunakan. Dalam

percobaan ini hanya tabung tiga yang terdapat endapan ini merupakan protein yang

terkoagulasi, akibat adanya pemanasan karena protein sangat peka terhadap

lingkungan apalagi adanya perubahan suhu, hal ini menyebabkan larutan menjadi

keruh dan adanya gumpalan-gumpalan dari protein yang terdenaturasi. Perubahan

Page 12: Laporan Biokimia Uji Protein

kimia yang berhubungan dengan denaturasi protein adalah protein dapat

diakibatkan bukan hanya oleh adanya pemanasan, tetapi juga pH, dan juga pelarut

organiknya.

VIII. Kesimpulan

1. Prinsip metode Biuret adalah reaksi protein dengan Cu2+ pada suasana

basa yang menghasilkan warna ungu. Makin kuat intensitas warna ungu

yang dihasilkan pada uji biuret ini menunjukan makin panjang ikatran

peptidanya.

2. Pada uji hopkins warna coklat menunjukkan adanya reakasi dengan

asam yaitu asam sulfat. Terdapat protein yang dapat terlihat pada

bagian atas larutan.

3. Pada uji pengendapan logam, endapan yang dihasilkan bewarna putih

dan larutan yang keruh, endapan yang dihasilkan tersebut berasal dari

protein yang diuji, endapan ini terjadi karena adanya reaksi logam Pb

dengan protein.

4. Dalam uji pengendapan dengan garam, larutan putih telur dibuat jenuh

dengan amonium sulfat, sehingga terjadi endapan putih pada bagian

bawah larutan.

5. Pada uji koagulasi, terbentuk gumapalan-gumpalan yang berasal dari

protein. Koagulasi dapat terjadi bila larutan protein berada pada titik

isoelektriknya. Ion-ion logam berat yang masuk ke dalam tubuh akan

bereaksi dengan sebagian protein, sehingga menyebabkan terjadinya

koagulasi (penggumpalan).

6. Pada percobaan pengendapan dengan alkohol hasil yang diperoleh

untuk tabung I dan II tidak terdapat endapan dan larutan berwarna

bening, sedangkan tabung III terdapat endapan putih, hal ini

menunjukkan bahwa tabung III positif terhadap uji ini.

Page 13: Laporan Biokimia Uji Protein

7. Dalam uji denaturasi protein, tabung 1 tidak terdapat endapan, tabung 2

dan tabung 3 terdapat endapan, ini merupakan protein yang

terkoagulasi, akibat adanya pemanasan karena protein sangat peka

terhadap lingkungan apalagi adanya perubahan suhu, hal ini

menyebabkan larutan menjadi keruh dan adanya gumpalan-gumpalan

dari protein yang terdenaturasi.

Daftar Pustaka

Harper, et al. 1980. Biokimia (Review of Physiological Chemistry). Edisi 17. Jakarta: EGC

Lehninger, Albert L, 1982. Dasar - Dasar Biokimia Jilid I. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Poedjadi, Anna. 1994. Dasar - Dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia Press.

Sudarmaji, Slamet , dkk. 2007. Analisis bahan Makanan dan Pangan. Jakarta: Penerbit Liberty.