4. model matematis dan desain algoritma 4.1. model matematis · 2015. 1. 22. · model matematis...
TRANSCRIPT
Universitas Kristen Petra
12
4. MODEL MATEMATIS DAN DESAIN ALGORITMA
4.1. Model Matematis
Model matematis yang dibangun memiliki tiga kondisi atau kasus, dimana
pada kasus pertama jumlah pemesanan (Q) dalam siklus pemesanan (T) memiliki
waktu lebih kecil dari waktu penundaan pertama yang diperbolehkan (M1). Kasus
kedua memiliki siklus pemesanan (T) dengan waktu lebih kecil dari periode
penundaan kedua yang diperbolehkan (M2) dan lebih besar daripada waktu
penundaan pertama yang diberbolehkan (M1). Kasus ketiga memiliki siklus
pemesanan (T) dengan waktu lebih besar dari periode penundaan yang
diperbolehkan (M2). Seluruh kasus yang ada memiliki fungsi tujuan biaya total
supply chain (TSC) yang didapat dari penjumlahan biaya total persediaan pembeli
(TBUC) dan biaya total persediaan pemasok (TVUC).
4.2. Asumsi
Asumsi yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
Permintaan untuk satu jenis barang dengan jumlah konstan per periode
waktunya.
Kekurangan stok tidak diijinkan.
Pemenuhan bahan baku terjadi secara terus menerus dan instan apabila
stok persediaan pembeli habis.
Pemasok memberikan kepada pembeli perjanjian pembayaran sebagai
berikut: Apabila pembeli membayar pada saat periode penundaan (M1),
maka pemasok tidak akan memberikan bunga apapun. Pembeli akan
dikenakan bunga apabila membayar pada saat setelah periode penundaan
pertama (M1) dan sebelum periode penundaan kedua (M2) dengan besar
suku bunga (Ic1). Pembeli akan dikenakan bunga (Ic2) apabila pembeli
membayar setelah periode penundaan kedua (M2) dimana (Ic2> Ic1).
Waktu periode transaksi tidak terbatas.
Laju produksi (P) lebih besar daripada laju permintaan (D).
Universitas Kristen Petra
13
4.3. Kasus 1
Kasus satu merupakan kasus dimana siklus pemenuhan pemesanan (T)
berada pada periode penundaan pertama yang diperbolehkan (M1) atau sebelum
periode pembayaran pertama (M1) atau dapat dituliskan dengan (T≤M1).
Pembayaran dilakukan pembeli paling lambat pada periode penundaan pertama
(M1), sehingga timbul biaya kesempatan bagi pemasok seperti pada Gambar 4.1
berikut.
Gambar 4.1. Biaya Kesempatan yang Diterima Pemasok Pada Kasus 1
Sumber : Siek (2012, p.20)
Pembeli pada kasus ini menjual produk sejumlah (mK) selama periode (T)
sehingga total biaya pembelian dapat dibayarkan kepada pemasok secara penuh
pada periode penundaan pertama (M1). Sehingga pemasok memiliki bunga
kesempatan pada waktu nol hingga periode penundaan pertama (M1). Total bunga
kesempatan dapat dimodelkan sebagai berikut:
(
(
)
(
)) (4.1)
(
) (4.2)
Pembeli akan menerima bunga keuntungan dari penundaan pembayaran
hingga periode penundaan pertama (M1), yang dapat digambarkan pada Gambar
4.2 berikut.
p
T
wT/K M1
Unit
Universitas Kristen Petra
14
Gambar 4.2. Total Bunga Keuntungan Pembeli Pada Kasus 1
Sumber : Siek (2012, p.20)
Pembeli tidak menerima bunga penundaan (Ic) karena pembeli membayar
sebelum atau tepat pada periode penundaan pertama yang diperbolehkan (M1).
Pembeli mendapatkan bunga keuntungan/bunga bank (Ie) karena pembeli
membayar pada periode penundaan pertama (M1). Bunga yang diterima dapat
dimodelkan sebagai berikut:
(
( ) ) (4.3)
(
) (4.4)
Produk sejumlah (m) akan dikirim langsung secara instan apabila
persediaan habis. Fungsi tujuan biaya total dari pembeli terdiri dari biaya
pengadaan atau biaya pemesanan pembeli, biaya transportasi, biaya penyimpanan
pembeli, dan biaya kesempatan pembeli yang mungkin timbul dikurangi dengan
total bunga yang diterima pembeli (TIeb). Total biaya persediaan dapat
dimodelkan sebagai berikut:
(
( ⁄ )
(
⁄ )
⁄
) (
) (
) (4.5)
Subsitusikan jumlah pemesanan (Q) dengan jumlah produk yang dikirim
(m) dikali jumlah pengiriman yang dilakukan (K) selama periode (T) pada
persamaan 4.5 sehingga:
(
( ⁄ )
(
⁄ )
⁄
) (
) (
) (4.6)
Total produksi yang ada sama dengan total permintaan, sehingga:
d
M1 T
Unit
Universitas Kristen Petra
15
( ) (4.7)
( ( ) )
(4.8)
Fungsi tujuan biaya total dari pemasok terdiri dari biaya persiapan
produksi pemasok, biaya penyimpanan pemasok, dan biaya kesempatan yang
dibebankan (TIev). Biaya total persediaan pemasok dapat dimodelkan sebagai
berikut:
(
)
(
) (4.9)
Subsitusikan jumlah pemesanan (Q) dengan jumlah produk yang dikirim
(m) dikali jumlah pengiriman yang dilakukan (K) selama periode (T) pada
persamaan 4.11 sehingga:
(
)
(
) (4.10)
Fungsi tujuan biaya total supply chain terdiri dari penjumlahan biaya total
persediaan pembeli dan biaya total persediaan pemasok. Biaya total supply chain
dapat dimodelkan sebagai berikut:
(
( ⁄ )
(
⁄ )
⁄
) (
) (
)
(
)
(
) (4.11)
4.4. Kasus 2
Kasus dua merupakan kasus dimana siklus pemenuhan pemesanan T
berada pada periode penundaan kedua yang diperbolehkan (M2) atau sebelum
periode penundaan kedua (M2) dan sesudah periode penundaan pertama yang
diperbolehkan (M1) atau dapat dituliskan dengan (M1<T≤M2). Kasus dua memiliki
dua kemungkinan, yaitu:
Kasus 2.1 merupakan kasus dimana pembeli melakukan pembayaran
penuh pada periode (M1). Kasus ini memiliki dua jenis kemungkinan, yaitu
laju produksi (p) memiliki periode yang lebih kecil dari periode penundaan
pertama yang diperbolehkan (M1) dan laju produksi (p) memiliki periode
yang lebih besar atau sama dengan periode penundaan pertama yang
diperbolehkan (M1).
Universitas Kristen Petra
16
Kasus 2.2 merupakan kasus dimana pembeli melakukan pembayaran
penuh pada periode penundaan kedua (M2). Kasus ini memiliki dua jenis
kemungkinan, yaitu laju produksi (p) memiliki periode yang lebih kecil
dari periode penundaan pertama yang diperbolehkan (M1) dan laju
produksi (P) memiliki periode yang lebih besar atau sama dengan periode
penundaan pertama yang diperbolehkan (M1).
Gambar 4.3. Biaya Kesempatan yang Diterima Pemasok
Sumber : Siek (2012, p.23)
Gambar 4.3 mendeskripsikan kemungkinan biaya kesempatan yang akan
diterima pemasok pada kasus dua dan kasus tiga. Kemungkinan satu pada Gambar
4.3a terjadi saat laju produksi (wT/K) lebih kecil daripada waktu periode
penundaan pertama (M1). Kemungkinan dua pada Gambar 4.3b terjadi saat laju
produksi (wT/K) lebih besar atau sama dengan periode penundaan pertama (M1).
4.4.1. Kasus 2.1
Kasus ini memiliki syarat bahwa harga produk (pr) untuk setiap
permintaan (d) hingga periode penundaan pertama (M1) beserta bunga tahunan
bank (Ie) untuk setiap permintaan (d) hingga periode penundaan pertama (M1)
memiliki nilai yang lebih besar daripada atau sama dengan harga beli produk tiap
unit (c) untuk setiap permintaan (d) hingga waktu siklus pemenuhan permintaan
(T) atau dapat dituliskan dengan (prdM1+IeprdM12/2≥cdT).
Pemasok pada kasus ini memiliki dua jenis biaya kesempatan. Biaya
kesempatan pemasok pada kemungkinan pertama memiliki laju produksi (p)
dengan waktu produksi yang kurang dari waktu penundaan pertama (M1).
Pemasok pada kemungkinan kedua memiliki laju produksi (p) dengan waktu
Unit Unit
p p
Universitas Kristen Petra
17
produksi yang lebih dari atau sama dengan periode penundaan yang pertama (M1).
Model matematis bunga kesempatan yang diterima pemasok pada kemungkinan
satu dapat dimodelkan sebagai berikut:
(
(
)
(
)) (4.12)
(
) (4.13)
Kemungkinan kedua memiliki total bunga kesempatan yang diterima oleh
pemasok dengan model matematis sebagai berikut:
( )
(4.14)
Gambar 4.4. Total Bunga Keuntungan Pembeli Kasus 2.1
Sumber : Siek (2012, p.24)
Pembeli pada kasus ini melakukan pembayaran penuh pada periode
penundaan pertama (M1) sehingga, pemasok tidak mendapatkan bunga penundaan
(Ic) disebabkan pembeli membayar pada saat periode penundaan pertama (M1)
secara penuh. Total bunga keuntungan yang didapat oleh pembeli pada Gambar
4.4 dapat dimodelkan sebagai berikut:
(
) (4.15)
Pembeli pada kasus ini tidak terkena bunga penundaan (Ic), karena
pembayaran yang ada dilakukan sebelum atau pada periode penundaan pertama
(M1). Kasus 2.1 mendapat dua macam kemungkinan, yaitu:
Kasus 2.1a memiliki periode penundaan pembayaran pertama (M1) yang
lebih besar daripada (wT/K). Fungsi tujuan biaya total dari pembeli terdiri dari
d
M1
T
Unit
M2
Universitas Kristen Petra
18
biaya pengadaan atau biaya pemesanan pembeli, biaya transportasi, biaya
penyimpanan pembeli, dan biaya kesempatan pembeli yang mungkin timbul
dikurangi dengan total bunga yang diterima pembeli (TIeb). Total biaya
persediaan pembeli dapat dimodelkan sebagai berikut:
(
( ⁄ )
(
⁄ )
⁄
) (
) (
) (4.16)
Fungsi tujuan biaya total dari pemasok terdiri dari biaya persiapan
produksi pemasok, biaya penyimpanan pemasok dan biaya kesempatan yang
dibebankan (TIev). Total biaya persediaan pemasok dapat dimodelkan sebagai
berikut:
(
)
(
) (4.17)
Fungsi tujuan biaya total supply chain terdiri dari penjumlahan biaya total
persediaan pembeli dan biaya total persediaan pemasok. Biaya total supply chain
dapat dimodelkan sebagai berikut:
(
( ⁄ )
(
⁄ )
⁄
) (
) (
)
(
)
(
) (4.18)
Kasus 2.1b memiliki periode penundaan pembayaran pertama (M1) yang
lebih kecil atau sama dengan (wT/K). Fungsi tujuan biaya total dari pembeli terdiri
dari biaya pengadaan atau biaya pemesanan pembeli, biaya transportasi, biaya
penyimpanan pembeli, dan biaya kesempatan pembeli yang mungkin timbul
dikurangi dengan total bunga yang diterima pembeli (TIeb). Total biaya
persediaan pembeli dapat dimodelkan sebagai berikut:
(
( ⁄ )
(
⁄ )
⁄
) (
) (
) (4.19)
Fungsi tujuan biaya total dari pemasok terdiri dari biaya persiapan
produksi pemasok, biaya penyimpanan pemasok, dan biaya kesempatan yang
dibebankan (TIev). Total biaya persediaan pemasok dapat dimodelkan sebagai
berikut:
(
)
(4.20)
Universitas Kristen Petra
19
Fungsi tujuan biaya total supply chain terdiri dari penjumlahan biaya total
persediaan pembeli dan biaya total persediaan pemasok. Biaya total supply chain
dapat dimodelkan sebagai berikut:
(
( ⁄ )
(
⁄ )
⁄
) (
) (
)
(
)
(4.21)
4.4.2. Kasus 2.2
Kasus ini memiliki syarat bahwa harga produk (pr) untuk setiap
permintaan (d) hingga waktu penundaan pertama (M1) beserta bunga tahunan
bank (Ie) untuk setiap permintaan (d) hingga (M1) memiliki nilai atau nominal
yang lebih kecil daripada harga beli tiap produk (c) untuk setiap permintaan (d)
hingga waktu siklus pemenuhan permintaan (T) atau dapat dituliskan dengan
(prdM1+IeprdM12/2<cdT).
Gambar 4.5. Bunga Penundaan yang Diterima Pemasok atau yang Dibayar
Pembeli Kasus 2.2 dan Kasus 3.2
Sumber : Siek (2012, p.26)
Pemasok pada kasus ini akan mendapat keuntungan dari pembayaran
bunga penundaan pertama (Ic1) karena periode pemenuhan pemesanan (T) lebih
besar daripada periode penundaan pertama (M1). Pemasok mendapatkan total
bunga penundaan dari pembeli (TIc1) yang dapat dimodelkan sebagai berikut:
(
) (
( )
) (4.22)
M1
T
Unit
M2
Universitas Kristen Petra
20
( (
))
(4.23)
Kasus 2.2 memiliki dua jenis kemungkinan yang terjadi, yaitu:
Kasus 2.2a memiliki periode penundaan pembayaran pertama (M1) yang
lebih besar daripada (wT/K). Fungsi tujuan biaya total dari pembeli pada kasus ini
terdiri dari biaya pengadaan atau biaya pemesanan pembeli, biaya transportasi,
biaya penyimpanan pembeli, bunga biaya penundaan (TIc1), dan biaya kesempatan
pembeli yang mungkin timbul dikurangi dengan total bunga yang diterima
pembeli (TIeb). Total biaya persediaan pembeli dapat dimodelkan sebagai berikut:
(
( ⁄ )
(
⁄ )
⁄
) (
)
(
(
))
(
) (4.24)
Fungsi tujuan biaya total dari pemasok terdiri dari biaya persiapan
produksi pemasok, biaya penyimpanan pemasok, dan biaya kesempatan yang
dibebankan (TIev) dikurangi dengan bunga yang diterima (TIc1). Total biaya
persediaan pemasok dapat dimodelkan sebagai berikut:
(
)
(
)
( (
))
(4.25)
Fungsi tujuan biaya total supply chain terdiri dari penjumlahan biaya total
persediaan pembeli dan biaya total persediaan pemasok. Biaya total supply chain
dapat dimodelkan sebagai berikut:
(
( ⁄ )
(
⁄ )
⁄
) (
)
( (
))
(
)
(
)
(
)
( (
))
(4.26)
Kasus 2.2b memiliki periode penundaan pembayaran pertama (M1) yang
lebih kecil atau sama dengan (wT/K). Fungsi tujuan biaya total dari pembeli pada
Universitas Kristen Petra
21
kasus ini terdiri dari biaya pengadaan atau biaya pemesanan pembeli, biaya
transportasi, biaya penyimpanan pembeli, bunga biaya penundaan (TIc1), dan
biaya kesempatan pembeli yang mungkin timbul dikurangi dengan total bunga
yang diterima pembeli (TIeb). Total biaya persediaan pembeli dapat dimodelkan
sebagai berikut:
(
( ⁄ )
(
⁄ )
⁄
) (
)
(
(
))
(
) (4.27)
Fungsi tujuan biaya total dari pemasok terdiri dari biaya persiapan
produksi pemasok, biaya penyimpanan pemasok, dan biaya kesempatan yang
dibebankan (TIev) dikurangi dengan bunga yang diterima (TIc1). Total biaya
persediaan pemasok dapat dimodelkan sebagai berikut:
(
)
( (
))
(4.28)
Fungsi tujuan biaya total supply chain terdiri dari penjumlahan biaya total
persediaan pembeli dan biaya total persediaan pemasok. Biaya total supply chain
dapat dimodelkan sebagai berikut:
(
( ⁄ )
(
⁄ )
⁄
) (
)
( (
))
(
)
(
)
(
(
))
(4.29)
4.5. Kasus 3
Kasus tiga merupakan kasus dimana siklus pemenuhan pemesanan (T)
berada pada periode lebih besar dari waktu penundaan kedua yang diperbolehkan
(M2) atau sama dengan waktu penundaan kedua (M2) yang diperbolehkan atau
dapat dituliskan dengan (T≥M2). Kasus tiga memiliki tiga kemungkinan, yaitu:
Universitas Kristen Petra
22
Kasus 3.1 merupakan kasus dimana pembeli melakukan pembayaran
penuh pada periode (M1). Kasus ini memiliki dua jenis kemungkinan, yaitu
laju produksi (p) memiliki periode yang lebih kecil dari penundaan
pertama yang diperbolehkan (M1) dan laju produksi (p) memiliki periode
yang lebih besar atau sama dengan penundaan pertama yang
diperbolehkan (M1).
Kasus 3.2 merupakan kasus dimana pembeli melakukan pembayaran
penuh pada periode (M2). Kasus ini memiliki dua jenis kemungkinan, yaitu
laju produksi (p) memiliki periode yang lebih kecil dari penundaan
pertama yang diperbolehkan (M1) dan laju produksi (p) memiliki periode
yang lebih besar atau sama dengan penundaan pertama yang
diperbolehkan (M1).
Kasus 3.3 merupakan kasus dimana pembeli melakukan pembayaran
penuh pada periode setelah (M2). Kasus ini memiliki dua jenis
kemungkinan, yaitu laju produksi (p) memiliki periode yang lebih kecil
dari penundaan pertama yang diperbolehkan (M1) dan laju produksi (p)
memiliki periode yang lebih besar atau sama dengan penundaan pertama
yang diperbolehkan (M1).
4.5.1. Kasus 3.1
Kasus ini memiliki syarat bahwa harga produk (pr) untuk setiap
permintaan (d) hingga periode penundaan pertama (M1) beserta bunga tahunan
bank (Ie) untuk setiap permintaan (d) hingga (M1) memiliki nilai atau nominal
yang lebih besar daripada atau sama dengan harga beli tiap produk (c) untuk
setiap permintaan (d) hingga waktu siklus pemenuhan permintaan (T) atau dapat
dituliskan dengan (prdM1+IeprdM12/2≥cdT).
Biaya kesempatan (TIev) daripada pemasok pada kasus ini digambarkan
pada Gambar 4.4, dan sama dengan biaya kesempatan pada kasus dua. Dua
kemungkinan terdapat pada kasus ini, pada saat waktu periode produksi lebih
kecil daripada periode penundaan pertama (M1) atau pada saat waktu periode
produksi lebih besar daripada periode penundaan pertama (M1). Pemasok tidak
mendapatkan bunga penundaan (TIc1) karena pembeli telah menyelesaikan semua
Universitas Kristen Petra
23
pembayaran pada periode penundaan pertama (M1). Bunga keuntungan yang
didapat pembeli (TIeb) pada kasus ini memiliki model yang sama dengan yang
didapat pada kasus 2.1.
Kasus 3.1a memiliki periode penundaan pembayaran pertama (M1) yang
lebih besar daripada (wT/K). Fungsi tujuan biaya total dari pembeli pada kasus ini
terdiri dari biaya pengadaan atau biaya pemesanan pembeli, biaya transportasi,
biaya penyimpanan pembeli, dan biaya kesempatan pembeli yang mungkin timbul
dikurangi dengan total bunga yang diterima pembeli (TIeb). Total biaya
persediaan pembeli dapat dimodelkan sebagai berikut:
(
( ⁄ )
(
⁄ )
⁄
) (
) (
) (4.30)
Fungsi tujuan biaya total dari terdiri dari biaya persiapan produksi
pemasok, biaya penyimpanan pemasok, dan biaya kesempatan yang dibebankan
(TIev). Total biaya persediaan pemasok dapat dimodelkan sebagai berikut:
(
)
(
) (4.31)
Fungsi tujuan biaya total supply chain terdiri dari penjumlahan biaya total
persediaan pembeli dan biaya total persediaan pemasok. Biaya total supply chain
dapat dimodelkan sebagai berikut:
(
( ⁄ )
(
⁄ )
⁄
) (
) (
)
(
)
(
) (4.32)
Kasus 3.1b memiliki periode penundaan pembayaran pertama (M1) yang
lebih kecil atau sama dengan (wT/K). Fungsi tujuan biaya total dari pembeli pada
kasus ini terdiri dari biaya pengadaan atau biaya pemesanan pembeli, biaya
transportasi, biaya penyimpanan pembeli, dan biaya kesempatan pembeli yang
mungkin timbul dikurangi dengan total bunga yang diterima pembeli (TIeb). Total
biaya persediaan pembeli dapat dimodelkan sebagai berikut:
(
( ⁄ )
(
⁄ )
⁄
) (
) (
) (4.33)
Fungsi tujuan biaya total dari pemasok terdiri dari biaya persiapan
produksi pemasok, biaya penyimpanan pemasok, dan biaya kesempatan yang
Universitas Kristen Petra
24
dibebankan (TIev). Total biaya persediaan pemasok dapat dimodelkan sebagai
berikut:
(
)
(4.34)
Fungsi tujuan biaya total supply chain terdiri dari penjumlahan biaya total
persediaan pembeli dan biaya total persediaan pemasok. Biaya total supply chain
dapat dimodelkan sebagai berikut:
(
( ⁄ )
(
⁄ )
⁄
) (
) (
)
(
)
(4.35)
4.5.2. Kasus 3.2
Kasus ini memiliki syarat bahwa harga produk (pr) untuk setiap
permintaan (d) hingga waktu penundaan pertama (M1) beserta bunga tahunan
bank (Ie) untuk setiap permintaan (d) hingga (M1) memiliki nilai atau nominal
yang lebih kecil daripada harga beli produk tiap produk (c) untuk setiap
permintaan (D) hingga waktu siklus pemenuhan permintaan (T) atau dapat
dituliskan dengan (prdM1+IeprdM12/2<cdT). Syarat kedua dalam kasus ini bahwa
harga produk (pr) untuk setiap permintaan (d) pada rentang waktu antara waktu
penundaan pertama (M1) dan waktu penundaan kedua (M2) beserta bunga
penundaan tahunan bank (Ie) untuk setiap waktu penundaan pertama (M1) dan
waktu penundaan kedua (M2) lebih besar atau sama dengan harga beli produk (c)
untuk setiap permintaan (d) pada periode siklus pemenuhan (T) beserta harga
produk (pr) untuk setiap permintaan (d) pada siklus periode hingga penundaan
pertama M1 dan bunga tahunan bank (Ie) untuk setiap permintaan (d) pada siklus
periode hingga penundaan pertama (M1) atau dapat dituliskan dengan
(prd(M2-M1)+prIed(M2-M1)2/2)≥(cdTprdM1+prIedM1
2/2).
Biaya kesempatan (TIev) daripada pemasok pada kasus ini dapat dilihat
pada Gambar 4.3 atau sama dengan biaya kesempatan pada kasus dua. Dua
kemungkinan terdapat pada kasus ini, pada saat waktu periode produksi lebih
kecil daripada periode penundaan pertama (M1) atau pada saat waktu periode
produksi lebih besar atau sama dengan periode penundaan pertama (M1).
Universitas Kristen Petra
25
Pemasok pada kasus ini akan mendapat keuntungan dari bunga penundaan
(Ic1) dari pembeli. Total bunga penundaan (TIc1) yang diterima pemasok atau
dibayar pembeli dapat dilihat pada Gambar 4.5 serta pada kasus ini sama dengan
model matematis kasus 2.2. Bunga keuntungan pembeli (TIeb) pada kasus ini
memiliki model matematis yang sama dengan kasus 2.2.
Kasus 3.2a memiliki periode penundaan pembayaran pertama (M1) yang lebih
besar daripada (wT/K). Fungsi tujuan biaya total dari pembeli pada kasus ini
terdiri dari biaya pengadaan atau biaya pemesanan pembeli, biaya transportasi,
biaya penyimpanan pembeli, bunga biaya penundaan (TIc1), dan biaya kesempatan
pembeli yang mungkin timbul dikurangi dengan total bunga yang diterima
pembeli (TIeb). Total biaya persediaan pembeli dapat dimodelkan sebagai berikut:
(
( ⁄ )
(
⁄ )
⁄
) (
)
(
(
))
(
) (4.36)
Fungsi tujuan biaya total dari pemasok terdiri dari biaya persiapan
produksi pemasok, biaya penyimpanan pemasok, dan biaya kesempatan yang
dibebankan (TIev) dikurangi dengan bunga yang diterima (TIc1). Total biaya
persediaan pemasok dapat dimodelkan sebagai berikut:
(
)
(
)
( (
))
(4.37)
Fungsi tujuan biaya total supply chain terdiri dari penjumlahan biaya total
persediaan pembeli dan biaya total persediaan pemasok. Biaya total supply chain
dapat dimodelkan sebagai berikut:
(
( ⁄ )
(
⁄ )
⁄
) (
)
( (
))
(
)
(
)
(
)
( (
))
(4.38)
Universitas Kristen Petra
26
Kasus 3.2b memiliki periode penundaan pembayaran pertama (M1) yang
lebih kecil atau sama dengan (wT/K). Fungsi tujuan biaya total dari pembeli pada
kasus ini terdiri dari biaya pengadaan atau biaya pemesanan pembeli, biaya
transportasi, biaya penyimpanan pembeli, bunga biaya penundaan (TIc1), dan
biaya kesempatan pembeli yang mungkin timbul dikurangi dengan total bunga
yang diterima pembeli (TIeb).
(
( ⁄ )
(
⁄ )
⁄
) (
)
(
(
))
(
)
(4.39)
Fungsi tujuan biaya total dari pemasok terdiri dari biaya persiapan
produksi pemasok, biaya penyimpanan pemasok, dan biaya kesempatan yang
dibebankan (TIev) dikurangi dengan bunga yang diterima (TIc1). Total biaya
persediaan pemasok dapat dimodelkan sebagai berikut:
(
)
( (
))
(4.40)
Fungsi tujuan biaya total supply chain terdiri dari penjumlahan biaya total
persediaan pembeli dan biaya total persediaan pemasok. Biaya total supply chain
dapat dimodelkan sebagai berikut:
(
( ⁄ )
(
⁄ )
⁄
) (
)
( (
))
(
)
(
)
(
(
))
(4.41)
4.5.3. Kasus 3.3
Kasus ini memiliki syarat bahwa harga produk (pr) untuk setiap
permintaan (d) hingga waktu penundaan pertama (M1) beserta bunga penundaan
pemasok (Ic1) untuk setiap permintaan (d) hingga (M1) memiliki nilai atau
Universitas Kristen Petra
27
nominal yang lebih kecil daripada harga beli produk tiap produk (c) untuk setiap
permintaan (d) hingga waktu siklus pemenuhan permintaan (T) atau dapat
dituliskan dengan (prdM1+Ic1prdM12/2<cdT). Syarat kedua dalam kasus ini bahwa
harga produk (pr) untuk setiap permintaan (d) pada periode jedah penundaan
antara (M1) dan (M2) ditambah dengan bunga penundaan (Ic2) untuk setiap
permintaan (d) pada periode penundaan antara (M1) dan (M2) lebih kecil daripada
biaya produk (pr) untuk setiap permintaan (d) dalam waktu siklus pemenuhan
permintaan (T) dikurangi dengan biaya produk (pr) untuk setiap permintaan (d)
hingga periode penundaan (M1) dikurangi biaya produk (pr) untuk setiap
permintaan (D) dengan suku bunga penundaan pertama (Ic1) atau dapat ditulis
dengan (prd(M2-M1)+prIc2(M2-M1)2/2)<(cdT-prdM1-prIc1dM1
2/2).
Gambar 4.6. Bunga Penundaan yang Didapatkan Pemasok atau yang Dibayar
Pembeli
Sumber : Siek (2012, p.32)
Pembeli memiliki bunga keuntungan (TIeb) yang sama dengan yang ada
pada kasus 2.2a. Pemasok memiliki biaya kesempatan (TIev) yang sama dengan
yang ada pada kasus 2, dimana terdapat dua kemungkinan antara laju produksi
(wT/K) lebih kecil dari periode penundaan pertama (M1) atau laju produksi (wT/K)
lebih besar atau sama dengan periode penundaan pertama (M1). Pemasok
mendapatkan bunga penundaan sebesar (TIc2) karena siklus pemenuhan
permintaan (T) lebih besar daripada periode penundaan yang kedua (M2).Bunga
M1
T
Unit
M2
Universitas Kristen Petra
28
yang didapatkan oleh pemasok atau yang harus dibayar pembeli dapat
digambarkan pada Gambar 4.6, serta dimodelkan sebagai berikut:
(
) ( ) (
) (4.42)
( (
)) (4.43)
( (
)) ( ( )
( )
) (4.44)
Kasus 3.3a memiliki periode penundaan pembayaran pertama (M1) yang lebih
besar daripada (wT/K). Fungsi tujuan biaya total dari pembeli pada kasus ini
terdiri dari biaya pengadaan atau biaya pemesanan pembeli, biaya transportasi,
biaya penyimpanan pembeli, bunga biaya penundaan (TIc2), dan biaya kesempatan
pembeli yang mungkin timbul dikurangi dengan total bunga yang diterima
pembeli (TIeb). Total biaya persediaan pembeli dapat dimodelkan sebagai berikut:
(
( ⁄ )
(
⁄ )
⁄
) (
) ( (
) ( )
(
)) (
) (4.45)
Fungsi tujuan biaya total dari pemasok terdiri dari biaya persiapan
produksi pemasok, biaya penyimpanan pemasok, dan biaya kesempatan yang
dibebankan (TIev) dikurangi dengan bunga yang diterima (TIc2). Total biaya
persediaan pemasok dapat dimodelkan sebagai berikut:
(
)
(
) ( (
) ( )
(
)) (4.46)
Fungsi tujuan biaya total supply chain terdiri dari penjumlahan biaya total
persediaan pembeli dan biaya total persediaan pemasok. Biaya total supply chain
dapat dimodelkan sebagai berikut:
Universitas Kristen Petra
29
(
( ⁄ )
(
⁄ )
⁄
) (
) ( (
) ( )
(
)) (
)
(
)
(
)
( (
) ( ) (
)) (4.47)
Kasus 3.3b memiliki periode penundaan pembayaran pertama (M1) yang
lebih kecil atau sama dengan (wT/K). Fungsi tujuan biaya total dari pembeli pada
kasus ini terdiri dari biaya pengadaan atau biaya pemesanan pembeli, biaya
transportasi, biaya penyimpanan pembeli, bunga biaya penundaan (TIc2), dan
biaya kesempatan pembeli yang mungkin timbul dikurangi dengan total bunga
yang diterima pembeli (TIeb). Total biaya persediaan pembeli dapat dimodelkan
sebagai berikut:
(
( ⁄ )
(
⁄ )
⁄
) (
) ( (
) ( )
(
)) (
) (4.48)
Fungsi tujuan biaya total dari pemasok terdiri dari biaya persiapan
produksi pemasok, biaya penyimpanan pemasok, dan biaya kesempatan yang
dibebankan (TIev) dikurangi dengan bunga yang diterima (TIc2). Total biaya
persediaan pemasok dapat dimodelkan sebagai berikut:
(
)
( (
) ( ) (
))
(4.49)
Fungsi tujuan biaya total supply chain terdiri dari penjumlahan biaya total
persediaan pembeli dan biaya total persediaan pemasok. Biaya total supply chain
dapat dimodelkan sebagai berikut:
(
( ⁄ )
(
⁄ )
⁄
) (
) ( (
) ( )
(
)) (
)
(
)
( (
) (
) (
)) (4.50)
Universitas Kristen Petra
30
4.6. Algoritma Perhitungan
Gambar 4.7. Algoritma GA Untuk Optimasi Variabel Keputusan
START
Hitung fitness tiap kromosom
dalam populasi
Ya Kondisi
berhenti? End
Ambil dua pasang kromosom untuk
reproduksi
Ubah kromosom dengan
populasi kromosom baru Ya
Jumlah populasi
baru sama
dengan populasi
lama?
Mutasi kromosom yang terpilih akan
menghasilkan populasi baru
Crossover dua kromosom yang terpilih
akan menghasilkan dua offspring
Tidak
Tidak
Universitas Kristen Petra
31
Pada algoritma GA seperti Gambar 4.7, GA dimulai dengan menghitung
kecocokkan masing – masing kromosom pada populasi, kemudian dilakukan
pemeriksaan apakah sudah dapat berhenti atau belum. Apabila belum dapat
berhenti maka dengan crossover dan mutasi akan dilakukan produksi. Apabila
jumlah populasi baru telah sama dengan populasi yang lama kromosom baru akan
menggantikan kromosom yang lama dan jika populasi baru belum sama dengan
populasi lama maka akan dilakukan reproduksi ulang. Semua variabel yang
didapat dari metode GA akan dimasukkan pada fungsi tujuan menurut algoritma
Gambar 4.8.
Universitas Kristen Petra
32
Gambar 4.8. Algoritma Perhitungan Fungsi Tujuan