3. buku mahasiswa (1)

31
I. PENDAHULUAN Blok Hematolimfopoetik diberikan pada mahasiswa semester tiga. TIU dan TIK dari Sistem Haematologi ini disajikan pada permulaan buku modul ini agar tutor dan mahasiswa dapat mengerti secara menyeluruh tentang konsep dasar mekanisme penyakit yang akan didiskusikan. Blok terdiri dari enam skenario yang menunjukkan beberapa tanda & gejala klinik yang bisa ditemukan pada berbagai penyakit yang ada kaitannya dengan sistem haematologi. Diskusi bukan hanya difokuskan pada inti permasalahan tetapi juga akan dibicarakan semua hal yang ada hubungannya dengan hal tersebut. Mahasiswa harus mampu menjelaskan semua aspek tentang fisiologi hematologi, yaitu ; hematopoiesis, metabolisme sel, zat gizi pembekuan darah, kelainan-kelainan hematologi, penyakit-penyakit yang berkaitan dengan perdarahan, patologi klinik darah, gambaran radiologi, gambaran histopatologi, gejala klinis dan terapi pada penderita penyakit/kelainan sistem haematologi. Diskusi kelompok harus mengikuti 7 langkah pemecahan masalah yang akan diberikan pada petunjuk selanjutnya. Sebelum menggunakan buku ini, tutor dan mahasiswa harus membaca TIU dan TIK sehingga diharapkan diskusi tidak menyimpang dari tujuan, dan dapat dicapai kompetensi minimal yang diharapkan. Peran tutor dalam mengarahkan tutorial sangat penting. Bahan untuk diskusi bisa diperoleh dari bahan bacaan yang tercantum pada akhir modul ini. Kemungkinan seorang ahli 1

Upload: muzammil-bin-yusuf

Post on 27-Oct-2015

60 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

fk unaya

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUAN

Blok Hematolimfopoetik diberikan pada mahasiswa semester tiga. TIU dan TIK dari

Sistem Haematologi ini disajikan pada permulaan buku modul ini agar tutor dan mahasiswa

dapat mengerti secara menyeluruh tentang konsep dasar mekanisme penyakit yang akan

didiskusikan.

Blok terdiri dari enam skenario yang menunjukkan beberapa tanda & gejala klinik yang

bisa ditemukan pada berbagai penyakit yang ada kaitannya dengan sistem haematologi. Diskusi

bukan hanya difokuskan pada inti permasalahan tetapi juga akan dibicarakan semua hal yang ada

hubungannya dengan hal tersebut. Mahasiswa harus mampu menjelaskan semua aspek tentang

fisiologi hematologi, yaitu ; hematopoiesis, metabolisme sel, zat gizi pembekuan darah,

kelainan-kelainan hematologi, penyakit-penyakit yang berkaitan dengan perdarahan, patologi

klinik darah, gambaran radiologi, gambaran histopatologi, gejala klinis dan terapi pada penderita

penyakit/kelainan sistem haematologi. Diskusi kelompok harus mengikuti 7 langkah pemecahan

masalah yang akan diberikan pada petunjuk selanjutnya.

Sebelum menggunakan buku ini, tutor dan mahasiswa harus membaca TIU dan TIK

sehingga diharapkan diskusi tidak menyimpang dari tujuan, dan dapat dicapai kompetensi

minimal yang diharapkan. Peran tutor dalam mengarahkan tutorial sangat penting. Bahan untuk

diskusi bisa diperoleh dari bahan bacaan yang tercantum pada akhir modul ini. Kemungkinan

seorang ahli dapat memberikan kuliah dalam pertemuan konsultasi antara kelompok mahasiswa

peserta diskusi dengan ahli yang bersangkutan yang bisa diatur dengan dosen yang bersangkutan.

Penyusun mengharapkan buku modul ini dapat membantu mahasiswa dalam

memecahkan masalah penyakit sistem haematologi dan yang akan disajikan pada sistem

selanjutnya.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah selesai mempelajari modul ini, maka siswa diharapkan dapat menjelaskan tentang

proses hematopoiesis, mengenal sel-sel darah, metabolisme darah, penyebab, patofisiologi,

diagnostik, penatalaksanaan, komplikasi, pencegahan, dan penyakit/gangguan hematologi.

1

I. Sasaran Pembelajaran

Menggunakan keterampilan generik yang telah dikuasainya. Mahasiswa akan mampu

menjelaskan dasar biomedik berbagai masalah klinik yang menyangkut :

o Organ-organ Hematolimfopoetik

o Pengaturan Hematolimfopoetik

o Cara menilai Hematolimfopoetik

Menggunakan Keterampilan yang telah dikuasai. Mahasiswa akan mampu :

o Melakukan anamnesis yang lengkap dan akurat pada penderita dengan gejala anemia.

o Melakukan pemeriksaan fisik umum.

o Melakukan pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan anemia.

o Melakukan prosedur klinik dasar pada penderita dengan gejala anemia.

Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Mahasiswa akan mampu menjelaskan

dasar biomedik berbagai masalah klinik yang menyangkut eritrosit dan kelainan-kelainan

yang mungkin terjadi meliputi :

o Anemia.

o Talasemia.

o Polisitemia.

Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan laboratorium haematologi dan menganalisa

hasilnya yang meliputi :

o Pemeriksaan kadar haemoglobin.

o Menghitung jumlah eritrosit.

o Menghitung retikulosit

o Pemeriksaan haematokrit

o Pemeriksaan sediaan apusan darah

Mahasiswa mampu menjelaskan konsep proses patofisiologi berbagai kelainan eritrosit

o mahasiswa mampu menjelaskan rencana penatalaksanaan, rencana monitoring

pengobatan berbagai masalah klinis menyangkut kelainan Hematolimfopoetik (T & K).

2

o mahasiswa mampu menjelaskan upaya pencegahan, tindakan rehabilitasi berbagai

masalah klinis menyangkut kelainan Hematolimfopoetik (T & K).

o mahasiswa mampu menjelaskan upaya penatalaksanaan berbagai masalah klinis

menyangkut kelainan Hematolimfopoetik khususnya tranfusi darah (T).

o mahasiswa mampu menjelaskan indikasi, kebutuhan serta efek samping pemberian

tranfusi darah (T & K).

o mahasiswa mampu melakukan anamnesis dalam upaya mencari tanda/kelainan berbagai

masalah klinis menyangkut kelainan Hematolimfopoetik (T & K ).

o mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik dalam upaya mencari tanda/kelainan

berbagai masalah klinis menyangkut kelainan Hematolimfopoetik (SL).

o mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan penunjang dalam upaya mencari tanda/

kelainan berbagai masalah klinis menyangkut kelainan Hematolimfopoetik (SL).

o mahasiswa mampu memberikan penjelasan mengenai pengelolaan pasien & prosedur

tindakan yang akan dilakukan dikarenakan berbagai masalah klinis menyangkut kelainan

Hematolimfopoetik (T & SL).

o Melalui keterampilan generik yang dikuasainya mahasiswa mampu melakukan edukasi,

penjelasan upaya pencegahan serta monitoring terapi pada penderita dengan berbagai

masalah klinis menyangkut kelainan (T).

Menggunakan keterampilan generik yang telah dikuasai mahasiswa akan mampu :

o Melakukan anamnesis yang lengkap dan akurat pada penderita dengan gejala leukemia.

o Melakukan pemeriksaan fisik umum.

o Melakukan pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan leukemia.

o Melakukan prosedur klinik dasar pada penderita dengan gejala leukemia.

Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, mahasiswa akan mampu menjelaskan

dasar biomedik berbagai masalah klinik yang menyangkut leukosit dan kelainan-kelainan

yang mungkin terjadi meliputi :

o Leukemia (AML, CML, ALL, CLL).

o Limfoma maligna.

o Multipel Mieloma.

3

Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan laboratorium haematologi dann menganalisa

hasilnya yang meliputi :

o Pemeriksaan kadar haemoglobin.

o Menghitung jumlah leukosit.

o Pemeriksaan sediaan apus darah tepi.

Mahasiswa mampu menjelaskan konsep proses patofisiologi berbagai kelainan leukosit.

Mahasiswa mampu menyusun dan menjelaskan rencana pengobatan terhadap berbagai

kelainan leukemia.

Menggunakan keterampilan generik yang telah dikuasai, mahasiswa akan mampu :

o Melakukan anamnesis yang lengkap dan akurat pada penderita dengan kelainan

hemostasis.

o Melakukan pemeriksaan fisik umum.

o Melakukan pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan kelainan hemostasis.

o Melakukan prosedur klinik dasar pada penderita dengan kelainan hemostasis.

Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, mahasiswa akan mampu menjelaskan

dasar biomedik berbagai masalah klinik yang menyangkut trombosit, pembuluh darah, dan

faktor pembekuan, serta kelainan-kelainan yang mungkin terjadi :

o ITP (Idiopathic Thrombocytopenic Purpura).

o Hemofilia .

o Penyakit von Willebrand.

o DIC (Disseminated Intravascular Coagulation).

Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan laboratorium haematologi dan menganalisa

hasilnya yang meliputi :

o Pemeriksaan hitung jumlah trombosit.

o Waktu perdarahan.

o Waktu pembekuan.

o Retrasi bekuan.

o Pemeriksaan apus darah.

4

Mahasiswa mampu menjelaskan konsep proses patofisiologi berbagai kelainan hemostasis.

Mahasiswa mampu menyusun dan menjelaskan rencana pengobatan terhadap berbagai

kelainan hemostasis.

III. AREA KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI OLEH MAHASISWA.

Area 1 : Komunikasi Efektif

1. Mampu Menyimpulkan kembali masalah pasien, kekhawatiran maupun harapanya.

2. Mampu mengunakan open-ended maupun closed question dalam mengali informasi

(move from opening to closed question properly)

3. Meminta penjelasan pada pasien terhadap pernyataan (statement) yang kurang dimengerti

Area 2 : Keterampilan Klinis

1. Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis dengan jelas dan benar

2. Menetukan pemeriksaan penunjang untuk penanpisan penyakit.

3. Memilih prosedur kedaruratan Klinis sesuai kebutuhan pasien atau menetapkan rujukan.

Area 3 : Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran

1. Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan molekuler

2. Menjelaskan perubahan proses patofisiologis setelah pengobatan

3. Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh tindakan

4. Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan pengobatan.

5. Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada penanganan penyakit.

Area 5 : Pengelolaan Informasi

Menerapkan keterampilan dasar pengelolaan informasi untuk menghimpun data relavan

menjadi arsip pribadi.

Area 6 : Mawas Diri dan Pengembangan Diri

5

Riwayat PenyakitKebiasaan SosialTanda-tanda

ParasitologiPatologi KlinikEKG, EcokardiografiRadiologi

Symptoms

Anamnesis Pemeriksaan Fisik

Klinis

Pemeriksaan Penunjang

Gangguan Haematologi

BMD Penatalaksanaan

Komplikasi

Bedah/ Non Bedah

Preventive dan promotion

Biokimia

PK

PA

Mempertimbangkan aspek etis dan moral dalam hubungan dengan petugas kesehatan

lain, serta bertindak secara profesional.

IV. TOPIK TREE

6

FORMAT AKTIVITAS BELAJAR

Aktifitas belajar dirancang dalam bentuk PBL (Problem Based Learning) dengan beberapa

aktivitas belajar dipersiapkan untuk mencapai kompetensi pada modul ini berupa :

1. Kuliah pakar

2. Diskusi Tutorial

3. Skill Lab

4. Praktikum

5. Belajar Mandiri

6. Konsultasi Pakar

Ad. 1. Kuliah Pakar

Kuliah pakar diberikan oleh seseorang yang dianggap memiliki kompetensi akademik dalam

bidang yang menjadi topic masalah yang dibahas dalam diskusi dan tutorial. Kuliah pakar

seminggu dapat berlangsung 2-5 kali, diruang kuliah. Kuliah pakar ini dikemas dalam bentuk

komunikasi dua arah. Kuliah pakar akan sangat membantu mahasiswa mengintegrasikan

pengetahuan yang didapatkanya melalui proses belajar mandiri, praktikum maupun diskusi.

Kuliah – kuliah dalam Blok Hematolimfopoetiki ini adalah :

No Judul Kuliah Bagian Pemberi Kuliah

1. Pengantar Hematolimfopoetik Medical Education Unit Dr. Amirul Hadi

2. Fisiologi Darah Fisiologi Dr. Aditiya Candra

3. Kelainan Darah Patologi Klinik Specialis patologi klinik

4. Anemia : anemia hemolitik,

anemia aplastik, anemia

defisiensi besi, anemia

megaloblastik dan anemia

hemoragik

Penyakit Dalam Dr.Marna, SpPD

7

5. Limfadenopati Dr.Marna, SpPD

6. Leukemia pada anak dan

dewasa

Penyakit Dalam Dr.Syamsu Umar, SpPD

7. Gangguan Hemostasis Penyakit Dalam Dr.Marna, SpPD

8. Tranfusi darah Penyakit Dalam Specialis patologi klinik

9. Kelainan darah akibat

penyakit lain.

Penyakit Dalam Dr.H.Arief Fadillah, SpPD-

Finasim

10. ITP Penyakit Dalam Dr.Marna, SpPD

11 Hemofili Penyakit dalam Dr.H.Arief Fadillah, SpPD-

Finasim

12 Farmakologi Hematologi Fakmakologi

13 Pemeriksaan Kimia darah Patologi Klinik Specialis patologi klinik

14 Tranfusi darah Penyakit Dalam Dr.Syamsu Umar, SpPD

15 PLENO Medical Education Unit

Ad. 2 Diskusi Tutorial

Pra tutorial

1. Mempelajari dengan seksama modul ini termasuk TIU dan TIK

2. Jika ada materi yang tidak jelas mohon ditanyakan pada dosen pengampu (nama, no

telfon setiap dosen pengampu terlampir)

3. Membuat rencana pembelajaran

4. Membuat tabulasi penyakit penyakit yang menyebabkan produksi kurang dan

menghubungkannya dengan kata kunci

5. Mengecek kelengkapan ruang tutorial

Tutorial tahap 1,

1. Membantu mahasiswa menunjuk ketua dan sekertaris kelompok

2. Memfasilitasi diskusi agar berjalan sesuai urutannya yaitu :

Menyusun kata kunci

Membahas TIU dan TIK

Membuat daftar pertanyaan sebanyak banyaknya yang diarahkan ke TIK

8

Menjawab pertanyaan-pertanyaan

Membuat tabulasi penyakit penyakit yang menyebabkan kencing kurang dan

menghubungkannya dengan kata kunci

Membuat tujuan pembelajaran selanjutnya

Membagi tugas pencarian informasi berdasarkan jenis penyakit yang

menimbulkan kencing kurang

3. Melakukan penilaian untuk mahasiswa dan menandatanganinya

4. Mengecek kehadiran mahasiswa dan menandatangani daftar hadirnya

5. Mengingatkan mahasiswa agar pertemuan selanjutnya masing masing sudah mengisi

lembaran kerja

Tutorial tahap 2

6. Mengecek apakah mahasiswa datang dengan membawa lembaran kerjanya

7. Memfasilitasi diskusi agar berjalan sesuai urutannya yaitu :

Melaporkan informasi tambahan yang baru diperolehnya

Mahasiswa mendiskusikan satu persatu penyakit yang bergejala utama produksi

kencing kurang, etiologinya, patomekanismenya, cara mendiagnosis (anamnesis,

inspeksi, palpasi perkusi dan auskultasi, pemeriksaan penunjang dan

penatalaksanaannya.

Mahasiswa menganalisa kembali tabulasi yang dibuat berdasarkan setiap

penyakit dan kata kunci.

Mengurutkan penyakit mulai dengan diagnosis terdekat sampai diagnosis yang

terjauh

Tutor menanyakan beberapa pertannyaan mendasar yang perlu diketahui

mahasiswa dan mendiskusikannya

Mahasiswa membuat tujuan pembelajaran selanjutnya dengan mencatat

pertanyaan yang belum terjawab untuk dicari pada perpustakaan, ditanyakan

langsung kepada dosen pengampu atau ditanyakan dalam diskusi panel.

8. Membuat penilaian terutama saat mahasiswa melaporkan informasi yang diperoleh.

9. Mengecek kehadiran mahasiswa dan menandatangani daftar hadirnya.

Saat Panel Diskusi

9

1. Wajib mengikuti diskus panel

2. Membuat penilaian pada penampilan, cara menjawab, isi jawaban dan lain-lain pada

mahasiswa yang melapor atau menjawab pertanyaan.

Setelah satu Seri Tutorial Selesai

1. Mengumpulkan semua absensi kelompok di Koordinator PBL

2. Membuat penilaian ahir: dari semua nilai

3. Memeriksa laporan mahasiswa bersama nara sumber

Tugas dan Kewajiban Mahasiswa

Tugas Untuk Mahasiswa

1. Setelah membaca dengan teliti skenario di atas, mahasiswa mendiskusikannya dalam satu

kelompok diskusi yang terdiri dari 12-15 orang, dipimpin oleh seorang ketua dan sekretaris

yang dipilih oleh mahasiswa sendiri. Ketua dan sekretaris ini sebaiknya berganti-ganti pada

setiap kali diskusi. Diskusi kelompok ini bisa dipimpin oleh tutor atau secara mandiri

2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku

ajar, majalah, slide, tape atau video, dan internet, untuk mencari informasi tambahan.

3. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor), melakukan curah pendapat bebas antar

anggota kelompok untuk menganalisa dan atau mensintese informasi dalam menyelesaikan

masalah.

4. Melakukan penilaian atas pelaksanaan tutorial pada umunya dan kinerja tutor

5. Melakukan penilaian atas kinerja mahasiswa lain dalam kelompoknya.

6. Berkonsultasi pada nara sumber yang ahli pada permasalahan dimaksud untuk memperoleh

pengertian yang lebih mendalam (tanya pakar).

7. Mengikuti kuliah khusus (kuliah pakar) dalam kelas untuk masalah yang belum jelas atau

tidak ditemukan jawabannya..

8. Melakukan praktikum di laboratorium Anatomi dan Histologi.

9. Melakukan latihan di Laboratorium Keterampilan Klinik

Dalam semua aktivitas mahasiswa diharuskan memakai Name tag dan mematuhi semua tata

tertib yang ada.

10

PROSES PEMECAHAN MASALAH

Dalam diskusi kelompok, mahasiswa memecahkan problem yang terdapat dalam skenario ini,

dengan melakukan 7 langkah di bawah ini :

1. Klarifikasi isitilah yang tidak jelas dalam skenario di atas dan tentukan minimal 5 kata

kunci.

2. Identifikasi problem penting dalam skenario di atas, dengan membuat pertanyaan mendasar.

3. Analisa problem-problem tersebut dengan brain storming menjawab pertanyaan-pertanyaan

di atas.

4. Urutkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas.

5. Tentukan tujuan pembelajaran selanjutnya yang ingin dicapai oleh mahasiswa atas kasus di

atas.

Langkah 1 sd 5 dilakukan dalam diskusi pertama bersama tutor.

6. Cari informasi tambahan tentang kasus di atas di luar kelompok tatap muka. Langkah 6

dilakukan dengan belajar sendiri-sendiri atau diskusi berkelompok tidak dengan tutor.

7. Laporkan hasil diskusi dan sintesis informasi-informasi yang baru ditemukan.

Langkah 7 dilakukan dalam kelompok diskusi dengan tutor.

Bila pada pelaporan masih ada pertanyaan-pertanyaan yang masih membutuhkan informasi

baru maka proses 6 diulangi lagi dan seterusnya.

Penjelasan : Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang

diperlukan untuk sampai pada kesimpulan akhir, maka proses 6 bisa diulangi, dan

selanjutnya dilakukan lagi langkah 7.

Kedua langkah diatas bisa diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah informasi dirasa

cukup maka pelaporan dilakukan dalam diskusi akhir, yang biasanya dilakukan dalam bentuk

diskusi panel dimana semua pakar duduk bersama untuk memberikan penjelasan atas hal-hal

yang belum jelas.

Jadwal Kegiatan

11

Sebelum dilakukan pertemuan antara kelompok mahasiswa dan tutor, mahasiswa dibagi

menjadi kelompok-kelompok diskusi yang terdiri dari 15-17 orang tiap kelompok.

1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah untuk penjelasan dan

tanya jawab. Tujuan : menjelaskan tentang modul dan cara menyelesaikan modul, dan

membagi kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama buku modul dibagikan.

2. Pertemuan kedua : diskusi tutorial 1 dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih menjadi ketua

dan penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor Tujuan :

* Memilih ketua dan sekretaris kelompok,

* Brain-storming untuk proses 1 – 5,

* Pembagian tugas

3. Pertemuan ketiga: diskusi tutorial 2 seperti pada tutorial 1. Tujuan: untuk melaporkan

informasi baru yang diperoleh dari pembelajaran mandiri dan melakukan klassifikasi, analisa

dan sintese dari semua informasi.

4. Anda belajar mandiri baik sendiri-sendiri. Tujuan: untuk mencari informasi baru yang

diperlukan,

5. Diskusi mandiri; dengan proses sama dengan diskusi tutorial. Bila informasi telah cukup,

diskusi mandiri digunakan untuk membuat laporan penyajian dan laporan tertulis. Diskusi

mandiri bisa dilakukan berulang-ulang diluar jadwal.

6. Pertemuan keempat: diskusi panel dan tanya pakar. Tujuan: untuk melaporkan hasil

analisa dan sintese informasi yang ditemukan untuk menyelesaikan masalah pada skenario.

Bila ada masalah yang belum jelas atau kesalahan persepsi, bisa diselesaikan oleh para pakar

yang hadir pada pertemuan ini. Laporan penyajian dibuat oleh kelompok dalam bentuk sesuai

urutan yang tercantum pada buku kerja.

7. Masing-masing mahasiwa kemudian diberi tugas untuk menuliskan laporan tentang salah satu

penyakit yang memberikan gambaran seperti pada skenario yang didiskusikan pada

kelompoknya. Laporan ditulis dalam bentuk laporan penyajian dan laporan lengkap.

8. Pertemuan terakhir: laporan kasus dilakukan dalam kelas besar oleh masing-masing

mahasiswa.

Ad. 3. Skill Lab

12

Skill Lab dilakukan di ruangan skill lab yang terkait dengan modul I, dimana setiap kelompok

akan di bimbing oleh 1 orang instruktur yang telah ditunjuk. Skill lab dalam modul I terdiri

sebanyak 5 kali dimana sklil lab dimulai pada minggu pertama modul I dan berakhir padan

minggu ke lima modul I.

Minggu Materi Skill Lab Jenis Waktu Kelompok

II Pemeriksaan kadar

Haemoglobin

Demo

Belajar Mandiri

Evaluasi

2x50 menit 10 Kelompok

III Menghitung Jumlah Leukosit

Demo

Belajar Mandiri

Evaluasi

2x50 menit 10 Kelompok

IVPemeriksaan sediaan apus

darah tepi.

Demo

Belajar Mandiri

Evaluasi

2x50 menit 10 Kelompok

Ad. 4. Praktikum

Praktikum dilakukan di laboratorium yang terkait dengan Modul X dan bertujuan untuk

membantu mahasiswa memahami topic-topik dalam modul ini. Praktikum-praktikum dalam

modul ini adalah :

13

No Materi Praktikum Waktu Laboratorium Kelompok

1. fisiologi 2 x 50 menit Biomedik 15 kelompok (A&B)

2. Patologi klinik 2 x 50 menit Biomedik 15 kelompok (A&B)

3. biokimia 2 x 50 menit Biomedik 15 kelompok (A&B)

Ad. 5. Belajar Mandiri

Pada format belajar mandari ini diharapkan mahasiswa mampu untuk mencari, memahami,

mensitesa serta merekontruksi pengetahuan yang baru diperoleh dengan pengetahuan yang telah

dimiliki sebelumnya. Belajar mandiri terdiri dari 50 dari total waktu belajar, yaitu 20-25 jam

dalam seminggu (waktu belajar seminggu 45 jam). Belajar mandiri merupakan format utama

dalam PBL.

Ad. 6. Konsultasi Pakar

Konsultasi pakar bertujuan untuk membantu mahasiswa yang menghadapi kesulitan dalam

memahami materi yang ada maupun tidak terdapat dalam materi kuliah. Konsultasi pakar dapat

dilakukan dengan membuat janji dengan pakar untuk waktu konsultasi yang diketahui oleh pihak

Medical Education Unit (MEU).

Tim Pakar dalam modul ini adalah :

No Nama Bagian HP

1. Dr. Arif Fadillah, Sp.PD Ilmu Penyakit Dalam 08126914937

2. Dr. Marna , Sp.PD Ilmu penyakit dalam

3. Dr. syamsu umar, Sp.PD Ilmu penyakit dalam

4. Dr. specialis patologi klinik

PENILAIAN

Modul ini mempunyai kompentensi sedang dengan penilaian :

1. Nilai proses 40% teridir atas

14

a. Tutorial 20 %

b. Skill Lab 15 %

c. Praktikum 5 %

2. Nilai Ujian Akhir Modul 60%

Bagian utama yang terlibat :

1. Fisiologi

2. Patologi Klinik

3. Ilmu Penyakit Dalam

4. Obgin

Struktur Organisasi Block

Tim penyusun : 1. Dr. Amirul hadi

SARANA & PRASARANA

1. Ruang kuliah

2. Ruang tutorial

3. Ruang skills lab

4. Ruang praktikum

5. Ruang Audiovisual

6. Perpustakaan dan E-Lab

7. LCD, Komputer, Sound System

8. Buku referensi, CD, Jurnal, dll

15

Skenario I

“ ada apa dengan mereka”

Rani, perempuan 20 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan mudah lelah, malaise dan demam subfebril. Dokter Puskesmas melakukan pemeriksaan fisik, ditemukan konjungtiva anemis, sklera subikterik dan splenomegali. Hasil pemeriksaan darah rutin didapatkan Hb 7,2 g/dl, leukosit 10.800/mm3 LED 70/jam I, hitung jenis 0/2/3/65/24/6, sedangkan hasil pemeriksaan urine rutin dalam batas normal. Dokter bertanya apakah ada keluarga yang menderita penyakit seperti ini? Rani menjawab tidak tahu. Kemudian Dokter merujuk Rani ke bagian Penyakit Dalam RSU Tgk. Fakinah dengan diagnosis observasi anemia.

Dokter Penyakit Dalam melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah perifer lengkap, coomb’s test dan pemeriksaan penunjang lain yang sesuai. Ketika di IGD, Rani bertemu dengan temannya laki-laki 21 tahun yang terlihat pucat, karena baru saja mengalami kecelakaan lalulintas dengan perdarahan yang banyak. Rani kemudian dirawat di bagian Penyakit Dalam, sedangkan temannya dirawat di bagian Bedah. Rani bertanya apakah penyakitnya bisa sembuh dan bagaimana dengan temannya?Bagaimana anda menjelaskan apa yang dialami Rani dan temannya serta bagaimanapenatalaksanaannya?

16

Skenario II

“Anem manusia pucat”

Anem (laki-laki, 3 tahun) merupakan anak seorang buruh bangunan, tinggal diperumahan kumuh. Sehari-hari Anem hanya makan dengan nasi dan kerupuk, sangat jarang menikmati daging dan lauk-pauk. Anem dibawa berobat ke puskesmas karena sejak 1 minggu yang lalu terlihat pucat dan lesu diikuti lebam biru di lengannya. Dari anamnesis diketahui Anem pernah menderita demam tifoid dua bulan yang lalu. Dari pemeriksaan laboratorium di Puskesmas, didapatkan kadar Hb 5 g/dl, leukosit 2400/mm3, LED 80/jam I, hitung jenis 0/6/64/25/5. Dokter berkesimpulan bahwa Anem mengalami anemia dan leukopenia. Untuk mengetahui penyebabnya Anem dianjurkan dirujuk ke RSU ZA.

Di Rumah Sakit, dokter menanyakan pada orangtua perihal riwayat kebiasaan makan, penyakit yang pernah diderita dan riwayat pengobatan sebelumnya. Dari pemeriksaan didapatkan konjungtiva nemis, terdapat ptekie dan purpura pada badan dan tungkai. Tidak ditemukan limfadenopati dan hepatosplenomegali. Pada pemeriksaan darah lengkap didapatkan kadar hemoglobin 5,2 g/dl, leukosit 2000/mm3, trombosit 30.000/mm3, MCV 70 fl, MCH 25 pg, retikulosit 4 %. Dokter menganjurkan kepada orangtua agar Anem dirawat karena akan dilakukan pemeriksaan dan tatalaksana selanjutnya. Orang tuanya bertanya pada dokter, “Bagaimana kalau Anem tidak dirawat?”Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada Anem?

17

Skenario III

“ Pak bedo yang mencemaskan “

Pak Bedo (40 tahun) datang ke Puskesmas dengan keluhan utama bengkak pada leher kanan sejak 2 bulan yang lalu. Dari anamnesis diketahui bengkak di leher sejak 2 bulan yang lalu, bertambah besar dan tidak nyeri. Tidak ada batuk maupun demam. Berat badan stabil. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kelenjer limfe leher kanan membesar, 2 buah, masing-masing dengan ukuran 2x2x1,5 cm, kenyal, tidak nyeri tekan dan bisa digerakkan dari dasarnya. Tidak ada pembesaran kelenjer limfe ditempat lain. Pemeriksaan laboratorium rutin dalam batas normal.

Dokter menerangkan pada Pak Bedo, ada beberapa kemungkinan penyebab pembengkakan pada lehernya dan pengobatan sangat tergantung pada penyebabnya. Untuk itu dokter menyarankan Pak Bedo dirujuk ke RSU ZA. Pak Bedo dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan BAJAH dan/atau biopsi eksisi untuk mencari penyebabnya. Pak Bedo heran, kenapa pembengkakan leher yang kecil saja memerlukan pemeriksaan yang banyak. “Apakah penyakit ini tidak bisa sembuh?” tanya Pak Bedo dalam hati.Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada Pak Bedo?

18

Skenario IV

“Kenapa Ny. Kassian”

Ny. Kassian D.L. berusia 42 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan lemas, pucat, mudah lelah, kadang demam. Keluhan tersebut dirasakan sejak 6 bulan terakhir, akhir-akhir ini sering didapatkan perdarahan lewat hidung. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pucat, gizi kesan kurang. Suhu aksila 38,5 C, frekuensi nadi 108 x/menit, irama teratur, tekanan darah 124/78 mmHg, frekuensi nafas 18 x/menit. Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, papil lidah atrofi, tidak ditemukan pembengkakan gusi dan terdapat limfadenopati leher. Pada pemeriksaan abdomen ditemukan hepatomegali dan splenomegali. Hasil pemeriksaan laboratorium : Hb 7,5 gr/dL, jumlah leukosit 24.500 /mm3, jumlah trombosit 67.000 /mm3. Penderita dianjurkan dirujuk ke rumah sakit.

Menurut anda apa yang terjadi pada Ny.Kassian ?

19

Skenario V

“ Si Cantik yang malang “

Gadis Cantik sekali, gadis berusia 20 tahun, belum kawin, datang ke dokter dengan keluhan menorrhagia sudah berlangsung selama 2 minggu. Gejala ini baru pertama kali terjadi. Sebelumnya pasien tidak menderita sakit apapun, tidak panas, tidak ada riwayat trauma, dan tidak minum obat. Dari hasil pemeriksaan didapatkan purpura pada paha kanan dan kiri. Sehari kemudian keluhan bertambah yaitu perdarahan saat gosok gigi. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hemoglobin 10.0 g/dl, jumlha leukosit dan hitung jenis leukosit dalam batas normal, sedang jumlah trombosit 40.000/mm3. Dokter memberikan obat hemostatik dan memberi pengantar pemeriksaan laboratorium lengkap.

Bagai mana anda menjelaskan masalah yang dihadapi Gadis Cantik sekali ?

20

Skenario VI

“Ngebut berakibat maut”

Seorang pria berumur 23 tahun mengendarai sepeda motor dan mengalami kecelakanyang sangat parah. Karena kecelakaan tersebut, pria itu mengalami perdarahan hebat sehingga kehilangan cukup banyak darah dan tidak sadarkan diri. Warga sekitar segera membawanya ke UGD rumah sakit terdekat dan menghubungi anggota keluarga atau orang tuanya. Dokter yang menangani pasien tersebut menyarankan untuk dilakukan tranfusi darah yang sesuai gol darah serta Rhesus si pasien. Jika memungkinkan dari anggota keluaga atau segera menghubungi kantor PMI untuk mendapat pendonor yang memenuhi criteria atau gol darah yang sesuai.

Bagai mana pendapat anda menanggapi hal tersebut ?

21

THE SEVEN JUMPS

No Langkah Uraian

1 Identifikasi istilah / konsep Agar dapat memahami, mahasiswa perlu berusaha

mencari istilah dan konsep yang belum jelas atau

asing, dari scenario kemudian menjelaskannya untuk

menyamakan persepsi.

2 Identifikasi masalah Mahasiswa berusaha mencari masalah inti dan

masalah tambahan dalam scenario.

3 Analisa masalah Brainstorming/curah pendapat dengan menggali

masalah dan berusaha menjelaskan konsep dengan

menjelaskan pengetahuan yang mereka kuasai

sebelumnya (walaupun konsep dan penjelasannya

masih salah, tutor tidak perlu segera berkomentar).

4 Strukturisasi Berdasarkan langkah 2 dan 3, mahasiswa

mengelompokkan masalah dan konsep lalu

membentuk pola / skema yang sistematis dan

terangkai secara logis.

5 Identifikasi tujuan belajar Merumuskan hal-hal yang perlu dipelajari lebih

lanjut secara mandiri.

Masa belajar mandiri: perpustakaan, diskusi kelompok kecil kuliah, internet, konsultasi

pakar, dll.

6 Presentasi hasil belajar

mandiri

Melaporkan hasil belajar mandiri / temuan informasi

terkait dengan tujuan belajar yang dirumuskan

bersama langkah ke-5.

7 Sintesis Menyimpulkan pengetahuan yang telah diperoleh.

22

DAFTAR PUSTAKA

1. Dacie JV and Lewis SM. Practical Haematology, 9th ed. Churchill Livingstone,

Edinbu 1996.

2. Wintrobe’s Clinical Haematology, 1993

3. Fikrin F, Chesterman C, Penington D and Rush B. De Grunchy’s Clinical

Haematology in Medical Practice, 5th ed, Blackwell Scientific Publications,

Oxford, 1989.

4. Lanzkowsky P. Manual of Pediatric Haematology and Oncology, 2nd ed.

Churchill Livingstone, New York, 1995.

5. Nathan DG and Oski FA. Haematology of Infancy and Childhood, 3nd ed. WB

Sabders Co. Philadelphia, 1987.

6. Colby DS. Ringkasan Biokimia Harper, copyright CV EGC, Jakarta, 1996.

7. Hartono A, Biokimia Harper Edisi 24, Copyright dalam bahasa Indonesia, CV

EGC, Jakarta, 2000.

8. Maulany RF, Buku Ajar Bio Kimia Armstrong, edisi 3, copyright dalam bahasa

Indonesia, CV EGC, Jakarta, 1995.

9. Mongomery R, Dryer RL, Conway CW and Spector AA. Biokimia Suatu

Pendekatan Berorientasi Kasus, edisi 4, cetakan I, terjemahan Prof. DR. Ismadi.

UGM Press, Yogyakarta, 1993.

10. Tim penerjemah bagian Biokimia FKUI. Biokimia Lubert Stryer, edisi 4, hak

cipta terjemahan Indonesia, CV EGC, Jakarta, 1996.

11. Diat and Health, Implications for Reducing Chronic Disease Risk, National

Research Council, 1989.

12. Maria C Linder. Nutritional Biochemistry and Metabolism with Clinical

Application, 2nd ed, 1991.

13. L Kathleen Mahan and Marian Arlene. Krause’s Food, Nutrition and Diet

Theraphy, 8th ed, 1992.

23