2.1 definisi komunikasieprints.umm.ac.id/53986/3/bab ii.pdf7 bab ii tinjauan pustaka 2.1 definisi...
TRANSCRIPT
-
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Komunikasi
Carey dalam Alo Liliweri (2002) mendefinisikan komunikasi adalah suatu
proses ritual yang mengemukakan informasi melalui dua model, yakni model
transmisi yang berarti merepresentasikan pertukaran keyakinan atau informasi, dan
komunikasi sebagai pola dasar dalam menarik orang lain untuk bergabung dalam
kelompok. Berbeda dengan Effendy (1989) mengemukakan bahwa komunikasi
adalah proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang yang bermakna
pikiran dan perasaan yang dilakukan sesorang kepada orang lain secara langsung atau
tidak langsung dengan tujuan mengubah sikap, pandangan atau perilaku.
Misalnya seorang ibu yang menelpon anaknya yang ada di perantauan untuk
beribadah, termasuk dalam proses komunikasi. Selain konsep tersebut, Harold
Lasswell mengemukakan komunikasi adalah sebuah proses siapa yang
menyampaikan pesan, apa yang disampaikan, melalui media apa disampaikannya,
kepada siapa pesan disampaikan, bagaimana tanggapannya (Wiryanto,2004).
Menurut peneliti konsep yang diusung oleh Effendy adalah konsep yang tepat
untuk menjabarkan komunikasi yang berhubungan dengan budaya dalam bentuk
ritual.Karena pesan dari sebuah komunikasi tidak hanya berupa kata-kata melainkan
sebuah lambang pula.
-
8
2.1.1 Unsur Komunikasi
Berdasarkan definisi komunikasi oleh Harold Lasswell, terdapat unsur
komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu :
a. Sumber, bisa juga disebut pengirim (sender), komunikator.
Sumber adalah pihak yang mempunya kebutuhan untuk berkomunikasi,
sepertii individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara.
b. Pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Dalam
bentuk seperangkat simbol verbal dan nonverbal yang mewakili perasaan,
nilai, gagasan atau simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna.
c. Media atau saluran, alat yang digunakan untuk mengirim pesan dari sumber
kepada penerima.
d. Penerima, disebut juga komunikanadalah pihak yang menerima pesan dari
sumber.
e. Efek, apa yang terjadi pada penerima, saat ia menerima pesan (Mulyana,
2008:69-71)
Dari lima unsur Harols Lasswell diatas, Cangara (2002:53) menambahkan dua
unsur dalam bukunya “Pengantar Ilmu Komunikasi”, yaitu:
f. Tanggapan Balik (feedback), menurut Porter and Samovar, umpan balik
adalah informasi yang tersedia bagi sumber yang memungkin menilai
keefektifan komunikasi yang dilakukan.
-
9
g. Lingkungan, lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat
mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor disini dapat digolongkan atas
empat macam, yakni lingkungan fisik, sosial budaya, lingkungan psikologis,
dan dimensi wakt
2.1.2 Proses Komunikasi
Dalam proses komunikasi dibagi menjadi dua tahap, yaitu proses komunikasi
secara primer dan secara sekunder.
a. Proses Komunikasi Secara Primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol)
sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah
bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya, yang secara langsung
mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.
Bahwa bahasa yang paling banyak dipergunakan dalam komunikasi adalah jelas
karena hanya bahasa-lah yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada
orang lain.
Kial (gesture) memang dapat menerjemahkan pikiran seseorang sehingga
terekspresikan secara fisik. Tetapi, mengapaikan tangan, atau memainkan jari-jemari,
atau mengedipkan mata, atau menggerakan anggota tubuh lainnya, hanya dapat
mengkomunikasikan hal-hal tertentu saja (sangat terbatas)
-
10
Demikian pula isyarat dengan menggunakan alat, seperti asap, pentongan,
bedug, sirene, dan lain-lainnya, serta warna yang mempunyai makna tertentu. Kedua
lambang itu amat terbatas kemampuannya kepada orang lain.
Gambar sebagai lambang yang banyak dipergunakan dalam komunikasi
memang melebihi kial, isyarat dan warna dalam hal kemampuan menerjemahkan
pikiran seseorang, tetapi tetap tidak melebihi bahasa.Namun demi sebuah
keefektifitasan komunikasi lambang-lambang tersebut sering dipadukan
penggunaannya.
Berdasarkan paparan di atas, pikiran atau perasaan seseorang baru akan
diketahui ketika ada dampaknya kepada orang lain,apabila ditransmisikan dengan
menggunakan media primer tersebut, yakni lambang-lambang. Dengan perkataan
lain, pesan (message) yang disampaikan komunikator kepada komunikan terdiri dari
isi (The Content) dan lambang (symbol). Dengan demikian kita dapat mengetahui
betapa bahasa sangat penting dalam proses komunikasi. ( Effendy, 1986: 15-16)
a. Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan
komunikasinya, dikarenakan komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang
-
11
relatif jauh atau jumlahnya banyak.surat, telepon, teleks, surat kabar, radio, televisi
dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.
Pada umumnya ketika kita berbicara di dalam masyarakat, yang dinamakan
media komunikasi itu adalah media kedua sebagaimana diterangkan diatas.Jarang
sekali orang menganggap bahasa sebagai media komunikasi. Hal ini disebabkan
bahasa sebagai lambang (symbol) beserta isi (content) yakni pikiran atau perasaan
yang dibawanya, menjadi totalitas pesan (message), yang tampak tak dapat
dipisahkan. Pada akhirnya seiring berkembangnya masyarakat beserta peradaban dan
kebudayaannya, komunikasi bermedia (mediated communication) mengalami
kemajuan pula dengan memadukan komunikasi berlambang bahasa dengan
komunikasi berlambang gambar dan warna.
Dengan demikian, proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan
media yang dapat diklarifikasikan sebagai media massa (mass media) dan media nir-
massa atau media non-massa. (Effendy, 1986: 21-23).
2.1.3 Fungsi Komunikasi
William I Gorden dalam buku Mulyana (2008:24-33) membangi fungsi
komunikasi menjadi empat dan saling berhubungan, yaitu:
1. Komunikasi sosial
Komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi-diri,
untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari
-
12
tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan
memupuk hubungan dengan orang lain.
2. Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain,
namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk
menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut
dikomunikasikan terutama melalui pesan-pesan nonverbal.
3. Komunikasi Ritual
Erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual, yang
biasanya dilakukan secara korelasi.Suatu komunitas sering melakukan
upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, para
antropolog menyebutnya rites of passage.Mereka yang berpartisipasi dalam
bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka
kepada tradisi keluarga, komunitas, suku, bangsa, negara, ideologi atau agama
mereka.
4. Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental memiliki beberapa tujuan umum yaitu:
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan ,
dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga menghibur.
Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menerangkan (to inform)
mengandung muatan persuasif dalam arti pembicara menginginkan
pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikannya
akurat dan layak diketahui.
-
13
2.1.4 Model Komunikasi
Alo Liliweri dalam bukunya yang berjudul “Komunikasi Serba Ada Serba
Makna” membagi model komunikasi menjadi tujuh model, yakni:
a. Komunikasi satu arah dan Sellf-Action
Komunikasi satu arah ialah pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan
tidak dikehendaki adanya umpan balik dari penerima pesan.Para ahli
mengatakan bahwa model ini pesannya sangat terpusat.
b. Komunikasi Dua Arah dan Interaksi
Model ini memberi kedudukan sama kepada pengirim pesan dan penerima
pesan. Penerima pesan mendapat kesempatan untuk memberikan umpan balik
atas pesan yang diberikan oleh pengirim pesan.Pada model ini fokusnya pada
penerima.
c. Komunikasi Transaksi
Model yang membuat komunikasi menjadi efektif, memfokuskan pada makna
yang ada dalam sebuah pesan.Pada komunikasi transaksi, penerima pesan
memberikan umpan balik kepada pengirim pesan sampai keduanya sama-
sama memahami pesan yang telah dikirim atau disampaikan.
d. Model Transmisi
Model transmisi menggambarkan bahwa peran komunikasi massa sebagai
penerima atau pemancar pesan. Pada model ini diharapkan semua elemen
dalam komunikasi dapat digunakan dalam proses komunikasi.
-
14
e. Model Ritual dan Ekspresif
Komunikasi tidak hanya dimaknai sebagai proses pertukaran pesan, tetapi
komunikasi dimaknai sebagai representasi keyakinan dari keyakinan antara
anggota kelompok. Terdapat berbagi partisipasi dan kesamaan perasaan dalam
keyakinan, ideologi, dan keyakinan iman.Contohnya komunikasi yang terjadi
dalam upacara keagamaan, festifal seni budaya dan sebagainya.
f. Model Publisitas
Pesan dirancang sedemikian rupa agar dapat memperkenalkan,
memperlihatkan, mempertahankan nama dan kehormatan seseorang,
perkumpulan orang atau organisasi, melalui publisitas. Fokus pada pesan yang
terjadi pada proses komunikasi satu arah.
g. Model Resepsi
Pada model ini memfokuskan pada pesan dan penerima.Pesan yang telah
disampaikan tergantung bagaimana penerima menerjemahkan pesan tersebut
dan setiap orang berbeda.Contoh tayangan televisi yang memiliki rating tinggi
diasumsikan memiliki kualitas yang bagus, namun seberapa besar
kebenerannya tergantung resepsi setiap orang.
2.2 Definisi Kebudaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan budi dan perilaku manusia.Pendapat berbeda disampaikan
oleh sarjana lain yangmembedakan arti budaya dan kebudayaan. Budaya adalah
-
15
“daya dari budi” yang berupa cipta, karsa, dan rasa.Sedangkan kebudayaan adalah
hasil dari cipta, karsa, dan rasa tersebut.Dalam istilah antropologi-budaya perbedaan
tersebut tidak ada, budaya dianggap sebagai singkatan dari kebudayaan.
(Koentjaraningrat, 2002:181)
Masyarakat seringkali mendefinisikan kebudayaan dengan
sederhana.Memberi pengertian bahwa kebudayaan adalah seni, perlu diingat bahwa
kebudayaan melebihi seni tersebut karena kebudayaan termasuk jaringan kehidupan
antar manusia. Alo Liliweri (2002) mengartikan kebudayaan sebagai pandangan
hidup dari kelompok sosial dalam bentuk perilaku, kepercayaan, nilai, dan simbol-
simbol yang mereka terima tanpa dipikirkan, semuanya diwariskan melalui proses
komunikasi yang ditiru dari generasi ke generasi. Dari konsep tersebut dapat
dipahami bahwa suatu kebudayaan dimaknai sebagai pandangan hidup yang menjadi
kiblat manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Berbeda dengan Larry A. Samovar dan Richart E. Porter mengungkapkan
kebudayaan berarti simpanan akumulatif dari pengetahuan, pengalaman, kepercayan,
nilai, sikap, makna, hirarki, agama, pilihan wkatu, peranan, relasi ruang, konsep yang
luas, dan objek material atau kepemilikan yang dimiliki dan dipertahankan oleh
sekelompok orang atau generasi. Kebudayaan dapat diartikan sebagai ilmu
pengetahuan yang ditukarkan oleh sejumlah orang dalam sebuah kelompok yang
besar (Gudykunt dan Kim,1992). Lebih tegas Edward T.Hall mengatakan bahwa
kebudayaan adalah komunikasi dan komunikasi adalah kebudayaan (Edward T.Hall,
1981).
-
16
Nilai adalah konsep abstrak yang dimiliki individu mengenai apa yang
dianggap benar dan buruk, benar dan salah, diperkenankan dan tidak diperkenankan.
Salah satu unsur yang berkaitan dengan budaya adalah kepercayaan. Unsur lain yang
penting dalam sebuah kebudayaan adalah bahasa, sistem yang membuat kode dan
simbol secara verbal ataupun non verbal, sesuai keperluan komunikasi yang
dibutuhkan.
2.3 Definisi Ritual
Fox dalam Ni Wayan Sumitri (2016, 7) menjelaskan bahwa ritual adalah
upacara korban yang dilaksanakan dengan tujuan untuk memulihkan dan memelihara
keselarasan hubungan dengan Tuhan, roh leluhur, dan roh alam semesta.Seperti
dalam konteks budaya yang meliputi upacara adat, upacara kenegaraan, upacara
keagamaan. Lain pula Dedy Mulyanal dalam bukunya yang berjudu “Ilmu
Komunikasi: Suatu Pengantar”menggambarkan ritual sebagai peristiwa yang
sederhana. Misalnya anak mengatakan, “Bu, Pak, saya pergi,” sebelum ia pergi
kuliah, sambil menyalami atau mencium tangan orangtuanya. Seseorang mengatakan
selamat pagi kepada atasannya setiap ia masuk kantor atau seseorang mengucapkan
selamat tinggal sambilmelambaikan tangan ketika ia berpisah dengan orang yang
dicintainya di bandara udara. Ritual-ritual kecil itu berfungsi sebagai perekat
hubungan antar pribadi.
Peneliti mengambil kesimpulan bahwa ritual tidak hanya dilakukan secara
berkelompok akantetapi bisa dilakukan secara individu seperti yang dicontohkan oleh
Deddy Mulyana.Rumahuru dalam jurnal pembangunan Vol. 12 (2014)
-
17
mengemukakan bahwa di Indonesia ritual dibedakan menjadi dua yaitu ritual
kelompok dan ritual individu.
2.4 Komunikasi Sebagai Ritual
Menurut Carey, komunikasi lekat dengan sharing (saling berbagi), partisipasi,
asosiasi, pengikut, dan kepemilikan akan keyakinan bersama. Praktik-praktik
komunikasi yang dilakukan manusia pada dasarnya ditujukan untukmenjalin
interaksi. Carey juga menjelaskan bahwa proses komunikasi pada konteks ritual juga
tidak sekadar mengirim dan menerima pesan, akan tetapi ditujukkan untuk
memelihara dan menjaga nilai dan norma yang sudah dibentuk sejak lama. Dapat
diambil kesimpulan bahwa komunikasi dalam konsep ritual, memandang komunikasi
sebagai milik bersama yang digunakan untuk menjaga dan memlihara nilai dan norma
tertentu yang ada pada masyarakat(Tuti, 2015).
2.5 Komunikasi Ritual
James W. Carey dalam bukunya “Communication As Cultural Revisied
Edision”menyebutkan bahwa, ”In a ritual definition, communication is linked to
terms such as “sharing,” “participation,” “association,” “fellowship,” and “the
possession of a common faith.”Komunikasi ritual pun tidak secara langsung
ditujukan untuk menyebarluaskan informasi atau pengaruh tetapi untuk menciptakan,
menghadirkan kembali, dan merayakan keyakinan-keyakinan ilusif yang dimiliki
bersama.
-
18
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) komunikasi ritual adalah hal
ikhwal ritus atau tata cara dalam upacara keagamaan.
Selain konsep tersebut, Hamad (2006 ; 2-3) mendefinisikan komunikasi ritual
adalah hubungan yang erat dengan kegiatan berbagi, berpartisipasi, berkumpul,
bersahabat, dari suatu komunitas yang memiliki satu keyakinan yang sama.
Berdasarkan pemaparan konsep tersebut, peneliti menarik benang merah
bahwa komunikasi ritual tidak hanya menyampaikan pesan yang berisikan simbol-
simbol akan tetapi memiliki tujuan untuk mengubah cara pandang, berfikir, dan
bersikap dalam menciptakan , menghadirkan kembali, dan merayakan keyakinan
yang dimiliki bersama dapat diterapkan dengan hal-hal yang sederhana.
Salah satu contohnya adalah komunikasi ritual yang dilakukan oleh
masyarakat Aboge (Aliran Rebo Wage)akan membuat among atau sesaji berupa kopi
dan air putih. Pada hari tersebut dipercaya bahwa roh keluarga atau saudara akan
datang berkunjung, sehingga diberikan among agar para roh tersebut senang dan
merasa dihargai. Hal tersebut merupakan penerapan komunikasi ritual antara manusia
dengan kepercayaannya.Manusia bisa mengetahui bahwa roh tersebut merasa sedih
dari mimpi. Berbeda dengan ritual yang diselenggarakan ketika malam jumat legi,
masyarakat aboge akan melakukan selamatan yang dibagikan kepada tetangganya,
terdiri dari nasi dan lauk pauk kesukaan mendiang keluarga atau saudara yang sudah
meninggal seperti ikan bandeng, kue kering atau roti, ketan, dan buah. Pada
selamatan tersebut komunikasi yang terjadi anatara manusia dengan manusia yang
ada disekitarnya dalam sebuah keyakinan bersama.
-
19
Berbeda pula yang dibagikan oleh I Ketut Donder dalam bukunya yang
berjudul Esensi Bunyi Gamelan Dalam Prosesi Ritual Hindu: Perspektif Filosofis,
Psikologis, Sosiologis, dan Sains. Ritual Bhuta terfokus pada usaha berkomunikasi
dengan kekuatan halus atau roh yang disebut Bhuta. Ketika gamelan dimainkan,
suaranya akan mengundang setan untuk hadir.
Masyarakat Jawa khususnya Jawa Tengah terdapat Tradisi Nyadran yang
dilaksanakan dalam rangka menyambut bulan Ramadhan. Dalam tradisi tersebut
terdapat hubungan komunikasi ritual antara manusia dengan leluhur dan
Tuhan(www.wikipedia.org/wiki/Nyadran).
2.5.1 Karakteristik Komunikasi Ritual
Dalam memahami komunikasi ritual, perlu untuk memahami apa yang
menjadi karakteristik dalam komunikasi ritual, Andung (2010) menyajikan beberapa
karakteristik Komunikasi ritual sebagai berikut :
a. Komunikasi dimaknai sebagai kegiatan berbagi, berpartisipasi, berkumpul,
dan bersahabat dan memiliki keyakinan bersama.
b. Proses komunikasi ritual merujuk pada pandangan Carey menekankan bahwa
salah satu dari model komunikasi sosial, proses komunikasi ritual tidak
berpusatpada transfer (pemindahan) informasi, melainkan lebih
mengutamakan sharing (berbagi) mengenai budaya bersama.
c. Bahasa yang digunakan dalam komunikasi ritual adalah bahasa tutur lisan dan
simbolik.
http://www.wikipedia.org/wiki/Nyadran
-
20
d. Hal yang paling menonjol dalam komunikasi ritual adalah pemilihan simbol
komunikasi yang unik dan berbeda.
e. Media dimaknai sebagai pesan dalam komunikasi ritual
2.5.2 Ciri-ciri Komunikasi Ritual
James W. Carey dalam Hamad (2006) memberikan ciri-ciri komunikasi ritual
sebagai berikut;
a. Komunikasi dikaitkan denagn terminologi-terminologi seperti berbagi
(sharing); partisipan (participation), asosiasi (association), persahabatan
(fellowship), memiliki keyakinan yang sama (the possession of common faith),
b. Komunikasi tidak diarahkan untuk menyebarluaskan pesan melainkan
ditujukan untuk memelihara satu komunitas dalam satu waktu dan tidak
diarahkan untuk memberikan informasi melainkan untuk menghadirkan
kembali kepercayaan bersama,
c. Proses komunikasi dalam pandangan ini diibaratkan dengan upacara suci
(sacred ceremony) dimana setiap orang berada dalam suasana perhasahabatan
dan kebersamaan,
d. Penggunaan bahasa dalam komunikasi ritual tidak disedikan untuk
kepentingan informasi tetapi untuk konfirmasi (peneguhan nilai komunitas),
tidak untuk mengubah sikap atau pemikiran, tapi untuk menggambarkan
sesuatu yang dianggap penting oleh sebuah komunitas, tidak untuk
membentuk fungsi-fungsi, tetapi untuk menunjukkan sesuatu yang sedang
berlangsung dan mudah pecah dalam sebuah proses sosial,
-
21
e. Dalam model komunikasi ritual, seperti dalam upacara ritual komunikan
diusahakan terlibat dalam drama suci itu, tidak hanya menjadi penganut atau
penonton,
f. Agar komunikasi ikut larut dalam proses maka pemilihan simbol komunikasi
hendaknya berakar dari tradisi komunitas itu sendiri, seperti hal-hal unik, yang
asli, dan yang baru dari mereka.
Berbeda dengan McQuail dan Windahl dan McQuil dalam Hamad (2006)
yang memberikan ciri-ciri komunikasi:
a. Komunikasi ritual atau komunikasi ekspresif bergantung pada pengertian dan
perasaan bersama. Bersifat merayakan (celebratory), menikmati
(consummentory) dan menghias (decorative),
b. Pesan yang disampaikan dalam komunikasi ritual biasanya bersifat
tersembunyi (laten) dan bermakna ganda (ambigu), tergantung pada hubungan
dan simbol yang tersedia dalam sebuah kebudayaan, bukansimbol yang dibuat
oleh partisipan komunikasi,
c. Medium dan pesan dalam komunikasi ritual umumnya susah dipisahkan,
d. Simbol dalam komunikasi ritual ini berfungsi sebagai simbolisasi untuk ide-
ide dan penilaian atas keramah-tamahan, perayaan, dan persahabatan.
2.6 Sumber Mata Air
Air merupakan komponen penting dalam kehidupan, ketika bangung tidur
pertama kali yang dicarai adalah air.Sebagian dari tubuh manusia mengandung air.
-
22
Air sering digunakan manusia untuk kegiatan sehari hari seperti, memasak, mencuci,
mandi, dan minum. Beberapa orang memiliki sumber air yang berbeda, ada yang
berasal dari PDAM danada yang dari swadaya masyarakat.
Direktotat penyehatan air Dirjen PPM dan PLP Departemn Kesehatan
Republik Indonesia (1997:6) mata air atau air tanah adalah air yang berada di dalam
tanah untuk memperolehnya dapat dilakukan dengan cara menggali atau dibor atau
secara alamiah keluar ke permukaan tanah (mata air)(http://www.academia.edu).
Sumber mata air perlu dijaga kebersihannya agar air yang dikonsumsi
terbebas dari penyakit. Kualitas air yang baik ialah yang langsung berasal dari
Sumber mata air, karena masih belum tercampur oleh bahan kimia. Sumber mata air
bisa ditemui di daerah pegunungan atau pedesaan. Proses alamiah membuat sumber
mata air muncul dan menghidupi kebutuhan manusia.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002,
bahwa setiap pengelola sumber mata air diwajibkan melakukan pengolahan dan
pengawasan sumber mata air, dengan cara:
1. Menjamin air yang diproduksi memenuhi syarat-syarat kesehatan, dengan
melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap kualitas air yang diproduksi.
2. Melakukan pengamanan terhadap sumber mata air baku yang dikelola dari
segala bentuk pencemaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Dalam melakukan pengelolaan terhadap sumber mata air yang
memperoleh pengawasan dari pemerintah dan instansi terkait (Dinas
Kesehatan)
-
23
2.7 Hubungan Sumber Mata Air dengan Komunikasi Ritual
Sumber mata air merupakan aset terbesar yang harus dijaga keberadaannya.
Segala cara dilakukan oleh masyarakat yang tinggal dekat dengan keberadaan sumber
mata air. Karena air adalah komponen penting dalam kehidupan manusia. Peneliti
pernah mendengar percakapan beberapa orang bahwa
apabila listrik padam manusia masih bisa hidup tetapi kalau air yang kering
maka akan membuat hidup susah.
“Penyakralan sumber mata air merupakan bentuk
melestarikan arti penting sumber mata air dalam
kehidupan dengan pendekatan kearifan lokal sesuai
dengan keyakinan masyarakat bersangkutan”(Tjahjono,
2008:97)
Hal tersebut yang membuat masyarakat Dusun Cangar tergerak untuk
menggagas penyakralan Sumber Mata Air Gemulo untuk melestarikan keberadaan
sumber mata air terbesar kedua di Kota Batu melalui komunikasi ritual yang dikemas
menjadi acara Festival Mata Air dengan pendekatan kearifan lokal masyarakat Dusun
Cangar.
2.8 Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang dilakukan melalui kata-kata, lisan
maupun tulisan.Melalui kata-kata dapat diungkapkan perasaan, emosi, pemikiran,
gagasan dalam menyampaikan fakta, data, dan informasi untuk saling bertukar
perasaan dan pemikiran, bahasa memegang peranan penting dalam komunikasi
-
24
verbal. Seperti murid yang diabsen oleh gurunya dengan berkata “hadir” sebagai
bukti bahwa murid tersebut berada di kelas.
2.9 Komunikasi Non-Verbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang dilakukan tidak menggunakan
kata-kata melaikan menggunakan simbol atau lambang bahasa yang tidak langsung
diucapkan, seperti bahasa tubuh, bau, gestur, mimik (ekspresi wajah). Menurut Larry
A. Samovar dan Richard E. Porter dikutip dari buku Dedy Mulyana yang berjudul
“Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar”, komunikasi nonverbal mencakup semua
rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang
dihasilakn individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai
pesan potensial bagi pengirim atau penerima, jadi definisi ini mencakup perilku yang
disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian dari komunikasi secara keseluruhan.
2.10 Festival Mata Air
Festival Mata Air merupakan acara tahunan yang dilakukan setiap akhir
tahun kisaran bulan Oktober sampai November dan sebagai upaya yang dilakukan
masyarakat Dusun Cangar dalam mengkampanyekan tentang Menjaga sumber mata
air dan lingkungan.Acara tersebut diprakarsai oleh masyaraat Dusun Cangar.
Festifal Mata Air memiliki empat acara utama, sebagai berikut:
Acara pertama ialah serangkaian ritual dan ruwat yang dilakukan di Sumber
Mata Air Gemulo berupa selamatandengan membawa sesajen, doa bersama, dan
ditutup dengan makan bersama. Acara kedua, warga berkumpul untuk
-
25
membersihkan area sumber mata air dari rumput dan sampah, selanjutnya menanam
pohon dan tanaman di sekitar sumber mata air.Acara ketiga, mengarak tiga tumpeng
dengan isian yang berbeda yaitu tumpeng nasi, tumpeng “polo pendem” artinya
jenis tanaman yang cara penanamannya di pendam(pendem) seperti ubi, singkong,
kacang, dan talas, dan tumpeng jajanan anak kecil seperti makanan ringan. diringi
oleh beberapa masyarkat yang membawa “ancak” dan “ogok-ogok”. Selain
mengarak tiga tumpeng, juga ada lesung yang ikut diarak pula.Acara keempat
merupakan acara penutup dari Festifal Mata Air, berisi pagelaran seni dan diskusi
dengan tema pelestarian lingkungan terutama sumber mata air.Pada acara penutup
ini semua masyarakat berpartisipasi mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, dan
lansia.Dengan menunjukkan berbagai pertunjukkan seperti drama, tarian tradisional,
puisi, dan kesenian lainnya.
2.11 Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan peneliti melalui data pustaka
(literature review) ditemukan beberapa penelitian terdahulu yang memili persamaan
dengan apa yang peneliti teliti, yaitu tentang kasus konflik Sumber Mata Air Gemulo
Batu yang airnya dimanfaatkan masyarakat untuk memasak, mandi,
mencuci,mengairi lahan pertanian dan sebagai penyuplai air ke Malang.Untuk
menghindari adanya persamaan, peneliti mengkaji beberapa penelitian terdahulu yang
relevan dengan peneitian ini, antara lain:
-
26
Tabel 2.11 Uraian Penelitian Terdahulu
Nama
Peneliti
Judu/
Fokus
Pendekatan
Hasil Saran
Teori Metode
Wininda
(201110
0403113
51)
UMM
2011
Analisis
Wacana
Pada
Pemberitaan
Konflik
Sumber
Mata Air
Gemulo
Batu Dalam
Kontruksi
WWW.WA
LHIJATIM.
OR.ID
Analisis
Wacana
Teun A.
Van
Dijk
Kualitatif
Interpretatif
1.Pemberitaan
hanya mengarah
pada satu pihak
yaitu
masyarakat
Umbul Gemulo,
sehingga
praktek
jurnalisme
lingkungan
cenderung
mengarah pada
praktek
jurnalisme
advokasi.
2. Pemilihan
kata pejuang
Penelitian
perlu
dikembang
kan
dengan
metode
dan teori
lain selain
Van Dijk
-
27
lingkungan dan
mengancam,
digunakan
untuk
mengontruksi
bagaimana
konflik tersebut
berlangsung
antara
masyarakat
Umbul Gemulo
Batu, Badan
Perencana
Pembangunan
Daerah Kota
Batu, Investor
The Rayja, dan
Forum
Masyarakat
Peduli Mata
Air, WALHI
Jatim
-
28
Ahmad
Zahir
(201010
3103110
22)
UMM
2010
Dinamika
Konflik
Antara
Masyarakat
dan
Pemerintah
Kota Dalam
Rencana
Pembangun
an Hotel RR
di Kota
Batu
Teori
Ralf
Dahrend
orf
Kualitatif
Deskriptif
Pembangunan
Hotel RR di
Dusun Cangar,
Desa Bulukerto,
Kecamatan
Bumiaji, Kota
Batu
menyoalkan
keadaan antara
pemerintah,
pihak hotel
maupun
masyarakat
lokal mengingat
lokasi yang
berdekatan
dengan sumber
mata air.
Disaranka
n agar
pemerintah
segera
menyelesai
kan
permasala
han kasus
sumber
Umbul
Gemulo.
Dari uraian tersebut dapat dilihat adanya persamaan objek penelitian, yakni
kasus konflik Sumber Mata Air Gemulo Kota Batu.Sedangkan perbedaanya antara
penelitian terdahulu dengan penelitian ini terletak pada fokus penelitian, metode
penelitian, sumber data penelitian, dan teori yang digunakan. Penelitian terdahulu
-
29
banyak memberikan sumbangsih mengenai konflik yang terjadi di Sumber Mata Air
Gemulo, Saudari Wininda dalam skripsinya mengenai Analisis Wacana Pada
Pemberitaan Konflik Sumber Mata Air Gemulo Batu Dalam Kontruksi
WWW.WALHIJATIM.OR.ID memberikan gambaran mengenai kasus konflik
Sumber Mata Air Gemulo yang berbeda maknanya dalam sebuah pemberitaan,
sedangkan saudara Ahmad Zahir dalam skripsinya mengenai Dinamika Konflik
Antara Masyarakat dan Pemerintah Kota Dalam Rencana Pembangunan Hotel RR di
Kota Batu memberikan gambaran dari sudut pandang Sosiologi berupa alur konflik
yang terjadi di Sumber Mata Air Gemulo Batu dari beberapa pihak yang terlibat
seperti Pemerintah, masyarakat lokal, investor dan beberapa pihak lainnya.
2.12 Fokus Penelitian
Adapun fokus dari penelitian ini adalah proses komunikasi ritual yang
dilakukan masyarakat Dusun Cangar, Bulukerto Batu dalam mempertahankan
Sumber Mata Air Gemulo melalui Festival Mata Air. Yang peneliti maksud dengan
proses Komunikasi ritual adalah proses interaksi, pertukaran pesan,tanggapan
yangterjadi saat proses pelaksanaan Festival Mata Air.
Dalam Festival Mata Air terdapat beberapa ritual yang dilakukan oleh
masyarakat Dusun Cangar, yaitu: pertama ritual yang ada pada acara selamatan,
kedua reboisasi di sengar sumber Gemulo, ketiga ritual yang ada pada acara arak-
arakan tumpeng, keempat acara penutup yang diisi dengan pentas seni dan diskusi.