2. sediaan oles

21
LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN DAN TEKNIK LABORATORIUM TEKNIK PEMBUATAN SEDIAAN OLES Oleh : Nama : Wahyu Kurniawan NIM : J1C107057 Kelompok : I (Satu) Asisten : Rosmalida Noprianti

Upload: wahyukurniawan999

Post on 19-Jun-2015

3.170 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

wahyu

TRANSCRIPT

Page 1: 2. Sediaan Oles

LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN DAN TEKNIK LABORATORIUM

TEKNIK PEMBUATAN SEDIAAN OLES

Oleh :

Nama : Wahyu Kurniawan

NIM : J1C107057

Kelompok : I (Satu)

Asisten : Rosmalida Noprianti

PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI

FAKLUTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMBANG MANGKURAT

BANJARBARU

2010

Page 2: 2. Sediaan Oles

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikroteknik merupakan ilmu yang mempelajari tenik pembuatan sediaan

secara mikroskopis. Dalam mikroteknik, sediaan yang dibuat berbahan dasar sel.

Sel yang digunakan yaitu sel hewan dan sel tumbuham. Mikroteknik semakin

berkembang dewasa ini. banyak metode yang digunakan untuk pembuatan sediaan

tergantung bahan yang akan digunakan. sel hewan yang kebanyakan digunakan

untuk pembuatan sediaan dengan metode smear ataupun embedding dan sering

kali pula dengan metod whole mount. Sedangkan sel tumbuhan kebanyakan

dibuat dengan menggunakan metode yang lebih ringan dari pada sel hewan karena

struktur sel hewan an sel tubuhan yang berbeda (Djukri, 2007). Praktikum ini

dilakukan karena ingin mengetahui cara atau teknik-teknik pembuatan sediaan

metode oles.

Salah satu metode yang digunakan dalam pembuatan sediaan mikroskopis

adalah metode oles (smear method). Metode oles adalah suatu cara membuat

sediaan mikroskopis dengan jalan mengoles atau membuat selaput tipis dari bahan

yang berupa cairan atau bukan cairan di atas gelas obyek, dimana metode ini

biasanya digunakan pada pembuatan sediaan darah; spermatozoa; cairan

haemolimf belalang; protozoa; mukosa mulut; dan mukosa vagina.

Metode Oles dapat pula digunakan dalam pemeriksaan sitologi konvensional

atau dikenal dengan Pap Smear yang artinya pemeriksaan untuk melihat sel-sel

leher rahim dimana sampel diambil melalui vagina, kemudian diusapkan pada

Page 3: 2. Sediaan Oles

kaca benda, lalu diwarnai, untuk kemudian dilihat di bawah mikroskop oleh

seorang dokter ahli Patologi Anatomi

1.2 TUJUAN

Tujuan dari praktikum dengan judul teknik pembuatan sediaan dengan

metode oles yaitu mengenal tahap-tahap pembuatan, alat dan bahan dalam

praktikum teknik pembuatan sediaan dengan metode oles atau smear.

Page 4: 2. Sediaan Oles

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Metode Smear atau Oles, yaitu metode pembuatan preparat dengan cara

mengoles atau membuat selaput tipis dari bahan yang berupa cairan atau bukan

diatas gelas objek. Metode ini dipakai untuk pembuatan sediaan darah,

spermatozoa, cairan hemolimf belalang, protozoa, mukosa mulut dan mukosa

vagina. Untuk pembuatan sediaan dengan menggunakan darah biasanya akan

ditetesi dengan EITA atau heparin agar tidak terjadi pembekuan darah. untuk

metode ini biasanya digunakan bahan dari sel hewan (Pujawati, 2002).

Pembuatan sediaan oles selain dapat dikerjakan selain darah hewan-hewan

golongan avertebrata, juga dapat digunakan untuk pembuatan preparat darah

manusia yang tujuannya untuk mencari ada atau tidak adanya parasit darah yang

biasanya jarang terdapat didalamnya. Cara fiksasi sediaan oles ada 2, yaitu: fiksasi

sediaan sebelum kering dan fikasasi sediaan setelah kering. Fiksaktif yang

digunakan setelah sediaan menjadi kering adalah fiksatif-fiksatif yng berbentuk

cairan, yang palng banyak digunakan adalah metyl alkohol, alkohol absolute, dan

alkohol eter. Cara fiksatif semacam ini sangat baik untuk bakteri dan eritrosit yang

keduanya tidak banyak mengalami perubahan bentuk. Walaupun sediaannya

menjadi kering, metode ini dapat juga dipakai untuk leukosit apabila tujuannya

untuk melihat bentuk normal. Biasanya fiksaktif yang digunakan untuk sediaan

oles yang belum kering adalah fiksaktif-fiksatif yang dapat membentuk uap atau

pun gas. Apabila fiksatif berbentuk cairan yang dipergunakan maka sediaan darah

yang masih basah ini akan larut seperti dicuci. Fiksatif yang biasa digunakan

Page 5: 2. Sediaan Oles

untuk sediaan semacam ini adalah osmic acid 2%, hendaknya dalam

menggunakannya hati-hati karena uapnya sangat berbahaya yaitu dapat

memfiksasi selaput lender hidung dan kerongkongan (Saas, 1958).

Ilmu yang mempelajari tentang pembuatan preparat dan sediaan mikroskopis pada

umumnya disebut sebagai mikroteknik. Teknik – teknik pada pembelajarannya

mengacu pada cara preparat itu sendiri dibuat. Pada praktikum kali ini metode

atau teknik yang digunakan adalah metodeapusan atau tekniksmear. Dalam setiap

pembuatan preparat pada umumnya selalu dilakukan fiksasi terlebih dahulu.

Sedangkan fiksasi itu sendiri adalah suatu cara atau proses (metode) yang

bertujuan untuk mematikan sel tanpa mengubah fungsi dan struktur di dalam sel

itu sendiri. Jika telah dilakukan fiksasi maka preparat yang dibuat akan menjadi

lebih awet (Pujawati, 2002).

Salah satu metode dalam mikroteknik adalah membuat sediaan dengan

cara dioleskan di atas kaca benda dengan bantuan kaca benda yang lain. Hal ini

dimaksudkan agar diperoleh apusan yang setips – tipisnya sehingga bentuk dari

sel yang dijadikan bahan apusan tersebut dapat terlihat dengan jelas di bawah

mikroskop. Dengan kata lain teknik pembuatan perparat dengan metode apusan

ini bertujuan untuk memperoleh gambaran bentuk sel yang sejelas – jelasnya

sehingga sel tersebut dapat dengan mudah untuk diketahui dan diamati (Santoso,

2002).

Page 6: 2. Sediaan Oles

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 22 April 2010

bertempat di Laboratorium Dasar Ruang Biologi I Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah spuit, gelas objek, gelas

objek yang ditempeli gelas penutup, gelas penutup, gelas ukur, staining jar, pipet

tetes, dan label.

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah darah (ikan, katak,

ayam, mencit), metanol, larutan Giemsa 10%, aquadest, entellan, air (kolam,

rendaman Hydrilla sp, sawah dan rendaman jerami), NaCl Fisiologis, Alkohol

70%, Haematoksilin, Eosin, Alkohol bertingkat, dan Xylol.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Membuat Preparat Smear Darah Ikan, Katak atau Mencit

1. Diambil darah dengan spuit yang berisi heparin.

2. Diteteskan pada gelas objek bersih.

3. Dibuat apusan tipis dengan bantuan gelas objek yang lain dan dikering

anginkan.

4. Difiksasi dengan metanol selama 2 menit.

5. Diwarnai dengan pewarna giemsa 10% selama 30 menit.

6. Dicuci dengan aquadest dan dikering anginkan.

7. Dicuci dengan akuades.

Page 7: 2. Sediaan Oles

8. Dikering anginkan.

9. Ditutup dengan perekat entelan dan diberi label.

3.3.2 Membuat Preparat Smear Protozoa Dari Air Kolam, Rendaman

Hydrilla sp, Air Sawah dan Rendaman Jerami.

1. Diambil protozoa dari air kolam, rendaman Hydrilla sp, air sawah dan

rendaman jerami untuk seluruh protozoa dari air kolam maupun air

rendaman terlebih dahulu diencerkan dengan NaCl fisiologis.

2. Diteteskan cairan yang mengandung protozoa tersebut pada gelas

objek.

3. Diperiksa dengan mokroskop apakah protozoa yang dimaksud ada.

4. Digoyang objek gelas agar terbentuk lapisan tipis pada gelas objek.

5. Dikering anginkan.

6. Dicelupkan dalam alkohol 70%.

7. Diwarnai dengan hematoksilin selama 1 menit, dicuci dengan air.

8. Diwarnai dengan hematoksilin selama 1 menit, dicuci dengan air.

9. Diwarnai lagi dengan eosin selama 5 menit kemudian dicuci lagi

dengan air.

10. Didehidrasi dengan alkohol bertingkat 30%, 50%, 70%, 80%, 95%,

100%, beberapa kali celupan.

11. Diclearing dengan xilol I dan xilol II masing-masing selama 15 menit.

12. Ditutup dengan perekat dan dilabel.

13. Diamati hasil yang diperoleh dibawah mikroskop.

Page 8: 2. Sediaan Oles

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Preparat Sediaan Oles (Darah).

No. Gambar Keterangan1. Darah Mencit

- Berwarna ungu- Tidak mempunyai inti- Perbesaran 400 x

2. Darah Ikan- Berwarna merah- Mempunyai inti- Perbesaran 400 x

3. Darah Katak- Berwarna merah- Mempunyai inti- Perbesaran 400 x

Page 9: 2. Sediaan Oles

4. Darah Ayam- Berwarna merah- Tidak mempunyai inti- Perbesaran 400 x

Tabel 2. Preparat Sediaan Oles (Protozoa)

No. Gambar Keterangan1. Rendaman Air Jerami

- Membran sel- Berbentuk batang- Bersilia- Perbesaran 400 x- Spesies : Paramecium sp.

2. Air Kolam- Membran sel- Berbentuk bulat- Perbesaran 400 x- Spesies : Volvox sp.

3. Air Sawah- Membran sel- Berbentuk batang- Berflagel- Perbesaran 400x- Spesies : Euglena sp.

Page 10: 2. Sediaan Oles

4. Rendaman Hydrilla sp.

Membran sel- Berbentuk batang- Perbesaran 400x- Spesies : -

4.2 Pembahasan

Metode yang digunakan pada praktikum kali ini adalah metode

oles/apusan/smear. Pada metode ini, sediaan dibuat dengan cara mengoles atau

membuat selaput tipis dari bahan yang berupa cairan atau bukan cairan di atas

gelas objek. Pengamatan dengan menggunakan metode ini misalnya dilakukan

pada preparat darah ikan, katak, ayam atau mencit, selain itu juga, dapat juga

digunakan untuk preparat protozoa dari air kolam.

Fungsi dari larutan-larutan pada pembuatan preparat smear darah katak

dan mencit yaitu : metanol untuk proses fiksasi yaitu untuk membunuh sel-sel

pada sediaan tersebut tanpa mengubah posisi (struktur) organel yang ada di

dalamnya yang dilakukan selama 2 menit, pewarna Giemsa 10% sebagai pewarna

yang umum digunakan agar sediaan terlihat lebih jelas. Pewarnaan ini sering

disebut juga pewarnaan Romanowski. Metode pewarnaan ini banyak dipakai

untuk mempelajari morfologi darah, sel-sel sumsum dan juga untuk identifikasi

parasit-parasit darah misalnya dari jenis protozoa. Zat ini tersedia dalam bentuk

serbuk atau larutan yang disimpan di dalam botol yang gelap. Di dalam

Page 11: 2. Sediaan Oles

laboratorium-laboratorium banyak dipakai larutan Giemsa 3% yang dibuat dari

larutan baku Giemsa yang berupa cairan (larutan).

Sedangkan pada pembuatan preparat smear protozoa dari air kolam,air

sawah, air rendaman jerami dan air rendaman Hydrilla sp. NaCl fisiologis

berfungsi untuk mencairkan protozoa dari air sampel. Pewarna yang digunakan

adalah haematoksilin dan eosin yang fungsinya sama seperti pewarna giemsa pada

pembuatan preparat smear darah katak dan mencit. Selain itu juga digunakan xilol

yang digunakan pada proses clearing dengan tujuan untuk menghilangkan

kandungan alkohol yang ada di dalam sel. Secara umum, proses pewarnaan itu

berfungsi agar dapat mempertajam atau memperjelas berbagai elemen jaringan,

terutama sel-selnya, sehingga dapat dibedakan dan ditelaah dengan mikroskop.

Hasil yang didapatkan pada pengamatan protozoa air sawah, air rendaman

Hydrilla sp. dan air rendaman jerami yaitu adanya protozoa berbentuk batang

dengan pengamatan ini dilakukan pada perbesaran 40x10 dan pada air kolam di

temukan berbentuk bulat. Sedangkan hasil dari preparat darah yaitu didapat darah

ikan berwarna merah dan memiliki inti, perbesaran 400x. Darah katak berwarna

merah, mempunyai inti, perbesaran 100x. Darah ayam berwarna merah, tidak

memiliki inti perbesaran 400x. Terakhir darah mencit berwarna ungu susunan sel

darahnya rapat, tidak memiliki inti perbesaran 400x. Adanya perbedaan dari hasil-

hasil yang didapat karena tergantung dari tebal dan tipisnya sediaan yang dibuat

serta waktu yang diperlukan baik itu selama proses fiksasi ataupun proses

pewarnaannya.

Page 12: 2. Sediaan Oles

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah

1. Bahwa metode oles (smear method) adalah suatu cara membuat

sediaan dengan jalan mengoles atau membuat selaput tipis dari bahan

yang berupa cairan atau bukan cairan di atas gelas objek.

2. Metode ini juga dikenal dengan istilah apusan/smear yang biasa

dipakai untuk pembuatan sediaan darah, spermatozoa, cairan

haemolimf belalang, protozoa, mukosa mulut, dan mukosa vagina.

3. Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil yaitu pada

darah mencit didapatkan sel yang berwarna ungu dan tidak berinti,

pada darah katak dimana selnya berwarna merah dan mempunyai inti

di tengah, dan pada protozoa air jerami yaitu adanya sel berbentuk

batang.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan pada percobaan ini adalah agar praktikum

melakukan pengamatan lebih teliti pada saat pengamatan dibawah mikroskop.

Page 13: 2. Sediaan Oles

DAFTAR PUSTAKA

Djukri, 2007. Pembekalan Berwirausaha Dalam Pembuatan Preparat Awetan http://kuliahbiologi.wordpress.com/category/mikroteknik. Diakses tanggal 26 April 2010

Dwi Pujawati, E. 2002. Petunjuk Praktikum Mikroteknik Tumbuhan. Fakultas MIPA Jurusan Biologi, Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.

Johansen, D.A. I 940. Plant Microtechnique. Ist ed. New York: McGraw-Hill Publications in the Botanical Sciences.

Saas. J.E. 1958. Botanical Microrechniques. 3 ed. Ames, iowa: The Iowa State College Press.

Santoso, H. B. 2002. Bahan Kuliah Teknik Laboratorium. Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.