2. bedah minor

36
JENIS – JENIS LUKA - Vulnus contussium ( luka memar) - Vulnus traumaticum - Vulnus excoriatio (luka lecet) - Vulnus scissum / incisivum (luka sayat) tepi luka tajam & rata - Vulnus laceratum (luka robek) tepi luka tidak rata - Vulnus ictum (luka tusuk) Vulnus penetrans bila mengenai abdomen dan thorax (V. penetrans abdominis, V. penetrans torakalis) - Vulnus caesum (luka potong) - Vulnus sclopectorum (luka tembak) - Vulnus morsum (luka gigitan binatang) Hematoma : Perdarahan di bawah kulit Contusio : Luka memar Abrasio : Kerusakan terjadi pada lapisan superficial kulit luka kecil. Avulsi : Sebagian jaringan hilang Degloving : Sebagian jaringan terangkat Bone expose : Tulang kelihatan Diastase : Luka menganga (tepi saling melebar) Proses penyembuhan luka : Fase inflamasi s/d 5 hari (Gambar 1) Fase profiferasi s/d akhir minggu ke 3 (Gambar 2,3,4) Fase penyudahan berbulan-bulan (Gambar 5)

Upload: yunifatmawati

Post on 14-Apr-2016

173 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

bedah

TRANSCRIPT

Page 1: 2. Bedah Minor

JENIS – JENIS LUKA- Vulnus contussium ( luka memar)- Vulnus traumaticum- Vulnus excoriatio (luka lecet)- Vulnus scissum / incisivum (luka sayat) tepi luka tajam & rata- Vulnus laceratum (luka robek) tepi luka tidak rata- Vulnus ictum (luka tusuk)

Vulnus penetrans bila mengenai abdomen dan thorax (V. penetrans abdominis, V. penetrans torakalis)

- Vulnus caesum (luka potong)- Vulnus sclopectorum (luka tembak)- Vulnus morsum (luka gigitan binatang)

Hematoma : Perdarahan di bawah kulitContusio : Luka memarAbrasio : Kerusakan terjadi pada lapisan superficial kulit luka kecil.Avulsi : Sebagian jaringan hilangDegloving : Sebagian jaringan terangkatBone expose : Tulang kelihatanDiastase : Luka menganga (tepi saling melebar)

Proses penyembuhan luka :Fase inflamasi s/d 5 hari (Gambar 1)Fase profiferasi s/d akhir minggu ke 3 (Gambar 2,3,4)Fase penyudahan berbulan-bulan (Gambar 5)

1 2 3 4 5

Page 2: 2. Bedah Minor

Perawatan luka paling baik dikerjakan dalam 6 – 8 jam sesudah terjadi kejadian (Golden Period)Prinsip penanganan kalau ada avulsi dan bone expose : tulang harus ditutup, tidak boleh kelihatan. Dalam menutup luka perlu diikuti prinsip Halsted, yaitu :

Asepsis GentlenessHemostatisAdequate blood supplyNo tensionCarefull approximation Obliteration of dead space

Sterilisasi : tindakan untuk membuat suatu alat / bahan menjadi bebas hama Asepsis : keadaan bebas hama / bakteriAntisepsis : tindakan untuk membebas hamakan suatu bahan, alat ataupun

ruangan terhadap bakteri/ kuman patogen untuk mencegah sepsisSepsis : suatu keadaan masuknya bakteri ke dalam aliran darah

Dead Space

Page 3: 2. Bedah Minor

SUTURE MATERIAL, TECHNIQUES & KNOTS

Penyerapan catgut dilakukan secara enzim Polymer syntetic secara hidrolisis

Waktu Penyerapan(Half Life)

Waktu Penyerapan Total (Disolution time)

Chromic 15 – 20 hari 60 hariPlain catgut 6 – 8 hari 30 hariDexon 15 – 20 hari 90 – 100 hari

Benang monofilament Benang Multifilament- Atraumatik - Traumatik

Benang Jahit

Absorbable Non Absorbable

Synthetic Natural Synthetic Natural

MonoFilament

MultiFilament

Mono Multi Mono Multi Mono Multi

- Serafit - Dexon( polyglycolicacid)

- Plain catgut

- Chronic

- Seralon (Polyamide)

- Nylon

- Terylene

- Seracor

- Silk / seide

(sutra)

Page 4: 2. Bedah Minor

- Sukar buat simpul - Aman / mudah buat simpul- Tidak punya kapiler - Capillarity relatif tinggi

Page 5: 2. Bedah Minor

JARUM

Traumatis : Jarum punya “ mata” untuk memasukkan benang di bagian ujung yang tumpul. Disebut traumatis karena pada bagian ujung atau yang bermata ukuran penampung lebih besar dari bagian ujung yang tajam sehingga akan menimbulkan bekas luka yang lebih besar. Keuntungan : - dapat dipakai berulang kali

- harga lebih murah

Atraumatis : Jarum yang tidak bermata, sebagai ujung jarum langsung dihubungi dengan benang ukuran penampang jarum hampir sama besar dengan ukuran barangnya.Kerugian : - hanya bisa dipakai sesudah benang habis

- harganya jauh lebih mahal

Page 6: 2. Bedah Minor

Menurut Bentuk Dan Penampang Cutting : Jarum yang penampangnya berbentuk segitiga / pipih dan

tajam sehingga ketika dipakai dapat menyayat jaringan dan menimbulkan lubang yang lebih lebar. Dipakai untuk jahit kulit dan tendon (merupakan jaringan yang sangat liat)

Non Cutting / : Jarum yang penampangnya bulat dan ujungnya saja yang tajam sehingga tidak menimbulkan sayatan yang lebar.

Dipakai untuk jahit jaringan lunak, fasia dan otot.

Page 7: 2. Bedah Minor

SIMPUL

Teknik Simpul1. Reef knot2. Surgeon’s knot3. Deep Tying4. Slip Knot

Indikasi RK : setiap waktu bila ada reganganSK : dipakai kalau ada regangan DT & SK : untuk penyimpulan dalam

Two-handed square knot

Square knot Surgeon’s knot

Surgeon’s knot

Page 8: 2. Bedah Minor

Teknik incisi & Penjahitan pada kulitIncisi : - Linier

- Elips Jahitan : - Interupted

- Continous- Matrass - Vertikal kalau luka lebar

- Horisontal kalau banyak pendarahan - Subcuticular

Keterangan :A. Interrupted Sutures

1. Simple interrupted2. Interrupted vertical mattress3. Interrupted horizontal mattress

B. Countinous Sutures1. Interlocking stitch, knotted at each end2. Two strands knotted at each end and knotted in the middle3. Looped suture tied to it self4. Over and over running stich

7654

321

A

B

Ligament Around A Hemostat

Instrument TieDeep Tie

Page 9: 2. Bedah Minor

Benang seide (warna hitam) tidak diserap tubuh jadi jahitan harus dibuka Benang catgut (warna bening) diserapNovafil (warna biru) tidak diserap non traumatic

Jahit kulit wajah : Novafil 4.0 / 5.0

Jarum otot : Ujung bulatJarum kulit : Ujung pipihJahit kulit luar : Seide 2.0Jahit dalam otot : Catgut 3.0

Kapan waktu untuk cabut benang ? (Ingat !!! tidak boleh terlambat)- Wajah : + 4 – 5 hr- Badan : + 7 – 10 hr- Kaki / tangan : + 14 hr

Pengenceran lidocain 2 %1 amp lidocain 2 % = 2 ml (2 cc)

1 ml = 20 mg Jadi 2 ml = 40 mg½ amp = 1 cc = 20 mg

lidocain : Aquadest 1 cc : 4 cc (dispo 5 cc) 2 cc : 8 cc (dispo 10 cc)

Dosis toksis lidocain : 500 mg (+ 12 amp) Dosis aman : 10 ampDosis maximal lidocain murni : 300 mg 30-60 menitDosis lido + adrenalin : 500 mg 120-360 menit

Cara hitung Cairan Infus 500 cc = 1 flash Bila 500 cc harus dihabiskan dalam 24 jam 7 x 1 = 7 tetes Bila 1000 cc (2 flash) harus dihabiskan dalam 24 jam 7 x 2 = 14 tetes

Page 10: 2. Bedah Minor
Page 11: 2. Bedah Minor

PASANG KATETER

Prinsip : Masukkan perlahan – lahan

Indikasi : - Pada pasien retensi urin - dekompresi buli – buli- perlu kontrol urine ( syok)

Alat dan Bahan : - Aseptis - Anti sepsis

Cara :Pasien terlentang, lutut flexiDokter berada di kanan penderita Desinfeksi OUE, glands penisMasukan xylocain, dorong kuat – kuat sampai gel masuk ke uretraPada penis insersi tegak lurus, dorong pelan-pelan kateternyaHubungkan dengan urine bagMasukan cairan aqua 10 cc kedalam balon kateterTarik kateter pelan – pelan sampai terasa ada tahananFiksasi

Indikasi / tanda kateter sudah masuk- Keluar urine- Selang sudah tidak keluar lagi- Tanyakan pada penderia apakah terasa sakit

Pasang kateter lebih mudah pada ♀ oleh karena ureter lebih pendek. Bila pada saat pemasangan kateter tidak bisa masuk, jangan dipaksa bisa jadi ruptur uretra

Page 12: 2. Bedah Minor

PASANG INFUS

Indikasi : - Syok- Akses untuk obat

Pada V.Perifer tangan : - V. Sephalika - V. Bassilica

V. Perifer Kaki : - V. Saphena Magna- V. Saphena Parfa

Intra Osseus (pada anak-anak) : 2 Jari dibawah tibia masuk tibia cortex intra medullaJarum harus masuk intra medullaMasuk cairan langsung guyur supaya vena-vena langsung mengembang

Alat dan bahan Kanul Cairan Trokard (besi ) Blood at setAbbocath No. 18

Cara Pasang :Desinfeksi tempat tusuk dengan betadin dari tengah ke tepi (secara radier)Identifikasi VenaBendung Vena Tusuk sampai tembus intra lumen (darah tembus ke trokard)Tarik trokard, tinggal kanulHubungkan dengan selang infus Set tetes cairan

Paling bagus pasang infus di v. sentral karena flebitis kurang (tekanan hemostatis kurang / kecil)

Page 13: 2. Bedah Minor
Page 14: 2. Bedah Minor

PASANG NGT

Indikasi : - Dekompresi lambung - Mencegah regurgitasi- Nutrisi- Untuk diagnosa : bila warna hijau ileus obstruktif

bila warna merah (darah) luka tikam bila warna hitam ulkus peptikum

Kontraindikasi : - Fraktur basis craini, pasien dengan fraktur basis craini tidak

boleh pasang NGT bisa tembus sampai belakang

Alat : - NGT : FR 3,5 (paling kecil)- Handscoen - Salep- Dispo 10 cc

Teknik Patokan dari glabela proc. xyphoideus (dari temporalis - dorsum nasal - proc. Xiphoideus) tahan napas, mulut ditutup epiglottis menutup trakea membuka jalan traktus digestivus

Tanda NGT sudah masuk 1. Tidak tersedak (bila tersedak berarti masih di trakea )2. Keluar cairan lambung3. Dispo angin terdengar di epigastrium

Indikasi pencabutan NGT- Jika sudah bisa makan / minum obat - Obstruksi ileus tidak ada lagi (cairan lambung / hr = 1500 cc)- Peristaltik +, flatus +- Tidak kembung

Cara- Ukur dari glabella ke proc. xyphoideus sampai angka 2- Masukkan ke esophagus

disuruh menelan / tahan napas sehingga epiglotis menekan trakea dan saat NGT masuk ke esofagus

Page 15: 2. Bedah Minor

Jangan buka mulut karena akan masuk ke mulut!!!!!

Jika ada abstruksi usus lambung jadi besar bahaya karena menyebabkan susah bernapas

VENA SEKSI

Definisi : Suatu tindakan mencari vena di dalam jaringan bawah kulit dengan membuat sayatan dan diseksi jaringan di sekitar vena yang dicari.

Indikasi : - Untuk memasukkan cairan langsung ke dalam vena untuk waktu yang lama

- Keadaan vena punksi gagal dilakukan pada keadaan dimana vena kolaps (pada syok, presyok, dehidrasi berat)

- Bila vena telah habis dipakai untuk vena punksi- Pada penderita yang gemuk, dimana vena terbenam dalam kulit dan

lemak - Pada bayi

Lokasi : Vena superfisial terutama tersering pada :V. Safena magna, sebelah ventrokranial maleolus medialis tibiaV. Femoralis ( tertentu untuk hemodialisis)V. Sefalika pada bagian voler lengan atasV. Kubiti V. JugularisV. Temporalis

Instrumen : - Gagang pisau no. 3 dan mata pisau untuk kulit- Klem bengkok dan lurus- Gunting diseksi- Pinset anatomis- Nald voeder- Gunting benang- Jarum jahit untuk kulit

Bahan : - Sarung tangan - Kasa steril - Doek berlubang steril- Cairan antiseptik

Page 16: 2. Bedah Minor

- Benang plain catgut no.000, zeide 00- Lidocain

Teknik Vena Seksi1. Pilih vena yang akan diseksi2. Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada daerah tindakan 3. Pasang doek berlubang4. Lakukan tindakan anestesi5. Lakukan insisi kulit di atas vena melintang dengan sumbu panjang vena, insisi

diperdalam hingga lemak subkutan. Dengan klem bengkok, vena dicari secara tumpul.

6. Identifikasi Vena Vena tampak keputihan seperti tali dengan warna biru ditengahBebaskan vena dari jaringan sekitar, lalu diluksasi keluar dengan klem bengkok.

7. Masukkan 2 lembar benang plain catgut di bawah vena. Satu ditarik ke proximal, satu ke distal, masing-masing di klem dengan klem lurus. Selanjutnya tarik dan angkat benang di sebelah distal, tusukkan jarum (jika mungkin abbocath ) yang sesuai pada vena.

Page 17: 2. Bedah Minor

8. Benang disebelah distal disimpul 3 kali pada vena, benang di proximal disimpul kendor mengikat vena yang berisi abbocath.

9. Jarum / abbocath dihubungi ke set infus, periksa apakah cairan berjalan lancar.10.Fiksasi abbocath pada kulit11.Kulit dijahit dengan zeide dengan jahitan longgar12.Luka ditutup dengan kasa steril yang telah diberi antiseptik (Betadine)

Komplikasi Vena Seksi Celulitis HematomaFlebitisPerparasi diduga belakang VenaTrombose pembuluhRobekan sarafRobekan arteri

Page 18: 2. Bedah Minor
Page 19: 2. Bedah Minor

DRAINAGE SUPRA PUBIK

Indikasi : - Penderita dengan retensi urin (striktura uretra, batu uretra, BPH yang besar) - Neurogenik bladder

Macam – macam drainage urin supra pubik : - Pungsi supra pubik - Sistostomi trokar

- Sistostomi terbuka

SISTOSTOMI TERBUKAPenderita diletakkan dengan posisi terlentang biasa.Kadang diperlukan tambahan pengangkat sakrum (menambah beberapa bantal di bawah sakrum atau seluruh tungkai diletakkan rendah ) terutama dalam hal diperlukan kemudahan mencapai ruangan (rongga) retropubik.Kulit perut bawah sampai dasar penis, pelipatan paha kanan dan kiri didesinfeksi dengan larutan betadine 2 -3 kali.Lapangan operasi dipersempit dengan doek sterilDilakukan penyuntikan anestesi lokalIrisan yang digunakan disini adalah di garis media tegak lurus ke atas sampai dibawah pusat. Disamping ini masih ada bentuk irisan yang lain, yaitu irisan transversal menurut cherney.Irisan ini dimulai dari kulit yng diperdalam terus – menerus sampai lapisan sub kutan, fascia dari musculus rektus yang digaris tengah, dinamakan : linea albaDilakukan penyisihan lipatan peritoneum diatas buli- buli ke atasBila buli – buli penuh, lipatan peritoneum sudah terdorong ke atas. Kedudukan ini dipertahankan dengan meletakkan kasa basah diatasnya dan menarik ke atas (pakai refraktor)Buli – buli dikenal karena banyak pembuluh vena yang berjalan sebagian besar vertikal.Dinding buli – buli disanggah oleh dua buah jahitan yang diletakkan disisi kiri dan kanan dan dinding buli – buli sebelah depan (dapat pula digunakan klem dari Allis ).Untuk meyakinkan dapat dilakukan punksi buli-buli. Bila ternyata air seni yang keluar melalui tempat punksi tersebut diperlebar dengan membuat irisan tempat di titik punksi tadi dan selanjutnya diperlebar dengan menggunakan klem dari pean.

Page 20: 2. Bedah Minor

Setelah dilakukan eksplorasi dan buli – buli dimasukkan kateter ukuran 20-24Luka buli – buli ditutup kembali dengan melakukan satu lapis jahitan benang chrom catgut 2.0Bila diperlukan diversi suprapubik untuk jangka waktu lama, maka dinding buli -buli digantungkan di dinding perut dengan jalan menjahit dinding buli-buli pada otot rektus kanan dan kiri.Luka operasi ditutup / dijahit lapis demi lapisOtot dengan catgut chromic, fascia dengan catgut chromic, lemak dengan catgut plain, kulit dengan sutra Untuk mencegah terlepasnya kateter, maka selain balon kateter dikembangkan, juga dilakukan penjahitan fiksasi kateter dengan kulit.

Page 21: 2. Bedah Minor

WSD (Water Seal Drainage)

= Penyalir Sekat Air

Fungsi : - mengembangkan paru – paru yang kolaps - mengeluarkan udara

- mengeluarkan darah / cairan

WSD dicabut apabila :Paru – paru sudah mengembang lihat dari foto Pneumotoraks sudah minimal sudah tidak sesak Hemotoraks sudah minimal sudah tidak sesak WSD sudah tidak produksi

Apabila ada perbaikan klinis , lebih baik selang WSD tidak langsung dicabut, tapi selang di klem dulu selama 24 jam untuk menghindari kejadian ternyata WSD masih produksi lagi.

WSD dicabut pada saat tekanan intra toraks (+) yaitu penderita disuruh inspirasi dalam lalu kemudian tahan.

Lokasi Pemasangan WSD :Pada Tension Pneumotoraks : Biasanya pada ICS II linea midclaviculaPada Hematotoraks : ICS V anterior dari garis mid axilaris (setinggi puting susu)

- Suara pernapasa Ki = Ka- S. Fremitus Ki = Ka- Sonor Ki = Ka

ada perbaikan secara klinis

Page 22: 2. Bedah Minor

Yang perlu diperhatikan Tanda WSD berfungsi Darah inisialAdanya bubble (gelembug-gelembung udara)Adanya undulasi (gerakan cairan dalam drain/selang yang mengikuti irama pernapasanProduksi / jam 3 jam I cairan kekuningan / kental .......ccFogging (berembun / berkabut di selang)

Torakotomi dilakukan bila : - pada awalnya keluar darah 1500 cc, atau - kehilangan darah terus-menerus sebanyak 200 cc perjam dalam waktu 2 – 4 jam Sebab kegagalan WSD

Tube terlipat di dalam rongga dadaSumbatan dalam bekuan darah pada drainDapat terjepit di antara kedua costaAda bekuan diantara drain/ sambungan drain Cairan tidak dikoreksi terlalu banyak cup tenggelam

Selang WSD : Chest tube no. 38 French bila tidak ada gunakan selang NGT / Rectal Tube

Cara Pasang WSD menurut ATLS (insersi chest tube)1. Resusitasi cairan melalui paling sedikit 1 kateter intra vena kaliber besar dan

monitor tanda vital harus dilakukan.2. Tentukan tempat insersi, biasanya setinggi puting (sela iga V) anterior linea mid

aksilaris pada area yang terkena. Chest tube kedua mungkin dipakai pada hemotoraks.

3. Siapkan pembedahan dan tempat insersi ditutup dengan kain 4. Anestesi lokal kulit dan periosteum iga (dengan infiltrasi anestesi)5. Insisi transversal (horisontal) 2 – 3 cm pada tempat yang telah ditentukan dan

diseksi tumpul melalui jaringan subkutan, tepat di atas iga 6. Tusuk pleura parietal dengan ujung klem dan masukkan jari ke dalam tempat

insisi untuk mencegah melukai organ yang lain dan melepaskan perlekatan, bekuan darah dan lain – lain.

Page 23: 2. Bedah Minor

7. Klem ujung proximal tube torokostomi dan dorong tube ke dalam rongga pleura sesuai panjang yang diinginkan

8. Cari adanya ” fogging” pada chest tube pada saat ekspirasi atau dengan aliran udara.

9. Sambung ujung tube toraksostomi ke WSD10.Jahit tube ditempatnya (jahit dengan jahitan matras horisontal, akhiri dengan

simpul hidup)11.Tutup dengan kain kasa dan plester12.Buat foto rontgen toraks 13.Pemeriksaan analisa gas darah sesuai kebutuhan

/////////////////// Sela iga ke - 4/////////////////// Sela iga ke – 5

Daerah suntik anestesi lokal Di tepi atas iga ke VI, karena dibawah iga V berjalan n. Intercostalis

Page 24: 2. Bedah Minor

TUMOR JINAK KULIT

1. Atheroma / Cyste Sebaceous Obstruksi gland sebaceus kista retensi Terjadi pada semua bagian tubuh kecuali telapak tangan dan telapak kaki Berkapsul dari ep. Sguamous, berisi deguamotol cel (keratin) Creamy

putih, berbau (isi keringat) Klinis : tumor bulat / lonjong, lunak / fluktuasi , bebas dari dasar, melekat

pada kulit diatas, ada punkta (bintik pada puncak penonjolan di kulit ), warna benjolan kehitaman / kebiruan.

Terapi : Ekstirpasi (dikeluarkan lengkap dengan kapsul karena tidak melekat pada dasar ) hati- hati jangan sampai kapsul pecah, karena bisa residif.

2. Kista Dermoid berasal dari sisa epitel yang tertinggal pada garis – garis fusi embrional congenital berisi macam – macam struktur epidermal (rambut, gigi, material sebaseus) Pada dahi, pangkal hidung, sudut luar alis mata Klinis : tumor bulat, bebas dan kulit atas, melekat pada dasar, konsitensi

lunak, fluktuasi Terapi : eksisi (pake pisau potong dimana dia melekat )

1. epidermis 2. subkutis 3. kista 4. pungta

A. kista dermoid di tepi kraniolateral orbita.

B. 1. epidermis2. subkutis3. tulang tengkorak

Page 25: 2. Bedah Minor

3. Ganglion Tumor cystik, berasal dari selubung synovial sendi, tendon sheat Berisi cairan jernih, mucoid / gelatin Biasa pada dorsum manus / pergelangan tangan, dornum pedis Klinis : benjolan keras, rapi, sedikit fluktuasi, tidak begitu mobil. Kulit

diatasnya mobil, sering ikut dengan kontraksi / gerakan tendon. Terapi : eksisi Bila kapsul pecah mungkin recurent

4. Lipoma Tumor jinak dari jaringan lemak, sering subkutan Suatu massa multilobuler, dengan septa – septa fibrosis Dibungkus oleh satu kapsul tipis, warna benjolan sama dengan sekitar Klinis : tumor lunak, kulit diantaranya normal, kapsul ; bebas dibawah,

bebas diatas Terapi : ekstirpasi

5. Implantation Dermoid Implantasi epitel ke dalam jaringan sub kutis o/k luka tusuk Biasa pada telapak tangan, kaki, jari – jari Disebut juga traumatik epitel cyste Terapi : ekstirpasi

A B

A. Ganglion korpus dorsal tangan kiriB. Ganglion yag berasal dari sarung tendon

1.kulit 2.subkutis 3.tendon 4.sarung tendon 5.ganglion6.hubungan sinovial antara sarung tendon dan ganglion

Page 26: 2. Bedah Minor

6. Hemangioma Perkembangan setempat yang berlebihan dari pembuluh – pembuluh darah berdinding tipis

Diameter kecil : H. Kapilaris Diameter besar : H. KavernosaH. Kapilaria

Port wine stains seperti tumpahan anggur didapat sejak lahir terutama pada wajah dan leher lesi tetap seumur hidup, berkembang sesuai perkembangan anak Lesi rendah atau sedikit meninggi, warna merah swam, ditekan jadi pucat Terapi : eksisi

Strawbery timbul tidak lama / segera sesudah lahir. Tumbuh cepat ( 4 – 6 mgg) suatu papula / benjolan batas jelas, merah terang, seperti buah strawbery

di belah dua lalu diletakkan di kulit Mengalami involusi (sempurna pada usia 3 – 7 tahun ) Terapi : sebenarnya tidak perlu, kadang di eksisi kosmetik

H. Cavernosa Benjolan pada kulit, konsistensi seperti spons Warna kebiruan, kompesibel Kalau bagian badan penderita ditinggikan akan mengecil

Bekas tusukan (sering sudah tidak tampak)

Kulit

Sub kutis

Page 27: 2. Bedah Minor

ROSER PLASTY

Roser Plasty adalah tindakan membuang tepi kuku (± 1/3 bagian) dengan tujuan tertentu. Dilakukan atas indikasi adanya unguis inkarnatus (tepi kuku tumbuh masuk kedalam daging). Gejala unguis inkarnatus adalah nyeri pada kuku yang terkena, tepi yang terlihat membengkak, terdapat tanda-tanda radang.

Teknik Operasi :1. Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada jari yang terkena.2. Pasang doek berlubang.3. Lakukan tindakan anestesi pada pangkal jari disebelah dorsolateral kiri dan

kanan untuk memblok saraf yang melayani jari tersebut. Bila perlu lakukan ”ring block”.

4. Masukkan sonde beralur pada 1/3 lateral kuku yang akan dibuang hingga mencapai matriks kuku.

5. Gunting kuku di atas sonde.

6. Masukkan klem, jepit bagian yang akan dibuang, putar kearah sisi jari hingga kuku terepas dari dasarnya, kuku ditarik hingga terlepas.

Page 28: 2. Bedah Minor

7. Kemudian keroklah dasar kuku yang telah dibuang dengan kuret.8. Gunting matriks bekas tempat kuku tertanam pada sisi jari9. Bila perlu kulit penutup matriks dijahit.

10.Luka ditutup dengan salep atau betadine, kemudian tutup dengan kasa steril. Dan penderita diberi antibiotik, analgesik serta roboransia.