13150068 fikri aulia rahman
DESCRIPTION
Buku Pengantar E-LearningTRANSCRIPT
TIM PENULIS KELAS B Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegurusan UIN maulana Malik Ibrahim Malang Tahun 2015
PENGANTAR
E-LEARNING DALAM DUNIA PENDIDIKAN MODERN
Editor:
AHMAD MAKKI HASAN
FIKRI AULIA RAHMAN
Fikri Aulia Rahman
PENGANTAR E-LEARNING DALAM DUNIA PENDIDIKAN
MODREN/Fikri Aulia Rahman
Editor: Ahmad Makki Hasan
Malang, 23 oktober 2015
14 hlm
Copy Right ©2015
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi
buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.
Hak penulis dilindungin undang-undang.
All Right Reserved
Desain cover : Ahmad Makki Hasan
Setting layout, montase : Tim Penulis Kelas
E-LEARNING 13150068
FIKRI AULIA RAHMAN
A. Prolog
Dewasa ini tidak sedikit sekolah baik tingkat dasar maupun tingkat lanjutannya hingga universitas yang menggunakan berbagai macam teknologi dalam pendidikan. Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas sudah banyak di jumpai menggunakan teknologi yang semakin canggih. Di era globalisasi ini, teknologi informasi sangat berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Tak heran jika di setiap sekolah sudah diajarkan mengenai TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Penggunaan internet pun juga marak dijumpai di berbagai tempat
B. Pengertian E-Learning
Pengertian E-Learning. Perkembangan teknilogi system computer malalui jarinagn semakin meningkat, misalnya adalah internet. Sekarang ini internet sangat diperlukan keberadaannya baik untuk sarana informasi maupun komunikasi. Diantara penggunaan computer ialah ada system pembelajaran jarak jauh melalui belajar secara elektronik atau yang lebih popular dikenal sebagai E-Learning.
Banyak ahli yang menguraikan pengertian e-learning dari berbagai sudut pandang. Salah satunya adalah Hartley yang mendefinisikan e-learning sebagai suatu jenis cara belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet, atau media jaringan komputer lainnya. E-learning merupakan upaya menghubungkan pembelajar (peserta
didik) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi, atau berkolaborasi secara langsung (synchronous) maupun secara tidak langsung (asynchronous). Jadi, e-learning adalah bentuk pembelajaran/pelatihan jarak jauh yang
memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informa1
C. Perkembangan E-Learning
E-Learning atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu, perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut :
i. Tahun 1990
Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi E-Learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (video dan audio) dalam format mov, mpeg-1, atau avi.
ii. Tahun 1994
Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
1 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP - UPI. 2007. Ilmu
dan Aplikasi Pendidikan Bagian 4 Pendidikan Lintas
Bidang. Bandung: PT IMTIMA.
iii. Tahun 1997
LMS (Learning Management System) seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE.
iv. Tahun 1999
Sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih
standar, dan berukuran kecil.2
D. Keunggulan E-Learning
E-Learning memiliki keunggulan dalam berbagai bantuk, diantaranya, e-Learning menawarkan sejumlah besar keuntungan yang tidak ternilai untuk pengajar dan
2 http://nurfadhilahromadhona.blogspot.co.id/2013/05/sejarah-
perkembangan-e-learning.html
pelajar. Pengalaman pribadi dalam belajar : pilihan untuk mandiri dalam belajar menjadikan siswa untuk berusaha melangkah maju, memilih sendiri peralatan yang digunakan untuk penyampaian belajar mengajar, mengumpulkan bahan-bahan sesuai dengan kebutuhan. Mengurangi biaya : lembaga penyelenggara e-Learning dapat mengurangi bahkan menghilangkan biaya perjalanan untuk pelatihan, menghilangkan biaya pembangunan sebuah kelas dan mengurangi waktu yang dihabiskan oleh pelajar untuk pergi ke sekolah. Mudah dicapai: pemakai dapat dengan mudah menggunakan aplikasi e-Learning dimanapun juga selama mereka terhubung ke internet. e-Learning dapat dicapai oleh para pemakai dan para pelajar tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu. Kemampuan bertanggung jawab : Kenaikan tingkat, pengujian, penilaian, dan pengesahan dapat diikuti secara otomatis sehingga semua peserta (pelajar, pengembang dan pemilik) dapat bertanggung jawab terhadap kewajiban mereka
masing- masing di dalam proses belajar mengajar.3
E. Karakteristik E-Learning
E-Learning memiliki beberapa karakteristik, antara lain;
a. Memanfaatkan jasa teknologi informasi dan komunikasi. Teknologi yang digunakan dapat berupa internet sehingga penyampaian pesan dan komunikasi antara pebelajar dengan pebelajar, pebelajar dengan pembelajar, dan pembelajar dengan pembelajar dapat dilakukan secara mudah dan cepat.
3 http://www.m-edukasi.web.id/2012/12/kelebihan-dan-kekurangan-
e-learning.html
b. Memanfaatkan media komputer seperti jaringan komputer (computer networks atau digital media).
c. Menggunakan pendekatan pembelajaran mandiri. Dengan menggunakan e-learning, pebelajar dituntut untuk melepaskan ketergantungannya terhadap pembelajar karena pembelajaran tidak dilakukan secara langsung. Oleh karena itu pembelajar harus dapat mendesain e-learning yang dapat memotivasi pebelajar
d. Materi pembelajaran dapat disimpan di komputer. e. Memanfaatkan komputer untuk proses
pembelajaran dan juga mengetahui hasil kemajuan belajar, administrasi pendidikan, serta untuk mengetahui informasi yang banyak dari berbagai
sumber informasi.4
F. Tahapan-tahapan E-Learning
E-Learning sebagai proses kegiatan memiliki beberapa tahapan. Tahapan-tahapan proses pembelajaran yang dimaksudkan antaralain; tahapan perencanaan, tahapan pelaksanaan, tahapan evaluasi.
i. Tahapan Perencanaan.
Kegiatan pembelajaran yang baik seharusnya berawal dari rencana yang matang. Perencanaan yang matang akan menunjukkan hasil yang optimal dalam pembelajaran. Perencanaan merupakan proses penyusunan sesuatu yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pelaksanaan perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan. Namun
4 https://fatamorghana.wordpress.com/2010/12/01/karakteristik-e-
learning/
yang lebih utama adalah perencanaan yang dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran.
Begitu pula dengan perencanaan pembelajaran, yang direncanakan harus sesuai dengan target pendidikan. Guru sebagai subjek dalam membuat perencanaan pembelajaran harus dapat menyusun berbagai program pengajaran sesuai pendekatan dan metode yang akan di gunakan.
Dalam konteks desentralisasi pendidikan seiring perwujudan pemerataan hasil pendidikan yang bermutu, diperlukan standar kompetensi mata pelajaran yang dapat dipertanggungjawabkan dalam konteks lokal, nasional dan global.
Secara umum guru itu harus memenuhi dua kategori, yaitu memiliki capability dan loyality, yakni guru itu harus memiliki kemampuan dalam bidang ilmu yang diajarkannya, memiliki kemampuan teoritik tentang mengajar yang baik, dari mulai perencanaan, implementasi sampai evaluasi, dan memiliki loyalitas keguruan, yakni loyal terhadap tugas-tugas keguruan yang tidak semata di dalam kelas, tapi sebelum dan sesudah kelas.
Beberapa prinsip yang perlu diterapkan diterapkan dalam membuat persiapan mengajar :
a) Memahami tujuan pendidikan. b) Menguasai bahan ajar. c) Memahami teori-teori pendidikan selain teori
pengajaran. d) Memahami prinsip-prinsip mengajar. e) Memahami metode-metode mengajar. f) Memahami teori-teori belajar. g) Memahami beberapa model pengajaran yang penting. h) Memahami prinsip-prinsi evaluasi. i) Memahami langkah-langkah membuat lesson plan.
Langkah-langkah yang harus dipersiapkan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
I. Analisis Hari Efektif dan analisis Program Pembelajaran
Untuk mengawali kegiatan penyusunan program pembelajaran, guru perlu membuat analisis hari efektif selama satu semester. Dari hasil analisis hari efektif akan diketahui jumlah hari efektif dan hari libur tiap pekan atau tiap bulan sehingga memudahkan penyususnan program pembelajaran selama satu semester. Dasar pembuatan analisis hari efektif adalah kalender pendidikan dan kkalender umum.
Berdasarkan analisis hari efektif tersebut dapat disusun analisis program pembelajaran.
II. Membuat Program Tahunan, Program Semester dan Program Tagihan Program tahunan
a. Program Tahunan
Penyusunan program pembelajaran selama tahun pelajaran dimaksudkan agar keutuhan dan kesinambungan program pembelajaran atau topik pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam dua semester tetap terjaga.
b. Program Semester
Penyusunan program semester didasarkan pada hasil anlisis hari efektif dan program pembelajaran tahunan.
c. Program Tagihan
Sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran, tagihan merupakan tuntutan kegiatan yang harus dilakukan atau ditampilkan siswa. Jenis tagihan dapat berbentuk ujian
lisan, tulis, dan penampilan yang berupa kuis, tes lisan, tugas individu, tugas kelompok, unjuk kerja, praktek, penampilan, atau porto folio.
III. Menyusun Silabus
Silabus diartikan sebagai garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran. Silabus merupakan penjabaran dari standard kompetensi, kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai standard kompetensi dan kompetensi dasar.
IV. Menyusun Rencana Pembelajaran
Kalau penyusunan silabus bisa dilakukan oleh tim guru atau tim ahli mata pelajaran, maka rencana pembelajaran seyogyanya disusun oleh guru sebeleum melakukan kegiatan pembelajaran. Rencana pembelajaran bersifat khusus dan kondisional, dimana setiap sekolah tidak sama kondisi siswa dan sarana prasarana sumber belajarnya. Karena itu, penyusunan rencana pembelajaran didasarkan pada silabus dan kondisi pembelajaran agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung sesuai harapan.
V. Penilaian Pembelajaran
Penilaian merupakan tindakan atau proses untuk menentukan nilai terhadap sesuatu. Penilaian merupakan proses yang harus dilakukan oleh guru dalam rangkaian kegiatan pembelajaran.
Prinsip penilaian antara lain Valid, mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil dan objektif, terbuka, berkesinambungan, menyeluruh, bermakna.
Kegiatan yang harus dilakukan perancang pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang mengikuti model Kemp adalah sebagai berikut :
1) Perkirakan kebutuhan PAI (learning needs) untuk merancang program pembelajaran; nyatakan tujuan, kendala, dan prioritas yang harus dipelajari.
2) Pilih dan tetapkan pokok bahasan atau tugas-tugas pembelajaran PAI untuk dilaksanakan dan tujuan umum PAI yang akan dicapai.
3) Teliti dan identifikasi karakteristik peserta didik yang perlu mendapat perhatian selama perencanaan pengembangan pembelajaran PAI.
4) Tentukan isi pembelajaran PAI dan uraikan unsur tugas yang berkaitan dengan tujuan PAI.
5) Nyatakan tujuan khusus belajar PAI yang akan dicapai dari segi isi pelajaran dan unsur tugas.
6) Rancanglah kegiatan-kegiatan belajar menajar PAI untuk mencapai tujuan PAI yang sudah dinyatakan.
7) Pilihlah sejumlah media untuk mendukung kegiatan pengajaran PAI.
8) Rincikan pelayanan penunjang yang diperlukan untuk mengembangkan dan melaksanakan semua kegiatan dan untuk memperoleh atau membuat bahan ajar PAI.
9) Kembangkan alat evaluasi hasil belajar PAI dan hasil program pengajaran PAI.
10) Lakukan uji awal kepada peserta didik untuk mempelajari produk pembelajaran PAI yang anda kembangkan.
ii. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahap implementasi atau tahap penerapan atas desain perencanaan yang telah dibuat guru. Hakikat dari tahap pelaksanaan adalah kegiatan
operasional pembelajaran itu sendiri. Dalam tahap ini, guru melakukan interaksi belajar-mengajar melalui penerapan berbagai strategi metode dan tekhnik pembelajaran, serta pemanfaatan seperangkat media.
Dalam proses ini, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh seorang guru, diantaranya ialah:
a) Aspek pendekatan dalam pembelajaran
Pendekatan pembelajaran terbentuk oleh konsepsi, wawasan teoritik dan asumsi-asumsi teoritik yang dikuasai guru tentang hakikat pembelajaran. Mengingat pendekatan pembelajaran bertumpu pada aspek-aspek dari masing-masing komponen pembelajaran, maka dalam setiap pembelajaran, akan tercakup penggunaan sejumlah pendekatan secara serempak. Oleh karena itu, pendekatan-pendekatan dalam setiap satuan pembelajaran akan bersifat multi pendekatan.
b) Aspek Strategi dan Taktik dalam Pembelajaran
Pembelajaran sebagai proses, aktualisasinya mengimplisitkan adanya strategi. Strategi berkaitan dengan perwujudan proses pembelajaran itu sendiri. Strategi pembelajaran berwujud sejumlah tindakan pembelajaran yang dilakukan guru yang dinilai strategis untuk mengaktualisasikan proses pembelajaran.
Terkait dengan pelaksanaan strategi adalah taktik pembelajaran. Taktik pembelajaran berhubungan dengan tindakan teknis untuk menjalankan strategi. Untuk melaksanakan strategi diperlukan kiat-kiat teknis, agar nilai strategis setiap aktivitas yang dilkukan guru-murid di kelas dapat terealisasi. Kiat-kiat teknis tertentu terbentuk dalam tindakan prosedural. Kiat teknis prosedural dari setiap aktivitas guru-murid di kelas tersebut dinamakan taktik pembelajaran. Dengan perkataan lain, taktik pembelajaran
adalah kiat-kiat teknis yang bersifat prosedural dari suatu tindakan guru dan siswa dalam pembelajaran aktual di kelas.
c) Aspek Metode dan Tekhnik dalam Pembelajaran
Aktualisasi pembelajaran berbentuk serangkaian interaksi dinamis antara guru-murid atau murid dengan lingkungan belajarnya. Interaksi guru-murid atau murid dengan lingkungan belajarnya tersebut dapat mengambil berbagai cara. Cara-cara interaksi guru-murid atau murid dengan lingkungan belajarnya tersebut lazimnya dinamakan metode.
Metode merupakan bagian dari sejumlah tindakan strategis yang menyangkut tentang cara bagaimana interaksi pembelajaran dilakukan. Metode dilihat dari fungsinya merupakan seperangkat cara untuk melakukan aktivitas pembelajaran. Ada beberapa cara dalam melakukan aktivitas pembelajaran, misalnya dengan berceramah, berdiskusi, bekerja kelompok, bersimulasi dan lain-lain.
Setiap metode memiliki aspek teknis dalam penggunaannya. Aspek teknis yang dimaksud adalah gaya dan variasi dari setiap pelaksanaan metode pembelajaran
d) Prosedur Pembelajaran
Pembelajaran dari sisi proses keberlangsungannya, terjadi dalam bentuk serangkaian kegiatan yang berjalan secara bertahap. Kegiatan pembelajaran berlangsung dari satu tahap ke tahap selanjutnya, sehingga terbentuk alur konsisten. Tahapan pembelajaran yang konsisten yang berbentuk alur peristiwa pembelajaran tersebut merupakan prosedur pembelajaran.
iii. Tahap Evaluasi
Pada hakekatnya evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi. Pada umumnya hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua bentuk:
1) Peserta akan mempunyai perspektif terhadap kekuatan dan kelemahannya atas perilaku yang diinginkan;
2) Mereka mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan itu telah meningkat baik setahap atau dua tahap, sehingga sekarang akan timbul lagi kesenjangan antara penampilan perilaku yang sekarang dengan tingkah laku yang diinginkan.
Pada tahap ini kegiatan guru adalah melakukan penilaian atas proses pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi adalah alat untuk mengukur ketercapaian tujuan. Dengan evaluasi, dapat diukur kuantitas dan kualitas pencapaian tujuan pembelajaran. Sebaliknya, oleh karena evaluasi sebagai alat ukur ketercapaian tujuan, maka tolak ukur perencanaan dan pengembangannya adalah tujuan pembelajaran.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran, Moekijat (seperti dikutip Mulyasa) mengemukakan teknik evaluasi belajar pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai berikut: (1) Evaluasi belajar pengetahuan, dapat dilakukan dengan ujian tulis, lisan, dan daftar isian pertanyaan; (2) Evaluasi belajar keterampilan, dapat dilakukan dengan ujian praktek, analisis keterampilan dan analisis tugas serta evaluasi oleh peserta didik sendiri; (3) Evaluasi belajar sikap, dapat dilakukan dengan daftar sikap isian dari diri sendiri, daftar isian sikap yang disesuaikan dengan tujuan program, dan skala deferensial sematik (SDS)”
Apapun bentuk tes yang diberikan kepada peserta didik, tetap harus sesuai dengan persyaratan yang baku, yakni tes itu harus:
a. Memiliki validitas (mengukur atau menilai apa yang hendak diukur atau dinilai, terutama menyangkut kompetensi dasar dan materi standar yang telah dikaji);
b. Mempunyai reliabilitas (keajekan, artinya ketetapan hasil yang diperoleh seorang peserta didik, bila dites kembali dengan tes yang sama);
c. Menunjukkan objektivitas (dapat mengukur apa yang sedang diukur, disamping perintah pelaksanaannya jelas dan tegas sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang tidak ada hubungannya dengan maksud tes);
d. Pelaksanaan evaluasi harus efisien dan praktis. 5
G. Epilog
Sejatinya e-learning pada pembelajaran bah peselancar yang butuh akan ombak untuk berselancar. Selayaknya suatu inovasi baru yang datang meningkatkan mutu pembelajaran. E-learning pun bisa dikatakan angin segar bagi pembelajaran di Indonesia.
Walau siswa hanya sebatas memandangi komputer atau laptop, dalam hal ini pada pembelajaran e-learning, tapi efisiensi dan efektivitas pembelajaran dapat meningkat. Ditambah dengan mudahnya dalam mengakses internet, pembelajaran yang menggunakan teknologi e-learning akan lebih banyak diminati oleh banyak siswa maupun guru.
5 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, Hlm.169.
Daftar Pustaka
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI. 2007. Ilmu dan
Aplikasi Pendidikan Bagian 4 Pendidikan Lintas Bidang. Bandung:
PT IMTIMA.
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum. 2004. Panduan Pembelajaran KBK, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya http://nurfadhilahromadhona.blogspot.co.id/2013/05/sejarah
-perkembangan-e-learning.html
http://www.m-edukasi.web.id/2012/12/kelebihan-dan-
kekurangan-e-learning.html
https://fatamorghana.wordpress.com/2010/12/01/karakterist
ik-e-learning/
TENTANG PENULIS
Fikri Aulia Rahman, lahir di bekasi, 22 april 1995. Berasal dari Bekasi Selatan. Setelah lulus dari SDN Kayuringin jaya IX, ia melanjutkan ke sekolah menengah Di MTS An-nida Al-Islamy Bekasi, lulus tahun 2010 dan melanjutkan ke MA An-nida Al-Islamy Bekasi, lulus tahun 2013. Kemudian ia melanjutkan studinya di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, jurusan Pendidikan Bahasa Arab. [email protected]
Moto :
خير الناس أنفعهم للناس