1011 saraf (05) patofisiologi nyeri & neuropati 2010
DESCRIPTION
:)TRANSCRIPT
Ismail Setyopranoto
PATOFISIOLOGI NYERI
amp NYERI NEUROPATI
Unit Stroke Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK UGM RSUP Dr Sardjito
Pendahuluan Pada jaman dulu nyeri dikaitkan dengan
hukuman setan atau magic rarr penghilangan nyeri merupakan tanggung-jawab dari pendeta dukun atau pengusir setan menggunakan tanaman atau ritual dan upacara tertentu
Pain peone (Yunani) rarr hukuman Teori pertama tentang nyeri datang dari Yunani dan Romawi yang menyatakan bahwa otak dan sistem saraf berperan dalam menghasilkan persepsi nyeri
Abad pertengahan dan jaman Renaissance (1400-1500an) terkumpul fakta-fakta yang mendukung teori tersebut
Leonardo da Vinci mempercayai bahwa otak merupakan organ utama yang bertanggung-jawab terhadap sensasi tersebut Da Vinci juga mengembangkan idea bahwa korda spinalis merupakan organ yang berperan menghantarkan sensasi nyeri ke otak
Tahun 1664 seorang filsuf Perancis Reneacute Descartes menggambarkan apa yang sekarang disebut sebagai jalur nyeri (pain pathway)
Pada abad 19 nyeri menjadi ilmu tersendiri yang menjadi jalan bagi berkembangnya ilmu penatalaksanaan nyeri Saat itu mulai ditemukan senyawa opium morfin kodein kokain yang dapat digunakan untuk mengobati nyeri
Nyeri akut dan kronis rarr survival function dengan cara mengarahkan tubuh untuk memberikan refleks dan sikap protektif terhadap jaringan yang rusak hingga sembuh
Definisi Nyeri
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut
Patofisiologi
Berdasarkan durasinya1 Nyeri akut2 Nyeri kronisBerdasarkan asalnya1 Nyeri nosiseptif (nociceptive pain) Nyeri perifer rarr asal kulit tulang sendi otot
jaringan ikat dll rarr nyeri akut letaknya lebih terlokalisasi
Nyeri visceralcentral rarr lebih dalam lebih sulit dilokalisasikan letaknya
2 Nyeri neuropatik
Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
Sebagian besar jaringan dan organ diinervasi reseptor khusus nyeri rarr nociceptor rarr yang berhubungan dgn saraf aferen primer dan berujung di spinal cord
Jika suatu stimuli (kimiawi mekanik panas) datang rarr diubah menjadi impuls saraf pada saraf aferen primer rarr ditransmisikan sepanjang saraf aferen ke spinal cord rarr ke SSP
Stimulasi
Transmisi dan persepsi nyeri
Transmisi nyeri terjadi melalui serabut saraf aferen (serabut nociceptor) yang terdiri dari dua macam
serabut A-δ (A-δ fiber) rarr peka thd nyeri tajam panas rarr first pain
serabut C (C fiber) rarr peka thd nyeri tumpul dan lama rarr second pain rarr contoh nyeri cedera nyeri inflamasi
Mediator inflamasi dapat meningkatkan sensitivitas nociceptor rarr ambang rasa nyeri turun rarr nyeriContoh prostaglandin leukotrien bradikinin rarr pada
nyeri inflamasi substance P CGRP (calcitonin gene-related
peptide) rarr pada nyeri neurogenik
Persepsi nyeri
Setelah sampai di otak rarr nyeri dirasakan secara sadar rarr timbul respon Aduuh
Karakteristik nyeri akut dan kronis
Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik
Peredaan nyeri Sangat diinginkan Sangat diinginkan
Ketergantungan thd obat
Tidak biasa Sering
Komponen psikologis
Umumnya tidak ada
Sering merupakan masalah utama
Penyebab organik Sering Seringkali tidak ada
Kontribusi lingkungan dan keluarga
Kecil Signifikan
Insomnia Jarang Sering
Tujuan pengobatan
Kesembuhan Fungsionalisasi
Depresi Jarang Sering
Gejala dan tanda Nyeri bisa berupa nyeri tajam tumpul rasa
terbakar geli (tingling) menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya
Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis tajam menjadi tumpul)
Gejala kadang bersifat nonspesifik Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi takikardi
midriasis rarr tapi tidak bersifat diagnostik Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda
yang nyata Perlu diingat nyeri bersifat subyektif
Nyeri Neuropatik
Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf
Nyeri Neuropati
Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan
merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS
Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika
alami pada sistem saraf Pasien mungkin akan mengalami rasa
terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia
Nyeri Neurogenik
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer
Neuralgia
Nyeri pada daerah distribusi saraf
Neuritis
Inflamasi pada sistem saraf
Neuropati
Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf
Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati
Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks
Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati
Alodinia
Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri
Hiperalgesia
Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri
Hiperestesia
Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)
Hiperpatia
Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang
Disestesia
Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus
Parestesia
Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus
Analgesia
Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Hipoalgesia
Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Anestesia
Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)
Hipoestesia
Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)
Anestesia Dolorosa
Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik
Kausalgia
Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik
Nyeri sentral
Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Pendahuluan Pada jaman dulu nyeri dikaitkan dengan
hukuman setan atau magic rarr penghilangan nyeri merupakan tanggung-jawab dari pendeta dukun atau pengusir setan menggunakan tanaman atau ritual dan upacara tertentu
Pain peone (Yunani) rarr hukuman Teori pertama tentang nyeri datang dari Yunani dan Romawi yang menyatakan bahwa otak dan sistem saraf berperan dalam menghasilkan persepsi nyeri
Abad pertengahan dan jaman Renaissance (1400-1500an) terkumpul fakta-fakta yang mendukung teori tersebut
Leonardo da Vinci mempercayai bahwa otak merupakan organ utama yang bertanggung-jawab terhadap sensasi tersebut Da Vinci juga mengembangkan idea bahwa korda spinalis merupakan organ yang berperan menghantarkan sensasi nyeri ke otak
Tahun 1664 seorang filsuf Perancis Reneacute Descartes menggambarkan apa yang sekarang disebut sebagai jalur nyeri (pain pathway)
Pada abad 19 nyeri menjadi ilmu tersendiri yang menjadi jalan bagi berkembangnya ilmu penatalaksanaan nyeri Saat itu mulai ditemukan senyawa opium morfin kodein kokain yang dapat digunakan untuk mengobati nyeri
Nyeri akut dan kronis rarr survival function dengan cara mengarahkan tubuh untuk memberikan refleks dan sikap protektif terhadap jaringan yang rusak hingga sembuh
Definisi Nyeri
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut
Patofisiologi
Berdasarkan durasinya1 Nyeri akut2 Nyeri kronisBerdasarkan asalnya1 Nyeri nosiseptif (nociceptive pain) Nyeri perifer rarr asal kulit tulang sendi otot
jaringan ikat dll rarr nyeri akut letaknya lebih terlokalisasi
Nyeri visceralcentral rarr lebih dalam lebih sulit dilokalisasikan letaknya
2 Nyeri neuropatik
Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
Sebagian besar jaringan dan organ diinervasi reseptor khusus nyeri rarr nociceptor rarr yang berhubungan dgn saraf aferen primer dan berujung di spinal cord
Jika suatu stimuli (kimiawi mekanik panas) datang rarr diubah menjadi impuls saraf pada saraf aferen primer rarr ditransmisikan sepanjang saraf aferen ke spinal cord rarr ke SSP
Stimulasi
Transmisi dan persepsi nyeri
Transmisi nyeri terjadi melalui serabut saraf aferen (serabut nociceptor) yang terdiri dari dua macam
serabut A-δ (A-δ fiber) rarr peka thd nyeri tajam panas rarr first pain
serabut C (C fiber) rarr peka thd nyeri tumpul dan lama rarr second pain rarr contoh nyeri cedera nyeri inflamasi
Mediator inflamasi dapat meningkatkan sensitivitas nociceptor rarr ambang rasa nyeri turun rarr nyeriContoh prostaglandin leukotrien bradikinin rarr pada
nyeri inflamasi substance P CGRP (calcitonin gene-related
peptide) rarr pada nyeri neurogenik
Persepsi nyeri
Setelah sampai di otak rarr nyeri dirasakan secara sadar rarr timbul respon Aduuh
Karakteristik nyeri akut dan kronis
Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik
Peredaan nyeri Sangat diinginkan Sangat diinginkan
Ketergantungan thd obat
Tidak biasa Sering
Komponen psikologis
Umumnya tidak ada
Sering merupakan masalah utama
Penyebab organik Sering Seringkali tidak ada
Kontribusi lingkungan dan keluarga
Kecil Signifikan
Insomnia Jarang Sering
Tujuan pengobatan
Kesembuhan Fungsionalisasi
Depresi Jarang Sering
Gejala dan tanda Nyeri bisa berupa nyeri tajam tumpul rasa
terbakar geli (tingling) menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya
Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis tajam menjadi tumpul)
Gejala kadang bersifat nonspesifik Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi takikardi
midriasis rarr tapi tidak bersifat diagnostik Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda
yang nyata Perlu diingat nyeri bersifat subyektif
Nyeri Neuropatik
Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf
Nyeri Neuropati
Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan
merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS
Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika
alami pada sistem saraf Pasien mungkin akan mengalami rasa
terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia
Nyeri Neurogenik
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer
Neuralgia
Nyeri pada daerah distribusi saraf
Neuritis
Inflamasi pada sistem saraf
Neuropati
Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf
Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati
Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks
Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati
Alodinia
Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri
Hiperalgesia
Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri
Hiperestesia
Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)
Hiperpatia
Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang
Disestesia
Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus
Parestesia
Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus
Analgesia
Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Hipoalgesia
Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Anestesia
Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)
Hipoestesia
Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)
Anestesia Dolorosa
Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik
Kausalgia
Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik
Nyeri sentral
Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Abad pertengahan dan jaman Renaissance (1400-1500an) terkumpul fakta-fakta yang mendukung teori tersebut
Leonardo da Vinci mempercayai bahwa otak merupakan organ utama yang bertanggung-jawab terhadap sensasi tersebut Da Vinci juga mengembangkan idea bahwa korda spinalis merupakan organ yang berperan menghantarkan sensasi nyeri ke otak
Tahun 1664 seorang filsuf Perancis Reneacute Descartes menggambarkan apa yang sekarang disebut sebagai jalur nyeri (pain pathway)
Pada abad 19 nyeri menjadi ilmu tersendiri yang menjadi jalan bagi berkembangnya ilmu penatalaksanaan nyeri Saat itu mulai ditemukan senyawa opium morfin kodein kokain yang dapat digunakan untuk mengobati nyeri
Nyeri akut dan kronis rarr survival function dengan cara mengarahkan tubuh untuk memberikan refleks dan sikap protektif terhadap jaringan yang rusak hingga sembuh
Definisi Nyeri
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut
Patofisiologi
Berdasarkan durasinya1 Nyeri akut2 Nyeri kronisBerdasarkan asalnya1 Nyeri nosiseptif (nociceptive pain) Nyeri perifer rarr asal kulit tulang sendi otot
jaringan ikat dll rarr nyeri akut letaknya lebih terlokalisasi
Nyeri visceralcentral rarr lebih dalam lebih sulit dilokalisasikan letaknya
2 Nyeri neuropatik
Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
Sebagian besar jaringan dan organ diinervasi reseptor khusus nyeri rarr nociceptor rarr yang berhubungan dgn saraf aferen primer dan berujung di spinal cord
Jika suatu stimuli (kimiawi mekanik panas) datang rarr diubah menjadi impuls saraf pada saraf aferen primer rarr ditransmisikan sepanjang saraf aferen ke spinal cord rarr ke SSP
Stimulasi
Transmisi dan persepsi nyeri
Transmisi nyeri terjadi melalui serabut saraf aferen (serabut nociceptor) yang terdiri dari dua macam
serabut A-δ (A-δ fiber) rarr peka thd nyeri tajam panas rarr first pain
serabut C (C fiber) rarr peka thd nyeri tumpul dan lama rarr second pain rarr contoh nyeri cedera nyeri inflamasi
Mediator inflamasi dapat meningkatkan sensitivitas nociceptor rarr ambang rasa nyeri turun rarr nyeriContoh prostaglandin leukotrien bradikinin rarr pada
nyeri inflamasi substance P CGRP (calcitonin gene-related
peptide) rarr pada nyeri neurogenik
Persepsi nyeri
Setelah sampai di otak rarr nyeri dirasakan secara sadar rarr timbul respon Aduuh
Karakteristik nyeri akut dan kronis
Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik
Peredaan nyeri Sangat diinginkan Sangat diinginkan
Ketergantungan thd obat
Tidak biasa Sering
Komponen psikologis
Umumnya tidak ada
Sering merupakan masalah utama
Penyebab organik Sering Seringkali tidak ada
Kontribusi lingkungan dan keluarga
Kecil Signifikan
Insomnia Jarang Sering
Tujuan pengobatan
Kesembuhan Fungsionalisasi
Depresi Jarang Sering
Gejala dan tanda Nyeri bisa berupa nyeri tajam tumpul rasa
terbakar geli (tingling) menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya
Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis tajam menjadi tumpul)
Gejala kadang bersifat nonspesifik Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi takikardi
midriasis rarr tapi tidak bersifat diagnostik Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda
yang nyata Perlu diingat nyeri bersifat subyektif
Nyeri Neuropatik
Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf
Nyeri Neuropati
Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan
merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS
Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika
alami pada sistem saraf Pasien mungkin akan mengalami rasa
terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia
Nyeri Neurogenik
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer
Neuralgia
Nyeri pada daerah distribusi saraf
Neuritis
Inflamasi pada sistem saraf
Neuropati
Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf
Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati
Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks
Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati
Alodinia
Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri
Hiperalgesia
Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri
Hiperestesia
Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)
Hiperpatia
Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang
Disestesia
Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus
Parestesia
Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus
Analgesia
Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Hipoalgesia
Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Anestesia
Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)
Hipoestesia
Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)
Anestesia Dolorosa
Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik
Kausalgia
Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik
Nyeri sentral
Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Tahun 1664 seorang filsuf Perancis Reneacute Descartes menggambarkan apa yang sekarang disebut sebagai jalur nyeri (pain pathway)
Pada abad 19 nyeri menjadi ilmu tersendiri yang menjadi jalan bagi berkembangnya ilmu penatalaksanaan nyeri Saat itu mulai ditemukan senyawa opium morfin kodein kokain yang dapat digunakan untuk mengobati nyeri
Nyeri akut dan kronis rarr survival function dengan cara mengarahkan tubuh untuk memberikan refleks dan sikap protektif terhadap jaringan yang rusak hingga sembuh
Definisi Nyeri
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut
Patofisiologi
Berdasarkan durasinya1 Nyeri akut2 Nyeri kronisBerdasarkan asalnya1 Nyeri nosiseptif (nociceptive pain) Nyeri perifer rarr asal kulit tulang sendi otot
jaringan ikat dll rarr nyeri akut letaknya lebih terlokalisasi
Nyeri visceralcentral rarr lebih dalam lebih sulit dilokalisasikan letaknya
2 Nyeri neuropatik
Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
Sebagian besar jaringan dan organ diinervasi reseptor khusus nyeri rarr nociceptor rarr yang berhubungan dgn saraf aferen primer dan berujung di spinal cord
Jika suatu stimuli (kimiawi mekanik panas) datang rarr diubah menjadi impuls saraf pada saraf aferen primer rarr ditransmisikan sepanjang saraf aferen ke spinal cord rarr ke SSP
Stimulasi
Transmisi dan persepsi nyeri
Transmisi nyeri terjadi melalui serabut saraf aferen (serabut nociceptor) yang terdiri dari dua macam
serabut A-δ (A-δ fiber) rarr peka thd nyeri tajam panas rarr first pain
serabut C (C fiber) rarr peka thd nyeri tumpul dan lama rarr second pain rarr contoh nyeri cedera nyeri inflamasi
Mediator inflamasi dapat meningkatkan sensitivitas nociceptor rarr ambang rasa nyeri turun rarr nyeriContoh prostaglandin leukotrien bradikinin rarr pada
nyeri inflamasi substance P CGRP (calcitonin gene-related
peptide) rarr pada nyeri neurogenik
Persepsi nyeri
Setelah sampai di otak rarr nyeri dirasakan secara sadar rarr timbul respon Aduuh
Karakteristik nyeri akut dan kronis
Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik
Peredaan nyeri Sangat diinginkan Sangat diinginkan
Ketergantungan thd obat
Tidak biasa Sering
Komponen psikologis
Umumnya tidak ada
Sering merupakan masalah utama
Penyebab organik Sering Seringkali tidak ada
Kontribusi lingkungan dan keluarga
Kecil Signifikan
Insomnia Jarang Sering
Tujuan pengobatan
Kesembuhan Fungsionalisasi
Depresi Jarang Sering
Gejala dan tanda Nyeri bisa berupa nyeri tajam tumpul rasa
terbakar geli (tingling) menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya
Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis tajam menjadi tumpul)
Gejala kadang bersifat nonspesifik Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi takikardi
midriasis rarr tapi tidak bersifat diagnostik Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda
yang nyata Perlu diingat nyeri bersifat subyektif
Nyeri Neuropatik
Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf
Nyeri Neuropati
Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan
merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS
Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika
alami pada sistem saraf Pasien mungkin akan mengalami rasa
terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia
Nyeri Neurogenik
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer
Neuralgia
Nyeri pada daerah distribusi saraf
Neuritis
Inflamasi pada sistem saraf
Neuropati
Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf
Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati
Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks
Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati
Alodinia
Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri
Hiperalgesia
Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri
Hiperestesia
Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)
Hiperpatia
Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang
Disestesia
Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus
Parestesia
Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus
Analgesia
Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Hipoalgesia
Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Anestesia
Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)
Hipoestesia
Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)
Anestesia Dolorosa
Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik
Kausalgia
Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik
Nyeri sentral
Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Nyeri akut dan kronis rarr survival function dengan cara mengarahkan tubuh untuk memberikan refleks dan sikap protektif terhadap jaringan yang rusak hingga sembuh
Definisi Nyeri
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut
Patofisiologi
Berdasarkan durasinya1 Nyeri akut2 Nyeri kronisBerdasarkan asalnya1 Nyeri nosiseptif (nociceptive pain) Nyeri perifer rarr asal kulit tulang sendi otot
jaringan ikat dll rarr nyeri akut letaknya lebih terlokalisasi
Nyeri visceralcentral rarr lebih dalam lebih sulit dilokalisasikan letaknya
2 Nyeri neuropatik
Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
Sebagian besar jaringan dan organ diinervasi reseptor khusus nyeri rarr nociceptor rarr yang berhubungan dgn saraf aferen primer dan berujung di spinal cord
Jika suatu stimuli (kimiawi mekanik panas) datang rarr diubah menjadi impuls saraf pada saraf aferen primer rarr ditransmisikan sepanjang saraf aferen ke spinal cord rarr ke SSP
Stimulasi
Transmisi dan persepsi nyeri
Transmisi nyeri terjadi melalui serabut saraf aferen (serabut nociceptor) yang terdiri dari dua macam
serabut A-δ (A-δ fiber) rarr peka thd nyeri tajam panas rarr first pain
serabut C (C fiber) rarr peka thd nyeri tumpul dan lama rarr second pain rarr contoh nyeri cedera nyeri inflamasi
Mediator inflamasi dapat meningkatkan sensitivitas nociceptor rarr ambang rasa nyeri turun rarr nyeriContoh prostaglandin leukotrien bradikinin rarr pada
nyeri inflamasi substance P CGRP (calcitonin gene-related
peptide) rarr pada nyeri neurogenik
Persepsi nyeri
Setelah sampai di otak rarr nyeri dirasakan secara sadar rarr timbul respon Aduuh
Karakteristik nyeri akut dan kronis
Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik
Peredaan nyeri Sangat diinginkan Sangat diinginkan
Ketergantungan thd obat
Tidak biasa Sering
Komponen psikologis
Umumnya tidak ada
Sering merupakan masalah utama
Penyebab organik Sering Seringkali tidak ada
Kontribusi lingkungan dan keluarga
Kecil Signifikan
Insomnia Jarang Sering
Tujuan pengobatan
Kesembuhan Fungsionalisasi
Depresi Jarang Sering
Gejala dan tanda Nyeri bisa berupa nyeri tajam tumpul rasa
terbakar geli (tingling) menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya
Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis tajam menjadi tumpul)
Gejala kadang bersifat nonspesifik Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi takikardi
midriasis rarr tapi tidak bersifat diagnostik Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda
yang nyata Perlu diingat nyeri bersifat subyektif
Nyeri Neuropatik
Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf
Nyeri Neuropati
Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan
merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS
Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika
alami pada sistem saraf Pasien mungkin akan mengalami rasa
terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia
Nyeri Neurogenik
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer
Neuralgia
Nyeri pada daerah distribusi saraf
Neuritis
Inflamasi pada sistem saraf
Neuropati
Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf
Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati
Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks
Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati
Alodinia
Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri
Hiperalgesia
Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri
Hiperestesia
Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)
Hiperpatia
Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang
Disestesia
Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus
Parestesia
Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus
Analgesia
Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Hipoalgesia
Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Anestesia
Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)
Hipoestesia
Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)
Anestesia Dolorosa
Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik
Kausalgia
Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik
Nyeri sentral
Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Definisi Nyeri
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut
Patofisiologi
Berdasarkan durasinya1 Nyeri akut2 Nyeri kronisBerdasarkan asalnya1 Nyeri nosiseptif (nociceptive pain) Nyeri perifer rarr asal kulit tulang sendi otot
jaringan ikat dll rarr nyeri akut letaknya lebih terlokalisasi
Nyeri visceralcentral rarr lebih dalam lebih sulit dilokalisasikan letaknya
2 Nyeri neuropatik
Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
Sebagian besar jaringan dan organ diinervasi reseptor khusus nyeri rarr nociceptor rarr yang berhubungan dgn saraf aferen primer dan berujung di spinal cord
Jika suatu stimuli (kimiawi mekanik panas) datang rarr diubah menjadi impuls saraf pada saraf aferen primer rarr ditransmisikan sepanjang saraf aferen ke spinal cord rarr ke SSP
Stimulasi
Transmisi dan persepsi nyeri
Transmisi nyeri terjadi melalui serabut saraf aferen (serabut nociceptor) yang terdiri dari dua macam
serabut A-δ (A-δ fiber) rarr peka thd nyeri tajam panas rarr first pain
serabut C (C fiber) rarr peka thd nyeri tumpul dan lama rarr second pain rarr contoh nyeri cedera nyeri inflamasi
Mediator inflamasi dapat meningkatkan sensitivitas nociceptor rarr ambang rasa nyeri turun rarr nyeriContoh prostaglandin leukotrien bradikinin rarr pada
nyeri inflamasi substance P CGRP (calcitonin gene-related
peptide) rarr pada nyeri neurogenik
Persepsi nyeri
Setelah sampai di otak rarr nyeri dirasakan secara sadar rarr timbul respon Aduuh
Karakteristik nyeri akut dan kronis
Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik
Peredaan nyeri Sangat diinginkan Sangat diinginkan
Ketergantungan thd obat
Tidak biasa Sering
Komponen psikologis
Umumnya tidak ada
Sering merupakan masalah utama
Penyebab organik Sering Seringkali tidak ada
Kontribusi lingkungan dan keluarga
Kecil Signifikan
Insomnia Jarang Sering
Tujuan pengobatan
Kesembuhan Fungsionalisasi
Depresi Jarang Sering
Gejala dan tanda Nyeri bisa berupa nyeri tajam tumpul rasa
terbakar geli (tingling) menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya
Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis tajam menjadi tumpul)
Gejala kadang bersifat nonspesifik Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi takikardi
midriasis rarr tapi tidak bersifat diagnostik Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda
yang nyata Perlu diingat nyeri bersifat subyektif
Nyeri Neuropatik
Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf
Nyeri Neuropati
Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan
merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS
Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika
alami pada sistem saraf Pasien mungkin akan mengalami rasa
terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia
Nyeri Neurogenik
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer
Neuralgia
Nyeri pada daerah distribusi saraf
Neuritis
Inflamasi pada sistem saraf
Neuropati
Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf
Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati
Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks
Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati
Alodinia
Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri
Hiperalgesia
Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri
Hiperestesia
Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)
Hiperpatia
Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang
Disestesia
Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus
Parestesia
Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus
Analgesia
Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Hipoalgesia
Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Anestesia
Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)
Hipoestesia
Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)
Anestesia Dolorosa
Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik
Kausalgia
Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik
Nyeri sentral
Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Patofisiologi
Berdasarkan durasinya1 Nyeri akut2 Nyeri kronisBerdasarkan asalnya1 Nyeri nosiseptif (nociceptive pain) Nyeri perifer rarr asal kulit tulang sendi otot
jaringan ikat dll rarr nyeri akut letaknya lebih terlokalisasi
Nyeri visceralcentral rarr lebih dalam lebih sulit dilokalisasikan letaknya
2 Nyeri neuropatik
Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
Sebagian besar jaringan dan organ diinervasi reseptor khusus nyeri rarr nociceptor rarr yang berhubungan dgn saraf aferen primer dan berujung di spinal cord
Jika suatu stimuli (kimiawi mekanik panas) datang rarr diubah menjadi impuls saraf pada saraf aferen primer rarr ditransmisikan sepanjang saraf aferen ke spinal cord rarr ke SSP
Stimulasi
Transmisi dan persepsi nyeri
Transmisi nyeri terjadi melalui serabut saraf aferen (serabut nociceptor) yang terdiri dari dua macam
serabut A-δ (A-δ fiber) rarr peka thd nyeri tajam panas rarr first pain
serabut C (C fiber) rarr peka thd nyeri tumpul dan lama rarr second pain rarr contoh nyeri cedera nyeri inflamasi
Mediator inflamasi dapat meningkatkan sensitivitas nociceptor rarr ambang rasa nyeri turun rarr nyeriContoh prostaglandin leukotrien bradikinin rarr pada
nyeri inflamasi substance P CGRP (calcitonin gene-related
peptide) rarr pada nyeri neurogenik
Persepsi nyeri
Setelah sampai di otak rarr nyeri dirasakan secara sadar rarr timbul respon Aduuh
Karakteristik nyeri akut dan kronis
Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik
Peredaan nyeri Sangat diinginkan Sangat diinginkan
Ketergantungan thd obat
Tidak biasa Sering
Komponen psikologis
Umumnya tidak ada
Sering merupakan masalah utama
Penyebab organik Sering Seringkali tidak ada
Kontribusi lingkungan dan keluarga
Kecil Signifikan
Insomnia Jarang Sering
Tujuan pengobatan
Kesembuhan Fungsionalisasi
Depresi Jarang Sering
Gejala dan tanda Nyeri bisa berupa nyeri tajam tumpul rasa
terbakar geli (tingling) menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya
Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis tajam menjadi tumpul)
Gejala kadang bersifat nonspesifik Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi takikardi
midriasis rarr tapi tidak bersifat diagnostik Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda
yang nyata Perlu diingat nyeri bersifat subyektif
Nyeri Neuropatik
Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf
Nyeri Neuropati
Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan
merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS
Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika
alami pada sistem saraf Pasien mungkin akan mengalami rasa
terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia
Nyeri Neurogenik
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer
Neuralgia
Nyeri pada daerah distribusi saraf
Neuritis
Inflamasi pada sistem saraf
Neuropati
Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf
Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati
Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks
Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati
Alodinia
Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri
Hiperalgesia
Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri
Hiperestesia
Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)
Hiperpatia
Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang
Disestesia
Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus
Parestesia
Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus
Analgesia
Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Hipoalgesia
Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Anestesia
Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)
Hipoestesia
Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)
Anestesia Dolorosa
Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik
Kausalgia
Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik
Nyeri sentral
Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
Sebagian besar jaringan dan organ diinervasi reseptor khusus nyeri rarr nociceptor rarr yang berhubungan dgn saraf aferen primer dan berujung di spinal cord
Jika suatu stimuli (kimiawi mekanik panas) datang rarr diubah menjadi impuls saraf pada saraf aferen primer rarr ditransmisikan sepanjang saraf aferen ke spinal cord rarr ke SSP
Stimulasi
Transmisi dan persepsi nyeri
Transmisi nyeri terjadi melalui serabut saraf aferen (serabut nociceptor) yang terdiri dari dua macam
serabut A-δ (A-δ fiber) rarr peka thd nyeri tajam panas rarr first pain
serabut C (C fiber) rarr peka thd nyeri tumpul dan lama rarr second pain rarr contoh nyeri cedera nyeri inflamasi
Mediator inflamasi dapat meningkatkan sensitivitas nociceptor rarr ambang rasa nyeri turun rarr nyeriContoh prostaglandin leukotrien bradikinin rarr pada
nyeri inflamasi substance P CGRP (calcitonin gene-related
peptide) rarr pada nyeri neurogenik
Persepsi nyeri
Setelah sampai di otak rarr nyeri dirasakan secara sadar rarr timbul respon Aduuh
Karakteristik nyeri akut dan kronis
Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik
Peredaan nyeri Sangat diinginkan Sangat diinginkan
Ketergantungan thd obat
Tidak biasa Sering
Komponen psikologis
Umumnya tidak ada
Sering merupakan masalah utama
Penyebab organik Sering Seringkali tidak ada
Kontribusi lingkungan dan keluarga
Kecil Signifikan
Insomnia Jarang Sering
Tujuan pengobatan
Kesembuhan Fungsionalisasi
Depresi Jarang Sering
Gejala dan tanda Nyeri bisa berupa nyeri tajam tumpul rasa
terbakar geli (tingling) menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya
Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis tajam menjadi tumpul)
Gejala kadang bersifat nonspesifik Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi takikardi
midriasis rarr tapi tidak bersifat diagnostik Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda
yang nyata Perlu diingat nyeri bersifat subyektif
Nyeri Neuropatik
Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf
Nyeri Neuropati
Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan
merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS
Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika
alami pada sistem saraf Pasien mungkin akan mengalami rasa
terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia
Nyeri Neurogenik
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer
Neuralgia
Nyeri pada daerah distribusi saraf
Neuritis
Inflamasi pada sistem saraf
Neuropati
Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf
Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati
Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks
Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati
Alodinia
Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri
Hiperalgesia
Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri
Hiperestesia
Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)
Hiperpatia
Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang
Disestesia
Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus
Parestesia
Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus
Analgesia
Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Hipoalgesia
Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Anestesia
Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)
Hipoestesia
Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)
Anestesia Dolorosa
Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik
Kausalgia
Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik
Nyeri sentral
Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Transmisi dan persepsi nyeri
Transmisi nyeri terjadi melalui serabut saraf aferen (serabut nociceptor) yang terdiri dari dua macam
serabut A-δ (A-δ fiber) rarr peka thd nyeri tajam panas rarr first pain
serabut C (C fiber) rarr peka thd nyeri tumpul dan lama rarr second pain rarr contoh nyeri cedera nyeri inflamasi
Mediator inflamasi dapat meningkatkan sensitivitas nociceptor rarr ambang rasa nyeri turun rarr nyeriContoh prostaglandin leukotrien bradikinin rarr pada
nyeri inflamasi substance P CGRP (calcitonin gene-related
peptide) rarr pada nyeri neurogenik
Persepsi nyeri
Setelah sampai di otak rarr nyeri dirasakan secara sadar rarr timbul respon Aduuh
Karakteristik nyeri akut dan kronis
Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik
Peredaan nyeri Sangat diinginkan Sangat diinginkan
Ketergantungan thd obat
Tidak biasa Sering
Komponen psikologis
Umumnya tidak ada
Sering merupakan masalah utama
Penyebab organik Sering Seringkali tidak ada
Kontribusi lingkungan dan keluarga
Kecil Signifikan
Insomnia Jarang Sering
Tujuan pengobatan
Kesembuhan Fungsionalisasi
Depresi Jarang Sering
Gejala dan tanda Nyeri bisa berupa nyeri tajam tumpul rasa
terbakar geli (tingling) menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya
Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis tajam menjadi tumpul)
Gejala kadang bersifat nonspesifik Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi takikardi
midriasis rarr tapi tidak bersifat diagnostik Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda
yang nyata Perlu diingat nyeri bersifat subyektif
Nyeri Neuropatik
Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf
Nyeri Neuropati
Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan
merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS
Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika
alami pada sistem saraf Pasien mungkin akan mengalami rasa
terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia
Nyeri Neurogenik
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer
Neuralgia
Nyeri pada daerah distribusi saraf
Neuritis
Inflamasi pada sistem saraf
Neuropati
Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf
Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati
Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks
Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati
Alodinia
Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri
Hiperalgesia
Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri
Hiperestesia
Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)
Hiperpatia
Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang
Disestesia
Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus
Parestesia
Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus
Analgesia
Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Hipoalgesia
Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Anestesia
Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)
Hipoestesia
Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)
Anestesia Dolorosa
Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik
Kausalgia
Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik
Nyeri sentral
Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Mediator inflamasi dapat meningkatkan sensitivitas nociceptor rarr ambang rasa nyeri turun rarr nyeriContoh prostaglandin leukotrien bradikinin rarr pada
nyeri inflamasi substance P CGRP (calcitonin gene-related
peptide) rarr pada nyeri neurogenik
Persepsi nyeri
Setelah sampai di otak rarr nyeri dirasakan secara sadar rarr timbul respon Aduuh
Karakteristik nyeri akut dan kronis
Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik
Peredaan nyeri Sangat diinginkan Sangat diinginkan
Ketergantungan thd obat
Tidak biasa Sering
Komponen psikologis
Umumnya tidak ada
Sering merupakan masalah utama
Penyebab organik Sering Seringkali tidak ada
Kontribusi lingkungan dan keluarga
Kecil Signifikan
Insomnia Jarang Sering
Tujuan pengobatan
Kesembuhan Fungsionalisasi
Depresi Jarang Sering
Gejala dan tanda Nyeri bisa berupa nyeri tajam tumpul rasa
terbakar geli (tingling) menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya
Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis tajam menjadi tumpul)
Gejala kadang bersifat nonspesifik Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi takikardi
midriasis rarr tapi tidak bersifat diagnostik Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda
yang nyata Perlu diingat nyeri bersifat subyektif
Nyeri Neuropatik
Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf
Nyeri Neuropati
Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan
merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS
Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika
alami pada sistem saraf Pasien mungkin akan mengalami rasa
terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia
Nyeri Neurogenik
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer
Neuralgia
Nyeri pada daerah distribusi saraf
Neuritis
Inflamasi pada sistem saraf
Neuropati
Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf
Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati
Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks
Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati
Alodinia
Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri
Hiperalgesia
Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri
Hiperestesia
Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)
Hiperpatia
Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang
Disestesia
Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus
Parestesia
Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus
Analgesia
Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Hipoalgesia
Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Anestesia
Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)
Hipoestesia
Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)
Anestesia Dolorosa
Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik
Kausalgia
Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik
Nyeri sentral
Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Persepsi nyeri
Setelah sampai di otak rarr nyeri dirasakan secara sadar rarr timbul respon Aduuh
Karakteristik nyeri akut dan kronis
Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik
Peredaan nyeri Sangat diinginkan Sangat diinginkan
Ketergantungan thd obat
Tidak biasa Sering
Komponen psikologis
Umumnya tidak ada
Sering merupakan masalah utama
Penyebab organik Sering Seringkali tidak ada
Kontribusi lingkungan dan keluarga
Kecil Signifikan
Insomnia Jarang Sering
Tujuan pengobatan
Kesembuhan Fungsionalisasi
Depresi Jarang Sering
Gejala dan tanda Nyeri bisa berupa nyeri tajam tumpul rasa
terbakar geli (tingling) menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya
Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis tajam menjadi tumpul)
Gejala kadang bersifat nonspesifik Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi takikardi
midriasis rarr tapi tidak bersifat diagnostik Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda
yang nyata Perlu diingat nyeri bersifat subyektif
Nyeri Neuropatik
Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf
Nyeri Neuropati
Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan
merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS
Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika
alami pada sistem saraf Pasien mungkin akan mengalami rasa
terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia
Nyeri Neurogenik
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer
Neuralgia
Nyeri pada daerah distribusi saraf
Neuritis
Inflamasi pada sistem saraf
Neuropati
Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf
Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati
Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks
Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati
Alodinia
Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri
Hiperalgesia
Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri
Hiperestesia
Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)
Hiperpatia
Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang
Disestesia
Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus
Parestesia
Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus
Analgesia
Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Hipoalgesia
Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Anestesia
Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)
Hipoestesia
Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)
Anestesia Dolorosa
Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik
Kausalgia
Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik
Nyeri sentral
Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Karakteristik nyeri akut dan kronis
Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik
Peredaan nyeri Sangat diinginkan Sangat diinginkan
Ketergantungan thd obat
Tidak biasa Sering
Komponen psikologis
Umumnya tidak ada
Sering merupakan masalah utama
Penyebab organik Sering Seringkali tidak ada
Kontribusi lingkungan dan keluarga
Kecil Signifikan
Insomnia Jarang Sering
Tujuan pengobatan
Kesembuhan Fungsionalisasi
Depresi Jarang Sering
Gejala dan tanda Nyeri bisa berupa nyeri tajam tumpul rasa
terbakar geli (tingling) menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya
Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis tajam menjadi tumpul)
Gejala kadang bersifat nonspesifik Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi takikardi
midriasis rarr tapi tidak bersifat diagnostik Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda
yang nyata Perlu diingat nyeri bersifat subyektif
Nyeri Neuropatik
Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf
Nyeri Neuropati
Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan
merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS
Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika
alami pada sistem saraf Pasien mungkin akan mengalami rasa
terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia
Nyeri Neurogenik
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer
Neuralgia
Nyeri pada daerah distribusi saraf
Neuritis
Inflamasi pada sistem saraf
Neuropati
Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf
Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati
Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks
Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati
Alodinia
Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri
Hiperalgesia
Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri
Hiperestesia
Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)
Hiperpatia
Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang
Disestesia
Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus
Parestesia
Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus
Analgesia
Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Hipoalgesia
Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Anestesia
Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)
Hipoestesia
Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)
Anestesia Dolorosa
Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik
Kausalgia
Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik
Nyeri sentral
Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Gejala dan tanda Nyeri bisa berupa nyeri tajam tumpul rasa
terbakar geli (tingling) menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya
Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis tajam menjadi tumpul)
Gejala kadang bersifat nonspesifik Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi takikardi
midriasis rarr tapi tidak bersifat diagnostik Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda
yang nyata Perlu diingat nyeri bersifat subyektif
Nyeri Neuropatik
Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf
Nyeri Neuropati
Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan
merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS
Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika
alami pada sistem saraf Pasien mungkin akan mengalami rasa
terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia
Nyeri Neurogenik
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer
Neuralgia
Nyeri pada daerah distribusi saraf
Neuritis
Inflamasi pada sistem saraf
Neuropati
Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf
Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati
Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks
Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati
Alodinia
Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri
Hiperalgesia
Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri
Hiperestesia
Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)
Hiperpatia
Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang
Disestesia
Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus
Parestesia
Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus
Analgesia
Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Hipoalgesia
Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Anestesia
Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)
Hipoestesia
Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)
Anestesia Dolorosa
Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik
Kausalgia
Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik
Nyeri sentral
Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Nyeri Neuropatik
Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf
Nyeri Neuropati
Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan
merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS
Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika
alami pada sistem saraf Pasien mungkin akan mengalami rasa
terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia
Nyeri Neurogenik
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer
Neuralgia
Nyeri pada daerah distribusi saraf
Neuritis
Inflamasi pada sistem saraf
Neuropati
Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf
Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati
Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks
Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati
Alodinia
Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri
Hiperalgesia
Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri
Hiperestesia
Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)
Hiperpatia
Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang
Disestesia
Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus
Parestesia
Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus
Analgesia
Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Hipoalgesia
Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Anestesia
Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)
Hipoestesia
Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)
Anestesia Dolorosa
Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik
Kausalgia
Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik
Nyeri sentral
Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Nyeri Neuropati
Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan
merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS
Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika
alami pada sistem saraf Pasien mungkin akan mengalami rasa
terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia
Nyeri Neurogenik
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer
Neuralgia
Nyeri pada daerah distribusi saraf
Neuritis
Inflamasi pada sistem saraf
Neuropati
Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf
Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati
Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks
Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati
Alodinia
Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri
Hiperalgesia
Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri
Hiperestesia
Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)
Hiperpatia
Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang
Disestesia
Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus
Parestesia
Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus
Analgesia
Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Hipoalgesia
Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Anestesia
Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)
Hipoestesia
Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)
Anestesia Dolorosa
Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik
Kausalgia
Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik
Nyeri sentral
Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Nyeri Neurogenik
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer
Neuralgia
Nyeri pada daerah distribusi saraf
Neuritis
Inflamasi pada sistem saraf
Neuropati
Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf
Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati
Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks
Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati
Alodinia
Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri
Hiperalgesia
Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri
Hiperestesia
Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)
Hiperpatia
Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang
Disestesia
Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus
Parestesia
Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus
Analgesia
Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Hipoalgesia
Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Anestesia
Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)
Hipoestesia
Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)
Anestesia Dolorosa
Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik
Kausalgia
Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik
Nyeri sentral
Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Neuralgia
Nyeri pada daerah distribusi saraf
Neuritis
Inflamasi pada sistem saraf
Neuropati
Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf
Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati
Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks
Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati
Alodinia
Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri
Hiperalgesia
Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri
Hiperestesia
Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)
Hiperpatia
Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang
Disestesia
Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus
Parestesia
Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus
Analgesia
Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Hipoalgesia
Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Anestesia
Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)
Hipoestesia
Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)
Anestesia Dolorosa
Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik
Kausalgia
Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik
Nyeri sentral
Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Neuritis
Inflamasi pada sistem saraf
Neuropati
Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf
Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati
Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks
Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati
Alodinia
Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri
Hiperalgesia
Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri
Hiperestesia
Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)
Hiperpatia
Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang
Disestesia
Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus
Parestesia
Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus
Analgesia
Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Hipoalgesia
Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Anestesia
Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)
Hipoestesia
Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)
Anestesia Dolorosa
Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik
Kausalgia
Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik
Nyeri sentral
Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Neuropati
Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf
Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati
Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks
Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati
Alodinia
Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri
Hiperalgesia
Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri
Hiperestesia
Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)
Hiperpatia
Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang
Disestesia
Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus
Parestesia
Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus
Analgesia
Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Hipoalgesia
Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Anestesia
Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)
Hipoestesia
Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)
Anestesia Dolorosa
Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik
Kausalgia
Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik
Nyeri sentral
Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Alodinia
Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri
Hiperalgesia
Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri
Hiperestesia
Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)
Hiperpatia
Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang
Disestesia
Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus
Parestesia
Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus
Analgesia
Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Hipoalgesia
Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Anestesia
Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)
Hipoestesia
Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)
Anestesia Dolorosa
Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik
Kausalgia
Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik
Nyeri sentral
Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Hiperalgesia
Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri
Hiperestesia
Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)
Hiperpatia
Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang
Disestesia
Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus
Parestesia
Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus
Analgesia
Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Hipoalgesia
Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Anestesia
Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)
Hipoestesia
Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)
Anestesia Dolorosa
Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik
Kausalgia
Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik
Nyeri sentral
Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Hiperestesia
Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)
Hiperpatia
Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang
Disestesia
Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus
Parestesia
Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus
Analgesia
Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Hipoalgesia
Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Anestesia
Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)
Hipoestesia
Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)
Anestesia Dolorosa
Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik
Kausalgia
Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik
Nyeri sentral
Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Hiperpatia
Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang
Disestesia
Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus
Parestesia
Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus
Analgesia
Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Hipoalgesia
Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Anestesia
Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)
Hipoestesia
Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)
Anestesia Dolorosa
Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik
Kausalgia
Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik
Nyeri sentral
Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Disestesia
Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus
Parestesia
Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus
Analgesia
Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Hipoalgesia
Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Anestesia
Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)
Hipoestesia
Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)
Anestesia Dolorosa
Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik
Kausalgia
Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik
Nyeri sentral
Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Parestesia
Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus
Analgesia
Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Hipoalgesia
Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Anestesia
Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)
Hipoestesia
Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)
Anestesia Dolorosa
Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik
Kausalgia
Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik
Nyeri sentral
Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Analgesia
Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Hipoalgesia
Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Anestesia
Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)
Hipoestesia
Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)
Anestesia Dolorosa
Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik
Kausalgia
Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik
Nyeri sentral
Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Hipoalgesia
Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
Anestesia
Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)
Hipoestesia
Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)
Anestesia Dolorosa
Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik
Kausalgia
Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik
Nyeri sentral
Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Anestesia
Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)
Hipoestesia
Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)
Anestesia Dolorosa
Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik
Kausalgia
Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik
Nyeri sentral
Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Hipoestesia
Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)
Anestesia Dolorosa
Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik
Kausalgia
Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik
Nyeri sentral
Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Anestesia Dolorosa
Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik
Kausalgia
Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik
Nyeri sentral
Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Kausalgia
Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik
Nyeri sentral
Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Nyeri sentral
Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Nyeri Neuropatik Perifer
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Nosiseptor
Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Stimulus Noksius
Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Nilai Ambang Nyeri
Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Tingkat Toleransi Nyeri
Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Trigger Point
Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Tender Point
Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Berdasarkan Letak Nyeri
1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Berdasarkan Letak Nyeri
2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Berdasarkan waktu terjadinya
1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Berdasarkan waktu terjadinya
2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan
a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi
b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Berdasarkan Etiologi
1 Saraf Perifer
a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi
b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)
c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Berdasarkan Etiologi
2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Berdasarkan Etiologi
3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Berdasarkan Etiologi
4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Berdasarkan Etiologi
5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Berdasarkan Etiologi
6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Mekanisme
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
1 Perifer
Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada
serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
2 Sentral
Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2
rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh
2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron
nosiseptif kortikal
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri
akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan
akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau
intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants
(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics
Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists
Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr
Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg
Divalproex 10 mg per kg per hari
60 mg per kg
Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg
Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg
Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg
Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-
CatrillaCatrilla
TERIMAKASIH
- PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
- Pendahuluan
- Slide 3
- Slide 4
- Slide 5
- Definisi Nyeri
- Patofisiologi
- Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
- Transmisi dan persepsi nyeri
- Slide 10
- Persepsi nyeri
- Slide 12
- Slide 13
- Karakteristik nyeri akut dan kronis
- Gejala dan tanda
- Slide 16
- Slide 17
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Neuropati
- Nyeri Neurogenik
- Neuralgia
- Neuritis
- Neuropati
- Alodinia
- Hiperalgesia
- Hiperestesia
- Hiperpatia
- Disestesia
- Parestesia
- Analgesia
- Hipoalgesia
- Anestesia
- Hipoestesia
- Anestesia Dolorosa
- Kausalgia
- Nyeri sentral
- Nyeri Neuropatik Perifer
- Nosiseptor
- Stimulus Noksius
- Nilai Ambang Nyeri
- Tingkat Toleransi Nyeri
- Trigger Point
- Tender Point
- KLASIFIKASI NYERI
- Berdasarkan Letak Nyeri
- Slide 46
- Berdasarkan waktu terjadinya
- Slide 48
- Berdasarkan Etiologi
- Slide 50
- Slide 51
- Slide 52
- Slide 53
- Slide 54
- Mekanisme
- 1 Perifer
- 2 Sentral
- Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
- Penatalaksanaan nyeri neuropati
- Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
- Slide 61
-