pleno neuropati
DESCRIPTION
NEUROPATITRANSCRIPT
Group A8: Derciana Br. Sagala (213 210 155) Dian Dwisa Putra N (213 210 157) Revyana Natasia Siregar (213 210 159) Rospinta (213 210 161) Susan Esterlita Sitompul (213210 163) Lidya Siregar (213 210 165) Martina Hutapea (213 210 167) Naomi R.C. Napitupulu (213 210 169) Eviyanti Br Barus (213 210 171) Ichitta Oganov Hutagaol (213 210 171)
PLENO NEUROPATI
AchillesAchilles merupakan tendon pada bagian
belakang tungkai bawah
Pemeriksaan VibrasiPemeriksaan vibrasi merupakan
pemeriksaan gerakan maju-mundur/ getar
Klarifikasi Istilah
Nyeri dan rasa panas seperti terbakar di kedua kaki
Penurunan reflex patella dan Achilles pada kedua kaki
Gangguan sensorik pada pemeriksaan vibrasi, posisi, dan nyeri pada kedua kaki
Pernah muntah darah
Definisi Masalah
Analisa dari nyeri dan rasa panas seperti tebakar di kedua kaki- Gangguan saraf sensorik- Infeksi- Inflamasi- Trauma
Analisa dari penurunan reflex patella dan Achilles pada kedua kaki- Trauma- Gangguan saraf pusat
Analisa dari gangguan sensorik pada pemeriksaan vibrasi, posisi, dan nyeri di kedua kaki- trauma
Analisa dari riwayat pernah muntah darah- kelainan di lambung :
Analisa Masalah
Anamnesis:-Nyeri, rasa panas spt terbakar-Refleks KPR dan APR ↓-Riwayat: sering minum tuak (alcohol) dan pernah muntah darah
Pem. Penunjang:-Ada gangguan terhadap pem. Vibrasi, posisi, dan nyeri
DD:- Neuropati ec alcohol
- Polyneuropati
Pria, 58 tahun
KERANGKA KONSEP
1 Anatomi dan Fisiologi dalam Menentukan Letak dan Luas Gangguan dari Neuropati
2 Patofisiologi Neuropati3 Definisi Neuropati4 Klasifikasi Neuropati5 Klasifikasi Neuropati Menurut Derajatnya6 Etiologi Neuropati7 Penatalaksanaan Neuropati8 Prognosis Neuropati9 Pencegahan Neuropati10 Komplikasi Neuropati11 Penegakkan Diagnosa Neuropati
Learning Objektif
Sistem persarafan terdiri dari neuron dan nerologia yang tersusun membentuk system saraf pusat dan perifer. Sistem saraf pusat itu dibagi menjadi otak dan medulla spinalis sedangkan system saraf tepi merupakan system saraf diluar system saraf pusat yang membawa pesan dan system saraf tepi/ perifer adalah perpanjangan medulla spinalis disebut system saraf spinal.
Sistem saraf cranial terbagi menjadi 12 saraf dan system saraf spinal 31 saraf di tiap saraf tersebut terdapat saraf motorik, sensorik, maupun otonom.
Saraf motorik adalah saraf yang membawa pesan dari otak ke tubuh dan bertanggung jawab terhadap kemampuan bergerak dari bagian tubuh seperti tangan dan kaki
Saraf sensorik adalah saraf yang membawa informasi dari organ (contoh: kulit) ke system saraf pusat dan diproses dalam bentuk sensasi, contohnya: rasa raba, perubahan suhu, dan vibrasi.
Saraf otonom adalah seperti detak jantung, tekanan darah, pernafasan, pencernaan, dan fungsi kandung kemih
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf Perifer
Potensial aksi yang terbentuk di salah satu jenis organ reseptor dihantarkan kearah sentral disepanjang serabut aferen, yang merupakan penonjolan perifer neuron somatosik pertama yang badan sel nya terletak di ganglion radikal dorsalis.
Serabut aferen dari area tubuh tertentu berjalan bersamaan disusunan saraf tepi, saraf tersebut tidak hanya mengandung serabut untuk sensasi superficial dan dalam serabut aferen somatic, tetapi juga serabut aferen otot lurik (serabut eferen somatic) dan serabut yang mensarafi organ dalam, kelenjar keringat, dan otot polos pembuluh darah (serabut aferen visceral dan serabut eferen visceral)
Serabut atau akson semua jenis bergabung bersama di dalam rangkaian selubung jaringan ikat (endononium, perinokornium, dan epinorium) untuk membentuk kabel saraf prenorium juga mengandung pembuluh darah yang menyuplai saraf (vasa nervosum).
Ada beberapa proses patologi yang mengenai serabut saraf, antara lain:1. Degenerasi WallerianTerjadi degenerasi akson dan selubung mielinke arah distal dari lesi. Degenerasi bisa juga keproksimal satu atau dua segmen.
2. Demielinisasi segmentalTimbul bila terjadi lesi pada sel Schwann proses dimulai didaerah nodus ranvier dan meluas tak teratur mengenai segmen-segmen internodus lain.Akson dapat mengalami degenerasi atau tidak terganggu sama sekali.
3. Degenerasi Akson primerDisebut juga dengan aksonopati.Degenarasi akson ini biasanya diikuti oleh demielinisasi segmental yang sekunder.Sering pada uremia,keracunan alkohol,lepra,karsinoma
Patofisiologi
Neuropati adalah gangguan fungsional atau perubahan patologis pada system saraf tepi, kadang terbatas hanya pada lesi non inflamatorik, berlawanan dengan neuritis; etiologinya mungkin diketahui/ mungkin juga tidak. Etiologi yang diketahui meliputi komplikasi penyakit lain (seperti diabetes atau porfiria) atau keadaan toksisitas (seperti keracunan arsenic, isoniazid, timbel, atau nitrofurantoin).
Definisi Neuropati
Neuropati diklasifikasikan menurut:
Onset serangan- Neuropati akut
Misalnya: Polineuropati Idiopatik Akut- Neuropati kronik
Misalnya: Berri-berri, Diabetes Melitus, lepra
Jumlah saraf yang terlibat- Mononeuropati Simpleks- Mononeuropati Kompleks- Polineuropati
Klasifikasi Neuropati
•Letak Lesi-Aksonopati distalMerupakan gangguan pada akson
-MielinopatiMerupakan gangguan pada selubung mielin
-NeuronopatiMerupakan gangguan pada badan sel saraf di cornu anterior, medulla spinalis, atau pada dorsal root ganglion.
Neuropati ringan
Neuropati sedang
Neuropati berat
Klasifikasi Menurut Derajat Keparahan
Beberapa hal yang dapat menyebabkan neuropati antara lain:
Diabetes Terjadi pada 60% pasien dengan diabetes baik tipe 1 atau 2. Salah satu penyebab tersering
dari polineuropati. Risiko neuropati dapat meningkat pada pre diabetes terutama pada sesorang yang sulit mengontrol kadar gula darah.
Penyakit Autoimun
Penyakit autoimun yang sering menyebabkan neuropati perifer adalah systemic lupus eritematosus (SLE), Rheumatoid Arthritis, dan Guillan Bare Syndrome
Penyakit Metabolik
Hipertiroidism dan Amyloidosis merupakan gangguan metabolic yang dapat menyebabkan neuropati perifer
Penyakit Herediter
Beberapa penyakit herediter yang menyebabkan neuropati perifer seperti charcot-Maric Tooth disease (CMT), Dejerine-Sottas syndrome (salah satu jenis CMT tetapi lebih berat dan progresifnya lebih cepat)
Penyakit Infeksi Penyakit Lyme (salah satu jenis penyakit menular pada manusia dan hewan dengan
perantara/vektor berupa kutu), HIV/AIDS, Hepatitis B, kusta
Etiologi
Gangguan Sirkulasi (Iskemik)
Chronic Kidney Disease atau Liver Failure
Trauma atau kompresi dari saraf (merupakan penyebab tersering kerusakan saraf)
Tekanan berlebih saat gerakan berulang missal pada carpal tunnel syndrome
Defisiensi vitamin (khususnya vitamin B)
Penyalahgunaan alcohol
Tumor Paraneoplastik
Keracunan
Obat-obatan kemoterapi untuk pengobatan kanker seperti Vincristine, Taxanes
Perubahan gaya hidup
Mengobati penyebab
Perawatan suportif dan terapi jangka panjang
Pembedahan
Stimulus Spinal Cord
Penatalaksanaan Neuropati
Tergantung penyebab: Pada kasus yang paling baik, saraf yang rusak akan ber-
regenerasi (Kemampuan pemulihan tergantung kerusakan dan umur seseorang dan keadaan kesehatan orang tersebut)
Jika disebabkan keadaan degeneratif seperti penyakit Charcot-Marie-Tooth, kondisi akan bertambah buruk.
Beberapa penyakit dengan neuropati juga bisa berakibat fatal namun penyebab kematian tidak selalu berkaitan dengan neuropati, seperti halnya pada kanker.
Prognosis
Hal-hal yang dapat dilakukan seseorang untuk pencegahan diantaranya:
vaksinasi terhadap penyakit-penyakit yang menyebabkan neuropati seperti polio dan difteri
Pengobatan pada cedera fisik sesegera mungkin dapat menolong mencegah kerusakan saraf yang permanen atau memburuk
Kehati-hatian dalam menggunakan obat-obatan dan bahan-bahan kimia tertentu, sangat disarankan untuk mencegah terpajan terhadap bahan-bahan neurotoksik
Pengendalian penyakit-penyakit kronis seperti diabetes dapat juga mengurangi kemungkinan terjadinya neuropati
Meskipun bukan merupakan tindakan pencegahan, skrining genetik dapat digunakan pada beberapa kondisi yang diwariskan namun tidak secara keseluruhan. Pada beberapa kasus, adanya gen tertentu tidak selalu berarti bahwa orang tersebut akan terkena penyakit tersebut, karena masih dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor-faktor lain yang terlibat.
Pencegahan Neuropati
Komplikasi syaraf DM dikaki dan tungkai bawahNeuropati pada tungkai dan kaki akan terasa didaerah tungkai bawah dan kaki bagian kiri dan kanan, gejalanya mulai dari kesemutan, dan jika parah maka akan terjadi baal atau banyak disebut dengan mati rasa. Kadang-kadang nya terjadi panas, seperti rasa kita terkena cabai pedas. Jika orang merasakan nyeri dengan denyut terus menerus maka bisa sajakan mengganggu tidurnya.
Neuropati pada saluran pencernaanNeuropati pada saluran pencernaan bisa menyebabkan diare dan biasanya akan terjadi pada waktu malam hari. Namun juga ada sebagian orang yang mengalami gangguan konstipasi akibat dari neuropati saluran pencernaan ini.
Neuropati kandung kemihUntuk kandung kemih keluhannya adalah kencing yang tidak lancer, jika tidak diobati dengan baik maka akan timbul infeksi dan rasa sakit pada saluran kandung kemih tsb.
Komplikasi
AnamnesisMelihat durasi untuk mengkatagorikan dimana fase berada:- Akut < 4 minggu- Sub akut 4-12 minggu- Kronik > 12 minggu
Vaskuilitis yang disebabkan oleh mononeuropati hiperakut biasanya terjadi 27-72 jam
Pada neuropati demielinisasi akut/ acute inflammatory demyelinisation progressive (AIDP) didefinisinya memiliki waktu puncak 4 minggu setelah gejala awal, dan jika berkembang hingga 8 bulan disebut kronis.
Penegakan Diagnosa
Pemeriksaan Fisika. Pemeriksaan penyebab kerusakan saraf, seperti: pemeriksaan kekuatan otot, serta bukti adanya kram/ fasikulasi, mengidentifikasikan keterlibatan serat motorik
b. Tindakan evaluasi kemampuan pasien untuk merasakan adanya getaran, sentuhan ringan, posisi tubuh, suhu, dan nyeri akan mengungkapkan adanya kerusakan saraf sensorik dan menentukan jenis saraf yang terlibat.
Pemeriksaan Penunjanga. Pemeriksaan darahMendeteksi adanya diabetes, defisiensi vitamin, disfungsi hati atau ginjal, dan kelainan metabolic lainnya.
b. CT-ScanMendeteksi kerusakan tulang dan pembuluh darah, tumor otak tertentu dan kista, hernia disk, ensefalitis, spinal stenosis (penyempitan saluran tulang belakang), dan gangguan lainnya.
c. Magnetic Resonance Imaging (MRI)Dapat menunjukan kualitas dan ukuran otot, mendeteksi penggantian lemak terhadap jaringan otot, mendeteksi penggantian lemak terhadap jaringan otot, dan menentukan apakah suatu saraf telah mengalami kompresi.
d. Elektromiograf (EMG)Dievaluasi dengan memasukan jarum halus ke dalam otot untuk membandingkan jumlah aktivitas listrik yang ada pada saat otot mengalami istirahat dengan terjadi kontraksi
e. Kecepatan Konduksi Saraf (NCV)Berfungsi mengukur tingkat kerusakan pada serabut saraf yang lebih besar dan membedakan apakah gejala tersebut disebabkan oleh degenerasi selubung myelin atau akson.
Pasien berusia 58 tahun menderita neuropati dengan tipe polineuropati et
causa alcohol
Kesimpulan
Attention
Thank You for your