1. pendahuluan 1.1 latar belakang masalah...dengan menggelar kesenian ini pada saat karnaval hari...
TRANSCRIPT
Universitas Kristen Petra
1
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Lumajang merupakan salah satu kabupaten yang terletak di pesisir selatan
bagian timur Provinsi Jawa Timur. Yakni berbatasan dengan Kabupaten Malang
dan Kabupaten Probolinggo, terdapat rangkaian Pegunungan Bromo-Tengger-
Semeru, dengan puncaknya Gunung Bromo (2.392 m) dan Gunung Semeru (3.676
m). Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa. Bagian Timur yang
ber-relief rendah menjadikan Lumajang memiliki banyak wisata Pantai seperti
Pantai Bambang, Watu Pecak, Watu Godeg dan Watu Gedeg. Di lingkaran
pegunungan semeru terdapat daerah piket nol yang menjadi puncak tertinggi di
lintas perbukitan selatan berdekatan dengan Goa Tetes yang eksotis. Di Daerah
Sumber Mujur juga terdapat Kawasan Hutan Bambu di sekitar mata air Sumber
Deling yang merupakan kawasan pemuliaan dan pelestarian aneka jenis tanaman
bambu yang menjadi habibat bagi kawanan kera dan ribuan kelelawar.
Kabupaten Lumajang terkenal dengan kesenian traditionalnya yaitu Jaran
Kencak. Entah sejak kapan keberadaan kesenian ini mulai bermula tidak ada data
yang jelas tentang itu, namun dilihat dari ornamen kostum serta ilustasi musik dan
lagunya sudah bisa di pastikan bahwa kesanian ini tumbuh dan berkembang pesat
di kabupaten Lumajang. Jaran Kencak sangat indah sekali, kuda itu berjoget tiada
henti, dengan mengangguk-nganggukkan kepalanya dan menggoyang-goyangkan
pinggulnya mengikuti irama gamelan.
Pertunjukan Kuda Kencak ini pada awalnya merupakan suatu tradisi yang
dilakukan masyarakat Lumajang ketika mengadakan hajatan di pedesaan. Ketika
anaknya melakukan khitanan, dimana setelah melakukan khitanan sang anak di
naikan ke kuda kemudian di arak keliling. Kesenian ini di awali dengan ritual
yang dinamakan Ludrukan atau sambutan pembukaan yang dilakukan oleh si
pemilik Paguyuban Kuda Kencak, Kuda Kencak itu didandani seperti halnya
kudanya raja jaman dahulu, indah sekali begitu juga dengan anak yang akan
menungganginya didandani layaknya pangeran, Ludrukan itu dimulai dengan
ditiupnya seruling yang memang khusus dibuat untuk gamelannya Kuda Kencak,
suaranyapun khas sekali. Sambutan ini ditembangkan atau dilagukan seperti
Universitas Kristen Petra
2
halnya tembang-tembang Jawa biasanya. Setelah itu anak-anak penunggang kuda
kencak dinaikkan keatas pelana kudanya masing-masing. Terhitung ada 6 kuda
dan enam penunggang di antraksi itu, pawang kuda mulai membaca mantra, dan
aneh kuda itu menari-nari mengikuti irama gamelan yang ditabuh oleh para kru,
istilah jawanya kuda itu mulai kencak, karena itulah dinamakan Kuda Kencak.
Kuda itupun menari dengan cara manggut-manggut dan menggoyangkan
pinggulnya, sangat bagus sekali tariannya dan terkesan seksi. Setelah itu kuda
kencak itu pun diarak kerumah saudara dan teman yang sudah ditunjuk oleh tuan
rumah.
Untuk bisa tampil atraktrif, kuda–kuda kencak ini dilatih khusus untuk
melakukan gerakan tarian, berputar–putar sambil mengangkat kedua kakinya.
Tinggal menunggu perintah saja, jaran–jaran ini sudah berkencak–kencak.
Pertunjukan Jaran Kencak ini, biasanya juga berfungsi sebagai tradisi pelepasan
nadzar bagi seseorang dengan tata cara dan perilaku secara turun-menurun.
Sedangkan, alat musik yang digunakan diklasifikasikan menjadi dua yaitu
seperangkat gamelan Jawa yang digunakan saat berada di arena dan seperangkat
Gamelan.
Walaupun kesenian jaran kencak merupakan potensi karya seni budaya
yang paling menonjol di Kabupaten Lumajang pada masanya. Dan merupakan
suatu tradisi yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Lumajang terdahulu.
Namun, kesenian ini juga mengalami masa redup pada jaman modern saat ini,
ketika tidak ada perhatian sedikitpun untuk mengembangkannya dari generasi saat
ini. Dan juga karena perkembangan jaman, dimana masuknya kebudayaan asing
yang masuk Indonesia dan mempengaruhi masyarakat Indonesia. Akibatnya,
kesenian ini sempat mulai ditinggalkan dan berganti dengan kesenian temporer
seperti orkes dangdut dan lainnya. Dan jika kesenian Jaran Kencak ini tidak ada
peminatnya, maka para penari Jaran Kencak dan para pemain akan kehilangan
pekerjaannya.
Universitas Kristen Petra
3
Modernitas telah membutakan mata generasi muda saat ini dari
kebudayaan traditional dan primitif, seperti yang penulis kutip dari
santidwihapsari.blogspot yang menyatakan bahwa “faktanya dari waktu ke waktu
minat rakyat, salah satunya adalah pemuda semakin berkurang terhadap budaya
Indonesia, terutama dalam seni tradisional. Saat ini, generasi muda lebih suka
mempelajari dance dibandingkan tarian daerah, mendengarkan musik barat atau
lagu korea dibandingkan mendengarkan musik yang memiliki unsur tradisional,
dan mempelajari alat musik moderen dibandingkan belajar alat musik tradisional.”
Demikian juga dengan kesenian Jaran Kencak yang belum begitu dikenal oleh
kebanyakan kalangan anak muda di Lumajang, berdasarkan survey awal yang
penulis lakukan terhadap kalangan anak SMP dan SMA kota Lumajang. Namun,
sejalan dengan perkembangan jaman pada saat ini, dimana kesenian traditional
menjadi primadona kesenian daerah, maka pemerintahan setempat juga mulai
melestarikan Jaran Kencak ini dengan mulai menampilkan Jaran Kencak ini pada
acara atau even-even terhormat seperti acara penyambutan tamu kehormatan,
acara kirab budaya, dan sebagainya, dan mengangkat Jaran Kencak sebagai ikon
kota.
Gambar 1.1.Upaya pemerintah Lumajang dalam melestarikan Jaran Kencak
dengan menggelar kesenian ini pada saat karnaval Hari Jadi kota Lumajang.
Namun generasi mudanya masih ada yang belum tahu tentang seni Jaran
Kencak ini dan belum tergerak untuk ikut berpartisipasi melestarikan kesenian ini.
Maka dari itu, ada beberapa pilihan media yang bisa mendukung pelestarikan
kesenian Jaran Kencak ini, salah satunya adalah dengan fotografi, untuk
memperkenalkan seni Jaran Kencak ini dan mengajak masyarakat muda
Universitas Kristen Petra
4
Lumajang untuk bersama-sama melestarikan kesenian ini, agar tidak punah.
Hingga menjadi salah satu kesenian asli Indonesia, dan menjadi ikon kota
Lumajang sendiri dan tetap menjadi tradisi yang di lakukan oleh masyarakat
Lumajang. Hingga selain kesenian jaran ini tetap eksis dan berkembang, tetapi
juga meningkatkan pendapatan kota Lumajang sebagai kota kesenian dan kota
pariwisata lewat kesenian jaran kencak ini.
Fotografi di Indonesia sangat berkembang dan paling banyak diminati oleh
masyarakat Indonesia, tentunya juga pada kalangan anak muda kota Lumajang,
sehingga dengan fotografi diharapkan bisa memperkenalkan seni ini dan
mengajak kalangan muda-mudi kota Lumajang untuk ikut berpartisipasi
melestarikan kesenian ini. Selain itu media foto lebih mudah untuk di akses dan
mudah untuk digunakan dan di dapatkan, dibandingkan dengan media film yang
membutuhkan beberapa alat bantu, untuk mengakses film tersebut. Dilihat dari
banyaknya orang yang seringkali bosan pada saat menonton acara seperti ritual
yang terlihat monoton, dan lama. Terkadang kebanyakan dari mereka tidak sabar
untuk menunggu akhir dari film tersebut, dan akhirnya mereka pergi sebelum
menyelesaikan video/film yang sedang di putar. Sedangkan dengan fotografi
orang bisa melihat foto tersebut dengan melakukan aktivitas seperti dengan jalan-
jalan. Karna foto memiliki daya tarik sendiri yang bisa membuat orang untuk
berhenti sebentar dan melihat sesuatu yang ada pada foto tersebut. Fotografi juga
memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu foto mampu memiliki kekuatan pesan
dan isi yang ingin disampaikan, dan memperlihatkan keadaan sesungguhnya,
sehingga orang yang melihat foto itu, mereka dapat menyimpulkan arti dari
sebuah foto tersebut. Dan dengan adanya partisipasi dari masyarakat kota
Lumajang untuk ikut melestarikannya, maka kesenian Jaran Kencak akan terus
beratraksi dan tidak menjadi punah, karena dengan adanya pengunjung berarti
mereka datang melihat dan mendukung pelestarian dan pengembangan kesenian
traditional ini. Dan dengan fotografi juga, gambar yang dihasilkan bisa di
aplikasikan di berbagai media seperti buku, postcard, kalender, poster,dll.
Maka dipililah esai fotografi, agar foto yang di ambil dapat bercerita.
Penggunaan esai fotografi sebagai salah satu sarana media penyampaian pesan
yang ingin disampaikan, yang dapat menceritakan kehidupan sehari-hari dan
Universitas Kristen Petra
5
segala aktivitas dari kesenian Jaran Kencak tersebut. Sehingga dengan esai
fotografi Jaran Kencak bisa mendukung pelestarian seni Jaran Kencak ini.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka masalah yang diuraikan
adalah sebagai berikut:
- Bagaimana merancang esai fotografi sebagai penunjang pelestarian seni Jaran
Kencak Lumajang agar bisa mengajak generasi muda Lumajang untuk ikut
berpartisipasi melestarikan Jaran Kencak?
1.3. Batasan Lingkup Perancangan
Supaya masalah ini menjadi jelas, maka permasalahan yang perlu dikaji
perlu di batasi sebagai berikut:
- Objek yang akan dibahas adalah kesenian Jaran Kencak di Lumajang.
- Lokasi pengamatan survey dilakukan di kota Lumajang pada bulan February-
Mei 2013.
- Target audience dari perancangan ini umumnya adalah anak muda dari berbagai
kalangan sosial ekonomi, baik laki-laki maupun perempuan berumur 15-30 tahun
1.4. Tujuan perancangan
Tujuan perancangan ini adalah sebagai berikut :
- Merancang esai fotografi sebagai penunjang pelestarian seni Jaran Kencak
Lumajang agar bisa mengajak generasi muda Lumajang untuk ikut
berpartisipasi melestarikan Jaran Kencak.
1.5. Manfaat perancangan
1.5.1 Bagi Mahasiswa
Untuk menambah baerbagai macam informasi tentang kesenian yang ada
di Indonesia sehingga, dapat memberikan pengetahuan serta wawasan baru
bagi mahasiswa.
1.5.2 Bagi Institusi (Keilmuan DKV)
Universitas Kristen Petra
6
Melalui karya fotografi ini di harapkan untuk bidang studi DKV, menjadikan
karya fotografi ini sebagai acuan atau contoh dalam proses belajar mengajar,
khususnya di bidang fotografi
1.5.3 Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat umum agar lebih mengenal lagi kesenian asli Indonesia,
sehingga diharapkan dapat berpartisipasi dalam menjaga dan melestarikan
kesenian tersebut agar tidak hilang dengan berkembangnya jaman.
1.6. Definisi Operasional
a. Fotografi
Fotografi adalah proses membuat gambar dengan menggunakan cahaya
pada zat atau media yang peka cahaya. Gambar yang terekam pada zat atau media
tersebut adalah pantulan cahaya yang mengenai objek. Sehingga gambar yang
dihasilkan oleh kamera sama persis dengan objek yang tersinari oleh cahaya.
Kesamaan objek dengan benda yang dipotret tergantung pula dengan lensa yang
di gunakan (Craven 3).
b. Esai Fotografi
Esai Fotografi adalah semu narasi dalam bentuk sekumpulan foto yang di
rangkaikan dalam 1 topik tertentu. Esai foto yang lengkap terdiri dari headline,
naskah dan pengaturan tata letak yang saling mendukung. Semua akan menunjang
pemahaman ide cerita yang di inginkan.
c. Penunjang
Pendukung sesuatu yang sedang dilaksanakan, untuk di upayakan menjadi
berhasil.
d. Pelestarian
Pelestarian adalah upaya dinamis untuk mempertahankan keberadaan
Cagar Budaya dan nilainya dengan cara melindungi, mengembangkan, dan
memanfaatkannya. (Pasal 1 Angka 22 UU Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar
Budaya).
Universitas Kristen Petra
7
e.Seni
Seni berasal dari kata “Sani” yang artinya “Jiwa Yang Luhur / Ketulusan
Jiwa”. Dalam bahasa Inggris dengan tulisan “Art” (artificial) yang artinya adalah
barang atau karya dari sebuah kegiatan. Jadi senia dalah kemampuan membuat
sesuatu dalam hubungannya dengan upaya mencapai suatu tujuan yang telah
ditentukan oleh gagasan tertentu .
f.Jaran
Jaran merupakan bahasa Jawa dengan arti Kuda yang merupakan makluk
hidup.
g.Kencak
Kencak merupakan tarian, dimana tarian yang mengguanakan kaki.
Menggerakan kaki secara bergantian sesuai irama gendang.
1.7. Metode Perancangan
1.7.1 Metode Pengumpulan Data
1.7.1.1 Data Primer
Merupakan data yang di peroleh secara langsung dari objek penelitian
perorangan, kelompok, atau organisasi.
a. Metode Observasi
Pengamatan secara langsung terhadap kehidupan sehari-hari dari seorang
nara sumber Jaran Kencak sampai kepada pertunjukan kesenian ini. Selain
itu juga dilakukan pengamatan terhadap masyarakat Lumajang sendiri
sebagai pendukung dari seni pertunjukan Jaran Kencak guna mendapatkan
data yang di inginkan, berkaitan dengan permasalahan yang di teliti.
b. Metode Interview atau Wawancara
Wawancara akan dilakukan langsung dengan nara sumber yang berkaitan
langsung dan yang mengetahui seluk beluk dari seni pertunjukan Jaran
Kencak. Wawancara dilakukan pada saat pertunjukan seni Jaran Kencak
sedang berlangsung maupun dengan mengadakan wawancara langsung
dengan nara sumber, menteri kesenian, dalang jaran kencak, dan para
pemain/penari jaran kencak.
Universitas Kristen Petra
8
Wawancara dilakukan untuk memperoleh keterangan lebih dalam lagi dan
lengkap mengenai kesenian Jaran Kencak beserta kehidupan masyarakat di
sekitarnya.
c. Dokumentasi
Pengumpulan data yang dilakukan dengan merekam dalam bentuk audio,
dan juga foto-foto. Dokumentasi dilakukan dengan tujuan agar data yang
di peroleh tidak hilang dan dapat dilihat atau didengar lagi pada saat
pengolahan data.
1.7.1.2 Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dalam bentuk yang tersedia melalui
publikasi dan informasi yang dikeluarkan oleh bernagai organisasi atau
perusahaan termasuk majalah jurnal.
a. Cetak atau Kepustakaan
Pengumpulan data melalui studi pustaka untuk mendapatkan sumber
tertulis/tercetak, yakni surat kabar, buku-buku, jurnal, laporan penelitian,
makalah, brosur. Selain untuk melengkapi data, studi pustaka juga
berfungsi untuk memperdalam pengertian konsep-konsep dalam penelitian
yang sesuai dengan permasalahan yang di angkat.
b. Internet
Melalui media internet diharapkan menemukan hal-hal baru yang dapat
menginspirasi. Dan mengetahui apa yang sedang terjadi pada saat ini, juga
informasi lain yang sedang terjadi pada saat ini, juga informasi lain yang
diperlukan.
Dalam perancangan ini, pengumpulan dengan metode observasi,
wawancara, dan kepustakaan merupakan metode utama yang akan di gunakan,
sedangkan metode lainnya digunakan sebagai media pendukung
Universitas Kristen Petra
9
1.7.2 Instrument/Alat Pengumpulan Data
- Buku
- Alata Tulis
- Alat perekam (handphone yang bisa merekam)
- Kamera
- Komputer
1.8. Metode Analisa data
Analisa Kualitatif
Dalam perancangan ini metode yang di gunakan untuk menganalisa data
yang di peroleh adalah analisa kualitatif, analisa kualitatif pada dasarnya
mempergunakan pemikiran logis, analisa dengan logika, dengan induksi, deduksi,
analogi, komparasi, dan sejenis itu. Menganalisa data yang di peroleh melalui
wawancara secara langsung maupun tidak langsung dan obserfasi bersifat
deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh fakta-fakta yang terkait dengan objek
penelitian atau perancangan. Nantinya data yang telah di kumpulkan sebelumnya
menghasilkan data naratif berupa kesimpulan.
Penelitian kualitatif walaupun memiliki dominasi dari pemahaman dan
pengembangan pengertian mengenai suatu kajian, maka tetap harus
menghindarkan kesan subjektivitas yang berlebihan terhadap sesuatu. Dalam hal
ini maka pengamat berupaya untuk berlaku objectif dan netral terhadap subjek
penelitian sehingga tidak menggangu keabsahan data yang di peroleh.
1.9. Konsep Perancangan
Beberapa foto yang akan ditampilkan sebagai point utama dalam karya,
nantinya akan dijadikan menjadi sebuah buku foto yang menjadi media
pendukung dan petunjuk dari foto-foto tersebut. Di dalam foto tersebut nantinya
akan berisi foto esai secara keseluruhan dari sebuah cerita yang akan di sampaikan
kepada para target audience yang diharapkan dapat memberikan sesuatu yang
berbeda dan menarik dengan menampilkan kehidupan sehari-hari dari seoramg
tokoh dari Jaran Kencak ini sampai pada acara pementasan dari seni Jaran
Kencak, maka diharapkan akan dapat menampilkan seni pertunjukan Jaran
Universitas Kristen Petra
10
Kencak yang menarik dan juga unik bagi masyarakat Indonesia, khususnya bagi
kota Lumajang.
Target audience yang dimaksud adalah sebagai berikut:
• Segi Demografis
Target audience dari perancangan ini umumnya adalah anak muda dari
berbagai kalangan sosial ekonomi, baik laki-laki maupun perempuan,
berumur antara 15-30 tahun.
• Segi Geografis
Target audience yang berdomisili di kota Lumajang dan daerah-daerah
sekitarnya.
• Segi Psikografis
Target audience yang dimaksud disini adalah audience yang masih dalam
tahap pembelajaran, tertarik pada kesenian traditional, aktif, dan dinamis.
• Segi Behaviral.
Target audience yang suka beraktifitas, menyukai dunia seni budaya serta
selalu mencari tahu mengenai perkembangan seni budaya di Indonesia,
khususnya di Lumajang.
Universitas Kristen Petra
11
10. Skematika Perancangan
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Batasan Ruang Lingkup Masalah
Tujuan Perancangan
Manfaat Perancangan
Definisi Operasional
Metode Perancangan
Mencari Data Menganalisa Data
Analisa Data
Konsep Media
Konsep Desain
Thumbnail Tight Tissue
Art Work