03-kuliah transportasi kota
DESCRIPTION
KotaTRANSCRIPT
KEBUTUHAN TRANSPORTASI
PERKOTAAN
DISAMPAIKAN
OLEH
DR. IR. SOFYAN M. SALEH, MSC.ENG
MANAJEMEN PRASARANA PERKOTAAN
MAGISTER TEKNIK SIPIL
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
PERMASALAHAN
• Kota sebagai pusat kegiatan jasa dan distribusi, sehingga banyak
terjadi pergerakan dalam keseharian.
• Tidak sedikit dana yang dibutuhkan untuk penanganan infrastruktur,
disisi lain banyak biaya terbuang percuma karena masalah macet
dan lain sebaginya.
• Petumbuhan kendaraan meningkat tajam, sementara pertumbuhan
prasarana dan sarana angkutan umum berjalan di tempat dan
cendrung menurun.
• Keterbatasan dana pemerintah untuk pemeliharaan dan
penanganan prasarana perkotaan, sehingga diperlukan pemikiran
untuk memanfaatkan moda angkutan umum (seperti Bus, kereta
api dan moda air) agar beban jalan raya dapat dikurangi.
• Kurang optimalnya pemanfaatan angkutan umum, baik dari sudut
kajian maupun operasional dan penambahan rute, sehingga
masyarakat perkotaan cenderung menggunakan angkutan pribadi.
Latar Belakang Masalah
Angkutan Umum Massal ??
vs
Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan
Contoh Kota CURITIBA (BRAZIL)
PERTANYAANNYA ADALAH
• Berapa besar pengaruh supply prasarana dan sarana transportasi perkotaan terhadap pergerakan masyarakat perkotaan (demand) dan biaya transportasi yang dikeluarkan oleh pengguna bila dibandingkan dengan kondisi saat ini (eksisting),
• Berapa besar penghematan biaya transportasi dengan penerapan sistem transportasi perkotaan secara massal baik terhadap prasarana maupun sarananya dan total biaya transportasi yang harus dikeluarkan setiap tahun oleh pengguna dan penyedia jasa.
• Dengan skenario sistem transportasi perkotaan secara multimoda, maka perlu dilakukan optimasi perencanaan jaringan prasarana transportasi perkotaan (moda jalan raya dan kereta api) untuk menentukan prioritas penanganannya karena keterbatasan anggaran dan untuk keberlanjutan prasarana dan sarana transportasi perkotaan (sustainable urban transportation infrastructures).
Klasifikasi Kebutuhan Transportasi Perkotaan
Hutchinson (1974) telah mengklasifikasikan kebutuhan akan
perjalanan perkotaan menjadi lima kategori utama:
• Perjalanan di sepanjang rute melingkar yang difokuskan di kawasan
perdagangan utama (CBD)
• Perjalanan di sepanjang rute melingkar (outer ring road)
• Perjalanan di antara di dalam kawasan setempat
• Perjalanan di dalam CBD
• Perjalanan yang menghubungkan pusat kegiatan utama
Spektrum sistem transport umum berdasarkan sistem
rute dan penjadualan (Guenther, 1971)
KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN TRANSIT
PERKOTAAN
• Kapasitas angkut-penumpang rute transit perkotaan adalah jumlah maksimum orang yang dapat diangkut melalui suatu tempat selama periode waktu tertentu, pada keadaan operasi yang diketahui, tanpa mengalami keterlambatan yang berlebihan, bahaya, atau batas, dan dengan kepastian yang lumayan
• Kapasitas angkut penumpang biasanya kurang tepat untuk dipakai mengukur ketimbang kapasitas angkut kendaraan. Kapasitas angkut-kendaraan merupakan ukuran jumlah kendaraan maksimum yang dapat melewati satu titik selama periode waktu yang diketahui dikalikan dengan jumlah penumpang maksimum yang dapat diangkut oleh setiap kendaraan.
• Sebagai contoh, kapasitas orang di lajur jalan bebas hambatan dengan lalulintas bus dan mobil pada keadaan arus yang ada dapat dihitung sebesar
Cp = f'Ob + [(1800 – 1,51)0m]
dengan
f' = jumlah bus per jam
0b = tingkat-tumpangan bus
0m = tingkat-tumpangan mobil
Cp = kapasitas orang (orang/jam)
Lajur jalan bebas hambatan dengan f' = 28, 0b= 45, dan 0m = 1,25 akan memiliki kapasitas sebesar
Cp = 28 x 45 + [(1800 – (28 x 1,5)]1,25 = 3457 orang/jam
Klasifikasi Transportasi Penumpang Berdasarkan Jenis
Penggunaan
Jenis/Karakteristik Penggunaan Pribadi Untuk Disewakan Angkutan Umum atau Bersama
Peruntukan bersama Ketersediaan
pelayanan Penyedia pelayanan
Penentuan rute, Penentuan jadual-
waktu, biaya-harga
Transpor pribadi
Pemilik
Pengguna
Penyerapan Pengguna
Paratransit
Umum
Angkutan
Pengguna
Sewa tetap
Pengguna
Transit
Umum
Angkutan
Ongkos tetap
Jenis Angkutan Individu Kelompok
Moda Mobil
Sepeda Motor
Sepeda
Berjalan Kaki
Mobil-patungan
Minibus-patungan
Taksi
Mobil sewaan
Tumpangan-panggilan
(jitney)
Bus carter
Transit jalan (bus, trem)
Transit semi-cepat
Transit cepat
Daerah operasi optimum
Densitas Kawasan
Rute
Waktu
Keperluan perjalanan
Rendah-sedang
Tersebar
Luar jam-sibuk
Rekreasi
Belanja
bisnis
Asal: Rendah
Tujaun : Tinggi
Radial
Sibuk saja
Kerja saja
Rendah
Kapan saja
Bekerja
Bisnis
Tinggi-medium
Tersebar
Kapan saja
Bekerja
Bisnis
Kapasitas Jaringan
Kapasitas jaringan transit dapat dihitung dari persamaan berikut:
CV = 3600R/h = 3600R/D+tC
CP = nScv (3600nSR)/D+tC
dengan
cv = kendaraan/jam per jalur (maksimum)
cp = orang/jam per jalur (maksimum)
h = interval antara kendaraan yang berurutan (detik)
tc = jarak antara kendaraan berurutan (detik)
D = waktu diam di perhentian utama (detik)
S = penumpang per kendaraan
n = kendaraan per satuan (n = 1 untuk bus; n = 1 hingga 11 untuk kereta api)
R = faktor pengurangan untuk waktu diam dan keragaman kedatangan = 0,833 untuk operasi bus pada jalan-jalan kota
Jika g = waktu hijau (detik) dan C = waktu siklus (detik) untuk transit yang berjalan pada jalan dengan lampu lalulintas maka :
CP = (g/C)3600nSR/(g/C)D+tC
Transit – A
- B
- C
Jalan - E
- F
Biarkan saja
Ekonomi
Keuangan
Tata-guna Lahan
Lingkungan
Industri
Pengguna
Teknis
Industri transit
I
II
III
Masyarakat Perkotaan
dan
Prasarana Transportasi
Kekurangan
Transportasi Pengguna Para
Pengambil
Keputusan
Politisi
Warga yang
Kena Dampak
Kelompok
Berkepentinga
n
Khusus
Masalah Usulan
Teknik-teknik
Staf
Jadual kerja
Pelaksanaa
n
Gabungan Alternatif untuk Sistem Transit
PENJEMPUTA
N
PINGGIRAN
KOTA
PELAYANAN
ANGKUT
JALUR
DISTRIBUSI
PUSAT KOTA
Rute tetap terpadu
Pengumpul rute
tetap
Pengumpul bus-
panggilan
Pengumpul taksi
Parkir dan
Tumpang atau
berjalan kaki
Bus permukaan
konvensional
Jalan bus
Kereta api ringan
Kereta api berat
Terminal transit
pusat
Rute yang
tumpang-tindih
Sistem sirkulasi
terpisah
Rute dan jaringan
• Captive
• Choice
Jenis pelayanan
• Rute tetap (tidak ada penyimpangan) digunakan apabila
pelayanannya tetap, baik itu dalam hal waktu maupun ruang dan
apabila dibutuhkan kapasitas tinggi. Bus dan Kereta Api
• Rute tanggapan-atas-permintaan (penyimpangan penuh terhadap
waktu). Penyedia jasa dapat melayani apabila tidak ada tugas untuk
menjalani rute resmi, pengemudi dapat menanggapi permintaan ini
di sepanjang lintasannya. Bus Pariwisata,
POLA JARINGAN JALAN
Kisi
Radial
Circle-radial Teritorial
Komponen Pengestimasian Dampak Transportasi
Usulan Jalan Propinsi :
Kab. Aceh Utara-Kab. Bener Meriah
Usulan Jalan Propinsi:
Kab. Pidie Jaya (Meureudu)-Geumpang-Meulaboh
Usulan Jalan Propinsi:
Kab. Tamiang-Kab. Gayo Lues
PKN
PKW
PKL
Jl. Nasional
Jl. Provinsi
Renc Jl. P Baru
RTRWP-2007
Usulan Peningkatan Jalan Propinsi:
Kab. Tamiang-Kab. Gayo Lues
Usulan Peningkatan Status Jalan Propinsi:
Kab. Pidie Jaya (Meureudu)-Geumpang-Meulaboh
Usulan Peningkataan Jalan Propinsi:
Kab. Aceh Utara-Kab. Bener Meriah
PKN
PKW
PKL
Jl. Nasional
Jl. Provinsi
Renc Jl. P Baru
PKSN
RTRWN-2009
Hirarki Fungsional Sistem Jaringan Transportasi
Fungsi akses
ruang/lahan
Fungsi m
obilitas/
aru
s lalu
linta
s
Sistem Jaringan
Lokal
Sistem Jaringan
Kolektor
Sistem Jaringan
Arteri
Sistem transportasi sebagai sistem infrastruktur, secara fungsional harus diselenggarakan
untuk memenuhi fungsi 2 utama, yakni:
1. Fungsi akses: jaringan transportasi harus mampu menyediakan akses bagi ruang
kegiatan secara cukup dan merata di semua wilayah pelayanannya.
2. Fungsi mobilitas: jaringan transportasi harus tersedia secara cukup untuk meng-
akomodasi dan meneruskan pergerakan orang/barang antar wilayah secara efisien.
Case Study : North-East Corridor of road network in Aceh Province
Malahayati – A. Besar
Sabang – Kota Sabang
KR.Geukueh - Lhokseumawe
Kuala Langsa
Susoh – A. Barat Daya
Singkil – A. Singkil
Tapaktuan – A. Selatan
Sinabang - Simeulu
Meulaboh – A. Barat
Belawan- Medan
North-East Corridor
Midst Corridor
South-West Corridor
railway
18
1802
1801
1101
11
21
1
2
8
801
10
1001
901
9
1803 903
2102
2101
1003
5
501
21031103
200220
2001
1401
14
503
2003
1403
22
2202
2203
6016
170117
13
1301
4
401
102
19
1902
16
1601
1602
702
701
7
15
1501
1202
12
1201
302
3
301
202
201
2201
1804
1805905 1005
2104
2105 1105
505
2004
2005
1405
2204
2205
19011904
1604
704
1204
304
204
101
104
502
1002
Lintas Timur
Lintas Tengah
Lintas Barat
Rencana Highway Lintim NAD
Lintas Ja lan
Lintas Kereta Api
Lintas Laut
Lintas Term ina l
Centroid Connector
Sim pul Rencana Highway
Sim pul Ja lan
Sim pul KA
Sim pul Laut
Sim pul Term ina l
Centroid
:
:
:
:
:
:
:
:
:
::
:
KETERANGAN
Ket. Pengembangan jaringan
HW-1 = Renc. Highway segmen 1 (B. Aceh -Sigli)
HW-2 = Renc. Highway segmen 2 (Sigli-L’Seumawe)
HW-3 = Renc. Highway segmen 3 (L’Seumawe-Perlak)
HW-4 = Renc. Highway segmen 4 (Perlak-Bts Sumut)
KA-1 = Revit’lsi Jln KA segmen 5 (B. Aceh-Sigli)
KA-2 = Revit’lsi Jln KA segmen 6 (Sigli-Bireuen)
KA-3 = Revit’lsi Jln KA segmen 7 (Bireuen-L’Seumawe)
KA-4 = Revit’lsi Jln KA segmen 8 (L’Seumawe-Perlak)
KA-5 = Revit’lsi Jln KA segmen 9 (Perlak-Langsa) KA-6 = Revit’lsi Jln KA segmen 10 (Langsa-Bts Sumut)
HW-1
HW-2
HW-3
HW-4
KA-1 KA-3
KA-2
KA-5
KA-4
KA-6
Jaringan transportasi eksisting dan rencana pengembangan
jaringan multimoda di provinsi NAD
TERIMA KASIH DAN WASSALAM